i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR S ERI PADA S IS WA KELAS V S D NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : UNIASIH NIM X9707043
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2010
ii
PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR S ERI PADA S IS WA KELAS V S D NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010
Oleh : UNIASIH NIM X9707043
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2010
i
iii
PERS ETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta.
Surakarta, 22 Juni 2010
Pembimbing,
Supervisor,
Dra. Hj. Lies Lestari, M .Pd
Rusmono, S.Pd.SD
NIP 195403271981032001
NIP 196711141994031008
ii
iv
PENGES AHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Kamis
Tanggal
: 24 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Hasan M ahfud, M .Pd.
……………………….
Sekretaris
: Dr. Riyadi, M .Si.
………………………..
Anggota I
: Dra. Hj. Lies Lestari, M .Pd.
………………………..
Anggota II
: Dra. Jenny I.S Poerwanti
………………………..
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Dekan,
Prof. Dr. H.M . Furqon Hidayatullah, M .Pd. NIP 196007271987021001
iii
v
ABS TRAK Uniasih, PENINGKATAN KEM AM PUAN M ENULIS KARANGAN M ELALUI M EDIA GAM BAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang tahun 2010. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai objek adalah siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang yang berjumlah 54 siswa. Subjek diambil dengan alasan peneliti dalam mengambil subjek secara klasikal. Teknik pengumpulan data digunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Uji validasi data yang digunakan dengan trianggulasi sumber. Teknik analisa data yang digunakan adalah model analisa diskriptif dan analisis interaktif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa. Penggunaan media gambar seri secara kontinu dan berkesinambungan dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa. Hal ini terbukti nilai rata-rata pra siklus 25,93, nilai rata-rata tes akhir siklus I 62,24, dan nilai rata-rata tesakhir siklus II 74,80, artinya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan M inimal untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis mencapai 100 % (KKM Bahasa Indonesia 62), sedangkan tingkat keaktifan siswa mencapai 91 % (Sangat Baik).
iv
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dalam penyelesaian PTK ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang dijumpai dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. M . Furqon Hidayatullah, M .Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta yang telah memberikan ijin serta kesempatan belajar. 2. Drs. H. Hadi M ulyono, M .Pd, selaku Ketua program PJJ SI PGSD Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan belajar. 3. Dra. Hj. Lies lestari, M .Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran sehingga tersusun PTK ini. 4. Semua Dosen, staf pengajar FKIP yang telah membimbing penulis selama kuliah dan memberikan bekal pengetahuan sebelum PTK. 5. Semua guru SDN 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam memperlancar penelitian ini. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang M aha Esa. Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan PTK ini, namun penulis berharap semoga PTK ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Surakarta, Penyusun
Uniasih v
2010
vii
DAFTAR IS I HALAM AN JUDUL………………………………............................................. i HALAM AN PERSETUJUAN.............................................................................. ii HALAM AN PENGESAHAN ……………………………………..................... iii ABSTRAK………………………………………………………………............ iv KATA PENGANTAR………………………………………………….............. v DAFTAR ISI.........................................................................................................vi DAFTAR TABEL................................................................................................ viii DAFTAR GAM BAR............................................................................................ x DAFTAR LAM PIRAN……………………………………………………........ xi BAB I
PENDAHULUAN………………………………………............. 1 A. Latar Belakang M asalah……………………………….......... 1 B. Rumusan M asalah dan Pemecahannya………………............ 3 C. Tujuan Penelitian………………………………………......... 4 D. M anfaat Hasil Penelitian……………………………….......... 4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA……………………………………............. 5 A. Kajian Teori……………………………………………......... 5 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan…………………….. 19 C. Kerangka Pikir………………………………………............ 20 D. Hipotesis Tindakan................................................................. 21
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN…………………………........ 22 A. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………….............. 22 B. Subjek Penelitian…………………………………............... 22 C. Prosedur Penelitian…………………………………………. 22 D. Sumber Data…………………………………………………24 E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………. 24 F. Teknik Analisis Data……………………………………….. 25 G. Kriteria Keberhasilan……………………………………….. 25 H. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus……………………………. 26 1. Prasiklus…………………………………………….. 26 vi
viii
2. Pelaksanaan Siklus I………………………………… 27 3. Pelaksanaan Sikulus II……………………………… 30 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN………………… 32 A. Hasil Penelitian……………………………………………... 32 B. Pembahasan…………………………………………………. 33
BAB V
SIM PULAN DAN SARAN…………………………………….. 39 A. Simpulan……………………………………………………. 39 B. Saran………………………………………………………... 39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 41 LAM PIRAN……………………………………………………………………. 42 A. Perangkat pembelajaran…………………………………….. 42 B. Instrumen penelitian………………………………………… 45 C. Personalia Peneliti…………………………………………... 68 D. Curiculum vitae……………………………………………... 69 E. Data Penelitian……………………………………………… 70
vii viii
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Nilai Formatif M enulis Karangan Siswa Kelas V Prasiklus………… 60 2. Tabel 2 Nilai Formatif M enulis Karangan Siswa Kelas V Siklus I………….. 62 3. Tabel 3 Nilai Formatif M enulis Karangan Siswa Kelas V Siklus II…………. 64 4. Tabel 4 Rekapitulasi Nilai Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus III………… 65
viii
x
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikr………………………………………….. 21 2. Gambar 2 Bagan Prosedur Penelitian………………………………………... 24 3. Gambar 3 Skema Analisis Data……………………………………………… 25 4. Gambar 4 Grafik Persentase Peningkatan Belajar Siswa……………………. 35
ix
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………. 42
Lampiran 2
Lembar Penilaian Aspek afektif……………………………….... 45
Lampiran 3
Lembar Penilaian Kemampuan M enulis Karangan…………….. 47
Lampiran 4
Lembar Penilaian Teman Sejawat Tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………………………............ 49
Lampiran 5
Lembar Pendapat Siswa…………………………………............ 51
Lampiran 6
Lembar Penilaian Kepala Sekolah Tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………........ 52
Lampiran 7
Lembar Penilaian Guru teman Sejawat Tentang Pelaksanaan Pembelajaran……………………………………………………. 54
Lampiran 8
Lembar Observasi Penggunaan M edia………………………….. 56
Lampiran 9
Lembar Hasil Refleksi………………………………………….. 57
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa ( LKS )………………………………..........58 Lampiran 11 Lembar Alat Evaluasi ……………………………………........... 59 Lampiran 12 Nilai M enulis Karangan Kelas V Prasiklus...................................60 Lampiran 13 Nilai M enulis Karangan Kelas V Siklus I..................................... 62 Lampiran 14 Nilai M enulis Karangan Kelas V Siklus II................................... 64 Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Prasiklus, Siklus I,dan Siklus II...................... 66 Lampiran 16 Hasil Penilaiaian Guru Teman Sejawat Pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………………........... 70 Lampiran 17 Hasil Penilaian Kepala Sekolah Tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………………......... 72 Lampiran 18 Hasil Penilaian Kemampuan M enulis Karangan Siklus I…......... 74 Lampiran 19 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus I…………………............ 76 Lampiran 20 Hasil Wawancara Siswa Tentang Penggunaan M edia Gambar Seri………………………………………........... 78 Lampiran 21 Hasil Observasi Siklus …………………………………............. 79 Lampiran 22 Foto Kegiatan Siklus I…………………………………….......... 80 Lampiran 23 Hasil Penilaian Teman Sejawat Siklus II………………............. 81 xix
xii
Lampiran 24 Hasil Penilaian Kemampuan M enulis Karangan Siklus II............ 83 Lampiran 25 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus II………………………... 85 Lampiran 26 Hasil Refleksi………………………………………………… .. 87 Lampiran 27 Hasil Pendapat Siswa…………………………………………… 88 Lampiran 28 Hasil Observasi Siklus II……………………………………….. 89 Lampiran 29 Daftar Hadir Guru ……………………………………………... 90 Lampiran 30 Daftar Hadir Siswa……………………………………………… 91 Lampiran 31 Penilaian Kepala Sekolah Siklus II………………………........... 93 Lampiran 32 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II………………........... 95
