PERAN KOORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : DWI ASTUTI NIM. 121 07 037
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan perbaiki, maka skripsi Saudari : Nama
: DWI ASTUTI
NIM
: 121 07 037
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PERAN KOORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) (Studi Tentang Upaya Strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang Tahun 2009)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 28 Januari 2010 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S. Ag., M. Si NIP. 19700529 200003 2 001
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI Saudari :Siti Susanti dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 036 yang berjudui Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di MTs Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggung Harjo Kabupaten Grobogan telah dimunaqosahkan dalam Sidang P anitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Sabtu, 13 Maret 2010 yang bertepatan dengan tanggal 27 rabiul awal 1430 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga,
20 Agustus 2009 28 Sya' ban 1430 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 198403 1 001
Penguji I
Penguji II
Dra.Siti Farikhah, M.Pd NIP : 19610623 198803 2 001
Prof.Dr.H.Budiharja, M.Ag NIP. 19541002 200003 2 001
Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dwi Astuti
NIM
: 121 07 037
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis
Dwi Astuti NIM 121 07 037
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Cita-cita harus selalu tumbuh dari kenyataan, mencari di luar itu kita pasti menemukan jalan buntu yang menyedihkan. Gunakanlah
strategi
untuk
menggapainya
agar
kita
mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Kedua orang tua saya, Bapak Jupri , Ibu Samirah dan satu-satunya saudaraku beserta keluarga (orang yang paling kusayangi dan kucintai) Kedua Mbah Putri (orang yang kusayangi) Om Rofiq, adik dari Ibu yang sabar memberikan petuah-petuah (terima kasih yang tak terkira atas semuanya yang diberikan kepadaku) Mas Amin, calon pendamping hidupku (terima kasih motivasinya) Bapak Qoiman, saudara yang sudah saya anggap sebagai bagian dari keluarga sendiri (terima kasih atas doa dan motivasinya) Sahabat-sahabati terbaikku, Hima, Santi, Anis, Aisyah, Mine, Farida, Mir’ah, pkDhe Samsodin,Dhanang. Teman-teman seperjuangan PAI Transfer’07 Teman-teman KKN 2009 “Tonoboyo” tersayang
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi Allah semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam Nabi Muhammad SAW, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan yang benar dengan perantara agama Islam. Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Ibu Hj. Maslikhah, M. Si selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak Fatchurrahman, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Asnawi dan Bapak Asrofie selaku KKSK di tingkat Kecamatan Banyubiru yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian KKSK di Kecamatan Banyubiru.
5. Kedua orang tuaku, Mbah Putri, adikku serta semua familiku yang telah memberikan doa serta motivasinya, baik moral maupun material. 6. Sahabat-sabahat angkatan 2007 transfer terutama PAI B serta lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang selalu mengisi hari-hari penuh keceriaan dan semangat. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini. Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga skripsi ini memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam.
Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis
Dwi Astuti NIM. 121 07 037
ABSTRAK
Astuti, Dwi. 2009. Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam Meningkatkan mutu Pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Maslikhah, M.Si. Kata Kunci : Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan Penelitian ini merupakan upaya strategis untuk KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?, (2) bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?, dan (3) bagaimana upaya strategis KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif analisis yang bersifat natural setting dengan rancangan studi yang sumber datanya berasal dari manusia (human instrumen). Metode pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah metode interview, metode observasi, metode dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data peneliti menggunakan metode analisa sebagai berikut : deduktif, induktif, reduksi data, dan sintesis. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peran KKSK sangat dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Sedangkan jawaban dari pertanyaan di atas yang sesuai dari hasil penelitian di lapangan adalah sebagai berikut: (1) Persepsi dari KKSK tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan enam faktor pendidikan tersebut, (2) Peran KKSK mengenai faktor-faktor mutu dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah berperan aktif dengan mengajak kerja sama antara pihak terkait pendidikan di Kecamatan Banyubiru, mengembangkan sarana prasarana dan fisik sekolah penunjang proses belajar mengajar, dan (3) Upaya strategis KKSK mengenai faktor-faktor mutu adalah untuk peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Pemerintah Kecamatan, mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program penyelenggaraan dan keluaran dalam pendidikan, dan masih ada banyak lagi yang nantinya akan dipaparkan pada bab selanjutnya.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................
i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ................................................................
6
E. Penegasan Istilah ..................................................................
6
F. Metode Penelitian .................................................................
7
1. Jenis Penelitian ...............................................................
11
2. Lokasi Penelitian ...........................................................
11
BAB II
3. Subjek Penelitian ............................................................
12
4. Metode Pengumpulan Data .............................................
12
5. Instrumen Penelitian .......................................................
13
6. Teknik Analisis Data.......................................................
14
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
11
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori .....................................................................
13
1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)……...
18
a. Pengertian KKSK......................................................
18
b. Landasan KKSK .......................................................
19
c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan Pengurus KKSK ........................................................
19
d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan Operasional ...............................................................
21
e. Indikator Kinerja Koordinator Komite Sekolah Kecamatan ...............................................................
28
f. Wawasan Kependidikan Bagi KKSK ........................
35
2. Mutu Pendidikan.............................................................
47
a. Mutu .........................................................................
47
1) Pengertian Mutu ..................................................
47
2) Manfaat Mutu......................................................
49
3) Pesan Mutu .........................................................
49
4) Karakteristik Mutu ..............................................
50
BAB III
5) Hierarki Mutu......................................................
52
b. Pendidikan ................................................................
52
1) Pengertian pendidikan .........................................
52
2) Tujuan Pendidikan...............................................
53
3) Ruang Lingkup Pendidikan .................................
54
4) Fungsi Pendidikan ...............................................
55
c. Mutu Pendidikan .......................................................
55
1) Komite Pengarah Mutu Pendidikan .....................
56
2) Faktor-faktor Mutu Pendidikan ............................
58
B. Telaah Pustaka......................................................................
58
1. Wiwik Setyawati.............................................................
59
2. Umayah ..........................................................................
61
PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data ........................................................................
63
1. Letak lokasi KKSK .........................................................
63
2. Latar Belakang KKSK ....................................................
63
3. Sarana dan Prasarana KKSK ...........................................
64
4. Struktur Organisasi KKSK ..............................................
65
B. Temuan Penelitian ................................................................
67
1. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru .....................................................
67
2. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru ........................................
71
3. Upaya Strategis KKSK untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru .................. BAB IV
73
PEMBAHASAN A. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru...........................................................
77
B. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Kecamatan Banyubiru........................................................... C. Upaya
Strategis
KKSK
untuk
Meningkatkan
Mutu
Pendidikan di Kecamatan Banyubiru .................................... BAB V
82
86
PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
92
B. Saran-saran ...........................................................................
94
C. Penutup ................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 01
Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan ke Dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah .
24
Tabel 02
Indikator Kinerja KKSK ........................................................
30
Tabel 03
SDM dan Fasilitas Organisasi Koordinator Komite Sekolah
Tabel 04
Kecamatan .............................................................................
32
Fasilitas Oganisasi KKSK ......................................................
34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01
Hierarki mutu .......................................................................
52
Gambar 02
Struktur Organisasi KKSK th 2008/2009 ........................
66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 02
Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 03
Surat Keterangan KKSK
Lampiran 04
Kisi-Kisi Wawancara
Lampiran 05
Pedoman Wawancara
Lampiran 06
Catatan Lapangan
Lampiran 07
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 08
Laporan SKK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai mahluk sosial. Manusia tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sebab di samping sebagai mahluk individu sekaligus juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu mengadakan interaksi sosial, saling mempengaruhi, saling kerja sama, dengan demikian interaksi sosial menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat. Di atas telah dikemukakan bahwa pada diri manusia terdapat kecenderungan untuk berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Kecenderungan itu merupakan perwujudan dari hakikat sosialitas manusia. Suatu kelompok masyarakat pada umumnya mengandalkan kelangsungan hidup mereka itu malalui pendidikan. Bagi masyarakat, pendidikan merupakan wahana untuk membentuk warga negara seperti yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara dimana masyarakat itu berada. Wahana untuk membentuk warga negara seperti yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara, maka pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah, komite sekolah , KKSK dan masyarakat serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Pembinaan dan pengembangan dalam meningkatkan mutu pendidikan maka memerlukan adanya hubungan dan kerjasama yang
erat dan serasi antara keluarga, masyarakat, pendidik, komite sekolah dan pemerintah. Guna menjamin hubungan yang erat dan serasi antara orang tua dengan warga sekolah serta masyarakat perlu dibentuk organisasi komite sekolah. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan baik pada pendidikan di dalam jalur pendidikan di sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah ( Suminto, 2007 : 4). Sekarang ini pendidikan berada di bawah tekanan hebat untuk melakukan perubahan. Upaya-upaya perubahan dalam pendidikan itu hanya melahirkan sedikit keberhasilan karena mereka hanya memiliki pandangan sempit tentang pendidikan. Mutu, pada sisi lain memandang pendidikan sebagai sebuah sisitem total, yang dibentuk sejumlah komponen internal maupun eksternal. Hanya dengan memperbaiki keseluruhan sistem pendidikan maka para professional pendidik dan KKSK dapat membuat perbaikan mutu pendidikan seperti yang di minta masyarakat. Bila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu adanya peran dari KKSK yang terlibat di dalamnya. Salah satu peran dari KKSK adalah sebagai mediator yang fungsinya yaitu melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan,
organisasi),
pemerintah
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
kecamatan
berkenan
dengan
dapat membantu para siswa mengembangkan ketrampilan yang akan mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Maka dari itu perlu adanya kerja sama yang baik. Dengan kenyataan yang ada ternyata KKSK belum bisa sepenuhnya meningkatkan pendidikan di Kec.Banyubiru, Kab. Semarang. Karena kurang adanya kerja sama antara komite sekolah, KKSK, Dewan sekolah dan pengajar yang lainnya. Begitu juga dengan wali murid, masyarakat yang seharusnya bisa menjalin kerja sama yang erat, sehingga akan memberikan peningkatan mutu pendidikan yang baik. Dalam meningkatkan pendidikan mutu pendidikan peran KKSK belum dapat sepenuhnya memberikan dukungan. Sesuai dengan hasil survai masih ada salah satu diantara beberapa bangunan sekolah yang berada di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang harus ada sebagian yang perlu direnovasi. Karena itu KKSK beserta yang memiliki peran di dalamnya harus saling bekerja sama dalam memecahkan permasalahan tersebut. Berkaitan dengan permasalahan yang ada, peran KKSK sangat diperlukan, sebab mutu pendidikan tidak akan sepenuhnya berhasil tanpa adanya partisipasi dan peran dari KKSK itu sendiri. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar kompetensi pendidikan, yaitu melalui consensus nasional antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat. Sebagai
tambahan,
masyarakat
dan
dunia
pendidikan
mesti
mengeliminasi fokus jangka-pendeknya. Salah satu ciri dunia modern adalah
terjadinya perubahan konstan. Perubahan merupakan hal penting. Manajemen mutu dapat membantu sekolah menyesuaikan diri dengan perubahan dengan cara yang positif dan konstruktif. Penyelesaian yang cepat tidak akan memecahkan persoalan pendidikan masa kini. Penyelesaian masalah secara cepat sudah pernah dilakukan, dan terbukti gagal. oleh sebab itu diperlukan dedikasi, fokus dan keajegan tujuan dalam memperbaiki mutu pendidikan. Untuk mencapai lingkungan pendidikan yang bermutu, semua stakeholder pendidikan mesti memiliki komitmen pada proses transformasi. Transformasi menuju pendidikan bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap
mutu oleh dewan sekolah,
administrator, staf, siswa, guru, dan komunitas. Prosesnya diawali dengan pengembangan visi dan misi mutu untuk wilayah dan setiap sekolah serta departemen dalam wilayah tersebut. Visi difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kostumer mendorong keterlibatan total komunitas dalam program, mengembangkan sistem pengukuran nilai tambah pendidikan, menunjang sistem yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta perbaikan berkelanjut dengan selalu berupaya keras membuat produk pendidikan menjadi lebih baik. Perbaikan sekolah dan proses mutu, sama-sama berupaya untuk mengidentifikasi praktik terbaik. Praktik terbaik digunakan sebagai standar yang digunakan untuk mengukur semua perbaikan. Model mencari kesejajaran praktik organisasional dengan hasil prestasi yang diharapkan dan misi sekolah. Perbaikan kelanjutan merupakan komponen pokok model. Begitu staf akrab
dengan
mutu
dan
proses
perbaikan
sekolah
maka
mereka
akan
mengidentifikasi setiap proses pendidikan. Proses mutu memperkaya perbaikan pendidikan dengan memberikan pada profesional pendidikan perangkat dan teknik yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang dibutuhkan. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis melakukan penelitian di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang dengan judul : PERAN KOORDINATOR KOMITE
SEKOLAH
KECAMATAN
(KKSK)
DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana persepsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang? 2. Bagaimana peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang? 3. Bagaimana upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?
C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran kongkrit serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yakni untuk mengetahui: 1. Persepsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan tentang meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. 2. Peran yang dilakukan Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. 3. Upaya strategis yang dilakukan KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1. Teoritis a. Secara teoritis diharapkan dapat menyumbang wacana baru bagi KKSK mengenai bagaimana perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. b. Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidoikan pada umumnya seperti stakeholder yang berkaitan dengan pendidikan, dan untuk sekolah di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.
2. Praktis a. Manfaat bagi KKSK Sebagai masukan agar lebih memberikan peranan yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya. b. Manfaat bagi Guru Para guru sebagai masukan untuk memberikan motivasi bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. c. Manfaat bagi Sekolah Dengan adanya peranan KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga sekolah menjadi lebih baik kualitasnya dan diharapkan dapat mempererat hubungan antara guru dengan komite sekolah itu sendiri. d. Manfaat bagi peneliti Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan atau dasar pijakan penelitian lebih lanjut dan sebagai pembanding untuk penelitian lain.
E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan pemahaman yang berbeda dalam judul maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang sekaligus sebagai batasan penelitian. Adapun batasan – batasan yang perlu dijelaskan adalah :
1. Peran dan Upaya Strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) a. Pengertian Peran Pengertian dari peran disini adalah pemain perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat (Fajri, 2005 : 641)]. Yang berperan disini adalah KKSK. b. Pengertian Upaya Strategis Upaya srategis merupakan rangkaian dari 2 kata, namun kedua kata tersebut bila diartikan menimbulkan 2 pengertian yang berbeda. Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu ( Fajri, 2005: 852). Strategis adalah langkah-langkah (Fajri,2005: 774). Menurut penulis yang dimaksud dengan upaya srategis disini adalah bagaimana usaha KKSK dalam menggunakan langkah-langkah melalui pemikirannya untuk meningkatkan mutu pendidikan
di
kecamatan Banyubiru c. Pengertian KKSK Koordinator Komite Sekolah Kecamatan merupakan rangkaian dari 4 kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Koordinator adalah orang yang melakukan koordinasi (proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orangorang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksudmaksud yang telah ditetapkan ( Sutisna, 1987 : 199). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Abidin, 2007 : 4). Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah kabupaten yang membawahi beberapa kelurahan. Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan. 2. Meningkatkan Mutu Pendidikan a. Pengertian Meningkatkan Meningkatkan
adalah
menginjak
menaikkan
(Alwi, 2007 : 1198). Yang dimaksud disini adalah KKSK meningkatkan mutu pendidikan di daerah Kecamatan Banyubiru. b. Pengertian Mutu Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada dari beberapa sisi ( Danim, 2006
: 53). Pertama, kondisi baik atau
tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya
kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita cita. c. Pengertian Pendidikan Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan (Suwano, 2006 : 19). Sedangkan pelayanan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogis. Pendidikan
adalah
usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2007 : 3). Dengan kata lain, pendidikan adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan. F. Metode Penelitian Metode penelitian mengandung makna yang lebih luas yaitu mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian. Peranan metode
penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk
bagaimana
penelitian
itu
dilaksanakan
(Ibrahim,
1989 : 16) Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode antara lain : 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, bersifat deskriptif analisis. Istilah penelitian kualitatif, kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temaunnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk lainnya ( Corbin, 2007 : 4). Penelitian kualitatif deskriptif ini bersifat “natural setting” maka sumber datanya berasal dari manusia (human instrumen). 2. Lokasi Penelitian Penelitain ini dilaksanakan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Penelitian ini diagendakan memakan waktu 6 (enam) bulan yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan. 3. Subyek Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Arikunto, 1989 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah 9 orang, terdiri dari pengurus KKSK di Kec. Banyubiru dan anggotanya.
b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1989 : 117). Mengingat banyaknya populasi yang ada, maka dalam menentukan pengambilan sampelnya berdasarkan teori yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Sebaliknya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil 0%-15%, 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1989 : 118).
Berdasarkan
teori tersebut peneliti
mengambil sampel semuanya dari populasi. Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian populasi. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Interview Metode
interview
adalah
metode
yang
mencoba
mendapatkaan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan cara bertatap muka (Koentjaraningrat, 1989 : 126). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang persepsi, peran, dan strategi dari KKSK dan data dari sekolah Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Adapun pelaksanaannya dengan bebas terpimpin, karena akan memberikan
yang akan memberikan
kebebasan kepada pihak yang diteliti dalam memberikan jawaban, sehingga akan memperoleh jawaban yang lebih mendalam dan jelas. Pada pihak peneliti dapat mengarahkan secara langsung pada pokok persoalan sebenarnya.
b. Metode Observasi Observasi yaitu pencatatan atau pengamatan secara sistematis terhadap fenomena yang akan diteliti (Hadi, 1981 : 70). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. c. Metode Dokumentasi Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berasal dari arsip dan dokumen yang ada di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Mengenai biografi, struktur organisasi, rencana kerja maupun dokumen atau arsip yang dimiliki KKSK sebagi lokasi dan obyek penelitian. Untuk melihat tentang SDM, fasilitas organisasi, dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkaan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. 5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi dokumen penelitian adalah peneliti sendiri, sebab ini adalah penelitian kualitatif sehingga harus terjun langsung ke lapangan sehingga bisa mengetahui situasi yang terjadi
dan instrumen penelitian memuat tentang persepsi, peran, dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Benyubiru, Kab. Semarang.
6. Teknik Analisis Data Menurut Patton (1980), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisirkannya. Ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Hasan, 2006 : 29). Untuk lebih memahami obyek penelitian ini, maka penulis memilih metode analisa sebagai berikut : a. Deduktif Deduktif adalah proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenal suatu fenomena (teori) dan merealisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan (prediksi) ( Anwar, 2007 ; 40). Pendekatan deduktif adalah berfikir dari suatu keadaan yang abstrak kepada yang konkrit. Dengan kata lain deduktif adalah kaidah umum dengan kesimpulan khusus. Penerapan pendekatan deduktif dimaksud dalam penelitian ini yaitu membantu untuk menyimpulkan hal-hal yang bersifat umum menjadi khusus atau konkrit dalam penelitan ini untuk mengumpulkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan antara lain tentang data persepsi KKSK, bagaimana peran KKSK, dan bagaimana upaya strategisnya.
b. Induktif Induktif ialah proses logika yang berangkat dari data empirik, lewat observasi menuju kepada suatu teori (Anwar, 2007: 40). Adapun penerapan pendekatan induktif dalam penelitian ini digunakan untuk mengorganisasikan faktor-faktor dan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada KKSK di Kecamatan Banyubiru tahun 2009 yang mengenai kondisi lingkungan KKSK, dan data-data yang dimiliki oleh KKSK. c. Reduksi data Reduksi data ialah data yang diperoleh dalam lapangan ditulis atau diketik dalam bentuk urutan atau laporan yang terperinci (Nasution, 2003 : 129). Penyajian data dilakukan untuk pemahaman informasi yang terkumpul, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Pada
mulanya data
yang
diperoleh dikumpulkan dan
diindentifikasi secara serderhana yang sesuai data yang diperoleh kondisi lingkungan KKSK, persepsi, peran, dan upaya strategis KKSK mengenai faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, kemudian data-data tersebut disusun secara terperinci dalam bentuk laporan atau uraian. d. Sintesis
Sintesis yaitu suatu penanganan suatu obyek tertentu dengan cara mengabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang lain, sehingga menghasilkan suatu pengertian yang baru. Dengan demikian analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif dan kritik. Penerapan sintesis dalam penelitian ini adalah menggabungkan pengetahuan-pengetahun yang berkaitan dengan pokok permasalahan yakni mengenai tentang data persepsi KKSK, bagaimana peran KKSK, dan bagaimana upaya strategisnya. Kemudian data-data tersebut telah disusun secara sistematis. Kemudian data-data tersebut digabungkan dengan pengetahuan-pengatuhan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.
G. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II
Kajian Pustaka A. Landasan Teori Pada bab landasan teori ini ada 2 sub pokok bahasan, yaitu: 1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK), Yang meliputi, Pengertian KKSK, landasan teori, acuan operasional pembentukan, dan pemilihan pengurus KKSK,
penjabaran peran dan fungsi KKSK dalam kegiatan operasional, indikator kinerja KKSK dan instrumen evaluasi
diri
untuk
menilai
kinerjanya,
wawasan
kependidikan bagi KKSK, kinerja KKSK terhadap peningkatan mutu pendidikan. 2. Mutu Pendidikan yang memuat, pengertian mutu, manfaat mutu,
pesan
mutu,
karakteristik
mutu,
hierarki
mutu.pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, ruang lingkup pendidikan, fungsi pendidikan, komite pengarah mutu pendidikan, faktor-faktor mutu pendidikan. B. Telaah Pustaka BAB III
Paparan Data dan Temuan Penelitian Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang letak KKSK, latar belakang KKSK, sarana dan prasarana, struktur organisasi KKSK di Kecamatan Banyubiru, bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru, Kab. Semarang, bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang, bagaimana upaya srategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten. Semarang.
BAB IV
Pembahasan Dalam bab ini akan memaparkan tentang hasil penelitian dan analisis yang memuat tentang,
persepsi Koordinator Komite
Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. BAB V
Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang memuat persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, upaya strategis KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru dan saran-saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) a. Pengertian KKSK Koordinator Komite Sekolah Kecamatan merupakan rangkaian dari 4 kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Koordinator adalah orang yang melakukan koordinasi (proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orangorang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksudmaksud yang telah ditetapkan (Oteng Sutisna, 1987 : 199). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Zainal , 2007 : 4). Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah
kabupaten
yang
membawahi
beberapa
kelurahan. Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan.
b. Landasan KKSK
19
Acuan operasional, indikator kinerja, peningkatan wawasan kependidikan bagi KKSK di Kabupaten Semarang ini disusun berdasarkan: 1) UU nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah 2) UU nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional 3) UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional 4) PP nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan daerah provinsi sebagai daerah otonom 5) Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan komite sekolah 6) Keputusan menteri dalam negeri nomor 13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan Pengurus KKSK 1) Prinsip Pembentukan Pengurus KKSK KKSK dibentuk berdasarkan prinsip demokrasi, transparan dan akuntabel, serta menjadi mitra kerja UPTD Pendidikan Kecamatan (Susishadi, 2007 : 9). Demokrasi berarti bahwa proses pembentukan KKSK dilakukan dengan melibatkan seluruh pengurus komite sekolah di lingkungan kecamatan baik secara musyawarah mufakat maupun melalui pemungutan suara.
Transparan berarti pembentukan KKSK dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh pengurus komite sekolah di lingkungan kecamatan mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, sosialisasi oleh panitia persiapan, penentuan kriteria calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, sampai penyampaian hasil pemilihan kepada masyarakat. Akuntabel berarti pembentukan komite sekolah yang dilakukan oleh panitia persiapan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat baik secara substansi maupun finansial. Menjadi mitra kerja UPTD pendidikan kecamatan berarti KKSK dan UPTD pendidikan kecamatan memiliki kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama. 2) Mekanisme pembentukan pengurus KKSK (Susishadi, 2007 : 9). a) KKSK dibentuk atas inisiatif Dewan Pendidikan (DP) bekerjasama dengan UPTD pendidikan kecamatan. b) Pengurus KKSK dipilih dari dan oleh pengurus komite sekolah c) Pengurus KKSK terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksiseksi yang dipandang perlu sesuai kebutuhan, dengan jumlah personal ganjil. d) Pengurus KKSK yang terbentuk disahkan oleh Dewan Pendidikan (DP).
e) Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, KKSK mengacu pada AD/ART DP d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan Operasional Pada setiap kecamatan di Kabupaten Semarang terdapat banyak satuan pendidikan. Pada setiap kecamatan minimal ada satuan pendidikan mulai dari jenjang TK/RA/BA sampai SMP/MTs baik negeri maupun swasta. Bahkan di banyak kecamatan telah berdiri pula jenjang pendidikan SMA/MA/SMK. Antara komite sekolah yang satu dengan lainnya perlu adanya koordinasi dan komunikasi dalam rangka mendapatkan informasi, wawasan, pengalaman, kerjasama, dan motivasi sehingga bisa melaksanakan tugas secara maksimal. Kepmendiknas No. 044/U/2002 hanya mencantumkan peran dan fungsi komite sekolah (Susishadi, 2007
: 9). Untuk efisiensi
dalam operasionalnya, DP perlu wadah ditingkat kecamatan yang bisa membantu dalam mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan komite sekolah di wilayah kecamatan. Pada Anggaran Rumah Tangga Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang Bab III pasal 18 disebutkan bahwa untuk koordinasi dewan dengan komite sekolah di masingmasing kecamatan se Kabupaten Semarang perlu dibentuk Koordinator Komite Sekolah Kecamatan. Supaya Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) mampu berperan dan berfungsi secara maksimal perlu adanya perumusan tujuan, peran, dan fungsinya, bahkan sampai pada rumusan penjabaran secara operasional.
Adapun Tujuan dari Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)
yang
berdasarkan
asas
manfaat,
efektivitas
serta
pertimbangan-pertimbangan geografis, demografis, sosial dan budaya di Kabupaten Semarang dapat di rumuskan tujuan dibentuknya KKSK untuk membentuk Dewan Pendidikan (DP) dalam : 1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa komite sekolah dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan. 2) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi antar komite sekolah dengan Dewan Pendidikan.
3) Melaksanakan peran pengawasan penyelenggaraan
pendidikan. 4) Menciptakan suasana dan kondisi penyelenggara dan pelayanan pendidikan yang transparan, akuntabel, dan demokratis di kecamatan. 5) Pelaksanaan koordinasi antara DP dengan UPTD pendidikan kecamatan. 1) Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) Yang dimaksud peran disini adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang
memegang
pimpinan
yang
utama
(W.J.S.
Poerwadarminta,1976:870). Menurut teori dari Horton dan Hunt pengertian peran adalah perilaku yanng diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Seperti halnya peran KKSK disini adalah sebagai koordinator dan ketua komite sekolah se Kecamatan Banyubiru. Untuk mencapai tujuan dibentuk KKSK, perlu adanya rumusan yang tegas peran dan fungsi KKSK yang kemudian harus
dilaksanakan secara maksimal melalui berbagai kebijakan, program, dan kegiatan operasional yang kreatif dan inovatif dengan arahan Dewan Pendidikan. Adapun peran yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh KKSK secara maksimal adalah : a) Memberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat kecamatan. b) Pendukung (supporting agency) baik berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat kecamatan. c) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di tingkat kecamatan. d) Mediator (mediatory agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di tingkat kecamatan. 2) Fungsi koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) a) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah kecamatan. b) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. c) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
d) Melakukan
kerjasama
organisasi),
pemerintah
dengan
masyarakat
kecmaatan
(perorangan,
berkenaan
dengan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. e) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat Untuk menjalankan perannya, KKSK memiliki fungsi yang pada hakekatnya merupakan penjabaran secara operasional dari perannya. Penjabaran peran KKSK ke dalam fungsinya, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini (Susishadi, 2007 : 9) : Tabel 1 Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) ke dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah No Peran KS
Fungsi KKSK
1.
1.1 Memberi masukan, 1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi
Pemberi
Kegiatan Operasional KKSK
Pertimbangan
pertimbangan,
dan
sosial ekonomi keluarga peserta
(advisory)
rekomendasi kepada
didik
pemerintah
pendidikan dalam masyarakat
dan
kecamatan mengenai 1.1.2 Menganalisis : 1) Kebijakan
dan
sumber
hasil
bahan
masukan,
pertimbangan,
rekomendasi
pendidikan
pendidikan kecamatan
2) Kriteria
pendataan
sebagai
program
pemberian
kepada
kinerja 1.1.3 Menyampaikan
daya
dan UPTD
masukan,
kecamatan
pertimbangan dan rekomendasi
dalam
secara tertulis kepada kepala
bidang
pendidikan
UPTD
pendidikan
kecamatan
No Peran KS
Fungsi KKSK 3) Kriteria
Kegiatan Operasional KKSK tenaga
dengan tembusan kepada Dinas
kependidikan
Pendidikan
4) Kriteria fasilitas
Pendidikan.
pendidikan, dan 5) Hal-hal terkait
yang dengan
pendidikan
dan
1.1.4 Memberikan
Dewan
pertimbangan
kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan
dalam
pengembangan
rangka kurikulum
muatan lokal 1.1.5 Memberikan
pertimbangan
kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan untuk meningkatkan proses
pembelajaran
dan
pengajaran yang menyenangkan (PAKEM) 1.1.6 Memberikan
masukan
pertimbangan kepada
dan sekolah
dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah 1.1.7 Memberikan
masukan
pertimbangan UPTD
kepada
pendidikan
dan kepala
kecamatan
tentang pelaksanaan manajemen pendidikan keuangan,
(ketenagaan, fasilitas
dan
data
pendidikan) 2.
Pendukung (supporting)
2.1 Mendorong orang 2.1.1 Mengadakan
rapat
atau
tua dan masyarakat
pertemuan secara berkala dan
untuk berpartisipasi
insidental dengan stakeholder
No Peran KS
Fungsi KKSK
Kegiatan Operasional KKSK
dalam pendidikan
pendidikan di kecamatan. 2.1.2 Mendorong
peran
serta
masyarakat dan dunia industri untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bermutu di kecamatan. 2.1.3 Memotivasi
masyarakat
kalangan menengah ke atas untuk
meningkatkan
komitmennya
bagi
upaya
peningkatan mutu pendidikan di sekolah 2.2 Mendorong
orang 2.2.1 Mendorong
peran
serta
tua dan masyarakat
masyarakat dan dunia usaha dan
untuk berpartisipasi
dunia industri dalam penyediaan
dalam pendidikan
sarana dan prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu 2.2.2 Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan,
misalnya
pelaksanaan jam wajib belajar masyarakat 3.
Pengontrol (controlling)
3.1 Melakukan evaluasi 3.1.1 Mengadakan rapat koordinasi dan
pengawasan
dengan komite sekolah
terhadap
kebijakan 3.1.2 Sering mengadakan kunjungan
program
atau silaturahmi ke sekolah di
penyelenggaraan
daerah kecamatan
No Peran KS
Fungsi KKSK dan
Kegiatan Operasional KKSK keluaran 3.1.3 Meminta
pendidikan
penjelasan
kepala
UPTD
kepada
pendidikan
kecamatan tentang hasil belajar siswa 3.1.4 Bekerjasama pendidikan
dengan
UPTD
kecamatan
untuk
mengadakan evaluasi terhadap kebijakan
pendidikan
di
kecamatan 4.
Mediator
4.1 Melakukan kerjasama
4.1.1 Membina dengan
hubungan
kerjasama
yang
harmonis
masyarakat
dengan
(perorangan,
pendidikan, khususnya dengan
organisasi),
Dunia Usaha dan Dunia Industri
pemerintah
(DUDI) di kecamatan
kecmaatan berkenaan
seluruh
dan
stakeholder
4.1.2 Mengadakan penjajagan tentang dengan
kemungkinan
untuk
dapat
penyelenggaraan
mengadakan
kerjasama
atau
pendidikan
Memory
yang
bermutu
of
Understanding
(MOU) dengan lembaga lain untuk memajukan pendidikan di kecamatan.
4.2 Menampung
dan 4.2.1 Menyebarkan kuesioner untuk
menganalisis
memperoleh masukan,
saran,
aspirasi,
ide,
dan ide kreatif dari stakeholder
tuntutan
dan
pendidikan di kecamatan
berbagai kebutuhan 4.2.2 Menyampaikan laporan kepada pendidikan
yang
sekolah secara tertulis, tentang
diajukan
oleh
hasil pengamatannya terhadap
No Peran KS
Fungsi KKSK masyarakat
Kegiatan Operasional KKSK perkembangan
pendidikan di
kecamatan e. Indikator Kinerja Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) dan Instrumen Evaluasi Disi (Self Assement) untuk Menilai Kinerjanya. Penulis akan memberikan beberapa paparan indikator sebagai berikut : 1) Kaitan antara peran dan fungsi KKSK dengan kegiatan operasionalnya a) Peran dan fungsi KKSK sebagaimana telah dijelaskan dalam sub sebelumnya merupakan sumber rujukan utama untuk menentukan kegiatan operasional KKSK. b) Keterlaksanaan, keberhasilan kegiatan operasional KKSK. Ketersediaan fasilitas organisasi diukur dengan indikator kinerja yang menggunakan kriteria tertentu c) Dengan kata lain, jika KKSK telah melaksanakan semua kegiatan operasional dengan sempurna, melengkapi dan mendayagunakan fasilitas organisasinya secara rutin dan optimal, maka KKSK dapat dinilai telah memiliki kinerja yang tinggi dan demikian pula sebaliknya.
2) Ukuran dan kriteria penentuan keberhasilan KKSK Pada kenyataannya,
keberhasilan dalam pelaksanaan
kegiatan operasional KKSK bervariasi mulai dari peringkat yang paling rendah sampai dengan peringkat yang tinggi. Ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional KKSK diklasifikasikan seperti halnya ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional komite sekolah, yaitu : a) Sangat berhasil (A) b) Berhasil (B) c) Kurang berhasil (C), dan d) Tidak berhasil (D). Demikian juga kriteria keberhasilan kinerja KKSK dan keberhasilan SDM dan fasilitas organisasi KKSK sama dengan kriteria yang ditetapkan untuk komite sekolah seperti tersebut di atas. 3) Instrumen Evaluasi diri (self asessment) kinerja KKSK Dalam pengukuran kegiatan operasional KKSK bisa dengan memberi tanda checking () pada kolom A, B, C, atau D dengan ketentuan sebagai berikut (Susis Hadi, 2007 : 9) : Sangat berhasil (A) (1) Kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan secara optimal (3) Hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
Berhasil (B) (1) Kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan secara optimal (3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Cukup Berhasil (C) (1) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal (3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tidak Berhasil (D) (1) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal (3) Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tabel 2 Tentang Indikator Kinerja KKSK Kinerja KKSK
Kegiatan Operasional KKSK
A
1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat sekecamatan 1.1.2 Menganalisis pemberian
hasil
pendataan
masukan,
sebagai
bahan
pertimbangan,
atau
rekomendasi kepada kepala UPTD Pendidikan Kecamatan, dan sebagainya 2.1.1
Mengadakan rapat atau pertemuan secara berskala dan
insidental
dengan
komite
sekolah
dan
B
C
D
Kinerja KKSK
Kegiatan Operasional KKSK
A
B
C
D
stakeholder pendidikan di kecamatan 2.1.2
Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan
dunia
industri
untuk
mendukung
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu di kecamatan dan sebagainya. 3.1.1
Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah
3.1.2
Sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah di kecamatan dan sebagainya
4.1.1
Membina hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya dengan DUDI di kecamatan
4.1.2
Mengadakan
penjagaan
tentang
kemungkinan
untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan pendidikan di kecamatan dan sebagainya Jumlah skor Penilaian dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai =
Σ𝑆𝑅 ΣSI
× 100
Keterangan : SR : Skor riil SI : Skor ideal Keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional Koordinator Komite Sekolah Kecamatan saudara termasuk kategori (a) Sangat berhasil
(A) jika nilai antara 90 – 100
(b) Berhasil
(B) jika nilai antara 70 – 89
(c) Kurang berhasil
(C) jika nilai antara 50 – 69
(d) Tidak berhasil
(D) jika nilai antara 0 – 49
4) SDM dan fasilitas organisasi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional tersebut di atas, KKSK memerlukan dukungan fasilitas organisasi yang memadai. Aspek dan jenis fasilitas organisasi KKSK tidak jauh berbeda dengan Dewan Pendidikan. Fasilitas tersebut terdiri dari aspek sumber daya manusia, prasarana fisik kantor, administrasi, keuangan dan data sebagaimana tabel 3 : Tabel 3 SDM dan Fasilitas Organisasi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan No
Aspek
Fasilitas Organisasi KKSK
1
SDM
1.1 Pengurus dan anggota KKSK
2
Prasarana fisik kantor
2.1 Ruang kantor (bisa di UPTD Pendidikan Kecamatan) 2.2 Meja kursi rapat 2.3 Papan tulis dan papan data
3
Administrasi Keuangan
dan 3.1 Agenda dan file surat keluar dan surat masuk 3.2 Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota 3.3 Notulen rapat 3.4 Buku kas 3.5 Rekening bank
No
Aspek
Fasilitas Organisasi KKSK 3.6 RAPB KKSK
4
Data dan dokumen
4.1 Struktur organisasi KKSK 4.2 Panduan umum 4.3 Acuan operasional 4.4 Kepmendiknas Nomor 044/U/2003 4.5 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas 4.6 Data sekolah 4.7 Data orang tua siswa dan penduduk kecamatan 4.8 Data DUDI 4.9 Data hasil belajar siswa
Dalam pengukuran fasilitas organisasi KKSK bisa memberi tanda checking () pada kolom A, B, C, atau D dengan ketentuan sebagai berikut : Sangat berhasil (A) (1) Fasilitas ada dan digunakan secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan secara optimal (3) Hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Berhasil (B) (1) Fasilitas ada dan digunakan secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan secara optimal (3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Cukup Berhasil (C) (1) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara rutin
(2) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal (3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tidak Berhasil (D) (1) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal (3) Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tabel 4 Fasilitas Organisasi KKSK No 1.
Fasilitas Organisasi KKSK Pengurus dan anggota Koordinator Komite Sekolah Kecamatan
2.
Ruang kantor (bisa di UPTD pendidikan kecamatan)
3.
Meja kursi rapat
4.
Papan tulis dan papan data
5.
Agenda dan fail surat keluar dan surat masuk
6.
Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota
7.
Notulen rapat
8.
Buku kas
9.
Rekening bank
10.
RAPB KKSK
11.
Panduan umum
12.
Acuan operasional
13.
Kep mendiknas nomor 044/U/2003
14.
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
15.
Data sekolah
16.
Data orang tua siswa
Kinerja KKSK A B C D
No
Kinerja KKSK A B C D
Fasilitas Organisasi KKSK
17.
Data DUDI
18.
Data hasil belajar siswa
19.
Struktur orgnaisasi KKSK Jumlah skor
Menentukan penilaiannya dengan menggunakan rumus yang sama seperti rumus yang sebelumnya. f. Wawasan Kependidikan bagi KKSK Pengertian wawasan adalah pandangan, tinjauan (Fajri, 2005 : 861). Yang dimaksud dari wawasan kependidikan bagi KKSK di sini adalah KKSK diberikan ruang gerak untuk memberikan tinajauan tentang kependidikan yang mana wawasan kependidikan itu juga sebagai kegiatan perasional dari KKSK itu sendiri, seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Pada pembahasan ini penulis akan memberikan pemaparan yang lebih jelas tentang apa saja yang diketahui KKSK sebagai wawasan kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 1) Paradigma pendidikan di era otonomi daerah Dengan diundangkannya UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengganti UU No. 2 tahun 1989, maka membuktikan kesungguhan pemerintah RI dalam upaya penyelenggaraan
pembangunan
pendidik
sebagian
besar
diserahkan kepada daerah propinsi dan kabupaten/kota. Pendidikan
yang selama ini dikelola secara terpusat (sentralistik) harus diubah sejalan dengan nafas UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. Undang-undang ini akan membawa konsekuensi terhadap bidang-bidang kewenangan pemerintah daerah untuk lebih otonom, termasuk bidang pendidikan. Kewenangan tersebut diberikan kepada daerah kabupaten/kota sebagaimana pasal 11, adalah mencakup semua bidang pemerintahan, yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi serta tenaga kerja. Dengan demikian jelaslah bahwa kebijakan pembangunan pendidikan dengan paradigma yang sekarang adalah berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Ada 3 (tiga) macam desentralisasi dalam sektor pendidikan yaitu : a) Desentralisasi pemerintah di bidang pendidikan di daerah Desentralisasi pendidikan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan mutu pelayanan pendidikan pada setiap satuan pendidikan di daerah, memberdayakan potensi daerah yang beraneka ragam untuk pengelolaan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah, dan dengan tetap mengacu kepada peningkatan kualitas dan daya saing SDM.
b) Desentralisasi pada satuan pendidikan Pada sistem ini diselenggarakan di luar mekanisme pemerintahan,
tidak
melalui
pendelegasian
wewenang
pemerintah propinsi dan kabupaten/kota, tetapi wewenang dalam
penyelenggaraan pendidikan
yang
dikembangkan
melalui konsep alternatif dan desentralisasi pemerintah di bidang pendidikan yang menekankan kepada wewenang profesionalisme setiap satuan pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan yang semakin bermutu. c) Desentralisasi pada stakeholder pendidikan Selain desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan dan desentralisasi pada satuan pendidikan yang profesional, pengelolaan pendidikan juga dilakukan oleh masyarakat yang antara lain adalah : (1) Pengelolaan pendidikan yang secara langsung dilakukan oleh masyarakat di setiap daerah sebagai salah satu bentuk kepedulian
dan
partisipasi
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan pendidikan. (2) Pengelolaan pendidikan oleh yayasan swasta sebagai wujud pelayanan sosial (public service) yang dilakukan langsung oleh sekelompok masyarakat. (3) Pengelolaan pendidikan yang dilakukan secara profesional sebagai wujud dari industri pendidikan, yaitu yang
dilakukan
oleh
lembaga-lembaga
profesional
yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari hasil pelayanan pendidikan yang diberikan. 2) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) a) Pengertian MBS MBS
adalah
sebuah
sistem
pengelolaan
yang
memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri (Susis Hadi, 2007 : 9). b) Tujuan MBS MBS bertujuan agar sekolah dapat menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi siswa. c) Tugas dan fungsi komite sekolah dalam MBS Tugas dan fungsi komite sekolah dalam pelaksanaan MBS adalah : (1) Mengikuti dan mencermati perkembangan pendidikan (2) Memberikan pengembangan
saran
dan
sekolah,
masukan peningkatan
tentang
rencana
mutu,
maupun
pengelolaan sekolah. (3) Membantu sekolah mencari dana melalui partisipasi orang tua dan masyarakat
(4) Membantu sekolah mengaktifkan partisipasi orang tua siswa dan masyarakat baik berupa material dan non material. (5) Membantu sekolah mencari solusi terhadap masalahmasalah yang dihadapi sekolah (6) Membantu
penyediaan
fasilitas
dan
meningkatkan
kesejahteraan SDM guru (7) Mengembangkan hubungan kerja sama dengan sekolah lain, instansi pemerintah, dan DUDI dalam rangka meningkatkan layanan dan fasilitas sekolah (8) Ikut serta menetapkan prosedur dan aturan pelaksanaan tugas dan kegiatan, termasuk jadwal pelaksanaannya (9) Membantu pelaksanaan rencana program dan kerja kepala sekolah beserta staf (10) Menyusun program kerja dan laporan pelaksanaan komite sekolah setiap awal dan akhir tahun pelajaran 3) Pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM) a) Pengertian PAKEM PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM (1) Memahami sifat yang dimiliki anak (2) Mengenal anak secara perorangan
(3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar (4) Mengembangkan
berpikir
kritis,
dan
kemampuan
memecahkan masalah (5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik (6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar (7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar(Susishadi, 2007:28) 4) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a) Pengertian kurikulum dan KTSP Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK) b) Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip : (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
(2) Beragam dan terpadu (3) Tanggap
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan,
teknologi, dan seni (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan (5) Menyeluruh dan berkesinambungan (6) Belajar sepanjang hayat (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah 5) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) a) Visi, Misi, RPS dan RAPBS Sekolah
mempunyai
tujuan
yang
akan
dicapai.
Biasanya tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah dituangkan dalam visi dan misi sekolah. Visi membuat wawasan ke depan yang diimpikan stakeholder, tentang sekolah masa depan. Sedangkan misi membuat cara mencapai apa yang dinyatakan dalam visi sekolah. Visi dan misi sekolah merupakan peta jalan yang perlu diikuti bagaimana sekolah berangkat dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan. Untuk
mencapai
visi
dan
misi
sekolah
pasti
membutuhkan kurun waktu yang panjang, sehingga perlu dicapai secara bertahap. Untuk merealisir tujuan, kegiatan, dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam sebuah dokumen yang disebut. Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) yang biasanya menggambarkan peta perjalanan perubahan sekolah baik fisik maupun non fisik dalam kurun waktu lima atau delapan tahun ke depan. Untuk merealisir Rencana Pengembangan Sekolah yang kurun waktunya lima atau delapan tahun perlu dirumuskan program jangka menengah dan program tahunan. Dalam
melaksanakan
program
tahunan,
sekolah
membutuhkan dana. Oleh sebab itu sekolah bersama komite sekolah setiap tahunnya harus menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). b) Prosedur Penyusunan RAPBS RAPBS yang setelah disyahkan oleh Komite Sekolah kemudian disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) disusun sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan program dan anggaran. Penggalian dana dari orang tua dan masyarakat agar betul-betul dipergunakan untuk kegiatan yang esensial sebagai upaya peningkatan layanan dan mutu pendidikan. Oleh sebab itu penyusunan RAPBS perlu melalui prosedur sebagai berikut : (1) Tahap I penyusunan draft RAPBS (2) Tahap II penelitian RAPBS (3) Tahap III sidang pleno (4) Tahap IV penetapan RAPBS
g. Kinerja KKSK terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Jika KKSK dapat melaksanakan keempat perannya itu dengan baik baik, maka diasumsikan bahwa KKSK tersebut dapat memberikan dampak terhadap kinerja KKSK dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kiprah komite sekolah harus menyentuh seluruh aspek kinerja dalam kaitannya dengan keberhasilan meningkatkan mutu pendidikan. Yang nantinya akan dipaparkan menjadi beberapa sub bahasan di bawah ini. 1) Mutu dan Relevansi Pendidikan Dalam kaitan dengan mutu dan relevansi pendidikan, beberapa indikator keberhasilan pendidikan perlu dimonitor sebagai kinerja Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Mutu dapat diukur dari seberapa efektif pengelolaan sistem pendidikan, melalui MBS, dapat memberikan efek terhadap prestasi belajar siswa secara optimal. Yang paling tepat untuk mengukur mutu pendidikan yang sebenarnya adalah hasil evaluasi ujian akhir yang diukur melalui Ujian Akhir Nasional. Namun kegiatan monitoring yang dilakukan ini tidak secara langsung mengukur output pendidikan dalam pengertian prestasi belajar siswa secara akademis. Yang dimaksud dengan relevansi adalah seberapa jauh hasil hasil pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang.
Namun sistem ini mungkin lebih tepat untuk memantau sejauh mana Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat memberikan pengaruh atau dorongan terhadap situasi belajar yang kondusif bagi peningkatan mutu serta relevansi pendidikan yang dapat dipantau oleh sistem ini antara lain adalah sebagai berikut: a) Peningkatan presentase lulusan terhadap jumlah murid tingkat akhir yang mengikuti ujian b) Pendayagunaan sarana prasarana belajar yang lebih optimal di sekolah-sekolah (seperti buku pelajaran, perpustakaan, alat pelajaran, media pendidikan, dan pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar) c) Peningkatan kualitas guru yag diukur dari rata-rata tingkat pendidikan guru dari jumlah penataran yang diikuti. d) Presentase siswa pendidikan pra sekolah terhadap jumlah penduduk usia pra sekolah. 2) Indikator Pemerataan dan Perluasan Pemerataan dan perluasan pendidikan sebaiknya bukan hanya diukur dari seberapa banyak jumlah
sarana prasarana
belajar, tetapi juga menyangkut persebaran prasarana pendidikan antar sekolah dan antar daerah. Hal ini akan menyangkut prinsip keadilan didalam pendidikan dimana setiap anak-anak dimanapun dapat memperoleh akses terhadap sarana pendidikan yang sama. Pemerataan dan perluasan bagi semua anak usia sekolah dalam
satuan satuan pendidikan yang ada. Partisipasi pendidikan itu merupakan indikator pendidikan yang digunakan oleh semua negara, sehingga dapat diperbandingkan antara daerah satu dan bahkan antar negara . Beberapa indikator pemerataan dan perluasan pendidikan yang dapat dipantau Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah sebagai berikut: a) Peningkatan angka partisipasi kasar (APK), presentase jumlah murid pada suatu satuan pendidikan terhadap jumlah penduduk usia yang berkaitan baik secara agregat maupun menurut karakteristik siswa. b) Angka Partisipasi Murni (APM) yaitu presentase jumlah murid pada usia sekolah tertentu terhadap jumlah murid pada usia sekolah tertentu terhadap jumlah penduduk usia sekolah pada suatu satuan pendidikan yang bersangkutan, baik secara agregat maupun menurut karaktristik siswa. c) Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu jumlah siawa pada usia tertentu
yang
terepresentasikan
pada
beberapa
satuan
pendidikan, baik secara agregat maupun menurut karakteristik siswa. d) Jumlah penerima beasiswa pada satuan pendidikan atau suatu daerah tertentu, dengan tanpa membedakan beberapa variabel
karakteristik siswa seperti: jenis kelamin, daerah, status sosial, ekonomi dan sejenisnya. e) Kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan pada setiap satuan pendidikan baik yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dari masyarakat. 3) Indikator Menejemen Pendidikan Sampai saat ini masalah yang paling mendasar dalam sistem pendidikan nasional adalah efisiensi dalam manajemen pendidikan. Oleh karena itu berbagai ukuran efisiensi dan optimasi dalam manajement pendidikan perlu dipantau dan dievaluasi secara terus menerus dan dalam waktu yang teratur. Mengingat Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berkaitan langsung dengan manajemen pendidikan baik pada satuan pendidikan maupun pada daerah-daerah
otonom,
maka
ukuran-ukuran
efisiensi
dan
efektifitas pendidikan perlu dijadikan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja badan-badan tersebut. Beberapa indikator manajemen pendidikan yang dapat dipantau secara terus menerus adalah sebagai berikut: a) Besarnya (kenaikan) anggaran pendidikan (sekolah daerah otonom) yang diperoleh dari sumber-sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat termasuk sumber lain seperti dunia usaha.
b) Kemampuan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang diperoleh dari masyarakat c) Kemampuan pengadaan sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan) yang diperoleh dari sumber masyarakat. d) Perubahan dalam tingkat efisiensi pendayagunaan tenaga guru di sekolah yang diukur dengan tingkat “turn-over” e) Penurunan presentase mengulang kelas rata rata pada satu satuan pendidikan tertentu f) Penurunan presentase putus sekolah rata-rata pada suatu satuan pendidikan g) Peningkatan angka melanjutkan sekolah (transition rate) dari suatu sekolah pada jenjang pendidikan berikutnya. 2. Mutu Pendidikan a. Mutu 1) Pengertian Mutu Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada dari beberapa sisi (Danim, 2006 : 53). Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau
tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita cita. Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan sumber daya sekolah mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentun bagi peserta didik. Hal hal yang termasuk kerangka mutu proses pendidikan ini adalah derajat kesehatan, keamanan, disiplin, keakraban, saling menghormati, kepuasan, dan lain-lain dari subjek selama memberikan dan menerima jasa layanan. Sesuai dalam rumusan masalah peneliti akan memberikan pengertian dari persepsi beserta landasan teori yang nantinya akan menjadi acuan peneliti dalam wawancara. Persepsi adalah bahwa apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya (Siagan, 2004:1998). Pengertian yang lainnya tentang persepsi adalah bahwa persepsi itu suatu proses stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu
menyadari
tentang
apa
yang
diinderanya
itu
(Walgito,1990:53). Menurut teori dari Dreverdalam Sasanti,2003
persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Sedangkan teori persepsi menurut Mar’at (1981) persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Penelitian dari R.L. Gregory tentang persepsi adalah kiranya yang terjadi pada diri orang yang mendapat penglihatan secara mendadak pada saat pertama kalinya dapat melihat hanyalah pemandangan gambar/dasar(Heyes, 1988:85). 2) Manfaat Mutu Mutu
bermanfaat
bagi
dunia
pendidikan
karena
a) meningkatkan pertanggung jawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan semua biaya kepada sekolah, b) menjamin mutu lulusannya, c) bekerja lebih profesional, dan d) meningkatkan persaingan yang sehat (Husaini Usman, 2006 : 410). 3) Pesan Mutu Pesan yang ingin disampaikan mutu antara lain: a) kita mengenal mutu, jika telah mengalaminya; b) mutu adalah kepuasan sehingga sulit untuk menjelaskannya; c) dalam kehidupan dan penghidupan kita ingin yang bermutu karena kodrat manusia yang normal adalah ingin menuju kepada kesempurnaan; d) ketika kita merasa tidak mungkin mencapai mutu atau atau gagal mencapai
mutu, kita lalu meremehkanya; e) ada anggapan mutu idetik dengan biaya tinggi, tenaga terlatih, dan waktu yang lama; f) mutu membedakan yang satu dengan yang lainnya; g) organisasi terbaik, baik mengetahui sebagai sesuatu yang sangat penting; h) mutu mudah diucapkan tetapi sulit untuk diwujudkan; i) bekerja secara lebih profesional; j) mutu untuk meningkatkan akuntabilitas sekolah; k) mutu untuk menjamin kualitas input, proses, produk, dan out come sekolah (Usman, 2006 : 411). 4) Karakteristik Mutu Mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut: a) Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi. b) Waktu wajar (time liness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. c) Handal (relibility): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. d) Daya tahan (durability): tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter , sekolah masih tetap bertahan.
e) Indah (Aestetics). Misalnya: eksterir dan interior sekolah ditata menarik f) Hubungan manusiawi (persoal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesialisme g) Mudah menggunakannya (easy for use) : sarana dan prasarana dipakai. Misalnya; warga sekolah saling menghormati h) Bentuk khusus (feature) : keunggulan tertentu. Misalnya: unggul dalam kelulusan diterima di universitas bermutu i) Standar tertentu (coformance to spesification) memenuhi standar tertentu. Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) j) Konsistensi (consistency): keajegan, konstan, atau stabil. Misalnya: mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun. Seperti harus mengontrol nilai2 siswanya k) Seragam (uniformity) : tanpa variasi, tidak bercampur. Misalnya: menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas l) Mampu melayani (service ability) : mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya : sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaikbaiknya. m) Ketepatan (acuracy) : ketepatan dalam pelayanan. Misalnya : sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah (Usman, 2006:411)
5) Hierarki mutu Mutu memiliki tingkatan, mulai tingkatan yang paling rendah, yaitu : a) Inspeksi menjaga mutu dengan ketelitian pengawas b) Quality Control (QC) menjaga mutu dengan pendeteksian c) Quality
Assurance
(QA)
menjaga
mutu
dengan
cara
pencegahan d) Total Quality Management (TQM) menjaga mutu dengan cara terus menerus. Keempat hierarkis mutu dapat digambarkan seperti berikut
TQM QA QS
Pencegahan
Peningkatan atau kontinu
Deteksi
inspeksi
Gambar 1. Hierarki mutu (Salls, 2003 : 18) b. Pendidikan 1) Pengertian pendidikan Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan (Suwarno, 2006 : 19). Sedangkan pelayanan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogis.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2007 : 3). Dengan kata lain, pendidikan adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan. Sedangkan secara akademis, pendidikan adalah tenaga kependidikan, yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan
kekhususannya,
serta
berpartisipasi
dalam
menyelenggarakan pendidikan. 2) Tujuan Pendidikan Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa. Tujuan institusional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran tertentu, dan tujuan instruksional adalah tujuan
pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu pokok atau sub pokok bahasan tertentu. Menurut Bloom, tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu : a) Cognitive domain Cognitive domain meliputi kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat tercapai setelah dilakukannya proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat heirarkis. Artinya untuk mencapai semuanya harus sudah memiliki kemampuan sebelumnya. b) Affective domain Berupa kemampuan untuk menerima,
menjawab,
menilai, membentuk, dan mengarakterisasi. c) Psychomotor domain Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons terpimpin. 3) Ruang lingkup pendidikan Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai manajemen adalah : a) Perencanaan b) Pengorganisasian
c) Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta pengembangan organisasi). d) Pengendalian meliputi pemantapan (monitoring), penilaian, dan pelaporan. Monitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau money. 4) Fungsi pendidikan Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik (Ihsan, 1996 : 11). Fungsi pendidik secara makro (luas) ialah sebagai alat : a) Pengembangan pribadi b) Pengembangan warga negara c) Pengembangan kebudayaan d) Pengembangan bangsa c. Mutu Pendidikan Pendidikan dipandang berhasil jika mampu mengangkat derajat mutu proses dan produk pendidikan dan pembelajaran. Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan sumber daya sekolah mentransformasikan multi jenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi peserta didik. Kerangka mutu proses pendidikan ini adalah derajat kesehatan, keamanan,
disiplin, keakraban, saling menghormati, kepuasan dan lain-lain dari subjek selama memberikan dan menerima jasa layanan. Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu (Danim, 1998
: 53).
Keunggulan
akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan
ekstrakurikuler
dinyatakan
dengan
aneka
jenis
ketrampilan yang diperoleh siswa selama mengikuti program ekstrakurikuler. Di luar kerangka itu, mutu luaran juga dapat dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju dan lain-lain yang diperoleh anak didik selama menjalani pendidikan. Dan bagaimana strategi KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan itu. Asumsi strategi adalah bahwa manusia mampu memakai akalnya dan akan bertindak dengan cara-cara yang rasional. Teori dari Glueck dan Jauch, 1989 strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis dengan tantangan lingkungan , yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh
organisasi (http: //jurnal- sdm. Blogspot.com) 1) Komite pengaruh mutu pendidikan Komite pengaruh mutu pendidikan, atau tim perencanaan inti seperti yang dinamai di beberapa distrik, dibentuk setelah tim perencanaan awal
menyelesaikan
semua
tugasnya.
Semua
stakeholder pendidikan hendaknya terwakili dalam komite pengarah mutu. Mulanya, komite pengarah mungkin beranggota unsur dewan sekolah, staf pengajar, administrator dan staf pendukung. Begitu program berjalan, maka keanggotaannya ditambah unsur pemerintah, bisnis, tokoh masyarakat, orang tua dan siswa. Komite pengarah membantu terbentuknya aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintah. Komite tersebut mengupayakan meningkatnya partisipasi orang tua dan siswa dalam proses pendidikan. Komite memberi arahan dan sumber daya bagi tim mutu. Di atas semua itu, komite mesti mampu melindungi individu atau kelompok individu untuk tidak melakukan sabotase atas program tersebut. Mutu memaksa orang untuk menjalankan pekerjaan dengan cara yang berbeda. Sayangnya ada orang yang tak mau berubah data yang lainnya hanya sekedar tidak ingin perubahan terjadi. Orang-orang
tersebut
akan
melakukan
apa
saja
dengan
kekuasaannya untuk merusak program. Komite pengarah harus menghalangi orang-orang seperti ini menjalankan ulahnya. Di salah satu distrik di Maine Utara, ada direktur sekolah yang jatuh sakit dan selama 6 minggu tidak dapat bekerja. Pada waktu tersebut, seorang instruktur mengancam fasilitator MMT dalam program ini dan melakukan tindakan yang ada dalam
kekuasaannya untuk menghalangi terlaksananya program (Arcaro, 2007:107). Perilaku instruktur tersebut menarik perhatian komite. Komite pengarah mendapat dukungan mayoritas staf dalam upayanya mengembangkan sekolah bermutu. Begitu orang tadi menyadari tak punya alasan yang kuat untuk menunjang keinginannya, segera dia ikut ke dalam program mutu. 2) Faktor- faktor mutu pendidikan Peningkatan mutu pendidikan adalah tugas yang tidak ringan karena mutu dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu sebagai
berikut (http: //serambinews. Com ) (1) Kualitas masukan (2) Kualitas sumberdaya (3) Kualitas guru dan pengelolaan pendidikan (4) Proses pembelajaran (5) Sistem ujian dan pengendalian mutu (6) Serta kemampuan mengelola berbagai pengaruh lingkungan yang kondusif untuk belajar.
B. Telaah Pustaka Penelitian tentang KKSK sepanjang penulis melakukan penelitian belum pernah menemukan ada peneliti yang mengambil tema tentang KKSK sebelumnya. Tetapi penulis di sini akan memberikan judul atau tema penelitian tentang Komite Sekolah dan Mutu Pendidikan / Kualitas
Pendidikan yang sebelumnya sudah ada yang melakukan penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Wiwik Setyawati (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tahun 2004) dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di MI Ma'arif Donorojo Tahun 2003”. Adapun hasil penelitianya adalah : Hasil penelitian, adapun hasil penelitiannya sebagai berikut , pelaksanaan MBS di MI Ma'arif
Donorojo pada tahun 2003 adalah
dengan diberikan beberapa kategori yang meliputi kategori baik yaitu : 35 %, kategori sedang 55 % dan kategori rendah 10 %. Sedangkan penurut penulis sistem pelaksanaan sudah bagus. Kualitas pendidikanya disini adalah penulis menyimpulkan bahwa prosentase anak yang lulus dapat diterima di sekolah yang berkualitas sebanyak 50 % keatas.Pengaruh MBS terhadap kualiats penididikan di MI Ma'arif Donorojo pada tahun 2003 adalah ada hubungan yang positif diantara keduanya. 2. Umayah (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tahun 2004) dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Komite Sekolah dalam Mensukseskan Wajib Belajar 9 Tahun di MTs Al Hidayah Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2003/2004”. Adapun hasil penelitian yaitu : Hasil penelitiannya adalah langkah – langkah yang dilakukan komite sekolah dalam menyuseskan wajib belajar 9 tahuin adalah pemberian gaji rutin kepada tenaga pengajar, melakukan pembangunan gedung sekolah, memperbaiki atau melengkapi fasilitas kelas untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar. Sejauh mana peran komite sekolah dalam menyukseskan wajib belajar 9 tahun adalah peran menurut peneliti dapat teratasi dengan baik. Hambatan – hambatan yang dialami adalah banyak masyarakat yang belum menyadari akan adanya pendidikan, khususnya wajib belajar 9 tahun, kurangnya sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang gambaran umum KKSK, maka peneliti akan menguraikan sebagai berikut : 1. Letak Lokasi KKSK Penelitian ini dilaksanakan di KKSK Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Lokasi KKSK ini terletak di Desa Gilang, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Letak geografis Desa Gilang adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegaron. b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru. c. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Bendo. d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sepakung. Jarak lokasi KKSK dengan Kota Salatiga + 10 KM ke arah utara. 2. Latar Belakang KKSK KKSK beserta komite sekolah yang lainnya di Kecamatan Banyubiru pada tahun 2008/2009 bersifat heterogen, artinya memiliki latar belakang yang berbeda. Perbedaan yang ada diantaranya menyangkut 62
masalah mata pencaharian setiap harinya, asal-usul atau tempat tinggal baik KKSK dengan komite sekolah lainnya. KKSK sendiri selain menjabat sebagai ketua komite sekolah sekecamatan juga yang bekerja sebagai wiraswasta dan pendidik / guru di sekolahan yang masih berada di wilayah Kecamatan Banyubiru. 3. Sarana dan Prasarana KKSK Sesuai dengan hasil observasi di lokasi KKSK terdapat beberapa sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan KKSK dan komite sekolah yang lainnya yaitu sebagai berikut : a. Prasarana fisik kantor 1) Ruang kantor (bisa di UPTD Pendidikan Kecamatan). 2) Meja kursi rapat. 3) Papan tulis dan papan data. b. Administrasi dan keuangan 1) Agenda dan fail surat keluar dan surat masuk. 2) Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota. 3) Notulen rapat. 4) Buku kas. 5) Rekening bank. 6) RAPB (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja). c. Data dan dokumen 1) Struktur organisasi KKSK
2) Panduan umum. 3) Acuan operasional. 4) Kepmendiknas Nomor 044/U/2003. 5) UU Nomor 20 tahun 203 tentang sisdiknas. 6) Data sekolah. 7) Data orang tua siswa dan penduduk kecamatan. 8) Data hasil belajar siswa. 4. Struktur Organisasi KKSK Kemajuan dan keberhasilan pendidikan di Kecamatan Banyubiru selain ditunjang dengan kegiatan sekolah masing-masing, juga ditentukan atau ditunjang oleh peran serta masyarakat, orang tua murid yang terorganisasi dalam satu badan yang disebut komite sekolah dan KKSK. Untuk memberikan arah dan tujuan yang jelas mengenai KKSK, maka dibentuk suatu organisasi KKSK yang telah disepakati bersama antara komite sekolah yang lainnya dan disahkan oleh Dewan Pendidikan. Adapun susunan organisasi KKSK Kecamatan Banyubiru adalah sebagai berikut :
Ketua I Imam Asnawi
Ketua II Asrofie M. Nur, S. Ag.
Sekretaris Sugiyo
Bendahara Masrur
Anggota Sumardi
Anggota Maryoto
Anggota Dimyati
Anggota Marwoto, S. Pd.
Anggota Rasipan, S. Ag.
Gb. 2. Struktur Organisasi KKSK th 2008/2009 Keterangan : KKSK Kecamatan Banyubiru dibentuk atas inisiatif DP bekerja sama dengan UPTD Pendidikan Kecamatan. Untuk memperlancar kegiatannya
dalam
pelaksanaan
program-program
kerjanya
maka
organisasi ini dibentuk ketua, sekretaris, bendahara, dan pembantupembantunya demi kemajuan dan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru.
B. Temuan Penelitian Peran dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, mempunyai beberapa paparan, yaitu bagaimana gambaran persepsi, peran dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru
yang
dipengaruhi oleh kualitas input, lingkungan sekolah, kualitas guru, pengelolaan lembaga pendidikan, proses pembelajaran, sistem ujian. 1. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru a. Kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan di lembaga Dari keterangan Bapak Asnawi persepsi tentang kualitas input secara umum mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru adalah sampai sata ini masih rendah karena meski hasil UAN-nya tinggi namun tidak mampu bersaing dengan siswa di luar daerah Kecamatan Banyubiru dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri. Sedangkan menurut pendapat dari Bapak Asrofie kualitas input secara umum mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru sudah bagus karena bukan hanya satu, dua sekolahan yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup guna memperlancar proses belajar-mengajar di sekolah. Begitu juga dengan pendapat dari Bapak Sugiyo kualitas input secara umum mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru sudah baik karena menurut pandangan saya keadaan gedung
sekolahannya sudah memadai, sehingga bisa membuat para pendidik dan siswa tidak jenuh dalam melakukan aktivitasnya, sama juga dengan penuturan dari Bapak Sumardi. Bapak Maryoto menerangkan kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru sudah baik dengan kualitas prestasi siswa-siswanya demikian juga dengan keadaan fisik sekolahannya demikian juga pendapat dari Bapak Dimyati dan Marwoto. b. Lingkungan sekolah Pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyiburu menurut penuturan dari semua KKSK keadaan lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti apa yang diajarkan oleh gurunya sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. c. Kualitas guru Mengenai peranan faktor kualitas guru adalah salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten menurut penuturan dari Bapak Asnawi. Persepsi kualitas guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru sangat
berpengaruh karena dapat memberikan hasil input kepada siswa secara maksimal penuturan dari Bapak Asrofie demikian Bapak Sugiyo. Pembangunan pendidikan untuk saat ini memang harus diawali dengan pembangunan kualitas dan kesejahteraan guru sehingga dapat berperan untuk meningkatkan mutu di Kecamatan Banyubiru. (Sumardi, Maryoto). Persepsi tentang kualitas guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru menurut penuturan dari bapak Dimyati dan Bapak Rasipan adalah sangat diharapkan karena prestasi belajar murid ditentukan bagaimana peran guru mentransfer ilmunya di kelas. Demikian juga menurut Bapak Marwoto ketersediaan gedung, sarana dan prasarana penting tetapi yang lebih penting adalah manusiamanusia yang terlibat dalam pendidikan. d. Pengelolaan lembaga pendidikan Persepsi
tentang
pengelolaan
lembaga
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru menurut tinjauan dari semua nara sumber atau KKSK yang
saya wawancarai adalah komponen lingkungan
pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru.
e. Proses pembelajaran Proses pembelajaran yang ada di Kecamatan Banyubiru dalam meningkatkan mutu pendidikan sudah baik. Karena adanya aplikasi kewibawaan guru, adanya keteladanan, kasih sayang dan kelembutan, adanya penguatan dan adanya tindakan tegas yang mendidik, bagaimana menggunakan metode pembelajaran yang tepat, dan materi pembelajaran
yang
baik
pula
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran ini tadi adalah semua cakupan dari hasil wawancara dengan KKSK. f. Sistem ujian Persepsi KKSK mengenai sistem ujian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru hanya sebatas pengetahuan yang kami dapatkan dari hasil rapat dan buku acuan yang kami pakai bahwa sistem ujian nasional seperti pendapat dari Bapak Asrofie tidak dapat menjadi penentu peningkatan mutu pendidikan, banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu ditata untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tapi bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU sistem pendidikan nasional secara konsekuen dilaksanakan, mutu pendidikan akan dapat dimulai ditingkatkan
2. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru a. Kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan di lembaga Peran kami seluruh KKSK dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru adalah dengan melakukan kinerja yaitu memantau program-program belajar seperti mensukseskan adanya program JBEM (Jam Belajar Efektif Masyarakat) yang telah diselenggarakan oleh Depan Pendidikan di Kabupaten Semarang melalui tangan kanan KKSK serta dibantu oleh UPTD Pendidikan di Kecamatan Banyubiru, serta memberikan dorongan agar komite sekolah berperan sebagai pemantau penyelenggaraan pembelajaran, memasukkan murid untuk berprestasi dengan memantau dari kegiatankegiatan yang dilaksanakan di masing-masing sekolah dengan bantuan pendidikan yang bersangkutan, menurut penuturaan dari semua nara sumber yang saya wawancarai. b. Pengaruh lingkungan sekolah Mengenai pengaruh lingkungan sekolah, KKSK berperan dalam mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang baik, mendorong orang tua dan masyarakat untuk ikut memperhatikan terhadap kemajuan belajar anaknya, mengimbau kepada lembaga pendidikan yang terkait agar memperhatikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, menurut penuturan dari nara sumber yang saya wawancarai. c. Kualitas guru Mengenai kualitas guru kami memberikan peran dengan memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, sehingga dalam proses belajar mengajar guru dapat menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa. d. Pengelolaan lembaga pendidikan Peran kami KKSK dalam mengelola lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran dan ide kreatif dari stakeholder pendidikan di kecamatan dan menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan, menurut penuturan dari semua nara sumber atau KKSK. e. Proses pembelajaran Mengenai peran KKSK, bagaimana proses pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru dalam hal proses pebelajaran yang mendukung atau berperan aktif di dalamnya
adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswa yang diberikan pelajaran. Sehingga peran KKSK di sini hanya meninjau dan memantau karena KKSK dalam memberikan peran tidak menampuri teknis pendidikan di sekolah sekecamatan Banyubiru, hasil wawancara dari nara sumber atau KKSK. f. Sistem ujian Mengenai sistem ujian dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru kami dalam berperan tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. Kami hanya mendukungnya menurut penuturan dari nara sumber atau KKSK yang saya wawancarai. 3. Upaya Strategis KKSK untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru a. Kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan di lembaga 1) Kualitas masukan input mengenai hasil UAN Upaya strategis yang Bapak Asnawi gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan . Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD Pendidikan Kecamatan dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal, meminta penjelasan kepada kepala UPTD Pendidikan
kecamatan tentang hasil belajar siswa, bekerja sama dengan UPTD Pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 2) Kualitas masukan input mengenai sarana prasarana dan fisik sekolah. menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan baik yang berupa sarana prasarana dan fisik sekolah di kecamatan adalah upaya strategis kami terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru
penuturana dari Bapak Asrofie. a. Pengaruh lingkungan sekolah 1) Sarana dan prasarana Upaya strategis yang kami lakukan terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan adalah mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. 2) Masyarakat dan DUDI Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan
komitmennya
bagi
upaya
peningkatan
mutu
pendidikan di sekolah, mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan sarana dan prasarana
serta biaya pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu, hasil wawancara dengan narasumber atau KKSK. b. Kualitas guru 1) Kompetensi Upaya
kami
KKSK
mengenai
kualitas
guru
untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah mensosialisasikan dan memantau adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dari kompetensi yang ada pada pendidik. 2) Sikap dan moral Menyumbangkan
terhadap perkembangan intelektual, sikap
dan moral dari setiap individu pendidik sebagai anggota masyarakat menurut penuturan KKSK hasil wawancara. d. Pengelolaan lembaga pendidikan Upaya strategis KKSK yang digunakan dalam mengelola lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah dengan memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan kebijakan
dan
kegiatan
sekolah,
menindaklanjuti
keaktifan
pengelolaan yang memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri, membantu pelaksanaan rencana dan program kerja kepala sekolah, beserta staf, mengikuti dan mencermati
perkembangan pendidikan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada, hasil wawancara dari KKSK. e. Proses pembelajaran Upaya startegis yang kami gunakan mengenai proses pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan pertimbangan kepada Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan seperti Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), memberikan masukan dan pertimbangan menurut penuturan dari nara sumebr yang kami wawancarai. Di sini peran KKSK dalam hal proses pembelajaran tidak terlalu banyak mencamputi teknis pendidikan di sekolah Kecamatan Banyubiru. f. Sistem ujian Upaya strategis yang kami lakukan mengenai sistem ujian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan
pengarahan
bahwa
banyak
elemen
dari
sistem
persekolahan yang perlu ditata sebagai minimum quality assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekuensi dilaksanakan agar mutu pendidikan dapat mulai ditingkatkan menurut penuturan dari semua nara sumber atau KKSK.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru. 1. Kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan dilembaga Berangkat dari pengertian sebelumnya persepsi dapat juga diartikan sebagai asumsi bahwa apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Demikian juga dengan persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru adalah mengenai masukan input secara umum masih rendah karena meski hasil UAN-nya tinggi namun tidak mampu bersaing dengan siswa di luar daerah kecamatan dalam ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, namun dari sebagian narasumber berpendapat sudah baik dengan tinjauan sarana prasarana dan fisik sekolahnya. Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada keseluruhan pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu.
76
Mar’at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa ada faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu yang terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat. Keterkaitan antara teori dan temuan sebelum-sebelumnya dengan penjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan persamaannya adalah temuan sebelumnya dan temuan yang baru sama-sama memberikan kesan bahwa persepsi merupakan proses belajar. Sedangkan perbedaannya adalah yang terkait dengan faktor struktural yaitu lingkungan keadaan sosial dan nilai-nilai dalam masyarakat. Karena persepsi KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah untuk memberikan keefektifan
pengelolaan
sistem
pendidikan,
yang
dapat
memberikan efek terhadap prestasi belajar siswa di Kecamatan Banyubiru. Baik yang berupa sarana dan prasarana, pengaruh lingkungan sekolah, dan kualitas gurunya.
2. Lingkungan sekolah Seperti temuan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Persepsi KKSK tentang lingkungan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah lingkungan sekolah sangat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancer dan siswa akan mudah mengerti apa yang diajarkan oleh gurunya. Sedangkan menurut teori dari Mar’at (1981:49) pengertian persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Bila dikaitkan antara teori sebelumnya dengan penjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan adalah temuan sebelumnya dan temuan yang baru sama-sama melakukan proses pengamatan dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungan, dan dipengaruhi oleh faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial. 3. Kualitas guru Persepsi KKSK tentang kualitas guru untuk meningkatkan mutu
pendidikandi
Kecamatan
Banyubiru
adalah
sangat
berpengaruh karena dapat memberikan hasil input kepada siswa secara maksimal, dengan mengawali pembangunan kualitas dan
kesejahteraan sehingga dapat berperan untuk meningkatkan mutu pendidikan menurut temuan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Pengertian persepsi disini adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Dreverdalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada keseluruhan pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berfikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu. Keterkaitan antara teori sebelumnya dan temuan yang diungkap dari lapangan adalah sama-sama dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu dan faktor personal yaitu motif dan pengetahuan dan obyek psikologis. 4. Pengelolaan lembaga pendidikan Temuan yang sudah dipaparkan sebelumnya persepsi KKSK tentang pengelolaan lembaga pendidikan adalah secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Sabri mendefinisikan persepsi sebagai aktifitas yang memungkinkan. Manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderan ya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali lingkungan pergaulan.
Keterkaitan antara teori sebelumnya dengan temuan yang diungkap dari lapangan adalah sama-sama menggunakan alat indera dalam memberikan persepsi, dan dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu dan faktor personal yaitu kebutuhan. Perbedaannya adalah temuan yang diungkap dari lapangan juga dipengaruhi oleh faktor struktural yaitu meliputi lingkungan keadaan sosial. 5. Proses pembelajaran Proses pembelajaran yang ada di Kecamatan Banyubiru dalam meningkatkan mutu pendidikan sudah baik. Karena adanya aplikasi kewibawaan guru, adanya keteladanan, kasih sayang dan kelembutan, adanya penguatan dan adanya tindakan tegas yang mendidik, bagaimana menggunakan metode pembelajaran yang tepat,
dan
materi
pembelajaran
yang
baik
pula
dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan menurut teori dari Dreverdalam Sasanti pengertian persepsi disini adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Bila dikaitkan teori sebelumnya dengan
temuan
dilapangan adalah sama-sama dipengaruhi oleh faktor personal yaitu sebelum
melakukan
proses pembelajaran dikelas harus
sudah mempersiapkan dengan belajar terlebih dahulu mengenai
penggunaan metode pembelajaran dan materi yang nanti akan disampaikan kepada siswa. 6. Sistem ujian Persepsi KKSK mengenai sistem ujian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru hanya sebatas pengetahuan bisa juga dikatakan pengalaman yang didapat dari hasil rapat dan buku acuan yang dipakai KKSK. Menurut teori dari Mar’at pengertian persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Keterkaitan antara teori sebelumnya dengan temuan yang diungkap dari lapangan adalah temuan sebelumnya dan temuan yang baru sama-sama melakukan proses pengamatan dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya, dan dipengaruhi oleh faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial. B. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Kecamatan Banyubiru 1. Kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan di lembaga Peran KKSK dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru adalah dengan memantau program belajar,
memantau kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan dimasing-masing sekolah. Sedangkan menurut teori dari Horton dan Hunt pengertian peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status (http: //pengertianperan.blogspot). Bila dikaitkan antara teori sebelumnya dengan temuan yang diungkap dari lapangan adalah sama-sama memberikan perlakuan untuk seseorang dari status yang disandangnya yaitu sebagai KKSK. 2. Pengaruh lingkungan sekolah Peran KKSK dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan
adalah
mendukung
terwujudnya proses pembelajaran yang baik, mengimbau kepada lembaga pendidikan yang terkait agar memperhatikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Menurut Suhardono pengertian peran menurut ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu. Keterkaitan antara teori sebelumnya dengan temuan yang diungkap dari lapangan adalah sama-sama memiliki paham interaksionis, karena lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis
dari fenomena peran dan dalam melakukan perannya berhubungan dengan orang yang terkait didalamnya. 3.
Kualitas guru Mengenai kualitas guru, KKSK memberikan peran dengan memantau dan mengadakan latihan-latihan megenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Sedangkan Abu Ahmadi (1982) mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Keterkaitan antara teori sebelumnya dan temuan dari lapangan adalah KKSK berbuat karena memiliki status, dan fungsi sosialnya untuk memantau dan mengadakan latihan-latihan. Berarti keduanya saling berkaitan yaitu sama-sama memberikan harapan atas perilaku yang sudah diberikan.
4. Pengelolaan lembaga pendidikan Peran
KKSK
dalam
mengelola
pendidikan
untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah menampung dan menganalisis aspirasi,ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari stakeholder di Kecamatan Banyubiru.
Sedangkan menurut teori dari Horton dan Hunt pengertian peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Bila dikaitkan antara teori sebelumnya dengan penjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan adalah perilaku yang diharapkan dari masyarakat, peserta didik, stakeholder yang terkait peran KKSK dalam mengelola lembaga pendidikan. 5. Proses pembelajaran Peran KKSK terhadap proses pembelajaran dalam rangka menin gkatkan mutu pendidikan disini tidak terlalu berperan aktif didalamnya tetapi hanya dengan meninjau dan memantau dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Keterkaitan antara teori sebelumnya dengan temuan dilapangan perbedaannya adalah KKSK dalam memberikan perlakuan atau dalam berbuat tidak terlalu aktif. Persamaannya harapan
KKSK
dalam
berbuat
berdasarkan dengan fungsi sosialnya.
mengenai
situasi
tertentu
6. Sistem ujian Mengenai
sistem
ujian
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian perannya disini hanya memberikan dukungan. Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya Keterkaitan antara teori sebelumnya dengan temuan dilapangan perbedaannya adalah KKSK dalam memberikan perlakuan atau dalam berbuat tidak terlalu aktif. Persamaannya harapan
KKSK
dalam
berbuat
mengenai
situasi
tertentu
berdasarkan dengan fungsi sosialnya. C. Upaya Stategis KKSK untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru. 1. Kualitas masukan input secara umum mutu pendidikan di lembaga Upaya strategis yang KKSK gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan. Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD Pendidikan Kecamatan dalam rangka pengembangan kurikulum muatan local,
meminta penjelasan kepada kepala UPTD
Pendidikan di
Kecamatan Banyubiru. Pada teori sebelumnya menurut Gluek dan Jauch, strategis adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat tercapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Keterkaitan antara teori sebelumnya dengan temuan sekarang adalah kedua-duanya, strategi ini berkaitan dengan renspons masyarakat. Yang mana organisasi KKSK mempunyai hubungan dengan stakeholder terkait. 2. Pengaruh lingkungan sekolah Upaya strategis KKSK terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan seperti temuan yang sudah dipaparkan sebelumnya adalah mendorong peran serta masyarakat dan DUDI dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukang penyelenggaraan pendidikan. Menurut Thomson dan Strickland pengertian strategis adalah penentuan dari tujuan dasar jangka panjang dan sasaran sebuah perusahaan, dan penerimaan dari serangkaian tindakan serta alokasi dari sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan tersebut.
Bila dikaitkan antara teori sebelumnya dan temuan yang didapat dari lapangan adalah sama-sama atau strategi yang dipakai sejenis stategi isu stratejik yang mana fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang selalu berubah dalam waktu jangka panjang, dan sama-sama berhubungan dalam dunia usaha. 3. Kualitas guru Mengenai kualitas guru KKSK dalam mengupayakan strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah mensosialisasikan dan memantau adanya pelatihan-pelatihan
untuk
meningkatkan
kemampuan
dari
kompetensi yang ada pada pendidik. Menyumbangkan terhadap perkembangan intelektual, sikap dan moral dari setiap individu pendidik sebagai anggota masyarakat menurut penuturan KKSK hasil wawancara. Pengertian strategi menurut Gluek dan Jauch strategis adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat tercapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi yang didapat dari teori sebelumnya dan sekarang, strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat yang mana
masyarakat disini juga termasuk pemerintah
yang telah
mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pendidik tersebut. 4. Pengelolaan lembaga pendidikan Seperti temuan yang sudah dipaparkan sebelumnya upaya strategis KKSK yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah dengan memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan kebijakan dan kegiatan sekolah, menindaklanjuti keaktifan pengelolaan yang memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri, membantu pelaksanaan rencana dan program kerja kepala sekolah, beserta staf, mengikuti dan mencermati perkembangan pendidikan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada, Pengertian umum dari strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Keterkaitan antara teori sebelumnya dan temuan yang diungkap dari lapangan adalah strategi ini sama-sama berkaitan dengan misi organisasi, yang sering disebut dengan grand strategy yaitu yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
5. Proses pembelajaran Upaya strategis yang KKSK gunakan terhadap proses pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan pertimbangan kepada Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan seperti Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), memberikan masukan dan pertimbangan menurut penuturan dari nara sumebr yang kami wawancarai. Di sini peran KKSK dalam hal proses pembelajaran tidak terlalu banyak mencamputi teknis pendidikan di sekolah Kecamatan Banyubiru. Pengertian umum dari strategi menurut Gluek dan Jauch adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada
tujuan
jangka
panjang
organisasi,
disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Bila dikaitkan antara teori sebelumnya dengan temuan yang diungkap dari lapangan adalah strategi ini yang digunakan sejenis dengan strategi functional manajemen yang mencakup fungsifungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controling.
6. Sistem ujian Upaya strategis KKSK yang dilakukan mengenai sistem ujian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu ditata sebagai minimum quality assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekuensi dilaksanakan agar mutu pendidikan dapat mulai ditingkatkan menurut penuturan dari semua nara sumber atau KKSK. Pada teori sebelumnya menurut Gluek dan Jauch, strategis adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat tercapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Antara teori sebelumnya dengan temuan yang diungkap dari lapangan adalah sama-sama berkaitan dengan misi organisasi yaitu KKSK hanya memberikan pengarahan dengan harapan agar tercapai apa yang diinginkannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah peneliti mendapatkan data-data yang diinginkan mengenai persepsi, peran dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru dan menguraikannya secara sistematis, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Persepsi dari KKSK tentang mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah sudah bagus. Namun ada sebagian kecil yang belum terimplementasikan dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan enam faktor pendidikan. Apapun usaha yang dilakukan tanpa memperhatikan dan menggarap masing-masing faktor-faktor itu kiranya akan sulit untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 2. Peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Peran KKSK mengenai faktor-faktor mutu dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah berperan aktif dengan mengajak kerja sama antara pihak terkait pendidikan di Kecamatan Banyubiru, mengembangkan sarana prasarana dan fisik sekolah penunjang proses belajar mengajar dalam rangka mencetak sumber daya manusia 91
yang bermutu dengan tidak mencampuri teknis pendidikan di sekolahan Kecamatan Banyubiru,
dengan memberi pertimbangan,
dukungan
pengontrol, dan mediator. 3. Upaya strategis KKSK meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Upaya strategis KKSK mengenai faktor-faktor mutu adalah untuk peningkatan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru
adalah
memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Pemerintah Kecamatan, mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan,
program
penyelenggaraan
dan
keluaran
pendidikan,
menampung dan menganalisis aspirasi, ide dan tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh maysarakat, melakukan kerja sama dengan masyarakat, pemerintah, kecamatan berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran untuk meningkatkan peran serta dari KKSK dan stakeholder yang terkait dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, saran yang dimaksud adalah : 1. Saran bagi KKSK a. Dalam memberikan pandangan persepsi apapun, harus melalui beberapa proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu dengan proses belajar, kebutuhan, motif, pengalaman, struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, nilai-nilai dalam masyarakat dan pengetahuan
terhadap
obyek
psikologis,
sehingga
dalam
menginterpretasikan akan dapat terwujud seperti apa yang diinginkan melalui upaya-upaya dan kinerja secara tepat pula. b. Peran yang sudah diberikan KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan hendaknya bersifat kontinue, integrative, komprehensive, independent, dan hendaknya lebih ditingkatkan lagi demi terciptanya sember daya manusia yang berkualitas. c. Dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut gunakanlah strategi yang tepat misalnya tepat waktunya, obyektif, sasaran dan dan baik agar dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Saran bagi stakeholder yang terkait a. Dalam memberikan persepsi tentang mutu pendidikan diharapkan tidak
hanya
sebagai
angan-angan
saja
tetapi
benar-benar
diinterpretasikan dengan bagus. b. Sesuai dengan perkembangan zaman, maka berkembang pulalah dunia pendidikan pada sekarang ini, oleh karena itu setiap elemen yang erat hubungannya dengan pendidikan haruslah peka dan mempunyai tekad untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada dengan memberikan peran, strategi yang baik, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, KKSK, peserta didik, masyarakat, dan semua komponen yang terlibat dalam dunia pendidikan. Karena pendidikan adalah tanggung jawab yang harus diemban bersama. c. Upaya strategis pengembangan pendidikan bisa diupayakan dengan meningkatkan mutu pendidikan, peningkatan sumber daya manusia yang berperan dalam lembaga dan elemen yang erat hubungannya dengan pendidikan.
C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik, tanpa suatu halangan berarti. Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan mengikuti ajarannya, kita semua dapat terbebas dari belenggu
kebodohan dan kegelapan dan dapat menikmati kehidupan yang agamis dengan ketentraman hati. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan dosen pembimbing, untuk itu dengan terselesaikannya penyusunan ini, tak lupa penulis ucapkan terima kasih dengan iringan doa semoga amalnya diterima Allah SWT sebagai amal baik di sisi-Nya. Selanjutnya pada pembaca, saran dan kritik yang bersifat mambangun dan membenarkan, sangat penulis harapkan demi terciptanya karya yang lebih baik. Atas perhatian dan partisipasinya tidak lupa penulis sampaikan terima kasih.
KISI-KISI WAWANCARA
No. Teori 1. Teori Persepsi
Pengertian Wawancara 1. 1. Menurut Drever dalam 1. 1. 1. Bagaimana persepsi sasanti, persepsi adalah
Bapak tentang faktor-
suatu proses pengenalan
faktor yang menentukan
atau identifikasi sesuatu
mutu
dengan
Kecamatan Banyubiru?
menggunakan
panca indera. 1. 2. Menurut Mar'at persepsi
1. 1. 2. Bagaimana
input
amatan seseorang yang
mutu
secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya
di
persepsi
Bapak tentang kualitas
adalah suatu proses peng
berasal dari suatu kognisi
pendidikan
secara
umum
pendidikan
lembaga di Kecamtan Banyubiru? 1. 1. 3. Bagaimana
persepsi
Bapak pengaruh
tentang lingkungan
sekolah
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? 1. 1. 4.Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkat-
No. Teori
Pengertian
Wawancara kan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 1. 1. 5. Bagaimana persepsi Bapak
tentang
pengelolaan
lembaga
pendidikan rangka mutu
dalam
meningkatkan pendidikan
di
Kecamatan Benyubiru? 1. 1. 6. Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran rangka mutu
dalam
meningkatkan pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? 1. 1. 7. Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang digunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
di
Banyubiru?
Kecamatan
No. Teori 2. Teori Peran
Pengertian Wawancara 2. 1. Dari Horton dan Hunt 2. 1. 1. Bagaimana
peran
pengertian peran adalah
Bapak
perilaku yang diharapkan
meningkatkan kualitas
dari
seseorang
yang
input
dalam
secara
umum
memiliki suatu status. 2. 2. Menurut
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan
Suhardono,
peran dapat
dijelaskan
melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis
lembaga di Kecamatan Banyubiru?
berarti 2. 1. 2. Bagaimana
yang
peran
adalah
karakter
yang
disandang
atau
dibawakan oleh seorang aktor
dalam
sebuah
pentas
dengan
peran
Bapak
dalam
menciptakan lingkungan
yang
kondusif untuk dalam
lakon meningkatkan
tertentu.
Kedua
mutu
peran pendidikan
di
dalam ilmu sosial adalah suatu
fungsi
dibawakan
yang
Kecamtan Banyubiru?
seseorang 2. 1. 3. Bagaimana
ketika menduduki suatu
Bapak
posisi
kualitas
dalam
sosial tertentu.
struktur
peran terhadap
guru
meningkatkan pendidikan
untuk mutu di
Kecamatan Banyubiru?
No. Teori
Pengertian
Wawancara 2. 1. 4. Bagaimana peran Bapak
terhadap
pengelolaan
lembaga
pendidikan rangka mutu
dalam peningkatan
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? 2. 1. 5. Apa peran Bapak terhadap
proses
pembelajaran
dalam
rangka mutu
meningkatkan pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? 2. 1. 6. Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk mutu
meningkatkan pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru?
No. Teori 3. Teori
Pengertian Wawancara 3. 1. Dari Gluek dan Jauch 3. 1. 1. Bagaimana upaya
Upaya
pengertian strategis ada-
strategis yang
Strategis
lah rencana yang disatu-
gunakan
terhadap
kan, luas dan berintegrasi
kualitas
masukan
yang menghubungkan ke-
untuk
unggulan
mutu
strategis
de-
ngan tantangan lingkung-
Bapak
meningkatkan pendidikan
di
Kecamtan Banyubiru?
an yang dirancang untuk 3. 1. 2. Bagaimana upaya memastikan bahwa tuju-
strategis
an utama dapat dicapai
dilakukan
melalui pelaksanaan yang
terhadap
tepat oleh organisasi
lingkungan
3. 2. Pengertian umum strategi
yang Bapak pengaruh
dalam
sekolah peningkatan
adalah proses penentuan
mutu
rencana para pemimpin
Kecamatan Banyubiru?
puncak
yang
pendidikan
berfokus 3. 1. 3. Apa upaya strategis
pada tujuan jangka pan-
Bapak
jang organisasi, disertai
kualitas
penyusunan suatu cara
meningkatkan
atau
pendidikan
upaya
di
bagaimana
terhadap guru
untuk mutu di
agar tujuan tersebut dapat
Kecamatan Banyubiru?
dicapai
No. Teori
Pengertian
Wawancara 3. 1. 4. Apa upaya strategis yang Bapak gunakan dalam
mengelola
lembaga
pendidikan
dalam
rangka
peningkatan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? 3. 1. 5. Bagaimana upaya strategis yang Bapak gunakan
terhadap
proses
pembelajaran
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? 3. 1. 6. Bagaimana upaya strategis yang Bapak gunakan sistem
terhadap ujian
yang
digunakan
dalam
rangka
untuk
meningkatkan pendidikan
mutu di
Kecamatan Banyubiru?
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/tanggal
: Selasa, 18 Januari 2010
Tempat
: KKSK Kecamatan Banyubiru
1. Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 2. Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum
mutu
pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? 3. Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? 4. Bagaimana upaya strategis yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 5. Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 6. Bagaimana peran Bapak dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 7. Bagaimana upaya strategis yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 8. Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 9. Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
10. Apa upaya strategis Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 11. Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Benyubiru? 12. Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 13. Apa
upaya strategis yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga
pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 14. Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 15. Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 16. Bagaimana upaya strategis yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 17. Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang digunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 18. Bagaimana peran Bapak terhadap
sistem ujian yang digunakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? 19. Bagaimana upaya strategis yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Selasa, 12 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Imam Asnawi : Ketua I
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
2. Peneliti
: Persepsi saya, mengenai faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan enam faktor pendidikan tersebut. : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
3. Peneliti
: Persepsi saya, sampai saat ini masih rendah karena meski harus UAN-nya tinggi namun tidak mampu bersaing dengan siswa di luar daerah Kecamatan Banyubiru dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri. : Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input
secara
umum
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber
4. Peneliti
: Peran saya yaitu dengan melakukan kinerja yaitu misalnya memantau program-program belajar seperti mensukseskan adanya program JBEM (Jam Belajar Efektif Masyarakat). : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
5. Peneliti
: Strategi saya mengenai kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melakukan kebijakan pendidikan. : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
6. Peneliti
: Persepsi saya mengenai lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber 7. Peneliti
: Peran saya yaitu dengan mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang baik. : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap
pengaruh
lingkungan
sekolah
dalam
peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber
8. Peneliti
: Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan saran dan prasarana untuk mendukung penyelenggaran pendidikan yang bermutu. : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber
9. Peneliti
: Persepsi saya mengenai hal ini adalah salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber
10. Peneliti
: Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber
: Strategi saya mengenai hal ini adalah mensosialisasikan dan memantau adanya pelatihan-pelatihan untuk
11. Peneliti
meningkatkan kemampuan dari kompetensi yang ada pada pendidikan. : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber
12. Peneliti
: Tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru persepsi saya, komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber
13. Peneliti
: Peran saya mengenai hal ini adalah Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidik yang di ajukan oleh masyarakat dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan saran dan ide kreatif. : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola
lembaga
pendidikan
dalam
rangka
peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber
14. Peneliti
: Mengenai hal ini adalah dengan memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan kebijakan dan kegiatan sekolah. : Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningktkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber
15. Peneliti
: Persepsi saya mengenai hal ini adalah proses pembelajaran lembaga pendidikan di Kecamatan Banyubiru sudah baik, karena adanya aplikasi kewibawaan guru, adanya keteladanan. : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
16. Peneliti
: Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
17. Peneliti
: Upaya saya, mengenai hal ini memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan Kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan seperti: Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM). : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
18. Peneliti
: Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber
19. Peneliti
: Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatakan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber
: Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Selasa, 12 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Asrofie, M. Nur, S. Ag. : Ketua II
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Persepsi saya, apapun usaha yang dilakukan tanpa memperhatikan dan menggarap masing-masing faktor itu kiranya akan sulit untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 2. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Sudah bagus, karena bukan hanya satu, dua sekolahan yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup guna memperlancar proses belajar mengajar di sekolah. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dengan memberikan dorongan agar komite sekolah berperan sebagai pemantau penyelenggaraan pembelajaran peran saya. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan Kecamatan dalam rangka pengembangan kurikulum.
5. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk
meningkatkan
mutu pendidikan di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Persesi saya, lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendorong orang tua dan masyarakat untuk ikut memperhatikan terhadap kemajuan belajar anak. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Upaya saya mengenai hal ini adalah memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 8. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Persepsi saya mengenai hal ini adalah salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Peran saya mengenai hal ini adalah memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru.
10. Peneliti
: Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Dengan mengkontribusikan terhadap perkembangan intelektual, sikap dan moral dari setiap individu pendidik sebagai anggota masyarakat. 11. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menyampaikan laporan kepala sekolah secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menindak lanjuti keaktifan pengelolaan yang memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri. 14. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Sudah baik, karena kelembutan dalam mengajar, adanya penguatan dan adanya tindakan tegas dalam mendidik. 15. Peneliti : Apa peran bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu
16. Peneliti
sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri. Sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Memberikan masukan dan pertimbangan. 17. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Rabu, 13 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Sugiyo : Sekretaris
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Persepsi saya, usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan harus harus memperhatikan enam faktor pendidikan tersebut. 2. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Sudah baik, karena menurut pandangan saya keadaan gedung sudah memadai, sehingga siswa tidak jenuh dalam melakukan pembelajaran di kelas. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Peran saya disini adalah memasukkan murid untuk berprestasi dengan memantau dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Meminta penjelasan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan tentang hasil belajar siswa.
5. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk
meningkatkan
mutu pendidikan di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Persepsi saya mengenai hal ini, lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dengan mengimbau kepada lembaga pendidkan agar memperhatikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Upaya saya adalah dengan mendorong peran serta masyarakat dan DUDI dalam penyediaan sarana dan prasarana. 8. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Persepsi saya, mengenai hal ini salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 10. Peneliti : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan Banyubiru?
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Nara Sumber : Dengan mensosialisasikan dan memantau adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi yang ada pada pendidik. 11. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntunan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang di ajukan oleh masyarakat. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Membantu pelaksanaan rencana dan program kerja kepala sekolah, beserta staf mengikuti dan mencermati perkembangan pendidikan. 14. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Para pendidik memperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran dalam mengajar, jadi menurut saya sudah baik. 15. Peneliti : Apa peran bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri. Sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau.
16. Peneliti
: Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Memberikan masukan dan pertimbangan. 17. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Rabu, 13Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Masrur : Bendahara
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Apapun usaha yang dilakukan tanpa memperhatikan dan menggarap masing-masing faktor itu kiranya akan sulit untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 2. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Sudah bagus, karena sarana dan prasarana di sekolah sudah memadai. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memantau program-program belajar yang di laksanakan di Kecamatan Banyubiru. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan.
5. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk
meningkatkan
mutu pendidikan di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaimanas peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang baik. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendorong peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan. 8. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 10. Peneliti : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Mengkontribusikan terhadap perkembangan intelektual.
11. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah secara tertulis, mengenai hasil pembelajaran. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan masukan dan pertimbangan mengenai visi, misi dan tujuan sekolah. 14. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Sudah baik, karena pendidik dalam mengajar tegas dalam memberikan pengajaran di kelas. 15. Peneliti : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. 16. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pertimbangan dan masukan kepada pendidik agar memberikan pengajaran yang baik di kelas.
17. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Sabtu, 16 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Maryoto : Anggota
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Dengan memperhatikan anak faktor mengenai mutu pendidikan, akan dapat terealisasikan dengan baik. 2. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Masih ada yang kurang, karena ada sebagian gedung sekolahan yang perlu di renovasai. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan dorongan agar komite sekolah agar ikut berperan dalam penyelenggaraan pembelajaran. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan dalam rangka pengembangan kurikulum.
5. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk
meningkatkan
mutu pendidikan di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang baik. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendorong peran serta masyarakat dan DUDI dalam penyediaan sarana dan prasarana. 8. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber :
10. Peneliti
Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber :
Memantau adanya pelatihan-pelatihan untuk pendidik.
11. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Memantau adanya pelatihan-pelatihan untuk pendidik. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : 13. Peneliti
Menampung dan menganalisis ide-ide dari UPTD pendidikan Kecamatan Banyubiru dan masyarakat. : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : 14. Peneliti
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam menyusun visi, misi dan tujuan kebijaksanaan. : Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Pendidik memberikan beberapa metode dengan tepat dalam meneyesuaikan mata pelajaran, materi yang akan disampaikan kepada siswa. 15. Peneliti : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber :
16. Peneliti
Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : 17. Peneliti
Memberikan beberapa masukan dan pertimbangan kepada stakeholder terkait. : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber :
18. Peneliti
Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber :
Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Selasa, 12 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Sumardi : Anggota
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan enam faktor pendidikan tersebut.
2. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Sampai saat ini masih rendah karena meski harus UANnya tinggi namun tidak mampu bersaing dengan siswa di luar daerah Kecamatan Banyubiru. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan dorongan kepada komite sekolah untuk ikut berperan dalam memantau penyelenggaraan pendidikan. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis. 5. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk
meningkatkan
mutu pendidikan di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendorong orang tua dan masyarakat untuk ikut memperhatikan terhadap kemajuan belajar anaknya. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
8. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 10. Peneliti : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Mengkontribusikan terhadap perkembangan intelektual, sikap dan moral. 11. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menampung dan menganalisis ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dengan memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan kebijakan dan kegiatan sekolah.
14. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningktkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Proses pembelajaran lembaga pendidikan di Kecamatan Banyubiru sudah baik, karena adanya aplikasi kewibawaan guru, adanya keteladanan. 15. Peneliti : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. 16. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan Kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan seperti: Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM). 17. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Kamis, 14 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Dimyati : Anggota
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Dengan memperhatikan enam faktor mutu dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Sudah baik, karena dengan adanya seorang pendidik yang berkompeten. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input
secara
umum
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memasukkan murid untuk berprestasi dengan memantau dari kegiatannya dan hasil belajarnya. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pertimbangan dalam rangka pengembangan kurikulum. 5. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang baik. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap
pengaruh
lingkungan
sekolah
dalam
peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
8. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 10. Peneliti : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Mensosialisasikan dan memantau kegiatan untuk peningkatan kompetensi bagi pendidik. 11. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menyampaikan laporan kepada stakeholder tentang hasil pengamatan secara tertulis. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola
lembaga
pendidikan
dalam
rangka
peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menindak lanjuti keaktifan pengelolaan lembaga pendidikan.
14. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Sudah baik, karena metode pembelajaran yang di pakai sudah baik. 15. Peneliti : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. 16. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan masukan dan pertimbangan. 17. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disisni KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan Banyubiru?
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Rabu, 13 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Marwoto, S.Pd. : Anggota
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Dengan melaksanakan enam faktor mutu, insya Allah peningkatan mutu pendidikan akan terwujud.
2. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Sudah baik, karena dengan adanya kondisi lingkungan sekolahan yang memadai. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input
secara
umum
untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan dorongan kepada komite sekolah untuk lebih memperhatikan dalam memantau penyelenggaran pendidikan. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pertimbangan dalam rangka pengembangan kurikulum. 5. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendorong orang tua untuk ikut memperhatikan terhadap prestasi anaknya. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap
pengaruh
lingkungan
sekolah
dalam
peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memotivasi dan bekerjasama dengan DUDI untuk menyiapkan sarana dan prasarana di sekolah.
8. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 10. Peneliti : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Mengkontribusikan terhadap perkembangan intelektualnya. 11. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidik yang di ajukan oleh masyarakat. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola
lembaga
pendidikan
dalam
rangka
peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Membantu pelaksanaan rencana dan program kerja kepala sekolah.
14. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Kurang, karena masih ada sebagian gedung yang belum di renovasi. 15. Peneliti : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. 16. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan masukan dan pertimbangan. 17. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disisni KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatakan Banyubiru?
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
CATATAN LAPANGAN Hari/Tanggal Tempat Nara Sumber Jabatan
1. Peneliti
: Selasa, 12 Januari 2010 : KKSK Kecamatan Banyubiru : Rasipan, S. Ag. : Anggota
: Bagaimana persepsi Bapak tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Untuk usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan enam faktor mutu tersebut.
2. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru?
Nara Sumber : Sudah baik, karena dengan adanya sarana dan prasarana yang ada di sekolahan. 3. Peneliti : Bagaimana peran Bapak dalam meningkatkan kualitas input secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memantau program-program belajar yang ada di Kecamatan Banyubiru. 4. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap kualitas masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru?
5.
Nara Sumber : Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengaruh lingkungan sekolah untuk
meningkatkan
mutu pendidikan di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu pendidikan karena jika belajar dalam keadaan lingkungan yang rapi, bersih dan indah, maka proses kegiatan belajar mengajar akan lancar dan siswa akan mudah mengerti dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya, sehingga akan mendapatkan prestasi yang cemerlang. 6. Peneliti : Bagaiman peran Bapak dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang baik. 7. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang dilakukan Bapak terhadap pengaruh lingkungan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyedian saran dan prasarana.
8. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Salah satu faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten. 9. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Memantau dan mengadakan latihan-latihan mengenai peningkatan kemampuan dari kompetensi pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 10. Peneliti : Apa upaya strategi Bapak terhadap kualitas guru untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Banyubiru? Nara Sumber : Mengkontribusikan perkembangan intelektual, sikap dan moral sebagai pendidik yang bermasyarakat. 11. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Nara Sumber : Komponen lingkungan pendidikan dapat berupa masyarakat, kondisi fisik sekolah dan sejenisnya, berarti secara langsung maupun tidak langsung aspek ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan muaranya pada masalah mutu lulusan, dan peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. 12. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis. 13. Peneliti : Apa upaya strategi yang Bapak gunakan dalam mengelola lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Menindak lanjuti keaktifan pengelolaan lembaga pendidikan di Kecamatan Banyubiru.
14. Peneliti
: Bagaimana persepsi Bapak tentang proses pembelajaran dalam
rangka
meningktkan
mutu
pendidikan
di
Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Sudah baik, dengan mewujudkan sikap yang baik ketika mengajar di kelas. 15. Peneliti : Apa peran Bapak terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam hal proses pembelajaran yang mendukung dan berperan aktif di dalamnya adalah dari pihak sekolah itu sendiri seperti pendidik atau guru, kepala sekolah, dan siswanya sendiri, sehingga perannya KKSK disini hanya meninjau dan memantau. 16. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan masukan dan pertimbangan. 17. Peneliti : Bagaimana persepsi Bapak tentang sistem ujian yang di gunakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakn agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan. 18. Peneliti : Bagaimana peran Bapak terhadap sistem ujian yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru? Nara Sumber : Dalam berperan disini KKSK tidak terlalu mencampuri teknis pendidikan atau proses dalam melakukan sistem ujian yang dilaksanakan di masing-masing sekolah. 19. Peneliti : Bagaimana upaya strategi yang Bapak gunakan terhadap sistem ujian yang digunakan dalam rangka untuk meningkatkan Banyubiru?
mutu
pendidikan
di
Kecamatan
Nara Sumber : Memberikan pengarahan bahwa banyak elemen dari sistem persekolahan yang perlu di tata sebagai minimum Quality Assurance untuk meningkatkan mutu pendidikan bila ketentuan UUD 45 pasal 31 dan UU Sistem Pendidikan Nasional secara konsekunsi di laksanakan agar mutu pendidikan dapat di tingkatkan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: DWI ASTUTI
Umur
: 22 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Kab. Semarang / 27 Desember 1987
Agama
: Islam
Bangsa
: Republik Indonesia
Alamat
: Kayuwangi, Gedong, Rt 03/02, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.
Pendidikan
: - TK PGRI III Gedong Banyubiru, lulus tahun 1993 - SDN Gedong 02 Kayuwangi Gedong, lulus tahun 1999 - MTs Assalafi Payudan Kenteng Susukan, lulus tahun 2002 - MAK Al Manar Bener Tengaran, lulus tahun 2005 - Diploma II PGA STAIN Salatiga, lulus tahun 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis
Dwi Astuti NIM 121 07 037