PERANAN SUAMI - ISTRI DALAM KELUARGA
Pendahuluan Fenomena tentang keluarga berikut peran suami - istri dalam keluarga semakin sering diangkat dalam seminar-seminar keluarga dan media masa. Kita dapat jumpai bahwa para suamiistri saring menganut pandangan yang memisahkan peranan maskulin dan feminim. Bukan hanya suami, para istri juga masih melihat bahwa laki-laki dan perempuan memeliki peranan yang khas. Dewasa ini kita sering jumpai suami-istri yang semakin sibuk bekerja untuk mencari uang, maka diperlukan konsep atau sistem sehingga suami-istri dapat berperan maksimal dalam membina keluarga bahagia, sehingga tidak ada alasan keluarga menjadi korban karena suamiistri yang sibuk. Alkitab adalah sebuah kitab sempurna, yang telah membuat persamaan, sentuhan dan pemisahan-pemisahan yang sangat jelas tentang peran suami-istri. Peranan Istri dalam keluarga “Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari permata” Amsal 31:10 Bila kita perhatikan ayat di atas menjelaskan begitu penting peran istri dalam keluarga bahagia, baik peranannya terhadap suami, anak, pengembagan gereja dan juga masyarakat. Maka tepat sekali Firman Tuhan mengataka bahwa istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan (Amsal 19:14). Tetapi istri perongrong dan suka mempermalukan suami sama seperti penyakit yang membusukkan tulang (Amsal 12:4). A. Peranan Istri terhadap suami 1. Sebagai penolong bagi suami. “Tidak baik manusia itu seorang diri, Aku akan menjadikan seorang penolong baginya” Kej 2:18 Istri adalah penolong dan bukan perongrong suami. Istri merupakan asisten, mengisi kekurangan, mengantikan dan mewakili bila diperlukan. Gelar penolong diberikan oleh Allah sendiri. Kata penolong dalam bahasa Ibrani “Ezer”, dan kita jumpai kata itu dalam ungkapan “Ebenhaezer” sampai disini Tuhan telah menolong kita. Istri sebagai penolong berarti: * Berharga/Bermutu Istri yang cakap lebih berharga dari permata (Ams 31:10). Pikiran, perasaan dan perbuatannya bermutu, sehingga istri merupakan harta kekayaan yang tak ternilai harganya. * Dapat dipercaya Hati suaminya percaya kepadanya (Ams 31:11a), dalam hal: Kesetiaan Istri berkewajiban setia kepada suami, anak dan keluarga sebagaimana janji pernikahan yang diucapkan dihadapan pendeta, jemaat dan Tuhan. istri harus tetap bertekat untuk hidup bersama, karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (Mat 9:5-6). Menjaga Rahasia. Siapa menjaga mulutya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan (Ams 18:21). Istri harus dapat dipercayai suami, menjaga rahasia pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Hati-hati dalam berkata-kata. Mengetahui apa yang
boleh dan tidak boleh diceritakan agar gosip tidak berkembang. Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan dan mulutnya berseru meminta pukulan orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya (Ams 18:6,7). Mengatur keuangan Ia membeli ladang yang diingininya (Ams 31:16a). dari zaman dulu sampai sekarang, ladang (tanah) dapat merupakan tabungan dan juga sumber penghasilan. Alkitab mengajarkan bahwa siapa yang mewahkan pintunya, mencari kehancuran (Ams 17:19b). taruhlah pisau pada lehermu bila besar nafsumu (Ams 23:2) karena sipeminum dan pelahap menjadi miskin (Ams 23:21). Istri yang baik akan dipercaya oleh suami karena mampu mengatur keuangan dengan penuh tanggung jawab. Istri yang bijak membangun rumahnya, tetapi istri yang bodoh meruntuhkan dengan tangannya (Ams 15:13).
