Dedi Sugandi dan Umi Pudji Astuti
PERSEPSI DAN MINAT ADOPSI PETANI TERHADAP VUB PADI SAWAH IRIGASI DI PROVINSI BENGKULU Farmers’ Perception and Interest in Adopting New HYVs of Irrigated Wetland Rice in Bengkulu Province Dedi Sugandi dan Umi Pudji Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu
ABSTRACT The use of good quality seed is very important in an effort to increase rice yield and production in irrigated lowland. The Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) has produced many New High Yielding Varieties (HYVs) of rice for irrigated lowland. The Assessment Institute of Agricultural Technology (AIAT) in each province should accelerate the adoption of the new HYVs by farmers in their respective province. This study was conducted in July to August 2011. The objectives of the study are to understand the response of farmers with respect to new HYVs and their willingness to adopt the new HYVs in Bengkulu Province. The study was done in three districts, namely Rejang Lebong, North Bengkulu, and Central Bengkulu. The data is analyzed by using Logistic model in order to investigate the relationship between farmers perception and some explanatory variables (age, education, farm experience, land size, status of ownership, and membership of farmers group) with regard to new HYVs. The tables are developed in order to evaluate the willingness of farmers to adopt the new HYVs. The results showed that 86.89 percent of farmers have a good perception on new HYVs of rice. Meanwhile, about 63.93 percent of farmers are willing to adopt the rice new HYVs. The constraint to adopt rice new HYVs is the high price of the seed of new HYVs. Key words : perception, adoption, New HYVs
ABSTRAK Penggunaan benih unggul bermutu berperan sangat penting dalam mendukung peningkatan produktivitas dan produksi padi sawah irigasi. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai varietas unggul baru (VUB) padi sawah irigasi. BPTP sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di provinsi memiliki kewajiban untuk mempercepat adopsi VUB oleh petani. Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan petani terhadap VUB, maka dilakukan survei untuk mengetahui persepsi petani terhadap VUB di Provinsi Bengkulu serta minat petani untuk mengadopsi VUB. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2011 di 3 kabupaten di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah. Data dianalisis menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara persepsi petani dengan 6 variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha tani padi, luas lahan, status kepemilikan lahan, dan status keanggotaan petani dalam kelompok tani). Sedangkan minat adopsi dianalisis dengan analisis tabulasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi petani mengadopsi VUB padi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 86,89 persen petani memiliki persepsi yang baik terhadap VUB padi sawah irigasi. Namun demikian, adopsi petani terhadap VUB masih lebih rendah dari persepsi mereka yaitu sebesar 63,93 persen. Dari
146
Persepsi dan Minat Adopsi Petani terhadap VUB Padi Sawah Irigasi di Provinsi Bengkulu
sisi teknis, rendahnya keinginan petani mengadopsi VUB disebabkan oleh harga benih yang lebih tinggi daripada varietas lokal. Kata kunci : persepsi, adopsi, VUB padi sawah
PENDAHULUAN
Benih unggul berperan penting dalam peningkatan produksi padi dan produktivitas lahan sawah irigasi. Setiap tahun Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) menghasilkan sejumlah varietas unggul baru (VUB) padi. Lima tahun terakhir BB Padi melepas beberapa VUB genjah (Inpari, Silugonggo, Dodokan, Mekongga, dsb) namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa petani masih menanam varietas IR64, Ciherang, bahkan varietas lokal. Penggunaan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 masih menggunakan varietas lama yaitu Ciherang 26,29 persen, lokal 31,84 persen, IR-64 cukup mendominasi karena rasa nasi yang disukai masyarakat, dan varietas unggul baru masih sedikit. Varietas unggul padi yang digunakan di Bengkulu antara lain IR 64, Ciherang, Cibogo, dan Cigeulis (Astuti,UP, 2010). Kondisi ini menggambarkan kecepatan dan tingkat pemanfaatan inovasi yang dihasilkan cenderung melambat bahkan menurun. Segmen rantai pasok inovasi pada subsistem penyampaian (delivery subsystem) dan subsistem penerima (receiving subsystem) merupakan bottleneck yang menyebabkan lambannya penyampaian informasi dan rendahnya tingkat adopsi inovasi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Keputusan petani untuk menerapkan teknologi, terutama ditentukan oleh faktor internal dalam diri petani, antara lain sikap dan tujuannya dalam melakukan usaha tani. Sikap petani dalam hal ini sangat tergantung dari karakteristik petani itu sendiri yang meliputi : karakteristik sosial ekonomi, karakteristik kepribadian, dan karakteristik komunikasinya. Sementara itu, tujuan petani dalam melakukan usaha taninya selain untuk meningkatkan pendapatan, ada juga yang hanya sekedar mencukupi kebutuhannya (subsisten). Rendahnya tingkat adopsi teknologi petani dipengaruhi banyak faktor antara lain masalah modal, harga input, dan harga output. Tulisan ini bertujuan 1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap VUB padi di Bengkulu dan 2) mengetahui minat petani untuk mengadopsi VUB padi di Bengkulu
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 pada 13 kelompok tani dengan melibatkan 61 orang responden di 3 kabupaten di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, dan Rejang Lebong. Lokasi penelitian adalah petani penerima bantuan benih unggul melalui program SL-PTT Padi pada tahun 2010.
