PERSEPSI ORANG TUA TENTANG IMUNISASI TAMBAHAN PADA BAYI DI BPS NY. “M” Amd. Keb DESA KALIREJO KEC. SUMBER MALANG KAB. SITUBONDO KARROMNA 11002254 Subject : Orang Tua, Imunisasi, Bayi Description : Cakupan imunisasi tambahan saat ini masih belum mencapai target yang diharapkan, hal ini dipengaruhi oleh faktor presdisposisi yaitu persepsi orang tua yang kurang benar tentang imunisasi tambahan. Pemberian imunisasi pada bayi harus di dasari pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini mengetahui persepsi orang tua tentang imunisasi tambahan pada bayi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancang bangun penelitian survey. Variabel adalah persepsi orang tua tentang imunisasi tambahan pada bayi. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu bayi 0-12 bulan sebanyak 37 orang dan sampel sebanyak 34 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling tipe simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di BPS Ny. “M” Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo tanggal 23 Mei – 5 Juni 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden mempunyai persepsi negatif tentang imunisasi tambahan pada bayi sebanyak 21 responden (61.8%). Penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden mempunyai persepsi negatif tentang imunisasi tambahan pada bayi, hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat tentang imunisasi tambahan masih kurang dan ibu tidak mengetahui efek samping dari imunisasi tambahan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa persepsi negatif tentang imunisasi tambahan pada bayi. Petugas kesehatan atau bidan harus meningkatkan lagi penyuluhan kesehatan khususnya tentang pentingnya imunisasi tambahan untuk bayi. ABSTRACT The coverage of odditional immunization has not still reached the expected target yet. It is influenced with predisposing factor’s that is the less true parental perception about additional immunizations. Giving immunization to infants should be based on the best parental understanding about immunization in onder to prevent the diseases. The purpose of this is to study determine parental perception of additional immunization to infants. Design of this study is a descriptive with survey. The Variable is parental perception of additional immunization to infants. The population in this study is all mothers who have baby aged 0-12 month, amount 37 mothers and sample is 34 respondents. The sampling technique used is a probability sampling with simple random sampling. This study had been conducted in BPS Ny. “M” Amd. Keb Kalirejo,
1
Sumbermalang Kab. Situbondo on May 23 to June 5, 2014. Collecting data uses a questionnaire. The data are processed with editing, coding, scoring, tabulating. The results show that the most respondents have negative perceptions about additional immunization to infants, amount 21 respondent (61,8%). This is caused with the less understanding to additional immunization in the community and mothers don’t know side effect of it. The results of this study show that perception of additional immunization to infants is negative. The health worker or midwifes should increase more about the importance of health education, especially, the importance of additional immunization to infants. Keywords: Parents, Immunization, Infant Contributor
: 1. Risya A, S.ST., MM 2. Erfiani Mail, S.ST Date : 19 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : Right : Open document Summary : LATAR BELAKANG Pemahaman tentang imunisasi di perlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada bayi sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat bayi sakit, khususnya pada kasus Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis. (Supartini, 2004). Selain imunisai wajib disarankan oleh Depkes untuk diberikan antara lain Hib, PCV, Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varicela, dan HPV karena dapat mencegah beberapa penyakit yang berbahaya (Ranuh, 2007). Perlu ditekankan bahwa pemberian imunisasi pada bayi tidak hanya memberikan pencegahan terhadap bayi tersebut tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadi penularan yang luas, dengan adanya peningkatan imunitas secara umum dimasyarakat, Oleh karena itu pandangan orang tua tentang imunisasi yang benar adalah sangat penting dan difahami. Menurunya angka cakupan imunisasi dan tingginya dropout imunisasi bisa disebabkan karena hal-hal sebagai berikut antara lain faktor predisposising yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap persepsi, faktor enabling yaitu ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai serta faktor reinforcing yaitu perilaku tokoh masyarakat dan petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2005) Bayi yang mempunyai resiko tinggi mendapat infeksi, harus mendapatkan imunisasi berdasarkan prioritas. Contoh bayi beresiko tinggi antara lain: bayi prematus, anak dengan penyakit keganasan, anak dengan pengobatan imunosupresan, anak sedang dalam radioterapi, anak menderita infeksi HIV, transplantasi sumsum tulang/organ. Pemberian imunisasi pada bayi harus di dasari pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit (Muslihatun, 2010: 215). Menurut WHO masih ada anak balita di seluruh dunia yang belum mendapatkan layanan imunisasi rutin. Akibatnya, lebih dari 2 juta kematian tiap tahun disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (vanccine-preventable diseases). Angka ini mencakup 1,4 juta kematian pada anak balita atau sekitar 14% dari total kematian anak balita (Unicef, 2012). Saat ini hampir satu juta anak setiap tahunnya tidak memperoleh program imunisasi. Data 2012 menunjukkan, 9 dari 100 anak tidak memperoleh vaksinasi sama sekali. Adapun persentase anak-anak yang memperoleh tiga vaksinasi lengkap untuk DPT hanya 66.7 persen. Persentase imunisasi untuk hepatitis B
2
adalah 60.3 persen; untuk tuberkulosa 85.4 persen, untuk Polio 73.5 persen, dan untuk campak 76.4 persen (Purnomo, 2011: 1). Laporan lain dari CDC menyatakan bahwa selama periode November-Desember 2013 cakupan imunisasi Influenza di negara kita masih sangat jauh dari harapan, yakni sebesar 0.25%. Tujuan program ini adalah mencapai target 2014 untuk memberikan imunisasi menyeluruh bagi semua anak baik di kota maupun di desa dimana jumlah anak mendapatkan imunisasi lengkap di tingkat nasional paling sedikit mencapai 90 persen sementara di tingkat kabupaten setidaknya mencapai 80 persen (Mitrasehat, 2014). Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih (www.Depkes.go.id, 2011). Berdasarkan Survey Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 dari 595.476 bayi yang mendapatkan cakupan imunisasi tambahan dalah 47%, dan cakupan imunisasi tambahan di Situbondo untuk tahun 2012 yaitu 43%. (Dinkes Jatim, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan tanggal 6 Mei 2014 di BPS Ny. “M” Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo kepada 5 responden didapatkan 3 responden mempunyai persepsi negative dan 2 responden mempunyai persepsi positif. Kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi harus tetap terjaga, sebab bila tidak dapat mengakibatkan turunnya angka cakupan imunisasi. Perlu ditekankan bahwa pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebut tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas secara umum di masyarakat (Ali, 2013). Imunisasi yang dianjurkan ini diteliti bisa mencegah berbagai penyakit, antara lain: radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), campak Jerman, Hepatitis A, dan kanker mulut rahim. Macam-macam imunisasi tambahan menurut Parenting (2012) antara lain: Imunisasi Hib bermanfaat untuk melindungi tubuh dari virus Haemophilus influenza type B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis (infeksi pada katup pita suara dan tabung suara), Pneumokokus (PCV) untuk melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga, Influenza bermanfaat untuk melindungi tubuh dari beberapa jenis virus influenza, MMR (Measles, Mumps, Rubella) bermanfaat melindungi tubuh dari virus campak, gondok, dan rubella (campak Jerman). Tifoid bermanfaat melindungi tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid (tifus). Hepatitis A bermanfaat melindungi tubuh dari virus Hepatitis A, yang menyebabkan penyakit hati. Varisela bermanfaat melindungi tubuh dari cacar air. HPV (Humanpapilloma Virus) bermanfaat melindungi tubuh dari Humanpapilloma Virus yang menyebabkan kanker mulut rahim. Bidan hendaknya memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat dan efek samping imunisasi sebelum imunisasi diberikan pada anak dengan cara memberikan informasi atau penyuluhan pada orang tua tentang imunisasi, dan memberikan penjelasan pada ibu yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan anak melalui pencegahan penyakit dengan imunisasi supaya dapat memberikan pemahaman yang tepat. Pada akhirnya diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk memelihara kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak khususnya. (Ali, 2013).
3
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti persepsi orang tua tentang imunisasi pada bayi di BPS Ny. “M” Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi orang tua tentang imunisasi tambahan pada bayi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bayi 0-12 bulan di BPS y. “M” Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo sebanyak 37 orang pada bulan Januari-April 2014 dengan sampel sebanyak 34 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling tipe simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan di BPS Ny. “M” Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo pada tanggal 23 Mei-5 Juni 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik angket untuk memperoleh data persepsi orang tua tentang imunisasi tambahan pada bayi. Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dengan skala likert. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di BPS Ny. “M” Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata responden mempunyai persepsi negatif tentang imunisasi tambahan pada bayi sebanyak 21 responden (61.8%) dan sebagian kecil responden mempunyai persepsi positif tentang imunisasi tambahan pada bayi sebanyak 13 responden (38.2%). Persepsi yaitu cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang direspons melalui panca indera, daya ingat dan daya jiwa (Marliany, 2010: 187). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008: 54). Imunisasi tambahan yang dianjurkan ini diteliti bisa mencegah berbagai penyakit, antara lain: radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), campak Jerman, Hepatitis A, dan kanker mulut rahim. Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Hidayat, 2008: 54). Sedangkan menurut Muslihatun (2010: 208) ada tiga tujuan utama pemberian imunisasi pada seseorang,antara lain: Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, Menghilangkan penyakit tertentuk pada sekelompok masyarakat (populasi), serta, Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (misalnya cacar), hanya mungkin ada penyakit yang ditularkan melalui manusia (misalnya difteria). Penelitian ini menjukkan bahwa kebanyakan responden mempunyai persepsi negatif tentang imunisasi tambahan bayi, mengingat pemahaman masyarakat tentang imunisasi tambahan, ibu yang kurang mengetahui efek samping imunisasi dari imunisasi tambahan, sehingga mereka jarang memberikan imunisasi tambahan dan mereka juga mengungkapkan efek samping dari imunisasi tambahan yaitu dapat terjadi kelumpuhan pada bayi. Persepsi negatif yang mereka miliki juga disebabkan tidak ada peran dari tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang imunisasi tambahan pada bayi sehingga pemahaman mereka tentang imunisasi kurang, selain itu di Desa Kalirejo kondisi masyarakat yang jauh dari keramaian dan akses pelayanan kesehatan belum maksimal, serta fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan imunisasi tambahan belum tersedia. Sedangkan responden yang memiliki persepsi positif mereka mengungkapkan mereka
4
sudah sangat memahami tentang manfaat dan efek samping imunisasi tambahan dikarenakan mereka sering mengikuti penyuluhan tentang imunisasi tambahan dan mereka juga sudah mempunyai banyak pengalaman pada anak-anak sebelumnya dan keluarga terdekat mereka, dan responden yang berpendidikan tinggi (Perguruan tinggi) sehingga pemahaman ibu tentang imunisasi tambahan semakin baik. Persepsi responden dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah usia. Berdasarkan crosstab antara usia dengan persepsi ibu menunjukkan bahwa sebagian kecil responden berusia <20 tahun mempunyai persepsi negative sebanyak 12 responden (35.3%). Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup tingkat pengetahuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan menerima informasi dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. (Wawan A, 2010 : 17) Responden mengatakan bahwa usia reponden yang muda memiliki persepsi negative dalam pemberian imunisasi tambahan dikarenakan mereka kurang pengalaman dan pengetahuan tentang manfaat imunisasi tambahan, sehingga pada mereka banyak yang tidak memberikan imunisasi tambahan pada bayinya. Persepsi responden dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pendidikan. Berdasarkan crosstab antara pendidikan dengan persepsi ibu bahwa sebagian kecil responden berpendidikan dasar mempunyai persepsi negative sebanyak 16 responden (47,1%). Pendidikan merupakan proses pembinaan tingkah laku sehingga di dalam masyarakat pendidikan harus membimbing ke arah suatu kepercayaan yang memberikan dorongan motivasi yang sesuai dengan kecakapan yang diperlukan serta kesempatan untuk berlatih. Pendidikan mempunyai tiga aspek yaitu pembentukan kepribadian, pengembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan (Notoatmojo, 2008). Menurut Nursalam (2010) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Disamping itu informasi dari petugas kesehatan maupun kader yang disampaikan melalui kegiatan penyuluhan tentang keluarga berencana bagi bumil di posyandu, maupun kegiatan pelayanan pada sarana kesehatan juga akan dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat. Berdasarkan penelitian pendidikan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap persepsi orang tua dalam memberikan imuniasai tambahan pada bayinya, sasaran yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah diberi informasi tentang keluarga berencana. Selain itu responden yang berpendidikan tinggi akan lebih baik dalam cara berfikir maupun dalam bersikap dan berperilakunya. Sehingga semakin tinggi pendidikan itu, maka makin besar pula responden yang memiliki persepsi positif dalam pemberian imunisasi tambahan pada bayinya. Persepsi responden dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pekerjaan. Berdasarkan crosstab antara pekerjaan dengan persepsi ibu bahwa setengahnya responden tidak bekerja dasar mempunyai persepsi negative sebanyak 17 responden (50%). Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari (Suparyanto, 2010).
5
Responden yang tidak bekerja memiliki persepsi negatif tentang imunisasi tambahan dikarenakan ibu beranggapan bahwa tugas ibu hanya mengurusi rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja akan mempunyai banyak waktu dirumah atau hanya sibuk mengurusi kebutuhan keluarga dan anak dirumah sehingga ibu tidak banyak menerima informasi dari lingkungan sekitarnya tentang imunisasi tambahan pada bayi. SIMPULAN Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata responden mempunyai persepsi negatif tentang imunisasi tambahan pada bayi sebanyak 21 responden (61.8%). REKOMENDASI 1. Bagi tenaga kesehatan Petugas kesehatan atau bidan lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin dengan meningkatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh dalam hal imunisasi tambahan pada bayi. 2. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan tentang imunisasi tambahan lengkap pada bayi dengan cara mengikuti kegiatan posyandu dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan khususnya tentang imunisasi. 3. Bagi lahan penelitian Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada ibu untuk memberikan imunisasi tambahan lengkap pada bayinya, dan terus mengikuti perkembangan pelayanan kesehatan terbaru. 4. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan harus menambah buku-buku kepustakaan khususnya dalam bidang imunisasi tambahan lengkap untuk dapat dijadikan sebagai data tambahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 5. Bagi peneliti selanjutnya Disarankan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi imunisasi tambahan pada bayi. Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Desa Selowogo RT.02/RW.03 Kec. Bungatan Kab. Situbondo - Email :
[email protected] - No. HP : 087857611502
6