PERAN PEREMPUAN DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA MUDA (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
LELA LAELATUS SYIFA
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM
STUDI
MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011
PERAN PEREMPUAN DALAM MAI\AJEMEN KEUANGAN
KELUARGA MUDA (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: LELA TAELATUS SYIFA NIM. 107046102059
Dibawah Bimbingan
Dr. Syahrul A'dhffi, M.Ag
Sri Hidayati, M.Ag
NIP. 1973050420003 1002
NrP.
197
1
0215t991032002
KONSENTRASI PERBANICAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427
lJl20lt
PENGESAIIAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga
Muda (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel), telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum pada tanggal22 juni 2011
UIN Syarif Hidayatullah
Skripsi ini telah diterima
memperoleh gelar Sarjana Program Strata
I
(Sl)
Jakarta
sebagai salah satu syarat untuk
pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Jakarta, 22 juni 2011 Dekan,
Prof. Dr.riH. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM
NIP. 19s50505
198203 1012
Panitia Lljian Munaqasya Ketua
:
Dr. Euis Amalia, M.Ag
NIP. 19710701 1998032002 Sekretaris
Pembimbing
:
Mu'min Rauf, M.A NIP. 197004161997031004
I : Dr. Syahrul A'dham, M.Ag NIP. 1973050420003 1002
Pembimbing
II: Sri Hidayati, M.Ag NrP. 197 102t5 1997 032402
Penguji
I
:
Dr. Euis Amali4 M.Ag
NIP. 19710701 1998032002 Penguji
II
:
Mu'min Rauf, M.A NIP. 1 97004161997 43rc04
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 Juni 2011
Lela Laelatus Syifa
ABSTRAK Manajemen keuangan keluarga merupakan hal yang paling penting yang semestinya dilakukan oleh setiap keluarga maupun individu, manajemen keuangan yang baik dapat membuat keluarga sejahtera dan tidak takut untuk menghadapi masa depan dalam hal ekonomi dan dapat meminimalisir resiko yang mungkin akan terjadi. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, penulis berusaha menganalisis secara objektif bagaimana peranan perempuan keluarga muda dalam manajemen keuangan keluarganya, karena mengelola keuangan keluarga merupakan “hak istimewa” perempuan, dengan ketelitian dan sikap kasih sayang yang umum dimiliki perempuan diharapkan mampu memberikan ketenangan dan rasa nyaman bagi keluarga khususnya dalam hal ekonomi. Kata kunci: Peran Perempuan, Manajemen Keuangan, Keluarga Muda.
i
KATA PENGANTAR ا ا ا Maha suci Allah yang telah memberikan jalan hidup bagi setiap insan yang berbeda-beda, sungguh maha indah karunia-Nya yang telah membekali setiap insan dengan begitu banyak potensi dan bakat yang beraneka ragam, dan atas ridho dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. Sholawat serta salam selalu tercurah bagi Nabi kita Muhammad SAW, keluarga beserta para shahabatnya, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Skripsi ini merupakan perjalanan akhir penulis setelah sekian tahun menuntut ilmu dibangku kuliah. Skripsi ini berjudul Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Kelurga Muda (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel). Sepenuhnya penulis menyadari bahwa banyak pihak dan orang-orang yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik dan berlipat ganda. Untaian terimakasih penulis ucapkan kepada: 1. Orangtuaku tersayang dan tercinta, mamah P. Siti Romlah dan bapak KH. A Sayuti yang selalu memberikan kasih sayang dan cintanya dengan sepenuh hati untuk memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tak
ii
terhingga. Semoga mamah dan bapak sehat dan selalu ada dalam lindunganNya. 2. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,MM.
3. Ketua Program Studi Muamalat, ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, beserta sekretaris Program Studi Muamalat bapak Mu’min Rouf, S.Ag,.MA.
4. Pembimbing, bapak Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. dan ibu Sri Hidayati, M.Ag. yang telah memberikan arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga selesai dalam penulisan skripsi. 5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Pimpinan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 6. Seluruh Staf pengajar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 7. Teteh-tetehku dan aa-aaku tersayang, a Wawan, teh Nia, teh Neneng, a Hamdi, teh Dede, a Tohir, teh Teti, a Adi, teh Heni, a Nanang dan khususnya kepada teh Hena dan a Riki yang telah memberikan bantuan moril dan materiil yang tak terhingga, membiayai penulis selama kuliah sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Spesial untuk Ayeng yang sudah memberikan senyum dan gangguannya selama penulis sibuk menulis skripsi. Mama Nuke, Mang Rais yang sudah iii
memberikan
kesabaran,
bantuan
dan
semangatnya
ketika
penulis
menyebarkan kuesioner. 9. Teman-teman angkatan 2007 kelas PS B, Dhiyaka, Fikri dan teman-teman semuanya.
Akhir kata, penulis sadar tentu ada banyak kekurangan dalam skrpsi ini, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membacanya. Penulis berharap semoga skrpsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan untuk kita semua. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin...
Jakarta, 1 Juni 2011
Lela Laelatus Syifa
iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
2
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
7
D. Review Studi Terdahulu
8
E. Kerangka Pemikiran
10
F. Sistematika Penulisan
13
LANDASAN TEORI
15
A. Manajemen Keuangan Keluarga
15
1. Pengertian
15
2. Fungsi Manajemen Keuangan
16
3. Tujuan Manajemen Keuangan Keluarga
18
4. Kiat Dalam Melakukan Manajemen Keuangan
18
a. Pentingnya Perencanaaan Keuangan Keluarga
20
b. Langkah dan Proses Perencanaan Keuangan
25
5. Mengenal Daftar Investasi Syariah a. Sektor Keuangan Bank
v
30 31
b. Sektor Keuangan Non Bank B. Peran Perempuan Dalam Keluarga
BAB III
BAB IV
32 37
1. Peran perempuan sebagai istri dalam keluarga
40
2. Peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga
46
3. Peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga
47
4. Hak-hak ekonomi perempuan dalam keluarga
51
METODOLOGI PENELITIAN
52
A. Ruang Lingkup Penelitian
52
B. Pendekatan Penelitian
52
C. Jenis Penelitian
53
D. Jenis Data Dan Sumber Data
53
E. Populasi Dan Sampel
54
F. Pengumpulan Data
57
HASIL DAN PEMBAHASAN
64
A. Gambaran Umum Kelurahan Kedaung-Pamulang
64
B. Uji Instrumen Penelitian
70
C. Analisis Data Responden
72
D. Analisis Terhadap Manajemen Keuangan Keluarga Muda
74
E. Deskripsi Peran Perempuan dan Manajemen Keuangan
vi
Keluarga BAB V
93
PENUTUP
99
A. Kesimpulan
99
B. Saran
101
DAFTAR PUSTAKA
103
LAMPIRAN
108
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Terdahulu ……………………………………………………. 9 Tabel 3.1 Sampel Yang Diambil ………………………………………………… 56 Tabel 3.2 Skala Likert Respon Masyarakat Positif………………………………. 58 Tabel 3.3 Skala Likert Respon Masyarakat Negatif ……………………………. 58 Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel…………………………………………. 62 Tabel 4.1 Batas wilayah kelurahan kedaung .……………………………………. 65 Tabel 4.2 Jumlah jiwa berdasarkan jenis kelamin .………………………………. 65 Tabel 4.3 Jumlah jiwa berdasarkan usia …………………………………………. 66 Tabel 4.4 Jumlah jiwa berdasarkan kewarganegaraan ..….………………………. 67 Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Keagamaan, Pendidikan dan Pekerjaan ………………………………………..……………………... 69 Tabel 4.6 Jumlah Sarana-sarana …………………………….…………………….69 Tabel 4.7 Norma Reliabilitas ….………………………………………………... 71 Tabel 4.8 Saya Suka Menabung ………………..… ……………………………. 76 Tabel 4.9 Menurut Saya Menabung Sangat Penting .……...…………………….. 76 Tabel 4.10 Saya Mengajarkan Anak Saya Untuk Menabung Sejak Dini ……….. 77 Tabel 4.11 Saya bisa menggapai keinginan saya dan keluarga karena sudah menyisihkan dan merencanakan jauh-jauh hari……………………… 77
viii
Tabel 4.12 Sejak pertama kerja saya sudah mulai menggunakan instrument keuangan (seperti tabungan, deposito, tabungan pendidikan, dll) untuk merencanakan keuangan saya ………………………………………… 78 Tabel 4.13 Saya senang mengelola keuangan keluarga ………………………….. 78 Tabel 4.14 Saya mengetahui Perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting dalam manajemen keuangan ……………………………………….…. 79 Tabel 4.15 Perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang ……………. 79 Tabel 4.16 Saya mempunyai perencanaan yang sederhana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang ……… 80 Tabel 4.17 Saya selalu merencanakan dan mencatat segala kebutuhan sebelum berbelanja …………………………………………………………….. 81 Tabel 4.18 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Tahun Pernikahan ……………………………..……………………………... 81 Tabel 4.19 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Pendidikan ..…………………………………………………………... 82 Tabel 4.20 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Pendapatan …………………………………………………….……... 83 Tabel 4.21 Saya mengetahui pendapatan suami setiap bulannya ………………… 85 Tabel 4.22 Saya diberi tanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga ….. 86 Tabel 4.23 Suami selalu melibatkan saya dalam keputusan-keputusan perencanaan keuangan keluarga …………………………………………………… 86
ix
Tabel 4.24 Suami selalu memberikan semua gajinya kepada saya …………….... 87 Tabel 4.25 Saya memiliki control atas pembelian rumah, motor, mobil, dll …….. 88 Tabel 4.26 Saya memiliki control atas pengambilan keputusan investasi ……….. 88 Tabel 4.27 Setiap perempuan memiliki peranan yang penting dalam manajmen keuangan keluarganya ……………………………………………….. 89 Tabel 4.28 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan Pendapatan ..…………………………………………………………...89 Tabel 4.29 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan Pendidikan………………………………………………..…………... 90 Tabel 4.30 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan Tahun Pernikahan …………………..………………………………... 91 Tabel 4.31 Penempatan Pada Sektor Keuangan ………..………………………. 92 Tabel 4.32 Persentase Rata-rata Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda ……………..……………………………….............. 95
x
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
4.1 Persentase Responden Berdasarkan Tahun Pernikahan …..…… 72
Diagram
4.2 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan …..…. 73
Diagram
4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………74
Diagram
4.4 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan ..………… 75
Diagram
4.5 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga …… 84
Diagram
4.6 Persentase Rata-rata Penempatan Dana Pada Sektor Keuangan ……………………………………………………... 92
Diagram
4.7 Persentase Rata-rata Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan KeluargaMuda ………………..…………………… 94
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya, akan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan budaya. Memiliki geografis yang sangat luas yaitu 1,890,754 km2 yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.1 Memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.2 Berdasarkan hasil sensus penduduk pada Agustus 2010 penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 jiwa yang terdiri dari 119.507.580 jiwa laki-laki dan 118.048.783 jiwa perempuan.3 Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, tentunya menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai tingkat konsumsi tinggi tetapi memiliki tingkat investasi masyarakat yang sangat rendah, sedangkan di negara maju seperti Amerika justru tingkat investasi sangat tinggi dan tingkat konsumsi yang rendah. Karena hal ini dalam setiap
individu
masyarakat
harus
ditumbuhkan
rasa
kesadaran
untuk
1
Biro Pusat Statistik, Luas Wilayah dan Persentase Penduduk menurut Provinsi, diunduh pada 23 juni 2011 dalam http://www.datastatistik-indonesia.com/component /option,com_tabel/kat,1/idtabel,117/Itemid,165/ 2
http://search.conduit.com/ResultsExt.aspx?ctid=CT2009787&q= urutan%20negara %20 yang %20 berpenduduk%20terbanyak%20di%20dunia&SearchSource=15 diunduh pada 2 januari 2011 3
Wikipedia, Sensus Penduduk Tahun 2010, diunduh pada 23 juni 2010 dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010
1
2
meningkatkan investasi dan mengurangi konsumsi dengan manajemen keuangan keluarga yang terencana. Keluarga adalah unit sosial yang terkecil, keluarga juga unit ekonomi dan spiritual yang terkecil. Seperti batu bata yang menyusun dinding yang kokoh, maka keluarga merupakan unit yang secara bersama-sama membentuk masyarakat yang kokoh, baik secara sosial, ekonomi dan spiritual.4 Keberadaan perempuan dalam keluarga memiliki arti yang sangat penting, mereka merupakan tiang yang menegakkan kehidupan keluarga, termasuk pemeran utama dalam mengatur keuangan keluarga. Posisi perempuan sebagai pengatur keuangan keluarga menjadikan perempuan memiliki kewenangan penuh dalam pengaturan keuangan. Sehingga perempuan harus memiliki perencanaan keuangan yang baik bagi kesejahteraan keluarganya, karena menjaga harta suami atau keluarga merupakan tugas seorang perempuan.5 Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, yang artinya sebagai berikut : “Sebaik-baik perempuan penunggang unta, perempuan Quraisy yang baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya (HR. Bukhari dan Muslim).”6 Maksud sabda Nabi SAW adalah perempuan itu sangat menjaga dan
4
Palgunady T. Setyawan, Majalah Sharing, edisi 46, h.12
5
Suryadhie, “Arti Perempuan Dalam Keluarga”, artikel ini diakses pada 4 November 2010 dari http://suryadhie.wordpress.com/2008/05/19/arti-perempuan-dalam-keluarga/ 6
Muttafakun ‘Alaih HR. Al-Bukhari dan Muslim, Fathul Bari,( Beirut, Ibnu Katsir,1987 ) No. 3251, Juz 3, h. 1266
3
memelihara harta suami dengan berbuat amanah dan tidak boros dalam membelanjakannya. Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan sifat kasih sayang (dari seorang ibu), tarbiyah yang baik, mengurusi anak-anak, menjaga harta suami, mengurusi dan mengaturnya dengan cara yang baik.”7 Bahkan dari hasil riset 09 November 2010 yang dilakukan terhadap 1300 perempuan dari kelas bawah, menengah dan kelas atas menunjukan bahwa 84,2 persen perempuan adalah yang mengelola penghasilan suami atau pasangannya.8 Sikap kehati-hatian dan disiplin yang umum dimiliki perempuan inilah yang menjadikan perempuan selalu menjadi pemeran utama dalam pengaturan keuangan keluarga. Akan tetapi tingkat kepedulian dan kesadaran dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik umumnya masih rendah, tergantung dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang mereka miliki. Kadang pendidikan tentang keuangan hanya berhenti di tingkat dasar yaitu anjuran untuk menabung. Menabung biasanya hanya di artikan menyisihkan uang yang disimpan dalam celengan atau menabung ke bank. Menurut Anatoli Karvof, dalam bukunya cerdas mengelola keuangan pribadi, Perencanaan Keuangan adalah metode proses yang sistematis serta dapat diprediksi tentang bagaimana seorang individu atau keluarga bisa meraih 7
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah, Fathul Bari, ( Beirut: Dar Al-Ma’rifah,1379) jilid 9, h.512 8
2010
http://rinagu.blogdetik.com/tag/perempuan-pengusaha/ diunduh pada 24 November
4
kebebasan keuangan dan keamanan ekonomi.9 Perencanaan keuangan sangatlah penting bagi manusia, sebagai manusia kita selalu memiliki keinginan yang tiada habisnya, baik keinginan untuk sekarang, jangka menengah maupun jangka panjang. Disamping itu juga, kita harus memperhatikan kebutuhan yang harus terpenuhi untuk melangsungkan kehidupan, baik kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga dan kebutuhan darurat. Kadang keinginan dan kebutuhan tidak selamanya terpenuhi karena keterbatasan materi yang kita miliki, sehingga kita harus mengenyampingkan keinginan dan kebutuhan tersebut demi kebutuhan yang sangat penting dan mendasar. Masalah keuangan adalah hal yang umum dialami keluarga muda, apalagi di tahun-tahun pertama menjalani kehidupan berumahtangga. Belum lagi si kecil tak lama kemudian hadir di tengah keluarga muda ini. Sehingga sebagian besar masyarakat meletakkan masalah pada besar-kecilnya pendapatan keluarga. padahal jika kita cermati masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola uang.10 Pendapatan dan pengeluaran kadang kala tidak berbanding lurus, terkadang pengeluaran akan lebih besar daripada pendapatan, besar pasak daripada tiang.