Mengatur Rumah Tangga Dari jauh ia mendatangkan makanan (Ams 31:14b). pada zaman dahulu, makanan dari jauh adalah makanan yang berkualitas. Dengan demikian istri memiliki peranan untuk mengatur makanan yang berkualitas dalam keluarga. Bangun kala pagi, lalu menyediakan makanan bagi seisi rumahnya (Ams 31:15a). Tugas mengatur rumah tangga bukanlah tugas yang sepele (Titus 2:5). Termasuk wanita karir seharusnya tahu mengatur rumah tangga dengan baik dan tidak boleh menelantarkan rumah tangga. * Rajin dan kreatif Bangun kala masih malam (Ams 31:15a) pada malam hari pelitanya tidak padam (Ams 31:18b) ia sedang bekerja dengan tangannya (Ams 31:13b). prinsipnya disini adalah seorang istri hendaknya rajin dan kreatif, mempunyai kesediaan dan kemampun bekerja keras. Seorang istri, ibu rumah tangga yang malas, boros dan hanya bermalas-malasan akan mengakibatkan rumah tangga yang berantakan. * Penolong yang berhikmat Hikmat diproleh dari sumber hikmat yaitu Tuhan (Ams 1:7), oleh sebab itu salomo tidak memint kekayaan atau umur panjang, tetapi ia minta hikmat (@ Taw 1:10). Hikmat adalah kemampuan dari Tuhan untuk mengetahui, mengerti dan memecahkan berbagai maslah secara tepat. Ia membuka mulutnya dngan hikmat (Ams 31:26) istri tahu kapan harus berkata-kata sesuai dengan waktu, tempat dan situasi. Ia tahu kapan harus memberikan pujian atau koreksi kepada suaminya. Perkataan yang diucapkan pada waktunya, seperti buah apel emas dalam pinggan perak (Ams 25:11). * penolong yang mantap dlam penampilannya. dalam Perjanjian Baru, kita dapat temukan bahwa keserasian lahiriah dan batin terungkap dalam: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah “(1 Pet 3:3). Dengan demikian, dalam penampilan yang terutama adalah perhiasan rohani (batin), namun jangan mengabaikan perhiasan lahiriah. Sangat menyedihkan jika istri menyambut suami dengan rambut kusut dan daster yang kotor, istri yangmelalikan diri tidak menjadi penolong yang baik. Jangan mengeluh jika suami mulai melihat wanita lain yang tahu merawat diri. Istri yang baik juga tahu mnghias diri sesuai dengn profesi suaminya shingga membeikan rasa hormat dan wibawa. * Penolong yang mendoakan suami “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu” (Ams 16:3) Doa yang benar besar kuasanya” (Yak 5:16b) “pergumulan yang berat sekalipun, dapat twrselesaikan melalui doa” (2 Raj-raja 19) dan doa seorang istri bagi suami sangat penting, karna melalui doa istri, suami akan diberkti. Dikuatkan, dilindungi, dimenangkan
dan dapat dipakai oleh Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Begitu juga anak-anak membutuhkan ibu yang berdoa bagi kemajuan dan pertumbuhan hidup mereka. 2. Tunduk dan menghormati Suami “Istri hendaklah menghormati suami” (Ef 5:33b) “Hai Istri tunduklah kepada suamimu sepei kepda Tuhan” (Ef 5:22) istilah tunduk dan hormat mungkin merupakan istilah yang menjengkelkan bagi istri yang dominan terhadap suami, terlebih bagi istri yang memiliki alasan rasional untuk dominan dalam keluarga. Namun agar keluarga menjadi bahagia, prinsip-prinsip keluarga dalam Alkitab perlu digali dan ditaati. Kemungkinan kehancuran keluarga karena diabaikannya prinsip tersebut dalam kehidupan keluarga Kristen. Allah telah mengajarkan bagaimana istri berlaku kepada suami, yaitu tunduk dan hormat. Prinsip istri tunduk terhadap suami memang sudah sewajarnya, baik dilihat secara kronologis penciptaan, terlebih lagi merupakan perintah Allah agar istri tunduk terhadap suami, termasuk tunduk kepada suami yang tidak beriman (Ef 5:21; 1 Pet 3:27). Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, merka juga tanpa perkataan dimenengkan oleh kelakuan istri, jika mereka meliht, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka. (1 Pet 3:1-2) 3. Mengasihi Suami Pernikahan Kristen diikat oleh kasih Kristus, karennya suami istri harus saling mengasihi. Kasih kan menciptakan kebahagiaan dalam keluarga. Kualitas kasih dalam keluarga Kristen addlah sepeti kasih Tuhan Yesus kepada jemaat. Yang perama harus dikasihi seorang istri adalah suaminya. Bahkan setelah mereka memiliki anak sekalupun, istri harus mengasihi suaminya terlebih dagulu. Di dalam beberapa rumah tangga mungkin saja istri melupakan perskutuan dengan suaminya, istri lebih banyak mencurahkan kasihnya untuk anak-anak. Sikap ini tidak baik. Ayah dan ibu harus bersam-sama mengasihi dan memelihara anak-anak mereka. akan tetapi kehadiran anak-anak tidak boleh mengurangi kasih suami istri (Joyce Coon, 1984:15)