147
Dedi Sugandi dan Umi Pudji Astuti
Kuesioner persepsi disusun dengan skala Likert (Riduwan, 2007). Variabel penyusun persepsi terhadap VUB (Y) adalah karakteristik responden yang meliputi umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman berusaha tani padi (X3), luas lahan (X4), status kepemilikan lahan (X5), dan status keanggotaan petani dalam kelompok tani (X6). Untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (Y) dengan 6 variabel bebas (Xi). data dianalisis dengan regresi logistik menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social Science) versi 17 Model regresi logistik yang digunakan (Gujarati, 1999) adalah sebagai berikut: Yi = ln P(Xi) 1 - P(Xi)
= bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5_1 + b6X5_2 + b7X6
Keterangan: Yi
= Persepsi (1 = baik; 0 = kurang baik)
X1
= Umur responden dalam tahun
X2
= Tingkat pendidikan dalam tahun
X3
= Pengalaman berusaha tani padi dalam tahun
X4
= Luas lahan dalam hektar
X5
= Status kepemilikan lahan (1 = pemilik; 2 = pemilik penggarap; 3 = penggarap bagi hasil)
X6
= Status keanggotaan petani dalam kelompok tani (1 = pengurus; 0 = anggota)
bo
= Konstanta
b1 ... b6 = Parameter dugaan (koofisien) Untuk mengetahui minat adopsi petani terhadap VUB, maka telah diambil data petani pelaksana SL-PTT penerima bantuan VUB pada tahun 2010 tentang penggunaan pupuk, ketersediaan benih, sistem pemeliharaan, harga benih, umur tanaman, produksi padi, ketahanan terhadap HPT, penampakan gabah, dan daya adaptasi VUB. Data tersebut dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis tabel silang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden Survei Deskripsi responden survei tersaji pada Tabel 1. Petani responden adalah petani pelaksana program SL-PTT Padi pada tahun 2010 yang mendapat bantuan langsung benih unggul (BLBU) dari dinas pertanian setempat. Varietas yang dibantu diantaranya adalah Cigeulis dan Inpari.
148
Persepsi dan Minat Adopsi Petani terhadap VUB Padi Sawah Irigasi di Provinsi Bengkulu
Tabel 1. Deskripsi Responden Survei Persepsi Petani terhadap VUB Padi Sawah Tahun 2011 di Tiga Kabupaten Provinsi Bengkulu No 1. 2.
3.
4.
5.
6.
5.
6.
7.
