PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun oleh: UMI KHOIRUL UMAH NIM 062411008
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
Dra. Nur Huda, M.Ag Nusa Indah III/106 Ngaliyan Semarang Ari Kristin P., SE., M.Si Jl. Taman Jeruk II Bukit Jatisari Permai A.9 no.7 Mijen
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lam Hal
: 4 (empat) eksemplar : Naskah Skripsi a.n. Sdi. Umi Khoirul Umah Kepada Yth. Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Assalamualaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : Umi Khoirul Umah Nim : 062411008 Jurusan : Ekonomi Islam Judul : PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi Pada LAZ DPU DT Cabang Semarang) Dengan ini, mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera di munaqosahkan. Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 30 Nofember 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Nur Huda, M.Ag NIP.19690830 199403 2 003
Ari Kristin P., SE., M.Si NIP. 19800128 20080 1 101
ii
PENGESAHAN Skripsi saudara : Umi Khoirul Umah NIM : 062411008 Judul : PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang) Telah dimunaqasahkan oleh dewan penguji Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus dengan predikat cumloude/baik/cukup pada tanggal : 22 Desember 2011 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata I (S1) dalam ilmu Syari’ah jurusan Ekonomi Islam tahun akademik 2011/2012. Semarang, 22 Desember 2011 Dewan penguji Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
DR. H. Ahmad Izzudin, M.Ag NIP. 19720512 199903 1 003
Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag NIP. 19690830 199403 2 003
Penguji I,
Penguji II,
Drs. H. Muhyiddin, M.Ag NIP.19550228 198303 1 003
Drs. H. Hasyim Syarbani, MM NIP. 19570913 198203 1 002
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag NIP. 19690830 199403 2 003
Dr. Ali Murtadho, M.Ag NIP. 19710830 199803 1 003
iii
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya….. ( Al Baqarah 282)
iv
ABSTRAK Zakat merupakan faktor utama dalam pemerataan harta benda dikalangan umat Islam, karena Dana zakat diambil dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan bagi orang yang kekurangan. Sehingga sebuah lembaga amil zakat harus mempunyai sistem akuntansi zakat yang baik yaitu dengan membuat laporan keuangan yang transparan dan baik sesuai dengan PSAK No. 109 mengenai standar akuntansi zakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi zakat yang digunakan pada Lembaga Amil Zakat Dompet Peduli Umat Darut Tauhid (LAZ DPU DT) Cabang Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu menganalisis serta mendeskripsikan penerapan akuntansi terhadap laporan keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Peduli Umat Darut Tauhid (LAZ DPU DT) Cabang Semarang. yang meliputi analisis terhadap Pengakuan, Pengukuran, Pengungkapan dan Pelaporannya kemudian dibandingkan dengan PSAK No. 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infaq/Shadaqah. Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan akuntansi zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang menggunakan metode cash basic atau basis kas yaitu pencatatan dari seluruh transaksi hanya dilakukan pada saat mengeluarkan kas dan menerima kas, sedangkan laporan keuangan yang sebaiknya diterapkan oleh para pengelola organisasi zakat mengacu kepada PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat dan infaq/shadaqah. Akun-akun yang tercantum dalam PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat dan infaq/shadaqah lebih terperinci dan tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan akuntansi organisasi pengelola zakat. Dan Bentuk laporan keuangan yang dibuat LAZ DPU DT Cabang Semarang adalah, laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dan penggunaan dana. pada saat ini laporan keuangannya belum menggunakan neraca. Sedangkan sebuah laporan keuangan menurut PSAK No. 109 menggunakan lima laporan keuangan yaitu: neraca, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan perubahan asset kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
v
PERSEMBAHAN Kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya kepada penulis Kepada Nabi Muhammad SAW Skripsi ini penulis persembahkan untuk: -
Bapak dan ibunda tercinta (Mashuri dan Mukhayatun) yang tiada henti mencurahkan kasih sayang, doa, dan nasehatnya kepada anak-anaknya.
-
Kakak-kakak tersayang (Ekaning Tyas Santi, Mustaghfir, Priyo Raharjo, Devi Maharani, dan Umi Khoirun Nisa’) yang selalu memotivasi penulis dalam pembuatan skripsi ini.,
-
Serta keponakan-keponakan yang lucu-lucu (Nabyla Niswah Q, Daffa Fathin TF, dan Akmal Taqy SQ, Aqila Fathania A) yang selalu menghibur penulis setiap saat.
-
Teman-teman dan sahabat-sahabatku, ana, ani, alvu, aan, nikmah, ahad, titin, mila, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis yang selalu memberi support, motivasi serta masukan kepada penulis.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, November 2011 Deklarator,
Umi Khoirul Umah 062411008
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat kepada kita semua hamba-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk sekalian alam. Tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses-proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah Walisongo Semarang serta Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III. 3. Bapak Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Ketua Program Studi Ekonomi Islam dan Bapak Nur Fathoni, M.Ag selaku sekretaris Program Studi Ekonomi Islam serta segenap dosen yang telah membimbing penulis selama ini. 4. Ibu Dra. Nur Huda, M.Ag dan Ibu Ari Kristin P., SE., M,Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini. 5. Kedua orangtuaku, terimakasih atas do’a-do’anya setiap hari untukku serta dukungan baik material maupun immaterial. Akhirnya, semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada mereka, amien. Dengan kerendahan hati penulis mohon maaf, dan semoga tulisan ini bermanfaat Wassalamualaikum Wr. Wb. Semarang, 30 November 2011 Penulis,
Umi Khoirul Umah
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... vi HALAMAN DEKLARASI................................................................................ vii HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. viii HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ ix HALAMAN TABEL ......................................................................................... xii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Perumusan Masalah .........................................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................
7
D. Tinjauan Pustaka..............................................................................
7
E. Metodologi Penelitian ......................................................................
9
F. Sistematika Penulisan....................................................................... 11 BAB II: PEMBAHASAN UMUM A. Konsep Zakat.................................................................................... 14 1. Pengertian Zakat........................................................................... 14 2. Dasar Hukum Zakat ..................................................................... 15 3. Muzaki dan Mustahiq...................................................................... 17
ix
4. Tugas Amil Zakat ............................................................................ 18 5. Hikmah dan Fungsi Zakat ............................................................... 19 6. Macam-Macam Zakat ..................................................................... 20 B. Konsep Akuntansi Zakat .................................................................. 26 1. Pengertian Akuntansi Zakat ............................................................ 26 2. Akun dalam Sistem Akuntansi Lembaga Amil Zakat .................... 32 3. Laporan Keuangan Zakat, Infaq dan Shadaqah .............................. 43 BAB III: GAMBARAN UMUM LAZ DPU DT CABANG SEMARANG A. Gambaran Umum LAZ DPU DT Cabang Semarang ....................... 48 1. Profil LAZ DPU DT Cabang Semarang ......................................... 48 2. Visi, Misi dan Motto LAZ DPU DT Cabang Semarang ................. 49 3. Program Kerja LAZ DPU DT Cabang Semarang ........................... 50 4. Struktur Organisasi LAZ DPU DT Cabang Semarang ................... 53 5. Sumber Dana yang Terdapat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang55 B. Sistem Pengumpulan, Pendistribusian, dan Pendayagunaan Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang .......................................................... 55 1. Pengumpulan ZIS LAZ DPU DT Cabang Semarang ..................... 55 2. Pendistribusian dan Pendayagunaan ZIS LAZ DPU DT Cabang Semarang ................................................................................................ 57 C. Akuntansi Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang................. 60 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi Zakat .................................................................. 95 B. Analisis Akuntansi Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang.... 101
x
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................. 109 B. Saran ........................................................................................... 110 C. Penutup ....................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Nisab Zakat Unta.......................................................................... 24 Tabel 2.2 : Nisab Zakat Sapi ......................................................................... 25 Tabel 2.3 : Nisab Zakat Kambing ................................................................. 25 Tabel 2.4 : Perbedaan Prinsip Akuntansi Konvensional dan Syariah ............ 29 Tabel 2.5 : Akun Dana Zakat dan Infaq .......................................................... 32 Tabel 2.6 : Formulir Bukti Penerimaan ZIS .................................................... 37 Tabel 2.7 : Akun Dana Shadaqah .................................................................... 39 Tabel 2.8 : Akun Penyaluran Berdasarkan Program ..................................... 41 Tabel 2.9 : Akun Berdasarkan Asnaf ............................................................. 42 Tabel 2.10 : Neraca ........................................................................................... 44 Tabel 2.11 : Laporan Perubahan Dana .............................................................. 44 Tabel 2.12 : Laporan Perubahan Aset Kelolaan................................................ 46 Tabel 3.1 :
Perkembangan dan Persebaran Anggota Misykat ........................ 51
Tabel 3.2 : Penyaluran Beasiswa Prestatif ..................................................... 52 Tabel 3.3 : Sumber Dana atau Penerimaan dana tahun 2010 ......................... 56 Tabel 3.4 : Laporan Penyaluran Dana Tahun 2010 ........................................ 58 Tabel 3.5 : Contoh Jurnal LAZ DPU DT Semarang ...................................... 62 Tabel 3.6 : Contoh Buku Besar LAZ DPU DT Semarang ............................. 68 Tabel 3.7 : Contoh Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana pada LAZ DPU DT Semarang tahun 2010.................................................... 93
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrument pemerataan pendapatan khususnya masyarakat muslim Indonesia, yaitu institusi zakat, infaq, shadaqah (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam, dan secara kultural kewajiban zakat berinfaq, dan shadaqah di jalan Allah SWT telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat muslim. Secara substantif, zakat, infaq dan shadaqah adalah bagian dari mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan. Dana zakat diambil dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan bagi orang yang kekurangan, namun zakat tidak dimaksudkan memiskinkan orang kaya. Hal ini disebabkan karena zakat diambil dari sebagian kecil hartanya dengan beberapa kriteria tertentu dari harta yang wajib dizakati. Oleh karena itu, alokasi dana zakat tidak bisa diberikan secara sembarangan dan hanya dapat disalurkan kepada kelompok masyarakat tertentu. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No. 109, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
1
2
(mustahiq).1 Ditinjau dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, (numuw) dan bertambah (ziyadah), jika diucapkan zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafaqah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah jika diberkati. Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci). Allah SWT. Berfirman:2 Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu”. (QS. As Syam :9).3 Sedangkan zakat menurut istilah atau syara’, berarti hak yang wajib (dikeluarkan dari) harta. Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan, “mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orangorang
yang
berhak
menerimanya
(mustahiq-nya).
Dengan
catatan,
kepemilikan itu penuh dan mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.4 Kedudukan kewajiban zakat dalam Islam sangat mendasar dan fundamental. Begitu mendasarnya sehingga dalam Al-Quran seringkali kata zakat dipakai bersamaan dengan kata shalat, yang menegaskan adanya kaitan komplementer antara ibadah shalat dan zakat. Jika shalat berdimensi vertikal– ketuhanan perintah zakat dalam Al-Quran sering disertai dengan ancaman yang tegas. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga, merupakan instrumen 1
Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK NO. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 2 Al zuhayli wahbah, zakat kajian berbagai mazhab, Bandung: Rosdakarya, 2008, hlm. 82. 3 Yayasan penyelenggara penterjemah /pentafsir Al qur’an,Al qur’an dan terjemahan, hlm. 1064 4 Al Zuhayli Wahbah, op. cit. hlm. 83
3
utama dalam ajaran Islam, yang berfungsi sebagai distributor aliran kekayaan dari tangan the have kepada the have not. Ia merupakan institusi resmi yang diarahkan untuk menciptakan pemerataan dan keadilan bagi masyarakat, sehingga taraf kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan. Pelaksanaan zakat secara efektif adalah melalui organisasi pengelola zakat. Dalam Bab III Undang-Undang No. 38 tahun 1999, dikemukakan bahwa organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat (pasal 6) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7) yang dibentuk oleh masyarakat.5 Maka zakat merupakan ibadah yang berdimensi horizontal-kemanusiaan. Allah SWT. Berfirman:
Artinya: ….. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapatkan) siksaan yang pedih. Pada hari dipanaskanya emas dan perak itu di neraka jahannam. Dengannya dahi mereka dibakar. Kemudian kepada mereka dikatakan, “Inilah harta bendamu yang kalian simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan. (QS. At taubah:34-35)6 Menurut DR. H. Surahman Hidayat, MA, Pengawas Syariah Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), potensi zakat sebenarnya sangatlah besar, bahkan bisa mencapai Rp 20 Triliun jika bisa diberdayakan. Namun, potensi ini masih belum dimaksimalkan, sebab hingga saat ini zakat hanya bisa 5 6
Keputusan Menteri Agama (KMA), tentang Pengelolaan Zakat UU No. 38 Tahun 1999 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir Al Qur’an, Al Qur’an dan Terjemah, hlm.283
4
mencapai sekitar Rp 900 Miliar. Bayangkan, jika potensi ini bisa dimanfaatkan dan adanya kesadaran kolektif masyarakat untuk membayar zakat, maka kemiskinan bisa teratasi.7 Lembaga zakat harus menggunakan pembukuan yang benar dan siap diaudit oleh akuntan publik, jika Lembaga zakat belum menerapkan akuntansi zakat. Akibatnya, ada masalah dalam audit laporan keuangan lembaga amil zakat tersebut. Padahal, audit merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Manajemen pengeluaran dana cukup sederhana. Pengurus menset sistem akuntansi sebagaimana jiwa dan harapan surat Al baqarah ayat 282, memberikan laporan periodik dan transparan, melakukan penyaksian dengan melakukan periksaan audit, oleh orang independen misalnya akuntan publik. Sehingga pengeluaran dana yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan baik kepada umat maupun kepada Allah SWT. hal ini sangat dijaga oleh Islam.8 Karena dalam penutup Surat At-Taubah dinyatakan bahwa, “…Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Dan Maha Mengetahui,” dan juga firman Allah SWT dalam surat al baqarah 282:
7
http://www.blogger.com/postdit.g?blogID=7888079844016114163&postID=1619467452248 629919-ftn4 8 Harahap, Sofyan safri, Manajemen Masjid, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1993, hlm. 64
5
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya…”9 Pernyataan ayat tersebut hendak menegaskan bahwa dalam mengelola zakat harus memiliki akuntabilitas dan transparansi. Artinya, semua proses diatas harus benar-benar dilakukan secara bertanggung jawab. Allah akan mendengar keluhan para mustahiq yang seharusnya menerima bagian, tapi tidak menerimanya. Allah juga mendengar keluhan para muzaki yang telah menitipkan hartanya untuk disalurkan kepada para mustahiq tapi belum disalurkan. Karena itu, menjadi penting bagi lembaga pengelola zakat untuk bisa menyusun laporan keuangan yang baik dan transparan.10Akan tetapi masih banyak BAZIS dan LAZIS yang belum menggunakan akuntansi zakat, terutama badan amil zakat yang beroperasi dalam lingkup desa/kelurahan atau masjid, mereka masih menggunakan akuntansi konvensional. Padahal sudah dikeluarkan PSAK no.109 tentang akuntansi zakat. Dari fenomena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penerapan akuntansi zakat yang dilakukan lembaga pengelolaan zakat, tidak mungkin rasanya kewajiban zakat tersebut dapat diwujudkan dengan optimal tanpa adanya pengelolaan yang baik termasuk didalamnya pencatatan (fungsi akuntansi) yang menjamin terlaksananya prinsip keadilan terhadap pihak-pihak yang terlibat baik oleh lembaga amil zakat maupun badan amil zakat. 9
Yayasan penyelenggara penterjemah /pentafsir Al qur’an, Al qur’an dan terjemahan, hlm.70-71 10 http://www.forumzakat.net/index.php?act=viewartikel&id=64
6
Penulis akan meneliti mekanisme pengelolaan zakat pada Lembaga Amil Zakat Dompet Peduli Umat Darut Tauhid (LAZ DPU DT) Cabang Semarang yang ada di jl. Dr. Wahidin FH G8 Jatingaleh Candisari Semarang, dimana LAZ DPU DT Cabang Semarang ini merupakan salah satu Lembaga Pengelola Zakat yang berada di Semarang, LAZ ini berdiri tahun 2004 yang mana cabang dari LAZ DPU DT Bandung yang didirikan oleh K.H Abdullah Gymnastiyar. LAZ DPU DT Cabang Semarang ini menghimpun dana dari warga masyarakat Semarang dan tidak menutup kemungkinan dari luar warga Semarang, ini merupakan salah satu dana potensial yang dapat digunakan untuk menekan tingkat kemiskinan khususnya yang ada di daerah Semarang. Dari sinilah penulis akan menganalisis apakah Lembaga Amil Zakat Dompet Peduli Umat Darut Tauhid (LAZ DPU DT) Cabang Semarang menerapkan sistem pencatatan dan pelaporan akuntansi yang benar. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul “PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang)”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka, yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan akuntansi zakat pada Lembaga Amil Zakat Dompet Peduli Umat Darut Tauhid (LAZ DPU DT) Cabang Semarang.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dalam peneliti ini adalah: Untuk mengetahui penerapan akuntansi zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang. . Manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mampu memberikan pemahaman mengenai pengelolaan zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang. 2. Mampu memberikan tambahan pengetahuan mengenai akuntansi zakat serta penerapannya di dunia akademis serta badan pengelolaan zakat. 3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut. 4.
Lebih memperkenalkan akuntansi zakat di dunia akademis.
D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama membahas materi ini, pembahasan mengenai zakat telah banyak ditulis oleh banyak ulama dan pakar zakat di Indonesia. Termasuk dalam pembahasan konsep akuntansi zakat yang telah dijelaskan oleh Arif Mufraini dalam bukunya yang berjudul “ Akuntansi dan Manajemen Zakat”, bahwa terdapat seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang dapat dijadikan alat
8
pendekatan kesempurnaan ibadah untuk menentukan dan menghitung kewajiban zakat malnya dengan tingkat kepatutan dan kehati-hatian.11 Hal yang serupa juga dibahas oleh Mursyidi dalam bukunya “Akuntansi Zakat Kontemporer” bahwa akuntansi zakat kekayaan merupakan suatu proses pengakuan (recognition) kepemilikan dan pengukuran (measurement) nilai suatu kekayaan yang dikuasai oleh seorang muzakki untuk tujuan penetapan nisab zakat kekayaan yang bersangkutan dalam rangka perhitungan zakatnya. 12 Mahmudi dalam bukunya yang berjudul SISTEM AKUNTANSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT membagi sistem dan prosedur akuntansi menjadi empat yaitu: Sistem dan prosedur penerimaan kas, Sistem dan prosedur pengeluaran kas, Sistem dan prosedur Akuntansi asset tetap, Sistem dan prosedur Akuntansi selain kas.13 Dikalangan mahasiswa sendiri zakat menjadi tema dalam skripsi Dahlia Heryani. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dengan judul “Studi Penerapan Akuntansi Zakat pada Lembaga Amil Zakat Studi Kasus pada LAZ PT. Semen Padang dan LAZIS UII”, skripsi ini membahas penerapan akuntansi zakat pada LAZ PT. Semen Padang dan LAZIS UII sebelum adanya psak 109. Sedangkan dalam penelitian skripsi ini yang berjudul “PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA Lembaga Amil Zakat (Studi pada LAZ DPU
11
Mufraini,M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: kencana, 2006, hlm. 17 Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer,Bandung: Rosdakarya, 2003, hlm. 107 13 Mahmudi, Se, M.Si., Ak, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Yogyakarta: P3EI, 2009, hlm. 20 12
9
DT Cabang Semarang)” penulis akan membahas mengenai pengelolaan zakat, namun akan lebih fokus pada penerapan akuntansi zakat di Lembaga Amil Zakat DPU DT Cabang Semarang. E. Metodologi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penyusunan menggunakan metode penelitian kualitatif yang meliputi: 1. Sumber Data a. Data Primer Adalah data yang dapat dari sumber pertama baik individu maupun perseorangan. Data tersebut diperoleh langsung dari objek atau sumber utama,14 yaitu dari LAZ DPU DT Cabang Semarang, dan data tersebut didapatkan dengan cara wawancara. b. Data Sekunder Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak yang lainnya. Adapun data sekunder ini meliputi buku atau dokumentasi yang berkaitan dengan masalah, pendapat para ahli hukum dan laporanlaporan hasil penelitian.15 2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Langsung Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. 14 15
Azwar Saefudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 91 Ibid, hlm. 91
10
Dalam arti luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak lansung.16 Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung mengenai proses akuntansi zakat yang diterapkan di LAZ DPU DT Cabang Semarang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti bagaimana cara penerapan akuntansi zakat yang diterapkan di LAZ DPU DT Cabang Semarang. b. Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.17 Interview adalah sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dengan dua orang atau lebih yang berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat yang lain dan mendengarkan suaranya, merupakan alat pengumpul informasi langsung untuk berbagai jenis data sosial baik yang terpendam maupun yang manifes.18 Untuk memperoleh informasi secara langsung tentang keadaan LAZ DPU DT Cabang Semarang, adapun model wawancaranya dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada pegawai LAZ DPU DT Cabang Semarang. c. Dokumentasi
16
Sutrisno, Hadi, Metodologi Research, jilid 2,Yogyakarta: Andi Offset, 2004, hlm. 151 Moleong. Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2009, hlm. 186 18 Ibid, hlm. 217 17
11
Dokumen adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. 19 Penelitian ini juga akan diperkaya dengan dokumen yang menginformasikan tentang proses penelitian, seperti buku-buku tentang zakat dan buku-buku laporan administratife tentang program kerja dan data lainnya tentang LAZ DPU DT Cabang Semarang. 3. Analisis Data Analisis data yang akan dilakukan terdiri atas deskripsi dan analisis isi. Deskripsi peneliti akan memaparkan data-data atau hasil-hasil penelitian melalui tehnik pengumpulan data di atas. Dari semua data yang terkumpul, kemudian penulis analisis dengan menggunakan metode deskripsi, dengan analisis kualitatif. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Dalam hal ini, penulis menganalisis serta menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di LAZ DPU DT cabang Semarang, terutama dalam menggambarkan bagaimana penerapan akuntansi zakat pada LAZ DPU DT cabang Semarang. F. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah
19
Moleong. Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2009, hlm. 217
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka E. Metodologi Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II: PEMBAHASAN UMUM A. Konsep Zakat B. Konsep Akuntansi Zakat BAB III: GAMBARAN UMUM LAZ DPU DT CABANG SEMARANG A. Gambaran Umum LAZ DPU DT Cabang Semarang B. Sistem Pengumpulan, Pendistribusian, dan Pendayagunaan Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang C. Akuntansi Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi Zakat B. Analisis Akuntansi Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup
BAB II PEMBAHASAN UMUM A. Konsep Zakat 1.
