PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA TEMA :
“ BEBAS MALARIA INVESTASI BANGSA “ SUKADANA, 25 APRIL 2011
PROGRAM INTENSIFIKASI MALARIA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAYONG UTARA
A. LATAR BELAKANG Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah di Indonesia. Dimana akibat dari malaria ini, tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi bagi individu karena biaya pengobatan dan kesempatan memperoleh penghasilan karena sakit, tetapi juga dpat dapat menurunkan kecerdasan anak-anak usia sekolah karena menderita anemia serta menurunnya pendapatan daerah. Data WHO menyebutkan pada tahun 2010 terdapat 544.470 kasus malaria di Indonesia, dimana tahun 2009 terdapat 1.100.000 kasus klinis dan pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi 1.800.000 kasus dan telah mendapat pengobatan. Bahkan dibeberapa wilayah di dapatkan prevalensi ibu hamil dengan malaria sebesar 18 %, sehingga bayi yang dilahirkan memiliki resiko berat badan lahir rendah 2 kali lebih besar dibanding ibu hamil tanpa malaria. Malaria merupakan salah satu indikator keberhasilan Milenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai yakni mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus malaria menjadi setengahnya pada tahun 2015 yakni turun menjadi < 1 per 1000 penduduk. Sedangkan pada tahun 2010 angka tersebut sebesar 1,96 per 1000 penduduk. Berdasarkan data tersebut diperlukan upaya untuk menuju eleminasi malaria yang telah ditetapkan targetnya secara bertahap dimana pada tahun 2030 diharapkan seluruh wilayah di Indonesia sudah mencapai eliminasi malaria dengan dukungan semua pihak, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat adapun kebijakan utama dalam menuju eliminasi malaria ada 3 pilar yakni :
1. Stop Malaria Klinis ganti dengan malaria konfirmasi 2. Stop Mono Terapi (terapi chloroquin) ganti dengan Artesunate Combination theraphy (ACT) 3. Cegah Malaria dengan menggunakan kelambu berinsektisida Upaya penanggulangan penyakit malaria harus dilakukan, baik dari tingkat Pusat, Propinsi maupun Kabupaten. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberantasan yang ditujukan baik kepada parasit, kepada vector maupun intervensi kepada lingkungan dan kegiatan integrasi lain yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya KLB dan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena malaria. Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu Kabupaten dengan tingkat endemisitas yang tinggi (High Endemis) di Propinsi Kalimantan Barat. Kegiatan program penanggulangan penyakit malaria di Kabupaten Kayong Utara mendapat dukungan dana dari APBD dan pada awal tahun 2010 Kabupaten Kayong Utara mendapat bantuan Dana Hibah dari Global Fund ATM R8, yang mana focus kegiatannya adalah intensifikasi program pengendalian malaria. Adapun kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2010, baik dari bantuan Dana Hibah Global Fund atau APBD Kabupaten Kayong Utara diantaranya, pelatihan tenaga surveillance malaria, pelatihan tenaga Mikroskopis malaria, pelatihan petugas paramedic (Dokter dan Perawat), MBS (Mass Blood Survey) di daerah endemis malaria, supervise ke puskesmas dan survey Vektor Malaria di 5 Kecamatan Kabupaten Kayong Utara. Dari hasil kegiatan tersebut diatas di peroleh peningkatan pencapaian program seperti data – data dibawah ini :
GAMBAR PETA STRATIFIKASI PROGRAM P2 MALARIA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2010
Peta stratifikasi tersebut menunjukan bahwa di Kabupaten Kayong Utara termasuk daerah endemisitas tinggi (High Endemis) sebesar 6,08 ‰, dimana terdapat pada 2 Kecamatan dengan High Endemis yakni Kecamatan Sukadana dengan API (Annual Malaria Incidence) sebesar 11,12 ‰ dan Kecamatan Pulau Maya Karimata dengan API sebesar 14,93 ‰, sedangkan yang termasuk daerah endemis sedang (Moderate Endemis) pada wilayah Kecamatan Simpang Hilir sebesar 1,46 ‰ dan Kecamatan Seponti Jaya 1,52 ‰ dan yang termasuk daerah dengan endemisitas rendah (Low Endemis) terjadi pada wilayah Kecamatan Teluk Batang sebesar 0,26 ‰.
25.92
24.86
23.45
30 25 20 15
8.04
6.08
7.01
10 5 0 2008
2009 API
2010 AMI
Grafik diatas menunjukan bahwa data API (Annual Malaria Incidence) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, cenderung terjadinya penurunan dari 8,04 ‰ pada tahun 2008, turun menjadi 7,01 ‰ pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 menurun lagi menjadi 6,08 ‰, hal ini di sebabkan karena sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 program intensifikasi malaria di Kabupaten Kayong Utara sudah dilaksanakan dengan mendapat perhatian penuh dari pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara sehingga kegiatan – kegiatan dalam rangka menurunkan angka kesakitan akibat penyakit malaria dapat dilaksanakan. Sedangkan untuk angka AMI (Annual Malaria Incidence) cendrung meningkat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, yakni sebesar 23,45 ‰ pada tahun 2008, meningkat menjadi 24,86 ‰ tahun 2009 dan meningkat lagi pada tahun 2010 menjadi 25,92 ‰, hal ini di sebabkan karena semakin aktifnya petugas kesehatan di wilayah Kabupaten Kayong Utara dalam penemuan kasus malaria. Terjadinya peningkatan tersebut juga di dukung dengan telah di laksanakannya pelatihan tatalaksana kasus malaria bagi dokter puskesmas dan perawat terutama yang berada di puskesmas maupun yang ada di pustu dan polindes, sehingga dalam penemuan kasus malaria sudah mendapatkan pemahaman yang lebih dari sebelumnya.
3000
2563
2500 2000 1500
1000 500
1664 1210
729
592 462 481 420 298 169 237 178 251 132 62 96 5 82 95 64 5 31 66 154 41
601
899
0
PENEMUAN PENDERITA
DIPERIKSA
POSITIF
TANPA PEMERIKSAAN
Dari data penemuan kasus malaria di Kabupaten Kayong Utara tahun 2010, di temukan kasus sebanyak 2.563 kasus, yang diperiksa sebanyak 1.664 kasus, hasil yang positif sebanyak 601 penderita dan tanpa pemeriksaan sebanyak 899 kasus. Dari data tersebut menunjukan bahwa 65 % kasus yang ditemukan sudah dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis dengan hasil positif sebesar 36 % dari kasus yang di periksa.
16
14.93
14.34
14 12 10
6.08
8 6 4 2
0.95
1.46
1.52 0.26
0
Grafik diatas menunjukan bahwa Angka API berdasarkan wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten Kayong Utara tahun 2010, terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara setiap wilayah kerja puskesmas dimana terdapat 2 wilayah kerja puskesmas yang termasuk daerah endemis tinggi yakni pada wilayah kerja puskesmas Sukadana dengan API sebesar 14,34 ‰ dan wilayah puskesmas Tanjung Satai sebesar 14,93 ‰, sedangkan yang paling rendah atau termasuk Low Endemis terjadi pada wilayah kerja puskesmas Teluk Batang sebesar 0,26 ‰.
600 513 500 329
400 300 200
178
176
155 105
100 22
50 34
3 16
76 2
29
32 20
0 12 3
2 11
184 124 3117
25
0
PENEMUAN PENDERITA
DIPERIKSA
POSITIF
TANPA PEMERIKSAAN
Grafik diatas menunjukan bahwa sampai dengan bulan Maret tahun 2011, penemuan kasus malaria yang paling tinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sukadana sebanyak 178 kasus dan hampir semua kasus sudah terkonfirmasi mikroskopis , hanyak 2 kasus sj yang tdk di periksa dengan hasil positif 2 kasus, sedangkan kasus yang paling sedikit di temukan terjadi diwilayah kerja puskesmas Telaga Arum dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus, 2 di periksa dan 1 positif malaria sedangkan 1 kasus tidak terkonfirmasi laboratorium. Untuk penemuan kasus di kabupaten Kayong Utara sampai dengan bulan Maret 2011 sebanyak 513 kasus, di periksa 329 kasus, tidak diperiksa 184 dan yang positif malaria hasil pemeriksaan Laboratorium sebanyak 25 kasus.
Grafik Sistim Kewaspadaan Dini ( SKD ) Kabupaten Kayong Utara Tahun 2011 300 250
184
200
148
150
90
98 56
100 65
37 56
50
31
32
6
9
10
Jan
Feb
Mar
0
54
98 73 67 73 60 66 58
75
53 30 Apr
Median
22
Mei
Jun
Max
88 50 60
46
50 33
12
23
13
Jul
Agst
Min
1 Sept
0 Okt
12 Nov
50 4 Des
2011
Grafik diatas menunjukan bahwa dari data Sistim Kewaspadaan Dini ( SKD ) program malaria dinas kesehatan Kabupaten Kayong Utara yang berguna sebagai bahan persiapan dalam penanggulangan dan pencegahan meningkatnya kasus malaria, dari data diatas sampai dengan bulan Maret tahun 2011 Kabupaten Kayong Utara masih dalam keadaan aman, dimana kasus malaria dari bulan Januari – Maret 2011 berada di bawah garis Minimun. B. TUJUAN 1. Umum Terpantaunya program intensifikasi malaria di Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010. 2. Khusus a. Diketahuinya hasil pencapaian program perindicator pada tahun 2010. b. Diketahuinya hasil kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2010. c. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi, baik dari program keuangan maupun manajemen pada tahun 2010.
C. HASIL PROGRAMMATIC PER INDIKATOR No
1.1
Service Delivery Area Diagnosis
1.2
Diagnosis
1.3
Diagnosis
1.4
Prompt, affective anti malarial treatment
1.5
Prompt, affective anti malarial treatment
1.6
Prompt, affective anti malarial treatment
1.7
Prompt, affective anti malarial treatment
1.8
Diagnosis
1.9
Diagnosis
Indikator 1.1
Target P1
Realisasi P1
Target P2
Realisasi P2
Target P3
Realisasi P3
Target P4
Realisasi P4
Jumlah dan persentase kasus klinis yang diperiksa mikroskopis Jumlah dan persentase kasus klinis yang diperiksa RDT Jumlah dan persentase ibu hamil yang diperiksa dengan RDT Jumlah kasus positif malaria (terkonfirmasi mikroskopis atau RDT) diberikan pengobatan ACT di UPK Jumlah dan persentase UPK yang melaporkan tidak putus (Stockout) obat anti malaria lini 1, > 1 minggu dalam 3 bulan Jumlah tenaga UPK yang mendapat pelatihan tatalaksana kasus malaria terkini - Dokter Kabupaten - Dokter Puskesmas - Paramedis Jumlah bidan desa yang sudah mendapat pelatihan dalam ANC program terpadu Malaria Jumlah dan persentase Puskesmas yang didukung mikroskopis dalam diagnose malaria Jumlah Posmaldes yang baru dibentuk
214
600 (280,37 %)
429
1108 (258,27 %)
684
1798 (262,86 %)
858
2157
322
0
643
61 (9,48)
965
68 (7,04%)
1286
68
Not applic able
Not Applic able
0
0
0
0
188 (50% dari 214)
375 (50% dari 429)
563
29 (5,15%)
750
42
2
0
4
6 (150%)
4
6 (150%)
4
