PERANAN KEMANDIRIAN WANITA DALAM MENDUKUNG KESUKSESAN USAHA KELUARGA
Oleh : Basukiyatno
ABSTRAK Perubahan teknologi menuntut perubahan dibidang lain secara signifikan. Perubahan yang paling utama disebabkan oleh runtuhnya sistem patriarkhi, yang sebelumnya mengakar ke seluruh aspek kehidupan, sehingga gerakan feminim akan menjadi gerakan arus budaya paling kuat. Para wanita akan segera bergeser. Penelitian kualitatif ini difokuskan pada kemandirian wanita, khususnya dalam mendukung kesuksesan usaha keluarga. Jenis Kemandirian yang terdeskripsi adalah kemandirian dalam menjalankan usaha sosial maupun usaha ekonomi. Dua kemandiran ini mempunyai implikasi dalam berbagai kegiatan. Terdapat banyak faktor pembentuk kemandirian wanita. Pertama : Bagi seorang wanita yang telah menjadi Ibu, faktor utama pembentuk kemandiriannya adalah mengandung dna menyusui anak. Proses tersebut mendidik kemandirian ibu dengan mamaksa bersabar, tanah, berjuang dengan sekuat tenaga, cermat dan teliti dalam semua perbuatannya, tanpa ada yang dapat mewakilinya. Kedua : Agama, dialah yang mendidik kemandirian dengan kekuatan jiwa, Ketia : Luasnya jaringan sosial yang terbina melalui jama’ah pengajiannya.
Kata Kunci : Kemandirian, Wanita, Usaha Keluarga
akan tetapi juga ikut mengatur kehidupan
Pendahuluan Ekonomi adalah salah satu dimensi dari dunia
global
yang
sangat
individu, menciptakan strata sosial yang baru,
dominan
perbedaan pekerjaan, tingkat kekayaan, dan
peranannya. Seperti dinyatakan oleh John
merebaknya properti. Terjadi proses yang
Micklethwait (2000), globalisasi menjadikan
sangat kental, yang berjalan demikian kuat,
beberapa perubahan penting dalam bidang
sehingga terjadi perubahan pranata sosial
ekonomi, politik, dan budaya. Dalam era
seiring
globalisasi ini lingkup dunia ekonomi tidak
perubahan pranata sosial tersebut terjadi di
hanya meliputi pembagian bisnis semata,
bidang pendidikan. Kurang siapnya pelaku
dengan
Cermin Majalah Ilmiah Universitas Pancasakti Tegal Edisi 034 / Agustus 2003
globalisasi.
Salah
satu
pendidikan untuk mengadakan perubahan
diterima. Beberapa argumentasi berdasar dalil
yang dapat mengimbangi globalisasi telah
naqli (ayat Allah), berdasar fakta sejarah dan
menyebabkan pendidikan berjalan terseok-
perbandingan faktual mereka kemukakan.
seok.
Salah satunya adalah Said Aqiel Siradj (dalam
Kompleksitas
masalah
kemiskinan
seolah membentuk lingkaran setan yang yang
Marzuki
tidak
mengemukakan argumen-argumen tersebut
berujung
pangkal.
Kesulitan
penyelesaian masalah tersebut diperparah oleh
kenyataan
bahwa
kemiskinan
Wahid,
1999;
h.28-31)
dengan runtut.
di
Indonesia merupakan bentuk kemiskinan di Indonesia merupakan bentuk kemiskinan di
Fokus dan Pertanyaan Penelitian Fokus penelitian ditekankan pada faktor
Indonesia merupakan bentuk kemiskinan
kemandirian
struktural. Kepentingan ekonomi yang terjadi
mendukung kesuksesan usaha keluarga. Peran
antara berbagai sektor yang ada, seperti:
wanita
pribumi dengan nonpribumi, kota dengan
menciptakan
desa, daerah satu dengan daerah lain juga
lingkungan sosialnya yang secara langsung
merupakan potensi yang menantang. Artinya
bernilai
faktor ini dapat merupakan pemicu namun
dimaksud, meliputi : kegiatan pendidikan,
dapat
menentukan
pula
merupakan
faktor
pembuka
wanita,
tersebut
khususnya
dapat
dilihat
keharmonisan
produktif.
dalam
Fungsi
pekerjaan,
dalam keluarga,
sosial
yang
kegiatan
peluang usaha. Pengangguran yang semakin
berorganisasi, melahirkan anak, membantu
membengkak, termasuk dari kalangan yang
saudara
terdidik,
termasuk dalam kegiatan ekonomi, yaitu :
memperkuat
kenyataan
bahwa
produktivitas rakyat kita rendah. Penyelesaian
dan
tetangga.
Sedangkan
yang
pekerjaan, pendapatan.
berbagai masalah tersebut salah satu kuncinya
Pertanyaan penelitian yang akan dicari
adalah rendahnya nilai kemandirian bangsa
jawabnya dalam penelitian ini adalah: (1)
kita.
profil kemandirian perempuan, (2) profil Dalam kontek budaya religi Islam,
peran wanita dan perubahan khususnya di
kesuksesan
keluarga,
(3)
faktor-faktor
pembentuk hal tersebut.
bidang ekonomi juga selalu menjadi polemik tersebut lebih memojokkan Islam sebagai agama ortodok yang tidak dapat menghargai
Kajian Teori Dalam
khasanah
masyarakat
Jawa,
peran wanita. Pandangan tersebut memang
umumnya mendasarkan paham bilateralitas,
juga berkembang di kalangan muslim sendiri,
artinya antara suami dan istri memiliki hak
tetapi oleh para ulama sama sekali tidak dapat
yang sama dalam memutuskan kegiatan
Cermin Majalah Ilmiah Universitas Pancasakti Tegal Edisi 034 / Agustus 2003
ekonomi keluarga. Dalam hal ini, wanita dan
berumah tangga hanya sedikit sekali dari
pria memiliki kebebasan yang sama, namun
dunia pria yang tidak dapat mereka masuki
demikian tidak berarti semua tugas pekerjaan
dan mereka ketahui. Sebagai contoh, dalam
yang dilakukan oleh pria dan wanita dalam
siklus tanam padi, transaksi perdagangan,
keluarga Jawa tidak berbeda.
dunia pasar, bahkan para pedagang besar
Secara
teori
perkembangan
peran
umumnya
wanita
sebagai
pionernya,
wanita dalam masyarakat dapat dikemukakan
sedangkan suami hanya sebagai pendamping
beberapa
Koentjoroningrat
saja. Wanita mempunyai kebebasan dan
(1967), menyatakan bahwa dalam keluarga ini
kewenangan yang sama dengan pria dalam
Jawa atau somah sederhana yang bertindak
hal pemilikan dan bagaimana pengaturannya.
sebagai kepala keluarga adalah suami. Akan
Pekerja merupakan kewajiban hidup yang
tetapi, menuntut tradisi Jawa tersebut tidak
besar, sejauh itu untuk memenuhi kebutuhan
berarti bahwa seorang istri dalam keluarga
masyarakat.
memiliki status yang rendah dari suami
kemasyarakatan, kaum wanita dalam keluarga
mereka. Peran istri dalam kehidupan sehari-
Jawa terlibat lebih sering berkumpul, dan
hari dalam keluarga Jawa, diharapkan dapat
tampak lebih berhasyrat untuk membantu
bekerja sama dalam mengatur keluarga.
kaumnya yang sesaudara dari pada laki-laki.
teori
berikut.
Dalam
kegiatan
sosial
Wanita Jawa khususnya mereka yang bekerja di pabrik telah memperoleh kebebasan dan
Kesimpulan
otonomi dibidang sosial dan ekonomi, akan
Penelitian ini menghasilkan simpulan
tetapi mereka masih tergantung dengan orang
tentang bentuk kemandirian wanita dalam
tua mereka.
menjalankan usaha sosial dan usaha ekonomi.
