PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN KOTA DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK (STUDI KASUS : HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA TIMUR)
SKRIPSI Diajukkan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh : FIRDAUS NIM : 1111015000094
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PERSBTUJUAN PEMBIMBING PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN
KOTA DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK (STUDI KASUS: HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA TIMUR) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (s.Pd)
Oleh:
NIM:
Firdaus 1111015000094
ing Skripsi II
Dosen Pembimbing Skripsi I
uK^
,\,J;/,.,,,
Andri Noor Ardiansyah. S.Pd. M.Si. NIP : 19840312 201503 100 2
NIDN :2014118001
JURUSAN PENDIDII(AN ILMU PENGETAFIUAI.{ S OSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIERSITAS ISLAM NBGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat Penduduk, (Studi Kasus Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur) disusun oleh Firdaus Nomor Induk Mahasiswa 1111015000094 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 26 November 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak mendapatkan gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta, 26 November 2015
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia (Ketua Jurusar/Ketua Program Studi)
Dr. Iwan Purwanto. M.Pd NIP. 19130424 200801 t 012 S
ekertaris
(S
Tanggal
TandaTangan
lsl. - 2ors
ekertaris Jurusan/Prodi)
Dolvaupuilqb-M! NIP. 19670909 20070r
1 033
Penguji I .H
-/ Drs. Syaripulloh. M.Si NIP. i 9610909 200701 1 033 Penguji
lafra--zorl-
--tt
J-\
Il
Sodikin. M.Si NIP.
tu/ /lL
zo
tr
frlu,@ -(,/
1"ffi,' i*r*&l
iwBe r:
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
:
No.
Dokumen
Tgl.
Terbit :
1 Maret 2010
No.
Revisi: :
01
Hal
FITK-FR-AKD-089
111
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
Firdaus
Tempat/Tgl.Lahir
Jakarta,23 Januai 1994
NIM
111
10i5000094
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial / Geografi Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat Penduduk, Studi Kasus Hutan Kota Dukuh IakarlaTimur
Jurusan/ Prodi
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
I
Dosen Pembimbing
II Tri Harjawati, M.Si
Andri Noor Andriansyah, M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan
ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakafia, 26 Novemver 2075 Mahasiswa Ybs.
Firdaus NIM. 1111015000094
ABSTRAK Firdaus (NIM : 1111015000094) : Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Lingkungan Padat Penduduk, Studi Kasus: Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur Penelitian ini membahas mengenai persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh diperlukan karena persepsi masyarakat yang baik mengenai keberadaan hutan kota akan berdampak kepada perilaku masyarakat mengenai peningkatan pelestarian kualitas fisik lingkungan hidup disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keberadaan Hutan Kota Dukuh yang terdapat di wilayah DKI Jakarta yang terkenal dengan kepadatan penduduk sangat tinggi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif (mixed methods). Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan kuisioner kepada responden. Persepsi masyarakat terhadap fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat penduduk menurut hasil perhitungan pada sub variabel pengetahuan masyarakat mengenai fungsi hutan kota termasuk ke dalam kategori cukup, dengan prosentase 60,62%. Pada sub variabel lanskep dengan prosentase 62,07% termasuk ke dalam kategori baik dan pada sub variabel pelestarian lingkungan dengan prosentase 82,94% termasuk ke dalam kategori sangat baik, sedangkan pada sub variabel estetika termasuk ke dalam kategori tidak baik dengan prosentase 30,5%. Jadi dapat di simpulkan rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang termasuk ke dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk adalah baik.
Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, Fungsi Hutan, Lingkungan Padat Penduduk, Hutan Kota
i
ABSTRACK Firdaus (Student’s ID: 1111015000094). Public Perceptions towards the Function of Urban Forests in Densely Populated Environments: a Case Study at Dukuh Urban Forest in East Jakarta. This study discusses the public perceptions toward the function of urban forests in densely populated environments. The public perceptions towards the presence Dukuh Urban Forest are necessary because good public perceptions will affect the public attitudes in preserving the physical quality of the living environment. This study aims to describe the presence of Dukuh Urban Forest, located in the capital city of Jakarta which is known for its high population. This study used quantitative and qualitative (mixed) methods. Sampling method used was random sampling technique. The data were collected by conducting observation and interview, as well as administering questionnaire to the respondents. The findings showed that public perceptions towards the function of Dukuh Urban Forest could be categorized as: fair, according to the sub-variable of public knowledge on the function of urban forests, with the percentage of 60.62%; good, according to the sub-variable of landscape, with the percentage of 62.07%; and very good, according to the sub-variable of environmental preservation, with the percentage of 82.94%. However, according to the sub-variable of aesthetic, the perceptions were categorized as bad, with the percentage of 30.5%. The average percentage of the four sub-variables is 68.91%, which can be categorized as good. In conclusion, the public perceptions towards the function of urban forests in densely populated environments are good.
Keywords : Public Perceptions, Function of Forest, Densely Populated Environment, Urban Forest
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT penulis persembahkan sebagai ungkapan rasa syukut atas segala limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Di dalam perjalanan mengerjakan skripsi yang melalui berbagai kesulitan ini, penulis tidak dapat melupakan jerih payah seluruh pihak yang sejak awal hingga selesainya skripsi ini telah menyediakan waktunya yang berharga. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materil dimungkinkan skripsi ini tidak akan bisa selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Wakil Dekan bidang Akademik, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Wakil Dekan bidang Administrasi Umum, yang telah membantu kelancaran pengerjaan skripsi ini. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Syaripuloh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 3. Dosen Penasihat Akademik Ibu Anissa Windarti, M.Sc. yang telah memberikan saran mengenai perkuliahan. 4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, S.Pd. M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Tri Harjawati, S.Pd. M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya demi kelancaran penulisan skripsi ini. 5. Para dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.
iii
6. Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Administrasi Jakarta Timur Bidang Kehutanan yang telah bersedia memberikan saran mengenai penelitian ini. 7. Bapak Nawawi Mursidi, S.Sos selaku Lurah Dukuh Jakarta Timur dan para pegawai Kelurahan Dukuh Jakarta Timur yang telah memberikan data untuk melengkapi skripsi ini. 8. Bapak Pohan selaku Ketua RW 02 dan seluruh staf RW 02 Kelurahan Dukuh yang telah memberikan informasi mengenai Hutan Kota Dukuh. 9. Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Dukuh Bapak Sarmada yang membantu memfasilitasi penelitian skripsi ini. 10. Orang tua Bapak Bambang Suyitno dan Ibu Juhaeni yang telah memberikan dukungan dalam bentuk materil ataupun non materil, membesarkan dan mendidik penulis hingga menjadi seperti sekarang ini. 11. Kakak ku tersayang Eka Permatahati dan Adityo Ismail Suyitno yang telah membagi pengalamannya di dunia perkuliahan. 12. Para sahabat di Kabilah BDS Iben, Saddam, Khoirul, Imam Wahyudi, Emil, Antoni, Delvi, Pongki, Dedi, dan Fari yang telah menghibur penulis di saat jenuh mengerjakan skripsi ini, inget kata Patrick Star kalo “Teman adalah Kekuatan”. 13. Teman seperjuangan ketika bimbingan skripsi, Asif Putra, Aprian Ismed Hidayat dan Kubal yang telah berbagi ketika menunggu dosen untuk bimbingan. 14. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................i ABSTRACK .........................................................................................................ii KATA PENGANTAR ........................................................................................iii DAFTAR ISI .......................................................................................................v DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Persepsi Masyarkat 1. Pengertian Persepsi ....................................................................... 8 2. Ciri Umum Persepsi ...................................................................... 8 3. Hakikat Persepsi ............................................................................ 9 4. Faktor-faktor Persepsi ................................................................... 10 5. Pengertian Masyarakat .................................................................. 11 B. Kota dan Hutan Kota 1. Pengertian Kota ............................................................................. 12 2. Permasalahan Kota ........................................................................ 13
v
3. Pengertian Hutan Kota .................................................................. 14 4. Bentuk Hutan Kota ........................................................................ 15 5. Struktur Hutan Kota ...................................................................... 17 6. Tipe Hutan Kota ............................................................................ 19 7. Fungsi Hutan Kota ......................................................................... 21 C. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................... 23 D. Kerangka berfikir ...................................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 26 B. Metodologi Penelitian ............................................................................... 27 C. Sumber Data .............................................................................................. 28 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 28 E. Populasi dan Sempel ................................................................................. 31 F. Variabel penelitian .................................................................................... 33 G. Teknik Pengelolaan Data .......................................................................... 34 H. Analisis data .............................................................................................. 35 I. Uji instrumen ............................................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian......................................................... 37 a. Letak dan luas ............................................................................. 37 b. Iklim ............................................................................................ 37 c. Jenis tanah ................................................................................... 38 d. Hidrologi ..................................................................................... 38 e. Penggunaan tanah........................................................................ 38 2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ....................................................... 39 a. Jumlah dan kepadatan penduduk ................................................ 39 b. Komposisi penduduk................................................................... 40
vi
B. Kondisi Hutan Kota di Daerah Penelitian 1. Letak dan luas hutan kota ................................................................... 44 2. Jenis vegetasi ...................................................................................... 44 3. Fauna hutan kota ................................................................................ 45 C. Hasil Angket ............................................................................................. 45 D. Hasil Wawancara ...................................................................................... 78 E. Pembahasan ............................................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan......................................................................................... 86 2. Saran ................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88
vii
DAFTAR TABEL Hal 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................................. 26 3.2 Kriteria Penelitian Linkert............................................................................... 31 3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................... 33 3.4 Kriteria Presentase .......................................................................................... 35 4.1 penggunaan Lahan .......................................................................................... 39 4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin........................... 41 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ................................................. 43 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan .............................................. 44 4.5 Vegetasi Hutan Kota Dukuh ........................................................................... 45 4.6 Fauna Hutan Kota Dukuh................................................................................ 45 4.7 Memperbaiki Mutu Lingkungan dengan Cara Mengelola RTH ..................... 46 4.8 Mendukung Pemerintah DKI Menambah Jumlah Hutan Kota ....................... 47 4.9 Hutan Kota Dukuh Mencegah Banjir .............................................................. 47 4.10 Hutan Kota Dukuh Mencegah Erosi ............................................................. 48 4.11 Hutan Kota Dukuh Menjadi Resapan Air ..................................................... 49 4.12 Hutan Kota Dukuh Menyaring Air Sehingga Air Menjadi Jernih ................ 50 4.13 Hutan Kota Dukuh Mampu Menyimpan Air Tanah ..................................... 51 4.14 Hutan Kota Dukuh Menjaga Kesuburan Tanah ............................................ 51 4.15 Hutan Kota Dukuh Membuat Lingkungan Sejuk ......................................... 52 4.16 Hutan Kota Dukuh Mampu Menetralisir Bahan Tercemar ........................... 53 4.17 Hutan Kota Dukuh Menjadi Tempat Plasma Nutfah .................................... 54 4.18 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Kebisingan dari Kendaraan Bermotor ....... 55 4.19 Hutan Kota Dukuh untuk Ruang Hidup Flora dan Fauna ............................. 56 4.20 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Dampak Hujan Asam ................................ 57 4.21 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Intrusi Air Laut .......................................... 58 4.22 Hutan Kota Dukuh di Lengkapi Sarana Olahraga......................................... 59 4.23 Hutan Kota Dukuh Memperindah Lingkungan Sekitar ................................ 60
viii
4.24 Pemerintah DKI Jakarta Mengadakan Penyuluhan Mengenai Fungsi dan Kegunaan Hutan Kota.................................................................................. 61 4.25 Keberadaan Hutan Kota Dukuh di Lingkungan Padat ................................. 62 4.26 Mendapatkan Penyuluhan dari Pemerintah DKI Jakarta Mengenai Fungsi Hutan Kota Dukuh ....................................................................................... 63 4.27 Ikut Berpartisipasi dalam Penyuluhan Tersebut .......................................... 63 4.28 Mendapatkan Informasi Tentang Hutan Kota Dukuh .................................. 64 4.29 Hutan Kota Dukuh Tidak Berguna untuk Menunjang Kualitas Hidup Masyarakat Sekitar ...................................................................................... 65 4.30 Hutan Kota Dukuh Tidak Berdampak pada Perubahan Perilaku Masyarakat ................................................................................................... 66 4.31 Hutan Kota Dukuh Untuk Penelitian dan Pengembangan ........................... 67 4.32 Masyarakat Melakukan Pengerusakan Terhadap Hutan Kota Dukuh ......... 68 4.33 Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Taman Kota ....................... 69 4.34 Hutan Kota Dukuh Diperluas dengan Menggusur Rumah Warga ............... 70 4.35 Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Sebagai Maal atau Tempat Kegiatan Ekonomi....................................................................................................... 71 4.36 Terdapat Pekerja Untuk Menjaga Hutan Kota Dukuh .................................. 71 4.37 Pemerintah Daerah Melibatkan Masyarakat Dalam Menentukan Keberadaan Hutan Kota ................................................................................................... 72 4.38 Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Rekreasi ................. 73 4.39 Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Olahraga ................. 74 4.40 Mendapatkan Pamflet, Pengumuman, Brosur dari Pemerintah DKI Jakarta Tentang Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat ...................................... 75 4.41 Masyarakat Memberikan Dana Bantuan Untuk Penyelenggaraan Hutan Kota ................................................................................................... 76 4.42 Skor Per Sub Variabel .................................................................................. 76 4.43 Skor Rata-rata Nilai Penelitian .................................................................... 77
ix
DAFTAR GAMBAR Hal 2.1 Gambar sketsa hutan kota strata 2................................................................... 17 2.2 Gambar sketsa hutan kota berbentuk bergerombol strata 2. ........................... 18 2.3 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata 2 ................................. 18 2.4 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata banyak ....................... 18 2.5 Gambar sketsa hutan kota berbentuk jalur strata 2. ........................................ 18 2.6 Kerangka Berfikir............................................................................................ 25 3.1 Peta Hutan Kota Dukuh .................................................................................. 26 3.2 Peta Persebaran Sampel Angket ..................................................................... 32
x
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran Hasil Wawancara 2. Lampiran Hasil Perhitungan SPSS Validitas Angket 3. Lampiran Angket Penelitian 4. Lampiran Tabulasi Angket Penelitian 5. Lampiran Surat Keterangan Penelitian Kelurahan Dukuh Jakarta Timur 6. Lampiran Foto Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur 7. Lampiran Uji Referensi
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan suatu kota akan mengakibatkan semakin kritisnya lingkungan fisik suatu kota tersebut, banyak bermunculan fenomena masalah fisik lingkungan di perkotaan serta berbagai macam masalah sosial. Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun fakta yang terjadi saat sekarang ini memperlihatkan kondisi lingkungan yang buruk berupa kerusakan hutan alam maupun hutan buatan termasuk rusaknya ekosistem di perkotaan, tujuan pembangunan hanya dilihat dari aspek ekonominya saja dan menghiraukan aspek-aspek yang lainnya. Berdasarkan Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41.1
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Ayat tersebut menjelaskan mengenai tugas manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi, bertugas mengurus dan mengelola bumi untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Manusia di karuniai akal sehingga dapat memanfaatkan segala sesuatu yang terdapat di dunia ini tanpa harus merusak. Cita-cita untuk mensejahterakan masyarakat akan tercapai apabila didukung oleh kebijakan yang mumpuni yang juga memperhitungkan 1
www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/30/40
1
2
manfaat keberadaan sumberdaya alam termasuk plasma nutfah pepohonan dan jasa lingkungan khususnya ekosistem di perkotaan sebagai sumber ekonomi tidak langsung. Seperti halnya kota-kota besar di Indonesia, Jakarta mempunyai luas yang terbatas. Menurut SK Gubernur No 171 Tahun 2007 luas wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri atas daratan seluas 662,33 km2 dan lautan seluas 6.977,5 km2.2 Pemanfaatan lahan di kota Jakarta yang terus bertambah untuk pembangunan berbagai fasilitas dan infrastruktur perkotaan sering kali mengubah suatu lahan, salah satunya lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH) demi menunjang kegiatan perekonomian ataupun untuk tempat tinggal penduduk. Dalam rangka memenuhi kebutuhan diperkotaan terutama untuk pemukiman, sehingga wilayah Jakarta menjadi padat dengan pemukiman penduduk, penduduk DKI Jakarta berjumlah 8,9 juta jiwa pada malam hari dan 11 juta jiwa pada siang hari, dengan kepadatan penduduk 130-150 jiwa/ha hingga 200-300 jiwa/ha3. Kepadatan penduduk adalah jumlah orang persatuan luas (per km2, per mil2) disuatu daerah, dan di negeri kita kepadatan penduduk umumnya dinyatakan sebagai jumlah orang (penduduk) per km2 luas wilayah.4 Berbagai permasalahan dihadapi oleh Jakarta yang telah berada pada kondisi kronis, baik permasalahan dari segi sosial-masyarakat (environmental degradation of societal nature) maupun permasalahan dari segi lingkungan hidup (environmental degradation of physical nature).5 Ketimpangan sosial ekonomi yang semakin nyata, tingkat kriminalitas yang semakin tinggi, daerah yang terkena dampak banjir semakin meluas tiap tahunnya, kemacetan sering terjadi yang tak mengenal waktu, krisis air bersih yang melanda beberapa wilayah di Jakarta, merupakan sebagian
2
SK GUBERNUR No 171 Tahun 2007 Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH 30%! Resolusi (kota) Hijau, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2011), h. 51 4 Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, (Jakarta: LP3ES, 1984), h. 94 5 Bintarto, Interaksi Desa-Kota, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), h.36 3
3
kecil yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan banyak hal untuk menangani permasalahan dari segi sosial maupun lingkungan hidup yang dihadapi oleh Jakarta. Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup dan merevitalisasi ekosistem di perkotaan salah satunya dengan cara mengelola ruang terbuka hijau (RTH). Menurut UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pemerintah Daerah diwajibkan memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 30% dari total luas wilayah, terdiri atas 20% dikelola pemerintah daerah dan 10% dimiliki masyarakat dan swasta.6 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya untuk memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 30% dengan cara membangun 7 hutan kota diwilayah Jakarta Timur agar sesuai dengan UU no 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Hutan kota adalah ialah cara pendekatan dan penerapan salah satu fungsi hutan dalam kelompok vegetasi diperkotaan untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya bagi kepentingan perkotaan.7 Tujuh lokasi Hutan Kota di Jakarta Timur, yaitu: (1) Hutan Kota Dukuh seluas 5.738 m2 di Kampung Dukuh, Kramat jati, (2) Hutan Kota PT JIEP seluas 89.017 m2 di Kelurahan Jatinegara, Cakung, (3) Hutan Kota Dongkal seluas 32.812 m2 di Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas. (4) Hutan Kota Halim PK seluas 35.000 m2 di Kelurahan Kebonpala, Makasar. (5) Hutan Kota Buperta Cibubur seluas 273.200 m2 di Kelurahan Cipayung, Cipayung. (6) Hutan Kota Mabes TNI Cilangkap seluas 144.300 m2 di Kelurahan Cilangkap, Cipayung. (7) Hutan Kota Kopasus Cijantung seluas 17.500m2 di Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasa.8 Hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana interaksi warga. Fasilitas dan sarana itu antara lain jogging track, taman bermain, track jalan kaki, fasilitas olahraga, serta berbagai fasilitas lain. Keadaan hutan kota yang ditunjang oleh berbagai fasilitas, umumnya jarang 6
UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, (Jakarta: APHI, 1992), h. 29. 8 http://timur.jakarta.go.id/menu-potensi-wilayah.html 7
4
dipergunakan atau dikunjungi oleh masyarakat sekitar, sehingga hutan kota dibiarkan begitu saja oleh masyarakat sekitar. Keterlibatan masyarakat dalam hal untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan hutan kota sangat diharapkan. Masyarakat merupakan elemen yang sangat penting untuk turut dilibatkan dalam kegiatan pembangunan karena masyarakat
sendirilah
yang
merasakan
langsung
dampak
dari
pembangunan tersebut, ditambah pula dengan bergesernya paradigma pembangunan dari top-down planning menjadi bottom-up planning yang turut melibatkan masyarakat dalam setiap pembangunan ruang terbuka hijau khususnya hutan kota.9 Hutan Kota Dukuh merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang berbentuk hutan kota yang berada di Jakarta tepatnya di wilayah administrasi Jakarta Timur. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Hutan kota Dukuh merupakan satu dari 7 hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738m2, hutan kota ini berfungsi sebagai daerah resapan air dan juga menjadi daerah ruang terbuka hijau.10 Hutan Kota Dukuh merupakan lahan yang di akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah sementara, tetapi warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di bangun hutan kota oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, hal ini yang meyebabkan warga sekitar enggan mengunjungi hutan kota tersebut padahal telah di lengkapi oleh berbagai macam fasilitas penunjang.