Pengertian Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
al-barakatu „keberkahan‟,
al-namaa
„pertumbuhan
dan
perkembangan‟, al-thaharatu „kesucian‟ dan ash-shalahu „keberesan‟. Sedangkan secara istilah zakat ialah nama pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu, dan untuk diberikan kepada golongan tertentu.1 Allah berfirman dalam surat At Taubah 103:
Artinya : ”Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakatitu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka .Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.” (QS. At Taubah:103)2 Infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat. Infaq ada yang wajib dan ada yang sunah. Infaq wajib diantaranya adalah zakat, kafarat, dan nadzar. Sedangkan Infaq sunah diantaranya adalah infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana alam, dan infaq kemanusiaan. Menurut PSAK No.109, infaq/shadaqah adalah harta
1
Mujahidin Ahmad, Ekonomi Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2007, hlm. 7 Yayasan penyelenggara penterjemah /pentafsir Al qur‟an, Al qur’an dan terjemahan, hlm. 297-298 2
13
15
yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi .3 Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakirmiskin, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan, tanpa paksaan, tanpa batasan jumlah, kapan saja dan berapapun jumlahnya. Shadaqah ini hukumnya adalah sunah, bukan wajib. Karena itu, untuk membedakannya dengan zakat yang hukumnya wajib, para fuqaha menggunakan istilah shadaqah tathawwu’ atau ash shadaqah an nafilah. Zakat merupakan rukun Islam terpenting setelah sholat, zakat dan sholat
dijadikan
sebagai
perlambang
keseluruhan
ajaran
Islam.
Pelaksanaan sholat melambangkan hubungan seseorang dengan Allah SWT. sedangkan pelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia. 2.
Dasar Hukum Zakat Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta yang bersifat mengikat dan bukan anjuran. Kewajiban tersebut berlaku untuk seluruh umat yang baligh atau belum, berakal atau gila. Dimana mereka sudah memiliki sejumlah harta yang sudah masuk batas nisabnya, maka wajib dikeluarkan harta dalam jumlah tertentu untuk diberikan kepada mustahiq zakat yang terdiri dari delapan golongan. Landasan kewajiban zakat disebutkan dalam Al Qur‟an dan Sunah:
3
Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008
16
a. Al Qur‟an Didalam Al Qur‟an Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat, diantaranya dalam Surat Al Baqarah ayat 43: Artinya:” Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”4 Surat at Taubah ayat 103: Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.5 Surat al Baqarah ayat 282: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya…”6 Surat An Nisa‟ ayat 58:
4
Al Qur‟an dan terjemah, op. cit. hlm. 16 Ibid, hlm. 297-298 6 Ibid, hlm. 70-71 5
17
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.7 b. Hadits Hadits Rasulullah SWA menyatakan:
ٵنﺘﻌﺑﺪﺍﷲﻻﺗﺸﺮﻚﺑﻪﺸﻴﺌﺎﻮﺗﻗﻴﻢﺍﻠﺻﻼﺓﺍﻠﻤﻜﺗﻮﺑﺔﻮﺗﺅﺪﻱﺍﻠﺰﻜﺎﺓﺍﻠﻔﺮﻮﺿﺔ ﻮﺗﺻﻮﻢﺮﻤﺎﻦ Artinya: “Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya, mendirikan sholat, menunaikan zakat yang di fardhukan, dan berpuasa di bulan Ramadhan.”(HR Bukhori)8 Kemudian dalam hadits yang lain juga dijelaskan, ketika Rasulullah SAW mengutus mu‟adz bin jabal ke daerah yaman. Beliau bersabda kepadanya:
ﺍﻋﻠﻤﻬﻢﺃﻦﺍﷲﺇﻓﺘﺮﺾﻋﻠﻴﻬﻡﺼﺪﻗﺔﺘﻮﺀﺨﺬﻤﻦﺃﻏﻨﻴﺎﺌﻬﻡﻓﺗﺭﺪﻋﻠﻰﻓﻗﺭﺍﺌﻬﻡ Artinya: “….jika mereka menuruti perintahmu untuk itu, ketetapan atas mereka untuk mengeluarkan zakat, beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah SWT. mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan zakat yang diambil dari orang-orang kaya dan 7 8
428
Ibid, hlm 128 Imam Abi Abdillah,” Shahih Bukhori juz 1” Darul Kutub Al Ilmiyah”, Berut Libanon: hlm.
18
diberikan lagi kepada orang-orang fakir diantara mereka….”(HR Bukhori)9 c. Ijma' Ulama khalaf (kontemporer) maupun ulama salaf (klasik) telah sepakat bahwa zakat wajib bagi umat muslim dan bagi yang mengingkari berarti telah kafir dari Islam. 3.
Muzaki dan Mustahiq Muzaki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.10 Sedangkan mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.11 Adapun yang berhak menerima zakat yaitu ada delapan golongan diantaranya, fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharim, fissabilillah, dan ibnu sabil. Sesuai dengan firman Allah SWT: “ Sesungguhnya zakat- zakat itu hanya disalurkan untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, mualaf, memerdekakan budak, orang yang berhutang (gharim), fi sabilillah, dan orang-orang yng sedang dalam perjalanan (musafir) sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah SWT. sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”. (QS. At Taubah : 60)12
4.
Tugas Amil Zakat Secara ekonomi, zakat berfungsi sebagai lembaga jaminan sosial dan salah satu instrumen untuk mengentaskan kemiskinan, pemerataan pendapat dan mempersempit kesenjangan antar kelompok kaya dan
9
Ibid, hlm. 427 Keputusan Menteri Agama (KMA), UU No. 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, 11 Ibid, 12 Yayasan penyelenggara penterjemah /pentafsir Al qur’an,Al qur’an dan terjemahan, hlm. 10
288
19
miskin. Dengan lembaga amil zakat kelompok lemah dan kekurangan tidak lagi merasa khawatir terhadap kelangsungan hidupnya, karena substansi zakat merupakan mekanisme yang menjamin kelangsungan hidup mereka ditengah masyarakat, sehingga mereka merasa hidup ditengah masyarakat yang beradab, memiliki nurani, kepedulian dan tradisi saling tolong. Sedangkan secara politis, zakat dapat mempengaruhi kemampuan sebuah komunitas Negara dalam melangsungkan hidupnya. Dengan uraian diatas maka, zakat dapat membentuk integrasi sosial yang kokoh serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat. Tugas pokok amil zakat adalah: 1)
Memberikan garis-garis kebijakan umum Badan Amil Zakat.
2) Mengesahkan rencana kerja dari badan pelaksan dan komisi pengawas. 3) Mengeluarkan fatwa syariah baik diminta maupun tidak berkaitan dengan hokum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus badan amil zakat. 4) Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada badan pelaksana dan komisi pengawas baik diminta maupun tidak. 5) Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja badan pelaksana dan komisi pengawas. 6) Menunujuk akuntansi publik.13 Sedangkan sistem pengelolaan LAZ sendiri harus memiliki berbagai unsur dalam menciptakan pengelolaan yang baik seperti, memiliki sistem prosedur dan aturan yang jelas, manajemen terbuka, mempunyai rencana kerja, memiliki komite penyaluran, memiliki sistem 13
131
Hafiduddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm.
20
akuntansi dan manajemen keuangan, diaudit, publikasi, dan perbaikan terus – menerus. 5.
Hikmah dan Fungsi Zakat Hikmah zakat adalah menambah keumanan kepada Allah SWT,
mensyukuri nikmatNya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.14 Fungsi zakat menurut Sayyid Quthb adalah: a) Zakat sebagai asuransi sosial (al ta’min al ijtima’iy) dalam masyarakat Muslim. Nasib manusia tidak konstan pada satu kondisi saja. Adakalanya, orang yang wajib membayar zakat pada masa tertentu karena memiliki kekayaan yang banyak, pada masa berikutnya ia malah termasuk orang yang berhak menerima zakat karena musibah yang membuatnya miskin. b) Zakat juga berfungsi sebagai jaminan sosial (al dhaman al ijtima’iy), karena memang ada orang-orang yang selama hidupnya belum memiliki kesempatan mendapatkan rezeki melimpah, karena itu orangorang Islam lain berkewajiban membantu mencukupi kebutuhan hidupnya.15 6.
14 15
Macam-macam Zakat
Ibid, hlm.10 Sofyan safri, Manajemen Masjid, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,1993, hlm. 64
21
Zakat dibagi menjadi dua yaitu zakat Nafs (jiwa), dan zakat mal (harta) adapun pengertiannya sebagai berikut: a) Zakat Nafs (jiwa) atau zakat fitrah adalah zakat untuk mensucikan diri. Zakat ini dikeluarkan dan disalurkan pada saat bulan Ramadhan sebelum tanggal 1 Syawal, zakat ini berbentuk bahan pangan atau makanan pokok. b) Zakat Mal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta, apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat.16 Zakat mal mempunyai sifat ma’lumiyah (ditentukan). Artinya syariat Islam telah menjelaskan volume , batasan, syarat, dan ketentuan lainnya sehingga dapat memudahkan bagi orang muslim untuk mengetahui kewajibannya.17 Hal ini ditujukan oleh para muzaki yang ingin mengeluarkan sebagian dari harta mereka sehingga mereka tidak melarikan diri dari kewajiban untuk membayar zakat, untuk itu konsep akuntansi yang meyusun ketentuan umum cara menghitung aset zakat harus bisa mendefinisikan dan mengklasifikasikan aset-aset wajib zakat. Husaen Sahatah dan Yusuf Qardhawi membagi kategori zakat dengan sembilan kategori yaitu zakat binatang ternak, zakat emas dan perak, zakat kekayaan dagang, zakat hasil pertanian, zakat madu dan produksi hewan, zakat barang tambang dan hasil laut, zakat investasi pabrik, zakat pencarian (profesi), dan zakat saham dan obligasi. 18 Akan
16
Juanda, Gustian, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006, hlm.18 17 Mufraini,M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: kencana , 2006, hlm .52 18 Ibid, hlm. 53
22
tetapi pada dasarnya para ulama-ulama mengkategorikan harta yang kena zakat adalah binatang ternak, emas dan perak, barang dagangan, harta galian, dan hasil pertanian. Dari pembahasan tersebut maka para muzaki harus menentukan dan menghitung zakat yang disusun perkategori, menyesuaikan dengan aset kekayaan yang harus dikeluarkan zakatnya menurut UU pengelolaan zakat No.38 Tahun 1999 bab IV tentang pengumpulan zakat pasal 11 Ayat 2. Seperti dalam bukunya Arif Mufraini yang menyatakan bahwa tahapan ketentuan umum dalam menentukan dan menghitung aset wajib zakat adalah sebagai berikut: 1. Manentukan aset wajib zakat yang beragam pada akhir tahun baik berupa barang maupun pendapatan. 2. Menentukan kategori aset wajib zakat untuk kemudian menghitung nilai aset yang disesuaikandengan harga pasar. 3. Menentukan dan menghitung total pengeluran. 4. Menghitung sumber aset wajib zakat. 5. Mengacu besaran nisab pada ketentuan kategori aset wajib zakat. 6. Membuat neraca perbandinganantara jumlah sumber zakatyang telah ditentukan dengan nisab yang telah ditentukan. 7. Menentukan volume persentase zakat yang merujuk kepada ketentuan dari kategori aset wajib zakat yang sudah ditentukan. 8. Menghitung tarif zakat dengan mengalihkan sumber aset wajib zakat dengan volume persentase zakat.19 Berikut adalah jenis atau kategori zakat mal: A. Zakat Perdagangan Zakat perdagangan adalah komoditas yang diperjualbelikan.20 Zakat yang dikeluarkan bisa berupa barang ataupun uang, agar para muzaki mempunyai keleluasaan untuk memilih sesuai dengan kondisi yang dipandang lebih mudah. Komoditas perdagangan ini termasuk dalam 19 20
Ibid, hlm. 54-55 Ibid, hlm. 58
23
kategori kekayaan bergerak (moveble asset) yang harus dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 dari nilainyapada akhir haulatau sama dengan 2,5%.21 B. Zakat Profesi Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja yang menguras otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang.22 Seperti gaji, upah, honorarium dan yang lainnya serta pendapatan kerja profesi yang telah melampaui batas ketentuan nisab. Dimana kewajiban untuk zakat profesi di Indonesia telah ditentukan sesuai dengan UU No. 17 tahun 2000 yang diberlakukan mulai tahun 2001 tentang pajak penghasilan adalah sebesar 2,5% dari penghasilan. 23 C. Zakat Pertanian dan Perkebunan Pertanian adalah semua hasil pertanian yang ditanam dengan menggunakan bibit biji-bijian yang hasilnya dapat dimakan oleh manusia dan hewan, sedangkan perkebunan adalah buah-buahan yang berasal dari pepohonan atau umbi-umbian.24 Contoh hasil pertanian adalah semua hasil pertanian dab perkebunan yang ditanam masyarakat secara umum seperti padi, jagung, tebu, buah-buahan, sawit, kapas, sayur-mayur, dan lainnya. Dalam zakat pertanian dan perkebunan ini tidak disyaratkan haul, karena ketika perkembangan sempurna atau panen pada saat itulah wajib
21
Ibid, hlm. 60 Ibid, hlm. 73 23 Ibid, hlm. 76 24 Ibid, hlm. 80 22
24
zakat.25 Untuk volime zakat pertanian dan perkebunan ditentukan dengan sistem pengairan yang diterapkan untuk pertanian maupun perkebunan tersebut adalah sebagai berikut: a) Apabila lahan yang irigasinya ditentukan oleh curah hujan maka zakatnya 10% (1/10 ) dari hasil panen pertanian. b) Apabila lahan yang irigasinya menggunakan alat yang beragam (bendungan irigasi), maka zakatnya adalah 5% (1/20) dari hasil panen. c) Apabila pengairan pada setengah periode lahan melalui curah hujan dan setengahnya melalui irigasi, maka zakatnya 7,5% dari hasil panen.26 D. Zakat Properti Produktif Properti produktif adalah aset properti yang diproduktifkanuntuk meraih keuntunganatau peningkatan nilai materil dari properti tersebut. 27 Contoh properti produktif adalah rumah sewaan dan usaha angkutan transportasi. Dan kewajiban zakat properti produktif ini adalah menurut ahli fikih modern sebesar 10% dari hasil bersih, sedang menurut Dr. Sauqi Ismail Sahatah adalah sebesar antara 5% dan 7,5% dari total bersih.28 E. Zakat Binatang Ternak
25
Mahmud, Al Ba‟ly Abdul Al hamid, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan keuangan Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 32 26 Mufraini, Op cit, hlm. 84 27 Ibid, hlm. 88 28 Ibid, hlm. 90
25
Binatang ternak adalah binatang yang dipelihara labih dari haul yang ditentukan. Ternak tetap tidak terlepas dari pemberian makanan. 29 Sebagian besar ahli fikih Islam sepakat bahwa zakat binatang ternak diwajibkan pada semua jenis binatang ternak baik yang dikenal pada masa kenabian ataupun tidak. Binatang ternak diantaranya adalah unta, sapi, kambing dan binatang sejenis lainnya. Tabel dibawah ini menjelaskan nisab zakat dan seberapa banyak yang harus dikeluarkan pada tiap jenis. Tabel 2.1 Nisab Zakat Unta Nisab 5 ekor 10 ekor 15 ekor 20 ekor 25 ekor 36 ekor 46 ekor 61 ekor 76 ekor 91-120
Banyak zakat yang harus dikeluarkan Tidak ada yang dikeluarkan kecuali telah mencapai 5 ekor unta 1 ekor domba 2 ekor domba 3 ekor domba 4 ekor domba Binta Makhad, yaitu unta betina yang berumur 1 tahun masuk tahun ke-2 atau ibn labun, yaituunta jantan yang berumur 2 tahun masuk tahun ke-3 Binta labun, yaitu unta betina yang berumur 2 tahun masuk tahun ke-3 Hiqqah, yaitu unta betina yang berumur 3 tahun masuk tahun ke-4 Jaz’ah, yaitu unta yang berumur 4 tahun masuk tahun ke-5 2 ekor Binta labun 2 ekor Hiqqah
Sumber: Mahmud Al Ba‟ly Abdul Al Hamid, Ekonomi Zakat, 2006, hlm. 37
Tabel 2.2 Nisab Zakat Sapi Nisab 30 ekor 40 ekor 60 ekor 70 ekor 80 ekor 90 ekor 100 ekor 29
Banyak zakat yang harus dikeluarkan Tidak ada yang dikeluarkan, kecuali telah mencapai 30 ekor sapi Tabi’, yaitu sapi yang berumur 1 tahun Musannah, yaitu sapi yang berumur 2 tahun 2 ekor Tabi’ jantan atau betina 1 ekor Musaannah dan 1 ekor Tabi’ jantan 2 ekor Musannah 3 ekor Tabi’ jantan 1 ekor musannah dan 2 ekor Tabi’ jantan
Mahmud, Al Ba‟ly Abdul Al hamid, hlm. 29
26
110 ekor 120 ekor
2 ekor Musannah dan Tabi’ jantan 3 ekor Musannah dan 4 ekor Tabi’ jantan
Sumber: Mahmud Al Ba‟ly Abdul Al Hamid, Ekonomi Zakat, 2006, hlm. 37
Tabel 2.3 Nisab Zakat Kambing Nisab 40-120 121-200 201-400 400 ekor
Banyak zakat yang harus dikeluarkan Tidak ada yang wajib dikeluarkan, kecuali setelah mencapai 40 ekor 1 ekor domba 2 ekor domba 3 ekor domba 4 ekor domba
Sumber: Mahmud Al Ba‟ly Abdul Al Hamid, Ekonomi Zakat, 2006, hlm. 38 F. Zakat Barang Tambang dan Hasil Laut Barang tambang adalah sesuatu yang dikeluarkan dari dalam perut bumi, sedang hasil laut adalah sesuatu hasil eksploitasi dari kedalaman laut, sungai, dan samudera lepas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.30 Contoh hasil tambang adalah seperti emas, perak, besi dan yang lainnya, sedang yang hasil laut seperti mutiara, dan ikan paus. Untuk banyak dan sedikitnya pendapatan hasil tanbang dan hasil laut dikembalikan kepada kondisi sosial dan kesejahteraan muzaki sendiri dan muzaki mempunyai keleluasaan untuk menentukan hal tersebut, kemudian jumlah hasil tambang tersebut ditambahkan dengan keuntungan bersih yang dihasilkan sepanjang tahun kemudian barulah zakatnya dikeluarkan sebanyak 2,5%. 31 G. Zakat Perusahaan
30 31
Mufraini, op cit, hlm.109 Ibid, hlm. 113
27
Zakat perusahaan adalah zakat yang diambil dari sebuah usaha yang diorganisir sebagai sebuah kesatuan resmi, setiap perusahaan di bidang barang (hasil industri/pabrikasi) maupun jasa dapat menjadi wajib zakat.32 Nisab dan persentase zakat perusahaan dianalogikan dengan aset wajib zakat kategori komoditas perdagangan, yaitu senilai nisab emas dan perak yaitu 85 gram emas sedangkan persentase volumenya adalah 2,5% dari aset wajib zakat yang dimiliki perusahaan.
B. Konsep Akuntansi Zakat 1. Pengertian Akuntansi Zakat Akuntansi
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.33 Akuntansi juga diartikan, sebagai bahasa bisnis yang memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu perusahaan atau organisasi dan hasil usaha pada waktu atau periode tertentu, sebagai pertanggungjawaban manajemen serta untuk pengambilan keputusan. Dari pengertian definisi akuntansi diatas, menurut Husein Sahatah (1997) akuntansi zakat mal dianggap sebagai salah satu cabang ilmu akuntansi yang dikhususkan untuk menentukan dan menilai aset wajib zakat, menimbang kadarnya (volume), dan mendistribusikan hasilnya kepada para mustahiq dengan berdasarkan kepada kaidah-kaidah syariat Islam.34
32
Ibid, hlm. 118 Jusuf Al haryono, Dasar-Dasar Akuntansi, jilid I, Yogyakarta: YKPN, 2001, hlm. 5 34 Mufraini, M Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 28 33
28
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi tujuan dari akuntansi adalah: Pertangungjawaban, Menjalankan Fungsi Manajemen (Planniang, Organizing, Actuating, Controlling), Pengawasan, Sarana untuk Pengambilan Keputusan. Tujuan lainnya dari akuntansi Zakat Menurut AAS-IFI (Accounting & Auditing Standard for Islamic Financial Institution) adalah menyajikan informasi mengenai ketaatan organisasi terhadap ketentuan syari‟ah Islam, termasuk informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran yang tidak diperbolehkan oleh syari‟ah, bila terjadi, serta bagaimana penyalurannya. Berdasarkan tujuan tersebut maka memperlihatkan betapa pentingnya peran Dewan Syari‟ah (mengeluarkan opini syariah). Akuntansi sebenarnya merupakan salah satu dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya, karena akuntansi ini sifatnya urusan muamalah. Sehingga Sofyan Safri menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islam ada dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalat Islam. 35 Karena keduanya mengacu pada kebenaran walaupun kadar kualitas dan dimensi dan bobot pertanggungjawabannya bisa berbeda. Namun karena pentingnya permasalahan ini maka Allah SWT bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al Qur‟an surat Al Baqarah ayat 282 yang berbunyi:36
35
Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm. 143 Harahap, Sofyan Syafri, kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah, Jakarta: Pustaka Quantum, 2008, hlm. 97 36
29
…. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya…”37 Dari ayat ini dapat kita catat bahwa dalam Islam, sejak munculnya peradaban Islam sejak Nabi Muhammad SAW telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanannya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian, keterbukaan, keadilan, antara dua pihak yang mempunyai hubungan muamalah.38
Dengan demikian maka akuntansi
merupakan hal penting dalam setiap transaksi perdagangan maupun perusahaan, karena pencatatan untuk tujuan keadilan dan kebenaran. Berkaitan dengan masalah keadilan, Allah SWT mengingatkan seluruh manusia. Peringatan ini telah tercantum dalam Al Qur‟an, yaitu peringatan tentang kebenaran.yang tercantum dalam surat Ar Rahman yang berbunyi:39
37
Al Qur’a dan terjemah, hlm. 70-71 Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 309 39 Muhammad, prisip-Prinsip Akuntansi dalam AlQur’an, Yogyakarta: UUI Press, 2000, hlm. 55-56 38
30
Artinya:Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (Ar Rahman: 7-9 )40 Tabel 2.4 ringkasan perbedaan prinsip yang melandasi Akuntansi Syari‟ah dan Akuntansi Konvensional. Postulat Entitas Postulat Going-Concern
Postulat Periode Akuntansi
40
Akuntansi Konvensional Pemisahan antara bisnis dan pemilik. Kelangsungan bisnis secara terus menerus, yaitu didasarkan pada realisasi keberadaan aset.
Postulat Unit Pengukuran
Tidak dapat menunggu sampai akhir kehidupan perusahaan dengan mengukur keberhasilan aktivitas perusahaan. Nilai uang.
Prinsip Penuh
Bertujuan untuk mengambil keputusan.
Penyingkapan
Prinsip Objektivitas
Reliabilitas pengukurang digunakan dengan dasar bias personal.
Prinsip Materi
Dihubungkan dengan kepentingan relatif mengenai informasi pembuatan keputusan.
Al Qur’a dan terjemah, hlm. 885
Akuntansi Konvensional Entitas didasarkan pada bagi hasil Kelangsungan usaha tregantung pada persetujuan kontrak antara kelompok yang terlibat dalam aktivitas bagi hasil. Setiap tahun dikenai zakat, kecuali untuk produk pertanian yang dihitung setiap panen. Kuantitas nilai pasar digunakan untuk menentukanzakat binatang, hasil pertanian dan emas. Menunjukkan pemenuhan hak dan kewajiban kepada Allah, masyarakat dan individu. Berhubungan erat dengan konsep ketaqwaan yaitu pengeluaran materi maupun nonmateri untuk memenuhi kewajiban. Berhubungan dengan pengukuran dan pemenuhan tugas kewajiban kepada Allah, masyarakat dan individu.
31
Prinsip Konsistensi
Dicatat dan dilapork.an menurut pola GAAP
Prinsip Konservatisme
Pemilihan teknik akuntansi yang sedikit pengaruhnya terhadap pemilik.
Dicatat dan dilaporkan secara konsisten sesuai dengan prinsip yang dijabarkan oleh syari‟ah. Pemilihan teknik akuntansi dengan memperhatikan dampak baiknya terhadap masyarakat.
Sumber: Muhammad, Pengantar Akuntansi Syari’ah, 2002, hlm. 116 Banyak orang menganggap bahwa salah satu fungsi akuntansi Islam yang paling penting adalah Akuntansi Zakat, bahkan ada yang menganggap Akuntansi Islam itu adalah untuk menghitung zakat. Tapi Sofyan Safri menganggap bahwa akuntansi Islam tidak hanya terbatas pada menghitung dan melaporkan zakat ini tetapi jauh lebih luas dari itu, karena akuntansi Islam juga merupakan bagian dari sistem sosial umat sehingga akuntansi Islam juga harus dapat menciptakan kehidupan yang Islami sesuai syariat dan norma-norma Islam.41 Oleh karena itu para pakar Syariah Islam dan akuntansi harus mencari dasar untuk penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti telah dikenal selama ini, standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses badan pengelola zakat dalam melayani masyarakat disekitar. Sehingga seperti lazimnya, harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah Islam.
41
Harahap. Sofyan Syafri, Menuju Perumusan teori Akuntansi Islam, Jakarta: Pustaka Quantum, 2001, hlm. 297
32
Standar akuntansi zakat sesungguhnya mempunyai aturan tersendiri dengan melihat sifat zakat ini, standar akuntansi akan mengikuti bagaimana harta dinilai dan diukur42. Secara umum standar akuntansi zakat akan dijelaskan sebagai berikut: penilaian dengan harga pasar sekarang, aturan satu tahun, kekayaan/aset, aktiva tetap tidak kena zakat, nisab (batas jumlah). Transaksi Zakat adalah transaksi Zakat, Infaq dan Shadaqah. Akuntabilitas organisasi pengelola zakat ditunjukkan dalam laporan keuangan tersebut, untuk bisa disahkan sebagai organisasi resmi, lembaga zakat harus menggunakan sistem pembukuan yang benar dan siap diaudit akuntan publik. Ini artinya standar akuntansi zakat mutlak diperlukan. Karena dalam PSAK No. 109, akuntansi zakat bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat, infak/shadaqah.43 Anis Basalamah dalam tesisnya yang berjudul AKUNTANSI ZAKAT DAN SHADAQAH: pembukuan dan Pelaporanya (1995) membagi system akuntansi dan pelaporan untuk LAZ menjadi dua bagian yaitu, untuk dana yang terbatas (restricted funds) yaitu zakat dan infak dan untuk dana yang tidak terbatas (unrestricted funds) yaitu dana shadaqah.44
42
Harahap, Sofyan Syafri, hlm. 322 Ikatan Akuntansi Indonesia, Psak no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 44 Dahlia Heryani, Studi Penerapan Akuntansi Zakat Studi Kasus pada LAZ PT. Semen Padang dan LAZIS UII, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta: 2005 43
33
Mahmudi dalam bukunya yang berjudul SISTEM AKUNTANSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT membagi sistem dan prosedur akuntansi meliputi: 1.
Sistem dan prosedur penerimaan kas
2.
Sistem dan prosedur pengeluaran kas
3.
Sistem dan prosedur Akuntansi asset tetap
4.
Sistem dan prosedur Akuntansi selain kas45
Sedangkan laporan sumber dananya dikelompokkan menjadi dua yaitu, penyaluran berdasarkan program dan berdasarkan pada golongan asnaf.
2. Akun dalam Sistem Akuntansi Lembaga Amil Zakat Berikut ini adalah klasifikasi akun-akun yang dipakai oleh lembaga amil zakat, untuk dana zakat dan infaq atau dana yang terbatas dan untuk dana yang tidak terbatas atau dana shadaqah. TABEL 2.5 KLASIFIKASI AKUN UNTUK DANA ZAKAT DAN INFAQ AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Persdiaan barang Biaya dibayar dimuka Perlengkapan kantor AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Aktiva Tetap Lainnya KEWAJIBAN-KEWAJIBAN Hutang Dagang Biaya-Biaya yang Belum Dibayar 45
Mahmudi, Se, M.Si., Ak, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Yogyakarta: P3EI, 2009, hlm. 20
34
Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Hutang Jangka Pendek yang Lainnya Hutang Jangka Panjang SALDO DANA ZAKAT Infaq Zakat untuk Pihak Tertentu Zakat Lainnya Transfer dari Dana Shadaqah untuk umum PENGELUARAN Fakir dan Miskin Gaji dan Upah Muallaf Membebaskan Budak Ghorimin Fi sabilillah (berjalan dijalan Allah) Ibnu Sabil Biaya Administrasi Peralatan dan Perlengkapan Kantor Tujuan Khusus (Bea Siswa, Masjid, dan sebagainya) Sumber: Anis Basalamah, Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqah, Pembukuan dan Pelaporannya, 1999, hlm. 32 Berikut penjelasan mengenai akun-akun pada tabel 1 adalah: 1. AKTIVA LANCAR A. Kas dan Bank Kas adalah uang dalam bentuk tunai maupun rekening bank yang dimiliki perusahaan.46 Didalam akuntansi kas merupakan alat pembayaran yang sah (uang) saja, akan tetapi kas juga mencakup simpanan di Bank, serta cek yang diterima. Dalam lembaga pengelola zakat, kas adalah hal yang penting karena beberapa jenis zakat dibayar secara tunai. Oleh karena itu, pengelola kas bagi lembaga zakat adalah sangat penting dan melaporkan saldonya menjadi keharusan. B. Biaya dibayar dimuka 46
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, 2004, Salemba empat, hlm. 54
35
Biaya dibayar dimuka adalah aktiva yang akan menjadi beban pada periode mendatang.47 Ini bukan hanya pembayaran kepada penerima zakat ataupun shadaqah melainkan pembayaran dimuka untuk barang/jasa yang akan dikonsumsi dimasa yang akan dating, seperti sewa kantor yang diterima dimuka. C. Perlengkapan Kantor Lembaga amil zakat dapat menggunakan sebagian dari harta zakat yang dikumpulkan untuk keperluan administrasi zakat, yang termasuk didalamnya peralatan dan perlengkapan kantor. 2. AKTIVA TETAP A. Tanah dan Bangunan Apabila Lembaga Pengelola Zakat membeli tanah sendiri, maka harga beli tanah tersebut harus dicantumkan dalam neraca organisasi, tapi jika pendiri lembaga sudah menyediakan tanah atau bangunan untuk digunakan
dalam
melaksanakan
kegitan-kegiatan
organisasi
yang
bersangkutan maka, tanah tidak perlu masuk dalam neraca. B. Aktiva Tetap Lainnya Aktiva tetap lainnya ini adalah yang tidak tercantum diatas, seperti kendaraan bermotor. 3. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN A. Hutang Dagang
47
Thomson, Warren Reeve Fess Accounting Pengantar Akuntansi, Penerjemah: Aria farahmita, Edisi 21, Jakarta: Salemba Empat, 2005, hlm. 133
36
Hutang dagang muncul apabila organisasi membeli sesuatu secara kredit, seperti membeli perlengkapan kantor secara kredit, jika tidak ada transaksi ini maka tidak perlu dicantumkan. B. Biaya-Biaya yang Belum Dibayar Beberapa biaya yang belum dibayarkan sehingga menjadi kewajiban bagi suatu organisasi, seprti biaya gaji pegawai, listrik, air telpon, dan pos lainnya yang pembayaranya dibayarkan pada awl bulan. C. Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Kewajiban atau hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu yang lama.48 Berdasarkan riset hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo ini tidak ditemukan dalam lembaga pengelola zakat, namun tidak menutup kemungkinan adanya hutang semacam ini. D. Hutang Jangka Pendek yang Lainnya Kewajiban atau hutang yang jatuh tempo dalam periode yang singkat (biasanya satu tahun atau kurang), hutang jangka pendek yang paling lazim ditemukan adalah wesel bayar dan utang usaha, dan yang lainnya adalah utang upah, utang bunga, utang pajakdan pendapatan jasa diterima dimuka.49 Apabila pos-pos diatas sudah tercukupi, maka pos ini dengan sendirinya tidak diperlukan lagi. 4. SALDO DANA ZAKAT A. Dana Infaq
48 49
Ibid, hlm.180 Ibid, hlm. 180
37
Seluruh infaq harus dilaporkan sesuai dengan tujuan umum dari pembatasan tersebut, seperti untuk bea siswa, pendirian masjid, atau untuk korban bencana alam. B. Dana Zakat Zakat merupakan dana yang sangat dibatasi oleh penggunanya. Dalam surat at Taubah: 60 membatasi dari orang-orang Islam tersebut, siapa saja boleh merasakan zakat tersebut. 5. PENERIMAAN Untuk dana penerimaan zakat dapat berasal dari beberapa sumber yaitu, zakat yang dibayarkan oleh mereka yang wajib zakat, infaq yang dibayarkan oleh seseorang atau organisasi yang diberikan oleh yang berhak menerimanya, transfer dari dana shadaqah ke dana zakat, dan bunga bank penerimaan ini diperoleh apabila organisasi ZIS menyimpan uangnya di bank.50
50
Dahlia Heryani, op cit
38
Tabel 2.6 CONTOH BUKTI FORMULIR PENERIMAAN ZIS
FORMULIR PENERIMAAN ZIS Bismillahirrahmanirrahim
OPZ AMANAH
No. FPZ : …….. Tanggal : ……..
Jl. Darusalam No. 1 Yogyakarta
Diterima dari
: ……………………………………..
Alamat
: ……………………………………..
Keterangan
: Untuk membayar o Zakat Fitrah o Zakat Maal o Infaq/Shadaqah o Kafarat o Lainnya ……………………. : Rp……………………………………
Jumlah
Jumlah dalam huruf : ………………………………………. ………………………………………. Pilihan Program
: Mohon disalurkan untuk program o Bantuan Kebutuhan Dasar o Pendidikan o Kesehatan o Sosial Kemanusiaan o Dakwah Islamiyah o Bebas ……………………………………
Keterangan Lembar 1 untuk penyetor Lembar 2 untuk bagian akuntansi Lembar 3 untk bendahara
(Bendahara)
(Penyetor)
(Bagian Akuntansi)
Sumber: Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, 2009, hal 49.
39
6. PENGELUARAN Pengeluaran bagi para penerima zakat yang sesuai dengan al qur‟an surat at taubah: 60 bahwa zakat didistribusikan kepada Fakir dan Miskin, Gaji dan Upah, Muallaf, Membebaskan Budak, Ghorimin, Fi sabilillah (berjalan dijalan Allah), Ibnu Sabil, khusus untuk gaji dan upah yang diterima amil, maka akun yang mencatat transaksi ini harus dipisah. Biaya Administrasi atau yang Berkaitan dengan Pengelolaan ZIS Biaya
ini
mencakup
seluruh
biaya
yang
diperlukan
untuk
mengadministrasikan zakat, termasuk segala biaya yang berkaitan dengan kepengurusan seperti, biaya listrik, air, telepon, sewa ruang dan lainlainnya
yang
diperlukan
agar
organisasi
ZIS
dapat
mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infaq, shadaqah.
berfungsi
40
TABEL 2.7 KLASIFIKASI AKUN UNTUK DANA SHADAQAH AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Piutang Dagang Piutang Lain-Lain Manajemen, pendiri, pegawai Persdiaan barang Biaya dibayar dimuka Perlengkapan kantor AKTIVA TETAP Kendaraan Tanah Bangunan Aktiva Tetap Lainnya KEWAJIBAN-KEWAJIBAN Hutang Dagang Biaya-Biaya yang Belum Dibayar Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Hutang Jangka Pendek yang Lainnya Hutang Jangka Panjang SALDO DANA SHADAQAH Shadaqah PENERIMAAN Sumbangan Muslim Sumbangan Umum Penghasilan Bunga dan Deviden PENGELUARAN Fi sabilillah (berjalan dijalan Allah) Bea Siswa Publikasi Beban listrik Beban telepon Beban Sewa Kantor Peralatan Kantor Biaya perjalanan Sumber: Anis Basalamah, Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqah, Pembukuan dan Pelaporannya, 1999, hlm. 32
Berikut penjelasan akun-akun pada tabel 2 diatas sebagai berikut: 1. AKTIVA LANCAR
41
Piutang Dagang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit.51 Akun piutang dagang untuk
mempertanggung
jawabkan
aktivitas
organisasi
ZIS
yang
meminjamkan modal kerja kepada pedagang kecil untuk aktivitas usaha tersebut. 2. AKTIVA TETAP Kendaraan Biaya kepemilikan kendaraan harus dipertanggung jawabkan dalam dana shadaqah karena sulit untuk membenarkan kendaraan untuk dipertanggung jawabkan dana zakat karena tidak ada satupun dari delapan kategori penerima zakat yang berkaitan dengan kendaraan. 3. PENERIMAAN Dalam shadaqah tidak ada batasan untuk sumber penerimaan shadaqah, baik Muslim maupn non Muslim, baik individu maupun organisasi. Namun perlu dikelompokkan penerimaan yang berasal dari donator Muslim dengan umum, termasuk didalamnya sumbangan dari pemerintah atau organisasi lain.52 4. PENGELUARAN Pengeluaran-pengeluaran seperti biaya perjalanan, pajak, beban umum, dan biaya administrasi lainnya dapat dikelompokkan kedalam pengeluaran dana shadaqah. Para penerima zakat juga berhak menerima 51
Thomson, Warren Reeve Fess Accounting Pengantar Akuntansi, Penerjemah: Aria farahmita, Edisi 21, Jakarta: Salemba Empat, 2005, hlm. 404 52 Ibid, hlm. 44
42
dana shadaqah, maka dalam dana shadaqah ini terdapat akun yang bernama transfer ke dana zakat yang akan untuk digunakan membiayai pengeluaran dana zakat. Berikut ini akun yang dipakai oleh lembaga amil zakat menurut Mahmudi dalam bukunya yang berjudul ‟Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat‟, dimana membagi penyalurannya berdasarkan program
dan berdasarkan golongan asnaf. TABEL 2.8 PENYALURAN BERDASARKAN PROGRAM PENDAPATAN Pendapatan ZIS Pendapatan Zakat Individual Pendapatan Infaq/Shadaqah Individual Pendapatan Zakat Lembaga Pendapatan Infaq/Shadaqah Lembaga Pendapatan NonZIS Pengeluaran Penyaluran ZIS 1. Program Bantuan Kebutuhan Dasar 2. Program Pendidikan 3. Program Kesehatan 4. Program Sosial & Kemanusiaan 5. Program Dakwah Islamiyah 6. dst…. Biaya administrasi & umum Biaya Bahan Pakai habis Biaya Listrik, air dan tlpn Biaya Transportasi Biaya Sewa Biaya Konsumsi Biaya Rapat Biaya Gaji & honorarium Biaya Pemasaran Biaya Pemeliharaan kantor Biaya Administrasi bank Biaya Lain-lain Biaya Pengembangan SDM
43
Sumber: Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, 2009, hal 38
TABEL 2.9 PENYALURAN BERDASARKAN ASNAF PENDAPATAN Pendapatan ZIS Pendapatan Zakat Individual Pendapatan Infaq/Shadaqah Individual Pendapatan Zakat Lembaga Pendapatan Infaq/Shadaqah Lembaga Pendapatan NonZIS Pengeluaran Penyaluran ZIS 1. Fakir 2. Miskin 3. Amil 4. Gharim 5. Ibnu Sabil 6. Muallaf 7. Sabilillah 8. Riqab Biaya administrasi & umum Biaya Bahan Pakai habis Biaya Listrik, air dan tlpn Biaya Transportasi Biaya Sewa Biaya Konsumsi Biaya Rapat Biaya Gaji & honorarium Biaya Pemasaran Biaya Pemeliharaan kantor Biaya Administrasi bank Biaya Lain-lain Biaya Pengembangan SDM Sumber: Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, 2009, hal 39
44
3. Laporan Keuangan Zakat , Infaq dan Shadaqah Sistem akuntansi dan pelaporan pada LAZ dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, untuk dana yang terbatas (restricted funds) yaitu zakat dan infaq dan untuk dana yang tidak terbatas (unrestricted funds) yaitu dana shadaqah, meskipun demikian, sebagai satu kesatuan, organisasi ZIS harus menyiapkan satu laporan keuangan komprehensif (menyeluruh) yang menggabungkan aktivitas dan laporan keuangan kedua dana tersebut.53 Laporan keuangan Amil menurut PSAK No. 109 adalah Neraca, (Laporan Posisi Keuangan), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. 54 Neraca dan Laporan Penerimaan, Pengeluaran dan Perubahan Dana untuk organisasi ZIS ini merupakan gabungan dari dua dana tersebut, yaitu dana zakat dan dana shadaqah, sedangkan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan perlu ditambahkan sehingga
menjadi
laporan
keuangan
yang
menyeluruh
yang
menggambarkan kondisi keuangan organisasi ZIS. Dalam catatan ini menjelaskn mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan sehingga memperoleh angka-angka dalam laporan keuangan tersebut, untuk itu maka bentuk
53
Dahlia Heryani, Studi Penerapan Akuntansi Zakat Studi Kasus pada LAZ PT. Semen Padang dan LAZIS UII, Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta: 2005 54 Ikatan Akuntansi Indonesia, Psak no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008
45
laporan keuangan untuk organisasi pengelola zakat dapat dilihat pada gambar berikut. LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT Tabel 2.10 NERACA (Laporan Posisi Keuangan) BAZ “XXX” PER 31 DESEMBER 2XX2 Keterangan Aset Aset Lancar Kas dan Setara Kas Instrumen Keuangan Piutang Aset tidak Lancar Aset Tetap Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset
Rp
xxx xxx xxx
xxx (xxx)
xxx
Keterangan Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek Biaya yang Masih Harus dibayar
Rp
xxx
Kewajiban Jangka Panjang Imbalan Kerja Jangka Panjang
xxx
Jumlah Kewajiban
xxx
Saldo Dana Dana Zakat Dana Infaq/Shadaqah Dana Amil Dana Nonhalal Jumlah Dana
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Jumlah Kewajiban Saldo Dana
Xxx
Sumber: Ikatan Akuntansi Indonesia, Psak no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008.
