Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK KELUARGA MUDA SURABAYA Sautma Ronni Basana Petra Christian University Email:
[email protected]
ABSTRAK Dalam masyarakat yang tumbuh dan semakin kompleks setiap hari yang berhadapan dengan tekanan-tekanan, baik dari karir di tempat kerja, keluarga, maupun lingkungan. Sementara itu situasi pasar modal dan pasar uangpun berubah setiap saat tergantung dengan regulasi, situasi ekonomi, perubahan pasar, maka munculah perencana keuangan atau sering disebut sebagai financial planner. Financial planner adalah sebuah profesi yang membantu memberikan solusi perencanaan, pemilihan, pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi nasabah, agar kebutuhan keuangan nasabah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kesadaran masyarakat yang khususnya keluarga muda dalam melakukan perencanaan keuangan terkait dengan dana darurat, asuransi jiwa, dan dana pensiun. Penelitian telah dilakukan dengan melibatkan 110 (seratus sepuluh) responden keluarga muda yang berada di Surabaya dengan masa pernikahan kurang dari tiga tahun. Dengan teknik Convenience Sampling, dimana peneliti berusaha memperoleh sampel dari elemen-elemen yang convenience, yaitu yang paling mudah dihubungi, dikenal, dan mau bekerja sama atau karena sampel yang dipilih adalah orang-orang yang mudah dihubungi dan mau memberikan keterangan sesuai kebutuhan peneliti maka data yang diperoleh dapat dianggap memadai. Hasil penelitin didapatkan bahwa 34 % masyarakat muda di Surabaya telah menyediakan dana darurat dan selebihnya 66 % tidak mengadakan dana darurat sehingga hal ini memberikan dampak bahwa belum banyak masyarakat sadar tentang dana darurat tersebut. Sedangkan untuk dana asuransi jiwa didapatkan bahwa 53 % responden tidak memiliki asuransi jiwa dan 47 % telah memiliki asuransi jiwa, di telaah lebih lanjut bahwa sudah sebagian besar masyarakat sadar tentang pentingnya asuransi jiwa. Dalam hal memepersiapkan dana pensiun, maka sebanyak 93 responden (85%) responden tidak mempersiapkan dana pensiun, hanya 16 responden (15 %) yang secara khusus mempersiapkan dana pensiun. Kata kunci: perencanaan keuangan, dana pensiun, dana darurat, dana asuransi jiwa. PENDAHULUAN Dalam masyarakat yang tumbuh dan semakin kompleks setiap harinya, yang dihadapkan dengan tekanan-tekanan, baik dari karir dan pekerjaan, keluarga, maupun lingkungan. Sementara itu situasi pasar modal dan pasar uang pun berubah setiap saat tergantung dengan regulasi, situasi ekonomi, perubahan pasar, maka munculah perencana keuangan atau sering disebut sebagai financial planner. Financial planner / perencana keuangan adalah sebuah profesi yang membantu memberikan solusi perencanaan, pemilihan, pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi nasabah, agar kebutuhan keuangan nasabah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang dapat tercapai.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Salah satu syarat utama sebelum kita membuat sebuah perencanaan keuangan adalah keberadaan tabungan darurat atau sering disebut dengan istilah emergency fund. Sesuai dengan namanya, dana darurat adalah suatu dana yang telah dialokasikan secara terpisah, untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sangat darurat. Perencanaan keuangan juga perlu memperhatikan kondisi resiko-resiko yang akan dihadapi sehingga perlu seseorang untuk mengikatkan diri kepada suatu badan asuransi. Asuransi jiwa adalah suatu kesepakatan/ kontrak pengalihan resiko atas kehilangan jiwa dalam bentuk ekonomi, yang kemudian resiko tersebut diambil alih oleh sebuah perusahaan asuransi jiwa, dimana perusahaan asuransi berjanji untuk membayar manfaat atas kematian orang yang diasuransikan/ tertanggung. Antisipasi risiko harus diperhitungkan karena kita sendiri tidak bisa memprediksikan, kapan musibah akan datang menimpa kita. Saat ini di Indonesia, proteksi dalam sebuah keluarga masih belum dilihat sebagai suatu kewajiban. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey, karena penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survey adalah individu. Data yang dikumpulkan merupakan data yang bersifat cross sectional yang diperoleh dari responden dalam merespon item-item yang berkaitan dengan konstruk-konstruk yang telah dibuatkan dalam bentuk kuisioner yang akan diisi oleh responden. Teknik sampling yang digunakan adalah secara convenience sampling (Cooper,2009), yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada responden yang mudah ditemui dan mau mengisi kuisioner tersebut. ANALISA DESKRIPTIF PENELITIAN Penelitian telah dilakukan dengan melibatkan 110 (seratus sepuluh) responden keluarga muda yang berada di Surabaya dengan masa pernikahan kurang dari tiga tahun. Dengan teknik Convenience Sampling, dimana peneliti berusaha memperoleh sampel dari elemen-elemen yang convenience, yaitu yang paling mudah dihubungi, dikenal, dan mau bekerja sama atau karena sampel yang dipilih adalah orang-orang yang mudah dihubungi dan mau memberikan keterangan sesuai kebutuhan peneliti maka data yang diperoleh dapat dianggap memadai, proses pengambilan sampel diambil pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009. Karakteristik Respoden Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data mengenai karakteristik respoden yang memberikan gambaran mengea identitasnya dan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Karakteristik responden yang dilihat dari lama responden bekerja seperti pada Gambar 1.
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-40-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Gambar 1 Lama Bekerja
Berdasarkan pada Gambar 1 diatas dapat terlihat bahwa mayoritas responden telah bekerja antara 0-5 tahun saja, hal ini wajar mengingat para responden setelah menyelesaikan studi pada pendidikannya akan segera mencari pekerjaan sebagai bagian dari proses mandiri dengan mencari nafkah serta mencari status sosial dengan bekerja baru dilanjutkan dengan menikah. Awal bekerja responden akan menentukan perkembangan tentang pengelolaan keuangan yang tepat dan menentukan pemakaian atau penggunaan produk-produk keuangan. Pada awal bekerja inilah merupakan potensi pasar yang baik untuk mengarahkan responden untuk memilih produk-produk keuangan yang memadai dan sesuai dengan kemampuan responden, berbeda dengan mereka yang telah lama bekerja karena sudah menentukan pilihan-pilihan pada produk keuangan tertentu. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat terlihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3 usia responden, terlihat sebagian besar berada di usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun, hal ini tidaklah mengherankan karena sesudah usai menempuh pendidikan ternyata mereka bekerja beberapa tahun, kemudian baru memasuki pernikahan. Data ini sesuai dan selaras dengan lama merkea bekerja. Pada usia 26-35 merupakan masa seseorang untuk mengenal perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Perencanaan keuangan umumnya dilakukan oleh mereka yang sudah mulai masuk pada kebutuhan-kebutuhan primer yang telah terpenuhi, dengan demikian responden yang berada pada umur tersebut akan melakukan pemikiran tentang perencanaan keuangan.
Gambar 2 Usia Responden
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-40-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat terlihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 2 usia responden, terlihat sebagian besar berada di usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun, hal ini tidaklah mengherankan karena sesudah usai menempuh pendidikan ternyata mereka bekerja beberapa tahun, kemudian baru memasuki pernikahan. Data ini sesuai dan selaras dengan lama mereka bekerja. Pada usia 26-35 merupakan masa seseorang untuk mengenal perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Perencanaan keuangan umumnya dilakukan oleh mereka yang sudah mulai masuk pada kebutuhan-kebutuhan primer yang telah terpenuhi, dengan demikian responden yang berada pada umur tersebut akan melakukan pemikiran tentang perencanaan keuangan.
Gambar 3 Usia Pasangan
Dari usia pasangan para responden terlihat yang paling besar pada usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun, disini terlihat bahwa responden tersebut sepertinya memilih pasangan yang tidak terlalu jauh jarak usianya dengan responden.
Gambar 4 Usia Pernikahan
Berdasarkan pada Gambar 4 mengenai usia pernikahan, terlihat bahwa rata-rata pernikahan berada diatas dua tahun sampai tiga tahun (batasan maksimal yang disyaratkan peneliti), adapun sebanyak 5 orang tidak menjawab usia pernikahnnya.
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-40-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Kondisi Perencanaan Keuangan Keluarga Total responden sebanyak 109 yang ditanyakan, ternyata sebanyak 72 (66%) responden tidak mempunyai perencanaan dana darurat, sedangkan sebanyak 37 (34%) sudah mempersiapkan dana darurat bagi keluarga. Kondisi ini memberikan informasi bahwa responden mungkin belum memahami tentang perencanaan keuangan khususnya pada dana-dana darurat dan fungsinya. Sedangkan untuk kepemilikan asuransi jiwa baik menggunakan term life, whole life, atau unit link, maka sebanyak 58 responden (53%) menjawab tidak memiliki satupun asuransi sementara 51 responden (47%) memiliki asuransi. Responden yang tidak memiliki asuransi disebabkan belum memikirkan asuransi jiwa karena umur masih relatif muda dan baru mngenal fungsi-fungsi asuransi dalam kehidupannya.
Dana Darurat
72 37
Ya
Tidak
Gambar 5 Dana Darurat
Karakteristik responden dilihat dari kepemilikan asuransi kesehatan ternyata 78 responden (72%) mengaku tidak memiliki sedangkan 31 responden (28%) mengaku memiliki asuransi kesehatan. Responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan masih berpikir bahwa asuransi tersebut belum terasa mendesak kebutuhannya.
Gambar 6. Asuransi Jiwa ( Term Life, Whole Life, Unit Link)
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-40-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil analisa deskripsi diatas maka dapat disimpulkan 34 % masyarakat muda di Surabaya telah menyediakan dana darurat dan selebihnya 66 % tidak mengadakan dana darurat sehingga hal ini memberikan dampak bahwa belum banyak masyarakat sadar tentang dana darurat tersebut. Sedangkan untuk dana asuransi jiwa didapatkan bahwa 53 % responden tidak memiliki asuransi jiwa dan 47 % telah memiliki asuransi jiwa, di telaah lebih lanjut bahwa sudah sebagian besar masyarakat sadar tentang pentingnya asuransi jiwa. Dalam hal memepersiapkan dana pensiun, maka sebanyak 93 responden (85%) responden tidak mempersiapkan dana pensiun, hanya 16 responden (15 %) yang secara khusus mempersiapkan dana pensiun. DAFTAR PUSTAKA Bank
Central Asia. Tabungan dan Deposito BCA.01 Desember
.
2005.
Bank Ekonomi. Tabungan dan Deposito Bank Ekonomi.01 Desember 2005. . Bank
Indonesia. Inflasi Indonesia 5 Tahun Terakhir, 2001-2005. .
Bank Indonesia. Suku Bunga Deposito Bank Swasta Indonesia 5 Tahun Terakhir, 20012005. Bank Mandiri. Tabungan dan Deposito Bank Mandiri. 01 Desember 2005. . Citibank. Reksa Dana Campuran .
dan
Saham.
19
November
2005.
Cooper, S, 2010, “Business Research methods” McGraw Hill International Tenth Edition. Dana
Reksa Seruni. Reksa Dana .
Pasar
Uang.
03
November
2005.
Koh. Benedict and Fong Wai Mun. Personal Financial Planning Singapore: Prentice Hall. 2003 Manulife Indonesia. Reksa Dana Campuran dan Saham. 20 November 2005. . Surat
Kabar Sinar Harapan. Asuransi Kesehatan 17 Juli .
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-40-6
2000.