Perkembangan Industri Petrokimia Berbasis Bahan Baku Lokal (M. Sugandi Ratu/angi)
PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS
BAHAN BAKU LOKAL M. Sugandi-Ratulangi daDKun Harimurti S & A Petrokimia JI. Cempaka Putih Jakarta
ABSTRAK PERKEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL. Kertas kerja ini berusaha menjelaskan keterkaitan yang ada antara industri migas, industri J.letrokimia dan sektor manufaktur, khususnya berkenaan dengan produksi dan pemanfaatan bahan polimer sintetis.Ciri-ciri pelbagai industri dijelaskan dan diberikan gambaran mengenai situasi di Indonesia untuk industri-industri ini. Atas dasar data statistik diperlihatkan bahwa kinerja keseluruhan industri ini tidak optimal, sehingga memberikan indikasi kerapuhan yang terbukti dari data setelah krisis ekonomLOiberikan usul agar para peneliti dapat menyumbangkan karya objektip daD netral untuk membantu upaya kearah perbaikan dibidang ini.
ABSTRACT DEVELOPMENT OF PETROCHEMICAL INDUSTRY THAT ROW MATERIAL LOCAL BASE. This paper describes the links between the oil & gas industry, petrochemical industry and the manufacturing sector, with special reference to the production and application of synthetic polymeric materials. The specific characteristics of the respective industries were discussed in order to be able to give a picture ofthe situation there of in Indonesia. Based on statistical data it was shown that the overall performance of these industries could not reach its optimum, and therefore show indications of fragility, which was proven by the effect of the latest economic crisis. It is suggested that it might be possible for researchers to give objective and neutral contribution to assist in improvement in this field.
PENDAHULUAN
INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI
Sebagaimana alam telah menentukan polimer biologis sebagai bahan pilihannya, maka juga manusia menentukan bahan polimer sebagai bahan pilihannya. Sejarahmanusia telah melampauipelbagai tahap : zaman barn, zaman perunggu, zaman besi daD zaman baja sampailahkitakinipadazamanpolimer,yaknizamanpada mana polimer sintetikmerupakanbahan pilihan manusia. Dimasa depan yang dekat bahan polimer berpotensi untuk memenuhi pelbagai bidang-bidang aplikasiyang barn. Misalnyatelah dikembangkanpolimer yang mampu mengalirkan daDmenyimpantenaga listrik, panas daDcahaya. polimer yang mampu menyimpan daD mengolah informasi secara molekular, komposit molekular, membran pemisahan yang unik, yang memungkinkan cara-cara barn yang revolusioner dibidang pengolahan daD pengemasan pangan, juga dibidang kesehatan, perumahan daDtransportasi.Pendek kalapolimerakanmemainkanperanyangsemakinpenting dalam semua aspek kehidupan manusia. Banyaknya jenis aplikasi bagi polimer, baik sekarang maupun dimasa depan temyata memerlukan sejumlah yang besar akan tenaga yang terampil daD dididik secara khusus dibidang ilmu pengetahuan daD teknologipolimer [1].
Jumlah terbesar dari polimer sintetik berasal dari bahan baku hidrokarbon, yakni bersumber dari minyak daDgas bumi. Minyak daDgas bumi yang diproduksikan (dihasilkan) dari perot bumi diolah dalam kilang-kilang minyak (refineries), dimana produk-produk pengolahannya dahulu sebenamya digunakan terutama untuk transportasi daDenergi. Untuk semakin optimalkan penghasilan sesuatutu kilang maka disamping proses destilasi langsung pelbagai proses-proses kimiawi dikembangkan, seperti misalnya hydrocracking, thermal cracking, catalytic cracking, catalytic reforming, alkylation dlsb.nya yang terus menerus disempurnakan. Perkembanganperkembangan barn misalnya dapat dibaca pada : Hydrocarbon Processing's, Refining Processes '98 (Majalah Hydrocarbon Processing Edisi Nopember 1998,halaman53 dstnya). Pemilik-pemilikproses-proses ini adalah perusahaan-perusahaan yang bemama seperti Kellog Brown & Root, Bechtel, ABB Lummus, Amoco, Asahi Chemical Industry Co. Ltd., Chevron dB. Mereka adalah termasuk, atau tergolong bersama, perusahaan yang juga mengoperasikan industri pengilangan daD petrokimia(pada umumnya) daDtelah menginvestasikan sejumlah besar dana daD pengalaman dalam teknologi perminyakandanpetrokimia.Dana ini tentu diperolehnya 1
Prosiding Pertemuan Ilm/ah limu Pengetahuan dan Teknologi Bahan '99
-
Serpong, 19 20 Oktober 1999
ISSN 1411-2213
kembali daTi/icensingfee yang dikenakan kepada para pemakai proses-proses mereka. Hal yang sarnaberlangsung pada pengolahan gas bumi . Gas bumi yang keluar daTidalam bumi diolah dengan pelbagai proses fisis daDkimiawi, sesuaidengan kebutuhan dan spesiftkasiproduk yang akan dipasarkan. Juga proses-proses ini senantiasa disempumakan daD dapat dibaea misalnya pada Hydrocarbon Processing 's, Gas Processes '98 (Majalah Hydrocarbon Processing Edisi April 1998,halarnan 87 dstnya).