Uraian Jumlah responden Persepsi responden terhadap LKM-A - Baik - Kurang baik Umur responden - Minimum - Maksimum - Rata-rata Lama menempuh pendidikan - Minimum - Maksimum - Rata-rata Pengalaman usaha tani padi - Minimum - Maksimum - Rata-rata Kepemilikan lahan usaha tani - Minimum - Maksimum - Rata-rata Status kepemilikan lahan - Pemilik - Pemilik penggarap - Penggarap bagi hasil Keanggotaan dalam kelompok tani - Pengurus - Anggota Asal kabupaten - Rejang Lebong - Bengkulu Utara - Bengkulu Tengah
Keterangan 61 orang -
53 orang (86,89%) 8 orang (13,11%)
-
22 tahun 65 tahun 41,30 tahun
-
4 tahun 14 tahun 9 tahun
-
2 tahun 45 tahun 15,90 tahun
-
0,25 ha 2 ha 0,89 ha
-
28 orang (45,90%) 18 orang (29,51%) 15 orang (24,59%)
-
13 orang (21,31%) 48 orang (78,69%)
-
27 orang (44,26%) 23 orang (37,70%) 11 orang (18,03%)
Persepsi Petani terhadap VUB Padi Sawah Persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan pancaindera (Chaplin, 1989). Menurut Ahmadi (2009), persepsi merupakan proses pengenalan atau identifikasi sesuatu melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor. Persepsi adalah proses aktif timbulnya kesadaran terhadap suatu obyek yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal individu. Faktor internal antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia, motif, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Deskripsi responden pada Tabel 1 menunjukkan bahwa 53 orang (86,89%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap VUB padi sawah, sedangkan
149
Dedi Sugandi dan Umi Pudji Astuti
sisanya sebanyak 8 orang (13,11) memiliki persepsi kurang baik. Kenyataan ini membuktikan bahwa petani telah mengenal VUB padi, sehingga persepsi mereka terhadap VUB umumnya baik. Kuesioner survei persepsi petani terhadap VUB padi sawah disusun dengan 10 pernyataan yang diskor mengacu pada skala Likert. Pernyataan tersebut terkait dengan pendapat responden terhadap produktivitas VUB, keuntungan yang dapat diperoleh, kemudahan teknis budidaya, risiko kegagalan, kebiasaaan, kesesuaian agroekosistem, harga gabah, rasa nasi, dan kesesuaian permintaan pasar. Nilai validitas dan realibilitas kuesioner cukup baik. Hanya 1 pernyataan yang tidak valid dengan menggunakan korelasi Reliabilitas kuesioner mencapai Pearson menunjukkan bahwa terdapat 20 butir pertanyaan yang valid dan 8 butir pertanyaan yang tidak valid. Nilai reliabilitas 0,721 cukup baik. Hasil analisis persepsi dapat menilai kelayakan model regresi, pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel persepsi (Y), baik secara bersama-sama maupun parsial, dan rasio peluang (odds ratio) perubahan variabel Y akibat perubahan variabel Xi. Hasil analisis logistik disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Logistik Survei Persepsi Petani terhadap VUB Padi Sawah No 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Variabel X1 (Umur) X2 (Tingkat Pendidikan) X3 (Pengalaman berusaha tani) X4 (Luas lahan) X5 (Status kepemilikan lahan) Status lahan (1) Status lahan (2) X6 (Status keanggotan petani) Konstanta 2 Kelayakan model (Nagelkerke R )
Koefisien
p-value
Odds Ratio
0,016 0,173 0,145 -0,607
0,761 0,373 0,059* 0,524
1,016 1,189 1,156 0,545
-0,456 -1,077 -18,456 17,374 0,339
0,738 0,466 0,999 0,999 -
0,634 0,341 0,000 -
* berbeda nyata pada α=10%
Tabel 2 menunjukkan bahwa hanya variabel X3 (pengalaman berusaha tani padi) yang berpengaruh nyata terhadap persepsi petani dengan p-value 0,059 pada α=10 persen, sedangkan variabel lain berpengaruh tidak nyata. Dengan 2 melihat nilai Nagelkerke R , keenam variabel bebas mampu menjelaskan varians ketepatan persepsi sebesar 33,9 persen dan sisanya yaitu sebesar 66,1 persen dijelaskan oleh faktor lain. Persamaan model regresi logistik biner persepsi petani petani terhadap VUB padi sawah dapat ditulis sebagai berikut: Yi = ln P(Xi) 1 - P(Xi)
= 17,374 + 0,016X1 + 0,173X2 + 0,145X3 - 0,607X4 - 0,456X51 - 1,077X52 - 18,456X6
Nilai odds ratio variabel X3 (pengalaman berusaha tani padi) sebesar 1,156 dapat diartikan bahwa peluang persepsi petani yang baik terhadap VUB padi
150
Persepsi dan Minat Adopsi Petani terhadap VUB Padi Sawah Irigasi di Provinsi Bengkulu
sawah adalah 1,156 kali jika pengalaman meningkat 1 tahun, jika variabel lainnya tetap. Artinya bahwa petani yang memiliki pengalaman usaha tani padi yang lebih lama memiliki peluang persepsi baik terhadap VUB padi sawah lebih tinggi. Dari hasil analisis persepsi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi petani dipengaruhi secara nyata oleh pengalaman berusaha tani padi. Sedangkan umur, tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, dan status keanggotaan petani dalam kelompok tani berpengaruh tidak nyata terhadap persepsi petani.
