ISSN 2338-8102
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT. BJK Harini FT. Universitas 17 Agustus 1945 E-mail:
[email protected] Abstrak: PT. BJK yang merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kendaraan operasional seperti peti mobil, truk pengangkut sampah dan lain sebagainya. Perencanaan produksi diharapkan mampu memenuhi jadwal induk produksi yang ditetapkan dengan kata lain dapat memenuhi permintaan pasar di PT. BJK. Sering terjadi kelebihan stok produk disaat permintaan barang berkurang sedangkan pada sat permintaan tinggi, perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) yaitu membuat jadwal induk produksi dan menganalisis hasil dari jadwal induk produksi. (2) Jadwal induk produksi yang telah diperbaiki diharapkan dapat meminimalisasikan produk, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan. Metode yang digunakan berdasarkan pengukuran dan studi pustaka. Dapat disimpulankan bahwa: (1) Optimalisasi jadwal induk produksi dapat tercapai dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap karena dapat memenuhi permintaan produksi sebesar 147 unit /bulan. Sebelumnya perusahaan ini hanya dapat memenuhi permintaan produksi sebesar 120 unit/bulan. (2) Model penjadwalan induk produksi yang sesuai dengan kebutuhan adalah dengan mengunakan metode tenaga kerja tetap. Hal ni dikarenakan dengan menggunakan metode tersebut biaya produksi yang diperlukan paling kecil daripada metode lain yaitu sebesar Rp. 644.459.500,- . Kata kunci: jadwal induk produksi, metode tenaga kerja tetap Abstract: PT. BJK which is a manufacturing company that produces operational vehicles such as cars crates, garbage trucks and so forth. Production planning is expected to meet the master production schedule specified in other words, can meet the market demand in the PT. BJK. Often there is excess stock products when demand for goods is reduced while on a sat high demand, companies have difficulties to meet the existing demand. The purpose of this study is: (1) the master production schedule and analyze the results of the master production schedule. (2) The master production schedule that has been repaired is expected to minimize the product, so in accordance with the needs and desires of the company. The method used is based on measurements and literature. The conclusion is (1) Optimization of the master production schedule can be achieved by using the method of permanent workers because it can meet the production demand of 147 units / month. Earlier the company was only able to meet the production demand of 120 units / month. (2) master production scheduling model that suits your needs is to use the method of permanent workers. This ni due to the cost of production using these methods required very few of the other methods is Rp. 644.459.500,-. Key word: master production schedule, fix manpower method
perusahaan tersebut. Perencanaan dan pengendalian
PENDAHULUAN Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya
produksinya harus dilakukan secara teliti agar tidak terjadi
produk yang dibuat sering terjadi kelebihan stok produk
kekurangan bahan baku maupun barang jadi.
jadi di saat permintaan barang berkurang. Pada saat
Permasalahan yang sering terjadi pada PT. BJK ini adalah
permintaan tinggi, perusahaan mengalami kesulitan untuk
sering terjadi kelebihan stok produk jadi di saat permintaan
memenuhi seluruh permintaan yang ada. Hal ini
barang berkurang. Pada saat ini permintaan untuk peti
menyebabkan kegiatan produksi pun menjadi tidak lancar
mobil sebanyak 147 unit/bulan, dengan kondisi sekarang
dan dapat berakibat perusahaan mengalami kerugian
perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi seluruh
dalam segi keuangan. PT. BJK yang merupakan sebuah
permintaan yang ada, karena kapasitas produksi hanya
perusahaan manufaktur yang memproduksi kendaraan
berkisar 120 unit/bulan. Permasalahan yang ada, kemudian
operasional seperti peti mobil, truk pengangkut sampah
dicarikan solusinya, berdasarkan proses identifikasi, salah
dan lain sebagainya. Peti mobil adalah salah satu bagian
satu permasalahan dalam penjadwalan induk produksi
dari kendaraan yang paling sering diproduksi oleh
pada PT. BJK adalah Upaya yang akan dilakukan untuk
Jurnal Ilmiah WIDYA
37
Volume 2 Nomor 3 Agustus-Oktober 2014
Harini, 37 - 41
Peningkatan Kapasitas Produksi Peti Alumunium untuk Memenuhi Kebutuhan Permintaan melalui Optimalisasi Jadwal Induk Produksi di Pt. Bjk
induk produksi yang lebih baik dari sebelumnya. Data yang dibutuhkan adalah data permintaan produk, data jumlah bahan yang disimpan, waktu baku, jam kerja per hari, biaya lembur, biaya berdasarkan waktu, biaya penambahan karyawan, biaya pengurangan karyawan, dan biaya produksi. Dalam pengambilan data permintaan produk dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode peramalan. Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan perhitungan untuk mendapatkan data permintaan produk, kemudian dilakukan pengumpulan data waktu baku dari proses pembuatan peti aluminium tersebut. Dalam pengambilan data pengukuran waktu produksi digunakan alat bantu berupa pengukur waktu. Data biaya-biaya diperlukan dalam menentukan metode yang tepat untuk membuat jadwal induk produksi. Hal tersebut dilakukan dengan wawancara langsung kepada pemilik dan karyawan di PT. BJK pada saat pengambilan data-data penunjang lainnya. Metode yang dipergunakan untuk meramalkan permintaan tersebut menggunakan dua metode di antaranya adalah metode pemulusan eksponensial tunggal dan metode persamaan linear trend. Hasil peramalannya, selanjutnya dilakukan pengujian keakuratan peramalan. Uji keakuratan peramalan dilakukan untuk memilih peramalan yang paling tepat untuk membuat jadwal induk produksi. Diagram alir metodologi penelitian disajikan pada gambar I berikut:
mengatasi permasalahan tersebut adalah meningkatkan kapasitas produksi secara efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi permintaan tersebut di atas. Penjadwalan produksi produk peti aluminium kurang tepat, sehingga menyebabkan banyak barang jadi namun barang tersebut tidak dapat dipergunakan karena harus menunggu untuk dirakit dengan mobil. Produk ini cukup besar, sehingga apabila produksi terlalu banyak dan tidak sesuai dengan permintaan maka akan mempersempit ruang gerak kerja dan akan merugikan perusahaan. Terkadang produk peti aluminium telat untuk dipasangkan ke mobil dikarenakan tidak ada peti aluminium yang siap untuk dirakit dengan mobil sehingga pelanggan harus menunggu hingga produk tersebut jadi terlebih dahulu, berdasarkan data dan informasi upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas maka perlu dilakukan perbaikan penjadwalan produksi sehingga dapat berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas produksi. Perencanaan dan pengendalian produksi pada mulanya ditujukan untuk mengatur sistem produksi barangbarang manufaktur. Sampai sekarang pun, perencanaan dan pengendalian produksi tersebut mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda dengan periode awal munculnya metode tersebut. Tujuan tersebut adalah memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang terbatas dalam produksi secara efektif yang dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen dan memperoleh keuntungan. Sumber daya yang terdiri dari fasilitas produksi, tenaga kerja dan material yang dibatasi oleh kapasitas mesin dan tenaga kerja, waktu delivery untuk produk serta kebijakankebijakan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) yaitu membuat jadwal induk produksi dan menganalisis hasil dari jadwal induk produksi, (2) jadwal induk produksi yang telah diperbaiki diharapkan dapat meminimalisasikan produk, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan pada PT. BJK yang memproduksi peti pada mobil niaga. Prosedur penelitian diawali dengan mengidentifikasikan permasalahan yang terdapat pada penjadwalan induk produksi yang ada pada saat ini. Proses pengumpulan data guna membuat jadwal Jurnal Ilmiah WIDYA
Mulai
Studi Lapangan dan Pengambilan Data
Perumusan Masalah: - Bagaimana cara memperbaiki jadwal produksi - Metode apa yang tepat digunakan untuk membuat jadwal induk produksi
Pengolahan Data: - Data perusahaan - Data waktu produksi - Data hasil jumlah produksi 12 bulan - Data biaya-biaya produksi
A Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian
38
Volume 2 Nomor 3 Agustus-Oktober 2014
Peningkatan Kapasitas Produksi Peti Alumunium untuk Memenuhi Kebutuhan Permintaan melalui Optimalisasi Jadwal Induk Produksi di Pt. Bjk
Harini, 37 - 41
tenaga kerja, mesin, fasilitas untuk penyesuaian permintaan dengan kapasitas. Rencana agregat bertujuan untuk membuat skenario pembebanan kerja untuk mesin dan tenaga kerja (reguler, lembur, subkontrak) secara optimal untuk keseluruhan produk dan sumber daya secra terpadu (tidak per produk). 4. Membuat jadwal induk produksi (JIP). JIP adalah suatu rencana terperinci mengenai “apa & berapa unit” yang harus diproduksi pada suatu periode tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan cara (salah satunya) memecah (disagregat) rencana agregat ke dalam rencana produksi (apa, kapan, berapa) yang akan direalisasikan. 5. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu 6. Penjadwalan pada mesin & fasilitas produksi. Penjadwalan ini meliputi unrutan pengerjaan, waktu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu penyelesaian, prioritas pengerjaan dan senagainya. 7. Monitoring aktivitas produksi 8. Pelaporan dan pendataan
PEMBAHASAN Data Penjualan Peti Aluminium Data penjualan peti aluminium mobil tahun lalu yang dilakukan selama beberapa bulan. Data ini berfungsi sebagai masukan untuk melakukan perhitungan peramalan permintaan banyaknya produk yang akan dibuat untuk periode selanjutnya. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Data Penjualan Peti Aluminium Bulan
Index Waktu (t)
Penjualan Aktual (A)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 2011
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
44 57 77 73 74 79 63 101 75 100 160 112
Menurut Kusuma Hendra (2001;56) sebelum melakukan perhitungan peramalan, terlebih dahulu mengetahui pola dari permintaan yang lalu. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui metode yang tepat digunakan untuk peramalan. Pola permintaan tahun lalu, seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Grafik Uji Tingkat Keakuratan Peramalan Dari Metode Pemulusan Eksponensial Menggunakan Alfa 0,1.
Gambar 2. Pola Permintaan (Pola Trend)
Perencanaan dan pengendalian produksi yang dilakukan adalah mencakup beberapa aktivitas sebagai berikut: 1. Peramalan kuantitas permintaan 2. Perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu 3. Perencanaan kapasitas (Menyusun Rencana Agregat) Jurnal Ilmiah WIDYA
Gambar 4. Grafik Uji Tingkat Keakuratan Peramalan Dari Metode Pemulusan Eksponensial Menggunakan Alfa 0,2.
39
Volume 2 Nomor 3 Agustus-Oktober 2014
Harini, 37 - 41
Peningkatan Kapasitas Produksi Peti Alumunium untuk Memenuhi Kebutuhan Permintaan melalui Optimalisasi Jadwal Induk Produksi di Pt. Bjk
Sedangakan jika definisikan secara terpisah akan mencakup dua aktivitas yakni: a) Perencanaan produksi: aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. b) Pengendalian produksi: aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana.
Gambar 5. Grafik Uji Tingkat Keakuratan Peramalan Dari Metode Pemulusan Eksponensial Menggunakan Alfa 0,3.
Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Produksi: 1. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif. 2. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin. 3. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas. 4. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan. 5. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu. 6. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan. 7. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli. 8. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci.
Gambar 6. Grafik Uji Tingkat Keakuratan Peramalan Dari Metode Pemulusan Eksponensial Menggunakan Alfa 0,5.
Tingkat Perencanaan dan Pengendalian Produksi: 1. Perencanaan jangka panjang Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial. 2. Perencanaan jangka menengah Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, jadwal induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi. 3. Perencanaan jangka pendek Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan
Gambar 7. Grafik Uji Tingkat Keakuratan Peramalan Dari Metode Persamaan Linear Trend.
Perencanaan & Pengendalian Produksi Secara umum perencanaan & pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas merencanakan dan mengendalikan material masuk, mengalir, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi yang minimum. Jurnal Ilmiah WIDYA
40
Volume 2 Nomor 3 Agustus-Oktober 2014
Harini, 37 - 41
Peningkatan Kapasitas Produksi Peti Alumunium untuk Memenuhi Kebutuhan Permintaan melalui Optimalisasi Jadwal Induk Produksi di Pt. Bjk
Dari ke semua metode yang dilakukan maka untuk penentuan jadwal induk produksi, metode tenaga kerja tetap dapat dijadikan metode yang dipilih, sehingga untuk jadwal induk produksi peti aluminium dapat dilihat dari unit yang diproduksi pada waktu jam kerja.
dan pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek . Analisis Jadwal Induk Produksi Peramalan yang terpilih yaitu dari metode persamaan linier trend. Hal ini disebabkan karena memiliki nilai rata-rata kesalahan deviasinya paling kecil (MAD) dibandingkan dengan metode pemulusan eksponensial tunggal yaitu sebesar 13,83. sehingga selanjutnya dipergunakan untuk membuat jadwal induk produksi (Baroto,2002:16). Perhitungan selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan perhitungan nilai biaya produksi secara keseluruhan. Pada metode tenaga kerja tetap ini tidak ada sub kontrak, karena produk yang dihasilkan oleh para pekerja dengan melakukan lembur telah cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan. Pada akhir periode, ternyata perhitungan dengan menggunakan tenaga kerja tetap ini masih dapat menghasilkan produk jadi dalam inventory. Hal ini dikarenakan permintaan pada tiap periode yang tidak tetap dapat menimbulkan produk yang berlebih yang nantinya akan menjadi inventori. Total biaya produksi yang didapatkan diperoleh dari penjumlahan biaya ongkos jam, ongkos jam lembur dan ongkos inventori. Total biaya produksi yang diperlukan dengan metode tenaga kerja tetap sebesar Rp. 644.459.500,- untuk tenaga kerja sebanyak 9 orang. Perhitungan yang telah dilakukan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui nilai total ongkos produksi yang dibutuhkan untuk melakukan produksi berdasarkan permintaan dan terdapat faktor lain yakni biaya penambahan maupun pengurangan tenaga kerja. Adapun nilai total ongkos produksi yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan metode tenaga kerja berubah sebesar Rp. 700.814.000,-. Hasil perhitungan tersebut diperoleh dari penjumlahan antara ongkos jam kerja, ongkos penambahan tenaga kerja, ongkos pengurangan tenaga kerja, serta ongkos keterlambatan pengiriman. Pada metode strategi campuran didapatkan nilai total ongkos produksi sebesar Rp. 718.387.695,-. Jurnal Ilmiah WIDYA
PENUTUP Kesimpulan 1. Optimalisasi jadwal induk produksi dapat tercapai dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap karena dapat memenuhi permintaan produksi sebesar 147 unit /bulan. Sebelumnya perusahaan ini hanya dapat memenuhi permintaan produksi sebesar 120 unit/bulan. 2. Model penjadwalan induk produksi yang sesuai dengan kebutuhan adalah dengan mengunakan metode tenaga kerja tetap. Hal ni dikarenakan dengan menggunakan metode tersebut biaya produksi yang diperlukan paling kecil daripada metode lain yaitu sebesar Rp. 644.459.500,3. Total biaya produksi yang diperlukan dengan metode tenaga kerja tetap sebesar Rp. 644.459.500,- untuk tenaga kerja sebanyak 9 orang. Berdasarkan data tersebut maka perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan dibandingkan dengan menggunakan metode tenaga kerja berubah atau pun metode tenaga kerja campuran yang membutuhkan biaya produksi yang lebih besar. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perencanaan disagregasi agar dapat diketahui lebih jelas lagi untuk perencanaan produksi dari tiap-tiap produknya. DAFTAR PUSTAKA Gasperz, Vincent. Production Planning and Inventory Control. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2000-2008. Kusuma Hendra. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. ANDI. Yogyakarta, 2001. Siagian, Yolanda. Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta, 2005. Stevenson, Wiliam J. Operation Management International Student Edition with Global Reading. McGraw Hill. Singapore, 2007. Teguh, Broto. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2002. http://www.scribd.com/doc/55478558/28/Konsep-Dasar-AktivitasJadwal-Induk-produksi
41
Volume 2 Nomor 3 Agustus-Oktober 2014