INDUSTRI PETROKIMIA Walaupun upaya-upaya optimalisasipengilangan semakineanggih, masih banyak pula tersisa fraksi-fraksi yang masih memiliki peluang untuk memperoleh suatu nilai tambah yang lebih tinggi, yakni dengan menggunakannya sebagai bahan baku untuk membuat produk-produk yang dapat mengisi kebutuhan lain lagi dari manusia. Antara lain kebutuhan akan ballaDbarn yang dapatmengisi atau mensubstitusikanbahan alamiah tertentu yang semakin langka.
Maka lahirlah industri petrokimia yang menggunakan pelbagai proses-proses kimia yang terns men ems ditingkatkan efisiensi nya. Perkembangan terakhir dibidang ini dapat dibaea misalnya pada Hydrocarbon Processing's, Petrochemical Processes '99 (MajalahHydrocarbonProcessingEdisi Maret 1999, halaman 87 dstnya). Jadijelaslahdisinieirikhasdariindustripetrokimia: ia lahirdaTiupaya untuk mengoptimalkankinerja operasi pemanfaatan minyak daDgas bumi demi untuk mengisi pelbagai kebutuhan manusia. Hal ini berarti bahwa industri petrokimia terkait dengan industri pengilangan seperti aDakterkait dengan ibunya. Proses-proses yang dikembangkanbaik disektorpengilanganmaupun dsektor petrokimia pada hakekatnya didasarkan atas suatu operasi yang terintegrasi satu dengan yang lain. Kita nanti akan lihat bahwa jika prinsip ini diabaikan maka sangat sulit untuk meneapai suatu tingkat kinerja yang wajar,yang memungkinkanoperasi denganefisiensiyang eukup untuk dapat bersaing dipasaran intemasional. PadaGarnbarI kita dapatmelihatbahwa adatrend dalam perkembangan keterkaitan pemanfaatan bahan
FuelS ptOd~
C rude 160,000
ffi eftnery
~~~~
Crude
R.n~
-. p,y-
0181-
0.-0. A.d.
:JOO.ooo bpd.
FuoIo 1"'i3.""'"
C,.~.
211 Nap"""
.
""'Pl'lono
....ITX
Coke Cllemlcale f'f~ EtI1yI8.,.
Otelll18 pllU1\12
Atm.G.. 011
F.O.
-
r
lOw""'... .....
Bu\adien. Sbt
-
""'....... eNO
Ethane
~
lOwtUOI ..
Cool
PIg. a.2O-ReIIneIy-d1emlc8le
complex, 1980.-
fig. .22-Rltn~
compl8x,2000..
TABLE3-2i-Futu... Input8for en Eumpe8~ 'uti prod~
-
I.,..
....
..~~
C,ude
:::
~~&'~~.~:::::::::::::::::: CooL TIP
c"'~
TOTAL
-IGO,OOO
170.000 350,000548,000 "".GOO ~.OOO 100.000
~S~~~~~~~~:~::~~~~~:~~~~
Voo. '"\~.
!!!!..
«;011.
bpcI. . . .. .. .. . . .. .. ..
""
ill
m-.ooo
71,DOG iii:Ooo
~
iO.700 ii1:OOO
m.ooo
.-
;j,iOO
T4BL! 3-27-future Producta from tin Example CCIntpIu" II1t18 .... SNG."""vf4......................... $NO low 8Ullur 19OkI.
Rg. )-21~-d\1M1'IIcaIs
complex, 1890.-
1.0.
=-~::::::::::::::::::::::::::: lIftid.r.o.,n"sl.bpd.................
- 5.r.oke, f.O"('~s~bpd................. Low TIP ... [rhyt
~'.~IbI".:::::::::::::::::' ~~hij TID.......................... :::::::::::::::::::::::.::
Gambar 1
2
11;.000 107.000 140.000 19.000
-
u.ooo
1.8, IU4 0.18 &5
---s? 17.000
2I&.too 175.000 117,000
.$SO r.so /.00 o.sa 110
-
lir .t.OOO
/58,000 lto.DOG 48.DOG '~O S... uo 0.59 140 1.000 7GO
Perkembangan IndulIn Petrokimia Berbasis Bahan Baku Lokal (M. Sugandi Ratulangi)
baku sepanjang masa, sebagaimana pemah diprognose ditahun tujuhpuluhan untuk masa depan (yang telah menjadi masa kini sekarang).Temyata prognosatersebut tidak seluruhnyamenjadikenyataansekarangini.Namun, tetap dapat diantisipasikan bahwa masalah diversifikasi bahan baku perlu dipertimbangkansebagaifaktorpenting dimasa depan. Hal ini bagi Indonesia penting sehubungan dengan jumlah penduduk yang semakin besar yang membutuhkan semakin banyak SandangPangan-Papan dihari nanti. Disisi lain ketersediaan pelbagaijenis somber clara alam hidrokarbon maka hal somber clarayang tepat untuk membangunsuatu industri petrokimia yang optimal perlu dikaji dati sekarang. Gambar 2 memperlihatkan sebagian dari skema sesuatu komplek terpadu Petroleum Refinery & Petrochemical Complex. Dimana pada gambar diutamakan tampilan produk-produk petrokimia yang dihasilkan, yang kesemuanya merupakan basic petrohemicals. Untuk sekedar memberikan gambaran mengenai
POLIMER DAN PERPLASTlKAN Sebagaimana diketahui maka polimer adalah senyawa yang terdiri dati sejumlah sangat besar saWall struktur dasar (monomer) yang terikat satu sarna yang lain dengan satu macam ikatan, sehingga molekulnya berupa strukturrantai.Polimeralamiahtelah dikenalsejak dahulu kala: starch, selulosajuga karet memiliki sifatsifatpolimerik Polimer buatan telah mulai dikenal clandipelajari mulai sekitarawal abad ke-19. Kini,memasuki milenium ketiga maka industri polimer temyata telah lebih besar dati padajumlah besarnya industri aluminium, tembaga clanbaja bersama-sama. Bidang aplikasi bahan polimer telah melampaui rentang aplikasi bahan-bahan yang pemah digunakan manusia. Misalnya penggunaannya meluas dari adhesive, coating, foam, clan bahan pengemas sampai ke bahan tekstil clan serat industrial, clanjuga kepada structural plastics. Polimer juga digunakan pada
HYDROGEN
10" TIA NAPHTHA
ETHYLENE
PROPYLENE DISTILLATE HYDROTREA TING
PVROL
YSIS
MIXED C.
