PERSEPSI PENGGUNA DAN MASYARAKAT TERHADAP KEMACETAN YANG BERULANG: BUKTI DI PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK BANTEN, INDONESIA Bambang Dwi Suseno Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya
[email protected]
Abstract Port of Merak in Cilegon (Banten) has long been an economic artery connecting the island of Java and Sumatra, across the Strait of Sunda. Every day, hundreds of yachting ferry across the Sunda Strait to Port Bakauheni in Lampung (Sumatra) and Merak at Cilegon Municty Banten Province. These ferries serving various types of vehicles such as private cars, buses, and trucks. the problem is the weak implementation of the management of PT ASDP by users and the public perception of increasing recurring congestion. The purpose of this study were (1) to determine the user's perception of the port of Merak crossing, (2) to determine the public perception of repeated jams. To test the significance of the F-stat shows the influence of variations together the independent variable. Although the results of the regression variables are individually insignificant in an equation, but when viewed as a whole can give significance to the equation. The table below shows the critical value for F-test statistics, each at a significance level of 1%, 5% and 10%. Fstat value of the regression has an F-stat of 398.6394, which value is greater than F-table (F-stat 398.6394> F table 7.64) at the level of confidence (confidence level) 99%, so the hypothesis H0 is rejected. It can be concluded that taken together, the independent variables used in the model variables affect congestion. Keywords: Perception, Congestion, Port of Merak
Abstraksi Pelabuhan Merak di Kota Cilegon (Banten) telah lama menjadi urat nadi ekonomi yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, dengan melintasi Selat Sunda. Setiap hari, ratusan feri belayar menyeberangi Selat Sunda menuju Pelabuhan Bakauheni di Lampung (Sumatera) dan sebaliknya. Feri-feri ini melayani berbagai jenis kendaraan seperti mobilmobil pribadi, bus, dan truk-truk. permasalahan adalah lemahnya penerapan manajemen pada PT ASDP menurut persepsi pengguna dan masyarakat sehingga meningkatkan kemacetan yang berulang. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui persepsi pengguna pelabuhan penyeberangan Merak,(2) untuk mengetahui persepsi masyarakat atas kemacetan yang berulang. Untuk menguji tingkat signifikansi dengan F-stat memperlihatkan pengaruh secara bersama-sama variasi variabel independen. Walaupun dari hasil regresi terdapat variabel yang secara individu tidak signifikan dalam suatu persamaan tapi bila dilihat secara keseluruhan dapat memberikan signifikansi pada persamaan tersebut. Temuan menunjukkan nilai batas kritis untuk pengujian F-statistik, masing-masing pada tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10%. Nilai F-stat hasil regresi memiliki F-stat sebesar 398.6394, yang nilainya lebih besar dari F-tabel (F-stat 398.6394 > F tabel 7.64) pada tingkat kepercayaan (confidence
level) 99%, sehingga hipotesis H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara bersamasama, variabel independen yang digunakan di model mempengaruhi variabel kemacetan. Kata kunci: Persepsi, Manajemen ASDP, Kemacetan
LATAR BELAKANG Selat Sunda yang berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, telah menjadi jalur lintasan kapal laut sejak lama. Selat Sunda tidak hanya menghubungkan Australia melalui Samudera Hindia dengan daratan Asia, tetapi juga menghubungkan dua pulau utama di Republik Indonesia ini, yaitu Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pada selat ini terdapat dua pelabuhan penyeberangan antar pulau yaitu di Merak, (Banten) pada sisi Pulau Jawa dan di Bakauheni (Lampung) pada sisi Pulau Sumatera. Dua pelabuhan ini melayani seluruh aktifitas perdagangan dan kegiatan lainnya antara kedua pulau tersebut. Selat Sunda memiliki lebar pada titik penyeberangan sekitar 37 kilometer dengan beberapa pulau kecil di tengahtengahnya, termasuk Gunung Anak Krakatau yang masih aktif. Dengan lebar 39 kilometer, perjalanan kapal laut memakan waktu 1,5-2 jam untuk sekali penyeberangan. Pada beberapa tahun belakangan ini, kerap terjadi kemacetan akibat antrian kendaraan pengangkut barang di jalan tol menuju merak. Pelabuhan