9
Elfin Rusliansyah, “Kajian Peluang Pelibatan Masyarakat dalam Pengembangan Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat”, makalah pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, Semarang, 2005, h 6, tidak dipublikasikan. 10 www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3907/Hutan-Kota-Dukuh-Jakarta-Timur
5
Keadaan hutan kota Dukuh yang berada di pemukiman padat, mengakibatkan banyak warga masyarakat yang kurang peduli terhadap keberadaan hutan kota tersebut, padahal keberadaan hutan kota tersebut sangat penting keberadaannya karena memiliki banyak fungsi. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta seharusnya juga tidak hanya berfokus pada besaran lahan (kuantitas) hutan kota, tetapi mengabaikan dari aspek fungsi (kualitas) hutan kota tersebut.11 Sebagai kebijakan yang mengatur pemanfatatan ruang bagi publik, kebijakan tata ruang dan hutan kota adalah kebijakan yang berada pada posisi yang sangat strategis bagi pemerintah pusat dan daerah, pembuatan dan pengimplementasian kebijakan ini akan menjadi bukti dalam menjalankan tanggung jawab untuk memenuhi hak publik, baik untuk mendapatkan akses ruang yang tepat,
kepentingan
ekonomi,
sosial,
dan
budaya
maupun
mendapatkan lingkungan yang memenuhi standar kesejahteraan.
guna
12
Dalam penelitian yang berjudul, perbandingan penyelenggaraan hutan kota di kota Samarinda Studi tentang implementasi kebijakan hutan kota di kota Samarinda, yang terdapat di jurnal karya Yusrinda Prababeni dapat disimpulkan adalah penunjukkan hutan kota sebagai tahap awal penyelenggaraan hutan kota tidak dijalankan pemerintah sesuai dengan prosedur yang ada dan dalam hal pengelolaan hutan kota, pengelolaan hutan kota tidak dapat terselenggara dengan maksimal dikarenakan pengelolaan hutan kota yang hanya dilakukan pada beberapa lokasi milik pemerintah saja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Syamsu Rijal Perencanaan Hutan Kota Dengan Sistem Informasi Geografis Di Kota Watampone dapat disimpulkan pengembangan ruang terbuka hijau berupa hutan kota pada kawasan yang padat penduduk dilakukan dengan cara intensifikasi yaitu usaha penanaman tanaman untuk memperbaiki mutu tata hijau pada wilayah-wilayah yang sebelumnya sudah merupakan 11
Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, op. cit., h 32 Tien Wahyuni & Ismayadi Samsoedi, Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur ( Review on Application of Urban Forest Policy in East Kalimantan, Jurnal analisis kebijakan kehutanan, Vol 9, No 3, 2012, h 15. 12
6
daerah tata hijau dengan cara karena tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan penambahan luas ruang terbuka hijau, sedangkan pada daerah yang masih memiliki lahan dilakukan ekstensifikasi yaitu dengan cara upaya pemenambahan luasan/pengadaan luasan baru daerah tata hijau. Penelitian yang dilakukan oleh Tien Wahyuni dan Ismayadi Samsoedin mengenai Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur (Review On Application Of Urban Forest Policy In East Kalimantan) dapat disimpulkan, sebagai kebijakan yang mengatur pemanfatatan ruang bagi publik, kebijakan tata ruang dan hutan kota adalah kebijakan yang berada pada posisi yang sangat strategis bagi pemerintah pusat dan daerah, pembuatan dan pengimplementasian kebijakan ini akan menjadi bukti dalam menjalankan tanggung jawab untuk memenuhi hak publik, baik untuk mendapatkan akses ruang yang tepat, kepentingan ekonomi, sosial, dan budaya maupun guna mendapatkan lingkungan yang memenuhi standar kesejahteraan. Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penelitian ini, baik lapangan maupun penelitian kepustakaan dengan memilih judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota di Pemukiman Padat Penduduk, Studi Kasus: Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan yang di teliti antara lain: 1. Meningkatnya pertumbuhan kota mengakibatkan semakin kritis lingkungan fisik. 2. Permasalahan di DKI Jakarta yang telah berada pada kondisi kronis, baik permasalahan dari segi sosial maupun permasalahan dari segi lingkungan hidup.
7
3. Keadaan hutan kota yang ditunjang oleh berbagai fasilitas jarang dipergunakan atau dikunjungi oleh masyarakat sekitar, sehingga hutan kota dibiarkan begitu saja oleh masyarakat sekitar.
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya lingkup masalah, maka penulis membatasi penelitian pada pokok pernyataan sebagai berikut : 1. Keadaan hutan kota yang ditunjang oleh berbagai fasilitas jarang dipergunakan atau dikunjungi oleh masyarakat sekitar, sehingga hutan kota dibiarkan begitu saja oleh masyarakat sekitar.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang di ambil dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota dilingkungan padat?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tentang persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk, sehingga penelitian ini dapat menjadi rujukan pemerintah daerah Jakarta untuk membangun atau menambah ruang terbuka hijau terutama hutan kota di pemukiman padat penduduk. 2. Manfaat Penelitian a. Kegunaan teoritis Memberikan pengetahuan baru tentang manfaat hutan kota kepada masyarakat DKI Jakarta khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya, sehingga keberadaan hutan kota di Indonesia dapat di tambah jumlahnya dan diperhatikan dengan baik. b. Kegunaan praktis
8
1. Memberikan pemecahan masalah kepada Pemerintah DKI Jakarta dan masyarakat tentang cara meningkatkan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta yang salah satunya dengan memperbanyak Ruang Terbuka Hijau berupa hutan kota di DKI Jakarta. 2. Dapat menjadi masukan bagi masyarakat setempat berupa rekomendasi tentang pemanfaatan hutan kota dilingkungan sekitar. 3. Memberikan masukan bagi pemerintah khususnya dalam dasar pertimbangan pengambilan kebijakan yang menyangkut arahan dalam pola pemanfaatan ruang terbuka hijau terutama hutan kota di wilayah masing-masing karena kaitannya secara langsung dengan kondisi lingkungan. 4. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian di bidang geografi selanjutnya. 5. Memperluas khasanah pengetahuan bagi pengembangan lingkungan hidup.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Perspsi Masyarakat 1. Pengertian Persepsi Persepsi
atau
pengamatan
adalah
aktivitas
jiwa
yang
memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia/individu mengenali millieu hidupnya.1 Persepsi juga di artikan sebagai kemampuan untuk membedabedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, disebut sebagai
kemampuan
untuk
mengorganisasikan
pengamatan
atau
2
persepsi.
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggambungkan dan mengorganisir data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.3 Jadi dapat disimpulkan, persepsi adalah proses suatu rangsangan untuk mengorganisasikan pengamatan sedemikian rupa sehingga dapat dikembangkan melalui alat inderanya.
2. Ciri Umum Persepsi Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai dunia persepsi dan agar dihasilkan suatu pengindraan
1
Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), h. 45 2 Sarwono Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang) h., 39 3 Shaleh Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 110
8
9
yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi, antara lain:4 a. Modalitas adalah rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris data dan masing-masing data (cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya). b. Dimensi ruang adalah dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang dan lain-lain. c. Dimensi waktu adalah dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua muda, dan lain-lainnya. d. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya, struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu. e. Dunia penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti dan kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejalagejala yang mempunyai mekana bagi kita, yang ada hubungannya dalam diri kita.
3. Hakikat Persepsi Persepsi memiliki hakikat, antara lain:5 a. Persepsi merupakan kemampuan kognitif Pada awal pembentukan persepsi, orang telah menentukan apa yang telah diperhatikannya, setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan kita akan memperoleh makna dari apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengalaman yang lalu dan kemudian hari akan diingat kembali. 4 5
Ibid., h 111 Ibid., h 113
10
b. Peran atensi dalam persepsi Beberapa psikolog melihat atensi sebagai jenis alat saringan (filter), yang akan menyaring semua informasi pada titik yang berbeda dalam proses persepsi. Atensi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu intensitasnya dan keterbatasan pada kepastian.
4. Faktor-faktor Persepsi Karena persepsi lebih bersifat psikologi daripada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:6 a. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali
rangsangan dari lingkungannya. Meskipun
demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsangan yang diterimanya untuk itu, individunya memutuskan perhatiannya pada rangsangan-rangsangan tertentu saja. dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan. b. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat. c. Nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman. Penelitian juga menunjukan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar daripada anakanak orang kaya.
6
Ibid., h 128
11
d. Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang Mentawai di pedalaman Siberut atau saudara kita di pedalaman Irian.
5. Pengertian Masyarakat Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antar berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.7 Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan antara aturan yang tertentu.8 Sementara itu masyarakat adalah orang-orang yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah terbatas yang diarahkan oleh kebudayaan mereka.9 Jadi dapat disimpulkan, masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama, berinteraksi dan berkerjasama di suatu wilayah dan terdapat aturan didalamnya yang mengikat. a. Komponen-komponen Masyarakat Menurut Gumilar, ada lima komponen-komponen dasar suatu masyarakat, yaitu:10 1) Populasi, yakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari setiap sudut pandangan kolektif. Secara sosiologis, aspek-aspeknya yang perlu dipertimbangkan adalah: (a)
7
Nari Markus, Dinamika Sosial dan Pemekaran Daerah, (Yogyakarta: Ombak, 2010) h.6 Hartono & Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara) h. 88 9 Nurdin Amin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memhami KonsepKonsep Sosiolog,. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). h.35 10 Ibid, h. 22 8
12
aspek genetika yang konstan secara alamiah, (b) variabel genetik, dan (c) variabel demografis. 2) Kebudayaan, hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakup: (a) sistem lambang-lambang dan (b) informasi. 3) Hasil-hasil kebudayaan material. 4) Organisasi sosial, yakni jaringan hubungan antara warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain mencakup: (a) warga masyarakat secara individual, (b) peranan-peranan, kelompok-kelompok sosial, dan (d) kelas-kelas sosial. 5) Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya. b. Unsur-unsur Masyarakat Terdapat tiga unsur dari masyarakat, antara lain:11 1) Harus ada kelompok (pengumpulan) manusia, dan harus banyak jumlahnya dan bukan mengumpulkan binatang. 2) Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu. 3) Adaya aturan (undang-undang) yang mengatur mereka bersama, untuk maju kepada satu cita-cita yang sama.
B. Kota dan Hutan Kota 1. Pengertian Kota Pada umumnya “kota” itu diartikan sebagai suatu permukaan wilayah dimana terdapat
pemusatan (konsentrasi) penduduk dan
berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi pemerintah.12 Kota merupakan sebuah sistem, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis yang sewaktu-waktu dapat menjadi tidak
11
Hartono & Arnicun Aziz, op. cit h. 90 Adisasmita Rahardjo, Pembangunan Kota Optimum, Efisiensi & Mandiri, (Jakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 49 12
13
teratur, sulit dikontrol, dan mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik seperti iklim.13 Kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang
merupakan
kesatuan
tempat
tinggaldari
berbagai
lapisan
masyarakat.14 Kota juga dapat didefinisikan sebagai suatu tempat sejumlah besar orang menetap secara permanen dan tidak memproduksi makanan mereka sendiri.15 Jadi dapat disimpulkan kota merupakan suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan penduduk dan bersifat statis yang sewaktuwaktu dapat tidak teratur yang terdiri dari bangunan rumah yang menjadi tempat tinggal berbagai lapisan masyarakat dan tidak memproduksi makanan mereka sendiri. Kota menurut hirarkhi besarannya menurut NUDS (National Urban Development Strategy) dapat diamati melalui jumlah penduduk yang tinggal dan beraktivitas dikawasan tersebut, yang menurut sumber tersebut bisa dibagi dalam 5 tingkatan:16 1. Kota Metropolitan, penduduk> 1.000.000 2. Kota Besar, penduduk 500.000 – 1.000.000 3. Kota Menengah, penduduk 100.000 – 500.000 4. Kota Kecil A, penduduk 50.000 – 100.000 5. Kota Kecil B, penduduk 20.000 – 50.000
2. Permasalahan Kota Selanjutnya Bintarto mengatakan bahwa kemunduran lingkungan kota
yang
juga
dikenal
dengan
istilah
“Urban
Environment
Degradation” pada saat ini sudah meluas di berbagai kota di dunia,
13
Zoer’aini Irwan, Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota, Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 47 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ketiga. 2003. Balai Pustaka: Jakarta. h. 597 15 Henslin James M, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 2. (Jakarta: Erlangga, 2006), 197 16 Departemen Dalam Negeri RI, National Urban Development Strategy, Jakarta, 1985.
