PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PERGURUAN ISLAM NUR KASYAF (PINK) 03 TAMBUN SELATAN BEKASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. I)
Disusun oleh FAJAR INDRIAWATI NIM
1812018300102
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Kamus Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dengan menggunakan teknik membaca memindai dan strategi bermain scrabble dalam aktivitas membuka kamus. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 35 siswa madrasah ibtidaiyah. Penelitian ini berlatar belakang dengan rendahnya minat siswa dalam membaca sehingga mempengaruhi kosakata dan hasil belajar siswa , selain itu siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam mengutarakan pendapat atau melaporkan hasil karyanya di depan kelas. Selain itu guru pun menyampaikan materi pembelajaran tidak variatif hanya sebatas diskusi dan ceramah sehingga pembelajaran terkesan membosankan bagi siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing- masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan dan test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terlihat pada persentase ketuntasan pada hasil tes siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa hanya sebesar 20% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus pertama nilai rata-rata siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Terlihat adanya peningkatan sebesar 37%. Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28%. Selain meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media kamus dapat meningkatkan kegiatan aktivitas siswa pada kerja kelompok, terlihat pada siklus pertama persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 71,25% dan pada siklus kedua persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan demikian aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar 15,41%.
Kata Kunci: Kosakata, Media Kamus
vi
ABSTRACT Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Mastery of Vocabulary Using Media Dictionary In Class IV of MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 South Tambun, Bekasi.
This study aimed to get an overview of the use of media in increasing vocabulary dictionary with reading scanning techniques and strategies to play scrabble in the activity open dictionary. The research involve student of class IV of MI PINK 03, with 35 students as subject. This research background with the low interest of students in reading and affect to student learning outcomes and mastery of vocabulary, than did students also have the low confidence for expressing their opinions or reporting their task in front of the class. In addition, teachers also not expressed varied learning materials, only discussions and lectures that seem boring for students learning. The research used a classroom action research method. It was done in two cycles and each cycle consiste of four phases such us : planning, implemetation, observation and reflection. Each cycle consisted of two meeting. The data of the research were gathered thourgh interview, observation and test Based on the results of this study concluded that looks at the percentage of students' mastery on the test results. In preliminary tests, the average value of students is only 20% of the number of students who reach target contains with (The minimum of criteria compliment) KKM, then on the first cycle students' average score was 57% of the number of students who reach the KKM. Saw an increase of 37%. In the second cycle students' average score of 85%, an increase of 28% visible. In addition to improving vocabulary skills in reading, scrabble media use could increase the activity of students in group work, seen in the first cycle of the percentage of the observation of the student activities amounted to 71.25% and in the second cycle the percentage of the observation of the student activities thus amounted to 86.66% activity of students in the group increased by 15.41%.
Keywords: Vocabulary, Media Dictionary
vii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, di antaranya keluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekan kuliah, serta bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Scrabble dalam Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi,M.Ag.,Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dindin Ridwanudin,M.Pd., Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa Program Dual Mode System yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. 4. Dra. Mahmudah Fitriyah,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
6. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak-Ibu Ku, Sumanto dan Heri Sri Sulistyowati, yang selalu mendoakanku, menyemangatiku, menguatkanku dalam menyelesaikan karya ini. 7. Teruntuk Adik-adikku tersayang Alma Oktafiani dan Ahmad Alhafiz yang selalu memberikan motivasi, perhatiannya dan terima kasih atas Scrabble terbaiknya. 8. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I 9. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku:Guru dan Staff MI PINK 03 Terima kasih atas dukungan, doa dan motivasinya. 10. Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dengan selalu memberikan senyuman dan semangat setiap harinya: “Terima kasih nak!” 11. Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kenangan indahnya selama 3 tahun lebih ini. Senang bisa mengenal kalian semua dan tetap semangat “Hwaiting!” 12. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Shoha dan Bu Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan dan motivasi. 13. Dan terima kasih untuk para asatidz dan ustadzaat serta teman-teman alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri “VIX D’PATTERN” Terima kasih atas doa dan dukungannya 14. Serta sahabat-sahabatku semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, dan motivasinya.
Jakarta,19 Februari 2016 Penulis
Fajar Indriawati NIM 1812018300102
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................................. i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iv UJI REFERENSI ........................................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................................xiiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ................................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5 C. Fokus dan Pembatasan Masalah ...................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoretik 1. Penguasaan Kosakata ............................................................................... 7 a. Pengertian Kosakata ............................................................................ 7 b. Pemerolehan Kosakata......................................................................... 8 c. Faktor dalam pemerolehan Kosakata ................................................... 9 2. Media Kamus .......................................................................................... 10 a. Pengertian Media ................................................................................ 11 b. Kegunaan media ................................................................................. 11 c. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................. 12 d. Pemilihan Media ................................................................................ 13
x
e. Pengertian Kamus ............................................................................... 14 f. Fungsi Kamus ..................................................................................... 16 g. Jenis- jenis Kamus .............................................................................. 17 B. Penelitian Relevan .......................................................................................... 18 C. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 20 D. Hipotesis Tindakan ......................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................... 22 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................................... 22 C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 25 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam penelitian .................................................... 25 E. Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 27 F. Data dan Sumber Data .................................................................................... 28 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 28 H. Instrumen-instrumen Penelitian...................................................................... 29 I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ........................................................ 29 J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi hasil Analisis...................................... 30 K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 32
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan ........................................................................... 33 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I.............................................................. 35 3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 50 B. Analisis Data 1. Data hasil Tes dari Setiap Akhir siklus ................................................... 58 2. Hasil Wawancara .................................................................................... 60 C. Pembahasan Temuan ..................................................................................... 61
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................... 63 B. Saran ............................................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berfikir ....................................................................... 27 Gambar 3.1 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ............ 24 Gambar 4.1 : Foto Aktivitas Guru ................................................................................ 38 Gambar 4.2 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 39 Gambar 4.3 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 40 Gambar 4.4 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mempresentasikan Hasil Kerja ................. 42 Gambar 4.5 : Media Kamus dan Scrabble .................................................................... 43 Gambar 4.6 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43 Gambar 4.7 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43 Gambar 4.8 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 43
xiii
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 : Grafik Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 48 Gambar 4.2 : Grafik Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 57 Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Penguasaan Kosakata dalam Permainan Scrabble........ 59 Gambar 4.4 : Grafik Persentase Ketuntasan Belajar siswa .......................................... 59
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rancangan Pelaksanaan Tindakan penelitian ........................................... 29 Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Rubrik .......................................................................... 37 Tabel 3.3 : Rumus Persentase Skor ............................................................................ 37 Tabel 4.1 : Hasil Tes Awal Siswa ............................................................................... 34 Tabel 4.2 : Hsil Observasi Aktifitas Kegiatan Guru Siklus I ..................................... 45 Tabel 4.3 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I ................ 46 Tabel 4.4 : Hasil Tes Siklus I...................................................................................... 47 Tabel 4.5 : Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I ........................................................ 48 Tabel 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Siklus II .................................. 54 Tabel 4.7 : Hasil Observasi Aktifitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II ............... 55 Tabel 4.8 : Hasil Tes Siklus II .................................................................................... 56 Tabel 4.9 : Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata Dari Setiap Siklus ............... 58 Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru ........................................... 60 Tabel 4.11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ............ 60
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Proses membelajarkan siswa dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari siswa tidak bisa menjadi bisa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan empat komponen utama. yaitu murid, “guru”, lingkungan belajar (media)
dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi murid
dalam mencapai tujuan belajarnya. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan, maka bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran
yang
membosankan, siswa merasa bahasa Indonesia adalah bahasa yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dianggap terlalu mudah. Namun hakikatnya sebagian banyak siswa masih belum memahami betul akan kaidahkaidah dalam pembelajaran bahasa indonesia dari segi penulisan, cara berbicara dan lain-lain. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan yang meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa tersebut tidak bisa berdiri sendiri dan saling berkaitan satu sama lain, oleh karena itu empat keterampilan berbahasa tidak bisa dipisahkan. Dari semua keterampilan yang ada hal yang paling mendasar dan berkaitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pengetahuan kosakata. Kosakata merupakan unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar untuk dapat memperoleh kemahiran dalam berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Namun demikian kosakata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa, karena hakikat bahasa adalah sekumpulan kosakata. Menurut Tarigan kualitas
1
2
keterampilan seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya1. Jadi seorang yang pandai dalam berkomunikasi dilihat dari kemahirannya dalam perbendaharaan kosakatanya. Dalam pengamatan penulis di sekolah MI PINK 03 kelas IV pembelajaran bahasa Indonesia siswa mengalami kurangnya minat baca siswa, pada umumnya membaca kurang disenangi siswa, lebih-lebih, jika topiknya tidak menarik minat siswa. Hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan ulangan. Mereka cenderung mengerjakan soal-soal yang lain terlebih dahulu ketimbang soal-soal mengenai pemahaman isi wacana sebab ada banyak siswa yang tidak memiliki penguasaan kosakata yang cukup untuk memahami isi wacana tersebut dan ada sebagian siswa malas untuk membaca wacananya sehingga siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Hasil nilai rata-rata kelas pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV D sebelum melakukan penelitian sebesar 5,25. Selain itu dalam proses pembelajaran terlihat juga siswa sulit dalam menuangkan idenya dalam menulis karangan jadi pada saat penulisan siswa seringkali menggunakan kata non baku, ataupun menuliskan kata gabung secara berulang kali dan sebagian siswa masih bingung perbedaan antara sinonim, antonim, dan akronim. Dalam buku “The Book of Learning and Forgetting” yang dikembangkan oleh Frank Smith dimaparkan : “Where he posist that children’s vocabulary expands at a terific rate during their school years, quite aside from(or despite) the vocabulary and spelling lists their teachers impose on them. His research shows that children are likely to add up to twenty five new words per day (few or none from their teachers’ vocabulary lists) during their late elementary school years, as a result of their natural interaction with society and culture; higher levels of word growth occur for children who engage in independent reading.”2 Pada penelitiannya diduga kecepatan kosakata anak akan didapatkan pada saat duduk dalam bangku sekolah meskipun pembelajarannya dalam kosakata dan pengucapannya harus dipaksakan oleh gurunya. Namun dalam penelitiannya terlihat bahwa anak akan mendapatkan 25 kata per-harinya, baik yang didapatkan saat pembelajaran, dari interaksi sosialnya atau membaca buku sendiri. Bisa disimpulkan seorang anak akan mendapatkan kosakata baru dari hasil ia 1 2
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Angkasa: Bandung , 2015), h.2 Fried Robert, The game of school, ( Jossey Bass: USA, 2005),h.65
3
bersosialisasi dengan temannya di sekolah dan mendapatkannya dari apa yang ia pelajari atau ia baca di buku. Dengan cara membaca dan berkomunikasi dengan temannya, siswa akan mendapatkan kata-kata yang baru sebagai perbendaharaan kosakata yang dimiliki. Pada kenyataannya siswa kelas IV MI PINK 03 sangat kurang dalam minat membaca, sehingga berpengaruh pada perbendaharaan kosakata dan pada hasil belajar siswa. Selain pengamatan dari aspek kognitif siswa, penulis pun mengamati dari aspek afektif siswa karena penulis berharap selain siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka dapatkan dari pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sebagian siswa masih belum memiliki rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka dan membacakan hasil karya mereka di hadapan teman-teman sekelasnya. Selain permasalahan dari siswa, adapun kemampuan mengajar guru pun kurang dalam memenuhi tuntutan siswa, sistem mengajar guru sering kali kurang inovasi dalam menggunakan strategi dan metode yang digunakan untuk membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran, sehingga guru cenderung monoton dalam mengajar. Guru hanya mengajar dengan metode ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa bosan. Melihat kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV MI PINK 03 serta permasalahan yang lain, oleh karena itu, penulis mencoba untuk memilih penelitian bahasa Indonesia khususnya dalam penguasaan kosakata. Serta penulis pun menggunakan metode permainan dengan tujuan untuk memberikan stimulus siswa dari segi aspek afektifnya untuk mempunyai rasa percaya diri serta bisa bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman sekelasnya. Seperti kita ketahui bahwa anak usia SD adalah masa di mana anak-anak masih menyukai permainan dan di situlah tugas seorang guru untuk mencari strategi yang tepat dalam menarik perhatian dan rasa antusias siswa untuk belajar. Oleh karena itu metode permainan adalah salah satu solusi yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian, penulis mengutip pernyataan dari Chris dalam buku Fried Robert yang memaparkan:
4
“Basically, the game of school is con game that you play against the education system-everything a students does to do well in school while doing as little work as possible.3 Secara umum metode permainan adalah salah satu gabungan permainan yang menghubungkan imajinasi siswa dengan sistem pembelajaran di kelas. melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas atau mendengar penjelasan materi dari guru. Dengan metode permainan, pembelajaran dapat di aplikasikan secara singkat dan detail di kelas. Sehingga siswa semakin tinggi keinginannya dalam mempelajari materi tersebut. Peranan media pun tidak kalah pentingnya dengan metode pembelajaran di mana hubungan antara pemahaman guru dan siswa akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu atau yang sering disebut media. Oleh karena itu, penulis memilih salah satu media dalam menunjang penelitian ini dengan menggunakan media kamus dan akan dikolaborasikan dengan metode permainan scrabble. Penulis memilih media kamus dalam penelitian ini karena penulis merasa media kamus adalah salah satu media yang yang dapat menunjang siswa dalam mendapatkan kosakata baru. Harapan peneliti, dengan memanfaatkan media kamus siswa diharapkan dapat menumbuhkan minatnya dalam membaca, terutama dalam menemukan informasi baru dan makna baru dalam sebuah buku.
B. Identifikasi Masalah 1. Kurangnya siswa dalam penguasaan kosakata 2. Siswa belum bisa menemukan informasi dalam wacana yang mereka baca. 3. Siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil karyanya di depan kelas. 4. Rendahnya minat siswa dalam membaca 5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia 3
Ibid ,h.23-24
5
6. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi dan metode yang sesuai dengan materi
C. Fokus dan Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan, dari beberapa identifikasi yang telah dipaparkan penulis mengangkat salah satu permasalahan untuk penelitian tindakan kelas dan menjadi sebuah judul “PENINGKATAN
PENGUASAAN
KOSAKATA
DENGAN
MEDIA
KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PINK 03 TAMBUN, BEKASI.”
D. Rumusan Masalah Bagaimana pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi?
E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
F. Manfaat penelitian 1.
Bagi Siswa Pembelajaran dengan media kamus dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran/rujukan dalam menguasai kosakata baru sehingga dapat meningkatkan
hasil
belajar
siswa
yang
selanjutnya
dapat
meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa terutama dalam penguasaan kosakata.
6
2.
Bagi guru Penelitian ini dapat membantu memudahkan proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas dan juga dapat mengurangi beban guru. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media kamus dapat menjadi sumber rujukan bagi peneliti/guru untuk membuat inovasi agar proses pembelajaran lebih dipahami dan diikuti oleh siswa.
3.
Bagi Madrasah Untuk Sekolah, penelitian ini paling tidak dapat dijadikan masukan untuk mengoptimalkan penggunaan kamus sebagai salah satu media dan dikolaborasikan dengan metode pembelajaran tertentu yang inovatif dan menyenangkan dan
pada gilirannya akan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoretik 1. Penguasaan Kosakata Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal yang paling mendasar dan penting dalam pembelajaran bahasa yaitu kata dan kosakata, seseorang akan lebih menguasai jenis ilmu bahasa dengan cara memahami kosakata yang cukup. a. Pengertian Kosakata Kosakata
merupakan
fondasi
yang
diperlukan
untuk
keterampilan literasi yang kuat, dari beberapa riset yang ada salah satunya yang dilakukan oleh Heather Lee M. Baron dari Universitas Union city telah menujukan bahwa kosakata sangatlah penting untuk keberhasilan membaca dengan begitu seperti kutipan dari Tarigan semakin banyak kata yang dimiliki seorang murid semakin banyak pula kata-kata yang akan dipahami pada saat membaca, hal ini dapat membantu siswa dalam kefasihan membaca dan mengasah wawasan yang didapatkan1. Adapun riset yang dilakukan oleh Heather adalah membuat riset inovatif dengan menggunakan aktivitas metode kerja kelompok ataupun metode permainan, dan hal yang terpenting dari pembelajaran kosakata adalah pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran siswa saat itu dan penggunaan kosakata yang dilakukan secara berulang kali. Pembelajaran kosakata bisa didapatkan dari berbagai konteks sehingga siswa dapat membuat kata sendiri dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kosakata yang sering didapatkan siswa kelas tingkat dasar adalah kosakata dasar (basic vocabulary) adalah kata- kata yang tidak mudah berubah atau
sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari
bahasa lain. Menurut Tarigan kosakata dasar terdiri dari atas nama1
Randi Stone, Cara-cara terbaik untuk mengajar “Reading”, (Jakarta : Indeks,2013), h.128
7
8
nama bagian tubuh, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, bendabenda universal.2 Untuk memiliki kosakata yang efektif tentunya harus membuat suatu upaya tertentu dalam memperoleh kata-kata yang baru. Jadi kosakata dasar pada dasarnya didapatkan secara tidak sadar, didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Kosakata dasar bisa terdiri dari kata benda, kata kerja, kata keterangan, kata bilangan dan sebagainya. Adapun cara yang digunakan oleh anak-anak ketika mempelajari kata-kata tersebut3: a) mereka mendengar kata-kata tersebut dari orang-orang sekitar, bisa dari orang tua, teman, dsb. b) mereka mengalaminya sendiri dengan menggunakan panca inderanya, bisa itu apa yang dilihat, didengar atau yang dirasakan. c) Menumbuhkan minat dalam membaca karena dengan membaca seseorang dapat menemukan kosakata baru dengan membaca seseorang dapat memperoleh kata-kata baru melalui bacaan4. Apabila anak-anak tumbuh, berkembang dan menjadi dewasa dalam lingkungan hidup yang berkecukupan, yang memberikan lebih banyak kesempatan untuk memasuki taman kanak-kanak, menemani orang tua mereka berbelanja ke toko atau ke pasar, dan mendapatkan kesempatan yang lebih banyak menghadiri pertunjukan, pameran, kebun binatang, taman, teater anak-anak, maka kosakata mereka akan mencerminkan aneka pengalaman yang lebih luas cakrawalanya. b. Pemerolehan Kosakata Dalam bidang psikolinguistik, aktivitas pemerolehan kosakata diartikan sebagai akuisasi bahasa atau pemerolehan bahasa. Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai pemerolehan bahasa khususnya pada pemerolehan kosakata. Pemerolehan bahasa atau akuisisi
2
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3 Ibid, h.4 4 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008) h.126 3
9
bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Dalam pemerolehan bahasa seorang anak akan mendapatkan dua kemampuan yang pertama kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan, dan kedua kemampuan untuk mendapatkan tuturan yang ia dapat dari orang lain. Menurut Dardjiwidjojo dalam jurnal Nur Abidah Idrus mengatakan bahwa kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh hal-hal sebagai berikut5: 1. Berlangsungnya dalam situasi informal, tanpa beban, dan di luar sekolah. 2.Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal dari lembagalembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus. 3. Dilakukan tanpa sadar. 4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna. Bisa
disimpulkan
bahwa
pemerolehan
bahasa
khususnya
pemerolehan kosakata didapatkan dari beberapa macam aspek secara formal maupun informal serta bisa didapatkan secara langsung maupun tidak langsung. c. Faktor dalam Pemerolehan Kosakata Pada dasarnya pemerolehan kosakata tidaklah didapatkan secara tibatiba ataupun dengan sendirinya namun adanya tahapan-tahapan tertentu dalam perkembangan fisik, mental, intelektual mereka seiring dengan berjalannya waktu. Menurut Cahyono dalam jurnal publikasi milik Nur Abidah Idrus memaparkan adapun unsur-unsur yang mempengaruhi seseorang dalam memperoleh kosakata yaitu dengan sebagai berikut6 : 1). Faktor Biologis Menurut Chomsky dalam Cahyono memaparkan “Setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan, kodrati atau alami yang memungkinkannnya menguasai bahasa Potensi alami itu bekerja secara otomatis” menyebut potensi yang terkandung dalam perangkat biologis anak 5
Nur Abidah Idrus, Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Anak Bangsa, Jurnal Edukasi, Vol.3, No.1, 2013, h. 50 6 ibid, h. 51
10
dengan istilah piranti pemerolehan bahasa (language acquisition devices), dengan piranti itu, anak dapat mencerap system suatu bahasa yang terdiri dari subsistem fonologis, tata bahasa, kosakata, dan gramatik, serta menggunakan dalam berbahasa. 2). Faktor Lingkungan Sosial Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan interaksi terhadap lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga, teman serta orang lain. Sehingga akan berkaitan dengan perangkat biologis yang telah dimiliki anak sejak lahir sehingga menjadi suatu kesatuan yang saling melengkapi. 3). Faktor Intelegensi Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar, mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah intelegensi ini bersifat bersifat abstrak dan tak dapat diamati secara langsung. 4). Faktor Motivasi Motivasi sendiri adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tugasnya. Kekuatan motivasi dapat menjelaskan” mengapa seorang anak yang normal sukses mempelajari bahasa ibunya”. Sumber motivasi itu ada dua, yaitu dari dalam dan luar. Dalam belajar bahasa, seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri.. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat lapar, haus serta perlu perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu motivasi bagi anak dalam memperoleh bahasa sangatlah penting, sehingga adanya dorongan untuk anak dalam memperoleh bahasa lebih banyak.
2. Media Kamus Dalam penelitian ini terkait dengan penguasaan kosakata penulis menggunakan salah satu media cetak yang berkaitan dengan kosakata yaitu media kamus. Untuk memahami pentingnya media bagi pembelajaran
seorang
tenaga pendidik harus bisa mengklasifikasi jenis-jenis media yang ada,
11
mengetahui fungsi dan tujuan serta kekurangan dan kelebihan dari setiap media, sehingga tenaga pendidik atau guru dapat memilih jenis media yang sesuai dengan keadaan peserta didik dan materi yang akan diajarkan. a. Pengertian Media “Kata media secara bahasa berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti „tengah‟,‟pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasaa-il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.7 Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada penerimanya.
Media
juga
sebagai
komponen
dalam
strategi
pembelajaran yang berupa manusia, alat maupun bahan yang mengaju kepada kegiatan pembelajaran.8 Sedangkan menurut Suparno media merupakan alat pelajaran yang dipakai untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar.9 Dapat
disimpulkan bahwa media adalah ibarat
jembatan
pemahaman antara guru dan siswa. Dengan penggunaan media siswa lebih memahami secara detail apa pesan atau informasi yang disampaikan oleh guru.
b. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Adapun fungsi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara keseluruhan yang meliputi empat aspek keterampilan bahasa yaitu10 : 1) Memotivasi siswa Motivasi adalah salah satu penunjang dalam kebrhasilan seorang guru dalam mendidik seorang siswa. oleh karena itu motivasi sangatlah berperan penting dalam memberikan stimulus dalam pembelajaran. 2) Memberikan petunjuk tentang makna detil
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2011), h.3 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Jakarta :UIN Press 2015), h 134 9 Jauharoti Alfin dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI,( Jakarta : LAPIS, 2009) h.7-7 10 Dindin Ridwanuddin, Op.cit h. 135 8
12
Seperti yang disampaikan pada pembahasan selanjutnya dengan adanya media siswa mendapatkan informasi serta petunjuk secara detil. 3) Memberikan informasi tambahan yang berkenaan dengan isi teks, berita dsb. Hakikatnya media memiliki sebuah informasi yang mengantarkan pemahaman kepada siswa didik. Sehingga siswa dapat menemukan informasi terbaru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan informasinya menjadi informasi terbaru. 4) Mengembangkan konteks dalam wicaranya maupun konteks dalam tulisan.
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Adapun jenis media pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas beberapa macam yaitu sebagai berikut: 1) Media visual ( media pandang) Media yang visualisasi pesan,informasi atau konsep yang akan disampaikan kepada siswa berupa papan scrabble, flash card huruf atau gambar, poster gambar berseri, boneka tangan, wayang. Yang hampir menyamai kenyataan suatu objek atau situasi dan dapat menyampaikan pesan secara efektif. 2) Media audio ( media dengar) Media yang dapat memberikan pesan, informasi maupun konsep yang berupa suara. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih sering digunakan
untuk
meningkatkan
keteranpilan
menyimak
dan
mendengarkan. 3) Media audio visual (media pandang dengar) Media yang dapat memberikan pesan, informaasi maupun konsep yang berupa suara dan dilengkapi dengan gambar. Dalam penggunaan media ini dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.
13
4) Media cetak Media cetak dapat menggunakan sumber informasi yang ada seperti buku, kamus, modul, komik, fabel, dongeng dsb. 5) Objek fisik nyata Media ini dapat menunjuk salah satu siswa ataupun guru itu sendiri, sehingga terlihat benar-benar nyata. 6) Media komputer11 Media ini adalah media yang sudah menggunakan teknologi canggih. Teknologi komputer sendiri diperkenalkan pada tahun 1950 hingga 1960. Media pembelajaran ini dikenal sebagai computer assisted Instruction atau Computer assited Learning.
d. Pemilihan Media Perlunya seorang tenaga pendidik dalam mempertimbangkan pemilihan media karena melihat dari beberapa aspek yang mendukung dalam penggunaan media tersebut, adapun beberapa hal yang dapat mendukung keberhasilan dalam penggunaan media tersebut adalah situasi kelas, materi, peserta didik dan guru itu sendiri. Dick dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya setidaknya masih ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan dalam pemilihan media yaitu :12 1) Ketersediaan sumber setempat Media yang hendak digunakan dapat dipastikan bisa didapatkan dimana saja, jika memang media yang diinginkan sangat sulit ditemukan, bisa dengan cara membuat media yang serupa dengan sumber yang ada. 2) Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya Media pembelajaran pada saat ini bisa didapatkan dimana saja, namun bukan berarti media yang didapatkan harus dengan membeli. Jika dana yang ada tidak memungkinkan untuk membeli bisa dengan cara
11 12
Azhar Arsyad op.cit, h.157 Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2010) h.85
14
membuat sendiri. Hal ini menunjukan bahwa media bisa didapatkan dengan menyesuaikan situasi atau kondisinya. 3) Media yang praktis dan tahan lama Penggunaan media tidak hanya digunakan satu kali saja maka diharapkan media yang kita punya atau kita buat dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan untuk materi yang terkait dengan media tersebut dan juga media yang digunakan juga praktis dan tidak menyusahkan dalam penggunaannya. 4) Efektivitas biayanya dalam waktu jangka panjang Dalam pemilihan media perlu diperhatikan bagaimana prospek untuk jangka waktu yang lama, jangan sampai penggunaan media tersebut akan terganggu karena beberapa hal salah satunya adalah dana yang perlu dikeluarkan cukup besar padahal ada media lain yang serupa jenisnya yang lebih memungkinkan.
e. Pengertian Kamus Dalam keterampilan membaca khususnya dalam menguasai perbendaharaan kosakata, guru diharapkan dapat memilih bahan ajar dalam penguasaan kosakata. Banyak strategi yang digunakan dalam mengasah keterampilan siswa dalam mengenal kosakata seperti : memanfaatkan konteks untuk memakai kata, SAS untuk makna, bertanya kepada seseorang tentang makna suatu kata dan juga memanfaatkan kamus13. Adapun penulis menggunakan salah satu strategi yang digunakan yaitu memanfaatkan kamus. Pada umumnya penggunaan kamus sangatlah rumit bagi siswa yang belum mengetahui cara penggunaan kamus, akan tetapi jika siswa sudah mengetahui cara penggunaannya siswa dapat menemukan informasi makna dari kamus tersebut. Kata yang terdapat dalam kamus memiliki definisi lebih dari satu makna oleh karena itu untuk menyesuaikan makna sesuai dengan 13
Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007) h.102
15
konteks bacaan biasanya menggunakan makna yang umum atau sering digunakan. Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Tarigan menjelaskan “Kamus adalah karya acuan yang memuat kata-kata suatu bahasa, sistem atau bidang pengetahuan yang dimuat secara alfabetis dan diberi batasan; leksikon14” Sedangkan dalam The American Collage Dictionary dalam Tarigan menyatakan bahwa :”Kamus adalah buku yang berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas khusus, biasanya disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa yang lain15”. Sedangkan menurut Chaer dalam Dwi Mawanti dipaparkan
16
,
secara etimologi kamus berasal dari kata qamus yang merupakan serapan dari bahasa Arab yang berarti „bergerak mencari‟ atau „menyelami„. „Lautan‟ yang identik denganlaut yang sangat luas dan dalam terkandungdalam kata kamus yaitu merupakan penggambaran dari wadah ilmu pengetahuan yang tak terbatas jumlahnya. Jadi pengertian kamus menurut beberapa ahli bisa didefinisikan sebagai buku yang berisi himpunan banyak kata-kata dalam suatu bahasa yang berisikan makna informasi atau cara pengucapan pada kata tersebut yang disusun secara alfabetis dan dituangkan dalam bahasa yang sama atau bahasa yang lain, bahasa lain di sini disebut juga leksikon atau glosari.
14
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3 Ibid 16 Dwi Mawanti, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa (Arab-Inggris-Indonesia jawa) Untuk Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) Berbasis Kearifan Lokal) Jurnal Penelitian 2014 h. 17 15
16
g. Fungsi Kamus Menurut Chaer dalam jurnal milik Dwi Mawanti17 dijelaskan, fungsi kamus dapat dibedakan dari segi tinjauan
praktis dan toeretis. Dari
tinjauan praktis, fungsi kamus antara lain . 1) Mengetahui pelafalan suatu kata. Dengan mencari informasi kata dengan kamus, seseorang akan menemukan cara pelafalan kata tersebut terutama pada kamus bahasa asing. Sehingga tidak menimbulkan perbedaan dalam arti. 2) Mengetahui makna suatu kata. Terkadang dalam
suatu
kata memiliki makna lebih dari satu, dengan
adanya kamus seseorang dapat menemukan berbagai makna dalam satu kata. 3) Memberi petunjuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dengan menggunakan kamus seseorang dapat mengetahui bagaimana ejaan kata yang benar pada setiap kata. Sehingga menghindari penulisan yang salah. Selain itu adapun pengaruh pada penggunaan kamus yaitu dapat melatih perkembangan keterampilan seseorang18. Terutama pada siswa sekolah dasar yang baru memahami huruf abjad dan beberapa kata. Semakin tinggi tingkatan belajar siswa otomatis semakin banyak juga siswa akan menemukan kosakata baru dari segala arah bisa dari buku pelajaran mereka ataupun informasi yang didengar ataupun dilihat, dengan menggunakan kamus siswa diharapkan dapat menemukan kata baru, makna serta cara pengucapannya. Pada awalnya siswa akan merasa kesulitan dalam penggunaan kamus namun jika siswa sudah terampil dalam menggunakan kamus. Siswa pun akan terbiasa untuk mencari apa yang ia temukan di kamus.
17 18
Ibid h. 18 John R. Beech, Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling, Phonology. ( University of Leicester, UK : 2004) h. 20
17
h. Jenis- jenis kamus Penentuan jenis kamus atau pengklasifikasian kamus bergantung pada sudut pandang orang yang mengadakannya. Walaupun terdapat persamaan umum, namun di antara para ahli kamus terdapat perbedaan yang disebabkan oleh sudut pandangan dalam pengklasifikasian jenis atau tipe kamus. Seperti menurut Zgusta dalam Tarigan memamparkan bahwa dalam membuat klasifiksi kamus, kamus terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek-aspek tertentu seperti : dari segi waktu, jangkauan, jumlah bahasa hingga isi dari kamus tersebut19. Berikut ini adalah pembahasan dari jenis- jenis kamus yang akan dipaparkan sebagai berikut : 1) Kamus ensiklopedia Kamus ensiklopedia atau biasa disebut sebagai ensiklopedia adalah kamus yang paling besar atau umum yang memberikan informasi ekstra linguistik, baik fisik maupun non fisik, dan disusun dalam urutan-urutan kata atau kesatuan-kesatuan
leksikal sebagai acuan bagian-bagian
dari ekstra
linguistik yang sedang dibicarakan itu. 2) Kamus diakronik Kamus ini lebih berisikan tentang sejarah, dengan perkembangan kata-kata, baik yang berkaitan dengan bentuk maupun makna. 3) Kamus Sinkronik Dalam kamus sinkronik berisikan pada persediaan leksikal suatu bahasa pada suatu masa tertentu atau satu tahap perkembangannya. 4) Kamus Umum Kamus umum berisikan segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya, misalnya : Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta. 5) Kamus Khusus Jika kamus umum adalah kamus yang berisikan segala kata melainkan kamus khusus hanya berisikan kata–kata yang berhubungan pada suatu bidang tertentu. 6) Kamus Ekabahasa
19
Tarigan, Penguasaan kosakata, op.cit h.206
18
Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama. Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus. Ini bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan. Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di Indonesia) dan Kamus Dewan di (Malaysia). 7) Kamus Dwibahasa Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia. 8) Kamus Multilingual Kamus ini adalah kamus yang menyajikan lebih dari tiga atau empat bahasa. 9) Kamus Besar Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau entri. Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini. 10) Kamus Sedang Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 40.000 kata kepala atau entri. 11) Kamus Kecil Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 10.000 kata kepala atau entri. Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.
B. Penelitian Relevan Penggunaan media kamus diadopsi dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh: Dalam jurnal publikasi milik Eka Nur Asifa tentang Penggunaan media kamus tematik sebagai penunjang buku ajar “Lowe 2” untuk keterampilan
19
menulis bahasa Jerman di SMA
Negeri 1 Krian Surabaya.
Persamaan
penulis dengan referensi penelitian yaitu terletak pada media yang digunakan oleh penulis. Masalah yang melatar belakangi penulis pada jurnal ini adalah pembelajaran siswa masih didominasi oleh guru, model dan media yang digunakan kurang bervariasi, serta siswa kesulitan dalam menulis yang benar tatabahasa dengan menggunakan kosakata serta ungkapan yang tepat. Jenis Penelitian yang digunakan
yaitu penelitian pengembangan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif Pada hasil penelitiannya terlihat adanya peningkatan pertama, hasil rata-rata validasi ahli media 90% dengan kriteria sangat kuat dan rata-rata validasi ahli materi sebesar 92,5% dengan kriteria sangat kuat. Sedangkan respon siswa terhadap media kamus yang digunakan pada saat penelitian sebesar 87,5% dengan kriteria sangat kuat. Jurnal penelitian milik Ni Wayan Sri Damayanti, tentang penggunaan media kamus dalam pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami makna kata dalam bacaan di kelas VII D SMPN 3 Gianyar. Persamaan penulis dengan referensi penelitian kedua yaitu terletak pada media dan pemahaman makna kata. Adapun masalah yang melatarbelakangi adalah dalam memahami makna kata khususnya makna leksikal dengan makna gramatikal yang masih rendah, serta pemahaman siswa dalam istilah makna. Adapun penlitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian hasil tes tertulis dan ketuntasan minimal mengalami peningkatan, hal itu terbukti dari nilai awal sebelum melakukan penelitian sebesar 65 kemudian rata-rata pada siklus pertama 72,36 Pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat menjadi 81,09. Selanjutnya Jurnal penelitian dalam bentuk tesis milik Mohammad Faried Wajdi tentang
penggunaan media pembelajaran kamus Interaktif
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas VII B SMPN 1 Ringinrejo Kab. Kediri pada tahun 2011
20
Persamaan penulis dengan referensi penelitian terakhir yaitu terletak pada media yang digunakan. Permasalahan yang melatarbelakangi adalah dimana saat pembelajaran guru kurang kreatif dan inovatif, belum menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi, selain itu siswa malas mengeja, minat membaca yang kurang sehingga berpengaruh pada prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Adapun
tujuan
penelitian
adalah.mengetahui
seberapa
besar
peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media kamus, serta peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitan dilakukan dengan tiga siklus, adapun hasil penelitiannya menunjukan adanya peningkatan rata-rata pada hasil membaca lancar. Pada awal siklus mendapatkan rata-rata hasil aktivitas dalam pembelajaran 65% dan pada siklus I mendapatkan hasil sebesar 82 % dan pada siklus II mendapatkan hasil sebesar 83.58 %. Dari beberapa rujukan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis mengembangkan hal tersebut menjadi penelitian tindakan kelas.
C. Kerangka Berpikir Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran bahasa Indonesia sering dianggap remeh oleh siswa. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang masih sulit dalam mengungkapkan idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan dan terlihat siswa cenderung pasif di kelas dan malu untuk mengutarakan pendapat atau hasil kerjanya. Metode yang digunakan cenderung monoton dan tidak variatif sehingga siswa cenderung bosan apalagi kurangnya alat peraga maupun media yang digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa kurang mendapatkan informasi. Informasi tersebut padahal dapat menciptakan atau melahirkan perbendaharaan kosakata yang baru diketahui oleh siswa. semakin siswa mendapatkan informasi, semakin banyak juga perbedaharaan kosakata yang didapatkan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media cetak yang memiliki banyak sumber kata-kata salah satunya adalah kamus
21
Pada intinya apapun metode dan media yang digunakan selalu ada keunggulan maupun kelemahannya masing-masing, tinggal bagaimana guru dapat mengaplikasikan metode dan media tersebut kedalam proses pembelajaran serta menuju sasaran indikator apa yang akan dicapai. Media tidaklah harus mahal dan tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak. Dengan kreatif guru, guru dapat menciptakan sebuah media dari barangbarang yang ada menjadi serupa dengan yang aslinya Dari uraian pemikiran di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut Kondisi Awal
Tindakan
Guru Belum Menggunakan kamus
Kemampuan penguasaan kosakata rendah
Menggunakan kamus dalam Pembelajaran
SIKLUS I Diharapkan persentase ketuntasan mencapai 70 % Jika belum mencapai akan diadakan siklus kedua
SIKLUS II 70% dari jumlah siswa harus mencapai KKM Diduga Melalui penguasaan kosakata Siswa Meningkat
Kondisi Akhir
Gambar 2.2 : Skema Kerangka berpikir
D. Hipotesis Tindakan Dari kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyampaikan Hipotesis Tindakan sebagai berikut : “Bila kamus dimanfaatkan sebagai sumber bahan pembelajaran pada penguasaan kosakata siswa, maka hasil belajarnya akan meningkat “
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan penelitian akan dilakukan di Madarasah Ibtidaiyah PINK 03
yang berlokasi jl. Madrasah Rt.04
Rw.013 Desa
Mangun Jaya, Tambun, Bekasi. Pada bulan Juli 2015 hingga Desember 2015 tahun ajaran 2015-2016. Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Supardi dalam buku Arikunto memaparkan penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa.1 Sedangkan menurut McNiff dalam bukunya yang berjudul Action Research Principle and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.2 Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran tersebut.
1 2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta :Bumi Aksara, 2007) h. 102 Ibid
22
23
Dalam setiap siklus akan dilakukan langkah-langkah penelitian dengan merujuk pada langkah-langkah Hopkins, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi3. a. Perencanaan (planing) Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti: 1) Membuat skenario pembelajaran, termasuk alat evaluasi yang diperlukan. 2) Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan 3) Menyusun Instrumen, baik instrumen proses maupun instrumen hasil 4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan b. Pelaksanaan dan Tindakan (action and obsevation) Kegiatan
yang
mengimplementasikan
dilaksanakan skenario
pada
tahap
pembelajaran
ini
adalah
yang telah
dibuat.
Sekaligus diamati dan dicermati pelaksanaannya menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan dilakukan secara bersamaan Pelaksanaan
Tindakan
penelitian
dimulai
dari
tanggal
7 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 1 Desember 2015 . Adapun tahap pelaksanaan penelitian meliputi : Tabel 3.1 Rancangan Pelaksanaan Tindakan Penelitian NO
A
Kegiatan
Agustus
September
Oktober
Nopember
Minggu ke-
Minggu ke-
Minggu ke-
Minggu ke-
1
1
1
1
2
3
4
2
3
4
2
3
4
2
Tahap Persiapan 1. Studi Eksplorasi 2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 3. Instrumen Penelitian
B
Tahap Pelaksanaan SIKLUS I 1. Perencanaan tindakan
3
Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013) h.44
3
4
24
2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan 3. Refleksi C
SIKLUS II 1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaa dan Observasi Tindakan 3. Refleksi
D
Tahap Penyelesaian 1. Penyusunan Draft Laporan 2. Laporan Akhir
Jadi siklus-siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut : Perencanaan
Masalah Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan REFLECTIVE
SIKLUS II OBSERVATION
? Gambar 3.1 Desain model Kemmis dan Taggart 4
4
Ibid
Pelaksanaan
25
c. Analisis dan Refleksi (reflection) Analisis dan refleksi diartikan sebagai mengamati makna hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dengan cara menyimpulkan dan mengkaji apa yang belum terjadi dan apa yang harus ditindak lanjut.
C. Subyek Penelitian Sasaran Penelitian adalah siswa kelas IV D MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi dengan jumlah 35 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pertimbangan pemilihan kelas berdasarkan dengan hasil tes kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata melalui kemapuan membaca.
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Dalam hal ini, peneliti sebagai pelaksana penelitian, dengan tugas merencanakan tindakan penelitian, melaksanakan penelitian, menganalisis hasil penelitian bersama kolaboran dan ahli, serta menyusun laporan hasil penelitian.
E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tahapan tindakan penelitian diawali dengan kegiatan pendahuluan, tahap perancanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi, setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan penelitian pertama akan melanjutkan penelitian II jika data yang diperoleh dirasa masih membutuhkan penyempurnaan akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berikut ini adalah tahap pada proses tindakan penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kegiatan Pendahuluan a) Observasi awal proses KBM b) Wawancara terhadap guru c) Tes diagnosa awal maka ditemukanlah masalah
26
d) Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam mencari informasi atau kosakata yang dianggap sulit serta dapat menggunakan media kamus dan permainan scrabble. e) Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran. Setiap tindakan yang dilakukan mencakup empat strategi pembelajaran yaitu membaca memindai, menemukan kosakata sulit, mencari kosakata yang sulit di dalam kamus, serta melakukan simulasi permainan scrabble dengan materi yang sudah diajarkan. Adapun tindakan pada siklus pertama siswa mencari dan menemukan kosakata dan informasi terkait dengan kesenian, sedangkan di siklus kedua kosakata dan informasi terkait dengan lingkungan. 2.
Tahap Perencanaan a) Menyiapkan RPP yang meliputi pemilihan metode, media dan strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan). b) Menyiapkan instrumen penelitian serta instrumen penilaian c) Menyiapkan media yang terkait serta sumber belajar yang relevan
3. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus I) a) Pelaksanaan Pelaksanaan
tindakan dengan penerapan media scrabble
pada peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus ataupun ensiklopedia. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 atau 5 siswa dan pembagian kelompok disesuaikan dengan kemampuan siswa secara merata. Guru akan menjelaskan terlebih dahulu penggunaan kamus dan cara bermain dengan menggunakan media scrabble. Setelah memberikan penjelasan siswa akan memulai permainan dengan media scrabble
27
b) Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan evaluasi proses dalam pembelajaran. c) Tahap analisis dan refleksi Menganalisis
pengamatan
serta
evaluasi
pelaksanaan
tindakan yang masih belum sempurna dan akan ditindak lanjuti di siklus kedua. 4. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus II) a) Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble pada peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus ataupun ensiklopedia. b) Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan evaluasi proses dalam pembelajaran. c) Tahap Analisis dan Refleksi Menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran pada pembelajaran di siklus kedua.
F. Data Dan Sumber Data Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka penelitian tindakan kelas adalah pembelajaran menggunakan
membaca dalam
penguasaan kosakata dengan
media scrabble pada siswa kelas IV D MI. PINK. 03
Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. 1. Input : sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa dan prosedur evaluasi. 2. Proses pembelajaran: interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi sesuai jadwal. 3. Output : hasil belajar siswa yang berupa peningkatan hasil pembelajaran penguasaan kosakata dalam kemampuan membaca memindai.
28
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi. 2. Data kuantatif: hasil tes berupa pre test dan post test pada setiap pertemuan.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati
setiap
aktivitas
siswa
pada
saat
pembelajaran
dengan
menggunakan media kamus dan permainan Scrabble di setiap siklus dan mencatat setiap kejadian pada saat pembelajaran berlangsung. Disetiap akhir siklus, peneliti memberikan soal tes, dan lembar observasi mengenai kegiatan guru dan siswa selama aktivitas kegiatan belajar mengajar berlangsung serta dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dilakukan pada setiap siklus. H. Instrumen-Instrumen Penelitian Instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi Data
dikumpulkan
melalui
observasi
pengamatan
langsung,
Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Berlangsung. Data ini digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan akan digunakan sebagai dasar penelitian pada segi perencanaan kegiatan. 2. Tes Pengambilan data dengan metode tes karena yang dikumpulkan berkaitan dengan ranah kognitif. 3. Dokumentasi Seluruh kegiatan didokumentasikan, untuk digunakan sebagai dokumen penelitian. 4. Pedoman wawancara Wawancara dilakukan kepada guru pada awal penelitian dan akhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan dilakukan untuk
29
mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahu tanggapan penelitian yang telah dilaksanakan. 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran langsung yang tidak dapat teramati oleh lembar observasi.
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dan naturasi, di antaranya: 1.
Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.
2.
Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh tentang pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara dengan guru dan melihat hasil observasi guru mitra.
3.
Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4.
Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul. Agar diperoleh data yang valid, instrumen angket motivasi belajar siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reliabilitasnya.
30
J.
Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model ini menurut Miles dan Huberman5, langkah-langkah analisis yaitu : 1.
Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan, dan dalam penelitian bisa disampaikan melalui kata-kata atau deskripsi tebal.
2.
Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut, adapun tujuannya adalah untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang terkandung dalam catatan lapangan, hasil observasi dan materi dokumen. Sedangkan tujuan dari membuat matrik adalah membantu penulis untuk mengerti dan memahami seberapa besarnya sahih dan validnya pemahaman itu.
3.
Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.
4.
Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data secara terfokus.
5.
Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian data bagi susunan laporan.
6.
Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
7.
Merumuskan implikasi kebijakan sebagai pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
Adapun data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa: a. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian di analis dengan berpatokan pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:
5
Ruswandi Hermawan dkk, Metode Penelitian Pendidikan SD,(Bandung:UPI PRESS, 2007)h.187-191
31
Tabel 3. 2 Tabel kriteria penilaian rubrik SOAL
SKOR
KRITERIA
5
Untuk setiap jawaban benar
A Menjawab pertanyaan seputar pemahaman dalam
Jadi maksimum soal dikalikan 1
wacana
B
Untuk setiap jawaban benar
Menuliskan sinonim atau
Jadi maksimum soal dikalikan 2
definisi kata dari kata
10
C Menuliskan padanan kata
10
Untuk setiap jawaban benar
Yang sesuai
Jadi maksimum soal dikalikan 1
Total
25
b. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu observasi tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas
siswa dalam
kelompok. Setiap
kategori
pengamatan
diinterprestasikan dengan sangat baik (poin 4), baik (poin 3), sedang (poin 2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan tersebut dihitung presentase total skornya menggunakan rumus sebagai berikut : Tabel 3.3 Rumus presentase skor
Presentase total skor
=
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
𝒙 𝟏𝟎𝟎
32
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan penguasaan kosakata dalam kemampuan membaca siswa, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil mengujia penerapan penggunaan media kamus terhadap penguasaan kosakata siswa sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok pembahasan yang menguasai kosakata dalam kemampuan membaca, yaitu dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 70% dari jumlah siswa.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan melakukan penelitian awal di MI PINK 03, Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Observasi dilakukan pertama kali pada hari
Jumat tanggal 7
Agustus 2015 adalah untuk menemui guru kelas IV D yang mengajar Bahasa Indonesia yaitu: Ibu Siti Sya’diyah. Observasi yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui silabus Bahasa Indonesia dan program semester serta mencocokan materi yang akan disampaikan sebagai hasil pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas tentang kondisi, kendala, masalah yang dihadapi guru dan gambaran siswa kelas IV D dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian observasi kedua kalinya pada hari Senin tanggal 24 Agustus 2015 adalah peneliti memberikan soal yang terkait dengan membaca memindai dan penguasaan kosakata. Adapun judul wacana yang terkait dengan tes ini adalah “SENI WAYANG”. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sekaligus sebagai perbandingan dengan hasil evaluasi yang akan dilakukan pada setiap akhir siklus penelitian. Adapun hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya: a. Siswa
belum
pernah
menggunakan
kamus
terutama
dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia b. Kegiatan pembelajaran bersifat monoton hanya menggunakan metode ceramah dan metode diskusi saja c. Kurangnya motivasi yang dilakukan oleh guru sehingga siswa pun kurang semangat dalam belajar
33
34
d. Siswa sulit untuk berani membaca dan mengutarakan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga karakter percaya diri siswa masih kurang. e. Tingkat keterampilan membaca memindai siswa rendah. f. Pengetahuan akan kosakata yang sulit rendah. g. Siswa masih bingung dalam pemilihan kata yang sesuai dalam melengkapi kalimat dalam cerita sehingga terlihat masih banyak siswa yang menggunakan bahasa tidak baku. Dalam penelitian ini peneliti memilih materi membaca memindai dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau ensiklopedia. Peneliti menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan program semester di antaranya menemukan arti kosakata yang berkaitan dengan kesenian serta lingkungan. Selama penelitian peneliti meminta kerjasama dengan guru kelas IV yang mengajar bahasa Indonesia agar bertindak selaku observer yang mengamati proses pembelajaran siswa. Dari hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti dalam materi membaca memindai dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau ensiklopedia terlihat rata-rata nilai siswa yang didapatkan yaitu sebesar 50,00 dengan nilai terkecil 20 dan yang terbesar dengan nilai 80, Yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Siswa
NO
NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 20
JUMLAH SISWA 2 2 3 4 1 6 4 8 1 2 2
N x Σ Siswa
KET
160 150 210 0 240 55 300 180 320 35 60 40
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
35
Jumlah Rata-rata
35
1750
Persentase Ketuntasan
50,00 20%
Berdasarkan hasil test diatas dapat dilihat bahwa keterampilan membaca terutama pada membaca memindai serta pengetahuan kosakata siswa masih rendah. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa terutama dalam hal membaca memindai dan penguasaan makna kosakata dengan metode permainan yang akan melibatkan penggunaan media yaitu media kamus dan permainan “scrabble” sebagai salah satu teknik pada aktivitas membuka kamus. Kegiatan selanjutnya peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan melakukan konsultasi terhadap guru kelas. Kemudian peneliti mensosialisasikarn kepada siswa kelas IV D tentang materi membaca memindai dalam menemukan makna di kamus dan ensiklopedia dan tidak lupa peneliti meminta kepada siswa untuk membawa kamus atau ensiklopedia yang mereka miliki pada pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun indikator pencapaian yang diharapkan di antaranya : a. Siswa dapat menggunakan kamus dengan benar b. Dapat mencari kata yang sulit dalam wacana dan mencari artinya di kamus c. Memahami isi wacana dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan wacana tersebut. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I Setelah melakukan tes awal, peneliti memulai mempersiapkan untuk tindakan pembelajaran siklus pertama. Kegiatan penelitian pada siklus pertama ini dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan selama 2 X 35 menit (dua jam pelajaran). Adapun tahapan pada siklus I adalah : a) Tahap perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia. Penyusunan
Rencana
36
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia didahului dengan penyesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian diturunkan ke dalam indikator sebagai standar pencapaian keberhasilan siswa dalam pembelajaran materi tersebut. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini berdasarkan atas konsultasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar rencana pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan di sekolah. Setelah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peneliti membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan, pedoman wawancara, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal tes. Lembar observasi guru dibuat untuk mencatat hasil pengamatan dari pengamat peneliti perilaku guru selama pembelajaran. Lembar observasi siswa dibuat untuk mencatatat hasil pengamatan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran. Catatan lapangan dibuat untuk mencatat semua kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dari guru maupun siswa, selain itu catatan ini berguna untuk melihat keefektifan dalam pembelajaran menggunakan kamus dan penggunaan scrabble. Lembar kerja siswa dibuat untuk pegangan siswa yang berisikan pedoman cara membuka kamus, materi pembelajaran serta lembar kerja siswa. Sedangkan
tes soal akhir siklus dibuat untuk
mengetahui perkembangan siswa dalam keterampilan membaca memindai serta penggunaan kamus dalam menemukan makna. Kemudian perangkat lain yang dipersiapkan untuk menunjang pembelajaran siswa yaitu kamus bahasa Indonesia, dan scrabble. Adapun scrabble yang digunakan untuk pembelajaran berupa kertas bufalo yang dibagi menjadi beberapa buah dan di setiap potongan kertas tersebut tercantun huruf dan bobot angka dari huruf tersebut. Papan scrabble yang akan digunakan peneliti hanya dengan lantai kelas yang pembatasnya akan diberi tanda dengan tali rafia.
37
Adapun penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator yang dituangkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1) Standar Kompetensi : Memahami teks agak panjang (150-200 kata) 2) Kompetensi Dasar : Menemukan
makna
dan
informasi
secara
tepat
dalam
kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai. 3) Indikator : a) Membaca teks wacana b) Menjelaskan cara menggunakan kamus c) Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus d) Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan b) Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus
I dilaksanakan dalam 2
pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 1. 1) Pertemuan Pertama ( Senin, 19 Oktober 2015) Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit ( dua jam pelajaran) yang dimulai pada jam 13.00 hingga 14.10 BBWI. Pokok bahasan yang akan disampaikan adalah pengenalan kamus bahasa Indonesia, dari segi kegunaan, manfaat hingga cara penggunaannya. Selain itu adalah cara mencari kata yang sulit dan mencari maknanya di kamus. Kegiatan
awal
yang
dilakukan
adalah
dengan
mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa terlebih dahulu untuk pertemuan pertama ini siswa yang tidak hadir sebanyak 2 orang dikarenakan sakit. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games. Sebagai pemanasan sebelum siswa belajar dan juga membentuk kelompok
38
untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking dan bermain games (mix and match) dengan cara menyesuaikan susunan kata dan huruf yang sama kemudian guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran di hari itu. Memasuki kegiatan inti siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan 6 orang. Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu tentang kamus bahasa, mulai dari kegunaan kamus bahasa hingga cara penggunaannya. Seperti gambar berikut ini:
Gambar 4.1 Guru menjelaskan kegunaan kamus dan cara menggunakannya
Siswa pun diberi kesempatan untuk bertanya jika ada penjelasan yang belum dipahami. Setelah penjelasan oleh guru, selanjutnya guru membagikan Lembar kerja siswa. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan materi yang berjudul “SENI PAHAT DARI DESA MAS” . dan siswa yang lain menyimak apa yang dibaca oleh temannya. Setelah kegiatan membaca ini siswa diminta untuk mencari kosakata yang dianggap sulit dan belum pernah didengar oleh siswa dan dilanjutkan untuk mencari artinya di kamus bahasa Indonesia. Sebelum mereka mengerjakan guru
39
memberikan simulasi dengan menunjuk salah satu siswa untuk mencari kata di kamus dengan bantuan guru. Setelah semuanya melihat simulasi tersebut, siswa memulai untuk mencari kosakata tersebut secara berkelompok. Seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.2 dan 4.3 Siswa memulai mencari kosakata yang sulit melalui membaca memindai
Selama siswa mencari kosakata yang sulit, guru berkeliling dan membantu siswa yang masih sulit dalam menggunakan kamus, selain itu guru memberikan pengarahan dalam mengerjakan LKS. Terlihat pada saat siswa mengikuti pembelajaran dari awal pembelajaran hingga siswa mengerjakan tugas kelompok mereka siswa terlihat bekejasama untuk menyelesaikan tugasnya, namun masih ada beberapa siswa yang masih tidak mengerjakan dan mengganggu teman dari kelompok yang lain. Setelah ditanya ternyata mereka beralasan tidak membawa kamus sehingga mereka tidak bisa membantu. Guru pun memberikan pinjaman beberapa kamus yang dimiliki sehingga mereka bisa mengerjakan tugas tanpa mengganggu temannya. Lebih kurang 20 menit sebelum jam pelajaran habis, salah satu perwakilan dari kelompok yang telah menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil kosakata dan artinya yang telah mereka cari dan guru pun menuliskan hasilnya di papan tulis seperti gambar berikut ini :
40
Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian pelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dalam
pertemuan
ini
dan
sebelum
mengakhiri
kegiatan
pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pertemuan ini. Dan diakhiri dengan membaca hamdalah.
1) Pertemuan kedua (Senin, 26 Oktober 2015) Pertemuan kedua sama waktunya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran) yang dimulai 13.00 sampai 14.10 BBWI. Kegiatan
awal
yang
dilakukan
adalah
dengan
mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa terlebih dahulu untuk pertemuan kedua ini seluruh siswa yang berjumlah 35 orang hadir semua. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games talking stick Sebagai pemanasan. Sebelum siswa belajar juga dibentuk kelompok untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking
41
dan bermain games, guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran dihari itu. Berlanjut kegiatan inti guru terlebih dahulu bertanya kepada siswa tentang pengalaman siswa bermain permainan menggunakan kata-kata seperti : scrabble, teka-teki silang. Sebagian siswa ada yang pernah melakukan permainan teka-teki silang, namun untuk permainan scrabble masih terdengar asing bagi mereka. Setelah melakukan tanya jawab tentang permainan scrabble. Guru mulai menjelaskan apa permainan scrabble tersebut dan juga cara permainan scrabble yang akan dilakukan siswa. Adapun cara bermain scrabble yaitu : a). Kelompok pertama yang memulai diminta untuk menyusun kata yang berkaitan dengan tema pertemuan ini yaitu tentang kesenian bisa dengan arah vertikal maupun horizontal. b). Selanjutnya kelompok lain pun akan menyusun kata baru di papan scrabble sehingga terbentuk kata baru.c). Kata yang telah disusun bisa ditambahkan huruf dengan syarat dapat mengubah arti dari kata sebelumnya. d). Diusahakan kata yang disusun tidak mengubah susunan kata sebelumnya yang tidak mengandung arti. e).waktu yang diberikan setiap kelompok adalah 10 menit. f). Kelompok yang paling banyak menyusun kata dengan skor yang banyak maka kelompok tersebut menjadi pemenangnya. Siswa berkumpul menjadi kelompok yang sudah di tentukan pada pertemuan pertama dan guru membagikan Lembar Kerja Siswa (Terlampir). Kemudian guru pun memulai permainan dengan menentukan kelompok siapa yang akan maju untuk bermain dan kelompok yang mencari kosakata di kamus untuk dimainkan di papan scrabble. Berikut ini adalah bentuk media yang akan digunakan siswa sebagai berikut :
42
Gambar 4.5 Kartu scrabble dan kamus sebagai media pembelajaran
Pada putaran pertama kelompok yang bermain adalah kelompok Cendrawasih dan kelompok Rajawali, dilanjutkan putaran kedua yaitu kelompok Elang dan Kenari dan putaran ketiga yaitu kelompok Kakatua dan Merak. Setelah bermain guru mengumumkan skor yang didapatkan setiap kelompok dan untuk permainan scrabble pada siklus pertama ini dimenangkan oleh kelompok Kakatua. Selama permainan siswa sangat antusias dengan permainan scrabble dikarenakan hal ini adalah pertama kalinya bagi siswa, masih
banyak
siswa
yang
belum
memahami
betul
cara
permainannya sehingga guru harus membantu siswa dalam penyusunan kata di papan scrabble. Seperti gambar berikut ini :
43
Gambar 4.5 dan 4.6 Salah satu kelompok sedang menyusun kata di papan scrabble.
Terlihat kelompok yang belum bermain scrabble mencari kata yang berkaitan dengan tema di kamus dan mencari maknanya. Seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.7 dan 4.8 Kelompok lain sedang mencari kata yang berkaitan dengan kesenian dan mencari maknanya di kamus
Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian pembelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dalam pertemuan ini dan sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pertemuan ini. Dan diakhir dengan membaca hamdalah. Untuk tes akhir siklus dilakukan di
44
pertemuan selanjutnya pada tanggal hari Senin 2 November 2015. Tes akhir siklus ini terdiri dari uraian singkat tentang pokok bahasan wacana dan mencari makna kosakata yang sulit dalam kamus Bahasa Indonesia. c) Tahap Observasi Tahap ini adalah tahap dimana berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, selain itu pengamatan dilakukan oleh para pengamat yang tidak lain adalah guru kolaborator. Tugas pengamat adalah mencatat segala kegiatan dan hal yang terjadi yang dilakukan oleh guru dan murid. Lembar pengamatan aktivitas yang dilakukan guru terdiri dari 12 aspek yang
diukur dengan menggunakan skala likert, dengan skor
penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Adapun rentang nilai dalam pengamatan aktivitas guru bisa dijabarkan sebagai berikut : a). Dari nilai 80 hingga 96 dengan predikat sangat baik; b). Dari nilai 58 hingga 79 dengan predikat baik; c). Dari nilai 36 hingga 57 dengan predikat cukup dan d). Dari nilai 12 hingga 35 dengan predikat kurang. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dapat disajikan dengan tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Pembelajaran Siklus I
45
NO
Aspek yang diamati
Pertemuan
Pertemuan
Pertama
Kedua
1.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
3
3
2.
Melakukan Apersepsi
4
3
3.
Guru membentuk kelompok
4
3
4.
Guru memberikan LKS untuk
3
3
didiskusikan siswa 5.
Penguasaan materi
4
3
6.
Kualitas Pengelolaan kelas
3
2
7.
Kualitas penggunaan metode
4
3
8.
Kualitas penggunaan media/ sumber
4
3
belajar 9.
Keterampilan bertanya
3
3
10.
Memberi penguatan kepada siswa
3
2
11.
Guru membuat kesimpulan bersama
3
3
4
3
42
34
siswa 12.
Melakukan tes secara tertulis sesuai tujuan pembelajaran JUMLAH RATA-RATA
76
Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan pertama dan kedua mendapatkan sebesar 76 (79%) dengan predikat baik. Lembar pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 10 aspek yang diukur dengan penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
46
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus 1
No
Nama Kelompok
Jumlah Skor
Persentase
Keterangan
1.
Kakatua
31
77,5%
Tercapai
2.
Merak
24
60%
Tidak tercapai
3.
Kenari
30
75%
Tercapai
4.
Elang
31
77,5%
Tercapai
5.
Cendrawasih
22
55%
Tidak tercapai
6.
Rajawali
35
82,5%
Tercapai
171
71,25 %
Tercapai
Rata-rata Keterangan : 1. Skor aktivitas siswa : a. Skor maksimum : 40 b. Skor minimum
: 10
2. Skor rata-rata : 70% dijadikan sebagai patokan ketercapaian. Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat aktivitas dari kelompok Cendrawasih masih cukup jauh dari standar ketercapaian. Hal ini dilihat dari persentase yang didapatkan kurang dari 70% yaitu 55% sehingga banyak beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi. Untuk kelompok Merak jauh lebih baik dari kelompok Cendrawasih meskipun kelompok Merak masih di bawah standar ketercapaian. Hal ini terlihat dari presentase yang diperoleh kelompok Merak sebesar 60%, masih ada beberapa aspek yang harus ditingkatkan seperti hal kesiapan dalam belajar, pembagian tugas saat belajar kelompok dan keaktifan dalam bertanya. Untuk kelompok Kenari sudah cukup baik dari kelompok Cendrawasih dan Merak, hal ini terlihat dari presentase yang diperoleh oleh kelompok Kenari sebesar 75%, namun masih ada aspek yang harus ditingkatkan seperti hal keaktifan dalam menjawab.
47
Untuk kelompok Kakatua dan Elang sama-sama memperoleh persentase sebesar 77.5% dan perolehan terbesar untuk siklus pertama ini diperoleh kelompok Rajawali yaitu 82.5%, terlihat pada kelompok Rajawali sangat bekerjasama dalam kelompok, mulai dari pembagian tugas pada saat tugas kelompok, aktif dalam bertanya dan aktif dalam menjawab hasil kerja yang diberikan. Namun masih ada aspek yang harus ditingkatkan yaitu aspek dalam melakukan permainan scrabble saja. Berdasarkan hasil observasi dari seluruh kelompok sebagian besar kelompok telah mencapai standar ketercapaian namun beberapa aspek yang perlu ditingkatkan adalah keaktifan bertanya dan keaktifan dalam menjawab. Siswa masih malu dan tidak merasa percaya diri untuk mengemukakan hasil kerjanya di depan kelas, selain itu dalam kegiatan permainan scrabble seluruh kelompok sangat antusias dalam mengikuti permainan, dikarenakan permaianan ini adalah hal yang baru bagi siswa sehingga siswa belum banyak memahami teknik permainan scrabble ini, sehingga terlihat banyak memakan waktu dalam menyusun kata di papan scrabble atau mencari kosakata yang tepat untuk menyusunnya di papan scrabble. Adapun hasil Tes Akhir Siklus pertama ini yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga dapat disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I NO
NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
100 90 80 70 60 50 40 30 20
Jumlah
JUMLAH SISWA 7 6 6 7 3 3 2 35
N x Σ Siswa
KET
630 480 420 420 150 120 60
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
2350
48
Rata-rata
67,14 57%
Persentase Ketuntasan
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tes akhir siklus pertama sebesar 67,14 dengan nilai rendah 30 dan nilai tertinggi 90 atau 22 siswa tuntas dan 13 siswa yang tidak tuntas Hasil tes akhir siklus I ini disajikan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut: Grafik 4.1 Grafik Hasil Tes Siklus I
d) Tahap Refleksi Adapun catatan kegiatan refleksi yang didapatkan berdasarkan catatan lapangan, lembar observasi siswa, dan guru dijabarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I No
Aspek
Temuan Guru
1.
Penjelasan
Rencana Perbaikan Siswa
1. Penjelasan
1. Terdapat
terkait
guru yang
beberapa
kembali dengan
dengan cara
disampaikan
siswa yang
perlahan.
penggunaan
terlalu cepat
tidak
kamus.
1. Menjelaskan
2. Mensosialisasik
membawa
an untuk
kamus
membawa
49
kamus pada pembelajaran 2.
Aktivitas
1. Kesulitan
1. Ada beberapa
Pembelajaran
pengelolaan
siswa
saat diskusi
kelas
mengganggu
setiap kelompok
dikarenakan
temannya pada
secara bergiliran
kesulitan
saat diskusi
membimbing
2. Siswa
siswa dalam
kurang
diskusi
dalam
kelompok
bertanya
yang
1. Sebaiknya guru menjelaskan ke
2. Menciptakan
masih aktif
suasana
kelas
yang
santai
sehingga siswa dan
untuk
2. Pengamatan
masih
kurang
untuk
hasil kerjanya di
merata
mempresentasi
depan kelas
kan
malu
berani
hasil
mengemukakan
3. Sebaiknya
kerjanya
memberikan
didepan kelas
penghargaan bagi siswa yang aktif
dalam
diskusi 3.
Aktivitas
1. Penjelasan
1. Terlihat
ada
1. Sebaiknya
dalam
dalam
siswa
yang
pengaturan
permaianan
permaianan
kurang
waktu
scrabble
scrabble
berpartisipasi
dioptimalkan
terlalu
dalam
singkat
permainan
2. Pengaturan
2. Siswa
2. Menjelaskan cara
bermain
masih
scrabble
waktu yang
bingung dalam
sekaligus
belum
penggunaan
dengan
sesuai
media
simulasinya
scrabble
50
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II a) Tahap Perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar, menyiapkan lembar observasi peneliti dan siswa, lembar catatan lapangan, media kamus dan papan scrabble dan keperluan pembelajaran lainnya. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran dapat lebih terarah dan terencana lebih matang. Salah satu contohnya
guru
akan
menciptakan
suasana
pembelajaran
lebih
menyenangkan dan teratur, guru juga akan memberikan penghargaan (reward) terhadap kelompok terbaik dalam pembelajaran dan guru akan mengulang
kembali
pembahasan
terutama
terkait
dengan
cara
penggunaan permainan scrabble secara perlahan-lahan agar siswa dapat mengikuti permainan secara efisien. Adapun materi yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumnya yaitu mencari makna dari kosakata yang sulit di kamus. Adapun materi kosakata dalam pembelajaran ini adalah kosakata yang berkaitan dengan lingkungan dengan judul “AYO RAMAH LINGKUNGAN”. Target pada siklus II ini siswa semakin baik dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam penggunaan media scrabble ini dan hasil tes keterampilan membaca memindai semaikn meningkat dibandingkan dengan siklus I sesuai dengan target pencapaian penelitian ini minimal nilai siswa adalah 70% mencapai KKM dan dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi >70%.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dilihat pada lampiran. 1) Pertemuan Ketiga (Senin, 9 November 2015)
51
Pertemuan ketiga di siklus II berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan 14.10 BBWI. Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa terlebih dahulu untuk pertemuan pertama ini seluruh siswa masuk. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games (talking stick) dengan cara siswa diminta untuk mencari lawan kata dari sebuah kata yang ditentukan oleh guru Sebagai pemanasan sebelum siswa belajar. Setelah melakukan ice breaking dan bermain kemudian Guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran di hari itu. Memasuki kegiatan inti guru tidak lupa memastikan siswa apakah mereka membawa kamus, dan seluruh siswa pun sudah membawanya selanjutnya guru memberikan stimulus kepada siswa untuk menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan lingkungan, siswa pun mulai menjawab dengan macam-macam kata-kata yang mereka ketahui. Setelah mereka diberi kesempatan untuk menjawab guru pun mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari berkaitan dengan lingkungan. Sebelum siswa diminta untuk membaca wacana, guru bertanya kepada siswa apakah mereka masih ingat cara menggunakan kamus, guru mengulang sedikit penjelasan cara menggunakan kamus untuk mengingatkan siswa. Kemudian guru mmbagikan LKS pada setiap kelompok dan meminta salah satu siswa untuk membacanya dan siswa lainnya mendengarkan. Setelah membaca siswa pun mulai mengerjakan lembar kerja dan mencari makna kosakata sulit di kamus. Selagi siswa sedang mengerjakan tugasnya guru pun berkeliling memastikan siswa mengerjakan tugas dengan baik tanpa mengganggu siswa yang lain, selain itu guru berkeliling memberikan penjelasan singkat bagi siswa
52
yang kesulitan. Dapat dilihat siswa sudah mulai terbiasa untuk mengerjakan Lembar Kerjanya dan terbiasa mencari kosakata sulit di kamus sehingga terlihat siswa dapat membagi tugas kepada anggota kelompoknya dengan baik dan waktu yang diperlukan tidak terlalu lama seperti halnya di siklus sebelumnya. Setelah semua kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, setiap kelompok mulai mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas secara bergantian terlihat pada pertemuan siklus pertama siswa masih malu-malu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya namun pada pembelajaran kali ini siswa mulai aktif dan percaya diri untuk maju ke depannya. Dalam pembelajaran ini siswa mulai paham dengan cara membuka kamus dan membaca secara memindai meskipun ada salah satu kelompok salah menjawab arti dari salah satu kosakata yang dicari. Namun secara keseluruhan hal ini lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya dan ini merupakan kemajuan bahwa siswa lebih terampil membaca memindai dari pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan dan mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan ini, dan diraih oleh kelompok Kakatua. 2) Pertemuan Keempat (Senin, 16 November 2015) Pertemuan keempat sama halnya
dengan pertemuan
sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan 14.10 BBWI. Pada kegiatan pembuka diawali dengan mengkondisikan siswa di kelas, membaca doa bersama dan mengabsen kehadiran siswa, untuk pertemuan kali ini seluruh siswa masuk. Memasuki
kegiatan
inti
guru
mengajak
siswa
untuk
menyebutkan kembali kata-kata yang berhubungan dengan lingkungan sebelum bermain scrabble dan guru pun menjelaskan evaluasi permainan pada pertemuan sebelumnya sekaligus memberikan sedikit penjelasan
terkait
permainan
scrabble
secara
perlahan-lahan.
53
Kemudian barulah dimulai permainan scrabble secara bergiliran, sebagian kelompok yang belum bermain akan ditugaskan untuk mencari makna kosakata yang berkaitan dengan lingkungan. Waktu yang diberikan setiap kelompok hanya 10 menit namun terlihat siswa sudah biasa untuk menyusun kartu huruf di papan scrabble secara cepat. Jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya siswa hanya dapat kesempatan menyusun dua kata atau tiga kata dalam setiap permainan sedangkan pada pertemuan ini siswa dapat menyusun tiga kata atau empat kata pada setiap permainan sehingga skor yang di dapatkan pun meningkat. 10 menit sebelum pergantian pelajaran siswa di minta untuk memberikan resume dari hasil permainan dan guru membacakan hasil skor permainan scrabble dan kelompok yang mendapakan skor tertinggi diraih oleh kelompok Merak dan Kakak tua. Dalam pelaksanaan tes akhir siklus kedua dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya pada hari Senin 23 November 2015. c) Tahap Observasi Proses pembelajaran siklus II ini dapat dikatakan sudah baik, karena dari kegiatan pembelajaran siswa terlihat siswa mulai aktif dalam hal bertanya, menjawab dan percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya serta terlihat sudah mulai tertib dan disiplin meski ada beberapa siswa yang belum fokus akan tetapi dengan memberikan teguran kepada siswa tersebut, bisa teratasi. Dalam hal kerja kelompok siswa pun sudah terlihat kerja sama dan ketelitian siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus sebelumnya, siswa sudah
terbiasa
dengan
kerja
kelompok,
terlihat
siswa
saling
mengingatkan dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas ataupun permainan scrabble. Meskipun scrabble adalah metode permainan baru bagi siswa akan tetapi sebagian besar siswa sudah mulai memahami aturan permainannya.
54
Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan pertama dan kedua dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam
NO
Aspek yang diamati
Pertemuan
Pertemuan
Pertama
Kedua
1.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
4
4
2.
Melakukan Apersepsi
4
4
3.
Guru membentuk kelompok
4
4
4.
Guru memberikan LKS untuk
3
3
didiskusikan siswa 5.
Penguasaan materi
4
4
6.
Kualitas Pengelolaan kelas
4
3
7.
Kualitas penggunaan metode
4
4
8.
Kualitas penggunaan media/ sumber
3
4
belajar 9.
Keterampilan bertanya
3
4
10.
Memberi penguatan kepada siswa
4
4
11.
Guru membuat kesimpulan bersama
3
3
3
4
43
41
siswa 12.
Melakukan tes secara tertulis sesuai tujuan pembelajaran JUMLAH RATA-RATA
84
Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan pertama dan kedua mendapatkan jumlah sebesar 84
(88%) dengan
predikat sangat baik. Dengan berarti terdapat peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
55
Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa dalam pembelajaran siklus II ini akan disajikan berupa tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II
No
Nama Kelompok
Jumlah
Persentase
Keterangan
Skor 1.
Kakatua
36
90%
Tercapai
2.
Merak
35
88%
Tercapai
3.
Kenari
34
85%
Tercapai
4.
Elang
34
85%
Tercapai
5.
Cendrawasih
32
80%
Tercapai
6.
Rajawali
37
92%
Tercapai
208
86,66%
Tercapai
Rata-rata Keterangan: a. Skor aktivitas siswa : a. Skor maksimum =40 b. Skor minimum=10 c. Skor rata-rata= 28 atau 70%
b. Skor rata-rata 28 atau 70% dijadikan sebagai patokan ketercapaian. Berdasarkan tabel 4.7
di atas dilihat bahwa aktivitas kelompok
Cendrawasih mengalami peningkatan sebesar 25% apabila dibandingkan dengan siklus sebelumnya sebesar 55% pada siklus II sebesar 80%, Aktivitas kelompok Kenari dan Elang mengalami peningkatan sebesar 10% . sedangkan aktivitas kelompok merak sangat baik karena mengalami peningkatan sebesar 28%
jika dibandingkan dengan
kelompok lain kelompok merak mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kemudian kelompok Rajawali tetap memimpin dalam aktivitas kelompok terbaik dan juga mengalami peningkatan sebesar 8%. Secara umum dari hasil observasi bisa disimpulkan bahwa setiap kelompok mengalami peningkatan dari setiap petemuan dimulai siklus I
56
dan siklus II, dan juga semua kelompok mendapatkan skor di atas skor rata-rata. Hal ini menunjukan bahwa dengan penggunaan media scrabble siswa dapat menumbuhkan karakter bekerjasama, saling membantu dalam
pembelajaran
secara
berkelompok
dengan
baik.
Pada
pembelajaran siswa pun sudah mulai terbiasa untuk mengikuti aturan permainan seperti : dalam hal kerjasama, membagikan tugas kepada anggotanya, berani mengutarakan pendapat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan keenam dilaksanakan tes yang berhubungan penguasaan
kosakata
dengan
keterampilan
membaca
khususnya
membaca memindai serta mencari makna kosakata di dalam kamus, dan berikut ini adalah sajian hasil tes siswa siklus II sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Tes Akhir Siklus II NO
NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
100 90 80 70 60 50 40 30 20
Jumlah Rata-rata
JUMLAH SISWA 5 10 9 6 2 2 1 0 0 35
Persentase Ketuntasan
N x Σ Siswa
KET
500 900 720 420 120 100 40 0 0 2800
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 80 85%
Dari tabel 9 diperoleh rata-rata hasil tes sebesar 80 dengan nilai terendahnya adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100, dan persesntase ketuntasan sebesar 85% atau 30 siswa tuntas dan 5 siswa tidak tuntas. Adapun hasil tes akhir siklus II ini dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
57
Grafik 4.2 Grafik Hasil Tes Akhir Siklus II
d) Tahap Refleksi Pelakasanaan pembelajaran menggunakan media scrabble serta penggunaan kamus yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sudah sesuai walaupun dalam pelaksanaanya masih ada kekurangan namun dengan adanya refleksi dari siklus sebelumnya, guru sudah mencari solusi dan kiat yang dapat mengatasi permasalahan tersebut sehingga pada siklus selanjutnya guru dapat mengatasi permasalahan itu dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan penggunaan media scrabble dan penggunaan kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata selama proses pembelajaran dilaksanakan sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang sudah menunjukan adanya peningkatan dari setiap siklusnya dan prosentasi keteracapaian ketuntasan siswa. Terlihat nilai rata-rata tes siswa pada siklus pertama sebesar 67,14 dan pada siklus kedua sebesar 80 dengan besar peningkatan sebesar 12,86 sedangkan prosentase ketuntasan pada siklus pertama sebesar 57% dan pada siklus kedua sebesar 85% dengan besar peningkatan sebesar 28%.
58
B. Analisis Data Tahap analisis dimulai dari membaca keseluruhan data yang ada selama pembelajaran dari setiap siklus, adapun hasil analisis yang akan dijelaskan berupa analisis hasil tes, hasil observasi kegiatan guru, observasi kegiatan siswa dan hasil wawancara. 1. Data hasil tes dari setiap akhir siklus. Dari hasil tes penguasaan kosakata pada setiap akhir siklus dari tingkat tertinggi, terendah rata-rata nilai dan prosentasi ketuntasan akan dirangkum pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.9 Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata dengan membaca memindai di kamus Tingkat penguasaan
Hasil Tes
kosakata melalui membaca memindai
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi
80
90
100
Nilai Terendah
20
30
40
Rata-rata nilai
50,00
67,14
80
Persentase Ketuntasan
20%
57%
85%
Adapun indikator ketercapaian dalam penguasaan kosakata dalam penelitian ini adalah 70% siswa mendapatkan nilai diatas standar minimum yaitu 73, jika telah mencapai 70% siswa tuntas, penelitian dihentikan. Persentase ketuntasan terlihat ada peningkatan mulai dari test awal ke siklus I sebesar 37% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 28%. Peningkatan nilai dalam pengusaan kosakata dapat dikonversikan dalam grafik sebagai berikut:
59
Grafik 4.3 Grafik Tingkat penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca dengan penggunaan media scrabble dan kamus.
Grafik 4.4 Grafik persentase ketuntasan siswa dalam pembelajaran 2. Lembar observasi Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti di dampingi oleh observer yang tidak lain adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV. Observer akan mengisi lembar pengamatan untuk mengamati seluruh kegiatan pembelajaran baik dari
60
siswa maupun peneliti. Selain itu observer mengisi catatan lapangan yang berfungsi sebagai catatan kejadian atau kegiatan yang dilakukan Peneliti selama pembelajaran sekaligus sebagai tahap refleksi peneliti untuk memperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hasil dari aktivitas guru dan siswa akan dilihat pada tabel 11 dan 12 sebagai berikut : Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
SIKLUS I
SIKLUS II
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
pertama
kedua
pertama
kedua
42
34
43
41
Jumlah
76
Jumlah
84
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok
Siklus I No
Siklus II
Nama Kelompok
Presentase
Keterangan
Presentase
Keterangan
1.
Kakatua
77,5%
Tercapai
90%
Tercapai
2.
Merak
60%
Tidak tercapai
88%
Tercapai
3.
Kenari
75%
Tercapai
85%
Tercapai
4.
Elang
77,5%
Tercapai
85%
Tercapai
5.
Cendrawasih
55%
Tidak tercapai
80%
Tercapai
6.
Rajawali
82,5%
Tercapai
92%
Tercapai
86,66%
Tercapai
Rata-rata
3.
71,25 %
Hasil Wawancara Selain data yang diperoleh melalui data pengamatan kegiatan dan hasil tes, dilengkapi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan penelitian terhadap guru bahasa Indonesia kelas IV. Adapun hasil wawancara terkait penggunaan
61
media kamus
dan
scrabble dalam penguasaan kosakata dan
keterampilan membaca adalah sebagai berikut : a. Minat membaca siswa sangat kurang sehingga siswa malas dalam mengerjakan soal yang mengharuskan siswa untuk membaca wacana terlebih dahulu. b. Siswa masih sering melakukan kesalahan dalam penulisan kosakata bisa dengan menggunakan bahasa daerah atau non baku. Terutama dalam menulis karangan. c. Persentase ketuntasan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia masih di bawah KKM d. Metode yang digunakan guru masih bersifat monoton, hanya dengan metode ceramah, diskusi, dan penugasan saja. e. Tanggapan dari guru yang bersangkutan dengan penggunaan metode permainan scrabble siswa lebih terpacu untuk mengikuti pelajaran dan siswa mulai mengenal kamus bahasa Indonesia dan cara penggunaan f. Komentar guru saat setelah pembelajaran penggunaan kamus siswa mulai memahami persamaan kata (sinonim) atau lawan kata (antomim). Berdasarkan dari hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan dan diperkuat
adanya
dokumentasi
pada
saat
pembelajaran
dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media kamus dengan teknik permainan scrabble dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca. C.
Pembahasan Temuan Penelitian Penggunaan media scrabble dalam proses keterampilan membaca memindai di kamus atau ensiklopedia dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa. Merupakan salah satu strategi peneliti dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa membuka kamus. Dengan adanya media scrabble dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan pengalaman baru terhadap siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan tidak merasa bosan, pembelajaran
62
menggunakan metode permainan adalah siasat guru untuk menarik perhatian siswa untuk belajar dikemas dengan permainan yang sering dilakukan oleh siswa. Selain itu dilihat dari aspek afektif, secara tidak langsung belajar kelompok dapat menumbuhkan karakter siswa yang bekerja sama dengan anggotanya, teliti dalam mencari kata-kata di kamus, belajar untuk bertanggung jawab akan tugas yang mereka selesaikan dan berani untuk mengutarakan hasil kerja kelompoknya. Penggunaan media scrabble ini berpengaruh terhadap siswa dalam menggunakan kamus dalam proses keterampilan membaca memindai. Hal ini dimaksudkan pada saat permainan scrabble siswa diminta untuk mencari kosakata yang berhubungan dengan materi pembelajaran hari ini. Dengan begitu siswa mulai terbiasa untuk menggunakan kamus untuk mencari kosakata sulit serta siswa dapat memahami sinonim kata dan antonim. Hal ini terlihat pada hasil tes siswa pada setiap siklusnya selalu meningkat, dimulai dari tes awal mendapatkan rata-rata sebesar 50,00 kemudian pada siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 67,14 dan pada siklus II mendapatkan rata-rata sebesar 80. Peningkatan nilai rata-rata sangat berpengaruh dengan persentase ketuntasan siswa dalam nilai KKM terlihat persentase ketuntasan nilai KKM pada awal tes hanya sebesar 20% dan pada siklus I meningkat menjadi 57% kemudian pada siklus II sebesar 85%. Sehingga terdapat 30 siswa mencapai nilai KKM, dan 5 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Penggunaan media kamus dengan teknik bermain scrabble juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kelompok, hal ini terbukti dari presentase hasil pengamatan lembar observasi pada siklus I sebesar 71,25% sedangkan pada siklus II mendapatkan persentase sebesar 86.66%. ini artinya aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar 15,41 %. Dengan demikian media kamus dapat dipelajari dengan berbagai cara strategi salah satunya adalah dengan metode permainan scrabble bisa menjadi salah satu solusi bagi guru dalam meningkatkan pembelajaran penguasaan kosakata melalui membaca memindai.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan, maka penulis menyimpulkan bahwa: Penggunaan media kamus dapat meningkatkan penguasaan kosakat di kelas IV MI PINK 03. Terlihat pada prosentase ketuntasan pada hasil tes siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa hanya sebesar 20% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus pertama nilai rata-rata siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Terlihat adanya peningkatan sebesar 37% . Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28% . Selain meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media scrabble dapat meningkatkan kegiatan aktifitas siswa pada kerja kelompok, terlihat pada siklus pertama prosentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 71,25% dan pada siklus kedua prosentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan demikian aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar 15,41 %.
B. Saran 1. Bagi Guru a. Pada umumnya siswa belum mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, Oleh karena itu, apabila guru akan mengajar sebaiknya diberikan dahulu tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai sehingga siswa termotivasi dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. b. Mengenal siswa secara baik dapat menghindari peran aktif siswa yang “itu-itu saja” sehingga semua siswa dapat memperoleh kesempatan yang sama. Oleh karena itu guru harus mengenali siswa untuk membantu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan pengajaran pun jadi merata.
63
64
c. Aktivitas membuka kamus dapat dilakukan dengan kolaborasi teknik permainan yang sesuai dengan materi sehingga meningkatkan aktivitas dan semangat siswa. d. Siswa pada dasarnya memiliki kesulitan dalam membudayakan membaca buku oleh karena itu diharapkan guru dapat memberikan siasat atau trik tersendiri untuk mengajak siswa untuk membaca buku dan mencari informasi dengan cara menggunakan metode permainan edukatif atau media edukatif. e. Dalam proses pengevaluasian diusahakan guru bersikap objektif dan transparan, sehingga siswa mengetahui dimana keunggulan dan kelemahan mereka. Dan pada waktu yang akan datang siswa dapat mempertahankan bagian keunggulan dan memperbaiki kelemahan mereka. 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian ini terungkap bahwa penggunaan media kamus dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca. suasana yang diciptakan saat proses pembelajaran dapat mendukung proses belajar mengajar yang menitikberatkan pada aktivitas siswa pada saat diskusi dan kegiatan individu. 3. Bagi Siswa Sebaiknya siswa jangan hanya diberikan metode pembelajaran yang konvesional atau monoton saja, tetapi siswa diberi metode pembelajaran yang variatif disertai dengan media yang variatif juga. 4. Bagi Sekolah Reward dari sekolah dapat menjadikan guru semakin kreatif dan inovatif
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran
di
kelas.
Menyediakan ruang khusus untuk mengembangkan kreatifitas guru serta ruang penyimpanan hasil karya guru juga hal mutlak yang harus disiapkan sekolah, agar sekolah memiliki nilai plus agar diminati masyarakat, terutama madrasah yang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
Abidah Idrus, Nur. Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Bahasa Anak. Jurnal Publikasi. 2013
Alfin Jauharoti, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. LIPIS, 2009
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011. Beech, John R. Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling, Phonology. United Kingdom. University of Leicester, 2004
Cahyani, Isah. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung : UPI PRESS, 2007.
Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo. 1997.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Angkasa. 2009.
Hermawan, Ruswandi dkk. Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung : UPI PRESS. 2007. Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. UK : Oxford University Press. Fifth Edition. 1995.
Mawanti Dwi, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa untuk Paud. Artikel Jurnal Penelitian 2014
Rasmini, Rini & Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi. Bandung :UPI PRESS. 2007.
Ridwanuddin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta :UIN Press, 2015.
Robert, Fried. The game of school. USA . Jossey Bass, 2005.
Sadiman, Arief dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajagrfindo Persada, 2010.
Scrivencer, Jim. Learning Teaching. United Kingdom. Macmillan Education. 2005. Stone, Randi. Cara-cara Terbaik untuk Mengajar “Reading”. Jakarta. Indeks. 2013.
Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2013.
Tambupolon. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung. Angkasa. 2015
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa, 2015.
-----, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2015.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS PERTAMA Nama Sekolah
: MI PINK 03
Kelas / semester
: IV/I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Alokasi waktu
: (4 x 35 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI 3.
Membaca Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
B. KOMPETENSI DASAR 3.3
Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai.
C. KARAKTER YANG DIHARAPKAN 1. Terampil Berbahasa 2. Percaya diri 3. Kerjasama D. INDIKATOR 3.3.1 Membaca teks wacana 3.3.2 Menjelaskan cara menggunakan kamus 3.3.3 Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus 3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan E. TUJUAN 1. Siswa dapat memahami cara menggunakan kamus 2. Siswa dapat menemukan arti kosakata yang dianggap sulit. F. MATERI SENI ITU INDAH Bacalah wacana berikut ini!
SENI PAHAT DARI DESA MAS Seni pahat adalah salah satu seni yang terkenal di Pulau Dewata. Uniknya para pemahat itu berasal dari Desa Mas di daerah Ubud. Desa Mas adalah sebuah desa di Kabupaten Gianyar Bali. Berabad-abad kemudian, seni pahat kayu di Bali menjadi sangat terkenal dengan lahirnya seniman-seniman patung, seperti Ida Bagus Nyana dan putranya, Ida Bagus
Tilem. Karya kedua maha guru seni pahat itu masih disaksikan beberapa pura disekitar daerah Mas. Siapa yang akan meneruskan seni pahat Desa Mas? Teman-teman kita, anak-anak Bali tertarik dan kembali menekuni seni pahat maka Pak I Made Sudiana mengumpulkan karya-karya terbaik pemahat desa Mas. Dengan melihat karya-karya terbaik dari seniman pahat Desa Mas, diharapkan teman-teman kita itu menjadi tertarik. Kita pun berharap seni pahat akan semakin berkembang di Desa Mas. Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 7 kata yang belum pernah kamu ketahui artinya, dan cobalah mencari di kamus!
G. PENDEKATAN & METODE Pendekatan
: Keterampilan proses
Model Pembelajaran
: Cooperative Learning
Metode
: Permainan scrabble, permainan acak kata dan permainan mix and match
H. MEDIA PEMBELAJARAN Scrabble I. SUMBER BELAJAR 1. Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas IV” Erlangga 2. Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas IV” 3. Kamus Bahasa Indonesia
J.
KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN PERTAMA) Kegiatan
Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan
1. Orientasi a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum memulai pelajaran c. Guru melakukan Absensi 2. Apersepsi : Guru mengajak siswa untuk bermain game sebagai pemanasan dan ice breaking
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
3. Motivasi Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar minat untuk pembelajaran hari ini meningkat. 4. Tujuan Menginformasikan materi yang akan diajarkan pada hari ini Inti
1. Eksplorasi a. Guru menggali pertanyaan kepada siswa apakah pernah menggunakan kamus dan cara menggunakan kamus b. Guru menggali pertanyaan tentang macammacam kesenian c. Setelah siswa menjawab, guru akan menjelaskan manfaat kamus dan cara menggunakan kamus yang benar 2. Elaborasi a. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok b. Guru memberikan LKS secara berkelompok untuk membaca teks wacana dan mencari makna kosakata yang sulit di kamus bersama-sama (diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter terampil dalam berbahasa) c. Guru berkeliling mengamati kelompok yang sedang berdiskusi sambil mengarahkan kelompok yang mendapat kesulitan (Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter kerjasama) 3.
konfirmasi
a. membahas hasil kerja siswa secara bersamasama b. menguji keterampilan siswa dengan cara menunjukan beberapa siswa untuk mencari kosakata dalam kamus dan mengemukakan
50 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
pendapat atau jawabannya di depan kelas (Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter percaya diri) c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Penutup
Guru mereview kembali materi yang telah Didiskusikan
10 menit
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KEDUA) Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan 1. Orientasi a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum memulai pelajaran c. Guru melakukan Absensi 2. Apersepsi : Guru akan mengajak siswa untuk bermain game sebagai pemanasan dan ice breaking 3. Motivasi Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar minat untuk pembelajaran hari ini meningkat. 4. Tujuan Menginformasikan materi yang akan diajarkan pada hari ini
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan Inti
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
1. Eksplorasi a.
Waktu 10 menit
Guru menggali pertanyaan tentang permainan scrabble
b. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok c. Guru akan menjelaskan cara permainan scrabble pada
40 menit
siswa serta mensimulasikannya
2. Elaborasi a. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan diminta untuk mencari kosakata beserta maknanya dikamus yang berkaitan dengan kesenian (Di harapkan dalam kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter kerja sama dan terampil dalam berbahasa) b. Sebagian kelompok akan maju untuk bermain scrabble dan sebagiannya lagi akan mempersiapkan kata yang akan dimainkan di papan scrabble dan guru akan mengamati permainan siswa
3. Konfirmasi a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama b. menguji keterampilan siswa dengan cara mengamati siswa untuk memberikan kosakata pada papan scrabble (Diharapkan dalam kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter percaya diri) c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru mereview kembali materi yang telah Di diskusikan
Penutup
10 menit
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
K. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir b. Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Jenis Penilaian
: Tertulis
3. Bentuk tes Bagian A
: Uraian singkatan
Bagian B
:Uraian dalam menuliskan makna kosakata
Bagian C
: Isian menuliskan persamaan kata
4. Alat Tes
: LKS dan lembar evaluasi
5. Kunci Jawaban
: Terlampir
6. Rumus Penilaian
:
Presentase total skor =jumlah total skor dibagi jumlah skor maksimum x 100
L. LEMBAR EVALUASI Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai! SENI TARI Ketika mendengar musik,orang sering mengetuk-ngetukkan kaki dan bertepuk tangan, menari itu kegiatan alami. Sejak zaman purba, gerakan tari selalu berirama. Irama berasal dari tepuk tangan dan ketukan kaki. Di kemudian hari, gerakan teri mengikuti langkah yang lebih formal. Hampir semua suku bangsa Indonesia memiliki tari daerah masingmasing. Tari mereka beraneka ragam. Ada tari untuk upacara keagamaan, pergaulan, dan musuh. Tari Cakalele dari Maluku, misalnya, menggambarkan orang-orang yang hendak berangkat ke medan Peendak berangkat ke medan perang. Gerak tari dan perlengkapan tari dipengaruhi oleh lingkungannya. Gerak tari suku dayak Bahau di kalimantan Timur meniru gerak burung. Kostumnya pun dilengkapi dengan bulu burung serta rerumputan yang tmbuh di daerah itu. A. Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Apa judul dari bacaan di atas? 2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI TARI” tersebut? 3. Hitunglah jumlah kata tari dalam bacaan di atas! 4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas? 5. Dalam paragraf ke berapakah kata kostum muncul? B. Tulislah arti dari kata berikut! 1. Menyerupai
:
2. Alami
:
3. Formal
:
4. Ragam
:
5. Kostum
:
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna kalimat berikut ini : 1. Kata lain dari penyanyi : 2. Alat musik yang dipetik : 3. Ragam suara yang berirama: 4. Wisatawan atau pelancong : 5. Nyanyian yang di nyanyikan oleh 2 orang : 6. Penyanyi wanita : 7. gerak perbuatan yang menggambarkan kehidupan dan watak seseorang melalui tingkah laku/dialog yang diperankan : 8. orkes melayu : 9. kesenian yang berasal dari kota ponorogo : 10. pemimpin paduan suara :
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
H.MUADJI HAROMAIN, S.Pd.I
FAJAR INDRIAWATI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS KEDUA Nama Sekolah
: MI PINK 03
Kelas / semester
: IV/I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Alokasi waktu
: (4 x 35 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI 3.
Membaca Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
B. KOMPETENSI DASAR 3.3 Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai. C. KARAKTER YANG DIHARAPKAN 1. Terampil Berbahasa 2. Percaya diri 3. Kerjasama D. INDIKATOR 3.3.1 Membaca teks wacana 3.3.2 Menjelaskan cara menggunakan kamus 3.3.3 Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus 3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan E. TUJUAN 1. Siswa dapat memahami cara menggunakan kamus 2. Siswa dapat menemukan arti kosakata yang dianggap sulit. F. MATERI LINGKUNGAN Bacalah wacana berikut ini! AYO RAMAH LINGKUNGAN Ramah lingkungan berarti : 1. Tidak membuang sampah sembarangan 2. Menggunakan kantong plastik atau wadah plastik berkali-kali
3. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan, yaitu mengandung komposisi ABS atau LAS. Akan tetapi, LAS lebih mudah diurai ingat pula, detergen yang baik hanya menghasilkan sedikit busa 4. Menggunakan detejen sesuai dengan petunjuk di kemasan dan tidak berlebihan 5. Menggunakan kulkas atau AC yang tidak mengandung CFC 6. Menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi 7. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor 8. Menggunakan sepeda sebagai kendaraan alternatif 9. Lebih sering menggunakan sarana transportasi umum massal 10. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar 11. Menggunakan bahan bakar bebas timbal 12. Tidak mencemari, tidak merusak dan tidak mengganggu ekosistem yang ada. Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 5 kata yang belum pernah kamu ketahui arti nya, dan cobalah mencari di kamus! G. PENDEKATAN & METODE Pendekatan
: Keterampilan proses
Model Pembelajaran
: Cooperative Learning
Metode
: Permainan Scrabble, Poster session, talking stick
H. MEDIA PEMBELAJARAN Scrabble I. SUMBER BELAJAR 1. Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas IV” Erlangga 2. Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas IV” 3. Kamus Bahasa Indonesia
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN PERTAMA) Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan 1. Orientasi
Alokasi Waktu 15 menit
a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum memulai pelajaran c. Guru melakukan Absensi 2.Apersepsi :
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru mengajak siswa untuk bermain games sebagai pemanasan dan ice breaking 3. Motivasi Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar minat untuk pembelajaran hari ini meningkat. 4. Tujuan Menginformasikan materi yang akan diajarkan pada hari ini Inti
1. Eksplorasi Guru menggali pertanyaan kepada siswa tentang lingkungan sekitar dan siswa diminta untuk memberi contoh kosakata yang terkait dengan lingkungan 2. Elaborasi a. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok b. Guru memberikan LKS secara berkelompok untuk membaca teks wacana dan mencari makna kosakata yang sulit di kamus bersamasama(Diharapkan dalam kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter kerja sama dan terampil dalam berbahasa) c. Guru berkeliling mengamati kelompok yang sedang berdiskusi sambil mengarahkan kelompok yang mendapat kesulitan 3. konfirmasi
a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama b. menguji keterampilan siswa dengan cara menunjukan beberapa siswa untuk
60 menit
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
mencari kosakata dalam kamus (Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter percaya diri) c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Penutup
Guru mereview kembali materi yang telah
15 menit
Didiskusikan memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KEDUA) Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan 1. Orientasi a.
Alokasi Waktu 15 menit
Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar
b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum memulai pelajaran c.
Guru melakukan Absensi
1. Apersepsi : Guru menanyakan kepada siswa mengenai kerapihan seragam,dan kebersihan di kelas 2. Motivasi Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar minat untuk pembelajaran hari ini meningkat. 3. Tujuan Menginformasikan materi yang akan diajarkan pada hari ini Inti
1. Eksplorasi Guru menggali pertanyaan kepada siswa tentang lingkungan sekitar dan siswa diminta untuk memberi contoh kosakata yang terkait dengan lingkungan 2. Elaborasi a. Guru akan menjelaskan kembali sebagai pengingat
60 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
aturan mainnya scrabble pada siswa b. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan diminta untuk mencari kosakata beserta maknanya dikamus yang berkaitan dengan lingkungan c. Sebagian kelompok akan maju untuk bermain scrabble dan sebagiannya lagi akan mempersiapkan kata yang akan dimainkan di papan scrabble dan guru akan mengamati permainan siswa (Diharapkan pada kegiatan ini siswa dpat menerapkan karakter kerja sama) 3. konfirmasi a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama b. menguji keterampilan siswa dengan cara menunjuk siswa untuk mencari kosakata dalam kamus dan memainkannya di papan srabble (Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter percaya diri) c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru mereview kembali materi yang telah Di diskusikan
Penutup
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
5. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir b. Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir) 2. Jenis Penilaian
: Tertulis
3. Bentuk tes Bagian A
: Uraian singkat
Bagian B
:Uraian dalam menuliskan makna kosakata
Bagian C
: Isian menuliskan persamaan kata
15 menit
4. Alat Tes
: LKS dan lembar evaluasi
5. Kunci Jawaban
: Terlampir
6. Rumus Penilaian
:
Presentase total skor =jumlah total skor dibagi jumlah skor maksimum x 100 6. LEMBAR EVALUASI Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai! BANJIR Bila musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di beberapa daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka banjir pun akan datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selalu terjadi banjir? Banjir sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh tangan-tangan manusia juga, diantaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan kedalam saluran air (selokan) dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi tergenang. Yang kedua dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya, sehingga air yang tidak mengalir dan hanya menggenang dijalan lama-kelamaan akan menghancurkan aspal jalan. Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak mampu menampung dan menyerap air lagi disebabkan banyak lahan yang gundul sehingga daerah resapan air sudah sangat sedikit. A. Jawablah pertanyaan berikut ini! 1.
Apa judul dari bacaan di atas?
2. Apa yang diceritakan pada bacaan “BANJIR” tersebut? 3. Hitunglah jumlah kata “banjir” dalam bacaan di atas! 4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas? 5. Dalam paragraf ke berapakah kata saluran air muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut! 1. Disebabkan
:
2. Dangkal
:
3. Lahan
:
4. Penduduk
:
5. Khawatir
:
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna kalimat berikut ini : 1. Penghargaan yang diberikan suatu kota karena kebersihannya : 2. Perumahan asri yang ada di bukit gunung : 3. Kata lain dari lombok : 4. pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar matahari : 5. Tempat wadah bunga hiasan : 6.
Hewan yang sering digunakan untuk membajak sawah :
7. Penanaman kembali pada tanah yang gundul : 8. Pengairan pada pesawahan : 9. Seseorang atau suatu kelompok yang tinggal disuatu tempat : 10. Obat pengusir hama tanaman yang digunakan oleh petani : Mengetahui Kepala Sekolah
H.MUADJI HAROMAIN, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
FAJAR INDRIAWATI
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama Kelompok
:________________________________
Petunjuk kerja 1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan 2. Bacalah wacana berikut dengan seksama 3. Carilah dan diskusikanlah kosakata yang dianggap kalian sulit dan belum diketahui maknanya di kamus 4. Selamat mengerjakan
Bagaimana menggunakan kamus? 1. Lihatlah huruf awal kata atau istilah yang dicari 2. Kata di dalam kamus sudah urut berdasarkan alfabet. Untuk menemukannya dengan cepat kata yang dimaksud lihatlah kata yang terdapat di pojok atas kanan dan kiri kamus 3. Jika huruf pertama sudah ditemukan, lihatlah huruf kedua, huruf ketiga, dan seterusnya 4. Setelah kata ditemukan bacalah makna yang ada makna itu biasanya lebih dari satu. Makna manakah yang akan diambil, sesuaikan dengan konteks kalimatnya
SENI PAHAT DARI DESA MAS Seni pahat adalah salah satu seni yang terkenal di Pulau Dewata. Uniknya para pemahat itu berasal dari Desa Mas di daerah Ubud. Desa Mas adalah sebuah desa di Kabupaten Gianyar Bali. Berabad-abad kemudian, seni pahat kayu di Bali menjadi sangat terkenal dengan lahirnya seniman-seniman patung, seperti Ida Bagus Nyana dan putranya, Ida Bagus Tilem. Karya kedua mha guru seni pahat itu masih disaksikan beberapa pura disekitar daerah Mas. Siapa yang akan meneruskan seni pahat Desa Mas? Teman-teman kita, anak-anak Bali tertarik dan kembali menekuni seni pahat maka Pak I Made Sudiana mengumpulkan karya-karya terbaik pemahat desa Mas. Dengan melihat karya-karya terbaik dari seniman pahat Desa Mas, diharapkan teman-teman kita itu menjadi tertarik. Kita pun berharap seni pahat akan semakin berkembang di Desa Mas.
No 1.
Kata Seniman
Makna
Lembar Evaluasi Siklus 1 Nama
:________________________
Kelas
: IV _____________________
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai! SENI TARI Ketika mendengar musik,orang sering mengetuk-ngetukkan kaki dan bertepuk tangan, menari itu kegiatan alami. Sejak zaman purba, gerakan tari selalu berirama. Irama berasal dari tepuk tangan dan ketukan kaki. Di kemudian hari, gerakan teri mengikuti langkah yang lebih formal. Hampir semua suku bangsa Indonesia memiliki tari daerah masing-masing. Tari mereka beraneka ragam. Ada tari untuk upacara keagamaan, pergaulan, dan musuh. Tari Cakalele dari Maluku, misalnya, menggambarkan orang-orang yang hendak berangkat ke medan Peendak berangkat ke medan perang. Gerak tari dan perlengkapan tari dipengaruhi oleh lingkungannya. Gerak tari suku dayak Bahau di kalimantan Timur meniru gerak burung. Kostumnya pun dilengkapi dengan bulu burung serta rerumputan yang tmbuh di daerah itu. A.
Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Apa judul dari bacaan di atas? 2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI TARI” tersebut? 1.
Hitunglah jumlah kata tari dalam bacaan di atas!
2.
Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
3.
Dalam paragraf ke berapakah kata kostum muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut! 1.
Menyerupai
:
2.
Alami
:
3.
Formal
:
4.
Ragam
:
5.
Kostum
:
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini : 1.
Kata lain dari penyanyi :
2.
Alat musik yang dipetik :
3.
Ragam suara yang berirama:
4.
Wisatawan atau pelancong :
5.
Nyanyian yang di nyanyikan oleh 2 orang :
6.
Penyanyi wanita :
7.
gerak perbuatan yang menggambarkan kehidupan dan watak seseorang melalui tingkah laku/dialog yang diperankan :
8.
orkes melayu :
9.
kesenian yang berasal dari kota ponorogo :
10. pemimpin paduan suara :
Lembar Evaluasi Siklus 2 Nama
:________________________
Kelas
: IV _____________________
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai! BANJIR Bila musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di beberapa daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka banjir pun akan datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selalu terjadi banjir? Banjir sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh tangan-tangan manusia juga, diantaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan kedalam saluran air (selokan) dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi tergenang. Yang kedua dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya, sehingga air yang tidak mengalir dan hanya menggenang dijalan lama-kelamaan akan menghancurkan aspal jalan. Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak mampu menampung dan menyerap air lagi disebabkan banyak lahan yang gundul sehingga daerah resapan air sudah sangat sedikit. A. Jawablah pertanyaan berikut ini! 1.
Apa judul dari bacaan di atas?
2.
Apa yang diceritakan pada bacaan “BANJIR” tersebut?
3.
Hitunglah jumlah kata “banjir” dalam bacaan di atas!
4.
Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
5.
Dalam paragraf ke berapakah kata saluran air muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut! 1.
Dangkal :
2.
Tiba
:
3.
Lahan
:
4.
Penduduk
:
5.
Khawatir
:
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini : 1.
Penghargaan yang diberikan suatu kota karena kebersihannya :
2.
Perumahan asri yang ada di bukit gunung :
3.
Kata lain dari lombok :
4.
pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar matahari :
5.
Tempat wadah bunga hiasan :
6.
Hewan yang sering digunakn untuk membajak sawah :
7.
Penanaman kembali pada tanah yang gundul :
8.
Pengairan pada pesawahan :
9.
Seseorang atau suatu kelompok yang tinggal disuatu tempat :
10. Obat pengusir hama tanaman yang digunakan oleh petani
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama Kelompok
:________________________________
Petunjuk kerja 1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan 2. Bacalah wacana berikut dengan seksama 3. Carilah dan diskusikanlah kosakata yang dianggap kalian sulit dan belum diketahui maknanya di kamus 4. Selamat mengerjakan Bagaimana menggunakan kamus? 1. Lihatlah huruf awal kata atau istilah yang dicari 2. Kata di dalam kamus sudah urut berdasarkan alfabet. Untuk menemukannya dengan cepat kata yang dimaksud lihatlah kata yang terdapat di pojok atas kanan dan kiri kamus 3. Jika huruf pertama sudah ditemukan, lihatlah huruf kedua, huruf ketiga, dan seterusnya 4. Setelah kata ditemukan bacalah makna yang ada makna itu biasanya lebih dari satu. Makna manakah yang akan diambil, sesuaikan dengan konteks kalimatnya AYO RAMAH LINGKUNGAN Ramah lingkungan berarti : 1. Tidak membuang sampah sembarangan 2. Menggunakan kantong plastik atau wadah plastik berkali-kali 3. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan, yaitu mengandung komposisi ABS atau LAS. Akan tetapi, LAS lebih mudah diurai ingat pula, detergen yang baik hanya menghasilkan sedikit busa 4. Menggunakan detejen sesuai dengan petunjuk di kemasan dan tidak berlebihan 5. Menggunakan kulkas atau AC yang tidak mengandung CFC 6. Menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi 7. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor 8. Menggunakan sepeda sebagai kendaraan alternatif 9. Lebih sering menggunakan sarana transportasi umum massal 10. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar 11. Menggunakan bahan bakar bebas timbal 12. Tidak mencemari, tidak merusak dan tidak mengganggu ekosistem yang ada.
Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 5 kata yang belum pernah kamu ketahui arti nya, dan cobalah mencari di kamus! No 1.
Kata sampah
Makna
DAFTAR NILAI SISWA PRA SIKLUS NO
KODE SISWA
NILAI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
30 70 40 70 60 60 30 70 40 50 40 80 40 20 45 60 60 75 55 20 75 50 40 50 45 40 50 50 40 50 45 70 45 35 40
Rata-rata Kelas : 50,00 Persentase Kelulusan :20%
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I NO
KODE SISWA
NILAI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
70 40 40 90 60 90 30 90 60 70 80 60 70 40 30 70 60 80 80 70 50 90 60 90 70 60 80 80 90 50 60 90 80 50 70
Rata-rata Kelas : 67,14 Persentase Kelulusan : 57%
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II NO
KODE SISWA
NILAI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
70 70 80 90 70 90 40 100 80 90 100 90 60 50 50 70 90 100 90 80 100 100 70 90 80 80 80 80 90 60 50 90 80 70 90
Rata-rata Kelas : 80 Persentase Kelulusan : 85%
Lembar Evaluasi Pra - Siklus Nama
:________________________
Kelas
: IV _____________________
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai! SENI WAYANG Seni wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang adalah drama tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan menggunakan wayang sebagai alat pertunjukan. Wayang dibedakan atas wayang beber, wayang golek, wayang kulit dan wayang wong. Wayang beber adalah wayang yang terbuat dari lembaran kain yang ditulis. Adegan gerak wayang dilakukan dengan menggunakan dua tiang sebagai alat penggerak. Wayang golek adalah wayang menggunakan golek (patung dari kayu) sebagai alat peragaan cerita yang disampaikan oleh dalang. Wayang kulit adalah wayang yang terbuat dari kulit sedangkan wayang wong adalah wayang yang diperankan oleh manusia.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Apa judul dari bacaan di atas? 2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI WAYANG” tersebut? 3. Hitunglah jumlah kata “wayang” dalam bacaan di atas! 4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas? 5. Dalam paragraf ke berapakah kata budaya muncul? B. Tulislah arti dari kata berikut! 1. Peran
:
2. Budaya
:
3. Peragaan
:
4. Menononjol
:
5.
Menggunakan :
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini : 1. Seseorang yang memainkan wayang saat pertujukan: 2. Suatu unsur yang memiliki kemiripan atau serupa antara satu wilayah : 3. Kata lain dari “wong” : 4. Sesuatu yang dijadikan tontonan : 5. Gambar yang berwarna warni dalam kain :
BIODATA OBSERVER
Nama
: Siti Sya’diyah, S.Pd.I
NIP
: -
Tempat tanggal lahir
: Bekasi, 30 Desember 1982
Alamat
: Desa Mangun Jaya, Tambun Selatan
Jabatan
: Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
BIODATA OBSERVER
Nama
: Kokom Komariah, S.Pd.I
NIP
:-
Tempat tanggal lahir
: Bekasi, 24 Juni 1987
Alamat
: Kp.Utan Wanasari, Cibitung
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Fajar Indriawati, lahir di kota Ngawi Propinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Februari 1993 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, lahir dari pasangan Bapak Sumanto dan Ibu Heri Sri Sulistyowati. Penulis sekarang bertempat tinggal di Perumahan Tridaya Indah Estate IV Jl. Kurma Raya blok D 5 no 18 RT 02 RW 011 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI (PINK) Perguruan Islam Nur Kasyaf 03 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada tahun 2004, pendidikan menengah dan atas di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 Sambirejo Mantingan Ngawi lulus pada tahun 2010, dan mulai tahun 2012 sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi Program S1 PGMI (UIN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.