PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dalam pembelajaran menulis narasi. Dengan dasar hasil observasi awal inilah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimanakah peningkatan proses dan hasil belajar menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan I Ngrambe Ngawi dengan media audiovisual. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, ketidaktuntasan prestasi belajar siswa dari refleksi awal yang mencapai 17 anak atau 85%, turun menjadi 6 anak atau 30% pada siklus I dan pada siklus II turun lagi menjadi 1 anak atau 5%. Sedangkan nilai terendah pada refleksi awal sebesar 50, siklus I masih 58 dan meningkat pada siklus II menjadi 58. Rata-rata secara klasikal mengalami kenaikan dari 61 pada refleksi awal meningkat menjadi 76,40 dan meningkat menjadi 87,15 pada siklus II. Hal ini berarti upaya peningkatan prestasi belajar menulis narasi dengan media audiovisual dapat dibuktikan kebenarannya. Kata kunci: peningkatan, menulis narasi, media audiovisual Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan bahasa. Empat keterampilan bahasa tersebut harus dimiliki siswa secara utuh. Karena pada dasarnya siswa Sekolah Dasar masih berpikir secara holistik atau menyeluruh. Dalam kurikulum 2006 Sekolah Dasar, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Adapun standar kompetensi keterampilan menulis untuk kelas IV Sekolah Dasar adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Karangan merupakan
hasil suatu proses berpikir dan berkreasi yang berperan dalam mengolah gagasan serta menjadi alat untuk menyampaikan gagasannya Pembelajaran menulis di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi juga ditentukan oleh kemampuan guru, motivasi, perhatian, keaktifan, dan kemandirian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Apabila siswa mempunyai motifasi yang rendah, perhatian kurang, partisipasi aktif kurang, dan kemandirian siswa belajar kurang, pembelajaran menulis tidak akan bermakna lagi. Rendahnya motivasi siswa SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dalam belajar menulis juga akan mengakibatkan rendahnya
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 __________________________Halaman | 247
prestasi belajar menulis, dan rendahnya motivasi siswa dapat ditumbuhkan melalui peran guru dalam pembelajaran. Ketidakmampuan guru dalam menggunakan teknik yang menarik perhatian siswa dapat menyebabkan kelas kurang menyenangkan dan cenderung membosankan.Tingkat partisipasi aktif siswa terhadap menulis rendah bisa terjadi karena proses pembelajaran guru cenderung mendominasi proses belajar mengajar dan tidak pernah memberi umpan balik pada siswa dalam pembelajaran menulis. Rendahnya mutu keterampilan menulis narasi siswa SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran menulis dianaktirikan. Pada dasarnya terdapat empat komponen keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dari empat komponen tersebut di atas, kemampuan menulis (writing skills) merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar kelas. Atas dasar itu, maka dapat juga dikatakan bahwa perubahan pendekatan struktural kepada pendekatan komunikatif dilatari oleh perubahan asumsi tentang pembelajaran bahasa yang sangat mendasar. Ini berarti pula bahwa sistem pembelajaran bahasa berubah sehingga perlu pemahaman dan penanganan yang serius, di samping perubahan pendekatan itu sendiri menuntut implementasi secara hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan menurunkan metode,
kemudian metode diimplementasikan dalam bentuk teknik. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis juga ditemukan di kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi yang merupakan barometer Sekolah Dasar di Kecamatan Ngrambe yaitu dalam kemampuan menulis karangan. Pada studi pendahuluan pembelajaran menulis karangan menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 5 siswa atau 25% dari jumlah keseluruhan yaitu 20 siswa, masih 15 siswa atau 75% yang belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis narasi Menguatkan alasan penelitian ini adalah pendapat Allen tentang hubungan antara media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang diulas oleh Ahmad Sudrajat. Dalam tabel hubungan antara media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran ditunjukkan bahwa penyampaian keterampilan persepsi motorik dan pengembangan sikap, opini dan motivasi pada media pembelajaran gambar bergerak memiliki pengaruh dan peranan yang tinggi terhadap pebelajar. Sedangkan pada media pembelajaran gambar diam (tidak bergerak) memiliki peranan yang rendah terhadap pebelajar (Sudrajad A.: 2008a).. Dari dasar itulah, maka peneliti akan berusaha memanfaatkan media audiovisual dan sebagai media pembelajaran menulis. Pemanfaatan media ini tentunya akan mampu menjadi sarana meningkatkan kemampuan menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis anak. Penulis NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 248
melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Babadan 1 Ngrambe Ngawi”. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini dapat diketahui dari masalah yang akan dibuktikan melalui penelitian sebagai berikut. 1) Meningkatkan proses pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dengan media Audiovisual. 2) Meningkatkan hasil belajar menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dengan media Audiovisual. Hasil penelitian ini dapat memberikan jawaban atas fokus penelitian dan akan bermanfaat secara teoritis maupun praktis: Kegunaan Teoritis Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menambah teori pembelajaran menulis dan dapat dijadikan sebagai pengembangan strategi pembelajaran menulis di sekolah dasar,sekaligus sebagai sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas IV di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan media audivisual. Penelitian ini diharapkan membawa manfaat bagi banyak pihak. Bagi guru, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan media audiovisual sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar, memberi penguatan pembelajaran, dan penggunaaan media pembelajaran. Bagi Siswa dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media audiovisual khususnya menulis narasi. Bagi Kepala Sekolah dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, khususnya Kelas IV di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Bagi peneliti lain dapat menjadi alternative reference untuk penelitian lebih lanjut dengan fokus penelitian yang relatif sama.
METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif karena berusaha untuk memperoleh data verbal dan nonverbal yang secara potensial dapat dianalisis untuk mendapatkan makna dan informasi tentang kemampuan menulis narasi. Kedua jenis data tersebut diperoleh pada konteks latar alamiah, yakni dalam menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Data yang sudah terkumpul dianalisis secara deskriptif pada saat dan setelah penelitian berlangsung pada siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Hasil analisis dinyatakan dalam bentuk deskripsi fenomena-logis. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian tindakan kelas yang memiliki tiga ciri pokok menurut Arikunto (2010:110) adalah (1) inkuiri reflektif, berangkat dari adanya masalah menulis narasi siswa di kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 249
tindakan yang harus diselesaikan; (2) kolaboratif , perbaikan proses dan hasil pembelajaran merupakan hasil berkolabarasi dengan guru kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi; (3) reflektif, dilakukan penelitian berkelanjutan di kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi ; (4) penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan PTK digunakan karena beberapa alasan. Pertama, masalah yang akan dicarikan solusinya adalah masalah yang ditemukan dalam praktek pembelajaran menulis narasi dan intervensi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan alternatife pengelolaan kelas yang lebih kondusif dalam pembelajaran menulis narasi. Kedua adanya kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan terhadap proses pembelajaran menulis narasi dengan media audiovisual. Ketiga refleksi terhadap proses pembelajaran menulis narasi dengan media audiovisual dilakukan secara berkelanjutan. Tujuan utama PTK adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan melalui beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain model Kemmis dan McTaggart (dalam Akbar, 2012:12).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Hasil sikus 1 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa atau 70 % yang terdiri dari siswa yang mendapat nilai 91-100 ada 3 siswa atau 25%, yang mendapat nilai 74-83 sebanyak 11 siswa atau 91%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 33%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran dibandingkan dengan studi pendahuluan yang tuntas dalam pembelajaran menulis narasi sebanyak 4 siswa atau 33%. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari perbedaan perlakuan yang semakin disempurnakan pada siklus I dari perlakuan sebelumnya yaitu kelemahan yang terdapat dalam studi pendahuluan diperbaiki pada siklus I. Berdasarkan rangkaian penelitian hingga analisis data dapat diketahui bahwa penerapan media audiovisual yang digunakan dalm proses pembelajaran menyebabkan siswa mem-punyai pengalaman belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran dengan menerapkan media audiovisual, terjadi peningkatan pembelajaran dibandingkan dengan studi pendahuluan. Berdasarkan analisis data pada siklus I terlihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 250
sebanyak 14 siswa atau 70 % dari jumlah siswa yaitu 20 siswa, hal ini terjadi peningkatan belajar jika dibandingkan dengan studi pendahuluan. Pada studi pendahuluan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa atau 33 % dari jumlah siswa yaitu 24 siswa di SDN Babadan 1 Ngrambe. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa penerapan media audiovisual pada pembelajaran tahap I dinilai layak sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi. Akan tetapi kelayakan penerapan media audiovisual belum ditunjang dengan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, hal ini terlihat pada aktivitas siswa dan aktivitas guru yang belum berjalan secara maksimal, sehingga belum timbul sinkronisasi antara strategi dengan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan kurang masksimalnya penerapan media audiovisual dalam kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya hanya mampu meningkatkan kemampuan siswa hanya sebagian tidak keseluruhan siswa. Hasil pembelajaran pada siklus I yaitu hanya 14 siswa yang memenuhi standar ketuntasan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada tahap I dapat dikatakan belum berhasil, dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Hasil Penelitian Siklus II Hasil Siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa atau 95 %,
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa atau 5 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan pembelajaran studi pendahuluan dan pembelajaran tahap I. Dengan melihat peningkatan pada siklus II secara klasikal sudah mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dan melebihi dari nilai KKM. KKM menulis narasi di SDN Babadan 1Ngrambe adalah 70 untuk siswa yang mencapai KKM sebanyak 20 siswa. Sedangkan secara individu siswa yang belum mencapai dari KKM sebanyak 1 siswa, untuk tindak lanjut dari 1 siswa yang belum tuntas akan diberi tindakan sendiri. Keberhasilan dari siklus II ini tidak dapat dilepaskan dari perbedaan perlakuan yang semakin disempurnakan pada tahap ke-1 dari pembelajaran siklus II. Berdasarkan analisis data pada tahap II terlihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19 siswa atau 95 % dari jumlah siswa yaitu 20 siswa, hal ini terjadi peningkatan belajar jika dibandingkan dengan tahap I. Pada tahap I siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa atau 70 % dari jumlah siswa yaitu 20 siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 tersebut pembelajaran menulis kelas IV SD, kompetensi dasar yang dipilih adalah menyusun karangan berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, tanda baca dll. Berdasarkan kompetensi tersebut, hasil belajar yang tercantum dalam deskripsi kurikulum tersebut adalah NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 251
dapat menulis narasi dengan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca dengan benar. Indikator hasil belajarnya, yakni (1) siswa mampu mencatat apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan, bagaimana (5W + 1H) tentang peristiwa yang terjadi, dan (2) siswa mampu menulis deskripsi secara singkat, padat dan jelas (Depdiknas, 2003:15) Dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, guru harus membuat silabus, rencana pembelajaran, dan pedoman evaluasi. Dalam pengembangan silabus berbasis kompetensi langkahlangkahnya adalah penulisan identitas mata pelajaran, perumusan standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, penentuan pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, dan penentuan sumber bahan, (Majid, 2008:41). Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dari pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV melalaui media audiovisual yang sesuai dengan unsur-unsur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam menyusun RPP yang penekananya pada tercapainya indikator selain itu harus memperhitungkan alokasi waktunya. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP berisikan penguasaan kompetensi dasar yang merupakan target pencapaian yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Mencantumkan media audiovisual yang dipergunakan dalam pembelajaran untuk menyampaikan meteri dalam proses pembelajaran dengan mempertimbang-kan komponen kurikulum, tahap menulis
dan strategi. Dengan demikian, dari sisi tujuan dan prosedur pembelajaran hasil dan temuan penelitian ini sangat relevan dengan kurikulum KTSP bahasa Indonesia SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Kriteria penilaian terhadap keberhasilan atau peningkatan pembelajaran menulis narasi tentang berbagai tema atau dengan bahasa yang menarik dengan model karangan sederhana sangat ditekankan pada sejumlah aspek keberhasilan siswa sebagai berikut. Pertama, pada tahap pramenulis sejauh mana kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur sesuai dengan syarat penulisan karangan sederhana, mengidentifikasi bagian isi tulisan karangan sedehana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca. Kedua, pada tahap pemburaman bagaimana kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka karangan narasi menjadi tulisan narasi. Ketiga, pada tahap perevisian bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan previsi isi dan dalam penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda baca. Pembelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat belajar bahasa sebagai proses belajar berkomunikasi, dan belajar sastra sebagai proses belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kebudayaan. Oleh karena itu pembelajar-an Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi melalui program pengembangan pengetahuan, kemampu-an berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Iindonesia. Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomuni-kasi, tidak NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 252
dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa (Depdiknas, 2003:4). Kegiatan belajar mengajar menulis narasi dengan media audiovisual. Dalam hal pembelajaran dilaksanakan melalui aktifitas lisan dan tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya. Tujuan pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dalam penelitian ini dapat tercapai pada siklus I tetapi hasilnya tidak maksimal karena penerapan media audiovisual dalam proses pembelajaran yang belum maksimal sehingga berdasarkan refleksi diadakan perbaikan untuk siklus II, setelah selesai penelitian siklus II diperoleh peningkatan hasil yang sangat signifikan dibandingkan pada siklus I. Dengan hasil yang meningkat berarti penelitian ini sangat relevan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak tergantung pada prosesnya. Upaya mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif dan efisien, guru harus bisa memilih media dan menggunakan strategi yang tepat guna, guna merealisasikan tujuan yang hendak dicapai. Hal tersebut didasari oleh asumsi, bahwa ketepatan guru dalam memilih media dan strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran, karena media dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas PBM yang dilakukannya. Metode yang digunakan bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan media audiovisual, menurut Mulyasa (2006:107) penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisien pembelajaran. Penelitian tindakan kelas pada setiap tahap mempunyai dua kali pertemuan. Hal tersebut dilakukan karena mengikuti langkahlanglah dari rencana pembelajaran yang telah dibuatnya. Pertemuan 1 adalah implementasi media audiovisual diisi dengan kegiatan menyaksikan media yang ditayangkan guru, mengidentifikasi, selanjutnya menyusun kerangka karangan sederhana. Pertemuan 2 adalah implementasi media audiovisual mengembangkan kerangka karangan, kerangka karangan akan dikembangkan dalam bentuk karangan sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca. Berdasarkan beberapa temuan data di lapangan yang dilakukan oleh peneliti dengan mitra kolaborator terkait dengan implementasi media audiovisual dalam pembelajaran menulis narasi. Media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa secara signifikan baik secara induvidu maupun secara klasikal. Dengan melihat hasil penelitian menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis narasi pada Sekolah Dasar dapat menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran, atau dalam pembelajaran menulis lainya. Berdasarkan kondisi awal sebelum tindakan, yaitu keterampilan siswa dalam menulis narasi kurang, NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 253
hal ini terlihat dari nilai formatif awal pembelajaran menulis narasi. Dari nilai formatif awal pada studi pendahuluan, terlihat bahwa siswa yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 20 %, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 80 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa studi pendahuluan tidak mencapai standar ketuntasan, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi studi pendahuluan dapat disimpulkan bahwa siswa kurang mempunyai pengalaman belajar dalam menulis narasi yang
SIMPULAN DAN SARAN Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis menulis narasi dengan media audiovisual pada siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngawi dapat ditingkatkan. Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan tindakan dalam dua siklus. Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan penilitian adalah peningkatan kemampuan selama proses pembelajaran dan hasil dari pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngawi. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi dapat terlihat selama proses pembelajaran dan hasil akhir siswa secara individu. Hasil akhir siswa yang menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan dalam menulis narasi dapat dilihat pada setiap tahapan dalam menulis, dari tahap pramenulis, tahap pemburaman, tahap perevisian, dan tahap pemublikasian. Hasil dari kemampuan siswa dalam menulis narasi pada setiap tahap mengalami peningkatan secara signifikan.
Saran-saran Berdasarkan hasil dan temuan penelitian, berikut akan dikemukakan beberapa saran. Guru Bahasa Indonesia kelas IV hendaknya (a) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran, (b) memadukan tahapan menulis narasi dengan media audiovisual, (c) menggunakan media pembelajaran yang merangsang anak sehingga mampu menulis narasi dengan baik, (d) guru disarankan untuk senantiasa menerapkan media audiovisual sebagai salah satu alternatif model pembelajaran menulis naras. Latar belakang dan subjek penelitiannya terbatas pada siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngawi. Dengan demikian, disarankan kepada peneliti lain untuk menindaklanjuti hasil dan temuan penelitian ini dengan cara: (1) memperluas jangkauan latar dan subjek, (2) memperdalam analisis menyangkut komponen-komponen pembelajaran yang lain, (3) untuk meneliti keefektifan media audiovisual dengan menggambarkan desain eksperimen, dan (3) melakukan penelitian serupa dalam konteks pembelajaran menulis jenis yang lainnya.
DAFTAR RUJUKAN Akbar, a’adun. 2012. Modul Pengem-bangan Penelitian Tindakan Kelas SD. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Bahasa
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 254
Indonesia 2004. Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum 2006 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa. 2006. Implementasi Kuriku-lum 2006. Bandung : Rosdakarya Sudrajad, A. 2008a. Media Pembelajar-an, (online), (http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2008/01/12/medi a-pembelajaran/, diakses 31 Januari 2013).
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 _________________________Halaman | 255