perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT BOLABASKET (Studi Eksperimen Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)
TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh : EKO SLAMET HARYANTO A. 120809008
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PEMBIMBING
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT BOLABASKET (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)
Disusun oleh: EKO SLAMET HARYANTO A. 120809008
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd NIP. 19600727 1987021002
……………..
…………
Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO NIP. 19480531 1976031001 ……………..
…………
Pembimbing II
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001 ii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT BOLABASKET (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)
Disusun oleh: EKO SLAMET HARYANTO A. 120809008 Telah disetujui oleh Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Sugiyanto
……………...
………..
Sekretaris
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
……………...
………..
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd
……………...
………..
2. Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO
……………...
………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001
……………...
………..
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP. 19570820 1985031004
……………...
………..
iii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: Eko Slamet Haryanto
NIM
: A. 120809008
Program/Jurusan
: Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Jump Shoot Bolabasket (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)” adalah benar-benar karya saya sendiri. Halhal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Maret 2011
Pembuat Pernyataan,
Eko Slamet Haryanto
iv commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S. Al Insyirah: 6-8)
“Berikhtiarlah dengan sebaik-baiknya untuk mengharapkan ridho-Nya. Allah SWT. yang akan menentukannya”. (Penulis)
v commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada: v Bapak dan Ibu saya (Yasbun dan Mahmudah) yang telah mendidik dengan penuh kesederhanaan, kasih sayang dengan toleransi dan kesabaran atas semua do’a serta pengorbanan tiada batasnya yang senantiasa beliau berikan kepada penulis. v Bapak dan ibu mertua saya (H. Muh. Alip Mustofa dan Hj. Nuryati) atas segala pengertian, bimbingan dan arahannya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. v Istri dan Anak (Ismiyati Marfu’ah dan Aliifah Aulia Miftah) yang selalu memberikan kehangatan, motivasi dengan segala canda tawanya, membuat hidupku lebih indah. v Adik adikku yang selalu memberikan dukungan dengan tulus dan penuh kesabaran dalam menunggu proses studi ini dan selalu memberikan semangat dengan penuh kesetiaan. v Saudara-saudara mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama kuliah.
vi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan karunia Allah Yang Maha Kuasa. Karena berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Jump Shoot Bolabasket (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali)”. Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada pembimbing yaitu Yang Terhormat Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd dan Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO yang telah berkenan memberikan motivasi, arahan, bimbingan, ilmu, masukan dan koreksi hingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.
vii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Prof. Dr. Sugiyanto, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis. 4. Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis. 5. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis. 6. Kepala MTs Negeri Boyolali yang memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Guru Olahraga MTs Negeri Boyolali yang membantu penulis untuk melakukan penelitian. 8. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini dan tidak dapat penulis paparkan satu persatu. Perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha Kuasa serta menjadi amal dan kemuliaan bagi kita semua. Amin
Surakarta,
Maret 2011
Eko Slamet Haryanto viii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv MOTTO ................................................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv ABSTRAK ............................................................................................................ xvii ABSTRACT ............................................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. LatarBelakangMasalah............................................................................... 1 B. IdentifikasiMasalah .................................................................................... 7 C. PembatasanMasalah ................................................................................... 8 D. PerumusanMasalah .................................................................................... 8 E. TujuanPenelitian ........................................................................................ 9 F. ManfaatPenelitian ...................................................................................... 9 BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ....................................................... 10 A. KajianTeori ................................................................................................ 10
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Permainan Bolabasket .......................................................................... 10 a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permainan Bolabasket ........... 11 b. Teknik Dasar Bermain Bolabasket ................................................ 16 c. Jump Shoot Bolabasket ................................................................. 22 2. Pendekatan Pembelajaran .................................................................... 31 a. Metode Bagian Repetitif ............................................................... 47 b. Metode Bagian Progresif ............................................................... 50 3. Power Lengan ...................................................................................... 53 a. Jenis Power .................................................................................... 56 b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power ................................... 56 c. Peranan Power Lengan Terhadap Jump Shoot Bolabasket ........... 57 B. Penelitianyang Relevan .............................................................................. 58 C. KerangkaBerpikir ....................................................................................... 59 D. PengajuanHipotesis .................................................................................... 62 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 63 A. TempatdanWaktuPenelitian ................................................................. 63 B. MetodePenelitian ....................................................................................... 63 C. VariabelPenelitian ...................................................................................... 64 D. DefinisiOperasional ................................................................................... 65 E. PopulasidanSampel .................................................................................... 67 F. TeknikPengumpulan Data ......................................................................... 68 G. TeknikAnalisis Data .................................................................................. 68 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 74 A. Deskripsi Data ........................................................................................... 74 B. Reliabilitas ................................................................................................ 77
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. PengujianPersyaratanAnalisisVarians ....................................................... 78 1. UjiNormalitas ....................................................................................... 78 2. UjiHomogenitas ................................................................................... 80 D. PengujianHipotesis..................................................................................... 80 E. PembahasanHasilPenelitian ....................................................................... 84 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................................... 91 A. Simpulan .................................................................................................... 91 B. Implikasi..................................................................................................... 92 C. Saran .......................................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 99
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Keterampilan Bolabasket ............................................................................. 21 2. KerangkaDesainPenelitian ............................................................................. 64 3. Ringkasan Anava Dua Faktor ....................................................................... 71 4. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Jump Shoot BolabasketTiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan ................................................................................... 74 5. NilaiHasil Kemampuan Jump ShootBolabasket Masing-MasingSel (KelompokPerlakuan) ................................................................................. 76 6. RangeKategoriReliabilitas ........................................................................... 78 7. RingkasanHasilUjiReliabilitas Data ........................................................... 78 8. RangkumanHasilUjiNormalitas Data ......................................................... 79 9. RangkumanHasilUjiHomogenitas Data ...................................................... 80 10. RingkasanNilai Rata-Rata HasilKemampuanJump ShootBolabasket BerdasarkanPenggunaanPendekatanPembelajarandanTingkat Power Lengan .............................................................................................. 81 11. RingkasanHasilAnalisisVariansUntukPenggunaaanPendekatan Pembelajaran(a1 dan a2) ............................................................................... 81 12. RingkasanHasilAnalisisVariansUntukTingkatPower Lengan (b1 dan b2) .................................................................................................... 82 13. RingkasanHasilAnalisisVariansDuaFaktor .................................................. 82 14. RingkasanHasilUjiRentangNewman-KeulsSetelahAnalisisVarians ........... 82 15. PengaruhSederhana, PengaruhUtama, dan InteraksiFaktor A dan B
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TerhadapHasil Kemampuan Jump ShootBolabasket .................................. 88
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. GerakanJump Shoot pada FasePersiapan ......................................................... 27 2. GerakanJump Shoot pada FasePelaksanaan ..................................................... 28 3. Gerakan Jump Shoot pada Fase Follow Through ............................................ 29 4. Jump Shoot ....................................................................................................... 30 5. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Hasil KemampuanJump ShootBolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan ............... 75 6. HistogramNilai Rata-Rata Hasil Kemampuan Jump ShootBolabasketpada TiapKelompokPerlakuan ................................................................................. 77 7. BentukInteraksiPerubahanBesarnyaHasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket ........................................................................................................ 89
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. ProsedurPelaksanaanPenelitian...................................................................... 99 2. PetunjukPelaksanaanTesJump ShootBolabasket ........................................ 101 3. Program Latihan Jump Shoot Bolabasket Menggunakan Metode Bagian Repetitif ...................................................................................................... 103 4. Program Latihan Jump Shoot Bolabasket Menggunakan Metode Bagian Progresif ...................................................................................................... 108 5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Power Lengan .................................................. 113 6. Rekapitulasi Data HasilTesPower Lengan .................................................. 115 7. Rekapitulasi Data HasilTesPower Lengan BerdasarkanRangking ............ 117 8. RekapitulasiHasilTesAwal Jump Shoot Bolabasket .................................. 119 9. RekapitulasiHasilTesAkhir Jump Shoot Bolabasket .................................. 120 10. Rekapitulasi Data Power LenganBesertaKlasifikasinya ............................. 121 11. RekapitulasiHasilTesAwal dan TesAkhirKemampuan Jump Shoot Bolabasket,KlasifikasiPower LenganBesertaPembagianSampelke Sel-Sel .......................................................................................................... 123 12. Rekapitulasi Data TesAwal dan TesAkhirJump ShootBolabasket Kelompok 1 (KelompokMetode Bagian Repetitif) ..................................... 124 13. Rekapitulasi Data TesAwal dan TesAkhirJump ShootBolabasket Kelompok 2 (KelompokMetode Bagian Progresif) .................................... 125 14. UjiReliabilitasdenganAnava ........................................................................ 126 15. TabelKerjaUntukMenghitungNilaiHomogenitasdanAnalisis
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Varians ........................................................................................................ 136 16. UjiNormalitas Data denganMetodeLilliefors .............................................. 138 17. UjiHomogenitasdenganUjiBartlett .............................................................. 142 18. AnalisisVarians ........................................................................................... 143 19. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls ...................................................... 144
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
EKO SLAMET HARYANTO. A. 120809008. PerbedaanPengaruhPendekatanPembelajarandanPower LenganTerhadapKemampuan Jump ShootBolabasket (StudiEksperimenMetode Bagian Repetitif dan Progresif padaSiswa Putra MTs Negeri Boyolali). Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shootbolabasket, (2) perbedaan kemampuan jump shootbolabasket antara siswaputra yang memiliki power lengantinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lenganterhadap kemampuan jump shootbolabasket. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra MTs Negeri Boyolali yang berjumlah 60 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %). Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkansebagai berikut: (1) adaperbedaan pengaruh metode bagian repetitif dan progresifterhadap kemampuanjump shootbolabasket. Pengaruhmetode bagian repetitiflebihbaikdaripadametode bagian progresif. (2) adaperbedaan kemampuanjump shootbolabasket antara siswa putra yang memiliki power lengantinggi dan rendah. Kemampuanjump shoot bolabasketpada siswaputra yang memiliki power lengan tinggi lebih baik dari pada siswa putra yang memiliki power lenganrendah. (3) terdapatpengaruh interaksi antara pendekatanpembelajaran dan power lenganterhadap kemampuan jump shootbolabasket.Siswaputra yang memiliki power lengantinggi lebih cocok jika diberikan metode bagian repetitif.Sedangkansiswaputra yang memilikipower lenganrendah lebih cocok jika diberikan metode bagian progresif. Kata Kunci: Metode Bagian Repetitif, Metode Bagian Progresif, Power Lengan, Bolabasket.
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin sadar bahwa olahraga sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk memelihara keseimbangan hidupnya. Olahraga juga mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan olahraga akan membentuk manusia yang sehat dan memiliki kesegaran jasmani yang baik. Dengan kesegaran jasmani dan kondisi fisik yang baik, maka akan dapat meningkatkan produktivitas dan prestasi dalam kerja. Tujuan yang akan dicapai seseorang untuk melakukan kegiatan olahraga berbeda-beda. Ada yang melakukan olahraga untuk rekreasi yaitu untuk mengisi waktu senggang, ada yang melakukan olahraga untuk pendidikan seperti anak sekolah, ada pula yang melakukan olahraga untuk kesegaran jasmani dan ada juga untuk mencapai prestasi. Banyak jenis olahraga yang dapat dijadikan pilihan dalam kegiatan olahraganya. Pemilihan olahraga tersebut tergantung pada minat masing-masing individu. Bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sedang berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan bolabasket ada yang bertujuan untuk rekreasi dan ada juga yang untuk prestasi. Bolabasket adalah suatu permainan yang dimainkan secara tim yang setiap tim terdiri dari lima orang sehingga diperlukan suatu kerjasama tim dan keterampilan dari masing-masing individu yang mana di dalamnya terkandung beberapa unsur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 kondisi fisik yang harus diperlukan dalam permainan bolabasket seperti kekuatan, daya tahan, koordinasi, keseimbangan, daya ledak, dan lain-lain. Selain unsur kondisi fisik, seorang pemain bolabasket juga harus menguasai berbagai teknik dasar dalam bermain bolabasket seperti menembak, menggiring, merayah, pivot. Dalam permainan bolabasket, seorang pemain dituntut selalu bergerak sambil memperagakan teknik dasar bolabasket, berusaha memasukkan bola ke ring lawan sebanyak-banyaknya tanpa mendapat gangguan dari lawan serta berusaha mencegah lawan untuk berusaha memasukkan bola ke dalam ring. Hal ini artinya, untuk dapat bermain bolabasket dengan baik dibutuhkan penguasaan teknik yang baik dan kualitas fisik yang memadai karena meningkatkan keahlian bolabasket hanya akan berhasil jika pemain melatih fisiknya teratur dan berulang kali. Penguasaan teknik dasar permainan bolabasket sangat diutamakan dalam rangka pencapaian prestasi yang optimal. Jump shoot adalah salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket, disamping teknik-teknik lain seperti melempar dan menangkap, menggiring bola, merebut bola, dan pivot. Pembina, pelatih maupun guru yang profesional harus memenuhi tuntutan secara ideal, namun adanya keterbatasan manusia tidak setiap pembina, pelatih maupun guru dapat mewujudkan tuntutan ideal. Adanya keraguan atau kebimbangan pengaturan mana yang tepat untuk melatih teknik tertentu akan mengganggu pencapaian tujuan yang diinginkan. Demikian juga dalam melatih jump shoot bolabasket, Pembina, pelatih maupun guru tidak bisa menjawab secara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 tegas pengaturan mana yang sesuai baik menggunakan pelatihan berurutan atau pelatihan terus menerus. Siswa putra MTs Negeri Boyolali dalam melakukan jump shoot bolabasket sering kurang maksimal sehingga banyak peluang untuk menciptakan point terbuang dengan percuma dan juga sering terjadi kesulitan dalam melakukan jump shoot bolabasket. Peningkatan kemampuan jump shoot bolabasket secara optimal, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dengan kondisi para pemain. Frank, Mc Guire (1986:14) menjelaskan bahwa “Pendekatan yang tepat untuk memberikan latihan, dimulai dengan latihan tentang skill-skill dasar agar tercapai performance skill dasar yang benar. Pemain yang baik adalah pemain yang memiliki skill dasar yang baik”. Permainan bolabasket merupakan permainan yang sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai materi pelajaran wajib untuk siswa, mulai kelas IV SD sampai tingkat SMU. Namun demikian tuntutan kemampuan yang diharapkan dari cabang olahraga bolabasket ini untuk tingkat SMP/MTsN sampai sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Tentu dengan kondisi ini akan berimplikasi terhadap menurunnya kualitas hasil pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ada beberapa faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran permainan bolabasket yaitu terbatasnya sumber-sumber yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani dan terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani. Kenyataan yang terjadi saat ini guru dihadapkan dengan keterbatasan waktu serta tidak memadainya alat-alat yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 akan dilatih sementara banyak materi yang akan dilatih kepada siswa. Permasalahan ini tentunya salah satu disebabkan keterbatasan kemampuan dan kualitas guru bolabasket dalam mengelola dan memodifikasi pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah salah satu cara untuk meningkatkan prestasi olahraga. Selama ini pendekatan pembelajaran yang digunakan masih belum maksimal untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan teknik jump shoot bolabasket, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan dengan tanpa tujuan. Inovasi dan kreasi dari guru bolabasket sangat diperlukan terutama dalam menentukan dan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan pendekatan pembelajaran juga harus mempertimbangkan waktu ketersediaan fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Kebutuhan akan pendekatan pembelajaran yang efisien dalam latihan jump shoot bolabasket dilandasi oleh beberapa alasan yaitu pertama, efisiensi akan menghemat waktu, energi, atau biaya; kedua, metode efisien akan memungkinkan para pemain untuk menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi (Rusli Lutan, 1988:26). Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pendekatan penyajian materi pembelajaran yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya tujuan pengajaran dalam suatu proses membuat orang belajar. Penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses latihan jump shoot bolabasket juga akan memberikan peluang bagi guru dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia secara maksimal sehingga tidak ada alasan bagi guru bolabasket karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 terhambatnya proses latihan permainan bolabasket dan faktor kurang memadainya fasilitas bolabasket yang tersedia pada sekolah. Penentuan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat berhubungan dengan situasi latihan. Pertimbangan penggunaan pendekatan pembelajaran tertentu harus memperhatikan kondisi bagaimana dan di mana proses latihan tersebut dilaksanakan. Kondisi latihan juga berhubungan dengan karakteristik dari materi yang akan dilatih. Dengan demikian karakteristik dari materi latihan juga harus dipertimbangkan dalam memilih pendekatan pembelajaran. Jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan jump shoot bolabasket diantaranya adalah pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif dan progresif. Agar pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan teknik dasar bermain bolabasket. Untuk dapat melakukan jump shoot bolabasket dengan baik dan benar, maka diperlukan unsurunsur kondisi fisik seperti kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, koordinasi dan daya ledak otot yang baik. Secara teknis gerakan jump shoot adalah gerakan yang mudah dilakukan, karena tembakan terdiri dari beberapa tahap atau fase gerakan, antara lain dari gerakan lompatan, gerakan tangan dalam menembak, fokus mata terhadap sasaran atau target, release bola dan gerakan lanjutan. Jump shoot bolabasket merupakan teknik dasar dalam permainan bolabasket namun sulit dipelajari, lebih-lebih untuk siswa yang belum terampil. Upaya meningkatkan kemampuan jump shoot bolabasket harus dilakukan latihan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 yang baik dan tepat. Karenanya perlu dirancang sebuah pendekatan pembelajaran yang sesuai supaya siswa mudah mempelajarinya, mengelola siswa dan mengemas pendekatan pembelajaran dengan bahan ajar secara menarik yang bisa merangsang minat belajar siswa dan siswa tidak merasa jenuh. Agar pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi jump shoot bolabasket perlu ditelusuri faktor penyebabnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi jump shoot bolabasket diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti: kekuatan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi. Kemampuan dalam jump shoot bolabasket sangat dipengaruhi oleh kualitas otot dan eksplosif power yang dimiliki oleh siswa. Dari sekian banyak kelompok otot yang berperan dalam jump shoot bolabasket yang dominan yaitu power otot tungkai dan power otot lengan perlu mendapat perhatian yang lebih, dengan tidak mengesampingkan latihan bagi kelompok otot yang lainnya. Keberhasilan dalam jump shoot bolabasket adalah faktor pemain. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997:353). Senada dengan hal tersebut Rusli Lutan (1988:332) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses latihan jump shoot bolabasket adalah: (1) kondisi internal; dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang membedakan pemain satu dengan pemain yang lainnya. Salah satu faktor kondisi internal adalah kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan power lengan yang mempengaruhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 penampilan pemain baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam pertandingan. Dengan demikian dapat dikatakan power lengan yang baik adalah suatu persyaratan dalam usaha pencapaian prestasi maksimal bagi pemain dalam latihan jump shoot bolabasket. Perbedaan power lengan dapat dibedakan menjadi dua yaitu power lengan tinggi dan power lengan rendah. Perbedaan power lengan yang ada pada diri pemain harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam jump shoot bolabasket. Perbedaan pemain dalam hal power lengan akan menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari masingmasing pemain sehingga bisa mencapai hasil latihan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Jump Shoot Bolabaket (Studi Eksperimen Pembelajaran Metode Bagian Repetitif dan Progresif pada Siswa Putra MTs Negeri Boyolali).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana peranan pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif dan progresif yang diterapkan dalam proses latihan terhadap hasil latihan. 2. Power lengan dapat mempengaruhi kemampuan jump shoot bolabasket pada commit to user siswa putra MTs Negeri Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 3. Penerapan pendekatan pembelajaran dan power lengan berpengaruh terhadap kemampuan jump shoot bolabasket pada siswa putra MTs Negeri Boyolali.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah: 1. Pengaruh metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. 2. Pengaruh power lengan siswa terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket ? 2. Adakah perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dan rendah ? 3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. 2. Perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dan rendah. 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
F. Manfaat Penelitian Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, sebagai: 1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan keolahragaan bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran (metode bagian repetitif dan progresif), power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. 2. Dapat meningkatkan jump shoot bolabasket bagi siswa putra MTs Negeri Boyolali. 3. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada para guru pendidikan jasmani, mengenai pentingnya penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan jump shoot bolabasket. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Permainan Bolabasket Permainan bolabasket dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu oleh petugas meja, yang bertugas mencatat angka dan semua kejadian pelanggaran atau kesalahan baik yang dilakukan oleh pemain maupun guru. Pada permainan ini dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dengan babak kedua diberi waktu istirahat dan setelah dilakukan pertukaran tempat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai pertandingan berakhir lebih banyak memasukkan bola ke dalam ring atau basket. Permainan bolabasket termasuk jenis permainan yang memiliki gerakan yang kompleks. Artinya gerakannya terdiri atas unsur gerak yang terkoordinir dengan rapi, sehingga dapat dimainkan dengan baik. Agar dapat bermain dengan efektif dan efesien maka diperlukan teknik gerakan yang sempurna. Dengan teknik gerakan yang sempurna tersebut dapat menimbulkan efesiensi bermain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berlatih secara teratur dan mempelajari teknik secara baik (Muhadjir, 2005:32). Tujuan dari masing-masing regu adalah berusaha untuk memasukkan bola ke ring atau basket untuk membuat angka sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan dengan cara melindungi atau menjaga agar ring basketnya tidak kemasukan bola. Federation International Basketball commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Association (1998:11) yang diterjemahkan oleh PB. Perbasi mendefinisikan permainan bolabasket berikut: Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka atau score. Bolabasket merupakan suatu cabang olahraga permainan yang dalam pelaksanaan permainannya bola dapat dimainkan dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar dan dipantul-pantulkan sesuai dengan
peraturan
dan
ketentuan
yang
berlaku.
Wissel
(2000:2)
mengemukakan bahwa “permainan bolabasket diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribblenya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan satu tangan
atau
dua
tangan
secara
bersamaan”.
Untuk
memenangkan
pertandingan, maka suatu tim harus memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya.
Kualitas
tim
menjadi
baik
dan
akan
mampu
memenangkan pertandingan, jika para pemainnya menguasai teknik dasar bolabasket dengan baik dan benar. a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permainan Bolabasket Faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi olahraga bolabasket menurut Sajoto (1995:2-5) adalah sebagai berikut: 1. Aspek biologis terdiri dari : a. Potensi atau kemampuan dasar tubuh b. Fungsi organ-organ tubuh c. Struktur dan postur tubuh ' d. Gizi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 2. Aspek psikologis terdiri dari: a. Intelektual, ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat b. Motivasi c. Kepribadian d. Koordinasi kerja otot dan syaraf. 3. Aspek lingkungan terdiri dari: a. Sosial b. Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia c. Cuaca d. Orang tua, keluarga dan masyarakat 4. Aspek penunjang terdiri dari: a. Pelatih yang berkualitas tinggi b. Program yang tersusun secara sistematis c. Penghargaan dari masyarakat dan pemerintah d. Dana yang memadai e. Organisasi yang tertib