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Akan tetapi menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisir tidaklah mudah. M aka untuk bisa mengarang dengan baik seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Keterampilan menulis dapat dicapai melalui
proses belajar dan berlatih. Oleh karena itulah keterampilan
menulis karangan diajarkan di Sekolah Dasar untuk membekali siswa agar mampu dalam menulis. Seperti yang dikatakan oleh H.G Tarigan (1983) bahwa menulis adalah “…menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang –lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut”. M engarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Namun menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisir ke dalam tulisan tidak mudah .M aka untuk dapat mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Pada kenyataannya di sekolah kami (SD Negeri 04 Bantarbolang) kemampuan siswa dalam aspek menulis karangan masih rendah. Pada tahun ajaran 2008/2009 nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis
belum
memuaskan. Untuk KKM Bahasa
Indonesia ditetapkan 62, akan tetapi setelah kami analisis nilai hasil belajar dari jumlah siswa 54, rata-rata kelas hanya mencapai 57, siswa yang tuntas (mencapai KKM ) hanya 18 siswa atau hanya mencapai 33,33%. Nilai kemampuan menulis karangan siswa kelas V pra siklus, adalah ratarata 57,59, siswa yang mencapai KKM 18, sedangkan 36 siswa belum tuntas. 1
2
Kondisi ini tidak hanya terjadi di kelas V saja ternyata dari hasil diskusi dengan guru-guru di kelas lain hasilnya sama. Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia juga kurang memuaskan. Berdasarkan data pada tabel 1 maka dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan sebelum PTK sangat rendah. Selain itu minat siswa untuk mengikuti lomba mengarang sangat rendah, bahkan sampai saat ini belum pernah ada siswa kami yang mendapat juara lomba menulis karangan. M engarang termasuk materi ujian praktek, artinya sangat menentukan bagi kelulusan siswa dan kelanjutan pendidikannya. Hal ini kami konfirmasikan kepada guru-guru pada kelas lain, ternyata keadaanya memang sama, kemampuan menulis karangan hasilnya mengecewakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa di SD negeri 04 Bantarbolang secara umum kemampuan menulis karangan masih rendah. Selanjutnya hasil karangan siswa kelas V kami teliti kembali, dan kami temukan
hal-hal
sebagai
berikut
;siswa
sering bahkan
berulang-ulang
menggunakan kata “lalu”, “kemudian “, dan “terus “,tidak membuat pokok-pokok pikiran
sebelum
menulis
karangan,
paragraf/alinea
tidak
sinambung,ada
kerancuan antara tema dan judul, serta pada penulisan huruf kapital masih banyak kekeliruan. Permasalahan tersebut menurut peneliti disebabkan karena; guru belum menggunakan media yang memudahkan siswa menemukan alur cerita, guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, guru kurang memberikan kebebasan siswa untuk memilih tema sesuai dengan minatnya. Berpijak dari uraian di atas maka untuk selanjutnya pembelajaran menulis karangan dapat menggunakan media yang menarik dan dapat memudahkan siswa menulis karangan, guru menerapkan pembelajaran yang inovatif. Penggunaan media gambar seri merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Oleh karena itulah peneliti mengambil judul Peningkatan Kemampuan M enulis Karangan M elalui Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SDN 04 Bantarbolang Tahun 2010.
3
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, serta hasil observasi yang telah kami lakukan , maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : a.Apakah melalui media gambar seri kemampuan menulis karangan pada siswa
kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun 2010 dapat meningkat ?
b.Kendala-kendala apakah yang dihadapi ketika melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang Tahun 2010 ? 2. Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah-masalah di atas dilakukan dengan penggunaan media gambar seri karena dengan penggunaan gambar seri siswa dapat mengurutkan kerangka karangan, menemukan judul dan tema karangan, terbiasa menulis dengan sistematis, dan aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran siswa aktif mengurutkan gambar seri, berlomba dengan kelompok lain, kemudian mencoba menuliskan peristiwa / kejadian pada gambar yang telah diurutkan, dengan memperhatikan ejaan, penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Dari tulisan-tulisan tersebut dirangkai menjadi paragrap dan disusun menjadi sebuah karangan. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang menemui kesulitan dan selalu memberi penguatan dan semangat agar siswa gembira dengan kegiatan menulis karangan yang selama ini dianggap sulit. Hasil tulisan siswa direspon guru dengan penguatan, dievaluasi, dan diberi motivasi agar kegiatan menulis karangan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hasil karya siswa kemudian dipajang, sehingga akan membuat siswa dari kelas lain tertantang untuk menulis. Berdasarkan alasan-alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun 2010 akan meningkat dengan media gambar seri
4
C. Tujuan Penelitian 1. M eningkatkan
kemampuan
siswa
dalam menulis
karangan melalui
penggunaan media gambar seri. 2. M eningkatkan efektifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis karangan melalui media gambar seri pada siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun 2010. 3. M elaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri dengan langkah-langkah yang benar, menyenangkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Siswa : a. Siswa dapat menulis
karangan
dengan cara mengurutkan gambar seri
terlebih dahulu b. Siswa akan aktif dalam pembelajaran ,karena
penggunaan media yang
menarik. c. M enulis menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan. d. M eningkatkan kemampuan menulis sehingga hasil belajar akan meningkat secara signifikan. 2. Bagi Guru : a. M eningkatkan kreatifitas guru dalam membuat media.pembelajaran b. M engembangkan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan. c. Guru dapat mengetahui kendala dan permasalahan serta pemecahannya dalam pembelajaran menulis karangan melalui media gambar seri. 3. Bagi Sekolah a. M emperkaya perbendaharaan alat dan media pembelajaran untuk digunakan siswa pada tahun berikutnya. b. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media, alat peraga, dan sumber belajar meningkat c. M engurangi pembiayaan dalam penyediaan alat peraga.
5
BAB II KAJIAN PUS TAKA
A. Kajian Teori 1. Pengertian Kemampuan M enurut Chaplin (dalam The Liang Gie 1997..34) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan , bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan ) untuk melakukan suatu perbuatan”.M enurut Robbins (Robbins, 2000.P.46 ) “ kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”.. Lebih lanjut Robbins (2000,.46-48) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu; kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. M enurut Keith Davis dalam M angkunegara (2000,.67 ) “secara psikologis ,kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (iq) dan kemampuan reality ( knowledge +skill ), artinya karyawan yang memiliki kemampuan di atas ratarata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.” Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya
2. Pengertian Menulis Tarigan (1996:1) mengemukakan bahwa “ menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.” M enurut Roberto Lodo (dalam Suramiharja 1996.1) mengatakan bahwa “menulis adalah menuliskan simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu 5
6
bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafiknya”. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain.
3. Proses Menulis M enulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi: pra menulis, penulisan draf, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan. Seperti halnya perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi perlahan-lahan. Dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Combs (dalam Ahmad Rofiudin 1996), mengemukakan bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Prinsip keterulangan (recurring principle): anak menyadari bahwa dalam suatu kata bentuk yang sama terjadi berulang-ulang. M ereka memperagakannya dengan cara menggunakan suatu bentuk secara berulang-ulang. b. Prinsip generatif (generative principle): anak menyadari bentuk-bentuk tulisan secara rinci, menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi dan pola yang beragam. M ereka mulai memperhatikan adanya keteraturan huruf dalam suatu kata. c. Konsep tanda (sign concept): anak memahami kearbriteran tanda-tanda dalam bahasa tulis. Untuk mempermudah kegiatan komunikasi, orang dewasa perlu menghubungkan benda tertentu dengan kata yang mewakilinya. d. Fleksibilitas (flexibility): anak menyadari bahwa suatu tanda secara fleksibel dapat menjadi tanda yang lain. Dengan menambahkan tandatanda tertentu.
