PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM “SOUND CHECK” DI LPP TVRI Jodi Hartawan Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Telp. (62-21) 5350660 Fax. (62-21) 5350644
[email protected]
(Jodi Hartawan; Indra Prawira)
Abstract
RESEARCH OBJECTIVES The main objective of this research is to find out what are the responsibilities of a producer in the program “Sound check” and what to do producers in the process of pre-production, production to post-production on the program “Sound check”on LPP TVRI. METHODS in this study is to perform observations with a qualitative approach, while the source of the data obtained are looking for internal company and conduct in-depth interviews with three speakers, namely producers, directors and creative teams in the program “Sound check” who perform duties as core working team and outlines the personal experiences during the observation. RESULTS ARE IN REACH is tha researchers can gain personal experienceand knowledge that supports subjects, authors can also get data that help and strengthen the research results so that I can finish this paper and know the responsibilities and duties of a producer of music programs. CONCLUSION of this research is the role of the producer in the Sound check program is very important. The producer is a major holder so that programs run as expected. The producer is also directly involved in the production stage Sound check program. (JH) Key Words: Role of Producer, Production Stages, Program Sound Check
Abstrak TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama dari penelitian ilmiahn ini adalah untuk mengetahui apa saja tanggung jawab seorang produser dalam program “Sound check” dan apa saja yang di lakukan produser pada proses pra produksi, produksi sampai pasca produksi pada program “Sound check” di LPP TVRI. METODE PENELITIAN pada penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dengan pendekatan kualitatif, adapun sumber yang diperoleh adalah mencari data internal perusahaan dan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan tiga narasumber yaitu produser, sutradara dan tim kreatif dalam program “Sound check” yang menjalankan tugas sebagai tim kerja inti serta menjabarkan pengalaman pribadi selama melakukan observasi. HASIL YANG DICAPAI Adalah peneliti dapat memperoleh pengalaman pribadi dan ilmu yang mendukung mata kuliah, penulis juga dapat memperoleh data yang membantu dan memperkuat hasil penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dan mengetahui tanggung jawab dan tugas dari produser program musik.
SIMPULAN dalam penelitian ini adalah peran produser didalam program Sound check sangat penting. Produser adalah pemegang utama agar program berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Produser juga terlibat langsung didalam tahapan produksi program Sound check. (JH) Kata Kunci Peran Produser, Tahapan Produksi, Program Sound Check
PENDAHULUAN Latar Belakang Program non berita merupakan program yang dapat dibedakan berupa program hiburan musik, drama, olahraga dan agama. Program non berita yang banyak digemari oleh masyarakat salah satunya adalah program musik. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia seiring dengan perkembangan media saat ini. Banyaknya stasiun televisi menjadikan program musik sebagai program unggulan yang menyebabkan masyarakat selalu mengikuti perkembangan musik. Menurut Banoe (2003 : 288), musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia. Musik dari kata muse, yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu; dewa seni dan ilmu pengetahuan. Musik yang baik adalah memiliki unsur-unsur melodi, ritme dan harmoni. Sementara itu menurut Sylado (1983 : 12), musik adalah waktu yang memang untuk didengar. Musik merupakan wujud waktu yang hidup, yang merupakan kumpulan ilusi dan alunan suara. Alunan musik yang berisi rangkaian nada yang berjiwa akan mampu menggerakkan hati para pendengarnya. Hampir semua stasiun televisi swasta di Indonesia memiliki program musik. Program musik di stasiun televisi swasta Indonesia antara lain, INBOX (SCTV), Dahsyat (RCTI), Music Everywhere (NET TV), 100% Ampuh (Global TV), Derings (Trans TV), MANTAP (ANTV) dan lain sebagainya. Trend program musik yang ada di media tersebut dapat dipastikan dapat membuat masyarakat Indonesia menggemari musik. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia. TVRI berdiri sejak 24 Agustus 1962 dan merupakan satu-satunya stasiun televisi yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. TVRI berupa televisi publik yang dimana penyiaran alternatif yang dilindungi oleh Negara dan pemerintah. Pada usia yang matang ini, TVRI harus memiliki manajemen penyiaran yang baik, professional dalam bekerja serta dewasa dalam mengambil keputusan. TVRI harus mampu menyuguhkan acara yang diminati oleh masyarakat, TVRI kini sudah banyak ditinggalkan oleh penonton setianya karena TVRI belum mampu menyajikan tayangan dan program yang menarik. Karena dari masa ke masa program musik tetap eksis, LPP TVRI sebagai lembaga penyiaran publik mencoba mengikuti trend tersebut dengan menampilkan program sejenis yang masih dalam perkembangan, yaitu Sound check. Bedanya dengan program lain adalah Sound check dikemas lebih kepada bagaimana sebuah band atau group vocal yang akan menjadi bintang tamu di program Sound check mempersiapkan diri untuk perform sebelum mereka tampil. Dari sudut pandang sebagai produser, produser mencoba membangun serta membuat konsep Sound check ini berbeda dengan program musik lainnya. Produser akan membuat program ini dengan konsep lebih kepada bagaimana sebuah band berlatih dan mempersiapkan diri sebelum mereka tampil. Dengan latar sebuah bar / cafe yang belum buka (jam operasionalnya), band yang juga sebagai bintang tamu seolah mencoba dan berlatih sebuah lagu-lagu yang akan dibawakan saat bar / cafe tersebut buka. Dalam mengundang bintang tamu, produser mengundang sebuah band atau group vocal yang cukup ternama di Indonesia. Sound check akan disiarkan dua kali dalam satu minggu yaitu hari Senin dan Selasa pada pukul 21.00 dengan durasi 60 menit yang akan di pandu oleh Poppy Putri sebagai Waiters (Host) dalam bar / cafe tersebut. Seorang produser bertanggung jawab atas produksi individu, bertanggung jawab untuk semua personil yang bekerja pada produksi dan mengkoordinasikan elemen produksi teknis dan nonteknis. Produser juga bertanggung jawab atas seluruh tahap produksi program, dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Peran produser dalam tahap pra produksi adalah menanamkan ide-ide sebagai dasar pengembangan konsep sampai akhirnya menjadi suatu rencana program yang diproduksi. Selanjutnya pada tahap produksi, produser juga memiliki peran sebagai sutradara yang akan memberikan pengarahan kepada host dan menjaga agar kelangsungan produksi sesuai dengan
jadwal dan story line yang telah disetujui bersama sebelumnya. Pada tahapan pasca produksi, produser akan memantau editor selama proses editing serta memberikan masukan pada editor agar hasil akhirnya sesuai dengan tujuan awal program dan pesan yang ingin disampaikan dapat tersalurkan dengan baik kepada audiens. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penelitian ini mengkaji tentang peran produser dalam program Sound check di LPP TVRI menjadi sumber yang menarik untuk dikaji dalam penulisan.
METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Pada penelitian ini, paradigma yang akan digunakan oleh peneliti adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau pengetahuan. paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka (Dedy N. Hidayat, 2007: 3).
Pendekatan Penelitian Moleong (2009: 6) menuturkan pendekatan kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk kata-kata, gambaran holistik, dan rumit. Menurutnya, pendeketan kualitatif bermaksud memahami fenomena, persepsi, motivasi, perilaku, tindakan, dan sebagainya dengan cara yang utuh dan holistik. Berdasarkan definisi tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif untuk memahami fenomena yang dialami subjek (Produser Program Sound Check) dan objek (Program Sound Check) untuk dapat mendeskripsikan bagaimana peran produser selama proses produksi program Sound Check secara menyeluruh yang digambarkan dalam bentuk kata-kata secara tertulis.
Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Lembaga Penyiaran Publik TVRI yang beralamat di Jl. Gerbang pemuda Senayan, Jakarta.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder : a. Data Primer Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data primer adalah dengan menggunakan observasi langsung oleh peneliti sendiri dan melakukan wawancara mendalam (in-depth interviewer) dengan sumber pertama (responden). Metode observasi merupakan cara yang baik untuk mengetahui dan mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan, ruang, waktu dan keadaan (Ghony dan Almanshur, 2012: 165). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara langsung ke objek penelitian yaitu program Sound Check di LPP TVRI, dengan mengikuti dan mengamati secara langsung proses pra produksi, produksi dan paska produksinya selama 3 bulan, sejak Februari hingga Mei 2015. b. Data Sekunder Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (melalui media perantara). Pada umumnya data sekunder berupa catatan atau laporan historis yang telah tersususn dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan data yang tidak dipublikasikan oleh LPP TVRI. Data sekunder yang digunakan adalah data internal yang merupakan dokumen operasional yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan oleh LPP TVRI.
Analisis Data Analisis data kualitatif bersifat induktif, yakni suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan). -
-
-
Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Sehingga reduksi data memerlukan proses berfikir sensitive dan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono 2010:247-249). Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya serta penyajian data dalam penelitian adalah dengan sistematis melalui gambaran atau skema. Penyajian data dapat diartikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan Kesimpulan Proses mengartikan atau penarikan segala hal yang ditemui selama penelitian yang dilakukan secara terus menerus. Kesimpulan yang dihasilkan harus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung.
Teknik analisis menurut (Ghony & Almanshur, 2012) memiliki 3 langkah utama proses Coding yaitu: 1. Open Coding (Pengodean Terbuka) Open coding adalah bagian dari analisis yang berhubungan dengan penamaan dan pengkategorian sebuah fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama memulai proses ini, data dibagi secara terpisah, kemudian diuji secara cermat, kemudian adanya perbandingan kesamaan dan perbedaan dari sampel yang ada. Setelah itu, peneliti akan mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang tercermin dalam data tersebut. Cara yang digunakan dalam open coding adalah memberikan pelabelan fenomena. Setelah memberikan label kemudian peneliti mengidentifikasikan fenomena tertentu dalam data tersebut, peneliti juga akan mengelompokkan konsep-konsep yang berfungsi untuk mengurangi sejumlah unit yang dikerjakan. Pengelompokkan konsep dianggap berhubungan dengan fenomena yang sama. Setelah dikelompokkan tahap berikutnya adalah pemberian nama dari setiap katergori sesuai dengan kehendak peneliti. Nama yang dipilih sebaiknya mudah diingat dan paling logis. Selanjutnya adalah pengembangan kategori dalalm istilah properti dan dimensinya. Hal ini penting untuk mengenali dan mengembangkan fenomena. Selanjutnya melakukan pengkodean secara terbuka dan bervariasi dimana peneliti mulai menganalisis wawncara dan observasi dengan analisis perbaris, melakukan pengkodean dengan kalimat atau paragraf, dan mengambil seluruh dokumen, observasi dan hasil wawancara. Tahap terakhir adalah menulis catatan kode yang telah dibuat seperti kategori dan konsep yang berhubungan dengan wawancara, catatan lapangan, maupun dokumen lain yang diambil dari halaman dan tulisan sebagai catatan kode. 2.
Axial Coding (Pengodean Berporos) Axial coding merupakan pelacakan hubungan diantara elemen data yang telah terkodekan. Axial Coding adalah suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersamaan dengan cara baru setelah open coding. Cara yang dilakukan adalah memanfaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi kondisi-kondisi, konteks-konteks, aksi strategistrategi interaksi dan konsekuensi-konsekuensi. Pengodean ini umumnya lebih fokus pada menemukan dan menghubungkan kategori dalam isitilah model paragdigma yaitu mengembangkan setiap katergori ke dalam istilah kondisi kasual yang menyebabkan
munculnya lokasi dimensional tertentu. Peneliti diharuskan terus mencari properti tambahan dari setiap kategori dan mencatat lokasi dimensional dari setiap peristiwa. 3.
Selective Coding (Pengodean Selektif) Selective Coding adalah proses seleksi kategori inti dimana pengkodean ini menyaring kategori yang ada sehingga semua kategori terkait dengan kategori inti. Kategori inti adalah kategori yang dikembangkan dan mencoba variasi terbanyak dari pola perilaku. Langkah yang digunakan dalam pengodean ini adalah menggunakan penjelasan alur cerita / story line kemudian menghubungkan kategori tambahan di sekitar kategori inti dengan menggunakan paradigma. Setelah itu menghubungkan kategori dimensional dengna menyertakan validasi hubungan dengan data. Selanjutnya memasukkan ke dalam katergori yang membutuhkan pembersihan atau pengembangan lebih lanjut.
Kriteria Keabsahan Data 4 kriteria keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2011: 324-325). 1) Credibility: data yang diperoleh harus kredibel, hasil penelitian bisa diterima dan dapat dipercaya kebenarannya sebagai sesuatu yang akurat, valid dan dapat dipertanggung jawabkan dari segala sisi. Kredibelitas dapat dicapai dengan menggunakan teknik keabsahan seperti trigulasi, tekun dan serius dalam melakukan pengamatan, serta dari kajian pustaka atau refrensi. 2) Transferability: generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sempel yang secara representative mewakili populasi itu. Penelitian ini hatus bisa diterapkan pada situasi yang lain dan pada penelitian yang lain sebagai bahan referensi, khususnya untuk penelitian mengenai proses produksi program acara televisi. 3) Dependability: hasil penelitian harus bergantung dengan teori-teori yang digunakan. Hasil penelitian tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki dasar teori yang digunakan, dengan cara mengaitkan penelitian yang dilakukan dengan dasar teori-teori yang digunakan. Misalnya pada penelitian ini teori yang dapat digunakan dan berhubungan dengan proses produksi program televisi dan analisis SWOT adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, berita, teori proses produksi televisi, broadcasting management, dan analisis SWOT. Dari patokan dan dasar teori ini lah, suatu hasil penelitian dapat dipercaya, valid dan dapat dipertanggung jawabkan. 4) Confirmability: suatu hasil penelitian seperti hasil wawancara, bukti telah melakukan observasi dapat dikonfirmasi secara resmi oleh instansi atau perusahaan ditempat si peneliti melakukan observasi. Untuk bisa mendapatkan bukti kebenarannya harus adanya kesepakatan dengan beberapa key informan. Bukti-bukti tersebut seperti, surat pernyataan yang sudah disetujui dan ditanda tangani oleh informan (surat bukti telah melakukan wawancara dengan informan, surat bukti bahwa peneliti benar telah melakukan observasi di tempat yang terkait, dan hasil wawancara yang telah ditranskrip telah disetujui dan diparaf oleh informan).
Teknik Keabsahan Data Banyak hasil dari penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, selain itu alat penelitian yang diandalkan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi mendukung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka, terlebih jika dilakukan tanpa kontrol. Tidak seperti penelitian kuantitatif yang memiliki teknik dan analisa yang sudah konkret dan pasti, penelitian kualitatif pada dasarnya belum memiliki teknik yang baku dalam menganalisa data. Oleh karena itu kejelian melihat dan menilai data serta pengalaman dan pengetahuan yang mencukupi harus dimiliki. Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini adalah teknik triangulasi dimana teknik ini merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memiliki banyak manfaat. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan menurut (Ghony & Almanshur, 2012) ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya seperti contoh: 1.
Triangulasi sumber Teknik ini digunakan untuk membandingkan atau mengecek kembali derajat kepercayaan terhadap informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Contohnya membandingkan
hasil pengamatan melalui wawancara. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan perbedaan berdasarkan umum dengan pribadi. 2.
Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. Analisis Triangulasi dalam buku Kriyantono, Teknik praktis riset komunikasi mengatakan bahwa menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia dan jawaban subejk di cross-chek dengan dokumen yang ada. Dengan triangulasi penelitian ini dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu penelitian ini dapat melakukannya dengan jalan, mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, mengeceknya dengan berbagai sumber data, memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan data dapat dilakukan (Moleong, 2004).
