PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh: VIDHY ANDIKA SETYANINGRUM A. 420 090 060
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Il. A. Yani Tromol Pos I
-
Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax:115448
Surakarta 57102
Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama
NIPA{IK
:
195'7061 198703 2 001
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama
:
VIDHY ANDIKA SETYANINGRUM
NIM
:
A
:
FKIP BIOLOGI
Progdi
Studi
420 090 060
Judul Skripsi :"PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN SISWA
KELAS
VIII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN AJARAN
201212013"
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui ini dibuat, sernoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarlar2$ Mei 2013
Pembimbing
NrP. 1957061 198703 2 00t
PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN AJARAN 2012/2013
Vidhy Andika Setyaningrum, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah surakarta, 2013, 113 halaman. A. 420090060 ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pendidikan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi pada materi sistem gerak tumbuhan siswa kelas VIII. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ngemplak khususnya kelas VIII. Kelas yang digunakan dalam penelitian dipilih tiga kelas secara acak (random) dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Kelas pertama VIIIA menerapkan pembelajaran Examples non Examples, kelas kedua VIIID menerapkan pembelajaran Picture and Picture, dan kelas ketiga VIIIF menerapkan pembelajaran kontrol (konvensiona)l. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Analisa data menggunakan uji statistika One-Way ANOVA melalui program SPSS 17.0 for Windows. Hasil nilai rata-rata postest siswa menggunakan pembelajaran Picture and Picture sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples non Examples sebesar (68,38±9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan konvensional denagn pembelajaran Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional.
Kata kunci: Examples non Examples, Picture and Picture dan hasil belajar.
1
A. Pendahuluan Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran dengan model-model tertentu sehingga orang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur, kurikulum, dan sistem pendidikan serta model pengajaran yang efektif dan efisien. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah: (1) siswa kurang berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa merasa bosan, (3) Kurangnya keaktifan siswa di dalam bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan, (4) Siswa kurang berani dalam mengutarakan ide atau gagasan, (5) Siswa ramai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, sistem pembelajaran masih banyak yang menggunakan pembelajaran secara konvensional dimana proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan di Indonesia persentase kelulusan SMP/MTs tahun 2012 meningkat 0,21%, dari 47,386% SMP/MTs yang mengikuti UN, terdapat 25 sekolah dengan tingkat kelulusan kurang dari 25%, sedangkan dari 3,697.865 siswa peserta UN yang tidak luus berjumlah 666 orang (0,12%). Ketidak lulusan terbesar ada pada mata pelajaran matematika (229 orang), bahasa inggris (191 orang),
2
bahasa Indonesia (143 orang), dan IPA (103 orang). Dari data tersebut dapat terlihat bahwa mata pelajaran IPA berada pada posisi terbawah untuk tingkat kelulusan UN SMP/MTs, akan tetapi masih banyaknya siswa yang tidak lulus pada mata pelajaran IPA maka perlu adanya peningkatan mutu pembelajaran sehingga nilai UN IPA khususnya biologi dapat meningkat. Dalam pembelajaran biologi siswa di tuntut aktif dalam segala sesuatunya. Karena biologi tidak hanya difahami dengan teori saja, melainkan ada sebagian materi yang dipraktekkan. Pembelajaran biologi menuntut siswa untuk berfikir logis dan secara alamiah dalam menyelesaikan sutau permasalahan yang dihadapi. Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang berhubungan langsung dengan alam, semua komponen yang ada di alam bahkan yang bersifat renik sekalipun. Biologi juga dapat dikatakan ilmu alam yang sangat berpengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Biologi lebih mengembangkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang logis, kegiatan belajar mengajar yang terfokus dan keterampilan proses siswa melalui metode pembelajaran yang sesuai sehingga menimbulkan emosional siswa yang lebih berkembang. Examples non Examples merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang menekankan partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari membaca buku pelajaran, internet, dan melakukan pengamatan situasi lingkungan disekitarnya. Picture and Picture adalah pembelajaran yang menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk menyimpulkan materi yang sedang dipelajari, karena dengan media gambar memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. Menurut hasil penelitian Kamalia (2010), menyimpulkan bahwa (1) penerapan pembelajaran Examples non Examples dapat meningkatkan
3
minat siswa dalam belajar sehingga mereka tertarik dan senang untuk belajar, (2) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar. Menurut hasil penelitian Gunadi (2011), menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif dengan teknik tutor sebaya berbantuan Picture and Picture lebih tinggi dari model pembelajaran langsung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa pada materi sistem gerak tumbuhan menggunakan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture kelas VIII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun ajaran 2012/2013.
B. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VIII semester II SMP N 1 Ngemplak tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian dilakukan dengan 3 tahap yaitu 1) Tahap perencanaan: bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013, 2) Tahap pelaksanaan penelitian: bulan November 2012 sampai Februari 2013, 3) Tahap penyelesaian: bulan Maret 2013. Dalam penelitian ini Populasi Penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Ngemplak tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 7 kelas. Sampel dalam penelitian diambil sebanyak 3 kelas dari populasi 7 kelas, kelas yang terpilih kelas pertama untuk pembelajaran Examples non Examples, kelas kedua untuk pembelajaran Picture and Picture, dan kelas ketiga sebagai kelas kontrol (ceramah). Teknik dalam pengambilan sampel yang diguanakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, dengan teknik ini setiap kelas memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Setelah dilakukan sampling, diperoleh kelas yang akan dijadikan sampel yaitu kelas VIIIA (pembelajaran Examples non Examples), VIII D (pembelajaran Picture and Picture) dan VIIIF (pembelajaran konvensional atau ceramah). Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode dokumentasi dan metode tes. Dalam penelitian ini metode
4
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan sumber data yang berupa gambar/foto saat kegiatan penelitian berlangsung di SMP N 1 Ngemplak. Sedangkan metode tes merupakan cara untuk memperoleh data dengan postest pada kedua kelas sampel setelah perlakuan dengan metode pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture dengan menggunakan soal yang sama. Data yang diperoleh berupa nilai postest akan diuji menggunakan uji
statistik
One-Way
ANOVA
dikarenakan
penelitian
ini
akan
membandingkan antara hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS (Statistic Product and Service Solution ) 17.0 for Windows. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data di analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, setelah data dikatakan normal dan homogen, maka dapat langsung di analisa menggunakan uji parametrik One Way Anova.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Pada penelitian ini menggunaan tiga pembelajaran yang berbeda yaitu Examples non Examples, Picture and Picture dan Konvensional terlihat bahwa rata-rata nilai tertinggi pada perlakuan Picture and Picture yaitu sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional yaitu (68,38±9,493) dan (63,44±9,831). nilai maximum Examples non Examples (90), Picture and Picture (96) dan konvensional (80), sedangkan untuk nilai minimumnya Examples non Examples (50), Picture and Picture (60), dan konvensional (43). Nilai tengah atau median dari perlakuan Examples non Examples (70,00), Picture and Picture (76,00), konvensional (63,00), sedangkan nilai yang sering muncul atau modus pada perlakuan Examples non Examples (60 dan 73), Picture and Picture (76 dan 80), dan konvensional (60 dan 63). Dari nilai modus terlihat bahwa pembelajaran Picture and Picture lebih
5
efektif dibandingkan Examples non Examples dan konvensional. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel. 1 Data hasil postest dengan penerapan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture, dan kontrol. No Subjek (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Jumlah Maximum Minimum Mean ± SD Median Modus
Examples non Examples (2) Nilai 80 73 60 76 70 63 80 76 70 73 66 86 66 50 73 63 76 73 53 60 50 63 60 70 73 63 60 90 70 76 66 60 2188 90 50 68,38±9,493 70,00 60 dan 73
Picture and Picture (3) Nilai 80 73 70 80 76 80 83 76 83 80 76 83 70 60 76 60 86 86 73 66 86 76 66 83 90 66 80 66 73 80 96 76 2455 96 60 76,72±8,391 76,00 76 dan 80
6
Kontrol (4) Nilai 80 73 53 76 66 63 63 53 66 73 43 76 76 50 73 70 76 63 53 60 50 63 60 60 50 63 60 86 66 53 66 60 2030 80 43 63,44±9,831 63,00 60 dan 63
Tabel. 2 Data hasil distribusi frekuensi nilai postest pada penerapan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan kontrol. No
Kelas Interval
Nilai Teng ah
Examples non Examples F
T
Picture and Picture
BT
F
T
BT
Kontrol F
T
1.