Tabel 2.11 Laporan Perubahan Dana BAZ “XXX” Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2XX2 Keterangan DANA ZAKAT Penerimaan Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individual Hasil Penempatan Jumlah Penerimaan Dana Zakat Bagian Amil atas Penerimaan Dana Zakat
Rp
xxx xxx xxx xxx xxx
46
Jumlah Penerimaan Dana Zakat setelah Bagian Amil Penyaluran Fakir-Miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu Sabil Jumlah Penyaluran Dana Zakat Surplus (Defisit) Saldo Awal Saldo Akhir DANA INFAQ/SHADAQAH Penerimaan Infaq/Shadaqah terikat Infaq/Shadaqah tidak terikat Bagian Amil atas Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Hasil Pengelolaan Jumlah Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Penyaluran Infaq/Shadaqah terikat Infaq/Shadaqah tidak terikat Alokasi Pemanfaatan Aset Kelolaan(misalnya beban penyusutan dan penyisihan) Jumlah Penyaluran dana Infaq/Shadaqah Surplus (defisit) Saldo Awal Sado Akhir
xxx
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx)
xxx xxx xxx xxx xxx
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx)
DANA AMIL Penerimaan Bagian Amil dari Dana Zakat Bagian Amil dari Dana Ifaq/Shadaqah Penerimaan Lainnya Jumlah Penerimaan Dana Amil
xxx xxx xxx xxx
PENGGUNAAN Beban Pegawai Beban Penyusutan Beban Umum dan Administrasi lainnya Jumlah Penggunaan Dana Amil Surplus (defisit) Saldo Awal Saldo Akhir
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx
47
DANA NONHALAL Penerimaan Bunga Bank Jasa Giro Penerimaan nonhalal Jumlah Penerimaan Dana nonhalal
xxx xxx xxx xxx
Peggunaan Jumlah Penggunaan Dana nonhalal Surplus (defisit) Saldo Awal Saldo Akhir
(xxx) xxx xxx xxx
Jumlah saldo dana zakat, dana infaq/shadaqah, dan amil dan dan nonhalal
Xxx
Sumber: Ikatan Akuntansi Indonesia, Psak no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008.
Tabel 2.12 Laporan Perubahan Aset Kelolaan BAZ “XXX” Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2XX2 Saldo Awal
Penamba han
Peng urang an
Penyisi han
Akumulasi Penyusutan
Saldo Akhir
Dana infaq/shadaqah-aset kelolaan lancar (misal piutang bergulir)
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
-
Xxx
Dana infaq/shadaqah-aset kelolaan tidak lancar (misal rumah sakit atau sekolah)
xxx
xxx
(xxx)
-
(xxx)
Xxx
Sumber: Ikatan Akuntansi Indonesia, Psak no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008.
BAB III GAMBARAN UMUM LAZ DPU DT CABANG SEMARANG
A. Gambaran Umum LAZ DPU DT Cabang Semarang 1. Profil LAZ DPU DT Cabang Semarang Zakat merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan, kewjiban tersebut berlaku bagi setiap muslim yang mampu dalam artian sudah memenuhi persyaratan untuk mengeluarkan zakat. Zakat merupakan suatu sistem dan merupakan salah satu wujud nyata dari sistem ekonomi yang menunjang terwujudnya keadilan sosial dan mensejahterakan masyarakat. Pada dasarnya pengelolaan zakat adalah pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan pendistribusian dan pendayagunaan zakat.1 Sedangkan zakat memiliki pengertian harta yang wajib dikeluarkan bagi seorang muslim yang sering disebut dengan muzaki yang harus berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan oleh agama Islam, kemudian harta itu diberikan kepada yang berhak menerima zakat yang disebut mustahiq. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid adalah merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat yang bergerak dibidang penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan dana ZISWA (zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf serta dana lainnya yang halal dan legal dari perorangan,
1
Siti Asyrofah, Urgensi Zakat bagi peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, UNWAHAS, Semarang: 2010.
48
49
kelompok, perusahaan/lembaga).2 LAZ DPU DT ini didirikan pada tanggal 16 juni 1999 oleh Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Darut Tauhid dan dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK Menteri Agama No. 410 tahun 2004 pada tanggal 13 Oktober 2004.3 Sedangkan LAZ DPU DT Cabang Semarang mulai didirikan pada tahun 2004 dan berada di jl. DR. Wahidin No. FH G.8 Jatingaleh Semarang. Dibentuknya Lembaga Amil Zakat ini dimaksudkan untuk menggali potensi swadaya di tiap-tiap wilayah Kabupaten Semarang guna menanggulangi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan yang masih menghinggapi masyarakat yang pada gilirannya dapat menjembatani kesenjangan sosial dalam hal peningkatan sumber daya manusia dan untuk pemberdayaan ekonomi umat. Dengan adanya pembentukan Lembaga Amil Zakat DPU DT Cabang Semarang ini diharapkan dapat ikut serta dalam rangka meringankan beban masyarakat yang semakin terhimpit oleh persoalan ekonomi, dan juga mempermudah bagi para dermawan menjalankan kewajibannya dalam membayar zakat, infaq dan shodaqoh. 2. Visi, Misi dan Motto LAZ DPU DT Cabang Semarang LAZ DPU DT mempunyai visi, misi dan motto layaknya lembagalembaga yang lainnya. Visinya adalah Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah, Professional, Akuntabel dan
2 3
www.dpudt-semarang.com Lembaran brosur LAZ DPU DT Cabang Semarang
50
terkemuka dengan daerah operasi yang merata.4 adalah
Mengoptimalkan
potensi
umat
Sedangkan melalui
ziswa
misinya untuk
memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan, dakwah dan sosial menuju masyarakat mandiri.5 Motto LAZ DPU DT adalah membersihkan memberdayakan. 3. Program Kerja LAZ DPU DT Cabang Semarang Program regular DPU DT Semarang adalah Zakat kita untuk kemandirian sesama melalui program: a. Ramadhan Peduli Negeri (RPN) a) Pedagang Berdikari b) Bersahabat (Buka Bersama Sahabat Anak Yatim) c) Tebar Paket Lebaran d) Ifthor (Buka Puasa) e) Pasar Murah Ramadhan b. Kurban Peduli Negeri (KPN) Manfaat jika berkurban melalui DPU DT: a) Lebih terjaga keikhlasan dan lurusnya niat b) Lebih bermanfaat, karena domba berasal dari program pemberdayaan petrnak kecil c) Menyebar ke daerah miskin, rawan pangan dan bencana. c. Tabungan Kurban Peduli Negeri (T-KPN) Memberi kemudahan untuk berkurban dengan menabung dengan cara dicicil selama 10 bulan. d. Wakaf a) Wakaf Kantor b) Al Qur’an Braille.6 Selain program regular LAZ DPU DT Cabang Semarang juga mempunyai program kerja yang lain diantaranya yaitu: a. Pusat Kemandirian Umat a) Misykat (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat) Program pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Peserta (mustahiq) diberi dana bergulir, ketrampilan dan wawasan berusaha, pendidikan menabung, penggalian potensi, pembinaan akhlaq dan karakter sehingga mereka menjadi berdaya dan didorong untuk lebih mandiri.
4
Ibid Ibid 6 Ibid
5
51
Tabel 3.1 Perkembangan dan persebaran anggota misykat tahun 2009 sebagai berikut: Lokasi
Jumlah Anggota 22 10 7 44 46
Candisari Semarang Barat Semarang Tengah Semarang Utara Tembalang b) Desa Ternak Mandiri Program penggemukan hewan ternak kambing yang dilaksanakan melalui pengelolaan hewan ternak yang berkualitas sampai pada proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif dan berkesinambungan. c) Peka (Pelatihan Kemandirian) Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pendidikan, pelatihan ketrampilan dan pembinaan yang sistematis dan berkesinambungan sehingga mereka memiliki bekal untuk berkarya dan mandiri. 1) Santri Siap Karya Pendidikan pelatihan bagi generasi muda yang bertujuan untuk membentuk generasi yang mandiri, berjiwa kesatrian, memiliki kemampuan memotivasi, dan menjadi stabilator bagi masyarakat. 2) Pelatihan Guru Program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan skill para Pembina dan guru sekolah penerima beasiswa. 3) Pelatihan Baby Sitter Pemberdayaan perempuan dengan sasaran mustahiq, selain diberikan materi profesi, kelebihan dari program ini adalah adanya penguatan pribadi akhlaqul karimah. Peningkatan dan optimalisasi peran dan fungsi perempuan untuk lebih berkiprah dan berkontribusi lebih besar di masyarakat sesuai dengan fungsi dan perannya. b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Umat (P3U) a) AIS (Adzkia Islamic School) Sekolah gratis selama 6 tahun (SMP-SMA) sebagai wujud komitmen DPU-DT untuk membina dan mengembangkan pendidikan dhuafa. b) Beasiswa Prestatif Beasiswa untuk pelajar tingkat SD hingga SMA plus pendampingan akademis dan akhlaq.
52
Tabel 3.2 Daerah penyaluran Beasiswa Prestatif dan target tahun 2010. Lokasi Target Tahun 2010 Candisari 50 Genuk 15 Gayamsari 10 Gunungpati 5 Pedurungan 20 Semarang Utara 60 Semarang Selatan 40 Tembalang 10 Jumlah Anak tersantuni 210 c) Beasiswa Mandiri Beasiswa untuk mahasiswa tingkat akhir plus pemberdayaan dalam kegiatan social kemasyarakatan dan pengembangan entrepreneur. c. Pusat Sosial Kemanusiaan (PUSOSMAN) a) Santunan Sosial Kegiatan sosial untuk masyarakat dhuafa yang dijalankan secara periodik diantaranya: 1) Kesehatan Santunan kesehatan diberikan kepada mustahiq yang memiliki masalah dalam hal kesehatan. 2) Pendidikan Santunan pendidikan diberikan kepada para siswa yang kurang mampu untuk memenuhi biaya pendidikan. 3) Ibnu Sabil Santunan diberikan kepada orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. 4) Fisabilillah Santunan yang diberikan kepada orang yang sedang berjuang di jalan Allah SWT. 5) Khitanan Massal Santuan berupa khitanan gratis bagi anak dari orang tua yang kurang mampu. 6) Even Gempita Sosial 7) Santunan Muharram 8) Santunan Gempita Maulid b) Mobil Layanan Kemanusiaan Fasilitas transportasi untuk membantu kaum dhuafa yang sifatnya tanggap darurat seperti: bencana alam, mengantar orang sakit dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
53
c) Rescue and Recovery Program penanggulangan korban bencana saat terjadi bencan dan penanggulangan paska terjadi bencana melalui melalui program bantuan mendirikan sarana prasarana, pemeriksaan kesehatan secara berkala, mendirikan pendidikan darurat, memberikan pendalaman rohani kepada korban bencana dan pemberdayaan ekonomi misykat korban bencana.7 Dari program kerja diatas yaitu program regular dilaksanakan setahun sekali seperti kurban peduli negeri dan ramadhan peduli negeri, selain itu program regular program yang lain seperti beasiswa pendidikan, pusat kemandirian umat/program misykat, kesehatan dan yang lain-lainnya dilakukan setiap bulan sekali.
4. Struktur Organisasi LAZ DPU DT Cabang Semarang Struktur organisasi adalah gambaran yang sistematis tentang hubungan kerja sama dari orang-orang yang mempunyai tujuan bagi suatu perusahaan atau lembaga agar dapat berjalan dengan baik, lancar dan efisien. Oleh karena itu pentingnya struktur organisasi yang jelas dan tegas yang menunjukkan garis kewenangan dan tanggung jawab terhadap masing-masing bagian. Adapun struktur organisasi LAZ DPU DT Cabang Semarang adalah sebagai berikut:8
7
Ibid Wawancara dengan Ika Dwijati selaku Adinistrasi Keuangan LAZ DPU DT Cabang Semarang pada tanggal 27 April 2011 8
54
STRUKTUR PENGELOLA PERIODE TAHUN 2010-2011 DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID (DPU DT) SEMARANG SK. Menteri Agama No. 410 Tahun 2004
HAMIM MASRUR, S.IP KA. CABANG SEMARANG
TEGUH SUNARJO KA. DIV. PENGHIMPUNAN
M. TAUFIQ DIAN TIM SILATURAHMI
TEGUH SUNARJO TIM KALIMAT
IKA DWIJATI ADM. KEUANGAN
EKO MARTANTO, S.Amd TIM SILATURAHMI
OKTALINA. SW, S.si FRON OFFICE
FERRY HADI ADM. UMUM, HRD & HUMAS
SIGIT PURNOMO BAG. RUMAH TANGGA
DENDY PRASOJO, SE KA. DIV. PENDAYAGUNAAN
WAHYU SETIAWAN ADM. KEU. PENDAYAGUNAAN
FARID. J, S.Pd PROGRAM PUSSOSMAN
JOKO. K, S.Pd PROGRAM PSU
HANY. E, S.Pd PROGRAM MISYKAT
WARA. R, H. Amd ADM. KEU. MISYKAT NAIEV Z. H. S. Th. I
HANDOKO
55
5. Jenis Sumber Dana yang Terdapat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang Sumber dana pada LAZ DPU DT Cabang Semarang menurut Ika Dwijati ini tidak hanya berasal dari muzaki (pemberi zakat) saja, tetapi juga dari uang shadaqah, infaq dan wakaf, tidak hanya itu saja sumber dana LAZ DPU DT Semarang juga diperoleh dari donator-donator masyarakat sekitar Semarang dan luar semarang.9
B. Sistem Pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat 1. Pengumpulan ZIS pada LAZ DPU DT Cabang Semarang Zakat yang dikumpulka oleh LAZ DPU DT Semarang berasal dari warga masyarakat Semarang maupun daerah lain selain kota Semarang, para donator ada yang datang menyerahkan dananya sendiri ke LAZ DPU DT Cabang Semarang, ada juga yang minta dijemput, dan ada juga yang ditransfer lewat berbagai bank diantaranya adalah Bank Niaga, BII Syariah, Bank BNI Syariah, Syariah Mandiri, BCA, dan Bank Muamalat. Dari ketiga cara yang dilakukan itu yang paling banyak dana yang terkumupul adalah dana yang langsung dijemput dan datang sendiri dengan prosentase 60%, sedang dana yang lewat bank hanya sekitar sedang 10%-15%, dan sisanya adalah dana dari mitra LAZ DPU DT Cabang Semarang yaitu seperti poliklinik, butik dan toko-toko.10
9
Wawancara dengan Ika Dwijati selaku Adinistrasi Keuangan LAZ DPU DT Cabang Semarang pada tanggal 27 April 2011 10 Ibid
56
LAZ DPU DT Semarang melakukan pengumpulan dana melalui berbagai dana diantaranya adalah: dana zakat, dana infaq shadaqah-umum, dana kemanusiaan, dana wakaf, dana pengelola, dan dana yang dilarang syari’ah. Dari keenam dana itu yang paling menonjol pengelolaannya adalah dana zakat karena dana ini yang paling besar jumlahnya jika dibandingkan dengan dana yang lain.11 Adapun sumber dana atau penerimaan yang didapat oleh LAZ DPU DT Cabang Semarang untuk periode Januari-November 2010 dilihat pada tabel 3.3 berikut.12
Bulan
Penerimaan
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
56,926,703.31 54,693,073.09 76,431,942.93 52,833,278.56 48,842,568.82 38,773,489.02 41,292,555.20
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
80,012,509.21 171,720,997,12 48,038,361.16
NOVEMBER
202,620,133.85
TOTAL
997,142,374,.71
Pengumpulan atau penghimpunan DPU DT Semarang adalah: a. Layanan langsung Donatur dapat memberikan langsung dan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf ke kantor DPU DT Cabang Semarang. a. Tim Silaturrahim (TIMSIL) Donator dapat memberikan langsung dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf melalui timsil DPU DT, yang akan langsung dating ke tempat para donator untuk mengambil dana titipan ZISWAF. 11 12
Ibid. Laporan Keuangan LAZ DPU DT Semarang
57
b. Kotak Amal Peduli Umat (KALIMAT) Kotak amal yang diletakkan di tempat-tempat umum seperti mall, toko, warung, restoran, sebagai sarana pengumpulan untuk menerima titipan dana-dana infaq dan shadaqah. c. Kencleng Amal Tabungan Akhirat (KATA) Saran berinfaq praktis melalui kencleng yang telah disediakan oleh DPU-DT. d. SMS Infaq Produktif Dengan infaq melalui sms caranya ketik: DT(spasi)infaq(spasi)1000/5000/10000. Kemudian dikirim ke: 7004. e. Majalah Swadaya Diberikan secara gratis kepada donator, berisi tentang laporan keuangan dan laporan kegiatan DPU DT serta dilengkapi juga dengan wacana, artikel dan beragam informasi kekinian. f. Buletin Sakinah Terbit setiap hari jum’at sebagai bentuk kepedulian LAZ DPU DT dalam bentuk syi’ar dan dakwah Islam.13 2. Pendistribusian dan Pendayagunaan ZIS pada LAZ DPU DT Cabang Semarang Pendistribusian dana zakat pada LAZ DPU DT Semarang dilakukan dengan menyerahkan zakat kepada mustahiq 8 asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharim, fissabilillah, dan ibnu sabil, selain itu juga didistribusikan atau disalurkan pada siswa yang berprestasi di sekolah-sekolah baik SD, SMP, SMA
maupun mahasiswa yang
berprestasi di sekitar Semarang setiap bulan sekali. Sebelum pendistribusian dana zakat dilakukan terlebih dahulu para mustahiq
mendaftarkan
diri
kepada
pimpinan
ranting
disetiap
desa/kelurahan masing-masing untuk meyakinkan bahwa zakat tersebut diserahkan kepada yang berhak dan untuk meyakinkan bahwa mereka
13
Lembaran Brosur, Op cit
58
benar-benar membutuhkan.14 Karena untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti, manipulasi data atau yang lainnya. Tabel 3.4 Laporan penyaluran dana tahun 2010 semester pertama dapat dilihat sebagai berikut:15 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Pendayagunaan Rp36.679.500,00 Rp34.492.600,00 Rp60.187.850,00 Rp29.268.600,00 Rp28.476.600,00 Rp34.577.500,00
Keterangan Penghimpunan Rp10.377.100,00 Rp 6.753.800,00 Rp11.133.600,00 Rp10.492.950.00 Rp 7.545.800,00 Rp12.285.500,00
Pengelolaan Rp14.199.678,00 Rp12.474.020,00 Rp 9.835.146,80 Rp 9.781.260,16 Rp 9.068.359,73 Rp13.180.856,00
Total Rp61.256.278,00 Rp53.720.420,00 Rp81.156.596,80 Rp49.560.810,16 Rp45.090.759,73 Rp60.043.856,00
Tabel diatas adalah laporan penyaluran dana pada tahun 20010 semester petama, laporan tersebut adalah laporan untuk mengetahui seberapa besar dana penghimpunan, pengelolaan dan pendayagunaan perbulannya. Sehingga dengan laporan tersebut LAZ DPU DT dapat mengetahui semua dana masuk dan dana yang dikeluarkan. Zakat,
infaq, shadaqah
pada
LAZ
DPU
DT
Semarang
pendayagunaannya digunakan untuk berbagai program yang ada seperti yang ada pada program kerja diatas, dan sasarannya adalah mereka yang kurang mampu dan bahkan tidak punya akses untuk meningkatkan dan mengembangkan kehidupan mereka. Oleh karena itu LAZ DPU DT Cabang Semarang ingin bahwa apa yang diberikan itu benar-benar bermanfaat bagi para mustahiq. Penggunaan dana di LAZ DPU DT Semarang menurut laporan penerimaan dan penggunaan dana adalah dana zakat, dana infaq shadaqah 14 15
Wawancara dengan Ika Dwijati, op cit Laporan Keuangan (Laporan Penyaluran Dana LAZ DPU DT Semarang)
59