BENZENE
..
TOLUENE
..
AROMATICS RECOVERY
XYLENES
...
GASOUNE
..
318I
DISTILLATE
FUEL OIL .0.7%8
HEAVY PYROLYSIS FUEL OIL
Gamba, 1. Atmospheric and vacuum distillation, residuum, hydrocracking and pyrolysis for fuels and petrochemicals
penggunaan bahan-bahan petrokimia dasar clan bobot pemanfaatannya, maka ini disajikanpada Gambar3,4,5 clan6. Dalam bentuk pie-chart digambarkan penggunaan masing-masing bahan petrokimia dasar, seperti untuk ethylene,propylene, toluene, clan benzene. Tentu uraian disini tidak dapat dianggap lengkap, karena hanya dimaksud sebagai pengantar berkaitan dengan polimer danjuga sebagai acuan untuk permasalahan pokok yang akan dibahas dibawah nanti.
POLlMER DAN CIRI-CIRI INDUSTRI
komposit, peralatan elektronik, biomedik clan optik. Sedangkan polimer juga merupakan bahan awal (precursor) untuk bahan kerarnik canggih (high-tech ceramics). Mungkin saja telah terbit pertanyaan: bagaimana pelbagai polimer sintetik itu digolongkan? Ada 4 macam tara klasifikasi dapat dikenakan terhadap polimer [5]halaman 162: 1. Berdasarkantipedari monomer.Misalnya : poliolefm, poliester,poliamida 2 Berdasarkan tipe reaksi pembentukan polimer. Misalnyapolimerisasi kondensasi, polimerisasi adisi 3
Prosiding Pertemuan llmiah llmu Pengetahuan don Teknolog; Bahan '99 Serpong, 19-200ktober 1999
ISSN Ull-2213 Ethanol
Ethylbenzen
Ot
::;:
~
Glycol EtheAtnines 7% 6% Other %
8%
Vinylchloride 13%
Polyethylene 44%
Gambar
..
13%
Ethy~ne Oxide Source: (5) pag. 92 16%
3a. Typical
U
sunacmnm~
use pattern (%)
ethylene
Source: (5) pag. 95 Gambar
3b. Typical
Ethylene Glycol 69%
ethylene oxide use pattern (%)
Other 15% Butyraldehyd 8%
f) A"op. GIyCOI 25%
ethane polyols 60%
AcrylonitrUe 15% Source: (5), psg 106
Gambar 40. Typical propylene
use pattern (%)
Source: (5) page 112 Gambar 4b. Typical propylene
oxide use pattern
(%)
p-Xylene I
Bhyl 9% Benzenel Benzene 10%
8%
Cumene 15%
C9Aromatics 4% I I
Cyclohexan 15%
Nitrobenzen 5%
I
I
o-Xylene ......
Maleic Anh. 4%
"\ Toluene
J 34%
13% Source: (5)
page 148
Gambar 5. Typical reformate composition
Bhylbenzen 50%
Source: (5) pag. 138
Gambar 60. Typical benzen
use pattern (%)
Typical Phenol Use Pattern (0/" Source: (5) 140
(]her 18%
UnsatPolyest er 7% ABS 7% SBR 9% Gambar
6b. Typical
styrene
use pattern
(%)
3. Berdasarkan tipe proses yang digunakan pada sintesa polimer. Misalnyaproses bulk, proses larutao, proses suspensi, proses emulsi 4. Berdasarkan penggunaan (polymer processing characteristics. Misalnya termoset, termoplas serat, 4
Gambar 6c. Typical phenol use 'pattern (%)
engineering plastics, dB. Adapun klasifikasi yang akan dipakai tergantung daripada jenis permasalahan yang dihadapi daD cara pendekatan yang ditempuh. Dalam uraian yang berikut kami lebih condong menggunakan klasifIkasi 4. Yang
Perkembangan Industrl PetrokimJa Berbasis Bahan Baku Lokal (M. Sugandi Ratulangi)
menggunakan dasar "penggunaan" atau dapat pula dikatakan alas dasar polymer processing characteristics. Atas dasar ini kanJidapat menjabarkan keterkaitan industri polimer baik dengan industri yang mensuplainya dengan bahan baku, yakni industri migas clanpetrokimia (dimana yang pertamatergolong industri migas sedangkanyang terakhirtergolong industrikimia), maupun dengan industri yang menggunakan produkproduknya yakni industri perplastikan yang tergolong industrimanufaktur. Menurut sumber [7] maka pembagian semacam ini menghasilkan klasifikasi sbb.
