1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
PENGGUNAAN MODEL POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA Mina Meliasari, Novi Yanthi , Edi Rohendi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SD Negeri Sukapura 1 dengan jumlah siswa 36 orang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA di SD yang disebabkan pembelajaran masih bersifat teacher centered dan siswa jarang sekali melakukan percobaan sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model Elliot yang terdiri dari tiga siklus dengan setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, lembar evaluasi, dan dokumentasi. Data tiap siklusnya diolah dengan cara kuantitatif berupa nilai rata-rata keterampilan proses sains. Sedangkan data kualitatif diolah dengan cara dibuat deskripsi. Berdasarkan hasil pengolahan data nilai evaluasi, diketahui terjadinya peningkatan nilai pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa pada siklus I adalah 66,38, siklus II 72,63 dan siklus III 77,63. Berdasarkan hasil penelitian,untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi IPA direkomendasikan model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran. Kata kunci: Keterampilan Proses Sains, Model POE (Predict, Observe, Explain)
¹Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru ²penulis penanggungjawab 3 penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Mina Meliasari, Novi Yanthi , Edi Rohendi Penggunaan Model POE untuk Peningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD |pada Konsep Pesawat Sederhana 2 IMPROVING STUDENTS SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH POE (Predict, Observe, Explain) MODEL OF LEARNING ON THE CONCEPT OF SIMPLE MACHINE Mina Meliasari 1205952 ABSTRACT This research tried to answer problem about the lack of science process skills of the 5th graders at SD Negeri Sukapura 1 as teacher used conventional method (expository) and rarely asked students to do experiment. With the number of students as many as 36 people. Method of this research was classroom action research using Elliot models consisted of three cycles. Each cycles comprised of three actions. Data were collected used observation form, field notes, evaluation sheet, and camera. . Each cycle of data processed by means of quantitative form of the average value of science process skills. While the qualitative data processed by the description made. Based on the results of data processing evaluation value, note the increased value at each cycle. The average value of science process skills of students in the first cycle was 66.38, 72.63 second cycle and third cycle 77.63. Based on the research results, to improve students' science process skills to the material IPA recommended learning model POE(Predict,Observe,Explain) as an alternative model of learning. Key word : Science process skills, POE (Predict, Observe, Explain) learning model
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
3|Antologi UPI
Volume
PENDAHULUAN IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting terbukti dengan adanya mata pelajaran IPA dari mulai jenjang pendidikan SD, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perguruan tunggi. Dalam pembelajaran IPA, peserta didik tidak hanya sekedar menerima pengetahuan saja tetapi dibutuhkan pemahaman dan keterampilan sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Dalam pembelajaran IPA guru harus berusaha agar peserta didik paham dan mengikuti proses belajar secara aktif, menemukan sendiri, dan menyenangkan tidak hanya sekedar transfer pengetahuan saja sehingga akan timbul motivasi dan ketertarikan peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan disajikan. Salah satu konsep yang dipelajari dalam mata pelajaran IPA adalah konsep pesawat sederhana. Konsep pesawat sederhana ini dipelajari oleh siswa pada kelas V semester 2. Dalam konsep ini yang akan dipelajari siswa meliputi jenisjenis pesawat sederhana yaitu pengungkit atau tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana sebaiknya siswa terlibat secara aktif untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka cari sendiri berdasarkan pengalaman. Pengetahuan tidak hanya didapatkan dari buku paket saja ataupun dari penjelasan guru tetapi alangkah lebih baik jika siswa melakukan pengamatan ataupun percobaan-percobaan mengenai pesawat sederhana. Dari percobaan tersebut siswa mampu menyimpulkan dan membuktikan prinsip kerja pada pesawat sederhana
Edisi No.
Juni 2016
berdasarkan pengalamannya. Dengan melakukan percobaan tersebut pembelajaran akan lebih bermakna dari pada membaca buku atau penjelasan dari guru, selain itu akan mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan pada salah satu Sekolah Dasar di Kotamadya Bandung, peneliti menemukan beberapa kendala pada proses pembelajaran di kelas V sebagai acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Kendala tersebut yaitu: Kendala pertama, pada proses pembelajaran guru kelas V khususnya ketika mengajar pembelajaran IPA masih menggunakan metode pembelajaran yang kovensional yaitu dengan menggunakan ceramah, sehingga siswa hanya pasif menerima penjelasan materi dari guru. Komunikasi pembelajaran berjalan satu arah, guru yang lebih dominan berbicara dalam menyampaikan konsep, dan siswa masih terlihat ragu untuk bertanya terhadapan penjelasan yang telah guru berikan. Kendala kedua, saat pembelajaran berlangsung siswa tidak diajak untuk melakukan percobaan-percobaan atau pengamatan menggunakan media dan tidak belajar secara berkelompok sehingga terlihat tidak adanya usaha guru untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Padahal keterampilan proses sains sangat penting karena merupakan dampak pengiring pembelajaran. Dengan melakukan percobaan siswa dapat menemukan sendiri konsep materi yang dipelajari, selain itu siswa dapat menerapkan konsep yang diperolehnya tidak hanya sekedar mengetahui teorinya saja. Tidak
¹Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru ²penulis penanggungjawab 3 penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Mina Meliasari, Novi Yanthi , Edi Rohendi Penggunaan Model POE untuk Peningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD |pada Konsep Pesawat Sederhana 4 adanya penerapan konsep yang dapat dilakukan melalui percobaan, siswa menjadi kurang paham terhadap materi yang telah disampaikan guru. Ketiga, terdapat perbedaan tingkat kemampuan kognitif siswa. Ada siswa yang cepat dalam belajar, dan adapula yang lambat dalam belajar. Siswa yang lambat dalam belajar cenderung tidak diperhatikan oleh guru sehingga mengalami kesulitan dalam memahami konsep pelajaran yang diberikan guru. Hal ini mengakibatkan pemahaman siswa pada materi IPA sangat rendah. Ketiga kendala tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terutama mengenai keterampilan proses sains sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan latihan yang diberikan oleh guru. Jika pembelajaran IPA berlangsung terus menerus seperti ini maka akan berdampak tehadap hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Permasalahan diatas jelas menggambarkan bahwa kegiatan pembelajaran masih perlu diperbaiki, pembelajaran harus mampu menciptakan interaksi yang baik tidak hanya siswa dengan guru saja tetapi siswa dengan siswa juga. Pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa tidak didominasi oleh guru melainkan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered). Model pembelajaran yang diterapkan dengan tepat diharapkan sebagai suatu cara yang menarik agar proses pembelajaran berjalan secara aktif dan siswa mampu menemukan sendiri pengetahuannya sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Model pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) merupakan
suatu model yang dirasa efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam meramalkan suatu fenomena dengan memprediksi, melakukan observasi melalui demonstrasi, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dan prediksi mereka sebelumnya. Tahapan pembelajaran POE terdiri atas tiga bagian, pertama prediksi (predict), kemudian observasi (observe), dan yang terakhir adalah menjelaskan (explain). Warsono dan Hariyanto (2014, hlm.93) mengemukakan bahwa ”Model ini dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan melakukan prediksi, observasi dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.” Esensi dari model ini adalah siswa membangun pengetahuannya dengan mengkonstruk sendiri berdasarkan pengetahuan awal dan pengalaman yang diperoleh ketika pembelajaran berlangsung. Pengetahuan yang siswa dapatkan tidak lagi hanya sekedar transfer pengetahuan dari guru melalui ceramah, tapi siswa mendapatkannya melalui percobaan-percobaan untuk membuktikan dugaan awal yang siswa pahami. Dengan melakukan kegiatan memprediksi, mengamati, dan mengkomunikasikan hal ini sejalan dengan pembelajaran pada beberapa tahapan pembelajaran saintifik proses. Pada anak usia SD berdasarkan tingkatan perkembangan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
5|Antologi UPI
Volume
intelektualnya, Piaget (dalam Dahar, 2011 hlm. 138) mengemukakan bahwa “perkembangan intelektual anak usia (7 -11 tahun) termasuk periode operasional konkret.” Anakanak yang berada dalam fase ini dapat berpikir secara logis tetapi kemampuan berfikirnya sangat konkret. Anak mempunyai operasioperasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah yang konkret. Oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan harus secara nyata, konsep-konsep yang diberikan melalui objek yang aslinya akan lebih mudah dipahami siswa daripada dilakukan secara abstrak. Dengan menggunakan model POE ini anak-anak akan belajar bermakna secara nyata melalui percobaan – percobaan yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model POE di kelas V SD Negeri Sukapura 1? Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakanm maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran pesawat sederhana kelas V SD Negeri Sukapura dengan menggunakan modle POE. METODE Metode penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN Sukapura 1, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah 36 orang
Edisi No.
Juni 2016
yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Elliot. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 3 tindakan. Desain Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK dari John Elliot (dalam Hopkins, 2008). Model Elliot ini cocok digunakan dalam penelitian karena dianggap model yang paling rinci karena materi yang terdapat di dalamnya tidak dapat diajarkan dalam satu kali tindakan di setiap siklus. Dengan demikian PTK model Elliot ini cocok karena materi konsep pesawat sederhana cukup banyak untuk dipelajari. dengan jumlah tindakan yang cukup banyak akan memberikan hasil yang lebih baik dan lebih teliti mengenai hal yang akan diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, lembar evaluasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Data kualitatif terdiri atas hasil observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Sedangkan data kuantitatif terdiri atas data tentang hasil evaluasi soal keterampilan proses sains siswa. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu merancang sebuah model pembelajaran yang menggunakan model POE (Predict Observe Explain). Temuan-temuan yang didapatkan pada saat penelitian kemudian dideskripsikan, dianalisis, dan direfleksi pada setiap siklusnya
¹Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru ²penulis penanggungjawab 3 penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Mina Meliasari, Novi Yanthi , Edi Rohendi Penggunaan Model POE untuk Peningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD |pada Konsep Pesawat Sederhana 6 untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga tidak terjadi lagi pada siklus berikutnya. Materi pembelajaran pada siklus I adalah pengertian pesawat sederhana dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, pengungkit jenis I, II, dan III, serta membuat model pengungkit I. Pada siklus II, materi yang diajarkan adalah katrol tetap, katrol bebas dan katrol majemuk. Selanjutnya siklus III dengan materi bidang miring, dan roda berporos. SIKLUS I Pada tindakan 1 siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah mengamati pesawat sederhana dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari melalui tayangan video. Media yang digunakan adalah infokus, laptop, dan speaker. Pada tindakan 2 siklus I, peneliti merencanakan kegiatan percobaan dengan materi pengungkit jenis I, II, dan III. Media yang digunakan pada tindakan ini adalah pembuka tutup botol, botol bertutup rapat, gunting kuku, sapu, palu, dan paku. Selanjutnya pada tindakan 3 siklus I, materi pembelajaran yang dibahas mengenai percobaan pengungkit jenis I yang berhubungan dnegan pengaruh panjang lengan kuasa dan lengan beban terhadap keuntungan mekanis yang diperoleh. Media yang digunakan pada tindakan ini yaitu penggaris besi, balok kayu, penghapus, dan buku. Berikut nilai keterampilan proses sains pada siklus I.
Tabel 1 Nilai Keterampilan Proses Sains Siklus I Nilai
Frekuensi
Jumlah
Siswa (x)
(f)
(f.x)
100
1
100
90
2
180
85
1
85
80
3
240
75
9
675
70
3
210
65
2
130
60
6
360
55
1
55
50
3
150
45
3
135
35
2
70
N = 36
∑ .
2390 x
66,30
Refleksi Siklus I 1. Siswa masih bingung dalam melakukan prediksi terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti. Karena siswa terlihat kebingungan, peneliti menjelaskan maksud dari prediksi, memberikan contoh prediksi dan melakukan demonstrasi kembali untuk memberikan data-data yang relevan terhadap prediksinya. 2. Siswa menganggap lembar diskusi dan LKS sebagai soal ulangan dan mereka bingung
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
7|Antologi UPI
3.
4.
5.
6.
7.
Volume
untuk melakukan kegiatan yang terdapat pada LKS. Sehingga peneliti menjelaskan mengenai lembar diskusi dan LKS terlebih dahulu serta membimbing siswa ketika melakukan percobaan. Siswa masih banyak yang tidak melakukan percobaan dengan teman sekelompoknya, malah memainkan alat untuk percobaan dan bercakap-cakap. Maka, peneliti memberikan penjelasan mengenai tugas siswa saat kerja kelompok dan siswa harus bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Selain itu peneliti memberikan peringatan secara lisan bagi siwa yang masih bermain-main saja. Siswa masih belum bisa menentukan fitur-fitur untuk diobservasi agar memperoleh data dan fakta yang relevan. Oleh karena itu, peneliti membimbing siswa untuk melakukan pengamatan dengan cara mengulangi pengamatan atau percobaan lagi. Beberapa siswa belum mampu melakukan interpretasi data. Oleh karena itu, peneliti mengajukan pertanyaan arahan untuk membimbing siswa menemukan pola hubungan antar datanya. Pada tahap komunikasi, siswa saling menunjuk teman sekelompoknya untuk mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas karena masih malu-malu. Maka, peneliti membimbing dan memotivasi siswa agar tidak takut untuk berbicara di depan banyak orang. Siswa masih belum bisa menyimpulkan dengan benar berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan. Sehingga peneliti memberikan kalimat
Edisi No.
Juni 2016
bantu pada LKS yang mengarah pada kesimpulan. 8. Beberapa siswa masih belum bisa mengklasifikasi objek berdasarkan persamaannya. Maka, peneliti melakukan demonstrasi kembali agar siswa mengidentifikasi dasar penggolongan objek. 9. Beberapa siswa belum mampu menjawab pertanyaan aplikasi tentang konsep yang sudah diperoleh pada sistuasi yang baru. Oleh karena itu, peneliti mengarahkan pertanyaan pada konsep yang diterapkan pada keadaan baru. SIKLUS II Pada siklus II tindakan 1, kegiatan percobaan yang dilakukan mengenai katrol tetap dan percobaan membuat model katrol tetap untuk mengetahui arah gaya kuasa, besar gaya kuasa dan keuntungan mekanis pada katrol tetap. Media yang digunakan berupa KIT pesawat sederhana, tali, dan papan landasan. Pada tindakan 2 materi yang dibelajarkan yaitu katrol bebas dengan membuat model katrol bebas dan menghitung besar gaya kuasa yang dikerahkan untuk mengetahui keutungan mekanis pada katrol bebas. Media yang digunakan berupa KIT pesawat sederhana, tali, dan papan landasan. Selanjutnya pada tindakan 3 peneliti merancang kegiatan percobaan membuat model katrol ganda. Media yang digunakan sama halnya dengan tindakan 2 hanya jumlah roda berporos yang digunakan pada KIT pesawat sederhana menjadi lebih banyak. Berikut rata-rata nilai keterampilan proses sains siklus II.
¹Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru ²penulis penanggungjawab 3 penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Mina Meliasari, Novi Yanthi , Edi Rohendi Penggunaan Model POE untuk Peningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD |pada Konsep Pesawat Sederhana 8 Tabel 4.2 Nilai Keterampilan Proses Sains Siklus II Nilai
Frekuensi
Jumlah
Siswa (x)
(f)
(f.x)
100
1
100
95
2
190
90
9
810
85
3
340
80
1
80
75
1
75
70
5
350
65
3
195
60
3
180
50
3
150
45
1
45
40
1
40
35
1
35
25
1
25
N = 36
∑ .
3.
4.
5.
2615 x
72,63
Refleksi Siklus II 1. Pada tindakan 3, siswa bingung untuk melakukan prediksi terhadap besar gaya kuasa yang dikerahkan pada katrol ganda. Oleh karena itu, peneliti membantu siswa menemukan hal yang relevan yang dapat dilakukan dengan cara memberikan demonstrasi agar lebih jelas ketika siswa melakukan prediksi. 2. Pada tahap mengamati, siswa belum mampu menggunakan neraca pegas dengan benar. Sebaiknya peneliti, ketika
6.
menggunakan alat percobaan yang bersifat baru bagi siswa harus dijelaskan terlebih dahulu sampai siswa benar-benar paham sebelum masuk kegiatan inti. Ada beberapa siswa yang masih memainkan alat percobaan, bercakap-cakap sehingga mengganggu fokus temannya yang sedang melakukan percobaan. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti mengingatkan agar seluruh kelompok bekerjasama dan tanggungjawab terhadap tugasnya serta memberi peringatan tidak hanya secara verbal saja tetapi dengan sentuhan juga. Pada saat menyimpulkan hasil percobaan meski sebagian besar siswa sudah bisa. Namun, peneliti sebaiknya membimbing lebih dalam bagi siswa yang kurang tepat dalam membuat kesimpulannya. Beberapa siswa masih malu dan kurang percaya diri pada tahap mengkomunikasikan hasil percobaan. Sehubungan dengan itu, peneliti memberikan motivasi yang lebih mengarah pada kecerdasan sosial agar siswa tidak terlalu gerogi ketika berbicara dihapadan banyak orang. Saat melakukan tanya jawab untuk melatih keterampilan aplikasi, masih ada beberapa siswa yang tidak menjawab dengan tepat. Sehingga sebaiknya peneliti menyiapkan cerita dan pertanyaan yang lebih menarik dalam kehidupan sehari-hari untuk menerapkan konsep pada situasi baru.
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
9|Antologi UPI
Volume
SIKLUS III Pada tindakan 1 siklus III, kegiatan yang dilakukan yaitu mengenai materi penggunaan alatalat dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan prinsip kerja bidang miring. Media yang digunakan yaitu baut, balok kayu, obeng, pisau, dan wortel. Pada tindakan 2, pembelajaran yang dilakukan melalui percobaan membuat model bidang miring dengan memanipulasi ketinggian bidang miring yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk menghitung gaya kuasa yang dikerahkan sehingga berpengaruh terhadap keuntungan mekanisnya. Media yang digunakan yaitu KIT pesawat sederhana. Tindakan 3 siklus III yaitu membuat karya model roda berporos. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja pada benda yang menggunakan roda berporos. Media yang digunakan yaitu kardus, lem, sapu lidi, gunting, penggaris dan jangka. Adapun nilai rata-rata keterampilan proses sains dapat dilihat padat tabel 4.3 Tabel 4.3 Nilai Keterampilan Proses Sains Siklus III Nilai Frekuensi Jumla Siswa (x)
(f)
h (f.x)
95
1
95
90
5
450
85
6
510
80
10
800
75
3
225
70
6
420
65
1
65
Edisi No.
Juni 2016
60
2
120
55
2
110
N = 36
∑ .
2795 x
77,63
Refleksi Siklus III 1. Beberapa siswa masih ada yang memain-mainkan alat percobaan. Sehubungan dengan itu, peneliti memberikan teguran agar siswa fokus ketika melakukan percobaan dan memberikan penguatan bahwa ada waktunya untuk bermain-main. 2. Ada satu kelompok yang masih banyak bertanya ketika melakukan percobaan padahal sudah tertulis jelas di LKS. Sebaiknya peneliti benar-benar memastikan terlebih dahulu kepada setiap kelompok mengenai pemahamannya terhadap langkah-langkah kerja yang ada pada LKS. 3. Siswa masih harus latihan membaca hasil pengamatan dalam bentuk tabel. Karena ketika mengkomunikasikan hasil percobaan dalam bentuk tabel masih ada yang kesulitan. Sehingga peneliti memberikan contoh cara membacakannya. PEMBAHASAN Model POE menjadi pilihan dalam penelitian ini karena diyakini mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Selaras dengan pernyataan Zulaeha (2014) mengatakan bahwa peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran, disebabkan pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang dapat memberikan pengetahuan baru
¹Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru ²penulis penanggungjawab 3 penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Mina Meliasari, Novi Yanthi , Edi Rohendi Penggunaan Model POE untuk Peningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD |pada Konsep Pesawat Sederhana 10 kepada siswa secara nyata serta dapat meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran IPA menggunakan model POE telah berjalan sesuai rencana. Siswa memperoleh konsep melalui kegiatan percobaan, pengamatan video dan demonstrasi. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan secara berkelompok. Pengelompokkan siswa dilakukan agar siswa dapat berinteraksi dengan teman yang lainnya sehingga mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Sesuai yang dikemukakan Harlen dkk. (2003, hlm. 40) “Small groups make the progress in their scientific skills and their understanding of concept ” yang artinya kelompok-kelompok kecil membuat kemajuan pada keterampilan proses sains. Pada setiap siklus peneliti berupaya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan proses sains selama kegiatan pembelajaran. Peneliti mengembangkan keterampilan proses dengan kegiatan percobaan pada setiap siklusnya dan melakukan pengamatan dengan menayangkan video pada tindakan 1 siklus I. Hal ini sejalan dengan pendapat Harlen dkk. (2003, hlm. 109) “Providing the opportunity to use process skills in the exploration of materials and phenomena first hand” Artinya memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan fenomena. Dengan pengalaman langsung melalui percobaan memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan alat inderanya
dan mengumpulkan data-data untuk menemukan konsep yang sedang dipelajari. Pada siklus I saat siswa kesulitan untuk melakukan observasi, peneliti berupaya dengan melatih keterampilan observasi siswa dengan memberikan waktu yang lebih untuk mengulanginya agar siswa lebih teliti dan detail ketika melakukan percobaan. Sehingga tidak hanya menggunakan indera penglihatan saja namun indera sentuhan, tergantung dari alat dan bahan yang digunakan dan meminta siswa mengamati perbedaan ketika memanipulasi objek. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnston (2005) yaitu pengamatan lebih dari sekedar melihat, melibatkan penggunaan seluruh indera dan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan diantara benda. Pada proses pembelajaran berlangsung dengan mengggunakan media neraca pegas, peneliti selalu menginstruksikkan kepada siswa untuk mengulang kembali pengukurannya dengan menggunakan neraca pegas. Hal ini sejalan dengan pendapat Bundu (2006, hlm. 33) “Makin banyak melakukan kegiatan observasi maka kemampuan keterampilan proses yang dimiliki akan berkembang dengan baik.” Pada siklus II dan III siswa sudah mulai terampil melakukan pengamatan terhadap fitur tertentu yang harus diamatinya. Peneliti selalu berkeliling kelompok ketika siswa melakukan percobaan untuk membimbing dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian berdasarkan evaluasi yang dilakukan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
11 | A n t o l o g i U P I
Volume
membuktikan bahwa penggunaan model POE dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diketahui perolehan nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa dari siklus I sampai III mengalami peningkatan, seperti yang dimuat pada diagram berikut ini Nilai Evaluasi Keterampilan Proses Sains 100 80
77,63 66,38
Edisi No.
Juni 2016
rata-rata keterampilan proses sains yang diperoleh sebesar 66,38. Siklus II nilai rata-rata keterampilan proses sains mengalami kenaikan menjadi 72,63. Pada siklus III kembali mengalami kenaikan menjadi 77,63. DAFTAR PUSTAKA Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Naasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Dahar, W.R. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
72,63
Harlen dkk. (2004). Making Progress in Primary Science. USA and Canada: RoutledgeFalmer
60 40 20 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Diagram 4.1 Rata-Rata Nilai Keterampilan Proses Sains KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada materi konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain), peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa di kelas V SD Negeri Sukapura 1 tentang konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain). Hal ini berdasarkan hasil perolehan rata-rata nilai evaluasi yang terus mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus I nilai
Hopkins, D. (2008). A Teacher’s Guide to Classroom Research. New York : Open University Press. Jhonston, J. ( 2005) . Early exploration in science. New York: Open University Press. Warsono dan Hariyanto. (2014) . Pembelajaran Aktif. Surabaya: Remaja Rosdakarya Zulaeha, Darmadi, I. W., & Werdhiana, K. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako. 2 (2), hlm. 1-8
¹Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru ²penulis penanggungjawab 3 penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.