Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari logika, Anda harus memastikan bahwa Anda tidak disesatkan oleh katakata atau bentuk-bentuk diskursif. Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk: 1. 2. 3. 4. 5.
Memahami tiga fungsi dasar bahasa: informasi, ekspresikan, dan mengarahkan. Mengenali bahwa bahasa dapat menjadi lebih dari satu fungsi. Membedakan antara bentuk tata bahasa dan fungsi logis. Memahami bagaimana bahasa emotif dapat menghambat argumen yang logis. Membuat perbedaan antara ketidaksetujuan dalam keyakinan dan ketidaksetujuan dalam sikap.
A. Bahasa Bahasa merupakan kapasitas khusus manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem yang kompleks dalam berkomunikasi. Kita adalah makhluk sosial yang menggunakan alat. Alat yang paling hebat yang bisa digunakan untuk membuat alat yang lain lagi adalah bahasa, baik yang terucapkan maupun tertulis. Sebagai sebuah alat, bahasa dapat digunakan dengan sedikit atau tanpa ketrampilan yang akan menghasilkan karya yang biasa atau bahkan sampah. Dengan mengasah ketrampilan menggunakan bahasa, kita bisa membuat karya yang lebih baik. Bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi, lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi ini yang dikenal sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu. Bahasa mengalami perkembangan oleh karena disebabkan pengalaman dan pemikiran manusia yang juga berkembang. Dengan bahasa manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang ia pikirkan kepada orang lain. Tanpa bahasa maka mustahil bisa berpikir secara teratur. Sebagai contoh, “Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.” Apakah Anda memahami kalimat ini secara keseluruhan? Apakah Anda paham dengan arti kata “fonem” dan “sintaks”? Jika Anda memahaminya, maka Anda akan dengan mudah mengerti keseluruhan maksud dari kalimat ini sebab Anda bisa melakukan proses abstraksi. Tapi jika 1
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
tidak, Anda akan kebingungan. Untuk itu perlu ada upaya untuk memahami melalui pencarian arti kata yang bisa diperoleh lewat sebuah kamus. Contoh lain, ketika membaca ada mendengar kata “Kucing”, maka orang yang mengerti arti dari kata itu akan mempunyai gambaran di pikirannya (kognitif) tentang kucing. Namun untuk kata yang tidak dipahami, maka kata tersebut tidak mempunyai makna atau masih membingungkan.
Apakah Anda tahu arti ini?
Bagaimana dengan ini?
Kalau ini?
кошка Krulpat Yang paling kiri adalah tulisan Cina yang berarti kucing. Demikian juga yang di tengah, jika mengerti bahasa Rusia, maka artinya juga adalah kucing. Namun jika Anda tidak paham, Anda akan membacanya dengan “kowka” yang tentu saja tidak mempunyai makna apa-apa. Sama halnya dengan yang paling kanan, kata “Krulpat” merupakan sebuah kata yang tidak mempunyai makna sama sekali, sehingga ketika kita membacanya maka tak ada gambaran yang ada di pikiran kita. Kemampuan manusia memahami simbol ini merupakan dasar manusia dapat berbahasa. Bahasa memungkinkan agar kita bisa melanjutkan nilai-nilai kepada generasi berikutnya. Berbahasa dengan jelas adalah makna yang terkandung dalam kata-kata harus diungkapkan secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain. Berbahasa dengan jelas artinya juga mengungkapkan pendapat atau pikiran secara jelas.
B. Denotasi dan Konotasi Kata-kata dan bahasa adalah hal yang menakjubkan, unik, merupakan atribut manusia dan sebuah penemuan yang luar biasa. Kata-kata tidak hanya menciptakan makna, namun juga menciptakan perasaan. Artinya dapat langsung dan literal, beberapa orang menyebutnya denotasi sebuah kata. Di sisi lain, sebuah kata bisa punya makna yang 'dalam' dan 'tersembunyi', yaitu, kita dapat mengatakan bahwa sebuah kata secara harfiah berarti satu hal tapi entah bagaimana menunjukkan hal lain dan ini disebut konotasi sebuah kata. 2
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
Denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Perhatikan contoh berikut ini. (a) Heru menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut. (b) Heru membeli kambing hitam kemarin sore.