3.
Triangulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena itu periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali.
4.
Triangulasi Teori Teknik ini digunakan dengan menggunakan dua atau lebih teori yang digunakan untuk dipadu maupun di bandingkan. Teknik ini membutuhkan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya menghasilkan data yang komprehensif.
5.
Triangulasi Periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara. Karena masing-masing periset mempunyai gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomenanya sama. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. Sebelumnya, tim perlu mengadakan kesepakataan dalam menentukan kriteria atau acuan pengamatan dan wawancara. Kemudian hasil pengamatan masing-masing ditemukan.
HASIL DAN BAHASAN Profil Umum Program Sound Check Soundcheck merupakan sebuah program musik yang memiliki konsep bagaimana sebuah band atau group vocal yang akan menjadi bintang tamu di program Soundcheck mempersiapkan diri dan berlatih sebuah musik-musik yang akan mereka bawakan ketika mereka perform. Konsep tersebut membuat Soundcheck berbeda dengan program musik yang sudah ada saat ini. Dengan latar sebuah cafe/bar yang belum buka (jam operasionalnya), band yang juga sebagai bintang tamu seolah mencoba dan berlatih sebuah lagu-lagu yang akan dibawakan saat cafe/bar tersebut buka. Dalam mengundang bintang tamu, produser mengundang sebuah band yang cukup ternama di Indonesia. Soundcheck akan disiarkan dua kali dalam satu minggu yaitu hari Senin dan Selasa pada pukul 21.00 dengan durasi 60 menit yang akan dipandu oleh Poppy Putri sebagai Waiters (Host) dalam cafe / bar tersebut.
Struktur Organisasi Program Acara
Jabatan
Nama
Host
Poppy Putri
Penanggung jawab siaran
M. Irfan
Penanggung jawab produksi
Barno Tiar
Penanggung jawab teknik
Alam Zakir
Supervisi teknik
Yuni Sutrisno
Perencana siaran
Doni Putra
Eksekutif produser
Wijoyo N.K
Sutradara
Faisal Harahap
Kamerawan
Rian Abin Ucup Rizal
Penata cahaya
Jawir Temy
Penata suara
Budi
Penyunting gambar
S-Cinema
Pimpinan unit
Margiat
Kreatif
Edmon Mardita
Pengarah lapangan
Deni Wisnu
Asisten pengarah lapangan
Rahmat
Pengarah acara
S-Cinema
Proses Produksi Dalam proses produksi program Soundcheck yang diproduksi oleh TVRI, produser memiliki tanggung jawab atas keseluruhan program Soundcheck mulai dari memilih crew yang bertugas, dalam membuat anggaran, tanggung jawab atas seluruh proses produksi hingga tanggung jawab dari hasil program Soundcheck yang ditayangkan kepada publik sebagai penonton. Soundcheck merupakan sebuah program musik yang dimiliki oleh LPP TVRI. Soundcheck berbeda dengan program musik yang sudah ada saat ini, bedanya adalah Soundcheck dikemas lebih kepada bagaimana sebuah band atau group vocal yang akan menjadi bintang tamu di program Soundcheck mempersiapkan diri untuk perform sebelum mereka tampil. Dengan latar sebuah cafe/bar yang belum buka (jam operasionalnya), band yang juga sebagai bintang tamu seolah mencoba dan berlatih sebuah lagu-lagu yang akan dibawakan saat cafe/bar tersebut buka. Dalam mengundang bintang tamu, produser mengundang sebuah band yang cukup ternama di Indonesia. Soundcheck akan disiarkan dua kali dalam satu minggu yaitu hari Senin dan Selasa pada pukul 21.00 dengan durasi 60 menit yang akan dipandu oleh Poppy Putri sebagai Waiters (Host) dalam cafe / bar tersebut. Tahap pra produksi adalah tahap awal dari sebuah produksi, dalam tahap pra produksi dilakukan beragam perencanaan, pengonsepan, perizinan, dan persiapan atas sarana dan pra sarana yang dibutuhkan dalam proses produksi sampai dengan pasca produksi, dalam tahap ini produser banyak berperan khusus dalam menyiapkan tema atau konten berita apa yang akan di informasikan kepada publik. Dalam tahap pra produksi di bagi dua bagian yaitu Perencanaan yang mana di dalamnya temasuk pemilihan tema, menyusun rundown dan yang ke dua yaitu Persiapan, pada tahap persiapan produser harus menentukan crew yang akan bertugas, seperti kameramen, host, bintang tamu dan lain –lain.
Tahapan Produksi Suatu proses produksi program televisi dibutuhkan adanya beberapa tahapan yang menajdi landasan bahwa proses tersebut mencapai keberhasilan. Tahapan suatu proses produksi meliputi pra produksi, produksi dan paska produksi. Tahapan awal yang dilakukan pada proses produksi adalah pra produksi, dimana pada tahap ini pihak yang didalamnya melakukan proses perencanaan, pengembangan ide dan persiapan seperti yang dikemukakan Wibowo (2009: 39). Terdapat empat kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang produser. 1. Kepemimpinan/ Leadership Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang produser adalah kemampuan dalam memimpin. Tidak dapat dipungkiri produser harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, karena produser merupakan leader dari segala tim produksi, produser akan melakukan pembagian kerja kepada masing-masing tim produksi untuk mengerjakan tugasnya masingmasing. Produser merupakan pemimpin di dalam tim produksi, sehingga ia harus memiliki kemampuan manajerial yang baik. Hal ini dapat dihubungkan dengan fungsi manajemen dari George R. Terry yang dikenal dengan istilah POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Planning Planning atau perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan yang akan dicapai dengan cara melakukan berbagai perencanaan agar dapat mencapai tujuan tersebut. Produser dalam tahapan ini melakukan perencanaan dengan menetapkan berita- berita apa saja yang akan diliput melalui meeting proyeksi.
Organizing Kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di awal. Pada tahapan ini produser melakukan pembagian kerja kepada tim produksi. Tugas- tugas yang diberikan sesuai dengan jobdesk dan kemampuan dari masing- masing individu.
Actuating Setelah dilakukan pembagian kerja, maka tahapan selanjutnya adalah pergerakan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Produser juga harus memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi kepada tim nya, memberikan bimbingan dan arahan kepada tim produksi agar bekerja serta dapat memberikan yang terbaik kepada pemirsa.
Controlling Tahapan yang terakhir adalah controlling. Pengontrolan ata egiatan menilai kinerja dari para tim produksi untuk kemudian melakukan perubahan atau perbaikan selanjutnya. Produser juga harus mengontrol jalannya proses produksi agar kesalahan- kesalahan dapat dengan mudah langsung ditemui guna meminimalisir kesalahan yang lebih besar.
2.
Kemampuan Teknis Selanjutnya seorang produser harus memiliki kemampuan teknis dalam mengoperasikan alat-alat, seperti kamera, promter, sehingga produser memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan masalah apabila terdapat kerusakan dalam pemakaian alat.
3.
Berpikir Out of The Box Produser harus memiliki pemikiran pemikiran yang kreatif dan selera yang baik. Pemikiran out of the box yang dimiliki produser agar tercipta ide-ide yang kreatif dan segar guna berlangsungnya program tersebut. Seperti yang disebutkan Paul Ranch, eksekutif produser National Broadcasting Company, “A producer must have good taste” Seorang produser harus memiliki selera yang baik. Untuk itu produser diharapkan agar memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai hal, sehingga dari apa yang ia lihat ia dapat menuangkannya sebagai ide untuk kemudian dikomunikasikan kepada tim produksi untuk dapat membuat seperti apa yang dia inginkan.
4.