41-50
45,5
2
6,3
-
2.
51-60
55,5
6
18,6
2
3.
61-70
65,5
11
34,4
6
4.
71-80
75,5
11
34,4
15
46,9
8
25
5.
81-90
85,5
2
6,3
8
25
1
3,2
6.
91-100
95,5
-
1
3,2
-
32
75
Jumlah
32
40,7
59,3
BT
4
12,5
6,3
9
28,1
18,6
10
31,2
25
32
28,2
71,8
Berdasarkan pada tabel 2 diketahui bahwa nilai postest siswa yang diberi perlakuan pembelajaran Picture and Picture (VIIID) memperoleh prosentase siswa yang tuntas (mencapai KKM) tertinggi yaitu sebesar (75%) sedangkan untuk siswa yang belum tuntas (belum mencapai KKM) sebesar (25%.). Kelas dengan perlakuan pembelajran Examples non Examples (VIIIA) memperoleh prosentase siswa yang tuntas sebesar (40,7%) dan siswa yang belum tuntas sebesar (59,3%) sedangkan untuk kelas kontrol (VIIIF) siswa yang tuntas mempunyai prosentase sebesar (28,2%) dan siswa yang belum tuntas sebesar (71,8%).
7
Frekuensi
Nilai Postest 16 14 12 10 8 6 4 2 0
15 11 9 6
10
11 8
8 Examples non Examples
6
4 2
Picture and Picture 2
2
0
1
1 0 0
Kontrol
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Interval Gambar 1
Histogram distribusi frekuensi nilai postest siswa pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan kontrol.
Uji normalitas data yang diperoleh memperlihatkan bahwa hasil dari ketiga perlakuan yang berbeda menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05), hal ini menunjukan bahwa sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi untuk hasil belajar dari ketiga perlakuan yang berbeda adalah sebesar (0,675) sehingga lebih besar dari (0,05). Karena nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang dianalisis berasal dari populasi yang sama atau homogen. Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis ini menggunakan One Way Anova atau anova satu jalan. Uji anova merupakan uji statistika dengan sampel data normal dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen). Uji ANOVA memperlihatkan bahwa nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples non Examples, Picture
8
and Picture dan konvensional. Taraf signifikansi 5% yaitu pengambilan resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak -banyaknya 5% atau 0,05. Arti dari 5% yaitu dalam pengambilan keputusan menolak hipotesis yang berpengaruh 0,95 (95%) sedangkan yang tidak berpengaruh sebesar 0,05 (5%). Dari data tersebut setelah mengetahui hipotesis yang diperoleh, selanjutnya dilakukan uji lanjut Anova. Hasil lanjut anova uji beda antar kelompok perlakuan, diperlihatkan bahwa nilai signifikansi perlakuan dengan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa
antara kelompok
perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture. Jadi antara pembelajaran Examples non Examples dan Picture and
Picture
lebih
baik
Picture
and
Picture.
