Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: ‘Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa’ Tahun 2013 merupakan tahun perak peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) yang diperingati setiap tanggal 1 Desember dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap epidemi HIV dan AIDS di dunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari AIDS Sedunia 2013 diperingati oleh berbagai pihak baik pemerintah, perusahaan swasta maupun di tingkat komunitas. Setiap tahunnya, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional menunjuk salah satu dari anggota KPA Nasional untuk menjadi sektor utama pelaksana HAS. Tahun 2013, Menkokesra menunjuk Indonesian Business Coalition Menkokesra selaku Ketua KPA Nasional menunjuk IBCA sebagai Sektor Utama Pelaksana on AIDS (IBCA) untuk menjadi koordinator pelaksana Peringatan HAS 2013 HAS 2013 melalui Surat Keputusan Menkokesra No. B 20/MENKO/KESRA/I/2012 tanggal 31 Januari 2012 perihal Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2013. Tema peringatan tahun ini adalah ‘Cegah HIV-AIDS! Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa’ dan sub-tema: ‘Pencegahan HIV & AIDS di lingkungan kerja meningkatkan kinerja dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah serta melindungi kesehatan keluarga menuju kesejahteraan bangsa, perlindungan terhadap hak untuk mendapatkan akses, serta menciptakan lingkungan yg kondusif, bebas stigma dan diskriminasi’. Penyelenggaraan kegiatan dalam memperingati HAS 2013 dengan tema tersebut diharapkan meningkatkan kesadaran mengenai HIV dan AIDS di seluruh kalangan masyarakat khususnya dunia usaha dan terbentuknya komitmen pengusaha, pekerja dan pemerintah dalam menanggulangi dan mencegah HIV dan AIDS di dunia kerja.
1
Untuk pertama kalinya, sektor swasta ditunjuk sebagai ketua penyelenggara peringatan Hari AIDS Sedunia 2013 untuk tingkat nasional dengan harapan IBCA dapat menjadi penggerak dan pendorong keterlibatan aktif dunia swasta dalam upaya penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS sehingga penyebaran informasi HIV dan AIDS yang akurat dapat tersebar luas ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya di lingkungan kerja, bagi para pekerja dan keluarganya. IBCA merupakan afiliasi dari Asia Pacific Business Coalition on AIDS (APBCA), aliansi serupa di wilayah Asia Pasifik. Visi IBCA adalah mengurangi dampak negatif HIV dan AIDS terhadap kelangsungan dunia usaha dan pertumbuhan ekonomi dengan membangun jaringan informasi berkualitas tinggi serta praktik-praktik terbaik, menghilangkan stigma dan diskriminasi yang berhubungan dengan HIV dan AIDS, serta membangun kemitraan yang berkelanjutan antara pihak swasta dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia. Tujuan diselenggarakannya Hari AIDS Sedunia 2013 adalah untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian dan komitmen seluruh unsur masyarakat khususnya di dunia usaha dan sektor terkait di tingkat pusat maupun daerah berkaitan dengan penanggulangan HIV dan AIDS demi menekan laju epidemi HIV dan AIDS di Indonesia, selain bertujuan untuk; (1) Meningkatkan partisipasi aktif dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah melalui berbagai upaya pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai tugas dan fungsi masing-masing; (2) Meningkatkan efektifitas pelaksanaan kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS yang dilakukan oleh sektor swasta bersama dengan sektor terkait, masyarakat sipil, LSM, media massa, tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan masyarakat luas lainnya dalam menekan laju epidemi HIV dan AIDS di Indonesia; (3) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, khususnya di dunia usaha dan dunia kerja untuk tidak melakukan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS baik pada pekerja maupun masyarakat pada umumnya; serta (4) Meningkatkan akses pengobatan, perawatan, kepedulian serta dukungan terhadap orang dengan HIVdan AIDS. Rangkaian Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013 Kampanye HIV dan AIDS diselenggarakan instansi-instansi pemerintah terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Narkotika Nasional (BNN), Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, serta dukungan kegiatan kampanye dariorganisasi kemasyarakatan dan dunia usaha seperti Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Indonesia Business Coalition on AIDS (IBCA), serta banyak lagi lembaga dan organisasi kemasyarakatan dan sektor dunia usaha lainnya. 2
Secara garis besar, kegiatan yang telah dilakukan di tingkat pusat antara lain berbentuk advokasi yang bertujuan agar para pengambil keputusan di semua jajaran dengan tujuan mendapatkan kesepakatan dan keterpaduan akan peran masing-masing dalam upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS; promosi dan sosialisasi, baik melalui kegiatan umum maupun keagamaan yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS, serta seminar maupun pertemuan ilmiah tentang HIV dan AIDS serta lomba-lomba dan bakti sosial. Penutup rangkaian peringatan HAS 2013 adalah Acara Puncak Peringatan HAS. Acara Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013 Acara puncak peringatan HAS 2013 diselenggarakan pada hari Selasa, 3 Desember 2013 bertempat di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta dengan dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar serta para perwakilan dari Kementerian dan Lembaga, para Kepala Lembaga-Lembaga Internasional, para pejabat pemerintahan yang secara langsung maupun tidak langsung berperan pada Sekitar 1000 orang memadati Balai Samudra Jakarta untuk pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, memperingati Acara Puncak HAS 2013 para perwa kilan dari lembaga masyarakat dan organisasiorganisasi yang peduli AIDS, berjumlah sekitar 1000 orang. Dalam sambutannya, Menakertrans menyampaikan penghargaannya kepada sektor Kementerian dan Lembaga, serta Pemerintah Daerah yang telah menunjukkan komitmennya dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Selain itu, Menakertrans menggaris bawahi pentingnya kesadaran seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga diri sendiri agar terhindar dari HIV dan AIDS serta menghimbau para pekerja yang merasa berisiko untuk segera melakukan VCT (Voluntarily, Counseling and Testing) atau tes HIV. Lebih jauh Menakertrans menekankan pentingnya
Menakertrans, Muhaimin Iskandar, menyampaikan sambutan pada Acara Puncak HAS 2013
3
keterlibatan aktif seluruh sektor swasta di dalam upaya penanggulangan AIDS termasuk mengembangkan dan memperkuat public-private partnership untuk memastikan program penanggulangan HIV dan AIDS yang berkesinambungan guna mencapai Zero new HIV infection, Zero AIDS-related deaths dan Zero Discrimination pada tahun 2015. Serangkaian acara dan kegiatan dilaksanakan pada Acara Puncak HAS 2013 antara lain peluncuran program VCT@Work yang merupakan inisiasi ILO, dengan menggandeng IBCA dan Kementerian Kesehatan, penandatangan ‘pledge’ komitmen 100 perusahaan untuk secara rutin melakukan program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungan kerja yang diwakili oleh 10 perusahaan dan hiburan musik dan tari-tarian. Pada akhir acara, Menakertrans berkesempatan untuk meninjau stan VCT atau tes HIV yang dibuka selama Acara Puncak berlangsung. Selain itu, di area acara puncak digelar pula pameran program HIV yang dilakukan oleh perusahaan swasta dan organisasi masyarakat sipil. Acara puncak melibatkan sekurangnya 500 orang siswa sekolah menengah atas yang turut memperingati HAS 2013.
Menakertrans meninjau stan IBCA di area pameran di Balai Samudra Jakarta
Usai menyampaikan sambutan dan meluncurkan program VCT at Work secara resmi, Menakertrans mengunjungi stan layanan VCT dan stan lainnya yang berada di lokasi peringatan Acara Puncak untuk melihat-lihat layanan yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh undangan yang hadir.
Menkokesra: “…70 persen dari seluruh kebutuhan penanggulangan AIDS daerah agar dianggarkan secara rutin di Provinsi/Kabupaten/Kota” Ketidakhadiran Menkokesra, HR. Agung Laksono, pada Acara Puncak HAS 2013, tidak menghentikan amanah yang selalu beliau sampaikan pada setiap kesempatan, terkait peran Ketua KPA Provinsi/Kabupaten/Kota dalam kaitannya dengan penganggaran daerah untuk upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Di dalam sambutan yang telah disiapkan untuk Menkokesra pada Acara Puncak HAS 2013, beliau menyampaikan bahwa cara terbaik mengendalikan epidemi AIDS adalah dengan meningkatkan cakupan, meningkatkan efektifitas program pencegahan serta menjamin keberlanjutan program pencegahan dan penanggulangan. Untuk dapat mencapai cakupan total, semua pihak harus berbuat maksimal, melibatkan potensi yang ada, termasuk dunia usaha; “Dalam setiap kesempatan, saya selalu menghimbau kepada para Ketua Komisi Penanggulangan AIDS di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, agar secara rutin mengalokasikan anggaran daerah minimal 70 persen 4
dari seluruh kebutuhan penanggulangan AIDS, untuk memastikan berjalannya upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang mandiri dan berkesinambungan.” ungkapnya. “Hingga saat ini, 60 persen pembiayaan program HIV dan AIDS di Indonesia masih berasal dari bantuan luar negeri. Padahal untuk mendorong program yang berkelanjutan kita membutuhkan pendanaan yang mandiri. Karena itu dukungan anggaran dari dalam negeri menjadi penting selain dari APBN dan APBD, jika hal ini diperkuat pula oleh dukungan dunia usaha dan industri, maka saya yakin potensi pendanaan kita akan lebih memadai.” lanjut Menkokesra. VCT@Work Bertepatan dengan diselenggarakannya Acara Puncak Peringatan HAS 2013, Menakertrans meluncurkan program VCT@Work atau tes HIV di tempat kerja, yang merupakan program global yang diinisiasi oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan bertujuan untuk menjangkau 5 juta pekerja di seluruh dunia melakukan tes HIV melalui VCT pada tahun 2015. Program ini sejalan dengan program pemerintah (Kemenkes), yaitu Treatment as Prevention atau Penggunaan Strategis ARV sebagai pengobatan dan pencegahan di 75 Kabupaten/Kota. Dengan mengetahui status HIV dan minum ARV sedini mungkin dapat mencegah timbulnya penyakit atau infeksi oportunistik yang lebih berat. Tes HIV ditawarkan kepada semua pasien IMS, pasien TB, ibu hamil dan pasangan ODHA. Selain itu, bagi populasi kunci dilakukan tes ulang (re-testing) setiap 6 bulan sekali.
Selesai menyampaikan sambutannya, Menkertrans membunyikan sirine tanda Program VCT@Work resmi diluncurkan
Hal yang melatar belakangi dilaksanakannya program VCT@Work antara lain dikarenakan banyaknya jumlah infeksi menular seksual termasuk HIV banyak terjadi pada kelompok usia produktif, maka dianggap tepat apabila intervensi untuk upaya pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS difokuskan pada kelompok pekerja yang termasuk dalam usia produktif, dimana berdasarkan Laporan Triwulan II Tahun 2013 Kementerian Kesehatan, secara kumulatif tercatat sebanyak 108.600 orang terinfeksi HIV dan 43.667 sudah pada tahap AIDS yang tersebar di 348 (70%) dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi Indonesia. Dari jumlah tersebut, 55,4% di antaranya adalah 5
pria dan 28,8% wanita. Dari seluruh kasus yang dilaporkan, jumlah AIDS tertinggi adalah pada wiraswasta/petani/peternak/nelayan (13.061 orang), diikuti ibu rumah tangga (5.131 orang), pekerja seks (1.712 orang), dan anak sekolah/mahasiswa (1.089 orang), dengan faktor risiko terbanyak melalui heteroseksual (60%), penasun (20%), diikuti penularan melalui perinatal (3%) dan homoseksual (3%). Dari seluruh kasus, kurang lebih 80% risiko penularan HIV dan AIDS di Indonesia disebabkan oleh transmisi seksual tidak aman atau berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. Program ’VCT at Work’ atau tes VCT di tempat kerja, yang dicanangkan oleh ILO bersamasama dengan Kementerian Kesehatan, dan menargetkan sedikitnya 350.000 orang pekerja telah tes HIV pada akhir tahun 2015. Hal ini merupakan salah satu langkah nyata untuk menggali fenomena gunung es epidemi HIV di Indonesia. Dengan terdeteksinya HIV lebih dini, serta akses kepada layanan ARV lebih awal, akan memberikan dampak besar dalam menahan laju penularan HIV di negara kita ini. HIV dan AIDS DI DUNIA KERJA HIV dan AIDS merupakan isu dunia kerja karena memiliki dampak sosial ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia dan dunia termasuk dunia usaha karena akan menghambat investasi dan pertumbuhan usaha, menurunkan produktifitas kerja, membebani sistem jaminan sosial dan jasa kesehatan, mengurangi penghasilan keluarga dan produktivitas rumah tangga serta meningkatkan angka kemiskinan, dan meningkatnya masalah sosial ekonomi lainnya. ILO mencatat lebih dari 30 juta orang yang terinfeksi HIV berada pada usia kerja. Lebih dari 80 persen kasus HIV berada di usia produktif yakni 15-49 tahun dan diprediksi 1 dari 125 orang berusia 15-49 tahun terinfeksi HIV. Mereka masih mengalami diskriminasi yang mencegah atau membatasi mereka dalam mendapat pekerjaan. Stigma dan diskriminasi pada wanita dan pria yang terinfeksi HIV mengancam hak dan prinsip dasar dalam bekerja, serta mengikis usaha penyediaan pencegahan, pengobatan, perawatan, kepedulian dan dukungan terhadap ODHA. Tempat kerja mempunyai peran vital dalam menanggulangi penyebaran dan efek dari pandemi HIV dan AIDS. Tempat kerja dapat memfasilitasi semua pekerja dalam mengakses edukasi, pengobatan, perawatan, kepedulian dan dukungan. Diharapkan, dengan semakin banyaknya perusahaan di Indonesia yang peduli terhadap HIV dan AIDS akan semakin besar upaya bersama yang dapat dilakukan untuk penanganan epidemi HIV dan AIDS, khususnya di tempat kerja, dan sekaligus mendukung pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) khususnya mengenai ‘memerangi Malaria, TB, HIV/ AIDS dan penyakit menular lainnya.
6