. .
.
Commodity thermoplastics and fibers
contoh bagi commoditythermoplastics..polyolefines, Vinyl Polymers clan thermoplastic polyesters, sedangkan untuk fibers.. natural and synthetic fibers, cellulosics etc. Network polymers ..elastomers and thermosets contoh bagi kelompok elastomer: diene and non diene elastomers and thermoplastic elastomers, sedangkan contoh thermosets adalah seperti : epoxy resins, unsaturated polyesters and formaldehyde resins Enf!ineerinf! and specialty polymers contoh bagi engineering thermoplastics adalah : polyamides, ABS, polycarbonates, modified poly(phenylene oxide), acetal, polysulfones, polyphenylene sulfide, engineering polyesters atau fluoro polymers, cedangkan contoh bagi specialty polymers misalnya : polyimides, ionic polymers, po/yarylether ketones, inorganic polymers, liquid crystal polymers, conductive polymers, high performance fibers etc.
Polimer-polimer yang disebut diatas semuanya telah digunakan dalarn bahan clanbarang-barang yang kita pakai sehari-hari. Mulai dari pemakaiannya yang paling sederhana sampai kepada pemanfaatan yang tergolong canggih clan high-tech polimer-polimer tersebut sudah digunakan di industri baik diluar maupun didalarnDegen.Jelasbahwa semakin"maju" penggunaan semacarn polimer semakin tinggi pula harganya. Dapat dikatakan bahwa kecanggihan tarafteknologi produksi manufaktur sesuatu negara dapat dinilai dari besarkecilnya penggunaan engineering and specialty polymers di negara itu. Dengan demikian maka pemanfaatan plastik komoditi tergolong "low- tech", pemakaianengineering plastics tergolong "intermediate-tech" sedangkan penggunaan specialty polymers tergolong "high-tech". Sebelumkrisisekonomimaka Indonesiasedangbergerak akan memasuki rasa dimana penggunaan engineering polymers semakin besar sehingga mulai memberi justifikasi untuk membangun industri produksi engineering polymers didalam negeri. Catalan : Didalam lanjutan kertas kerja ini maka istilah "polimer" sering ditukar pakai dengan istilah "plastik", sebabnya adalah bahwa dalam kalangan
praktisi di industri clanbisnis serta per~agangan istilah terakhir lebihdikenal, walaupun kita ketahui bahwa pada hakekatnya kedua istilahtidak ekwivalen.
INDUSTRI-INDUSTRI POLIMERI PERPLASTIKAN DI INDONESIA Ciri-ciriindustrihilir perplastikan(yang dimaksud disini adalah industri yang mengolah bahan plastik menjadi pelbagai produk atau part) di Indonesia pacta umumnya masih tergolong : "low- tech" clanhigh labour intensive. Sebelum krisis ekonomi, industri perplastikan Indonesia sebenarnya sedang bergerak dalam pertumbuhannyamemasuki kepada "intermediatetech". Hal inidapatterIihatdaTisemakinbanyak adanya industri perplastikanyang menggunakan peralatan yang canggih. Penyebab peningkatan ini adalah karena sebagai akibat dari kenaikan tarafhidup masyarakat (pada waktu itu) terjadi peningkatan kebutuhan akan pelbagai peralatan rumah tangga. peralatan transportasi clan sebagainya. Hal ini berakibat memicu kebutuhan, akan pembuatan bermacarn-macam komponen plastik didalam negeri. Seperti disebut diatas kecenderungan
ini pacta gilirannya
.
mulaimenumbuhkanminatinvestoruntuk mulaimembuat pelbagai jenis engineering plastics di Indonesia. Sebagaimana telah disinggung diatas pacta umumnya engineeringplastics membutuhkanmonomermonomer atau bahan baku tertentu yang terkadang hams dibuat pula atau diimpor. Kecermatan dalam menilai kesempatan untuk menggabungkan kebutuhan disatu sisi clanketersediaanbahan baku disisilain dengan proses yang sesuai merupakan faktor venting dimana jelas kriteria utama adalah aspek komersialnya. Tidak tepat sarna halnya dengan perkembangan industri seTaldi Indonesia. Industri ini dari hulu sarnpai kehilir(industrigarmen) sangatdinarnisdan telah mampu menyesuaikan dirinya dengan pelbagai perkembangan pasaran diluar clan didalam negeri sehingga telah merupakan satu sektor industri pemasuk devisa yang (pada waktu itu) cukup berarti. Pactahalaman 9 tertera suatu skema umum yang menggambarkan keterkaitan antara pelbagai sektor industri daTihulu ke kehilir (upstream ke downstream), sampaikepadamanufaktur.Suatu aliranyang lancar akan mengakibatkan suatu kinerja yang efisien clan kokoh. Namun keadaan di Indonesia ternyata tidak menggambarkan arus yang mutus akan tetapi sebagai akibat daTipelbagai situasi clan kondisi ditahun-tahun belakangan inimengalami distorsiyang kanJigambarkan secara skematis pactaGambar 10. pelbagai data-data yang relatip bam yang sempat terkumpul pactasaat penyusunan laporan adalah sebagai berikut.
It:.
Proslding Pertemuan Ilm/ah limu Pengetahuan don Teknologl Bahan '99 Serpong, 19-200ktober 1999
ISSN 1411-2213
Tabel1. Produksi pelbagai Produk PERTAMINAr) (Oil & Gas Producers and Processors)
PRODUK
-
SATUAN JutaBarrel MilyarKakiKubik JutaTon JutaTon RibuTon RibuTon RibuTon
Minyak dan Kondensat
Gas Bumi LNG LPG Metanol Paraxylene Benzene
(*)Sumber: Ikhtisar Laporan Tahunan 1996
-
1995 1996 590,32 3.048,78 26,50 2,65 212 107 95
1996 1997
578,20 3.133,16 26,12 2,74 162 239 101
- 1997 PERTAMINA, Hal. 1 Tabe! J. Produksi Metanol di Indonesia(')
Tabe! 2. Industri Metanol di Indonesia (') (Petrochemical
1. 2.
I I
PERTAMINA
Producer)
/ MEDCO
PT. KALTIM METANOL
(*) Somber : Majalah
Tahun 1993 1994 1995 1996 1997
Indochemical
KAPASITAS 330.000 Ton 660.000 Ton No.255 Hal. 8
Produksi 219.831 216.587 185.762 200.455 213.445
Ekspor 60 25 1500 0 1700
(')Sumber: Majalah Indochemical
Tabe! 4. Produksi clan Konsumsi Bilhan Dasar Petrokimia (1995 (Upstream Petrochemical
Produk Produksi Impor ETILEN Ekspor Konsumsi Produksi PROPILEN Impor Ekspor Konsumsi Produksi BUTADIEN
1998)
No.255
(')
Industry) (ton / tahun)
1995 143.000 354.809 53.500 444.309 151.661 130.000 19.921 261.740
-
Impor Ekspor Konsumsi
-
Impor 144.736 168.558 232.800 228.200 154.540
1996 410.000 198.430 39.010 569.420 336.897 50.880 1.437 386.340
3.298 3.298
1997 243.000 333.063 38.960 537.103 324.024 58.624 1.829 380.819
-
-
6.605
-
6.605
1998 380.000 245.936 93.400 532.536 390.000 3.594 39.800 353.794
13.084 0 13.084
-
19.606 0 19.606
* Somber : Majalah Indochemical No.261 Hal. 38 Bahan baku holD industri Petrokimia yaitu C2, C3 sebagian diproduksi oleh PT. Chandra Asri Petrochemical Company (CAPe) clan C4 seluruhnya masih impor. Tabel 5. Produsen Poliolefin and Polimer Vinyl di Indonesia (1996)(') (1996 Polyolefin and Vinyl Polymer Producers in Indonesia)
No,
Nama Perusahaan
Jenis Produk
Kapasitas (Ton / Thn)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. II. 12. 13.
PT. Tri Polyta Indonesia PT. Chandra Asri PT. Petrokimia Nusantara Interindo (PENI) PT. Polytama Propindo
PT. Standar Toyo Polymer PT. Eastern Polymer PT. Pacific Indomas Plastic PN. PERTAMINA PT. Polychem Indo Inc. PT. Impack Pratama PT. Chandra Markono PT. Maspion Polystyrene PT. Asahimas Subentra
* Sum~er : Majalah Indochemical
r.
No. 246 Hal. 31
Polypropylene
Polyethylene Polyethylene Polypropylene
PVC Resin PVC Resin Polystyrene Polypropylene Polystyrene PVC Compound
n.a. Polystyrene PVC Resin
340.000 300.000 450.000 100.000 82.000 36.000 30.000 40.000 30.500 25.000 4.800 3.600 220.000
Hal. 13
Suplai 364.507 385.120 417.062 428.655 366.285
Perkembangan
Industri Petrokimia Berbasis Bahan Baku Lokal (M. Sugandi Ratulangi)
-
Tabel6. Pertumbuhan Kebutuhan Bahan Antara Petrokimia (1995 (Demand
in Indonesia)
1998) (ton / tahun)
1995 283.400 28 87.340 196.088 131.360 108.313
1996 298.349 5 96.753 201.601 135.100 162.523
1997 288.041 1.951 98.400 191.592 142.785 138.835
1998 310.000 0 145.670 164.330 320.000 8.770
1.515
Konsumsi Produksi Impor Ekspor
239.673
297.623
280.105
122.583 206.187
2.669
-
337
668
636
Konsumsi Produksi Impor Ekspor Konsumsi Produksi
2.669 81.200 226.014 17.841 289.373
337 116.000 252.301 2.522 365.779
0 668 95.509 283.531 7.000 372.040
0 636 205.000 352.504 4.000 553.504.