Merak- Bakauheni yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera melalui Selat Sunda, semakin didera kemacetan yang luar biasa. Sebagai pelabuhan penyangga mobilitas barang dan orang antara dua pulau besar ini, kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan terus berlangsung, apalagi bila program koridor ekonomi JawaSumatera berjalan. Pelabuhan Merak di Kota Cilegon (Banten) telah lama menjadi urat nadi ekonomi yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, dengan melintasi Selat Sunda. Setiap hari, ratusan feri belayar menyeberangi Selat Sunda menuju Pelabuhan Bakauheni di Lampung (Sumatera) dan sebaliknya. Feri-feri ini melayani berbagai jenis kendaraan seperti mobil-mobil pribadi, bus, dan truk-truk. Jarak tempuh perjalanan MerakBakauheni dengan feri adalah sekitar dua jam. Merak sepertinya tak pernah tidur. Maklum, di situlah terjadi melting pot yaitu pertemuan antar berbagai manusia dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam serta berbagai aktivitas. Mereka menyatu di tengah lalu lintas barang dan kendaraan. Namun, apa hendak dikata. Pelabuhan Merak-Bekauheni dalam beberapa waktu belakangan ini sering didera kemacetan yang luar biasa. Lewis (dalam) Suryono (2005:5) memperlihatkan hasil studi bahwa pembangunan perekonomian perlu didukung dengan perbaikan dalam bidang transportasi. Perbaikan transportasi akan secara umum dapat menghasilkan penurunan tarif. Pengaruh dari penurunan tarif akibat perbaikan transportasi (cheap transportation) akan memberi pengaruh kepada; (a) tersedianya barang-barang (availability of goods); (b) stabilisasi dan penyamarataan harga ( price stabilization and equalization), (c) menaikkan nilai tanah (land value);(d) m eredusir harga (price reduction), (e) Memperbesar persaingan (competition) dan pada akhirnya akan menguntungkan pembeli atau konsumen, (f) pada dasarnya transportasi dimaksudkan untuk menciptakan atau menaikkan utilitas (kegunaan) dari yang diangkut tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini; RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakan tersebut maka dapat di tarik suatu rumusan permasalahan adalah sebagaiberikut Lemahnya penerapan manajemen pada PT ASDP menurut persepsi pengguna dan masyarakat sehingga meningkatkan kemacetan antrian TUJUAN PENELITIAN 1. untuk mengetahui persepsi pengguna pelabuhan penyeberangan Merak 2. untuk mengetahui persepsi masyarakat atas kemacetan yang berulang. LANDASAN TEORI PENGERTIAN PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera atau kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Berikut adalah penertian persepsi menurut babarapa ahli : Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi. Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian ilai terhadap objek tersebut. (Bartol & Bartol, 1994). definisi persepsi merupakan proses yang aktif dimana yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengalaminya, tetapi juga keseluruhan pengalamanpengalamannya, memotifasinya dan sikap relevan terhadap stimulus tersebut (Anderson & Kyprianov, 1994).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Menurut Siagian (1995) dalam bukunya yang berjudul ”teori motivasi dan aplikasinya” secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi seseorang yaitu faktor internal dan eksternal Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi
Objek: Objek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa, dan objek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulus
Faktor situasi: Situasi merupakan keadaan dimana, keadaan tersebut dapat menimbulkan sebuah persepsi.
faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dalam diri individu (Niven N, 2002). Diantara faktor internal tersebut adalah :
Motif : Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.
Minat : Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.
Harapan : Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang disukai dan diharapkan.
Sikap : Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain aatau objek lain.
Pengetahuan : Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengalaman : Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit di lupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain.
PENGERTIAN MASYARAKAT Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya.
