PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SDK RANGGA KECAMATAN LEMBOR KABUPATEN MANGGARAI BARAT Herman Yoseph Tagur SDK Rangga Lembor Manggarai Barat Gissela Ira Haryati SDI Purang Ruteng Manggarai Maria Avelina Nilakusuma SDI Wae Mata Labuan Bajo Manggarai Barat Yasintus Tinja SDI Kakor Lembor Manggarai Barat Abstrak : Dalam keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan paling tinggi dan kompleks tingkatannya dari keterapilan berbahasa yang lain. Salah satunya adalah keterampilan menulis karangan sederhana. Menulis karangan sederhana sangat sulit dikuasai oleh siswa kelas III SD. Hal ini dialami juga oleh siswa kelas III SDK Rangga, Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat. Salah satu alternatif dalam mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran gambar seri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana. Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan benar diperlukan pendidikan dan pembelajaran Bahasa Indonesia. Pendi-dikan dan pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan bahasa pengantar untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipaasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif. (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan kenyataan yang terjadi saat ini, mata pelajaran Bahasa Indonesia terkadang sangat diremehkan oleh sebagian besar siswa maupun guru yang tidak mengajar Bahasa Indonesia. Hal yang lebih memperhatikan bahwa adanya anggapan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang sangat membosankan, khususnya dalam aspek menulis Menulis pada hakekatnya merupakan kegiatan menyampaikan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Kegiatan menulis merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang baik menulis pada tingkat rendah maupun pada tingkat yang lebih tinggi. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi dan paling kompleks tingkatannya dari keterampilan berbahasa yang lain. Keterampilan menulis hanya dapat dicapai melalui latihan yang lama dan intensif. Hal ini juga harus didukung oleh media yang
42
Tagur dkk, Penggunaan Media Gambar Seri, 43
dapat mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Pengalaman penulis ketika mengajar di SDK Rangga, para siswa pada umumnya tidak menyukai pelajaran menulis. Ketika siswa ditugasi untuk me ulis karangan, siswa terlihat kurang berminat. Penulis beranggapan bahwa adanya sikap seperti itu karena siswa sulit mendapatkan ide, memilih dan merangkai kata, apa yang akan mereka ceritakan, dan bagaimana cara penulisan yang benar. Hal itu disebabkan banyak faktor, baik faktor dari diri siswa maupu dari guru. Smith (dalam Sriatun & Asniah, 2010), menjelaskan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi guru yang membelajarkan menulis. Guru juga tidak dipersiapkan untuk mumpuni mengajarkan keterampilan menulis kepada siswa. Program yang dirancang guru masih belum berpedoman pada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dikerjakan siswa pada setiap tahap menulis. Akibatnya, guru tidak optimal dalam membimbing siswa untuk berpikir mengenai apa yang perlu ditulis dan bagaimana cara menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Siswapun tidak optimal dalam mengaplikasikan kemam-puan menulisnya. Kesulitan siswa dalam menulis biassanya terlihat ketika sisa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi. Mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Menurut Tarigan (1995:3) kekurangmampuan dalam menulis disebabkan oleh (1) sikap sebagian besar masyarakat terhadap Bahasa Indonesia kurang menggembirakan (2) kesibukan guru di luar jam kerjanya menyebabkan mereka tidak sempat memikirkan cara melaksana-kan pembelajaran yang menarik, efektif serta menyenangkan. (3) metode dan teknik pembelajaran mengarang kurang bervariasi, dan terkadang hasil karangan siswa tidak sempat dikoreksi. (4) siswa merasa bahwa kegiatan mengarang merupakan beban dan kurang menarik. (5) latihan mengarang sangat kurang dila-kukan.
Untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran tersebut, maka guru menggunakan media gambar untuk merangsang siswa dalam menulis karangan. Penggunaan media gambar tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa dalam menulis karangan. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain memanfaatkan media gambar seri dan dapat digunakan sebagai media dalam menulis karangan sederhana karena gambar seri memuat banyak ide atau gagasan yang dapat merangsang siswa menemukan pilihan kata dan merangkai kata dalam menulis karangan sederhana. Gambar seri sebagai sumber bahan ajar dapat mendukung pemilihan gagasan pokok dalam menulis karangan sederhana. Media gambar seri merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan sederhana bagi siswa kelas 3 SD. Media gambar seri ini digunakan dalam pembelajaran menulis karangan karena dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan sederhana. Kemampuan menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Karangan sederhana adalah mengorganisasikan ide atau gagasan secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana yang terdiri atas beberapa kalimat. Media ganbar seri adalah alat yang berupa gambar yang tersusun secara kronologis yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian (KBBI) Menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri adalah kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa dengan cara menggunakan gambar sebagai alat untuk merangsang anak menemukan bahan atau ide karangan untuk dikembangkan menja-di karangan secara utuh dalam beberapa kalimat. METODE Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil di kelas III SDK Rangga, Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat, tahun pelajaran 2011/2012 mulai 14 November 2011 sampai dengan 25 November 2011. Jumlah siswa kelas 3
44, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
SDK Rangga sebanyak 33 orang dengan perincian laki-laki 15 orang dan perempuan 18 orang, dengan karateristik siswa yang rata-rata setiap hari menggunakan Bahasa Indonesia dan kemampuan dasar dalam menulis sudah bagus. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan PTK, yaitu plan (perencanaan), do (pelaksanaan), observation (pengamatan atau observasi), dan reflection (refleksi). Beberapa kegiatan dalam tahap perencanaan antara lain mengidentifikasi bahan ajar, menyiapkan perencanaan pembelajaran, menentukan strategi dan metode pembelajaran, memilih media dan cara evaluasi yang digunakan, serta menentukan teman sejawat sebagai observer. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan dan persiapan. Adapun pada tahap observasi, kegiatan pengamatan dilakukan oleh observer atau teman sejawat untuk mengetahui dan mecatat semua temuan dalam kegiatan pembelajaran, baik yang bersifat kelebihan dalam pembelajaran maupun yang merupakan hal-hal yang kurang ataupun kejadiankejadian selama pembelajaran yang merupakan dampak dari pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru model. Tahap selanjutnya adalah refleksi. Dari hasil yang diperoleh setiap
No 1.
Jumlah siswa 33
No
Jumlah siswa
1
33
pengamat akan diketahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam menuliskan karangan sederhana. Kekurangan itulah yang menjadi bahan refleksi untuk melakukan tindakan selanjutnya sehingga penelitian ini akan dihentikan apabila sudah mencapai ketuntasan minimal 85% dari sampel yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis dengan kompetensi dasar menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDK Rangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat pada 16 November 2011. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang – ulang sehingga sulit dipahami. Perolehan nilai rata – rata kelas yang seharusnya di atas 70, pada kenyataannya hanya mencapai nilai tertinggi 55 sehingga hanya 25% atau 8 orang siswa yang hanya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) Bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kompetensi dasar menulis karangan sederana. Hasil pencapaian KKM dari pembelajaran yang dilakukan pertama dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Jumlah siswa yang aktif Siswa yang tidak aktif 8 25
Tabel 2. Persentase Hasil Belajar Siswa % siswa yang belum % siswa yang tuntas tuntas 25 % 75 %
Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan yakni dengan mencari dan menggunakan suatu media atau model pembelajaran yang evektif, inovatif
Perolehan skor Rata Rata 48
dan berpeluang untuk memper-baiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada mening-katnya prestasi belajar
Tagur dkk, Penggunaan Media Gambar Seri, 45
siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan media gambar seri sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut. Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam menyusun sebuah karangan yang bersifat sederhana dengan menggunakan bahasa tulis. Media gambar sengaja digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas III yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Berdasarkan berbagai temuan berupa kekurangan yang ditemukan pada pembelajaran sebelunya, maka guru berusaha untuk memperbaiki kekurangan tersebut agar tidak terjadi pada pem-belajaran berikutnya. Pada pembelajaran yang kedua, guru benar – benar mengoptimalkan penggunaan media gambar seri sebagai fasilitas dalam menghantar siswa menuju pencapaian KKM sesuai dengan yang diharapkan. Dari tes pembelajaran tahap yang kedua ini diperoleh hasil bahwa siswa lebih merasa tertarik dengan adanya pajangan media gambar yang disusun secara berurutan. Karena
No 1
Jumlah siswa 33 orang
No
Jumlah siswa
1
33
ketertarikannya maka dalam pelaksanaannya siswa berusaha membahasatuliskan setiap gambar meski-pun dengan menggunakan bahasa siswa sendiri namun penekanannya adalah bagaimana siswa bisa menyusun sebuah karangan berdasarkan urutan gambar. Sebelum membacakan setiap hasil pekerjaan siswa, guru berkeliling untuk memperbaiki karangan siswa terutama pada aspek penggunaan kalimatnya serta penggunaan ejaan. Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi maka langkah selanjutnya adalah membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas lalu dikum-pulkan sebagai bahan portofolio. Hasil yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran tahap yang kedua ini menunjukan adanya peningkatan kuantitas nilai dari nilai tertinggi 55 pada pembelajaran pertama menjadi 84 pada pembelajaran berikutnya atau tingkat ketercapaian tertinggi KKM sebesar 87%. Hasil ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang disebabkan oleh penggunaan media yang kontekstual sehingga merangsang keingintahuan siswa akan objek yang dibelajarkan. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siswa yang aktif Siswa yang tidak aktif 31 orang 2 orang
Tabel 4. Prosentase Hasil Belajar Siswa % siswa yang belum tuntas 93 % 7% % siswa yang tuntas
PENUTUP Berdasarkan analisis terhadap data hasil pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran seperti gambar seri dalam pembelajaran menyusun karangan sederhana dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta mengarah kepada peningkatan prestasi
Perolehan skor Rata Rata 79
belajar siswa kelas III SDK Rangga, Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti menyarankan agar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada semua aspek kebahasaan, sebaiknya guru dapat memilih media yang tepat dan kontekstual agar dapat menarik serta merangsang
46, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 1, Mei 2012
keinginan belajar siswa sehingga akan tercipta suatu suasana pembelajaran
yang aktif, kreatif serta menyenangkan.
DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. Mata Sastra Dasar. lum.
2003. Kurikulum 2004 Pelajaran Bahasa dan Indonesia untuk Sekolah Jakarta : Pusat Kuriku-
Siswanto, W. dkk. 2011. Petunjuk Pembuatan Dan penggunaan Media Pembelajaran Alternatif. Malang: PT Pertamina – Universitas Negeri Malang.
Santoso, A. dkk. 2011. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia (Kerja Sama PT Pertamina – Universitas Negeri Malang). Malang : TEQIP.
Rusmaneli. 2011. Jurnal Peningkatan Kualitas Guru. Malang: PT Pertamina – Universitas Negeri Malang