Perencanaan bisnis usaha laundry De Cuci
Edhi Rubiyantoko Universitas Tridinanti Palembang, Jln. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Program Studi Manajemen Email :
[email protected] ·
ABSTRAK
Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang peluang bisnis laundry yang biasanya dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Dalam penelitian ini juga di bicarakan keuntungan dan kerugian dalam berbinis ini. Bisnis laundry ini bisa sangat menguntungkan karena ada beberapa orang di masyarakat yang tidak bisa atau tidak sempat mencuci pakaiannya sendiri karena waktu atau hal hal lainnya. Dan biasanya ditargetkan para mahasiswa dan para pelajar. Karya ilmiah ini juga akan membantu pembaca tentang usaha ini lebih dalam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah
Pada zaman serba instan ini, kebutuhan akan jasa pencucian pakaian cepat, bersih dan rapi mulai memegang peran penting di masyarakat, terutama di musim penghujan, ketika kebanyakan rumah tangga akan sangat sulit untuk mencuci dan menjemur di saat jarang terdapat matahari. Kualitas pelayanan yang baik dari suatu usaha pencucian pakaian atau laundry merupakan hal paling utama dalam memberikan kepuasan kepada konsumen. Kualitas pelayanan yang baik juga dapat memberikan citra yang baik pada usaha laundry. Kualitas pelayanan dapat dilihat dari dimensi kehandalan, keresponsifan, jaminan, empati dan berwujud. De Cuci adalah usaha yang bergerak dalam bidang jasa laundry atau mencuci pakaian. Produk yang ditawarkan oleh usaha ini berupa jasa mencuci pakaian, pengeringan pakaian dan menyetrika pakaian. Konsumennya pun boleh di bilang cukup besar karena target market yang di sasar adalah mahasiswa, pelajar, karyawan ataupun pekerja yang memiliki banyak aktifitas sehingga tidak memiliki waktu untuk mencuci sendiri pakainnya. Sebagai rencana pengembangan jasa laundry, maka kegiatan marketing sangat perlu di rencanakan dengan baik agar menjadi efektifitas dan efisien. Perencanaan ini mengupayakan agar jasa pencucian pakaian (laundry) yang ditawarkan itu dapat diterima pasar.Brand awareness merupakan
salah satu elemen yang perlu dibangun untuk menciptakan kesadaran konsumen akan jasa laundry yang ditawarkan. Seiring dengan meningkatnya rutinitas hidup terutama di masyarakat metropolitan yang semakin sibuk dengan urusan kantor dan kegiatan lainnya, banyak bisnis dengan menggunakan sistem agensi yang bisa memberikan layanan dengan harga terjangkau. Layanan yang dulunya diperuntukan untuk masyarakat golongan atas, sekarang bisa dinikmati oleh semua masyarakat. Perubahan gaya hidup dan tuntutan kesibukan mengakibatkan tiap masyarakat tidak memiliki banyak waktu luang sehingga tenaga pun terbatas. Bagi masyarakat dinamis yang tinggal di kota besar cenderung menyerahkan pekerjaan rumahnya dengan mangandalkan beberapa Jasa. Bukan karena mereka malas, tapi mereka memprioritaskan pekerjaan yang bisa sendiri untuk dilakukan menyangkut faktor tenaga, waktu dan kebutuhan financial. Masalahnya jika tidak memiliki waktu, apalagi bagi banyak mahasiswa yang hidup nge-kost dan harus sambil bekerja juga, karyawan/karyawati yang waktunya banyak dihabiskan dikantor full time, untuk urusan makan bisa pesan cetering tapi bagaimana dengan mencuci pakaian. Tiap manusia pasti ingin bersih, rapi, bagus, dan nyaman. Biasanya urusan cuci mencuci menjadi terbengkalai sehingga kebanyakan akan menggunakan jasa laundry kiloan yang dibayar berdasarkan hitungan kilogram. Belum sesudah/selesai mencuci, masih ada tugas lain yang menunggu seperti menjemur, menyetrika dan menyimpan dalam lemari masing-masing, apalagi pekerjaan rumah lainnya yang harus mendapat perhatian juga. Belum waktu untuk istirahat/memanjakan diri sendiri dari aktivitas yang telah berlangsung sebelumnya. Karena itu, mencuci di laundry sudah menjadi trend bagi sebagian gaya hidup masyarakat. Usaha yang menawarkan jasa laundry dengan sistem kiloan semakin lama semakin tinggi dan banyak. 1.2 Wawasan Bisnis laundry kiloan yang semakin menjamur memiliki prospek bisnis yang cukup menarik. Bisnis laundry atau yang dikenal dengan cuci-setrika banyak terdapat di rumah kontrakan dekat dengan pemukiman penduduk, dekat dengan komplek perumahan, asrama atau kos-kosan bahkan ada yang terdapat di warung/ toko yang menawarkan jasa tersebut. Yang menjadikan laundry kiloan ini special ialah harga jual jasa yang terjangkau, kualitas baik, efektif, efisien, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur), layanan antar, tempat usaha yang mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service (satu hari selesai). Sebelum usaha ini didirikan, telah dilakukan penelitian terlebih dahulu tentang peluang dan market yang ada. Lewat informasi yang telah didapat tersebut, maka dapat dilihat siapakah konsumen potensial dari usaha ini dan bagaimana cara memuaskan konsumen tersebut. Dalam usaha ini De Cuci menargetkan pasar pada mahasiswa, pelajar, keluarga muda, karyawan dan masyarakat di jalan Ketintang surabaya dan sekitarnya. Pesaing yang akan dihadapi oleh De Cuci adalah perusahaan-perusahaan jasa laundry lainnya. Dalam menghadapi para pesaingnya, De Cuci telah menyiapkan strategi khusus, yaitu dengan harga jual jasa yang terjangkau, kualitas baik, efektif, efisien, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur), layanan antar, tempat usaha yang mudah
dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service (satu hari selesai). Modal yang akan dibutuhkan dalam menjalankan bisnis De Cuci ini adalah berkisar antara Rp. 16.744.000 dengan memiliki kebutuhan investasi sekitar Rp. 22.465.000, Investasi akan dikembalikan dalam jangka waktu sekitar 6 bulan sampai 1 tahun yang akan datang. Susunan kepemilikan modal saat ini adalah terdapat 3 orang staf, yang terdiri dari 1 untuk bagian administrasi, dan 2 karyawan yang memiliki peranan yang penting dalam menjalankan usaha ini yaitu sebagai tenaga operasional mesin cuci dan tenaga operasional strika dan ditambah 1 karyawan sebagai tenaga pemasar yang sekaligus berperan sebagai karyawan antar jemput. Untuk meningkatkan produktivitas karyawan direncanakan program pelatihan dan pengembangan secara berkala tiap tahun. Di sisi lain untuk membuat karyawan bertahan untuk bekerja, dirancang sistem kompensasi yang memadai. Dengan demikian, diperkirakan tidak ada karyawan yang keluar dalam perencanaan lima tahun beroperasinya De Cuci dan karyawan yang bekerja akan makin ahli sehingga bekerja makin cepat dengan kualitas yang makin meningkat sehingga meningkatkan tingkat produktivitas. Saya yakin bisnis De Cuci ini akan berkembang dan sukses ke masa yang akan datang. Saat ini, bisnis laundry kiloan tidak sulit lagi ditemukan. Bisnis ini biasanya memilih lokasi di daerah yang banyak terdapat rumah kos atau rumah kontrakan mahasiswa ataupun karyawan. Setiap bisnis laundry menawarkan harga dan penawaran yang menarik, serta memberikan kualitas yang terbaik kepada konsumennya. Dari uraian di atas, dapat kita lihat bahwa trend mencuci di laundry sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, selain dapat meringankan pekerjaan cuci dan setrika, usaha laundry juga memberikan kualitas yang baik dengan harga terjangkau. Dengan melihat manfaat dari usaha laundry ini bagi sebagian masyarakat, maka penulis ingin membuat suatu perencanaan bisnis jasa dalam sebuah tugas kewirausahaan “Perencanaan Bisnis Usaha Laundry De Cuci” 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan program usaha De Cuci terkait dengan latar belakang masalah, adalah sebagai berikut : 1. Apakah usaha Usaha Laundry De Cuci merupakan usaha yang menguntungkan ?. 2. Kapankah usaha Usaha Laundry De Cuci mencapai titik impas ?. 3. Bagaimana saluran pemasaran Usaha Laundry De Cuci?. 1.3.
Tujuan Program Usaha Laundry De Cuci Tujuan dari perencanaan bisnis De Cuci adalah untuk mengetahui lebih jelas perencanaan bisnis yang baik sebelum memulai usaha dan mempersiapkan semua yang diperlukan untuk pencapaian usaha bisnis yang diinginkan sejak awal.
Rujukan Teori A
PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan. Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani untuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugastugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. B
HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu : 1 Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis 2
(Acmad Sanusi, 1994). Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
4
(Zimmerer. 1996). Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-
5
up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997). Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
6
dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Metode Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamtan Tampan kota Pekanbaru. Peneliti mulai melakukan penelitian di lokasi tersebut pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Agustus pada tahun yang sama. Data primer data yang diperoleh lagsung dari responden yang merupakan objek penelitian atau langsung dari responden usaha laundry baik pemilik atau karyawan. Data ini berupa umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengeluaran keluarga responden. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengambilan data atau informasi yang diperoleh penulis dari objek penelitian yaitu berupa datadata pendukung berupa data nama, alamat dan gambaran umum daerah penelitian. Teknik pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama angket atau questioner, yaitu berupa pertanyaan yang di sajikan kepada responden untuk memperoleh data usaha laundry. Kedua adalah teknik wawancara, yaitu berupa pertanyaan langsung peneliti kepada pengusaha laundry untuk mendapatkan informasi tentang usaha laundry. Data yang diperoleh dari responden dikumpulkan dan selanjut nya ditabulasikan secara sistematis dan kemudian di sajikan dalam bentuk tabel. Teknik analisis yang digunakan untuk memperoleh pendapatan usaha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Teknik analisis statistik 1. Menghitung ratarata pendapatan usaha laundry. Menurut Sudjana (2005:67) menghitung rata-rata dapat menggunakan rumus: x =∑ xi n dimana : x = Rata-rata pendapatan perusaha laundry ∑xi = Total rata-rata pendapatan usaha laundry n = Jumlah
usaha laundry b. Teknik analisis non statistik 1. Menghitung besar laba dari pendapatan usaha laundry. Menurut Bagus Haryo Handoko (2009:112) menghitung laba dapat digunakan rumus : Keuntungan = Total penerimaan – Total biaya operasional 2. Menghitung besar analisis titik impas atau break event point (BEP). Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2005 : 285) menghitung besar BEP dapat digunakan rumus: BEP = FC : ( P-VC) keterangan : FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Price (Harga Jual) VC = Variable Cost ( Biaya Variabel) \