Impor Ekspor
5.177
4.966
4.238 0
3.142
4.966
4.238
of Intermediate
Produk Produksi Ethylene Dichloride Impor (EDC) Ekspor Konsumsi Produksi Vinyl Chloride Monomer Impor (VCM) Ekspor
Ethylene Oxide(EO) Ethylene Glycol (EG)
Acrylonitrile
Konsumsi Produksi Impor Ekspor Konsumsi Produksi Impor Ekspor Konsumsi
Propylene Oxide(PO)
Propylene Glycol(PG) *) Sumber
: Majalah
Indochemical
Petrochemicals
-
-
5.177 30.327 -
17.215 -
-
13.811
13.716
11.504
13.811
13.716
-
DUKUNGAN
Sejarah pembangunan industri petrokimia di Indonesia dimulai lebih daTi35 tabun lalu. Gagasangagasan kearah ini pada awalnya dimulai di Biro Industrialisasi daTiDepartemen PerindustrianDasar dan Pertambangan khususnya untuk pendirian industri pupuk(PUSRI).Pemikiran-pemikirankearahpemanfaatan minyak bumi (gas bumi belum diketahui bahwa dapat pula dimanfaatkan untuk ini) sebagai bahan dasar untuk produksi olefin daD aromatik diakhir tahun 60-an dicetuskanoleh kelompokyang berada di PERTAMINA. Namun di Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar,
2.864 0 2.864
0
Upstream petrochemical industry
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN NASIONAL
-
-
No. 261 Hal. 41, (1998 = prognosa)
~
-
7.898 0 7.898
0
11.504
-
0 3.142
-
30.666
-
-
30.666
17.215
-
-
-
30.327
Manufacturing industries: Textiles/Apparel & Clothing etc. Plastics: Electronic, Automotive parts, Household and Sport Articles, Toys etc Producers of Coatings, Adhesives etc.
DAN
-
-
Oil & gas processors
Oil & gas producers
PEMBAHASAN
-
-
(O)
Polymer production industry
. ~
Intermediate petrochemical industry
.
Downstream petrochemical
industry
Departemen Perindustrian juga ada gagasan-gagasan mengenai olefin dan aromatik. Rencana-rencana pun mulai dikembangkan. Sejak perkembangan ditabun 70-an dan 80-an diamati bahwa ada persaingan antara dua pihak: PERTAMINA disatu sisi dan Departemen Perindustrian disisi lain mengenai kewenangan untuk sektor ini, (sedangkanperan Departemen Pertambangandan Enersi belumterlihatdenganjelas) Sebagaimanasering dinegara kita waktu itu permasalahan petrokimia diselesaikan dengan suatu powergame, suatu permainan yang, sebagaimanakita ketabui semua, selalu mahal harganya. Apalagiketikamulai pertengahantabun 80-an ada kelompok interes barn yang sangat kuat mulai turun kelapangan bola petrokimia. Dalam segala kemelut
.,
Prosiding Pertel11llanIlmiah III11llPengetahuan don Teknologi Bahan'99
-
Serpong, 19 20 Oktober 1999
ISSN 1411-2213
persaingan jenis catch as catch can ini dibangunlah lebih banyak tenaga kerja) yang menjadi panghasil pelbagai industri hulu clan hilir sesuai dengan adanya devisa. Sektor ini adalah sektor manufaktur. Jika kita pemenang-pemenang dalam permainan bola petrokimia melihat Tabel 7. , clan menganggap bahwa industri catch as catch can diakhir tahun 80-an clan90-an. Hasil petrokimia mendukung subsektor : tekstil, kayu, kertas akhimya adalah pelbagai sentra petrokimia seperti yang clan kimia, maka pada tabel itu kelihatan suatu dapat dilihat pada peta di Gambar 11 yang terdapat peningkatan dari produktivitas pekerja (worker dilampiran. Keadaan ini adalah yang dihadapi oleh productivity). Disamping itu pada Tabel 8. untuk sub ekonomi (termasuk perbankan) kita di Indonesia. 50 Jikalau kita amati Gambar 7 clan8 yang masingmasing memperlihatkan volum produksi migas clannilai 40 ekspor migas selama 10 tahun terakhir ini maka hanya III untuk produksi gas bumi terlihat adanya pertumbuhan. ..2' 30 c Sedangkanuntuk minyakbumi, baik produksinyamaupun 20 -o}; kemampuan menghasilkan devisarelatifkonstan. Apalagi l. jikalau kita lihatGambar9, dimanadigambarkanpersentase 10 dari nilai ekspor migas terhadap nilai ekspor semua komoditi, maka dapat disimpulkan bahwa peran yang 0 dimainkanolehekspormigas semakinkeeildalamekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 kita. Trend ini jelas karena berlangsung selama rentang Year 1988-1998 (1-11) Suntler();Jta: BPS waktu yang eukup lama. Gambar 9, Percentage value of hydrocarbon exports to Dan hal ini sebenarnya baik, karena membuktikan total exports bahwa agaknya ada sektor industri lain (yang melibatkan 3500
~
I
3000 CII ...
2500
.!
2000
~
1500
::& 1000
500 0
1990 1991' 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998*) Jan-Ju Note: gas in tscf Sumber Data: BPS Gambar
7. Petroleum, natural gas and condensate production
7,000.00 6,000.00 5,000.00
§c
~ :i
4,000.00
3,000.00 2,000.00 1,000.00 0.00
O'ude01 t'P'P .II 01A'cx:luct aGes
J
.::.~'P~ ~~~
.::.~~'::'
Gambar
~~rv
SUrrber I:Bta
.::.~~'? .::.~ct .::.~~
8. Value of hydrocarbon exports
.
Perkembangan
Industri Petrokimia
Berbusis Bahan Baku Lokal (M. Sugandi Ratulangi)
Tubel 7. Worker productivity, 1994-1998 (million rupiahs)
Tubel B. Value added by subsector,
sektor yang sarna juga kelihatan peningkatan nUai tambah yang cukup meyakinkan. Jadi agaknya ekspor sektor migas sudah bukan primadona lagidan tidak perlu di"sakral"kanlast Denganperkataanlain: eksporminyak daDgas bumi harus ditinjauulang karena sebaiknyaperlu diberikan prioritas kepada penggunaan sebagai bahan baku petrokimia demi dapat menunjang pertumbuhan manufaktur, yang lebih padat karya daD mampu memberikan nUai tambah. Memang agaknya saDist convenient untuk menjadi penjual migas.keluar n.eger~ untuk menghasilkan quick money, apalagl dalam Sltuasl daDkondisi semasa orde baru. Menurut hemat kami reformasi pula perlu basi seluruh industri petrokimia di Indonesia baik dari hulu sampai ke bilir. Hal ini perlu dilaksanakan agar, seperti
1994-1998
(billion rupiahs)
Other Total
tersebut diatas, ia dapat menjadi pemasok bahan baku untuk industri manufaktur dalam negeri sehingga manufakturdapat menjadi kuat karena disamping alasan yang disebut diatas, pasaran yang cukup besar sebentar lagiakan bangkit last Schab, cobs kits samak Tabel 8, betapa terpuruknya kini sektor manufaktur, antara lain karena kits tidak mandiri dalam penyediaan bahan baku yang diperlukanoleh sektormanufaktur.Sektorinimasih perin
Tubel9. Export of non-oil-and-gas by sector and commodities, Indonesia, 1997-1998
No. I
Sector/Goods
I
FOBValue (Million USD) 1997 1998 3,272.0 3,653.4 503.5 578.9 1,008.0 1,007.2 230.2 277.7 84.4 108.4 424.2 389.9 382.6 295.0 908.7 726.7 34,845.8 34,593.2
836.5 15,240.5 3,170.5 1,497.3 1,485.2 38.3 48.5 9.4 0.0 9\.8 532.7
Growth
ABSOLUTE 38 \.4 75.4 -0.8 47.5 24.0 -34.3 -87.6 182.0 -252.6
(GA.)
GA. 1\.7 15.0 -0.1 20.6 28.4 -0.1 29.7 25.0 -0.7
-18,910.6 755,9 2,704.4 1,307.4 , ,346.4 27.4
o:r 9F 0:0
13.5
2IT
-80.6 -3,670.1 -466.1 -189.9 -138.8 -10.9
47T -0.4 0:0 -78.3 -'5082
-85.:J :§SA
n
.. =
~~ ~ ~ § §; ~~ .... \Q~ I ~ ~!\> C~ ~~ c::.:: ~~ ~ ~. ~§. \Q~ ~ ~ ~ ~ Q ~ I:: § ~ :: ~ ~ c::. 1S' ~ b= §. § 'C5 \Q
Dornestic Market andonesian)
t
t Domesic
Domestic Oil& Gas
Domestic
Refmeries&Gas Processors
Producer( s)
t
i
I
Domestic Downstream Petrochemical
-....
Basic & Intennediate Petrochemical Producers
.A.
Domestic Manufacturing
Industries
T_..1..""":_-
.1
.".." ".
~:l
'..
.
'."
,
D
7 -'
':~.~ ~
'
u
R~:esse:Gas
Processors
I
~
~
I
~~..~-_..__._-----_._--
Intennediate
=-:
.1
~
..."~
~
Petrochemical
~ ~~~
. I
Gambar10
I
'i7U Gamba,
10; Perkembangan
~o.:---_.._._---_._----_.
~ "~
Petrochemical
~
"0
.0".
dD=~ industri petrokimia
Arus Inlperin dlclpta I ~ dlkembangkan
.
berbasis bahan baku lokal
I
.1
Manufacturing
0-
T-..1..""":_-
~
I
I ~ ~ .... ~ .... I ~ .... I.,
.-~~ -"'-
011' ..,..,...
1
~,""""
\
-L"':'46 ",. i -.",:..MI. 1-"-:
t-~. .--
,
,
:9!:U
--
--, -, a_.J
.......
: ......~I~--
,
eUJD
.""'""'1~
:
LOGAr.ON
l1li111'£
III:
~ YAP
~ i
OF'
PETAOC"!~ICALINDUSTRY t", UID~H£a""
"..u.
Q
""orA
"'"
or"'"
4
,,: 1-,,1lirA ~: ,-..... cr "
-Jt,!!!..,l
:
= ~
1
':
"'II'~
1-I
--
t!!II!.!!:Il,"I
i.~~ ,~, "Gr.
.~--».-
(!'-
rJllKllWt
'
i!'N8L--
I~'
t
~
,
i if ! i
~=:J
.111'
,": ~.
Q tI:I
~ I::io
~
~---
~ -. """"""
lirA
~-"f... ,un:"
1ft' '. 81-
~ ,~~M.
Ir---
~'L.:..!!.!!. . Mr.
-
_"JI!'~
---~:
,
\r_"'" :,.. I~;' &,t',
1~"i:~1I'
1,-.C .. en .,. .t,
....
lit . ~. 1'9>..."'. ,..,,.. 1:8
--.
