PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI ASUHAN Karina Jalan Toa Pekong 2 No. 42 A, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 082123556762
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan Perancangan adalah merancang interior panti asuhan yang dapat menaikkan taraf hidup generasi muda yang bernaung didalam panti asuhan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu pengumpulan data berdasarkan hasil studi lapangan dan literatur. Analisis dilakukan berdasarkan berbagai sumber referensi dan hasil observasi. Hasil yang dicapai ialah konsep perancangan interior dengan tema ”A Wonder of The Wanderer”. Simpulan yang didapat dari perancangan ini ialah penerapan segi desain dalam panti asuhan dapat meningkatkan imajinasi dan kesadaran generasi muda untuk memperhatikan sekeliling dan sesama serta membangkitkan semangat generasi muda untuk berkarya. Kata Kunci : Desain, Interior, Panti Asuhan, Generasi Muda
PENDAHULUAN Di balik sebuah negara yang maju dan sukses, terdapat gerakan pemuda yang begitu dahsyat dalam menopang negara tersebut. Semua orang setuju bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa, dan di tangan para pemuda Indonesialah terletak masa depan negara ini. Seiring berkembangnya zaman, kesadaran para pemuda akan tanggung jawab mereka yang besar ini semakin menurun diakibatkan oleh beragam hal, salah satunya adalah minimnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pengasahan kemampuan para pemuda ini yang berujung pada satu-satunya solusi yang tersedia yaitu menuntut ilmu di luar negeri. Solusi itu terasa tepat, namun jika ditilik lebih lanjut lagi maka terdapat ketimpangan dalam solusi tersebut yakni menuntut ilmu di luar negeri hanya bisa dimanfaatkan oleh mereka yang mempunyai uang berlebih. Hal ini tentu saja akan memberikan sebuah kenyataan baru yang harus dihadapi anak-anak yang kurang beruntung, khususnya anak-anak yang tinggal di panti asuhan yang mengalami keterbatasan dana. Banyak sekali panti asuhan yang tidak mampu bertahan dan sering mendapat stigma yang buruk dari pandangan masyarakat sekitar dan menyebabkan generasi muda yang bernaung didalamnya cenderung tumbuh menjadi generasi yang berdaya saing rendah, berkepribadian rapuh, rendah diri, dan sebagainya.
Permasalahan demi permasalahan yang timbul akan dapat diselesaikan apabila sumber permasalahan tersebut diperbaiki, dalam hal ini perbaikan taraf hidup menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan. Perbaikan pada interior panti asuhan sebagai tempat utama para generasi muda tersebut bernaung akan memberikan dampak positif dalam proses peningkatan taraf hidup generasi muda bangsa. Dengan bertumbuh dalam lingkungan tempat tinggal yang memadai sarana dan fasilitasnya disertai dengan perancangan interior yang mendukung program panti asuhan diharapkan akan membuka kesempatan bagi generasi muda bangsa untuk memulai hari mereka dengan semangat yang baru. Semangat inilah yang menjadi bekal para generasi muda dalam mempersiapkan diri mereka untuk menerima tonggak kepemimpinan akan Negara Indonesia ini di kemudian hari. Dalam merancang panti asuhan, yang menjadi permasalahan adalah desain ruang yang berfokus dalam penciptaan semangat dan daya juang tinggi bagi penghuni panti asuhan melalui penerapan bentuk dan warna dalam ruangan. Lingkup penelitian meliputi kawasan penelitian di wilayah Jakarta dan Tangerang dengan batasan penelitian pada data internal panti asuhan yang disurvey yang meliputi informasi penghuni sampai aktifitas dan fasilitas yang dimiliki. Adapun batasan perancangan panti asuhan ini berfokus kepada sarana dan prasarana (tidak meliputi kantor dan ruang ibadah) yang digunakan seharihari oleh penghuni dalam masa sekolah yaitu SD, SMP, dan SMA yang bersifat unisex. Tujuan daripada perancangan ini adalah membuat interior yang panti asuhan yang dapat meningkatkan taraf hidup generasi muda yang bernaung didalam panti asuhan.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara survey lapangan ke lokasi panti asuhan dengan berfokus kepada pencarian data panti asuhan melalui penelitian lingkungan sekitar, memperhatikan aktifitas dan fasilitas yang tersedia serta menganalisanya. Wawancara dilakukan terhadap generasi muda yang tinggal dalam panti asuhan dan penarikan kesimpulan berdasarkan data narasumber untuk melengkapi data yang diperlukan dalam merancang. Selebihnya melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas yang biasa dilakukan oleh penghuni panti asuhan disertai dengan pengambilan foto sebagai data visual yang dapat membantu dalam proses analisa kasus. Studi literatur juga dilakukan untuk lebih mengenal keberadaan panti asuhan mulai dari fungsi, jenis, dan sistem kepengurusan secara tertulis.
HASIL DAN BAHASAN Konsep Perancangan - A Wonder of A Wanderer: The Explicit Indonesia Memang benar adanya bila para generasi muda yang bernaung didalam panti asuhan memiliki kekurangan (tidak memiliki orang tua), namun bukan berarti hal itu dijadikan sebuah alasan untuk memanjakan para generasi muda tersebut karena mereka merupakan calon-calon pemimpin bangsa dan negara di masa depan. Oleh sebab itu, dengan mengusung sebuah tema yang mewakili jiwa dan semangat para generasi muda yang selalu penuh rasa ingin tahu akan mampu memberikan pesan moral dan menanamkan jiwa berani serta mandiri bagi para generasi muda yang bernaung didalam panti asuhan. Penerapan tema desain ini akan mengubah paradigma generasi muda akan kehidupan sehingga mereka tidak lagi membenci diri sendiri, merasa sedih atau pun minder tetapi jiwa mereka akan bangkit, penuh semangat, dan berani dalam mengarungi kehidupan dengan paradigma baru bahwa hidup mereka adalah petualangan yang asyik. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki banyak hal istimewa yang dapat dibanggakan. Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki keistimewaan seperti beriklim tropis dengan dua jenis musim yaitu musim kemarau dan musim hujan yang sangat diminati oleh warga mancanegara. Kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita juga patut untuk diacungi jempol. Dari pegunungan yang berbaris sepanjang pulau, hutan hujan tropis yang lembab, pantai dengan pasir putih, ombak yang bergelombang, lautan yang membentang mengelilingi pulau-pulau, padang rumput yang hijau, sampai kepada sebutan Negara Agraris juga diperoleh oleh Indonesia. Keanekaragaman suku, budaya dan bahasa juga dimiliki oleh Indonesia sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia, namun meski berbeda kita tetap bersatu sesuai motto negara: Bhinneka Tunggal Ika. Semua keistimewaan negara kita dapat dinikmati secara cuma-cuma bagi kita dan masing-masing keistimewaan tersebut memberikan sensasi tersendiri yang berbeda-beda bagi setiap orang. Begitu
banyaknya hal-hal menarik yang terjadi di Indonesia mewakili beragamnya hal-hal unik dalam kehidupan yang juga akan dihadapi oleh generasi muda yang bernaung didalam panti asuhan.
Citra Ruang Panti asuhan menampilkan kesan sebuah rumah perisitirahatan sementara bagi para petualangpetualang muda tersebut sebelum akhirnya mereka menapakkan kaki menghadapi petualangan hidup mereka. Rumah peristirahatan ini mempersiapkan para generasi muda tersebut dengan menaikkan semangat dan rasa ingin tahu serta pantang menyerah melalui implementasi keistimewaan yang dimiliki oleh Indonesia seperti pegunungan, pantai, laut, padang rumput, hutan, rawa, dan sebagainya kedalam desain masing-masing ruang yang dirangkum dalam tema petualangan dengan bentuk-bentuk furnitur yang tidak membosankan dan layout yang terbuka.
Material pada Lantai, Dinding dan Ceiling Jenis material yang digunakan disesuaikan dengan tema desain dan keseluruhan material tersebut berasal dari Indonesia. Pemakaian material alam (bebatuan, kayu, dsb.) dan buatan (karpet, besi, vynil, dsb.) yang berasal dari dalam negeri sendiri akan mendukung tema desain petualangan dalam berbagai ragam kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
Warna Warna-warna yang diaplikasikan dalam interior panti asuhan tetap berdasarkan kepada pertimbangan psikologis untuk meredam emosi labil yang dimiliki oleh anak remaja walaupun akan dikombinasikan dengan warna-warna yang membangkitkan semangat serta daya juang generasi muda. Pengaplikasian setiap elemen kekayaan alam Indonesia akan dapat terlihat melalui tekstur dan warna-warna dari material terpilih yang telah disesuaikan dengan tema masing-masing ruang.
Pencahayaan Penggunaan tipe lampu berspektrum penuh yang hemat energi seperti fluorescents, incandescent dan halogen di area kegiatan anak dengan nuansa warna lampu yang warm untuk area yang membutuhkan situasi tenang atau untuk mendukung kegiatan istirahat namun penggunaan nuansa warna lampu yang light untuk area yang membutuhkan pencahayaan lebih dalam melakukan aktifitas. Penggunaan dimmers pada lampu di area tempat tidur, pemakaian jenis lampu ambient pada wallmounted coves/cans dengan tipe penerangan secara langsung ataupun tidak langsung, ceiling recessed cans di area kantor dan dapur, hanging lamps above tables untuk area makan, dan sebagainya.
Penghawaan Penghawaan alami akan diterapkan semaksimal mungkin, namun untuk area tertentu yang membutuhkan penghawaan buatan akan digunakan AC split dengan alasan lebih menghemat energi karena memberikan kontrol sepenuhnya di tangan penghuni.
Akustik Ruang Untuk meredam kebisingan, lokasi panti asuhan akan sangat membantu dalam proses penerapan sistem akustik ruang. Selain itu, setiap dinding didalam panti asuhan lebih diutamakan berbahan batu bata dan bukan gypsum. Pemakaian dinding bata dapat meredam kebisingan, pemakaian variasi ketinggian ceiling juga dapat meredam kebisingan. Untuk ruangan yang kecil atau koridor yang panjang dapat menggunakan ceiling yang tinggi untuk menghindari kesan menghimpit, untuk ruangan lebar menggunakan ceiling yang tidak terlalu tinggi untuk menghindari kesan terlalu kosong.
Keamanan dan Signage Penggunaan kunci di setiap pintu dan jendela, pemakaian kaca tempered, CCTV dan penerangan yang memadai di area eksterior gedung, pemakaian curtain untuk setiap jendela didalam area tempat tidur, pemakaian artwork untuk menggantikan setiap signage yang ada didalam panti asuhan untuk membantu mengembangkan kreatifitas anak asuh.
SIMPULAN DAN SARAN Panti asuhan bukanlah hanya sebuah instansi atau lembaga kesejahteraan sosial anak yang memenuhi kebutuhan fisik anak saja melainkan merupakan rumah dan keluarga utama bagi anak-anak yang bernaung didalamnya. Pendirian panti asuhan di Indonesia sendiri banyak yang tidak memenuhi syarat dari pemerintah dikarenakan kurangnya dana. Kurangnya dana tersebut juga menghasilkan rentetan dampak negatif lainnya bagi panti asuhan yakni, pandangan buruk dari masyarakat sekeliling akan panti asuhan karena panti asuhan yang tidak terurus, anak-anak panti asuhan yang cenderung nakal dan kasar karena kurang bimbingan, dan sebagainya. Segi desain sangat kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan dalam sebuah panti asuhan. Oleh sebab itu banyak sekali banyak panti asuhan yang terlihat bahkan tidak seperti rumah dan bisa dikatakan seperti penjara lengkap dengan jeruji besi dan warna-warna yang tidak mencerminkan penghuninya. Padahal sebenarnya, dengan memperhatikan segi desain dalam panti asuhan akan membantu meningkatkan imajinasi serta kesadaran anak-anak asuh untuk memperhatikan keadaan sekeliling mereka dan sesama. Untuk menaikkan taraf hidup generasi muda yang bernaung didalam panti asuhan, diperlukan sebuah desain yang dapat menaikkan semangat para generasi muda di setiap fasilitas yang mendukung kegiatan mereka sehari-hari. Dalam hal ini, penerapan desain yang mewakili esensi kekayaan alam Indonesia didalam panti asuhan disertai dengan bentuk furnitur dan ruang yang merangsang rasa ingin tahu serta menimbulkan decak kagum para generasi muda dinilai mampu untuk mendorong semangat mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka di dalam panti asuhan. Pemakaian warna-warna yang bervariasi dalam panti asuhan disertai pengolahan bentuk yang menarik perhatian generasi muda akan menimbulkan rasa ingin tahu pada generasi muda yang akhirnya mendorong mereka untuk berkarya.
REFERENSI Heuken, Adolf S.J. (2005). Ensiklopedi Gereja. Jilid IV. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Keputusan Menteri Sosial RI No.50/HUK/2004. Standarisasi Panti Sosial dan Pedoman Akreditasi Panti Sosial. Diperoleh (02-14-2013) dari http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No.30/HUK/2011. Standar Nasional Pengsuhan Anak Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Diperoleh (03- 01-2013) dari http://www.kemsos.go.id/ Agustiani, Hendriati. (2009). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika Aditama. Olds, Anita Rui. (2001). Child Care Design Guide. United States of America: McGraw Hill. Tame, David. (1984). The Secret Power of Music. Rochester, NY: Destiny Books. Halpern, Steven. (1985). Sound Health: The Music and Sounds that Make Us Whole. New York: Harper & Row. Hollowich, Fritz. (1980). The Influence of Ocular Light Perception on Metabolism in Man and in Animals. New York: Springer Verlag. Ott, J.N. (1973). Health and Light. New York: Simon & Schuster. M. Spivak and J. Tamer. (1983). Light and Color: A Designer’s Guide. Washington: AIA Press. Norma L. Miller, ed. (1995). The Healthy School Handbook. Washington D.C.: NEA Profesional Library. Dadd, Debra Lynn. (1997). Home safe home: Protecting Yourself and Your Family from Everyday Toxics and Harmful Household Products. New York: Tarcher/Putnam. Littlefield, David. (2008). Metric Handbook Planning & Design Data. Great Britain: Elsevier Ltd.
Julius Panero dan Martin Zelnik. (2003). Cetakan 1. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. Maulana, Idham. (2009). Bentuk dan Gaya Bangunan Panti Asuhan (weeshuis) Vincentius Putera, Jakarta. Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Jakarta.
RIWAYAT PENULIS Karina Chandra lahir di kota Medan pada tanggal 7 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada tahun 2013. Saat ini bekerja sebagai freelance designer.