Faktor-faktor tersebut yang perlu mendapat perhatian baik bagi pemain, guru dan semua pihak yang bersangkutan dengan pembinaan prestasi dalam permainan bolabasket. Selain faktor-faktor tersebut dalam setiap cabang olahraga selalu membutuhkan unsur-unsur khusus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Unsur-unsur yang menentukan dalam pencapaian prestasi permainan bolabasket secara garis besar terdiri dari kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur kelengkapan pokok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kondisi Fisik Dalam semua cabang olahraga termasuk bolabasket, faktor kondisi fisik merupakan faktor utama yang harus dibina, disamping penguasaan teknik dan taktik. Pada pertandingan bolabasket seringkali terjadi dengan tempo yang sangat tinggi, sehingga diperlukan kerja otot to user yang tinggi. Dalam halcommit ini jelas diperlukan kondisi fisik yang prima.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Dari gambaran tersebut diketahui bahwa untuk menjadi pemain bolabasket yang berprestasi diperlukan kondisi fisik yang baik. Dalam usaha pencapaian prestasi tinggi dalam permainan bolabasket peningkatan kondisi fisik perlu dilakukan secara terus menerus. Teknik dan taktik dalam permainan bolabasket, tidak mungkin dapat diterapkan secara sempurna apabila tidak ditunjang dengan kondisi fisik yang baik dari pemain. Meskipun unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk masing-masing cabang olahraga berbeda, tetapi unsur kondisi fisik sangat diperlukan oleh semua cabang olahraga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sajoto (1995:8) bahwa “kondisi fisik adalah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”. Demikian halnya dengan cabang olahraga bolabasket, unsur fisik yang memadai merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh semua pemainnya. Adapun unsur-unsur fisik yang harus dimiliki oleh pemain menurut Sajoto (1995:8) adalah mencakup: 1. Kekuatan 2. Daya tahan 3. Daya ledak 4. Kecepatan 5. Daya lentur 6. Kelincahan 7. Koordinasi 8. Keseimbangan 9. Ketepatan 10. Reaksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Unsur-unsur tersebut harus diperhatikan oleh guru maupun pemain bolabasket. Untuk dapat memiliki kondisi fisik yang prima, pemain bolabasket dituntut untuk melakukan latihan fisik yang sistematis, terprogram dan kontinyu. Apabila seorang pemain memiliki kemampuan
fisik
yang
prima,
maka
pemain
tersebut
dapat
memungkinkan bermain dengan cepat serta mengikuti pola taktik dan strategi dalam permainan bolabasket yang telah diintruksikan oleh guru. 2) Unsur Teknik Penguasaan teknik merupakan unsur utama dalam olahraga. Latihan teknik yang bertujuan untuk mengembangkan penguasaan gerak dalam cabang olahraga tersebut. Penguasaan teknik merupakan suatu landasan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Demikian juga dalam permainan bolabasket, untuk mencapai prestasi dalam permainan bolabasket faktor utama yang harus dikembangkan adalah unsur keterampilan teknik dasar bermain bolabasket. Menurut Suharno HP. (1986:42) bahwa “teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”. Penguasaan teknik dasar permainan bolabasket merupakan salah satu unsur yang menentukan menang dan kalahnya satu regu dalam pertandingan, disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Sehingga apabila ingin meningkatkan mutu prestasi pemain bolabasket, maka teknik dasar ini harus benar-benar dikuasai oleh pemain terlebih dahulu. Untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 dapat menguasai keterampilan teknik dasar bermain bolabasket, harus melakukan latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu dan berulangulang dengan mengikuti prinsip pola gerak yang benar. 3) Taktik dan Strategi Dalam
cabang
olahraga
khususnya
permainan,
apabila
kemampuan teknik dan fisik telah memadai, maka tahap selanjutnya dalam meningkatkan prestasi atau kemampuan permainan tim adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang strategi dan taktik dalam bermain. Menurut Suharno HP. (1986:42) yang dimaksud dengan “taktik ialah siasat atau akal yang digunakan pada saat pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif”. Dalam permainan bolabasket, kemampuan dalam strategi dan taktik juga mutlak diperlukan untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Tanpa memiliki kemampuan dalam taktik dan strategi dalam permainan, maka pemain tidak akan dapat mengembangkan pertandingan, sehingga sangat mustahil untuk dapat meraih prestasi yang tinggi dalam permainan bolabasket. 4) Mental Mental yang tinggi merupakan salah satu modal utama untuk menuju jenjang kematangan juara, setelah menguasai teknik, taktik maupun fisik. Tanpa memiliki mental yang baik, sulit kiranya untuk dapat mencapai prestasi yang optimal, meskipun memiliki kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 teknik, fisik dan taktik yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:101) bahwa “Betapa sempurnanya perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai”. Pembinaan mental dan kematangan juara dalam bolabasket sama pentingnya dengan pembinaan teknik, fisik dan taktik. Pembinaan mental pemain harus ditujukan pada penanaman unsur-unsur psikologis yang mendukung terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga. Pembinaan mental dan kematangan juara, dapat dilakukan melalui pemberian pengertian kepada atlet serta melalui berbagai pertandingan uji coba di dalam tim sendiri maupun uji coba dengan tim yang lain. b. Teknik Dasar Bermain Bolabasket Suatu permainan olahraga dapat berlangsung dengan baik bila semua permainan telah menguasai teknik dasarnya. Teknik merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal mungkin. Menurut Hamidsyah Noer (1996:271) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga.” Sedangkan menurut Suharno HP. (1986:47) bahwa: “Tenik dasar adalah suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu dalam kondisi sederhana dan mudah”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Unsur teknik yang harus dikuasai oleh pemain bolabasket menurut Akros Abidin (1999:48-68) dapat diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu: 1) 2) 3) 4)
Menggiring bola (dribling) Mengoper bola (passing) Merayah (rebound) Menembak (shooting)
Semua teknik dasar ini harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket, sehingga akan dapat menjadi pemain bolabasket yang handal dan berprestasi. Karena apabila telah menjadi pemain bolabasket yang tangguh dan berprestasi, tentunya ini akan mendukung menjadi pemain bolabasket yang tangguh dan dapat bermain lebih baik dari pemain yang lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan olahraga tertentu secara efektif dan efisien. Dengan demikian teknik dasar bermain bolabasket dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik suatu cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan olahraga, dimana makin lama makin tinggi tuntutan persyaratannya. Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktik dapat memberikan hasil yang baik terhadap pencapaian prestasi maksimal. Dalam olahraga teknik merupakan kemampuan dasar yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting, karena akan menentukan gerak keseluruhan. Kelengkapan pokok tersebut hanya dapat dicapai oleh setiap pemain bolabasket dengan latihan yang sistematis, berulang-ulang dan kontinyu serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna menghadapi suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan. Kesempurnaan teknik dalam permainan bolabasket dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju kepada gerakan-gerakan otomatis. Untuk meningkatkan mutu permainan bolabasket, maka teknik dasar ini harus betul-betul sudah dikuasai oleh setiap pemain terlebih dahulu dan dilatih sejak awal. Soebagyo Hartoko (1992:21) berpendapat bahwa seorang coach bolabasket harus memahami teknik dan taktik dalam permainan bolabasket sedalam-dalamnya, sebagai tugas praktis pertama kewajiban seorang coach bolabasket, di antaranya yang terpokok ialah mengajarkan dasar teknik permainan bolabasket sebaik-baiknya. Dengan penguasaan teknik dasar bermain bolabasket, maka setiap pemain akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 berubah-ubah. Kualitas penguasaan teknik dasar bermain bolabasket tidak lepas dari unsur-unsur fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu bolabasket. Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai bola, makin cepat kerjasama yang dicapai. Oleh karena itu dalam permainan bolabasket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam-macam teknik dasar dalam bermain. Melihat kenyataan ini, maka seorang guru bolabasket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam permainan bolabasket serta membimbing pemain agar dapat memacu perkembangan keterampilan teknik dasar dengan benar dan kontinyu yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan dari latihan dapat tercapai. Untuk memenangkan suatu pertandingan, maka dibutuhkan regu yang benar-benar tangguh dan mampu menampilkan mutu permainan yang baik serta memiliki kerjasama tim yang kompak. Untuk mencapai kerja sama yang baik dan kompak dalam suatu regu bolabasket diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua macam teknik keterampilan yang sesuai dengan apa yang diperlukan dalam permainan bolabasket. A. Sarumpaet, dkk. (1992:223) mengemukakan pendapat bahwa tujuan permainan bolabasket adalah membuat kemenangan dengan memasukkan bola ke basket lebih banyak. Untuk mencapai tujuan ini syarat utamanya harus terampil. Keterampilan dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik dasar) perlu dilakukan dengan cara-cara yang benar, keterampilan dapat ditingkatkan. Menurut Imam Sodikun (1992:47) bahwa pada pemain bolabasket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien ini perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Adapun teknik dasar tersebut dapat dibagi sebagai berikut : 1) Teknik melempar dan menangkap 2) Teknik menggiring bola 3) Teknik menembak 4) Teknik gerakan berporos 5) Teknik lay up shoot 6) Merayah Menurut A. Sarumpaet, dkk. (1992:223) membagi teknik-teknik dasar dalam permainan bolabasket menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) Teknik melempar dan menangkap (passing dan catching) 2) Teknik menggiring bola (dribbling) 3) Teknik menembak (shooting) 4) Pivot dan olah kaki 5) Merayah (rebound) Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar dalam permainan bolabasket meliputi: melempar dan menangkap, menggiring bola, menembak, olah kaki serta merayah bola. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Tabel 1. Keterampilan Bolabasket Gerakan-Gerakan Dasar Keterampilan Gerak Khusus - Operan dada (chest pass) Manipulasi Operan (Passing) - Operan atas kepala (overhead pass) - Lemparan baseball (baseball pass) - Lemparan dorongan (shovel pass) - Lemparan doroangan (push pass) Tembakan (Shooting) - Tembakan lay-up (Lay-up shoot) - Tembakan dengan dua tangan (two-hand set shoot) - Tembakan dengan melompat (jump shoot) Pantulan (Bouncing) - Dribling di tempat (stationary dribbling) - Dribling sambil bergerak (moving dribbling) - Lemparan dengan dipantulkan (bounce pass) Menangkap (catching) - Lemparan diatas pinggang - Lemparan di bawah pinggang - Memantul-mantulkan (rebounding) - Lemparan kesamping - Mengkap bola mati Voli (volleying) - Memberikan umpan (tipping) - Lompatan pusat - Dalam petunjuk perbedaan ketika melakukan Lokomotion Berlari dribble - Dalam petunjuk perbedaan tanpa menggunakan bola Sliding Melakukan penjagaan ketika melakukan dribel Leaping - Tembakan lay-up - Lempar tangkap Jumping - Lompatan pada pusat - Mengumpan ke dalam - Melakukan pantulan - Menangkap sebuah bola yang tinggi - Pivot Stabilitas Gerak aksial - Bending (movement axial) Keseimbangan dinamis - Kompensasi untuk perubahan yang langsung, kecepatan dan tingkat pada gerakan. Menghindar (Dodging)
- Gerak tipu dengan bola
Sumber: David & John (1998:84)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 c. Jump Shoot Bolabasket Menembak merupakan salah satu teknik dasar bermain bolabasket yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Menembak merupakan unsur penting dalam suatu pertandingan karena kemenangan ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk dalam ring. Menurut Imam Sodikun (1992:70) bahwa “Setiap serangan selalu berusaha dapat berakhir dengan tembakan. Oleh karena itu unsur menembak ini merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan keterampilannya”. Dengan demikian agar regu dapat bermain dengan baik dan memenangkan pertandingan, maka mereka dituntut untuk dapat melakukan unsur gerak tembakan yang benar, oleh karena itu penguasaan teknik menembak harus didahulukan dengan cara melatih gerak dasar tersebut secara sistematis, kontinyu dan teratur. Dalam permainan bolabasket terdapat bermacam-macam teknik menembak, A. Sarumpaet, dkk. (1992:223) bahwa ada beberapa teknik menembak dalam permainan bolabasket yang perlu dikuasai oleh setiap permainan guna menunjang prestasi, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Tembakan dengan satu tangan di dada Tembakan dengan dua tangan di atas kepala Tembakan dengan satu tangan Tembakan lay-up Tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung mengadakan tembakan lay-up 6) Tembakan loncat dengan satu tangan 7) Tembakan loncat dengan dua tangan 8) Tembakan kaitan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Bolabasket adalah olahraga untuk semua orang, walaupun bolabasket merupakan cabang olahraga yang identik dengan anak muda dengan pemain terbanyak pria saja, namun bolabasket dapat dimainkan oleh pria maupun wanita dari segala usia dan ukuran tubuh bahkan oleh mereka yang cacat termasuk yang duduk di kursi roda. Walaupun bolabasket identik juga dengan permainan yang membutuhkan postur yang tinggi saja namun bagi yang mempunyai postur tubuh tidak terlalu tinggi juga bisa bermain bolabasket dengan mengandalkan keahlian (skill) dan teknik dasar lainnya seperti menembak, menggiring, dan lain-lain. Keahlian menembak adalah salah satu teknik dasar yang digunakan dalam permainan bolabasket untuk membuat poin. Menembak adalah satu unsur dari sekian banyak keterampilan bolabasket, peningkatan suatu keterampilan atau kemampuan menembak di samping melalui latihan yang berkesinambungan juga dapat dicapai melalui penambahan latihan tersebut. Suatu pengetahuan yang mendalam dari kemampuan dasar untuk melakukan berbagai keterampilan azasi atau keterampilan dasar dari suatu permainan adalah mutlak diperlukan untuk dapat bermain dengan baik. Tujuan akhir dari permainan bolabasket adalah memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya. Hal ini akan menentukan pemenang dalam suatu pertandingan bolabasket. Untuk memenangkan pertandingan suatu tim mengumpulkan poin sebanyak mungkin dimana usaha dalam mengumpulkan poin tersebut salah satunya dengan melakukan jump shoot, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 hal ini sesuai dengan tujuan dari suatu pertandingan bolabasket, di mana untuk memperoleh angka atau poin dalam pertandingan merupakan suatu keharusan bila suatu tim ingin menang. Dalam melakukan tembakan dibutuhkan suatu keterampilan, sehingga prosentase menembak dapat tepat masuk ke keranjang lebih baik. Dalam melakukan gerakan menembak itu bukan hanya sekedar asal melempar bola saja, tetapi meliputi beberapa mekanika dasar dalam melakukan tembakan agar bola jatuh tepat pada sasaran atau ring. Menurut Akros Abidin (1999:61) ada beberapa macam tembakan untuk membuat angka, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
The set shoot The lay up shoot The jump shoot The hook shoot The dunk shoot The two handed reserve dunk shoot
Tembakan dalam permainan bolabasket tersebut di atas terdapat salah satu jenis tembakan yang mana sering kali digunakan oleh setiap pemain dalam pertandingan untuk membuat angka, yaitu jump shoot. Jump shoot adalah suatu gerakan tembakan dengan disertai lompatan dan kemudian pada puncak lompatan tembakan bola harus sudah dilepaskan melalui lengan, pergelangan, jari tangan, dengan seluruh tenaga, kemudian angkat bola secara serentak ke atas dengan kaki, punggung dan bahu. Dalam jump shoot bola harus diangkat tinggi dan menembak setelah melompat.