." ... E.
~
1'1: ,. "I: ,....... ('I".zI1
N"...
1
~~
.'- 00-- -. 1'1: II"A "1' I 1If.
.,.
,-,_II '..
i
CoO
.-r.'ii;;;.r~
-(11 -.t
::::
I~"'"
1
,
.", &.., :::
I't
I.'
'",
I.
Of.
L": toIJ "I:" "1" KI, :'1" ICI"~ 18
'
n,
"': s
,
~;o"Uii08
". ~,~1 II.
m , ," .. ~: t'.. .... ('I: II. <" n. '!!!!::!!S'
~
=t
I=,::.."~ !_IIU"I'II'
' III 11&... n. I. \ 14 , ,. ... "'
.u
" ~UUI: I
1'" I'uo',.
,.,t '"
l--ioU .." 1(1&
~
.. ICIO 1
~::
'~EIM1'1'1:-
I:: ,I
M "~1 "
...' ...1 "" ....
"
ICI'
~ ,=-
-..,
~'
--
1
-I-"
'
'
lie III._!! !'~ \
t.
'p.
KIA
l
~'
~.;r-., PL
"u,..
\ =::
E: - ~~'~e1 III:».."'4
-
ill
'
,
,
,
-
,q: '~111'4 m. II. "."" .0014
: .*. In ...oerA - &.. I L~
:
(. 1'1' :: 1'6~.III'.
..., 'kl::
!~..,~
I
..
.I
I~: ,.."~I'
::
......
-'~,"--"-
-.-, ..., .-~"_Lq -
,-~ '-
111""A " 0
... .n -I
IDIp.
~ (u
~
I"'" 11..1"" M~~
'
.!!!1801~\':
I~::=~; ,~-~"-..
." ...,
c', .. on. ", ". oer.,
l~:~a
~"c..~.
c~ D
~
\lOr
,q.. &'. '" If "'
III. 110 ,~"
,.M
]
10 .. '_... Coo.
1:\"11
,"" =-.~ 1ft
I)
:--'~=====j i\'!f"'." M". l!.!.:"'~
~ = tI:I =Ii:: t"o 0 e:
...
'IU~
-
Gambar 11. Perkembangan industri petrokimia berbasis bahan baku lokal
i
-
1 ~ ~ S~~
Prosiding Pertemuan llmiah llmu Pengetahuan don Teknologi Bahan '99
-
Serpong, 19 20 Oktober 1999
mengimpor pelbagai bahan (petrokimia) yang sebenamya, jika dahulu direncanakan dengan baik, sudah lama dapat kita produksi sendiri. Kiranya yang tersebut diatas ini adalah pesan utamadari kertas kerja ini. Tetapibagaimanakahmaksud yang sungguh ideal ini dapat terlaksana? Mungkin para peneliti yang berada di pelbagai lembaga yang telah ada dapat mengumpulkan data untuk suatu studi yang jelas bersifat makro ini. Dan nanti pada gilirannya studi semacaminidapatmerangsangdilaksanakannyapelbagai studi-studi yang lebih terbatas scope-nya, sehingga setelah dipecahkan lagi memerlukan lagi membutuhkan penelitian-penelitian yang bersifat teknis atau ilmiah. Mungkin pula disamping lembaga yang bemama PTPMGB"Lemigas" yang mempelajariselukbeluk permigas-an,diperlukansatuLembagaPetrokimiaIndonesia, yang dapat bermanfaat dalam penyusunan program optimasi disektor industri petrokimiasecara objektipclan netral. Sebagai referensi kita dapat melirik kepada Universitas Chulalangkom di Bangkok, Thailand yang sekitar 15 tahun lalu telah mendirikan satu institusi khusus untukpetrokimia,kendatiThailandtidakmemiliki minyak bumi, hanya gas burnt
KESIMPULAN
ISSN 1411-2213
DAFTAR
ACUAN
DAN
SUMBER
INTERNET [1]. http://matsel.mse.uiuc.edul-tw/overview.html [2]. Hydrocarbon Processing Edisi Nopember 1998, halaman 53 dst.nya [3]. HydrocarbonProcessingEdisi April 1998,halaman 87 dst.nya) [4]. Hydrocarbon Processing Edisi Maret 1999, halaman 87 dst.nya). [5]. "From Hydrocarbons to Petrochemicals", Hatch, L.M. and Sami Matar, Gulf Publishing Company, BookDivision,Houston,LondonParis,Tokyo, 1981, page 162. [6]. http: Ilwww.bps.go.idl [7]. "Polymer Science and Technology", Fried, J.R,Prentice HallPTR,New Jersey, 1995,Chapters 8, 9 and 10.
DAN PENUTUP
Dari materi yang tertera diatas clanpembahasan mengenai keadaan di Indonesia disektor petrokimia dapat disimpulkan bahwa ada satu peran penting yang diharapkan dari para peneliti di Indonesia. Untuk memainkan peran ini kiranya pandangan hams diarahkan kecakrawala jauh memasuki milenium ketiga, dengan suatu rentang pandangan yang lebar yang rnencakupi banyak sektorekonominegarakitapula. Atas kesempatanyang diberikandiucapkanterima kasih kepada panitia penyelenggara.
Ke Daftar Isi 1"