Komunikasi Yang Baik Untuk itu kemampuan berkomunikasi juga hal yang sangat penting yang harus dimiliki produser. Komunikasi internal dibutuhkan agar kerjasama dalam tim bisa berjalan lancar. Apabila komunikasi di dalam tim lancar, maka otomatis ia akan menciptakan komunikasi yang baik pula di lingkungan eksternal. Jadi sebelum ia melakukan komunikasi di lingkungan eksternal, ia harus lebih dulu mampu menciptakan komunikasi yang baik dan harmonis di lingkungan internalnya sendiri. (Indayati Oetomo, 2007) .
Dalam pembuatan program Soundcheck, produser berperan dalam tiga tahapan produksi yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Pra Produksi -
-
-
Produser melakukan rapat untuk mementukan tema apa yang akan di bawakan pada program Sound check yang akan di produksi. Disini peran Wijoyo selaku Produser program Sound Check adalah mengumpulkan seluruh crew yang bertugas dalam program Sound Check, kemudian melakukan rapat untuk memnentukan alur cerita apa yang akan dibawakan untuk program Sound Check yang akan diproduksi. Produser bertanggung jawab penuh atas seluruh proses pra produksi mulai dari perijinan, pencarian talent hingga pencarian lokasi. Selain itu, Produser juga bertanggung jawab atas segala bentuk perijinan, seperti ijin syuting di tempat lokasi syuting, hingga pencarian talent yang sesuai dengan konsep program. Produser mempercayai Tim Kreatif dalam mencari seorang talent, baru kemudian setelah beberapa kandidat talent terkumpul, Produser melakukan seleksi. Produser memastikan semua peralatan produksi yang ada pada Cafe siap untuk produksi program Soundcheck dan memastikan tidak ada kerusakan pada alat. Hal yang juga perlu diperhatikan oleh seorang Produser ketika sebelum syuting dimulai adalah melakukan pengecekan peralatan yang akan digunakan untuk produksi programnya, sama seperti Produser program Sound check yang memastikan semua peralatan di lokasi siap untuk digunakan untuk produksi program Sound Check.
Produksi -
-
-
Produser Sound check bertanggung jawab dalam segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan produksi seperti pengambilan keputusan yang kadang-kadang harus dilakukan ketika kondisi mendadak. Produser mendampingi proses editing dimana gambar dan naskah harus sesuai dengan yang telah dibuat pada pra produksi. Produser program Soundcheck bekerjasama dengan program direktor untuk mengawasi dan mengontrol jalannya proses produksi, tapi progam direktor disini tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, karna program direktor juga harus menyampaikan semua yang di perintah kan oleh produser. Dalam proses produksi, peran Produser adalah bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada saat proses produksi, mengawasi jalannya proses produksi seperti pengambilan gambar dan lainnya.
Pasca Produksi Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari seluruh proses produksi yang telah di lakukan sebelumnya. Dalam program Sound check pada tahap ini produser berperan untuk memberikan masukan pada editor dan mengevaluasi hasil produksi yang telah dibuat kemudian melakukan rapat dan menentukan tema apa yang akan di angkat dan di tayangkan dalam program Soundcheck selanjutnya. Produser program Sound Check tidak berperan banyak pada tahap ini, produser mempercayakan tim yang dipercayai untuk proses editing nya. Namun produser tetap mengawasi jalannya proses editing agar hasil yang didapat sesuai dengan apa yang direncanakan.
Evaluasi Pada tahap evaluasi, produser Sound check membahas tayangan yang telah tayang dengan tim produksi yang bertugas dalam program Sound Check, produser melihat program Sound check yang telah tayang tersebut, apa saja yang perlu evaluasi dari isi program dapat dibahas ditahap ini, seperti konten yang kurang, evaluasi tiap segmen, total durasi, semua dapat dibahas dan dievaluasi pada tahap ini oleh produser dan tim produksi program Sound Check melalui rapat.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara mendalam (indepth interview) dalam menganalisis peran produser dalam program Sound check di LPP TVRI, peneliti menyimpulkan peran produser dalam program Sound check yaitu: 1.