umum, bantuan kemanusiaan, dana wakaf, dan dana pengelola. Dimana dana zakat meliputi program ekonomi produktif, program pendidikan, dan program dakwah dan sosaial. Adapun dana infaq shadaqah umum meliputi program kurban peduli negeri, program sosial, pengembangan media. Sedangkan dana pengelola adalah dana untuk membiayai kegiatan LAZ DPU DT setiap hari. Dana zakat yang program ekonomi produktif dikeluarkan setiap bulan sehingga, dalam setahun menurut laporan penerimaan dan penggunaan zakat adalah sebesar Rp 40.314.600, begitu juga untuk program pendidikan sebesar Rp 169.621.100, untuk program dakwah sosial adalah sebesar Rp 70.099.450. Semua program diatas dikeluarkan atau disalurkan setiap bulan. Untuk dana infaq shadaqah umum yang dikeluarkan dalam setahun yang program sosial sebesar Rp 186.511.850, untuk penembangan media sebesar Rp4.246.720, untuk program kurban peduli negeri dikeluarkan setiap setahun sekali sebesar Rp 131.151.900. Dana wakaf untuk untuk pembelian Al Qur’an Braile sebesar Rp 2.900.000. Dana pengelola sebesar Rp 144.444.987. Selain program kurban peduli negeri dikeluarkan setiap sebulan. Bentuk laporan dapat dilihat pada lampiran 2.16 Penggunaan dana diatas merupakan akumulasi dari setiap bulan sehingga, dana diatas adalah untuk tahun atau periode 2010 pada laporan penerimaan dan penggunaan zakat. Dari laporan penerimaan dan
16
Ibid, tanggal 08 juni 2011
60
penggunaan zakat maka dapat disimpulkan bahwa dana zakatlah yang paling besar penerimaan dan penggunaannya dibanding dengan dana yang lain. C. Akuntansi Dana Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang Lembaga amil zakat wajib melaporkan kinerja dan posisi keuangan sebagai tanggungjawabnya terhadap muzaki dan masyarakat.17 Karena pada dasarnya dana yang dikumpulkan LAZ DPU DT bukan merupakan milik lembaga amil, tetapi merupakan titipan para muzaki yang harus disalurkan sesuai dengan ketentuan syariah. Untuk itu lembaga amil harus melaporkan kinerja dan laporan keuangan sebagai tanggungjawab terhadap para muzaki dan masyarakat, laporan keuangan harus dibuat harus secara periodik dan secara transparan dan wajar. Dimana proses penyusunan laporan keuangan ini tidak lepas dari proses pengumpulan bukti seperti bukti pembayaran, bukti penerimaan dan yang lainnya kemudian bukti tersebut dicatat didalam jurnal, buku besar dan dibuat laporan keuangan untuk masing-masing jenis dana.18 Karena laporan itu merupakan laporan gabungan dari keseluruhan jenis laporan keuangan untuk mengetahui laporan keuangan LAZ DPU DT Semarang secara keseluruhan. Siklus pencatatan ini dilakukan pada saat penerimaan dana zakat dari para muzaki, pencatatan ini dilakukan pada sebuah buku harian dan jurnal dimana berisi informasi mengenai:19
17
Dahlia, Heryani, Studi Penerapan Akuntansi Zakat Studi Kasus pada LAZ PT. Semen Padang dan LAZIS UII, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 18 Wawancara, op cit 19 ibid
61
a. Nama pemberi dana zakat b. Tanggal penerimaan dana zakat c. Alamat pemberi dana zakat d. Tanda tangan pemberi dana zakat e. Jumlah dana yang diberikan Dari jumlah dana yang diterima kemudian dibuat jurnal sesuai dana yang didapat perharinya, setelah itu dibuatkan laporan kas harian dalam buku harian kemudian dibuat ringkasanya dalam bentuk laporan penerimaan dana zakat perbulan dan akhirnya dijadikan laporan pertahun dapat dilihat pada lampiran 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan penerimaan dana zakat perbulan merupakan kumpulan laporan kas harian, dari laporan penerimaan dana zakat dibuatkan rekapitulasai oleh bagian keuangan sebelum akhirnya dijadikan laporan penerimaan dan penyaluran dana zakat yang dibuat laporannya dalam bentuk perbulan maupun pertahun. Proses pencatatan akuntansi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang dimulai dengan membuat jurnal, buku besar kemudian dibuat laporan keuangan, dengan pengumpulan bukti-bukti seperti bukti pembayaran, bukti penerimaan, kemudian dibuat dalam laporan keuangan untuk masing-masing jenis dana.20 Kemudian dibuat laporan penerimaan dan penyaluran dana zakat yang merupakan laporan gabungan dari keseluruhan, masing-masing laporan dibuat perbulan sebelum akhirnya
20
Wawancara, op cit
62
dijadikan laporan pertahun, ini semua untuk mengetahui laporan keuangan LAZ DPU DT Cabang Semarang secara keseluruhan. Adapun contoh jurnal dan buku besar LAZ DPU DT Cabang Semarang adalah sebagai berikut:21 Tabel 3.5 Contoh Jurnal LAZ DPU DT Cabang Semarang
Dompet Peduli Ummat Yayasan Daarut Tauhiid JURNAL KAS MASUK Periode Oktober 2010
MGU ke-
TGL
No. Bukti
1
325414
B.11.01
Kas IS Umum
1
325414
B.41.01
Penerimaan IS Umum
1
325415
B.11.01
Kas IS Umum
1
325415
B.41.01
Penerimaan IS Umum
4
B.11.01
Kas IS Umum
4
B.11.02.04
BPRS BINAMA IS Umum
1
21
Kode Rek.
Uraian
4
325416
B.11.01
Kas IS Umum
4
325416
B.41.09
Penerimaan Tabung Qurban
4
325417
B.11.01
Kas IS Umum
4
325417
B.41.09
Penerimaan Tabung Qurban
4
325418
A.11.01
Kas Zakat
4
325418
A.41.01
Penerimaan Zakat
4
325419
A.11.01
Kas Zakat
4
325419
A.41.01
Penerimaan Zakat
4
325423
B.11.01
Kas IS Umum
4
325423
B.41.06
Penerimaan Yatim Piatu
4
325424
A.11.01
Kas Zakat
4
325424
A.41.01
Penerimaan Zakat
4
325425
A.11.01
Kas Zakat
4
325425
A.41.01
Penerimaan Zakat
4
325426
A.11.01
Kas Zakat
4
325426
A.41.01
Penerimaan Zakat
4
325427
A.11.01
Kas Zakat
4
325427
A.41.01
Penerimaan Zakat
Ibid, tanggal 14 Juli 2011
Ref.
D
K
50.000 50.000 100.000 100.000 20.000.000 20.000.000 100.000 100.000 1.000.000 1.000.000 50.000 50.000 30.000 30.000 500.000 500.000 50.000 50.000 180.000 180.000 330.000 330.000 200.000 200.000
Saldo
63
4
325428
B.11.01
Kas IS Umum
4
325428
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
4
325428
B.11.01
Kas IS Umum
4
325428
B.41.02
Penerimaan IS Kesehatan
5
325429
B.11.01
Kas IS Umum
5
325429
B.41.01
Penerimaan IS Umum
5
325430
B.11.01
Kas IS Umum
5
325430
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
6
325431
B.11.01
Kas IS Umum
6
325431
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
6
325433
A.11.01
Kas Zakat
6
325433
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325434
A.11.01
Kas Zakat
6
325434
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325436
A.11.01
Kas Zakat
6
325436
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325437
A.11.01
Kas Zakat
6
325437
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325438
B.11.01
Kas IS Umum
6
325438
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
6
325438
A.11.01
Kas Zakat
6
325438
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325439
A.11.01
Kas Zakat
6
325439
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325440
B.11.01
Kas IS Umum
6
325440
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
6
325441
B.11.01
Kas IS Umum
6
325441
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
6
325441
A.11.01
Kas Zakat
6
325441
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325442
A.11.01
Kas Zakat
6
325442
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325443
A.11.01
Kas Zakat
6
325443
A.41.01
Penerimaan Zakat
6
325446
B.11.01
Kas IS Umum
6
325446
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
6
325447
B.11.01
Kas IS Umum
6
325447
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
6
325448
A.11.01
Kas Zakat
6
325448
A.41.01
Penerimaan Zakat
B.11.01
Kas IS Umum
8 8
B.11.02.04
BPRS BINAMA IS Umum
8
325450
A.11.01
Kas Zakat
8
325450
A.41.01
Penerimaan Zakat
8
325450
B.11.01
Kas IS Umum
8
325450
B.41.01
Penerimaan IS Umum
160.000 160.000 50.000 50.000 50.000 50.000 1.981.900 1.981.900 120.000 120.000 100.000 100.000 164.640 164.640 150.000 150.000 199.755 199.755 50.000 50.000 200.000 200.000 120.000 120.000 60.000 60.000 120.000 120.000 100.000 100.000 50.000 50.000 105.000 105.000 60.000 60.000 120.000 120.000 195.875 195.875 15.000.000 15.000.000 100.000 100.000 25.000 25.000
64
8
325451
A.11.01
Kas Zakat
8
325451
A.41.01
Penerimaan Zakat
8
325452
B.11.01
Kas IS Umum
8
325452
B.41.01
Penerimaan IS Umum
8
325453
B.11.01
Kas IS Umum
8
325453
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
8
325454
B.11.01
Kas IS Umum
8
325454
B.41.09
Penerimaan Tabung Qurban
8
325455
A.11.01
Kas Zakat
8
325455
A.41.01
Penerimaan Zakat
8
325456
B.11.01
Kas IS Umum
8
325456
B.41.01
Penerimaan IS Umum
8
325457
B.11.01
Kas IS Umum
8
325457
B.41.01
Penerimaan IS Umum
8
325458
A.11.01
Kas Zakat
8
325458
A.41.01
Penerimaan Zakat
8
325459
A.11.01
Kas Zakat
8
325459
A.41.01
Penerimaan Zakat
8
325460
B.11.01
Kas IS Umum
8
325460
B.41.01
Penerimaan IS Umum
8
325461
B.11.01
Kas IS Umum
8
325461
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
8
325462
A.11.01
Kas Zakat
8
325462
A.41.01
Penerimaan Zakat
8
325462
B.11.01
Kas IS Umum
8
325462
B.41.01
Penerimaan IS Umum
60.000 60.000 200.000 200.000 1.824.300 1.824.300 240.000 240.000 100.000 100.000 150.000 150.000 150.000 150.000 400.000 400.000 100.000 100.000 150.000 150.000 150.000 150.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Total Penerimaan Minggu ke-1 Oktober 2010
2
11
325463
A.11.01
Kas Zakat
11
325463
A.41.01
Penerimaan Zakat
11
325464
A.11.01
Kas Zakat
11
325464
A.41.01
Penerimaan Zakat
11
325465
A.11.01
Kas Zakat
11
325465
A.41.01
Penerimaan Zakat
11
325466
B.11.01
Kas IS Umum
11
325466
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
11
325467
B.11.01
Kas IS Umum
11
325467
B.41.01
Penerimaan IS Umum
11
325468
B.11.01
Kas IS Umum
11
325468
B.41.01
Penerimaan IS Umum
11
325469
B.11.01
Kas IS Umum
11
325469
B.41.01
Penerimaan IS Umum
12
325470
A.11.01
Kas Zakat
12
325470
A.41.01
Penerimaan Zakat
12
325471
B.11.01
Kas IS Umum
12
325471
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
12
325472
B.11.01
Kas IS Umum
12
324472
B.41.01
Penerimaan IS Umum
45.596.470 200.000 200.000 100.000 100.000 100.000 100.000 150.000 150.000 50.000 50.000 200.000 200.000 282.000 282.000 100.000 100.000 421.500 421.500 120.700 120.700
65
12
325473
B.11.01
Kas IS Umum
12
325473
B.41.01
Penerimaan IS Umum
12
325474
B.11.01
Kas IS Umum
12
325474
B.41.01
Penerimaan IS Umum
12
325474
B.11.01
Kas IS Umum
12
325474
B.41.06
Penerimaan Yatim Piatu
13
325475
B.11.01
Kas IS Umum
13
325475
B.41.01
Penerimaan IS Umum
14
B.11.01
Kas IS Umum
14
B.11.02.04
BPRS BINAMA IS Umum
14
325476
A.11.01
Kas Zakat
14
325476
A.41.01
Penerimaan Zakat
14
325477
A.11.01
Kas Zakat
14
325477
A.41.01
Penerimaan Zakat
14
325477
B.11.01
Kas IS Umum
14
325477
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
14
325478
B.11.01
Kas IS Umum
14
325478
B.41.09
Penerimaan Tabung Qurban
14
325479
B.11.01
Kas IS Umum
14
325479
B.41.09
Penerimaan Tabung Qurban
14
325480
B.11.01
Kas IS Umum
14
325480
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
14
325481
B.11.01
Kas IS Umum
14
325481
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
15
325482
A.11.01
Kas Zakat
15
325482
A.41.01
Penerimaan Zakat
15
325483
B.11.01
Kas IS Umum
15
325483
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
15
325484
D.11.01
15
325484
D.41.04
Kas Kemanusiaan Penerimaan Infaq Mobil Kemausiaan
15
325485
B.11.01
Kas IS Umum
15
325485
B.41.01
Penerimaan IS Umum
15
325486
B.11.01
Kas IS Umum
15
325486
B.41.01
Penerimaan IS Umum
15
325487
B.11.01
Kas IS Umum
15
325487
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
15
325487
B.11.01
Kas IS Umum
15
325487
72.600 72.600 50.000 50.000 500.000 500.000 300.000 300.000 20.000.000 20.000.000 500.000 500.000 250.000 250.000 360.000 360.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 970.100 970.100 60.000 60.000 180.000 180.000 725.300 725.300 175.000 175.000 25.000 25.000 50.000 50.000 10.000 10.000 10.000
B.41.02
Penerimaan IS Kesehatan
15
B.11.01
Kas IS Umum
15
B.41.10
Penerimaan Lain-lain
D.11.01
1.225.000
D.41.03
Kas Kemanusiaan Bantuan Kemanusiaan Merapi
1.168.000
15
325488
B.11.01
Kas IS Umum
15
325488
B.41.01
Penerimaan IS Umum
15
325489
A.11.01
Kas Zakat
15
325489
A.41.01
Penerimaan Zakat
15
325489
B.11.01
Kas IS Umum
10.000 1.275.000 1.275.000
1.225.000 1.168.000 30.000 30.000 10.000
66
15
325489
B.41.01
Penerimaan IS Umum
15
325490
C.11.01
Kas Wakaf
15
325490
C.41.02
Wakaf Umum
15
325491
C.11.01
Kas Wakaf
15
325491
C.41.02
Wakaf Umum
15
325492
C.11.01
Kas Wakaf
15
325492
C.41.02
Wakaf Umum
15
325493
C.11.01
Kas Wakaf
15
325493
C.41.02
Wakaf Umum
15
325494
C.11.01
Kas Wakaf
15
325494
C.41.02
Wakaf Umum
15
325495
C.11.01
Kas Wakaf
15
325495
C.41.02
Wakaf Umum
10.000 500.000 500.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
Total Penerimaan Minggu ke-2 Oktober 2010
3
18
325496
B.11.01
Kas IS Umum
18
325496
B.41.01
Penerimaan IS Umum
18
325497
A.11.01
Kas Zakat
18
325497
A.41.01
Penerimaan Zakat
18
325498
B.11.01
Kas IS Umum
18
325498
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
18
325499
B.11.01
Kas IS Umum
18
325499
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
19
325500
B.11.01
Kas IS Umum
19
325500
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
19
325501
A.11.01
Kas Zakat
19
325501
A.41.01
Penerimaan Zakat
19
325502
A.11.01
Kas Zakat
19
325502
A.41.01
Penerimaan Zakat
20
325503
A.11.01
Kas Zakat
20
325503
A.41.01
Penerimaan Zakat
20
325504
A.11.01
Kas Zakat
20
325504
A.41.01
Penerimaan Zakat
20
325504
B.11.01
Kas IS Umum
20
325504
B.41.01
Penerimaan IS Umum
20
325505
A.11.01
Kas Zakat
20
325505
A.41.01
Penerimaan Zakat
20
325506
A.11.01
Kas Zakat
20
325506
A.41.01
Penerimaan Zakat
20
325507
A.11.01
Kas Zakat
20
325507
A.41.01
Penerimaan Zakat
20
325508
B.11.01
Kas IS Umum
20
325508
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
21
325509
B.11.01
Kas IS Umum
21
325509
B.41.01
Penerimaan IS Umum
21
325510
B.11.01
Kas IS Umum
21
325510
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
21
325511
B.11.01
Kas IS Umum
32.820.200 50.000 50.000 400.000 400.000 60.000 60.000 743.000 743.000 120.000 120.000 100.000 100.000 355.000 355.000 20.000 20.000 20.000 20.000 30.000 30.000 30.000 30.000 50.000 50.000 20.000 20.000 100.000 100.000 80.000 80.000 60.000 60.000 120.000
67
21
325511
B.41.01
Penerimaan IS Umum
21
325512
A.11.01
Kas Zakat
21
325512
A.41.01
Penerimaan Zakat
21
325513
A.11.01
Kas Zakat
21
325513
A.41.01
Penerimaan Zakat
21
325514
A.11.01
Kas Zakat
21
325514
A.41.01
Penerimaan Zakat
21
325514
B.11.01
Kas IS Umum
21
325514
B.41.01
Penerimaan IS Umum
21
325515
A.11.01
Kas Zakat
21
325515
A.41.01
Penerimaan Zakat
21
325516
B.11.01
Kas IS Umum
21
325516
B.41.01
Penerimaan IS Umum
21
325517
B.11.01
Kas IS Umum
21
325517
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
21
325518
B.11.01
Kas IS Umum
21
325518
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
21
325519
A.11.01
Kas Zakat
21
325519
A.41.01
Penerimaan Zakat
21
325520
B.11.01
Kas IS Umum
21
325520
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
22
325521
A.11.01
Kas Zakat
22
325521
A.41.01
Penerimaan Zakat
22
325521
D.11.01
22
325521
D.41.04
Kas Kemanusiaan Penerimaan Infaq Mobil Kemausiaan
22
325522
A.11.01
Kas Zakat
22
325522
A.41.01
Penerimaan Zakat
22
325523
B.11.01
Kas IS Umum
22
325523
B.41.06
Penerimaan Yatim Piatu
22
325524
A.11.01
Kas Zakat
22
325524
A.41.01
Penerimaan Zakat
120.000 60.000 60.000 100.000 100.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 40.000 40.000 50.000 50.000 60.000 60.000 100.000 100.000 424.700 424.700 215.000 215.000 5.000 5.000 55.000 55.000 500.000 500.000 50.000 50.000
Total Penerimaan MINGGU Ke- 3 Oktober 2010 26
325525
A.11.01
Kas Zakat
26
325525
A.41.01
Penerimaan Zakat
26
325525
B.11.01
Kas IS Umum
26
325525
B.41.01
Penerimaan IS Umum
26
325526
A.11.01
Kas Zakat
26
325526
A.41.01
Penerimaan Zakat
28
325528
B.11.01
Kas IS Umum
28
325528
B.41.01
Penerimaan IS Umum
28
325529
B.11.01
Kas IS Umum
28
325529
B.41.01
Penerimaan IS Umum
28
325530
A.11.01
Kas Zakat
28
325530
A.41.01
Penerimaan Zakat
28
325530
B.11.01
Kas IS Umum
28
325530
B.41.03
Penerimaan IS Pendidikan
4.167.700
200.000 200.000 100.000 100.000 200.000 200.000 300.000 300.000 500.000 500.000 90.000 90.000 60.000 60.000
68
28
325531
B.11.01
Kas IS Umum
28
325531
B.41.05
Penerimaan Kencleng
28
325532
A.11.01
Kas Zakat
28
325532
A.41.01
Penerimaan Zakat
28
325533
A.11.01
Kas Zakat
28
325533
A.41.01
Penerimaan Zakat
28
325534
A.11.01
Kas Zakat
28
325534
A.41.01
Penerimaan Zakat
28
325535
B.11.01
Kas IS Umum
28
325535
B.41.05
Penerimaan Kencleng
28
325536
B.11.01
Kas IS Umum
28
325536
B.41.09
Penerimaan Tabung Qurban
28
325536
D.11.01
28
325536
D.41.03
Kas Kemanusiaan Bantuan Kemanusiaan Merapi
B.11.01
Kas IS Umum
28 28
256.000
140.000 350.000 350.000 200.000 200.000 63.400 63.400 2.000.000 2.000.000 250.000 250.000 10.000.000
B.11.02.04
BPRS BINAMA IS Umum
29
325539
B.11.01
Kas IS Umum
29
325539
B.41.04
Penerimaan KALIMAT
29
325540
B.11.01
Kas IS Umum
29
325540
B.41.05
Penerimaan Kencleng
A.11.01
Kas Zakat Penerimaan Beasiswa Excellent House
A.41.05
256.000 140.000
10.000.000 1.927.900 1.927.900 50.000 50.000 270.000 270.000
Tabel 3.6 Contoh Buku Besar LAZ DPU DT Cabang Semarang BUKU BESAR ZAKAT BULAN OKTOBER 2010 Nama Perk TGL
Kas Zakat No. BUKTI
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
K
A.11.01 SALDO
SALDO AWAL 1
20.000
1
80.000
(20.000,00) (100.000,00)
4
325418
50.000
(50.000,00)
4
325419
30.000
(20.000,00)
4
325424
50.000
30.000,00
4
325425
180.000
210.000,00
69
4
325426
330.000
540.000,00
4
325427
200.000
740.000,00
4
20.000
720.000,00
5
200.000
520.000,00
250.000
270.000,00
5 6
325433
100.000
370.000,00
6
325434
164.640
534.640,00
6
325436
150.000
684.640,00
6
325437
199.755
884.395,00
6
325438
200.000
1.084.395,00
6
325439
120.000
1.204.395,00
6
325441
100.000
1.304.395,00
6
325442
50.000
1.354.395,00
6
325443
105.000
1.459.395,00
6
325448
195.875
7 7
1.655.270,00 1.050.000
605.270,00
14.190.000
(13.584.730,00)
8
325450
100.000
(13.484.730,00)
8
325451
60.000
(13.424.730,00)
8
325455
100.000
(13.324.730,00)
8
325458