B. Peranan Istri / ibu bagi Anak. Istri tidak hanya berperan terhadap hidup dan kemajuan karier suami, tetapi juga menentukan kemajuan anak. Kualitas keluarga dari sisi lain juga dapat tercermin dari kebahagiaan, pertumbuhan dan kemajuan anak, karena kehancuran dan ketidak bahagiaan rumah tangga dapat mengakibatkan anak menjadi korban. Di bawah ini akan diuraikn peran ibu terhadap anaknya antara lain: · Memelihara dan mengasuh anak. * Menyediakan makanan bagi anaknya (Ams 31:15a) * Mengasuh dan mengawasi anak (Ams 31:27a) · Imam bagi anak-anaknya Doa orang benar besar kuasanya dan Tuhan mendengarkan doa orang yang jujur dan Tuhan berjanji untuk menjawab doa (Mat 7:7). Sebagai imam berari menyampaikan keluhan, masalah dan sukacita anak kepada Tuhan. ibu juga berperan menjadi penyambung lidah Allah, yaitu menyampaikan Firman Allah kepada anak. · Teladan bagi anaknya Perlu disadari bahwa kehidupan ibu sangat mewarnai kehidupan anak, baik hal positif maupun hal yang negatif. Perkataan, perbuatan, dan gaya hidup orang tua akan diteladani anak-anak (Ams 20:15, 14:1; 31:20). · Sebagai guru
Sebagai guru seorang ibu harus dapat mendidik anak-anaknya. Hai anak-anakku dengarlah didikan ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 1:8b) Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 6:20) Kedua ayat tersebut menyatakan peran ibu sebagai guru, pendidik, pengajar, terutama untuk mengajar dan mengenalkan anak takut akan Tuhan. berarti ibu (orang tua) harus berulang-ulang mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak. C. Peranan istri bagi pekerjaan Tuhan Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (I Pet 2:5). Ayat diatas mewakili banyak ayat pararel dalam Alkitab yang menekankan peran istri dalam pekerjaan Tuhan. tidak berlebihan jika dikatakan bahwa istri yang dipakai Yesus untuk mewujudkan kasih-Nya kepada dunia ini: Dia datang menjadi manusia. Karunia-karunia khusus sebagai partisipasi dalam pekerjaan Tuhan antara lain: ¨ Mengajar anak-anak (Ul 6:6-7, Ams 6:20) ¨ Menggembalakan (Ams 10:21a: Tit 2:4) ¨ Mengabarkan Injil (Ams 25:25; Mat 28:19-20) ¨ Memimpin ( Hak 20:20-21). ¨ Memberi (2 Raja-raja 4:8-10; Kis 9:36-41) ¨ Melayani jemaat (Rom 16:1-2). Perann Suami (Bapak) dalam keluarga Pada bagian ini akan dibahas peranan suami Kristen dalam usaha menciptakan keluarga bahagia, dimana suami berperan dalam tanggung jawab yang diembannya dan anak istri memberi kesempatan dan dukungan. A. Ayah/Bapak berati: ¨ Pengakuaan dan sebutan dari anak-anak kepada laki-lki yang memiliki ikatan batin dan realisasi biologis. ¨ Laki-laki yang memiliki anak yang bertanggung jawab menentukan, melindungi, membina dan menasehati. ¨ Sebutan ayah memiliki aspek penghormatan: menekankan relasi ganda yakni relasi sosiologisbiologis, arti secara sosiologis; Ayah/Bapak menerima penghormatan dari luar karena faktor usia atau status sosial yang dimiliki. Sedangkan secara biologis, ayah menerima peghormatan dari dalam, yakni anak kandungnya karena faktor pemilihan, sehingga aspek ini bersifat umum dan khusus. B. Kedudukan Ayah Untuk dapat berfungsi secara efektif, persepsi Alkitab bagi kedudukan ayah dalam keluarga harus ditelusuri. Prinsipnya adalah sebagai berikut: ¨ Ayah sebagai wakil Allah Alkitab menyatakan: Tetapi aku mau, supaya kamu megetahui hal ini, yaitu kepala dari setiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari setiap perempuan ialah laki-laki dan kepala dari Kristus ialah Allah (Kol 3:18; Ef 5:23) Ini berarti Allah telah menetapkan ayah sebagai kepala dan wakil Allah dalam keluarga. Dengan kedudukan sebagai wakil Allah sekaligus memiliki amanat untuk memimpin keluarga sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah dalam keluarga. Kedudukan tersebut sebagai lanjutan wewenang yang telah Allah berikan di taman Firdaus (Kej 1:26-28; 2:15). Kedudukan Ayah sebagai wakil Allah juga mengingatkan kepada faktor ketebatasan dan ketergantungan ayah kepada Kristus dalam mengatur rumah tangga. Roy Lessin mengatakan:
Apabila suami menemukan tempat atau kedudukan di bawah Kristus, ia akan mengalami kedamaian, keyakinan dan kebenaran untuk memimpin, bahkan dalam saat-saat yang sukar. Kalau ia tunduk kepada Kristus, ia akan mendapatkan bahwa Kristus, yang memberikan kesanggupan kepadanya sebagai pemimpin. (1978:41). Ayah harus merefleksikan sinar kasih, kekudusan, kemuliaan dan kehendak Allah dalam keluarga Kristen. ¨ Ayah adalah kepala Ayah bertugas sebagai kepala dalam membawa bahtera rumah tangga melewati tiap tantangan dan godaan. Karena suami adalah kepala istri, sama sepeti Kristus adalah kepala jemaat (Ef 5:23; 1Kor 11:3). Pengertian ayah sebagai kepala dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu: 1. Hubungan, 2. Kekuasaan 3. Posisi 4. Fungsi Dimensi kekuasaan, Kristus menguasai jemaat, begitu juga suami berkuasa atas istri dan keluarganya. Dimensi posisi, kepala adalah pemimpin.Dimensi fungsi, memperlihatkan kepala bertugas menghidupkan, melindungi, menggerakkan dan mengatur. Tapi hendaknya diperhatikan bahwa hakekat sebagai kepala seperti Kristus menjadi kepala jemaat. Dengan demikian tolak ukur adalah kepemimpinan Kristus. Kepala menyelamatkan, melindungi, mengasihi, melayani tubuh. Menjadi kepala berarti suami harus mengasihi istri anak dan keluarga. Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suami” Ef 5:23. C. Peranan Ayah Peran ayah dalam keluarga sangat luas, dan untuk membatasinya akan dibahas peran ayah sebagai pemimpin. · Pemimpin rohani terhadap Istri Pemimpin rohani terhadap istri berarti suami harus mendoakan, mengasihi dan memimpim istri sesuai dengan peraturan Allah. Kepemimpinan rohani terhadap istri memberikan wibawa terhadap istri dan anak: ¨ Bertanggung jawab kepada Kristus, karena tugas memimpin mewakili Allah. ¨ Memimpin berarti memimpin dan mengasihi dan melayani, bukan memuntut atau berlaku sebagai boss, sebab Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani ( Mat 20:28; Ef 5:25; Kol 3:9) ¨ Memimpin berarti bergaul dan memberi waktu (Yoh 1:39, 43; Mark 1:17, 3:14) ¨ Memimpin berarti menjadi teladan (1 Kor 4: 16; Fil 3:17; 1 Tim 4:12) ¨ Memimpin berarti rela berkorban (Ef 5:28:30) ¨ Tidak memukul atau berlaku kasar, sebab istri adalah milik Kristus dan tubuh istri adalah bait Roh Kudus ( 1 Kor 6:19-20; Kej 2:18-24), memukul istri berarti memukul milik Allah. ¨ Mengagumi dan memberi penghargaan pada istri (Maz 139:13-14) ¨ Memperhatikan dan memelihara hubungan pribadi dengan sopan dan hormat. Tubuh suami adalah milik istri dan sebaliknya (1 Kor 7:4; Kej 2:24; Ef 5:31), ekspresi cinta harus benar dan tidak boleh egois. Demikian juga kamu hai suami-suami, hiduplah bijak sama dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. ¨ Selain Kristus, istri mendapat tempat pertama dihati suami (Mat 10:37) ¨ Menyediakan waktu bagi istri dan anak untuk relax bersama.berdoa dan membuka Alkitab bersama (Maz 127:1; 119:105; Mat 6:33) ¨ Melayani Tuhan bersama, sebagai contoh Akuila dan Priskila (Kis 3:11; Rom 16) · Pemimpin Anak
¨ Penanggung utama terhadap anak(Ams 1:8; 6:20) ¨ Ayah adalah pemimpin anak, malalui pikiran, perbuatan dan teladan (1 Kor 3:11; Ef 5:23) ¨ anak ciptaan Allah (Maz 127:3; 139:1) ¨ memperhatikan kebutuhan anak secara total, tubuh jiwa dan roh dengan penuh tanggug jawab. Pada zaman itu justru kebutuhan esensial (Rohani) anak tidak diperhatikan. ¨ Memberi teladan bagi anak untuk hidup hormat dan takut akan Tuhan Keluarga Kristen tidak hanya membawa anak beragama, sekolah dan hidup yang baik, namun tiap anak harus didoakan/dibimbing untuk bertobat dan mengenal Tuhan Yesus secara sungguhsungguh. Disiplin ditanamkan mulai sejak anak kecil. Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi janganlah engkau menginginkan kematiannya (Ams 19:18).