PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas XI SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri Bogor) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Syarif Hidayat NIM 106013000323
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas XI di SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri Bogor)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Yang Mengesahkan, Pembimbing I
Dra. Elvi Susanti, M. Pd. NIP: 19680801 200801 2 016
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H / 2011M
ii
ABSTRAK
Syarif Hidayat; 106013000323. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Penggunaan Media Gambar. Jakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Pengajaran bahasa Indonesia menempati bagian yang penting, dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) bahkan sampai perguruan tinggi bidang studi bahasa Indonesia dianjurkan dengan intensif sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar juga digunakan sebagai pengantar untuk menyajikan setiap mata pelajaran atau bidang studi, yang berarti ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia digunakan dalam setiap mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Selain itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar secara lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan awal peneliti di SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru di antaranya adalah kemampuan siswa yang rendah terhadap menulis. Untuk kompetensi ini kepala sekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkat kesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap menulis karangan deskripsi sehingga siswa dapat mengungkapkan kreativitasnya melalui tulisan dengan menggunakan media gambar. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, karena peneliti bertujuan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri kelas XI dengan jumlah siswa perempuan 11 sedangkan jumlah siswa laki-laki 15, jumlah keseluruhan 26 siswa. Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penggunaan media gambar menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 64,6. Setelah postest meningkat menjadi 75 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaian angket menunjukkant bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambah dan siswa mampu lebih fokus dalam pembelajaran karena adanya tahapan menulis karangan yang tepat untuk mereka.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa manusia ke dalam dunia yang berperadaban. Skripsi merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejauh ini penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan pada skripsi ini, yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Selama penyususnan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kendala yang dialami penulis, sehingga tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk keikhlasan, pengertian, dan kesabaran yang tak henti mengingatkan kepada mahasiswa agar selalu mengerjakan skripsi hingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi hingga selesai. 3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat akademik angkatan 2006, yang telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keikhlasan, pengertian, dan kesabaran sampai kita selesai kuliah. 4. Ibu Dra. Elvi Susanti M.Pd., sebagai pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga terselesaikannya skripsi ini.
iv
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah memberikan balasan dan pahala berlipat ganda atas ilmu yang telah diberikan dengan ikhlas. 6. H. Syahroni S.S selaku kepala SMA YAPISA beserta seluruh guru dan para siswa siswinya, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. 7. Teristimewa buat Ayahanda, Ibunda, kakak beserta adik-adikku dan seluruh keluargaku di cikeas nagrak tercinta. Terimakasih atas kasih sayang, motivasi, materi, dan pengertiannya. Semoga Allah SWT membalasnya dengan segala keindahan dan kebaikan berlipat ganda. 8. Tersayang buat pacarku yang selalu membantu, memotivasi, dan mau mengerti selama proses penyelesaian skripsi. Semoga apa yang kita citacitakan dapat dikabulkan oleh Allah SWT. 9. Sahabat-sahabat sejatiku yang tidak bisa disebutkan satu persatu dari jurusan PBSI, KI-MP Khususnya angkatan 2006. Begitu juga yang di rumah, kalian selalu memberikan motivasi hingga penulisan skripsi selesai. Terimakasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah memberikan kontribusi yang berharga untuk penulis. Semoga bantuan, bimbingan, ilmu, dan do’a yang telah diberikan mendapat balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga Kita dipertemukan kembali di Surga yang abadi selamanya amin ya Allah. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis dan juga para pembaca serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia pendidikan.
Jakarta, 10 Maret 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK
..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR.................................................................................
ii
DAFTAR ISI................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... B. Identifikasi Masalah .............................................................. C. Perumusan Masalah ............................................................. D. Batasan Masalah.................................................................... E. Tujuan Penelitian ................................................................. F. Manfaat Penelitian ................................................................
1 3 3 3 3 4
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Menulis .................................................................... 1. Teori Menulis .................................................................. 2. Pengertian Menulis.......................................................... 3. Tujuan Menulis ............................................................... 4. Fungsi Menulis ............................................................... 5. Manfaat Menulis ............................................................ B. Pengertian Karangan ............................................................ C. Pengertian Karangan Deskripsi............................................. 1. Macam-macam Deskripsi................................................ 2. Pendekatan Deskripsi…………………………………... D. Pengertian Media Pembelajaran............................................ 1. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran…... 2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran………………. 3. Macam-macam Media Pembelajaran…………………… 4. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran……………....…... 5. Media Gambar Sebagai Model Pembelajaran…………... 6. Jenis-jenis Media Gambar/ Foto…………………… 7. Ciri-ciri Gambar yang Baik…………………………….. 8. Peranan Gambar sebagai Media Pengajaran…………… E. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan .......................
vi
6 6 6 7 8 8 9 10 13 14 15 17 18 20 20 20 21 22 22 23
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan......................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ............................ Subjek Penelitian .................................................................. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................... Tahapan Intervensi Tindakan................................................ Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan......................... Data dan Sumber Data .......................................................... Instrumen Pengumpulan Data .............................................. Teknik Pengumpulan Data ................................................... Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .......................... Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis.......................... Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................
24 24 26 27 27 28 28 28 34 35 35 37
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ........................................ a. Latar Belakang Sekolah .................................................. b. Profil sekolah SMA YAPISA ......................................... c. Data Guru ........................................................................ d. Data Siswa....................................................................... B. Penelitian Pendahuluan ......................................................... C. Tindakan Pembelajaran Siklus I............................................ 1.1. Pertemuan Pertama................................................... 1.2. Pertemuan Kedua ..................................................... D. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... E. Analisis Data ......................................................................... F. Interpretasi Hasil Analisis ..................................................... G. Pembahasan Temuan Penelitian............................................
38 38 40 41 43 43 44 44 51 61 62 64 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................... B. Saran......................................................................................
67 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel:
Halaman
1. Tingkat keberhasilan belajar siswa ...........................................................
33
2. Hasil rata-rata keaktifan siswa pertemuan 1 .............................................
46
3. Tanggapan siswa terhadap tindakan pertama............................................
48
4. Nilai pretest membuat karangan deskripsi...............................................
48
5. Catatan lapangan pertemuan pertama .......................................................
50
6. Data perolehan nilai postest pada akhir siklus I........................................
53
7. Hasil rata-rata keaktifan siswa pertemuan kedua......................................
55
8. Tanggapan siswa pertemuan kedua...........................................................
56
9. Hasil angket persepsi siswa keterampilan menulis ...................................
57
10. Hasil angket persepsi siswa keterampilan menulis dengan menggunakan media gambar ........................................................................................
57
11. Hasil angket tentang pengetahuan tentang media gambar ......................
58
12. Hasil angket tentang penggunaan media gambar saat menulis...............
58
13. Hasil angket pendapat siswa terhadap media ganbar dalam menulis .....
58
14. Hasil angket tentang penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis.............................................................
59
15. Hasil angket keadaan siswa saat PBM ...................................................
59
16. Hasil angket berkesankah siswa dalam PBM..........................................
60
17. Hasil angket kejenuhan siswa terhadap PMB .........................................
60
18. Hasil angket keyakinan siswa akan meningkatkan pemahaman.............
60
19. Data perolehan nilai tes pada akhir siklus I ............................................
62
20. Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam siklus I.........................................
63
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Halaman
1. Siklus kegiatan penelitian tindakan kelas .................................................
26
2. Kegiatan belajar mengajar kelas XI pertemuan pertama ..........................
46
3. Kegiatan belajar mengajar kelas XI Pertemuan kedua .............................
52
4. Grafik hasil tes siswa siklus I....................................................................
67
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: 1.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2.
Lembar kerja siswa pretest
3.
Hasil lembar kerja siswa pretest
4.
Lembar kerja siswa postest
5.
Contoh media gambar postest
6.
Hasil lembar kerja siswa postest
7.
Lembar observasi guru
8.
Hasil lembar observasi guru pertemuan pertama
9.
Hasil lembar observasi guru pertemuan kedua
10. Catatan lapangan 11. Hasil catatan lapangan pertemuan pertama 12. Hasil catatan lapangan pertemuan kedua 13. Jurnal siswa 14. Hasil jurnal siswa pertemuan pertama 15. Hasil jurnal siswa pertemuan kedua 16. Angket persepsi siswa terhadap media gambar 17. Hasil angket persepsi siswa terhadap media gambar
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa Indonesia kita jumpai empat aspek kegiatan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan tersebut, yang dianggap paling membutuhkan penguasaan keterampilan paling tinggi adalah keterampilan berbahasa dalam bidang menulis. Keterampilan menulis dibutuhkan banyak aspek antara lain penguasaan kosakata sebagai faktor intrinsik yang mendukung keterampilan menulis. Pada hakikatnya menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis yang realisasinya berupa simbolsimbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca mampu memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga keterampilan ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi membutuhkan latihan dan kebiasaan yang berkesinambungan. Minimnya pelajaran kemampuan menulis siswa, kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca dan pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Guru tidak mengajarkan bagaimana cara menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Keterampilan menulis deskripsi memang menjadi satu keterampilan berbahasa yang paling sulit untuk dikuasai. Hal ini disebabkan adanya dua unsur yang harus dikuasai oleh penulis, yaitu unsur bahasa, seperti ejaan, stuktur kalimat, kohesi, dan koherensi, serta unsur non bahasa yang dijadikan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan yang meliputi pengetahuan dan pangalaman penulis. Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota,
1
tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya. Pada umumnya, peserta didik mengalami hambatan ketika diberi tugas oleh guru untuk menulis. Mereka mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan kurang menguasai tata bahasa. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga peserta didik menjadi enggan untuk menulis. Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana
belajar
yang
menarik
perhatian
dengan
memanfaatkan
media
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan prestasi mengarang siswa adalah media gambar. Media gambar diberikan agar siswa dapat menceritakan sebuah peristiwa yang terdapat dalam gambar, melatih daya imajinasi siswa dalam pengembangan sebuah karangan dengan melihat gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi dan daya nalar siswa. Media gambar ini digunakan guru untuk memancing siswa untuk lebih aktif bertanya dan berpendapat mengenai cerita yang ingin dituangkan siswa ke dalam sebuah karangan. Berdasarkan uraian di atas, media belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran kepada siswa khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pada lingkup menulis karangan, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas XI SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri Bogor”.
2
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Apa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. 2. Apa penggunaan media gambar dapat mempermudah siswa dalam menulis karangan deskripsi. 3. Apa penggunaan media gambar menjadi solusi yang tepat bagi siswa dalam menulis karangan deskripsi.
C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi agar permasalahan tidak meluas, yaitu: 1. Masalah dibatasi pada peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
D. Perumusan Masalah Sehubungan latar belakang dan identifikasi masalah di atas kiranya penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas XI SMA YAPISA di Bogor?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini disusun untuk mengetahui sejauh manakah hubungan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar di sekolah. Di samping itu, penulis juga berusaha mencoba meneliti kemampuan pelajar yang berbeda-beda satu sama lainnya. Yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa. Tujuan khusus penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di sekolah. 2. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.
3
3. Memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut dapat di perikan sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis Sebagai bahan referensi belajar pihak-pihak sekolah yang terlibat dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Meningkatkan keterampilan menulis karangan dengan menggunakan media gambar. b. Bagi guru 1) Menambah wawasan dalam penggunaan media dalam pengajaran. 2) Mengetahui cara peningkatan keterampilan menulis peserta didik. 3) Sebagai arahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membimbing kegiatan siswa secara bertahap. c. Bagi sekolah Sebagai pengayaan berbagai media dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran aspek keterampilan menulis. d. Bagi pembaca Menambah informasi mengenai pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.
4
BAB II ACUAN TEORETIS
A. Hakikat menulis 1. Teori Menulis Teori yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Konsep pengajaran menulis untuk mendefinisikan model proses pengajaran menulis secara umum diantaranya sebagai berikut. 1) Guru mempertimbangkan latar belakang bahasa pembelajaran. 2) Latihan menulis secara terus menerus. 3) Memanfaatkan setiap ada kesempatan untuk menulis. 4) Gemar membaca pada setiap jenis bacaan sehingga kaya akan informasi. Banyak teoritikus memaparkan bahwa jika ingin menulis mantapkan dulu tujuannya, tentukan dulu temanya, apa misinya, dan lain-lain. Tidak salah memang. Tetapi coba sekali-kali ‘teori’ tersebut dibalik. Jangan pikirkan apa yang akan ditulis, tapi tuliskan yang ada di pikiran. Perhatikan apa yang terjadi? Tulisan itupun menjadi bukti.
2. Pengertian Menulis Pada hakikatnya menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis yang realisasinya berupa simbol-simbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca mampu memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuankesatuan ekspresi bahasa.1Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan 1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 21.
5
ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis berusaha terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara sendirinya, tetapi harus melalui latihan terampil dan praktik yang banyak dan teratur. Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak langsung.2 Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, karya sastra, buku, dan cerita contoh bentuk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya.
3. Tujuan menulis Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis adalah. 1) Untuk memberitahukan suatu informasi. 2) Untuk meyakinkan atau mendesak. 3) Untuk menghibur atau menyenangkan. 4) Untuk mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat. Yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah " respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembacanya." Berdasarkan batasan ini dapatlah dikatakan bahwa. 1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif. 2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif. 3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengadung tujuan estetik disebut tulisan literer. 4) Tulisan yang mengespresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapiapi disebut wacana ekspresif.3
2
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3. 3 Ibid, h. 23-24.
6
Dalam kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-tujuan yang lain. Akan tetapi, biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan yang dominan dalam sebuah tulisan yang memberi nama keseluruhan tulisan atau karangan tersebut. Penulis karangan deskripsi tak ubahnya seorang pelukis. Yang membedakan keduanya adalah media yang digunakan, yaitu pena dan kanvas. Penulis karangan deskripsi bertujuan agar pembaca seolah-olah ikut merasa, melihat, meraba, dan menikmati objek yang dilukiskan penulis.
4. Fungsi Menulis Fungsi bahasa tulis sama dengan fungsi bahasa lisan, bahasa tulis digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan, menyediakan informasi, dan untuk menghibur. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.4 Dengan menulis akan memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman dan dapat membantu kita untuk menjelaskan pikiran-pikiran kita.
5. Manfaat Menulis Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis. Manfaat itu antara lain: a) Peningkatan kecerdasan, b) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, c) Penumbuhan keberanian, d) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
B. Pengertian Karangan Karangan merupakan hasil pekerjaan dari mengarang. Mengarang diartikan dengan merangkai atau menyusun ide atau buah pikiran dan perasaan kedalam rangkaian kalimat secara teratur dengan satu kesatuan yang utuh. 4
Ibid, h.10-12.
7
1. Jenis karangan a) Karangan Narasi Karangan narasi/cerita, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Karangan ini biasanya berisi cerita, dengan adanya pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.5 Karangan narasi lebih terfokus pada waktu. b) Karangan Deskripsi Karangan deskripsi/lukisan, adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan objek tertentu (keadaan, peristiwa seseorang) dengan tujua agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Karangan deskripsi ini lebih terfokus pada ruang. c) Karangan Argumentasi Karangan argumentasi/alasan, adalah karangan yang meyakinkan dengan tujuan untuk menunjukan kebenaran sehingga pembaca meyakininya. Untuk meyakinkan itu memerlukan pembuktian data dan fakta yang akurat. Karangan ini biasanya berisi pendapat yang disertai dengan faktafakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya. d) Karangan Eksposisi Karangan eksposisi/paparan, adalah karangan yang menjelaskan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca memperoleh informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Untuk memperoleh informasi, dikemukakan data atau fakta. e) Karangan Persuasi Karangan persuasi/bujukan, adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar pembaca terpengaruh, diperlukan data sebagai penunjang.6Karangan ini biasanya berisi imbauan atau ajakan kepada orang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu. 5
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, EYD untuk SD, SMP, SMA dan Umum, (Jakarta: PT Buku Kita, 2010), h. 90 6 Aang Sudiar, dkk, Intisari Kebahasaan dan Sastra Indonesia, (Bekasi: Prima InKreasi, 2005), h 43.44.
8
agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan.
C. Pengertian Karangan Deskripsi Kata
deskripsi
berasal
dari
kata
latin
describere yang berarti
menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelasjelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri.7 Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya. Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca dan memberi identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya tadi.8 Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas dari apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas matahari, serta keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu upaya untuk melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca.
7
Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 4.6. 8 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 240.
9
Cara supaya kita dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya. b. Melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu yang disekeliling kita dapat kita amati, laba-laba yang bekerja membuat sarang, rumput ilalang yang bergoyang diterpa angin dan lain sebagainya. c. Melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin. Jika kita melukiskan betapa mengerikianya tersesat di hutan, maka situasi yang dihutan dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkaplengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat di hutan. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu penulis dituntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra inderawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara gamblang, hidup, dan tepat. Sebagai contoh, seseorang mengatakan malam purnama indah sekali. Pernyataan itu mengungkapkan indera penglihatan serta suasana hati orang itu menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus indah. Meskipun demikian, pernyataan itu masih terlalu umum dan kasar karena belum mampu menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran konkret mengenai keindahan malam purnama. Mengapa malam itu disebut purnama? Mengapa malam itu menjadi indah? Oleh karena itu, penulis deskripsi yang baik akan menghindari metafor, kiasan, atau kata-kata konotatif, akan sangat menentukan kekenyalan nuansa makna dari sebuah pemerian. Dengan demikian dalam menggarap deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.
9
Karangan deskripsi adalah karangan yang menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu. Deskripsi berkaitan erat dengan pancaindera. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasa apa yang 9
Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001), h. 7.30-7.38.
10
dilukiskan penulisnya. Jadi karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong. Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Karangan yang menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu, sesuai dengan keadaan sebenarnya.10
1. Macam-macam Deskripsi Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan. a. Deskripsi ekspositoris Melalui deskripsi ekspositoris, penulis hanya ingin memberitahukan, memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis. Misalnya, orang melukiskan ruang kuliah sebagi berikut: Ruang kuliah itu berukuran 8x6 m. cahaya masuk dari arah kiri mahasiswa. Deretan kursi kuliah masing-masing 5 buah ke kiri dan 5 buah ke kanan. Sedangkan dari muka ke belakang dijejerkan kanan ruang kuliah. Papan tulis yang berukuran 3x1,20m tertempel kokoh pada dinding tembok depan ruang itu. b. Deskripsi impresionistik Deskripsi impresionistik menimbulkan suatu kesan kepada para pembaca, misalnya menarik hati, indah, jijik dan seram.11 Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk
10
Djoko Widagdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Penerbit IAIN Walisongo, 2000), h. 112—113. 11 Sudarno dan Rahman Eman, Kemampuan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Hikamat Syahid Indah, 2001), h.135.
11
itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimatkalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca.12 c. Deskripsi sugesti, yaitu jenis deskripsi yang menciptakan dan memungkinkan daya khayal (imajinasi) pada para pembaca dengan perantara tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, watak objek. d. Deskripsi ekspositoris/teknis, yaitu jenis deskripsi yang memberikan identifikasi atau informasi mengenai objek
hingga pembaca
dapat
mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut.13 e. Deskripsi Tempat Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut. f. Deskripsi Orang Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi tubuh,tetapi juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang yang bersungguhsungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seseorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang baik. g. Deskripsi Impresionistis Deskripsi impresionistis, kadang-kadang dinamakan juga deskripsi stimulatif adalah untuk menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menstimulir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi, atau ketika menuliskan
12
E. Kusnadi Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Materi Pengayaan Bahasa Indonesia), (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN, 2006), h. 33. 13 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 155.
12
impresi tersebut. Urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian objek itu.14
2. Pendekatan Deskripsi Pendekatan dalam pendeskripsian
dapat dibedakan atas pendekatan
realistis, pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis. a. Pendekatan Realistis Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin. Perincianperincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dilukiskan sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai dengan aslinya. Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis sama dengan keadaan yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan mata. Gambaran kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada yang akan berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis sudah berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermat-cermatnya. b. Pendekatan Impresionistis Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara
subjektif
sesuai
dengan
impresi
penulis.15
Penulis
berusaha
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis menyeleksi secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan. Kemudian, baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis harus dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Fakta-fakta ini dijalin dan diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis. c. Pendekatan Menurut Sikap Penulis Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah persoalan,penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan 14
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, ( Jakarta: Pustaka Jaya, 1999), h. 47-48. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia “Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa”, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 241. 15
13
atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan sebuah perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya. Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis.
D. Pengertian Media Pembelajaran Kata “media” secara harfiah adalah “perantara atau pengantar”. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah “manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan” (Djamarah dan Zein, 1996 : 136). ada lagi yang berpendapat bahwa media menurut Gerlach & Ely (dalam Ma’mur Saadie 2007: 5.3) adalah media itu grafik, fotografik, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.16 Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media. Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berpikir abstrak, masih berpikir konkret. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongkretkan dengan kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Apabila diabadikan media pengajaran bukannya membantu
16
Ma’mur Saadie, Strategi Pemebelajaran Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Universitas Terbuka:2007), h. 5.3
14
proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. Sesuatu dapat dikatakan sebagai media apabila dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dan tujuan-tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambaran sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat dan sebagainya. Menurut Sudjana dan Rifai (2003:68) media gambar adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Di antara media pembelajaran yang ada, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Namun secara khusus media gambar untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau memberi variasi agar siswa lebih tertarik dan berminat. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambar adalah pengantar pesan antara pengirim pesan dan penerima pesan yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil dari perasaan dan pikiran. Menurut Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apbila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
15
Secara lebih khusus pengertian media dalam peroses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, potografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
1. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi pengalaman baru dan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactif) pengalaman piktorial/gambar dan pengalaman abstrak. Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk mengolah dan menerima informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu pengajaran yang mampu mempengaruhi keadaan, iklim kelas, dan lingkungan belajar yang efektif. Gambar sebagai alat peraga tidak saja berfungsi sebagai alat peraga, tetapi memiliki fungsi-fungsi tertentu yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut disebabkan karena fungsi media dalam pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus atau informasi, dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Penggunaan media tidak hanya mampu membuat proses pengajaran berjalan secara efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap secara lebih mendalam. Siswa mungkin sudah memahami permasalahan dengan penjelasan dari guru, tetapi pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media tersebut.
16
Media belajar adalah hal penting untuk menigkatkan pengalaman belajar siswa agar lebih konkret. Sementara itu Hidayat dan Rahmina (2001), mengemukakan fungsi media sebagai berikut. a. sebagai alat bantu untuk menciptakan situasi belajar yang efektif. b. sebagai bagian integral dari keseluruhan situasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. c. alat peraga yang mengacu kepada tujuan pengajaran. d. sebagai pelengkap suatu proses belajar mengajar untuk menarik perhatian siswa. e. untuk mempercepat dan memperlancar jalannya pengajaran, sehingga siswa mudah untuk memahami. f. untuk meningkatkan hasil dan mutu belajar.17 Pendapat lain dikemukakan oleh Wibawa (1992:28) bahwa fungsi media gambar dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan kemampuan visual. b. Mengembangkan imajinasi anak. c. Membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas. d. Mengembangkan kreativitas siswa. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi. Keberhasilan penggunaaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar 17
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 203-210.
17
visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pengajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang profesional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual.18 Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar-mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut. a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan. b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
3. Macam-macam Media Pembelajaran Ada beberapa macam media yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Hastuti (1997: 177) media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan. Yang termasuk media visual yang tidak diproyeksikan adalah 1. Gambar diam, misalnya lukisan, foto, gambar dari majalah, 2. Gambar seri 3. Berupa Gambar denah, bagan yang biasanya digantungkan di dinding. Sedangkan yang termasuk media visual yang diproyeksikan yaitu media menggunakan alat proyeksi (proyektor) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar.
4. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pengajaran, sebagai berikut:
18
Djoko Widagdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Penerbit IAIN Walisongo, 2000), h. 104-105.
18
a. ketepatan dengan tujuan pengajaran. b. dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa. c. media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya. d. keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. e. tersedia waktu untuk menggunakannya, sehinga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f. sesuai dengan taraf berpikir siswa.
5. Media Gambar sebagai Model Pembelajaran Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media gambar, kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di sekolah. Penggunaan media gambar dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan menulis. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Gambar yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan/gambar, dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah unyuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.19 Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997: 63), mengemukakan bahwa “Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan”, juga Tarigan (1997: 210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual ke dalam bentuk tulisan.
19
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.
113.
19
6. Jenis-jenis Media Gambar/foto Ada beberapa jenis media gambar/foto, antara lain : 1. Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat. 2. Foto faktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu yang kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya gempa, topan, dan sebagainya. 3. Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan pemandangan suatu daerah/lokasi. 4. Foto iklan/reklame, yati gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau masyarakat konsumen. 5. Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simblo atau tanda yang mengungkapkan pesan tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide anak didik.20
7. Ciri – ciri Gambar yang Baik Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri - ciri yaitu : 1. Cocok dengan tingkat umur serta kemampuan siswa. 2. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu. 3. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian. 4. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek objek dalam gambar. 5. Berani dan dinamis. 6. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami. 21
20
H.Asnawi dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 51 21 Ma’mur Saadie, Strategi Pemebelajaran Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Universitas Terbuka:2007), h. 5.6.
20
8. Peranan Gambar sebagai Media Pengajaran Peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu : 1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar. 2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar. 3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi) 4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. Atas dasar uraian tersebut, hendaknya guru mau mempertimbangkan penggunaan media gambar di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman, dan kejadianya. Gambar mungkin dilukis, dicetak atau dengan proses fotografi. Kebenaran foto juga harus menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, gunakan lah foto sesuatu objek atau peristiwa yang dibuat-buat atau di dramatisasi. Disamping itu, foto-foto untuk tujuan pembelajran harus dapat memikat perhatian siswa.22 Dalam hal mewakili bendanya gambar mempunyai tingkat abstraksi yang cukup tinggi. Namun, media ini dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu. Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada siswa suatu tempat, orang, dan segala sesuatu dari daerah yang jauh atau dari jangkauan pengalaman siswa sendiri.
E. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwardi Cakro dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Denah: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gayam Sukoharjo, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti 22
Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. Insan Mandiri,2008), h. 55
21
pembelajaran pada siklus I sebesar 62,34%, pada siklus II 73,52 %, dan pada siklus III 85,87%.23 Jadi kelas yang diajarkan menggunakan media gambar mengalami peningkatan dalam prestasi belajar keterampilan menulis. Maka media gambar ternyata dapat membantu memudahkan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Konseptual perencanaan tindakan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini mencakup pada materi menulis karangan deskripsi. Bahan materi ini yang diajarkan pada kelas XI SMA YAPISA pada semester genap. Sedangkan bentuk penerapan media gambar yang akan dilakukan pada siklus I pertemuan kedua dengan bentuk tes tertulis membuat karangan deskripsi secara individu. Kegiatan ini agar menambah pemahaman siswa terhadap sebuah karangan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Target yang diharapkan dalam siklus I adalah 65% dari rata-rata keseluruhan siswa dan indikator tercapai. dikarenakan indikator sudah berhasil, maka penelitian akan dihentikan. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa keterampilan menulis khususnya dalam menulis karangan deskripsi setelah digunakan media gambar dalam menulis.
23
http:// Program Pascasarjana. UNS.
ac.id., diakses tanggal 02-10-2010
22
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA YAPISA pada siswa kelas XI Cikeas Nagrak Bogor. 2. Waktu penelitian Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011, tepatnya dari bulan Januari sampai Maret 2011.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan Penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.24Penelitian ini berusaha mengkaji, merefleksi secara kritis dan suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru, interaksi antara guru dengan siswa, serta interaksi antar siswa di dalam kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini menekankan pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah di kelas. Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan, dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian,
menyusun
rencana
dan
melakukan
kegiatan-kegiatan
penyempurnaan.25 Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) 24
IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: penerbit Universitas Terbuka, 2008 ), h. 1.4. 25 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2005), Cetakan Pertama, h. 140.
23
observasi, dan 4) refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan PTK Partisipan. PTK Partipisan itu sendiri adalah suatu penelitian dimana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan pembuatan laporan.26 Proses kegiatan tindakan kelas yang peneliti lakukan adalah bertolak dari permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian peneliti merencanakan suatu tindakan dan melaksanakannya. Pada pelaksanaan tindakan peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai lagi seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencaaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pula sebagai berikut.27
26
M. Mega N dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung:CV Regina, 2009), h. 15 27 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 74.
24
PelaksanaanTindakan I
Perencanaan Tindakan I
Permasalahan
Pengamatan/Pengumpulan data I
Refleksi I
Siklus I
Permasalahan Baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Siklus II Refleksi II Apabila masalah belum terselesaikan s
Pengamatan/pengumpulan data II
Dilanjutkan ke Siklus berikutnya Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 74)
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA YAPISA Nagrak Gunung Putri Bogor. Guru kelas terlibat dalam penelitian ini sebagai pengamat jalannya penelitian (observer). selain itu observer juga mengamati, menilai, dan memberi arahan kepada peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran di hadapan siswa.
25
D. Peranan dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peranan peneliti adalah perencanaan dan pelaksannaan kegiatan. peneliti membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sebagai observer dalam proses pembelajaran dan penelitian yang sedang berlangsung.
E. Tahapan Perencanaan Tindakan Prosedur penelitian ini berlangsung dalam satu siklus. Siklus I terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian dimulai dari tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I. Kegiatan prapenelitian: 1. Observasi ke SMA YAPISA 2. Mengurus surat izin penelitian 3. Membuat instrumen penelitian 4. Membuat media pembelajaran 5. Menghubungi kepala sekolah 6. Wawancara dengan guru mata pelajaran 7. Menentukan kelas subjek penelitian 8. Observasi proses pembelajaran di kelas 9. Menjelaskan media gambar
Prosedur kegiatan pada siklus 1. Perencanaan: a. Menyiapkan kelas b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran c. Membuat lembar kerja siswa d. Membuat instrumen e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran f. Mempersiapkan alat dokumentasi
26
Tindakan: a. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran c. Mempersiapkan siswa dalam kelompok d. Siwa belajar dengan memahami pembelajaran yang telah disiapkan melalui lembar kerja siswa e. Melakukan pengamatan f. Penguatan dan kesimpulan bersama Observasi: a. Situasi kegiatan belajar mengajar b. Kemampuan siswa memahami pelajaran dengan media gambar Refleksi: Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Hasil perencanaan tindakan penelitian ini juga diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu bahwa hasil pengukuran kemampuan menulis karangan deskripsi menunjukan peningkatan.
G. Data dan Sumber Data 1. Data kualitatif seperti: hasil wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. 2. Data kuantitatif: berupa angket belajar dan lain-lain dari tugas siswa. Sumber data penelitian adalah siswa, guru/ peneliti.
27
H. Instrumen Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1. Lembar observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan tehadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dan lain-lain. Observasi dapat dilakukan secara partisifatif ataupun non partisipatif.28 Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau perserta pelatihan. dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa yang berhubungan dengan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar, dan peneliti yang berperan sebagai pelaksaan penelitian selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam PTK.
2. Catatan lapangan Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian dan peristiwaperistiwa selama kegiatan tindakan kelas.
3. Tes hasil belajar siswa Tes bersifat mengukur, tes hasil belajar siswa sesudah pembelajaran diperlukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis. Tes belajar siswa kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut tujuan dan 28
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2010), h. 220.
28
fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan adanya tes formatif dan sumatif. namun pada penelitian ini tes yang akan dilakukan yaitu pretest dan postest pada siswa tersebut.
4. Angket Angket adalah cara pengumpulan data denngan mempergunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden.29 Angket ini untuk mengetahui tingkat menulis siswa sesudah proses pembelajaran. angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup. Pada angket pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan- pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan ataupun rincian yang memberikan arahan dalam pemberian jawaban atau respon. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikanjawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Pada angket berstruktur, pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau subpertanyaan. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataanpernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.
29
B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h. 149
29
5. Dokumentasi Dalam melakukan data dengan cara dokumentasi peneliti menelusuri berbagai macam dokumen antara lain kegiatan anak-anak yang sedang mengerjakan tugas tes akhir atau kondisi saat belajar mengajar berlangsung.
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan deskripsi. pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan.30 Jadi data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil angket, pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran, catatan lapangan dan tes hasil belajar menulis karangan deskripsi siswa setiap akhir siklus.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian membandingkan dengan hasil orang lain hal tersebut untuk memperoleh data yang valid. Adapun tindakan yang dilakukan adalah: 1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa. 2. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, wawancara, dan pengambilan gambar dalam bentuk foto. 3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalankejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis Proses analisis data terdiri dari pada saat di lapangan (saat pelaksanaan kegiatan) dan analisis data yang telah terkumpul. Analisis data merupakan upaya 30
IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: penerbit Universitas Terbuka, 2008 ), h. 2.21
30
yang dilakukan untuk mengklasifikasi, dan mengelompokkan data.31 Dari penelitian yang dilakukan data yang terkumpul terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa, hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah: a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana. b. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes. 1) Penskoran terhadap siswa ketika mendeskripsikan isi gambar di dalam kelas. 2) Ketika mendeskripsikan gambar dan apabila bagus diberi nilai 80 dengan rumus; Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Skor Penilaian 3) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperolah ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus;
Nilai Akhir (NA)
Jumlah Skor yang didapat Siswa Skor Maksimum
x100
Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan: Nilai rata-rata (x) = Jumlah Skor Seluruhnya Jumlah Seluruh Siswa Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan seperti dalam tabel berikut:32
31
Mahsun M.S, Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya” (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005), h. 253. 32 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), h. 18.
31
Tabel 1 Tingkat keberhasilan belajar siswa Nilai Siswa
Kategori Prestasi Belajar
81-100%
Sangat baik
61-80%
Baik
41-60%
Cukup
21-40%
Kurang
<21%
Sangat Kurang
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah siklus I selesai dan ternyata hasil yang diharapkan belum memenuhi kriteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi, maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penggunaan media gambar dalam menulis karangan deskripsi serta faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
32
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan a. Profil Sekolah 1. Latar Belakang Sekolah Perubahan paradigma dalam pengembangan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan upaya untuk lebih mendekatkan pada suatu realitas pendidikan umum. Dengan suatu kebijakan Dikmenum tentang suatu kesenjangan antara sekolah dengan dunia usaha/dunia industri dapat diperkecil, bahkan dihilangkan. Perubahan pola pikir pada pendidikan umum tersebut perlu diikuti dengan suatu tindakan yang nyata oleh berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung. Keterlibatan dalam melihat dasar persoalan secara objektif dengan kajian keilmuan, merencanakan serta merumuskan segala kebijakan dan berorientasi pada dunia usaha/dunia industri, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu perlu dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS). Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah Nagrak didirikan pada tahun 1985 diprakarsai pertama kali oleh bapak KH. Ahmad Rafei (alm), kemudian dilanjutkan oleh bapak K.H. Ahmad Dimyati (alm) selaku ketua yayasan. Adapun yang bertindak selaku kepala sekolah pertama kali adalah bapak H. Dedi Subadri M.M, kemudian dilanjutkan oleh H. Saroni S.S selaku Kepala sekolah sampai sekarang. Sebagai unsur swasta yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial, Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah ikut serta merealisir program pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa membentuk manusia seutuhnya menuju
tercapainya
masyarakat
adil
dan
makmur
yang
merata
dan
berkesinambungan antara duniawi dan ukhrowi. Di samping itu juga untuk menjadi insan-insan intelektual muslim Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah menyiapkan tenaga-tenaga yang terampil, cekatan serta berbobot dalam soal keagamaan, menyiapkan generasi muda yang tangguh dan dapat menghadapi berbagai macam tantangan zaman serta mampu 33
menterjemahkan problem sosial yang serba majemuk di mana pada saat ini dapat dirasakan oleh kita bersama dan orang tua terutama para intelektual dan cendekiawan, serta sudah menyadari akan pentingnya pendidikan agama untuk anak mereka sebagai generasi penerus bangsa. Sesuai dengan hal tersebut di atas, kehadiran Yayasan Pendidikan Islam Al-Falah Kecamatan Gunug Putri Kabupaten Bogor sebagai lembaga pendidikan formal, didirikan dengan berangkat dari serba keterbatasan dan perencanaan yang matang serta langkah-langkah yang bijaksana, mendapat dukungan spontanitas dari masyarakat Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor khususnya, serta umat Islam pada umumnya.
2. Tujuan Tujuan pendidikan berciri khas Agama Islam pada hakikatnya sama dengan pendidikan dasar sebagaimana tertuang pada pasal 3 peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1990, SMA YAPISA Nagrak bertujuan sebagai sarana pengetahuan dan pendidikan Islam yang menghasilkan manusia yang berguna, sempurna, dan berilmu serta berakhlak mulia. Selain itu juga bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan bagi kehidupan sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan
mereka
untuk
mengikuti
pendidikan
menengah
dan
mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat.
3. Visi dan misi sekolah Visi Sekolah: Terwujudnya peserta didik yang cerdas, terampil, berakhlaqul karimah berdasarkan iman dan taqwa. Misi Sekolah: 1) Mengarahkan pembelajaran dan bimbingan secara maksimal kepada terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kualitas ke-Islaman. 2) Melahirkan insan unggul dan handal dalam IMTAQ dan IPTEK. 3) Menciptakan budaya ikhlas, budaya malu, dan budaya mutu
34
4) Mengembangkan profesionalisme, percaya diri, dan layanan prima.
4. Dasar hukum Dasar pendidikan SMA YAPISA Nagrak adalah : 1. Al-Qur’an dan Al-Hadist 2. Pancasila 3. Undang-Undang No. 2 taun 1989, entang system pendidikan nasional 4. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta pendidikan masyarakat dalam Pendidikan Nasional. 5. Akta Noteris S.K. AD Notaris
b. Profil sekolah SMA YAPISA Nama Sekolah :
SMA YAPISA
Kode Sekolah
13-139
:
Status Sekolah :
Swasta
Negeri
NSS
:
30.2.02.02.01.022
NPSN
:
20232410
Status Akreditasi:
A
B
z C
Belum terakreditasi
Tanggal berlaku piagam akreditasi : 02.00/90/BAP-SM/XI/2007 s.d. 22/11/2011 Alamat Sekolah :
Jl. KH. Rafei No.11 Desa Nagrak Kecamatan Gunungputri
Kab. Bogor Telp (021) 8234841 – 8234662 Fax -Kode Pos : 16967 e-mail
:
Kurikulum
:
[email protected] 1994
2004
35
KTSP
c. Data guru DAFTAR GURU DAN TUGAS MENGAJAR SMA YAPISA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 No.
Nama Guru
L/P
2
Drs. H. Dedi Subadri, M.M. H. Saroni, S.S.
3
Jaelani Sidik, S.Pd.
L
4 5 6 7
Siti Juriah, S.Ag. Ahmad Jumroni, S.Pdi. Drs. Endang Sutisna Arif Robansyah, S.Pdi.
P L L L
1
Mata Pelajaran
L
Ketua Yayasan
L
Kepala Sekolah Bahasa dan Sastra Indonesia TU/Tata Usaha Bahasa Arab PKn Pendidikan Seni & Budaya
Alokasi Waktu Kelas X XI XII
2 2 2
2 2 2
Jumlah Jam
Keterangan
4
4
Sie Kurikulum
2 2 2
6 6 6
BP Wali Kelas XII + Waka Kesiswaan
8
Suria, S.Pdi.
L
Bahasa Sunda
2
2
2
6
9 10 11 12 13
Acep Nurjaya, S.Sos. Atin, S.Ag. Yuniarti, S.Pd. Rita Sundari, S.Si. Yayan Maryana, SE.
L L P P P
2 2 2 4 2
2 2
2 2
4 4
4 4
6 6 2 12 10
14
Gustaman, S.Pd.
L
4
4
15
Makhrus, SE
L
Geografi Sosiologi Biologi Matematika Ekonomi Akuntansi Bahasa dan Sastra Indonesia Teknologi Informasi & Komunikasi
2
2
2
6
L
Sejarah Nasional & Umum
2
2
2
6
L P
Penjaskes Fisika Kimia Agama Islam Bahasa Inggris Pembina Paskibra
2 2 2 2 4
2
2
2 4
2 4
6 2 2 6 12
40
36
36
112
16 17 18 19 20 21
Muh. Irham Mudzakir, S.Ag. Supri Haryanto, S.Pd., Jas. Nurul Isnaeni, S.Ag. Ahmad Badarudin, S.E. Ulan Dwi Astuti, S.S. M. Yusup Jumlah Jam
L P L
36
Wali Kelas XI
8 Wali Kelas X
d. Data siswa Jumlah Siswa Kelas 10 – 12 Tahun Pelajaran 2010/2011 : X
XI/IPS
XII/IPS
TOTAL
L
P
JML
L
P
JML
L
P
JML
L
P
JML
17
13
30
15
11
26
12
8
20
44
32
76
1. Jumlah Siswa
: Laki-laki
: 44
Perempuan
: 32
Jumlah
: 76
2. Jumlah Rombel
:3
3. Jumlah Kelas / Ruang
:3
B. Penelitian Pendahuluan Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SMA YAPISA Nagrak. Kegiatan ini melakukan observasi kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA khususnya kelas XI. Berdasarkan wacana tersebut diperoleh informasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan teknik ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan. Guru pernah mencoba dengan melakukan pembelajaran berkelompok tapi siswa lebih banyak mengandalkan temannya dan lebih individu dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Jadwal mengajar pada siang hari juga menjadi kendala yang menyebabkan siswa kurang memperhatikan pelajaran dan sikap siswa cenderung pasif atau hanya siswa yang berada di depan yang aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam belajar bahasa Indonesia
sehingga kurang adanya
interaksi antara guru dan siswa. Berdasarkan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus dapat membuat pelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan agar
37
materi yang disampaikan mudah diterima dengan baik oleh siswa selain itu siswa akan lebih bersemangat dalam tugas-tugas yang diberikan.
C. Tindakan Pembelajaran Siklus I 1. Pertemuan Pertama a. Tahap perencanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini mengenai menulis karangan deskripsi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga telah menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa. Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan soal pretest kepada siswa, guru pun memperkenalkan pembelajaran media gambar sebagai teknik menulis karangan kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas XI yang berjumlah 26 siswa yang terdiri 11 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran media gambar, guru menyampaikan teknik-teknik menggunakan media tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. b.
Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan
perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut:
38
1. Pertemuan pertama / Senin 10 Januari 2011 Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi menulis karangan deskripsi. Sedangkan tugas yang diberikan adalah tugas penyelesaian soal pretest secara individu. Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa ada yang sudah siap melaksanakan proses pembelajaran dan ada yang belum siap. Ketika ketua kelas menuntun siswa membaca doa dan memberi salam baru semua siswa hening dan siap mengikuti pelajaran. Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling mengenal. Namun ketika guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk membaca saja tapi tidak bisa menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan siswa yang sudah terbiasa menulis karangan sehingga mereka cepat memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang ada dalam pretest. Kemudian guru langsung bertindak dengan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Akhirnya mereka pun dapat mengerjakan dengan tingkat pemahaman mereka masingmasing. Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang diberikan sudah habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi soal yang diberikan. Ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas tersebut, sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh peneliti.
39
Gambar 2 Kegiatan belajar mengajar kelas XI c.
Tahap observasi Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan oleh guru, untuk mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil pengamatan sendiri. Hasil pengamatan guru melalui lembar observasi dengan berdasarkan jumlah siswa yang ada pada kelas XI SMA YAPISA dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Hasil rata-rata keaktifan siswa pada pertemuan pertama No.
Proses KBM
1 2 3
Siswa bertanya Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan. Siswa mengumpulkan jawaban di depan kelas. Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa menyampaikan pendapat Siswa menanggapi pendapat orang lain Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas selama pembelajaran. Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
4 5 6 7 8 9 10
40
Jumlah siswa 3 15 16
Skor
10 8 2 1 26
3 3 3 3 5
20
4
3
3
3 4 4
Jumlah
35
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Guru Jumlah Pertemuan : 35 2 : 17,5
Keterangan : Skala penilaian rata-rata tiap aspek 3 : Kurang 4 : Cukup 5 : Baik Skala penilaian jumlah rata-rata 5 - 9 : Berprestasi rendah 10 - 19 : Berprestasi sedang 20 - 30 : Berprestasi tinggi
Pada tabel satu terlihat bahwa dari sepuluh aspek kegiatan yang diobservasi dari lembar observasi guru terhadap siswa pada pertemuan pertama didapatkan rata-rata 17,5 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat sedang. Selain lembar obsevasi guru, guru juga menggunakan jurnal harian siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Tanggapan siswa terhadap pertemuan pertama Tanggapan siswa Pelajaran 1. Menulis karangan deskripsi.
Kesan 1. Belajar bahasa Indonesia tentang menulis hari ini menyenangkan, tapi sulit dalam mengarang.
41
Tabel tiga hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 90% menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel dua di atas. Selain jurnal siswa ada juga catatan lapangan yang dilakukan guru. Pada pertemuan pertama guru juga menyebarkan pretest terhadap siswa, di mana guru hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum materi disampaikan. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4 : Tabel 4 Nilai pretest menulis karangan deskripsi Aspek penilaian
No
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Adrian Hidayatullah Anwar Anwari Ahmad Jayadi Ahmad Fauzi Maldini Asep Apoy Maelani Chia Lestari Putri Danag Arianto Dede Dian Pertiwi Fikri Abdurrahman F. Firman Maulana Fatimah Irma Yunita Khairani Halimah Kodi Lulu Hasanah Melasih Maesaroh Muhammad Yusuf Kamil Nedi Nurafifah Rahmat Solihat Sri Mulyanah Zulfahmi
21 22 23 24 25 26
Kesesuaian dengan suasana sekolah 70 60 60 65 70 65 70 70 60 60 60 60 70 70 65 60 60 70 60 60 60 65 60 75 70 60
42
Pilihan kata atau diksi
Struktur kalimat
Skor
Kategori perolehan skor
70 60 60 65 70 65 70 70 60 60 60 55 70 70 65 60 55 70 60 60
70 65 60 70 70 65 75 70 65 60 60 60 70 70 65 60 55 70 60 60
70 61 60 66 70 65 71 70 71 60 60 58 70 70 65 60 56 70 60 60
Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang
65 65 60 75 70 60
60 65 60 70 70 60
61 65 60 73 70 60
Cukup Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Siswa : 1682 26 : 64,6
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih kurang dari nilai KKM (65), yaitu nilai rata-rata 64,6. Dalam hal ini maka harus ada tindak lanjut pada pertemuan kedua.
d.
Tahap refleksi Setelah melihat hasil penilaian pretest, lembar observasi guru, hasil jurnal,
dan catatan lapangan, masih banyak yang perlu diperbaiki pada pertemuan pertama ini. Persiapan guru pada pertemuan selanjutnya harus ditingkatkan. Hasil Pretest yang dapat dilihat pada tabel empat nilai rata-ratanya 64,6. Nilai ini masih kurang mencukupi dari nilai KKM yaitu 65. Dari 26 siswa yang mendapat nilai rendah terdapat nilai terendah yaitu 55, dimana pilihan kata atau diksinya kurang tepat sehingga mendapat penilaian terendah dari seluruh siswa. Pada hasil lembar observasi guru terhadap keaktifan siswa masih terdapat kekurangan dengan poin rata-rata 3 (Kurang), hal ini menyatakan keaktifan siswa masih kurang baik. Selanjutnya dapat dilihat pada jurnal siswa yang mana pernyataan siswa dalam pembelajaran hari ini merasa kesulitan dalam menulis karangan deskripsi, namun ketika guru menjelaskan mengenai karangan deskripsi siswa mulai memahami. Selain itu dalam catatan lapangan terdapat beberapa catatan sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.
43
Tabel 5 Catatan lapangan pertemuan 1 Pendahuluan Semua siswa sudah berada di dalam kelas setelah bel masuk dibunyikan, kemudian guru masuk kedalam kelas dan memulai dengan memperkenalkan diri. setelah itu guru mengabsen siswa satu persatu. Pembelajaran dimulai pada pukul 13.15 WIB. Dimulai dengan doa bersama dan salam. Kegiatan inti Guru memberikan tugas pretest kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang menulis karangan deskripsi. Kemudian guru menjelaskan materi dengan metode ceramah. Beberapa siswa tidak mempersiapkan buku dan alat tulisnya di atas meja. Terdapat siswa saling mengobrol dengan temannya. ada siswa yang duduk di bangku belakang tidak memperhatikan guru dan bermalasmalasan dalam belajar.
Kegiatan penutup Setelah bel tanda pelajaran selesai dibunyikan, guru menutup pertemuan pertama dengan memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan.
Perencanaan selanjutnya pertemuan kedua untuk memperbaiki pertemuan pertama adalah dengan menggunakan media gambar dalam proses menulis karangan deskripsi, selain itu juga guru menyampaikan materi tentang media gambar.
2. Pertemuan kedua a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan dalam pertemuan kedua ini, guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan kedua melanjutkan
44
dari pertemuan pertama, lembar observasi siswa, jurnal siswa, catatan lapangan, dan yang terakhir lembar soal postest di mana lembar ini menyatakan pada akhir siklus I. Materi yang diajarkan pada siklus I ini mengenai media gambar, pengertian menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, dan pengertian karangan deskripsi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga menyiapkan angket untuk akhir siklus I yang diberikan pada siswa.
b. Tahap pelaksanaan 1. Pertemuan kedua / Rabu 12 Januari 2011 Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Soal yang diberikan berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini lebih ke pemahaman siswa terhadap menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar sehingga siswa dapat menuliskan isi gambar ke dalam bentuk karangan.
Gambar 2 Proses kegiatan belajar mengajar XI Pertemuan kedua Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas ketika guru telah memasuki kelas. Kemudian guru mencatat materi yang akan dipelajari setelah itu baru menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika siswa mencatat materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang media gambar ada beberapa siswa yang belum mengerti, karena mereka terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya 45
ketika guru memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika mengerjaka soal postest, dan mereka mencoba memahami media gambar yang sudah disediakan guru dan mereka mulai menulis. Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan menulis siswa terhadap karangan deskripsi dalam belajar bahasa Indonesia, maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus I dan dianggap penerapan media gambar dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis. Hasil belajar melalui tes akhir siklus I sudah menunjukkan hasil yang meningkat dengan ratarata tes siswa mengalami peningkatan. Hasil skor akhir siswa (postest) dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Data Perolehan Nilai Postest pada Akhir Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Responden Adrian Hidayatullah Anwar Anwari Ahmad Jayadi Ahmad Fauzi Maldini Asep Apoy Maelani Chia Lestari Putri Danag Arianto Dede Dian Pertiwi Fikri Abdurrahman F. Firman Maulana Fatimah Irma Yunita Khairani Halimah Kodi Lulu Hasanah Melasih Maesaroh Muhammad Yusuf Kamil Nedi Nurafifah Rahmat Solihat Sri Mulyanah
Aspek penilaian Kesesuaian Pilihan Struktur dengan isi kata atau kalimat gambar diksi 85 80 83 75 75 75 70 70 70 70 65 65 70 70 70 70 70 70 80 80 80 80 85 85 70 70 70 70 70 70 80 80 80 65 75 70 75 75 75 80 80 80 75 75 75 70 85 70 65 75 70 80 80 80 75 75 75 85 70 70 70 70 70 80 80 80 65 75 70 85 85 85 80 85 80
46
Skor
Kategori perolehan skor
82 75 70 66 70 70 80 83 70 70 80 70 75 80 75 75 70 80 75 75 70 80 70 85 80
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik
26
Zulfahmi
75
75
75
75 1951
Jumlah Skor
Baik
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Siswa : 1951 26 : 75 Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai postest siswa > dari nilai KKM (65) yaitu nilai rata-rata 75 ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai terbaik dengan poin 80, 83, dan 85. Pendeskripsian yang baik di mana tema yang terkandung tepat diungkapkan hal ini terjadi karena siswa tersebut termasuk siswa yang rajin belajar dan sering menulis sebuah karangan. Tetapi masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai rendah hal itu terjadi karena siswa tersebut masih belum memahami benar isi gambar dengan baik. Setelah postest selesai
peneliti
menyebarkan lembar observasi siswa. c. Tahap Observasi Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil pengamatan sendiri. Hasil pengamatan guru melalui lembar observasi dengan berdasarkan jumlah siswa yang ada pada kelas XI SMA YAPISA dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Tabel 7 Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran pertemuan kedua No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Proses KBM Siswa bertanya Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan. Siswa mengumpulkan jawaban di depan kelas. Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa menyampaikan pendapat Siswa menanggapi pendapat orang lain Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas selama pembelajaran.
47
Jumlah siswa 10 24 22
Skor
26 10 7 8 26
5 4 4 4 5
5 5 5
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Jumlah Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Guru
9 10
26 12
5 5 47
Jumlah Pertemuan : 47 2 : 23,5
Keterangan : Skala penilaian rata-rata tiap aspek 3 : Kurang 4 : Cukup 5 : Baik Skala penilaian jumlah rata-rata 5 - 9 : Berprestasi rendah 10 - 19 : Berprestasi sedang 20 - 30 : Berprestasi tinggi
Pada tabel tujuh terlihat bahwa dari sepuluh aspek atau aktivitas yang diobservasi lembar observasi guru pada pertemuan pertama hingga pertemuan kedua mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 23,5 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat tinggi. Selain lembar observasi siswa, guru juga menyebarkan jurnal siswa pada pertemuan kedua ini. Hasil jurnal siswa pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Tanggapan siswa terhadap pertemuan kedua Tanggapan siswa Pelajaran 1. Menulis dengan
karangan
kesan deskripsi 1. Belajar bahasa Indonesia tentang menulis
menggunakan
media
hari ini menggunakan media gambar
gambar.
lebih
48
memudahkan
untuk
menulis
karangan deskripsi. 2.
Menyenangkan dan sangat berkesan.
d. Tahap Refleksi Dalam proses pembelajaran, media gambar telah berhasil membuat siswa lebih semangat dan menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Peningkatan rata-rata kemampuan
pemahaman siswa dalam menulis terjadi karena dalam
proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar observasi siswa pada pertemuan pertama banyak mendapat nilai tiga, pada pertemuan kedua meningkat dengan mendapat nilai lima. Penerapan media gambar membuat siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Indonesia khususnya menulis. Dalam catatan lapangan terdapat beberapa catatan sebagaimana ditampilkan pada tabel 9.
Tabel 9 Catatan lapangan pertemuan II Pendahuluan Bel tanda masuk dibunyikan seluruh siswa sudaha berada di dalam kelas. Kemudian guru masuk kedalam kelas, ketua kelas menyiapkan anggotanya untuk membaca doa bersama sebelum dimulainya pelajaran. setelah itu siswa mempersiapkan alat tulis kemudian guru memulai kegiatan belajar. Kegiatan inti Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang disampaikan pada pertemuan pertama, untuk mengingatkan siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Setelah itu guru menulis di depan kemudian menjelaskan matrei tentang penggunaan media gambar dalam menulis karangan deskripsi. Setelah selesai menjelaskan siswa diberikan tugas postest untuk membuat karangan deskripsi dengan contoh gambar yang disediakan. Kegiatan penutup Siswa mengumpulkan tugasnya, kemudian guru memberikan saran-saran dan semangat kepada siswa diakhiri dengan menutup pelajaran pada pertemuan kedua.
49
Selain itu guru menyebarkan angket persepsi siswa terhadap media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebaran angket tersebut dilakukan setelah pelaksanaan siklus satu selesai. Hasil angket tersebut di sajikan sebagai berikut.
Tabel 10 Hasil angket siswa terhadap pembelajaran menulis Ya Apakah kamu suka pokok pelajaran
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
19
73%
7
26,9%
menulis?
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil persepsi kesukaan anak terhadap pelajaran menulis 73% siswa menyukai pelajaran menulis, sedangkan 26,9% siswa masih belum menyukai pelajaran menulis.
Tabel 11 Hasil angket siswa terhadap pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar Ya
Apakah kamu pernah belajar menulis karangan dengan menggunakan media
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
9
34,2%
17
64,6%
sebelumnya?
Dari tabel di atas menerangkan bahwa siswa yang belum pernah menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar sebanyak 64,6%, sedangkan siswa yang sudah pernah menggunakan media gambar dalam menulis karangan sebanyak 34,2%.
50
Tabel 12 Hasil angket siswa terhadap pengetahuan tentang media gambar Ya Apakah kamu tahu media gambar?
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
11
41,8%
15
57%
Dilihat dari tabel di atas mengenai pengetahuan mereka terhadap media gambar 41,8% siswa menjawab sudah mengetahui media gambar, kemudian 57% menjawab belum mengetahui media gambar.
Tabel 13 Hasil angket siswa terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis karangan Ya
Apakah kamu menggunakan media gambar dalam menulis karangan
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
20
76,9%
6
22,8%
deskripsi?
Dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar siswa menggunakan media gambar dalam menulis karangan deskripsi dengan persentasi 76,9%, sedangkan 22,8% siswa tidak menggunakan media gambar dalam menulis karangan.
Tabel 14 Hasil angket siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis dengan menggunakan media
Ya Jumlah
51
Tidak (%)
Jumlah
(%)
gambar menyenangkan?
21
79,8%
5
19%
Berdasarkan tabel di atas siswa menyatakan kesenangannya terhadap penggunaan media gambar dalam menulis sebesar 79,8%, sedangkan 19% menyatakan tidak menyenangkan.
Tabel 15 Hasil angket siswa terhadap peningkatan pemahaman dalam pembelajaran menulis karangan Ya
Apakah menulis karangan dengan meggunakan media gambar dapat
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
23
87,4%
3
11,4%
meningkatkan pemahaman menulismu?
Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa 87,4% siswa meningkat pemahamannya setelah menggunakan media gambar dalam menulis Karangan, sedangkan 11,4% menyatakan belum meningkat.
Tabel 16 Hasil angket siswa mengenai kesulitan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia Ya Apakah kamu mengalami kesulitan
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
9
34,2%
17
64,6%
dalam KBM hari ini?
Dari tabel di atas menerangkan bahwa 34,2% siswa mengalami kesulitan dalam proses kegiatan belajar mengajar, sedangkan 64,6% siswa menyatakan tidak mengalami kesulitan.
52
Tabel 17 Hasil angket siswa terhadap kesan dalam pembelajaran menulis Apakah
kamu
pembelajaran
berkesan
dengan
terhadap
menggunakan
Ya
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
23
87,4%
3
11,4%
media gambar?
Dari tabel di atas menerangkan bahwa 87,4% siswa menyatakan terkesan dengan pembelajaran menggunakan media gambar, sedangkan 11,4% menyatakan tidak terkesan.
Tabel 18 Hasil angket siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia Ya
Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
5
19%
21
79,8%
dimulai?
Berdasarkan tabel di atas 19% siswa menyatakan kejenuhannya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan 79,8% menyatakan tidak.
Tabel 19 Hasil angket siswa terhadap peningkatan pemahaman dalam pembelajaran menulis karangan Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap
Ya
Tidak
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
24
91,2%
2
7,6%
menulis dengan menggunakan media gambar?
53
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa menyatakan bertambah kemampuannya dalan menulis karangan dengan menggunakan media gambar sebayak 91,2%, sedangkan 7,6% menyatakan tidak. Dari keseluruhan tabel di atas bisa dikatakan bahwa terdapat peningkatan belajar bahasa indonesia siswa dan indikator keberhasilan pun sudah tercapai maka penelitian dihentikan di siklus I sesuai dengan target yang direncanakan.
D. Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, salah satu instrumen yang digunakan adalah angket pemahaman siswa terhadap isi tulisan. Instrumen disebar pertama kali pada tanggal 12 Januari 2011. Selain menggunakan angket, pada penelitian ini juga digunakan lembar observasi, jurnal siswa, dan catatan lapangan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan. Untuk mengetahui data valid dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keasliannya, dan memastikan kebenaran data. Seperti menggunakan angket dan lembar observasi, dalam hal ini seluruh siwa mengisi instrumen tersebut dengan baik sesuai pendapat mereka masing-masing. Keseluruhan instrumen observasi pada pertemuan kedua ini diisi oleh siswa dengan poin lima karena dalam pertemuan kali ini guru mengajar dengan baik. Begitupun dengan jurnal siswa, siswa dengan antusias mengisi instrumen yang sudah disediakan walau ada beberapa pesan yang tidak mereka tulis. Selain angket, lembar observasi, dan jurnal siswa, guru juga membuat catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap pertemuan pada siklus I namun hasil catatan lapangan pada pertemuan kedua ini tidak ada kendala karena guru melakukan perbaikan dari catatan lapangan pertemuan pertama. Selain itu, untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan dilakukan dengan memeriksa tes akhir siswa. Soal tes dibuat dengan kurikulum sekolah mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ingin
54
dicapai. Tes akhir siklus digunakan untuk melengkapi data pengamatan peningkatan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis karangan dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
E. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun nontes. Diantaranya sebagai berikut. 1. Data Hasil Tes Siklus
Tabel 20 Data Perolehan Nilai Tes Pada Akhir Siklus No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Responden Adrian Hidayatullah Anwar Anwari Ahmad Jayadi Ahmad Fauzi Maldini Asep Apoy Maelani Chia Lestari Putri Danag Arianto Dede Dian Pertiwi Fikri Abdurrahman F. Firman Maulana Fatimah Irma Yunita Khairani Halimah Kodi Lulu Hasanah Melasih Maesaroh Muhammad Yusuf Kamil Nedi Nurafifah Rahmat Solihat Sri Mulyanah Zulfahmi Jumlah rata-rata keseluruhan
55
Skor pretest
Skor postest
70 61 60 66 70 65 71 70 71 60 60 58 70 70 65 60 56 70 60 60 61 65 60 73 70 60 64,6
82 75 70 66 70 70 80 83 70 70 80 70 75 80 75 75 70 80 75 75 70 80 70 85 80 75 75
Indikator ketuntasan belajar siswa mendapatkan nilai > 65 pada pertemuan kedua, berarti siswa telah tuntas belajar materi ini. Dilihat dari persentase, tingkat penguasaan belajar untuk akhir siklus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata pretest dengan skor 64,6 dan mengalami peningkatan pada postest dengan skor 75.
2. Lembar Observasi Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis
dan merefleksi setiap siklus tindakan
pembelajaran. Hasil observasi itu dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 21 Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I No. Proses KBM 1 Siswa bertanya 2 Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. 3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan. 4 Siswa mengumpulkan jawaban di depan kelas. 5 Siswa menjawab pertanyaan guru 6 Siswa menyampaikan pendapat 7 Siswa menanggapi pendapat orang lain 8 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas selama pembelajaran. 9 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 10 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Jumlah rata-rata keseluruhan
Pertemuan-1 3 4
Pertemuan-2 5 5
4
5
3
5
3 3 3 5
4 4 4 5
4
5
3
5
17,5
23,5
Berdasarkan tabel di atas, pada tindakan pembelajaran pertama rata-rata skor keseluruhan keaktifan siswa masih dikategorikan berprestasi sedang karena di dalam pertemuan pertama siswa mengalami kesulitan bagaimana cara menulis karangan deskripsi. Dalam pertemuan kedua keaktifan siswa meningkat menjadi
56
kategori tinggi, di mana siswa sudah mengetahui bagaimana cara menulis karangan deskripsi karena guru telah menggunakan media gambar.
F. Interpretasi Hasil Analisis Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media gambar dengan menunjukan sikap antusiasme dan semangat siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap tulisan. Sikap interaksi tatap muka dapat dilihat pada lembar observasi guru terhadap siswa. Pada pertemuan pertama prestasi siswa berkategori sedang, yaitu 17,5. Pada pertemuan kedua jumlah rata-rata keaktifan siswa dikategorikan tingkat tinggi dengan skor 23,5. Hal ini membuktikan terjadinya peningkatan dalam keaktifan siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus I sudah mencapai kriteria ketuntasan materi tersebut sehingga penelitian dapat dihentikan. Peningkatan jumlah rata-rata ini terjadi karena selama pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal ini didukung juga dengan data dari hasil angket yang diberikan kepada siswa sebanyak satu kali, yaitu di akhir siklus I. Angket terdiri sepuluh pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu ya dan tidak. Hasil angket persepsi siswa terhadap media gambar dalam pembelajaran materi menulis karangan deskripsi mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami peningkatan dengan skor 64,6 menjadi postest 75. Ini berarti hasilnya sudah mencapai nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil tes terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
G. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi karena siswa telibat aktif dalam proses
57
pembelajaran, sehingga mempermudah siswa dalam merangkai kata menjadi sebuah karangan. pada awalnya siswa merasa kesulitan dalam menulis sebuah karangan. Namun ketika guru menjelaskan materi dengan menerapkan media gambar, siswa memperhatikan maka siswa pun dapat menulis karangan deskripsi dengan baik. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada hasil postest, angket, dan jurnal siswa. Keterampilan menulis siswa meningkat pada siklus I diiringi dengan peningkatan rata-rata keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar. penelitian diakhiri siklus karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan guru, serta mengerjakan postest dengan sungguh-sungguh, membuat siswa lebih memahami materi yang telah dipelajari. Menurut hasil angket, siswa lebih memahami materi menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya menulis karangan deskripsi. Apabila dilihat dari hasil tes siswa maka akan terlihat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah menggunakan media gambar, hasil itu dapat dilihat dalam diagram piramida di bawah ini.
Hasil
56 58 60 60 60 60 60 60 60 60 61 61 65 65 65 66
pretest 70 70 70 70 70 70 70 71 71 73 Hasil
66 70 70 70 70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75
postest 75 80 80 80 80 80 80 82 83 85
58
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisi data, media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari skor angket persepsi siswa terhadap media gambar 24 (91,2%) siswa yakin lebih bertambah pemahaman menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Jika ditinjau dari setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian
mengalami peningkatan, rata-rata skor tes awal 64,6 meningkat pada tes akhir menjadi 75. Selain itu dapat terlihat pada lembar observasi yang sesuai dengan skala penilaian yang ditetapkan menunjukan peningkatan, yaitu pada pertemuan pertama jumlah rata-rata dikategorikan prestasi tingkat sedang, sedangkan pada pertemuan kedua terdapat peningkatan dengan prestasi tingkat tinggi.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Guru dapat menggunakan media gambar sebagai bahan pembaharuan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis karangan. Dengan media gambar, kemampuan siswa terhadap menulis dapat dikembangkan dengan baik. Dengan adanya berbagai keterbatasan, maka apa yang dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah hasil akhir. Adanya keterbatasan dan kekurangan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakan penelitian yang lebih lanjut, dengan harapan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi yang berbeda.
60
LAMPIRAN I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA Al-Falah Cikeas Bogor
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: XI
Semester
:2
Alokasi waktu
: 4x45 menit (2 pertemuan)
Tahun pelajaran
: 2010/2011
A.
STANDAR KOMPETENSI : Menulis : Memahami berbagai tulisan.
B.
KOMPETENSI DASAR :
C.
INDIKATOR : Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan:
1) Mampu menulis karangan deskripsi; 2) Mampu menulis dengan menggunakan media gambar.
D.
MATERI PEMBELAJARAN : a. Pengertian menulis. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran atau lukisan dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
61
b. Tujuan menulis Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis adalah: 1. Untuk memberitahukan suatu informasi 2. Untuk meyakinkan atau mendesak 3. Untuk menghibur atau menyenangkan, dan 4. Untuk mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat c. Menulis mempunyai fungsi sebagai berikut: Fungsi bahasa tulis sama banyaknya dengan fungsi bahasa lisan, bahasa tulis digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan, menyediakan informasi, dan untuk menghibur. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. d. Pengertian karangan deskripsi. Dan segi istilah karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya. e. Contoh gambar.
E.
TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa mampu: 1) menulis karangan deskripsi; 2) menulis karangan deskripsi dengan media gambar.
F.
METODE PEMBELAJARAN :
Media gambar
62
G.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : a. Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajarmengajar. 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dari materi yang akan dijelaskan. 3. Guru memberitahukan akan adanya latihan setelah penjelasan materi. b. Kegiatan Inti •
Pertemuan Pertama 1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai karangan. 2) Beberapa siswa mengemukakan pengamatan mengenai gambar. 3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menulis karangan deskripsi. 4) Siswa menyimak dengan baik informasi yang diberikan guru mengenai menulis karangan. 5) Guru memberikan contoh menulis karangan deskripsi hanya beberapa baris.
•
Pertemuan Kedua 1) Siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. 2) Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang diberikan guru mengenai media gambar. 3) Siswa memperhatikan contoh media gambar. 4) Siswa diberi tugas agar menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. 5) Siswa memahami gambar dengan seksama. 6) Siswa dapat menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar.
c. Kegiatan Penutup 1) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya.
63
2) Guru menutup pelajaran dan memberi kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
H.
SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
Buku Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional
I.
Contoh gambar
PENILAIAN 1. Penilaian proses belajar a.
Keseriusan siswa
b.
Keaktifan
2. Penilaian hasil a. Jenis tes karangan
Mengetahui,
Nagrak, 10 Januari 2011
Kepala SMA Al-Falah
Peneliti,
H. Syahroni, S. S
Syarif Hidayat
64
LAMPIRAN 2
Instrumen Pretest Ayo menulis!!! (PRETEST) Petunjuk 1. 1. Perhatikan soal di bawah ini dengan sebaik-baiknya! 2. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan! 3. 3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Soal 1. Buatlah karangan deskripsi berdasarkan keadaan sekolah SMA YAPISA pada siang hari?
Selamat mengerjakan...
65
LAMPIRAN 4
Instrumen Posttest Ayo menulis!!! (POSTTEST) Petunjuk 1. 1. Perhatikan contoh gambar dibawah ini! 4. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan! 2. 3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar! 3. Soal 1. Buatlah karangan deskripsi berdasarkan contoh gambar yang sudah di sediakan! Selamat mengerjakan... Kriteria penilaian untuk tes tulis tersebut adalah sebagai berikut. Kriteria Penilaian Penulisan
1. Kesesuaian dengan isi gambar a) Baik dengan skor 85-100 b) Cukup baik dengan skor 75-84 c) Kurang baik dengan skor 60-74 d) Tidak baik dengan skor 0-59 2. Pilihan kata atau diksi a) Tepat dengan skor 85-100 b) Cukup tepat dengan skor 75-84 c) Kurang tepat dengan skor 60-74
d) Tidak tepat dengan skor 0-59 3. Struktur Kalimat a) Baik dengan skor 85-100 b) Cukup baik dengan skor 75-84 c) Kurang baik dengan skor 60-74 d) Tidak baik dengan skor 0-59
66
Format penilaian penulisan No.
Responden
Aspek Penilaian
Skor
Kategori Perolehan Skor
1
2
3
Keterangan: 1. Kesesuaian judul / gambar dengan isi 2. Pilihan kata atau diksi 3. Penggunaan tanda baca Rumus: Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Skor Penilaian
Tingkat keberhasilan belajar siswa Nilai Siswa
Kategori Prestasi Belajar
81-100%
Sangat baik
71-80%
Baik
61-70%
Cukup
41-60%
Kurang
<40%
Sangat Kurang
67
LAMPIRAN 6
FORMAT OBSERVASI Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan. No.
Proses KBM
Kriteria Kurang (3)
1
Siswa bertanya
2
Memperhatikan dan mendengarkan
Cukup (4)
Baik (5)
penjelasan guru.
3
Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan.
4
Siswa mengumpulkan jawaban di depan kelas.
5
Siswa menjawab pertanyaan guru
6
Siswa menyampaikan pendapat
7
Siswa menanggapi pendapat orang lain
8
Siswa beragam
terlibat
langsung
kegiatan
dalam
kelas
selama
antusias
selama
pembelajaran.
9
Siswa
tampak
mengikuti pembelajaran.
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
Jakarta, 10 Januari 2011
Obsever Guru
68
LAMPIRAN 8
Jurnal Siswa Identitas siswa Nama
:
Kelas
:
Hari/tanggal
:
Pertemuan
:
Pertanyaan 1) Pelajaran apa yang kamu dapatkan hari ini? 2) Kesan apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran menulis hari ini?
Jawaban .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ............................................................................................................
69
LAMPIRAN 10
Catatan Lapangan Adapun hasil catatan lapangan yang ditemukan selama proses belajar mengajar berlangsung adalah sebagai berikut.
Tindakan ( Siklus ) : Hari/ tanggal
:
Waktu
:
Pertemuan ke
: Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan penutup
70
LAMPIRAN 12 ANGKET Penjelasan •
Angket ini bertujuan menilai dan mengetahui pemahaman siswa dalam belajar bahasa Indonesia.
•
Silakan menjawab dengan jujur dan sesuai seperti apa yang kalian alami dalam belajar bahasa Indonesia.
•
Sebelum mengisi angket, kalian dipersilahkan untuk mengisi identitas terlebih dahulu.
Identitas Pengisian Nama
:
No. Absen
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk Pengisian Berilah tanda centang (X) pada salah satu pilihan yang telah disediakan sesuai dengan apa yang kalian alami dalam belajar bahasa indonesia. 1. Apakah kamu suka pokok pelajaran menulis? a. Ya
b. Tidak
2. Apakah kamu pernah belajar menulis karangan dengan menggunakan media sebelumnya? a. Ya
b. Tidak
3. Apakah kamu tahu media gambar? a. Ya
b. Tidak
4. Apakah kamu menggunakan media gambar dalam menulis karangan deskripsi? a. Ya
b. Tidak
5. Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis dengan menggunakan media gambar menyenangkan? a. Ya
b. Tidak 71
6. Apakah menulis karangan dengan meggunakan media gambar dapat meningkatkan pemahaman menulismu? a. Ya
b. Tidak
7. Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran dengan menggunakan media gambar? a. Ya
b. Tidak
8. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam KBM hari ini? a. Ya
b. Tidak
9. Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai? a. Ya
b. Tidak
10. Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap menulis dengan menggunakan media gambar? a. Ya
b. Tidak
72