Peran produser pada proses Pra Produksi a. b. c.
2.
Peran produser dalam tahap pra produksi antara lain melakukan rapat untuk menentukan tema apa yang akan dibawakan pada program Sound check yang akan diproduksi. Produser bertanggung jawab penuh atas seluruh proses pra produksi mulai dari perijinan, pencarian talent hingga pencarian lokasi. Produser juga memastikan semua peralatan produksi yang ada pada lokasi shooting siap untuk produksi program Soundcheck dan memastikan tidak ada kerusakan pada alat.
Peran produser dalam tahap tahap produksi a.
Dalam proses produksi produser bertanggung jawab dalam segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan produksi seperti pengambilan keputusan yang kadang harus dilakukan ketika kondisi mendadak.
b.
3.
Pada tahap produksi produser juga harus mendampingi tim produksi dimana gambar dan naskah harus sesuai dengan apa yang telah ditentukan pada tahap pra produksi. Kemudian bekerjasama dengan program direktor untuk mengawasi dan mengontrol jalannya proses produksi.
Peran produser pada tahap pasca produksi Pada tahap ini produser berperan untuk mengawasi proses editing yang dilakukan oleh editor dan mengevaluasi hasil produksi yang telah dilakukan. Rapat juga dilakukan untuk menentukan tema apa yang akan diangkat untuk produksi program Sound check selanjutnya.
Saran Dari hasil penelitian ada beberapa kendala yang menjadi masalah pada saat produksi program Sound check. Maka peneliti ingin memberikan saran kepada LPP TVRI dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas program khususnya kepada program Sound check, yaitu: 1. 2.
3.
4.
Produser perlu memiliki integritas dalam menangani dan mengembangkan tema ide maupun naskah. Produser harus dapat menjalin kerjasama yang harmonis dan bersikap saling menghargai pada semua pihak yang ikut terlibat dalam proses produksi agar proses produksi berjalan dengan lancar. Untuk memberikan masukan kepada TVRI dan tim Soundcheck agar harus sering bertukar pikiran mengenai apa yang diinginkan dari masing-masing pihak agar tidak sering terjadi kesalahpahaman antar sesama pihak untuk mendorong kelancaran produksi. Tim produksi perlu terus belajar bagaimana menggunakan peralatan yang baik demi mendukung hasil produksi yang baik.
REFERENSI Ardianto, E. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rektama Media. Baksin, A. (2006). Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa. Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Bungin, B. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Effendy, O.U. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Eriyanto. (2007). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS. Eriyanto. (2011). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS. Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Prenada Media Group. Ghony, Djuanidi. M & Almanshur, Fauzan (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Indayati, Oetomo. (2007). Communication @ Work. Kiat Menyampaikan Maksud Kita Agar Dipahami Orang Lain dan Tujuan Kita Tercapai.Jogjakarta: Bahana. Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Grup. Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Grup. Moleong, L. J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Muda, Deddy Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. M.A.Morissan. (2005). Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa. Nurudin. (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wibowo, Fred. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Jakarta: Pinus Book Publisher. Website Profil perusahaan Lembaga Penyiaran Publik TVRI. Diakses pada 26 April 2015 di www.tvri.co.id Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik TVRI. Diakses pada 26 Aprl 2015 di www.tvri.co.id/page/struktur-organisasi
Jurnal Baltruschat, Doris. (2009). “Reality TV Formats” The Case of Canadian Idol. 34:1 Case Study in New Media, Humor and Artifical Intelegence. 6:59-71 Chong, Dennis and Druckman, James N. (2007). “Framing Theory”. Annual Review of Political Science. 10:103-126. Hugh, Broom. (2008). “TV Show Production Reality”. Farmers Weekly. 143(3), 28 Kahn, Eve M. (2007). “The Television Producer”. 96:118
RIWAYAT PENULIS Jodi Hartawan lahir di kota Jakarta pada 22 September 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran (Broadcasting) pada tahun 2015.