7
e. Arah tanda (directionality): anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier, bergerak dari satu huruf ke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata, dari arah kiri menuju ke arah kanan, bergerak dari baris yang satu ke baris yang lain. Temple dkk (dalam Ahmad Rofiudin, 1988:99) mengidentifiksikan adanya 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami anak, yaitu: prafonemik, fonemik, fonemik tahap awal, nama-huruf, transisi, dan menguasai. Dalam tahap prafonemik anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf, tetapi dia belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata. Dia belum menguasai prinsip-prinsip fonetik, yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata. Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yang berada pada tahap prafonemik dapat berupa : bacakan dengan keras katakata yang dekat dengan dunia anak , bacakan judul atau label yang dekat dengan dunia anak, berikan contoh penulisan huruf dan jelaskan bentuk serta ukurannya. Dalam tahap fonemik awal anak sudah mulai mengenali prinsip -prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan prinsip fonetik masih sangat terbatas. Akibat dari terbatasnya kemampuan ini, anak seringkali menuliskan kata dengan satu atau dua huruf saja. Bimbingan yang dapat diberikan pada anak yang berada dalam tahap awal adalah: ajaklah anak melalui dunia tulis (misalnya dengan memperkenalkan barang-barang cetak
yang diminati
anak).
Kegiatan bimbingan difokuskan pada
memantapkan konsep kata dalam diri anak. Teknik yang ditempuh: membacakan buku yang dekat dengan dunia anak. fokuskan pada kata-kata tertentu, beri kesempatan pada anak untuk menuliskan apa saja yang dapat ditulis. Yakinkan bahwa anak dapat menulis, hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam menulis. Dalam tahap nama huruf (menguasai huruf) anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik. Dia sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. Tulisan yang dihasilkan seringkali belum dapat dibaca, termasuk oleh anak itu sendiri.
8
Bimbingan yang dapat diberikan pada tahap ini adalah: latihan penulisan kata/kelompok kata serta cara mengucapkannya, menunjukan contoh penulisan kata yang tepat dengan memanfaatkan kamus, mencatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca. Dalam tahap transisi, penguasaan anak terhadap sistem tata tulis semakin lengkap. M eskipun belum konsisten, dia sudah dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antar kata. Bimbingan untuk anak yang berada pada tahap ini adalah: memperkenalkan aturan tatatulis, cara mengucapkan kata, cara menulis, dan maknanya dalam konteks, menelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh temannya. Dan tahap terakhir adalah anak sudah dapat menerapkan dengan baik semua sistem tatatulis.
4. Pengertian Mengarang Kegiatan mengarang terjadi apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainnya ke dalam bahasa tulis.Untuk dapat mengarang seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai ,terampil menyusun kata-kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. The Liang Gie (1992 :17), mengatakan “M engarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. Dalam proses karang mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata-kata, kata-kata dirangkai menjadi sebuah kalimat, membentuk paragraf dan paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami orang lain. M enurut Azhar (dalam The Liang Gie 1992)” mengarang itu sesungguhnya tidak lain dari pada mengorganisasaikan ide dan perasaan atau
9
pikiran dengan tertulis. Oleh karena itu, ide-ide yang ingin disampaikan harus dirangkaikan secara logis dan sistematis”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan atau kemampuan seseorang untuk melahirkan ide-ide dalam bentuk tulisan yang tersusun secara teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadian atau peristiwa, mengucapkan sesuatu, dan tujuan lainnya.
5. Tujuan Pengajaran Mengarang M enurut Ngalim Purwanto,dan Djeniah Alim (dalam Suramiharja 1997 :58
)
mengemukakan
bahwa
tujuan
pengajaran
mengarang adalah,
memperkaya bahasa positif dan aktif, melatih melahirkan pikiran-pikiran dan perasaan, latihan memaparkan pengalaman-pengalaman dengan tepat, latihanlatihan penggunaan ejaan yang tepat.
6. Macam-macam Karangan di S ekolah Dasar M acam–macam karangan yang diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut : a. M enurut Tingkatan 1). Karangan permulaan (kelas I dan II) 2). Karangan sebenarnya (Karangan lanjutan)di kelas-kelas berikutnya. b. M enurut Isi/ Bentuk 1). Karangan Varslag (Laporan), umumnya diberikan di kelas-kelas rendah M isalnya : M enceritakan kembali (secara tertulis) apa-apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan. 2). Karangan Fantasi, mengeluarkan isi jiwa sendiri (Ekspresi jiwa), M isalnya : “ Cita-citaku setelah tamat SD”.”Seandainya aku jadi raja”. 3). Karangan Reproduksi,umumnya bersifat menceritakan/menguraikan sesuatu perkataan yang telah dipelajari atau difahami, seperti mengenal
10
ilmu- ilmu bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata-kata sendiri apa yang telah dibaca dll. 4).
Karangan-karangan
Argumentasi, Karangan berdasarkan alasan
tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikirannya berdasarkan alasan yang tepat. Di dalam silabus pokok bahasan menulis ada enam, yaitu; membaca, kosa kata, struktur, menulis, pragmatik, dan apresiasi sastra dan Bahasa. Pada aspek menulis dibagi empat sub pokok bahasan, yaitu ; M enulis Permulaan, Surat, M enulis Kata Serapan. Sedangkan pemberian bahan pembelajaran yang berisi pokok bahasan dan uraian perkelas sebagai berikut : 1. Kelas I berisi menulis permulaan penekanannya pada penulisan huruf a sampai z. 2. Kelas II berisi menulis permulaan penekanannya pada menulis huruf kapital. 3. Kelas III penekanannya pada ejaan. 4. Kelas IV tentang pengembangan ide atau pesan secara tertulis dengan ejaan yang benar. 5. Kelas
V menulis
lanjut, menemukan judul, mengembangkan
kerangka karangan, mengembangkan paragraf. 6. Kelas VI Pengembangan bermacam-macam karangan.
7. Pengertian Kata, Kalimat, dan Paragraf a. Pengertian Kata Kata adalah unsur unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa. Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan. Seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai dan pemilihan kata yang tepat.” Dalam memilih kata itu harus
11
diberikan dua persyaratan pokok y aitu (1) Ketepatan (2) Kesesuaiaan “(Suriamiharja et-al,1996:25). b. Pengertian Kalimat Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaian dari kata-kata. Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu kalimat benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pandangan, atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembaca. Suryamiharja et-al (1996:38) mengemukakan bahwa: Kalimat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur-unsur: 1.Dapat mewakili gagasan penulis. 2.Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis. c. Paragraf Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada kalimat: paragraf adalah kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian gerak untuk membentuk suatu gagasan. Berkaitan dengan paragraf Akhadiah, dkk (996: 46).M enjelaskan bahwa “dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai kalimat penutup”. Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah: 1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan. 2. M emudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan,1996:48) M enurut Suriamiharja (1996:48) “Paragraf baik dan efektif harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu (1) Kohesi (Kesatuan); (2) Koherensi, dan (3) Pengembangan/ Kelengkapan paragraf“.
12
Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan nilai-nilai.
8. Pengunaan Tanda Baca Titik, Koma, dan Huruf Kapital. a. Penggunaan Tanda Baca Titik. Tanda baca sangat penting untuk dimengerti siswa, tanda titik dipakai pada: (1) Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, pada akhir singkatan nama orang. (2).Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan, pada singkatan kata atau ungkapan sudah sangat umum. (3). Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik, untuk menunjukan waktu, untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukan jumlah. (4).M enuliskan singkatan yang terdiri dari hurufhuruf awal kata atau suku kata. (5). M enuliskan singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. (6). M enuliskan akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, table, dan sebagainya. (7). Tanda titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat pengirim surat. (8). Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
b. Penggunaan Tanda Koma. Tanda koma dilambangkan dengan tanda (,) dipakai: (1). Diantara unsur-unsur dalam suatu perincian. (2). Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan. (3). Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. (4). Di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. (5). Di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. (6). Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (7). Di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan wilayah atau negeri yang
13
ditulis berurutan. (8). Diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan. (9). Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. (10). Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. (11). Di muka angka persepuluhann dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan. (12). Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. (13). Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mandahului bagian lain dalam kalimat itu.
c. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital Huruf besar atau huruf kapital dip akai: (1). Sebagai huruf pertama kata awal kalimat. (2). Sebagai huruf pertama petikan langsung. (3). Sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan. (4). Sebagai huruf
pertama gelar
gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. (5). Sebagai huruf pertama nama jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang. (6). Sebagai huruf pertama nama orang. (7). Sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah. (8). Sebagai huruf pertama khas dalam geografi. (9). Sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. (10). Sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak pada posisi awal. (11). Dipakai dalam singkatan nama, gelar dan sapaan. (12). Sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
14
8. Media a. Pengertian Media Kata “M edia “ secara harfiah adalah “perantara atau pengantar “. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah, manusia benda, ataupuan peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.(Djamarah 1996) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media. Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir konkrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikonkritkan dengan kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, apabila diabadikan media pengajaran bukannya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sesuatu yang dapat untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan
pelajaran, sehingga dapat
merangsang berfikir, perasaan,
perhatian, dan minat siswa dalam proses belajar.
b. Fungsi Media Pembelajaran. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana (dalam Djamarah, 1996:152), M erumuskan fungsi media sebagai berikut: 1). Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
15
2). Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. 3). M edia pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran. 4). Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi proses belajar supaya menarik perhatian siswa. 5). Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru. 6). Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, terlihatlah perannya sebagai berikut: 1) M edia yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan. 2) M edia dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. 3) M edia sebagai sumber belajar bagi siswa.
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai(dalam Djamarah 1996:152) mengemukakan kriteria dalam memilih media pembelajaran sebagai berikut: 1). Ketepatan dengan tujuan pengajaran. 2). Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa. 3). M edia yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana, dan praktis penggunaannya. 4). Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. 5). Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6). Sesuai dengan tarap berfikir siswa.
16
d. Jenis-jenis media M edia dapat diklasifikasikan: 1) M edia Visual; 2) M edia Audio; 3) M edia Audio-Visual; 4) M edia Asli dan Orang. M edia visual adalah media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jenis-jenis media ini media gambar diam (Still Pictures) dan grafis,media papan, dan media dengan proyeksi. M edia gambar diam adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa/kejadian objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol, maupun gambaran.Yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain :grafik, chart atau bagan, peta, diagram, poster, karikatur, komik, gambar mati, dan photo. Grafik yaitu gambaran dari data statistik yang ditunjukankan dengan lambing-lambang visual. Chart yaitu gambaran dari sesuatu yang menunjukan
adanya hubungan, perkembangan, atau
perbandingan. Peta yaitu gambar yang menjelaskan permukaan bumi atau beberapa bagiandaripadanya. Diagram yaitu penampang atau irisan dari sesuatu benda atau objek. Poster yaitu gambar yang mengkomunukasikan pesan secara singkat. Karikatur yaitu gambar yang disederhanakan bentuknya dengan pesan biasanya menyindir. Komik yaitu suatu cerita yang disertai gambar. Gambar mati yaitu gambar dari sesuatu yang hasil lukisan, potret atau cetakan yang tidak dapat bergerak, dengan bentuk dua dimensi. Photo yaitu hasil dari sesuatu pemotretan. M edia papan adalah media pembelajaran dengan papan sebagai bahan baku utamanya yang dapat dirancang secara memanjang atau maupun secara melebar.Alat-alat lain yang digunakan dalam media papan ini adalah dapat berupa kain flannel, kapur tulis, guntingan kertas untuk ditempel, brosur dan sebagainya.Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain papan tulis, papan flannel, papan tempel, papan pameran. Gambar seri termasuk media visual jenis gambar mati, yaitu gambar dari sesuatu hasil dari lukisan, potret, atau cetakan yang t idak dapat bergerak, dengan bentuk dua dimensi.
17
e. Media Gambar S eri S ebagai Model Pembelajaran Dalam
kriteria
pemilihan
media
disinggung bahwa media
digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (dalam Djamarah 1996), mengemukakan
penggunaan media gambar
untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan juga Tarigan (1997:210), mengemukakan bahwa “mengarang melalui gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
f. Ciri-ciri Gambar yang Baik dan Peranannya S ebagai Media Pembelajaran Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai media belajar adalah memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (dalam Djamarah 1991:219), yaitu: 1). Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu. 2). M emberi kesan kuat dan menarik perhatian. 3). M erangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang obyek-obyek dalam gambar. 4). Berani dan dinamis. 5). Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami. Sedangkan peranan gambar sebagai media pembelajaran yaitu : 1). Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
18
siswa dalam belajar. 2). M enarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. 3). Dapat membantu daya ingat siswa (retensi). 4). Dapat disimpankan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. (Sudirman et-al : 220). Atas dasar uraian tersebut di atas, kita tahu bahwa penggunaan gambar seri banyak membantu dalam pembelajaran menulis karangan.Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya siswa mampu menulis karangan susuai dengan tema, ide, pengalaman, dan kejadiannya. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang penggunaan gambar seri sebagai media pembelajaran kami sampaikan langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Siswa dikelompokan dalam 6 kelompok dengan jenis kelompok heterogen. 2. M asing-masing kelompok diberi gambar seri yang masih acak. 3. Tiap kelompok berusaha mengurutkan gambar seri sesuai dengan tema yang mereka pilih sendiri, melalui diskusi. 4. Guru selalu memberi bimbingan dan penguatan selama kegiatan pembelajaran. 5. Dari gambar yang telah berhasil diurutkan , secara individu siswa mencoba menulis karangan. 6. Hasil karya siswa dievaluasi guru, kemudian dipajang. Berdasarkan pada uraian di atas, serta penjelasan tentang langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri yang dapat dengan mudah dilakukan guru, maka penggunaan gambar seri dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan.
19
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dilakukan oleh M aryanti T. Permana, mahasiswa program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Tahun 2009, dengan judul PTK “ M eningkatkan Kemampuan Siswa Dalam M enulis Karangan M elalui Penggunaan Gambar Seri Di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten M ajalengka. Temuan yang didapat hampir sama, yaitu; pada siklus I sudah ada peningkatan kemampuan siswa menjadi 61% siswa dapat mencapai KKM , dan pada siklus II mencapai 79% dilanjutkan pada siklus III ketuntasan belajar mencapai 93%. Ada 2 siswa yang belum dapat mencapai KKM . Perbedaan yang mencolok adalah pada PTK yang dilakukan oleh M aryanti jumlah siswanya hanya 17, jadi pengelolaan kelasnya sangat mudah, siswa dapat diawasi dengan baik, guru dapat memperhatikan siswa dengan lebih baik. Di SD peneliti, jumlah siswa cukup banyak yaitu 54 siswa, sehingga sering terjadi keributan apalagi pada saat kegiatan pembelajaran siklus I dengan jumlah anggota kelompok 9 siswa sedangkan medianya hanya 1 set untuk tiap kelompok, perhatian guru juga secara individu masih kurang baik. Kalau kita cermati memang jumlah siswa yang terlalu banyak dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Dengan jumlah siswa yang sedikit saudara M aryanti dapat melaksanakan pembelajaran dengan media gambar seri cukup 3 set pada siklus satu sudah menunjukan peningkatan yang cukup tinggi. Penyediaan media juga sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran, media yang ideal untuk
pembelajaran menulis karangan adalah 1 set gambar seri digunakan untuk 2 siswa jadi dengan menggunakan kelompok berpasangan. Dari temuan-temuan peneliti terdahulu dan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan.