14
sedangkan di beberapa kota di Indonesia sudah nampak adanya gejala yang membahayakan. Kemunduran atau kerusakan lingkungan kota tersebut dapat dilihat dari dua aspek:17 Dari aspek fisis, (environmental degradation of physical nature), yaitu gangguan yang ditimbulkan dari unsur-unsur alam, misalnya pencemaran air, udara dan seterusnya. a. Dari aspek sosial-masyarakat (environmental degradation of societal nature), yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusianya sendiri yang menimbulkan kehidupan yang tidak tenang, tidak nyaman dan tidak tenteram. Kepadatan penduduk merupakan permasalahan kota dari aspek fisik. Kepadatan penduduk adalah kepadatan penduduk adalah jumlah orang persatuan luas (per km2, per mil2) disuatu daerah ,dan di negeri kita kepadatan penduduk umunya dinyatakan sebagai jumlah orang (penduduk) per km2 luas wilayah.18
3. Pengertian Hutan Kota Pemerintah Indonesia membuat Peratruran Pemerintah tantang hutan kota. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota: a. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. b. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohonpohon yang kompak dan rapat didalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang telah ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang
17 18
Bintarto, Interaksi Desa-Kota, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), h,36 Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, (Jakarta: LP3ES, 1984) h. 94
15
Sedangkan menurut Fakuara, hutan kota ialah cara pendekatan dan penerapan salah satu fungsi hutan dalam kelompok vegetasi diperkotaan untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya bagi kepentingan perkotaan.19 Menurut hasil rumusan Rapat Teknis di Jakarta pada bulan Februari 1991 hutan kota didefinisikan sebagai suatu lahan yang pertumbuhan pohon-pohon di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal peraturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota.20 Jadi dapat disimpulkan hutan kota adalah hamparan lahan yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dan terdapat kelompok vegetasi yang bertujuan untuk proteksi, rekreasi dan estetika dan telah ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
4. Bentuk Hutan Kota Beberapa bentuk hutan kota adalah sebagai berikut.21 a. Jalur Hijau Pohon peneduh jalan raya, jalur hijau dibawah kawat listrik tegangan tinggi, jalur hijau ditepi jalan kereta api, jalur hijau di tepi sungai di dalam kota atai di luar kota dapat di bangun dan di kebangkan sebagai hutan kota guna diperoleh manfaat kualitas lingkungan perkotaan yang baik.
19
Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, (Jakarta: APHI Jakarta, 1992), h. 29. 20 Ibid., h. 30. 21 Ibid., h. 50.
16
b. Taman Kota Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik sebagaian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. c. Kebun dan Halaman Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis yang dapat menghasilkan buah. Halaman rumah juga dapat memberikan prestise tertentu. Oleh sebab itu halaman rumah ditata apik sedemikian rupa untuk mendapatkan citra, kebanggan dan keindahan tertentu bagi empunya rumah maupun orang lain yang memandang dan menikmatinya. d. Kebun Raya, Hutan Kota dan Kebun Binatang Kebun raya, hutan kota dan kebun binatang dapat dimasukkan ke salah satu bentuk hutan kota. Tanaman berasal dari daerah setempat, maupun dari daerah lain, baik dari daerah dalam negeri maupun luar negeri. e. Hutan lindung Daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut, hendaknya dijadikan hutan lindung. f. Kuburan dan Taman Makan Pahlawan Pada temmat pemakaman banyak ditanam pephonan. Nampaknya sebagai manifestasi kecintaan orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal tak akan pernah berhenti, selama pohon tersebut masih berdiri tegak. Menurut Zoer’aini Djamal Irwan bentuk hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:22 a. Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota yang dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat yang tidak beraturan. 22
Zoer’aini Irwan, op. cit., h. 62.
17
b. Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil. c. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan sebagainya.
5. Struktur Hutan Kota Struktur hutan kota ditentukan keanekaragaman vegetasi yang ditanam sehingga terbangun hutan kota yang berlapis-lapis dan berstrata baik secara vertikal maupun horizontal yang meniru hutan alam. Struktur hutan kota merupakan komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun kota yang dapat diklasifikasikan menjadi:23 a. Berstrata dua Komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri dari pepohonan dan rumput penutup atau penutup lainnya. b. Berstrata banyak Komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari pepohohnan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah. Jarak tanam rapat tidak beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam.
Gambar 2.1 Gambar sketsa hutan kota strata 2. 23
Ibid., h. 63.
18
Gambar 2.2 Gambar sketsa hutan kota berbentuk bergerombol strata 2.
Gambar 2.3 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata 2.
Gambar 2.4 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata banyak.
Gambar 2.5 Gambar sketsa hutan kota berbentuk jalur strata 2.
19
Bentuk dan strata hutan kota berbentuk mempengaruhi kualitas lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian pengaruh bentuk dan strata hutan kota terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya, antara lain:24 a. Hutan kota menurunkan suhu sekitarnya sebesar 3,46% disiang hari pada pemulaan musim hujan. Hutan kota dengan komunitas vegetasi berstrata dua menurunkan suhu pada yang berbentuk jalur sebesar 1,43% menyebar 3,60% bergerombol 3,18%. Hutan kota berstrata banyak menurunkan suhu pada yang berbentuk menyebar 2,28% dan bergerombol 3,04%. b. Hutan kota berbentuk jalur strata dua menaikkan kelembaban sebesar 1,77%, berbentuk menyebar strata banyak 4,66% dan hutan kota bergerombol strata banyak menaikkan kelambaban sebesar 2,20%. Secara keseluruhan hutan kota menaikkan kelembapan sebesar 0,81% disiang hari pada permulaan musim hujan. c. Hutan kota berstrata dua menurunkan kebisingan pada yang berbentuk jalur 5,54%, menyebar 21,87%, bergerombol 16,34%. Hutan kota berbentuk menyebar strata banyak menurunkan kebisingan 18,94% pada siang hari di permulaan musim hujan. d. Hutan kota berstrata dua menurunkan kadar debu pada yang berbentuk jalur sebesar 37,62%, menyebar 39,93%, bergerombol 51,14%. Hutan kota berstrata banyak menurunkan kadar debu pada yang berbentuk menyebar 67,91% dan bergerombol 39,21%. Secara keseluruhan hutan kota menurunkan kadar debu sebesar 46,13% di siang hari pada permulaan musim hujan.
6. Tipe Hutan Kota Setiap hutan memiliki tipe yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap kota. Kota yang memiliki kuantitas air tanah yang sedikit dan atau terancam masalah intrusi air laut, maka fungsi hutan kota yang harus diperhatikan adalah sebagai penyerapan, penyimpanan dan 24
Ibid., h. 156.
20
pemasok air. Maka hutan kota yang cocok adalah hutan lindung didaerah tangkapan airnya. Berikut adalah tipe-tipe hutan kota:25 a. Tipe pemukiman Hutan kota didaerah pemukiman dapat berupa taman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan. Umumnya digunakan untuk olahraga, bersantai, bermain dan sebagainya. b. Tipe kawasan industri Hutan kota ini ditunjuk untuk mengatasi masalah limbah dari industri dapat berupa partikel, aerosol, gas dan cairan dapat menggangu kesehatan manusia dan dapat menimbulkan kebisingan dan bau yang mengganggu kenyamaan. c. Tipe rekreasi dan keindahan Rekreasi pada kawasan hutan kota bertujuan menyegarkan kondisi fisik. Untuk mendapatkan kesegaran diperlukan masa istirahat yang terbebas dari rutinitas sambil menikmati wajah alam yang indah, segar dan penuh kesegaran. d. Tipe pelestarian plasma nutfah Hutan konservasi bertujuan mencegah kerusakan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam. Bentuk hutan kota yang memenuhi kriteria ini contohnya kebun raya, hutan raya dan kebun binatang. e. Tipe perlindungan Kota yang terletak pada kemiringan yang cukup tinggi dengan tebing-tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai perlu dijaga dengan membangun hutan kota agar terhindar dari bahasa erosi dan longsor. f. Tipe pengamanan Jalur hijau disepanjang tepi jalan tol. Tujuan pembuatan hutan kota tipe ini adalah untuk mencegah kecelakaan dijalan, dengan menanam perdu yang tliat dan jalur pohon pisang. 25
Endes N Dahlan, op. cit., h 47-52
21
7. Fungsi Hutan Kota Fungsi hutan kota sangat tergantung pada komposisi dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan tujuan perancangannya.
Secara
garis
besar
fungsi
hutan
kota
dapat
dikelompokkan menjadi tiga fungsi berikut:26 a. Fungsi Lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial, yaitu sebagai berikut : 1) Fungsi fisik antara lain vegetasi sebagai unsur struktural berfungsi untuk perlindungan terhadap kondisi fisik alam di sekitar seperti angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau. Kegunaan arsitektural vegetasi sangat penting didalam tata ruang luar. 2) Fungsi lansekap yang meliputi fungsi sosial. Penataan vegetasi dalam hutan kota yang baik akan memberikan tempat interaksi sosial yang sangat produktif b. Fungsi
Pelestarian
Lingkungan
Dalam
pengembangan
dan
pengendalian kualitas lingkungan, fungsi lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi lingkungan antara lain : 1) Menyegarkan udara atau sebagai ”paru-paru kota” Fungsi menyegarkan udara dengan mengambil CO2 dalam proses sintesis dan menghasilkan O2, yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan. Fotosintesis dengan nama latin Phosynthesis Mensintesa adalah zat makanan (bahan organik) dengan mendapat energi dari cahaya matahari, air (H2O) dari tanah beserta asam arang (CO2) dari udara, diubah jadi glokosa (C6 H12 O6) di daun untuk mengikat energi cahaya matahari itu perlu ke hadiran klorofil (zat hijau daun) didaun.27
26 27
Zoer’aini Irwan, op. cit., h. 66 Yatim Wildan, Kamus Biologi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h.390
22
2) Menurunkan suhu kota dan mengingkatkan kelembaban Kelembapan udara menunjukkan kandungan air di atmosfer pada suatu saat dan waktu tertentu. Semakin banyak air yang diuapkan, semakin banyak energi yang berbentuk panas laten dan makin lembap udaranya. Uap air di atmosfer bertindak sebagai pengatur panas (suhu udara) karena sifatnya yang dapat menyerap energi radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang. 3) Sebagai ruang hidup satwa Vegetasi atau tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya. 4) Penyanggah dan perlindungan Permukaan tanah dari erosi Fungsi hutan kota lainnya adalah sebagai penyanggah dan pelindung permukaan tanah dari air hujan dan angin untuk ketersediaan air tanah dan pencegah erosi. 5) Pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah Untuk pengendalian atau mengurangi polusi udara, limbah dan menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari beberapa komponan zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat unsurunsur seperti garam sulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos, oksida besi, silika, jelaga dan unsur kima lainnya. Berbagai hasil penelitian
lainnya
menunjukkan
bahwa
vegetasi
dapat
mengakumulasi berbagai jenis polutan. 6) Peredaman kebisingan Kebisingan adalah suara yang berlebihan, tidak diinginkan dan sering disebut ”polusi tidak terlihat” yang menyebabkan efek fisik dan psikologis. Tingkat kebisingan yang dapat dikontrol oleh vegetasi tergantung pada jenis spesies, tinggi tumbuhan, kerapatan dan jarak tumbuhan. Bagian tumbuhan yang paling
23
efektif untuk absorpsi adalah bagian yang memiliki daun tebal, berdaging dengan banyak petiole. 7) Tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator Hutan kota berfungsi sebagai tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator dari timbulnya masalah lingkungan seperti hujan asam. Karena tumbuhan tertentu akan memberikan reaksi tertentu terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. 8) Menyuburkan tanah Sisa-sisa tumbuhan akan dibusukkan oleh mikroorganisme dan akhirnya terurai, lalu menjadi humus atau materi yang merupakan sumber harta mineral bagi tumbuhan. c. Fungsi Estetika Karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi. Ukuran bentuk, warna dan tekstur tanaman serta unsur komposisi dan hubungannya dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas estetika. Hutan selain memberikan hasil utama dan sebagai sumber air juga.
C. Hasil Penelitian Relevan Hasil penelitian relevan di pergunakan untuk menjadi bahan rujukan penulis dalam meneliti skripsi ini dan terdapat empat hasil penelitian, antara lain:
No
1
Nama Peneliti
Eva Siti Sundari
Tahun
2010
Judul
Perbedaan
Persamaan
dengan
dengan
penelitian
penelitian
Studi Untuk
Dalam
Membahas
Menentukan
penelitian ini
Fungsi Hutan
Fungsi Hutan
tidak
Kota di
Kota Dalam
disebutkan
Perkotaan
24
Masalah
tempat
Lingkungan
penelitian
Perkotaan 2
Yusrinda
2013
Prababeni
Perbandingan
Dalam
Dalam
Penyelenggaraan penelitian ini
penelitian ini
Hutan Kota di
dibahas
terdapat
Kota Samarinda
mengenai
pembahasan
Studi Tentang
peraturan
mengenai
Implementasi
pemerintah
segala bentuk
Kebijakan Hutan daerah Kota di Kota
mengenai
Samarinda
hutan kota
hutan kota
yang terdapat di Samarinda 3
Tien Wahyuni dan Ismayadi Samsoedin
2012
Kajian Aplikasi
Dalam
Dalam
Kebijakan Hutan penelitian ini
penelitian ini
Kota di
terdapat
membahas
Kalimantan
kajian
mengenai
Timur
mengenai
struktur hutan
kesesuaian
kota
Peraturan Daerah yang terdapat di Kalimantan Timur mengenai hutan kota 4
Lydia Hatta
Persepsi
Dalam
Dalam
Masyarakat
penelitian ini
penelitian ini
Terhadap Fungsi
hanya
membahas
25
Ekologis
membahas
persepsi
Buperta Sebagai
fungsi
masyarakat
Hutan Kota
ekologis
mengenai
(Studi kasus
hutan kota
fungsi hutan
Pada Hutan Kota saja.
kota
Buperta Cibubur)
D. Kerangka Berfikir Kota
Permasalahan Fisis
Permasalahan Sosial Hutan Kota
Fungsi Lansekap
Fungsi Pelestarian Lingkungan
Fungsi Keindahan
Eksternal
Persepsi Masyarakat
Internal
Perilaku Positif
Perilaku Negatif
Usulan Strategis
Gambar 2.6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Dukuh yang terletak di garis lintang 6° 17' 17.46" S dan garis bujur 106° 52' 26.80" T, berada di wilayah kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat Jati wilayah administrasi Jakarta Timur. Gambar 3.1 Peta Hutan Kota Dukuh
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada November sampai September, dengan perincian kegiatan penelitian berdasarkan table berikut:
26
27
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Nov
Seminar Proposal Revisi Proposal Menyusun Bab I-III Membuat instrumen pengumpulan data Melakukan penelitian atau pengambilan data
di
lapangan Mengelola data Menyusun bab IV-V Sidang Munaqosah
B. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed methods), dasar dari penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu kesatuan memberikan pemahaman yang lebih baik akan masalah penelitian dibandingkan hanya dengan menggunakan
28
satu metode saja.1 Mixed methods digunakan karena peneliti menggunakan jenis pengumpulan data yang bersifat kuantitatif dan kualititatif sehingga menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, dengan terdapatnya dua jenis data tersebut membuat penelitian menjadi lebih mendalam.
C. Sumber Data Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan data-data yang akurat untuk membahas dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota. Data untuk penelitian adalah data primer dan data sekunder. a. Sumber data primer diperoleh dari informan yang ditunjuk. Para informan tersebut adalah : 1) Kelapa Kelurahan Kampung Dukuh Jakarta Timur. 2) Ketua RW dan RT di Kelurahan Dukuh Jakarta Timur. 3) Masyarakat sekitar Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur. b. Sumber data sekunder yakni data lain yang terkait dengan hutan kota seperti dari jurnal dan skripsi.
D. Teknik Pengumpulan Data Ada empat teknik pengumpulan data di lapangan yaitu: 1. Observasi partisipatif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Peneliti menggunakan jenis observasi non-sistemis, yang
1
Iwan Dudy Gunawan, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tugas (Task-Based Learning) Bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris (Studi Kasus pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung), Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2013, Tidak dipublikasikan
29
berarti observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.2
2. Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa
berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya
menumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan kuisioner.
3. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak terstruktur, dengan tidak menggunakan pedoman wawancara, tetapi pedoman wawancara yang di gunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan di tanya.3 Kemudian satu persatu di perdalam dengan cara meminta kejelasan lebih lanjut.
