Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK DI PAUD IT SUNNAH BANDA ACEH Ayi Teiri Nurtiani1 dan Romayanti2
Abstrak
Kode etik guru merupakan norma-norma yang harus diindahkan dan diamalkan oleh setiap guru dalam pelaksanaan tugas di sekolah dan pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat. Akhlak merupakan salah satu ajaran Islam yang terpenting, sebab dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial, baik sesama manusia maupun dengan alam sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru sebagai suri teladan dalam membentuk akhlak anak di PAUD IT Sunnah Banda Aceh dan hambatan yang dihadapi guru dalam membentuk akhlak anak di PAUD IT Sunnah Banda Aceh. Penelitian ini bersifat lapangan (field research), sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun yang menjadi instrumen di dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru sebagai suri teladan dalam membentuk akhlak anak sudah baik, karena semua guru yang mengajar di PAUD IT Sunnah berusaha untuk membina agar tingkah laku anak berubah dari kebiasaan dan tingkah laku yang tidak baik menjadi kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam membentuk akhlak anak di PAUD IT Sunnah Banda Aceh adalah sifat anak yang sering dimanjakan di rumah sehingga di sekolah juga manja, anak sering tidak hadir ke sekolah sehingga banyak materi pelajaran yang tertinggal, begitu juga ada anak yang berasal dari lingkungan yang keras sehingga ketika guru mendidiknya maka anak tersebut juga bersikap keras yakni suka membantah. Kata Kunci: Kode Etik Profesi Guru, Akhlak
1
Ayi Teiri Nurtiani, STKIP Bina Bangsa Getsempena Romayanti, STKIP Bina Bangsa Getsempena ISSN 2355-102X 2
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |1
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
ke arah yang baik, supaya menjadi generasi
PENDAHULUAN Seorang guru harus mampu memilah
yang berakhlakul karimah.
dan memilih hal-hal yang pantas atau tidak
Sebagai pendidik baik orang tua
pantas untuk dilakukan. Karena setiap tingkah
maupun guru bertanggung jawab terhadap
laku maupun perbuatan yang sering dilakukan
kesejahteraan jiwa anak. Kedua pendidik
guru dan secara langsung dilihat oleh anak
tersebut mempunyai wewenang mengarahkan
tentu akan menjadi contoh bagi mereka.
perilaku anak sebagaimana yang diinginkan.
Sebagaimana yang sering disebutkan bahwa
Orang
arti guru ialah digugu dan ditiru. Dalam hal ini
merangsang dan
digugu berarti mempunyai arti ditaati dan
intelektual anak serta membina pertumbuhan
dipatuhi setiap perkataan dan nasehat yang
sikap dan nilai-nilai yang baik. Dalam
diucapkan oleh seorang guru. Sedangkan ditiru
pembinaan
mempunyai arti setiap perbuatan maupun
pengertian dan kerja sama yang erat antara
tingkah laku yang dilakukan guru dapat
keduanya, dalam usaha mencapai tujuan
menjadi contoh bagi siswanya di manapun ia
bersama yaitu kesejahteraan jiwa anak, maka
berada. Karena pengajaran yang paling utama
peranan sekolah terhadap pendidikan menjadi
ialah keteladanan, keteladanan yang baik akan
sangat penting, mengingat ia merupakan
membentuk akhlak yang baik kelak bagi anak.
pertengahan antara media masyarakat yang
Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh
akidah
bertanggung
anak
jawab
membina
untuk
perkembangan
diharapkan
ada
saling
luas. Di lingkungan keluarga, seorang anak
anak,
hanya bergaul dengan beberapa individu saja
pendidikan anak harus dilengkapi dengan
yang sifat-sifat jasmani atau karakteristik
pendidikan akhlak yang memadai. Dalam al-
psikologi dan sosialnya mengalami perubahan
Qur’an sendiri banyak sekali ayat yang
yang cukup lambat (Ali Mahfuzh, 2001: 155).
menyindir, memerintahkan atau menekankan
Di lingkungan keluarga, si anak bisa berlatih
pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah
bergaul dengan baik, menerima dan memberi
SWT yang beriman. Maka dalam rangka
atau terkadang ia mengalami masalah yang
mendidik akhlak kepada anak-anak, selain
menyangkut
harus diberikan keteladanan yang tepat, juga
lingkungan inilah si anak dapat memenuhi
harus ditunjukkan tentang bagaimana harus
segala kebutuhan tanpa harus bersusah payah.
menghormati
Semua
dan
islamiah
tua
seterusnya.
Karena
dirinya
itu
adalah
sendiri.
Juga
tergantung
di
pada
pendidikan akhlak sangat penting sekali,
pertumbuhan sosialnya yang ia terima dalam
bahkan Rasul sendiri diutus oleh Allah untuk
keluarganya sebuah masyarakat kecil.
menyempurnakan akhlak (Mansur, 2005: 117).
Sejatinya, akhlak anak terbentuk dan
Maka, orang tua dan guru harus berusaha
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
semaksimal mungkin untuk mengarahkan anak
faktor keluarga, sekolah, dan lingkungan.
ISSN 2355-102X
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |2
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sekolah
Berdasarkan pendapat di atas, penulis
merupakan salah satu faktor dominan dalam
tertarik
membentuk dan mempengaruhi akhlak anak.
mengenai Implementasi kode etik profesi guru
Di sekolah, seorang anak berinteraksi dengan
terhadap pembentukan akhlak anak di PAUD
para guru yang mendidik dan mengajarnya.
IT Sunnah Banda Aceh, yakni keteladanan
Oleh karena itu sikap, teladan, perbuatan dan
guru dalam menghadapi dan membentuk anak
perkataan para guru yang dilihat dan didengar
terutama anak yang berbicara kasar, manja,
serta dianggap baik oleh anak dapat meresap
cengeng, dan tidak bersikap sopan santun.
masuk
begitu
sanubarinya
dalam,
dan
ke
dalam
dampaknya
hati
melebihi
untuk
melakukan
pengamatan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka
perumusan masalah
dalam
pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap
penelitian ini adalah: “Bagaimanakah peran
dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut
guru sebagai suri teladan dalam membentuk
pada dasarnya merupakan bagian dari upaya
akhlak anak di PAUD IT Sunnah Banda Aceh?
membina akhlak anak di sekolah.
dan Apa saja hambatan yang dihadapi guru
Sekolah mengenalkan
PAUD
peraturan
berfungi dan
untuk
menanamkan
dalam membentuk akhlak anak di PAUD IT Sunnah Banda Aceh?”
disiplin pada anak dalam menumbuhkan sikap
Adapun penelitian ini adalah bertujuan
dan perilaku yang baik, mengembangkan
untuk mengetahui: “peran guru sebagai suri
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi,
teladan dalam membentuk akhlak anak dan
mengembangkan keterampilan, kreativitas dan
hambatan
kemampuan
membentuk akhlak anak di PAUD IT Sunnah
yang
dimiliki
anak
dan
menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Adapun
Banda Aceh” Menurut Abuddin Nata (2003: 136),
membantu anak mengembangkan berbagai
kode etik berasal dari dua kata, yaitu kode
potensi baik psikis dan fisik yang meliputi
yang berarti tulisan (kata-kata, tanda) yang
moral dan nilai-nilai agama sosial, emosional,
dengan persetujuan mempunyai arti atau
kognitif,
motorik,
maksud yang tertentu (untuk telegram dan
kemandirian dan seni, untuk siap memasuki
sebagainya, sedangkan etik dapat berarti
pendidikan dasar. Tujuan PAUD adalah
aturan tata susila, sikap atau akhlak. Dengan
kesinambungan dengan tujuan pendidikan
demikian, kode etik secara kebahasaan berarti
Islam, yaitu untuk membentuk insan kamil
ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan
(manusia sempurna). Oleh karena itu, tujuan
tata susila dan akhlak.
fisik
adalah
dihadapi guru dalam
untuk
bahasa,
tujuannya
yang
atau
PAUD adalah pembentukan dasar untuk
Basuni sebagai ketua umum PGRI
mengembangkan potensi yang dimiliki anak
dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII,
usia dini (Mansur, 2005: 118).
menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia
ISSN 2355-102X
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |3
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
merupakan landasan moral dan pedoman
deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan
tingkah
dalam
menggambarkan dan menelaah masalah yang
pengabdiannya
ada pada masa sekarang yang kemudian
bekerja sebagai guru. Dari pendapat ketua
dianalisis dalam rangka mencari jawaban dari
umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan
permasalahan yang ada (Hasyim, 2005: 21).
laku
melaksanakan
guru
warga
PGRI
panggilan
bahwa dalam kode etik guru Indonesia
Penelitian ini dilakukan dengan cara
terdapat dua unsur pokok yakni sebagai
turun langsung ke lokasi penelitian yang telah
landasan moral dan sebagai pedoman tingkah
ditentukan untuk mendapatkan data dalam
laku (Suwardi, 2008: 154). Adapun orang yang
penulisan ini, yakni data yang berhubungan
memiliki profesi sebagai guru harus memiliki
dengan implementasi kode etik profesi guru
4
kompetensi
terhadap pembentukan akhlak anak di PAUD
pedagogik, komptensi kepribadian, komptesi
IT Sunnah Banda Aceh selama kurun waktu
sosial
tahun akademik 2015/2016.
empat
komptensi
dan
yaitu
komptensi
profesional
(Permendiknas No. 16 tahun 2007).
Alat
Kata akhlak disadur dari bahasa Arab
penelitian
pengumpulan ini
berupa
data
dalam
observasi
dan
dengan kosa kata al-Khulq yang berarti
wawancara. Observasi dilakukan kepada guru
kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar yang
dan anak untuk melihat hasil kode etik profesi
ada pada manusia. Setiap manusia dilahirkan
guru terhadap pembentukan akhlak anak serta
dengan tabiat dasarnya yang dibawa dari
langkah-langkah
Tuhan.
Sedangkan,
Al-Akhlaq
adalah
potensi
yang
yang
telah
dilakukan.
wawancara dilakukan
kepada
tertanam di dalam jiwa seseorang yang mampu
kepala sekolah, guru dan orang tua anak
mendorongnya berbuat (baik dan buruk) tanpa
melalui teknik wawancara tidak berstruktur
didahului oleh pertimbangan akal dan emosi.
untuk menguji kebenaran dan kemantapan
Maksudnya
suatu data yang telah diperoleh.
menjadi
ialah
perbuatan
kebiasaan
yang
menjadi
Adapun teknik analisa data, penulis
kepribadian. Ahmad Amin mendefinisikan
merujuk teknik analisa model interaktif.
akhlak dengan kebiasaan seseorang, atau
Adapun tahapan analisis yang penulis gunakan
kecenderungan hati atas suatu perbuatan dan
adalah reduksi data. Reduksi data adalah
telah berulang kali dilakukan sehingga mudah
memilah, mempertajam, memfokuskan, dan
mengerjakannya tanpa lebih dahulu banyak
mengorganisasikan yang telah diperoleh di
pertimbangan (Ritonga, 2005: 7-8).
lapangan sebagai
METODOLOGI PENELITIAN
observasi (Miles dan Huberman, 2005: 15).
Dalam penulis kualitatif
sehingga
sudah
melakukan
penelitian
ini,
hasil wawancara dan
HASIL PENELITIAN
menggunakan
metode
penelitian
PAUD IT Sunnah didirikan pada
deskriptif.
Penelitian
kualitatif
tanggal 21 Agustus 2002 yang beralamat di
ISSN 2355-102X
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |4
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
Lorong Banna, Dusun Lamnyong, Desa
Hasil observasi terhadap guru dan anak adalah
Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda
sebagai berikut:
Aceh dengan jumlah guru sebanyak 7 orang dan jumlah anak sebanyak 43 anak.
Lembar Observasi Hasil Observasi
No
Aspek Observasi dengan Guru
1
Guru mampu membuat suasana belajar mengajar menjadi sangat menyenangkan bagi murid-muridnya
2 3
4 5
Ya 6
Tidak -
Membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan menanggapi setelah guru selesai bercerita
5
1
Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan orang lain seperti pada guru dan teman sebaya Mengajarkan anak melaksanakan shalat secara bersamasama Melatih anak berdo’a sebelum makan dan menanamkan sikap saling menghormati terhadap teman sebaya yang memiliki agama berbeda
6
-
5
1
6
-
Hasil Observasi
No
Aspek Observasi dengan Anak
6
Kegiatan bermain merupakan tingkah laku yang menyenangkan atau menggembirakan bagi anak Motivasi bermain muncul dari dalam diri anak itu sendiri, bukan karena ada tuntutan atau paksaan dari luar dirinya Bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadi anak secara luas Sikap jujur hanya dapat dikenalkan dan ditanamkan kepada anak-anak melalui perbuatan yang nyata Memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berekspresi sesuai dengan keinginannya Anak sulit mengalami kemandirian karena seringnya dimanja dan dilarang mengerjakan ini dan itu Setiap anak belajar saling menghargai dan memberikan kesempatan yang sama kepada orang lain
7
8
9 10 11 12
Dalam table diatas dapat dilihat bahwa guru telah menjalankan sepenuhnya kode etik
Ya 43
Tidak -
40
3
38
5
43
-
40
3
43
-
30
13
motivasi internal dan menghargai orang lain yang perlu dilakukan anak secara pribadi).
terhadap anak-anak walau ada beberapa hasil pada anak yang belum maksimal (terutama ISSN 2355-102X
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |5
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
Hasil wawancara terhadap kepala sekolah dan
bermacam-macam pula agar anak tidak merasa
guru adalah sebagai berikut:
jenuh dalam belajar (Guru, NR).”
1. Bagaimana cara Bapak/Ibu membina anak
4. Apakah dengan metode-metode tersebut,
agar berakhlak yang baik?
akhlak anak menjadi lebih baik?
“Setiap anak didik harus diajarkan tentang
“Iya, metode tersebut sering digunakan
pendidikan akhlak, baik
karena memudahkan guru dalam membina
dalam keluarga,
lembaga pendidikan, dan juga lingkungan
akhlak
masyarakat yang penuh dengan sifat sosial.
Muhammad saw yang menunjukkan bahwa
Ketiga unsur ini haruslah berjalan secara
pada diri beliau terdapat suatu keteladanan
seimbang dan beriringan (Kepala Sekolah
yang mencerminkan kandungan Al-Qur’an
AFJ).”
secara utuh (Guru, EM).”
2. Apakah
semua
anak
senang
anak.
Terutama
kisah
Nabi
ketika
5. Kemudian, materi-materi pelajaran apa saja
membina akhlak dengan cara memberikan
yang Bapak/Ibu berikan kepada anak
contoh teladan?
sehingga akhlak anak menjadi baik?
“Tentu saja kita perlu membuat anak senang
“Materi yang diajarkan adalah pendidikan
sehingga melekat menjadi rutinitas yang
aqidah dan pendidikan akhlak sesuai dengan
dijalankan. Untuk itu, masalah tanggung
kebutuhan
jawab menjadi faktor penting dalam mendidik
perkembangan
anak, karena seberapa besarnya usaha dan
psikomotor anak (Guru, JH).”
sarana yang dipersiapkan untuk mendidik
6. Apa
anak, tidak akan berhasil selama ia tidak
anak
dalam
optimalisasi
kognitif,
alasan
afektif
Bapak/Ibu
dan
memberikan
materi-materi pelajaran tersebut?
melihat sang pendidik sebagai teladan nilai-
“Pada
nilai moral yang tinggi (Guru, SW).”
materinya
3. Metode-metode apa saja yang Bapak/Ibu
makhluk ciptaan-Nya yang ada di sekitar
pendidikan
terapkan dalam membina akhlak anak di
kehidupan
PAUD IT Sunnah?
malaikat
“Metode
yang
sering
digunakan
dalam
awal
berupa
anak, dan
pendidikan
mengenal
mengenal
nabi
awal
tentang
(rasul).
tentang
aqidah,
Allah
dan
nama-nama Sedangkan,
akhlak
adalah
membina akhlak anak adalah metode amtsal,
menceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul,
metode kisah Qur’ani, metode ibrah, metode
mengenal akhlak baik dan buruh dan materi
targhib, metode tajribi dan metode uswah
dasar
hasanah karena metode tersebut sangat cocok
pendidikan aqidah dan akhlak (Guru, RM).”
untuk diterapkan dalam pembinaan akhlak
7. Menurut Bapak/Ibu, apa saja hambatan
anak pada materi pelajaran yang berbeda-beda.
ketika membina akhlak anak PAUD IT
Jadi,
Sunnah?
guru
ISSN 2355-102X
memerlukan
metode
yang
lainnya
yang
berkaitan
dengan
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |6
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
“Hambatan ketika membina akhlak anak
PEMBAHASAN
adalah anak sering dimanjakan di rumah
Berdasarkan hasil observasi dapat
sehingga di sekolah juga manja, anak sering
disimpulkan bahwa: 1) Guru mampu membuat
tidak hadir ke sekolah sehingga banyak materi
suasana belajar mengajar menjadi sangat
pelajaran yang tertinggal, begitu juga ada anak
menyenangkan bagi anak dengan pemberian
yang berasal dari lingkungan yang keras
game atau bernyanyi agar mereka bersemangat
sehingga ketika guru mendidiknya maka anak
lagi dalam belajar; 2) Guru menceritakan
tersebut juga bersikap keras yakni membantah
kisah-kisah para Nabi atau cerita-cerita tentang
(Guru, EF).”
kehidupan,
setelah
8. Bagaimana hubungan Bapak/Ibu dengan
diberikan
kesempatan
orang tua murid?
guru
bercerita untuk
anak
bertanya,
kemudian guru menanggapi dan menjawab
“Orang tua dan guru mempunyai hubungan
pertanyaan
yang sangat erat kaitannya dalam membina
digunakan oleh guru bervariasi sehingga anak
akhlak anak dan perlu bersinergi untuk
tidak merasa jenuh, misalnya dengan metode
menghasilkan perubahan yang dikehendaki
amtsal guru mencerita tentang perumpamaan
dalam diri anak, terlibat dalam proses menjaga
yang ada di dalam Al-Qur’an, metode kisah
dan memelihara sifat-sifat yang dimiliki oleh
Qur’ani guru mencerita tentang kisah yang
anak yaitu sifat baik dan tidak baik serta bakat
terdapat dalam Al-Qur’an, metode ibrah anak
yang dimiliki oleh anak (Guru, JH).”
dapat mengambil hikmah atau manfaat dari
Adapun
hasil
wawancara
tersebut;
3)
Metode
yang
dengan
cerita atau kisah yang telah diberikan, begitu
orang tua anak mengenai proses belajar
juga metode targhib, metode tajribi dan
mengajar di PAUD IT Sunnah adalah anak
metode uswah hasanah; 4) Pembentukan
saya menjadi lebih pintar dan pandai bergaul
karakter Islami anak juga dilatih dengan cara
dengan sesama (Orang Tua Anak, WW);
mengidolakan Nabi Muhammad SAW sebagai
mengenai perilaku anak adalah anak saya
suri teladan dalam berbagai segi kehidupan; 5)
semakin rajin belajar dan taat kepada perintah
Anak juga memperoleh materi mengenai
orang tua dan guru di sekolah (Orang Tua
pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep
Anak, RN); mengenai komunikasi keadaan
diri), pengenalan perasaan (perkembangan
anak kepada guru adalah saya juga sering
emosi),
menanyakan kepada guru tentang sikap anak
(perkembangan sosial), pengenalan berbagai
saya, ternyata anak saya selalu taat kepada
gerak (perkembangan fisik), mengembangkan
perintah guru dan bermain dengan teman-
komunikasi
teman juga baik, tidak pernah bertengkar
keterampilan berfikir (perkembangan kognitif)
(Orang Tua Anak, FT).
sehingga mereka mengetahui bagaimana cara
pengenalan
(perkembangan
memperkenalkan ISSN 2355-102X
tentang
diri
orang
bahasa),
lain
dan
sendiri,
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |7
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
mengekspresikan
perasaan
dengan
baik,
bersikap anak, cara berbicara anak antara di
menjaga perasaan guru, teman, orang tua dan
rumah dan di sekolah ada perubahan atau
sebaya, cara berbicara yang baik dan benar
tidak, cara berbicara dengan orang tua, guru,
agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan
teman,
mereka sehari-hari.
melaksanakan shalat atau tidak karena di
Berdasarkan hasil wawancara terhadap
sekolah
adik,
abang
diajarkan
kepala sekolah dan guru, penulis dapat
melaksanakan shalat.
menyimpulkan bahwa peran guru sebagai suri
KESIMPULAN
dan
agar
kakak,
anak
rajin
rajin
teladan dalam membentuk akhlak anak di
Peran guru sebagai suri teladan dalam
PAUD IT Sunnah Banda Aceh sudah baik dan
membentuk akhlak anak sudah baik, karena
juga didukung pernyataan kepala sekolah
semua guru yang mengajar di PAUD IT
bahwa semua guru yang mengajar berupaya
Sunnah berusaha untuk membina agar tingkah
semaksimal mungkin agar tingkah laku anak
laku anak berubah dari kebiasaan dan tingkah
berubah dari kebiasaan dan tingkah laku yang
laku yang tidak baik menjadi kebiasaan dan
tidak baik menjadi kebiasaan dan tingkah laku
tingkah laku yang baik. Cara membina anak
yang
yang
agar berakhlak yang baik adalah melakukan
ditemukan dalam membentuk akhlak anak
pembelajaran aktif serta mengajak anak-anak
adalah ada sebagian anak yang susah diatur
untuk berakhlakul karimah karena berakhlakul
oleh
karimah ini merupakan sikap yang paling
baik.
guru
Sedangkan,
karena
anak
hambatan
tersebut
sering
dimanjakan di rumah, akan tetapi hal ini dapat
mulia.
di atasi oleh guru dengan cara memberikan
Hambatan-hambatan yang dihadapi
contoh teladan kepada anak agar berakhlak
guru dalam membentuk akhlak anak di PAUD
yang baik, baik di sekolah, di rumah maupun
IT Sunnah Banda Aceh yaitu anak manja, anak
di lingkungan masyarakat sehingga anak dapat
sering tidak hadir ke sekolah sehingga banyak
termotivasi dengan perilaku atau akhlak yang
materi pelajaran yang tertinggal, anak yang
baik.
berasal dari lingkungan keluarga yang keras Berdasarkan hasil wawancara terhadap
sehingga ketika guru mendidiknya maka anak
orangtua anak, penulis dapat menyimpulkan
tersebut juga bersikap keras yakni suka
bahwa guru menjalin hubungan komunikasi
membantah.
yang baik dengan orang tua anak agar orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya di sekolah, sifat anaknya di sekolah yaitu cara
ISSN 2355-102X
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |8
Ayi Teiri Nurtiani dan Romayanti, Peran Guru dalam…
DAFTAR PUSTAKA
A. Rahman Ritonga. (2005). Akhlak. Surabaya: Amelia Surabaya. Abuddin Nata. (1991). Akhlak Tasawuf. Jakarta: Bumi Aksara. Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Miles Mathew B dan Huberman A, Michel. (2005). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metode, Jedtjed Rohendi Rohidi (Penterjemah). Jakarta: Universitas Indonesia. Muhammad Hasyim. (2005). Penentuan Dasar Kaedah Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Muhammad Jamaludin Ali Mahfuzh. (2001). Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka alKautsar. Suwardi. (2008). Manajemen Pembelajaran. Salatiga: JP Books. Permendiknas No. 16 tahun 2007
ISSN 2355-102X
Volume IV Nomor 1 Maret 2017 |9