Dalam hal status dan otonomi wanita dalam
keluarga
tersebut
mempunyai
implikasi dalam berbagai kegiatan, antara lain
terpenuhinya
keterbukaan bergaul dengan pihak luar,
kebutuhan pribadi, ekonomi, sosial dan
sehingga dirinya tidak hanya berada dalam
psikologi dalam masyarakat. (2) bagaimana
sektor domestik yang kekurangan informasi.
nilai-nilai
dan
Kekurangan informasi dewasa ini identik
Geertz
dengan keterbelakangan, dan kekerdilan.
mengemukakan bahwa yang dilakukan oleh
Kemandirian dalam mengambil keputusan,
wanita Jawa dalam kehidupan sehari-hari
hal ini mendidik dirinya menjadi orang yang
bukan hanya urusan lombok (cabe) dan tempe
cermat dalam memilih, kuat dan berdisiplin.
saja, akan tetapi dalam kenyataan hidup
Dua hal tersebut memungkinkan dirinya dapat
dikukuhkan.
yaitu
tersebut Lebih
:
terdapat
kemandirian
dua
permasalahan,
Jawa,
Dua
(1)
diwariskan lanjut
Cermin Majalah Ilmiah Universitas Pancasakti Tegal Edisi 034 / Agustus 2003
menjalin hubungan sosial yang luas, dan
kesabarannya
menjalankan usaha di sektor ekonomi. Hal
masalah. Ketelitian dan kecermatan dalam
tersebut juga saling menunjang, jaringan
bekerja. Faktor-faktor tersebut sumbernya
sosial yang luas sangat membantu dalam
adalah nilai agama yang diyakininya, sedang
pemecahan
pendidikannya terproses melalui melahirkan
berbagai
problem,
termasuk
problem ekonomi.
dalam
dan menyusui
Ada beberapa bidang usaha dagang
tersebut
menghadapi
anak.
juga
sangat
Proses
suatu
Pendidikan
ampuh
dalam
yang dapat dirintis oleh wanita, misalnya
menanamkan nilai-nilai kemandirian pada
perdagangan.
seseorang wanita.
Bagi
wanita
pedesaan
khususnya usaha dagang hasil pertanian: beras
dan
kelapa
serta
minyak
tanah.
Kesuksesan dan kemandirian dalam usaha ini sangat ditopang oleh ketajaman membaca pangsa pasar dengan tepat. Sehingga dapat memilih jenis usaha yang sukses di pasaran. Ketajaman membaca pangsa pasar tersebut diperoleh dari luasnya jaringan sosial. Terdapat banyak faktor pembentuk kemandirian wanita. Pertama : Bagi seorang wanita yang telah menjadi Ibu, faktor utama pembentuk
kemandiriannya
adalah
mengandung dan menyusui anak. Proses tersebut mendidik kemandirian ibu dengan memaksa bersabar, tabah, berjuang dengan sekuat tenaga, cermat dan teliti dalam semua perbuatannya,
tanpa
ada
yang
dapat
mewakilinya. Kedua : agama. Dialah yang mendidik kemandirian dengan kekuatan Jiwa. Ketiga : Luasnya jaringan sosial yang terbina melalui jama’ah pengajiannya. Terdapat menyumbang
banyak kesuksesan
faktor
yang
usaha
wanita.
Daftar Pustaka Barbara, Ward. (1983) Lima Pokok Pikiran yang merubah Dunia, terjemah Mochtar Lubis, Jakarta : Pustaka Jaya. Budiman, Arief (1986). Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta : Gramedia. Fuada Hasan. 1990. Catatan tentang pengembangan sumberdaya manusia. Makalah. Bandung : Depdikbud IKIP. Gilmore. J. V. 1974. The Produktive Personality. San Francisco : Albion Publishing Company. Koetjoroningrat (1967). Villanges in Indonesia Itacha : Cornell University Press. Miclethwait, John & Wooldridge, Andrian. (2000). A Future Perfect, The Challenge and Hidden Promise of Globalization. New York : Random House, Inc. Muller, Niels (1985). Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta : Sinar Harapan. Setiadi (1996). Metode penelitian kualitatif pribadi manusia. Makalah Konggre Kebudayaan Nasional. Jakarta : Depdikbud. Wahid, Marzuki. Ed. (1999). Pesantren Masa Depan. Jakarta : Pustaka Hidayah.
Faktor tersebut antara lain : ketabahannya dan Cermin Majalah Ilmiah Universitas Pancasakti Tegal Edisi 034 / Agustus 2003
Cermin Majalah Ilmiah Universitas Pancasakti Tegal Edisi 034 / Agustus 2003