Minat Petani Mengadopsi VUB Pada saat survei, 39 orang petani (63,93%) menggunakan VUB pada lahan sawah mereka. Dibandingkan dengan persepsi petani terhadap VUB yaitu 53 orang petani (86,89%) memiliki persepsi yang baik terhadap VUB, maka tidak seluruh petani yang memiliki persepsi baik menggunakan VUB padi pada lahan mereka. Dilihat dari sisi teknis penggunaan VUB, faktor penghambat minat adopsi adalah harga VUB yang masih lebih mahal. 40 orang responden (65,57%) menyatakan bahwa harga VUB masih lebih mahal daripada varietas lokal yang biasa mereka gunakan selama ini. Selain itu 29 orang responden (47,54%) menggunakan pupuk lebih banyak untuk meningkatkan produksi padi, namun tidak menjadi faktor penghambat yang dominan bagi petani. Hal ini terbukti karena 56 orang responden (91,80%) menanam VUB karena produksinya lebih tinggi daripada varietas lokal sehingga membutuhkan pupuk yang lebih banyak. 26 orang responden (42,62%) menyatakan bahwa VUB tersedia di lapangan karena adanya bantuan BLBU, sehingga ketersediaan benih tidak menjadi faktor penghambat. 45 orang responden (73,77%) menyatakan bahwa penampakan gabah dan daya adaptasi VUB lebih baik. 41 orang responden (67,21%) menyatakan umur VUB lebih genjah, 36 responden (59,02%) merasakan bahwa umur VUB lebih genjah, dan 31 responden (50,82%) menyatakan bahwa sistem pemeliharaan VUB lebih mudah. Tabel 3. Faktor Penyebab Adopsi VUB Dibandingkan dengan Varietas Lokal (dari Sisi Teknis Budidaya) di Bengkulu Tahun 2011 No 1.
2.
3.
Pendapat responden Penggunaan pupuk - Lebih banyak - Sama saja - Lebih rendah Ketersediaan benih - Tersedia - Biasa saja - Tidak tersedia Sistem pemeliharaan - Lebih mudah - Biasa saja - Lebih sulit
Jumlah responden (orang)
Persentase (%)
29 17 15
47,54 27,87 24,59
Faktor penghambat
26 13 22
42,62 21,31 36,07
Faktor pendorong
31 12 18
50,82 19,67 29,51
Faktor pendorong
Keterangan
151
Dedi Sugandi dan Umi Pudji Astuti
Tabel 3. Lanjutan No 4.
5.
6.
7.
8.
9
Pendapat responden Harga benih - Lebih murah - Biasa saja - Lebih mahal Umur tanaman - Lebih genjah - Biasa saja - Lebih dalam Produksi - Lebih tinggi - Biasa saja - Lebih rendah Ketahanan terhadap HPT - Lebih tahan - Biasa saja - Kurang tahan Penampakan gabah - Lebih baik - Biasa saja - Kurang baik Daya adaptasi - Lebih baik - Biasa saja - Kurang baik
Jumlah responden (orang)
Persentase (%)
12 9 40
19,67 14,75 65,57
Faktor penghambat
41 15 5
67,21 25,59 8,20
Faktor pendorong
56 2 3
91,80 3,28 4,92
Faktor pendorong
36 11 14
59,02 18,03 22,95
Faktor pendorong
45 15 1
73,77 24,59 1,64
Faktor pendorong
45 12 4
73,77 19,67 6,56
Faktor pendorong
Keterangan
KESIMPULAN Persepsi petani terhadap VUB padi sawah umumnya baik (86,89%) dan dipengaruhi secara nyata oleh pengalaman usaha tani padi. Sedangkan umur, tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, dan status keanggotaan petani dalam kelompok tani berpengaruh tidak nyata terhadap persepsi petani. Faktor penghambat dominan terhadap minat petani mengadopsi VUB adalah harga benih yang lebih mahal daripada varietas lokal. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 2009. Psikologi Umum. Edisi Revisi 2009. Rineka Cipta. Jakarta. Chaplin, J.P. 1985. Dictionary of Psychology. Dell Publisher. New York. Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain. Erlangga. Jakarta. Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan ketujuh. CV. Alfabeta. Jakarta.
152