PENGGUNAAN FACEBOOK OLEH MAHASISWA DAN DOSEN DI UNIVERSITAS PARAMADINA
Lutviah, Ika Karlina Idris, dan Wahyutama1 Abstract Recently social networking site is experiencing rapid growth. One of the popular social networking site in Indonesia today is Facebook. Currently Facebook is used by people as a medium of online communication. The existence of these social networking sites affects the social lives for its users. In this case, will be studied the effect of Facebook on lecturers and student as educational practitioners. Research is needed to determine what factors that encourage lecturers and students in using Facebook. Moreover, it also compares how Facebook is used by both of them as a medium of communication. Overall, there are similarities in terms of factors that affect lecturer and students in using Facebook. The difference occurs at the level of needs they want to fullfil. Basic theories used to support this research are the uses and gratification theory. Keywords: facebook, uses and gratification theory
Pendahuluan Perkembangan situs jejaring sosial di dunia maya berjalan dengan sangat cepat. Tidak hanya dari sisi jenis namun juga dari sisi kuantitas pengguna. Saat ini terdapat banyak situs jejaring sosial, diantaranya adalah Facebook, Friendster, Twitter, MySpace, dan lain-lain. Salah satu jenis situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer di Indonesia adalah Facebook. Facebook telah menarik perhatian sebagian besar pengguna internet di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah penggunanya yang sangat besar. Menurut data Alexa, saat ini Facebook menduduki peringkat ke dua di deretan top sites di seluruh dunia. Selain itu, Facebook juga merajai deretan top sites di Indonesia. Perkembangan Facebook yang begitu pesat menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengunjung Facebook terbanyak se-Asia Pasifik dengan traffic rank yang terus meningkat dari waktu ke waktu (Top Sites Alexa, 2010) Berdasarkan data diatas, dapat kita lihat bahwa antusiasme pengguna internet di Indonesia terhadap situs jejaring sosial Facebook sangat besar. Facebook bukan hanya melanda pengguna non akademis tapi juga pengguna akademis. Facebook menjadi media penting yang digunakan untuk berinteraksi terutama dikalangan mahasiswa (Gross & Acquisti, 2005). Selain itu, Facebook juga digunakan oleh dosen untuk tujuan sosial (Colete, Villiers, & Roodt, 2009) Situs jejaring sosial seperti Facebook, Bebo, Cyworld, dan MySpace merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa seharihari. Situs jejaring sosial juga merupakan kegiatan yang paling banyak
1
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Paramadina, Jakarta
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
dilakukan orang (Boyd & Ellison, 2008) karena lingkungan online dapat menciptakan kesempatan untuk belajar (Sandars, 2005). Penggunaan situs jejaring sosial Facebook di lingkungan akademis khususnya mahasiswa dan dosen menjadi menarik untuk diteliti, mengingat latar belakang mereka yang memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi dan merupakan praktisi pendidikan aktif. Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan bagaimana Facebook digunakan oleh dosen dan mahasiswa sebagai media baru. Penelitian ini juga akan menganalisa apakah ada persamaan atau perbedaan terkait dengan faktorfaktor pendorong penggunaan Facebook bagi masing-masing pihak. Mazer dkk (Mazer, Murphy, & Simonds, 2007) melontarkan pertanyaan berikut: “Apa yang memotivasi para anggota fakultas untuk menggunakan situs jejaring sosial sebagai salah satu dari media komunikasi?” Pertanyaan inilah yang hendak dijawab dalam penelitian ini. Dimana penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong para dosen dan mahasiswa dalam menggunakan Facebook. Lebih jauh lagi, penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan faktor pendorong penggunaan Facebook tersebut bagi dosen dan mahasiswa. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan uses and gratification theory dari Blumler, Gurevitch, dan Katz sebagai acuan. Teori ini menjelaskan bahwa manusia secara aktif memilih media yang digunakan berdasarkan motif dan tujuan tertentu. Karena itulah teori tersebut dianggap cocok dijadikan landasan teori dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden berdasarkan teori tersebut untuk kemudian ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor apa saja yang mendorong para dosen dan mahasiswa dalam menggunakan Facebook. Penelitian yang Berkaitan Penelitian yang dilakukan Hewitt dan Forte menunjukkan bahwa dua pertiga dari mahasiswa yang di wawancara setuju dengan dosen mereka yang menjadi anggota Facebook, sementara yang lainnya menyatakan tidak setuju (Hewitt & Forte, 2006). Sementara penelitian yang dilakukan terhadap dosen ICT di Afrika Selatan menunjukkan bahwa sebagian besar dosen tidak menggunakan Facebook sebagai media pembelajaran. Kebanyakan dari mereka menggunakan Facebook sebagai media untuk berinteraksi secara sosial (Colete, Villiers, & Roodt, 2009). Wawancara yang dilakukan terhadap 26 responden menunjukkan bahwa 77% responden menyatakan bahwa mereka mengunjungi Facebook setiap hari. Rata-rata waktu yang mereka habiskan dalam mengakses Facebook adalah 15 menit (42%) diikuti dengan kurang dari 5 menit (35%). Selain itu, ditemukan pula bahwa para responden sering mengakses Facebook beberapa kali sehari dan mengakses Facebook sambil melakukan aktivitas lain (biasanya aktivitas online) dan secara berkala mengakses Facebook. Salah satu responden menjelaskan penggunaannya sebagai 160
Lutviah, Ika Karlina, Wahyutama Penggunaan Facebook oleh Mahasiswa dan Dosen di Universitas Paramadina
berikut: “I usually have Facebook open in the background, you know when I’m doing uni work and then every now and then I’ll, like… go and check for updates or just have a look around… do a quiz or something… just as, like, a break from working”. (Hart, Ridley, Taher, & Cori, 2008) Hart, Ridley, Taher, dan Cori menyebutkan beberapa alasan mengapa orang-orang menggunakan Facebook (Hart, Ridley, Taher, & Cori, 2008): 1. Kesenangan Sosial, Facebook memfasilitasi interaksi sosial masyarakat sebagai salah satu kebutuhan jaringan sosial. 2. Rasa ingin tahu, Facebook digunakan sebagai media untuk mencari tahu tentang teman-teman mereka. 3. Pengekspresian diri, Facebook memungkinkan para penggunanya untuk membuat profil mereka sendiri yang dapat mereka bagi pada teman-temannya 4. Kejutan, Facebook menyediakan fasilitas untuk mencari orang-orang tertentu sehingga memungkinkan penggunanya bertemu dengan temanteman jauh dan teman-teman lama mereka. 5. Privasi, Facebook digunakan oleh penggunanya sebagai media untuk ‘mengintip’ data privasi teman-teman mereka. Penelitian diarahkan ke pengalaman para pengguna Facebook dalam menggunakan fitur-fitur Facebook, seperti melihat dan berbagi foto, mengecek dan membuat profil, bergabung dalam grup dan jaringan, membaca dan menulis di wall, mencari teman baru, dan menggunakan aplikasi. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil tentang pengalaman positif para pengguna dalam menggunakan fitur-fitur Facebok seperti terlihat pada gambar 1. Pengalaman positif tersebut terdiri dari rasa menyenangkan, pengekspresian diri, rasa ingin tahu, menghibur, dan mengasyikan.
