Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
ANALISIS KEEFEKTIFAN LIPTAN (LEMBAR INFORMASI PERTANIAN) SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN PADA PETANI MAJU (The Effectiveness Analysis of "LIPTAN" as an Assessment Dissemination Media on Developed Farmer) WAHYUNING K. SEJATI, EKO S. MULYANI, SUNARSIH dan SAHAT M. PASARIBU Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor ABSTRACT Liptan is one of communication media used to disseminate research/assestment results for farmers and extension. A research was done in order to know the level of Liptan effectiveness as a communication media to disseminate the results of research animals technology to farmers. The objectives of this study were (1) to analyze farmer’s perception of Liptan on it’s massage performance, massage matery and massage usage; (2) to analyze farmer comprehension on massage matery by knowledge improvement test. The study sites were Malang, Tuban (East Java), Indragirihulu and Kampar districts (Riau), involving 31, 30, 31 and 28 respondents respectively. Perception data were collected using questionaires, while comprehension data using a pre testpost test design. Perception data analysis used summated rating method in a Likert scale from 4 until 0 for the most likely statement until the most dislikely statement. The supporting data were collected from institutional linkage. The results show that farmer’s perception scores of Liptan performance in Tuban, Malang, Inhu and Kampar were 3.19; 3.13; 3.07, and 3.22. Qualitatively Liptan performace on farmer’s perception was attractive enough. But from the scores, colour and illustration variables need to be improved. Score on Liptan material variable for each districts were 3.06; 3.11; 2.99 and 3.19. Qualitatively those scores represented field condition and socially accepted. This condition described that disseminated information was based on the problem dealing in field. The scores of Liptan usage for each districts were 3,50; 5,53; 3,79 and 3,69. Respectively the results indicated that Liptan was very usefull for the farmer espescially in increasing knowledge comprehention of the pre test and post test shows a significant diference (P>0.01). Percentages of the knowledge improvement in each district were 24.4%, 4.30%, 35.3%, and 37.8%. Concluded, Liptan is an effective media in disseminating result of research. Key words: Effectiveness, communication media, research dissemination, farmers, Riau ABSTRAK Liptan merupakan salah satu media komunikasi yang banyak digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian/pengkajian teknologi pertanian/peternakan bagi penyuluh, petani maju maupun pengguna lainnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keefektifan Liptan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan hasil penelitian/pengkajian teknologi pertanian/peternakan bagi petani maju. Secara spesifik tujuan penelitian adalah: (1) Menganalisis persepsi petani maju terhadap media Liptan dilihat dari penyajian pesan, isi/materi pesan, dan kegunaan pesan; (2) Menganalisis pemahaman petani terhadap isi Liptan melalui uji peningkatan pengetahuan. Penelitian dilakukan di dua Propinsi yaitu di Propinsi Jawa Timur pada Kabupaten Tuban dan Malang, dan Propinsi Riau pada Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kampar. Jumlah responden (petani maju) penelitian berturut-turut untuk kabupaten Tuban, Malang, Indragiri Hulu dan Kampar adalah sebanyak 31, 30, 31 dan 29 orang. Data persepsi responden dikumpulkan melalui wawancara kepada petani, sedangkan pengumpulan data pemahaman responden melalui uji peningkatan pengetahuan digunakan pre-test post-test design. Analisis persepsi menggunakan metode summated rating, dengan skala
773
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
Likert dari 4 s/d 0, sedangkan analisis untuk peningkatan pengetahuan digunakan t test. Data penunjang dikumpulkan dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor penyajian pesan yang didapatkan pada petani di Tuban, Malang, Indragiri Hulu dan Kampar berturut-turut adalah 3,19; 3,13; 3,07 dan 3,22. Dilihat dari penilaian setiap indikator terlihat bahwa indikator warna dan ilustrasi perlu lebih ditingkatkan. Skor persepsi petani terhadap isi/materi Liptan untuk masing-masing kabupaten berturutturut adalah 3,06; 3,11; 2,99 dan 3,19. Secara kualitatif skor tersebut termasuk kategori sesuai dengan kondisi lapang dan dapat diterima oleh masyarakat. Keadaan ini menggambarkan bahwa informasi yang dimuat didasarkan pada permasalahan di lapang. Persepsi responden terhadap kegunaan Liptan, skor yang didapat untuk masing-masing kabupaten secara berturut-turut 3,50; 3,53; 3,79 dan 3,67. Dari hasil di atas menunjukkan bahwa Liptan berguna bagi petani. Hasil pre test dan post test menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01), persentase peningkatan pengetahuan untuk masing-masing kabupaten adalah sebanyak 24,4%; 43,0%; 17,0% dan 17,92%. Disimpulkan bahwa Liptan efektif digunakan sebagai media penyampaian hasil penelitian/pengkajian. Persentase peningkatan pengetahuan untuk masing-masing kabupaten adalah sebanyak 24,4%; 43,0%; 17,0% dan 17,92%. Kata kunci: Analisis keefektifan, media komunikasi, disseminasi hasil penelitian, petani, Riau
PENDAHULUAN Diseminasi informasi dan teknologi hasil penelitian atau pengkajian merupakan salah satu kegiatan penting dari suatu lembaga penelitian/pengkajian untuk menjamin sampainya teknologi tersebut ke pengguna. Guna mendukung kegiatan tersebut tersedia berbagai macam media komunikasi diantaranya forum seminar, lokakarya, temu tugas, temu lapang, penyajian media cetak dan perpustakaan. Masalah yang sering mengemuka sehubungan dengan penyebaran informasi, terutama dikalangan petani sebagai pengguna akhir diantaranya adalah: kurang tersedianya media komunikasi yang mudah dipahami oleh petani (TJITROPRANOTO, 1992). Oleh karena itu agar pesan dapat efektif sesuai dengan pengguna perlu mengetahui karakteristik pengguna serta saluran komunikasi yang biasa digunakan. Lembar Informasi Pertanian (Liptan), adalah salah satu media penyampaian hasil pengkajian berbentuk selebaran atau leaflet, produksi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang disebarluaskan ke penyuluh dan pengguna lainnya, melalui instansi terkait (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian). Media Liptan selain digunakan oleh Penyuluh juga sudah mulai banyak digunakan oleh petani maju, yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai petani yang lancar baca tulis serta berbahasa Indonesia. EVANITA (1992) mengemukakan bahwa untuk menciptakan suatu komunikasi tercetak yang efektif pesan harus menarik perhatian pengguna, mudah dibaca dan dimengerti, serta membuat sesuatu yang berkesan. JAHI (1988) juga mengemukakan bahwa sebagai media cetak, Liptan memiliki keunggulan diantaranya dapat disimpan dan dibaca kembali. Keefektifan media komunikasi dapat diuji melalui pretesting yaitu dengan melihat unsur-unsur keefektifan seperti: daya tarik (attraction), mudah dipahami (comprehension), diterima masyarakat (acceptability), memotivasi perbaikan (self improvement) dan persuasif (BERTRAND, 1978). Disamping melalui pretesting, keefektifan suatu media komunikasi dapat diukur melalui tingkat pemahaman responden terhadap isi/materi pesan yang dimuat. Tujuan penelitian adalah: 1.
Menganalisis persepsi petani terhadap media Liptan dilihat dari penyajian pesan, isi/materi pesan dan kegunaan pesan
2.
Menganalisis pemahaman petani terhadap isi Liptan melalui uji peningkatan pengetahuan.
774
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
MATERI DAN METODE Materi penelitian adalah Liptan yang diproduksi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Untuk responden di Propinsi Jawa Timur, Liptan yang digunakan adalah produksi BPTP Karang Ploso, sedang untuk responden di Propinsi Riau Liptan produksi BPTP Padang Marpoyan. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan pada tahun 1998-1999 di empat kabupaten dua propinsi yaitu yang diwakili Kabupaten Tuban dan Kabupaten Malang (Jawa Timur), dan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Kabupaten Kampar (Propinsi Riau). Pemilihan lokasi ini didasarkan bahwa di BPTP terpilih terdapat variasi media komunikasi hasil-hasil pengkajian. Responden Responden yang digunakan dalam penelitian adalah petani yang dipilih secara sengaja untuk mewakili penerima informasi. Pemilihan responden mengacu pada Renstra Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian yang menyebutkan bahwa sasaran daripada Liptan adalah penyuluh dan petani andalan. Jumlah responden untuk masing-masing propinsi adalah 60 orang petani. Pengumpulan data dan analisis Prosedur pengumpulan data menggunakan kuesioner. Responden diberi kesempatan untuk mengamati dan membaca beberapa Liptan BPTP propinsi yang bersangkutan. Data persepsi meliputi: (1) Persepsi terhadap penyajian Liptan dengan peubah tata letak, jenis huruf, ilustrasi, warna, sistematika, bahasa, dan ukuran huruf; (2) Persepsi terhadap isi Liptan, dengan peubah kesesuaian dengan kondisi lapang, dan informasi yang dibutuhknan, dapat diterima oleh masyarakat; (3) Persepsi terhadap kegunaan, dengan peubah menambah pengetahuan, mendorong minat berusahatani, dan membantu mengatasi masalah. Data pemahaman responden terhadap Liptan dilakukan dengan uji sebelum membaca (pre test) dan setelah membaca Liptan (post test) terbaru yang belum disebarkan pada pengguna. Analisis data persepsi menggunakan metode summated ratings, yaitu skala Likert dari 4 sampai dengan 0 untuk pernyataan yang paling diminati sampai dengan pernyataan yang paling tidak diminati. HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi petani terhadap Liptan sebagai media penyampaian hasil penelitian/pengkajian Persepsi petani terhadap penyajian pesan Indikator yang digunakan untuk melihat penyajian pesan adalah tata letak, jenis huruf yang digunakan, ilustrasi, warna, sistematika, penggunaan bahasa serta ukuran huruf yang digunakan pada Liptan. Secara keseluruhan (Tabel 1) skor yang didapatkan pada responden petani dikeempat kabupaten menunjukkan kisaran antara menarik dan sangat menarik. Dari hasil diatas secara
775
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
kualitatif dapat dikatakan bahwa persepsi petani pada penyajian pesan Liptan adalah menarik dan mudah dipahami. Tabel 1. Persepsi petani terhadap penyajian pesan pada Liptan Peubah
Kab.
Jawa Timur 4 (%)
Tata letak Jenis huruf Ilustrasi Warna Sistematika Bahasa Ukuran huruf Keseluruhan
3 (%)
2 (%)
1 (%)
Riau 0 (% )
X
4
3
2
1
0
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
X
1
60,7
35,7
3,6
0
0
3,6
38,7
54,8
6,5
0
-
3,3
2
48,8
51,2
0
0
0
3,5
48,3
48,3
3,5
0
-
3,5
1
39,3
53,5
3,6
3,6
0
3,3
38,7
48,4
6,5
3,2
3,2
3,2
2
20,9
79,1
0
0
0
3,2
44,8
48,3
3,5
0
3,5
3,3
1
39,3
53,5
3,6
3,6
0
3,3
25,8
54,8
12,9
3,2
3,2
3,0
2
25,6
65,1
2,3
7,0
0
3,1
41,4
41,4
6,9
6,9
3,5
3,1
1
25,0
50,0
7,1
17,9
0
2,8
32,3
61,3
0
3,2
3,2
3,2
2
14,0
62,7
4,7
16,3
2,3
2,7
51,7
37,9
0
10,3
-
3,3
1
34,6
53,8
3,9
7,7
0
3,2
32,3
48,4
3,23
12,9
3,2
2,9
2
16,3
79,1
2,3
2,3
0
3,1
27,6
55,2
6,9
3,45
6,9
2,9
1
17,9
67,9
7,1
3,5
3,6
2,9
19,4
67,7
6,45
6,5
-
3,0
2
11,6
88,4
0
0
0
3,1
27,6
55,2
6,9
10,3
-
3,0
1
39,3
57,1
0
3,6
0
3,3
19,4
74,2
0
3,23
3,2
3,0
2
25,6
72,1
2,3
0
0
3,2
48,3
48,3
3,45
0
-
3,1
1
31,4
51,1
4,1
5,7
0,5
3,2
29,51
58,51
5,1
4,61
2,3
3,1
2
23,3
71,1
1,7
3,7
0,3
3,1
51,7
37,9
3,45
3,45
3,4 5
3,2
Keterangan: 1). Skor 4=Sangat menarik; 3=Menarik; 2=Ragu-ragu; 1= Kurang menarik; 0=Sangat tidak menarik 2). Skor 4=Sangat mudah dipahami; 3=Mudah dipahami; 2=Ragu-ragu; 1= Sukar dipahami; 0=Sangat sukar dipahami 3). Skor 4= Sangat mudah dibaca; 3=Mudah dibaca; 2=Ragu-ragu; 1= Sukar dibaca; 0=Sangat sukar dibaca 4). Skor 4= Lebih jelas; 3=Sama jelas; 2=Ragu-ragu; 1= Kurang jelas; 0=Tidak jelas 5). X= rataan skor Kabupaten untuk Propinsi Jawa Timur: 1. Tuban, 2. Malang. Untuk Propinsi Riau: 1. Indragirihulu; 2. Kampar
Indikator yang masih berada dibawah skor 3 yaitu warna pada Propinsi Jawa Timur dan sistematika untuk Propinsi Riau. Pada selebaran unsur warna memang sangat memegang peranan penting karena selebaran yang dilengkapi dengan warna akan menambah daya tarik pembaca. Warna adalah indikator yang menghasilkan daya tarik visual. Menurut SUDIANA (1986) peranan warna yang paling utama adalah kemampuannya untuk mempengaruhi dan merangsang mata manusia sehingga menimbulkan getaran-getaran elektromagnetik yang dapat membangkitkan emosi pembaca. Lebih lanjut dikatakan penggunaan warna bagi tujuan komunikasi adalah untuk identifikasi, menarik perhatian dan menimbulkan pengaruh psikologis. Skore yang didapat pada unsur Ilustrasi untuk keempat Kabupaten masih berada diatas 3 (menarik). Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua Liptan terbitan BPTP dilengkapi dengan ilustrasi. Penambahan unsur ilustrasi dalam suatu selebaran teknis akan lebih memudahkan pembaca untuk memahami pesan yang disampaikan disamping lebih komunikatif. Semakin deskriptif suatu ilustrasi yang ditampilkan, akan semakin jelas pula pesan yang disampaikan. Ilustrasi akan membuat seseorang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas dari yang dapat diungkapkan dari kata-kata. Dari narasumber Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) 776
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
menyatakan bahwa dalam sajian Liptan, setelah judul hal pertama yang penting adalah ilustrasinya. ARAFAH et al. (2001) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa leaflet yang menggunakan banyak gambar/ilustrasi terbukti lebih efektif dalam menyampaikan pesan pada petani. Kenyataan ini menunjukkan bahwa dalam memahami isi pesan, petani lebih tertarik pada gambar yang tersaji sehingga lebih mudah untuk dipahami. Dari berbagai gambaran di atas secara kualitatif penyajian pesan Liptan cukup menarik dan mudah dipahami. Meskipun begitu, warna, sistematika serta ilustrasi perlu dioptimalkan. Persepsi petani terhadap isi/materi Liptan Untuk melihat persepsi petani terhadap isi/materi Liptan digunakan 3 indikator yaitu: kesesuaian dengan kondisi lapang, kesesuaian dengan informasi yang diperlukan serta dapat diterima oleh masyarakat. Tabel 2 memperlihatkan rataan skor tentang isi/materi Liptan untuk petani dipropinsi Jawa Timur dan Riau. Secara umum dapat dikatakan bahwa petani di keempat lokasi memberikan penilaian sesuai (skore 3) untuk ketiga unsur materi pesan, kecuali unsur kesesuaian dengan kondisi lapang pada petani di Tuban dan Indragiri Hulu yang menganggap bahwa liptan masih kurang sesuai dengan kondisi lapang (antara ragu-ragu dan sesuai). Hal ini karena pendistribusian Liptan sering disamaratakan untuk semua daerah, kurang didasarkan pada kebutuhan wilayah. Tabel 2. Persepsi petani terhadap isi materi Liptan Peubah
Kab.
Jawa Timur 4
3
(%)
(%)
2 (%)
1 (%)
Riau 0 (% )
X
4
3
2
1
0
(%)
(%)
(%)
(%)
(% )
X
Sesuai dengan Kondisi lapang
1
14,8
70,4
7,4
7,4
0
2,9
19,4
54,8
9,7
9,7
6,5
2,7
2
14,0
83,7
0
2,3
0
3,1
37,9
48,3
10,3
3,5
0
3,2
Sesuai informasi yang diperlukan
1
25,0
64,3
0
10,7
0
3,0
36,7
50,0
0
6,7
6,7
3,0
2
25,6
69,8
0
4,7
0
3,1
34,5
51,7
6,9
6,9
0
3,1
1
28,6
64,3
7,1
0
0
3,2
35,5
58,1
0
6,5
0
3,2
2
14,0
83,7
0
2,3
0
3,1
38,0
48,3
13,8
0
0
3,2
1
22,8
66,3
4,9
6,0
0
3,1
30,5
54,3
3,23
7,6
4,4
3,0
2
17,9
79,1
0
3,1
0
3,1
36,8
49,4
10,3
3,5
0
3,2
Dapat diterima masyarakat Keseluruhan
Keterangan: 1). Skor 4= Sangat sesuai; 3=Sesuai; 2=Ragu-ragu; 1= Kurang sesuai; 0=Tidak sesuai 2). Skor 4= Sangat diterima; 3=Diterima; 2=Ragu-ragu; 1= Kurang diterima, 0=Tidak diterima 3). X= rataan skor Kabupaten untuk Propinsi Jawa Timur: 1. Tuban, 2. Malang. Untuk Propinsi Riau: 1. Indragirihulu; 2. Kampar
Persepsi petani terhadap kegunaan Liptan Terdapat 3 indikator yang digunakan untuk melihat kegunaan Liptan bagi petani, yaitu: menambah pengetahuan, mendorong minat untuk berusaha tani dan membantu mengatasi masalah. Tabel 3 memperlihatkan skor petani terhadap kegunaan liptan. Secara keseluruhan skor keguanaan Liptan untuk petani di Kabupaten Tuban, Malang, Indragiri Hulu, Kampar berturut-turut yaitu 3,50; 3,53; 3,79 dan 3,67. Dari berbagai persepsi responden di atas secara kualitatif menunjukkan nilai guna bagi petani terutama dalam meningkatkan pengetahuannya. Menarik untuk disimak bahwa hampir seluruh responden tidak memilih skala 1 maupun 0.
777
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
Tabel 3. Persepsi petani terhadap kegunaan Liptan Peubah
Kab.
Jawa Timur
Riau
4
3
2
1
0
X
(%)
(%)
(% )
(% )
(%)
4
3
2
(%)
(%)
1 (% )
0 (% )
X
(%)
Menambah pengetahuan
1
75,0
21,4
0
0
3.6
3,6
84,0
16,1
0
0
0
3,8
2
72,1
27,9
0
0
0
3,7
65,5
34,5
0
0
0
3,7
Mendorong minat untuk berusaha tani
1
46,4
50,0
0
0
3.6
3,4
83,9
16,1
0
0
0
3,8
2
44,2
53,5
2,3
0
0
3,4
79,3
17,2
3,45
0
0
3,8
Membantu mengatasi masalah
1
61,5
34,6
0
0
3.9
3,5
67,7
32,3
0
0
0
3,7
2
48,8
46,5
4,7
0
0
3,4
58,6
41,4
0
0
0
3,6
Keseluruhan
1
61,0
35,3
0
0
3,7
3,5
78,5
21,5
0
0
0
3,8
2
55,0
42,7
2,3
0
0
3,5
67,8
31,0
1,2
0
0
3,7
Keterangan: 1). Skor 4= Sangat berguna; 3=Berguna; 2=Ragu-ragu; 1= Kurang berguna; 0=Tidak berguna 2) . X= rataan skor Kabupaten untuk Propinsi Jawa Timur: 1. Tuban, 2. Malang. Untuk Propinsi Riau: 1. Indragirihulu; 2. Kampar
Pemahaman petani terhadap media Liptan Tabel 4 menunjukkan peningkatan pengetahuan responden, yang ditunjukkan dari perbedaan skor awal (pre-test)) dan skor akhir (post test) setelah membaca Liptan. Dilihat dari hasil yang didapat pada pre-test (pengetahuan awal responden) ternyata petani telah banyak yang memahami sebagian dari isi Liptan. Meskipun demikian setelah membaca Liptan, dan kemudian diuji dengan pertanyaan yang sama (post test), hasil yang didapat meningkat dengan sangat nyata (P< 0,01), yaitu dalam kisaran 24 sampai dengan 43%. Hal ini menunjukkan Liptan cukup efektif sebagai media penyampaian hasil, karena terbukti responden dapat dengan mudah memahami isi/materi yang disajikan. Hasil serupa dilaporkan EVANITA (1992) yang menggunakan selebaran dilipat (folder) dan TAHAR (1994) pada leaflet. Tabel 4. Persentase peningkatan pengetahuan petani setelah membaca Liptan Jawa Timur Peubah Pre-test
Riau
Tuban
Malang
Inhu
Kampar
(n=30)
(n=30)
(n=30)
(n=30)
4,5
5,0
6,6
7,0
Post-test
5,6
7,2
8,9
9,6
Pening, pengetahuan (%)
24,4
44.0
34,8
37,1
KESIMPULAN Penyajian pesan, materi dan kegunaan Liptan dinilai menarik, cukup sesuai dengan kondisi lapang dan sangat berguna bagi petani. Uji pemahaman isi Liptan menunjukkan interaksi pemahaman pada petani. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji post test responden yang nyata meningkatkan pengetahuannya setelah membaca Liptan.
778
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
DAFTAR PUSTAKA ARAFAH, D. FERDIAZ, HADIYANTO dan F. ROHADJI. 2001. Pengaruh Desain Media Cetak dalam Penyajian Pesan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Bogor. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol. 4 (2). BERTRAND, JANE T. 1978. Communication Pretesting. Communication Laboratory: Community and Family Study Center. Universitas of Chicago. Chicago. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso. 1997. Rencana Strategis BPTP Karangploso 1997-2007. BPTP Karangploso. Malang. EVANITA, SUSI. 1992. Pengaruh Penggunaan Bahasa dan Ukuran Huruf Folder pada Peningkatan Pengetahuan Petani Sutera Tentang Cara Pemeliharaan Ulat Sutera di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Thesis Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. JAHI, 1988. Efek Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga. Gramedia. Jakarta. TAHAR, S. 1994. Pengaruh Bentuk Penyajian Pesan dan Pengulangan Pesan tentang Air Susu Ibu dalam Leaflet pada Pemahaman Ibu-Ibu Anggota Posyandu, Kelurahan Lubang Buaya, jakarta Timur. Tesis magister, PPS-IPB. Bogor TJITROPRANOTO, P. 1992. Peningkatan Keterkaitan Peneliti-Penyuluh Pertanian dalam Prosiding Perakitan Teknologi Program Keterkaitan Penelitian Penyuluhan. Ungaran. Jawa Tengah.
779