Not applic able
Not Applica ble
5
9 (180%)
10
8 (80%)
15
8
1 5
2 4
0 5
3
4
3 -
1 2 2 Not applic able
14
0
Not applica ble
-
Not applica ble
Not applic able
Not Applic able
6
6
6 (100%)
6
Not applic able
Not Applic able
50
0 ( 0%)
100
6 (100%)
-
2.1
Insecticidetreated net (ITNs)
Jumlah LLINs yang dibagikan pada saat kampanye masal di daerah endemis tinggi
Not applic able
Not Applic able
32.000
0 (0%)
Not applica ble
-
2.2
Insecticidetreated net (ITNs)
Not applic able
Not Applic able
Not applica ble
-
Not applica ble
2.3
BCC – Community Outreach
Not applic able
Not Applic able
Not applica ble
-
Not applica ble
2.4
Indoor Residual Spraying
Not applic able
Not Applic able
600
0 ( 0 %)
600
150
3.1
HSS: Information System
3.2
HSS: Information System
4.1
Coordination and partnership development (national community, public private)
Jumlah LLINs yang dibagikan pada saat ANC rutin dan/ program imunisasi Persentase jlh orang yg mengetahui penyebab, gejala, pengobatan/tindak an pencegahan untuk malaria Jumlah dan persentase rumah yang tangga yang disemprot dengan indoor residual spraying (rutin) Jumlah dan persentase laporan yang diterima oleh Kab dari UPK selama periode pelaporan. Jumlah kunjungan supervise ke Puskesmas dan laporan supervise checklist/feedback yang diserahkan ke tingkat kabupaten Jumlah Stake Holder yang menghadiri lokakarya advokasi
-
11
36 (327,27 %)
11
48 (436,36 %)
11
48
Not applic able
6
6 (100)
6
6 (100%)
6
6
60
60
3
60
15
60
15
11
18 (163,63)
D. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Supervisi 2. MBS (Mass Blood Survey) 3. Survei Vektor Nyamuk Anopheles, sp 4. Pelatihan Petugas Surveilans Malaria 5. IRS (Indoor Residual Spraying) 6. Sosialisasi dan Distribusi Kelambu 7. Supervisi Petugas Puskesmas ke Desa 8. Pemasangan Spanduk pada Peringatan hari malaria sedunia tahun 2011
E. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Hari Malaria Sedunia yang ke 3 tahun 2011 ini dengan Tema “BEBAS MALARIA INVESTASI BANGSA” yang mengandung makna untuk mewujudkan eliminasi malaria di Indonesia, sehingga masyarakat terbebas dari penyakit malaria. Dengan demikian akan tercipta masyarakat Indonesia yang lebih produktif karena kesehatan merupakan hak asasi sekaligus investasi. b. Kegiatan pada peringatan Hari Malaria Sedunia tanggal 25 April 2011 di Kabupaten Kayong Utara dilakukan kegiatan pemasangan spanduk dengan isi “ Cegah Malaria Dengan Menggunakan Kelambu Berinsektisida”. c. Dari data – data tersebut Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010 termasuk daerah High Incidence Area (HIA) dengan API sebesar 6,08 per 1000 penduduk. d. Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) program malaria di Kabupaten Kayong Utara menunjukan situasi hingga bulan Maret 2011 masih dalam keadaan terkendali / aman. 2. Saran a. Di harapkan pada peringatan Hari Malaria Sedunia di Kabupaten Kayong Utara dapat menjadi Agenda tahunan. b. Guna menurunkan Angka Kesakitan akibat penyakit malaria di harapkan dukungan dari semua pihak baik lintas program maupun lintas sector, sehingga target pencapaian eliminasi malaria tahun 2030 dapat terwujud di Kabupaten Kayong Utara. c. Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) program malaria perlu ditingkatkan lagi sehingga Kejadia Luar Biasa ( KLB ) penyakit malaria di wilayah Kabupaten Kayong Utara tidak pernah terjadi.
“ HEALTH IS NOT EVERYTHING BUT WITHOUT HEALTH EVERYTHING IS NOTHING”