Gambar 1: Rating Pengalaman Positif dalam Penggunaan Fitur-fitur Facebook
Sumber: Exploring the Facebook Experience: A New Approach to Usability (Hart, Ridley, Taher, & Cori, 2008)
161
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Landasan Teori Landasan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah uses and gratification theory. Pendiri teori ini adalah Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Teori ini menyatakan bahwa orangorang menggunakan media sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch dalam (Rakhmat, 2007, hal. 205) uses and gratification theory menjelaskan asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Menurut Blumler, Gurevitch, dan Katz dalam (West & Turner, 2007, hal. 104), asumsi-asumsi dasar uses and gratification theory adalah: 1. Khalayak dianggap aktif 2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak 3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti 5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak Katz dalam (Rohim, 2009, hal. 188) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media uses and gratification sebagai berikut: (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Uses and gratification theory menganggap khalayak sebagai khalayak yang aktif dan diarahkan oleh tujuan (Littlejohn, 2009). Khalayak bertanggung jawab dalam memilih media yang hendak digunakan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Dalam pandangan ini, media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang mendukung bagaimana kebutuhan terpenuhi, dan khalayak dianggap sebagai perantara: mereka tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Teori ini memandang bahwa penggunaan media massa didorong oleh motif-motif tertentu. Dimana ada berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa. Saat kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Saat kita mengalami goncangan batin, media massa dapat memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Saat kita kesepian, media massa dapat berfungsi sebagai 162
Lutviah, Ika Karlina, Wahyutama Penggunaan Facebook oleh Mahasiswa dan Dosen di Universitas Paramadina
sahabat. Seseorang memilih menggunakan media massa tertentu berdasarkan motif-motif pribadi yang ada dalam dirinya. Katz, Gurevitch, dan Haas dalam (West & Turner, 2007, hal. 105) membagi kebutuhan manusia yang dipuaskan oleh media menjadi lima bagian: 1. Kognitif, yaitu untuk memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman 2. Afektif, yaitu untuk mendapatkan pengalaman emosional, menyenangkan, atau estetis 3. Integrasi personal, yaitu untuk meningkatkan kredibilitas, percaya diri, dan status 4. Integrasi sosial, yaitu untuk meningkatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya 5. Pelepasan ketegangan, yaitu untuk pelarian dan pengalihan Kuesioner pada penelitian ini dibuat berdasarkan pembagian kebutuhan diatas untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang ingin para dosen dan mahasiswa penuhi dalam menggunakan Facebook. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana para dosen dan mahasiswa menggunakan Facebook sebagai salah satu media komunikasi online. Data tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui apakah ada persamaan atau perbedaan faktor yang mendorong para dosen dan mahasiswa dalam menggunakan Facebook. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode pengumpulan data kuesioner/ angket. Kuesioner dibagikan kepada sejumlah responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Dalam proses pemilihan sampel, digunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih secara non probability melalui mekanisme penyaringan oleh peneliti. Dalam hal ini, obyek yang dipilih adalah dosen dan mahasiswa Universitas Paramadina yang memenuhi kualifikasi tertentu, yaitu memiliki akun Facebook dan menggunakannya secara berkesinambungan. Berdasarkan teknik penarikan sampel ini, terpilih mahasiswa dan dosen Universitas Paramadina sebanyak 93 orang, yang terdiri dari 69 orang mahasiswa dan 24 orang dosen. Mahasiswa dan dosen Universitas Paramadina tersebut terdiri dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Psikologi, Manajemen, Desain Komunikasi Visual, Falsafah dan Agama, Teknik Informatika, dan Hubungan Internasional. Dari masing-masing jurusan dipilih siapa saja yang ditemui akan dipilih untuk dijadikan sampel berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan olehj peneliti di atas. Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian Survei dilakukan pada 69 orang mahasiswa dan 24 orang dosen. Berikut hasil analisa dan interpretasi penelitian. 163
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
1. Mahasiswa Sample mahasiswa terdiri dari mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi (34%), Hubungan Internasional (16%), Manajemen (9%), Psikologi (16%), Falsafah dan Agama (9%), Teknik Informatika (8%), dan Desain Komunikasi Visual (8%). Mahasiswa terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 15 tahun sampai usia lebih dari 25 tahun. Rata-rata responden telah terdaftar di situs jejaring sosial Facebook selama 1-2 tahun. Dari keseluruhan responden, sebagian besar mengakses internet lebih lama dari 3 jam per hari (39.1%), 2-3 jam (33.3%), 1-2 jam (24.6%), dan lebih sedikit dari 1 jam (2.9%). Sebagian besar responden mengakses Facebook dengan menggunakan PC (Personal Computer) atau laptop (76.8%). Lebih dari setengah jumlah responden mengakses Facebok di kampus (58%), di rumah (24.6%), di warnet (4.3%), dan sebanyak 36.2% responden mengakses FB dimana saja. Berdasarkan hasil analisa kuesioner yang diterima, ternyata lebih dari setengah jumlah responden (52.9%) hanya menggunakan Facebook sebagai situs jejaring sosial mereka. Selain itu, situs jejaring sosial lain yang digunakan oleh mahasiswa selain Facebook adalah Twitter (41.4%) dan situs jejaring sosial lain seperti Friendster, Koprol, dan Linkedin (1.4%). Hal ini berarti, Facebook merupakan situs jejaring sosial utama yang digunakan oleh responden mahasiswa. Kuantitas mengakses Facebook pada mahasiswa bervariasi dengan perbedaan jumlah responden yang tidak signifikan. Mulai dari kurang dari 10 menit perhari, hingga lebih dari 3 jam perhari. Selain itu, paling banyak responden (35%) mengakses Facebook setiap saat jika keadaan memungkinkan. Meskipun begitu, lebih dari setengah jumlah responden (61%) mengakses situs lain pada saat mengakses Facebook dan juga sambil melakukan kegiatan lain (39%). Dengan demikian, Facebook bukan merupakan kegiatan primer yang dilakukan dan hanya dijadikan kegiatan selingan di sela-sela kegiatan mahasiswa. Fitur-fitur Facebook yang digunakan oleh mahasiswa bermacammacam, namun yang paling banyak digunakan adalah fitur status updates dan message. Hal ini berarti mahasiswa lebih banyak menggunakan Facebook untuk memenuhi kebutuhan integritas personal dan integrasi sosial mereka. 2. Dosen Sample dosen terdiri dari dosen program studi Ilmu Komunikasi (54%), Hubungan Internasional (9%), Manajemen (4%), Psikologi (8%), Falsafah dan Agama (4%), Teknik Informatika (8%), dan Desain Komunikasi Visual (13%). Dosen terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 25 tahun sampai usia lebih dari 40 tahun. Rata-rata responden telah terdaftar di situs jejaring sosial Facebook selama 1-2 tahun. 164
Lutviah, Ika Karlina, Wahyutama Penggunaan Facebook oleh Mahasiswa dan Dosen di Universitas Paramadina
Dari keseluruhan responden, sebagian besar mengakses internet lebih lama dari 3 jam per hari (50%), 2-3 jam (20.8%), 1-2 jam (16.7%), dan kurang dari 1 jam (8.3%). Sebagian besar responden mengakses Facebook melalui PC (Personal Computer) atau laptop (83.3%). Lebih dari setengah jumlah responden mengakses Facebook di rumah (58.3%), di kantor (20.8%), di warnet (4.2%), dan dimana saja (33.3%). Berdasarkan hasil analisa kuesioner yang diterima, ternyata setengah dari jumlah responden (62.5%) hanya menggunakan Facebook sebagai situs jejaring sosial mereka. Selain itu, situs jejaring sosial lain yang digunakan oleh responden selain Facebook adalah Twitter (29.2%), Friendster (12.5%), dan Linkedin (8.3%). Hal ini berarti Facebook merupakan situs jejaring sosial yang primer dan paling banyak digunakan oleh dosen. Responden dosen memiliki waktu yang bervariasi dalam mengakses Facebook perhari. Paling banyak responden responden (25%) mengakses Facebook selama 10-30 menit perhari. Paling banyak responden (42%) mengakses Facebook sebanyak 1-2 kali sehari. Selain itu, lebih dari setengah jumlah responden (64%) juga melakukan kegiatan lain pada saat mengakses Facebook. Ini berarti, mengakses Facebook hanya merupakan kegiatan selingan dan tidak begitu sering dilakukan. Fitur-fitur Facebook yang paling banyak digunakan oleh responden adalah fitur status updates dan message. Hal ini berarti, para dosen juga menggunakan Facebook untuk memenuhi kebutuhan integrasi sosial dan integrasi personal mereka. 3. Analisa Penggunaan Facebook Berdasarkan hasil kuesioner yang diterima, ternyata dosen lebih banyak mengakses internet daripada mahasiswa. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 50% dosen mengakses internet selama lebih dari 3 jam, sedangkan mahasiswa hanya 39.1%. Hal ini berarti, dosen merupakan pengguna internet yang lebih aktif daripada mahasiswa. Meskipun menggunakan internet lebih lama, dosen hanya meluangkan sedikit waktunya untuk mengakses Facebook, yaitu selama 10-30 menit perhari. Sedangkan mahasiswa menghabiskan waktunya sebanyak 31-60 menit perhari untuk mengakses Facebook. Dengan kata lain, Facebook lebih menarik bagi mahasiswa dibandingkan bagi dosen. Mahasiswa dan dosen juga memiliki frekuensi mengakses Facebook yang berbeda-beda. Sebanyak 52% mahasiswa mengakses Facebook setiap saat jika keadaan memungkinkan, sedangkan 42% dosen hanya mengakses Facebook 1-2 kali perhari. Hasil tersebut memperkuat kesimpulan sebelumnya yang menunjukkan bahwa Facebook memang lebih menarik bagi mahasiswa daripada bagi dosen. Lebih dari setengah jumlah responden mahasiswa mengakses Facebook ketika sedang berada di kampus, sedangkan lebih dari setengah jumlah responden dosen mengakses Facebook ketika sedang berada di rumah. 165
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Perbedaan lokasi tersebut menunjukkan adanya perbedaan kepentingan menggunakan Facebook antara dosen dan mahasiswa. Bagi mahasiswa, Facebook dijadikan kegiatan pada saat kuliah atau disela-sela waktu kuliah. Sedangkan bagi dosen, Facebook dijadikan kegiatan selingan yang dilakukan pada saat santai di rumah. Meskipun memiliki banyak perbedaan, namun terdapat beberapa kesamaan antara dosen dan mahasiswa dalam menggunakan Facebook. Mayoritas dosen dan mahasiswa lebih banyak menggunakan PC (Personal Computer) pada saat mengakses Facebook. Hal ini dikarenakan pengaksesannya dapat dilakukan dengan lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan alat lain. Sejumlah responden memiliki akun di situs jejaring sosial lainnya seperti Twitter, Friendster, Linkedin, dan lain-lain. Namun lebih dari setengah jumlah responden dosen dan mahasiswa hanya memiliki satu akun situs jejaring sosial yaitu di Facebook. Hal ini berarti, Facebook menjadi pilihan utama bagi dosen dan mahasiswa dalam menggunakan situs jejaring sosial. Berdasarkan analisa fitur-fitur Facebook yang paling banyak digunakan responden, diperoleh hasil bahwa ternyata fitur message dan status merupakan fitur yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa dan dosen. Jika dilihat berdasarkan teori uses and gratification, fitur message merupakan fitur yang digunakan untuk memenuhi integrasi sosial, yakni untuk membina hubungan dengan orang lain. Sedangkan fitur status terkait dengan pemenuhan integritas personal, yakni untuk meningkatkan kredibilitas, rasa percaya diri, dan status. Mahasiswa dan dosen memiliki kesamaan dalam hal ini. Berdasarkan fitur yang paling banyak digunakan, Facebook digunakan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan integritas sosial dan integritas personal mereka. 4. Analisa Faktor Pendorong Penggunaan Facebook Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong para dosen dan mahasiswa dalam menggunakan Facebook. Analisis terutama difokuskan pada kebutuhan komunikasi yang dipenuhi para dosen dan mahasiswa tersebut ketika menggunakan Facebook. Seperti terlihat pada Tabel 1, secara umum ternyata responden lebih banyak menggunakan Facebook untuk memenuhi kebutuhan afektif dan integrasi sosial. Hal ini terlihat dari tingginya persentase kedua aspek ini, yaitu 84,95% untuk kebutuhan afektif dan 65,59%, untuk kebutuhan integrasi sosial. Ini merupakan temuan menarik, karena meskipun posisi Facebook sebagai situs jejaring sosial yang membantu orang untuk berhubungan dan berkomunikasi, ternyata kebutuhan afektif lebih banyak dipenuhi daripada kebutuhan integritas sosial. Hal ini berarti, Facebook lebih dianggap sebagai media hiburan dibandingkan media sosial bagi dosen dan mahasiswa. 166
Lutviah, Ika Karlina, Wahyutama Penggunaan Facebook oleh Mahasiswa dan Dosen di Universitas Paramadina
Tabel 1: Kebutuhan Komunikasi yang Dipenuhi Responden Melalui Penggunaan Facebook Kebutuhan Kognitif
6
Sedang 57
30
93
6.45%
61.29%
32.26%
100%
5
9
79
93
5.38%
9.68%
84.95%
100%
16
58
19
93
17.20%
62.37%
20.43%
100%
Integrasi Sosial
1 1.08%
31 33.33%
61 65.59%
93 100%
Pelepasan Ketegangan
19 20.43%
47 50.54%
27 29.03%
93 100%
Afektif
Integrasi Personal
Rendah
Tinggi
Total
Berikutnya juga dianalisis kebutuhan komunikasi yang dipenuhi responden melalui penggunaan Facebook, yang digolongkan berdasarkan kelompok kebutuhan dan responden, baik dosen maupun mahasiswa. 1. Kognitif Kebutuhan kognitif merupakan kebutuhan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman. Bagi dosen, pemenuhan kebutuhan kognitif tersebut dapat berupa mengetahui berita terbaru serta meng-update dan memaksimalkan bidang keilmuan yang digeluti. Bagi mahasiswa, pemenuhan kebutuhan kognitif tersebut dapat berupa mengetahui informasi atau berita terbaru, menambah pengetahuan tentang bidang ilmu yang sedang dipelajari, maupun bidang ilmu lain. Tabel 2: Pemenuhan Kebutuhan Kognitif bagi Dosen dan Mahasiswa
167
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
Berdasarkan Tabel 2, mahasiswa memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menggunakan Facebook sebagai sarana pemenuhan kebutuhan kognitif mereka. Sebanyak 34,8% mahasiswa memiliki skor tinggi untuk variabel kebutuhan kognitif. Sedangkan pada dosen hanya sebanyak 25% yang memiliki skor tinggi pada variabel kognitif. Ini berarti, kebutuhan akan penggunaan informasi di Facebook lebih tinggi pada mahasiswa daripada dosen. Dosen, mungkin saja, mencari informasi di tempat lain seperti situs berita atau perpustakaan online. 2. Afektif Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan untuk mendapatkan pengalaman emosional, menyenangkan, atau estetis. Bagi dosen dan mahasiswa, pemenuhan kebutuhan afektif dapat berupa mencari hiburan, mendapatkan pengalaman menyenangkan, menyalurkan ide kreatif, dan hiburan pada saat suntuk. Berdasarkan Tabel 3, mahasiswa memiliki skor lebih tinggi pada variabel kebutuhan afektif dibandingkan dengan dosen. Dimana mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada variabel kebutuhan afektif berjumlah 89.9% sedangkan dosen 70.8%. Hal ini menunjukkan bahwa Facebook lebih dijadikan sebagai media hiburan bagi mahasiswa dibandingkan bagi dosen. Tabel 3: Pemenuhan Kebutuhan Afektif bagi Dosen dan Mahasiswa
3. Integrasi Personal Kebutuhan integritas personal merupakan kebutuhan untuk meningkatkan kredibilitas, rasa percaya diri, dan status. Bagi dosen dan mahasiswa, pemenuhan kebutuhan integrasi personal dapat berupa meningkatkan kredibilitas sebagai orang berpendidikan, percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain, dan mendapatkan pengakuan dari teman dan kerabat.
168
Lutviah, Ika Karlina, Wahyutama Penggunaan Facebook oleh Mahasiswa dan Dosen di Universitas Paramadina
Tabel 4: Pemenuhan Kebutuah Integrasi Personal bagi Dosen dan Mahasiswa
Seperti terlihat pada Tabel 4, lebih banyak mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada variabel integritas personal daripada dosen. Dimana mahasiswa berjumlah 21.7% sedangkan dosen 16.7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menganggap Facebook sebagai sarana untuk meningkatkan integritas dirinya. 4. Integrasi Sosial Kebutuhan integritas sosial merupakan kebutuhan untuk meningkatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan kerabat lainnya. Bagi dosen dan mahasiswa, pemenuhan kebutuhan integritas sosial ini dapat berupa meningkatkan komunikasi dan mengakrabkan diri dengan keluarga, teman, rekan kerja, serta meningkatkan hubungan antara dosen dengan mahasiswa. Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa baik dosen maupun mahasiswa memiliki kecenderungan skor yang tinggi pada variabel kebutuhan integritas sosial. Sebanyak 65.2% mahasiswa dan 66.7% dosen memiliki skor yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan integritas sosial mereka. Hal ini berarti, bagi dosen dan mahasiswa, Facebook memang dijadikan sebagai media komunikasi dan sosial untuk berhubungan dengan orang lain. Tabel 5: Pemenuhan Kebutuhan Integritas Sosial Bagi Dosen dan Mahasiswa
169
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
5. Pelepasan Ketegangan Kebutuhan pelepasan ketegangan merupakan kebutuhan untuk pelarian dan pengalihan dari masalah maupun hal-hal lain. bagi dosen dan mahasiswa, pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan ini dapat berupa mengalihkan perhatian dari beban kuliah atau pekerjaan yang menumpuk dan keluar dari rutinitas sehari-hari. Seperti terlihat pada Tabel 6, terdapat perbedaan yang cukup besar antara mahasiswa dan dosen yang memiliki skor tinggi pada variabel kebutuhan pelepasan ketegangan. Mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada variabel ini berjumlah 33.3% sedangkan dosen hanya 16.7%. Hal ini menunjukkan bahwa dosen memiliki media atau hal-hal lain yang digunakan untuk melepaskan ketegangan mereka. Sementara banyak mahasiswa yang menggunakan Facebook sebagai media pelepas ketegangan. Tabel 6: Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan Bagi Dosen dan Mahasiswa
Kesimpulan Setelah menganalisis dan menginterpretasi hasil penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu: 1. Ada 5 faktor yang mendorong mahasiswa dan dosen dalam menggunakan Facebook, yaitu kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan integrasi sosial, dan kebutuhan pelepasan ketegangan. 2. Secara umum, faktor dominan yang mendorong dosen dan mahasiswa dalam menggunakan Facebook adalah kebutuhan afektif dan integritas sosial. Hal ini berarti, mayoritas responden memandang Facebook sebagai media untuk menghibur diri, menyalurkan emosi, dan membina hubungan dengan orang lain. 3. Mayoritas dosen dan mahasiswa tidak menggunakan Facebook untuk memenuhi kebutuhan kognitif mereka. Namun demikian, mahasiswa memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam menggunakan Facebook sebagai media informasi daripada dosen. 170
Lutviah, Ika Karlina, Wahyutama Penggunaan Facebook oleh Mahasiswa dan Dosen di Universitas Paramadina
4. Baik dosen maupun mahasiswa menggunakan Facebook sebagai media hiburan untuk memenuhi kebutuhan afektifnya. Namun demikian, kecenderungan mahasiswa lebih tinggi daripada dosen. 5. Hanya sedikit mahasiswa dan dosen yang menggunakan Facebook untuk memenuhi kebutuhan integritas personalnya. Namun demikian, kecenderungan mahasiswa lebih tinggi daripada dosen. 6. Mayoritas dosen dan mahasiswa menggunakan Facebook untuk memenuhi kebutuhan integritas sosialnya, yakni untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam hal ini, kecenderungan dosen lebih tinggi daripada mahasiswa. 7. Baik dosen maupun mahasiswa menggunakan Facebook sebagai media pelepas ketegangan. Namun kecenderungan mahasiswa jauh lebih tinggi daripada dosen. 8. Secara keseluruhan, dosen dan mahasiswa memiliki kesamaan dalam hal faktor-faktor yang mendorong mereka dalam menggunakan Facebook. Perbedaan terjadi pada tingkat kebutuhan yang ingin mereka penuhi lewat penggunaan Facebook. 9. Dosen mengakses Facebook lebih sedikit daripada mahasiswa, baik dari segi durasi maupun frekuensi. Hal ini menunjukkan mahasiswa merupakan pengguna Facebook yang lebih tinggi dibandingkan dosen. Saran Penelitian ini baru melakukan pemetaan awal terhadap pola penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook oleh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberi deskripsi tentang potensi Facebook dalam mendorong produktivitas ataupun peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa, terutama dalam konteks akademik. Namun, tentunya diperlukan penelitian lanjutan untuk memahami dampak Facebook secara lebih komprehensif bagi penggunanya. Selain itu, berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa ternyata Facebook terutama digunakan untuk memenuhi kebutuhan afektif dan sosial. Hal ini tentu bukan sesuatu yang terlalu menggembirakan. Sebagai pelaku pendidikan, baik dosen maupun mahasiswa sesungguhnya diharapkan dapat menggunakan media komunikasi online seperti Facebook untuk hal-hal yang bersifat produktif seperti meningkatkan kredibilitas, menambah pengetahuan, atau pun memperluas jaringan sosial. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat pula dijadikan rujukan, untuk menemukan potensi-potensi yang dapat dioptimalkan dari Facebook sebagai media komunikasi untuk kepentingan peningkatan kualitas diri penggunanya. Penggunaan Facebook sebagai media komunikasi misalnya, dapat dimaksimalkan sebagai media informasi dan penunjang kegiatan akademik seperti belajar mengajar. Sehingga, penggunaan Facebook, setidaknya di kalangan kampus, dapat diarahkan pada aktivitas yang lebih produktif.
171
Jurnal Universitas Paramadina Vol. 7 No. 2, Juni 2010: Edisi Khusus
___________ Daftar Pustaka Boyd, D., & Ellison, N. (2008). Social Network Sites:Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication . Colete, S., Villiers, C. d., & Roodt, S. (2009). Facebook as an Academic Tool for ICT lecturers. Proceedings of the 2009 Annual Conference of the Southern African Computer Lecturers' Association (pp. 16-22). ACM. Gross, R., & Acquisti, A. (2005). Information Revelation and Privacy in Online Social Networks. Proceedings of the 2005 ACM workshop on Privacy in the electronic society (pp. 71-80). Alexandria: ACM Press. Hart, J., Ridley, C., Taher, F., & Cori. (2008). Exploring the Facebook Experience: A New Approach to Usability. Proceedings of the 5th Nordic conference on Human-computer interaction: building bridges (p. 472). Sweden: ACM. Hewitt, A., & Forte, A. (2006). Crossing Boundaries: Identity Management and Student/Faculty Relationships on the Facebook. Proceedings of the ACM Conference on Computer Supported Cooperative Work. CSCW. Littlejohn, S. W. (2009). Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika. Mazer, J., Murphy, R., & Simonds, C. (2007). I'll See You On ‘Facebook’: The Effects of Computer-Mediated Teacher Self-Disclosure on Student Motivation, Affective Learning, and Classroom Climate. Communication Education . Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sandars, J. (2005). Work based learning: a social network perspective. Radcliffe Publishing Ltd. Top Sites Alexa. (2010, April 2). Retrieved April 2, 2010, from Alexa.Com: http://www.alexa.com West, R., & Turner, L. H. (2007). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
172