400.000
(12.924.730,00)
8
325459
100.000
(12.824.730,00)
8
325462
100.000
(12.724.730,00)
8
300.000
(13.024.730,00)
8
80.000
(13.104.730,00)
8
13.150.000
(26.254.730,00)
11
325463
200.000
(26.054.730,00)
11
325464
100.000
(25.954.730,00)
11
325465
100.000
(25.854.730,00)
12
325470
100.000
(25.754.730,00)
12
5.000
(25.759.730,00)
12
5.000
(25.764.730,00)
14
325476
500.000
(25.264.730,00)
14
325477
250.000
(25.014.730,00)
15
325482
180.000
(28.659.730,00)
15
325489
30.000
(28.629.730,00)
18
325497
400.000
(28.229.730,00)
19
325501
100.000
(28.129.730,00)
19
325502
355.000
(27.774.730,00)
14
3.825.000
5.000
19
(28.839.730,00)
(27.779.730,00)
20
325503
20.000
(27.759.730,00)
20
325504
20.000
(27.739.730,00)
20
325505
30.000
(27.709.730,00)
20
325506
50.000
(27.659.730,00)
70
20
325507
(27.639.730,00)
20.000 10.000
20
(27.649.730,00)
21
325512
60.000
(27.589.730,00)
21
325513
100.000
(27.489.730,00)
21
325514
50.000
(27.439.730,00)
21
325515
50.000
(27.389.730,00)
21
325519
100.000
(27.289.730,00) 5.000
21
(27.294.730,00)
21
5.000
(27.299.730,00)
21
10.000
(27.309.730,00)
22
325521
215.000
(27.094.730,00)
22
325522
55.000
(27.039.730,00)
22
325524
50.000
22 25 Excellent House
TGL
BMT Zakat No. BUKTI
URAIAN
(27.094.730,00)
2.242.000
(29.336.730,00) (29.066.730,00)
270.000 6.490.270
NAMA BANK :
(26.989.730,00) 105.000
REF
D
35.557.000
(29.066.730,00)
NO. PERK :
A.11.02.01
K
SALDO
SALDO AWAL
24.069.113,26
-
NAMA BANK :
TGL
BSM Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
SALDO AWAL
REF
D
K
24.069.113,26
A.11.02.02 SALDO 44.068.857,35
71
-
NAMA BANK :
TGL
BNIS Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
A.11.02.03
K
SALDO
SALDO AWAL
11.105.472,00
-
NAMA BANK :
TGL
BCA Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
44.068.857,35
REF
D
11.105.472,00
A.11.02.04
K
SALDO
SALDO AWAL
-
-
NAMA BANK :
TGL
BII Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
SALDO AWAL
REF
D
K
-
A.11.02.05 SALDO 11.281.750,90
72
Nama Bank TGL
Bank NIAGA Zakat No. BUKTI URAIAN
0
NO. PERK :
REF
D
A.11.02.06
K
SALDO
SALDO AWAL
13.977.858,00
-
NAMA BANK :
TGL
BPRS BINAMA Zakat No. BUKTI URAIAN
0
NO. PERK :
REF
D
K
SALDO 37.301.054,90
-
TGL
Bank Artha Barokah Zakat No. BUKTI URAIAN
13.977.858,00
A.11.02.07
SALDO AWAL
NAMA BANK :
11.281.750,90
0
NO. PERK :
REF
D
K
SALDO AWAL
37.301.054,90
A.11.02.08 SALDO 18.759.407,91
27.500 83.686
bunga 16.737
16.737
NAMA BANK :
TGL
Bank Permata Syariah No. BUKTI URAIAN
111.186
NO. PERK :
REF
D
K
SALDO AWAL
18.853.856,70
A.11.02.09 SALDO 300.000,00
1.000.000
1.300.000,00
73
NAMA BANK :
NO. PERK :
No. BUKTI
TGL
URAIAN
REF
D
K
SALDO
SALDO AWAL
-
Nama Perk :
Penerimaan Zakat No. BUKTI URAIAN
TGL
0
No. Rek : REF
D
K
-
A.41.01 SALDO
SALDO AWAL 4
325418
50.000
50.000,00
4
325419
30.000
80.000,00
4
325424
50.000
130.000,00
4
325425
180.000
310.000,00
4
325426
330.000
640.000,00
4
325427
200.000
840.000,00
6
325433
100.000
940.000,00
6
325434
164.640
1.104.640,00
6
325436
150.000
1.254.640,00
6
325437
199.755
1.454.395,00
6
325438
200.000
1.654.395,00
6
325439
120.000
1.774.395,00
6
325441
100.000
1.874.395,00
6
325442
50.000
1.924.395,00
6
325443
105.000
2.029.395,00
6
325448
195.875
2.225.270,00
8
325450
100.000
2.325.270,00
8
325451
60.000
2.385.270,00
8
325455
100.000
2.485.270,00
8
325458
400.000
2.885.270,00
8
325459
100.000
2.985.270,00
8
325462
100.000
3.085.270,00
11
325463
200.000
3.285.270,00
11
325464
100.000
3.385.270,00
11
325465
100.000
3.485.270,00
12
325470
100.000
3.585.270,00
14
325476
500.000
4.085.270,00
14
325477
250.000
4.335.270,00
15
325482
180.000
4.515.270,00
15
325489
30.000
4.545.270,00
74
18
325497
400.000
4.945.270,00
19
325501
100.000
5.045.270,00
19
325502
355.000
5.400.270,00
20
325503
20.000
5.420.270,00
20
325504
20.000
5.440.270,00
20
325505
30.000
5.470.270,00
20
325506
50.000
5.520.270,00
20
325507
20.000
5.540.270,00
21
325512
60.000
5.600.270,00
21
325513
100.000
5.700.270,00
21
325514
50.000
5.750.270,00
21
325515
50.000
5.800.270,00
21
325519
100.000
5.900.270,00
22
325521
215.000
6.115.270,00
22
325522
55.000
6.170.270,00
22
325524
50.000
6.220.270,00
26
325525
200.000
6.420.270,00
26
325526
200.000
6.620.270,00
28
325530
90.000
6.710.270,00
28
325532
140.000
6.850.270,00
28
325533
350.000
7.200.270,00
28
325534
200.000
7.400.270,00
7.400.270
7.400.270,00
Nama Perk : TGL
Penerimaan Zakat Fitrah No. BUKTI URAIAN
No. Rek : REF
D
A.41.02
K
SALDO
SALDO AWAL -
0
-
75
Nama Perk : TGL
Penerimaan Beasiswa Pintu Telkom No. BUKTI URAIAN
No. Rek : REF
D
A.41.03
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
-
Nama Perk TGL
Penerimaan Beasiswa Pintu PLN No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
-
A.41.04
K
SALDO
SALDO AWAL -
Nama Perk TGL
Penerimaan Beasiswa Excellent House No. BUKTI URAIAN REF
No. Rek : D
K
A.41.06 SALDO
76
SALDO AWAL 270.000
(270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00)
-
Nama Perk TGL
Penerimaan Program Misykat No. BUKTI URAIAN
270.000
No. Rek : REF
D
A.41.07
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
-
0
-
Nama Perk TGL
Penerimaan Fidyah No. BUKTI URAIAN
No. Rek : REF
D
A.41.08
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
77
-
ma Perk TGL
Penerimaan Beasiswa Pertamina No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
-
A.41.09
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
-
Nama Perk TGL
Program DPU Misykat No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
A.51.01.01.01
K
SALDO
SALDO AWAL 25
2.242.000
2.242.000,00
28
888.000
3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00 3.130.000,00
3.130.000,00
0
78
Nama Perk
Beasiswa Prestatif No. BUKTI URAIAN
TGL
No. Rek : REF
D
A.51.01.02.01
K
SALDO
SALDO AWAL
0
Nama Perk
Santunan Pendidikan No. BUKTI URAIAN
TGL
No. Rek : REF
D
A.51.01.02.02
K
SALDO
SALDO AWAL 200.000
(200.000,00)
5
250.000
(450.000,00)
7
1.050.000
5
(1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00) (1.500.000,00)
1.500.000,00
Nama Perk TGL
Pelatihan & Pembinaan Fakir Miskin No. BUKTI URAIAN SALDO AWAL
0
No. Rek : REF
D
K
(3.000.000,00)
A.51.01.02.03 SALDO
79
0
Nama Perk
Beasiswa PINTU Telkom No. BUKTI URAIAN
TGL
No. Rek : REF
D
K
A.51.01.02.05 SALDO
SALDO AWAL 7 07 Januari 1900
(8.860.000,00)
8.860.000
4.430.000 Pengembalian
(13.290.000,00) 400.000
(12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00) (12.890.000,00)
. Nama Perk
Beasiswa Excellent House No. BUKTI URAIAN
TGL
13.290.000,00
400.000
No. Rek : REF
D
K
(25.780.000,00)
A.51.01.02.06 SALDO
SALDO AWAL 8
13.150.000
(13.150.000,00)
270.000,00
(13.420.000,00) (13.420.000,00) (13.420.000,00) (13.420.000,00) (13.420.000,00) (13.420.000,00) (13.420.000,00)
80
(13.420.000,00) (13.420.000,00) 13.420.000,00 Nama Perk TGL
Beasiswa Mandiri No. BUKTI URAIAN
No. Rek : REF
D
A.51.01.02.07
K
SALDO
SALDO AWAL 14
(3.825.200,00)
3.825.200
(3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) (3.825.200,00) 3.825.200,00 Nama Perk TGL
Beasiswa PINTU PLN No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
(7.650.400,00)
A.51.01.02.08
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
Nama Perk TGL
Beasiswa Pertamina No. BUKTI URAIAN SALDO AWAL
0
No. Rek : REF
D
K
A.51.01.02.09 SALDO
81
-
-
-
Nama Perk
Penyaluran Muallaf No. BUKTI URAIAN
TGL
0
No. Rek : REF
D
A.51.02.01
K
SALDO
SALDO AWAL -
0
Nama Perk
Penyaluran Ibnu Sabil No. BUKTI URAIAN
TGL
No. Rek : REF
D
K
A.51.03.01 SALDO
SALDO AWAL 1
20.000
(20.000,00)
4
20.000
(40.000,00)
12
5.000
(45.000,00)
12
5.000
(50.000,00)
19
5.000
(55.000,00)
20
10.000
(65.000,00)
21
5.000
(70.000,00)
82
21
5.000
(75.000,00)
21
10.000
(85.000,00) (85.000,00) (85.000,00)
85.000,00
Nama Perk
Penyaluran Fisabilillah No. BUKTI URAIAN
TGL
0
No. Rek : REF
D
(85.000,00)
A.51.04.01
K
SALDO
SALDO AWAL 1
80.000
8
(80.000,00)
80.000
(160.000,00)
22
105.000
(265.000,00)
29
80.000
(345.000,00) (345.000,00) (345.000,00)
345.000,00
Nama Perk TGL
Biaya Adm Bank No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
(345.000,00)
A.51.09.01
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
Nama Perk TGL
Kas Zakat No. BUKTI
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
K
A.11.01 SALDO
83
SALDO AWAL 1
20.000
1
80.000
(20.000,00) (100.000,00)
4
325418
50.000
(50.000,00)
4
325419
30.000
(20.000,00)
4
325424
50.000
30.000,00
4
325425
180.000
210.000,00
4
325426
330.000
540.000,00
4
325427
200.000
740.000,00
4
20.000
720.000,00
5
200.000
520.000,00
250.000
270.000,00
5 6
325433
100.000
370.000,00
6
325434
164.640
534.640,00
6
325436
150.000
684.640,00
6
325437
199.755
884.395,00
6
325438
200.000
1.084.395,00
6
325439
120.000
1.204.395,00
6
325441
100.000
1.304.395,00
6
325442
50.000
1.354.395,00
6
325443
105.000
1.459.395,00
6
325448
195.875
7 7
1.655.270,00 1.050.000
605.270,00
14.190.000
(13.584.730,00)
8
325450
100.000
(13.484.730,00)
8
325451
60.000
(13.424.730,00)
8
325455
100.000
(13.324.730,00)
8
325458
400.000
(12.924.730,00)
8
325459
100.000
(12.824.730,00)
8
325462
100.000
(12.724.730,00)
8
300.000
(13.024.730,00)
8
80.000
(13.104.730,00)
8
13.150.000
(26.254.730,00)
11
325463
200.000
(26.054.730,00)
11
325464
100.000
(25.954.730,00)
11
325465
100.000
(25.854.730,00)
12
325470
100.000
(25.754.730,00)
12
5.000
(25.759.730,00)
12
5.000
(25.764.730,00)
14
325476
500.000
(25.264.730,00)
14
325477
250.000
(25.014.730,00)
15
325482
180.000
(28.659.730,00)
15
325489
30.000
(28.629.730,00)
18
325497
400.000
(28.229.730,00)
14
3.825.000
(28.839.730,00)
84
19
325501
100.000
(28.129.730,00)
19
325502
355.000
(27.774.730,00) 5.000
19
(27.779.730,00)
20
325503
20.000
(27.759.730,00)
20
325504
20.000
(27.739.730,00)
20
325505
30.000
(27.709.730,00)
20
325506
50.000
(27.659.730,00)
20
325507
20.000
(27.639.730,00)
21
325512
60.000
(27.589.730,00)
21
325513
100.000
(27.489.730,00)
21
325514
50.000
(27.439.730,00)
21
325515
50.000
(27.389.730,00)
21
325519
100.000
(27.289.730,00)
10.000
20
(27.649.730,00)
21
5.000
(27.294.730,00)
21
5.000
(27.299.730,00)
10.000
(27.309.730,00)
21 22
325521
215.000
(27.094.730,00)
22
325522
55.000
(27.039.730,00)
22
325524
50.000
(26.989.730,00)
22
105.000
(27.094.730,00)
25
2.242.000
(29.336.730,00)
Excellent House
6.490.270
NAMA BANK :
TGL
BMT Zakat No. BUKTI
URAIAN
(29.066.730,00)
270.000
REF
D
35.557.000
(29.066.730,00)
NO. PERK :
A.11.02.01
K
SALDO
SALDO AWAL
24.069.113,26
-
NAMA BANK :
TGL
BSM Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
K
24.069.113,26
A.11.02.02 SALDO
85
44.068.857,35
SALDO AWAL
-
NAMA BANK :
TGL
BNIS Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
44.068.857,35
A.11.02.03
K
SALDO
SALDO AWAL
11.105.472,00
-
NAMA BANK :
TGL
BCA Zakat No. BUKTI
0
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
11.105.472,00
A.11.02.04
K
SALDO
SALDO AWAL
-
-
0
-
86
NAMA BANK :
TGL
BII Zakat No. BUKTI
NO. PERK :
URAIAN
REF
D
A.11.02.05
K
SALDO
SALDO AWAL
11.281.750,90
Nama Bank TGL
Bank NIAGA Zakat No. BUKTI URAIAN
0
NO. PERK :
REF
D
11.281.750,90
A.11.02.06
K
SALDO
SALDO AWAL
13.977.858,00
-
NAMA BANK :
TGL
BPRS BINAMA Zakat No. BUKTI URAIAN
0
NO. PERK :
REF
D
13.977.858,00
A.11.02.07
K
SALDO
SALDO AWAL
37.301.054,90
NAMA BANK :
TGL
Bank Artha Barokah Zakat No. BUKTI URAIAN
0
NO. PERK :
REF
D
K
37.301.054,90
A.11.02.08 SALDO
SALDO AWAL
18.759.407,91
27.500 83.686
bunga 16.737
16.737
NAMA BANK :
TGL
Bank Permata Syariah No. BUKTI URAIAN
111.186
NO. PERK :
REF
D
K
18.853.856,70
A.11.02.09 SALDO
87
SALDO AWAL
300.000,00
1.000.000
1.300.000,00
NAMA BANK :
NO. PERK :
No. BUKTI
TGL
URAIAN
REF
D
K
SALDO
SALDO AWAL
-
Nama Perk :
Penerimaan Zakat No. BUKTI URAIAN
TGL
0
No. Rek : REF
D
K
-
A.41.01 SALDO
SALDO AWAL 4
325418
50.000
50.000,00
4
325419
30.000
80.000,00
4
325424
50.000
130.000,00
4
325425
180.000
310.000,00
4
325426
330.000
640.000,00
4
325427
200.000
840.000,00
6
325433
100.000
940.000,00
6
325434
164.640
1.104.640,00
6
325436
150.000
1.254.640,00
6
325437
199.755
1.454.395,00
6
325438
200.000
1.654.395,00
6
325439
120.000
1.774.395,00
6
325441
100.000
1.874.395,00
6
325442
50.000
1.924.395,00
6
325443
105.000
2.029.395,00
6
325448
195.875
2.225.270,00
8
325450
100.000
2.325.270,00
8
325451
60.000
2.385.270,00
8
325455
100.000
2.485.270,00
8
325458
400.000
2.885.270,00
8
325459
100.000
2.985.270,00
8
325462
100.000
3.085.270,00
11
325463
200.000
3.285.270,00
11
325464
100.000
3.385.270,00
11
325465
100.000
3.485.270,00
12
325470
100.000
3.585.270,00
88
14
325476
500.000
4.085.270,00
14
325477
250.000
4.335.270,00
15
325482
180.000
4.515.270,00
15
325489
30.000
4.545.270,00
18
325497
400.000
4.945.270,00
19
325501
100.000
5.045.270,00
19
325502
355.000
5.400.270,00
20
325503
20.000
5.420.270,00
20
325504
20.000
5.440.270,00
20
325505
30.000
5.470.270,00
20
325506
50.000
5.520.270,00
20
325507
20.000
5.540.270,00
21
325512
60.000
5.600.270,00
21
325513
100.000
5.700.270,00
21
325514
50.000
5.750.270,00
21
325515
50.000
5.800.270,00
21
325519
100.000
5.900.270,00
22
325521
215.000
6.115.270,00
22
325522
55.000
6.170.270,00
22
325524
50.000
6.220.270,00
26
325525
200.000
6.420.270,00
26
325526
200.000
6.620.270,00
28
325530
90.000
6.710.270,00
28
325532
140.000
6.850.270,00
28
325533
350.000
7.200.270,00
28
325534
200.000
7.400.270,00
7.400.270
7.400.270,00
Nama Perk : TGL
Penerimaan Zakat Fitrah No. BUKTI URAIAN
No. Rek : REF
D
A.41.02
K
SALDO
SALDO AWAL -
89
-
Nama Perk : TGL
Penerimaan Beasiswa Pintu Telkom No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
-
A.41.03
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
-
Nama Perk TGL
Penerimaan Beasiswa Pintu PLN No. BUKTI URAIAN
0
No. Rek : REF
D
-
A.41.04
K
SALDO
SALDO AWAL -
90
Nama Perk TGL
Penerimaan Beasiswa Excellent House No. BUKTI URAIAN REF
No. Rek : D
A.41.06
K
SALDO
SALDO AWAL 270.000
(270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00) (270.000,00)
-
Nama Perk TGL
Penerimaan Program Misykat No. BUKTI URAIAN
270.000
No. Rek : REF
D
A.41.07
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
-
0
-
Nama Perk TGL
Penerimaan Fidyah No. BUKTI URAIAN
No. Rek : REF
D
A.41.08
K
SALDO
SALDO AWAL -
-
91
-
0
-
Bentuk laporan keuangan yang dibuat LAZ DPU DT Cabang Semarang adalah, laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dan penggunaan dana.22 Masing-masing laporan dibuat untuk masing-masing dana (Zakat, Infaq dan Shadaqah, dan Wakaf) yang dikelola oleh lembaga amil zakat. Penjelasan masing-masing laporan keuangannya sebagai berikut: a. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Laporan ini berisi informasi jumlah dana zakat yang terkumpul dan kemampuan dalam mendistribusikan dana secara tepat sasaran, sehingga pengumpulan zakat dapat terlaksana secara efektif. b. Laporan penerimaan dan penggunaan dana Laporan ini berisi informasi sumber penerimaan dana zakat dan mengenai penggunaan dana zakat dalam pelaksanaan program kerja, laporan ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja lembaga amil dalam satu periode, menilai kemampuan dan kesinambungan lembaga amil dalam memberikan jasa khususnya kepada mustahik 22
Ibid
92
dan mempertanggungjawabkannya kepada para muzaki dan masyarakat. Laporan keuangan yang dibuat LAZ DPU DT Semarang adalah bulanan yang bertujuan untuk evaluasi kinerja pengelola yang meliputi sirkulasi dana yang terkumpul dan juga laporan mengenai disiplin kerja manajemen selama ini, sedangkan laporan tahunan merupakan laporan yang
menginformasikan
seluruh
jumlah
penerimaan
dana
dan
penyalurannya selama satu tahun penuh, dan sekaligus sebagai evaluasi lembaga amil terhadap kinerjanya.. LAZ DPU DT Cabang Semarang pada saat ini laporan keuangannya belum menggunakan neraca, karena LAZ DPU DT Semarang belum mempunyai kantor sendiri atau masih menyewa sehingga LAZ DPU DT Semarang tidak mempunyai asset seperti gedung dan tanah.23 LAZ DPU DT Cabang Semarang juga belum diaudit oleh akuntan publik, untuk saat ini masih diaudit oleh LAZ DPU DT Bandung karena LAZ DPU DT Cabang Semarang masih dalam pengawasan LAZ DPU DT Bandung.24 Oleh karena itu belum sepenuhnya menerapkan standar akuntansi zakat. Tabel 3.7 Contoh laporan penerimaan dan penggunaan dana pada LAZ DPU DT Cabang Semarang bulan Juni 2010:
23 24
Ibid. tanggal 07 juni 2011 Ibid
93
DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHIID SEMARANG LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN DANA BULAN JUNI 2010 Penerimaan Zakat Penerimaan I S Khusus Penerimaan I S Umum Program Tabung Qurban Fidyah Wakaf Dana Yang Diharamkan Lain-lain TOTAL PENERIMAAN DANA Dana Zakat Program Ekonomi Produktif Misykat Program Pendidikan Beasiswa Mandiri Beasiswa PINTU Telkom Beasiswa Excellent House Beasiswa Pertamina Program Dakwah & Sosial Ibnu Sabil Fisabilillah Santunan Pendidikan Dana IS Umum Sosialisasi Ziswa Optimalisasi Penghimpunan Operasional Pendayagunaan Program Ramadhan Program Sosial Santunan Kesehatan Bantuan Proposal/Sosial Sunatan Massal Desa Ternak Mandiri Program Pendidikan Beasiswa Adzkia Islamic School Beasiswa Ortu Asuh Beasiswa Excellent House Pengembangan Media Biaya Cetak Buletin Sakinah Bantuan Sosial Rekomendasi Khusus Bantuan Kemanusiaan Program Layanan Mobil Kemanusiaan Bantuan Kemanusiaan
19,752,740.00 175,000.00 16,890,700.00 1,100,000.00 0.00 0.00 64,909.68 790,139.34 38,773,489.02
1,824,000.00 0.00 4,270,000.00 6,409,000.00 1,900,000.00 117,000.00 315,000.00 2,904,000.00
6,485,500.00 2,190,000.00 2,000,000.00 425,000.00 150,000.00 6,569,000.00 10,000.00 1,027,500.00 3,640,000.00 2,000,000.00 3,800,000.00 500,000.00 252,000.00 75,000.00
94
Wakaf Al Quran Braile Pembelian Al Quran Braile Biaya Pengiriman Dana yang dilarang syariah Sarana Umum Dana Pengelola SPD Penyaluran Operasional Rutin Administrasi dan Umum TOTAL PENGGUNAAN DANA Surplus (devisit) Saldo Awal Juni Saldo Akhir Juni
0.00 0.00 0.00 1,050,000.00 6,806,000.00 5,324,856.00 60,043,856.00 -21,270,366.98 474,191,645.48 452,921,278.50
Dibuat Oleh
Mengetahui
Wahyu Setiawan PJS AdKeu
Hamim Masrur, S. IP Direktur
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi Zakat Pertumbuhan BAZ dan LAZ yang selama ini semakin bertambah dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38 tahun 1999 tentang zakat, Badan Amil Zakat (pasal 6) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7) yang dibentuk oleh masyarakat.1 Dari banyaknya BAZ dan LAZ itulah seharusnya setiap organisasi pengelola zakat membuat laporan keuangan yang transparan dan benar. Karena dengan laporan keuangan yang baik dan benar itu akan meningkatkan
kepercayaan
muzaki
sehingga
akan
meningkatkan
pendapatan baik dana zakat, infaq maupun shadaqah. Akuntansi zakat adalah bingkai pemikiran dan aktivasi yang mencakup dasar-dasar akuntansi dan prose-proses operasional yang berhubungan dengan penentuan, penghitungan dan penilaian harta dan pendapatan yang wajib dizakati. Menetapkan kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan hukum dan dasar-dasar syariat islam. Akuntansi zakat merupakan alat informasi antara lembaga pengelola zakat sebagai manajemen dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Bagi manajemen, informasi akuntansi zakat digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai
1
Keputusan Menteri Agama (KMA), tentang Pengelolaan Zakat UU No. 38 Tahun 1999
95
96
dari perencanaan, pembuatan program, alokasi anggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Karena kelalaian dalam mencatat atau mencatat dengan tidak benar tentang zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat, diancam dengan hukuman kurungan selama tiga bulan dan atau denda sebanyakbanyaknya Rp 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) yaitu yang dimaksud dalam UU No.38 pasal 8, pasal 12, dan pasal11. Sanksi ini dimaksudkan agar BAZ dan LAZ yang ada menjadi pengelola zakat yang kuat, amanah, dan dapat dipercaya oleh masyarakat secara sadar dan sengaja akan menyerahkan zakatnya kapada pengelola zakat.2 Terkait dengan usaha transparansi dan pelaporan akuntabilitas amil belakangan ini telah disusun sistem pelaporan standar akuntansi keuangan yang didasarkan pada fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jadi standar akuntansi keuangan syari’ah itu murni disusun berdasarkan fatwa. Dari sanalah akhirnya konsep tersebut diterjemahkan menjadi standar pelaporan yang disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang kini masih dalam bentuk PSAK Nomor 109. Keluarnya PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat yang berlaku secara efektif mulai tahun 2008 tampaknya masih perlu dicermati dan dikaji ulang yang lebih mendalam, mengingat penerapan akuntansi zakat tersebut berpotensi mempunyai dampak yang sangat besar pada 2
Hafidudin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm. 127
97
perkembangan laporan keuangan terutama pada organisasi pengelola zakat yang menerapkan akuntansi zakat. Karena laporan keuangan lembaga pengelola zakat harus transparan dan benar dalam pencatatan transaksi, itu akan mempengaruhi kepercayaan muzaki, seperti dalam Al qur’an surat Al baqarah 282. Dari ayat diatas menunjukkan bukti anjuran orang yang bertransaksi untuk mencatat setiap transaksi yang dilakukan tujuannya adalah untuk menjaga keadilan dan kebenaran agar pihak-pihak yang bertransaksi tidak ada yang merasa dirugikan sehingga menimbukkan perpecahan. Untuk menghindari hal tersebut dibuatlah catatan dalam bahasa akuntansi mencatat adalah sama dengan mengakui dengan pendapatan.3 Ketika kita mengamati bahwa yang diperintahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 282 adalah pendapatan dapat diakui secara akrual dalam prespektif akuntansi. Tugas
pokok
lembaga
amil
zakat
yaitu
mengumpulkan,
mendistribusikan dan mendayagunakan yang sesuai dengan ketetuan agama, maka peranan akuntansi sangat berkaitan dengan proses pengumpulan pendistribusian dan pendayagunaan serta pembuatan laporan keuangan
oleh
lembaga
mempertanggungjawabkan
amil
zakat
kinerjanya
dengan
kepada
tujuan
masyarakat
untuk umum,
khususnya pada para muzaki yang telah menyalurkan dananya dan percaya pada lembga amil zakat. 3
206
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani press. 2001, hlm.
98
Adapun jenis Laporan Keuangan Lembaga Pengelola Zakat menurut PSAK No. 109 meliputi: a. Laporan Neraca/Posisi Keuangan b. Lapora Perubahan Dana c. Laporan Aktivitas atau Sumber dan Penggunaan Dana d. Laporan Arus Kas e. Catatan atas Laporan keuangan4 Laporan
Neraca/Posisi
Keuangan
tujuan
dari
laporan
neraca/posisi keuangan adalah: Menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih (saldo dana) dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Kegunaan dari laporan neraca adalah: Menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, Menilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajiban, dan kebutuhan pendanaan eksternal.5 Laporan Perubahan Dana dimana Amil menyajikan laporan perubahan dana zakat, infaq/shadaqah, dana amil, dan dana nonhalal. Penyajian laporan perubahan dana mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos berikut: dana zakat, dana infaq/shadaqah, dana amil dan dana nonhalal.6
4
Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 5 http://opans.blogspot.com/2009/12/akuntansi-zakat.html. diakses pada tanggal 08 Juni 2011 6 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,2008
99
Laporan
Aktivitas
atau
Sumber
dan
Penggunaan
Dana,
menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain serta bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program. LSPD berguna untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan lembaga
dalam
memberikan
jasanya
dan
menilai
pelaksanaan
tanggungjawab dan kinerja pengelola.7 Tujuan dari laporan aktivitas atau sumber dan penggunaan dana yaitu menyediakan informasi, mengenai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengelola.
Laporan Arus Kas Tujuan dari laporan kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Penyajian dari laporan arus kas meliputi: a.Disusun dengan menggunakan metode langsung b.Ditambah pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas ( sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi) 8
Catatan atas laporan keuangan berisi mengenai gambaran umum lembaga berupa sejarah, visi dan misi, maksud dan tujuan, susunan
7
http://sururudin.wordpress.com/2008/10/17/ prinsip-pengelolaan-zakat/.dakses pada tanggal 08 Juni 2011 8 http://opans.blogspot.com/2009/12/akuntansi-zakat.html. diakses pada tanggal 08 Juni 2011
100
pengurus. Kebijakan akuntansi, ruang lingkup kegiatan dan penjelasan atas pos-pos laporan keuangan yang penting disetiap komponen.9
Laporan keuangan yang dibuat haruslah sesuai dengan prinsip akuntansi Islam yaitu keadilan, kebenaran dan pertanggungjawaban, adapun prinsip khusus akuntansi syari’ah adalah sebagai berikut: cepat pelaporannya, dibuat oleh ahlinya, terang, jelas, tegas dan normatif, memuat informasi yang menyeluruh, informasi ditujukan untuk semua pihak, terperinci dan teliti, tidk terjadi manipulasi, dan melekukan secara kontinyu.10
Dari
semua
itu
akan
digunakan
sebagai
bahan
pertanggungjawaban, yang tujuannya adalah menjaga keadilan dan kebenaran, artinya prinsip tersebut menekankan pada pertanggungjawaban agar pihak yang terlibat tidak ada yang dirugikan.11 Seperti dalam tujuan akuntansi zakat yang sesuai dengan PSAK No.109 yaitu bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat, infaq, shadaqah.12 Karena pengakuan merujuk pada prinsip yang mengatur kapan dicatatnya transaksi pendapatan (revenue), beban (expenses), laba (gain), dan rugi (loss).13 Pengukuran juga berperan penting dalam laporan keuangan yaitu atribut yang dipakai dalam pengukuran, aspek pengukuran ini hamper tidak 9
http://sururudin.wordpress.com/2008/10/17/ prinsip-pengelolaan-zakat/.dakses pada tanggal 08 Juni 2011 10 Muhammad, Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al Qur’an, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm.42 11 Ibid, hlm.42-43 12 Ikatan Akuntansi Indonesia, op cit 13 Adnan, M. Akhyar, Akuntansi Syariah Arah Prospek dan Tantangannya, Yogyakarta: UII Press, 2005, hlm. 53
101
berbeda dengan akuntansi konvensional, karena semau atribut yang akan dijadikan acuan harus mempertimbangkan unsur relevan, reliability, understandability, dan comparability.14
B. Analisis Akuntansi Zakat pada LAZ DPU DT Cabang Semarang Penerapan Akuntansi Zakat pada lembaga amil zakat diseluruh Indonesia ini akan mendorong LAZ DPU DT Cabang Semarang untuk berusaha lebih baik dalam mencatat laporan keuangannya, karena dari laporan keuangan tersebut para muzaki dapat memperoleh informasi dan yang terpenting adalah mereka percaya bahwa dana yang disalurkan pada LAZ DPU DT Cabang Semarang tidak disalah gunakan. Oleh karena itu laporan keuangan yang digunakan adalah akuntansi zakat yang sesuai dengan PSAK No. 109, yaitu akuntansi zakat bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat, infak/shadaqah.15 Akuntansi adalah suatu kejadian yang tidak hanya statis, akuntansi berkembang mengikuti pola evolusi masyarakat. Yaitu berkembang dari penyatuan aspek agama dengan masalah ekonomi, sehingga menimbulkan paradigma baru yaitu paradigma akuntansi syari’ah yang dikembangkan berdasarkan kepercayaan masyarakat muslim. Syari’ah adalah berkanaan dengan peningkatan keadilan dan kesejahtern masyarakat dengan
14
Ibid. hlm.54 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 15
102
menetapkan fondasi dasar bagi moral, sosial, politik dan filsafat ekonomi masyarakat tersebut.16 Akuntansi merupakan hal penting dalam bisnis, sebab seluruh pengambilan keputusan bisnis didasarkan informasi yang diperoleh dari akuntansi.17 Akuntansi juga merupakan upaya untuk menjaga terciptanya keadilan dalam masyarakat, karena akuntansi memelihara catatan sebagai accountability
dan
menjamin
akurasinya.18
Akuntansi
sebenarnya
merupakan salah satu dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya, karena akuntansi ini sifatnya urusan muamalah. Sehingga Sofyan Safri menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islam ada dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalat Islam. 19 Karena keduanya mengacu pada kebenaran walaupun kadar kualitas dan dimensi dan bobot pertanggungjawabannya bisa berbeda. Dimana proses penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari proses pengumpulan bukti seperti bukti pembayaran, bukti penerimaan dan yang lainnya kemudian bukti tersebut dicatat didalam jurnal, buku besar dan dibuat laporan keuangan. Proses pencatatan siklus akuntansi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang dimulai pada saat pengumpulan buktibukti seperti bukti pembayaran, bukti penerimaan, dan buku bank, kemudian dibuat dalam laporan keuangan untuk masing-masing jenis 16 17
Adnan, M. Akhyar, op cit, hlm. 67 Muhammad, Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al Qur’an, Yogyakarta: UII Press, 2000,
hlm.3 18 19
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hlm.310 Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm. 143
103
dana.20 Oleh karena itu Lembaga amil zakat wajib melaporkan kinerja dan posisi keuangan sebagai tanggungjawabnya terhadap muzaki dan masyarakat. Bentuk laporan keuangan yang dibuat LAZ DPU DT Cabang Semarang adalah, laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dan penggunaan dana.21 LAZ DPU DT Cabang Semarang pada saat ini laporan keuangannya belum menggunakan neraca, karena LAZ DPU DT Semarang belum mempunyai kantor sendiri atau masih menyewa sehingga LAZ DPU DT Semarang tidak mempunyai asset seperti gedung dan tanah.22. Sehingga sampai saat ini LAZ DPU DT Cabang Semarang belum diaudit oleh akuntan publik. Padahal sebuah laporan keuangan seharusnya menggunakan lima laporan keuangan yaitu: neraca, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan perubahan asset kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.23 Sehingga LAZ DPU DT Cabang Semarang belum sepenuhnya memakai laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 109, oleh karena itu LAZ DPU DT Cabang Semarang akan lebih baik jika memperbaiki laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 109. LAZ DPU DT Cabang Semarang menyalurkan semua dananya yang disalurkan setiap bulannya tidak hanya berupa dana konsumtif tetapi juga produktif, seperti program miskat atau zakat produktif, beasiswa 20
Wawancara, op cit Ibid,tanggal 07 Juni 2011 22 Ibid. tanggal 07 juni 2011 23 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 21
104
untuk siswa dan mahasiswa. Sehingga dengan dana produktif membantu para mustahiq untuk lebih berusaha mengembangkan usahanya. Karena dengan menyalurkan, mendistribusikan dan mendayagunakan dana zakat dengan baik serta membuat laporan keuangan yang baik pula itu akan mempengaruhi muzaki agar tetap percaya pada LAZ DPU DT Cabang Semarang. Seperti dalam tujuan akuntansi zakat yang sesuai dengan PSAK No.109 yaitu bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat, infaq, shadaqah.24 Sebuah organisasi pengelola zakat harus membuat laporan keuanga yang baik dan benar, karena dengan laporan keuangan itu akan menigkatkan kepercayam muzaki pada LAZ DPU DT Cabang Semarang. a. Pengakuan Pengakuan adalah penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya diterima.25 Pengakuan akuntansi terhadap dana zakat yang dilakukan LAZ DPU DT Cabang Semarang dilakukan berdasarkan nilai dasar tunai (cash basic), yaitu dengan menjelaskan pencatatan dari laporan keuangan termasuk penjelasan tentang waktu, pengakuan keuntungan atau kerugian organisasi. Dimana model pencatatan cash basic merupakan transaksi akuntansi yang membukukan semua pendapatan yang sudah diterima, metode ini dilakukan atas dasar pengertian bahwa dana zakat yang dikumpulkan diakui secara langsung 24
Ibid. Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 25
105
sebagai harta lembaga amil zakat. Padahal pada dasarnya AAOIF (Accounting and Auditing Organisation For Islamic Financial Institution) memakai konsep akrual sebagai dasar pengakuan untuk semua bentuk transaksi.26 Dimana acrual basic adalah suatu proses pencatatan transaksi akuntansi yang dicatat pada saat transaksi itu berlangsung dan dan dilaporkan pada periode yang bersangkutan. b. Pengukuran Pengukuran adalah proses penentuan untuk mengakui dan memasukan setiap elemen kedalam laporan keuangan, penerimaan dari dana zakat melalui jasa bank dan bagian akuntansi malakukan penjurnalan berdasarkan bukti transaksi dan membuat buku besar. Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan oleh LAZ DPU DT Cabang Semarang sampai saat ini belum melakukan pengauditan melalui akuntan publik, akan tetapi masih dilakukan oleh bagian akuntansi.27 Pengukuran juga berperan penting dalam laporan keuangan yaitu atribut yang dipakai dalam pengukuran, aspek pengukuran ini hampir tidak berbeda dengan akuntansi konvensional, karena semau atribut yang akan dijadikan acuan
harus
mempertimbangkan
unsur
relevan,
reliability,
understandability, dan comparability.28 a. Pengungkapan dan Penyajian
26
Adnan, M. Akhyar, Akuntansi Syariah Arah Prospek dan Tantangannya, Yogyakarta: UII Press, 2005, hlm.53 27 Wawancara, 28 Op cit. hlm.54
106
Pengungkapan laporan keuangan untuk memberikan informasi pada pihak luar, pengungkapan ini bertujuan untuk mengevaluasi prestasi kinerja
organisasi
untuk
satu
periode
serta
menggambarkan
pertanggungjawaban lembaga amil zakat dalam mengelola sumber daya dan kinerja yang dihasilkan dalam satu periode, pengungkapan yang dikemukakan dalam laporan keuangan LAZ DPU DT Cabang Semarang tampak pada laporan keuangan sehingga memperoleh angkaangka dalam laporan keuangan tersebut. Dalam penyajian amil harus menyajikan dana zakat, dana infaq/shadaqah, dana amil dan dana nonhalal sacara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). 29 Penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh LAZ DPU DT Cabang Semarang adalah laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dan penggunaan dana.30 Dimana laporan sumber dan penggunaan dana didalamnya menyajikan arus dan masuk dan pendistribusian dana, baik zakat, infaq, shadaqah, maupun wakaf. Laporan ini mencerminkan kinerja organisasi terutama kemampuannya menarik dana dalam jumlah dan jenis yang banyak serta kemampuanya dalam mendistribusian dana secara tepat sasaran, sehingga tujuan zakat tercapai dan dapat terlaksana. Kegunaan laporan ini meliputi: umtuk mengevaluasi kinerja organisasi secara khusus yaitu pada setiap bidang, untuk menilai upaya yaitu kemampuan dan kesinambungan organisasi dalam memberikan 29
Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK no. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2008 30 Wawancara
107
pelayanan, untuk tanggungjawab dan kinerja manajemen. Laporan pertanggungjawaban LAZ DPU DT Cabang Semarang dipublikasikan kepada masyarakat dan para muzaki yang telah mempercayakan lembaga amil dalam mengelola zakat yang disalurkan dalam rangka meningkatkan kepercayaan muzaki. Sebagai lembaga yang menerapkan prinsip syari’ah, seharusnya LZA DPU DT Cabang Semarang tidak menerima penerimaan bunga dari bank komersial, ini tentu saja menyalahi prinsip syari’ah yaitu melarang riba karena bunga bank termasuk riba. Selama ini dana riba yang diterima digunakan untuk membiayai beban pajak bunga bank dan administrasi bank, sebaiknya seluruh dana disimpan dibank syari’ah yang tidak menerapkan bunga bank (riba). Secara garis besar sistem laporan keuangan yang dipakai LAZ DPU DT Cabang Semarang masih kurang baik, karena sampai saat ini belum melakukan audit oleh akuntan publik. Sebaiknya lembaga amil yang dipercaya oleh para muzaki mengelola dana zakat harus mulai melakukan audit untuk membuktikan kepada masyarakat umum kewajaran laporan keuangannya, khususnya untuk para muzaki dalam rangka meningkatka kepercayaan para muzaki. Menurut Morgan bahwa hasil penafsiran akuntan terhadap realitas laporan keuangan akan menjadi sumber informasi untuk pembentukan dan pembentukan kembali realitas (reconstruction of reality), karena laporan keuangan dipakai oleh para
108
pengguna untuk membentuk atau merasionalisasikan keputusan-keputusan pada masa yang akan datang.31
31
Triwuyono, Iwan, Prespektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah, Jakarta: Raja Grafindo, 2006, hlm. 146
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam proses membuat laporan keuangan lembaga amil zakat harus menggunakan standar akuntansi zakat dengan sistem pembukuan yang benar dan transparan, karena itu menjadi sukses lembaga dalam melayani masyarakat, sehingga lembaga dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya dan tetep dalam konteks syariah Islam. Seperti dalam PSAK No. 109 yang menjadi standar akuntansi zakat dalam membuat laporan keuangan. Adapun proses penyusunan laporan keuangan ini tidak lepas dari proses pengumpulan bukti seperti bukti pembayaran, bukti penerimaan dan yang lainnya kemudian bukti tersebut dicatat didalam jurnal, buku besar dan dibuat laporan keuangan untuk masing-masing jenis dana.1 Karena laporan itu merupakan laporan gabungan dari keseluruhan jenis laporan keuangan untuk mengetahui laporan keuangan LAZ DPU DT Semarang secara keseluruhan. Siklus pencatatan ini dilakukan pada saat penerimaan dana zakat dari para muzaki, pencatatan ini dilakukan pada sebuah buku harian dan jurnal dimana berisi informasi mengenai:2 Nama pemberi dana zakat, tanggal penerimaan dana zakat, alamat pemberi dana zakat, tanda tangan pemberi dana zakat, jumlah dana yang diberikan
1 2
Wawancara, op cit ibid
109
110
Akuntansi terhadap dana zakat yang dilakukan LAZ DPU DT Cabang Semarang dilakukan berdasarkan nilai dasar tunai (cash basic) dimana model pencatatan transaksi akuntansi yang membukukan semua pendapatan yang sudah diterima. Dan dalam proses pelaporannya LAZ DPU DT Cabang Semarang hanya membuat laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dan penggunaan dana, karena LAZ DPU DT Cabang Semarang belum mempunyai asset sendiri seperti tanah dan bangunan, sehingga LAZ DPU DT Cabang Semarang belum melakukan lima laporan keuangan menurut PSAK No. 109 diantaranya adalah neraca, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan perubahan dana asset kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu LAZ DPU DT Cabang Semarang belum diaudit oleh akuntan publik dan belum sesuai dengan PSAK No. 109. B. Saran
Saran-saran Untuk meningkatkan sistem pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah di LAZ DPU DT CABANG Semarang, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan hasil pengumpulan dan pendayagunaan ZIS diperlukan jaringan kerjasama secara melembaga atau institusional dengan tetap mempertahankan pendekatan dialogis dan konsultatif. Perlu membangun hubungan kerja yang sinergis dengan lembaga lain
111
yang sejenis, untuk meningkatkan kemitraan dan mensyiarkan ajaran agama, khususnya tentang ZIS. b) Untuk rekrut tenaga/karyawan perlu diperhatikan keahlian atau keterampilan yang dimiliki calon, tanpa mengabaikan unsur-unsur lain sebagaimana yang sudah diterapkan oleh lembaga. Sosialisasi tentang keberadaan LAZ DPU DT Cabang Semarang dan program-programnya harus terus menerus dilakukan, Agar keberadaan LAZ DPU DT Cabang Semarang tetap solid dan semakin berkembang serta tidak menemui hambatan. c) Untuk lebih memperbaiki laporan keuangannya sehingga suatu saat nanti dapat membuat laporan keuangan yang lebih baik seperti pada PSAK No. 109, tidak hanya laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dan penggunaan dana saja. d) Untuk lebih baik lagi apabila LAZ DPU DT Caang Semarang mulai melakukan pemeriksaan oleh auditor independen sebagai bagian dari penerapan prinsip transparansi dan untuk menilai akuntabilitas dan kewajaran laporan keuangan yang telah dibuat.
C. Penutup Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini walaupun tingkatannya masih sederhana. Karena memang keterbatasan penulis dalam hal penulisan dan ilmu yang dimiliki.
112
Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dengan selesainya skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Senantiasa Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Amin.
DAFTAR PUSTAKA Adnan, M. Akhyar, Akuntansi Syariah: Arah, Prospek Tantangnnya, Yogyakarta: UII Press, 2005. Al Zuhayli, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Azwar, Saefudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Dahlia, Heryani, Studi Penerapan Akuntansi Zakat Studi Kasus pada LAZ PT. Semen Padang dan LAZIS UII, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2005. Hafiduddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002. Harahap, Sofyan, Syahri, Ekonomi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. -----------------------------, Manajemen Masjid suatu Pendekatan Teoritis dan Organisatoris, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1993. -----------------------------------, Menuju Perumusan teori Akuntansi Islam, Jakarta: Pustaka Quantum, 2001. -----------------------------------, Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah, Jakarta: Pustaka Quantum, 2008. -----------------------------------, Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. http://sururudin.wordpress.com/2008/10/17/prinsip-pengelolaan-zakat/. diakses pada tanggal 08 Juni 2011 http://opans.blogspot.com/2009/12/akuntansi-zakat.html. tanggal 08 Juni 2011
Diakses
pada
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2008, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak) No. 109, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta. Imam, Abi Abdillah, Shahih Bukhori Juz 1, Berut Libanon: Darul kutub Al Ilmiyah, 1992. Juanda, Gustian, Pelaporan Zakat Pengurang pajak Penghasilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Jusup, Al Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid I, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001. Keputusan Menteri Agama (KMA), tentang Pengelolaan Zakat UU No. 38 Tahun 1999. Lembaran brosur LAZ DPU DT Cabang Semarang. Moleong. Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2009 Mahmud, Al Ba’ly Abdul Al hamid, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan keuangan Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Yogyakarta: PPPEI Press, 2009. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syri’ah, Jakarta: Salemba Empat, 2002. ---------------, Prinsip-Prinsip Akuntansi Dalam Al Qur’an, Yogyakarta: UII Press, 2000. Mufraini, M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun jaringan, Jakarta: Kencana, 2006. Mujahidin, Ahmad, Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Mursyidi, Akuntansi Rosdakarya, 2003.
Zakat
Kontemporer,
Bandung:
PT.
Remaja
Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2002. Siti Asyrofah, Urgensi Zakat Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus LAZIS di Desa Cepiring Kecamatan Cepiring Kabubaten Kendal), Semarang: Universitas Wahid Hasyim, 2010. Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: Salemba Empat, 2004. Sutrisno, Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Thomson, Warren Reeve Fess Accounting Pengantar Akuntansi, Penerjemah: Aria Farahmita, Edisi 21, Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Wawancara dengan Ika Dwijati selaku Administrasi Keuangan LAZ DPU DT Cabang Semarang. www.dpudt-semarang.com Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al qur’an, Al qur’an dan terjemahan.
Lampiran 1 DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID SEMARANG LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN DANA PERIODE 2010 (JANUARI - DESEMBER)
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
TOTAL
43.039.465,00
37.723.770,00
33.745.439,00
31.836.152,00
34.399.645,00
19.752.740,00
23.386.682,00
19.886.462,00
126.882.270,00
13.962.970,00
43.465.470,00
16.742.643,00
444.823.708,00
Zakat Program TELKOM
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
8.860.000,00
0,00
9.960.000,00
4.430.000,00
23.250.000,00
Penerimaan I S Khusus
1.655.300,00
2.045.000,00
34.000,00
245.000,00
150.000,00
175.000,00
150.000,00
0,00
107.800,00
7.360.000,00
9.256.900,00
7.884.100,00
29.063.100,00
Penerimaan I S Umum
9.992.700,00
13.839.700,00
35.365.034,00
18.438.140,50
12.381.705,00
16.890.700,00
14.828.800,00
53.119.400,00
29.906.650,00
19.271.400,00
14.674.700,00
22.530.050,00
261.238.979,50
Program Tabung Qurban
Penerimaan Zakat
1.295.000,00
170.000,00
985.000,00
1.420.000,00
790.000,00
1.100.000,00
1.100.000,00
0,00
1.370.000,00
5.740.000,00
120.830.000,00
1.710.000,00
136.510.000,00
Fidyah
0,00
0,00
60.000,00
0,00
120.000,00
0,00
0,00
250.000,00
1.877.000,00
0,00
0,00
0,00
2.307.000,00
Wakaf
0,00
0,00
40.000,00
0,00
85.000,00
0,00
0,00
0,00
610.000,00
750.000,00
350.000,00
0,00
1.835.000,00
71.213,71
66.310,94
68.575,94
66.496,37
62.490,76
64.909,68
62.343,80
31.252,62
23.062,99
22.826,56
24.035,87
25.186,98
588.706,22
873.024,60
848.292,15
6.133.893,99
827.489,69
853.728,06
790.139,34
1.764.729,40
6.725.394,59
2.084.214,13
931.164,60
4.059.027,98
51.634.782,46
77.525.880,99
56.926.703,31
54.693.073,09
76.431.942,93
52.833.278,56
48.842.568,82
38.773.489,02
41.292.555,20
80.012.509,21
171.720.997,12
48.038.361,16
202.620.133,85
104.956.762,44
977.142.374,71
5.528.000,00
5.900.000,00
3.854.000,00
952.000,00
5.797.600,00
1.824.000,00
4.702.000,00
4.554.000,00
945.000,00
3.130.000,00
1.758.000,00
1.370.000,00
40.314.600,00
Beasiswa Mahakarya (Mandiri)
1.457.500,00
29.000,00
5.616.500,00
987.300,00
1.980.000,00
0,00
3.765.000,00
2.025.000,00
0,00
3.825.200,00
1.720.000,00
0,00
21.405.500,00
Beasiswa PINTU Telkom
4.220.000,00
4.467.200,00
4.270.000,00
4.220.000,00
4.270.000,00
4.270.000,00
0,00
0,00
0,00
13.290.000,00
5.530.000,00
4.880.000,00
49.417.200,00
350.000,00
357.200,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
707.200,00
Beasiswa Excellent House
5.600.000,00
6.017.200,00
6.200.000,00
6.008.000,00
5.710.000,00
6.409.000,00
6.760.000,00
6.750.000,00
977.000,00
13.420.000,00
12.920.000,00
6.570.000,00
83.341.200,00
Beasiswa Pertamina
3.500.000,00
1.850.000,00
1.850.000,00
1.850.000,00
1.900.000,00
1.900.000,00
1.900.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
14.750.000,00
45.000,00
210.000,00
50.000,00
195.000,00
120.000,00
117.000,00
110.000,00
350.000,00
142.000,00
85.000,00
45.000,00
20.000,00
1.489.000,00
Dana Yang Diharamkan Lain-lain TOTAL PENERIMAAN DANA
Dana Zakat Program Ekonomi Produktif Misykat Program Pendidikan
Beasiswa PINTU PLN
0,00
0,00
Program Dakwah & Sosial Ibnu Sabil
211.800,00
240.000,00
315.000,00
293.300,00
155.000,00
315.000,00
310.000,00
0,00
0,00
345.000,00
85.000,00
221.600,00
2.491.700,00
1.425.000,00
1.510.000,00
1.030.000,00
1.805.000,00
2.000.000,00
2.904.000,00
1.450.000,00
800.000,00
410.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
3.000.000,00
19.334.000,00
Bantuan Kesehatan
928.000,00
600.000,00
Program Ramadhan
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
21.528.500,00
15.142.800,00
0,00
0,00
0,00
36.671.300,00
Program Kurban Peduli Negeri
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
8.585.450,00
0,00
8.585.450,00
3.775.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
3.775.000,00
Fisabilillah Santunan Pendidikan
0,00
1.528.000,00
Penyaluran Terakumulasi dalam Aktiva Pembelian Aktiva Tetap
0,00 0,00
Dana IS Umum
Program Kurban Peduli Negeri Program Kurban Peduli Negeri
0,00 9.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
33.199.000,00
98.017.400,00
326.500,00
131.551.900,00
Optimalisasi Penghimpunan
5.877.100,00
6.753.800,00
7.333.600,00
6.692.950,00
4.651.300,00
6.485.500,00
8.602.500,00
5.663.000,00
10.316.510,00
5.614.500,00
4.116.000,00
4.617.700,00
76.724.460,00
Operasional Pendayagunaan
3.234.500,00
2.130.000,00
2.082.000,00
1.987.000,00
2.217.000,00
2.190.000,00
2.176.500,00
2.243.000,00
2.350.000,00
2.304.000,00
2.281.000,00
2.168.000,00
27.363.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2.000.000,00
6.920.500,00
7.150.000,00
3.555.000,00
0,00
0,00
0,00
19.625.500,00
0,00
0,00
11.700.000,00
2.860.000,00
550.000,00
425.000,00
950.000,00
450.000,00
1.600.000,00
1.077.000,00
1.926.300,00
250.000,00
21.788.300,00
600.000,00
300.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
752.000,00
2.063.000,00
0,00
3.224.000,00
6.939.000,00
0,00
0,00
0,00
1.000.000,00
0,00
500.000,00
0,00
0,00
0,00
500.000,00
500.000,00
120.000,00
2.620.000,00
830.000,00
158.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1.000.000,00
1.450.000,00
0,00
3.438.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
10.000,00
7.630.000,00
7.530.000,00
0,00
660.000,00
0,00
230.000,00
16.060.000,00
Layanan Wakaf Mukena
400.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
400.000,00
Bantuan Proposal/Sosial
34.000,00
0,00
250.000,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1.034.000,00
0,00
Sosialisasi Ziswa
Program Ramadhan
0,00
Program Sosial Santunan Kesehatan Santunan Yatim Piatu Santunan Rekomendasi Khusus Kotak Amal Peduli Ummat (KALIMAT) Desa Ternak Mandiri
Bantuan Kacamata Gratis Program Pelatihan Teknisi HP Zakat Mandiri
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
50.000,00
50.000,00
0,00
0,00
0,00
1.125.000,00
1.225.000,00
900.000,00
700.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1.600.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
5.622.500,00
0,00
0,00
0,00
0,00
5.622.500,00
Family Gathering
0,00
169.600,00
9.750.350,00
0,00
0,00
0,00
150.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
10.069.950,00
Sunatan Massal
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
6.569.000,00
156.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
6.725.000,00
Smart Outbond
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
4.414.100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
4.414.100,00
Program Ramadhan
0,00
0,00
0,00
0,00
44.500,00
0,00
0,00
36.207.000,00
3.504.500,00
0,00
0,00
0,00
39.756.000,00
3.295.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1.027.500,00
0,00
0,00
550.000,00
0,00
0,00
0,00
4.872.500,00
0,00
3.335.000,00
3.640.000,00
3.640.000,00
3.640.000,00
3.640.000,00
0,00
300.000,00
0,00
11.460.000,00
2.790.000,00
3.090.000,00
35.535.000,00
0,00
Program Pendidikan Beasiswa Adzkia Islamic School Beasiswa Ortu Asuh
2.000.000,00
Beasiswa Excellent House
2.000.000,00 0,00
Pengembangan Media
3.800.000,00
2.850.000,00
3.800.000,00
3.800.000,00
2.850.000,00
3.800.000,00
3.800.000,00
3.800.000,00
950.000,00
3.800.000,00
3.800.000,00
3.800.000,00
40.850.000,00
700.000,00
917.200,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1.617.200,00
336.700,00
2.052.200,00
5.080.000,00
539.000,00
37.000,00
252.000,00
3.050.000,00
0,00
396.000,00
0,00
368.000,00
0,00
12.110.900,00
0,00
0,00
500.000,00
0,00
0,00
75.000,00
0,00
0,00
0,00
7.462.000,00
11.481.800,00
9.830.000,00
29.348.800,00
Pembelian Al Quran Braile
0,00
0,00
0,00
2.800.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2.800.000,00
Biaya Pengiriman
0,00
0,00
0,00
100.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100.000,00
0,00
700.000,00
4.000.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
4.700.000,00
355.000,00
951.500,00
0,00
489.000,00
1.230.600,00
1.050.000,00
0,00
0,00
0,00
374.000,00
941.000,00
1.720.100,00
7.111.200,00
Biaya Cetak Buletin Sakinah
Majalah Swadaya
0,00
Bantuan Kemanusiaan Program Layanan Mobil Kemanusiaan Bantuan Kemanusiaan
Wakaf Al Quran Braile
0,00
0,00
Dana yang dilarang syariah Sarana Umum
0,00
Dana Pengelola
SPD Pengembangan SDM
400.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
400.000,00
Raker
2.772.900,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2.772.900,00
Penyaluran Operasional Rutin
3.772.000,00
4.957.000,00
4.857.000,00
5.911.500,00
4.424.000,00
6.806.000,00
3.992.000,00
7.500.000,00
5.465.000,00
5.339.000,00
4.820.000,00
4.020.000,00
61.863.500,00
Administrasi dan Umum
6.899.778,00
6.565.520,00
4.978.146,80
3.380.760,16
3.413.759,73
5.324.856,00
8.332.086,43
2.939.712,49
3.080.637,32
6.659.485,26
5.532.505,71
7.415.139,34
64.522.387,24
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
7.775.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
7.775.000,00
61.256.278,00
53.720.420,00
81.156.596,80
49.560.810,16
45.090.759,73
60.043.856,00
69.420.686,43
123.487.712,49
50.136.447,32
117.107.185,26
170.167.455,71
57.998.039,34
939.146.247,24
-4.329.574,69
-21.270.366,98
-28.128.131,23
-43.475.203,28
121.584.549,80
-69.068.824,10
32.452.678,14
46.958.723,10
37.996.127,47
474.191.645,48 452.921.278,50
424.793.147,27
381.317.943,99
502.902.493,79
433.833.669,69
466.286.347,83
513.245.070,93
381.317.943,99
502.902.493,79
433.833.669,69
466.286.347,83
513.245.070,93
551.241.198,39
THR TOTAL PENGGUNAAN DANA
972.653,09
-4.724.653,87
3.272.468,40
3.751.809,09
Saldo Awal
475.248.943,46 470.919.368,77
471.892.021,86
467.167.367,99
470.439.836,39
Saldo Akhir
470.919.368,77
467.167.367,99
470.439.836,39
474.191.645,48
Surplus (devisit)
471.892.021,86
452.921.278,50
424.793.147,27