20
C. Kerangka Pikir Kemampuan siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun pelajaran 2009/2010 pada semester I pembelajaran menulis karangan masih rendah, ratarata kelas belum mencapai KKM , hal ini dapat kita lihat pada nilai hasil belajar siswa baru 54% siswa yang tuntas. Kenyataan ini membuat kami merenung, dan menemukan
jawabannya,
ketidakberhasilan
siswa
terjadi
salah
satunya
disebabkan, potensi pada siswa belum tergali secara optimal, juga karena guru belum membelajarkan siswa dengan menyenangkan. M enurut hemat peneliti permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media gambar seri. Gambar seri adalah sarana yang digunakan sebagai upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar) ke dalam bentuk tulisan. Gambar seri dapat mengaktifkan siswa, menarik, menuntun siswa menemukan tema karangan sehingga siswa dapat menulis secara sistematis. Gambar seri juga akan dapat mendekatkan siswa pada dunia mereka yang masih senang dengan gambargambar sebagai alat bermain. Permainan anak banyak yang berbentuk gambar, siswa banyak yang gemar membaca komik yang menyajikan gambar, sehingga dengan media gambar seri mereka akan menemukan sesuatu yang mereka gemari selama ini. Pembelajaran yang inovatif menuntut guru agar dapat membawa anak pada situasi yang mereka inginkan, sehingga siswa merasa nyaman, gembira, tidak merasa sedang belajar, suasana kelas yang tidak kaku, serta kebebasan mereka untuk mengurutkan gambar seri menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan. Dengan menggunakan media gambar seri maka kemampuan menulis karangan siswa akan dapat meningkat, serta siswa menjadikan kegiatan menulis karangan sebagai kegiatan yang menyenangkan.
21
Berdasarkan pada uraian di atas, maka alur kerangka berpikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi awal
Guru : - Belum menggunakan media -Belum mengaktifkan siswa. -Kurang kreatif membuat media -Pembelajaran membosankan
Hasil belajar siswa rendah
Siklus I Tindakan
Kondisi akhir
-Penggunaan M edia Gambar Seri, sehingga Siswa aktif,pembelajaran menyenangkan Ada penguatan,motivasi, penghargaan dari guru
Siklus II
Kemampuan siswa dalam menulis karangan meningkat
Gambar I. Skema Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan Berpijak dari kerangka berpikir di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah: Dengan menggunakan media gambar seri pada pembelajaran menulis karangan, maka kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang tahun 2010 akan meningkat.
22
BAB III PELAKS ANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SDN 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang karena SDN 04 belum pernah dijadikan tempat penelitian. Peneliti mengajar di SD tersebut, sehingga memudahkan penelitian baik dari segi waktu maupun biaya. Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010.
B. S ubjek Penelitian Subjek penelitian yaitu Siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang, Kecamat an Bantarbolang, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2009/2010 Semester II dengan jumlah 54 anak, sedangkan objek penelitian adalah penggunaan media gambar
seri
untuk
meningkatkan
kemampuan
menulis
karangan, pada
matapelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester II tahun ajaran 2009/2010.
C. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya menggunakan model classroom Action Research (CAR) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart (dalam Retno Winarni, 2009 :2). Konsep dasar PTK pada umumnya, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Perencanaan (planning) Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan keadann y ang tepat. Pelaksanaan Tindakan (acting) Penelitian Tindakan kelas merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan 22
23
bijaksana. Tindakan yang dilakukan didasarkan pada perencanaan yang telah disusun sesuai dengan permasalahannya. Observasi (observing) Penelitian Tindakan Kelas, merupakan suatu tindakan untuk mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan dan pengaruh tindakan yang terkait. Refleksi (Reflecting) Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan mengingat dan menunjukan kembali suatu tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil observasi. Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus yang merupakan kegiatan berkelanjutan. Siklus inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari PTK. Penelitian Tindakan Kelas harus dilakukan dalam bentuk siklus, bukan satu kali tindakan saja. Putaran atau siklus tersebut berulang-ulang sampai masalah yang diteliti terselesaikan. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas inilah yang digunakan kami dalam melakukan PTK. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui dua siklus, namun sebelum tindakan siklus I kami lakuakan kegiatan analisis situasi awal untuk mengetahui kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, Kegiatan ini dinamakan kegiatan pra siklus. Data yang diperoleh pada kegiatan pra siklus (tabel I) dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan siklus I. Begitu pula data yang diperoleh pada siklus I dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan siklus II, begitu seterusnya sampai permasalahan terselesaikan. Untuk Penelitian Tindakan Kelas kali ini dibatasi dua siklus. Pelaksanaan Kegiatan tiap siklus secara umum dilaksanakan melalui tahap-tahap:(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.
24
Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:.
Pra Siklus
Rencana Perbaikan Siklus II
Analisis Data Hasil Implementasi S iklus II
Rencana Pelaksanaan Siklus I
Implementasi Siklus I
Refleksi Implementasi Siklus I
Analisis Data Hasil Implementasi RPP S iklus I
Refleksi Implementasi Perbaikan S iklus II
Gambar. 2. Bagan Prosedur Penelitian
D.S umber Data Sumber data pada pelaksanaan penelitian ini berasal dari: (1) Siswa dan guru kelas V SD Negeri 04 Bantarboalang Kecamatan Bantarbolang, (2) Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran oleh teman sejawat selaku supervisor dan kepala sekolah, (3) Hasil wawancara dengan siswa, (4) Hasil Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan (5) Hasil Tes Formatif yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan pembelajaran.
E Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: (1) Observasi, digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dan kegiatan guru selam proses pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri, (2) Lembar Kegiatan Siswa untuk
25
mengetahui tingkat keaktifan siswa dalamm pembelajaran, (3) Tes Tertulis, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa tentang menulis karangan. (4) Lembar wawancara siswa untuk mengetahui pendapat siswa tentang penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif interaktif. Teknik ini terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan, seperti skema berikut ini: Pengumpulan Data Deskripsi Data
Reduksi Data
Kesimpulankesimpulan
Gambar 3. S kema Analisis Data
Pengumpulan data dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran baik oleh kepala sekolah, teman sejawat, maupun oleh peneliti. Data disajikan dalam bentuk hasil observasi, hasil tes, dan hasil wawancara siswa. Data y ang sudah terkumpul dideskripsikan, kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.
G. Kriteria Keberhasilan Kriteria yang dirumuskan untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian ini adalah, setelah kegiatan pembelajaran pada siklus II selesai diharapkan: 1 Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dalam kemampuan menulis karangan di atas Kriteria Ketuntasan M inimal, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 62. 2 Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal 80%.
26
H. Deskripsi Persiklus 1. Pra S iklus/Analisis S ituasi Awal Sebelum membahas kegiatan prasiklus, akan dipaparkan keadaan di SD Negeri 04 Bantarbolang, sebagai berikut: Tahun pembelajaran 2009/2010 SD Negeri 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan memiliki 9 orang guru, yang terdiri dari 6 guru kelas 3 guru mapel dan 1 orang tenaga perpustakaan serta 1 orang penjaga SD. Jadi jumlah seluruh personil ada 12 orang. Jumlah ruang kelas ada 6 yang kondisinya masih bagus, ditambah 1 ruang kantor,1 ruang perpustakaan, 3 kamar kecil dan 1 mushola, sekolah kami belum memiliki ruang laboratorium. Jumlah siswa keseluruhan ada 320, dan siswa kelas lima bejumlah 54 anak yang terdiri dari 27 laki-laki dan 27 perempuan. Semangat belajar mereka cukup baik, ada beberapa 4 siswa yang kurang mampu dalam mengikuti pembelajaran terbukti nilai mereka masih dibawah KKM dalam beberapa mata pelajaran, ada 2 siswa yang kemampuan membacanya masih rendah, kami memang kesulitan untuk mengevaluasi kemampuan membaca secara kontinyu karena jumlah siswa yang lumayan banyak sehingga menyita waktu. Usaha yang dapat kami lakukan adalah menilai kemampuan membaca disela-sela pembelajaran yang lain, atau kami lakukan diluar jam efektif. Ruangan kelas lima berukuran 7 m x 7 m, dengan jumlah siswa 54 maka sangat tidak nyaman, mereka duduk satu bangku 3 anak, bahkan ada yang 4 anak.Oleh karena itu kadang kami sering melaksanakan pembelajaran di halaman sekolah, bila memungkinkan artinya dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada tahap prasiklus ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. M engidentifikasi masalah yang muncul pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis karangan. b. M erancang
pelaksanaan
tindakan
untuk
memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis karangan .
27
c. M enyusun format yang digunakan baik observasi, instrumen penelitian, lembar wawancara siswa, dan lembar soal tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran tentang menulis karangan dengan media gambar seri. d. M enetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas.
2. Pelaksanaan S iklus I a. Perencanaan Guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas mempersiapkan Program Tahunan, Program Semester, Perencanaan Pembelajaran dengan media Gambar Seri, lembar observasi dan lembar evaluasi. Berdasarkan
hasil
wawancara,
observasi
terhadap
proses
pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh data awal. Hasil pencatatan menunjukan bahwa kemampuan siswa kelas V pada menulis karangan sangat rendah.Siswa merasa kesulitan dalam mengarang. Hanya beberapa siswa saja yang mampu itupun masih belum bagus. Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran
menulis karangan dengan media gambar seri. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut : 1). M emilih Kompetensi Dasar yang sesuai dengan kemampuan menulis karangan. Kemudian merumuskan indikator yang mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kompetensi Dasar yang diambil adalah;
M enulis
karangan
berdasarkan
pengalaman
dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan , sedangkan indikator yang dirumuskan adalah; M enemukan tema cerita, menentukan kerangka karangan, mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu. Alasan memilih kompetensi dasar dan indikator tersebut adalah:
(a).
M empermudah
dalam
pencapaian
tujuan,
yaitu
meningkatkan kemampuan menulis karangan. (b). M enulis karangan
28
akan sangat bermanfaat untuk pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.
selanjutnya dipergunakan
(c). Perumusan indikator tersebut
didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan harapan masyarakat terhadap hasil belajar siswa. 2). M enyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I (terlampir) 3). M enyiapkan media Gambar Seri 6 set, yang akan digunakan
dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 M aret 2010, dengan jumlah siswa 54, observer 2 orang yaitu Bapak Rusmono, S.Pd.SD selaku supervisor, Ibu Tri Widasih, S.Pd.SD selaku Kepala Seklolah. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama. Pembelajaran diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilakukan presensi pada siswa. Sebagai kegiatan awal diadakan tanya jawab antara siswa dengan guru dan teman sebangku tentang karangan yang pernah dibaca. Salah satu siswa maju dan bercerita tentang sebuah karangan yang pernah dibaca, kemudian guru memberi motivasi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok sehingga tiap kelompok beranggota 9 siswa ada yang anggotanya 8 satu kelompok Tiap kelompok diberi gambar seri yang masih acak, dan tugasnya adalah mengurutkan gambar seri. Setelah selesai masing-masing kelompok memasangkan gambar seri yang telah diurutkan di papan tulis, kelompok yang lain menanggapi, kemudian guru memberikan pemantapan. Dari gambar seri yang telah diurutkan siswa selanjutnya berdiskusi menentukan tema dan kerangka karangan, hasil diskusi ini dimasukan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) (terlampir). Sebagai tes akhir siswa mengembangkan kerangka karangan tersebut menjadi sebuah karangan yang utuh dan padu. Sebagai tugas rumah siswa membaca karangan untuk memperkaya
29
pengetahuannya, pembelajaran diakhiri dengan pemberian penghargaan bagi yang mendapat nilai baik dan hasil karya siswa dipajang di tempat pajangan.
c. Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti berkolaborasi dengan rekan supervisor untuk mengamati jalannya pembelajaran pada siklus I dengan panduan lembar observasi ( terlampir). Adapun teman kolaborasi terdiri dari 2 orang yaitu bapak Rusmono, SPd.SD guru kelas VI, ibu Tri Widasih
beliau Kepala SDN 04 Bantarbolang, kecamatan Bantarbolang,
Kabupaten Pemalang. Hasil dari observasi terlampir.
d. Refleksi Setelah pembelajaran selesai kami adakan refleksi, observer menyampaikan beberapa temuan antara lain; pembelajaran berjalan lancar, namun ada beberapa siswa yang nampak kurang aktif, kurang tertarik untuk bertanya jawab dengan teman dan guru, sehingga guru sering bertanya tetap tidak mendapat jawaban dari anak. Respon siswa terhadap media gambar seri sangat bagus, tetapi tidak semua siswa dapat mencoba mengurutkan gambar seri karena media tersebut hanya satu set. Guru melakukan refleksi diri dan menemukan hal-hal yang menghambat ketercapaian tujuan, guru juga melakukan analisis terhadap proses dan hasil belajar siswa selama pembelajaran pada siklus I berlangsung. Hasil rata-rata tes formatif dan keaktifan siswa dibandingkan dengan hasil pada analisa para siklus. Saran dan masukan kepada saya dari observer, nantinya kami jadikan acuan dalam kegiatan pembelajaran siklus II, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama supervisor untuk menyusun strategi pemyelesaian masalah yang muncul pada siklus I, dan membuat rancangan pembelajaran untuk siklus II.
30
3. Pelaksanaan S iklus II a. Perencanaan 1).
Peneliti
bersama
pembelajaran
supervisor
merancang
skenario
pelaksanaan
untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I yang
akan digunakan pada siklus II. 2). Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaranan perbaikan berdasarkan skenario yang disususn bersama supervisor. 3). Guru memyiapkan media gambar seri sebanyak 27 set . b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran siklus II, dilakukan pada hari Senin, tanggal 10 M ei
2010 dengan siswa sebanyak 54 orang hadir semua,
observer Pak Rusmono. Pembelajaran dimulai pada jam ke-empat sehabis istirahat pertama. Siswa sudah aktif dan nampak antusias mengikuti pembelajaran. Siswa kami bagi menjadi 14 kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 4 orang, satu kelompok ada yang beranggota 2 orang. Pada saat diskusi, ternyata dengan 14 kelompok seluruh siswa sudah aktif. Alat peraga kami buat 27 set, jadi 1 set alat peraga digunakan dua siswa. Pembelajaran diawali dengan tanya jawab tentang karangan yang dibaca siswa di rumah, Guru menjelaskan lagi tentang cara penulisan kata depan dan penggunaan huruf besar, karena pada siklus I masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, kemudian tiap kelompok diberi gambar seri dan LKS, setelah berdiskusi masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi, kelompok yang lain menanggapi. Pelaksanaan diskusi lebih cepat dan siswa dengan cepat dapat menyusun gambar seri dan menentukan tema karangan. Pembelajaran berlangsung lebih aktif, karena media yang variatif dan siswa diberi kebebasan untuk menentukan tema sesuai dengan gambar seri yang didapat. Pada kegiatan evaluasi siswa nampak antusias. Siswa dengan lancar dapat
mengembangkan
karangan
sesuai dengan gambar seri yang
diperolehnya, sesekali guru berkeliling untuk membantu siswa terutama
31
tentang ejaan. Pembelajaran diakhiri dengan pemajangan hasil karya siswa dan pemberian ganjaran bagi siswa yang memperoleh nilai paling tinggi.
c. Observasi Peneliti berkolaborasi dengan guru yang lain untuk mengobservasi pembelajartan pada siklus II. Adapun teman kolaborasi adalah bapak Rusmono, S.Pd.SD guru kelas VI. Observasi ditujukan pada kegiatan berlangsungnya pembelajaran dan suasana kelas saat pembelajaran. Keseluruhan hasil observasi dan hasil tes akhir akan digunakan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisa peningkatan kemampuan menulis siswa dalam refleksi.
d. Refleksi Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri secara umum menunjukan perubahan yang cukup baik, siswa sudah cukup aktif, hanya masih ada dua siswa yaitu; Teguh Irawan dan Ainur Falahudin enggan menanggapi laporan diskusi temannya, juga sering bercanda sendiri. Pada saat refleksi observer mengusulkan agar dua anak tersebut diberi perhatian ” lebih” dalam pembelajaran berikutnya.
32
BAB IV HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN
A. Hasil Penelitian Dari data yang kami peroleh tentang proses pembelajaran dapat diketahui bahwa dari 54 siswa, ada 21 siswa yang kurang aktif, dan 33 siswa sudah aktif. Artinya tingkat keaktifan siswa pada proses pembelajaran baru mencapai 61%. Sedangkan hasil evaluasi setelah kami analisis, diperoleh informasi bahwa siswa yang mendapat nilai mencapai KKM (62 keatas ) 35 siswa, sedangkan yang 19 siswa belum mencapai KKM . Artinya siswa yang tuntas mencapai 64,81%, dan yang belum tuntas 37%. Dengan demikian maka tingkat ketuntasan baru mencapai 64,81%, sedangkan target yang harus dicap ai adalah ketuntasan di atas 80%. Oleh karena itu pembelajaran akan kami ulang pada kegiatan siklus II, dengan memperhatikan kendala dan masalah yang muncul, serta alternatif solusi pemecahannya. Berdasarkan hasil prestasi yang dicapai siswa pada siklus I, dapat terlihat peningkatan kemampuan siswa, namun demikian target penelitian belum tercapai. Pada kegiatan siklus I siswa belum dapat aktif semua karena media gambar seri terbatas. Hasil penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah, pembelajaran sudah bagus, namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain; media harus diperbanyak, siswa diberi bimbingan yang maksimal dalam diskusi, guru jangan segan-segan memberikan penguatan dan motivasi agar siswa antusias untuk bertanya dan menanggapi pendapat temannya dalam diskusi. Dari supervisor memberi masukan bahwa dalam pembelajaran guru jangan terlalu banyak menggunakan bahasa daerah, karena pembelajarannya
Bahasa Indonesia, juga
sama dengan anjuran kepala sekolah bahwa media gambar seri harus diperbanyak. Hasil pendapat siswa pada siklus I dapat disimpulkan rata-rata siswa mengaku lebih mudah menulis karangan dengan media gambar seri, namun masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam penggunaan ejaan, terutama penggunaan huruf besar dan kata depan.
32
33
Pada pembelajaran siklus II diperoleh data sebagai berikut: nilai rata – rata kelas mencapai 74,83 dengan demikian maka dapat dikatakan ketuntasan belajar sudah mencapai 100% karena KKM untuk Bahasa Indonesia adalah 62, demikian juga tingkat keaktifan siswa meningkat menjadi 94,44%, siswa yang tidak aktif hanya 3 anak jadi hanya mencapai 9%, dengan hasil yang demikian maka pada siklus II ini target pencapaian tujuan PTK sudah tercapai. Namun dari hasil refleksi dengan observer dan kepala sekolah ada masukan bahwa pembelajaran sudah berhasil tetapi untuk media gambar seri seharusnya dibuat lebih variatif, artinya untuk satu kelompok diskusi satu tema jadi kami harus menyediakan 14 set media gambar seri dengan 14 tema. Usulan ini bagi kami memang agak berat untuk diimplementasikan, namun kami akan coba nanti pada pembelajaran lain di luar kegiatan PTK, karena disamping tujuan sudah tercapai kami juga dibatasi hanya dua siklus, dengan harapan siswa lebih tertarik dan tertantang untuk menulis karangan dengan tema yang berfariasi. (Hasil refleksi bisa disimak dalam lampiran ). Berdasarkan prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan meningkat secara signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa,
dengan menggunakan
media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang.
B. Pembahasan Dengan mengolah data yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II dapat dideskripsikan sebagai berikut: Dari daftar nilai kemampuan menulis karangan siswa kelas V pada siklus I, dapat diketahui bahwa: Siswa yang mendapat nilai 51 – 60 ada 21 siswa;nilai 61 – 70 ada 27 siswa; nilai 71 – 80 ada 6 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa 80 dan nilai terendah yang diperoleh siswa 50 dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa 63, 20. Siswa yang mendapat nilai ≥ KKM sebanyak 35. Siswa yang mendapat nilai ≤ 19 siswa , jadi ketuntasan belajar mencapai 64,81%. Nilai keaktifan siswa adalah
34
siswa yang mendapat nilai cukup ada 21 siswa, nilai baik ada 33 siswa, jadi presentasi keaktifan pada siklus I mencapai 61,11%. Dari daftar nilai kemampuan menulis karangan siswa kelas V pada siklus II dapat diketahui bahwa: Siswa yang mendapat nilai antara 51 – 60 tidak ada, nilai 61 – 70 ada 12 siswa. Nilai 71 – 80 ada 36 siswa, nilai 81 – 90 ada 6 siswa. Dengan demikian nilai tertingi yang diperoleh siswa adalah 88, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa 63. Nilai rata-rata kelas mencapai 72,83. Siswa yang mendapat nilai ≥ KKM ada 54 siswa, siswa yang mendapat nilai ≤ 0, jadi semua siswa sudah tuntas. Artinya ketuntasan belajar 100%. Nilai keaktifan siswa ; nilai cukup ada 3 siswa, dan nilai baik ada 54 siswa, maka nilai keaktifan seluruhnya ada 94,44%. Dengan melihat hasil di atas dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai dan ketuntasan belajar yang diperoleh siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik, yaitu 30%. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan PTK sudah dapat dikatakan mencapai keberhasilan, karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu: (1)
nilai rata- rata pada penilaian kemampuan menulis
karangan di atas nilai KKM 62, sedangkan p ada akhir pembelajaran ini nilai ratarata sudah mencapai 72,83 ; dan (2) siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal 80%, sedangkan pada akhir pembelajaran ini siswa yang mendapat nilai di atas KKM (tuntas) mencapai 100%.
35
Berdasarkan data di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram dibawah ini 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Nilai Siswa Keaktifan
Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Grafik Nilai Kemampuan menulis Karangan S iswa Kelas V
Dengan hasil yang demikian, maka penelitian cukup sampai pada siklus II. Untuk menyelesaikan masalah yang muncul pada siklus II, dilaksanakan bimbingan pada dua siswa yang tidak memperhatikan, mempersiapkan strategi yang lebih baik lagi agar pembelajaran lebih berhasil. Yang menyangkut media atas anjuran kepala sekolah akan diusahakan pengadaan media gambar seri yang lebih banyak lagi dan lebih variatif, mengadakan lomba menulis karangan setiap tahun untuk memotivasi siswa agar gemar menulis. Jadi salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa adalah dengan menggunakan media gambar seri. Hal ini terjadi karena media gambar seri dapat menuntun cara berpikir anak yang runtut, mudah menentukan tema karangan, dan memudahkan mengembangkan karangan. Dengan gambar seri siswa juga merasa tertantang untuk menemukan judul yang lebih variatif, siswa juga tidak bosan karena dengan mengurutkan gambar seri, siswa merasa puas apabila telah berhasil dengan lebih cepat dari siswa yang lain. Pembelajaran menulis karangan bukan lagi menjadi membosankan tetapi
36
menyenangkan bagi siswa, dengan demikian maka secara umum nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat meningkat. Apabila kita cermati maka peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan disebabkan karena mutu pembelajaran yang meningkat pada tiap siklus. Pada siklus I proses pembelajaran sudah lebih baik dari pada pembelajaran sebelum tindakan. Pada pra siklus pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah, alat pembelajaran seadanya artinya guru kurang kreatif mengadakan media, pembelajaran belum dirancang dengan cermat, keaktifan siswa kurang diperhatikan, Guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis karangan dengan tema yang sesuai dengan minat siswa, siswa belajar dalam sausana yang kaku. Pada siklus I pembelajaran sudah mulai meningkat, rencana pembelajaran disusun oleh guru dengan model yang inovatif, yaitu model STAD, guru mempersiapkan media sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, keaktifan siswa diperhatikan, guru juga selalu membimbing siswa baik pada saat diskusi kelompok, maupun pada saat mengurutkan gambar seri, pemberian ganjaran bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi merupakan motivasi bagi siswa yang selama ini tidak dirasakan, siswa mulai aktif dan senang pada saat kegiatan mengurutkan gambar seri. Pada saat kegiatan evaluasi siswa sudah dapat membuat karangan sesuai dengan gambar seri yang telah diurutkan. Hasil nilai siswa dan keaktifan yang diperoleh pada siklus I masih kurang memuaskan, meskipun mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena beberapa sebab yaitu: (1) Guru belum dapat memperhatikan kesulitan yang dialami siswa secara individu dengan maksimal, misalnya banyak siswa yang kesulitan pada saat menulis terutama tentang penggunaan ejaan dan kata depan guru membiarkan sehingga pada saat penilaian siswa mendapat nilai rendah, (2) Guru kurang dapat memancing siswa untuk berpendapat, sehingga siswa terlihat kurang bergairah pada saat teman yang lain menyampaikan hasil diskusi., (3) M edia gambar seri sangat kurang, dengan satu set media untuk delapan siswa ini sangat kurang artinya banyak siswa yang hanya jadi penonton dan cenderung cuek dalam melaksanakan diskusi mengurutkan gambar seri, (4) Guru belum maksimal dalam
37
memberikan motifasi dan penguatan terhadap siswa, (5) Bahasa daerah yang sering digunakan guru dalam menyampaikan materi menimbulkan siswa sering menggunakannya pada saat menulis karangan. Dari siswa ada beberapa hal yang menyebabkan pembelajaran belum maksimal, yaitu: (1) Siswa belum dapat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar, malah sebagian siswa tidak aktif, (2) Dalam berdiskusi banyak yang tidak aktif, hanya bergantung pada ketua kelompoknya, (3) Siswa masih kesulitan dalam mengembangkan kerangka karangan, (4) Siswa masih banyak kesalahan tentang penulisan ejaan dan kata depan. Kekurangan-kekurangan pada siklus I tersebut akan diperbaiki pada pembelajaran dalam siklus II. Sedangkan strategi yang akan digunakan untuk meyelesaikan permasalahan pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: (1) Siswa dipancing untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan, dengan cara dipuji, diberi motivasi oleh guru, jangan disalahkan atau ditertawakan bila pertanyaan maupun tanggapannya kurang pas, (2) Guru harus lebih memberi perhatian dan bimbingan pada siswa secara individu, (3) M edia gambar seri diperbanyak, satu set media untuk satu kelompok, akan tetapi kelompoknya diubah menjadi 14 kelompok sehingga satu kelompok beranggota empat siswa, ini dapat meminimalisir ketidak aktifan siswa, (4) Guru menjelaskan kembali tentang ejaan dan penulisan kata depan, (5) Siswa yang mengalami kesulitan dalam memngembangkan kerangka karangan dibimbing secara khusus, sesuai dengan gambar seri yang telah diurutkan. Penerapan strategi tersebut ternyata kualitas pembelajaran pada siklus II meningkat. Suasana pembelajaran lebih hidup, banyak siswa yang mengajukan pendapat dan pertanyaan, guru selalu memberi penguatan, proses diskusi juga berjalan baik, karena media cukup banyak sehingga semua siswa mendapat bagian untuk mengurutkan gambar seri, waktu yang digunakan untuk diskusi lebih cepat, pada saat evaluasi siswa sudah dapat mengerjakan lebih cepat dan hasilnya juga cukup mengembirakan, siswa sudah nampak senang dalam menulis karangan, bahkan mereka lupa waktu sehingga untuk evaluasi siklus II lebih dari 15 menit, siswa sulit dihentikan dalam mengembangkan karangan.
38
M eskipun pada siklus II pembelajaran sudah meningkat, masih ada beberapa permasalahan yang ditemukan, Yaitu: (1) Ada 2 siwa, yaitu Teguh Irawan dan Ainur Falahudin bercanda sendiri tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi, (2) Ada beberapa siswa yang masih salah dalam menuliskan huruf besar dan tanda baca, (3) M edia sudah cukup, namun belum bervariasi sehingga siswa kurang tertantang untuk mengurutkan gambar seri, bahkan ada siswa yang hanya meniru temanya, (4) Pada kegiatan diskusi cepat selesai dan disaat presentasi siswa yang lain nampak kurang bersemangat menanggapi. Bepijak dari uraian di atas kita mengetahui bahwa pembelajaran pada siklus II sudah dapat mencapai target penelitian, oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, namun beberapa masalah yang ditemukan pada siklus II akan tetap dicarikan pemecahannya dan pelaksanaannya akan dilaksanakan di luar kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun strategi nuntuk menyelesaikan permasalahan pada siklus II, adalah: (1) Dua siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran diberi bimbingan secara khusus, diwawancarai apa yang menyebabkan mereka kurang memperhatikan pembelajaran, (2) M edia gambar seri dibuat dengan tema yang berbeda untuk tiap kelompok, dan siswa dibiarkan menentukan tema sendiri sesuai dengan minatnya, memang untuk mengadakan satu siswa satu media agak sulit, namun tetap akan diusahakan dan hal ini sudah mendapat dukungan dari kepala sekolah, (3) Guru harus selalu memberi penghargaan kepada siswa yang mengajukan pendapat atau pertanyaan, (4) M embuat Lembar Kerja Siswa yang lebih baik dan menantang siswa, sehingga siswa tidak bosan, dan tetap bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanan PTK, dukungan dari kepala sekolah dan teman sejawat sangat diperlukan. Pengadaan media gambar seri memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya, ini dapat diantisipasi dengan mencari pada komik, atau bacaan anak yang ada pada perpustakaan, majalah anak, atau surat kabar. Diperlukan kreatifitas guru dan kerjasama dengan teman sejawat. Dengan demikian maka hal ini tidak menjadi masalah.
39
BAB V S IMPULAN DAN S ARAN
A. S impulan Berdasarkan
hasil analisis data
penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dua sklus, dapat disimpulkan bahwa Penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten pemalang tahun pelajaran 2009/0210. Agar pembelajaran berhasil guru harus meminimalisir kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri. Sedangkan
Faktor
yang
mendukung
keberhasilan
pembelajaran
harus
ditingkatkan.
B. S aran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan, dan masukan bagi guru y ang akan menerapkan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan antara lain: 1. Bagi Guru Guru
hendaknya selalu mempersiapkan secara cermat
perangkat
pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, termasuk media yang tepat, karena sangat mempengaruhi keaktifan dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar menulis karangan pada siswa. Persiapkan media gambar seri dengan jumlah yang ideal, yaitu satu set gambar seri digunakan untuk dua siswa, media gambar seri dibuat dengan bervariasi agar siswa aktif semua dan tidak bosan, jangan bosan-bosan untuk memberi penguatan dan motivasi kepada siswa selam proses pembelajaran, pembentukan kelompok maksimal beranggota empat siswa, hal ini agar semua siswa aktif, media gambar seri mengambil tema sesuai dengan dunia siswa, sehingga siswa tertarik, beri kesempatan pada siswa untuk mengembangkan karangan sesuai dengan minat mereka, ini dapat dilakukan untuk kegiatan tindak 39
40
lanjut, dalam bentuk pekerjaan rumah. M otivasi siswa agar rajin membaca di perpustakaan, beri penghargaan, hal ini sangat membantu untuk memperluas wawasan siswa tentang karangan orang lain. 2. Bagi Siswa Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikaqn guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajara yang baik. Tanamkan kebiasaan membaca, karena dengan membaca kita memperoleh banyak pengetahuan. 3. Bagi Sekolah Sekolah
hendaknya
mengupayakan
pengadaan
berbagai
media
pembelajaran Bahasa Indonesia yang menunjang peningkatan hasil belajar siswa dan mempermudah guru dalam membelajarkan siswa.
41
DAFTAR PUS TAKA
Aunurrohman, dkk (2009), Penelitian Tindakan SD, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Depdikbud (1994) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta. Balai Pustaka Endang Purwanti, (2001), Assesmen Pembelajaran SD, Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas G.B. Yuwono, dan Tata Iryanto. (1988). Pedoman Umum Pembentukan Istilah Dilengkapi dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Surabaya: Indah M arminah (2009), Skripsi. FKIP UNS M .Subano, dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia M ulyani mantri, Johar Permana (2001). Strategi Belajar Mengajar, CV M aulana
Bandung:
Nana Sujana (1992), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung Oemar Hamalik (2001). Proes Belajar Mengajar : Bumi Aksara Sabarti Akhadiah, (1996 / 1997).Menulis. Jakarta : Depdikbud Suriamiharja Agus, dkk ( 1996 / 1997 ).Petunjuk Praktis Menulis Jakarta: Depdikbud Tarigan,
Djago, (1996).Membina Ketrampilan Pengembangannya. Bandung ; Angkasa
Menulis
Paragraf
The Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Liberty
dan
Yogyakarta: