PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK AL-HIDAYAH CINERE
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : WAHYUDIN 105018200702
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK AL-HIDAYAH CINERE
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : W A H Y U DI N NIM 105018200702
Dibawah bimbingan :
Dr. Fathi Ismail, MM NIP: 196507171994031005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
i
ii
ABSTRAKSI Peran Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMK Al-Hidayah Cinere.
Kompetensi manajerial merupakan ini pokok dari seorang kepala sekolah, dalam kontek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memeberikan wewenang sepenuhnya kepada sekolah untuk mengelola semua perangkat sekolah. Artinya sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penerapannya kepala sekolah belum mampu sepenuhnya menjadi seorang manajer, kompetensi yang dimilki masih sebatas konseptual, menjadi kepala sekolah hanya sebatas tugas, belum menjadi tanggung jawab. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana persepsi guru terhadapa kompetensi manajerial kepala SMK Al-Hiadayah Cinere. Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui Peran kepala sekolah sebagai manajerial dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK AlHidayah Cinere, Depok Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan tertentu yang ada masa sekarang, kemudian dijelaskan, dianalisa, dan disajikan. Sehingga menjadi sebuah gambaran yang jelas dan sistematis. Metode ini penulis lakukan dengan cara pengumpulan data dengan teknik observasi, angket dan wawancara. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peran manajerial kepala SMK AL-Hidayah Cinere dalam meningkatkan mutu pendidikan pada katagori cukup baik (62.55%). Artinya kepala sekolah cukup mampu dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai manajer di lembaga pendidikan SMK AL-HIdayah Cinere. Tentunya perlu evaluasi untuk lebih baik kedepan, semoga dengan hasil penelitian ini menjadi salah satu rekomendasi untuk menuju SMK Al_hidayah Cinere lebih baik ke depan guna peningkatan mutu pendidikan.
iii
LEMBAR PERNYATAAN Bismillahhirrohmannirohim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Wahyudin
NIM
: 105018200702
Program Studi
: Manajemen Pendidikan
Jurusan
: Kependidikan Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Starta (SI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau mrupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 30 Mei 2011 Penulis
Wahyudin
iv
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kekuatan dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga Allah tetap melimpahkan rahmtNya kepada kita semua berupa menjadi anak yang soleh/soleha, selalu mendoakan kedua orang tua dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang teramat besar cintanya kepada umatnya dan membimbingnya menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Semoga kemuliaan pun tercurah kepada keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah menetapi sunnahnya sampai akhir zaman. Penulis sadar skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dari seluruh saudara-saudarku, kawan-kawan dan sahabat-sahabat terbaik penulis yang tidak dapat disebut satu persatu. Oleh karena itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Mu’arif Syam, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Fathi Ismail, MM, Dosen Pembimbing, atas kesediaan, waktu dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Kepala sekolah beserta dewan guru dan Siswa/i SMK Al-Hidayah Cinere yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian. 6. Keluargaku tercinta dan tersayang, khusunya orang tua penulis tersayang (Sabar Malis & Nurasiah), Ngah dan cik penulis tercinta (Slamet dan Tina, &
v
Zainulin dan Dayang & Ilyas dan Deli) Kakak-kakak penulis tersayang (Almrh, Masnayanti & Pratu M. Hidayatullah & Budi Kurniawan, ST & Supriyanto & Bustami & Iwan & Dwi Astuti & Dih Nur & Dian Usmawati), adik-adik penulis tersayang (Emi Rosdaini & Ari Primadasa & Normy & Putri Lestari & Dian Apriani & Dex Lala ), atas do’a, motivasi dan dukungannya yang tiada henti kepada penulis. Tak lupa, kepada Kakak Ipar (Nita & Dewi Suryanti), atas dukungan dan pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 7. HIMBOJA THE GENK, Budi, Gomel (azwar), Roni, Dedy, Hendri, Midis, Bambang, Wahyu, Syahrul, Kholil, Anas, Lili, Rini, Eni, Hery, Feby, Rissa (iik), Citra. Yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam penyelesaiian skripsi ini. 8. Untuk orang yang pernah hadir dihati “Nina Elfia, Megawati, Dian Novita, Nur Wanis, Marni Fadillah, Eka Nurazizah, Puspa Apriani, Eni Kurnia” yang senantiasa hadir ketika penulis butuhkan dan selalu menguatkan hati, memberikan semangat dan dukungannya. Thanks you so much. 9. Sahabat-sahabat penulis tersayang, Kanda Faisal Anwar, Kanda Erik Haryadi, Kanda Fathul Arif, Ridwan, Asep eL-bantani, Ujang, Munir, Riyan, Alis, Ivon, Riki, Fuad, Ojic, Nida, Otoy, Misra, Dharma, Sekar, Novi, Ufa dan teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2005 serta Kawan-kawan HMI Cabang Ciputat, HMI KOMTAR Cabang Ciputat dan Kader PARTAI REFORMASI MAHASISWA (PARMA), tak lupa kanti-kanti seluruh anggota PERMAJA JAYA, IMAJI, HIMBOJA dan HIMSAR JAYA atas do’a dan dukungannya. Semoga Allah menguatkan silaturrahim kita, serta semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Barakallaahulakum. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Semoga menjadi amal
vi
kebaikan yang dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat ganda.. Amin.
Jakarta, 30 Mei 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………………i ABSTRAK…………………………………………………………...…………...ii LEMBAR PERNYATAAN……………………………...………………………ii KATA PENGANTAR……………………………………………………….…..iv DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…v DAFTAR TABEL……………………………………………………...………..vi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...………….vii BAB I : PENDAHULUAN………..…………………………………………...…1 A. Latar Belakang Masalah…………………….……………………………..1 B. Masalah Penelitian………………………………………………………...5 1. Identifikasi Masalah …………………………………………………….5 2. Pembatasan Masalah…………………………………………………….5 3. Perumusan Masalah…………………………………………………..…5 C. Mafaat Penelitian………………………………………………………….6 BAB II : KAJIAN TEORI….………………………………………………...…7 A. Kepala Sekolah Dan Manajemen Sekolah………………………..……….7 1. Pengertian Kepala Sekolah……………………………………………….7 2. Standar Kompetensi Kepala Sekolah…………………………………..…8 3. Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah……………………………...……..10 A. Kepala Sekolah sebagai Educator (pendidik) ……………………..….11 B. Kepala Sekolah sebagai Manajer……………………………………...13 C. Kepala sekolah sebagai Administrator…………….………..………...14 D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor…………………………….…….15 a. Pengertian Supervisor………………………………………….….15 b. Fungsi-fungsi Supervisi…………………………………………...16 E. Kepala Sekolah sebagai Leader…………………………………...…..18 a. Pengertian Leader…………………………………….………..…..18
viii
b. Kepribadian Kepala sekolah Sebagai leader…………………...….19 c. Tipe atau gaya kepemimpinan……………………………………..19 F. Kepala Sekolah Sebagai Inovator……………………………….…….21 G. Kepala Sekolah sebagai Motivator……………………………….…..22 a. Pengertian Motivasi…………………………………………...…22 b. Prinsip-prinsip untuk Mendorong Profesionalisme Kerja Tenaga Kependidikan…………………………………………………….22 4. Manajemen Sekolah………………………………………………….….23 1. Pengertian Manajemen Sekolah………………………………….23 2. Fungsi-Fungsi Manajemen……………………………………….24 B Mutu Pendidikan…………………………………………………….…….27 1. Pengertian Mutu Pendidikan………………………………………..….27 2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan………………………...28 3. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan………………………………….31 4. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan……………………………………………………….33
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN…..……………………….……….36 A. Tujuan Penelitian…………………………………………………..…….36 B. Tempat dan Waktu penelitian……………………………………………36 C. Sumber Data……………………………………………………………...36 D. Metode Penelitian…………………………………………………….…..37 E. Teknik dan Pengumpulan Data…………………………………..……….37 F. Teknik Analisi Data……………………………………………………....39 BAB IV : HASIL PENELITIAN….…………………………….………….….42 A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Cinere.............................................42 B. Pembahasan Dan Analisis Data……………………………….………….44 1. Deskripsi Data ………………………………………………...……….44 2. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………..58 3. Peran Kepala SMK Al-Hidayah Cinere Sebagai Manajer Sekolah…....61
ix
4. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Di SMK Al-Hidayah Cinere…………………………………………………………………..61 a. Kurikulum …………………………………………………….…61 b. Sarana dan Prasarana………………………………………...…..62 c. Proses Belajar Mengajar………………….………………….…..63 d. Upaya
Kepala
Sekolah
Dalam
Meningkatkan
Mutu
Pendidikan…………………………….……………………….....64 BAB V : PENUTUP…….………………………………………………….…...65 A. Kesimpulan………………………………………………….……...……..65 B. Saran…………………………………………………………………...….67 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….68 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Table 3.1
: Kisi-kisi Instrument Penelitian …………………………….…..38
Tabel 4.1
: Data Jumlah Siswa.......................................................................40
Tabel 4.3
: Gedung Sekolah...........................................................................41
Tabel 4.2
: Data Biasiswa Tahun 2010/2011.................................................41
Tabel 4.4
: Menetapkan sasaran yang hendak dicapai……………………...41
Tabel 4.5
: Membuat perencanaan program pendidikan sesuai dengan pelaksanaannya…………..……………………………….……42
Tabel 4.6
: Mengembangkan mutu pendidikan disekolah…………..…..….42
Tabel 4.7
: Perencanaan program pendidikan mempunyai alternative lain...47
Tabel 4.8
: Perencanaan program pendidikan sesuai prosedur………….….48
Tabel 4.9
: Tanggung jawab kepada guru…………………………………..44
Tabel 4.10
: Bermusyawarah dengan guru-guru ………………………..…...44
Tabel 4.11
: Mendelegasikan tugas dan wewenang ……………………..…..44
Tabel 4.12
: Melaksanakan tugasnya sesuai kemampuan yang dimiliki..…...45
Tabel 4.13
: Memberikan penghargaan/imbalan………………………...…..45
Tabel 4.14
: Mengembangkan keahlian masing-masing……………..……...46
Tabel 4.15
: Mempunyai hubungan sosial yang baik…………………..…....46
Tabel 4.16
: Memberikan pengarahan kepada guru………………………....47
Tabel 4.17
: Melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan para guru……..…47
Tabel 4.18
: Membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah ditetapkan………………………..……………………….……48
Tabel 4.19
: Membantu guru mengevaluasi program pendidikan…………...48
Tabel 4.20
: Menyusun strategi pelaksanaan kurikulum…….……….…...…48
Tabel 4.21
: Mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru……...49
Tabel 4.22
: Meningkatkan program sekolah..................................................49
Tabel 4.23
: Pengembangan dan pembinaan kurikulum…………………….50
Tabel 4.24
: Melakukan kerjasama dengan guru dalam penyedian unit kegiatan siswa………..……………………………………………….....50
Tabel 4.25
: Memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru…..…51
xi
Tabel 4.26
: Menyediakan media-media pembelajaran…………………..….51
Tabel 4.27
: Melakukan rehabilitas sarana prasarana yang rusak…………...52
Tabel 4.28
: Memperhatikan sarana dan prasarana……………………....….52
Tabel 4.29
: Memberikan penghargaan siswa yang berprestasi…………......53
Tabel 4.30
: Memperbaiki proses belajar mengajar ………………………...53
Tabel 4.31
: Mengawasi kegiatan proses belajar mengajar………………….53
Tabel 4.32
: Berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar.....54
Tabel 4.33
: Peningkatan pembelajaran yang efektif …………………..……54
Tabel 4.34
: Skor 7 (tujuh) Aspek Kuisioner……………………....…..…….55
Tabel 4.35
: Deskripsi Data …………………………….……......……….….56
Tabel 4.36
: Nilai Rata-rata Skor Penelitian....................................................57
Tabel 4.37
: Nilai Rata-rata Penelitian………………………...………..……58
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1……………………..Pedoman Wawancara Lampiran 2……………………..Surat pengantar kuisioner untuk guru Lampiran 3……………………..Angket untuk Guru Lampiran 4……………………..Tenaga Pendidik SMK Al-Hidayah Cinere Lampiran 5……………………..Pedoman Observasi Lampiran 6……………………..Contoh RPP SMK Al-Hidayah Cinere
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia terampil di bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, pikiran, perilaku, dan lain-lain terutama oleh sekolah formal. Pendidikan dalam pengertian ini, dalam kenyataannya, sering dipraktekkan dengan pengajaran yang sifatnya verbalistik.1 Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada bidangnya masing-masing.2 Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun secara inovatif. Sekolah yang dikelola dengan baik, dari segi pembelajaran, sumber daya manusia dalam hal ini pendidik serta manajemennya maka sekolah akan menghasilkan output (siswa) yang berkualitas yang mampu bersaing ditempat yang lebih besar tantangnya dan lebih komplek. Sedangkan, sekolah yang manajemennya kurang baik tidak akan memberikan kualitas dan lulusan yang 1
.Qodri A. Azizy Pendidikan (Agama) untk Membangun Etika Sosial, (Semarang: PT. Aneka Ilmu 2002) h 18 2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) h 3
1
2
baik. Banyak sekolah yang tidak terkelola dari segi sistem pembelajaran dan manajemennya sehingga sekolah tersebut tidak maju dan tidak mampu bersaing dalam industri pendidikan saaat ini. Untuk mewujudkan sekolah idaman dan sekolah yang memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan. Maka, sekolah atau lembaga pendidikan membutuhkan sumber daya manusia yang profesional. Sumber daya manusia yang dimiliki sekolah dapat memberikan konstribusi yang menguntungkan bagi terselenggaranya pendidikan yang efektif. Kepemimpin kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, saran dan prasarana, sumber keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dan masyarakat dan penciptaan iklim sekolah. Sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik dan konseptual dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi guru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapai oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang memuaskan bagi semua.3 Maka kepala sekolah harus mampu menjabarkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional kedalam tujuan yang lebih rinci lagi. Dengan kata lain tujuan menjadi lebih sederhana dan dapat dijalankan. Sebagai manajer, kepala sekolah dituntut untuk bisa dan mampu memberikan pelayanan pendidikan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Kepala sekolah tidak perlu ragu-ragu dalam membuat strategi dan kebijakan sendiri. Secara umum untuk meningkatkan mutu sekolah untuk mencapai standar kompetensi harus ditunjang oleh banyak pendukung. Diantaranya adalah, 3
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.103
3
kepala sekolah dan guru profesional merupakan salah satu input sekolah yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat berpengaruh pada berlangsungnya proses pendidikan. Oleh karenanya, diperlukan kepala sekolah yang professional, sebagai pemenuhan sumber daya manusia yang baik memiliki kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya dalam menjalankan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Disamping peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ada faktor pendukung lainnya yang dapat menentukan mutu pendidikan, seperti sarana dan prasarana, kurikulum dan proses belajar mengajar. Kepala sekolah sebagai manajer sudah saatnya mengoptimalkan mutu kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan. Sekolah berfungsi untuk membina sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, sehingga kelulusannya memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pasar tenaga kerja sektor formal maupun sektor informal. Para manajer pendidikan di tuntut mencari dan menerapakan suatu strategi manajemen baru yang dapat mendorong perbaikan mutu sekolah. SMK Al-Hidayah Cinere sekolah yang baru berdiri pada Tahun 1998. Tepatnya setelah pecah era reformasi, di Indonesia yang saat itu runtuhnya rezim orde baru. Pendirian sekolah ini merupakan panggilan jiwa oleh seorang kiyai setempat yang melihat kondisi sosiologis daerah setempat yang sangat membutuhkan pendidikan. Awalanya pendiirian sekolah ini bertujuan hanya untuk anak-anak yang tidak mampu, namun berkat kerjasama di semua element masyarakat maka sekolah ini mulai berkembang. Awalnya sekolah ini hanya diminati oleh warga Cinere dan sekitarnya, karena sekolah ini di anggap belum mampu memberikan pendidikan yang layak untuk peserta didik. Namun, dengan berkat kerja keras dari kepala sekolah, dengan segala daya dan upaya dan dibantu oleh guru-guru yang sangat mementingkan pendidikan, maka sekolah ini disulap menjadi sebuah sekolah yang berekembang dan banyak diminati oleh warga, tidak hanya warga setempat tetapi sudah diminati oleh Depok dan sekitarnya.
4
Sebagai
manejer,
kepala
sekolah
dituntut
mampu
membuat
perencanaan, pengorganisasian, pengrahan serta pengawasan. Untuk itu, kepala sekolah
SMK Al-Hidayah Cinere dituntut untuk selalu membuat
perencanaan dan program kerja, mengingat umur lembaga pendidikan ini tidak tergolong muda lagi. Maka, peran manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah,. Sangat dituntut untuk senantiasa mampu dan bisa mengembangan sekolah. Baik, dari penyiapan
profesionalisme tenaga kepndidikan,
penyediaan sarana dan prasana sampai dengan kepuasaan pelayanan sekolah terhadap pelanggan sekolah. Ini bukanlah pekerjaan mudah bagi seorang kepala sekolah yang dituntut untuk menjadi seorang manajer. Tidak semua guru atau pendidik mampu menjadi kepala sekolah. Karena kepala sekolah senantiasa dituntut dengan profesinal dan kompetensi kinerja sebagai seorang manajer. Karena, apapun kinerja kepala sekolah tidak terlepas dari pantauan dan penilaian dari semua pihak. Begitu kompleksnya kerja dan ruang lingkup tugas kepala sekolah dan diiukuti perkembangan yang dialami oleh SMK Al-Hidayah Cinere, maka penulis merasa perlu meneliti peran kompetensi manajerial kepala sekolah, dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. Dengan demikian pendidikan yang bermutu tidak hanya dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (Pendidik) serta eksternal(Peserta didik,orang tua, dan masyarakat). Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitia berjudul
“PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SMK AL-HIDAYAH CINERE DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN”
5
B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Peran dan upaya kepala sekolah sebagai manajer dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK AL-Hidayah Cinere b. Kondisi mutu pendidikan yang ada di SMK AL-Hidayah Cinere c. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan di SMK AL-Hidayah Cinere d. Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen e. Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah 2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan penelitan yang akan di buat lebih terarah dan mengingat begitu luasnya ruang lingkup manajerial kepala sekolah, maka penulis membatasi pada peran kepala sekolah sebagai manajer dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan dari sisi mutu pendidikan, penulis membatasi pada kurikulum, sarana prasarana dan proses belajar mengajar serta upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana persepsi guru terhadap manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. b. Bagaimana kondisi mutu pendidikan yang ada di SMK Al-Hidayah Cinere.
6
C. Mafaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis a. Dapat menambah informasi dan wawasan tentang kepemimpinan kepala sekolah di sebuah instansi pendidikan seperti SMK b. Dapat menambah informasi dan wawasan akademik tentang penelitian secara mandiri c. Dapat menambah wawasan, informasi dan pengetahuan tentang manajerial kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya di sekolah. 2. Bagi sekolah SMK Al-Hidayah Cinere, dapat menambah saran dan masukan dari hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi sekolah tentang pembahasan yang akan diteliti. 3. Para pembaca penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang objek yang diteliti dan masukan untuk peneliti berikutnya.
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Kepala Sekolah Dan Manajemen Sekolah 1. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah yang terdiri dari dua kata yaitu: “kepala” dan “sekolah”, Kata kepala dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin‟ dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan „sekolah‟ adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan
demikian
secara
sederhana
kepala
sekolah
dapat
didefenisiskan sebagai “ seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.4 Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan bertanggung jawab dalam menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah, yaitu perilaku kepala sekolah yang mampu memperkarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi di likungan sekolah dengan melakukan perubahan atau penyeseuain tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Esensi
kekepalasekolahan
adalah
kepemimpinan
pengajaran.
Seorang kepala sekolah orang yang benar-benar seorang pemimpin, 4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 83
8
seorang innovator. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah signifikan sebagai kunci keberhasilan sekolah. Selain itu, pengetahuan tentang teori kepemipinan merupkan bantuan yang besar di dalam meningkatkan efektivitas sekolah. 2. Standar Kompetensi Kepala Sekolah Pada 17 April 2007, Menteri Pendikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Bahwa Untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah,
seseorang
wajib
memenuhi
standar
kepala
sekolah/madrasah yang berlaku nasional. Standar tersebut terdiri dari Kualifikasi
Umum,
kualifikasi
khusus,
kompetensi
managerial,
kompetensi kepribadian, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Memang hal ini sangatlah normatif sekali, belum tersirat tentang perspektif ataupu latar belakang motivasi untuk memfilternya sehingga memunculkan kepala-kepala sekolah yang tinggi dedikasinya. Menjadi hal yang sangat menarik memang apabila dalam wawancara atau penyeleksian ada hal-hal yang bisa mengungkap hal tersebut agar kepala sekolah juga memiliki kemampuan standar yang tidak terlalu berbeda jauh antara satu dengan yang lain sekaligus sebagai tolok ukur pendidikan di sekolah yang diembannya. Disamping tentunya dorongan dari pemerintah yang nyata sehingga bukan hanya terlihat sebagai jabatan karier ataupun struktural namun memiliki semangat untuk memajukan pendidikan persekolahan terlepas dari kekurangan-kekurangan yang selalu muncul, meski itu adalah kewajaran semata. Pada tahun nggaran 2007, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia mengeluarkan standar nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Standar tersebut adalah sebabagi berikut: 1. Kepribadian
9
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah/madrasah. b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. 2. Manajerial a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal. d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif. e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah. i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajarandan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
10
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. 3. Kewirausahaan a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah. b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. 4. Supervisi a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 5. Sosial a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.5 3. Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah Untuk menajadi kepala sekolah profesional yang dituntut mampu menjawab tantangan zaman, kepemimpinan kepala sekolah tidak hanya dibatasi oleh kegitan formal dan rutinitas. Tetapi, kepala sekolah dituntut untuk bisa menjadi:
A. Kepala Sekolah sebagai Educator (pendidik) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0296/U/1996, merupakan landasan penilain kinerja kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki kemampuan untuk 5
http//google;sisdiknasnas.
11
membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan yang non guru, membimbing pesrta didik, mengembangakan tenga kependidikan, mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar.6 Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusip memberikan nasehat kepada warga sekolah, memeberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta
melaksanakan
model
pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program eklerasi bagi peserta didik yang cerdas di ats normal. Pendidik adalah orang yang memberikan motivasi, kooperasi dan kompetensi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta individualities. Kepala sekolah disebut sebagai pendidik karena kepala sekolah dituntut untuk mampu menggunakan prinsip yang dimiliki oleh prinsip seorang pengajar. Yaitu: 1. Motivasi, motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.7 2. Kooperasi dan kompetensi, banyaknya stimulus belajar yang menuntut adanya kerjasama antarpelajar dalam pemcehannya.8 Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu membangkit motivasi beajar peserta didik, antara lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip: peserta didik akan bekerja keras kalau dia punya minta dan perhatian terhadap pekerjaanya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, memberikan penghargaan terhadp hasil kerja dan prestasi peserta didik, menggunkan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna.9 6
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h. 101 7 M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Amissco Jakarta, 2002), h. 72 8 Ibid h. 74 9 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan Implementasi, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 186
12
Sumidjo (1999:122) mengemukakan bahwa memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana stratgei pendidikan itu dilaksanakan.10 Acuan pokok konsep pendidikan adalah konsep tentang manusia (hakikat dan tujuan hidup) dan alam, yang kemudian lahir daripadanya konsep hakikat dan tujuan hidup, tujuan pendidikan, kurikulum, metodologi, proses belajar mengajara dan evaluasi.11 Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikinya empat macam nilai, yaitu: 1. Pembinaan mental, yaitu pembinaan para tenaga kependidikan tentang hala-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak. 2. Pebinaan moral, Yaitu memebina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik burukmengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan. 3. Pembinaan fisik, yaitu pembinaan para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan atau penampilan mereka secara lahiriyah. 4. Pembinaan artistik, yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.12 Begitu komplek yang dihadapi oleh kepala sekolah. Benar, apa yang disebutkan oleh Bush dan Middlewood bahwa kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sekolah secara keseluruhan.13 Peranan yang disebut dengan multi fungsi harus digenggam oleh kepala sekolah, karena apapun arah dan tujuan sekolah akan
10
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h. 99 11 H. Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan (dalam Perspektif Islam), h.11 12 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 99-100 13 Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ (Yogyakarta:PT. LKiS Printing Cemerlang, 2010), h. 3
13
ditentukan oleh kebijakan dan insting kepala sekolah. Kemana arah kemudi kapal akan berlayar tergantung bagaimana nahkoda mengarahkan. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) harus mampu dan menanamkan kan paling tidak empat macam nilai. Yaitu: a. Mental, hal-hal yang baerkaitan dengan sikap batin dan watak manusia; b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagi akhlak, budi pekerti dan kesusilaan; c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatn dan penampilan manusia secara lahiriyah; d. Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.14 B. Kepala Sekolah sebagai Manajer Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala ekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memperdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kepada tenaga kepndidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai manajer. Yaitu: 1. Proses, adalah suatu cara yang sistemik dalam mengerjakan sesuatu. 2. Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi, maupun sumber daya manusia yang masing-masing berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan. “Setiap sumber daya itu memiliki nilai tersendiri bagi organisasi, yang berfungsi sebagai pendukung terciptanya
14
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 124
14
kondisi yang kondusif bagi organisasi untuk melaksanakan seluruh perencanaan organisasi”.15 3. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.16 Dalam hal ini kepala sekalah bisa berpedoman dengan asas-asas berikut ini, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, Asas integrasi.17
C. Kepala Sekolah sebagai Administrator. Kepala sekolah sebagai administrator memilki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi. Sebagai seorang pemimpin yang dituntut untuk menjadi seorang administrator kepala sekolah
harus
mempunyai
keahliah
dibidang
administrasi,
yaitu
mengawasi keseluruha bagaimana data sekolah, pesipana sekolah tenaga ersonalia sekolah, serta bagaimana pengelolaan keungan sekolah. Kata “administrasi” berasal dari bahasa latin terdiri dari atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan kata ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti “melayani”, atau “membantu”, atau “mengarahkan”. Dalam bahasa inggris to administer berarti pula “mengatur”, “memelihara” (to look after), dan “mengarahkan”).18 Secara umum kepala sekolah sebagai administrator adalah mampu mengawasi keseluruhan system yang ada dilembaga, dan harus senantiasa dievaluasi, karena ini sangat erat kaitannya dengan kemajuan dan 15
Amiruddin Dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Ciputat; Quantum Teaching (Ciputat Press Group), 2006), Cet-1, h. 59 16 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010), h. 94-95 17 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 105 18 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 1
15
kemunduran lembaga, apalagi lembaga pendidikan sangat rentan dengan kemajuan dan kemunduran, maka administrasi menjadi pokok utama. Kegitan tersbut perlu dilakukan secara efektif dan efesien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, kepala sekolah sebagai administrator dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah dapat dianalisa brdasarkan beberapa pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku, mapun pendekatan situasional. D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor a. Pengertian Supervisor Supervise adalah segala bantuan dari pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan dari para guru-guru dan personel sekolah lainnya didalam menacapi tujuan-tujuan pendidikan.19 Dengan kata lain: supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.20 Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Menetapkan standar pelaksanaan, 2. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan 3. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar an rencana.21 Kegiatan utama pendidikan di sekoah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapain efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah
19
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 76 20 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 76 21 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 101
16
sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pkerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk
meningkatkan
kinerja
tenaga
kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegitan pendidikan di seklah terarah pada tujuan yang telah ditetepakan.22 Salah satu supervisi akademik yang popular adalah supervisi klinis, yang memilki karakterisktik sebagiagai berikut, yatiu: 1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap berada ditangan tenaga kependidikan. 2. Aspek yang disupervisi berdasarkan susl guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan. 3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah. 4. mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru. 5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka., dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan. 6. Supervisi klinis sediktnya memilki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik. 7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan. 8. supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk mneingkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.23 b. Fungsi-fungsi Supervisi fungsi-fungsi supervise yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut: 1. Dalam bidang Kepemimpinan a. menyusun rencana dan policy bersama b. mengikutsertakan anggota-oanggota pegawai) dalam berbagai kegiatan.
22
kelompok
(guru-guru,
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 111 23 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 112
17
c. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-pesoalan. d. Membangkitkan dan mempuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada kelompok. e. Mengikutsertakan semua anggaota dalam meentukan putusanputasan. f. Membagi-bagi dan mendelagasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing. g. Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok. h. Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama. 2. Dalam hubungan kemanusiaan a. memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri mapun bagi kelompoknya. b. Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalsan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis. c. Mengarahkan angota kelompok kepada sikap yang demokratis. d. Memupuk rasa saling menghormati di antara sesame anggota kelompok dan sesame manusia. e. Menghilangkan rsa curiga-mencurigai antara anggota kelompok. 3. Dalam pembinaan proses kelompok a. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan mapun kemampuan masing-masing. b. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai antara sesame anggota maupun antara anggota dan pimpinan. c. Memupuk sikap dan kesdiaan tolong-menolong. d. Memperbesar rasa tanggungjawab antar anggota kelompok. e. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertantangan atau perselisiahan pendapat di antara anggota kelompok. f. Menguasai tekhnik-tekhnik memimpin rapat dan pertemuanpertemuan lainnya. 4. Dalam bidang administrasi personal a. Memelih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan utnuk suatu pekerjaan. b. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing. c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
18
5. Dalam bidang evaluasi. a. mengusai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci. b. Mengusaia dan memilki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai criteria penlaian. c. Mengusai tekni-tekni pengumpulan dan untuk memperoleh data yang lengkap, benra, dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada. d. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapatkan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.24 Era orde baru supervisor sekolah berperan penting sebagai pengawasan sekolah untuk menuju kemajuan dan perkembangannya, sehingga supervise sekolah begitu penting pran dan fungsinya, akan tetapi seiring perubahan zaman dan berubah-ubahnya kebijakan dan kurikulum, supervise sekolah dihapuskan. Dan berikutnya yang menjadi supervise adalah kepala sekolah langsung, karena kepala sekolah yang langsung terjun ke lapangan, dan kepala sekolahlah yang paling mengerti bagaimana situasi yang di hadapi sekolah. E. Kepala sekolah sebagai Leader a. Pengertian Leader Menurut kamus Ilmiah Populer edisi lengkap leader adalah pemimpin, penunjuk jalan dan juga di sebut seorang yang ahli. Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (Pesonality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok untuk orang-orang untuk mencotohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dia hendaki.25 Wahjosumijo (1999: 110) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memilki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian
dasar,
pengalaman
dan
pengetahuan
profesional,
serta
pengetahuan administrasi dan pengawasan. 24
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 87 25 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 26
19
b. Kepribadian Kepala sekolah Sebagai leader. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai berikut, yaitu: 1. jujur, 2. percaya diri, 3. tanggung jawab, 4. berani mengambil resiko dan keputusan, 5. berjiwa besar, 6. emosi yang stabil dan teladan.26 Pemahaman terhadap visi misi sekolah akan tercermin darai kemampuannya
untuk:
1.
Mengembangkan
Visi
sekolah,
2.
Mengembangkan Misi sekolah, dan 3. Melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi kedalam tindakan. Kemampuan
mengambil
keputusan
akan
tercermin
dari
kemampuannya dalam: a. Mengambil keputusan bersama tenaga kepndidikan di sekolah, b. Mengambil keputusan untuk kepntingan internal sekolah, dan c. Mengambil keputusan uuntuk ekternal sekolah. Kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk: a. Berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah, b. Menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan, c. Berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik, dan d. Berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.27 c. Tipe atau gaya kepemimpinan dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisa dari tiga tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu : 1. Kepemimpinan yang Otokratis Dalam kepemimpinan otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya, memimpin adalah menggerakkan dan memaksakan kelompok. Kekusaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh undangundang. Penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain adalah menunjukkan dan memberi perintah. Kewajiban bawahannya dan
26
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 115 27 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 116
20
anggota-anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membantah ataupun memberi saran.28 Kekuasaan seperti ini cepat pudar, dan senantiasa berhenti ditengah jalan atau sebelum waktu memimpinya habis. Dominasi yang berlebihan seperti ini juga yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi terhadap kepemimpinan, atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat agresif pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya. 2. Kepemimpinan yang Laissez Fair Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe ini memberikan orang-orang berbuat sekehdaknya. Pemimpin yang seperti ini tidak sama sekali memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan anggotaanggotanya. Pembagian tugas dan kerjasama diberikan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau saran-saran dari pimpinan.29 Di dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasi tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan. 3. Kepemimpinan yang Demokratis Pemimpin yang demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktataor, melainkan pemimpin di tengah-tengah anggota bukan majikan terhadap buruhnya. Melainkan sebagai saudara tua dalam temanteman kerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggotaanggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk menacapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan sanggupan dan kemampuan kelompoknya.30 28
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 48 29 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 49 30 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII, h 50
21
F. Kepala Sekolah Sebagai Inovator. Dalam Kamus Ilmiah Populer Bahasa Indonesia Innovator adalah orang-orang yang mendatangkan hal-hal atau ide-ide metode pembahruan, printis ide-ide atau gagasan (baru). Kepala sekolah sebagai innivator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektiv, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.31 Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memilki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class ini bisa dipadukan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam satu laboratarium bidang studi dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.32 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah mengajarkan ke lembaga pendidikan untuk lebih madniri dalam mengelolah semua yang ada di system sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mampu dan memilki inovasi, ide gagasan baru dalam kaitannya memajukan dan mengembangan sekolah. Karena apapun bentuk sekolahnya semua kemajuan dan kemunduran akan ada di keputusan bijak dari seorang kepala sekolah
G. Kepala Sekolah sebagai Motivator a. Pengertian Motivasi Motivasi bersala dari kata latin movere yang berarti dorongan atau atau menggerakkan. Kata motivasi yang sering diartikan dalam 31
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 118 32 E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 119
22
bentuk kata kerja menajdi rangsangan, dorongan yang menyebabkan sesuatu terjadi, baik yang berasal dari dalam mapun yang berasal dari luar diri seseorang atau lingkungannya. Manusia terdorang bergerak untuk mencapai sutau tujuan hanya jika mereka merasa hal itu merupkan bagian dari tujuan pribadi atau organisasinya.33 Menurut Frederick J. Mcdonald Motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditnadi oleh dorongan efektif dan reaksi yang mencapi tujuan. Motivasi bagian dari learning. (Hilgrad dan Russel) proses timbul/tumbuhnya motivasi mengikuti pola berikut: Drives----Needs----Mosivies----Motivasi kelakuan.34 Sebagai motivator, kepala sekolah harus memilki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dan penyediaan berbagi sumber belajar melalui Pusat Sumber Belajar (PSB). b. Prinsip-prinsip untuk Mendorong Profesionalisme Kerja Tenaga Kependidikan. Terdapat beberapa prinsip yang dapat ditrapkan kepala sekolah untuk mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan profesionalismenya. Prinsip-prinsip tersebut adalah : 1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik, dan menyenangkan, 2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan mereka bekerja. Para tenaga kependidikan juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, 3. Para tenaga kepndidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setipa pekerjaanya, 4. Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan,
33
Sudarwan Danim & Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan Visi dan Strategi Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h, 30 34 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pedidikan (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), cet ke-v, h 206,207
23
5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur pengalaman dengan sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.35 4. Manajemen Sekolah 1. Pengertian Manajemen Sekolah Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata management yang berarati pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan. Management berakar dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, atau mengelola.36 Haiman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.37 Menurut George Terry bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.38 Sondang P. Siagian menyatakan bahwa manajemen adalah kemamapuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatn-kegiatan orang lain.39 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sekolah sebagai suatu aktifitas untuk memadukan dan mendayagunakan sumber daya manusia dan pendidikan melalui fungsi-fungsi manajemen di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
35
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h 121,122 36 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h235 37 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cetXIX, h 3 38 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cetXIX, h 3 39 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 236
24
Manajemen sekolah sebagai suatu proses artinya manajemen berjalan dalam rangkaian-rangkaian aktifitas yang dilakukan kepala sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Fungsi-Fungsi Manajemen Adapun fungsi-fungsi manajemen dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain yaitu: merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. a. Perencanaan Berbagai pendapat para ahli mengenai perencanaan yang semuanya hampir memberikan pengertian dan penjelasan yang sama, “pada hekakatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegitan”40. Louis A. Allen mengatakan “planning is the determanition of a course of action to achieve a desired result”. Jadi perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.41 Sedangkan menurut Koontz (1972) menyatakan bahwa perencanaan adalah sebagai suatu proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan terpercaya, serta memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang, oleh karena itu, perencanaan membutuhkan pendekatan rasional kearah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.42 Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu (3) identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.43
40
Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet- IV, h 3 41 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cetXIX, h 39 42 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X, h. 49 43 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X, h. 49
25
Pada umumnya perencanaan yang baik berisikan atau memuat enam unsur, yaitu: the what, the why, the where, the when, the who dan the how. Jadi suatu rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam pertnyaan berikut, yait: a. b. c. d. e. f.
Tindakan apa yang harus dikerjakan? Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan? Dimanakah tindakan itu harus dilaksanakan? Kapankah tindakan itu dilaksanakan? Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu? Bagaiamankah cara mengerjakan tindakan itu?44
Dari jawaban-jawaban pertanyaan di atas, sesuatu rencana harus memuat hal-hal sebagai berikut: a. Penjelasan dai perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan. b. Penjelsan mengapa kegiatan ini harus dikerjaka dan mengapa tujuan yang ditentukan itu harus dicapai. c. Penjelsan tentang kondisi fisik setiap kegiatan yang harus dikerjakan sehingga tersedia fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu. d. Penjelsan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan. e. Penjelsan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya. f. Penjelsa tentang teknik mengerjakan pekerjaan.45 b. Pengorganisasian Pengorganisasian
dimaksud
mengelompokkan
kegiatanyang
diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsifungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan
XIX, h 41 XIX, h 41
44
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
45
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
26
terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.46 Untuk memperjelas penulisan ini, tentang pengorganisasian akan diuraikan hal-hal (1) Departementasi (2) delegasi. 1. departemensasi Tidakan pertama dalam mengorganisasi adalah departemensasi yaitu proses mengkhususkan atau membagi-bagi kegiatan (tugas) pemimpin atau suatu perusahaan. Dasar-dasr departemensasi dapat dibedakan sebagai berikut: a. dasar tetorial (daerah), b. dasar produksi, c. dasar langganan, d. dasar fungsi, dan e. dasar lain-lain seperti proses perkakas dan waktu.47 2. Delegasi Delegasi adalah kegiatan sorang manajer untuk menugaskan bawahannya untuk menegrjakan bagian daripada tugas manajer yang bersangkutan, dan pada waktu yang bersamaan memberikan kekuasaan kepada bwahan tersebut sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik-baiknya atau dapat mempertanggungjawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya.48 c. Penggerakkan Pengerakkan dalam dunia manajemen adalah penmpatan semua anggota dari sebuah kelompok agar bekerja secara sadar untuk menacapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.49 d. Pengawasan Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.50 Pengawasan adalah yang berhubungan dengan
XIX, h 10 XIX, h 74
46
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
47
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
48
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
XIX, h 107
49 50
XIX, h 173
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 248 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
27
pemantauan, pengamatan, pembinaan dan pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan lembaga pedidikan.51 Suatu Sistem pengawasan harus mengandung prinsip-prinsip berikut: a. Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-kegitan yang harus diawasi. b. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan. c. Fleksibel. d. Dapat mereflektir pola organisasi. e. Ekonomis. f. Dapat dimengerti. g. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.52
B. Mutu Pendidikan 1. Pengertian Mutu Pendidikan Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional yang dihadapi dan mendapat perhatian sungguh-sungguh dalam system pendidikan nasional di Indonesia dewasa ini. Mengingat mutu pendidikan merupakan sumber dari kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Secara subtantif mutu itu sendiri mengandung dua hal, yaitu sifat dan taraf. Sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda, sedangkan taraf adalah menunjukan dalam suatu skala. Sedangkan menurut kamus ilmiah popular mutu kualitas atau tingkat, kadar atau derajat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini mengacu pada proses dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang
bermutu
terlibat
berbagi
input
seperti,
bahan
ajar
(kognitif,afektif,psikomotorik), metode, sarana dan prasarana, dan autput (hasil belajar siswa) Terdapat
lima
dimensi
pokok
yang
menentukan
kualitas
penyelenggaraan pendidikan, yaitu: a. Keandalan (reability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat dan memuaskan.
51 52
XIX, h 174
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009), h 137 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-
28
b. Daya tangkap (responsiveness), yaitu kemauan para tenaga kependidikan untuk membantu para peserta didik dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Proses pembelajaran hendaknya diupayakan interaktif dan memungkinkan para peserta didik mengembangkan kapasitas, kreatifitas, dan kapabilitas. c. Seluruh tenaga kependidikan harus benar-benar kompoten dibidangnya, reputasi penyelenggaraan pendidikan yang positif di mata masyarakat, sikap dan perilaku seluruh tenaga kependidikan mencerminkan propesionalisme dan kesopanan. d. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik antara murid dan guru. e. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga kependidikan dan sarana komunikasi.53 2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan a. Kurikulum Kurikulum “ seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran”,54 merupakan variabel pendidikan yang menjadi salah satu factor dominan terjadinya proses pembelajaran. Kurikulum khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajara yakni sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus di tempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat atau keseluruhan pelajaran yang di sajikan oleh suatu lembaga pendidikan Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahsa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani kuno di Yunani, yang mengandung arti suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish.55 Doll menegaskan bahwa kurikulum itu adalah perencanaan yang ditawarkan, bukan yang diberikan, karena pengalaman yang diberkan guru belum tentu ditawarkan. Dengan demikian sluruh konsep pendidikan di
53
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung : PT Remaja Rosada Karya,2003),h. 227-228 54 Masnur Muslich, KTPS (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet-V, h. 1 55 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 128
29
sekolah itu bisa dan harus ideal. Kurikulum haris bicara keharusan bukan kemungkinan.56 Dari beberapa pengertian defenisi mengenai kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum
sadalah
seperangkat
rencana dan
pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan ajar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajran dan proses pencapaian tujuan pendidikan atua sekolah yang di aktualisasikan dikelas maupun diluar kelas sebagai pengalaman murid serta kumpulan mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai. b. Media/Alat Pendidikan Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupkan bentuk jamak darai
kata
medium
yang secara harfiah
berarti
perantara atau
pengantar.medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.57 Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional atau NEA media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatnnya. Zakiah Daradjat menyebutkan pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan, sarana pendidikan. Sedangkan dalam kepustakaan asing, sementara ahli mengguna istilah audio visual aids (AVA) teaching materaial, instructional materail.58 Para ahli telah mengklasifkasikan alat/media pendidikan kepada dua bagian, yaitu alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil). 1. Alat pendidikan yang bersifat benda Menurut Oemar Hamalik menyebutkan secara umum alat pendidikan materil terdiri dari : a. bahan-bahan cetakan atau bacaan, b. alat tanpa proyeksi seperti papan tulis dan diagram, c. media
56
Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III, h. 26 57 Arief S. Sadiman Dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009), h. 6 58 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 180
30
pedndidikan tiga dimensi, d. alat pendidikan yang menggunakan tekhnik.59 2. Alat pendidikan yang bukan benda Selain ala/media pendidikan berupa benda, terdapat pula alat/media pendidikan yang bukan berupa benda. Diantara alat/media pendidikan yang berupa bukan benda adalah : a. keteladanan, b. perintah/larangan, c. ganjaran dan hukuman.60 c. Proses Belajar Mengajar (PMB) Prose belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbala balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam PBM tersirat adanya kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara keduanya terjalin interaksi yang saling menunjang. Ada beberapa komponen yang terdapat dalam proses belajar mengajar, antara lain: materi pelajaran, metode mengajar, peralatan dan media evaluasi. Proses belajar mengajar juga merupakan sub sistem dari pengajaran secara keseluruhan, dimana antara komponen-komponen tersebut saling berkaitan, berhubungan dan terintegrasi. Adapun dalam proses belajar mengajar, meliputi: b. Penguasaan Materi akan sangat baik sekali jika seorang guru sebelum ia melaksanakan PBM ia sudah menguasai terlebih dahulu tentang materi yang akan di bahas, dan juga menguasai kurikulum secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa harus melihat buku terus menerus.
59 60
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 182 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004), h 184
31
c. Penggunaan Metode Mengajar ketetapan dalam menggunakan setiap metode pengajaran sangatlah penting sekali karena berkaitan dengan pencapaian tujuan pada akhir proses belajar mengajar. d. Penampilan Guru dalam PBM guru menjadi pusat perhatian siswa, maka sebaiknya guru berpenampilan baik tetapi juga sederhana atau tidak berlebihan,
karena
jika
berlebihan
justru
akan
membuat
konsentrasi siswa menjadi terbagi, atau justru kehilangan consentrasi. e. Pendayagunaan Alat/ Fasilitas setiap alat dan fasilitas yang tersedia sebaiknya dapat dimanfaatkan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Agar tidak manjadi kemubaziran
negative
dan
menghambat
kelancaran
proses
pembelajaran. 3. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah memerlukan titik berangkat dari pola pemikiran yang memandang sekolah sebagai suatu sistem. Sekolah terdiri dari berbagai komponen yang salin membutuhkan dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Melalui penggarapan seluruh komponen sekolah, pendidikan bermutu tinggi apabila setiap anak didik berkembang secara optimal sesuai kemampuannya serta dapat mengembangkan kemampuannya itu bagi kepentingan masyarakat. Pendidikan yang bermutu tinggi membawa setiap anak didik kearah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam peningkatan mutu pendidikan, ada beberapa metode yang digunakan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah manajement mutu terpadu yang biasa disebut dengan total Quality manajemen (TQM). Menurut Bounds yang dikutif oleh E. Mulyasa menyatakan bahwa “manajemen mutu terpadu adalah suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan
32
kepuasan pelanggan (customers) pada biaya sesungguhnya yang secara berkelanjutan terus menerus”.61 Mulyadi, 1998: 10. Mengemukakan TQM merupakan pendekatan sistem secara menyeluruh (bukan suatu bidang atau program terpisah) dan merupakan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja secara horizontal menembus fungsi dan departemen, melibatkan semua karyawan dari atas sampai bawah, meluas ke hulu dan ke hilir, dan mencakup mata rantai pemasok dan customer.62 Manajemen mutu terpadu (TQM) juga dapat diterapkan dalam lembaga pendidikan, dengan prinsip-prinsip: 1. Penerapan TQM untuk meningkatkan fungsi-fungsi administrasi dan operasiatau secara luas untuk mengelola proses pendidikan secara keseluruhan. 2. Mengintegrasikan TQM dalam kurikulum 3. Penggunaan TQM dalam metode pembelajaran di kelas 4. Menggunakan TQM untuk mengelola aktifitas riset dan pengembangan.63 Konsep manajemen mutu terpadu dalam pendidikan memandang bahwa lembaga pendidikan merupakan industri jasa bukan sebagai proses produksi. Oleh karena itu manajemen mutu terpadu memperhatikan input, proses dan output untuk memuaskan pelanggan pendidikan (orang tua dan masyarakat). Dalam kontek pengembangan TQM untuk layanan pendidikan, berarti semua perangkat sekolah dari kepala sekolah, guru, karyawan dan tenaga kebersihan serta keamanan, harus benar-benar memiliki kultur pelayanan terbaik terhadap siswa dan orang tua siswa sehingga mereka puas, tidak hanya diakhir setelah putra-putrinya lulus, tapi sejak awal mereka masuk kehalaman sekolah, merasa aman, nyaman, terlindungi, terhargai, dan terlayani oleh perangkat sekolah yang berada di front line.
61
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003), h. 224 62 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003), h. 224 63 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003), h. 225
33
Dalam konteks pendidikan, sekolah itu berkualitas jika mampu melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan rancanganrancangan yang ditetapkan bersama antara sekolah dengan komite sekolah, menacapai hasil belajar sesuai dengan target yang direncanakan, serta sesuai pula dengan harapan orang tua siswa, pemerintah, siswa, para pengguna lulusan baik sekolah atau perguruan tinggi tempat siswa melanjutkan studinya, maupun dunia kerja.64 Sedangkan menurut E. Mulyasa “sekolah yang bermutu tidak hanya dilihat dari mutu lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Menurut Green Wood pelanggan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Siswa-siswa yang memperoleh pelajaran. 2. Orang tua siswa yang membayar baik langsung maupun tidak langsung untuk biaya pendidikan anak-anaknya. 3. Pendidikan lanjut atau institusi pendidikan tempat siswa melanjutkan studi. 4. Para pemakai tenaga kerja yang perlu untuk merekrut staf terampil, memiliki keahlian dan berpendidikan sesuai kebutuhan. 5. Negara yang memerlukan pengawai terdidik dengan baik.65 Adapun usaha yang dilakukan kepala sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman dan menantang. Usaha ini akan membawa dampak yang positif bagi tumbuhnya sikap terbuka dari guru-guru, guru-guru juga harus didorong agar kreatif serta memiliki kerja tinggi. Tinggi rendahnya mutu pendidikan (sekolah) dapat
dilihat dari berhasil
tidaknya
kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. 4. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Peran kepala sekolah sebagai manajer dan sebagai pelaksana program sekolah karena berhubungan langsung dengan pengambilan 64
Dede Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III, h.268 65 Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III, h. 270
34
keputusan. Paling tidak seorang manajer harus memilki tigamacam ketrampilan: 1. Keterampilan konseptual, keterampilan konsep merupakan keterampilan memahami dan mengelola organisasi, 2. Keterampilan Manusiawi. Keterampilan manusia adalah keterampilan melakukan kerja sama, memotivasi, dan membangkitkan etos kerja para pegawai. 3. Keterampilan teknis, keterampilan teknis adalah keterampilan mengoperasionalkan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang tradisional maupun modern.66 Kepala sekolah sebagai perencana memiliki fungsi dan peran mengidentifikasi dan merumuskan hasil kerja yang ingin dicapai oleh sekolah dan mengidentifikasi serta merumuskan cara atau metode untuk mencapai hasil yang diharapkan. Mutu pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Manajemen peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu metode peningkatan yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan kepada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, dan memperdayakan semua komponen lembaga pendidikan untuk secara berkesimbungan meningkatkan kapasitas dan kemamapuan organisasi guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Sedangkan menurut E. Mulyasa adalah bahwa pendidikan yang bermutu tidak hanya dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (tenaga kependidikan) serta pelanggan eksternal (peserta didik, orang tua, masyarakat dan pemakai lulusan).67 Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan berupa pelayanan kepada pelanggan, dalam bidang pendidikan, pelayanan pendidikan, berarti semua perangkat sekolah dari kepala
66
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009), h 47 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya, 2007), cet-IX, h. 226 67
35
sekolah, guru dan karyawan dan tenaga kebersihan dan melakukan berbagai bidang yaitu, kurikulum, kesiswaan dan proses belajar mengajar. Dari berbagai uraian teori tentang kompotensi menjadi Kepala Sekolah, maka yang dimaksud dengan Ektifitas Kepala Sekolah Sebagai Manejer Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan memerlukan kepala sekolah yang pandai dalam mengidentifikasi serta mampu merumuskan hasil kerja yang ingin dicapai oleh sekolah. Kemudian
seorang
Kepala
Sekolah
juga
mengorganisasikan pekerjaannya yang mencakup
harus
bisa
pemberian dan
pembagian tugas dan wewenang kepada masing-masing staf, kemudian menetapkan jalur komunikasi, mekanisme kerja, melengkapi masingmasing staf dengan sarana atau alat dan sumber daya lain, dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas staf untuk mewujudkan rencana yang dibuat. Dengan begitu peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah harus selalu memberikan pengawasan kepada guru dengan melihat langsung kegiatan belajar mengajar di kelas, serta mengadakan diskusi tentang metode-metode yang diajarkan kepada siswa agar tercapai hasil yang diharapkan.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin di capai penulis adalah untuk mengetahui persepsi guru terhadap manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere, Otonom Depok Jawa Barat B. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini di laksanakan di lembaga pendidikan SMK Al-Hidayah Cinere, terletak di jalan Masjid I No. 30 Desa Cinere, Kecamatan Cinere, Propinsi Jawa Barat, Daerah Otonom Depok. Adapun penelitian ini dilaksanakan mulai 01 Januari 2011 sampai 20 Februari 2011. C. Sumber Data Populasi adalah “keseluruhan dari subjek penelitian”68 berdasarkan batasan ini ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMK Al-Hidayah Cinere yang berjumlah 25 orang. Sedangkan sample adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”69 dalam penelitian ini sample yang diambil penulis adalah guru yang ada di SMK Al-Hidayah Cinere yang berjumlah 25 orang, karean guru kurang dari 100 maka penulis mengambil semuanya. D. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu “penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII, h. 130 69 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII, h. 131
37
suatu kelompok orang tertentu”70. Penelitian deskriptif digunaka ketika penelitian di lakukan untuk mengetahui informasi mengenai persepsi guru tentang kompetensi menejerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. E. Teknik dan Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data tentang persepsi guru tentang kompetensi menejerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK AlHidayah Cinere, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Angket Angket adalah “teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden”.71 Angket ini disebarkan kepada guru di SMK Al-Hidayah Cinere sebagai responden. 2. Wawancara Wawancara
adalah
“pengumpulan
data
dengan
mengajukan
pertanyaan secara langsung”.72 Wawancara ini di gunakan untuk melengkapi data angket dan observasi. Penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere guna mengetahui sejauh mana peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
3. Observasi
70
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 35 71 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h 65 72 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 67
38
Observasi adalah “pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan”.73 Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai subjek yang di teliti. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di SMK Al-Hidayah Cinere tentang sarana prasarana, keadaan guru, struktur organisasi, serta data-data yang mendukung lainnya. 4. Studi Dokumentasi Dokumentasi
adalah
pengambilan
data-data
tentang
sejarah
berdirinya sekolah, visi dan misi, struktur sekolah dan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. Kisi-kisi Instrument Penelitian Table 3.1 No 1.
Variabel Manajerial kepala sekolah
Aspek 1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
Indicator
No item Kegiatan perencanaan 1,2,3 yang berhubungan dengan langkahlangkah perencanaan
Kegiatan perencanaan 4,5 yang berhubungan syarat-syarat perencanaan Kegiatan 6,7 pengorganisasian yang berhubungan dengan struktur organisasi Kegiatan pengorganisasian yang 8,9 berhubungan dengan pendelegasian
jum 3
2
2
2
Kegiatan pengarahan 3. Pengarahan
73
yang berhubungan 10,11 dengan pemberian motivasi Kegiatan pengarahan yang berhubungan 12,13 dengan kemampuan
2
2
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 69
39
berkomunikasi
Kegiatan pengawasan yang berhubunagan dengan fungsi-fungsi 14,15 pengawasan
4. Pengawasan
2.
Peningkatan mutu pendidikan
Peleksanakan
1. Kurikulum
16,17 ,18,9, 20
5
fasilitas 21,22 ,23,2 4,25
5
proses 26,27 ,28,2 9,30
5
pengembangan kurikulum 2. Sarana dan prasarana pendidikan
Tersedianya
3. Kegiatan belajar siswa
Memperbaiki
penunjang pembelajaran
2
belajar mengajar
F. Teknik Analisi Data Setelah data yang penulis perlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebgai berikut: 1. Editing Dalam menganalisis data, yang pertama kali harus dilakukan adalah editing.pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan
kebenaran
pengisisan
kekeliruan/kesalahandalam diperoleh data yang akurat.
angket
tersebut
mendapatkan
agar
infornasi
terhindar sehingga
dari dapat
40
2. Scoring Penulis memberi skor terhadap butir pernyataan yang terdapat pada angket. Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada empat, yaitu “selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah” maka skor yang diberikan penulis yaitu: 4 untuk selalu, 3 untuk sering, 2 untuk kadangkadang, 1 untuk tidak pernah. 3. Tabulating Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang telah diperoleh dengan menggunakan statistik sederhana. Data yang telah terkumpul
dalam
penelitian
ini
selanjutnya
dianalisi
untuk
mengungkapakan pokok masalah yang diteliti. Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu table yang mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan jawaban responden yang lain. 4. Presentase Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang diperoleh dari hasil penyebaran angkat tentang peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. Angka yang diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik. Persentase dengan rumus sebagai berikut:
41
F P = ---- X 100% N Keterangan: P
: Angka persentase
F
: Frekuensi jawaban responden
N
: Jumlah responden.74
100 : Angka tetap Teknik analisis data yaitu data yang sudah diolah diuraikan dengan keterangan sehingga data tersebut dapat dipahami oleh orang lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Untuk interpretasi atas nilai-nilai yang diperoleh maka digunakan interpretasi sebagaimana yang dikemukan oleh Suharsimi Arikunto, baik (76% - 100%), cukup (56 % - 75%), kurang baik (40% - 55 %) tidak baik (kurang dari 40%).75 Sedangkan untuk menentukan prosentase, penulis menggunakan perhitungan sederhana berikut ini : a. Menetukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengkalikan jumlah item pertnyaan dengan skor tertimnggi. b. Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. Dengan rumus sebagai beriku, yaitu: NS _______ X 100% NH
74
Anas sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-22, h. 43 75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), cet-XI, h., 246
42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Cinere. SMK Al-Hidayah Cinere terletak di jalan Masjid I No. 30 Desa Cinere, Kecmatan Cinere, Propinsi Jawa Barat, daerah otonom Depok. Bangunan 16 lokal yang berdiri di atas tanah 200 M² resmi dibangun pada 2 Mei 1998 dan terakreditasi ”A” pada tahun 2010. SMK Al-Hidayah Cinere berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah, Yayasan ini mempunyai luas tanah 300 M². Yayasan ini telah melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan kanak-kanak (TK), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Program Studi di SMK Al-Hidayah Cinere merupakan Proram Studi yang langsung berkenaan dengan kebutuhan dunia kerja dewasa ini, program Studi tersebut adalah Program Akuntansi, Program Studi Administrasi Perkantoran dan Program Studi Penjualan. Siswa yang berminat untuk melanjutkan jenjang studi di SMK al-Hidayah selalu mengalami fluktuasi (naik-turun). Tahun ajaran 2010-2011 SMK Al-Hidayah Cinere telah menerima 208 siswa sedangkan tahun 2009-2010 siswa yang diterima masuk di SMK Al-Hidayah Cinere Sekitar 223 siswa. Untuk lebih jelas kondisi siswa dan kurikulum yang digunkan, berikut tabel data jumlah siswa pada tahun 2010-2011.
43
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa
KTSP
2
Akuntansi A. Perkantoran
Kelas X L P 19 22
KTSP
36
50
37
73
37
17
3
Penjualan
KTSP
51
30
40
34
41
28
106
102
58
149
94
65
No 1
Program Studi
Jumlah TOTAL
Kurikulum
Kelas XI L P 15 39
Kelas XII L P 16 20
574
Dalam melaksanakan tugas kependidikannya, SMK Al-Hidayah Cinere tertuju pada visi dan misi yang telah tertanam sejak didirikannya SMK AlHidayah Cinere. Visi Sekolah ini adalah ”Terciptanya Manusia yang Disiplin, Handal, Terampil, Berjiwa Wirausaha serta Beriman dan Bertaqwa”. Visi ini senantiasa dijadikan sebagai pedoman dan pondasi awal bagi SMK AlHidayah Cinere dalam melangkah. Baik dalam menentukan program, melaksanakan program maupun dalam memilih program, guna menjadikan sekolah agar lebih baik. Adapun misi yang diemban oleh SMK Al-Hidayah Cinere membentuk siswa agar mampu menghadapi tantangan dunia kerja serta membentuk siswa yang percaya diri. Selanjutnya misi ini dijabarakan ke dalam lima point, yaitu: 1. Membentuk manusia yang disiplin dan beretos kerja tinggi. 2. Mendidik Sumber Daya Manusia yang mandiri yang siap memasuki dunia kerja 3. Membentuk manusia yang percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup. 4. Membina siswa untuk menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari 5. Menciptkan lingkungan sekolah bersih dan nyaman. Berdirinya SMK Al-Hidayah Cinere juga tidak terlepas dari tujuantujuan khusus. Tentunya untuk mempersiapkan siswa agar mampu bersaing di dunia kerja. Tujuan SMK Al-Hidayah Cinere adalah ” Terciptanya lulusan
44
yang mandiri, beretos kerja tinggi mampu bersaing dalam dunia kerja dan beriman. Keadaan Sekolah 1. Gedung Sekolah Tabel 4.2 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pertelaan Milik 16 1 1 1 1 1 3 1
Ruang Belajar Lab.Komputer Ruang Kep.Sekolah Ruang Guru Ruang TU WC Guru WC.Siswa Lap.Olah Raga
Jumlah Menumpang -
Luas Bangunan M2 7X8 7X8 3X8 7X8 7X8 -
Ket Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
2. Data Biasiswa Tahun 2010/2011 Tabel 4.3 ASAL BANTUAN
JUMLAH PENERIMA (Siswa)
SPP
11 Siswa
B. Pembahasan Dan Analisis Data 1. Deskripsi Data Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Tabel 4.4 Kepala Sekolah menetapkan sasaran yang hendak dicapai dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan No
Alternative jawaban
frekuensi
Prosentase
1
Selalu
25
100
2
Sering
-
0
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
45
Data diatas membuktikan bahwa kepala sekolah menetapkan sasaran yang hendak dicapai dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dibuktikan dengan responden yang menjawab selalu 100%, dan tidak ada yang menjawab sering 0%, adang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%.76 Tabel 4.5 Kepala Sekolah membuat perencanaan program pendidikan sesuai dengan pelaksanaannya No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
25
100
2
Sering
-
0
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Guru yang menjawab selalu 100%, sering 0%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%. Dalam hal ini kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan
program
pendidikan
sesuai
dengan
pelaksanaannya.
Dibktikannay semua guru menjawab selalu. Tabel 4.6 Kepala sekolah mengembangkan mutu pendidikan disekolah No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
23
92
2
Sering
2
8
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Data tersebut diatas membuktikan bahwa kepala sekolah bertujuan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah dengan responden yang menjawab selalu 92%, sering 8%, Hal ini terbukti dengan tidak adanya jawaban kadang-kadang 0% dan tidak pernah 0%.
76
Data hasil olahan dari angket
46
Tabel 4.7 Kepala sekolah membuat suatu perencanaan program pendidikan mempunyai alternative lain No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
20
80
2
Sering
5
20
3
Kadang-kadang
0
0
4
Tidak pernah
0
0
25
100%
Jumlah
Pada tabel diatas terungkap bahwa kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan program pendidikan jarang selalu memliki alternativ lain. Tidak terpaku dengan yang telah ada. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden, yang menjawab selalu 80%, sering 20%, kadang-kadang 0% dan tidak pernah 0%. Tabel 4.8 Kepala sekolah membuat suatu perencanaan program pendidikan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
21
84
2
Sering
3
12
3
Kadang-kadang
1
4
4
Tidak pernah
0
0
25
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan program pendidikan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menyatakan selalu 84%, sering 12%, kadang-kadang 4%. Dibuktikan dengan tidak ada responden yang merasa kepala sekolah belum melaksanakan program sesuai dengan prosedur yang berlaku dibuktikan dengan jawaban tidak pernah 0%.
47
Tabel 4.9 Kepala sekolah menyusun tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada guru sesuai dengan keahliannya masing-masing No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
19
76
2
Sering
6
24
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari 25 responden. 76% menjawab selalu, 24% dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam menyusun tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada guru sesuai dengan keahliannya masing-masing. Tabel 4.10 Kepala sekolah bermusyawarah dengan guru-guru yang ada disekolah dalam pembagian tugas No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
20
80
2
Sering
5
20
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam pembagian tugas kepala sekolah selalu bermusyawarah dengan guru-guru yang ada disekolah. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menjawab selalu 80%, sering 20%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.11 Kepala sekolah dalam mendelegasikan tugas dan wewenang didasarkan kepada keahlian masing-masing guru dan tata usaha No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
20
80
2
Sering
5
20
48
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari 25 responden 20 orang 80% menjawab selalu, 5 orang 20% menjawab sering, dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang, dan tidak pernah . hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam mendelegasikan tugas dan wewenang didasarkan kepada keahlian masing-masing guru dan tata usaha. Tabel 4.12 Kepala sekolah melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemempuan yang dimiliki No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
19
76
2
Sering
6
24
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dengan memperhatikan tabel diatas, dari 25 responden 19 orang 76% menjawab selalu, 6 orang 24% menjawab sering, sedangkan menjawab kadang-kadang dan tidak pernah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tabel 4.13 Kepala sekolah memberikan penghargaan/imbalan kepada kepada guruguru yang berprestasi No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
15
60
2
Sering
5
20
3
Kadang-kadang
3
12
4
Tidak pernah
2
8
25
100%
Jumlah
49
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah memberikan penghargaan/imbalan kepada guru-guru yang berprestasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 60%, sering 20%, kadangkadang 12%, dan tidak pernah 8%. Tabel 4.14 Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan keahlian masing-masing No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
21
76
2
Sering
4
20
3
Kadang-kadang
1
4
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan keahliannya masing-masing. Dari 25 responden 76% menjawab selalu, 20% menjawab sering, 4% responden menjawab kadanga. Sedangkan untuk tidak pernah 0%, artinya kepala sekolah menunjukkan kepemimpinan yang demokratis dalam kepemimpinannya. Tabel 4.15 Kepala sekolah mempunyai hubungan sosial yang baik dengan para guru, karyawan dan siswa No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
16
64
2
Sering
9
36
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu mempunyai hubungan sosial yang baik dengan para guru, karyawan dan siswa. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan selalu 64%, sering 36%, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah 0%.
50
Tabel 4.16 Kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru yang mempunyai kesulitan dalam proses belajar mengajar No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
20
80
2
Sering
5
20
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan pengarahan kepada guru yang mempunyai kesulitan dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang menyatakan selalu 80%, sering 20%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.17 Kepala sekolah melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan para guru. No
Alternative jawaban
1
Selalu
16
64
2
Sering
9
36
3
Kadang-kadang
0
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan guru. Ini dibuktikan dari 25 responden yang menjawab selalu 64%, sering 36%, kadang-kadang 0% dan tidak pernah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah senantiasa melakukan pemerikasaan terhadap pekerjaan guru-guru.
51
Tabel 4.18 Kepala sekolah membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah ditetapkan No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
15
60
2
Sering
10
40
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan
Tabel
diatas
bahwa
kepala
sekolah
senantiasa
membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menyatakan selalu 60%, sering 40%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0. Tabel 4.19 Kepala sekolah membantu guru dalam mengevaluasi program pendidikan diakhir tahun No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
12
48
2
Sering
10
40
3
Kadang-kadang
3
12
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Pada Tabel diatas diketahui bahwa kepala sekolah selalu membantu guru dalam mengevaluasi program pendidikan di akhir tahun. Hal ini sesuai dengan jawaban responden. Berdasarkan tebel diatas yang menyatakan selalu 48%, sering 40%, kadang-kadang 12% dan tidak pernah 0%. Tabel 4.20 Kepala sekolah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum yang dilakukan oleh guru No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
18
72
2
Sering
6
24
52
3
Kadang-kadang
1
4
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasrkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa responden menjawab selalu 72%, sering 24%, kadang-kadang 4% dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu menyusun strategi pelaksanaan kurikulum yang dilakukan oleh guru. Tabel 4.21 Kepala sekolah mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru dikelas No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
12
48
2
Sering
10
40
3
Kadang-kadang
3
12
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari Tabel diatas, dapat dikemukakan bahwa kepala sekolah selalu mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru dikelas. Dibuktikan dengan hasil jawaban angket dari responden, selalu 48%, sering 40%, kadangkadang 12%, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.22 Kepala sekolah meningkatkan program sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
15
60
2
Sering
10
40
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa 60% selalu, 40% sering, tidak ada yang
menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini
53
menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu meningkatkan program sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Tabel 4.23 Pengembangan dan pembinaan kurikulum yang dilakukan oleh kepala sekolah No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
12
48
2
Sering
9
36
3
Kadang-kadang
3
12
4
Tidak pernah
1
4
25
100%
Jumlah
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah senantiasa melakukan pengembangan dan pembinaan kurikulum. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menyatakan selalu 48%, sering 36%, kadangkadang 12%, dan tidak pernah 4% Tabel 4.24 Kepala sekolah melakukan kerjasama dengan guru dalam penyedian unit kegiatan siswa No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
12
48
2
Sering
9
36
3
Kadang-kadang
4
16
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu melakukan kerjasama dengan guru dalam penyediaan unit kegiatan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menjawab selalu 48%, sering 36%, kadang-kadang 16%, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.
54
Tabel 4.25 Kepala sekolah memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
21
84
2
Sering
4
16
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari Tabel diatas diketahui bahwa kepala sekolah selalu memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 84%, sering 16%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.26 Kepala sekolah menyediakan media-media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran sehingga hasil pembelajaran lebih efektif No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
11
44
2
Sering
11
44
3
Kadang-kadang
3
12
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 44% responden menjawab selalu, 44% sering, 12% kadang-kadang, dan 0% untuk tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu menyediakan mediamedia pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran sehingga hasil pembelajaran lebih efektif.
55
Tabel 4.27 Kepala sekolah melakukan rehabilitas sarana prasarana yang rusak untuk meningkatkan mutu pendidikan No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
15
60
2
Sering
6
24
3
Kadang-kadang
4
16
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu melakukan rehabilitas saran dan prasarana untuk meningkat mutu pendidikan di SMK AlHidayah Cinere. Dibuktikan dengan hasil jawaban responden yang menjawab selalu 60%, sering 24%, kadang-kadang 16%, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.28 Kepala sekolah kurang memperhatikan sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
13
52
2
Sering
6
24
3
Kadang-kadang
2
8
4
Tidak pernah
4
16
25
100%
Jumlah
Dari 25 responden, 52% menjawab selalu, 24% sering, 8% kadangkadang, dan 16% tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sunguhpun belum dirasakan manfaatnya bagi semua guru, dibuktikan dengan 4 responden menyatakan kepala sekolah kurang memperhatikan sarana dan prasarana.
56
Tabel 4.29 Kepala sekolah bekerjasama dengan guru memberikan penghargaan siswa yang berprestasi No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
14
56
2
Sering
8
32
3
Kadang-kadang
3
12
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu bekerjasama dengan guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang menjawab selalu 56%, sering 32%, kadang-kadang 12%, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.30 Kepala sekolah kerjasama dengan guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam dan diluar kelas No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
25
100
2
Sering
-
0
3
Kadang-kadang
-
0
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 25 responden berpendapat kepala SMK Al-Hidayah Cinere sangat bekerjasama dengan guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar, baik di dalam mapun di luar kelas. Dibuktikan dengan seluruh respomden menjawab selalu dengan 100%, dan sering, kadang-kdang, dan tidak pernah 0%. Tabel 4.31 Kepala sekolah mengawasi kegiatan proses belajar mengajar No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
20
80
57
2
Sering
4
16
3
Kadang-kadang
1
4
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 25 responden, 20 orang menjawab selalu atau 80%, 16% menjawab sering, 4% menjawab kadang-kadang, dan 0% menjawab tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu mengawasi kegiatan proses belajar mengajar. Tabel 4.32 Kepala sekolah berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
18
72
2
Sering
6
24
3
Kadang-kadang
1
4
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajara. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang menjawab selalu 72%, sering 24%, kadangkadang 4%, dan tidak pernah 0%. Dari jawaban yang sama pada Tabel diatas bahwa kepala sekolah selalu ikut berperan aktif dalm pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Tabel 4.33 Peningkatan pembelajaran yang efektif yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah No
Alternative jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Selalu
16
64
2
Sering
7
28
3
Kadang-kadang
2
8
4
Tidak pernah
-
0
25
100%
Jumlah
58
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah selalu melakukan peningkatan pembelajaran yang efektif dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden yang menyatakan selalu 64%, sering 28%, kadang-kadang 8%, dan tidak pernah 0%. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Dari keseluruhan data angket tentang persepsi guru terhadap manajerial SMK Al-Hidayah Cinere, maka berikutnya adalah membahas tentang nilai maen atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk menegtahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Keseluruhan data kouesioner yang telah penulis sebarkan melalui angket tentang persepsi guru terhadap manajerial kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dibentuk dalam 7 (tujuh) aspek. Skor dari masing-masing aspek berjumlah, sebagaimana dalam tabel berikut ini, yatiu: Tabel 4.34 Skor 7 (tujuh) Aspek Kuisioner Persepsi Guru tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere NO 1 2 3 4 5 6 7
ASPEK Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengawasan Kurikulum Sarana dan prasarana pendidikan Kegiatan belajar siswa
SKOR 298 599 497 181 593 525 591
59
Tabel 4.35 Deskripsi Data Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK AlHidayah Cinere dalam Meningkat Mutu Pendidikan No 1.
Variabel Manajerial kepala sekolah
Aspek 1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengawasan
2.
Peningkatan mutu pendidikan
5. Kurikulum
Indicator Kegiatan perencanaan yang berhubungan dengan langkahlangkah perencanaan 1) Kegiatan perencanaan yang berhubungan syarat-syarat perencanaan 2) Kegiatan pengorganisasian yang berhubungan dengan struktur organisasi 3) Kegiatan pengorganisasian yang berhubungan dengan pendelegasian 1) Kegiatan pengarahan yang berhubungan dengan pemberian motivasi 2) Kegiatan pengarahan yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi 1) Kegiatan pengawasan yang berhubunagan dengan fungsi-fungsi pengawasan 1) Peleksanakan pengembangan kurikulum
6. Sarana dan prasarana pendidikan
1) Tersedianya fasilitas penunjang pembelajaran
7. Kegiatan belajar siswa
1) Memperbaiki proses belajar mengajar
Jumlah
Jumlah Item
Skor
3
298
6
599
4
497
2
181
5
593
5
525
5
591
30 Item
3284
60
Tabel 4.36 Nilai Rata-rata Skor Penelitian Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Aspek
Skor
Nilai Harapan (NH)
Nilai Skor (NS)
1. Perencanaan
298
3 X 7 = 21
298 : 25 = 11, 92
2. Pengorganisasian
599
6 X 7 = 42
599 : 25 = 23,96
497 : 25 = 19,88
3. Pengarahan
497
4 X 7 = 28
4. Pengawasan
181
2 X 7 = 14
5. Kurikulum
593
6. Sarana dan prasarana pendidikan
7. Kegiatan belajar siswa
181 : 25 = 12,92
5 X 7 = 35
593 : 25 = 23,72
525
5 X 7 = 35
525 : 25 = 21
591
5 X 7 = 35
591 : 25 = 23,64
NS X 100 %
NH 11,92 X 100% 21 = 56,76 23,96 X 100% 42 = 57,04 19,88 X 100% 28 = 71 12,92 X 100% 14 = 92.34 23,72 X 100% 35 = 67,71 21 X 100% 35 = 60 23,64 X 100% 35 = 67.54
Keterangan
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
61
Tabel 4.37 Nilai Rata-rata Penelitian Persepsi Guru Tentang Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Indikator
Kompetensi manajerial dalam meningkatkan mutu pendidikan
Skor
3284
Nilai Harapan (NH)
30 X 7 = 210
Nilai Skor (NS)
3284 : 25 = 131,36
NS X 100%
Keterangan
NH
131,63 X 100% 210 = 62,55
Cukup
Dari tabel nilai rata-rata diatas menunjukaan melalui persepsi guru mengenai kompetensi manajerial kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam meningkatkan mutu pendidikan memiliki nilai 62,55%, dengan demikian variabel tersebut menunjukkan katagori cukup. Ini berarti mununjukkan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah cukup dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Al-Hidayah Cinere. 3. Peran Kepala SMK Al-Hidayah Cinere Sebagai Manajer Sekolah Sebagai manajer, kepala sekolah mampu membuat
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan. Sebagai manajer, kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere selalu membuat perencanaan yaitu program kerja yang dianut setiap tahun. Kepala sekola SMK Al-Hidayah Cinere selalu memberikan pengarahan kepada guru serta mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Peranannya sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah SMK AlHidayah Cinere juga selalu memberikan pengawasan kepada guru. 4. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Di SMK Al-Hidayah Cinere Dalam meningkatkan mutu pendidikan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan, seperti kurikulum, sarana dan prasarana, serta kegiatan belajar mengajar. a. Kurikulum Kurikulum adalah semua kegiatan yang dirancang oleh sekolah bagi semua siswa demi perkembangan mereka selama mengikuti pendidikan
62
disekolah. Kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Penyelenggaraan Pendidikan Menengah pada SMK AlHidayah Cinere dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun sesuai dengan sasaran program studi. Kurikulum SMK Al-Hidayah Cinere. Secara umum kurikulum yang digunakan di SMK Al-Hidayah Cinere adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan Depertemen Pendidikan Nasional sebagai kurikulum regular yang diperkaya dengan kurikulum yang ada di SMK Al-Hidayah Cinere. Dalam rentang perjalanannya SMK Al-Hidayah Cinere mengalami beberapa pengembangan dan perubahan dalam tatanan manajemen dan pengajaran, kesemuanya merupakan dinamisasi kearah yang lebih baik. Oleh karena itu SMK Al-Hidayah Cinere menggunakan metode pembelajaran dengan metode belajar serta bekerja artinya anak diharapkan dapat melaksanakan/mengamalkan dari pengetahuan yang telah didapat disekolah dalam kehidupan sehari-hari. Anak didik secara leluasa dapat belajar serta bekerja dengan menggunakan fasilitas yang ada guna memberikan gerak bagi mereka untuk keteladanan antara anak yang satu dengan yang lainnya, sedang guru sebagai fasilitator. Sesuai yang tertuang dalam visi, misi serta tujuan sekolah. b. Sarana dan Prasarana Sarana merupakan faktor yang mendukung dalam proses pendidikan, tanpa ada sarana yang memadai tidak akan mencapai mutu pendidikan yang diharapkan. Di bawah ini adalah sarana yang dimiliki oleh SMK Al-Hidayah Cinere, yaitu:
Ruang kepala sekolah Ruang tata usaha Ruang guru Musolla Meja Lemari Kursi Bangku siswa Keyboat Filling cabinet
63
TV Proyektor/LCD Telepon Mega phone Laboratorium computer Alat olah raga Alat kebersihan Camera digital Sarana dan prasarana yang ada SMK Al-Hidayah Cinere cukup memadai. Dengan adanya saran dan prasarana ini menjadikan proses belajar mengajar menajdi lebih efektif. Selain itu, dengan adanya sarana dan prasarana dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan
dapat mengukur
kualitas output dari SMK Al-Hidayah Cinere. c. Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar adanya satuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Sebagi guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar, memiliki ilmu pengetahuan tentang pendidikn dan keguruan, memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan bidang profesinya. Dalam proses belajar mengajar SMK Al-Hidayah Cinere memiliki 25 orang guru, menurut Kepala SMK Al-Hidayah Cinere melalui wawancara dari 25 orang guru 80% guru adalah ahli di bidangnya masing-masing. Artinya sekitar 22 orang guru sesui dengan kompetensinya, melihat dari data ini maka proses belajar mengajar di SMK Al-Hidayah Cinere tergolong dalam pembelajaran yang efektif. Karena proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila siswa yang diajarkan memiliki prestasi belajar yang baik. Berikut ini tabel lengkap nama tenaga pendidik di SMK AL-Hidayah Cinere di bawah kepemimpinan Bapak Drs. Wagiman yang memimpin SMK Al-Hidayah Sejak tahun 2004
64
d. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Upaya adalah usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan berupa pelayanan pada pelanggan, dalam bidang pendidikan, pelayanan pendidikan berarti semua perangkat sekolah dari kepala sekolah, guru, karyawan, dan tenaga kebersihan serta keamanan harus benar-benar memiliki kultur pelayanan yang terbaik kepada siswa dan orang tua siswa sehingga mereka puas, tidak hanya diakhir setelah putra/putrinya lulus, tapi sejak awal mereka masuk kehalaman sekolah mereka merasa aman,nyaman, terlindungi, dihargai, dan terlayani oleh perangkat sekolah. Upaya kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan melakukan dari berbagai bidang yaitu: 1. Dalam bidang kurikulum kepala sekolah memberi tugas tanggung jawab kepada wakil kepala sekoalah bidang kurikulum untuk: a. Menyusun dan menjabarkan kelender pendidikan b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran c. Mengatur program pengajaran d. Mengatur pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler e. Mengatur pelaksanaan program penilaian f. Mengatur program perbaikan dan penilaian g. Mengatur mutasi siswa h. Mengawasi kegiatan belajar mengajar i. Bekerjasama dengan
tata usaha bagian pendidikan dan
pengajaran 2. Upaya yang dilakukan kepala sekolah SMK Al-Hidayah Cinere dengan meningkatkaan kualitas sumber daya manusia. 3. Dengan cara meningkatkan prestasi siswa, memberikan bimbingan belajar kepada anak didik dan mendisiplinkan anak didik
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Menurut persepsi guru, bahwa kepala SMK Al-Hiadayah Cinere dalam melaksanakan kompetensi manajerialnya pada katagori cukup mampu (62.55%). Sehingga berguna dalam meningkatan mutu pendidikan. 2. Dalam membuat perencanaan kepala sekolah dikatagorikan cukup (56,75%), dalam perencanaan kepala sekolah belum maksimal dalam pengembangan perencanaan masih berupa konseptual dan belum variatif dalam membuat perencanaan pendidikan. Pelaksanaan pengorganisasian dalam katagori cukup (57.04%), kepala sekolah dalam penyusunan tugas dan wewenang dan tanggungjawab sesuai dengan kompetensi guru yang bersangkutan, tapi perlu pendayagunaan guru secara merata. Pengarahan tenaga pendidik (71%) sudah cukup baik. Yang perlu ditingkatkan adalah komunikasi yang baik terhadap guru agar bisa membedakan antara intruksi dan tugas. Dan guru menganggap pengarahan adalah intruksi kepala sekolah. Dalam pengawasan kepala sekolah melaksanakan tugas dengan baik (92.34%). Penyusunan kurikulum juga sudah cukup (67.71%),
66
pembinaan dan pengembangan perlu ditingkatkan karena inti dari kurikulum adalah bagaimana guru mampu mengaplikasikan dengan baik kepada siswa. Sarana dan prasarana atau Fasilitas dan kelengkapan belajar kepala sekolah juga selalu memperhatikan (60%), perbaikannya saran dan prasaran yang ada perlu ditingkatkan.
Dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa, kepala sekolah bekerjasama dengan guru guna memperbaiki proses belajar mengajar baik dalam kelas maupun di luar kelas (67.54%) pengembangan pembelajaran yang efektif yang belum maksimal.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penlitian yang dikemukan di atas ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah diharapkan meningkatan kompetnsi manajerialnya dari katagori cukup kepada katagori sangat baik. Hal ini tentunya di dapat dari kerja keras dan kerjasama semua pihak, dan tidak merasa puas dengan kemampuan yang telah ada. Dalam beberapa hal kepala sekolah harus melakukan
evaluasi
secara
berkala,
karena
kemampuan
belum
dikatagorikan baik, dengan adanya evaluasi secara terus menrus serta peningkatan kemampuan individu maka akan dikatahui apa yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu ditingkatkan dengan demikian katagori cukup menuju katagori baik pasti akan diraih. 2. Kepala Sekolah harus meningkatkan kerjasama dengan guru untuk meningkatkan efektivitas tugas manajerialnya 3. Guru SMK Al-Hidayah Cinere memebrikan masukan dalam pelaksanaan tugas
manajerial
kepala
sekolah.
Sejak
tahap
perencanaan,
pengorganisasian sampai pada tahap pengandalian. Civitas Akademika sekolah secara bersama-sama meningkatkan tata kelola SMK Al-Hidayah Cinere, sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.
67
DAFTAR PUSTAKA Amiruddin Dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Ciputat: Quantum Teaching (Ciputat Press Group), Cet-I, 2006 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta, Cet-XIII, 2006 _________Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta, Cet- XI, 1998 Azizy, A. Qodri, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, Semarang: Aneka Ilmu, 2002 Danim,
Fattah,
Sudarwan dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan Visi dan Strategi Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Nanang, Landasan Rosdakarya, 2009
Manajemen
Pendidikan,
Bandung:
Remaja
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Pustaka Setia, 2009 Manullang, M., Dasar-dasar manajemen, Gadjah Mada University Press, CetXIX, 2006 Mulyasa, E., Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Muslich, Masnur, KTPS (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dsara Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet-V, 2009 Purwanto, Ngalim, M., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2010 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004
68
Rosyada, Dede, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Pelibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet-III, 2007 Suparta, M dan Noer Aly, Herry, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Amissco Jakarta, 2002 Sadiman, S. Arief, Dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers, 2009 Soemanto, Wasty Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Peddidkan Jakarta: Asdi Mahasatya, Cet-V, 2006 Soehartono, Irawan Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Sudjono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet-XXII, 2010 Syaefudin, Udin dan Syamsuddin Makmun, Abin, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet-IV, 2009 Uwes, Sanusi, Visi dan Pondasi Pendidikan (dalam Perspektif Islam), Logos Wacana Ilmu Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Permasalahnnya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010
Teoritik
dan
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA Informan
:
Jabatan
:
Tempat
:
Waktu
:
1. Sejak kapan bapak menjabat menjadi kepala sekolah di sekolah ini? 2. Apakah kurikulum SMK Al-Hidayah Cinere sudah sesuai dengan standar kurikulum nasional atau belum? 3. Upaya apa saja yang bapak lakukan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini? 4. Penghargaan dalam bentuk apa dan kegiatan apa yang pernah diraih oleh sekolah ini? 5. Apakah setiap tahun bapak selalu membuat rencana-rencana yang dapat mengarahkan tercapainya tujuan organisasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan? 6. Apakah guru yang mengajar di SMK AL-HIDAYAH Cinere sesuai dengan kompetensinya? 7. Bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap berdirinya SMK ALHIDAYAH Cinere? 8. Apakah sekolah ini memiliki donator tetap dan dari manakah sekolah ini memperoleh sumber dana?
Lanjutan Lampiran 1 tentang Berita Wawancara
HASIL WAWANCARA Informan
: Drs. Wagiman
Jabatan
: Kepala Sekolah SMK AL-Hidayah Cinere
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah SMK Al-Hidayah Cinere
Waktu
: 15.45 – 16.00 WIB
1. Saya mendapatkan amanah untuk menjadi Kepala Sekolah di SMK AlHidayah Cinere ini dari tahun 2004 sampai sekarang. 2. Kuriklum yang kita gunakan sudah sesuai dengan kurikulum standar nasional.
Kita
sudah
mengunkan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan. 3. Pertama kita meningkatkan sarana dan prasana dalam menunjang proses belajar mengajar yang baik. Lalu peningkatan skill personal guru masuk dalam program kita, karena profesionalisme dalam mengajar itu sangat perlu sekali. 4. Untuk siswa kita berikan beasiswa bagi yang berprestasi, sedangkan untuk guru kita tingkatkan kesejahteraannya. Walapun belum maksimal tapi kita berusaha memberikan yang terbaik untuk guru. 5. Pasti, kita bekerjasama dengan pihak yayasan dan komite sekolah setiap tahunnya guna mengevaluasi dan mencari formulasi sekolah yang lebih baik. 6. Dari total guru yang ada, yang memenuhi kompetensi dibidangnnya masing-masing sekitar 80%. Tapi kita arahkan kesitu. 7. Sejauh ini respon masyarakat sangat baik, dan kita juga bekeerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan displin anak-anak. Karena sekolah ini berada ditengah-tengah area permukiman warga. 8. Tidak ada, dana kita selama ini hanya dari masyarakat, siswa dan bantuan dari dinas yang bentuknya tidak mengikat. Yang penting bagi kami halal dan bisa meningkatkan proses belajar mengajar kea rah yang lebih baik
Lampiran 2
SURAT PENGANTAR KUISIONER UNTUK GURU
Asslamu’alaikum, Wr, Wb Salam sejahtera saya sampaikan semiga Bapak/Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT serta sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin Bersama ini saya memoho bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi angket/kuisioner tentang “Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala SMK Al-Hidayah Cinere dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”. Hasil dari angket/kuisioner ini sepenuhnya akan dimanfaatkan sebagai data ilmiah bagi penulisan skripsi saya dan tidak digunakan untuk keburukan. Untuk itu kesungguhan Bapak/Ibu dalam mengisi angket/kuisioner ini sangat saya harapkan agar data yang dihasilkan valid. Dan dalam pengisian angket/kuisioner ini identitas Bapak/Ibu tidak akan dipublikasikan. Demikian angket/kuisioner ini saya sampaikan, semoga Bapak/Ibu dapat bekerja sama dengan baik dan atas perkenannya saya haturkan terima kasih. Wassalamu’alikum, Wr, Wb
Lampiran 3
Angket Untuk Guru: MENGENAI PERSEPSI GURU TENTANG MENEJERIAL KEPALA SMK AL-HIDAYAH CINERE A. Penunjuk 1. Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan (SL untuk SELALU, SR untuk SERING, KD untuk KADANG dan TP untuk TIDAK PERNAH) yang bapak/ibu anggap sesuai dengan keadaan dari pendapat atas pernyataan di bawah ini. 2. Angket ini bertujuan ilmiah untuk penelitian kependidikan 3. Terima kasih atas bantuan dan partisipasi bapak/ibu dalam mengisi angket B. Identitas Responden 1. Nama : (identitas tidak usah ditulis) 2. Jabatan :.....................
Pernyataan No 1. Kepala sekolah menetapkan sasaran yang hendak dicapai
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
dalam rangkat meningkatkan mutu pendidikan Kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan program pendidikan sesuai dengan pelaksanaannya Kepala sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan mutu pendidikan di sekolah Kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan program pendidikan tidak mempunyai alternative lain Kepala sekolah dalam membuat suatu perencanaan program pendidikan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku Kepala sekolah menyusun tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada guru sesuai dengan keahlian nya masing-masing Dalam pembagian tugas kepala sekolah bermusyawarah dengan guru-guru yang ada di sekolah Dalam mendelegasikan tugas dan wewenang didasarkan kepada keahlian masing-masing guru dan tata usaha Kepala sekolah melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang dimillki Kepala sekolah tidak pernah memberikan penghargaan / imbalan kepada guru-guru yang berprestasi Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guruguru untuk mengembangkan keahlian masing-masing Kepala sekolah kepala sekolah mempunyai hubungan social yang baik dengan para guru, karyawan, dan siswa Kepala sekolah tidak pernah memberikan pengarahan kepada guru yang mempunyai kesulitan dalam proses belajar mengajar Kepala sekolah melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan para guru
SL
SR
KD
TP
15. Kepala sekolah membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah ditetapkan
16. Kepala sekolah ikut membantu guru dalam mengevaluasi 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
program pendidikan di akhir tahun Kepala sekolah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum yang dilakukan oleh guru Kepala sekolah mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan guru dikelas Kepala sekolah meningkatkan program sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Adanya pengembangan dan pembinaan kurikulum yang dilakukan oleh kepala sekolah Kepala sekolah melakukan kerjasama dengan guru dalam menyediakan unit kegiatan siswa Kepala sekolah memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dan guru Kepala sekolah menyediakan media-media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran sehingga hasil pembelajaran lebih efektif Untuk meningkatkan mutu pendidikan Kepala sekolah melakukan rehabilitas sarana prasarana yang rusak Kepala sekolah kurang memperhatikan sarana prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan Kepala sekolah bekerjasama dengan guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi Kepala sekolah jarang melakukan kerjasama dengan guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar didalam dan diluar kelas Kepala sekolah mengawasi kegiatan proses belajar mengajar Kepala sekolah ikut berperan aktif dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar Adanya peningkatan pembelajaran yang efektif yang dilakukan oleh Kepala sekolah dalam rangaka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
Keterangan : SL : Selalu SR : Sering KD: Kadang TP : Tidak Pernah Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu mudah-mudahan kita semua dalam lindungannya dan membalas semua amal perbuatan kita amin… wassalam
Lampiran 4
TENAGA PENDIDIK SMK AL-Hidayah Cinere No
Nama
NIP
Status
1
Drs. Wagiman
7555.7426.4520.0001
Guru Tetap
2
Sarnubi, S.Pd
5440.7366.3620.0002
Guru Tetap
3
Endang Sularsih, S.Pd
8739.7536.5530.0003
Guru Tetap
4
Mursidi, S.Pd
0138.7406.4320.0004
Guru Tetap
5
Suhanda, S.Pd
5444.7456.4820.0005
Guru Tetap
6
Drs. Karjaya
5034.7446.4620.0006
Guru Tetap
7
Azizah, S.Pd
1340.7536.5530.0007
Guru Tetap
8
Muhammada Yunus, SE
9244.7426.4320.0008
Guru Tetap
9
Sanwani, Bsc
2550.7386.3820.0009
Guru Tetap
10
M. Nur. S.Pd.I
4461.7526.5320.0010
Guru Tetap
11
Afrizon, ST
2749.7436.4320.0011
Guru Tetap
12
Hamidah Sufiana, SE
2459.7516.5130.0012
Guru Tetap
13
Ahmad Sobari, S.Pd
6533.7406.4420.0013
Guru Tetap
14
Naimun, SE
1637.7516.5320.0014
Guru Tetap
15
Dina Bahriyanna, S.Pd
8942.7606.6330.0015
Guru Tetap
!6
Ika Merlyyana, S.Pd
6445.7596.5930.0016
Guru Tetap
17
Abd Rasyid, SE
4935.7526.5420.0017
Guru Tetap
18
Karjaya Sujana, S.Pd
7349.7626.6430.0018
Guru Tetap
19
Sukmawati, SE
4756.7606.6330.0019
Guru Tetap
20
Muhammad, S.Pd
2135.7556.5630.0020
Guru Tetap
21
Drs, Ikhsanur Putra
3440.7506.5320.0021
Guru Tetap
22
Ayu Ekawati, S.Pd
4344.7396.4220.0022
Guru Tetap
23
M. Iqbal, S.H.I
6042.7606.6220.0023
Guru Tetap
24
H. Mahfuzi, S.Pd.I
2450.7456.4720.0024
Guru Tetap
25
Elly Purwanti, S.Pd
7649.7546.5430.0025
Guru Tetap
26
Siti Romlah, S.Pd
8942.7596.6330.0026
Guru Tetap
Lampiran 5
PEDOMAN OBSERVASI
NO
ITEM
1
Profil Sekolah
2
Data Guru
3
Data Perkembangan Siswa
4
Sarana dan Prasarana
5
Kurikulum Sekolah
6
Kalender Pedidikan
7
Struktur Sekolah
Ada
Tidak ada
Lampiran 6
CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SMK AL-HIDAYAH CINERE RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Program Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: SMK AL-HIDAYAH Cinere : Semua Jurusan : IPS : : : : :
Alokasi Waktu
: 3x45 menit
A. B. C. D. E.
Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Sumber Belajar Kurikulum KTSP dan perangkatnya Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA Buku sumber Sejarah SMA XI IPS – ESIS (hal 1 – 20) Peta konsep Power point OHP/slide Buku-buku penunjang yang relevan Internet F. Penilaian Portofolio berbentuk uraian analitis tentang proses perkembangan HinduBuddha pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya dari berbagai sumber (Aktivitas hal 6). Format Penilaian Portofolio Indikator Nilai Nilai Deskripsi Kualitatif Kuantitatif Pengantar Isi Penutup Struktur/logika penulisan Orisinalitas karangan
Penyajian, bahasan dan bahasa Jumlah Kriteria Penilaian : Kriteria Indikator
Nilai Kualitatif
80-100 70-79 60-69 45-59
Memuaskan Baik Cukup Kurang cukup
Nilai Kuantitati f 4 3 2 1
Mengetahui, Kepala Sekolah
Depok, ………..............20.. Guru Mata Pelajaran
Drs. Wagiman
Mursidi, S.Pd
DAFTAR REFERENSI “PERSEPSI GURU TENTANG MANAJERIAL KEPALA SMK AL-HIDAYAH CINERE DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN” Oleh : WAHYUDIN NIM: 105018200702
Pembimbing:
Drs. Fathi Ismail, MM NIP: 196507171994031005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
UJI REFERENSI Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “PERSEPSI GURU TENTANG MANAJERILA KEPALA SMK AL-HIDAYAH CINERE DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN” yang disusun oleh WAHYUDIN NIM 105018200702. Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarnnya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal, 9 April 2011
Jakarta, 30 Mei 2011 Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Fathi Ismail, MM NIP: 196507171994031005
DAFTAR REFERENSI BAB I
No
No Footnote
Nama Rujukan/sumber
1
1
Qodri A. Azizy Pendidikan (Agama) untk Membangun Etika Sosial,
Halaman Halaman Paraf Skripsi Referensi Pembimbing 1
18
1
3
2
103
(Semarang: PT. Aneka Ilmu 2002) 2
2
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
3
3
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003)
DAFTAR REFERENSI BAB II
No
No Footnote
Nama Rujukan/sumber
1
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Halaman Halaman Paraf Skripsi Referensi Pembimbing 7
783
Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010) 2
2
http//google;sisdiknasnas.
10
3
3
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
11
101
11
72
11
74
12
186
12
99
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007) 4
4
M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Amissco Jakarta, 2002)
5
5
M. Suparta, Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Amissco Jakarta, 2002)
6
6
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasi Kompetensi Konsep karakteristik dan Implementasi, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
7
7
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
8
8
H. Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan (dalam Perspektif Islam)
12
11
9
9
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
12
99-100
13
3
13
124
14
59
14
94-95
14
105
Pendidikan,
14
1
Pendidikan,
15
76
Pendidikan,
15
76
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007) 10
10
Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif¸ (Yogyakarta:PT. LKiS Printing Cemerlang, 2010)
11
11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010)
12
12
Amiruddin Dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Ciputat; Quantum Teaching (Ciputat Press Group), 2006), Cet-1
13
13
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya, (Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2010)
14
14
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
15
15
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 16
16
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 17
17
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 18
18
15
101
16
111
16
112
Pendidikan,
18
87
Pendidikan,
18
26
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
19
115
19
116
Pendidikan,
20
48
Pendidikan,
20
49
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009)
19
19
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
20
20
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
21
21
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 22
22
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 23
23
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007) 24
24
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
25
25
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 26
26
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 27
27
Pendidikan,
21
50
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek
21
118
21
119
22
30
22
206-207
23
121-122
M.
Ngalim
Purwanto,
Administrasi
dan
Supervisi
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Cet-XIII 28
28
Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007) 29
29
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
30
30
Sudarwan
Danim
&
Suparno,
Manajemen
dan
Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan Visi dan Strategi Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) 31
31
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pedidikan (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), cet ke-5
32
32
E. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007)
33
33
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
23
235
34
34
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
23
3
2006), cet-XIX
35
35
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
23
3
2006), cet-XIX 36
36
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
23
236
37
37
Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin
24
3
24
39
24
49
25
49
25
41
25
41
26
10
Makmun,
Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) 38
38
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX
39
39
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X
40
40
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Ramaja Rosda karya, 2009) cet k-X
41
41
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX
42
42
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX
43
43
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX
44
44
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
26
74
26
107
2006), cet-XIX 45
45
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press, 2006), cet-XIX
46
46
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
26
248
47
47
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
27
173
2006), cet-XIX 48
48
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009)
27
137
49
49
M. Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Gadjah Mada University Press,
27
174
28
227-228
28
1
2006), cet-XIX 50
50
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung : PT Remaja Rosada Karya,2003)
51
51
Masnur Muslich, KTPS (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet5
52
52
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
28
128
53
53
Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan
29
26
Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III 54
54
Arief S. Sadiman Dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,
29
6
dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009) 55
55
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
29
180
56
56
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
30
182
57
57
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Kalam Mulia, 2004)
30
184
58
58
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
32
224
32
224
32
225
33
268
33
270
Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003) 59
59
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003)
60
60
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya,2003)
61
61
Dede Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III
62
62
Dede Dede rosyada, Paradigm Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Peibatan Masayarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT
Kencana Prenada Media Group, 2007), cet-III 63
63
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Pustaka Setia, 2009)
34
47
64
64
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
34
226
Menyukseskan MBS dan KBK, (bandung: PT Remaja rosda karya, 2007), cet-IX
DAFTAR REFERENSI BAB III
No
No Footnote
Nama Rujukan/sumber
1
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Halaman Halaman Paraf Skripsi Referensi Pembimbing 36
130
36
131
37
35
37
35
37
65
38
67
Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII 2
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet-XIII
3
3
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)
4
4
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)
5
5
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)
6
6
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Teknik bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnyaPendekatan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) 7
7
Anas sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
41
43
41
246
Grafindo Persada, 2010), cet ke-22 8
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), cet-XI