UNSUR-UNSUR SUATU MASYARAKAT DAN PERUBAHAN SOSIAL
Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
social change saat ini adalah gejala sosial yang dijumpai diseluruh dunia da tidak terbatas pada negara-negara berkembag saja, social change adalah perubahan sosial dalam pergaulan hidup manusia dan akibat-akibatnya terhadap pergaula hidup manusia itu sendiri. Perubahan tersebut telah menjadi fakta kehidupan manusia sejak dahulu kala, serta merupakan reaksi atas ransangan dari luar, perubahan tersebut dapat menimbulkan efek yang positif dan negatif. Kalua berbicara social change maka yang terpikirkan adalah social change abad ke 20 ini, yaitu akibat kelanjutan perubahan kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengunaannya oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pengunaanya telah mengakibatkan serta pengaruhnya terhadap sosial politik, eknomi, tetapi juga pada fsikis san susila terhadap masyarakat. Inti dari social change adalah demi kemajuan anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan dan realisasi perubahan-perubahan tersebut memerlukan penyesuaian dan penguasaan angota dalam pergaulan hidup, terhadap keadaan yang baru itu. Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki dan direncanakan, biasanya dinamakan modernisasi. Proses ini pada intinya berarti meningkatkan kemampuan dari masyarkat yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup : 1. 2. 3. 4. 5.
kenutuhan akan sandang keselamatan terhadap harta benda dan jiwa kesempatan yang wajar untuk dihargai mendapat kasih sayang dari sesamanya kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan atau potensi
pada dasarnya, dalam pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total dari kehidupan yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menandai negara-negara barat yang setabil. Modernisasi juga merupak bentuk sari perubahan sosial biasaya merupakan perubahan sosial yang terarah yang didasar pada suatu perencanaan yang biassanya dinamakan ’social planing’ ANALISIS DAN HASIL Dalam pengelolaan data dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis statistic sebagai berikut Uji validitas adalah hasil penelitian yang valid atau tepat bila terjadi kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen validitas adalah menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dalam penelitian. Rumusnya adalah :
r=
n XY X Y
n X
2
X n Y 2 Y 2
2
Model korelasi ini juga nantinya digunakan untuk mencari tingkat hubungan antara variable x dengan variable y Model Regresi, dilakukan penghitungan regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh antara variabel (X) terhadap variabel (Y) dengan formulasi Y = a + bX Dimana Y = Variabel terikat X2 = Variabel bebas a = Kostanta, merupakan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y b = Koefisien regresi merupakan besarnya pengaruh variable independent (X) terhadap variable dependen (Y) Harga b dan a dihitung dengan cara n ∑XY - ∑X . ∑ Y b = n ∑ X2 – ( ∑X )2
a = Y – b . X2 Uji hipotesis adalah untuk pembuktian apakah praduga dalam penelitian ini terbukti atau tidak b - β t = Sb
ANALISIS DESKRIPTIF Data yang diperoleh merupakan hasil dari pembagian kuesioner kepada staff PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak, pengguna jasa (supir truk), dan masyarakat kota Cilegon (reverensi tambahan) yang masing-masing terdiri dari 10 pertanyaan. Data yang terkumpul berupa hasil tanggapan dari responden direkapitulasi dan kemudian di analisis untuk mengetahui pengaruh manajemen terhadap kemacetan. 1. Analisis Variabel X (Manajemen) Penulis akan mengemukakan tabel-tabel yang menunjukan jawaban responden terhadap variabel x atas pertanyaan tentang manajemen. Berikut ini adalah tanggapan responden yang diambil dari hasil kuesioner yang dibagikan, berikut adalah daftar pertanyaaan untuk variable x 1. Sistem Pengoperasian Kapal 2. Prosedur Pengoperasian Kapal
3. Kelayakan Kapal 4. Sistem Pengoperasian dan Sistem Teknologi 5. Penggunaan e-Ticket 6. Fungsi Penerapan e-Ticket 7. Respon Penerapan Sistem e-Ticket 8. Sistem Solusi Mengatasi Kemacetan 9. Faktor-Faktor Pemicu Kemacetan 10. Kapal yang Beroperasi Hasil sebaran kuesioner dari berbagai pernyataan tentang manajemen adalah sebagi berikut Nomor pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 5 12 13 11 14 15 14 11 4 17 14 19 13 13 13 19 3 1 3 0 3 2 3 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Total 30 30 30 30 30 30 30 Sumber : Hasil kuesioner, 2011
Bobot
8 10 19 1 0 0 30
9 10 20 0 0 0 30
10 23 5 2 0 0 30
Jumlah
Skor
133 152 15 0 0 300
665 608 45 0 0 1318
Nilai rata-rata rekapitulasi pertanyaan tentang manajemen adalah
1318 4,39 (Baik) 300
Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis yang diperoleh dapat dikatakan bahwa manajemen PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak sudah “Baik” 2. Analisis Variabel Y (Kemacetan) Selain itu, penulis akan mengemukakan tabel-tabel yang menunjukan jawaban responden terhadap variabel y atas pertanyaan tentang kemacetan. Berikut ini adalah tanggapan responden yang diambil dari hasil kuesioner yang dibagikan dan tabel-tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Pendistribusian Barang 2. Situasi Kemacetan 3. Pelayanan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak 4. Kondisi Kesehatan Fisik dan Phisikis 5. Harapan Terhadap PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak (Peningkatan Kualitas Pelayanan) 6. Dampak Kemacetan 7. Penambahan Kapal 8. Kerusakan Barang 9. Bentuk Pelayanan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak 10. Harapan Para Pengguna Jasa Hasil sebaran kuesioner dari berbagai pernyataan tentang tingkat kemacetan adalah sebagi berikut
Rekapitulasi Pertanyaan Kemacetan Nomor pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 5 18 10 10 19 19 12 14 4 12 20 20 11 11 18 16 3 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Total 30 30 30 30 30 30 30 Sumber : Hasil kuesioner, 2011
Bobot
Nilai
rata-rata
rekapitulasi
8 15 10 5 0 0 30
9 14 12 4 0 0 30
pertanyaan
10 22 8 0 0 0 30
Jumlah
Skor
153 138 9 0 0 300
765 552 27 0 0 1344
tentang
kemacetan
adalah
1344 4,48( SangatTerganggu ) 300
ANALISIS ASOSIATIF 1. Pengujian Validitas Uji validitas adalah hasil penelitian yang valid atau tepat bila terjadi kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini setelah melalui uji validitas baik untuk variable x maupun untuk variable y semua kuesioner yang di buat dinyatakan valid, nilai koefisien korelasinya lebih besar dari nilai tabelnya 0,30 .No. Pertanyaan rx1 rx2 rx3 rx4 rx5 rx6 rx7 rx8 rx9 rx10
Koefisien Korelasi
Keterangan
0,589 0,399 0,484 0,467 0,578 0,467 0,510 0,522 0,745 0,329
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Hasil Analisis Instrumen Variabel Y (Kemacetan)
No. Pertanyaan rx1 rx2 rx3 rx4 rx5 rx6 rx7 rx8 rx9 rx10
Koefisien Korelasi 0,536 0,343 0,305 0,305 0,366 0,419 0,503 0,650 0,831 0,586
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Autokorelasi (serial korelasi) Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengujian Durbin Watson, Hipotesa dalam Durbin Watson adalah sebagai berikut : Ho : tidak ditolak, tidak ada autokorelasi H1 : ditolak, ada autokorelasi Hasil Perhitungan Durbin-Watson D-stat 0.678637
Confidence Level 1%
Nilai Kritis dl= 1.07
dU= 1.34
Sumber : data diolah Berdasarkan hipotesa tes DW di atas dapat terlihat bahwa pada tingkat kepercayaan 99% Ho ditolak , d-stat berada di daerah ada serial korelasi, sehingga dapat di simpulkan bahwa dalam persamaan tersebut terdapat serial korelasi positif pada tingkat kepercayaan 99%. Hipotesa Tes Durbin-Watson A B C D E 0.678637 0 1.07 1.34 2 2.66 3.37 4 dl du 4-du 4-dl Karena model mengandung masalah autokorelasi, maka model dikoreksi dengan menggunakan metode Cochrand-orcute interative procedure atau dalam E-views menggunakan AR(1)
Uji Heterokedastisitas dengan metode White’s General Heterocedasticity
Heteroskedastisitas adalah untuk melihat nilai varian kesalahan ( ui ) 2 adalah tidak sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode White’s General Heteroscedasticity, yaitu dengan menguji nilai residualnya melalui proses regresi, lalu mendapatkan nilai R2 Untuk mengetahui lolos tidaknya dari kehadiran heteroskedastisitas, maka nilai R 2 dari hasil regresi di kalikan dengan jumlah data observasi secara manual, selanjutnya nilai dari hasil perkalian tersebut di bandingkan dengan nilai table Chi-square ( χ2 ) dengan besarnya “v“ adalah 1. Jika nilai perkalian jumlah observasi dengan R square lebih kecil dari nilai tabelnya (R2 < χ2 ) maka lolos dari adanya heteroskedastisitas. Dengan kata lain, jika nilai 2 dari persamaan b.1 lebih besar dari 2 tabel maka Ho ditolak yang artinya terdapat heterokedastis di dalam model tetapi jika 2 dari persamaan b.1 lebih kecil dari nilai 2 tabel maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat heterokedastis di dalam model dan juga bisa dikatakan bahwa koefisienkoefisien pada regresi tambahan : 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 0 White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.126262 13.17577
Probability Probability
0.455685 0.356395
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/01/02 Time: 08:50 Sample: 2006:1 2010:4 Included observations: 20 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C G G^2 G*L G*INV G*INF L*INV L*INF INV INV^2 INV*INF INF INF^2
9.336326 -0.627719 0.015978 -0.010835 -0.014350 -0.001692 0.057659 -0.002258 -0.408191 7.64E-05 5.04E-05 0.076308 -4.18E-06
40.76230 3.158338 0.058038 0.013649 0.015994 0.004573 0.072518 0.011579 0.894599 0.000751 0.001140 0.253789 0.000138
0.229043 -0.198750 0.275297 -0.793796 -0.897212 -0.369980 0.795109 -0.195026 -0.456284 0.101741 0.044157 0.300673 -0.030293
0.8254 0.8481 0.7910 0.4534 0.3994 0.7223 0.4527 0.8509 0.6620 0.9218 0.9660 0.7724 0.9767
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.658789 0.073855 0.003717 9.67E-05 94.01355 2.782834
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.002105 0.003863 -8.101355 -7.454129 1.126262 0.455685
Dari hasil estimasi didapat bahwa : Obs*R-squared = 13.17577 dengan p-value = 2 0.356395, dimana Obs*R-squared = n. R = 13.17577. Karena p-value > 5 % = 0.356395 > 0.05, maka Ho diterima, sehingga diindikasikan bahwa model tidak mengandung heterokedastisitas.
Uji Normalitas Data 7 Series: Residuals Sample 1 30 Observations 30
6 5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
4 3 2 1
Jarque-Bera Probability
0 -3
-2
-1
0
1
3.26E-16 -0.014597 1.832360 -3.044653 1.144718 -0.544713 3.101295 1.496390 0.473220
2
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Formula yang digunakan untuk melakukan suatu uji (t-test misalnya) dibuat dengan mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data yang normal memiliki kekhasan seperti mean, median dan modusnya memiliki nilai yang sama. Selain itu juga data normal memiliki bentuk kurva yang sama, bell curve. Dengan bentuk data yang normal, analisis statistik baru bisa dilakukan. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dengan X2 tabel : - Jika nilai JB > X2 tabel, maka residual berdistribusi tidak normal. - Jika nilai JB < X2 tabel, maka residual berdistribusi normal. Berdasarkan uji Jarque-Bera (JB), nilai statistiknya sebesar 1.496390 dan X2 tabel sebesar 3.84146. Karena 1.496390 < 3.84146, maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan dalam studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Untuk menguji linearitas digunakan uji Ramsey Reset Test. Ramsey Reset bertujuan untuk menghasilkan nilai Fhitung. Fhitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Pengujian hipotesis adalah :
1. H0 = Model linier 2. H1 = Model tidak linier Kriteria pengujiannya adalah : 1. H0 ditolak dan H1 diterima, jika Fhitung > Ftabel 2. H1 diterima dan H1 ditolak, jika Fhitung < Ftabel Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
7.156502 7.568105
Probability Probability
0.013238 0.005941
Test Equation: Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/05/02 Time: 10:45 Sample: 2 30 Included observations: 29 Convergence achieved after 7 iterations Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C XM XMASY FITTED^2 AR(1)
20.17892 0.056362 0.010740 0.010691 -0.208712
1.738285 0.090337 0.017499 0.001097 0.210637
11.60852 0.623905 0.613785 9.743317 -0.990865
0.0000 0.5386 0.5451 0.0000 0.3316
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat Inverted AR Roots
0.984227 0.981598 0.632557 9.603074 -25.12364 2.087557
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
44.62069 4.663029 2.077492 2.313233 374.3954 0.000000
-.21
Dari hasil estimasi didapat bahwa F-statistic = 7.156502 dengan p-value = 0.013238, Karena F hitung > dari F tabel = 7.156502 > 6.607891, dengan tingkat signifikansi 95 % , maka Ho diterima, sehingga diindikasikan bahwa model tidak liniear Uji Koefisien Korelasi Product Moment Dalam pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui sangat kuat atau tidaknya hubungan antara variabel x (manajemen) dengan variabel y (kemacetan). Hasil dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh nigatif sebesar 0,115 antara pengaruh manajemen terhadap kemacetan dengan tingkat hubungan interprestasi koefisien korelasi “ Sangat rendah”. Nilai korelasi bertanda negative memiliki makna arah hubungan yang terbalik, jika manajemennya baik maka kemacetan menurun, begitu juga sebaliknya
Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk mengukur seberapa besar kontribusi (prosentase) hubungan antara variabel x terhadap variabel y, maka digunakan koefisien determinasi sebagai berikut : Kd = r2 x 100 % = 0,01782 x 100 % = 0,0178 x 100 % = 1.782 % Dengan melihat hasil dari perhitungan koefisien determinasi ini bahwa variable x memiliki hubungan dengan variable y sebesar 1.782% dan sisanya sebesar 98,21 % adalah di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Model Regresi Kemudian dari data yang sama dilakukan penghitungan regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh antara variabel (X) terhadap variabel (Y) maka persamaan regresinya adalah adalah Y = 39,227 - 0,111 x Artinya secara statistik apabila terdapat penerapan manajemen yang lebih baik akan mengakibatkan penanganan kemacetan yang lebih baik pula atau dengan kata lain jika manajemen baik maka kemacetan menurun, begitu juga sebaliknya,
UJI HIPOTESIS 1. Rancangan Uji Hipotesis Sedangkan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa ditentukan rancangan nya dalam penelitian ini sebagai berikut: H0 : β1 = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (variabel x) terhadap (variabel y). Ha : β1 = 0: Terdapat pengaruh yang signifikan kedua variabel antara (variabel x) terhadap (variabel Y). Uji t Setelah diketahui nilai koefisien regresinya sebesar - 0.111 selanjutnya mencari galat baku koefisien regresi tersebut. Nilai galat dalam penelitian ini adalah 5527 maka dari nilai tersebut variansi galat sebagai berikut (S2yx) 5527 S2yx = = 197,39 30 – 2 Kemudian Mencari nilai ( ∑x 12) dengan bantuan tabel data regresi pada table 42 adalah sebagai berikut: ( 1318)2 ∑x 12 = 58042 30 = 58042 – 57904 = 138 maka galat baku koefisien regresi (Sb) adalah
197 Sb = √
= 1.194 138
hipotesis nol β = 0 di atas kemudian dapat diuji, hasilnya adalah b - β t = Sb 0.111 - 0 t =
= 0.092 1.194
Selanjutnya menentukan besarnya nilai t table dengan menggunakan tabel distribusi t dengan α = 1 – 0,10 dan n – 2 = 28 (Two Tail) maka nilai table tersebut adalah 1.701 oleh karena nilai t hitung = 0.092 lebih kecil daripada nilai t tabel sebesar 1.701 maka Ho dapat diterima ini artinya tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan manajemen yang telah dilaksanakan oleh perusahaan saat ini terhadap kemacetan (ada perbedaan tetapi kecil atau tidak signifikan) Pengujian Keseluruhan/Simultan (F-stat). F-stat digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari pengaruh secara bersama-sama dalam menjelaskan variasi variabel independen. Walaupun dari hasil regresi terdapat variabel yang secara individu tidak signifikan dalam suatu persamaan tapi bila dilihat secara keseluruhan dapat memberikan signifikansi pada persamaan tersebut. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai batas kritis untuk pengujian F-statistik, masing-masing pada tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10%.
N1 (k-1) 1
Nilai Batas Kritis Uji-F Hasil N2 α (n-k) 1% 5% 10% 28
7.64
4.20
2.89
Keterangan : N1 = df numerator, N2 = df denumerator, n = jumlah observasi, k = banyaknya koefisien regresi, = tingkat keyakinan. Sumber : Dari E.S Pearson dan H.O. Hartley, editor., Biometrika tables for statisticans, volume 1, edisi ke-3, tabel 12, Cambridge University press, New York, 1966. Diproduksi dengan seizin editor dan trustees Biometrika.
Nilai F-stat Hasil Regresi F-Stat Hipotesa H0 398.6394
H0 ditolak
Kesimpulan Signifikan pada a = 0,01
Sumber : Pengolahan data Nilai F-stat hasil regresi memiliki F-stat sebesar 398.6394, yang nilainya lebih besar dari F-tabel (F-stat 398.6394 > F tabel 7.64) pada tingkat kepercayaan (confidence level) 99%, sehingga hipotesis H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama, variabel independen yang digunakan di model mempengaruhi variabel dependen Y kemacetan SIMPULAN DAN PENELITIAN MENDATANG SIMPULAN Apabila diterapkan manajemen yang lebih baik akan mengakibatkan penanganan kemacetan yang lebih baik pula atau dengan kata lain jika manajemen baik maka kemacetan menurun, begitu juga sebaliknya. Disamping itu bahwa secara bersama-sama, variabel independen yang digunakan di model bahwa jumlah kapal yang beroperasi mempengaruhi kemacetan. PENELITIAN MENDATANG Penelitian mendatang dapat mempertimbangkan variable peran pemerintah daerah, pengaturan jam masuk kendaraan besar, perlu dipertimbangkan. DAFTAR PUSTAKA Tim FTK-ITS. Studi Efisiensi dan Produktivitas Pelayanan Pelabuhan di P.T.(Persero) Pelabuhan Indonesia II, Laporan Akhir Suyono,R.P. ,(2005). Laut, Penerbit PPM
Shipping: Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui
Gaspersz, Vincent,(2002).Production Planning and Inventory Control, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Japan International Cooperation Agency (JICA),(1998). Progres Report (2) for the Study on Port Development Strategy in the Republic of Indonesia. Keputusan Menteri Perhubungan No : KM. 53 Tahun 2002 Tentang Tatanan epelabuhanan Nasional. Kramadibrata,S., (1985). Perncanaan Pelabuhan, Ganeca Exact Bandung. Makridakis,(2000). Murjito, (2003). Kelautan ITS.
Metode dan Aplikasi Peramalan Edisi Revisi, Interaksara Jakarta
Perencanaan Pelabuhan, Handout Program Pascasarjana Teknologi
Rachman, Arief, (2004). Analisis Pengaruh Peningkatan Pelabuhan Balikpapan Terhadap Sistem Transportasi Di Kalimantan Timur, Salim, H.A., Abas,(2000).Manajemen Transportasi. PT. Raja Grafindo Utama. Setijoprajudo, (2003). Manajemen Pelabuhan, Teknologi Kelautan ITS.
Handout Program Pascasarjana
Suranto, (2004). Manajemen Operasional Angkutan Laut dan Kepelabuhanan Serta Prosedur Impor Barang, Gramedia Pustaka Utama. Triatmojo, Bambang, (2003). Pelabuhan, Betta Offset, Yogyakarta.