Pengeluaran
yang
membengkak
yang seharusnya bisa
9
Anatoli Karvof, Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2009), h. 1 10
desember
Ligwina hananto, Cara Sederhana Mengelola Keuangan, di unduh pada 7 2010
dalam
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keuangan/Keluarga/cara.
sederhana. mengelola.keuangan.keluarga/001/004/7/3
5
diminimalisir, akan memakai dana yang seharusnya dialokasikan untuk pengeluaran lain yang mungkin terjadi tiba-tiba. Sehingga ketika ada pengeluaran diluar dugaan/dana darurat keluarga tidak bingung untuk mencari dana karena mereka telah memiliki alokasi dana yang telah disiapkan untuk hal tersebut.. Bagi setiap orang, khususnya keluarga muda, keinginan untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia tentulah menjadi impian, angan-angan masa depan yang menjadi tujuan dalam berumah tangga, seperti membangun rumah, membeli peralatan rumah tangga, kendaraan, biaya melahirkan, biaya sekolah anak, biaya rekreasi keluarga, dan sebagainya, bahkan biaya dihari tua yang memungkinkan kondisi kita sudah tidak sanggup lagi bekerja keras untuk menafkahi keluarga. Sehingga dimasa pensiun kita hanya ingin menuai hasil kerja keras kita sewaktu muda, menikmati kebahagian dan kesejahteraan keluarga, tidak membebani anak-anak kita dalam hal ekonomi. Maka dalam hal ini kita memerlukan usaha untuk mewujudkan keinginan tersebut dengan perencanaan dan manajemen keuangan keluarga yang baik. Pada zaman sekarang pentingnya memiliki perencanaan dan manajemen keuangan sangat amat terasa, karena bisa meminimalisir terjadinya resiko yang mungkin terjadi. Sehingga pengalokasian dana untuk sekarang, jangka menengah dan jangka panjang harus memiliki pos-pos masing-masing yang tidak terganggu oleh pengeluaran lainnya. Untuk pengeluaran sehari-hari dan bulanan harus memiliki anggaran yang membantu kita bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Bagi perempuan perencanaan dan manajemen keuangan harus
6
mendapatkan perhatian khusus, dan memiliki tingkat kesadaran yang cukup. Pemahaman manajemen keuangan yang baik yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan bisa mengubah kondisi keuangan ke arah yang lebih baik sehingga bisa meraih kebebasan keuangan di masa mendatang. Dari sinilah pentingnya menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya perempuan dalam keluarga muda untuk meningkatkan investasi, mengurangi konsumsi dan mengelola keuangan keluarga untuk masa depannya. Karena tonggak kehidupan masih panjang bagi keluarga muda yang segala hal mungkin terjadi dimasa mendatang. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda (Studi pada Kelurahan Kedaung PamulangTangsel)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terjadinya pembiasan dan pelebaran dalam pembahasan ini, maka penulis perlu untuk membatasi dan menspesifikasikan rumusan masalah ini agar menghasilkan pengetahuan yang lebih mendalam dan terperinci. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kesadaran dan pemahaman keluarga muda terhadap perencanaan keuangan, peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda dan pada instrumen manakah keluarga muda menginvestasikan
7
dananya, apakah pada sektor keuangan bank seperti tabungan, ataukah pada sektor keuangan non bank, seperti pasar modal/pasar uang, dan asuransi 2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana kesadaran dan pemahaman perempuan pada keluarga muda dalam manajemen keuangan keluarganya? b. Bagaimana peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga di kelurahan Kedaung-Pamulang? c. Pada instrument investasi manakah keluarga muda di kelurahan Kedaung menginvestasikan dananya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Menganalisis pemahaman dan kesadaran perempuan keluarga muda dalam perencanaan keuangan b. Menganalisis peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda c. Untuk mengetahui instrument investasi mana yang lebih diminati oleh keluarga muda dikelurahan Kedaung
8
2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : a. Manfaat secara teoritis, dapat menambah khasanah keilmuan kita. Dan diharapkan akan menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung dan akan memperoleh hasil yang maksimal. b. Manfaat secara praktis, diharapkan dapat menjadi model atau cara baru atau solusi untuk membuat perencanaan keuangan bagi keluarga muda dan dapat membuat manajemen keuangan keluarga yang baik. c. Bagi lembaga investasi, diharapkan setelah responden mengisi kuesioner yang diberikan, mereka lebih meningkatkan investainya, dengan cara menabung ke bank atau menabung sendiri dirumah, berinvestasi di pasar modal/pasar uang, ataupun bergabung menjadi anggota asuransi. d. Bagi masyarakat umum, memberikan wawasan dan kesadaran kepada masyarakat bahwa perencanaan dan manajemen keuangan sangatlah penting bagi kehidupan sehingga investasi masyarakat bertambah.
D. Review Studi Terdahulu Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap berbagai sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting dan prospektif. Review terdahulu berdasarkan tabel dibawah ini adalah :
9
Tabel 1.1 Review Terdahulu No 1
Nama Penulis Ahmad Mubasyir
Judul Skripsi Manajemen Investasi Islami Pada Perusahaan Asuransi Syariah (Study Kasus PT Asuransi Syariah Mubarakah)
Tempat Penelitian PT Asuransi Syariah Mubarakah
Metode Penelitian Library research dan field research. Kualitatif dengan analisis SWOT
Hasil Penelitian
2
Meliyani Tanoto
Minat Membuat Perencanaan Keluarga Menurut Karakteristik Keluarga. Studi di Surabaya
Surabaya
Mengguna kan uji ttest dan chi square
3
Lisma Dyawati Fuaida
Dompet Dhuafa Republika
Mengguna kan bentuk pendekatan deskriptif kualitatif
4
Rahmaw ati Dian Pratiwi
Manajemen keuangan keluarga miskin (studi kasus mitra program masyarakat mandiri, dompet dhuafa republika) Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Perencanaan Keuangan
Kekuatan menganut prinsip kehati-hatian dalam investasi. Kelemahan tidak ada diversifikasi instrument investasi dan terbatasnya pendidikan SDM. Peluang terbukanya pasar modal syariah dan pasar keuangan syariah. Tantangan banyaknya lembaga keuangan yang bermunculan di Indonesia yang mengakibatkan ketatnya persaingan. Keinginan perencanaan keuangan bagi ibu RT yang berpendidikan S1 lebih besar daripada dengan minat ibu RT lulusan SMU. Karena ibu RT S1 lebih mengetahui resiko dibandingkan dengan ibu RT lulusan SMU Keluarga miskin tidak melakukan perencanaan keuangan dan implementasinya sesuai anjuran normatifnya,
Cempaka PutihCiputat
Analisis deskriptif kuantitatif
pengetahuan dan pemahaman perencanaan keuangan
10
Keluarga Perspektif Islam (Studi Pada Masyarakat Cempaka Putih Ciputat)
masyarakat tinggi, tingkat kesadaran masyarakat terhadap perencanaan keuangan juga tinggi
Dari empat review studi terdahulu di atas, tidak ada yang membahas secara khusus tentang peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga, manajemen disini dimulai dari perencanaan, melaksanakan, mengelola dan mengontrol keuangan dalam keluarga tersebut. Serta yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini difokuskan terhadap perempuan pada keluarga muda yang usia pernikahannya enam tahun kebawah (yang menikah antara tahun 2005-2010). Karena keluarga muda memiliki masa depan yang masih panjang yang segala hal mungkin terjadi, dengan kesadaran perencanaan dan manajemen keuangan yang baik yang dimiliki oleh perempuan diharapkan dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang, sehingga keluarga menjadi sejahtera, dan jika setiap keluarga di Indonesia sudah sejahtera maka Negarapun akan sejahtera.
E. Kerangka Pemikiran Setiap keluarga pasti memiliki pendapatan, baik pendapatan dari suami dan istri, maupun pendapatan dari suami saja atau istri saja. Dari pendapatan, keluarga muda tersebut pasti memiliki tujuan ekonomi untuk kelangsungan
11
kehidupan keluarganya. Tujuan tersebut dirangkum dalam manajemen keuangan keluarga dengan perencanaan keuangan, perencanaan keuangan dimulai dengan membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran, jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Perencanaan tersebut dibagi atas kebutuhan saat ini dan investasi. Kebutuhan saat ini yaitu biaya hidup sehari-hari dan biaya untuk pembayaran utang. Sedangkan investasi dibagi atas sektor keuangan bank dan sektor keuangan non bank. Sektor keuangan bank terdiri dari tabungan dan deposito, sektor keuangan non bank terdiri dari asuransi, reksa dana, sukuk dan saham. Keluarga muda boleh memilih sektor investasi mana saja sesuai karakteristik profil resiko mereka. Untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah sebaiknya keluarga muda memilih berinvestasi di pasar uang, dan untuk investasi jangka panjang sebaiknya keluarga muda memilih berinvestasi di pasar modal. Dalam penelitian ini saya ingin mengetahui pada sektor manakah keluarga muda menginvestasikan dananya. Untuk mengetahui semua ini dilakukan pendataan dengan menggunakan angket/kuesioner untuk mengetahui data yang sebenarnya tentang peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga dikelurahan Kedaung. Dengan menarik sampel dari jumlah populasi yang ada, lalu data tersebut diinput dan diuji validitas dan reliabilitas data untuk mendapatkan hasil yang akurat dan representatif, kemudian hasil tersebut dianalisis.
12
Kerangka Pemikiran
Pendapatan
Suami
Istri
Tujuan Ekonomi
Manajemen Keuangan Keluarga
Perencanaan Keuangan Syari’ah
Investasi
Bank
Tabungan
Deposito
Kebutuhan
Non Bank
Asuransi
Reksa Dana
Kuesioner
Input Data
Pembayaran Utang
Biaya Hidup
Sukuk
Saham
13
Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Analisis Data
Interpretasi
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan, peneliti membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan. Bab II, Tinjauan Teoritis, pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan: tingkat kesadaran perempuan keluarga muda dalam perencanaan dan manajemen keuangan, tugas perempuan dalam keluarga, perencanaan dan manajemen keuangan syariah, cara mengelola keuangan keluarga, elemen perencanaan keuangan syariah dan jenis-jenis investasi. Bab III, Metodologi Penelitian, bab ini terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data.
14
Bab IV, Hasil dan Pembahasan, pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum masyarakat Kedaung-Pamulang, uji instrument penelitian, deskripsi tentang pengelolaan keuangan oleh perempuan, analisis terhadap pengelolaan keuangan keluarga muda. Bab V, Penutup, pada bab ini peneliti mencoba membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Keuangan Keluarga 1. Pengertian Jika diartikan secara terpisah manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan.1 Sedangkan menurut James A.F. Stoner Manajemen
adalah
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan keuangan atau financial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan.2 Manajemen keuangan dalam literatur lain disebut pembelanjaan, yaitu segala
aktivitas
perusahaan
yang
berhubungan
dengan
bagaimana
memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan
1 Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994)h. 434 2
Sudarsono dan Editius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka
Cipta)h. 119
15
16
merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan perusahaan.3 Jadi perencanaan,
manajemen
keuangan
penganggaran,
keluarga
pemeriksaan,
adalah
pengelolaan,
suatu
kegiatan
pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu keluarga dalam mencapai tujuan keuangan atau ekonomi keluarga. Manajemen keuangan terdiri dari semua aktivitas yang berhubungan dengan perolehan uang dan pemanfaatannya secara efektif, yang mencakup perencanaan yang cermat.4
2. Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya fungsi manajemen keuangan yang diterapkan pada perusahaan sama saja dengan manajemen keuangan yang diterapkan dalam keluarga. Keduanya berfungsi untuk mengatur dan mengelola keuangan. Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan kegiatan keuangan perusahaan. Sedangkan
3
Weston J. Fred, Eugene F. Bringham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Erlangga, 1990), edisi 9, jilid 1, h.6 4
2007), h.241
Mahmud Mahfoedz, Pengantar Bisnis Modern, (Yogyakarta: ANDI OFFSET,
17
kegiatan utamanya dalam keuangan adalah mencari dana dan menggunakan pada asset perusahaan.5 diantara fungsi manajemen keuangan yaitu: a. Perencanaan Keuangan (financial planning), adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan keluarga secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Seorang manajer dalam keluarga mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan yang diinginkan oleh keluarga. b. Pengorganisasian keuangan (financial organizing), Menggunakan dana untuk memaksimalkan dana yang ada, seperti tidak boros dalam menggunakan uang untuk kebutuhan yang tidak terlalu penting. Sehingga sebuah keluarga perlu membuat dengan detail pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya, jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. c. Pelaksanaan
(actuating),
setelah
membuat
perencanaan
dan
pengorganisasian keuangan, sebuah keluarga dapat melaksanakan apa yang telah direncanakan untuk mencapai tujuannya. d. Pemeriksaan (controlling), melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan yang telah diterapkan oleh keluarga, agar 5
Agus Zainul Arifin, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB, diunduh pada16 Maret 2011dari http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/99017-1325742824022.doc
18
tidak terjadi penyimpangan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
3. Tujuan Manajemen Keuangan Keluarga Dalam sebuah perusahaan, manajemen keuangan berkaitan dengan keputusan dibidang keuangan
bertujuan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan.6 Maka seperti halnya manajemen keuangan keluarga bertujuan untuk memaksimumkan keuangan keluarga, mengatur dan mengelola pendapatan keluarga untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya agar segala kebutuhan keluarga dapat terpenuhi tanpa menghabiskan banyak uang. Bahkan
keluarga
dapat
menginvestasikan
dananya
untuk
mendapat
keuntungan dimasa depan sehingga dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang.
4. Kiat Dalam Melakukan Manajemen Keuangan Pokok utama dalam melakukan manajemen keuangan adalah membuat perencanaan keuangan, jika perencanaan yang dibuat bagus, maka hasilnya akan bagus. Perencanaan keuangan merupakan hal terpenting dalam manajemen keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai.
6
Martono.SU & Dr. D. Agus Harjito, MSi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta, Ekonisia: 2010), h.12
19
Menurut Iwan P Pontjowinoto dalam bukunya Kaya Bahagia Cara Syariah, dalam setiap rizki yang dilimpahkan kepada manusia keluarga harus mampu membelanjakan hartanya untuk bekal keluarganya dengan membagi seluruh rizki yang diperolehnya dalam 4 bagian, yaitu:7 1. Pembersihan (Zakat), untuk membersihkan pendapatan dan harta yang diperoleh sebagai kewajiban seorang abdi Allah dengan tujuan untuk memperoleh kebahagian akhirat dalam bentuk zakat, infaq, sedekah maupun waqaf. 2. Simpanan adalah menyisihkan pendapatan yang diterima dalam suatu periode, untuk digunakan bagi keperluan hidup sehari-hari sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup yang wajar dalam periode berikutnya. 3. Tabungan adalah menyisihkan pendapatan yang diterima setiap saat untuk digunakan mengatasi musibah (misalnya kecelakaan, kehilangan, sakit, dsb) dan untuk tujuan tertentu di masa mendatang sehingga dapat menjalankan niat tersebut (misalnya sekolah, perjalanan ibadah, perjalanan wisata, dsb.) 4. Investasi adalah menempatkan sebagian harta yang merupakan sisa hasil penyisihan pendapatan dan akumulasi harta pada suatu kegiatan ekonomi dengan tujuan mendapatkan tambahan nilai dimasa datang sehingga dapat memenuhi keperluan jangka panjang atau pada masa sudah tidak produktif lagi baik karena faktor usia maupun karena kondisi kesehatan. 7
Iwan P Pontjowinoto, Kaya Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Hikmah, 2010), h. 62
20
a. Pentingnya Perencanaaan Keuangan Keluarga Perencanaan keuangan adalah suatu proses dalam merencanakan keuangan pribadi untuk dapat memberikan solusi perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan atau inevestasi agar tujuan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang dapat tercapai.8 Menurut Anatoli Karvof, dalam bukunya Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi, Perencanaan Keuangan adalah metode proses yang sistematis serta dapat diprediksi tentang bagaimana seorang individu atau keluarga bisa meraih kebebasan keuangan dan keamanan ekonomi.9 Sedangkan menurut Agustianto, dalam bukunya Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, perencanaan keuangan syariah merupakan suatu proses perancangan kehidupan yang lebih baik dengan melakukan perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan, non-keuangan serta rohani untuk jangka pendek, menengah dan panjang baik didunia ketika masih hidup maupun diakhirat ketika sudah meninggal insyaalah dapat tercapai.10
8
Adler H. Manurung dan Luthfi T. Rizky, Successful Financial Planner, ( Jakarta: PT Grasindo, 2009), h.1 9
Anatoli, Cerdas Mengelola h. 1
10
Agustianto, Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, (Jakarta, Muda Mapan Publishing : 2010), h.41
21
Sebagai keluarga muslim yang taat, perencanaan merupakan salah satu bagian usaha manusia untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, sebagaimana firman Allah SWT : ∩⊇⊇∪ 3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóム4®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉitóムŸω ©!$# āχÎ) ... “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu keadaan kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (Ar Rad: 11) ©!$# ¨βÎ) 4 ©!$# (#θà)¨?$#uρ ( 7‰tóÏ9 ôMtΒ£‰s% $¨Β Ó§øtΡ öÝàΖtFø9uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ ∩⊇∇∪ tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ 7Î7yz “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18) Jelas sekali dalam ayat di atas kita sebagai manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk merencanakan apa yang kita perbuat untuk masa depan. Berikhtiar secara maksimal dengan melakukan perencanaan untuk situasi terburuk dan berharap untuk yang terbaik, setelah itu bertawakal kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Keinginan manusia yang tidak ada habisnya menjadikan manusia rakus dan tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, ketika mereka
22
memiliki pendapatan yang sedikit mereka mengatakan pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi ketika mereka memiliki pendapatan yang besarpun mereka tetap mengatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Disinilah alasan mengapa sebuah keluarga membutuhkan perencanaan keuangan :11 a. Adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai b. Tingginya biaya hidup saat ini c. Naiknya biaya hidup dari tahun ke tahun d. Keadaan ekonomi tidak selalu baik e. Fisik manusa tidak selalu sehat f. Banyaknya alternatif produk keuangan yang ditawarkan Menurut Kapoor, Dlabay, dan Hugges dalam bukunya Personal Financial mengemukakan alasan pentingnya perencanaan keuangan adalah sebagai berikut :12 1. Meningkatkan efektivitas penghasilan, penggunaan dan perlindungan sumber-sumber keuangan sepanjang hidup. 2. Meningkatkan pengendalian masalah keuangan dengan menghindari utang yang terlalu banyak, kebangkrutan dan kebergantungan kepada pihak lain demi terjaminnya ekonomi. 11
Safir Senduk, Menegelola Keuangan Keluarga, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h. 4 12
Kapoor, Jack R, Les R. Dlabay, Robert J. Hughes, Personal Finance, (North America: The McGraw. Hill Companies, 2004), h.6
23
3. Meningkatkan hubungan keluarga yang merupakan hasil dari perencanaan keuangan yang baik dan komunikasi yang efektif atas keputusan keuangan. 4. Bebas dari kekhawatiran keuangan karena bisa melihat masa depan, mengantisipasi pengeluaran, dan mencapai tujuan ekonomi. Sehingga
sebuah
keluarga
yang
merasa
cukup
dengan
pendapatannya bahkan memiliki penghasilan yang besar akan terbantu agar uangnya tidak terbuang dengan sia-sia dan penggunaan pendapatan bisa lebih optimal dan efisien. Sedangkan keluarga yang tidak cukup dengan pendapatannya bisa terbantu untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dalam hal keuangan. Karena perencanaan keuangan memiliki beberapa tujuan, yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek untuk dicapai dalam waktu yang sangat dekat atau kurang dari 1 tahun, seperti liburan keluarga dan dana darurat. Tujuan jangka menengah akan dicapai satu sampai lima tahun, seperti pembelian rumah, kendaraan. Sedangkan tujuan jangka panjang akan dicapai lebih dari lima tahun, seperti dana pendidikan anak, pensiun dan lain-lain. Sehingga dengan adanya perencanaan keuangan ini akan meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang karena setiap tujuan keuangan sudah memiliki pos-pos masing-masing yang telah dianggarkan, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga menjadi maksimal.
24
Secara spsifik, ada 4 point utama tujuan dibuatnya perencanaan keangan adalah sebagai berikut:13 a. Mengontrol pola belanja, selama ini pola belanja yang banyak diterapkan mayoritas manusia adalah pola belanja konsumtif, padahal pola belanja konsumtif merupakan pola belanja yang dapat menyeret manusia kedalam lubang kemiskinan dalam waktu yang relatif singkat. b. Mengantisipasi semakin melambungnya biaya hidup, kebutuhan hidup didunia sekarang ini kian tinggi dan tak ada seorangpun yang mampu mencegahnya. Sedangkan kebutuhan manusia setiap hari harus tetap terpenuhi, olehkarena itu perencanaan keuangan yang tepat sangat diperlukan untuk mngantisipasi hal semacam ini. c. Mengantisipasi kondisi perekonomian yang cenderung labil, kondisi perekonomian selalu mengalami pasang surut, ada kalanya dalam kondisi baik, tetapi ada kalanya juga berada dalam kondisi buruk. Sehingga tidak menutup kemungkinan keadaan buruk seperti krisis moneter yang lalu dapat terjadi lagi dimasa mendatang. Jika sebuah keluarga sudah memiliki perencanaan keuangan maka kondisi seperti ini akan mudah dihadapi. d. Mengantisipasi masa produktif manusia, tidak selamanya mausia dapat terus bekerja, ada kalanya manusia berkurang kesehatannya, pada saat
13
Anggoro Prasetyo, Employionaire”Karyawan Berkehidupan Direktur”,(Jakarta: Citra Media, 2010)h. 21
25
kondisi fisik dalam keadaan baik dapat dengan mudah melakukan pekerjaan apapun, berbeda halnya dengan kondisi kesehatan yang buruk.
b. Langkah dan Proses Perencanaan Keuangan Untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan, sebuah perencanaan keuangan perlu dilakukan secara cermat dan teliti, maka diperlukan langkah dan proses dalam perencanaan keuangan sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat baik itu keputusan kecil maupun keputusan besar, dan juga seseorang dapat mengetahui posisi keuangannya saat ini, apa yang dibutuhkan dimasa depan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut ini adalah enam langkah dalam sebuah proses perencanaan keuangan yang akan membantu dalam mencapai tujuan keuangan:14
a) Diagnosa Keadaan Keuangan Saat Ini Untuk mengetahui keadaan keuangan saat ini terlebih dahulu harus membuat laporan keuangan keluarga berupa neraca yang terdiri atas berapa besar asset yang dimiliki saat ini.15 Neraca merupakan 14
Antoni Japari, dan Adler H. Manurung, 10 Panduan Mengelola Keuangan Keluarga (Financial Planning & Wealth Managemen), (Jakarta, ABFI institute PERBANAS: 2010), h. 36 15
Anatoli, Cerdas Mengelola Keuangan, h. 2
26
gambaan tentang jumlah harta dan jumlah utang yang dimiliki keluarga, maka kurangkan jumlah harta dengan jumlah utang yang dimiliki untuk mengetahui harta bersih atau net worth keluarga saat ini.16 Hal ini dapat lakukan dengan membuat daftar hal-hal yang terkait keuangan, seperti: -
Tabungan-tabungan yang dimiliki (kebanyakan keluarga memiliki rekening tabungan pada lebih dari satu bank)
-
Pendapatan bulanan (seperti gaji, upah, hadiah, bunga bank, ataupun sumber pendapatan lainnya)
-
Pendapatan dan pengeluaran bulanan, yaitu dengan membuat laporan arus kas untuk mengetahui sumber penghasilan serta pengeluaran
-
Utang kepada pihak lain (apakah itu kredit bank, kartu kredit, ataupun pinjaman kepada orang lain)
b) Menetapkan tujuan keuangan dan menentukan prioritas Menetapkan tujuan keuangan harus bertitik tolak dari kondisi keuangan saat ini, sehingga tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dapat tercapai. Tujuan keuangan haruslah spesifik, terukur, realistis dan jelas jangka waktu yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan tersebut. 16
Safir, Menegelola Keuangan, h. 14
27
Dalam menetapkan tujuan keuangan sebaiknya mendahulukan prioritas utama, sehingga dapat mengurangi pengeluaran yang masih bisa ditunda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tujuan keuangan :17 1) Spesifik dan bisa diukur. Tujuan keuangan yang ditetapkan sebaiknya spesifik dan bisa diukur dengan nilai uang tertentu. Spesifik artinya jelas dan rinci, contohnya, ingin membeli rumah dikawasan Pondok Indah dengan luas 170 m2, bangunan 120 m2, bergaya minimalis, warna putih dengan campuran warna biru dan perpaduan batu alam. Terukur dalam hal ini harga rumah Rp500 juta, DP Rp150 juta, cicilan 15 tahun dengan perbulannya Rp3,5 juta. 2) Memiliki target waktu. Target waktu yang jelas menjadikan kita lebih siap untuk memulai tujuan yang ingin dicapai, seperti ingin membeli rumah di atas dalam jangka waktu 2 tahun lagi. 3) Tertulis. Tujuan keuangan sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis, kebanyakan orang hanya membuat perencanaan dalam pikirannya saja, sehingga mereka lupa tujuan yang ingin mereka capai. Dengan adanya perencanaan yang tertulis menjadikan kita fokus dan lebih disiplin dalam menjalankan perencanaan keuangan, bahkan pikiran bawah sadar akan bekerja lebih keras dalam 17
Ibid, h. 22
28
mencapai tujuan tersebut, dan sebaiknya tulisan tersebut ditempel disuatu tempat yang bisa dilihat setiap saat sebagai motivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. c) Mengumpulkan dan menganalisa informasi yang ada Selanjutnya mengumpulkan data financial yang diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok dan menentukan apa yang harus dilakukan guna merealisasikan tujuan yang diinginkan.18 Analisa data bertujuan untuk menghitung berapa besar dana yang harus disishkan, dan menganalisa asset, kewajiban dan arus kas serta asuransi dan investasi yang telah dimiliki.19 d) Membuat rencana aksi dalam mencapai tujuan Untuk mencapai tujuan perencanaan keuangan dibutuhkan cara dalam menyimpan dan mengembangkan dana yang dimiliki, seperti investasi. Saat ini alat untuk berinvestasi sangat beragam bukan saja hanya dengan membeli emas atau tanah, tetapi bisa juga berinvestasi pada saham, reksa dana, obligasi, deposito ataupun asuransi. Sehingga kita bisa memilih investasi mana yang sesuai dengan karakteristik resiko kita dan juga instrument mana yang lebih menguntungkan yang tentunya sesuai dengan syariat islam.
18
Antoni, 10 Panduan Mengelola Keuangan, h. 36
19
Anatoli, Cerdas Mengelola Keuangan, h. 3
29
Sebagai contoh, seseorang ingin membeli rumah dengan DP Rp150 juta, memiliki penghasilan perbulan Rp8 juta, pengeluaran Rp3,5 juta perbulan dan memiliki tabungan Rp25 juta, dan ingin mengumpulkan DP Rp150 juta dalam jangka waktu 24 bulan dari sekarang. Berarti harus memiliki Rp125 juta lagi untuk menutupi kekurangannya. Maka Rp25 juta dari tabungan dimasukan ke dalam deposito atau reksa dana berpendapatan tetap yang memberikan bagi return 12% pertahun. Jadi pada bulan ke-24 uangnya menjadi Rp31.360 juta. Uang dari penghasilan sebesar Rp4,4 juta per bulan di investasikan ke deposito atau reksa dana pendapatan tetap yang diasumsikan memberikan return 12% pertahun. Jumlah dana dari menyisihkan Rp4,5 juta per bulan, pada bulan ke-24 menjadi Rp121.380 juta. Jumlah dana keseluruhan yang sudah dikumpulkan menjadi Rp152.740 juta sedangkan dana yang dibutuhkan untuk DP hanya Rp150 juta jadi memiliki lebih sebesar Rp2,74 juta.20 e) Implementasi dan mengawasi perencanaan keuangan Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana yang sudah dibuat. Yang terpenting adalah pelaksanaan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya agar lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 20
Anatoli, Cerdas Mengelola Keuangan, h. 4
30
Walaupun sudah membuat rencana dan diterapkan dengan baik, jika perkembangannya tidak diawasi boleh jadi rencana itu akan gagal.
Maka
diperlukan
pemeriksanaan
dan
revisi
secara
berkesinambungan, karena tujuan dan kondisi keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari, sebab perubahan adalah hal yang absolute baik internal maupun eksternal seperti inflasi, PHK dan sebagainya.
5. Mengenal Daftar Investasi Syariah Setelah
membuat
perencanaan
keuangan,
maka
untuk
mengaplikasikannya dibutuhkan sarana atau instrument investasi untuk membantu memperlancar perencanaan keuangan yang telah dibuat. Investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi dimasa yang akan datang, dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana pada suatu asset yang diharapkan akan member hasil atau akan meningkatkan nilainya dimasa yang akan datang.21 Sedangkan investasi syariah adalah kegiatan mengembangkan uang melalui pemanfaatan berbagai sumber daya dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan yang sejalan dengan prinsip syariah islam.22
21
Veithzal Rifai dkk, Islamic Financial Managemen (Teori, Konsep dan Aplikasi), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), jilid 1, h. 420 22
Ibid, 422
31
a. Sektor Keuangan Bank 1. Tabungan Tabungan merupakan produk yang paling populer dalam masyarakat, pemilik dana akan membuka rekening tabungan di bank, dan bank akan memberikan bagi hasil setiap bulannya. Produk tabungan menawarkan banyak kemudahan dalam bentuk kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu debet, bahkan inovasi terbaru adalah membuat kartu prabayar.23 Fungsi tabungan dapat digunakan sebagai produk untuk menyimpan dana dan mengendalikan lalu lintas dana kita, tabungan membolehkan kita untuk mengambil uang kapanpun yang kita inginkan, Untuk mencapai tujuan fianancial jangka pendek, sebaiknya mengandalkan produk tabungan ini.24 2. Deposito Deposito adalah produk investasi yang mempunyai jangka waktu tetapi bisa memberikan tingkat bagi hasil yang lebih baik dari tabungan. Jangka waktu yang diberikan bisa satu bulan, tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun. Bank akan memberikan bagi hasil yang umumnya dibayarkan dalam interval sesuai periode penempatan.
23
Prita, Menjadi Cantik, h.193
24
Ligwina Hananto, Untuk Indonesia Yang Kuat, (Ciputat: Literati, 2010),h. 117
32
Deposito sebaiknya digunakan untuk tujuan jangka pendek. Akan tetapi tidak boleh menarik uang sebelum jatuh tempo karena akan dikenakan penalti yang akan mengurangi pendapatan bagi hasil, selain itu kita juga tidak berhak atas bagi hasil pada bulan berikutnya.25
b. Sektor Keuangan Non Bank 1. Asuransi Menurut
fatwa
DSN-MUI
no.21/2001,
asuransi
atau
pertanggungan adalah saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah. Asuransi memiliki fungsi perlindungan atau proteksi. Jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, manfaat asuransi sangat membantu saat kita mengimplementasikan perencanaan keuangan kita. Ada empat jenis proteksi yang menjadi perhatian besar dalam perencanaan keuangan: proteksi jiwa, proteksi kesehatan, proteksi kecelakaan, proteksi penyakit kritis. Setiap produk asuransi dapat dibeli secara terpisah.
25
Prita, Menjadi Cantik, h.194
33
2. Reksa Dana Reksa
dana
adalah
kumpulan
dana
masyarakat
yang
diinvestasikan dalam saham, obligasi, deposito berjangka, pasar uang dan sebagainya. Selain itu dapat dinyatakan reksa dana merupakan kumpulan dana dari sejumlah investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan dalam portofolio efek. Efek maksudnya surat-surat berharga, termasuk pengakuan utang, saham obligasi, dan pasar uang.26 Di Indonesia, saat ini terdapat empat jenis reksa dana :27 a. Reksa dana pasar uang, dana kita diinvestasikan ke produkproduk investasi pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan obligasi berjangka dibawah satu tahun. Pada prakteknya, sejak pertengahan 1997 sampai akhir 1999, reksa dana pasar uang bisa memberikan hasil investasi 15% sampai 20% per tahun. b. Reksa dana pendapatan tetap, dana kita diinvestasikan sebagian besar (sekitar 80%) akan diinvestasikan ke dalam obligasi, sisanya akan dimasukkan kedalam saham atau deposito dan SBI. Sejak pertengahan 1997 sampai akhir 1999 reksa dana pendapatan tetap bisa memberikan hasil investasi di atas 20% per tahun.
26
Nurul Huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
27
Safir, Menegelola Keuangan, h. 131
109
34
c. Reksa dana saham, dana kita sebagian besar (sekitar 80%) diinvestasikan kedalam saham, sisanya akan dimasukkan kedalam obligasi atau deposito dan SBI. Sejak pertengahan 1997 sampai akhir 1999 reksa dana saham bisa memberikan hasil investasi di atas 30% per tahun. Bahkan ada yang bisa mencapai 100% per tahun. d. Reksa dana campuran, reksa dana ini adalah reksa dana campuran antara saham dan obligasi. Disini sebagian besar (sekitar 50%) dana kita diinvestasikan ke dalam saham. Dan sisanya dimasukkan ke dalam obligasi, deposito, dan SBI. Reksa dana dapat memberikan hasil investasi di atas 25% per tahun. Cara membeli reksa dana sangat mudah, bisa langsung menghubungi bagian penjualan reksa dana diperusahaan manajemen investasi atau juga dapat membeli melalui bank sebagai agen penjual. Reksa dana merupakan investasi yang dapat dilakukan secara berkala. Reksa dana sangat cocok untuk investasi kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang. 3. Sukuk/Obligasi Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: a. kepemilikan aset berwujud tertentu;
35
b. nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau c. kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Sukuk diistilahkan sebagai obligasi syariah, pada prinsipnya obligasi dan sukuk adalah sama, yang membedakan hanyalah dalam bentuk akad sedangkan kepastian hukumnya sama. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Yakni bila sebuah perusahaan kekurangan dana, maka perusahaan mencari siapa yang mau menanamkan modal. Bagi penanam modal, perusahaan akan memberikan saham sebagai bukti kepemilikan. Obligasi yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan kupon yang besarnya merupakan persentase dari nilai dasar obligasi. Contohnya, bila seseorang memiliki obligasi bernilai dasar Rp100 juta dengan masa jatuh tempo 3 tahun dan kuponnya 10% dibayarkan pertahun, maka setiap tahun si pemegang obligasi akan memperoleh Rp10 juta dari investasinya. Setiap kupon mewakili suatu nilai yang disepakati untuk dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Nilai tukar kupon adalah merupakan tingkat suku bunga atau imbal hasil
36
dari obligasi tersebut. Obligasi umumnya berjangka waktu minimal 1 tahun dan maksimal 10 tahun. Akan tetapi boleh bagi si pemilik obligasi memperoleh modalnya kembali sebelum jatuh tempo. Jenis-jenis sukuk yang terdapat di Indonesia sangat banyak jenisnya. Diantaranya : sukuk murabahah, sukuk mudharabah, sukuk musyarakah, sukuk salam, sukuk istishna, dan sukuk ijarah. Akan tetapi perbedaan jenis-jenis sukuk ini hanya berdasarkan tiga kategori yaitu, jenis akad yang dipakai, pembayaran pendapatan yang akan dibagikan kepada pihak-pihak yang berakad, dan basis pembayaran serta multiple sukuk.28 4. Saham Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan. Dengan membeli saham berarti membeli sebagian dari perusahaan tersebut. Bila perusahaan tersebut mengalami untung, maka pemegang saham biasanya akan mendapat pembagian keuntungan, yang disebut dividen. Selain itu, saham yang kita miliki dapat dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi maupun dengan harga yang lebih rendah dari harga waktu kita membelinya. Bila kita menjual dengan harga yang lebih tinggi, maka selisih harga yang menjadi keuntungan disebut capital gain, jika kita menjual dengan harga yang lebih rendah
28
Muhammad Nafik HR, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2009), h. 252
37
maka selisih harga yang menjadi kerugian disebut capital loss. Jadi keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua : dividen dan capital gain.29 Saham biasa diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ditransaksikan melalui broker yang bekerja diperusahaan sekuritas yang telah mendapat izin. Jadi calon investor harus menjadi nasabah sebuah perusahaan sekuritas agar dapat membeli atau menjual sahamnya.30 Saham merupakan instrument keuangan yang paling beresiko, namun dalam jangka panjang memberikan potensi keuntungan yang paling tinggi. Istilah high risk high return, memang cocok untuk saham. Cocok untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang yang akan direlisasikan lebih dari lima tahun mendatang seperti dana pensiun.
B. Peran Perempuan Dalam Keluarga Keluarga merupakan bagian dari institusi sosial terkecil ditingkat masyarakat. Satu sisi dapat dipahami sebagai bagian dari proses sosial, namun disisi lain juga dapat dipahami sebagai cara membangun masyarakat yang ramah nilai, manfaat dan arti bagi kehidupan yang lebih luas.31 29
Safir, Mengelola Keuangan, h. 107
30
Prita, Menjadi Cantik, h.215
31
Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, (Jakarta: ElKahfi, 2008), h.265
38
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat".32 Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.33 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam suatu masyarakat.34 Dalam sehari-hari kata keluarga dipakai dengan pengertian antara lain : a. Sanak saudara, kaum kerabat; b. Orang seisi rumah, suami-istri, anak; c. Orang yang ada dalam naungan organisasi atau sejenisnya; d. Masyarakat terkecil berbentuk keluarga atau lainnya. Sedangkan muda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Diknas adalah belum sampai setengah umur, atau belum lama ada. Hal pertama adalah dari segi usia, yaitu belum setengah umur. Jika dianalogikan usia pernikahan adalah 20 tahun sedang usia manusia hingga umur 60 tahun 32
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga. Di unduh pada 26 Januari 2011
33
ibid
34
Departmen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.659
39
maka terdapat selisih sekitar 40 tahun. Dengan demikian yang dimaksud muda adalah yang belum menginjak setengah dari 40 tahun yaitu 20 tahun. Kemudian kedua adalah belum lama ada, yaitu keluarga yang baru terbentuk. Dari beberapa definisi terebut, maka keluarga muda adalah sebuah keluarga yang belum sampai setengah umur, atau belum lama ada terdiri dari suami, istri dan anak yang merupakan keluarga inti, yang masih terikat dalam hubungan darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain. Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi posisi dan pengaruh. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.35 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.36 Peran ialah “the dynamic aspect of status” (aspek dinamis dari
35
Shofia, Peran Perempuan Dalam Keluarga Islami, diunduh pada 25 Januari 2011 dari http://sofia-psy.staff.ugm.ac.id/h-18/peran-perempuan-dalam-keluarga-islami.html. 36
Departmen Pendidikan, Kamus Besar, h.1051
40
suatu status). Definisi sederhana yang dibuat oleh Linton ini memberikan deskripsi mengenai posisi dan kedudukan dari status-peran. Dapat disimpulkan bahwa peran adalah posisi atau status seseorang yang berada dalam suatu komunitas atau masyarakat yang menjelaskan kedudukan tentang tugas dan kedudukan orang tersebut sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan. Peranan perempuan dalam keluarga adalah tergantung dari fungsi perempuan dalam keluarga itu sendiri. Perempuan bisa berfungsi sebagai anak, Ibu, menantu, mertua, adik, kakak dan istri. Akan tetapi dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya peran perempuan sebagai ibu dan peran perempuan sebagai istri.
1. Peran perempuan sebagai istri dalam keluarga Tugas suami dan tugas istri memang amat berbeda, masing-masing diserahi tugas yang cocok dengan kodratnya. Kaum pria melebihi kaum perempuan dalam hal kekuatan fisik yang sanggup memikul pekerjaan yang sukar dan menghadapi marabahaya yang besar. Sebaliknya kaum perempuan melebihi kaum pria dalam sifat kasih sayang. Untuk membantu pertumbuhan manusia, Allah telah menganugrahkan kepada kaum perempuan tabiat cinta dan kasih sayang yang lebih besar daripada yang diberikan kepada kaum pria.
41
Karena itu secara alami telah tercipta pembagian kerja antara kaum pria dan kaum wanita. 37 Sehingga perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga, tanpa perempuan sebuah keluarga itu tidak utuh dan tidak lengkap. Perempuan memiliki peranan khusus dalam keluarga, khususnya peran perempuan sebagai istri. Diantaranya adalah:38 Pertama, ibadah kepada Allah. Allah SWT berfirman : ∩∈∉∪ Èβρ߉ç7÷èu‹Ï9 āωÎ) }§ΡM}$#uρ £Ågø:$# àMø)n=yz $tΒuρ “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) Kedua, Perempuan berperan memberikan sakan (ketenangan dan ketenteraman) bagi suami dan juga bagi rumahnya. Allah SWT berfirman : ∩⊄⊇∪… 4 ºπyϑômu‘uρ Zο¨Šuθ¨Β Νà6uΖ÷t/ Ÿ≅yèy_uρ $yγøŠs9Î) (#þθãΖä3ó¡tFÏj9 %[`≡uρø—r& öΝä3Å¡àΡr& ôÏiΒ /ä3s9 t,n=y{ ÷βr& ÿϵÏG≈tƒ#u ôÏΒuρ “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kalian pasangan-pasangan (istri) dari diri-diri kalian agar kalian merasakan ketenangan padanya dan Dia menjadikan diantara kalian mawaddah dan rahmah…” (Ar-Rum:21) Seorang perempuan tidak bisa menjadi sakan bagi suaminya sampai dia memahami hak dan kedudukan suami, kemudian ia melaksanakan hak-hak 37
Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya, PT Bina Ilmu :1995)h. 107
38
Suryadhie, Arti Perempuan, 16 Maret 2011dari http//suryadhie.wordpress.com/
42
tersebut dalam rangka taat kepada Allah dengan penuh kesenangan dan keridhaan. Seorang perempuan perlu mengetahui tentang besarnya hak suami terhadapnya, sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.”39 Tugas seorang perempuan didalam rumahnya terhadap keluarganya antara lain sebagai berikut : 1. Taat secara sempurna kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah. Taat ini merupakan asas ketenangan karena suami sebagai qawwam (pemimpin) tidak akan bisa melaksanakan kepemimpinannya tanpa ketaatan. Dan ketaatan kepada suami ini lebih didahulukan daripada melakukan ibadah-ibadah sunnah. Nabi SAW bersabda: “Tidak boleh seorang perempuan puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapatkan izin suaminya (HR. Bukhari dan Muslim).”40 Selain itu kewajiban seorang istri terhadap suami tertuang dalam firman Allah SWT :
39
HR. Ahmad, Shahih Ahmad bin Hanbal, (Kairo, Muassasah Qurtubah), juz 4,
h.381. 40
Muttafakun ‘Alaih HR. Al-Bukhari dan Muslim, Fathul Bari,( Beirut, Ibnu Katsir, 1987 ) No. 5195, Juz 5, h. 1991
43
ôÏΒ (#θà)xΡr& !$yϑÎ/uρ <Ù÷èt/ 4’n?tã óΟßγŸÒ÷èt/ ª!$# Ÿ≅āÒsù $yϑÎ/ Ï!$|¡ÏiΨ9$# ’n?tã šχθãΒ≡§θs% ãΑ%y`Ìh9$# tβθèù$sƒrB ÉL≈©9$#uρ 4 ª!$# xáÏym $yϑÎ/ É=ø‹tóù=Ïj9 ×M≈sàÏ≈ym ìM≈tGÏΖ≈s% àM≈ysÎ=≈¢Á9$$sù 4 öΝÎγÏ9≡uθøΒr& Ÿξsù öΝà6uΖ÷èsÛr& ÷βÎ*sù ( £èδθç/ÎôÑ$#uρ ÆìÅ_$ŸÒyϑø9$# ’Îû £èδρãàf÷δ$#uρ ∅èδθÝàÏèsù ∅èδy—θà±èΣ ∩⊂⊆∪ #ZÎ6Ÿ2 $wŠÎ=tã šχ%x. ©!$# ¨βÎ) 3 ¸ξ‹Î6y™ £Íκön=tã (#θäóö7s? “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”(An-Nisa : 34)
Dalam ayat ini dijelaskan, perempuan yang baik adalah taat dan patuh pada saat suaminya hadir, dan pada saat ia tidak ada menjaga kehormatan dan harta bendanya, serta memelihara kewajiban dirinya sendiri, sebagaimana diperintahkan oleh Allah.41 2. Mengurus rumah tangga. Perbedaan
fisiologi
dan
fungsi
antara
suami
dan
istri,
menyebabkan perbedaan kewajiban dan tanggungjawab. Apabila suami
41
Abdul Qadir, Keluarga Sakinah, h. 143
44
bertanggungjawab terhadap kehidupan keluarga secara keseluruhan, baik keluar maupun kedalam, maka istri bertanggungjawab terhadap kehidupan rumah tangga secara intern. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW :
(ﺎ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯﻬﺘﻴﻋ ﺭﻦﻟﹶﺔﹲ ﻋﻭﺆﺴ ﻣﺎ ﻭﺟﹺﻬﻭ ﺯﺖﻴﻰ ﺑﺔﹲ ﻓﻴﺍﻋﺃﹶﺓﹸ ﺭﺮﺍﻟﹾﻤ ”Ttiap-tiap wanita (istri) adalah pengurus bagi rumah tangga suaminya dan akan ditanyakan (dimintai pertanggungjawaban) tentang kepemimpinannya itu.” (H.R Bukhari) Diantara sekian banyak kewajiban istri, kewajiban memimpin kehidupan rumah tangga termasuk yang paling berat. Dalam memimpin rumah tangga, seorang istri harus bertanggung jawab pada masalah penyediaan makanan yang enak dan sehat, menjamin kesehatan badan, dan pakaian, serta mengatur kerapihan dan kebersihan rumah dan halamannya. Dalam UU No 1 tahun 1974 pasal 34 ayat 2 tentang perkawinan disebutkan, “Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.” Maka jelas seorang perempuan memiliki kewajiban dalam mengurus pekerjaan rumah tangganya. 3. Menjaga rahasia suami dan kehormatannya sehingga menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh terhadapnya. Seperti disebutkan dalam KHI Perkawinan dalam pasal 77 ayat 4 bahwa “suami isteri wajib memelihara kehormatannya”.
45
4. Menjaga harta suami. Menjaga harta suami merupakan amanah yang sangat besar yang diemban oleh seorang istri, seorang istri tidak boleh menggunakan harta suami tanpa seizinnya. Keridhoan suami terhadap istri yang menggunakan hartanya merupakan pahala istri dari suaminya.42 5. Bergaul dengan suami dengan cara yang baik. Dengan memaafkan kesalahan suami bila ia bersalah, membuatnya ridha ketika ia marah, menunjukkan rasa cinta kepadanya dan penghargaan, mengucapkan kata-kata yang baik dan wajah yang selalu penuh senyuman, juga memperhatikan makanan, minuman dan pakaian suami. 6. Mengatur waktu sehingga semua pekerjaan tertunaikan pada waktunya, menjaga kebersihan dan keteraturan rumah sehingga selalu tampak rapi hingga menyenangkan pandangan suami dan membuat anak-anak pun betah. 7. Jujur terhadap suami dalam segala sesuatu, khususnya ketika ada sesuatu yang terjadi sementara suami berada di luar rumah. Jauhi sifat dusta karena hal ini akan menghilangkan kepercayaan suami. Seorang istri harus menjaga kehormatan dirinya baik disaat suaminya berada dirumah,
42
Abdul Hakam As-Shaidi, Menuju Keluarga Sakinah, (Jakarta: Media Eka Sarana, 2005), h. 95
46
maupun berada diluar rumah. Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW :
ﻚﺎﻟ ﻣﺎ ﻭﻔﹾﺴِﻬﻰ ﻧ ﻓﻚﺘﺒ ﹶﻔﻆﹸ ﻏﹶﻴﺤ ﺗ ﻭﺕﺮ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺃﹶﻣﻚﻌﻴﻄ ﺗ ﻭﺕﺮﺼ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺃﹶﺑﻙﺮﺴ ﺗﻦﺎﺀِ ﻣﺴ ﺍﻟﻨﺮﻴﺧ ()ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱏ “Sebaik-baik perempuan itu ialah yang menggembirakan apabila engkau
memandangnya,
dan
taat
kepadamu
apabila
engkau
memerintahkannya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu pada saat engkau ada dirumah.” (H.R. Tabrani) Ketiga, Mengerjakan pekerjaan lain didalam rumah bila ada kelapangan waktu dan kesempatan, seperti menjahit pakaian untuk keluarga dan lainnya. Dengan cara ini perempuan bisa berhemat untuk keluarganya disamping membantu suami menambah penghasilan keluarga.
2. Peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga Banyak dijelaskan bahwa peran perempuan sebagai ibu adalah berhubungan dengan mendidik anak-anaknya (Tarbiyatul Aulad). Tugas ini termasuk tugas terpenting seorang perempuan didalam rumahnya, karena dengan memperhatikan pendidikan anak-anaknya berarti seorang ibu mempersiapkan sebuah generasi yang baik dan diridhai oleh Rabbul Alamin. Dan tanggung jawab ini ditunaikan bersama-sama dengan suaminya karena
47
setiap mereka adalah mas’ul yang akan ditanya tentang tanggung jawabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ∩∉∪ ... äο‘u $yfÏtø:$#uρ â¨$¨Ζ9$# $yδߊθè%uρ #Y‘$tΡ ö/ä3‹Î=÷δr&uρ ö/ä3|¡àΡr& (#þθè% (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim:6)
3. Peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga Tidak semua perempuan dalam suatu keluarga memiliki peranan dalam mengatur keuangan keluarganya, banyak diantaranya laki-laki atau suami yang masih memegang kendali dalam keuangan keluarga, perempuan hanya diberi uang untuk belanja saja dan tidak dilibatkan dalam mengelola keuangan keluarga, seperti rencana untuk membeli rumah, mobil, keputusan investasi dan lain sebagainya. Padahal perempuan berhak tahu tentang keuangan dalam keluarganya. Menurut Prita H. Ghozie, dalam bukunya Menjadi Cantik, Gaya dan Tetap Kaya
perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam
ekonomi dan keluarga, sebuah studi di Amerika Serikat menguak fakta bahwa rasio perempuan menikah yang memiliki control atas pembelian rumah tangga
48
jumlahnya 2:1, Bahkan, lebih dari 80% konsumsi rumah tangga dibuat oleh perempuan.43 Salah satu peran perempuan dalam keluarga diantaranya adalah menjaga harta suami, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik perempuan penunggang unta, perempuan Quraisy yang baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya (HR. Bukhari dan Muslim).”44 Maksud sabda Nabi SAW: adalah perempuan itu sangat menjaga dan memelihara harta suami dengan berbuat amanah dan tidak boros dalam membelanjakannya.45 Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan sifat kasih sayang (dari seorang ibu), tarbiyah yang baik, mengurusi anak-anak, menjaga harta suami, mengurusi dan mengaturnya dengan cara yang baik.”46 Menurut Agustianto, dalam bukunya Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, Perencanaan keuangan pada dasarnya adalah disiplin manajemen kekayaan yang berlaku dengan kebutuhan unik dan keprihatinan individu 43
Prita, Menjadi Cantik, h. XXVii
44
Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fathul Bari, Juz 5
45
Ibid, h.152
46
ibid
49
masing-masing.47 Perempuan dan laki-laki mempunyai kecenderungan berbeda dalam pengelolaan keuangan. Perempuan yang umumnya berperan sebagai pengendali keuangan keluarga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga dapat dilakukan secara maksimal. Media memiliki kekuatan untuk membentuk realitas tentang kaum perempuan, dari acara televisi sampai majalah fashion yang gemerlap, kesan perempuan terhadap sosoknya sendiri amat sering bergantung pada apa yang dikatakan media tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan.48 a. Perempuan sebagai perencana Melakukan perencanaan adalah yang terbaik yang bisa dilakukan keluarga untuk mengetahui tujuan yang jelas dalam penggunaan uang yang dimiliki. Dengan adanya perencanaan maka tujuan ekonomi yang ingin dicapai keluarga dapat terlihat dan dapat ditetapkan jangka waktu pencapaiannya. Maka dari itu perempuan dapat melakukan perencaan dengan jelas apa yang ingin dicapai keluarga dalam jangka waktu pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Membuat perencanaan harus mengetahui dengan jelas tujuannya agar tidak tergoda untuk melakukan hal diluar rencana. Sehingga
47
Agustianto, Fiqih Perencanaan, h.17
48
Ibid, h.43
50
manajemen keuangan keluarga hal yang paling penting dilakukan untuk menyelamatkan masa depan keluarga. b. Perempuan sebagai bendahara Sebagai istri dan ibu, seorang perempuan harus pintar-pintar dalam mengelola masalah keuangan keluarga. Salah perhitungan, bisa-bisa membuat sang suami marah, karena selalu mendengar bahwa uang belanja untuk biaya hidup sehari-hari tidak selalu cukup. Oleh sebab itu, ibu sebagai tonggak rumah tangga harus bisa menggelola keuangan dengan baik. Sebagian besar rumah tangga di Indonesia memang membagi peran pengaturan keuangan sehari-hari dimana pembelanjaan rutin menjadi tanggungjawab seorang perempuan. Mulai dari mengatur uang saku anak, belanja dapur, sampai dengan urusan listrik, telepon, PAM dll. Peran perempuan seperti ini dilatarbelakangi oleh pandangan umum dimana perempuan dipandang sebagai makhluk yang jauh lebih pandai dalam mengelola keuangan keluarga dibandingkan dengan kaum pria.49 c. Perempuan sebagai eksekutor Selain menjadi perencana dan bendahara keluarga, perempuan bekerjasama dengan suami melaksananakan apa yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan keluarga. Direncanakan, seperti menabung
49
Ahmad Gozali, Cash Flow For Women, (Bandung, Hikmah: 2006), h. 5
51
mengurus investasi dan sebagainya. Sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa tercapai dengan maksimal.
d. Hak-hak ekonomi perempuan dalam keluarga Setiap perempuan berhak atas harta yang diberikan oleh keluarganya, baik harta dari orangtua, suami maupun anak. Akan tetapi porsi yang didapat berbeda-beda sesuai jumlah kerabat yang dimiliki. Pasca pernikahan, suami memiliki tanggung jawab finansial terhadap istrinya. Dalam arti, suami setuju untuk memberikan sebagian hartanya kepada istri yang biasanya disebut mahar. Namun besar-kecilnya mahar harus memperhatikan kemampuan ekonomi dan kondisi finansial pria.50 Dalam KHI Perkawinan pasal 80 ayat 2 disebutkan Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumahtangga sesuai dengan kemampuannya. Artinya segala kebutuhan ekonomi istri atau nafkah istri dapat terpenuhi, meliputi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti rumah, pakaian, pelayanan kesehatan, dan segala kebutuhan dasar untuk kehidupan bersama.
50
Diunduh pada 23 juni 2011 dalam http://indonesian.irib.ir/index.php?option= com_content&view = article&id=16596:hak-perempuan-dalam-keluarga-1&catid=63:social &Itemid=69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, uji instrument peneliian, dan teknik analisis data.
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarganya, seberapa besar tingkat pemahaman dan kesadarannya dalam perencanaan keuangan, dan pada instrument investasi mana keluarga muda menempatkan dananya. Penelitian ini dilakukan pada 174 responden dengan lokasi penelitian dilaksanakan dikelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan pada bulan April 2010.
B. Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metode dimana penulis menggambarkan permasalahan yang didasari pada data yang diperoleh. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut
52
53
untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan pendekatan studi kasus penulis terjun langsung dalam penelitian ini dengan observasi aktif terhadap karakteristik dan preferensi perempuan dalam keluarga muda (responden) terhadap peranannya dalam manajemen keuangan keluarga.
C. Jenis Penelitian Library research adalah pengumpulan data dari beberapa literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Literature itu berupa buku, majalah, intetrnet, surat kabar, bulletin dan lain sebagainya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan cara membaca, mengutip/menganalisa dan merangkum hal-hal yang diperlukan. Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengetahui peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga, dan untuk melihat seberapa besar peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarganya.
D. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terstruktur yang kemudian penulis mengubah data tersebut menjadi suatu angka-angka. Data tersebut diambil langsung dari sumber data untuk
54
mendapatkan data yang lebih akurat. Selain itu penulis juga menggunakan data kualitatif yang penulis peroleh dari data sekunder, yang mana data tersebut bukan berupa data angka-angka. Sumber Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diambil langsung dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian.1 Yaitu data yang didapat langsung dari perempuan atau istri keluarga muda dikelurahan Kedaung-Pamulang.
E. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.2 Populasi dalam penelitian ini adalah setiap perempuan/istri dari keluarga muda, yang usia pernikahannya 6 tahun kebawah, yaitu yang menikah pada tahun 2005 sampai dengan 2010. Dengan jumlah penduduk 34,544 dan 1486 keluarga muda yang terbagi dalam 19 Rw dan 91 RT. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
1
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya, Kencana:2004)h.
122 2 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2002), cet. Ke-1, h. 58
55
dianggap bisa mewakili populasi.3 Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 174 keluarga muda dari masyarakat kelurahan Kedaung-Pamulang 3. Teknik Pengambilan Sampel Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik random sampling (sampel dipilih secara acak), artinya semua orang mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel dengan menggunakan rumus :
Dimana : n
= Besaran Sampel
N
= Besaran Populasi
e
= Standar error (batasan ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan penarikan sampel)
P
= (1-P) Variasi Populasi
Z
= Mengacu pada nilai Z (tingkat kepercayaan)
Nilai kritis (batasan ketelitian) yang digunakan yaitu sebesar 5% maka dengan menggunakan rumus ini jumlah sampel yang dibutuhkan adalah :
3
Ibid, h. 58
56
Jumlah Rw dan Rt dikelurahan Kedaung sangat banyak yaitu ada 19 Rw dan 91 Rt, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil 7 Rw yang terdiri dari 38 Rt, karena keterbatasan tenaga dan biaya. Rw terpilih dipilih berdasarkan random acak, sedangkan cara perhitungan untuk menentukan sampel tiap RT adalah :
Dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3.1 Sampel yang diambil RW
RT
4 5 7 8 9 11 14
5 3 8 9 4 6 3
Sampel yang diambil / RT
Total (Sumber : Hasil Olahan Perhitungan Sampel)
4,97 8,29 3,11 2,76 6,21 4,14 8,59
Dibulatkan 5 8 3 3 6 4 9 175
57
Untuk uji coba digunakan 30 sampel karena menurut bailey dan iqbal (2002), menyatakan bahwa untuk penelitian korelasi yang menggunakan data analisis statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30 sampel.
F. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan menggunakan
teknik angket atau kuesioner untuk mempermudah
pengumpulan data-data yang diperlukan dan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Angket atau kuesioner, adalah pernyataan-pernyataan secara tertulis yang diajukan kepada para responden untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui.4 Dalam penyebaran angket dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, dimana pernyataan menyatakan dua kutub sikap, dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model likert dengan lima alternative pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Stuju (STS).
4
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2002), cet. Ke-12, h.128
58
Tabel 3.2 Skala likert respon masyarakat positif Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
(SS)
(S)
(N)
(TS)
(STS)
5
4
3
2
1
(Sumber : Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaeti)
Tabel di atas ditunjukan untuk penilaian dari pernyataan positif, sedangkan untuk pernyataan negatif maka penilainnya adalah :
Tabel 3.3 Skala likert respon masyarakat negative Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
(SS)
(S)
(N)
(TS)
(STS)
1
2
3
4
5
(Sumber : Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaeti)
2. Teknik Uji Instrumen Penelitian Penelitian terlebih dahulu dilakukan menggunakan uji instrument dengan menggunakan total 36 item dari skala peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga, yang terdiri dari 15 item kesadaran dan pemahaman manajemen keuangan, 8 item dari peranan perempuan dalam
59
manajemen keuangan, dan 13 item dari penempatan pada sektor keuangan. Adapun tujun dari pelaksanaan uji instrument ini dilakukan dengan maksud : a. Mengetahui validitas instrument, dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
1) Uji Validitas Validitas
adalah
ukuran
yang
menunjukan
tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan suatu instrument.5 yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya pada suatu instrumen.6 Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.7 Dengan ketentuan minimum agar suatu butir instrumen dianggap valid adalah indeks validitasnya > 0,3. Dengan demikian, jika skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen tersebut tidak valid. Semakin tinggi korelasi tersebut mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya. Untuk menguji validitas instrument, 5
Suhartini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan XIII ( Jakarta: PT. Renika Cipta, 2002 ) h. 168 6
Eti Rochaeti, dkk, Meodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS ( Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009 ) h. 57 7
h. 164
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi ( Yogyakarta: CV Andi, 2008 )
60
dapat pula menggunakan rumus product moment, dengan menghitung korelasi antar masing-masing pertanyaan dengan skor total,8 rumusnya adalah :
Dimana: r
= Koefisien korelasi
Σxy
= jumlah hasil dari perkalian skor x dan skor y
Σx
= Jumlah skor tiap item
Σy
= Jumlah total tiap item
N
= Jumlah responden
Dalam penelitian ada 7 pernyataan yang tidak valid dari 36 pertanyaan.
2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.9 Instrument dikatakan reliabel apabila instrument tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas menunjukan tingkat keandalan
8 HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004 ) h. 222 9
Suhartini, Prosedur Penelitian. h. 168
61
kuesioner.10 Untuk mencari reliabilitas digunakan teknik Alpha-cronbach, yaitu sebagai berikut :
rxy
= Reliabilitas instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σσb2
= Jumlah various butir
(σt)2
= Variaus total
Nilai koefisien alpha cronbach dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakan bantuan program SPSS, yaitu dengan melihat bahwa nilai r alpha sebesar > 0,6 (nilai patokan raliabilitas) sehingga instrumen penelitian reliabel. Dan Jika r Alpha < 0,6 maka instrument tidak reliable.11 Sedangkan dalam penelitian ini r Alpha mencapai 0,802 yang artinya reliabel.
3. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini digunakan teknik analisis bersifat deskriptif – analisis, yaitu teknik yang memberikan gambaran secara sistematis dan akurat 10
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 63 11 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), hal. 42
62
mengenai fakta-fakta yang terkait dengan pembahasan. Teknik ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat. Analisis data ini menggunakan bantuan SPSS, dengan pengolahan data statistik deskripif, yaitu frequencies, untuk mengetahui jawaban responden dan menilai peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarganya. Tabel. 3.4 Definisi Operasional Variabel Variabel
Sub Variabel
Indikator
Kesadaran
Saving sebelum
Pemahaman
perempuan
komsumsi
perencanaan
dalam
keuangan
manajemen
Arus kas keuangan
keuangan
keluarga
keluarga
Menyisihkan dana
Skala Pengukuran Skala ordinal
Skala ordinal
Skala ordinal
untuk kebutuhan darurat Membuat daftar
Skala ordinal
belanja sebelum berbelanja Membuat pos-pos
Skala ordinal
pengeluaran Mengajarkan menabung pada
Skala ordinal
63
anak Kemauan
Kemauan dalam
manajemen
menabung
keuangan
Kemauan
Skala ordinal
Skala ordinal
mengelola keuangan Pencatatan rencana
Skala ordinal
belanja Peran perempuan
Mengetahui
dalam
pendapatan
manajemen
keluarga
keuangan
Keterlibatan dalam
keluarga
pembelian rumah
Skala ordinal
Skala ordinal
dll Keterlibatan dalam
Skala ordinal
keputusan investasi Keterlibatan dalam
Skala ordinal
pengeluaran keluarga Penempatan dana Lembaga
Tabungan
Skala ordinal
dalam instrument keuangan bank
Deposito
Skala ordinal
keuangan
Giro
Skala ordinal
Lembaga
Asuransi
Skala ordinal
keuangan non
Reksadana
Skala ordinal
bank
Saham
Skala ordinal
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Kedaung-Pamulang 1. Kondisi Geografis Kelurahan Kedaung sudah ada sejak dulu, kelurahan ini merupakan kelurahan induk, bukan sebagai kelurahan dari pemekaran desa lain. Kelurahan Kedaung terletak di kecamatan Pamulang kabuaten Tangerang Selatan. Pada tahun 2005 desa Kedaung berubah status dari desa menjadi kelurahan. Kelurahan Kedaung memiliki luas wilayah 276,670 ha, yang terbagi atas luas tanah kering 228,40 ha, luas wilayah yang digunakan untuk kantor kelurahan 800 m. Sedangkan luas tanah adat 176,167 ha, tanah milik bersertifikat 58 ha dan tanah milik belum bersertifikat 42 ha, kelurahan Kedaung memiliki curah hujan rata-rata 2.500 mm/tahun, dengan suhu udara rata-rata 28oC-33oC, dan memiliki ketinggian tanah ± 50 km diatas permukaan laut. Kelurahan Kedaung merupakan pemukiman padat penduduk karena akses menuju kota sangatlah mudah. Jarak kelurahan Kedaung menuju kecamatan hanya 2,5 km, jarak dengan ibukota kabupaten ± 2,5 km, dengan ibukota provinsi ± 63 km dan jarak dengan ibukota Negara yaitu Jakarta ± 5
64
65
km. Sehingga kelurahan Kedaung ini banyak didatangi oleh pendatang dari luar kota yang bekerja dikota-kota besar dan bermukim dikelurahan Kedaung, sehingga banyak masyarakat Kedaung yang bermata pencaharian dibidang perdagangan dan jasa. Secara geografis kelurahan Kedaung merupakan tempat yang strategis untuk mengembangkan peluang ekonomi, pendidikan, pemukiman dan pusat pemerintahan. Untuk mengakses ke kota Jakarta dan kota Tangerang hanya dibutuhkan waktu ± 1 jam dan hanya memerlukan waktu kurang dari satu jam untuk menuju pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, akses jalan tol, terminal, stasiun, dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan batas wilyah kelurahan Kedaung, yakni sebagaimana data dibawah ini:
Tabel 4.1 Batas wilayah kelurahan Kedaung Utara
Kelurahan sawah ciputat
Timur
Kelurahan ciputat
Selatan
Kelurahan bambu apus
Barat
Kelurahan serua indah ciputat
(Sumber: Data kelurahan Kedaung)
66
2. Kondisi Demografis a. Penduduk Berdasarkan data statistik, kelurahan Kedaung memiliki jumlah penduduk 34544 jiwa dengan kepala keluarga (KK) 7638 KK. Dengan perincian seagai berikut : Tabel 4.2 Jumlah jiwa berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Jiwa
Persentase (%)
Laki-laki
17513
51 %
Perempuan
17031
49 %
Total
100%
(Sumber: Data demografi kependudukan kelurahan Kedaung per 07 Januari 2011) Tabel 4.3 Jumlah jiwa berdasarkan usia Usia
Jiwa Pria
Wanita
Jumlah
0-4
1664
1657
3321
5-9
935
936
1871
10-14
853
872
1725
15-19
900
868
1768
20-24
2390
2419
4809
25-29
2009
1884
3893
30-34
1924
1872
3796
67
35-39
1243
1102
2345
40-44
1035
925
1960
45-49
927
918
1845
50-54
1044
1086
2130
55-59
906
878
1784
60-64
646
698
1344
≥ 65
1037
916
1953
17513
17031
34544
Jumlah
(Sumber: Data demografi kependudukan kelurahan Kedaung per 07 Januari 2011) Tabel 4.4 Jumlah jiwa berdasarkan kewarganegaraan Kewarganegaraan WNI WNA Warga Negara
Jiwa Pria
Jumlah
Wanita
17348
16584
34202
0
0
0
165
177
342
Keturunan Asing Jumlah
34544
(Sumber: Data demografi kependudukan kelurahan Kedaung per 07 Januari 2011)
Berdasarkan data statistik yang bersumber dari data monografi kelurahan, saat ini per tanggal 7 januari 2011 jumlah penduduk kelurahan Kedaung berjumlah 34.544 jiwa dengan kepala keluarga (KK) 7638 KK. Jumlah ini merupakan jumlah akumulatif setelah adanya para pendatang
68
yang tinggal diwilayah kelurahan Kedaung. Dengan tingkat kepadatan yang relative tinggi, untuk memudahkan proses pelayanan kependudukan, kelurahan Kedaung secara administratif dibagi dalam 19 RW dan 91 RT. b. Pendidikan Walaupun kelurahan Kedaung tidak memiliki perguruan tinggi, namun kelurahan Kedaung berdekatan dengan perguruan tinggi seperti Universitas Pamulang (UNPAM), Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah, dan Institute Ilmu AlQur’an (IIQ) Jakarta dan lain sebaginya. c. Keagamaan Menurut bagian pemerintahan kelurahan Kedaung, bapak Nurdin, sangat sulit untuk mendirikan rumah ibadah dikelurahan Kedaung selain mesjid dan musholla, masyarakat yang mayoritas muslim ini selalu menolak jika akan didirikan gereja ataupun rumah ibadah lainnya.1 d. Sosial Ekonomi Mata pencaharian masyarakat Kedaung sangat beragam, akan tetapi sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dan PNS. Berdasarkan buku laporan pemerintahan, kelurahan Kedaung memiliki berbagai sarana umum, seperti sarana olahraga, sarana sosial. Kelurahan Kedaung hanya memilik satu sarana hiburan yaitu 1 bilyar.
1
Wawancara pribadi dengan Nurdin, bagian pemerintahan kelurahan Kedaung, pada 23 maret 2011
69
Tabel 4.5 Jumlah penduduk berdasarkan keagamaan, pendidikan dan pekerjaan Pendidikan
Jiwa
Agama
Jiwa
Pencaharian
Jiwa
Tamat SD/sederajat
240
Islam
31152 Buruh
437
SD/sederajat
250
Kristen
3168
Pedagang
1112
Tamat
55
Hindu
144
Karyawan swasta
234
SMP/sederajat
67
Budha
80
Guru
77
Tamat
112
Aliran kepercayaan
-
PNS
1040
SMP/sederajat
SMA/sederajat
lainnya
SMA/sederajat
100
Jumlah
34544 Abri
81
Tamat Akademi
23
TNI Polri
189
Akademi
14
Pensiunan
142
Tamat Universitas
195
Swasta lainnya
96
S1
152
S2
32
S3
11
(Sumber: Data demografi kependudukan kelurahan Kedaung per 07 Januari 2011)
Tabel 4.6 Jumlah sarana-sarana Pendidikan Jumlah Keagamaan Jumlah TK
11
Mesjid
16
Olahraga Lapangan
Jumlah 25
bulu tangkis TPA
12
Musholla
15
Lapangan voli
Sosial Panti
Jumlah 1
jompo 8
Puskesm as
1
70
pembantu SD
6
Gereja
-
Lapangan
6
Posyandu
basket SLTP
3
Wihara
-
Lapangan
2
bola SMA
1
Pura
-
Lapngan
1
futsal (Sumber: Data kelurahan Kedaung)
B. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument. yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya pada suatu instrumen. Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan ketentuan minimum agar suatu butir instrumen dianggap valid adalah indeks validitasnya > 0,3. Dalam penelitian ini ada ada 6 butir instrument yang gugur dari 36 butir instrument penelitian yang terbagi pada 3 variabel. Dalam variabel pertama yaitu variabel kesadaran dan pemahaman manajemen keuangan ada 4 butir instrument pertanyaan yang gugur yaitu butir no A6, A11, A13 dan A14 . Pada variabel kedua ada 8 butir pertanyaan, pertanyaan yang gugur yaitu no B4. Dan untuk variabel ketiga ada 14 butir
14
71
pertanyaan, dan yang gugur adalah pertanyaan no C1. Sehingga tersisa 30 butir pertanyaan yang valid.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tetap konsisten bila dilakukan tes berkali-kali pada waktu yang beda. Suatu kuesioner dikatakan realiabel jika nilai r alpha > 0,060. Uji reliabilitas ini mengunakan uji statistik alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. Dalam penelitian ini hasil r alpha yaitu 0,802, artinya reliabel baik karena koefisien reliabilitas skala diatas 0,8 adalah baik. Batasan reliabilitas sebenarnya sudah ditentukan (Edwin dan Usman hal 116, 2007) yang menyatakan semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 maka semakin tinggi reliabilitas dan skor hasil tes semakin terpercaya atau reliable, begitu pula sebaliknya. Batasan penentuan reliabel adalah:
Tabel 4.7 Norma Reliabilitas Koefisien
Kriteria
Koefisien alpha mendekati 1
Sangat baik
Koefisien alpha berada di atas angka 0,8
Baik
Koefisien alpha berada di bawah 0,6
tidak baik/tidak reliable
(Sumber: Edwin dan Usman hal 116, 2007)
72
C. Analisis Data Responden
Diagram 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Tahun Pernikahan
(Sumber: Data primer yang diolah)
Responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah perempuan atau istri dalam keluarga muda tersebut. Responden tidak bisa digantikan oleh suami atau laki-laki. Karena penelitian ini dikhususkan untuk meneliti peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarganya. Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi responden adalah yang menikah antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Responden terbanyak adalah yang menikah di tahun 2005 sebanyak 21,71%, yang menikah
73
ditahun 2006 17,71%, ditahun 2007 ada 14,86%, ditahun 2008 12,57%, ditahun 2009 18,29% dan ditahun 2010 adalah 14,86% responden.
Diagram 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
(Sumber: Data primer yang diolah) Diagram 4.2 menggambarkan responden terbanyak memiliki penghasilan berkisar 1,1 juta sampai 2,5 juta sebanyak 34,86%, terbanyak kedua yaitu responden yang memiliki penghasilan sebesar <1 juta yaitu 32,00%, sedangkan responden yang memiliki penghasilan 2,6 juta sampai 5 juta sebesar 18,86% dan responden yang memiliki penghasilan 5,1 juta sampai 10 juta ada 12,00%. Dan paling sedikit adalah responden yang memiliki penghasilan diatas 10,1 juta yaitu 2,29%.
74
Diagram 4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
(Sumber: Data primer yang diolah)
Responden terbanyak berdasarkan tingkat pendidikan hampir 50% adalah SMA, 17,14% berpendidikan antara SD dan SMP, 13,71% berpendidikan D1/D2/D3, 20,00% berpendidikan S1, dan sisanya 2,29% sudah memiliki tingkat pendidikan S2.
D. Analisis Terhadap Manajemen Keuangan Keluarga Muda 1. Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Dari hasil pengolahan data, 50,97% keluarga muda memiliki pemahaman dan kesadaran yang tinggi terhadap perencanaan keuangan, 32,97% memiliki pemahaman dan kesadaran sangat tinggi, dan 0,29% masih
75
memiliki pemahaman dan kesadaran yang sangat rendah dalam perencanaan keuangan. Seperti dalam diagram dibawah ini:
Diagram 4.4 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dibawah ini penulis menampilkan hasil kuesioner jawaban dari 174 responden tentang Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan, yaitu sebagai berikut:
76
Tabel 4.8 Saya suka menabung
Valid
TS N S SS Total
Frequency 2 14 88 71 175
Percent 1,1 8,0 50,3 40,6 100,0
Valid Percent 1,1 8,0 50,3 40,6 100,0
Cumulative Percent 1,1 9,1 59,4 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 40,6% responden sangat setuju dengan pernyataan saya suka menabung, 50,3% perempuan dalam keluarga muda setuju dengan menabung dan hanya 1,1% yang tidak setuju dengan pernyataan diatas.
Tabel 4.9 Menurut saya menabung sangat penting
Valid
N S SS Total
Frequency 1 73 101 175
Percent ,6 41,7 57,7 100,0
Valid Percent ,6 41,7 57,7 100,0
Cumulative Percent ,6 42,3 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Responden sangat paham dan sadar bahwa menabung itu sangat penting, dapat dilihat 57,7% responden sangat setuju dengan pernyataan diatas, dan hanya 0,6% responden yang bersikap netral, sedangkan 41,7% responden setuju dengan pernyataan ini.
77
Tabel 4.10
Valid
Saya mengajarkan anak saya untuk menabung sejak dini Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent TS 2 1,1 1,1 1,1 N 11 6,3 6,3 7,4 S 74 42,3 42,3 49,7 SS 88 50,3 50,3 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Perempuan dalam keluarga muda 92,6% sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menabung sejak dini, 6,3% bersikap netral dan 1,1% tidak setuju. Kebiasaan menabung sejak dini mengajarkan kebiasaan yang baik untuk anak-anak agar tidak konsumtif.
Tabel 4.11 Saya bisa menggapai keinginan saya dan keluarga karena sudah menyisihkan dan merencanakan jauh-jauh hari
Valid
TS N S SS Total
Frequency 5 23 97 50 175
Percent 2,9 13,1 55,4 28,6 100,0
Valid Percent 2,9 13,1 55,4 28,6 100,0
Cumulative Percent 2,9 16,0 71,4 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat 55,4% responden setuju bahwa untuk menggapai keinginannya dan keluarganya mereka merencanakan terlebih
78
dahulu dari jauh-jauh hari, dan hanya 2,9% responden yang tidak setuju artinya tidak merencanakan terlebih dahulu untuk mencapai keinginannya dan keluarganya.
Tabel 4.12 Sejak pertama kerja saya sudah mulai menggunakan instrument keuangan (seperti tabungan, deposito, tabungan pendidikan, dll) untuk merencanakan keuangan saya
Valid
TS N S SS Total
Frequency 3 49 90 33 175
Percent 1,7 28,0 51,4 18,9 100,0
Valid Percent 1,7 28,0 51,4 18,9 100,0
Cumulative Percent 1,7 29,7 81,1 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Perempuan pada keluarga muda dikelurahan kedaung 28,0% menjawab netral, 51,4% menjawab setuju dan 18,9% menjawab sangat setuju jika mereka sudah menggunakan instrument keuangan sejak mereka bekerja atau sejak mereka mendapatkan penghasilan. Tabel 4.13 Saya senang mengelola keuangan keluarga
Valid
STS N S SS Total
Frequency 1 23 99 52 175
Percent ,6 13,1 56,6 29,7 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Valid Percent ,6 13,1 56,6 29,7 100,0
Cumulative Percent ,6 13,7 70,3 100,0
79
Dapat diketahui, bahwa 56,6% responden setuju jika mereka senang dalam mengelola keuangan keluarganya, dan 13,1% menjawab netral atau biasa-biasa saja dalam mengelola keuangan keluarga.
Tabel 4.14 Saya mengetahui Perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting dalam manajemen keuangan
Valid
STS N S SS Total
Frequency 1 19 107 48 175
Percent ,6 10,9 61,1 27,4 100,0
Valid Percent ,6 10,9 61,1 27,4 100,0
Cumulative Percent ,6 11,4 72,6 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Jika dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui perempuan pada keluarga muda 61,1% setuju artinya mengetahui, dan 27,4% menjawab sangat mengetahui bahwa perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting dalam manajemen keungan. Tabel 4.15
Valid
Perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent STS 3 1,7 1,7 1,7 TS 12 6,9 6,9 8,6 N 26 14,9 14,9 23,4 S 95 54,3 54,3 77,7 SS 39 22,3 22,3 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
80
Dari tabel diatas dapat diketahui, sebagian besar responden atau perempuan dalam keluarga muda sadar dan mengetahui bahwa perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang, dan hanya 1,7% yang sangat tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa perencanaan keuangan itu bisa dilakukan oleh semua orang.
Tabel 4.16 Saya mempunyai perencanaan yang sederhana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 4 2,3 2,3 2,3 N 42 24,0 24,0 26,3 S 103 58,9 58,9 85,1 SS 26 14,9 14,9 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dapat diketahui, 58,9% responden setuju, 14,9% responden sangat setuju. Artinya mereka sudah mempunyai perencanaan keuangan yang sederhana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang mereka. Sedangkan 24,0% menjawab netral dan 2,3% menjawab tidak setuju.
81
Tabel 4.17 Saya selalu merencanakan dan mencatat segala kebutuhan sebelum berbelanja
Valid
TS N S SS Total
Frequency 6 34 66 69 175
Percent 3,4 19,4 37,7 39,4 100,0
Valid Percent 3,4 19,4 37,7 39,4 100,0
Cumulative Percent 3,4 22,9 60,6 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Perempuan keluarga muda 37,7% menjawab setuju dan 39,4% menjawab sangat setuju jika mereka selalu merencanakan dan mencatat terlebih dahulu kebutuhan atau daftar belanja sebelum berbelanja, dan ada responden yang menjawab tidak setuju yaitu 3,4% jika mereka tidak membuat daftar belanja sebelum berbelanja. Sedangkan 19,4% menjawab netral. Jika dilihat tingkat kesadaran perempuan dalam perencanaan keuangan keluarga berdasarkan tahun pernikahan, pendidikan dan pendapatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.18 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Tahun Pernikahan Nilai
Tahun Menikah 2005 2006
Sangat Rendah 0,0% 1,6%
Rendah 1,3% 4,5%
Sedang 11,6% 20,0%
Tinggi 50,8% 46,5%
Sangat Tinggi 36,3% 27,4%
Total 100% 100%
82
2007 0,0% 0,0% 2008 0,0% 2,7% 2009 0,0% 1,6% 2010 0,0% 1,5% (Sumber: Data primer yang diolah)
15,0% 10,0% 10,6% 15,8%
48,5% 58,6% 51,3% 52,3%
36,5% 28,6% 36,6% 30,4%
100% 100% 100% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa pemahaman dan kesadaran masyarakat adalah tinggi, yang terendah adalah responden yang menikah pada tahun 2006 yaitu 27,4% dan yang sangat tinggi adalah yang menikah pada tahun 2009 yaitu 36,6%. Jadi dapat diketahui bahwa usia pernikahan tidak cukup mempengaruhi tingkat kesadaran dan pemahaman dalam perencanaan keuangan.
Tabel 4.19 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Pendidikan Tingkat Sangat Rendah Pendidikan Rendah SD-SMP 0,7% 1,3% SMA 0,4% 2,6% D1/D2/D3 0,0% 2,1% S1 0,0% 1,1% S2 0% 0% (Sumber: Data primer yang diolah)
Nilai Sedang Tinggi 17,7% 15,5% 10,0% 10,9% 0%
48,7% 46,6% 49,6% 47,1%% 35,5%
Sangat Tinggi 31,7% 35,0% 38,3% 40,9% 65,0%
Total 100% 100% 100% 100% 100%
Dilihat dari segi pendidikan, responden dengan tingkat pendidikan S2 65% memiliki pemahaman dan kesadaran yang sangat tinggi, sedangkan yang
83
paling rendah adalah responden dengan tingkat pendidikan SD/SMP yaitu hanya 31,7% saja. Jadi pendidikan mempengaruhi pemahaman dan kesadaran responden dalam perencanaan keuangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pemahaman dan kesadaran responden dalam perencanaan keuangan.
Tabel 4.20 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Pendapatan Nilai
Tingkat Sangat Rendah Rendah <1 juta 0,4% 1,8% 1,1-2,5 juta 0,2% 1,5% 2,6-5 juta 0,6% 3,0% 5,1-10 juta 0,0% 1,0% >10 juta 0,0% 5,0% (Sumber: Data primer yang diolah) Pendapatan
Sedang 16,6% 13,4% 12,4% 9,5% 2,5%
Tinggi 50,9% 46,9% 51,5% 51,9% 57,5%
Sangat Tinggi 30,4% 31,8% 32,4% 37,6% 35,0%
Total 100% 100% 100% 100% 100%
Jika dilihat berdasarkan pendapatan, bahwa yang paling tinggi pemahaman dan kesadaran perencanaan keuangannya adalah yang memiliki pendapatan 5,1-10 juta yaitu 37,6%, yang paling rendah adalah yang memiliki pendapatan <1 juta sebesar 30,4%. Jadi jelas dapat diketahui, berdasarkan data dalam tabel diatas bahwa pendidikan sangat mempengaruhi responden dalam pemahaman dan kesadaran perencanaan keuangan, sedangkan usia pernikahan maupun besar-
84
kecilnya pendapatan kurang mempengaruhi responden dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran dalam perencanaan keuangan.
2. Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Dari hasil olah data primer dengan bantuan SPSS dapat diketahui bahwa 41,80% perempuan (istri dalam keluarga muda) memiliki peranan yang tinggi dalam manajemen keuangan keluarganya, dan 29,14% memiliki peranan yang sangat tinggi, bahkan hanya ada 0,41% perempuan yang berperan
sangat
rendah
dalam
manajemen
keuangan
keluarganya.
Sebagaimana diagram 4.5 dibawah ini :
Diagram 4.5 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga
(Sumber: Data primer yang diolah)
85
Jadi jelaslah, dikelurahan Kedaung pada keluarga muda, perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam manajemen keuangan keluarganya. Berikut hasil kuesioner jawaban dari 175 responden tentang Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.21
Valid
Saya mengetahui pendapatan suami setiap bulannya Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent TS 2 1,1 1,1 1,1 N 27 15,4 15,4 16,6 S 76 43,4 43,4 60,0 SS 70 40,0 40,0 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Mengetahui pendapatan suami adalah dasar jika perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga. Dari data diatas dapat diketahui bahwa 40,0% perempuan pada keluarga sangat setuju atau sangat mengetahui besaran pendapatan suaminya, akan tetapi 1,1% ada yang tidak setuju atau tidak mengetahui pendapatan suaminya.
86
Tabel 4.22 Saya diberi tanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 4 2,3 2,3 2,3 N 22 12,6 12,6 14,9 S 98 56,0 56,0 70,9 SS 51 29,1 29,1 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat 2,3% perempuan/responden tidak diberi tanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarganya, artinya pengelolaan keuangan masih didominasi oleh suaminya. Sedangkan 56,0% menjawab setuju dan 29,1% menjawab sangat setuju jika mereka diberi tangung jawab dalam mengelola keuangan keluarganya.
Tabel 4.23 Suami selalu melibatkan saya dalam keputusan-keputusan perencanaan keuangan keluarga
Valid
TS N S SS Total
Frequency 1 29 81 64 175
Percent ,6 16,6 46,3 36,6 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Valid Percent ,6 16,6 46,3 36,6 100,0
Cumulative Percent ,6 17,1 63,4 100,0
87
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 36,6% perempuan dalam keluarga muda selalu dilibatkan dalam keputusan investasi atau perencanaan keuangan keluarga oleh suaminya, dan 16,6% menjawab netral atau bersikap biasa saja jarang dilibatkan dalam keputusan perencanaan keuangan keluarga.
Tabel 4.24
Valid
Suami selalu memberikan semua gajinya kepada saya Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent STS 2 1,1 1,1 1,1 TS 19 10,9 10,9 12,0 N 46 26,3 26,3 38,3 S 72 41,1 41,1 79,4 SS 36 20,6 20,6 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Jawaban responden atas pernyataan ini sangat bervariasi, 20,6% menjawab sangat setuju, 41,1% menjawab setuju, 26,3% menjawab netral, 10,9% menjawab tidak setuju dan 1,1% menjawab sangat tidak setuju jika suaminya selalu memberikan semua gajinya kepada istri untuk dikelola oleh istrinya.
88
Tabel 4.25 Saya memiliki control atas pembelian rumah, motor, mobil, dll Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 2 1,1 1,1 1,1 TS 23 13,1 13,1 14,3 N 67 38,3 38,3 52,6 S 61 34,9 34,9 87,4 SS 22 12,6 12,6 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Sebagian besar yaitu 38,3% perempuan keluarga muda menjawab netral atas pernyataan ini, artinya perempuan bersikap biasa saja dalam pembelian rumah, motor, mobil dan lainnya, sedangkan 34,9% menjawab setuju, 12,6% menjawab sangat setuju dan memiliki control atas pembelian rumah dan lain-lain. Tabel 4.26 Saya memiliki control atas pengambilan keputusan investasi Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 21 12,0 12,0 12,0 N 75 42,9 42,9 54,9 S 57 32,6 32,6 87,4 SS 22 12,6 12,6 100,0 Total 175 100,0 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah) Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa 12,6% perempuan sangat memiliki control atas keputusan investasi, 42,9% bersikap netral, 12,0% tidak memiliki control dalam pengambilan keputusan investasi keluarganya.
89
Pengambilan keputusan investasi ini seperti investasi pada sektor keuangan, property atau bahkan investasi emas ataupun investasi pada pembelian tanah.
Tabel 4.27 Setiap perempuan memiliki peranan yang penting dalam manajmen keuangan keluarganya
Valid
Frequency 1 15 67 92 175
STS N S SS Total
Percent ,6 8,6 38,3 52,6 100,0
Valid Percent ,6 8,6 38,3 52,6 100,0
Cumulative Percent ,6 9,1 47,4 100,0
(Sumber: Data primer yang diolah)
Jawaban responden untuk pernyataan ini cukup bagus yaitu, 38,3% menjawab setuju bahkan 52,6% menjawab sangat setuju. Sedangkan 8,6% menjawab netral, 0,6% menjawab sangat tidak setuju. Dibawah
ini
tabel
untuk
melihat
faktor
apa
yang
cukup
mempengaruhi peran perempuan keluarga muda dalam manajemen keuangan keluarganya, yaitu:
Tabel 4.28 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan Pendapatan Nilai
Tingkat Pendapatan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Total
90
<1 juta 0,8% 7,7% 1,1-2,5 juta 0,2% 4,7% 2,6-5 juta 0,4% 3,9% 5,1-10 juta 0,0% 7,5% >10 juta 0% 0% (Sumber: Data primer yang diolah)
23,2% 29,0% 17,3% 17,7% 0%
42,1% 41,2% 41,6% 42,2% 46,4%
26,3% 24,8% 36,8% 32,7% 53,6%
100% 100% 100% 100% 100%
Tabel diatas dapat dilihat, bahwa yang paling tinggi memiliki peranan dalam manajemen keuangan keluarganya adalah yang memiliki pendapatan >10 juta, yang berpendapatan 2,6-5 juta memiliki peranan sebesar 36,8%, sedangkan yang memiliki pendapatan 5,1-10 juta memiliki peranan 32,7%, dan yang memiliki pendapatan <1 juta memiliki peranan 26,3% dan yang berpendapatan 1,1-2,5 juta memiliki peranan 24,8%.
Tabel 4.29 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tingkat Sangat Rendah Pendidikan Rendah SD-SMP 0,5% 7,1% SMA 0,7% 5,7% D1/D2/D3 0,0% 3,6% S1 0,0% 5,7% S2 0,0% 7,1% (Sumber: Data primer yang diolah)
Nilai Sedang Tinggi 26,2% 23,0% 22,0% 21,6% 14,3%
40,0% 44,9% 46,4% 35,5% 17,9%
Sangat Tinggi 26,2% 25,6% 28,0% 37,1% 60,7%
Total 100% 100% 100% 100% 100%
Menurut tingkat pendidikan dapat diketahui bahwa yang paling tinggi tingkat peranannya adalah yang memiliki pendidikan S2 sebesar 60,7%, pendidikan dengan S1 memiliki peranan sebesar 37,1%, dan yang terendah adalah yang memiliki pendidikan SD-SMP yaitu 26,2%. Jadi pendidikan
91
sangat mempengaruhi peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarganya, semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi tingkat peranannya, begitu pula sebaliknya.
Tabel 4.30 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan Tahun Pernikahan Nilai Sangat Rendah Sedang Tinggi Menikah Rendah 2005 0,4% 5,3% 23,3% 35,3% 2006 0,9% 5,5% 24,4% 41,0% 2007 0,0% 6,6% 23,6% 40,7% 2008 0,0% 14,3% 13,6% 51,3% 2009 0,0% 3,1% 23,2% 41,5% 2010 1,1% 1,6% 27,5% 45,6% (Sumber: Data primer yang diolah) Tahun
Sangat Tinggi 35,7% 28,1% 29,1% 20,8% 32,1% 24,2%
Total 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dilihat dari tahun pernikahan, yang paling tinggi peranannya dalam manajemen keuangan keluarga adalah yang menikah pada tahun 2005, dan yang paling rendah adalah yang menikah pada tahun 2008, sedangkan yang menikah ditahun 2006 memiliki peranan sebesar 28,10%, tahun 2007 memiliki peranan hanya 29,1%, ditahun 2009 memiliki peranan sebesar 32,1% dan yang menikah ditahun 2010 memiliki peranan 24,2%.
92
3. Penempatan Pada Sektor Keuangan Pada diagram dibawah dapat diketahui, bahwa keluarga muda dikelurahan Kedaung hanya 12,71% saja yang sangat tinggi menempatkan dananya pada sektor keuangan, 19,21 tinggi, sedangkan lainnya bersikap rendah dan sedang terhadap penempatan dana pada sektor keuangan.
Diagram 4.6 Persentase Rata-rata Penempatan Dana Pada Sektor Keuangan
(Sumber: Data primer yang diolah)
Tabel 4.31 Penempatan Pada Sektor Keuangan Instrument Keuangan Tabungan
Nilai Sangat Rendah 6,3%
Rendah 26,3%
Sedang 30,3%
Tinggi 29,7%
Sangat
Total
Tinggi 7,4%
100%
93
Deposito
8,0%
31,4%
34,9%
18,9%
6,9%
100%
Unitlink
3,4%
17,7%
41,1%
28,0%
9,7%
100%
Reksa Dana
6,9%
40,5%
40,0%
9,7%
2,9%
100%
Obligasi
8,0%
42,9%
44,0%
4,6%
0,6%
100%
Saham
6,9%
36,6%
41,1%
9,1%
6,3%
100%
Tabungan
3,4%
6,9%
18,3%
29,7%
41,7%
100%
4,0%
13,7%
32,0%
24,0%
26,3%
100%
Pendidikan Asuransi Pendidikan (Sumber: Data primer yang diolah)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa instrument keuangan yang paling diminati oleh keluarga muda yang ada dikelurahan Kedaung adalah tabungan pendidikan yaitu sebesar 41,7% dengan persentase yang tinggi. Sedangkan instrument yang diminati responden selain tabungan pendidikan adalah asuransi pendidikan yaitu 26,3%, dan 9,7%% keluarga muda lebih memilih unitlink dalam penempatan dananya, dan terendah responden memilih menggunakan instrument obligasi.
E. Deskripsi Peran Perempuan dan Manajemen Keuangan keluarga Deskripsi peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda dikelurahan Kedaung, berdasarkan hasil olahan analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarganya
94
adalah tinggi yaitu sebesar 37,33% dan sangat tinggi sebesar 24,94%, seperti dalam diagram dibawah ini:
Diagram 4.7 Persentase Rata-rata Peran Perempuan Dalam Manajemen KeuanganKeluarga Muda
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dalam peranannya mengelola keuangan keluarga, rata-rata responden dikelurahan Kedaung 37,33% memiliki peranan yang tinggi, dan 2,19% memiliki peranan sangat rendah.
95
Tabel 4.32 Persentase Rata-rata Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda Sangat
Indicator
Sangat
Rendah
Sedang
Tinggi
pemahaman 0,29%
1,94%
13,83%
50,97%
32,97%
Peran perempuan dalam manajemen 0,41%
5,71%
22,94%
41,80%
29,14%
Kesadaran
dan
Rendah
Tinggi
perencanaan keuangan
keuangan keluarga Penempatan dan pada sektor keuangan
5,86%
27,0%
35,21%
19,21%
12,71%
Rata-rata
2,19%
11,55%
23,99%
37,33%
24,94%
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dari hasil pegolahan indikator dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa : 1. Sebagian besar menunjukan bahwa (50,97%) responden memiliki tingkat kesadaran dan pemahaman yang tinggi terhadap perencanaan keuangan. Dan hanya 0,29% saja yang memiliki kesadaran dan pemahaman yang sangat rendah dalam perencanaan keuangan keluarga. Ini menunjukan bahwa perempuan pada keluarga muda dikelurahan Kedaung sudah memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi akan perencanaan keuangan keluarga. 2. Peranan perempuan dalam keluarga muda dikelurahan Kedaung sebagian besar memiliki peranan yang tinggi dalam mengelola keuangan keluarganya yaitu (41,80%). 5,71% memiliki peranan yang rendah dan 0,41% memiliki
96
peranan yang sangat rendah dalam manajemen keuangan keluarganya. artinya perempuan
sudah
memegang
kendali
dalam
manajemen
keuangan
keluarganya, diharapkan keuangan keluarga bisa menjadi lebih maksimal. Sehingga tidak ada lagi perselingkuhan financial antara suami dan istri. 3. Keluarga muda dikelurahan Kedaung hanya (19,21%) yang memilih melakukan investasi pada sektor keuangan, selebihnya yaitu (35,21%) bersikap sedang/netral dan (5,86%) bersikap sangat rendah untuk melakukan investasi pada sektor keuangan.
Pada dasarnya kesadaran dan pemahaman perempuan keluarga muda memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, akan tetapi mereka belum melaksanakan perencanaan keuangan keluarga dengan baik, dengan alasan belum membutuhkannya. Padahal, perencanaan keuangan harus dijalankan sejak dini, ketika seseorang menabung atau menyisihkan sedikit dari penghasilannya, walaupun hanya 1% saja, itu merupakan perencanaan keuangan yang paling sederhana, sehingga ketika terjadi kebutuhan darurat mereka bisa mengunakan tabungan tersebut sebagai dana darurat. Pendidikan yang tinggi sangat mempengaruhi perempuan dalam kesadaran dan pemahaman perencanaan keuangan, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran dan pemahaman mereka, walaupun sebagian besar perempuan dalam keluarga muda memiliki pendidikan
97
SMA, mereka sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk melakukan kebiasaan baik dalam menabung walaupun hanya sebatas menggunakan celengan atau tabungan dirumah saja. Secara keseluruhan data ini menggambarkan bahwa peranan perempuan relative tinggi dalam melakukan manajemen keuangan keluarganya. Dan berdasarkan pendidikan, perempuan dalam keluarga mudapun memiliki kesadaran dan pemahaman yang sangat tinggi yaitu (32,97%). Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa yang memiliki pendapatan yang lebih besar mereka lebih banyak memiliki peranan dalam manajemen keuangan keluarganya. Menurut Prita H. Ghozie asalkan ada keterbukaan, siapapun yang menjadi manajer keuangan dalam keluarga, perencanaan keuangan akan berjalan dengan lancar.2 Akan tetapi biasanya perempuan yang lebih berhak untuk mengelola keuangan keluarga, karena itu merupakan hak istimewa yang deberikan kepada perempuan. Ketika suami menadapatkan penghasilan, atau pasangan yang mendapat penghasilan, maka pasangan tersebut memberikan seluruh penghasilannya kepada manajer keuangan, baik istri maupun suami, lalu manajer keuangan tersebut mengatur dan mengelola penghasilan tersebut untuk nilai masing-masing pos sesuai kesepakatan. Dari hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa sebagian besar keluarga muda lebih banyak menginvestasikan dananya pada sektor keuangan bank yaitu tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan, dan hanya sedikit yang 2
Prita, Menjadi Cantik, h.9
98
menginvestasikan dananya pada sektor keuangan non bank yaitu, obligasi, reksa dana maupun saham. Ini berarti tingkat investasi keluarga muda pada sektor keuangan bank maupun non bank masih sangat rendah. Ini disebabkan pengetahuan mereka yang kurang dalam melakukan investasi pada sektor keuangan, dan mereka masih menganggap belum siap dan belum membutuhkan untuk memulai melakukan investasi disektor keuangan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah, berikut penulis memaparkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil mengenai peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda dikelurahan Kedaung, yaitu : 1. Kesadaran dan pemahaman perempun dalam keluarga muda dikelurahan Kedaung terhadap perencanaan keuangan adalah tinggi (50,97%). Pendidikan memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kesadaran dan pemahaman seseorang dalam melakukan perencanaan keuangan. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran dan pemahaman seseorang dalam perencanaan keuangan. Dalam melakukan perencanaan keuangan tidak memerlukan pendidikan yang khusus, karena setiap orang bisa melakukan perencanaan keuangan walaupun sangat sederhana. Dengan menyisihkan pendapatan sebelum pemakaiannya maka seseorang tersebut telah melakukan perencanaan keuangan yang sangat sederhana, pengetahuan dan pemahaman perencanaan keuangan dapat diperoleh dengan membaca buku, majalah maupun koran atau bahkan dengan menonton televisi. karena banyak sekali artikel maupun layanan tentang perencanaan keuangan yang dimuat dalam koran dan majalah. 99
100
2. Peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga dikelurahan Kedaung adalah tinggi (41,80%) dan (29,14%) memiliki peranan yang sangat tinggi. Ini berarti kaum perempuan sudah memegang kendali yang besar dalam mengelola keuangan keluarganya, seperti keputusan investasi, pembelian rumah, pembelian kendaraan dan lain-lain. Dan hanya sedikit perempuan yang hanya memperoleh uang bulanan saja, yaitu hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Artinya perempuan dikelurahan Kedaung telah menjalankan fungsinya dengan baik dalam mengelola keuangan keluarga untuk memaksimumkan pendapatan. Sehingga dengan mengelola keuangan keluarga perempuan bisa mendapatkan pendapatan yang lebih diluar pendapatan suaminya. Perempuan memiliki hak istimewa dalam manajemen keuangan keluarganya, karena, ini merupakan tugas terpenting bagi perempuan dalam menjaga harta suaminya. Perempuan yang umumnya berperan sebagai pengendali keuangan keluarga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga dapat dilakukan secara maksimal. 3. Keluarga muda dikelurahan Kedaung lebih banyak memilih untuk berinvestasi pada sektor keuangan bank yaitu tabungan pendidikan, dan sebagiannya memilih untuk berinvestasi pada sektor keuangan non bank seperti asuransi pendidikan, dan hanya sedikit sekali yang melakukan
101
investasi pada sukuk/obligasi, reksa dana maupun saham. Dengan alasan belum siap terjun langsung untuk berinvestasi pada sektor keuangan non bank. Padahal jika seseorang lebih sering mendengar kata investasi, itu merupakan hal yang paling menarik dan sangat menggiurkan untuk dilaksanakan. Investasi tidak perlu mempunyai penghasilan yang tinggi, dengan penghasilan yang rendah seseorang bisa melakukan investasi asalkan ada kemauan yang tinggi.
B. Saran Dari hasil penelitian ini, penulis mempunyai beberapa saran yang diharapkan memberikan manfaat dan berguna dimasa mendatang bagi keluarga muda dikelurahan Kedaung dan bagi pembaca. Antara lain : 1. Bagi pemerintah, meskipun keluarga muda di kelurahan Kedaung sudah memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi akan perencanaan keuangan, akan tetapi perlu adanya pelatihan yang lebih mendalam agar perencanaan keuangan keluarga bisa dilaksanakan dengan baik dan benar, dan dapat dilaksanakan sedini mungkin. Sehinga dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. 2. Perlu adanya campurtangan pemerintah dalam sosialisasi perencanaan keuangan, karena Negara maju yaitu Negara yang memiliki tingkat investasi yang tinggi, jika masing-masing keluarga telah sejahtera dengan
102
melakukan investasi, maka kesejahteraan masyarakat pada umumnya akan tercapai. 3. Keluarga muda di kelurahan Kedaung belum mengerti betul akan pentingnya investasi dan keuntungan yang diperoleh dalam berinvestasi pada sektor keuangan bank maupun non bank. Maka ini memerlukan sosialisasi agar masyarakat melakukan investasi pada sektor keuangan maupun pada sektor lainnya. 4. Bagi keluarga muda, perempuan atau istri harus lebih memperhatikan arus kas dalam keuangan keluarganya, sehingga dapat terkotrol pengeluaran dan pemasukan dengan baik, jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. 5. Perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda dalam mengelola keuangan, sikap kehati-hatian yang umumnya dimiliki perempuan mampu mengendalikan keuangan dengan baik, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga dapat dilakukan secara maksimal. Maka manfaatkanlah sikap tersebut agar memperoleh kesejahteraan maksimal dalam keluarga.
103
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto, Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, (Jakarta, MudaMapan Publishing : 2010) Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah, Fathul Bari, ( Beirut: Dar Al-Ma’rifah,1379) jilid 9, Arikunto Suhartini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan XIII (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2002) As-Shaidi Abdul Hakam, Menuju Keluarga Sakinah, (Jakarta: Media Eka Sarana, 2005) Atmaja Lukas Setia, Teori dan Praktek Manajemen Keuangan, (Jakarta ANDI OFFSET: 2008) Biro Pusat Statistik, Luas Wilayah dan Persentase Penduduk menurut Provinsi, diunduh pada 23 juni 2011 dalam http://www.datastatistik-indonesia. com/component /option,com_tabel/kat,1/idtabel,117/Itemid,165/ Bungin, M. Burhan, S.Sos,M.Si,Prof,Dr,H., Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada: 2005. Departmen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT gramedia Pustaka Utama, 2008) Ghozie, Prita H, Menjadi Cantik, Gaya dan Tetap Kaya, (Jakarta: PT Gramedia, 2010) Gozali Ahmad, Cash Flow For Women, (Bandung, Hikmah: 2006)
104
Hananto Ligwina, Untuk Indonesia Yang Kuat, (Ciputat: Literati, 2010) Huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2008) Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009) Japari Antoni, CLU, ChFC, CFP dan Prof. DR. Adler H. Manurung, 10 Panduan Mengelola Keuangan Keluarga (Financial Planning & Wealth Managemen), (Jakarta, ABFI institute PERBANAS: 2010) Jogiyanto, Prof. HM., Akt., MBA., Ph.D., Metodologi Penelitian Sistem Informasi (Yogyakarta: CV Andi, 2008) Kapoor, Jack R, Les R. Dlabay, Robert J. Hughes, Personal Finance, (North America: The McGraw. Hill Companies, 2004) Karvof Anatoli, Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2009) Ligwina hananto, Artikel Keuangan, di unduh pada 7 desember 2010 dalam http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keuangan/Keluarga/cara.sederhana. mengelola.keuangan.keluarga/001/004/7/3 Mahmud Mahfoedz, Pengantar Bisnis Modern, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2007) Manurung Adler H. dan Luthfi T. Rizky, Successful Financial Planner, ( Jakarta: PT Grasindo, 2009)
105
Mieke Rini,
Keuangan Keluarga, diunduh pada 27 desember 2010 dalam
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keuangan/Keluarga/cara.sederhana. mengelola.keuangan.keluarga/001/004/7/3 diunduh M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2002 Muttafakun ‘Alaih HR. Al-Bukhari dan Muslim, Fathul Bari,( Beirut, Ibnu Katsir, 1987 ) No. 5195, Juz 5 Nafik HR Muhammad, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2009) Palgunady T. Setyawan, Majalah Sharing, edisi 46, (Jakarta: Tribuana,2010) Partanto Pius A dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994) Prasetyo Anggoro, Employionaire”Karyawan Berkehidupan Direktur”,(Jakarta: Citra Media, 2010) Pontjowinoto Iwan P, Kaya Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Hikmah, 2010) Rifai Veithzal dkk, Islamic Financial Managemen (Teori, Konsep dan Aplikasi), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), jilid 1 Rinagu, Perempuan Pengusaha, diunduh pada 24 November 2010 dalam http://rinagu.blogdetik.com/tag/perempuan-pengusaha/ Rochaeti Eti, dkk, Meodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009)
106
Senduk Safir, Menegelola Keuangan Keluarga, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2000) Senduk Safir, Siapa Bilang Jadi Karyawan Ngga Bisa Kaya, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005) Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) Sofia,
Peran
Perempuan,
pada
13
februari
2011
dalam
http://sofia-
psy.staff.ugm.ac.id/h-18/peran-perempuan-dalam-keluarga-islami.html Subhan Zaitunah, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, (Jakarta: ElKahfi, 2008) Sudarsono dan Editius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta) Sugono Dendi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), Edisi Ke4 Sumarsono HM. Sonny, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004) Surya, Manajemen Keuangan Perusahaan, diunduh pada 11 februari 2011, dalam http://organisasi.org/definisi-pengertian-manajemen-keuangan-tugaspokok-dan-tujuan-manajer-keuangan-perusahaan Suryadhie, “Arti Perempuan Dalam Keluarga”, artikel ini diakses pada 4 November 2010 dari http://suryadhie.wordpress.com/2008/05/19/artiperempuan-dalam-keluarga/
107
Weston J. Fred, Eugene F. Bringham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Erlangga, 1990) Wikipedia,
Keluarga,
diunduh
pada
26
Januari
2011
dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga. 1
Wikipedia, Sensus Penduduk Tahun 2010, diunduh pada 23 juni 2010 dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010
108
LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
Analisis Terhadap Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel)
Assalamualaikum Wr, Wb.
Seiring salam, semoga ibu senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Amin. Selanjutnya dengan tugas akhir program Sarjana Strata (S1), maka dari itu saya dibawah ini :
Nama
: Lela Laelatus Syifa
NIM
: 107046102059
Jurusan
: Muamalat/Perbankan Syariah
Fakultas
: Syariah dan Hukum
Universitas
: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir program Sarjana (S1) dengan judul “Analisis Terhadap Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda Di Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel” tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah perempuan dalam keluarga muda (istri) sudah mempunyai dan melakukan manajemen keuanan keluarganya dengan baik, sehingga dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Demi berjalannya penelitian tersebut saya mohon kerjasama Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terimaksih. “Jazaakallah Khairon Katsiron”.
Wassalaamu’alaikum Wr, Wb.
1|P a ge
I. PROFIL RESPONDEN 1. Nama responden
:…
2. Usia
: ….. th.
3. Tahun pernikahan
: 2005/2006/2007/2008/2009/2010
4. Pendidikan terakhir
:
a. SD/SMP
c. D1/D2/D3
b. SMA
d. S1
e. S2
5. Pekerjaan yang dilakukan saat ini : a. Guru
c. Pedagang
e. Lainnya…..
b. Wiraswasta
d. Pegawai Negri Sipil (PNS)
6. Pendapatan yang didapat tiap bulan : a. < 1 juta
c. 2,6 – 5 juta
b. 1,1 – 2,5 juta
d. 5,1 – 10 juta
e. > 10,1 juta
7. Berapa jumlah anak saat ini : a. Belum ada
c. 2
b. 1
d. 3
e. > 4
Isilah dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang disediakan. Contoh pengisian kuesioner No Pernyataan 1
STS TS N S SS
Saya seorang mahasiswa
STS
TS
N
SS
S
√
= Sangat Tidak Setuju = Tidak Setuju = Netral = Setuju = Sangat Setuju
2|P a ge
A. Pemahaman dan Kesadaran Manajemen Keuangan No
Pernyataan
1
Saya suka menabung
2
Menurut saya menabung sangat penting
3
Saya mengajarkan anak saya untuk menabung sejak dini
4
Saya bisa menggapai keinginan saya dan keluarga karena sudah menyisihkan dan merencanakan jauh-jauh hari
5
Sejak pertama kerja saya sudah mulai menggunakan instrument keuangan (seperti tabungan, deposito, tabungan pendidikan, dll) untuk merencanakan keuangan saya
6
Saya senang mengelola keuangan keluarga
7
Saya mengetahui Perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting dalam manajemen keuangan
8
Perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang
9
Saya mempunyai perencanaan yang sederhana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang
10
Saya selalu merencanakan dan mencatat segala kebutuhan sebelum berbelanja
STS
TS
N
3|P a ge
S
SS
B. Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga No
Pernyataan
1
Saya mengetahui pendapatan suami setiap bulannya
2
Saya diberi tanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga
3
Suami selalu melibatkan saya dalam keputusankeputusan perencanaan keuangan keluarga
4
Suami selalu kepada saya
5
Saya memiliki control atas pembelian rumah, motor, mobil, dll
6
Saya memiliki control keputusan investasi
7
Setiap perempuan memiliki peranan yang penting dalam manajmen keuangan keluarganya
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
memberikan semua gajinya
atas
pengambilan
C. Penempatan Pada Sektor Keuangan No Pernyataan 1
Saya sudah mempunyai tabungan di salah satu lembaga keuangan
2
Saya baru ingin membuat tabungan disalah satu lembaga keuangan
3
Saya sudah menjadi anggota unit link
4
Saya baru ingin mengikuti program unit link
5
Saya sudah menjadi anggota deposito
4|P a ge
6
Saya baru ingin menjadi angota deposito
7
Saya sudah memiliki investasi di reksadana
8
Saya baru ingin membuka reksadana
9
Saya sudah memiliki investasi pada obligasi
10
Saya baru ingin membuka obligasi
11
Saya sudah memiliki investasi pada saham
12
Saya baru ingin membuka investasi saham
13
Saya sudah menyiapkan dana pendidikan untuk anak saya dengan : a. Tabungan pendidikan b. Asuransi pendidikan
Hasil try out Item Instrument Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda Person Bulir Pernyataan Keterangan No Corelation A
Pemahaman dan kesadaran
1
Saya suka menabung
0,578
Valid
2
Menurut saya menabung sangat penting
0,573
Valid
3
Saya mengajarkan anak saya untuk menabung sejak dini
0,741
Valid
4
Saya bisa menggapai keinginan saya dan keluarga karena sudah menyisihkan dan merencanakan jauh-jauh hari
0,776
Valid
5
Sejak pertama kerja saya sudah mulai menggunakan instrument keuangan (seperti tabungan, deposito, tabungan pendidikan, dll)
0,559
Valid
5|P a ge
untuk merencanakan keuangan saya 6
Menabung adalah hal pertama yang saya lakukan setelah mendapatkan gaji
0,031
Tidak Valid
7
Saya senang mengelola keuangan keluarga
0,499
Valid
8
Saya mengetahui Perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting dalam manajemen keuangan
0,630
Valid
9
Perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang
0,582
Valid
10
Saya mempunyai perencanaan yang sederhana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang
0,356
Valid
11
Saya suka menyisihkan uang untuk kebutuhan mendadak
0,244
Tidak Valid
12
Saya selalu merencanakan dan mencatat segala kebutuhan sebelum berbelanja
0,341
Valid
13
Saya sering mengeluarkan biaya untuk sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya
-0,165
Tidak Valid
14
Setiap keluarga membutuhkan keuangan yang baik
0,066
Tidak Valid
B
Peranan perempuan
1
Saya mengetahui bulannya
setiap
0,474
Valid
2
Saya diberi tanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga
0,612
Valid
3
Suami selalu melibatkan saya dalam keputusankeputusan perencanaan keuangan keluarga
0,645
Valid
4
Saya hanya memperoleh uang bulanan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari saja
-0,106
Tidak Valid
5
Suami selalu memberikan semua gajinya kepada
0,466
Valid
pendapatan
manajemen
suami
6|P a ge
saya 6
Saya memiliki control atas pembelian rumah, motor, mobil, dll
0,800
Valid
7
Saya memiliki control atas pengambilan keputusan investasi
0,436
Valid
8
Setiap perempuan memiliki peranan yang penting dalam manajmen keuangan keluarganya
0,734
Valid
C
Penempatan dana pada sektor keuangan
1
Saya sudah mempunyai tabungan di salah satu lembaga keuangan
0,164
Tidak Valid
2
Saya baru ingin membuat tabungan disalah satu lembaga keuangan
0,496
Valid
3
Saya sudah menjadi anggota unit link
0,635
Valid
4
Saya baru ingin mengikuti program unit link
0,614
Valid
5
Saya sudah menjadi anggota deposito
0,723
Valid
6
Saya baru ingin menjadi angota deposito
0,821
Valid
7
Saya sudah memiliki investasi di reksadana
0,475
Valid
8
Saya baru ingin membuka reksadana
0,644
Valid
9
Saya sudah memiliki investasi pada obligasi
0,594
Valid
10
Saya baru ingin membuka obligasi
0,258
Tidak Valid
11
Saya sudah memiliki investasi pada saham
0,654
Valid
12
Saya baru ingin membuka investasi saham
0,671
Valid
13
Saya sudah menyiapkan dana pendidikan untuk anak saya dengan :
Valid
c. Tabungan pendidikan
0,641
Valid
d. Asuransi pendidikan
0,536
Valid
(Sumber: Data primer yang diolah) 7|P a ge
Warning # 849 in column 23. Text: in_ID The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. not be mapped to a valid backend locale. GET DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. CORRELATIONS /VARIABLES=A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 totalA /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
It could
Correlations Correlations A1
A1
A2 ,522
A3 ,711
A4 ,293
A5 ,293
A6 ,143
A7 ,518
A8 ,217
A9 ,302
A10 ,119
A11 ,024
A12 -,158
A13 -,270
A14 -,302
totalA ,578
,018
,000
,210
,210
,549
,019
,359
,196
,617
,920
,507
,250
,196
,008
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,522
1
,511
,388
,043
,117
,388
,311
,346
,000
,092
,043
-,245
,115
,573
Sig. (2tailed)
,018
,021
,091
,857
,623
,091
,182
,135
1,000
,698
,857
,298
,628
,008
Pearson Correlation
1
Sig. (2tailed) N A2
N A3
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,711
,511
1
,529
,309
-,080
,309
,503
,442
,350
,189
,088
-,305
-,147
,741
Sig. (2tailed)
,000
,021
,016
,186
,738
,186
,024
,051
,131
,425
,712
,190
,535
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,293
,388
,529
1
,330
,207
,330
,362
,448
,118
-,012
,330
-,025
,075
,776
Sig. (2tailed)
,210
,091
,016
,156
,381
,156
,116
,047
,620
,960
,156
,918
,754
,000
N A4
1|P a ge
N A5
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,293
,043
,309
,330
1
,207
,218
,362
,149
,118
,467
,441
-,377
-,224
,559
Sig. (2tailed)
,210
,857
,186
,156
,381
,356
,116
,529
,620
,038
,051
,102
,342
,010
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,143
,117
-,080
,207
,207
1
,409
-,328
-,203
-,534
,011
-,096
-,296
-,338
,031
Sig. (2tailed)
,549
,623
,738
,381
,381
,073
,158
,391
,015
,964
,687
,205
,145
,896
N A6
N A7
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,518
,388
,309
,330
,218
,409
1
,094
,224
,118
-,132
-,117
-,447
,224
,499
Sig. (2tailed)
,019
,091
,186
,156
,356
,073
,694
,342
,620
,580
,622
,048
,342
,025
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,217
,311
,503
,362
,362
-,328
,094
1
,359
,568
,345
,362
-,262
,000
,630
Sig. (2tailed)
,359
,182
,024
,116
,116
,158
,694
,120
,009
,136
,116
,264
1,000
,003
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,302
,346
,442
,448
,149
-,203
,224
,359
1
,316
-,080
-,224
-,094
,100
,582
Sig. (2tailed)
,196
,135
,051
,047
,529
,391
,342
,120
,174
,737
,342
,693
,675
,007
N A8
N A9
N A10
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,119
,000
,350
,118
,118
-,534
,118
,568
,316
1
-,253
,118
-,149
,316
,356
Sig. (2tailed)
,617
1,000
,131
,620
,620
,015
,620
,009
,174
,281
,620
,531
,174
,124
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
N
20
2|P a ge
A11
Pearson Correlation
,024
,092
,189
-,012
,467
,011
-,132
,345
-,080
-,253
Sig. (2tailed)
,920
,698
,425
,960
,038
,964
,580
,136
,737
,281
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-,158
,043
,088
,330
,441
-,096
-,117
,362
-,224
,507
,857
,712
,156
,051
,687
,622
,116
20
20
20
20
20
20
20
-,270
-,245
-,305
-,025
-,377
-,296
,250
,298
,190
,918
,102
,205
N A12
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
A13
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
A14
,467
-,204
-,320
,244
,038
,389
,169
,301
20
20
20
20
20
,118
,467
1
-,025
-,075
,341
,342
,620
,038
,918
,754
,141
20
20
20
20
20
20
20
20
-,447
-,262
-,094
-,149
-,204
-,025
1
,141
-,165
,048
,264
,693
,531
,389
,918
,552
,487
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-,302
,115
-,147
,075
-,224
-,338
,224
,000
,100
,316
-,320
-,075
,141
1
,066
,196
,628
,535
,754
,342
,145
,342
1,000
,675
,174
,169
,754
,552
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
,578
,573
,741
,776
,559
,031
,499
,630
,582
,356
,244
,341
-,165
,066
1
Sig. (2tailed)
,008
,008
,000
,000
,010
,896
,025
,003
,007
,124
,301
,141
,487
,782
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
totalA
1
N
,782
20
3|P a ge
CORRELATIONS /VARIABLES=B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 totalB /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Correlations B1
B1
Pearson Correlation
B2 1
,028
,007
,223
,771
,252
,035
20
20
20
20
20
20
20
,437
,060
,370
,243
-,161
,417
,054
,801
,108
,302
,497
,067
,004
20
20
20
20
20
20
20
-,092
,207
*
,497
,068
*
,519
,700
,382
,026
,776
,019
,002
20
20
20
20
20
20
1
*
-,494
-,388
,025
-,244
-,106
,027
,091
,917
,300
,657
,251
1
Sig. (2-tailed)
,286
,437
Sig. (2-tailed)
,278
,054
20
20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
B6
,474
Pearson Correlation
,255
totalB ,268
20
Pearson Correlation
B8
-,069
20
20
B7 ,285
,278
20
B6 **
,286
N
B5
*
-,492
N
B4
B5
,255
N
B3
B4
,251
Sig. (2-tailed)
B2
B3
1
20
,580
*
**
,612
**
,645
*
-,492
,060
-,092
,028
,801
,700
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
1
,312
-,275
,244
,466
,181
,241
,300
,039
20
20
20
20
1
**
**
**
,370
,207
-,494
,007
,108
,382
,027
20
20
20
20
*
,580
20
Pearson Correlation
,285
,243
,497
-,388
,312
Sig. (2-tailed)
,223
,302
,026
,091
,181
,653
,002
,611
,004
4|P a ge
*
**
,800
,000
N B7
20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N B8
20
20
20
20
20
20
20
**
1
,274
,436
,242
,055
20
-,069
-,161
,068
,025
-,275
,653
,771
,497
,776
,917
,241
,002
20
20
20
20
20
20
20
20
*
**
,274
1
,268
,417
,519
-,244
,244
Sig. (2-tailed)
,252
,067
,019
,300
,300
,004
,242
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
**
**
-,106
*
,466
**
,436
**
1
,645
,800
,474
,734
Sig. (2-tailed)
,035
,004
,002
,657
,039
,000
,055
,000
20
20
20
20
20
20
20
20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CORRELATIONS /VARIABLES=C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13a C13b totalC /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Correlations
C1 C1
Pearson Correlation
1
Sig. (2tailed) N
20
C2
C3
C4
C5
C6
0,416
0,318
0,336
0,061
0,322
C7 0,335
C8 0,24
0,068
0,172
0,148
0,8
0,166
0,148
0,308
20
20
20
20
20
20
20
C9 0,119
C12
C10
C11
0,009
0,364
-
C13a 0,254
,582
C13b 0,171
totalC 0,164
0,618
0,972
0,115
0,007
0,279
0,472
0,489
20
20
20
20
20
20
20
**
,734
,000
Pearson Correlation
N
,612
,611
**
Pearson Correlation
N
totalB
20
5|P a ge
20
C2
Pearson Correlation
0,416
Sig. (2tailed)
0,068
N C3
C6
,609
**
0,095
0,203
0,286
0,226
0,198
0,443
0,051
0,215
,496
0,706
0
0,432
0,004
0,691
0,391
0,222
0,339
0,403
0,051
0,831
0,363
0,026
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0,291
0,437
**
,597
0,154
0,286
0,226
0,066
0,315
0,4
0,441
*
,485
,635
0,214
0,054
0,005
0,518
0,221
0,338
0,781
0,176
0,08
0,052
0,03
0,003
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0,43
**
,609
0,136
0,138
0,251
0,005
*
,489
*
,467
0,195
0,005
,614
0,058
0,004
0,567
0,561
0,287
0,984
0,029
0,038
0,409
0,984
0,004
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0,387
*
,470
0,382
0,333
0,151
*
,542
0,358
*
,555
0,273
0,092
0,036
0,096
0,152
0,524
0,014
0,121
0,011
0,243
0
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0,252
*
,539
*
,556
0,382
0,443
**
,604
0,217
*
,468
0,283
0,014
0,011
0,097
0,051
0,005
0,358
0,038
0
20
20
20
20
20
20
20
20
20
1
*
,551
0,434
0,047
*
,451
0,014
0,349
0,122
,475
0,012
0,056
0,845
0,046
0,955
0,132
0,607
0,034
20
20
20
20
20
20
20
20
0,09
Sig. (2tailed)
0,172
0,706
20
20
Pearson Correlation
0,336
**
0,291
Sig. (2tailed)
0,148
0
0,214
20
20
20
Pearson Correlation
,708
1
20
,708
1
20
0,061
0,186
0,437
0,43
Sig. (2tailed)
0,8
0,432
0,054
0,058
N
20
20
20
20
Pearson Correlation
0,322
**
,609
**
,597
**
,609
0,387
Sig. (2tailed)
0,166
0,004
0,005
0,004
0,092
20
20
20
20
20 *
N C7
0,186
0,318
N C5
20
**
0,09
Pearson Correlation
N C4
20
1
1
20
1
20
Pearson Correlation
0,335
0,095
0,154
0,136
,470
0,252
Sig. (2tailed)
0,148
0,691
0,518
0,567
0,036
0,283
20
20
20
20
20
20
N
20
*
**
**
**
,723
**
,821
*
6|P a ge
C8
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
C9
0,382
,539
,551
1
0,308
0,391
0,221
0,561
0,096
0,014
0,012
20
20
20
20
20
20
20
20
*
**
,891
**
0,438
0,109
0,22
0,306
0,344
,644
0
0,053
0,647
0,352
0,19
0,137
0,002
20
20
20
20
20
20
20
1
*
,515
0,095
0,191
0,187
0,223
,594
0,02
0,69
0,419
0,431
0,344
0,006
,891
**
**
0,226
0,251
0,333
,556
0,434
Sig. (2tailed)
0,618
0,222
0,338
0,287
0,152
0,011
0,056
0
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
1
0,082
0,253
0,101
0,087
0,258
0,731
0,281
0,673
0,716
0,271
20
20
20
20
20
1
**
0,408
0,127
,654
0
0,074
0,593
0,002
20
20
20
20
0,293
*
,466
,671
0,21
0,038
0,001
20
20
20
1
*
Pearson Correlation
0,009
0,226
0,066
0,005
0,151
0,382
0,047
0,438
,515
Sig. (2tailed)
0,972
0,339
0,781
0,984
0,524
0,097
0,845
0,053
0,02
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
*
*
20
Pearson Correlation
0,364
0,198
0,315
,489
,542
0,443
,451
0,109
0,095
0,082
Sig. (2tailed)
0,115
0,403
0,176
0,029
0,014
0,051
0,046
0,647
0,69
0,731
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
**
**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
C13a
0,138
0,286
N C12
0,286
0,119
N C11
*
0,203
Pearson Correlation
N C10
*
0,24
-
0,443
0,4
,467
0,358
,604
0,014
0,22
0,191
0,253
0,007
0,051
0,08
0,038
0,121
0,005
0,955
0,352
0,419
0,281
0
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*
**
,582
,754
,754
1
20
Pearson Correlation
0,254
0,051
0,441
0,195
,555
0,217
0,349
0,306
0,187
0,101
0,408
0,293
Sig. (2tailed)
0,279
0,831
0,052
0,409
0,011
0,358
0,132
0,19
0,431
0,673
0,074
0,21
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
N
20
**
**
**
,527
,641
0,017
0,002
20
20
7|P a ge
C13b
Pearson Correlation
0,171
0,215
,485
*
0,005
0,273
,468
*
0,122
0,344
0,223
0,087
0,127
,466
,527
Sig. (2tailed)
0,472
0,363
0,03
0,984
0,243
0,038
0,607
0,137
0,344
0,716
0,593
0,038
0,017
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pearson Correlation
0,164
*
,496
**
,635
**
,614
**
**
*
,475
**
,644
**
,594
0,258
**
,654
**
,671
**
,641
*
,536
1
Sig. (2tailed)
0,489
0,026
0,003
0,004
0
0
0,034
0,002
0,006
0,271
0,002
0,001
0,002
0,015
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
N totalC
N
,723
,821
*
*
1
*
,536
0,015
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
8|P a ge
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total a.
% 175
100,0
0
,0
175
100,0
Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,802
32
Frequency Table Data Responden USIA
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
17-21
13
7,4
7,4
7,4
22-27
69
39,4
39,4
46,9
28-32
69
39,4
39,4
86,3
33-37
17
9,7
9,7
96,0
7
4,0
4,0
100,0
175
100,0
100,0
>38 Total
1|P a ge
PENDIDIKAN Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
SD/SMP
30
17,1
17,1
17,1
SMA
82
46,9
46,9
64,0
D1/D2/D3
24
13,7
13,7
77,7
S1
35
20,0
20,0
97,7
S2
4
2,3
2,3
100,0
175
100,0
100,0
Total
PEKERJAAN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
GURU
13
7,4
7,4
7,4
WIRASWASTA
35
20,0
20,0
27,4
pedagang
17
9,7
9,7
37,1
7
4,0
4,0
41,1
lainnya
103
58,9
58,9
100,0
Total
175
100,0
100,0
PNS
2|P a ge
PENDAPATAN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
< 1 juta
56
32,0
32,0
32,0
1,1-2,5 juta
61
34,9
34,9
66,9
2,6-5 juta
33
18,9
18,9
85,7
5,1-10 juta
21
12,0
12,0
97,7
> 10,1 juta
4
2,3
2,3
100,0
175
100,0
100,0
Total
ANAK
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
belum ada
19
10,9
10,9
10,9
1 anak
90
51,4
51,4
62,3
2 anak
47
26,9
26,9
89,1
3 anak
18
10,3
10,3
99,4
>4 anak
1
,6
,6
100,0
175
100,0
100,0
Total
Penempatan Dana Pada Instrument Keuangan tabungan Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
11
6,3
6,3
6,3
TS
46
26,3
26,3
32,6
N
53
30,3
30,3
62,9
S
52
29,7
29,7
92,6
SS
13
7,4
7,4
100,0
175
100,0
100,0
Total
3|P a ge
unit link
Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
6
3,4
3,4
3,4
TS
31
17,7
17,7
21,1
N
72
41,1
41,1
62,3
S
49
28,0
28,0
90,3
SS
17
9,7
9,7
100,0
175
100,0
100,0
Total
deposito
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
14
8,0
8,0
8,0
TS
55
31,4
31,4
39,4
N
61
34,9
34,9
74,3
S
33
18,9
18,9
93,1
SS
12
6,9
6,9
100,0
175
100,0
100,0
Total
reksadana
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
12
6,9
6,9
6,9
TS
71
40,6
40,6
47,4
N
70
40,0
40,0
87,4
S
17
9,7
9,7
97,1
5
2,9
2,9
100,0
175
100,0
100,0
SS Total
4|P a ge
obligasi Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
14
8,0
8,0
8,0
TS
75
42,9
42,9
50,9
N
77
44,0
44,0
94,9
S
8
4,6
4,6
99,4
SS
1
,6
,6
100,0
175
100,0
100,0
Total
saham Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
12
6,9
6,9
6,9
TS
64
36,6
36,6
43,4
N
72
41,1
41,1
84,6
S
16
9,1
9,1
93,7
SS
11
6,3
6,3
100,0
175
100,0
100,0
Total
tabungan pendidikan Cumulative Frequency
Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
6
3,4
3,4
3,4
TS
12
6,9
6,9
10,3
N
32
18,3
18,3
28,6
S
52
29,7
29,7
58,3
SS
73
41,7
41,7
100,0
175
100,0
100,0
Total
5|P a ge
asuransi pendidikan Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
7
4,0
4,0
4,0
TS
24
13,7
13,7
17,7
N
56
32,0
32,0
49,7
S
42
24,0
24,0
73,7
SS
46
26,3
26,3
100,0
175
100,0
100,0
Total
6|P a ge