Dalam
permainan
bolabasket
melakukan
jump
shoot
to user baik dalam rangka melakukan merupakan penyerangan commit yang paling
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 tembakan ke basket lawan untuk menghindari dari blocking atau jangkauan dari tangan lawan. Dengan jump shoot dapat mencapai sasaran yang tepat dengan menembak dari atas ketika melompat, dengan cara demikian maka akan menjauhkan dari kesulitan untuk pertahanan maupun menghalang-halangi. Menurut Dadang Masnun (1998:7) bahwa “Satu keterampilan olahraga dari suatu cabang olahraga atau gerakan dapat diklarifikasikan sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu: 1) Melontarkan objek atau tubuh untuk mencapai jarak horizontal maksimum. 2) Melontarkan objek atau tubuh untuk mencapai jarak vertikal maksimum. 3) Melontarkan objek untuk mencapai kecepatan maksimum. 4) Melontarkan objek untuk mencapai ketepatan maksimum dimana kecepatan objek akan menentukan taraf keberhasilan. 5) Mengatasi suatu beban. 6) Menggerakkan tubuh melalui suatu jarak tertentu. 7) Menggerakkan tubuh atau anggota tubuh sesuai dengan pola gerak yang telah diisyaratkan. Dalam jump shoot, gerakan lompat mempunyai tujuan mekanika, yaitu melontarkan objek atau tubuh untuk mencapai jarak vertikal maksimal sedangkan menembak bola ke ring mempunyai tujuan mekanika untuk melontarkan objek untuk mencapai ketepatan maksimal. Menurut Wissel (2000:54) mengemukakan bahwa “Teknik gerakan jump shoot dapat kita amati dengan cara pendekatan biomekanik, hal ini dapat dianalisa sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 1) Tahap persiapan Pada saat mendapat atau menerima bola membuat persiapan untuk membuat persiapan menembak yaitu memegang bola dengan kedua tangan di depan dada, kedua lutut ditekuk dan pandangan ke arah basket. 2) Tahap pelaksanaan Kedua kaki melompat ke arah vertikal, bersamaan dengan itu bola diangkat di atas kepala siap untuk menembak. Pandangan tetap ke arah basket pada saat ketinggian maksimal bola ditembakkan, bila menembak dengan dua tangan saat akan menembak kedua kaki sejajar bila menembak dengan satu tangan salah satu kaki agak ke depan. 3) Tahap gerak lanjutan (follow through) Saat bola terlepas dari tangan lengan lurus dan bahu lebih tinggi dari bahu lainnya (bila menembak dengan satu tangan) pada saat badan pada ketinggian maksimal kedua kaki lurus, pada saat mendarat kedua kaki mendarat lentur di tempat semula dimana pada saat itu melakukan lompatan. Menurut Wissel (2000:54) bahwa, “Suatu jump shoot sama dengan menembak dengan satu tangan hanya ada dua penyesuaian dasar. Pada jump shoot bola diangkat lebih tinggi dan menembak setelah melompat dan bukannya menembak bersamaan dengan melompat”. Ketiga tahapan gerakan tersebut di atas menjadi satu rangkaian yang utuh, yaitu gerakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 jump shoot. Di mana dalam rangkaian gerakan jump shoot menurut Wissel (2000:55) terdiri dari beberapa fase antara lain: 1) Fase Persiapan a) Kaki, bahu terentang lebar b) Jari-jari kaki lurus c) Lutut lentur d) Bahu rileks e) Tangan yang tidak menembak di bawah bola f) Ibu jari rileks g) Siku masuk h) Bola pada posisi tinggi diantara telinga dan bahu i) Lihat target
Gambar 1. Gerakan Jump Shoot pada Fase Persiapan (Wissel, 2000:47)
2) Fase Pelaksanaan a) Lompat, lalu tembak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 b) Tinggi lompatan tergantung pada jarak tembakan c) Rentangkan kaki, punggung, bahu d) Rentangkan siku e) Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan f) Lepaskan jari telunjuk g) Laju penyeimbang pada bola sampai terlepas h) Irama yang sama i) Lihat target
Gambar 2. Gerakan Jump Shoot pada Fase Pelaksanaan (Wissel, 2000:47)
3) Fase Follow Through a) Rentangkan lengan b) Jari telunjuk menunjuk pada target commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 c) Telapak tangan ke bawah saat menembak d) Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas e) Lihat target f) Mendarat dengan seimbang (pada posisi yang sama saat lompat)
Gambar 3. Gerakan Jump Shoot pada Fase Follow Through (Wissel, 2000:47)
Setiap fase gerakan terdahulu mempengaruhi fase-fase berikutnya. Dalam hal mengamati keterampilan secara kontinyu perlu dilihat siklus gerakan saat melakukan latihan gerakan jump shoot diperlukan koordinasi gerakan kaki, tangan dan dimana saat akan melakukan tembakan. Dalam situasi permainan bolabasket, sering terjadi lontaran vertikal disertai suatu komponen horizontal sebelum melakukan lompatan vertikal diharuskan membuat awalan terlebih dahulu dengan cara berlari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Gerakan jump shoot sama dengan melakukan aktivitas melontarkan tubuh dalam olahraga, maka jangkuan tangan atau tingginya jangkauan menjadi sangat penting. Menurut Wissel (2000:59) ada 3 faktor yang menentukan tingginya jangkauan, yaitu: 1) Tingginya pusat massa badan (CG) dari tempat (lantai) take off. 2) Kecepatan vertikal pusat massa badan saat take off. 3) Jarak vertikal ujung dengan pusat massa badan.
Melakukan gerakan jump shoot berarti melontarkan tubuhnya ke udara secara vertikal, pusat massa badannya bergerak mengikuti pola gerak vertikal. Gaya tarik bumi mulai bergerak mengurangi kecepatannya (gravitasi bumi) vertikal sampai kecepatannya mencapai nol. Pada saat badan mencapai tinggi maksimal, bola ditembakkan ke basket, untuk mencapai tinggi maksimal pemain harus mempunyai kecepatan vertikal yang sebesar mungkin pada saat menolak agar dapat membawa pusat massa badan (CG) yang lebih tinggi selama ia melayang.
Gambar 4. Jump Shoot commit to user (Kirby & Roberts, 1995:341)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Untuk dapat menguasai jump shoot bolabasket yang baik dan benar perlu dilakukan dengan pendekatan pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan program latihan yang telah disusun. Latihan dengan metode bagian repetitif dan progresif. Dengan pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan yang sudah dimodifikasikan sesuai dengan progam latihan jump shoot bolabasket. Penelitian ini yang akan dikaji yaitu cara melatih jump shoot bolabasket dengan menggunakan metode bagian repetitif dan progresif. 2.
Pendekatan Pembelajaran Untuk dapat menguasai keterampilan, khususnya teknik jump shoot bolabasket diperlukan suatu proses belajar yang didukung oleh pengalaman gerak-gerak yang dimiliki sebelumnya. Tanpa adanya proses belajar serta pengalaman, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mempraktikkan satu keterampilan gerak dikarenakan belum mempunyai gambaran gerak atau rencana pelaksanaan gerak. Untuk itu, belajar keterampilan gerak harus dilakukan secara ajeg, maju dan berkelanjutan. Agar mendapatkan hasil belajar yang efektif dan efisien, maka dalam proses pembelajaran perlu disertai dengan bimbingan dan evaluasi terhadap kesalahan yang dilakukan serta diberitahukan cara-cara melakukan gerakan dengan benar. Dengan demikian siswa selalu dalam keadaan terkontrol, sehingga mengetahui apa dan bagaimana seharusnya satu keterampilan gerak yang benar dilakukan. Bila terjadi kesalahan gerak tidak segera dibetulkan akan merugikan siswa karena menghambat penguasaan keterampilan gerak yang benar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Proses belajar bukan berarti bahwa seseorang dapat menyampaikan secara lisan atau pengetahuannya (Cassidy, et al 2004:67). Belajar adalah bagian dari pengalaman dan sebagai fungsi dari perkembangan (Keogh & Sudgen, 1985:40). Selain itu belajar merupakan proses perubahan individu sebagai hasil dari pengalaman atau latihan melalui aktivitas yang berulangulang (Grace, 1983:41). Adapun Winkel (1996:42) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses aktivitas mental (psikis), yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Menurut M. Furqon Hidayatullah (2009:161), agar pembelajaran dapat menyenangkan bagi peserta didik, maka pengajar harus pandai mengemas sehingga peserta didik tertarik pada pembelajaran tersebut, salah satu upayanya adalah seorang pengajar memiliki pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Oleh karena itu seorang pengajar harus mampu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga bisa memberikan peluang terjadinya proses pembelajaran yang efektif sehingga bisa memberikan peluang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan juga efisien. Seperti yang
dikatakan
Nadisah
(1992:96)
menyatakan
bahwa
pendekatan
pembelajaran akan dirasa cocok, apabila mampu meningkatkan efektivitas dan efesiensi. Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensinya yang dibawa sejak lahir, hal ini sesuai pendapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Max Darsono, dkk. (2000:1) bahwa hasil suatu belajar adalah perubahan. Morris & Shermis (1992:1) mengatakan “belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis”. Perubahan itu terjadi pada pemahaman perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dari situasi tertentu. Proses pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak, serta didukung pada suatu lingkungan belajar dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. Menurut Abdul Majid (2008:111), pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang berkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses kepada peserta didiknya. Pengalaman sukses yang dimaksud adalah adanya perasaan yang menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai akibat telah berhasil menyelesaikan atau memecahkan masalah (M. Furqon Hidayatullah, 2009:85). Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1999:36). Belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan dan pengalaman, perilaku fisik (pertumbuhan) dan perubahan karena kematangan tidak termasuk belajar. Memperhatikan pendapat tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Pendekatan belajar merupakan salah satu strategi dasar dalam belajar mengajar digunakan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar (1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan, (2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, (3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, (4) Menetapkan norma dan batas minimal keberhasilan. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus memilih cara pendekatan belajar mengajar paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan, artinya bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang digunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya. Keberhasilan pencapaian tujuan yang ditentukan oleh kemampuan guru dalam memberikan bimbingan dan pencermatan gerakan melalui tahapan persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas (Winkel, 1999:44). Semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, maka semakin efektif dalam mencapai tujuan. Guru harus mampu memilih pendekatan mengajar yang tepat sehingga memberikan peluang terjadinya proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Nadisah (1992:96) bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 pendekatan mengajar dan strategi yang digunakan akan dirasa cocok apabila mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses. Pendekatan mengajar merupakan suatu cara yang digunakan menyajikan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Pendekataan mengajar adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk mengajar secara sistematis guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang mengatur faktor eksternal dalam kegiatan belajar yang mendukung dan mendorong serta menjaga tercapainya tujuan pengajaran. Dalam proses pembelajaran ada dua kegiatan yaitu kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu (Corey dalam Syaiful Sagala, 2003:61). Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara penerapan materi dengan keadaan yang bervariasi secara terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Good & Brophy (1990:43) belajar merupakan proses bertambahnya perubahan yang relatif permanen meliputi pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan individu melalui pengalamannya. Belajar dapat juga didefinisikan sebagai suatu perubahan keadaan internal individu sebagai hasil dari instruksi, pengalaman, belajar, dan latihan. Perubahan internal tersebut tidak dapat dilihat, tetapi dapat diduga dari perilaku atau penampilan (Deborah & Charles, 1995:43). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Terjadinya perubahan itu bersifat relatif permanen dan berbekas. Artinya, yang disebut perubahan dari belajar adalah perubahan yang permanen atau konstan dan perubahan itu terjadi setelah individu berinteraksi dengan lingkungannya. Magill (2001:45) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan keadaan yang terjadi pada individu yang diduga dari peningkatan secara relatif permanen dalam penampilannya sebagai hasil dari latihan. Sedangkan Schmidt (1988:46) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perolehan kapabilitas untuk menghasilkan keterampilan gerak, yang terjadinya sebagai hasil langsung dari latihan atau pengalaman dan prosesnya tidak dapat diamati secara langsung, serta diperkirakan menghasilkan perubahan yang relatif permanen pada kemampuan perilaku keterampilan. Belajar sebagai suatu usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah laku ke arah konsisten (menetap) melalui pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Untuk itu terjadinya proses belajar karena ada usaha atau aktivitas tertentu dari individu. Dalam kaitan dengan belajar dan perubahan tingkah laku. Gagne (1985:47) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam disposisi individu atau kapabilitas yang berlangsung selama satu masa waktu dan yang tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan. Belajar dapat terjadi, jika individu secara kontinyu melakukan sesuatu setiap hari akan menambah pengetahuan atau kapabilitas (Schmidt, 1988:48). Adapun jenis pertumbuban belajar dapat ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku dengan cara membandingkan antara tingkah laku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Oleh karena itu, terjadinya perubahan dapat dikarenakan adanya peningkatan kapabilitas, keterampilan, perubahan disposisi tentang sikap, minat atau nilai. Menurut Cassidy, et al (2004:28) bahwa melalui pengamatan yang bersifat
mendidik
yang
lebih
baik,
para
guru
diharapkan
untuk
mengembangkan fase kognitif (pemikiran), afektif (rasa) dan psikomotor (fisik). Dalam proses belajar penguasaan keterampilan gerak, selain unsur psikomotor yang terlibat, ada pula unsur kognitif dan afektif. Artinya, meskipun tekanan belajarnya ialah penguasaan suatu keterampilan olahraga, tidak berarti unsur-unsur lain seperti kognitif (misalnya pemahaman konsep) dan afektif (misalnya peraturan serta nilai yang terkandung di dalam cabang olahraga) diabaikan. Berkaitan dengan tahap-tahap belajar keterampilan motorik, Fitts & Posner yang dipaparkan oleh Sugiyanto dan Sudjarwo (1994:272) merinci tahap-tahap belajar gerak yaitu “fase kognitif, fase asosiatif dan fase otomatisasi”. Penjelasan ketiga tahapan tersebut dirangkum sebagai berikut: a) Fase kognitif Dalam fase ini proses belajar diawali dengan berpikir tentang gerakan yang dipelajari, siswa berusaha mengetahui dan memahami konsep gerakan yang diberikan kepadanya baik yang bersifat verbal maupun yang bersifat visual artinya gerakan-gerakan yang diinformasikan dengan kata-kata (yang didengar) maupun yang diinformasikan melalui demontrasi langsung, informasi tersebut ditangkap oleh indera yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 kemudian diproses dalam mekanisme perseptual, setelah mendapatkan gambaran tentang gerakan yang dipelajarinya diproses kembali menjadi ke dalam mekanisme pengambilan keputusan apa yang akan diperbuat, dan kemudian diwujudkan dalam bentuk rencana gerak dan selanjutnya diproses dalam mekanisme pengerjaan. Tahap ini siswa menerima informasi tentang konsep gerak, dan berusaha memahami serta mencoba mengulang-ulang gerakan. Dalam usaha penerapan konsep gerak tersebut, tidak mustahil siswa banyak mengalami kesalahan, gerakan kaku, dia meniru contoh gerakan temannya, dan hasil gerakannya tidak konsisten, namun dengan mempraktikkan penguasaan
gerakan
keterampilan
berulang-ulang melakukan
gerakan
gerakan
demi
menjadi
gerakan, meningkat
memasuki fase belajar selanjutnya. b) Fase asosiatif Setelah tahap pertama dilalui maka belajar atau berlatih beralih ke tahap asosiatif atau fase menengah. Pada awal tahap ini ditandai dengan pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan oleh siswa semakin efektif dan efisien, artinya kesalahan gerakan semakin berkurang, pelaksanaan gerakan mulai semakin halus, terkoordinir, tetapi belum otomatis. Pelaku mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerakan kekikukan, seperti timing, kecepatan dan kekuatan gerakan. Karena itu dalam tahap asosiatif ini siswa lebih memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola gerak sebaik-baiknya, dan bukan lagi mencari-cari pola commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 gerak yang akan dilakukannya, namun tetap melalui gerakan yang berulang-ulang, pelaksanaan gerakan semakin efisien dan kesalahankesalahan semakin berkurang. Untuk meningkatkan penguasaan gerakan yang benar perlu adanya koreksi dari guru, orang lain atau melalui rekaman gerakan yang dilakukan siswa sehingga ia dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukannya melalui repetisi atau pengulangan-pengulangan gerakan yang pada akhirnya siswa dapat merangkai gerakan secara terpadu. c) Fase otomatisasi Setelah seseorang belajar dalam suatu periode tertentu, maka pada akhirnya dia akan sampai pada tahap otomatisasi. Artinya pelaku mulai melakukan gerak secara otomatis karena telah latihan gerakan berulangulang dengan teratur dan dengan frekuensi ulangan yang banyak dalam jangka waktu yang relatif lama. Kemampuan kognitif mulai berkurang karena gerakan yang dilakukan telah dilakukan secara otomatis, dan hasil gerakan lebih baik dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya. Dalam arti lain, keterampilan yang dipelajari dapat ditampilkan secara cermat dan tepat, serta gerakannya tidak terganggu oleh kegiatan lingkungan yang terjadi secara simultan. Belajar dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah laku ke arah yang konsisten (menetap) sebagai pengalaman dari interaksi individu dengan lingkungannya. Pengertian ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 mengandung makna bahwa proses belajar ditunjukkan dengan adanya usaha atau kegiatan tertentu untuk mencapai perubahan pada diri individu. Proses belajar merupakan satu hubungan yang terus-menerus dan berkesinambungan antara guru, pembina maupun guru dengan siswa. Pengalaman siswa yang merupakan hasil belajar adalah cerminan dari apa yang diajarkan oleh guru, pembina maupun guru selama proses belajar. Proses belajar memang tidak dapat diamati, tetapi hasil belajar yang berupa penampilan gerak merupakan perilaku yang dapat diamati secara langsung. Perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari proses belajar sifatnya relatif permanen. Adapun yang dimaksud dengan hasil perubahan yang bersifat relatif permanen diantaranya dalam bentuk yang antara lain mencakup hal-hal seperti pengertian, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan. Belajar keterampilan motorik akan menghasilkan satu perubahan perilaku yang akan nampak sebagai hasil, terutama pada perubahan keterampilan. Perubahan individu sebagai hasil belajar keterampilan motorik antara lain ditandai dengan terjadinya perubahan pada sistem syaraf dan sistem otot. Pada sistem syaraf, individu akan lebih mengenal terhadap bentuk-bentuk stimulus yang serupa dengan yang pernah diterima selama proses belajar. Kondisi tersebut akan memudahkan dan mempercepat individu dalam merespons setiap stimulus yang sama atau hampir sama. Sedangkan perubahan pada sistem otot diantaranya akan menjadi lebih kuat, tahan, dan cepat dalam merespons setiap stimulus yang berupa gerak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Di dalam proses pembelajaran gerak keterampilan diperlukan adanya kondisi tertentu yang berbeda dengan kondisi belajar pada jenis belajar yang lain. Ada dua jenis kondisi pada belajar gerak keterampilan, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal (Gagne, 1985:231). Kondisi internal adalah kondisi yang ada pada diri pelajar, sedangkan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada pada situasi belajar. Kondisi internal meliputi dua hal, yaitu: mengingat bagian-bagian keterampilan (recall of part-skills) dan mengingat rangkaian pelaksanaan (recall of executing routine). Kondisi eksternal meliputi lima hal, yaitu: instruksi verbal, gambar, demontrasi, praktik, dan umpan balik. Pembelajaran gerak menurut Piaget dalam Good & Brophy (1990:134) menyatakan bahawa “Skema Sensor Motorik” yaitu suatu pembelajaran lebih efisien bila diberikan contoh sehingga dapat meniru dan dengan instruksi verbal dan gambaran visual dapat menggunakannya sebagai penuntun terhadap penampilan dan menjadi tambahan kesempatan dalam praktek dengan umpan balik yang korektif. Latihan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta siswa sebagai umpan balik. Umpan balik dalam belajar keterampilan gerak bersifat internal selain umpan balik internal ini keterampilan gerak juga menghasilkan umpan balik external melalui kejadian di lingkungannya. Pada pembelajaran keterampilan gerak penting untuk mencegah berkembangnya kebiasaan buruk. Bila siswa tidak diajarkan prinsip dasar dan bentuk yang tepat, maka mereka dapat mengembangkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 keterampilan yang sangat berfungsi sampai pada tahap tertentu tetapi tidak efisien dan secara potensial tidak produktif. Dengan adanya perubahan pada sistem syaraf dan sistem otot individu sebagai akibat dari latihan, maka dalam belajar keterampilan motorik terjadinya perubahan akan lebih permanen bila dibandingkan dengan belajar yang bukan keterampilan motorik. Artinya, individu yang pernah belajar satu keterampilan motorik akan membekas lebih lama dari pada belajar yang non keterampilan motorik. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Good & Brophy (1990:52) bahwa belajar meningkatkan kemampuan untuk penampilan, perubahan hasil belajar dapat diamati dari penampilan sebagai kesimpulan bahwa telah terjadi proses belajar terutama belajar motorik yang peningkatannya melalui latihan. Dengan demikian hasil belajar yang bersifat motorik (psikomotor) akan membekas lebih lama dari pada hasil belajar yang bersifat kognitif. Sebab prinsip belajar antara lain (1) berhubungan dengan suatu hal, (2) prosesnya aktif, (3) tergantung dari usaha dan aktivitas, dan (4) melibatkan kemauan, intelektual, dan emosional (Annarino, et al, 1980:53). Istilah pembelajaran selalu berkaitan dengan pengertian interaksi belajar mengajar antara guru, pembina dan guru dengan siswa, sehingga dampak dari proses belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa. Untuk itu, dalam pengertian pembelajaran mengandung suatu proses belajar mengajar untuk mencapai perubahan ke arah peningkatan baik yang berupa pengetahuan, kemampuan, keterampilan, nilai maupun sikap yang dapat menetap secara relatif permanen sebagai hasil dari latihan. Adapun ciricommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 ciri proses pembelajaran, antara lain: (1) ada tujuan yang akan dicapai, (2) ada bahan (materi) yang menjadi isi dari interaksi, (3) ada metode sebagai cara atau pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan, (4) ada situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung dengan baik, dan (5) ada evaluasi terhadap proses dan hasil belajar (Sardiman, 2001:54). Melalui metode pembelajaran akan dapat didefinisikan dengan jelas mengenai tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembelajaran.
Selain
itu,
model
pembelajaran
dapat
membantu
menyelesaikan tugas guru, pembina maupun guru melalui pemilihan bentuk instruksi dan penilaian sesuai dengan kondisi guru, pembina maupun pelatih dan kemampuan siswa. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani jika guru, pembina maupun pelatih memiliki suatu metode pembelajaran yang tersusun secara rinci, akan memudahkan dalam mengelola kelas saat di lapangan. Pemanfaatan sumber belajar oleh guru, pembina maupun pelatih akan membantu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk itu, para guru, pembina maupun pelatih olahraga dapat mengembangkan atau menciptakan model-model dan metode pembelajaran, dengan tujuan untuk memperlancar proses penguasaan satu keterampilan gerak yang diajarkan kepada siswa. Tentunya pengembangan dan penciptaan model pembelajaran harus memiliki landasan dan dasar pemikiran yang kuat, agar tidak berdampak negatif pada siswa. Oleh karena itu pengembangan dan penciptaan berbagai model oleh guru, pembina maupun pelatih dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 memiliki fungsi dan peranan yang penting. Fungsi utamanya adalah sebagai acuan yang digunakan untuk menyusun materi pembelajaran tertentu, untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai keterampilan motorik yang diajarkan. Adapun bentuk model pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tujuan pembelajaran yang dirancang. Menurut Nana Sudjana (2000:25) bahwa hakikat belajar mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi pada siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Asumsi yang melandasi hakikat belajar mengajar tersebut adalah: (a) proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi dan teknologi pendidikan yang tepat, (b) program belajar mengajar dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, (c) proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang di dalam pelaksanaan kegiatan belajar, (d) pembentukan kompetensi profesional memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan praktik serta materi penyampaiannya, (e) pembentukan kompetensi profesional memerlukan pengalaman lapangan, latihan keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan dan penghayatan tugas-tugas kependidikan secara lengkap dan aktual, (f) kriteria keberhasilan yang mana dalam pendidikan adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi, (g) materi pengajaran, sistem penyampaiannya selalu berkembang. Pembelajaran dalam permainan bolabasket bertujuan agar siswa dapat menguasai jump shoot bolabasket. Menurut Sugiyanto (1997:289) bahwa, “keterampilan gerak bisa diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 tugas gerak tertentu dengan baik. Semakin baik penguasaan gerak keterampilan, maka pelaksanaannya akan semakin efisien”. Gerakan keterampilan merupakan salah satu kategori gerakan dalam melakukannya diperlukan koordinasi dan kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Gerakan keterampilan merupakan gerakan yang memenuhi kriteria tertentu. Adang Suherman (2000:56) menyatakan bahwa, tiga indikator gerak terampil yaitu: (1) efektif artinya sesuai dengan produk yang diinginkan, (2) efisien artinya sesuai dengan proses yang seharusnya dilakukan, (3) adaptif artinya sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana gerak tersebut dilakukan. Menurut Sage dalam Pate Rotella dan McClenaghan (1993:203), bahwa “Gerakan refleks adalah akibat dari rangsangan reseptor sensoris yang mengirimkan suatu tanda sepanjang jalur syaraf refleks dan balik ke serabutserabut otot”. Biasanya, gerakan-gerakan ini dikendalikan pada tingkat jaringan syaraf tulang belakang gerak reflek ini mempunyai peranan penting dalam olahraga. Tingkatan integrasi sensoris adalah gerakan dini terkendali yang cenderung kasar dan tidak teratur. Bayi memperoleh pengaturan terkendali yang makin bertambah atas otot-otot rangka yang lebih besar dan kemudian memperoleh kekuatan untuk membuat penyesuaian sikap tubuhnya dalam belajar bergerak. Selama penampilan gerakan sederhana yang terpisah, anak mulai mengintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan gerakan motorik. Proses Perseptual ini penting untuk perolehan tingkah laku gerak yang efisien. Anak-anak segera belajar melalui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 pengamatan untuk menggunakan masukan sensoris guna membuat keputusan yang sesuai untuk menghasilkan respon gerak. Perkembangan pola gerakan dasar dimulai pada awal masa anak-anak usia 2-8 tahun ditunjukan oleh pencapaian dan perkembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Pengembangan gerak selama dua tingkatan pertama sangat tergantung pada proses kematangan sebagai akibat dari bertambahnya usia dan tidak terlalu tergantung pada pengalaman anak-anak, tetapi tingkatan pola gerak dasar menandai peralihan yang cepat dari perkembangan yang berdasar pada kematangan menuju suatu proses yang sangat tergantung dari pemikiran dan proses pernbelajaran keterampilan gerak. Keterampilan dapat digambarkan sebagai kualitas penampilan seseorang dalam melakukan tugas gerak fisik. Indikator kualitas yang harus dipenuhi sebagai gerak terampil yaitu efektif, efisien dan adaptif. Jump shoot bolabasket merupakan kualitas penampilan pemain dalam melakukan tugas gerak jump shoot bolabasket. Untuk dapat menguasai keterampilan gerak jump shoot bolabasket dengan baik, harus melalui proses pembelajaran. Perlu memilih pendekatan yang tepat dan sesuai dengan tipe gerak dasar siswa, sehingga pendekatan yang digunakan benar efektif dan efisien dalam merangsang minat siswa untuk belajar sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga akan berkembang secara makimal. Pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran bermain bolabasket, harus dapat menimbulkan rasa senang pada siswa juga memberikan peluang bagi guru dalam memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal sehingga tidak ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 alasan bagi guru terhambatnya proses pembelajaran bolabasket karena faktor kurang memadainya fasilitas dan alat olahraga yang tersedia di sekolah. Jenis pendekatan pembelajaran yang juga dapat digunakan untuk pembelajaran jump shoot bolabasket, diantaranya yaitu metode bagian repetitif dan progresif. Pada penelitian ini akan dibahas secara lebih lanjut mengenai pembelajaran keterampilan dengan metode bagian repetitif dan progresif. a.
Metode Bagian Repetitif Metode bagian repetitif yaitu suatu metode dalam pembelajaran dimana siswa mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasai dan kemudian mengkombinasikan dengan bagian yang lain baru dengan dipelajari atau dipraktikkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktikkan sebagai suatu keseluruhan (Christina & Corcos, 1988:77). Menurut Dumadi (1992:173) bahwa “Metode bagian repetitif adalah mempelajari tiap-tiap elemen gerak yang baru langsung dirangkaikan dengan elemen gerak yang dimiliki sebelumnya hanya melalui penjelasan atau contoh saja tanpa penguasaan gerak terlebih dahulu”. Metode bagian repetitif dapat diterapkan pada pembelajaran jump shoot bolabasket. Urutan pembagian elemen-elemen teknik jump shoot bolabasket pada pembelajaran menggunakan metode bagian repetitif, dengan sebagai berikut: 1) Mempelajari bagaimana memegang bola ini sampai dikuasai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 2) Mengkombinasikan memegang bola dan pandangan dari bola lalu ke sasaran, dipelajari dan dipraktikkan secara bersama-sama sampai dikuasai. 3) Mengkombinasikan memegang bola, pandangan dari bola lalu ke sasaran dan lompatan dipelajari dan dipraktikkan secara bersamasama sampai dikuasai. 4) Mengkombinasikan memegang bola, pandangan dari bola lalu ke sasaran, lompatan dan tembakan dipelajari dan dipraktikkan secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan. 5) Rangkaian jump shoot bolabasket secara keseluruhan. Langkah pertama dalam penggunaan metode bagian repetitif adalah membagi materi pembelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat digunakan untuk memisahkan menjadi beberapa rangkaian gerak. Pada metode bagian repetitif terjadi pengulangan-pengulangan gerak baik pada tiap bagian maupun pada cara mengkombinasikan antar bagian. Dengan demikian pembelajaran dengan metode repetitif adalah sebagai berikut: Bagian pertama dipelajari sampai dikuasai, kemudian dikombinasikan dengan bagian yang baru. Saat mempelajari bagian yang baru, bersamasama dengan bagian yang pertama yang telah dikuasai, kemudian setelah bagian ini dikuasai selanjutnya dikombinasikan dengan bagian yang baru lainnya. Jadi setiap mempelajari bagian yang baru selalu diikuti bagian sebelumnya yang telah dikuasai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Metode bagian repetitif mempelajari tiap-tiap bagian gerak yang baru, langsung dirangkaikan dengan elemen gerak yang telah dimiliki sebelumnya, hanya melalui penjelasan atau contoh saja tanpa penguasaan gerak terlebih dahulu. Dalam metode ini siswa diberikan elemen baru dari teknik jump shoot bolabasket, kemudian langsung dirangkaikan dengan elemen gerakan yang telah dimiliki dan diajarkan sebelumnya. Misalnya siswa diberikan materi teknik tembakan, lalu diberi contoh kemudian siswa langsung melakukan tembakan yang dirangkaikan dengan teknik awalan yang telah diajarkan sebelumnya. Keuntungan dari penggunaan metode bagian repetitif adalah adanya pengulangan
secara
terus
menerus
pada
semua
bagian,
akan
mempermudah siswa dalam menguasai gerak pada setiap bagian maupun gerak secara keseluruhan. Menurut Rooijakkers (1990:19) bahwa “Pengulangan suatu informasi akan memperkuat kemampuan siswa untuk mengingatnya”. Berdasarkan pelaksanaan metode bagian repetitif dapat dianalisis mengenai kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut: 1) Keuntungan dari metode bagian repetitif (a) Siswa dapat melakukan gerakan yang berkelanjutan. (b) Bagi siswa yang cerdas dan daya tangkapnya baik lebih menyukai metode ini karena gerakannya langsung dirangkaikan dengan gerakan yang berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 2) Kerugian metode bagian repetitif (a) Siswa kurang menguasai gerakan berikutnya, karena langsung dirangkaikan gerakan baru tanpa penguasaan lebih dahulu. (b) Bagi
siswa
yang
baru
belajar
dan
bagi
siswa
yang
kecerdasannya kurang, mengalami kesulitan untuk dapat menguasai gerakan. b. Metode Bagian Progresif Metode bagian progresif merupakan cara yang dilakukan untuk meminimaliskan persoalan kegiatan belajar yang tidak menstranfer kepada keseluruhan. Metode bagian progresif adalah mempelajari elemen gerak yang pertama dipelajari dan latih dahulu sehingga menjadi tanggapan gerak yang dikuasai, lalu merangkai gerak yang telah dimiliki sebelumnya, dan lebih sudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya (Dumadi, 1992:173). Amung Ma’mun (2000:91) mengatakan bahwa “Dalam metode bagian progresif keterampilan yang kompleks disajikan secara terpisah, tetapi kegiatan-kegiatan terintegrasi ke dalam bagian yang lebih besar dan keseluruhan”. Menurut Magill (2001:34) bahwa “Dalam metode bagian progresif siswa mempraktikkan bagian pertama sebagai suatu unit yang independen kemudian mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian kedua bersama dengan bagian pertama, sehingga tiap bagian yang independen secara progresif bergabung pada bagian yang lebih besar”. Menurut Christina & Corcos (1988:76) bahwa “Metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 bagian
progresif
adalah
suatu
metode
yang digunakan
dalam
pembelajaran dimana siswa mempelajari satu bagian sampai dikuasai kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasai selanjutnya dipraktikkan bersama sampai dikuasai, kemudian bagian ketiga diajarkan tersendiri setelah bagian ini dikuasai. Ketiga bagian dikombinasikan dan dipraktikkan bersama sampai dikuasai”. Prosedur ini dilanjutkan untuk masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktikkan sebagai suatu gerakan keseluruhan. Dengan demikian metode bagian progresif adalah suatu metode dalam suatu pembelajaran dimana siswa mempelajari bagian pertama dan mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian pertama dan kedua dipraktikkan bersama kemudian bagian ketiga dipelajari secara terpisah, bagian satu, dua, dan tiga dipelajari secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilakukan sampai selesai. Metode bagian progresif merupakan salah satu metode bagian, yang dapat diterapkan pada pembelajaran jump shoot bolabasket. Teknik jump shoot bolabasket dapat diajarkan dengan menggunakan metode bagian progresif, dengan urutan pembagian elemen sebagai berikut: 1) Mengajar memegang bola 2) Mengajar pandangan dari bola lalu ke sasaran 3) Mengajar memegang bola dan pandangan dari bola lalu ke sasaran 4) Mengajar gerak lompatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 5) Mengajar memegang bola, pandangan dari bola lalu ke sasaran dan lompatan 6) Mengajar memegang bola, pandangan dari bola lalu ke sasaran, lompatan dan tembakan 7) Mengkombinasikan memegang bola, pandangan dari bola lalu ke sasaran, lompatan dan tembakan sebagai suatu gerakan keseluruhan. Metode bagian progresif adalah mempelajari elemen gerak yang pertama dipelajari dan dilatih terlebih dahulu hingga menjadi keterampilan gerak yang tclah dikuasai, lalu dirangkaikan dengan elemen gerak yang telah dikuasai sebelumnya. Pada metode pembelajaran ini anak diberikan materi elemen-elemen teknik jump shoot, kemudian siswa dilatih hingga benar-benar menguasai lalu baru dirangkaikan dengan elemen gerakan yang diajarkan sebelumnya. Dengan demikian cara mengajar menggunakan metode bagian progresif adalah sebagai berikut: unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula dan setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga semua unsur dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya secara keseluruhan. Keuntungan dari penggunaan metode bagian progresif adalah adanya pengurangan tuntutan perhatian dari performan keterampilan keseluruhan sehingga orang dapat memfokuskan perhatian pada aspek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 khusus dari suatu bagian keterampilan (Magill, 2001:315). Berdasarkan pelaksanaan metode bagian progresif dapat dianalisis kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut: 1) Keuntungan dari metode bagian progresif (a) Siswa akan benar-benar menguasai tiap elemen dari teknik yang diajarkan. (b) Siswa akan dapat menguasai gerakan jump shoot bolabasket secara keseluruhan, karena elemen gerak telah dikuasai sebelumnya dan lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya, karena dari awal sudah dipelajari dan dilatih mengenai penggabungan elemen geraknya. (c) Bagi siswa yang baru belajar, bahkan siswa yang memiliki daya tangkapnya yang kurang pun akan dapat menguasai teknik yang diajarkan melalui metode bagian progresif ini. 2) Kerugian dari metode bagian progresif Bagi siswa yang cerdas dan daya tangkap baik akan mengalami kebosanan, karena harus mengulang-ulang gerakan yang sama. 3. Power Lengan Jump shoot bolabasket merupakan gerakan cepat yang didalamnya didominasi oleh unsur kondisi fisik yang disebut power. Menurut Sajoto (1995:8) power adalah daya ledak otot (muscular power) kemampuan seseorang untuk mempergunakan power lengan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 daya ledak otot = power lengan (force) x kecepatan (velocity). Pendapat tersebut ditegaskan oleh Suharno HP. (1993:37) yang menyatakan bahwa “Daya ledak adalah kemampuan sebuah atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam waktu gerakan yang utuh”. Sebagian besar olahraga berkaitan dengan power. Power menyangkut power lengan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran power lengan otot maksimal dalam durasi waktu pendek. Definisi power yang baku adalah gaya (force) kali jarak (distance) dibagi unit waktu (time) (Hatfield, 1989:124). Jadi, power merupakan penampilan fungsi kerja otot maksimal persatuan waktu. Strength, daya tahan otot, dan power adalah komponen fisik yang sudah merupakan bagian yang integral dalam program latihan hampir semua cabang olahraga (Harsono, 1988:176). Power dapat dinyatakan sebagai kekuatan eksplosif dan banyak dibutuhkan oleh cabang-cabang olahraga yang predominan kontraksi otot cepat dan kuat, kedua unsur ini saling mempengaruhi, otot yang kuat mempunyai power yang besar sebaliknya otot yang mempunyai power yang besar hampir dapat dipastikan mempunyai nilai kekuatan yang besar. Dalam kegiatan apapun yang membutuhkan tenaga lebih besar dan usaha maksimal yang eksplosif tergantung kemampuan daya ledak. Untuk meningkatkan daya ledak dapat dilakukan dengan: 1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan dan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan pelatihan kekuatan dan kecepatan dilakukan simultan. Pelaksanaan pelatihan mengembangkan power, perlu diperhatikan adalah titik berat latihan yang ingin ditingkatkan. Latihan yang dilakukan tidak boleh hanya menekankan pada beban, akan tetapi harus pada kecepatan mengangkat, mendorong, atau menarik beban. Oleh karena harus mengangkat dengan cepat, maka dengan sendirinya berat bebannya tidak seberat untuk latihan kekuatan. Akan tetapi tidak boleh juga terlalu ringan sehingga otot tidak merasakan rangsangan beban. Dasar untuk mengembangkan daya ledak (power) oleh Pyke (1991:140) secara sederhana ada tiga rancangan, yaitu: 1. Menambah kekuatan dengan menjaga jarak dan waktu konstan. 2. Menambah jarak tindakan kekuatan dengan menjaga kekuatan dan waktu konstan. 3. Mengurangi waktu (kecepatan gerak), dengan menjaga kekuatan dan jarak konstan. Pengembangan daya ledak khusus pada dua komponen yaitu: pengembangan kekuatan untuk menambah daya gerak, dan mengembangkan kecepatan untuk mengurangi waktu gerak. Untuk lebih jelasnya hubungan antara daya ledak otot, kekuatan dan kecepatan adalah jika latihan dititik beratkan pada kekuatan dan kecepatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 maka pelatihan kekuatan harus dilakukan secara berulang melawan tahanan, sedangkan pelatihan kecepatan harus dilakukan secara cepat dan berulang. a. Jenis Power Menurut Bompa (1990:285) membedakan power dalam dua jenis, yakni power asiklik dan power siklik. Pembedaan jenis power ini dilihat dari segi kesesuaian jenis latihan atau keterampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga power asiklik dan siklik dapat dikenali dari perannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara dominan adalah melempar, menolak dan melompat pada pemain, unsur-unsur gerakan pada senam, beladiri, loncat indah, dan permainan. Sedangkan cabang-cabang olahraga seperti lari cepat, dayung, renang, bersepeda dan sejenisnya memerlukan power siklik yang dominan. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power Power adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot yang menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu power adalah intensitas kontraksi otot. Intensitas kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot setelah mendapat rangsang dari syaraf. Intensitas kontraksi ini bergantung kepada rekruitmen sebanyak mungkin ”motor unit” serta volume otot. Kecuali itu, produksi kerja otot secara eksplosif menambah suatu unsur yang baru, yakni terciptanya hubungan antara otot dengan sistem syaraf. Ada dua power unsur penting yaitu: (1) Kekuatan otot untuk menggerakkan tenaga maksimal. Kecepatan otot dalam menggerakkan commit (2) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Power (tenaga ledak otot) dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan, baik kecepatan rangsang syaraf maupun kontraksi otot. Atas dasar tersebut tampaknya komponen tetap merupakan dasar untuk pembentukan power. Untuk meningkatkan daya ledak dapat dilakukan dengan: 1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan. 2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan pelatihan kekuatan yang dilakukan secara simultan. Unsur-unsur penentu power adalah power lengan otot, kecepatan rangsang syaraf, kecepatan kontraksi otot, produksi energi secara biokimia dan pertimbangan mekanik gerak. c. Peranan Power Lengan Terhadap Jump Shoot Bolabasket Dalam permainan bolabasket, power lengan diperlukan karena akan sangat menunjang untuk menguasai jalannya permainan, power lengan merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam jump shoot bolabasket. Jump shoot bolabasket merupakan gerakan yang cukup komplek karena jump shoot bolabasket merupakan gabungan dari berbagai unsur seperti gerakan berlari, mengontrol, menyentuh bola serta melihat situasi di lapangan. Jump shoot bolabasket merupakan kemampuan, menembak bola ke ring dengan tangan. Pemain juga dituntut untuk mengintegrasikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 gerakan mendorong dan mengontrol menembak bola ke arah ring serta harus memiliki power lengan yang baik. Dengan mempunyai power lengan yang baik, maka seorang pemain akan dapat melakukan jump shoot bolabasket dengan baik pula.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai metode bagian repetitif dan progresif sudah banyak dilakukan, beberapa hasil temuan penelitian yang menarik dan memiliki relevansi yang dekat dengan penelitian ini, akan diungkap kembali sebagai berikut: 1. Muhammad Ahkam Amin (2010) meneliti tentang perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap hasil belajar shooting bolabasket, yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif dan metode bagian repetitif terhadap hasil belajar shooting bolabasket. 2. Samijo, Effendi Raharjo (2007) meneliti tentang perbedaan pengaruh metode mengajar dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan teknik dasar bermain bolavoli mini, yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara metode mengajar dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan teknik dasar bermain bolavoli mini. 3. Sugiyono (2007) meneliti tentang perbedaan pengaruh strategi pembelajaran dan kemampuan motorik terhadap hasil jump shot bolabasket, yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh strategi pembelajaran langsung dan tidak commit to user langsung, kemampuan motorik terhadap hasil jump shot bolabasket.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 C. Kerangka Berpikir 1.
Perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. Pendekatan
pembelajaran
merupakan
pendekatan
sebuah
sistem
penyampaian materi yang terorganisir, terpadu dan mempunyai tujuan yang dapat diukur yang diberikan kepada peserta pengajaran. Dalam jump shoot bolabasket, maka metode bagian repetitif dan progresif sebagai pendekatan pembelajarannya. Dalam metode progresif siswa dituntut untuk menguasai teknik dasar jump shoot bolabasket secara bagian per bagian. Peningkatan pelajaran dilakukan oleh guru ketika suatu bagian telah dikuasai oleh siswa yaitu mempelajari bagian berikutnya sampai dikuasai oleh siswa, baru dilakukan penggabungan antar bagian. Untuk menguasai suatu teknik tersebut maka siswa diberi tugas latihan yang berulang-ulang, sehingga pengulangan gerakan lebih banyak dilakukan dalam rangka penguasaan teknik gerakan pada tiap-tiap bagian, sedang pengulangan gerakan penggabungan akan diintegrasikan antar bagian sangat kurang, padahal teknik penggabungan atau pengintegrasian antar bagian sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode bagian progresif menekankan tiap bagian dikuasai terlebih dahulu dengan baik kemudian baru dilanjutkan penguasaan bagian berikutnya sehingga siswa yang baru belajar jump shoot bolabasket akan lebih sempurna dan baik dalam gerakannya. Metode bagian progresif akan berpengaruh terhadap pembiasaan pada siswa dalam menguasai gerakan karena elemen-elemen gerak yang telah dikuasai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 sebelumnya, dan lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya. Kerugian mengajar jump shoot bolabasket yang dilakukan dengan metode bagian progresif yaitu sukar dalam mengajar bagian-bagian dari jump shoot bolabasket, hal itu karena gerakan jump shoot bolabasket lebih mudah dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Pada pelaksanaan pembelajaran jump shoot bolabasket menggunakan metode bagian repetitif, setiap bagian dari jump shoot bolabasket dapat diajarkan dengan pendalaman setiap bagian dengan baik. Keuntungan pembelajaran jump shoot bolabasket yang dilakukan dengan metode bagian repetitif pada umumnya sangat tepat untuk siswa yang baru belajar, karena siswa akan menguasai tiap-tiap bagian dari jump shoot bolabasket setelah itu siswa merangkaikan seluruh bagian dari jump shoot bolabasket tersebut secara keseluruhan. Kerugian mengajar jump shoot bolabasket yang dilakukan dengan metode bagian repetitif yaitu sukar dalam mengajar bagian-bagian dari jump shoot bolabasket, hal itu karena gerakan jump shoot lebih mudah dilakukan secara keseluruhan. Metode bagian repetitif mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengulangan gerakan baik teknik dasar pada tiap-tiap bagian maupun pengulangan terhadap penggabungan antar bagian. Metode bagian progresif memungkinkan siswa untuk cepat menguasai gerakan jump shoot karena elemen gerak telah dikuasai sebelumnya dan lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya. Sejak awal sudah dipelajari dan dilatih mengenai penggabungan elemen geraknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing pendekatan pembelajaran, maka dapat diduga bahwa antara metode bagian repetitif dan progresif akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap jump shoot bolabasket. 2.
Perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dan rendah. Power lengan yang dimiliki oleh setiap siswa tidak semuanya sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. Tinggi rendahnya power lengan yang dimiliki oleh seorang siswa tentunya akan berpengaruh terhadap reaksi otot lengan siswa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan power lengan merupakan salah satu unsur yang dominan dalam gerakan-gerakan yang memerlukan tingkat eksplosifitas tinggi. Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga bahwa perbedaan power lengan yang tinggi dan rendah dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
3.
Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. Pendekatan pembelajaran menggunakan metode bagian repetitif tidak terlalu membutuhkan kemampuan power lengan yang tinggi, karena program latihan yang sangat baik untuk meningkatkan eksplosif koordinasi. Sedangkan penggunaan pembelajaran menggunakan metode bagian progresif akan membutuhkan power lengan yang lebih tinggi, dikarenakan program latihan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 yang efektif untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, ketahanan otot dan pembentukan otot. Bagi siswa yang memiliki power lengan rendah penerapan metode bagian repetitif kurang menguntungkan. Dengan power lengan yang rendah siswa akan sulit beradaptasi dengan membutuhkan power lengan yang tinggi. Pembelajaran menggunakan metode bagian progresif lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki power lengan yang rendah untuk menguasai jump shoot bolabasket. Dari uraian di atas, maka dapat diduga terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap jump shoot bolabasket.
D. Pengajuan Hipotesis Bertolak pada kerangka pemikiran yang mengacu pada jawaban sementara, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. 2. Ada perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dan rendah. 3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Boyolali, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan bolabasket dengan metode bagian repetitif dan progresif pada pemain bolabasket. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai tanggal 4 Januari 2011 sampai dengan 26 Februari 2011, dengan frekuensi pertemuan tiga kali seminggu (Brooks & Fahey, 1984:405), yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Lamanya latihan 90 menit setiap kali pertemuan. Jumlah pertemuan 24 kali. Latihan dimulai pukul 14.30 s/d 16.00 WIB.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Menurut Sudjana (2002:148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Tabel 2. Kerangka Desain Penelitian Variabel Atribut
Power Lengan (B)
Pendekatan Pembelajaran Variabel Manipulatif (A) Metode Bagian Repetitif (a1) Metode Bagian Progresif (a2)
Tinggi
Rendah
(b1)
(b2)
a1b1
a1b2
a2b1
a2b2
Keterangan: a1b1
: Kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi dilatih menggunakan metode bagian repetitif.
a2b1
: Kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi dilatih menggunakan metode bagian progresif.
a1b2
: Kelompok siswa yang memiliki power lengan rendah dilatih menggunakan metode bagian repetitif.
a2b2
: Kelompok siswa yang memiliki power lengan rendah dilatih menggunakan metode bagian progresif.
Untuk mendapatkan keyakinan bahwa kemampuan jump shoot bolabasket yang merupakan hasil perlakuan maka dapat digeneralisasikan ke dalam populasi yang ada.
C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu : 1. Variabel bebas (independent) a. Variabel manipulatif yaitu pendekatan pembelajaran yang terdiri dari 2 commit to user taraf.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 1) Metode bagian repetitif. 2) Metode bagian progresif. b. Variabel bebas atributif dalam penelitian ini yaitu: 1) Power lengan tinggi. 2) Power lengan rendah. 2. Variabel terikat (dependent) Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu kemampuan jump shoot bolabasket.
D. Definisi Operasional Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Metode Bagian Repetitif Metode bagian repetitif adalah suatu metode dalam pembelajaran dimana siswa mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasai dan kemudian mengkombinasikan dengan bagian lain yang baru, dengan dipelajari atau dipraktikkan secara bersama sampai dikuasai. Kedua bagian ini kemudian dikombinasikan dengan bagian ketiga yang dipelajari dan dipraktikkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktikkan sebagai suatu keseluruhan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 2. Metode Bagian Progresif Metode bagian progresif adalah suatu metode dalam pembelajaran dimana siswa mempelajari bagian pertama dan mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian pertama dan kedua dipraktikkan bersama kemudian bagian ketiga dipelajari secara terpisah, kemudian bagian satu, dua, dan tiga dipelajari secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilakukan sampai selesai. 3. Power Lengan Power disebut juga sebagai power eksplosif, menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran power otot maksimal dalam durasi waktu pendek. Pada penelitian ini power lengan merupakan variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat dari sampel tersebut. Dibedakan atas power otot lengan tinggi dan rendah. Power otot lengan diukur dengan tes lempar menggunakan bola medisin. Sampel dengan posisi duduk, dada dan pinggul terikat dengan sabuk yang aman dikursi. Kemudian sampel melakukan lemparan bola medisin ke depan, lemparan dilakukan sebanyak 2 kali, kemudian dipilih jarak lemparan terjauh dicatat dalam satuan feet. 4. Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Merupakan salah satu dari keterampilan dalam bolabasket, jump shoot bolabasket merupakan tembakan yang dilakukan dengan cara menembakkan bola ke ring basket sambil melakukan gerakan melompat. Tes jump shoot menggunakan Speed Spot Shooting test dari Margareth (1995:558-559). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII MTs Negeri Boyolali. 2. Sampel Penelitian Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002:148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Dari sejumlah siswa yang telah mempunyai ketentuan tersebut, kemudian dilakukan tes dan pengukuran power lengan, data hasil power lengan tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu sampel yang memiliki power lengan tinggi dan sampel yang memiliki power lengan rendah. Selanjutnya dirangking, dari hasil rangking tersebut dibagi atas tiga kelompok yaitu tingkat power lengan tinggi, sedang dan rendah. 20 pemain yang memiliki tingkat power lengan sedang tidak diikutsertakan, sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 pemain yang terdiri dari 20 pemain yang memiliki power lengan tinggi dan 20 pemain yang memiliki power lengan rendah. Selanjutnya 20 pemain yang memiliki power lengan tinggi dan yang memiliki power lengan rendah masing–masing dibagi menjadi dua kelompok dengan cara diundi (random), yaitu 10 pemain commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 mendapatkan metode bagian repetitif dan 10 pemain sebagai kelompok yang mendapatkan metode bagian progresif.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan pengukuran beberapa variabel penelitian: 1) Data power lengan Power lengan diukur dengan tes lempar menggunakan bola medisin. Tes power lengan menggunakan Upper Body Test dari Bompa (1994:147). Data power lengan diukur sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan diberikan. Data power lengan dapat dipakai untuk mengelompokkan (1) sampel yang memiliki power lengan tinggi dan (2) sampel yang memiliki power lengan rendah. 2) Data jump shoot bolabasket Pengambilan data jump shoot bolabasket digunakan dengan tes jump shoot bolabasket (Speed Spot Shooting Test dari Margareth, 1995:558-559). Petunjuk pelaksanaan instrumen data keseluruhan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis varian (ANAVA) rancangan faktorial 2x2 pada α = 0,05. Jika nilai F yang diperoleh (Fo) signifikan analisis dilanjutkan dengan uji rentang hewman-keuls (Sudjana, 2004:36). Untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji lilliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji Bartlett) (Sudjana, 2002:261264). Urutan langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah: 1.
Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji Bartlett). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogen atau tidak. a. Uji Normalitas Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 2002:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pengamatan x1, x2, ……., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ……., zn dengan menggunakan rumus:
zi = Keterangan :
= Rata-rata = Nilai variabel s = Simpangan baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ……., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka
S(zi) =
4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya. 5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel; dk (n-1); 1/dk; SDi2, dan (dk) log SDi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus: SD2 =
……. (1)
B = Log SDi2 (n-1) 3) Menghitung χ2, dengan rumus: χ2 = (Ln) B – (n–1) Log SDi ……….. (2) dengan (Ln 10) = 2,3026 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Hasilnya (χ2hitung) kemudian dibandingkan dengan χ2tabel, pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1). 4) Apabila χ2hitung < χ2tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila χ2hitung > χ2tabel, maka Ho ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen. 2. Uji Hipotesis Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Anava Rancangan Faktorial 2x2 1) Metode AB untuk Perhitungan Anava Dua Faktor Tabel 3. Ringkasan Anava Dua Faktor Sumber Variasi Rata-rata Perlakuan A B AB Kekeliruan
Dk 1
JK Ry
RJK R
F0
a–1 b–1 (a-1)(b-1) ab (n-1)
Ay By ABy Ey
A B AB E
A/B B/E AB/E
Keterangan: A = Kelompok A B = Kelompok B AB = Interaksi antara kelompok A dengan kelompok B 2) Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F ≥ F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol ditolak. Jika F < F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 pembilang v1 (k-1) dan dk penyebut v2 = (n1 + … nk – k), α = taraf signifikansi untuk pengujian hipotesis. 2. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava Menurut Sudjana (2004:36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut: 1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan yang paling kecil sampai kepada yang terbesar. 2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya. 3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus:
Sy =
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA. 4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman-Keuls, di ambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p = 2,3...,k. Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dan p supaya di catat. 5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-masing dengan Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST). 6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k commit to rata-rata user selisih rata-rata terbesar dan terkecil kedua dengan RST
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 untuk p = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi di antara rata-rata perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir kemampuan jump shoot bolabasket. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil tes kemampuan jump shoot bolabasket yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut: Tabel 4. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan Perlakuan
Pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif Pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif
Tingkat Power Lengan Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Statistik
Hasil Tes Awal Jumlah 561 Rerata 56,100 SD 6,045 Jumlah 440 Rerata 44,000 SD 4,137 Jumlah 499 Rerata 49,900 SD 13,178 Jumlah 476 Rerata 47,600 commit to user SD 2,875
Hasil Peningkatan Tes Akhir 756 195 75,600 19,500 5,719 1,841 637 197 63,700 19,700 4,270 1,767 693 194 69,300 19,400 14,174 2,633 637 161 63,700 16,100 3,093 1,524
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil kemampuan jump shoot bolabasket maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
Gambar 5.
Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan
Keterangan: MR = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif MP = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif PL T = Kelompok power lengan tinggi PL R = Kelompok power lengan rendah = Hasil tes awal = Hasil tes akhir
Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel dan histogram di atas adalah sebagai berikut: 1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif dan progresif dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuancommit dengan metode bagian repetitif memiliki to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket sebesar 1.85 yang lebih tinggi dari pada kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif. 2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi memiliki peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket sebesar 1.55 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki power lengan rendah. Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang berbeda. Nilai peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Nilai Hasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) No
Kelompok
Gain
Perlakuan (Sel)
Score
1
a1b1 (KP1)
19.50
2
a1b2 (KP2)
19.70
3
a2b1 (KP3)
19.40
4
a2b2 (KP4)
16.10
Agar nilai rata-rata peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket pada tiap kelompok perlakuan disajikan commit to user dalam bentuk histogram sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Gambar 6. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket pada Tiap Kelompok Perlakuan. Keterangan : KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif pada tingkat power lengan tinggi KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif pada tingkat power lengan rendah KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif memiliki power lengan tinggi KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif pada tingkat power lengan rendah
B. Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes dilakukan uji reliabilitas pada tes awal dan tes akhir hasil kemampuan jump shoot bolabasket. Hasil uji reliabilitas data hasil kemampuan jump shoot bolabasket, kemudian dikategorikan dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono B. Atmojo (1999:22), yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 Tabel 6. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Reliabilita
Tinggi Sekali
0,90 – 1,00
Tinggi
0,80 – 0,89
Cukup
0,60 – 0,79
Kurang
0,40 – 0,59
Tidak Signifikan
0,00 – 0,39
Adapun hasil uji reliabilitas data hasil kemampuan jump shoot bolabasket pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel
Reliabilita
Kategori
a. Tes power lengan
0,84
Tinggi
b. Tes awal kemampuan jump shoot bolabasket
0,71
Cukup
c. Tes akhir kemampuan jump shoot bolabasket
0,82
Tinggi
C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok
N
M
SD
Lhitung
Ltabel 5%
Kesimpulan
KP1
10
19.500
1.841
0.1936
0.258
Berdistribusi Normal
KP2
10
19.700
1.767
0.2554
0.258
Berdistribusi Normal
KP3
10
19.400
2.633
0.1910
0.258
Berdistribusi Normal
KP4
10
16.100
1.524
0.2279
0.258
Berdistribusi Normal
Perlakuan
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo = 0.1936. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0.2554, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo = 0.1910. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.2279, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlett. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut: Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ∑ Kelompok
Ni
SD2gab
χ2 o
χ2tabel 5%
Kesimpulan
4
10
3.942
3.137
7.81
Varians homogen
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 3.137. Sedangkan dengan k - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2o = 3.137 lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II. Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-Rata Hasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Power Lengan Variabel a1
a2
Rerata Kemampuan Jump Shoot
b1
b2
b1
b2
Bolabasket Hasil tes awal
56.10
44.00
49.90
47.60
Hasil tes akhir
75.60
63.70
69.30
63.70
Peningkatan
19.50
19.70
19.40
16.10
Keterangan : a1 = Pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif. a2 = Pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif. b1 = Kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi b2 = Kelompok siswa yang memiliki power lengan rendah Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan Pembelajaran (a1 dan a2) Sumber dk
JK
RJK
A
1
34.2250
34.225
Kekeliruan
36
141.9000
3.942
Fo
Ft
Variasi
commit to user
8.6829 *
4.11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Power Lengan (b1 dan b2) Sumber dk
JK
RJK
Fo
B
1
24.0250
24.025
Kekeliruan
36
141.9000
3.942
Ft
Variasi 6.0951 *
4.11
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi
dk
JK
RJK
Fo
Ft
Rata-rata Perlakuan
1
13950.2250
13950.225
A
1
34.2250
34.225
8,6829 *
4.11
B
1
24.0250
24.025
6,0951 *
4.11
AB
1
30.6250
30.625
7,7696 *
4.11
Kekeliruan
36
141.9000
3.942
Total
40
14181.0000
Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians KP
a1b2
a2b2
a2b1
a1b1
Rerata
19.700
16.100
19.400
19.500
a1b2
19.700
-
3.600
a2b2
16.100
a2b1
19.400
a1b1
19.500
*
-
Keterangan ; Tanda * signifikan pada p £ 0,05. commit to user
0.300
*
0.200
RST
*
1.8144
3.300
3.400
2.1848
-
0.100
2.4109
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis I Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif memiliki peningkatan yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran metode bagian progresif. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 8.683 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif memiliki peningkatan yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran metode bagian progresif dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 19.600 dan 17.750.
2. Pengujian Hipotesis II Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki power lengan tinggi memiliki peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang berbeda dengan siswa yang memiliki power lengan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 6.095 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa siswa yang memiliki power lengan tinggi memiliki peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang berbeda dengan siswa yang memiliki power lengan rendah dapat diterima kebenarannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang memiliki power lengan tinggi memiliki peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki power lengan rendah, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 19.450 dan 17.900.
3. Pengujian Hipotesis III Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perbedaan pendekatan pembelajaran dan tingkat power lengan siswa sangat bermakna. Karena Fhitung = 7.770 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Yang berarti bahwa keberhasilan pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh tingkat power lengan yang dimiliki siswa.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu: (a) ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian (b) ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 1.
Perbedaan Pengaruh Antara Metode Bagian Repetitif dan Progresif Terhadap Kemampuan Jump Shoot Bolabasket. Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif dan kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran metode bagian progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. Pada kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif mempunyai peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif. Pembelajaran kemampuan jump shoot bolabasket dengan metode bagian repetitif, memiliki kelebihan dalam hal pemanfaatan memori gerakan. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode bagian progresif menekankan tiap bagian dikuasai terlebih dahulu dengan baik kemudian baru dilanjutkan penguasaan bagian berikutnya sehingga siswa yang baru belajar jump shoot bolabasket akan lebih sempurna dan baik dalam gerakannya. Metode bagian progresif akan berpengaruh terhadap pembiasaan pada siswa dalam menguasai gerakan karena elemen-elemen gerak yang telah dikuasai sebelumnya, dan lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya. Kerugian mengajar jump shoot bolabasket yang dilakukan dengan metode bagian progresif yaitu sukar dalam mengajar bagian-bagian dari jump shoot bolabasket, hal itu karena gerakan jump shoot bolabasket commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 lebih mudah dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Pada pelaksanaan pembelajaran jump shoot bolabasket menggunakan metode bagian repetitif, setiap bagian dari jump shoot bolabasket dapat diajarkan dengan pendalaman setiap bagian dengan baik. Keuntungan pembelajaran jump shoot bolabasket yang dilakukan dengan metode bagian repetitif pada umumnya sangat tepat untuk siswa yang baru belajar, karena siswa akan menguasai tiap-tiap bagian dari jump shoot bolabasket setelah itu siswa merangkaikan seluruh bagian dari jump shoot bolabasket tersebut secara keseluruhan. Kerugian mengajar jump shoot bolabasket yang dilakukan dengan metode bagian repetitif yaitu sukar dalam mengajar bagian-bagian dari jump shoot bolabasket, hal itu karena gerakan jump shoot lebih mudah dilakukan secara keseluruhan. Metode bagian repetitif mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengulangan gerakan baik teknik dasar pada tiap-tiap bagian maupun pengulangan terhadap penggabungan antar bagian. Metode bagian progresif memungkinkan siswa untuk cepat menguasai gerakan jump shoot karena elemen gerak telah dikuasai sebelumnya dan lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya. Sejak awal sudah dipelajari dan dilatih mengenai penggabungan elemen geraknya. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase hasil kemampuan jump shoot bolabasket yang dihasilkan oleh pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif lebih tinggi 1.85 dari pada dengan metode bagian progresif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 2.
Perbedaan Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Antara Siswa yang Memiliki Power Lengan Tinggi dan Rendah Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa dengan power lengan tinggi dan power lengan rendah terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. Pada kelompok siswa dengan power lengan tinggi mempunyai peningkatan kemampuan jump shoot bolabasket lebih tinggi dibanding kelompok siswa dengan power lengan rendah. Pada kelompok siswa power lengan tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki power lengan rendah. Power lengan merupakan modalitas untuk melakukan pembelajaran kemampuan jump shoot bolabasket. Keberhasilan kemampuan jump shoot bolabasket dipengaruhi oleh kemampuan siswa untuk melakukan gerakan secara terpadu dan selaras. power lengan dapat menunjang keberhasilan belajar kemampuan jump shoot bolabasket, karena dengan power lengan yang baik, siswa dapat mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan sehingga menjadi lebih akurat. siswa yang memiliki power lengan tinggi memiliki kemampuan untuk lebih cepat menguasai kemampuan jump shoot bolabasket, dari pada siswa yang memiliki power lengan rendah. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket pada siswa yang memiliki power lengan tinggi 1.55 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki power lengan rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 3.
Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel dibawah ini. Tabel 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor A dan B Terhadap Hasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket. Faktor
A = Pendekatan pembelajaran Taraf
B
=
Power
Lengan
a1
a2
Rerata
a1 – a2
b1
19.500
19.400
19.450
0.100
b2
19.700
16.100
17.900
3.600
Rerata
19.600
17.750
18.675
1.55
b1 – b2
0.200
3.300
1.85
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Gambar 7. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Hasil Kemampuan Jump Shoot Bolabasket Keterangan : : A1 = Pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif : A2 = Pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif. : B1 = Power lengan tinggi : B2 = Power lengan rendah Atas dasar gambar 7 di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai hasil kemampuan jump shoot bolabasket adalah tidak sejajar atau bersilangan. Meski demikian garis tersebut memiliki suatu titik pertemuan antara penggunaan metode dalam pendekatan pembelajaran dan power lengan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa power lengan memiliki pengaruh terhadap hasil kemampuan jump shoot bolabasket. Keefektifan penggunaan metode dalam pembelajaran hasil kemampuan jump shoot bolabasket dipengaruhi oleh tinggi rendahnya power lengan yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 7, ternyata siswa yang memiliki power lengan tinggi dengan pendekatan pembelajaran metode bagian commit to user repetitif, memiliki peningkatan kemampuan jump shoot bolabasket sebesar 19.500
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 yang lebih baik dibandingkan siswa dengan power lengan tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran metode bagian progresif sebesar 19.400. Sedangkan siswa yang memiliki power lengan rendah dengan pendekatan pembelajaran metode bagian progresif, memiliki peningkatan hasil kemampuan jump shoot bolabasket sebesar 16.100 yang lebih baik dibandingkan siswa dengan power lengan rendah dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran metode bagian repetitif sebesar 19.700. Kefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran bolabasket dipengaruhi oleh klasifikasi power lengan yang dimiliki siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara metode bagian repetitif dan progresif terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. Pengaruh metode bagian repetitif lebih baik dari pada metode bagian progresif dalam meningkatkan hasil kemampuan jump shoot bolabasket. 2. Ada perbedaan kemampuan jump shoot bolabasket antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dengan power lengan rendah. Kemampuan jump shoot bolabasket pada siswa yang memiliki power lengan tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki power lengan rendah. 3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan power lengan terhadap kemampuan jump shoot bolabasket. a. Siswa yang memiliki power lengan tinggi lebih cocok jika diberikan metode bagian repetitif. b. Siswa yang memiliki power lengan rendah lebih cocok jika diberikan metode bagian progresif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, memberikan implikasi bahwa dalam merancang program latihan, khususnya dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan jump shoot bolabasket, para guru perlu memperhatikan pilihan-pilihan metode, teknik dan strategi secara tepat. Metode atau bentuk latihan yang digunakan dalam proses latihan harus dipertimbangkan efektifitas dan efisiensi dari metode tersebut dalam mencapai hasil latihan yang maksimal. Hal tersebut juga harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan karakteristik latihan yang akan dilatihkan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode bagian repetitif memperoleh hasil yang lebih baik dan optimal dari pada metode bagian progresif dalam latihan. Kebaikan metode bagian repetitif ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan jump shoot bolabasket. Dalam proses latihan jump shoot bolabasket, karakteristik siswa yang perlu diperhatikan dan menjadi dasar untuk menentukan pendekatan pembelajaran atau bentuk latihan yang akan digunakan adalah power lengan. Siswa yang memiliki power lengan tinggi akan lebih mudah menguasai gerakan jump shoot bolabasket, sehingga kualitas siswa yang memiliki power lengan tinggi menjadi lebih baik dari pada siswa yang memiliki power lengan rendah. Dalam penjelasan di atas maka perbedaan siswa dalam hal power lengan akan membawa implikasi bagi guru dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses latihan jump shoot bolabasket. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada guru diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi MTs Negeri Boyolali, perlu mensosialisasikan metode bagian repetitif dan progresif melalui latihan-latihan yang rutin dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan kemampuan jump shoot bolabasket. 2. Bagi guru olahraga, dalam upaya pencapaian peningkatan kemampuan jump shoot bolabasket bagi siswa hendaknya diawali dengan pencarian bibit atlet yang benar. Kemudian diberikan latihan-latihan dengan program yang lebih mendukung dalam peningkatan power lengan sehingga lebih terfokus terhadap bagaimana melatih lengan dengan program yang lebih efisien. 3. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan jump shoot bolabasket, perlu memperhatikan faktor power lengan. 4. Para guru dalam melatih jump shoot bolabasket dapat menggunakan metode bagian repetitif dan progresif, yang disesuaikan dengan power lengan siswa, dimana siswa yang memilki power lengan tinggi lebih efektif latihan dengan menggunakan metode bagian repetitif. Sedangkan siswa yang memilki power lengan rendah lebih efektif latihan dengan menggunakan metode bagian progresif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 5. Para peneliti lain yang akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini dapat menggunakan penelitian ulang dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan jangka waktu yang lebih lama.
commit to user