Perbandingan
pembelajaran Examples non Examples dan Kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,036 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan Kontrol. Perbandingan antara Picture and Picture dan kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan ratarata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan Picture and Picture dan Kontrol. 2. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pendidikan yang membandingkan dua pembelajaran yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII. Kelas VIII dipilih secara acak (random) untuk diberikan perlakuan. Kelas yang terpilih yaitu kelas VIIIA, VIIID, dan VIIIF. Kelas eksperimen pertama VIIIA diberi perlakuan pembelajaran Examples non Examples, kelas eksperimen kedua VIIID diberi perlakuan pembelajaran Picture and Picture, sedangkan kelas
9
VIIIF sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah). Penelitian ini menggunakan satu materi pembelajaran yang sama yaitu materi tentang sistem gerak tumbuhan. Penelitian ini menggunakan
materi yang sama bertujuan untuk mengetahui
pembelajaran mana yang paling sesuai untuk membelajarkan materi sistem gerak tumbuhan yaitu antara
pembelajaran Examples non
Examples, Picture and Picture dan konvensional. Penelitian ini untuk mengetahui nilai kognitif yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Nilai kognitif dilihat dari tes kemampuan akhir siswa (postest). Soal postest sebelum digunakan diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Soal postest diujikan pada kelas selain kelas eksperimen yaitu kelas VIIIB. Setelah soal postest dinyatakan valid dan reliabel, soal dapat digunakan sebagai ulangan untuk kelas eksperimen dan kontrol. Setelah diperoleh data hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan selanjutnya data dianalisis. Hasil analisis dinyatakan bahwa semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, diperlihatkan pada (Tabel 4.3) bahwa nilai signifikansi untuk kelompok perlakuan Examples non Examples sebesar (0,200*), kelompok perlakuan Picture and Picture sebesar (0,200*) dan kelompok kontrol sebesar (0,200*). Ketiga kelompok perlakuan tersebut memiliki nilai lebih besar dari pada tetapan signifikansi (0,05), maka semua data dinyatakan normal. Setelah semua data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas diperlihatkan pada (Tabel 4.4) nilai probabilitas sebesar (0,675) lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05) maka sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen. Setelah semua data yang terkumpul normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Anova Satu Jalan (One Way Anova) melalui program statistika SPSS 17.0.
10
Hasil data setelah dilakukan uji hipotesis dengan One Way Anova terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan ceramah (konvensional) diperlihatkan pada (Tabel 4.5) diperoleh nilai FHitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09) hal ini menunjukan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan berbeda nyata atau tidak sama. Setelah data dari ketiga kelompok perlakuan dinyatakan berbeda, selanjutnya akan dilakukan uji lanjut anova untuk mengetahui ketiga kelompok perlakuan yang sama atau berbeda. Berdasarkan hasil uji lanjut anova diperlihatkan bahwa nilai signifikansi perlakuan dengan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture. Terlihat nilai Mean Difference antara pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture yaitu sebesar (-8,344*). Jadi penggunaan pembelajaran Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples non Examples. Karena pembelajaran Picture and Picture merupakan metode belajar yang menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis, sehingga
memudahkan
siswa dalam
memahami
materi
yang
disampaikan oleh guru. Perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,036 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan kontrol. Terlihat nilai Mean Difference sebesar (4,938*), jadi penggunaan pembelajaran Examples non Examples lebih baik dari pada menggunakan metode konvensional. Karena pembelajaran Examples non Examples merupakan suatu teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Teknik ini
11
bertujuan
untuk
mempersiapkan
siswa
secara
cepat
dengan
menggunakan dua hal yang terdiri dari Examples non Examples dari definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh dari materi yang sedang dibahas, sedangkan non Examples memberikan suatu gambaran yang bukan menjadi contoh dari materi yang sedang dibahas. Berbeda dengan metode konvensional yang hanya mengandalkan ceramah dari guru sehingga siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Perbandingan antara pembelajaran Picture and Picture dan kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan Picture and Picture dan kontrol. Terlihat nilai Mean Difference sebesar (13,281*), jadi penggunaan pembelajaran Picture and Picture lebih baik dari pada menggunakan metode konvensional. Di SMP Negeri 1 Ngemplak boyolali nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan sekolah adalah 71. Pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Examples non Examples terlihat bahwa rata-rata nilainya sebesar (68,38±9,493) nilai tertinggi siswa yaitu (90) dan nilai terendah yaitu (50). Pada kelas ini terdapat 13 siswa yang sudah tuntas dengan prosentase (40,7%) dan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 19 orang dengan prosentase (59,3%). Pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Picture and Picture terlihat bahwa rata-rata nilainya sebesar (76,72±8,391) nilai tertinggi siswa (96) dengan nilai terendah (60), kelas ini terdapat banyak siswa yang sudah tuntas sebanyak 24 orang dengan prosentase (75%) dan siswa yang belum tuntas 8 orang dengan prosentase (25%), sedangkan untuk kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah terlihat bahwa rata-rata nilainya sebesar (63,44±9,831) nilai
12
tertinggi yaitu (86) dan nilai terendah yaitu (43). Pada kelas kontrol siswa yang sudah tuntas sebanyak 9 orang dengan prosentase (28,2%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 23 orang dengan prosentase (71,8%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Picture and Picture, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran Picture and Picture lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran Examples non Examples dan konvensional. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu: a) Siswa lebih tertarik belajar dengan media gambar bila dibandingkan dengan metode konvensional b) siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan setelah menganalisis gambar yang diberikan oleh guru c) siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang diajarkan oleh guru melaluai media gambar. Sedangkan faktor yang mempengaruhi nilai pada pembelajaran Picture and Picture lebih rendah hal ini karena beberapa faktor yaitu: a) kurangnya partisipasi siswa dalam menganalisis gambar-gambar b) siswa juga cenderung pasif dan ramai sendiri selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran Picture and Picture dan Examples non Examples mempunyai perbedaan pada hasil belajar dalam aspek kognitif. Dari data hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan pembelajaran Picture and Picture pada materi sistem gerak tumbuhan lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran Examples non Examples dan konvensional. Karena pembelajaran Picture and Picture merupakan sebuah metode dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Denagn menggunakan alat bantu atau media gambar diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi belajar yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa
13
diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa. Pembelajaran Examples non Examples memiliki persamaan antara pembelajaran Picture and Picture, persamaanya terletak pada proses pembelajaran, kedua pembelajaran ini sama-sama kerja tim yang menuntut siswa untuk kerja sama, sama-sama menggunakan media gambar dalam proses kegiatan belajar mengajar, selain itu kedua pembelajaran ini membuat siswa yang lebih aktif sehingga guru hanya sebagai fasilitator. Pada dasarnya penggunaan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa pada materi sistem gerak tumbuhan kelas VIII SMP Negeri 1 Ngemplak tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini relevan dengan penelitian Gunadi (2011), dilaporkan bahwa penerapan pembelajaran Picture and Picture pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa 1) nilai rata-rata hasil belajar dengan model pembelajaran langsung adalah (32,4±93,96) dan nilai rata-rata hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan teknik tutor sebaya
berbantuan
Picture and Picture
adalah
(37,75±4,52), 2) respon siswa adalah positif dengan rata-rata respon sebesar (74,35). Prosentase siswa sebesar (10%) yang merespon sangat positif sebanyak (45%) dan merespon positif sebanyak (45%). Persen merespon cukup positif dan tidak ada siswa yang merespon kurang positif dan sangat kurang.
14
D. Simpulan Dari hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian diperoleh kesimpulan: Ada perbedaan penggunaan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan konvensional. Pembelajaran Picture and Picture lebih baik untuk membelajarkan materi sistem gerak tumbuhan dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Picture and Picture sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional yaitu (68,38±9,493) dan (63,44±9,831).
E. DAFTAR PUSTAKA Gunadi, Komang. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Tutor Sebaya Berbantuan Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri Sukasada Tahun Ajaran 2011/2013. Universitas Pendidikan Ganesha: Volume: 01, nomor: 03, halaman 376. Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kompas. 2012. http://www.bisnis.com/articles/ujian-nasional-smp-nilaisiswa-jatuh-di-bidang-bahasa-indonesia-and-matematika. (Diakses hari senin, 17 Desember 2012). Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sagala S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Pelajar.
15