4. Kuesioner/Angket Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.4 Bentuk pertanyaan kuesioner penelitian ini adalah pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak memberikan alternatif jawaban, responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang ada. kuesioner diberikan kepada warga di sekitar Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur. Pengukuran tingkat persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk menggunakan kuesioner yang didasarkan atas sistem penilaian skala Likert. Skala Likert adalah
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) h. 200 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta 2012), h 197 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 199
30
skala yang sering digunakan dalam penelitian survei dengan orang menyatakan sikap atau tanggapan lain sehubungan dengan kategori tingkat ordinal (misal, setuju, tidak setuju) yang diperingatkan sepanjang kontinum.5 Jawaban dalam setiap item kuisioner
menggunakan skala
Likert, dengan menggunakan kata-kata sebagai berikut: 1) Sangat tidak Setuju
1) Sangat tidak baik
2) Tidak Setuju
2) Tidak baik
3) Ragu-ragu
3) Ragu-ragu
4) Setuju
4) Baik
5) Sangat Setuju
5) Sangat baik
1) Tidak pernah 2) Jarang 3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali Jawaban
tersebut
diberikan
skor
untuk
mempermudah
menganalisis jawaban secara kuantitatif, antara lain: 1. Sangat Setuju/Sangat Baik/Sering Sekali
Skor 5
2. Setuju/Baik/Sering
Skor 4
3. Ragu-ragu
Skor 3
4. Tidak Setuju/Tidak Baik/Jarang
Skor 2
5. Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Baik/Tidak Pernah
Skor 1
Kriteria yang terdapat di tabel 3.2 bertujuan untuk menghitung prosentase secara keseluruhan sub variabel maupun variabel penelitian.6
5
Neuman Lawrence W, Metodologi Penelitian Sosial: pendekatan kualitatif dan Kuantitatif Edisi 7, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 255 6 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 354
31
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian No
Kategori
Penilaian
1
81% – 100%
Sangat Baik
2
61% – 80%
Baik
3
41% – 60%
Cukup
4
21% – 40%
Tidak Baik
5
0% – 20%
Sangat Tidak Baik
Menentukan prosentase digunakan perhitungan dengan langkahlangkah sebagai berikut:7 1. Menentukan Nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengalihkan item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2. Menghitung Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan ketegori, yaitu dengan menggunakan rumus : x 100%
E. Polupasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang ditetukan
oleh
peeliti
sedemikian
rupa
sehingga
setiap
individu/variabel/data dapat dinyatakan dengan cepat apakah individu tersebut menjadi anggota atau tidak.8 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga RT 01/RW 02 Kelurahan Dukuh Jakarta Timur yang berjumlah 348 jiwa.
7
Fuzi Novianti, Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS Dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015 Tidak Dipublikasikan 8 Tim Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 53
32
2. Sampel Sampel adalah sebagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki.9 Sedangkan dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.10 Maka untuk sampel wilayah dalam penelitian ini adalah wilayah di RT 01 RW 02 dikarenakan wilayah Hutan Kota Dukuh terdapat di area tersebut dengan total sampel berjumlah 35 responden karena mengambil 10% dari jumlah populasi. Mengenai ukuran sampel, apabila subjek penelitiannya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.11 Berikut merupakan peta persebaran angket penelitian. Gambar 3.2 Peta Persebaran Sampel Angket
9
Ibid. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h, 114 11 Suharsimi Arikunto, op. cit, h. 112 10
33
F. Variabel Penelitian Variabel adalah bentuk konsepsi atau sifat yang akan dipelajari dan variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, sehingga variabel merupakan suatu yang bervasiasi sehingga variabel merupakan suatu kualitas dengan variabel tersebut sorang peneliti dapat menganalisis serta menarik kesimpulan.12 Pada tabel 3.3 akan dijabarkan variabel pada penelitian ini. Tabel 3.3 Variabel Peelitian Variabel
Sub Variabel
Sub Indikator Variabel Penyuluhan mengenai
Persepsi Masyarakat
Pengetahuan
Terhadap Fungsi
Masyarakat Mengenai
Hutan Kota di
Fungsi Hutan Kota
fungsi hutan kota
Pendidikan
Lingkungan Padat Lanskep
Fisik Sosial Menyegarkan
udara
atau sebagai “paru-paru kota” Menurunkan suhu kota dan
meningkatkan
kelembaban Ruang hidup satwa Penyanggah
dan
perlindungan permukaan tanah dari Fungsi Hutan Kota
12
Pelestarian
erosi
Lingkungan
Pengendalian
Hatimah Ihat. Penelitian Pendidikan. (Bandung: Upi Press, 2007) h. 67
dan
34
mengurangi
polusi
udara dan limbah Peredam kebisingan Tempat plasma
pelestarian nutfah
&
biondikator Menyuburkan tanah Estetika
Rekreasi Olahraga
G. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, secara garis besar pekerjaan analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan setelah penelitian selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini penting karena kenyatannya data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan peneliti.13 2. Koding Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori dan biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada jawaban masing-masing responden.14 3. Tabulasi Memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.15 Proses tabulasi berguna untuk mengambarakan frekuensi di setiap item yang peneliti akan kemukakan. 13
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana. 2010), h. 165 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), h. 154. 15 Burhan Bungin, op.cit, h. 168 14
35
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data non parametik kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang akan digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan kesimpulan dari persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota dilingkungan padat yang akan diolah menggunakan teknik skoring. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
x 100%
Keterangan: P = Presentasi F = Frekuensi N = Banyaknya Responden Setelah
perhitungan
dilakukan,
hasil
perhitungan
tersebut
merupakan sebuah persentase, untuk mempermudah proses penafsiran data menggunakan parameter yang digunakan oleh Effendi dan Manning. Kriteria persentase digunakan secara dirinci sebagai berikut:16 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Presentase Presentase 100 75-99 51-74 50 25-49 1-24 0
16
Kriteria Seluruhnya Sebagian Besar >Setengahnya Setengahnya <Setengahnya Sebagian Kecil Tidak Ada
Sodikin, Persepsi Masyarakat Petani Tambak Terhadap Kelestarian Hutan Mangrove di Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2010, Tidak dipublikasikan
36
I. Uji Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.17 Instrumen yang tidak valid tidak akan mendapatkan data yang benar sehingga kesimpulan penelitian tidak sesuai dengan kenyataan, sebaliknya apabila instrumen memiliki tingkat validitas yang tinggi, maka akan di dapat data yang benar dan kesimpulan penelitian sesuai dengan kenyataan. Validasi dilakukan di warga RT 07 dan 08 RW 02 Kelurahan Sunter Jaya, dengan 50 butir soal pertanyaan angket dan dibagikan ke 30 responden. Daerah Sunter terdapat Hutan Kota Sunter yang terdapat di wilayah administrasi Jakarta Utara. Validitas bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan mengkorelasi skor variabel jawaban responden dengan total skor setiap variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti: ∑ √(( ∑
)
∑
∑
(∑ ) ( ∑
(∑ ) ))
Keterangan :
17
r
= Koefisien korelasi
n
= Banyaknya sampel
x
= Skor masing-masing item
y
= Skor total variabel
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 269
37
2. Uji Reliabilitas Reliabel lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan dan homogenitas.18 Instrumen yang reliabel tidak bersifat tendensius yang mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu dan instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten atau ajek dalam hasil ukurnya sehingga dapat dipercaya. Pertanyaan
yang
telah
valid
kemudian
baru
diukur
reliabilitasnya. Butir pertanyaan yang dikatakan valid dianalisis reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha croanbach, dengan rumus seperti: r (
k ) (k )
b
)
Keterangan : r
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b
1
Untuk
2
= Jumlah varians butir = Varians total
mengetahui
reliabilitas
caranya
adalah
dengan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai alpha. Dengan ketentuan bila r alpha > r tabel, maka alat peneliti reliable.
18
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineke Cipta, 2013) h. 181
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian a. Letak dan Luas Kelurahan Dukuh merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang terletak sebelah timur Kecamatan Kramat Jati, Kota Administrasi Jakarta Timur dan secara geografis terdapat di wilayah timur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan dengan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989, batas-batas wilayah Kelurahan Dukuh adalah sebagai berikut: 1) Sebelah Utara: Kali Cipinang / Kelurahan Kramat Jati 2) Sebelah Timur: Jalan Tol Jagorawi / Kelurahan Pinang Ranti 3) Sebelah Selatan: Ring Road / Kelurahan Rambutan 4) Sebelah Barat: Kali Cipinang / Kelurahan Rambutan Kelurahan Dukuh memiliki luas wilayah 198,09 Ha, yang didalamnya terdapat sebanyak 6 Rukun Warga (RW) dan 66 Rukun Tangga (RT), hal tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 Penyempurnaan Batas dan Luas wilayah sebagai pelaksanaan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas, Perubahan Nama Kelurahan dan Penetapan Luas Wilayah Kelurahan.
b. Iklim Curah hujan tahunan di sekitar kawasan ini cukup tinggi 2.800 mm/tahun, atau rata-rata 248 mm/bulan, dengan hari hujan 149/tahun atau 12,5 hari hujan/bulan, dengan rataan suhu udara
37
38
harian kurang lebih 29,1o C, dengan rataan kelembaban udara berkisar 79-84%.
c. Jenis Tanah Kawasan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur ini memiliki jenis tanah yang merupakan struktur alluvium sungai, yang mengandung lumpur dan bongkahan-bongkahan andesit basah, dikarenakan wilayah ini merupakan kawasan yang dilintasi oleh Sungai Cipinang.
d. Hidrologi Kondisi
hidrologi
berkaitan
dengan
sumber
air
yang
dipergunakan oleh suatu penduduk di suatu daerah, baik untuk industri maupun keperluan rumah tangga. Kelurahan Dukuh merupakan daerah yang di lewati oleh aliran Kali Cipinang yang berair sepanjang tahun, Kali Cipinang berhulu dikawasan Situ Jati Jajar sebelah barat Lapangan Golf Emeralda mengalir melewati Ciracas, Kampung Rambutan, Halim Perdana Kusuma, Kebon Nanas, Cipinang Besar dan bermuara di Kali Sunter. Kali Cipinang sering kali meluap ketika musim penghujan yang mengakibatkan banjir untuk daerah yang di lintasi kali tersebut, termasuk Kelurahan Dukuh yang terkena dampaknya.
e. Penggunaan Lahan Berdasarkan laporan hasil kegiatan pembinaan Pemerintahan Kelurahan Dukuh, lahan yang terdapat di Kelurahan Dukuh digunakan untuk berbagai macam penggunaan seperti perumahan, industri, pemakaman, fasilitas umum dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.1
39
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan No
Peruntukan Tanah
Luas (Ha)
1
Perumahan
159,259
2
Industri
3,100
3
Fasilitas Umum
14,857
4
Pemakaman
1,194
5
Lain-lain
19,599
Jumlah
198,09
Berdasarkan tabel 4.1 mengenai kegunaan lahan di wilayah Kelurahan Dukuh dapat disimpulkan bahwa luas perumahan merupakan mayoritas penggunaan lahan yang terdiri dari 159,259 Ha. 2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun 2015 Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081 jiwa, yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing. Berdasarkan rincian jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa laki-laki, 13.149 jiwa perempuan.
Untuk
mengetahui
angka
kepadatan
penduduk
Kelurahan Dukuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kepadatan Penduduk =
Jumlah Penduduk Luas Wilayah
=
26.081 198,09 Ha
=
1.316 Jiwa/km2
40
Merujuk kepada kategori kepadatan penduduk yang terdapat di dalam UU No 56 Tahun 1960, yaitu terdapat 4 kategori yang menyangkut jumlah penduduk, antaralain sebagai berikut: 1) 0-50 jiwa/km2 dikatakan wilayah penduduk tidak padat 2) 51-250 jiwa/km2 dikatakan wilayah kurang padat 3) 251-400 jiwa/km2 dikatakan wilayah cukup padat 4) > 400 jiwa/km2 dikatakan wilayah padat Dari kategori tersebut, dapat ambil kesimpulan
kepadatan
Kelurahan Dukuh termasuk kedalam kepadatan > 400jiwa/km2 , berarti kepadatan penduduk Kelurahan Dukuh termasuk ke dalam kategori wilayah yang padat.
b. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk ialah pengelompokan atau susunan penduduk yang terdiri dari kriteria tertentu antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan kerja, dan rasio ketergantungan. komposisi penduduk penting untuk diketahui karena berbagai susunan beserta perubahan perubahannya, dapat dijadikan dasar bagi program dan kebijakan pemerintah. 1) Komposisi Berdasarkan usia dan jenis kelamin Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun 2015 Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081 jiwa, yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing. Berdasarkan rincian jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa lakilaki, 13.149 jiwa perempuan. Tabel 4.2 akan menjelaskan lebih rinci mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.
41
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Umur
WNI
WNA
Jml
LK
PR
Jumlah
LK
PR
Jumlah
Total
0–4
1.234
1.128
2.362
-
-
0
2.362
5–9
1.218
1.135
2.353
-
-
0
2.353
10-14
1.139
1.119
2.258
-
-
0
2.258
15-19
1.087
1.029
2.116
-
-
0
2.116
20-24
1.184
1.125
2.309
-
-
0
2.309
25-29
1.434
1.510
2.944
-
-
0
2.944
30-34
1.445
1.352
2.797
-
-
0
2.797
35-39
1.254
1.318
2.572
-
-
0
2.572
40-44
1.113
1.040
2.153
-
-
0
2.153
45-49
921
845
1.766
-
-
0
1.766
50-54
632
675
1.307
2
1
3
1.310
55-59
481
427
908
-
-
0
908
60-64
243
236
479
-
-
0
479
65-69
171
124
295
-
-
0
295
70-74
69
53
122
-
-
0
122
>70
25
32
57
-
-
0
57
Jml
13.650
13.148
26.798
2
1
3
26.801
Berdasarkan Tabel 4.2 penduduk Kelurahan Dukuh didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dan Kelurahan Dukuh memiliki lebih banyak penduduk usia produktif di banding usia non produktif. Untuk mengetahui sex ratio di Kelurahan Dukuh menggunakan rumus: Sr
=
x 100%
42
=
x 100%
=
103 Jiwa
Berdasarkan perhitungan diatas maka sex ratio untuk wilayah Kelurahan Dukuh adalah tiap 100 orang perempuan terdapat
103
orang
laki-laki.
Untuk
mengetahui
rasio
ketergantungan penduduk (depedency ratio) Kelurahan Dukuh dengan menggunakan rumus: Dr =
x 100%
Dr =
x 100%
Dr =
x 100%
Dr = 38,4 Berdasarkan
perhitungan
diatas
maka
angkat
ketergantungan (depedency ratio) Kelurahan Dukuh adalah 38 jiwa. Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 38 orang non produktif. 2) Komposisi berdasarkan mata pencaharian Komposisi
penduduk
berdasarkan
mata
pencaharian
menggambarkan mengenai kecenderungan pendapatan masyarakat di Kelurahan Dukuh Jakarta Timur. Tabel 4.3 akan menjelaskan secara
terperinci
mengenai
Kampung Dukuh Jakarta Timur.
pekerjaan
penduduk
kelurahan
43
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan No
Pekerjaan
Jumlah/Jiwa
1
Bidang Pertanian
2
Kary Swasta/Pemerintahan/ABRI
6.762
3
Pedagang
5.915
4
Buruh Tani
841
5
Pensiunan
5.400
6
Pertukangan
468
7
Pengangguran
591
8
Fakir Miskin
607
9
Lain-Lain Jumlah
-
6.217 26.801
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Kelurahan Dukuh adalah sebagai karyawan swasta, pemerintah dan ABRI sebanyak 6.762 jiwa.
3) Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat pendidikan suatu masyarakat berdampak kepada kualitas atau kesejahteraan hidupnya yang lebih baik, termasuk bagaimana masyarakat dapat menyerap suatu informasi dengan mudah. Pendidikan merupakan faktor penting yang harus di peroleh oleh setiap warga masyarakat yang ingin meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
44
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
1
Tidak Sekolah
1.677
2
Tidak Tamat SD
2.202
3
Sekolah Dasar
5.786
4
SMP
8.886
5
SLTA
5.078
6
Akademi (D1-D3) / Sarjana (S1-S3)
1.986
Jumlah
25.615
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Dukuh adalah SMP dengan 8.886 jiwa.
B. Kondisi Daerah Hutan Kota di Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Hutan Kota Hutan Kota Dukuh berada di Jakarta tepatnya di wilayah administrasi Jakarta Timur. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Hutan kota Dukuh merupakan satu dari 7 hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738 m2 atau 0,5 hektar.
2. Jenis Vegetasi Hutan Kota Hutan Kota Dukuh memiliki beranekaragam vegetasi yang memilik banyak fungsi antaranya sebagai penyangga kehidupan daerah sekitar bahkan kerapatan vegetasi di Hutan Kota Dukuh dikategorikan secara rata-rata sangat rapat vegetasinya. Vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh, antara lain:
45
Tabel 4.5 Vegetasi Hutan Kota Dukuh No
Nama Latin
Nama Lokal
1
Samanea saman
Trambesi
2
Swietenia mahagoni
Mahoni
3
Paraserianthes falctaria
Sengon
4
Adenanthera pavonila
Saga
5
Terminalia catapa
Ketapang
6
Parkia speciosa
Petai Cina
7
Bambusa spp
Bambu
3. Fauna hutan kota Fauna yang terdapat di Hutan Kota Dukuh berdasarkan hasil observasi terdapat berbagai macam, seperti:
Tabel 4.6 Fauna Hutan Kota Dukuh
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Latin Lonchura sp Pycononotus surigaster Mabuia sp Raffus sp -
Nama Lokal Burung emprit Burung kutilang Kadal Tikus Kupu-kupu Belalang Kalajengking Katak
C. Hasil Angket Berdasarkan hasil angket mengenai persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat menyatakan bahwa persepsi masyarakat baik terhadap keadaan fungsi keadaan hutan kota di lingkungan padat, tetapi keberadaan hutan kota kurang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar, berikut rincian masing-masing angket:
46
1. Memperbaiki Mutu Lingkungan dengan Cara Mengelola RTH Mengelola ruang terbuka hijau merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki lingkungan fisik wilayah perkotaan yang telah rusak akibat pembangunan. Berikut merupakan hasil angket tabel 4.7 mengenai ruang terbuka hijau dapat memperbaiki mutu lingkungan.
Tabel 4.7 Memperbaiki Mutu Lingkungan dengan Cara Mengelola RTH No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
20
57,1%
5
Sangat Setuju
15
42,9%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.5 terdapat 57,1% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa memperbaiki lingkungan dapat dengan cara mengelola ruang terbuka hijau, sedangkan 42,9 yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa memperbaiki lingkungan dengan cara mengelola ruang terbuka hijau. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat persepsi daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju mengelola ruang terbuka hijau dengan baik dapat memperbaiki lingkungan.
2. Mendukung Pemerintah DKI Menambah Jumlah Hutan Kota Berdasarkan hasil angket mengenai mendukung pemerintah DKI Jakarta terhadap kebijakan untuk menambah jumlah ruang terbuka hijau berupa hutan kota terdapat di tabel 4.8
47
Tabel 4.8 Mendukung Pemerintah DKI Menambah Jumlah Hutan Kota No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
19
54,2%
5
Sangat Setuju
16
45,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.8 terdapat 574,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa mereka mendukung Pemerintah DKI Jakarta untuk menambah jumlah hutan kota yang terdapat di DKI Jakarta, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa mereka sangat setuju Pemerintah DKI Jakarta untuk menambah hutan kota yang terdapat di DKI Jakarta. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju untuk mendukung Pemerintah DKI Jakarta menambah jumlah hutan kota yang terdapat di DKI Jakarta.
3. Hutan Kota Dukuh Mencegah Banjir Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir yang terdapat di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.9
Tabel 4.9 Hutan Kota Dukuh Mencegah Banjir No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
48
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
19
54,2%
5
Sangat Setuju
16
45,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.9 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir, sedangkan 45,8 yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir di wilayah mereka.
4. Hutan Kota Dukuh Mencegah Erosi Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah erosi wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.10
Tabel 4.10 Hutan Kota Dukuh Mencegah Erosi No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
8
22,9%
4
Setuju
19
54,2%
5
Sangat Setuju
8
22,9%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.10 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat
49
mencegah erosi, sedangkan 22,9% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju dan ragu-ragu bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah erosi. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah erosi.
5. Hutan Kota Dukuh Menjadi Resapan Air Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi resapan air di wilayah sekitar, sehingga keberadaan hutan Kota Dukuh mencegah genangan dan banjir ketika musim hujan datang dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.11 Tabel 4.11 Hutan Kota Dukuh Menjadi Daerah Resapan Air No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
24
68,6%
5
Sangat Setuju
11
31,4%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.11 terdapat 68,6% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh menjadi derah resapan air, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi daerah resapan air. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi daerah resapan air.
50
6. Hutan Kota Dukuh Menyaring Air Sehingga Air Menjadi Jernih Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menyaring air sehingga air di wilayah sekitar menjadi jernih dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.12 Tabel 4.12 Hutan Kota Dukuh Tempat Menyaring Air Tanah Agar Jernih No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
21
60%
5
Sangat Setuju
14
40%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.12 terdapat 60,% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat menyaring air tanah agar bersih, sedangkan 40,% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat menyaring air tanah agar bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat menyaring air tanah agar menjadi bersih.
7. Hutan Kota Dukuh Mampu Menyimpan Air Tanah Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menyimpan air tanah di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.13
51
Tabel 4.13 Hutan Kota Dukuh Tempat Menyimpan Air Tanah No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
22
62,9%
5
Sangat Setuju
13
37,1%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.13 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat penyimpan air tanah, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat air tanah. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat air tanah.
8. Hutan Kota Dukuh Menjaga Kesuburan Tanah Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjaga kesuburan tanah di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.14
Tabel 4.14 Hutan Kota Dukuh Mampu Menjaga Kesuburan Tanah No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
52
4
Setuju
22
62,9%
5
Sangat Setuju
13
37,1%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.14 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjaga kesuburan tanah, sedangkan 37,1,% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjaga kesuburan tanah. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjaga kesuburan tanah.
9. Hutan Kota Dukuh Membuat Lingkungan Sejuk Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat membuat lingkungan daerah sekitar menjadi sejuk dikarenakan banyaknya vegetasi hutan kota yang mempengaruhi suhu dan kelembaban udara diwilayah sekitar hutan kota dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.15
Tabel 4.15 Hutan Kota Dukuh Mampu Membuat Suasana Menjadi Sejuk No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
17
48,6%
5
Sangat Setuju
18
51,4%
35
100%
Jumlah
53
Berdasarkan tabel 4.15 terdapat 51,4% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat membuat suasana menjadi sejuk , sedangkan 48,6% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat membuat suasana menjadi sejuk. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh sangat setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat membuat suasana menjadi sejuk.
10. Hutan Kota Dukuh Mampu Menetralisir Bahan Tercemar Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menetralisir bahan tercemar di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.16
Tabel 4.16 Hutan Kota Dukuh Mampu Menetralisir Bahan Tercemar No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
19
54,2%
5
Sangat Setuju
16
45,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.16 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menetralisir bahan tercemar, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menetralisir bahan tercemar. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan
54
Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat untuk menetralisir bahan tercemar.
11. Hutan Kota Dukuh Menjadi Tempat Plasma Nutfah Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menjati tempat plasma nutfah dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.17
Tabel 4.17 Hutan Kota Dukuh Tempat Pelestarian Plasma Nutfah No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
22
62,9%
5
Sangat Setuju
13
37,1%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.17 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat pelestarian plasma nutfah, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat pelestarian plasma nutfah. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat pelestarian plasma nutfah.
55
12. Hutan Kota Dukuh Mengurangi Kebisingan dari Kendaraan Bermotor Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu mengurangi kebisingan dari kendaraan bermotor dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.18
Tabel 4.18 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Kebisingan Diakibatkan Kendaraan No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
2
5,8%
2
Tidak Setuju
8
22,9%
3
Ragu-ragu
8
22,9%
4
Setuju
12
34,2%
5
Sangat Setuju
5
14,2%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.18 terdapat 34% yang ditafsirkan kurang dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor, sedangkan 22% yang ditafsirkan sebagian kecil responden ragu-garu dan tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor dan terdapat 14,2% responden yang ditafsirkan sebagian kecil masyarakat sangat setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor, terdapat pula 5,8% yang ditafsirkan sebagian responden tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.
56
13. Hutan Kota Dukuh untuk Ruang Hidup Flora dan Fauna Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menjadi tempat ruang hidup flora dan fauna wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.19
Tabel 4.19 Hutan Kota Dukuh Sebagai Ruang Hidup Flora & Fauna No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
1
2,9%
2
Tidak Setuju
7
20%
3
Ragu-ragu
3
8,6%
4
Setuju
13
37,1%
5
Sangat Setuju
11
31,4%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat 37,1% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi ruang hidup flora dan fauna, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan lebih dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan fauna, terdapat pula 20% yang ditafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan fauna, dan terdapat pula 8,6% yang ditafsirkan sebagian kecil responden ragu-ragu, sedangkan terdapat 2,9% yang ditafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan fauna Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat hidup flora dan fauna.
57
14. Hutan Kota Dukuh Mengurangi Dampak Hujan Asam Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu mengurangi dampak hujan asam di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.20
Tabel 4.20 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Dampak Hujan Asam No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
3
8,6%
3
Ragu-ragu
4
11,4%
4
Setuju
19
54,2%
5
Sangat Setuju
9
25,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam, sedangkan 25,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam, sedangkan 11,4% yang ditafsirkan sebagian kecil responden ragu-ragu jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam, terdapat 8,6% yang di tafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak hujan asam.
58
15. Hutan Kota Dukuh Mengurangi Intrusi Air Laut Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu mengurani intrusi air laut di wilayah sekitar dan merupakan fungsi kelestarian lingkungan dari hutan kota terdapat di tabel 4.21
Tabel 4.21 Hutan Kota Dukuh Mengurangi Intrusi Air Laut No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
2
5,8%
2
Tidak Setuju
7
20%
3
Ragu-ragu
7
20%
4
Setuju
15
42,8%
5
Sangat Setuju
4
11,4%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.21 terdapat 42,8% yang ditafsirkan kurang dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut, sedangkan 20% yang ditafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju dan ragu-ragu jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut, terdapat 11,4% yang ditafsirkan sebgian kecil responden sangat setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut, dan 5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat tidak setuju jika bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut.
16. Hutan Kota Dukuh di Lengkapi Sarana Olahraga Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh di lengkapi dengan sarana olahraga sehingga masyarakat sekitar dapat
59
memanfaatkan failitas tersebut dan merupakan fungsi estetika dari hutan kota terdapat di tabel 4.22
Tabel 4.22 Hutan Kota di Lengkapi Sarana Olahraga No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
26
74,2%
5
Sangat Setuju
9
25,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.22 terdapat 74,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dilengkapi sarana olahraga, sedangkan 25,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dilengkapi sarana olahraga. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju Hutan Kota Dukuh dilengkapi sarana olahraga.
17. Hutan Kota Dukuh Memperindah Lingkungan Sekitar Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu memperindah lingkungan di wilayah sekitar Hutan Kota Dukuh, vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh dapat mempengaruhi keindahan Hutan Kota Dukuh, serta perawatan Hutan Kota Dukuh dari dinas terkait dan masyarakat sekitar juga dapat mempengaruhi keindahan Hutan Kota Dukuh dan keindahan Hutan Kota Dukuh merupakan fungsi estetika dari hutan kota terdapat di tabel 4.23
60
Tabel 4.23 Hutan Kota Dukuh Memperindah Lingkungan No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
22
62,9%
5
Sangat Setuju
13
37,1%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.23 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat memperindah lingkungan sekitar, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat memperindah lingkungan sekitar. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat memperindah lingkungan sekitar.
18. Pemerintah DKI Jakarta Mengadakan Penyuluhan Mengenai Fungsi dan Kegunaan Hutan Kota Dukuh Berdasarkan hasil angket, mengenai Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai fungsi dan kegunaan hutan kota kepada masyarakat terdapat di tabel 4.24, penyuluhan mengenai fungsi dan kegunaan Hutan Kota Dukuh oleh Pemerintah DKI Jakarta dapat mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh.
61
Tabel 4.24 Pemerintah DKI Mengadakan Penyuluhan Mengenai Hutan Kota Dukuh No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
2
5,8%
4
Setuju
25
71,4%
5
Sangat Setuju
8
22,9%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.24 terdapat 71,4% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh, sedangkan 22,9% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat setuju bahwa Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh, dan 5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil responden responden ragu-ragu jika Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju jika Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai Hutan Kota Dukuh.
19. Keberadaan Fungsi Hutan Kota Dukuh di Lingkungan Padat Penduduk Berdasarkan hasil angket, mengenai keberadaan fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat penduduk terdapat di tabel 4.25. keberadaan Fungsi Hutan Kota Dukuh berdampak kepada lingkungan fisik sekitar wilayah Hutan Kota Dukuh, bahkan juga bisa berdampak kepada lingkungan sosial masyarakat sekitar.
62
Tabel 4.25 Keberadaan Hutan Kota di Lingkungan Padat No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Baik
-
-
2
Tidak Baik
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Baik
19
54,2%
5
Sangat Baik
16
45,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.25 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan fungsi Hutan Kota
di
lingkungan padat baik, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan fungsi Hutan Kota di lingkungan padat sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota di lingkungan padat baik.
20. Mendapatkan Penyuluhan dari Pemerintah DKI Jakarta Mengenai Fungsi Hutan Kota Dukuh Berdasarkan hasil angket, mengenai mendapatkan penyuluhan dari pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh yang bertujuan untuk mensosialisasikan kegunaan dan fungsi dari Hutan Kota Dukuh terdapat di tabel 4.26. Penyuluhan mengenai fungsi dan kegunaan Hutan Kota Dukuh oleh Pemerintah DKI Jakarta dapat mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh.
63
Tabel 4.26 Mendapatkan Penyuluhan Mengenai Fungsi Hutan Kota Oleh Pemerintah DKI Jakarta No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Tidak Pernah
25
71,3%
2
Jarang
10
28,7%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Sering
-
-
5
Sering Sekali
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.26 terdapat 71,3% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai fungsi hutan kota oleh pemerintah DKI Jakarta, sedangkan 28,7% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden jarang mendapatka penyuluhan dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai fungsi hutan kota di lingkungan padat.
21. Ikut Berpartisipasi dalam Penyuluhan Tersebut Berdasarkan hasil angket, mengenai keikut sertaan dalam penyuluhan mengenai fungsi hutan kota terdapat di tabel 4.27
Tabel 4.27 Ikut Berpartisipasi dalam Penyuluhan Tersebut No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Tidak Pernah
29
82,9%
2
Jarang
6
17,1%
3
Ragu-ragu
-
-
64
4
Sering
-
-
5
Sering Sekali
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat 82,9% yang ditafsirkan sebagian besar responden tidak pernah berpartisipasi dalam penyuluhan fungsi hutan kota, sedangkan 17,1% yang ditafsirkan sebagian responden jarang berpartisipasi dalam penyuluhan fungsi hutan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak pernah berpartisipasi dalam penyuluhan fungsi hutan kota. 22. Mendapatkan Informasi Tentang Hutan Kota Dukuh Berdasarkan hasil angket, mengenai mendapatkan informasi mengenai Hutan Kota Dukuh terdapat di tabel 4.28
Tabel 4.28 Pernah Mendapatkan Informasi Tentang Fungsi Hutan Kota No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Tidak Pernah
19
54,2%
2
Jarang
16
45,8%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Sering
-
-
5
Sering Sekali
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.28 terdapat 54% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang fungsi hutan kota, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden jarang mendapatkan informasi tentang fungsi hutan kota. Jadi
65
dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak pernah mendapatkan informasi tentang fungsi hutan kota.
23. Hutan Kota Dukuh Tidak Berguna untuk Menunjang Kualitas Hidup Masyarakat Sekitar Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar terdapat di tabel 4.29 Tabel 4.29 Keberadaan Hutan Kota Dukuh Tidak Berguna Untuk Menunjang Kualitas Hidup Masyarakat Sekitar No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
5
14,2%
2
Tidak Setuju
20
57,1%
3
Ragu-ragu
3
8,6%
4
Setuju
5
14,2%
5
Sangat Setuju
2
5,8%
Jumlah
35
Berdasarkan tabel 4.29 terdapat 57,1% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar, sedangkan 14,2% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat tidak setuju dan setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar, dan 8,6% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat tidak setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar, sedangkan 5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar. Jadi dapat
66
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar.
24. Hutan Kota Dukuh Tidak Berdampak pada Perubahan Perilaku Masyarakat Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku masyarakat terdapat di tabel 4.30
Tabel 4.30 Hutan Kota Dukuh Tidak Berdampak Pada Perubahan Perilaku Peduli Terhadap Lingkungan Masyarakat Sekitar No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
8
22,9%
2
Tidak Setuju
18
51,4%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
7
20%
5
Sangat Setuju
2
5,8%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.30 terdapat 51,4% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar, sedangkan 22,9% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar, dan 20% yang ditafsirkan sebagian kecil responden setuju jika keberadaan hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar, sedangkan 5,8% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat setuju
67
jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdampak pada perubahan perilaku peduli terhadap lingkungan.
25. Hutan Kota Dukuh untuk Penelitian dan Pengembangan Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan terdapat di tabel 4.31 Tabel 4.31 Hutan Kota Dukuh Untuk Penelitian & Pengembangan No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
23
65,8%
5
Sangat Setuju
12
34,2%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.31 terdapat 65,8% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk penelitian dan pengembangan, sedangkan 34,2% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk penelitian dan pengembangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat menjadi tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
68
26. Masyarakat Melakukan Pengerusakan Terhadap Hutan Kota Dukuh Berdasarkan hasil angket, keberadaan fasilitas Hutan Kota Dukuh di rusak oleh masyarakat terdapat di tabel 4.32
Tabel 4.32 Masyarakat Melakukan Pengrusakan Terhadap Hutan Kota Dukuh No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
30
85,8%
2
Tidak Setuju
5
14,2%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
-
-
5
Sangat Setuju
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.32 terdapat 85,8% yang ditafsirkan sebagian besar responden sangat tidak setuju jika masyarakat melakukan pengrusakan terhadap Hutan Kota Dukuh, sedangkan 14,2% yang ditafsirkan sebagian kecil responden tidak setuju bahwa masyarakat melakukan pengrusakan terhadap Hutan Kota Dukuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh sangat tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh di rusak oleh masyarakat.
27. Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Taman Kota Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi ruang terbuka hijau lainnya, yaitu menjadi taman kota terdapat di tabel 4.33
69
Tabel 4.33 Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Taman Kota No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
4
11,4%
2
Tidak Setuju
11
31,4%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
16
45,8%
5
Sangat Setuju
4
11,4%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.33 terdapat 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi taman kota, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi taman kota dan 11,4% yang ditafsirkan sebagian kecil responden sangat tidak setuju dan sangat setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi taman kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi taman kota.
28. Hutan Kota Dukuh Diperluas dengan Menggusur Rumah Warga Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur rumah warga terdapat di tabel 4.34. Hutan Kota Dukuh hanya memiliki luas sebesar 5.738 m2 atau 0,5 Hektar
70
Tabel 4.34 Hutan Kota Dukuh Diperluas Dengan Cara Menggusur Rumah Warga No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
11
31,4%
2
Tidak Setuju
24
68,6%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
-
-
5
Sangat Setuju
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.34 terdapat 68,6% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur rumah waga, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat tidak setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur rumah warga. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur rumah warga.
29. Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Sebagai Maal atau Tempat Kegiatan Ekonomi Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau tempat kegiatan ekonomi terdapat di tabel 4.35. soal angket ini dapat menggambarkan keterpedulian masyarakat sekitar terhadap keberadaan Hutan Kota Dukuh yang dapat memperbaiki lingkungan fisik daerah sekitar.
71
Tabel 4.35 Hutan Kota Dukuh Dialih Fungsikan Menjadi Gedung Pusat Kegiatan Ekonomi No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
20
57,1%
2
Tidak Setuju
15
42,9%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
-
-
5
Sangat Setuju
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.35 terdapat 57,1% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden sangat tidak setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau tempat kegiatan ekonomi, sedangkan 42,9% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden tidak setuju bahwa Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau tempat kegiatan ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh sangat tidak setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan menjadi maal atau tempat kegiatan ekonomi.
30. Terdapat Pekerja Untuk Menjaga Hutan Kota Dukuh Berdasarkan hasil angket, keberadaan Hutan Kota Dukuh terdapat pekerja untuk menjaga Hutan Kota Dukuh terdapat di tabel 4.36
Tabel 4.36 Terdapat Petugas Penjaga Hutan Kota No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
72
4
Setuju
22
62,9%
5
Sangat Setuju
13
37,1%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.36 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa keberadaan Hutan Kota Dukuh terdapat petugas yang menjaga, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa terdapat petugas penjaga Hutan Kota Dukuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju keberadaan petugas penjaga Hutan Kota Dukuh.
31. Pemerintah
Daerah
Melibatkan
Masyarakat
Dalam
Menentukan
Keberadaan Hutan Kota Berdasarkan
hasil
angket,
pemerintah
daerah
melibatkan
masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota terdapat di tabel 4.37 Tabel 4.37 Pemerintah Daerah Melibatkan Masyarakat Dalam Menentukan Keberadaan Hutan Kota No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
18
51,4%
5
Sangat Setuju
17
48,6%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.37 terdapat 51,4% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju bahwa pemerintah daerah melibatkan
73
masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota, sedangkan 48,6% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden sangat setuju bahwa pemerintah
daerah
melibatkan
masyarakat
dalam
menentukan
keberadaan hutan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju bahwa pemerintah melibatkan masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota. 32. Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Rekreasi Berdasarkan hasil angket, mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan rekreasi terdapat di tabel 4.38. merupakan fungsi estetika dari hutan kota Tabel 4.38 Masyarakat Mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk Rekreasi No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Tidak Pernah
14
40%
2
Jarang
21
60%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Sering
-
-
5
Sering Sekali
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.38 terdapat 60% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk rekreasi, sedangkan 40,% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden tidak pernah pergi Hutan Kota Dukuh untuk rekreasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh jarang untuk memanfaatkan Hutan Kota Dukuh sebagai tempat rekreasi.
74
33. Mengunjungi Hutan Kota Dukuh Untuk Kepentingan Olahraga Berdasarkan hasil angket, mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan Olahraga terdapat di tabel 4.39. merupakan fungsi estetika dari hutan kota. Tabel 4.39 Masyarakat Mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk Berolahraga No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Tidak Pernah
19
54,2%
2
Jarang
16
45,8%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Sering
-
-
5
Sering Sekali
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.39 terdapat 54,2% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak pernah pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk berolahraga, sedangkan 45,8% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk berolahraga. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak pernah pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk berolahraga.
34. Mendapatkan Pamflet, Pengumuman, Brosur dari Pemerintah DKI Jakarta Tentang Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat Penduduk Berdasarkan hasil angket, mendapatkan pamflet, pengumuman, brosur dari pemerintah DKI Jakarta tentang fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk terdapat di tabel 4.40 yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan kota.
75
Tabel 4.40 Mendapatkan Pamflet, Pengumuman, Brosur dari Pemerintah DKI Jakarta Mengenai Fungsi Hutan Kota di Lingkungan Padat No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Tidak Pernah
24
68,6%
2
Jarang
11
31,4%
3
Ragu-ragu
-
-
4
Sering
-
-
5
Sering Sekali
-
-
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.40 terdapat 68,6% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden tidak pernah mendapatkan pamflet, pengumuman atau brosur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota di lingkungan padat, sedangkan 31,4% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden jarang mendapatkan pamflet, pengumuman atau brosur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota di lingkungan padat. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh tidak pernah mendapkan pamflet, pengumuman atau brosur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota di lingkungan padat.
35. Masyarakat Memberikan Dana Bantuan Untuk Penyelenggaraan Hutan Kota Berdasarkan hasil angket, mengenai partisipasi masyarakat terhadap ruang terbuka hijau berupa hutan kota dengan memberikan dana bantuan untuk penyenggaraan hutan kota berupa fasilitas dan infrastruktur hutan kota terdapat di tabel 4.41
76
Tabel 4.41 Masyarakat Memberikan Dana Untuk Penyelenggaraan Hutan Kota No
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
-
-
4
Setuju
22
62,9%
5
Sangat Setuju
13
37,1%
35
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.41 terdapat 62,9% yang ditafsirkan lebih dari setengah responden setuju masyarakat memberikan dana bantuan untuk penyelenggaraan hutan kota, sedangkan 37,1% yang ditafsirkan kurang dari setengahnya responden masyarakat memberikan dana bantuan untuk penyelenggaraan hutan kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat daerah sekitar Hutan Kota Dukuh setuju masyarakat memberikan dana bantuan untuk penyelenggaraan hutan kota. Setelah menjabarkan satu persatu soal angket hasil penelitian maka untuk mengetahui presentasi hasil penelitian ini secara umum dapat dilihat dari tabel 4.42 Tabel 4.42 Skor Per Sub Variabel
Variabel
Sub Variabel
Persepsi
Pengetahuan
Masyarakat
Masyarakat
Terhadap Fungsi
Mengenai
Hutan Kota di
Fungsi Hutan
Lingkungan
Kota
Padat
Jumlah Item
Skor
7
743
77
Lanskep
11
1195
Fungsi Hutan
Pelestarian
15
2177
Kota
Lingkungan 2
107
35
4222
Estetika Jumlah
Setelah mengetahui setiap jumlah dan skor item yang terdapat di setiap variabel dan sub variabel, maka untuk menilai rata-rata skor penelitian tersebut, dapat di lihat pada tabel 4.43
Tabel 4.43 Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Sub
Skor
Variabel
Nilai
Nilai
Harapan
Skor
7 x 5 = 35
743 : 35
X 100%
Kategori Nilai
Pengetahuan Masyarakat Mengenai
743
Fungsi
= 60,62%
Cukup
= 62,07%
Baik
= 82,94%
Sangat
= 21.22
Hutan Kota
Lanskep
1195
11 x 5 =
1195 :
55
35 = 34.14
Pelestarian
2177
Lingkungan
15 x 5 =
2177 :
75
35 =
Baik
62,2 Estetika
107
2 x 5 = 10
107 : 35
= 30,5%
= 3,05
Rata-rata
4222
35 x 5 =
4222 :
175
35 =
Tidak Baik
= 68,91%
Baik
78
120,6
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata skor penelitian pada tabel 4.43 dapat di simpulkan, pada sub variabel pengetahuan masyarakat mengenai fungsi hutan kota termasuk ke dalam kategori cukup, dengan prosentase 60,62%. Pada sub variabel lanskep dengan prosentase 62,07% termasuk ke dalam kategori baik dan pada sub variabel pelestarian lingkungan dengan prosentase 82,94% termasuk ke dalam kategori sangat baik, sedangkan pada sub variabel estetika termasuk ke dalam kategori tidak baik dengan prosentase 30,5%. Jadi dapat di simpulkan rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang termasuk ke dalam kategori baik. Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk dapat di simpulkan adalah baik.
D. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara pihak Kelurahan Dukuh yang di wakili oleh Bapak Muhammad Arif Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Bapak Sunaryo selaku Sekertaris RW 02 Kelurahan Dukuh dan Bapak Sarmada selaku Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Dukuh mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh. Hutan Kota Dukuh merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang berbentuk hutan kota yang terdapat di Jakarta, tepatnya di wilayah administrasi Jakarta Timur. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Menurut Bapak Sarmada selaku Ketua RT 01 RW 02 “Hutan Kota Dukuh dahulunya merupakan lahan yang di akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah sementara oleh Lurah Dukuh Jakarta Timur, tetapi saya bersama warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut dikarenakan
79
dampak buruk bagi keadaan lingkungan tempat tinggal kita di kemudian hari. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di bangun hutan kota oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta”. Sedangkan menurut Bapak Sunaryo selaku Sekertaris RW 02 Kelurahan Dukuh “Sebelum jadi hutan kota seperti sekarang, dulu lahannya bekas tempat pemakaman umum warga sekitar, dan bersifat tanah wakaf, Hutan Kota Dukuh baru berdiri sekitar 2 tahun lalu, dan pembangunannya sempat terhambat kasus korupsi yang disangkakan oleh pihak terkait”. Jadi dapat disimpulkan bahwa lahan Hutan Kota Dukuh merupakan bekas tempat pemakaman umum dengan status wakaf, pembangunan Hutan Kota Dukuh sempat terganggu mengenai kasus korupsi yang disangkakan oleh pihak terkait. Keberadaan
Hutan
Kota
Dukuh
sangat
penting
untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar, tetapi kebaradaan Hutan Kota Dukuh tidak dimaksimalkan keberadaannya oleh warga sekitar. Menurut Bapak Sarmada “Banyak warga RW 02 yang jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh karena warga mengetahui lahan Hutan Kota tersebut bekas lahan pemakaman umum, jadinya Hutan Kota Dukuh keadaanya dibiarkan saja oleh warga.” Walaupun keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak dimaksimalkan keberadaanya oleh masyarakat sekitar, tapi Keberadaan Hutan Kota Dukuh memiliki banyak manfaat. Menurut Bapak Sunaryo “Keberadaan Hutan Kota Dukuh memperindah wilayah RW 02, apalagi Hutan Kota Dukuh dirawat oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur Jakarta dengan baik”. Sedangkan menurut Bapak Sarmada“Hutan Kota Dukuh ini berdampak baik bagi lingkungan kita, contohnya udara menjadi segar, menjadi tempat resapan air.” Jadi dapat disimpulkan dari kedua pendapat ini bahwa Hutan Kota Dukuh lebih berfungsi secara ekologis. Terkait dengan keikut sertaan warga dalam perawatan dan kelestarian Hutan Kota Dukuh, menurut Bapak Sarmada “yang merawat
80
Hutan Kota Dukuh ini adalah Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur, warga jarang ikut terlibat dalam merawat Hutan Kota Dukuh”. Sedangkan menurut Bapak Muhammad Arif “Pernah ada acara yang berkaitan dengan hutan Kota Dukuh, Mahasiswa Universitas Thamrin bersama Walikota Jakarta Timur menanam pohon untuk menambah vegetasi dan memperindah Hutan Kota Dukuh”. Menurut Bapak Sunaryo“Pengelolaannya baik sekali, banyak fasilitas yang menunjang untuk keperluan olahraga ataupun rekreasi”. Jadi dapat disimpulkan dari pendapat tersebut bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Adm Jakarta Timur sudah baik, tetapi masih ada miss comunication antara warga sekitar Hutan Kota Dukuh dengan Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Adm Jakarta Timur mengenai kurangnya promosi tentang acara yang menyangkut Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur. Selain permasalahan masyarakat kurang memanfaatkan keberadaan Hutan Kota Dukuh, menurut Bapak Sunaryo “Permasalahan yang mendasar ya kurang adanya komunikasi antara pengurus RW 02 dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Hutan Kota Dukuh, padahal Hutan Kota Dukuh berada di wilayah RW 02 tapi ga ada komunikasi bagaimana kewajiban yang harus dilakukan Pengurus RW 02 tentang keberadaan Hutan Kota Dukuh”. Hal ini diperparah dengan tidak adanya sosialisasi atau penyuluhan mengenai kegunaan dan fungsi Hutan Kota Dukuh, menurut Bapak Arif “Selama ini tidak ada mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai Hutan Kota Dukuh, mungkin yang berhak mengadakan itu hanya Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur. Wilayah kita hanya di tunjuk sebagai tempat adanya hutan kota, mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi bahkan perawatan Kelurahan Dukuh tidak campur tangan mengenai hal itu”. Hal ini di perkuat dengan pendapat dari Bapak Sarmada “Tidak ada penyuluhan mengenai fungsi hutan kota Dukuh dari Pemerintah DKI Jakarta, seharusnya sih ada biar
81
warga
tertarik
untuk
berkunjung
ke
Hutan
Kota
Dukuh
dan
memanfaatkannya untuk rekreasi ataupun olahraga, supaya stigma warga tentang Hutan Kota Dukuh yang dulunya bekas pemakaman umum lama kelamaan jadi hilang”. Jadi dapat disimpulkan Hutan Kota Dukuh berfungsi ekologis baik menurut para responden, tetapi masyarakat sekitar kurang memanfaatkan secara maksimal fungsi rekreasi dari Hutan Kota Dukuh dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang keberadaan Hutan Kota Dukuh dan diperparah dengan lahan Hutan Kota Dukuh bekas tempat pemakaman umum, sehingga warga sekitar enggan untuk mendatangi hutan kota tersebut.
E. Pembahasan Wilayah Kelurahan Dukuh merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang terletak sebelah timur Kecamatan Kramat Jati, Kota Administrasi Jakarta Timur dan secara geografis terdapat di wilayah timur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun 2015 Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081 jiwa, yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing. Berdasarkan rincian jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa laki-laki, 13.149 jiwa perempuan. Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan penduduk di wilayah Kelurahan Dukuh terdapat 1.316 Jiwa/km2 yang di kategorikan sebagai wilayah sangat padat menurut UU No 56 Tahun 1960. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah administrasi Jakarta Timur, terdapat di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Keberadaan Hutan Kota Dukuh memperindah lingkungan wilayah administrasi Jakarta Timur khususnya di Kelurahan Dukuh, hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju mengenai hal tersebut. Hutan kota Dukuh merupakan satu dari 7 hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738 m2. Berdasarkan hasil
82
angket yang menyatakan 54,2% responden setuju dan 45,8% sangat setuju mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir, sedangkan 54,2% masyarakat setuju Hutan Kota Dukuh mampu mencegah erosi. Hutan Kota Dukuh merupakan lahan yang di akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah sementara, tetapi warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di bangun hutan kota oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Administrasi Jakarta Timur. Berdasarkan angket responden 54,2% setuju dan 45,8% sangat setuju untuk mendukung Pemerintah DKI Jakarta untuk menambah keberadaan ruang terbuka hijau berupa hutan kota, hal ini diperkuat dengan hasil 57,1% setuju dan 42,9% sangat setuju dengan cara memperbaiki mutu lingkungan hidup di perkotaan salah satunya dengan mengelola ruang terbuka hijau. Bentuk Hutan Kota Dukuh ini jika merujuk pada Teori Zoer’aini Djamal Irwan, berbentuk bergerombol atau menenumpuk, dikarenakan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya yang rapat dan tidak beraturan. Kerapatan vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh secara rata-rata dikategorikan vegetasi yang rapat. Terdapat vegetasi seperti Trambesi, Mahoni, Sengon, Saga, Ketapang, Petai Cina, Bambu yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur. Banyaknya vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh berdampak pada kondisi air tanah yang terdapat di sekitar Hutan Kota Dukuh. Berdasarkan hasil angket 68,6% responden setuju dan 31,4% sangat setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menjadi daerah resapan air. Hutan Kota Dukuh keberadaannya juga mampu menyaring air sehingga air disekitar menjadi lebih jernih, dengan 60% responden setuju dan 40% sangat setuju, bahkan Hutan Kota Dukuh mampu menyimpan air
83
tanah sehingga air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju, tetapi terdapat 20% responden masih ragu-ragu terhadap keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk mengurangi intrusi air laut. Tipe Hutan Kota Dukuh ini termasuk kedalam jenis tipe pemukiman jika merujuk kepada Teori Endes Dahlan, karena terdapat tanaman
dengan
komposisi
tanaman
pepohonan
yang
tinggi
dikombinasikan dengan semak dan rerumputan yang menyebabkan Hutan Kota Dukuh mampu membuat suasana lingkungan menjadi lebih sejuk, hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 48,6% responden setuju dan 51,4% sangat setuju. Keberadaan Hutan Kota juga mampu menjaga kesuburan tanah disekitar, diperoleh dari hasil angket dengan 62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju. Berdasarkan hasil angket 54,2% responden setuju dan 45,8% sangat setuju mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menetralisir bahan-bahan pencemar sehingga lingkungan sekitar tetap segar, bersih dan sehat. Secara garis besar terdapat tiga fungsi hutan kota, yaitu fungsi lansekap, fungsi pelestarian lingkungan dan fungsi rekreasi. Sedangkan keberadaan Hutan Kota Dukuh fungsinya sangat tergantung pada komposisi dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi. Berdasarkan hasil angket 62,9% responden setuju dan 37,1% sangat setuju keberadaan Hutan Kota mampu menjadi tempat pelestarian plasma nutfah dan mengenai mengurangi hujan asam 54,4% responden setuju mengenai hal tersebut. Persepsi berdasarkan teori yang telah di jelaskan sebelumnya, persepsi lebih bersifat psikologi dari pada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya pengalaman terdahulu, maksud dari pengalaman terdahulu tersebut lebih menjurus kepada tingkat pendidikan. Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan Kota Dukuh juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan penyuluhan oleh Pemerintah DKI Jakarta tentang fungsi Hutan.
84
Berdasarkan hasil angket, persepsi masyarakat terhadap fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat 54,2% menganggap baik dan 45,8% menganggap amat baik oleh responden, tetapi masyarakat sekitar enggan mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan rekreasi ataupun berolahraga, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 60% responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk tujuan rekreasi dan 54,2% reponden tidak pernah mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk keperluan olahraga, hal ini menyebabkan fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Dukuh tidak dipergunakan oleh masyarakat sekitar. Penyebab enggannya masyarakat untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh bisa dikarenakan masyarakat tidak mendapatkan informasi mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 54,2% tidak pernah dan 45,8% jarang mendapatkan informasi mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh. Penyebab lain masyarakat enggan mengunjungi Hutan Kota Dukuh dikarenakan lahan Hutan Kota Dukuh merupakan bekas tempat pemakaman umum yang menyebabkan warga sekitar merasa enggan untuk mengunjungi Hutan Kota Dukuh tersebut. Peran pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini sangat penting untuk mengadakan penyuluhan atau mempromosikan kepada warga Jakarta tentang keberadaan suatu hutan kota termasuk Hutan Kota Dukuh, tetapi pemerintah tidak pernah mengadakan penyuluhan mengenai fungsi hutan kota hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 71,3% responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan tersebut, padahal melalui hasil angket 71,4% responden setuju jika ada pengadaan mengenai penyuluhan kegunaan atau fungsi hutan kota oleh Pemerintah DKI Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta melalui Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Administrasi Jakarta Timur seharusnya mengajak warga Jakarta kembali kepada alam dan mencintainya. Berdasarkan hasil angket 57,1% sangat tidak setuju dan 42,9% tidak setuju jika Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau di bangun gedung untuk kegiatan ekonomi lainnya, bahkan 85,8% responden sangat tidak setuju
85
dan 14,2% tidak setuju jika masyarakat melakukan vandalisme atau pengerusakkan terhadap Hutan Kota Dukuh, mungkin dalam hal ini masyarakat sekitar sudah mulai menganggap penting keberadaan hutan kota. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta seharusnya juga tidak hanya berfokus pada besaran lahan (kuantitas) hutan kota, tetapi mengabaikan dari aspek fungsi (kualitas) hutan kota. Berdsarkan hasil angket 51,4% responden setuju dan 48,6% sangat setuju jika Pemerintah Daerah melibatkan masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota dan 31,4% responden sangat tidak setuju dan 68,6% tidak setuju jika Hutan Kota diperluas dengan cara menggusur pemukiman warga. Berdasarkan perhitungan secara keseluruhan melalui perhitungan nilai rata-rata skor penelitian, Jadi dapat di simpulkan rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang termasuk ke dalam kategori baik. Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk dapat di simpulkan adalah baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat penduduk menurut hasil perhitungan pada sub variabel pengetahuan masyarakat mengenai fungsi hutan kota termasuk ke dalam kategori cukup, dengan prosentase 60,62%. Pada sub variabel lanskep dengan prosentase 62,07% termasuk ke dalam kategori baik dan pada sub variabel pelestarian lingkungan dengan prosentase 82,94% termasuk ke dalam kategori sangat baik, sedangkan pada sub variabel estetika termasuk ke dalam kategori tidak baik dengan prosentase 30,5%. Jadi dapat di simpulkan rata-rata dari sub variabel tersebut adalah 68,91% yang termasuk ke dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan kota di lingkungan padat penduduk adalah baik. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian ini, penulis penulis mencoba untuk memberikan saran, agar bermanfaat bagi pihak yang memanfaatkan keberadaan Hutan Kota Dukuh, diantaranya:
1. Bagi Masyarakat a. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Hutan Kota Dukuh, penulis berharap agar dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan disekitarnya, dengan cara menjaga dan tidak melakukan pengrusak keberadaan Hutan Kota Dukuh.
b. Masyarakat sekitar Hutan Kota seharusnya lebih memanfaatkan fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Dukuh, agar fasilitas yang telah di sediakan oleh Pemerintah DKI Jakarta tidak sia-sia.
86
87
c. Masyarakat hendaknya ikut berpartisipasi dalam penyuluhan atau sosialisasi yang diadakan oleh Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota.
2. Bagi Pemerintah DKI Jakarta a. Pemerintah DKI Jakarta seharusnya melakukan penyuluhan atau sosialiasasi untuk masyarakat, agar keberadaan hutan kota dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat banyak. b. Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan hendaknya melibatkan masyarakat atau mengajak ikut peran serta warga dalam menentukan keberadaan hutan kota. c. Pemerintah DKI Jakarta hendaknya tegas dalam menjalankan UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, agar terciptanya 30% ruang terbuka hijau di wilayah Jakarta.
88
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita Rahardjo, Pembangunan Kota Optimum, Efisiensi & Mandiri, Jakarta: Graha Ilmu, 2010. Bintarto, Interaksi Desa-Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana. 2010 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Bumi Aksara, 2003. Departemen Dalam Negeri RI, National Urban Development Strategy, Jakarta, 1985. Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Jakarta: APHI, 1992. Hartono & Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara. Hatimah Ihat. Penelitian Pendidikan. Bandung: Upi Press, 2007. Henslin James M, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2006 Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH 30%! Resolusi (kota) Hijau, Jakarta: Kompas Gramedia, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ketiga. 2003. Balai Pustaka: Jakarta. Nari Markus, Dinamika Sosial dan Pemekaran Daerah, Yogyakarta: Ombak, 2010. Neuman Lawrence W, Metodologi Penelitian Sosial: pendekatan kualitatif dan Kuantitatif Edisi 7, Jakarta: PT Indeks, 2013. Nurdin Amin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memhami KonsepKonsep Sosiolog,. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta: LP3ES, 1984 Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001. Sarwono Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang.
89
Shaleh Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2008. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009. Tim Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,. Jakarta: Kencana, 2011
Profesi
Yatim Wildan, Kamus Biologi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007. Zoer’aini Irwan, Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Peraturan dan Perundang-undangan Intruksi Gubernur Provinsi Daerah khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 19 tahun 1997 tetang Penyusunan Laporan Kegiatan Bulanan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 Penyempurnaan Batas dan Luas Wilayah Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas, Perubahan Nama Kelurahan yang kemar/sama dan Penetapan luas wilayah Kelurahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738m2 SK Gubernur No 171 Tahun 2007 luas wilayah Provinsi DKI Jakarta UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pemerintah Daerah UU no 56 Tahun 1960 tentang Kategori Kepadatan Penduduk
90
Skripsi dan Jurnal Elfin Rusliansyah, “Kajian Peluang Pelibatan Masyarakat dalam Pengembangan Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat”, makalah pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, Semarang, 2005, h 6, tidak dipublikasikan. Fuzi Novianti, Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS Dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015 Tidak Dipublikasikan Iwan Dudy Gunawan, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tugas (TaskBased Learning) Bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris (Studi Kasus pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung), Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2013, Tidak dipublikasikan Sodikin, “Persepsi Masyarakat Petani Tambak Terhadap Kelestarian Hutan Mangrove di Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: 2010, Tidak dipublikasikan Tien Wahyuni & Ismayadi Samsoedi, Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur ( Review on Application of Urban Forest Policy in East Kalimantan, Jurnal analisis kebijakan kehutanan, Vol 9, No 3, 2012, h 15.
Website Http://timur.jakarta.go.id/menu-potensi-wilayah.html www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/30/40 www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3907/Hutan-Kota-Dukuh-JakartaTimur
LAMPIRAN
Hasil Wawancara kepada Ketua RT 01 RW 02 Bapak H Sarmada 1. Bagaimana sejarah berdirinya Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur? “Hutan Kota Dukuh dahulunya merupakan lahan yang di akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah sementara oleh Lurah Dukuh Jakarta Timur, tetapi saya bersama warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut dikarenakan dampak buruk bagi keadaan lingkungan tempat tinggal kita di kemudian hari. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di bangun hutan kota oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.”
2. Bagaimana Penggunaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur oleh warga sekitar? “Banyak warga RW 02 yang jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh karena warga mengetahui lahan Hutan Kota tersebut bekas lahan pemakaman umum, jadinya Hutan Kota Dukuh keadaanya dibiarkan saja oleh warga.”
3. Apa dampak dari keberadaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur? “Hutan Kota Dukuh ini berdampak baik bagi lingkungan kita, contohnya udara menjadi segar, menjadi tempat resapan air.”
4. Apakah warga sekitar ikut berperan aktif dalam melestarikan atau merawat Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur? “yang merawat Hutan Kota Dukuh ini adalah Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, warga jarang ikut terlibat dalam merawat Hutan Kota Dukuh”
5. Adakah permasalahan yang menyangkut keberadaan Hutan Kota Dukuh? Permasalahannya warga jarang untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh, padahal sarana dan prasarananya uda bagus, uda ada jogging track nya tapi karena warga tau Hutan Kota tersebut merupakan lahan bekas tempat pemakaman umum, warga jadinya tidak mau untuk datang kesana.
6. Bagaimana menurut anda mengenai pengelolaan atau perawatan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta? “pengelolaan atau perawatan hutan Kota Dukuh yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta sangat baik, tapi seharusnya mereka ikut melibatkan peran warga sekitar untuk ikut terlibat merawat dan mengelola Hutan Kota Dukuh”
7. Apakah terdapat penyuluhan mengenai kegunaan atau fungsi Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur oleh pemerintah DKI Jakarta? “Tidak ada penyuluhan mengenai fungsi hutan kota Dukuh dari Pemerintah DKI Jakarta, seharusnya sih ada biar warga tertarik untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh dan memanfaatkannya untuk rekreasi ataupun olahraga, supaya stigma warga tentang Hutan Kota Dukuh yang dulunya bekas pemakaman umum lama kelamaan jadi hilang”
LAMPIRAN
Hasil Wawancara kepada Sekertaris RW 02 Kelurahan Dukuh Jakarta Timur 1. Bagaimana sejarah berdirinya Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur? Sebelum jadi hutan kota seperti sekarang, dulu lahannya bekas tempat pemakaman umum warga sekitar, dan bersifat tanah wakaf, Hutan Kota Dukuh baru berdiri sekitar 2 tahun lalu, dan pembangunannya sempat terhambat kasus korupsi yang disangkakan oleh pihak terkait.
2. Bagaimana Penggunaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur oleh warga sekitar? Hutan Kota Dukuh dibiarkan begitu saja oleh warga, jarang ada warga yang mengunjungi Hutan Kota Dukuh,
3. Apa dampak dari keberadaan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur? Keberadaan Hutan Kota Dukuh memperindah wilayah RW 02, apalagi Hutan Kota Dukuh dirawat oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Pemerintah DKI Jakarta dengan baik.
4. Apakah warga sekitar ikut berperan aktif dalam melestarikan atau merawat Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur? Yang merawat Hutan Kota Dukuh biasanya oleh dinas terkait, kita sebagai pengurus RW 02 menyesalkan kenapa dinas terkait tersebut tidak melibatkan kita sebagai pengurus untuk pembangunan ataupun pengrawatan Hutan Kota Dukuh, seperti terjadi miss comunication antara kita (pengurus rw 02) dengan Pemerintah DKI Jakarta yang diwakili oleh Dinas Kelautan dan Pertanian
5. Adakah permasalahan yang menyangkut keberadaan Hutan Kota Dukuh? Permasalahan yang mendasar ya kurang adanya komunikasi antara pengurus RW 02 dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Hutan Kota Dukuh, padahal Hutan Kota Dukuh berada di wilayah RW 02 tapi ga ada komunikasi bagaimana yang harus dilakukan Pengurus RW 02 tentang keberadaan Hutan Kota Dukuh.
6. Bagaimana menurut anda mengenai pengelolaan atau perawatan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta? Pengelolaannya baik sekali, banyak fasilitas yang menunjang untuk keperluan olahraga ataupun rekreasi.
7. Apakah terdapat penyuluhan mengenai kegunaan atau fungsi Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur oleh pemerintah DKI Jakarta? Tidak ada penyuluhan apa-apa dari dinas terkait tentang Hutan Kota Dukuh, alangkah lebih baiknya jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui dinas terkait ngadain sosialisasi agar warga mau berkunjung dan memanfaatkan fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur.
LAMPIRAN
Hasil Wawancara Bapak Arif selaku Pegawai Kelurahan Dukuh Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup 1. Sejarah berdirinya Hutan Kota Dukuh saya juga tidak tahu secara untuh mengenai sejarah keberadaan Hutan Kota Dukuh, setahu saya Hutan Kota Dukuh ini merupakan Hutan Kota yang baru berdiri, sekitar 2 tahun yang lalu, sebelumnya juga lahan tempat Hutan Kota Dukuh memang sudah di tumbuhi banyak pepohonan tetapi belum ada pengukuhan kalo tempat itu di nyatakan sebagai hutan kota.
2. Penggunaan Hutan Kota Dukuh oleh warga sekitar Saya tidak mengetahui sacara pasti mengenai penggunaan Hutan Kota Dukuh oleh warga sekitar, setahu saya Pemerintah Pemprov DKI membuat ruang terbuka hijau berupa hutan kota selain untuk memenuhi 30% ruang terbuka hijau sesuai dengan UU Penataan Ruang, tapi juga untuk tempat rekreasi, olahraga ataupun tempat berinteraksi warga satu sama lain.
3. Dampak dari keberadaan Hutan Kota Dukuh? Keberadaan Hutan Kota Dukuh di wilayah RW 02 memiliki dampak secara ekologis terhadap lingkungan sekitar
4. Apakah warga sekitar ikut berperan aktif dalam melestarikan atau merawat Hutan Kota Dukuh? Pernah ada acara yang berkaitan dengan hutan Kota Dukuh, Mahasiswa Universitas Thamrin bersama Walikota Jakarta Timur menanam pohon untuk menambah vegetasi dan memperindah Hutan Kota Dukuh.
5. Adakah permasalahan yang menyangkut keberadaan Hutan Kota Dukuh Menurut pengetahuan saya, sampai saat ini tidak ada permasalahan mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh yang terdapat di wilayah kami.
6. Menurut anda mengenai pengelolaan atau perawatan Hutan Kota Dukuh Pengelolaan dan perawatan Hutan Kota Dukuh ini di lakukan oleh Sudin Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur, sejauh ini baik banyak fasilitas penunjang untuk berrekreasi ataupun berolahraga.
7. Terdapat penyuluhan/sosiaslisasi mengenai kegunaan atau fungsi Hutan Kota Dukuh? Selama ini tidak ada mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai Hutan Kota Dukuh, mungkin yang berhak mengadakan itu hanya Sudin Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Adm Jakarta Timur. Wilayah kita hanya di tunjuk sebagai tempat adanya hutan kota, mengenai penyuluhan ataupun sosialisasi bahkan perawatan Kelurahan Dukuh tidak campur tangan mengenai hal itu.
LAMPIRAN ANGKET PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN KOTA DI LINGUNGAN PADAT PENDUDUK Identitas Responden Nama
: ________________________________________________
Jabatan
: ________________________________________________
Alamat
: ________________________________________________ _________________________________________________ _________________________________________________
Jenis Kelamin
: ________________________________________________
Umur
: ________________________________________________
Tingkat Pendidikan : ________________________________________________ Tanggal
: ________________________________________________
DAFTAR PERTANYAAN 1. Apakah anda setuju untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup di perkotaan salah satunya dengan cara mengelola ruang terbuka hijau (RTH)? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 2. Apakah anda mendukung Pemerintah DKI Jakarta untuk menambah keberadaan ruang terbuka hijau berupa hutan kota? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 3. Apakah anda setuju Hutan Kota Dukuh bisa mencegah banjir? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju
5) Sangat Setuju 4. Apakah anda setuju Hutan Kota Dukuh mampu mencegah erosi? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 5. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menjadi daerah resapan air? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 6. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menyaring air sehingga air disekitar menjadi lebih jernih? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 7. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menyimpan air di tanah sehingga air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 8. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mempu menjaga kesuburan tanah disekitar Hutan Kota? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 9. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu membuat suasana lingkungan lebih sejuk? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju
3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 10. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menetralisir bahan-bahan pencemar sehingga lingkungan sekitar bisa tetep segar (tidak bau), bersih dan sehat? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 11. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu menjadi tempat pelestarian plasma nutfah? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 12. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh mampu mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan lain-lain? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 13. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh berguna untuk ruang hidup flora dan fauna? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 14. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi dampak dari hujan asam? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju
15. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mengurangi intrusi air laut? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 16. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh di lengkapi dengan sarana dan prasarana olahraga? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 17. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat memperindah lingkungan sekitar? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 18. Apakah anda setuju jika Pemerintah DKI Jakarta mengadakan penyuluhan mengenai kegunaan atau fungsi hutan kota Dukuh? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 19. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai keberadaan hutan kota Dukuh di lingkungan padat? 1) Sangat tidak baik 2) Tidak baik 3) Ragu-ragu 4) Baik 5) Sangat baik 20. Pernahkah anda mendapatkan penyuluhan secara teratur dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai fungsi hutan kota Dukuh yang terdapat di lingkungan padat? 1) Tidak pernah 2) Jarang
3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali 21. Apakah anda terlibat dalam penyuluhan tersebut? 1) Tidak pernah 2) Jarang 3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali 22. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang fungsi hutan Dukuh kota/lingkungan? 1) Tidak pernah 2) Jarang 3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali 23. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 24. Apakah anda setuju jika keberadaan Hutan Kota Dukuh tidak berdapak pada perubahan perilaku masyarakat sekitar Hutan Kota, contohnya seperti peduli terhadap lingkungan? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 25. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh di peruntukkan untuk penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju
26. Apakah anda setuju jika masyarakat melakukan vandalisme (pengerusakan) terhadap Hutan Kota Dukuh? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 27. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai ruang terbuka hijau lainnya, contohnya Taman Kota? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 28. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh diperluas dengan cara menggusur dari permukiman warga sekitar? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 29. Apakah anda setuju jika Hutan Kota Dukuh ini dialih fungsikan sebagai maal atau dibangun gedung yang bagus untuk kegiataan ekonomi atau di bangun menjadi perumahan? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 30. Apakah anda setuju jika terdapat pekerja yang bertugas untuk menjaga Hutan Kota Dukuh? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju 31. Apakah anda setuju jika pemerintah daerah melibatkan masyarakat dalam menentukan keberadaan hutan kota? 1) Sangat tidak Setuju
2) 3) 4) 5)
Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
32. Apakah anda pernah mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan rekreasi? 1) Tidak pernah 2) Jarang 3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali 33. Apakah anda pernah mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan olahraga? 1) Tidak pernah 2) Jarang 3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali 34. Pernahkah anda mendapatkan pamflet, pengumuman, brosur dari Pemerintah DKI Jakarta tentang fungsi hutan kota dilingkungan padat? 1) Tidak pernah 2) Jarang 3) Ragu-ragu 4) Sering 5) Sering sekali 35. Apakah anda setuju jika warga masyarakat memberikan dana bantuan dalam rangka penyelenggaraan hutan kota Dukuh? 1) Sangat tidak Setuju 2) Tidak Setuju 3) Ragu-ragu 4) Setuju 5) Sangat Setuju
Saran-saran
:
____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
Lampiran
Alpha lebih besar dari 0,374 artinya realibel Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,732
51
R hitung lebih besar dari 0,374 artinya valid Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR00001
290,63
1831,757
,604
,726
VAR00002
290,73
1848,271
,396
,728
VAR00003
292,07
1852,064
,160
,730
VAR00004
292,03
1850,309
,219
,729
VAR00005
291,43
1822,392
,466
,725
VAR00006
291,77
1822,737
,467
,725
VAR00007
291,37
1821,826
,455
,725
VAR00008
291,27
1829,444
,519
,726
VAR00009
290,97
1830,585
,632
,726
VAR00010
291,47
1839,154
,416
,727
VAR00011
290,90
1835,541
,408
,727
VAR00012
291,10
1825,886
,581
,725
VAR00013
291,40
1831,834
,556
,726
VAR00014
291,67
1830,161
,434
,726
VAR00015
291,27
1797,857
,750
,721
VAR00016
291,67
1834,989
,435
,726
VAR00017
291,83
1825,661
,455
,725
VAR00018
291,27
1856,271
,256
,730
VAR00019
291,00
1830,828
,610
,726
VAR00020
290,83
1827,316
,668
,725
VAR00021
291,00
1841,379
,553
,727
VAR00022
292,13
1819,016
,402
,725
VAR00023
293,63
1845,482
,386
,728
VAR00024
293,70
1831,321
,514
,726
VAR00025
293,10
1826,783
,416
,725
VAR00026
291,73
1851,857
,167
,730
VAR00027
292,33
1864,713
,075
,731
VAR00028
292,90
1837,679
,462
,727
VAR00029
292,77
1860,944
,134
,731
VAR00030
292,97
1853,689
,204
,730
VAR00031
292,93
1845,237
,307
,728
VAR00032
292,60
1825,145
,448
,725
VAR00033
293,57
1867,564
,113
,731
VAR00034
291,30
1836,700
,377
,727
VAR00035
292,33
1875,057
-,018
,733
VAR00036
293,80
1837,062
,521
,727
VAR00037
291,70
1825,459
,471
,725
VAR00038
292,47
1821,223
,456
,725
VAR00039
293,47
1842,878
,404
,728
VAR00040
291,33
1824,368
,400
,725
VAR00041
290,97
1860,447
,154
,730
VAR00042
291,60
1823,628
,424
,725
VAR00043
293,17
1839,937
,411
,727
VAR00044
293,23
1831,495
,452
,726
VAR00045
293,50
1838,052
,413
,727
VAR00046
292,90
1874,645
-,014
,733
VAR00047
293,40
1868,041
,060
,732
VAR00048
293,40
1840,593
,362
,727
VAR00049
293,40
1842,800
,362
,728
VAR00050
291,80
1822,510
,471
,725
VAR00051
147,53
468,671
1,000
,888
LAMPIRAN
FOTO HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA TIMUR
Fasilitas toilet yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Papan pengumuman mengenai kepemilikan lahan Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Jogging track yang terdapat di Hutan Kota Dukuh
Papan pengumuman yang menjelaskan mengenai luas Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Pintu masuk Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Irigasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur
Halte Bus yang terdapat di depan Hutan Kota Dukuh
LAMPIRAN
TABULASI HASIL ANGKET No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah
1 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 155
2 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 156
3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 156
4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 5 3 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 140
5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 151
6 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 154
7 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 153
8 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 153
9 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 158
10 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 156
11 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 153
12 1 3 4 5 5 4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 3 4 5 3 4 2 3 5 4 2 4 2 2 2 1 3 2 4 2 2 115
13 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 5 4 4 2 5 4 2 4 2 2 2 1 4 4 2 5 2 131
14 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 2 2 2 3 4 4 5 4 139
15 5 4 4 2 4 2 5 4 4 4 3 1 3 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 1 2 3 2 2 4 2 117
16 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 149
17 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 153
18 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 4 4 146
19 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 156
20 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 45
21 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 41
22 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 51
23 5 2 4 2 4 2 2 3 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 4 4 5 4 84
24 1 4 5 4 2 4 2 4 1 2 2 1 5 4 2 2 4 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 82
25 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 152
26 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 40
27 5 5 2 4 4 4 2 2 4 4 4 5 2 4 4 2 4 4 2 1 4 4 5 4 4 1 2 2 2 2 1 4 1 2 4 110
28 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 59
29 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 50
30 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 153
31 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 157
32 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 56
33 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 51
34 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 46
35 Total Skor 4 129 5 124 4 125 4 121 5 126 4 121 4 126 5 116 4 122 5 121 5 123 4 119 4 114 4 121 4 118 4 114 5 122 5 127 4 112 5 114 4 114 5 121 4 119 2 111 5 110 4 115 4 113 4 107 5 110 4 102 4 114 4 122 5 116 4 119 4 110 150 4118
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Firdaus
NIM
:1111015000094
Jurusan
: Pendidikan lPS
.Tudul
. Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan
Kota di Lingkturgan
Padat Penduduk, Studi Kasus Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur Sumber Referensi
Pembimbing
1
I
Pembimbing
Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH
30%! Resolusi (koru) Hijau, (Jakarta:
51
(1'L'
Kornpas Gramedia, 201 I ) 2
Rusli Said, Pengantar Ilmu
94
( l,-
Kependudukan, (Jakarta: LP3ES, 1984) a
J
Bintarto, I n t e r al<-c i D e s a- Kot a, (Jakarta:
36
0"
Ghalia Indonesia, 1989) 4
Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk P
engellan dan P eningkatan Kualitas
29
0,,
Lingkungan Hidup, (Jakarta: APHI,
lee2) 5
Elfin Rusliansyah, "Kajian Peluang Pelibatan Masyarakat dalam Pengembangan Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat", makalah pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro, Semarang, 2005, h 6, tidak dipublikasikarr.
1
0,,
II
6
SK Gubernur No 171 Tahun 2007
luas
I
SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota
I
0,
wilayah Provinsi DKI Jakarta 7
n*
Dukuh memiliki luas 5.738m2 8
UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan
I
(),
Ruang 9
Tien Wahyuni & Ismayadi Samsoedi,
Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur ( Review on Application cf Urban Forest Policy in E as t Ka
I
imanton, Jurnal analisis
ry9,No3,2012 10
t5
u
BA BII
Sabri Alisuf, Pengantar Ps,ikologi (lmum
& Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
A
45
( ),1,
Ilmu Jaya, 2001) l1
Sarwono Sarlito Wirawan, Pengantar Umum
Psikologi, (Jakarta: Bulan
h
39
Bintang)
t2
Shaleh Abdul Rahman, Psikologi Suatu
Pengantar dalam Perspehif Islam,
r10
(),
(Jakarta: Kencana, 2008)
l3
Nari Markus, Dinamika Sosial dan P
emekar an D aer ah, (Yogyakarta:
6
n
Ombak,2010) 14
h
Hartono & Arnicun A2i2.2008. Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara)
88
rlP
tu
l5
Nurdin Amin & Ahmad AWcr:; Mengeltt Sos iologi P engantar
Memhami Konsep_
Konsep Sosiolog,. (Jakarta: UIN Jakarta
35
Press,2006).
t6
f\ursasmlul KanardJo,
P emb
0,
angunan
Kota Optimum, Efisiensi & Mandiri,
49
0,
47
0,
(Jakarta: Graha IImu, 2010) 17
dan Lansekap Hutan Kota, Iakarta: Bumi
Aksara,2004) 18
Nomor 63 Tahun 2O12Tentang Hutan
3
0-
Kota
-
Karr,rs
l9
Edisi ketiga.20A3. Balai pustaka:
597
0-
Jakarta. 2A
He"rli" Pendekatan Membumi Eclisi 6 Jitid 2 (Jakarta: Erlangga,
21
20
197
06 )
Departemen Dalam Negeri F(I, Nrtionot Ur b an D ev e I opme nt St rat
e
g/, Jakarta,
6
1985.
22
rjlntaruo, I nt e ra ks i D es a _ K o t a,
(J
akarta:
D a\uDrr Dar(!, rvngunrcff
llmu
Kep e ndudukan, (J akarta: LP3ES,
24
94 1
9
g4)
Endes NDahlan, Hutan Kota Untuk P engellan L
dan P eningkatan Kual itas
ingkungan H idup, (Jakarta: APHI
Jakarta,1992)
()"
36
Ghalia Indonesia, 1989) 23
q"
29
0,-
ft
n,
25
Yatim Wildan, Kamus Biologi, (Jakarta:
390
Yayasan Obor indonesia, 2007)
BAB III 26
fr I
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Sustu Pendekatan Praktik,
(Jakarta:
200
tu
Rineka Cipta, 2013) 27
Sugiyono, Metode
P enelitian P
endidikan.
(Bandung. Alfabeta, 20 1 0) 28
enelitian Sosial : pendekatan kualitatif
255
dan Kuantitatif Edisi 7, (Jakarta: PT Indeks,2A1:3)
Tim
F'akultas
Ilmu Tarbiyah
Pedoman Peruilisan Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah,
,''//
-
')Y
(),
Can
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
30
0,
199
Neuman Lawrence W, Metodologi P
29
().
/t
53
L/"
20 1 t )
Sugiyono, Metode Penelttian Penclidikan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,
1t4
(Bandung. Alfabeta, 2A09)
3t
Hatimah Ihat. Penelitian Pendidikan.
67
(Bandung: Upi Press, 2007)
BAB IV 32
Keputusan Gubernur
Nomor
l25l
KDKI
o
Jakarta
Tahun 1986 tentang
Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas,
I
0"
Perubahan Nama Kelurahan yang kemar/sama dan Penetapan luas wilayah Kelurahan 33
UU no 56 Tahun 1960 tentang Kategori Kepadatan Penduduk
56
()"
Keputusan Gubernur
KDKI
Jakarta
Nomor 1227 Tahun
1989
Penyempurnaan Batas dan Luas Wilayah
Jakarta, 19 Oktober 2015 Dosen Pembimbing Skripsi I
Andri Noor Ardiansyah. S.Pd.. M.Si. MP : 19840312201503 IA0 2
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KH USUS IBU KOTA JAKARTA KOTA ADMI N ISTRASI JAKARTA TIM U R
KECAMATAN KRAMAT JATI
KELURAHAN DUKUH JALAN DUKUH
v
RT. 007/002 (021 - 840 7689) / Emait :
[email protected]
JAKARTA
Kode Pos: 13550
SURAT KETERANGAN Nomor
:5;9 I - t' EFr8
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan ini bahwa: Nama
Firdaus
NIM
111
Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester
IX (Sembilan)
1015000094
Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Benar mahasiswa tersebut talah melaksanakan kegiatan penelitian
guna
mendapatkan data sebagai bahan penyusunan skripsi yang berjudul "PERSEPSI
MASYARAKAT TERIIADAP FUNGSI HUTAN KOTA DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK, STUDI KASUS HUTAN KOTA DUKUH JAKARTA
TIMUR', yang dilaksanakar pada Tanggal : 3 Agustus 2015 sampai dengan 25 September 2015
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. 21 Oktober 2015
t-
it
r" t1
t.;i! i$;
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
, aaw
&trflr
x
No.
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Cipulat 15412 lndonesia
Dokumen
Tgl. Terbit No. Revisi:
: FITK-FR-AKD-082 : 1 Maret 20'10 '.
Hal
02 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1 /KM.01 .31........1201 5 Lamp. : Outline/Proposal
Hal
: Permohonan
Ciputat, 6 Agustus 2015
lzin Penelitian
Kepada Yth. Bapak / lbu Pegawai Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur di
Tempat Assal am u' al ai ku m wr.wb.
Deagan hormat kami sampaikan bahwa, : Firdaus Nama '.111101s000094 NIM Jurusan : Pendidikan IPS Sernester : Vlll (Delapan)
Judul
Skripsi
: Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan Kota
di Lingkungan Padat Penduduk. studi kasus: Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur. adalah benar mahasiswa Fakultas llrnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami
mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wa ssal am u' al ai ku m wr.wb.
012 Tembusan:
1. 2. 3.
Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan