PENDAHULUAN
sampai di mana teknik dan skill dalam
Sepakbola merupakan salah satu
bermain sepakbola.
cabang olahraga permainan yang sangat populer
dan
digemari
oleh
seluruh
Adapun
teknik
sepakbola
dasar
menurut
permainan Soekatamsi,
lapisan masyarakat Indonesia, baik di
(1993:58) yang harus dikuasai oleh para
kota-kota
pemain
maupun
di
desa-desa.
pada
umumnya
Perkembangan sepakbola di Indonesia
menendang
makin pesat sehingga tidak hanya laki-
menahan
laki yang bermain sepakbola, bahkan
menyundul
sekarang sepakbola juga dimainkan oleh
merampas atau merebut bola.
kaum wanita. Di Indonesia dalam rangka memasyarakatkan
dan
Suatu
menggiring
bola,
menghentikan
bola,
bola,
melempar
kesebelasan
bola,
agar
dapat
dan
menguasai jalannya pertandingan salah
mengolahragakan masyarakat, sepak-
satu cara yaitu setiap pemainnya harus
bola merupakan salah satu cabang
dapat menguasai teknik-teknik
olahraga
bermain sepakbola. Salah satu teknik
yang
olahraga
bola,
adalah:
diprioritaskan
untuk
dibina.
dasar
dasar yang penting adalah menggiring
Permainan sepakbola adalah cabang olahraga
permainan
beregu
atau
bola, karena apabila pemain sudah menguasai
atau
terampil
dalam
permainan tim, maka suatu kesebelasan
menggiring bola diharapkan pemain akan
yang
dapat
baik,
kuat,
tangguh
adalah
melewati
lawan,
mencari
kesebelasan yang terdiri atas pemain-
kesempatan memberikan bola umpan
pemain
kepada teman dengan tepat, menahan
yang
mampu
menyeleng-
garakan permainan yang kompak, artinya
bola
mempunyai kerjasama tim yang baik.
menyelamatkan
Menurut
terdapat kemungkinan atau kesempatan
Soekatamsi,
mengatakan
bahwa
(1993:12)
“untuk
mencapai kerjasama tim
dapat
yang baik
untuk
tetap
dengan
dalam bola
segera
penguasaan, apabila
tidak
memberikan
operan kepada teman.
diperlukan pemain-pemain yang dapat
Menggiring bola merupakan teknik
menguasai semua bagian-bagian dan
menendang terputus-putus atau pelan-
macam-macam
dan
pelan oleh karena itu bagian kaki yang
sepakbola”.
dipergunakan dalam menggiring bola
keterampilan Semua
teknik bermain
pemain
menguasai
dasar
teknik
sepakbola dasar
harus
sama
dengan
bagian
kaki
yang
bermain
dipergunakan untuk menendang bola.
sepakbola karena orang akan menilai
Menggiring bola hanya dilakukan pada
saat-saat
yang
menguntungkan
saja
yaitu bebas dari lawan.
masih
(1993:162)
menurut
menggiring
bola
menurut
Soekatamsi, (1993:169) dapat dibedakan
Untuk dapat menggiring bola dengan baik
Dalam
Soekatamsi,
perlu latihan yang terus
beberapa cara menggiring bola yaitu: (1) mengiring bola dengan kura-kura kaki bagian
dalam,
(2)
menggiring
bola
menerus dengan memperhatikan hal-hal
dengan kura-kura kaki bagian luar, (3)
antara lain: (1) bola harus dikuasai
menggiring bola dengan kura-kura kaki
sepenuhnya, (2) jarak bola tetap dalam
bagian
penguasaan pemain: bola bergulir harus
mengiring
selalu dekat dengan kaki,
dalam, dan (5) mengiring bola dengan
dengan
demikian bola tetap dikuasai, (3) posisi badan
antara
bola
dan
atas
atau
bola
kakipenuh
dengan
kaki
,
(4)
bagian
kaki bagian luar.
lawan:
Penguasaan bola merupakan bagian
pandangan melihat bola pada saat kaki
yang penting dalam setiap permainan.
menyentuh, kemudian lihat situasi dan
Setiap pemain atau tim berusaha untuk
kedua lengan menjaga keseimbangan di
dapat menguasai bola, karena hanya
samping badan, dan (4) bola didorong
dengan menguasai bola gol dapat terjadi.
dengan kaki.
Setelah bola dapat dikuasai, pemain atau
Untuk dapat menggiring bola dengan
tim akan berusaha supaya bola tidak
baik diperlukan latihan secara intensif
mudah hilang atau direbut lawan. Oleh
secara terus menerus. Bentuk latihan
karena itu pemain harus dituntut untuk
menggiring bola menurut Marta Dinata,
memiliki penguasaan bola. Penguasaan
(2003:31-32) yaitu:
bola
Pertama menggiring bola dengan kaki bagian dalam dengan cara menggiring bola melingkari dua buah tonggak atau dua orang temen dan membentuk angka delapan dengan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian, kedua menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar dengan cara pancangkan delapan buah tonggak jarak masingmasing satu meter, bola digiring secara zigzag diantara celah tonggak terlewati dengan menggunakan kaki kiri dan kaki kanan bagian luar secara bergantian.
dapat
kemampuan menggiring
ditunjukan seorang
bola.
dengan
pemain
dalam
Sedangkan
untuk
memiliki kesempatan memasuki daerah lawan dan kesempatan memasukkan bola dibutuhkan keterampilan menggiring bola. Dalam
menggiring
bola
seorang
pemain harus dapat merubah arah dan melewati lawan dengan cepat serta harus
dapat
menggunakan
seluruh
bagian kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semua
itu sangat dibutuhkan unsur fisik karena dukungan fisik yang baik diharapkan seorang pemain atau atlet akan dapat bermain dengan baik pula. Selain itu apabila pemain memiliki kondisi fisik yang
baik
akan
keuntungan
yang
memiliki akan
beberapa menjadikan
pemain dapat: meningkatan kemampuan sistem
sirkulasi
peningkatan
dan
dalam
kerja
jantung,
kekuatan,
kelen-
tukan, stamina, kecepatan dan lain-lain dari komponen kondisi fisik, pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, respon atau tanggapan yang cepat dari organisme tubuh kita, apabila
sewaktu-waktu
respon
atau
tanggapan sedemikian diperlukan. Selain itu apabila kondisi fisik atlet baik, maka ia akan lebih cepat pula menguasai teknikteknik gerakan yang dilatihkan. Secara psikologi ada keuntungannya, karena atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan merasa lebih percaya diri dan lebih siap
dalam
menghadapi
tantangan–
tantangan latihan dan pertandingan. Komponen tentunya
kondisi
mempunyai
berbeda-beda
fisik
dalam
yang
mendukung
kemampuan seorang pesepakbola dalam menggiring bola. Diantara komponen fisik yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kelincahan atau agility. Menurut
M.
dinyatakan bahwa:
Sajoto,
Sedangkan
menurut
Dangsina
Moeloek dan Arjadino Tjokro, (1984:8) bahwa kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah salah satu komponen fisik dengan tujuan mengubah arah tubuh secara cepat tanpa ada gangguan keseimbangan dan dilakukan dengan kecepatan tinggi dan koordinasi yang baik. Kelincahan sangat membantu foot work dalam permainan. Jadi kelincahan yang dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya semakin baik pula. Tanpa gerakan kaki yang lincah dan
tersebut
peranan
Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik .
teratur, jangan mengharap atlet dapat bermain dengan baik. Gerakan kaki yang lincah dan teratur berarti altet pada saat menggiring bola dapat merubah-ubah arah dan menghindari lawan dengan cepat.
kelincahan
diperlukan
sekali
dalam melakukan gerak tipu pada saat (1995:
9)
menggiring bola. Gerak tipu dapat kita
kerjakan
dengan
mengendalikan
ketepatan, kecepatan, dan kecermatan. Mengubah
arah
gerakan
tubuh
membutuhkan kemampuan bergerak dan mengubah arah dengan cepat terutama ketika
menghindar
dari
lawan
secara berulang-ulang seperti halnya lari
menghadang.
bolak-balik
konsentrasi
adalah untuk menghindar dari lawan dan
secara bergantian pada kelompok otot
tetap mempertahankan penguasaan bola
tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-
agar tetap berada dalam penguasaannya
balik seorang atlet harus mengurangi
ataupun timnya.
memerlukan
kecepatan pada waktu akan mengubah
cahan
pinggul
sebuah
ekstensor
and
hip
tidak
lain
Demikian pentingnya faktor kelin-
arah. Untuk itu otot perentang otot lutut (knee
Tujuannya
yang
pemain
ini,
upaya
maka
atau
diperlukan
latihan
untuk
ekstensor) mengalami kontraksi eksentris
meningkatkan kelincahan para pemain
(penguluran), saat otot ini memperlambat
sepak bola. Di antara sekian banyak
momentum
bergerak
bentuk latihan kelincahan, maka penulis
kedepan. Kemudian otot ini memacu
dalam hal ini akan meneliti dua bentuk
tubuh kearah posisi yang baru. Gerakan
latihan, yaitu latihan Menggiring bola
kelincahan
dengan
tubuh
yang
menuntut
terjadinya
pola
T-Drill
dan
latihan
pengurangan kecepatan dan pemacuan
menggiring bola dengan pola Slalom
momentum secara bergantian.
Cone.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Penulis akan menjelaskan tentang
bahwa kelincahan merupakan kemam-
dua latihan tersebut. Kedua latihan yang
puan untuk bergerak mengubah arah dan
penulis
posisi dengan cepat dan tepat sehingga
merupakan latihan untuk melatih dan
memberikan
meningkatkan agilitas testee pada saat
kemungkinan
seseorang
berikan
kepada
testee
untuk melakukan gerakan ke arah yang
menggiring bola.
berlawanan dan mengatasi situasi yang
dijelaskan
dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.
dengan pola T-drill adalah latihan untuk
Dalam olahraga beregu, seperti halnya
mengukur
sepak bola, kelincahan jelas memberi arti
menggiring
penting terhadap kemampuan meng-
rintangan berupa corong yang disusun
giring bola para pemain sepak bola.
membentuk
Sebagai
dasar
corong berjarak 5 yard (4,57 m). Latihan
permainan sepak bola, menggiring bola
menggiring bola dengan pola Slalom
merupakan
Cone adalah latihan menggiring bola
salah
satu
teknik
teknik
dasar
yang
bahwa
Secara umum dapat menggiring
kemampuan bola
huruf
testee
dengan
T.
bola
untuk
melewati
Masing-masing
sambil melewati rintangan berupa corong
ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3
yang disusun secara zig-zag dengan
Tambun Selatan Bekasi.
jarak masing-masing corong 2,4 meter. Dari kedua bentuk latihan tersebut dapat kita
katakan
bahwa
kedua
latihan
METODE Penelitian Metode
yang
digunakan
adalah
tersebut
berfungsi
untuk
melatih
metode eksperimen yaitu suatu metode
kecepatan,
koordinasi,
dan
keseim-
penelitian kuantitatif melalui
proses
bangan kaki ketika menggiring bola
perlakuan yang berbeda kepada dua
sambil
kelompok guna
melewati
rintangan.
Dengan
pemberian kedua
bentuk
latihan
penulis
dapat
mengetahui
Mengenai metode eksperimen ini,
bentuk latihan mana yang dapat secara
Suharsimi Arikunto (1998: 3) menjelas-
signifikan
kan
berharap
meningkatkan
ini
mengetahui perban-
kemampuan
siswa dalam menggiring bola dalam permainan sepak bola. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk
mengetahui
pengaruh model
berapa
besar
latihan pola t-drill
terhadap kemampuan menggiring bola pada
pada
kegiatan
siswa
yang
ekstrakurikuler
mengikuti
sepakbola
d
SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi, (2) untuk
mengetahui
berapa
besar
pengaruh model latihan pola slalom cone terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
sepakbola
d
SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi, dan (3) untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara model latihan pola t-drill dengan
pola
slalom
cone
terhadap
kemampuan menggiring bola pada siswa pada siswa yang mengikuti kegiatan
dingan yang ditimbulkan.
pengertian
eksperimen
sebagai
berikut : Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan meng-eleminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang bisa mengganggu. eksperimen ini selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Dari penjelasan di atas, peneliti berpendapat bahwa metode eksperimen merupakan metode yang tepat untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara
dua
faktor
yang
sengaja
ditimbulkan oleh peneliti, yaitu faktor yang dikenai
perlakuan yang berbeda.
Dengan kata lain, bahwa penggunaan metode eksperimen dapat digunakan sebagai mendapatkan diharapkan.
pertimbangan suatu Dengan
hasil demikian
untuk yang aspek
(perbandingan) yang berkaitan dengan permasalahan dapat diungkapkan.
Instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan
menggiring
dalam
bola
Adapun teknik pelaksanaannya seperti
mengukur
waktu
yang diuraikan oleh Nurhasan (2001 :
testee
161) antara lain sebagai berikut :
sampai ia melewati garis finish.
a.
Tujuan
Waktu
Tujuan utama dari tes ini adalah
kemudian
untuk
sepersepuluh
mengukur
bola.
siswa
menggiring
b.
tes
Kemampuan
kemampuan
dari
diukur yang
mulai
yang
dengan ditempuh
aba-aba
diperlukan
“ya”
tersebut
dicatat
sampai
detik.
Testee
menggiring bola dengan kaki dengan
melakukan dua kali tes dan waktu
cepat disertai perubahan arah.
yang tercepat yang dijadikan nilai
Alat-alat yang digunakan
akhir.
1) Lapangan 2) Bola kaki 3) Stop Watch 4) 6 buah cone (corong) 5) Kapur penanda 6) Formulir tes dan alat tulis
Gambar 1. Tes Menggiring Bola
7) Pluit c.
HASILtia
Pelaksanaan - Pada
aba-aba
“siap”
testee
berada di belakang garis start dengan bola dalam penguasaan. - Pada aba-aba “ya” testee mulai menggiring
bola
ke arah kiri
melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan. - Berikutnya sesuai dengan arah panah
yang
telah
ditetapkan
sampai ke ia melewati garis finish. - Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat testee mencapai garis finish. d.
Cara Penilaian
Setelah
data
diperoleh
dalam
peneleitian ini, maka langkah selanjutnya adalah analisa
melakukan data
pengolahan
agar
data
atau
tersebut
memberikan makna atau memberikan arti terutama dalam pengujian hipotesis. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penulis
menggunakan
statistik
untuk
mentah
hasil
rumus-rumus
mengolah dari
skor-skor
penelitian
yang
dilakukan pada siswa yamg mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi. Hasil pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1.
Hasil Penghitungan X dan S2 Masingmasing dari Kedua Variabel Tes
Kel. A
Kel. B
Komponen/
varian
perhitungan uji t hipotesis dengan tes t, terlebih dahulu data-data tes tersebut harus diuji dengan uji homogenitas. Hasil
∑X
X
S
Tes awal
381.77
21.21
1.88
3.52
perhitungan uji homogenitas data-data
Tes akhir
338.35
18.80
2.03
4.13
dari setiap tes sebagai berikut.
Peningkatan
39.87
2.22
0.31
0.10
Tes awal
385.72
21.43
1.85
3.40
Tes akhir
359.45
19.97
1.95
3.78
Peningkatan
26.27
1.46
0.30
0.09
hasil
(S)2
Tabel 3. Hasil pengujian homogenitas data Kelompok tes
Fhitung
Ftabel
Hasil
Kelompok A
1.04
3.34
Homogen
Kelompok B
1.09
3.34
Homogen
1.11
3.34
Homogen
Untuk menguji normalitas data, penulis
menggunakan
uji
statistik
lilliefors. Data-data dari setiap tes harus berdistribusi
normal.
Hasil
Kelompok A &B
pengujian
normalitas data tersebut terlihat pada
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa distribusi F pada taraf nyata 0.05 dan dk
tabel 2 berikut ini.
= n-1, semua angka-angka F ½
(V1,
V2) lebih besar dari perhitungan statistik Tabel 2. Hasil pengujian normalitas data dari tiap distribusi
F. Dengan demikian data-data setiap tes tersebut berdistribusi homogen. Maka kedua kelompok sampel untuk menerima
Kelompok tes 1.
2.
Lo
Ltabel
Keterangan
Tes awal
0.080
0.200
Normal
Tes akhir
0.066
0.200
Normal
Karena data-data dari setiap tes
Peningkatan
0.187
0.200
Normal
berdistribusi normal dan kedua variannya
Tes awal
0.095
0.200
Normal
Tes akhir
0.131
0.200
Normal
Peningkatan
0.153
0.200
Normal
Kelompok A
Kelompok B
latihan menggiring bola dalam keadaan homogen.
homogen, maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji pihak (tes t). Dalam pengujian
hipotesis
menggunakan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
berdasarkan
tersebut,
kriteria tabel
penulis
untuk
nilai
t
distribusi
nilai
t.
untuk Lhitung (Lo) kurang dari Ltabel.. Pada
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel
taraf nyata 0.005, yang berarti data
di bawah ini.
tersebut berdistribusi normal. Melihat perhitungan uji normalitas dari data-data setiap tes dalam keadaan normal,
maka
sebelum
mengadakan
Tabel4. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t Kelompok Tes
t hitung
t
1. Kelompok A
30.38
2.73
tabel
Hasil Signifikan
2. Kelompok B
20.65
2.73
Signifikan
Dari tabel di atas, terlihat bahwa thitung kelompok A taraf nyata 0.005 berada di luar batas interval ttabel (thitung> t 0.995(34) = 30.38 > 2,73). Maka data tersebut diketahui adanya perbedaan yang sangat berarti pada kelompok A setelah diberi Model
latihan pola T-Drill terhadap
kemampuan menggiring bola pada siswa yamg mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
perbedaan yang siginifikan pada kedua kelompok tes, pada taraf nyata 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa model latihan pola t-drill dan slalom cone memberikan pengaruh
terhadap
menggiring
bola
pada
mengikuti
kegiatan
kemampuan siswa
yamg
ekstrakurikuler
sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima.
sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan PEMBAHASAN
Bekasi. Pada kelompok B, nilai thitung
pada
taraf nyata 0.05 juga berada di luar batas interval t
tabel
(thitung > t0.995
(34)
= 20.65>
2.73). Dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya perbedaan yang sangat berarti pada kelompok B setelah diberi model latihan dengan pola slalom cone terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa yamg mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3
Adapun pengujian hipotesis hasil latihan kelompok A dan B disajikan
S
Kel. A Kel. B
2.22 1.46
0.31 0.30
t
t
hitung
tabel
7.40
2.73
bahwa
bahwa model latihan pola t-drill dan slalom cone merupakan latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola pada siswa yamg mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi. Namun bila dilihat dari rata-rata peningkatan atau selisih antara tes awal
drill memberikan hasil yang maksimal terhadap kemampuan menggiring bola
Tambun Selatan Bekasi. Berdasarkan hasil penemuan pada Hasil
Signifikan
kedua kelompok menunjukkan bahwa kedua
bentuk
memberikan
Berdasarkan hasil penghitungan uji t, menunjukkan
pengolahan data di atas dapat dilihat
ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3
Tabel5. Pengujian hipotesis latihan kelompok a dan b
X
hasil
pada siswa yamg mengikuti kegiatan
dalam tabel di bawah ini.
2
memperhatikan
dengan tes akhir, model latihan pola t-
Tambun Selatan Bekasi.
Kelompok Tes
Dengan
terdapatnya
terhadap
latihan
pengaruh peningkatan
tersebut
yang
berarti
kemampuan
menggiring bola pada permainan sepak
bola
pada
siswa
tingkat
sekolah
menengah
atas.
Namun
dapat
disimpulkan
bahwa
Model
latihan
3. Model latihan pola t-drill lebih efektif memberikan
pengaruh
terhadap
kemampuan menggiring bola pada
menggiring bola dengan pola T-Drill
siswa
memberikan pengaruh yang lebih baik.
ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun
SIMPULAN
yamg
mengikuti
Selatan
Bekasi,
kegiatan
hal
ini
dibuktikan dengan hasil pengujian
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
signifikansi dimana hasil model latihan
hasil perhitungan statistik terhadap uji
pola t-drill thitungnya(30.38) lebih besar di
hipotesis kedua bentuk latihan, maka
bandingkan model latihan dengan
penulis dapat menyimpulkan sebagai
pola Slalom Cone thitung (20.65).
berikut : DAFTAR PUSTAKA 1. Model latihan pola t-drill memberikan pengaruh
yang
berarti
terhadap
Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro. (1984). Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK UI.
terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa yamg mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun
Selatan
Bekasi.
Hal
ini
dibuktikan dengan hasil pengujian signifikansi yang menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan t tabel, yaitu thitung (30.38) > ttabel (2.73). 2. Model
latihan
pola
slalom
terhadap
kemampuan
menggiring bola pada siswa yamg mengikuti
kegiatan
sepakbola
di
SMAN
ekstrakurikuler 3
Joseph A. Luxbacher. (2004). Sepakbola, terjemahan Gustawa Wibawa. Jakarta: Raja Grafindo Marta Dinata. (2003). Dasar-dasar Mengajar Sepakbola. Bandar Lampung: Cerdas Jaya
cone
memberikan pengaruh yang berarti terhadap
Harsono. (1988). Coaching dan Aspekaspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud
Tambun
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Depdiknas Soekatamsi. (1988). Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surakarta: Tiga Serangkai.
Selatan Bekasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian signifikansi yang menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan t tabel, yaitu thitung (20.65) > ttabel (2.73).
……………. (1993). Permainan Bola Besar I (Sepakbola). Jakarta: Depdikbud.
Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka citra. 1)
Mia Kusumawati adalah Dosen Penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.
2)
Ryan Adji Kusuma adalah mahasiswa Penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.