Ini merupakan proses interpretasi dan selalu bergantung pada konteks, sekaligus membantu kita menuju interpretasi tertentu dari sebuah kata. Konteks berarti hubungan kata untuk hal-hal lain dan juga situasi sosial penggunaannya. Akan menjadi sebuah masalah jika sebuah kata-kata yang seharusnya dimaknai secara konotasi namun si penerima pesan atau pembacanya memaknainya secara denotasi. Misalnya, seorang raja mengatakan kepada putranya yang telah dewasa agar mengambil hati seorang putri kerajaan tetangga. Seharusnya kata “mengambil hati” harus dimaknai secara konotasi, namun sang pangeran memaknainya secara denotasi. Akibatnya, sang pangeran benar-benar mengeluarkan hati sang putri dan mengambilnya untuk diberikan kepada ayahnya. Kapan kita memaknainya secara denotasi atau konotasi adalah tergantung dari proses kognitif yang ada. Pernyataan berikut ini merupakan contoh yang menarik: “Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dalam pernyataan itu ada beberapa kumpulan kata yang bisa dimaknai secara denotasi namun bisa juga secara konotasi. Pertama adalah kata “seekor unta”, di mana orang akan memaknainya secara denotasi (sebagai binatang unta). Tapi akan menjadi aneh ketika seekor untuk bisa masuk melalui lubang jarum. Apakah “lubang jarum” ini dimaknai secara denotasi, atau harus secara konotasi? Contoh ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang penting sebab pemaknaan juga tergantung dari pengetahuan dan pengalaman. Bagi orang yang mengetahui persis tentang di mana kalimat ini diucapkan serta di masa apa, akan mengetahui bahwa “lubang jarum” adalah nama sebuah pintu kecil di sebelah pintu gerbang sebuah benteng. Lalu, apa hubungannya dengan “seorang kaya” dan “Kerajaan Allah”? Sama halnya dengan unta, maka “seorang kaya” juga bisa dimaknai secara denotasi. Namun, bagaimana dengan “Kerajaan Allah”? Di sini memang harus dimaknai secara konotasi bahwa “Kerajaan Allah” adalah kota Yerusalem. Sekali lagi, ini tergantung dari pengetahuan sebab bahasa memerlukan tafsir. 3
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
Secara keseluruhan, jika memahami bagaimana proses orang kaya masuk ke kota Yerusalem di masa kata-kata itu diucapkan, memang orang kaya yang naik unta akan memasukkan untanya lebih dahulu lewat pintu “lubang jarum”, baru kemudian dia masuk belakangan. Namun kalimat itu juga bisa mempunyai pengertian konotasi, bahwa karena kita beranggapan sangat sulit sekali seekor unta melewati lubang jarum yang sangat kecil, maka orang kaya dianggap tidak punya harapan masuk surga. Bahasa memiliki dua kualitas kunci yang memungkinkan hal itu menciptakan dan membentuk makna. Memiliki isi - yaitu, mengandung makna; dan memiliki bentuk - yaitu, membuat bentuk dan suara. Bentuk dan isi adalah dua aspek bahasa dan seseorang harus menggunakan keduanya untuk membantu membuat dan bentuk makna. Aspek formal bahasa - penglihatan dan suara - sangat penting dalam puisi, tidak seperti bentuk lain dari menulis, pengguna diijinkan membagi untuk memisahkan kalimat dan dengan memainkan suara dan bentuk, sehingga membantu penambahan penciptaan makna. Dalam bahasa yang juga penting adalah struktur bahasa, ini mengenai bagaimana cara maknanya terungkap, misalnya, apakah dengan cara yang menarik, memaksa atau persuasif. Bahasa merupakan hal yang penting dalam pembentukan penalaran ilmiah. Melalui penalaran ilmiah, kita mempelajari bagaimana caranya menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Bagi kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih efisien dan efektif, mereka menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan dan menyepakati penggunaan kata-kata, baik kata yang diambil dari kata-kata yang telah ada atau dengan sengaja membuat kata-kata yang sama sekali baru. C. Hubungan Bahasa dan Logika
Logika merupakan basis dari prosedur dalam kegiatan keilmuan. Di dalamnya, penggunaan bahasa dengan segala kaidahnya menjadi penentu, sehingga penggunaan bahasa mestilah menjadi titik tolak dalam memahami dan membangun ilmu. Penting untuk dicatat bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu logika akan tergantung dari baik-buruknya penggunaan bahasa. Sebagai alat logika, penggunaan bahasa harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Sebagai contoh dari pernyataan “Lukisan itu tidak jelek”, maka yang hal ini dimaksudkan bahwa lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun tidak berani untuk mengatakan bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa suatu nilai perasaan.
4
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
Berkaitan dengan penggunaannya, seseorang harus memiliki “pengertian”. Pengertian adalah gambaran dari sesuatu yang ada dalam pikiran yang dapat dilihat oleh akal kita. Pengertian juga disebut juga sebagai “konsep terhadap sesuatu”. Lebih lanjut, perlu untuk pahami tentang “term”. Term adalah ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata. Misalnya, istilah “psikologi” yang terbentuk dari dua suku kata yaitu “psyche” dan “logos”. Ide atau konsep yang terkandung dalam sertiap kata memerlukan sebuah pengertian. Istilah “psikologi” itu adalah term. Contoh lain, bila orang menyebut “manusia”, telah tergambar dalam akal budi tentang apa yang ditunjukkan dengan kata”manusia” itu. Gambaran inilah yang disebut sebagai pengertian, sedangkan kata “manusia” yang merupakan ekspresi dari dari pengertian itu disebut dengan term. Term sebagai ungkapan dari pengertian, apabila terdiri dari satu kata atau satu istilah maka term dikatakan sebagai term sederhana, seperti mobil, pohon, kursi, dan lainnya. Jika terdiri dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks, contoh: reaktor atom, tas punggung, lampu jalan, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun masingmasing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu pengertian.
D. Fungsi bahasa Pola formal dari penalaran yang benar dapat semua disampaikan melalui bahasa umum, tapi kemudian juga bisa untuk banyak hal lainnya. Pada kenyataannya, kita menggunakan bahasa dengan berbagai cara, sebagian tidak berkaitan dengan upaya untuk memberikan alasan tentang apa yang kita percayai. Hal ini membantu untuk mengidentifikasi bahwa setidaknya ada tiga fungsi dari penggunaan bahasa: 1. Fungsi informasi, artinya bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi. Ketika saya
memberi tahu pada seorang anak, “Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan Republik Indonesia,” atau menulis kepada Anda bahwa “Logika adalah ilmu tentang berpikir secara tepat”, atau menulis sebuah catatan, “Handoko – 08899902123”, saya menggunakan bahasa untuk tujuan informasi. Bentuk penggunaan ini mengandaikan bahwa isi dari apa yang dikomunikasikan adalah benar, sehingga ini akan menjadi fokus utama kita dalam belajar logika. 2. Fungsi ekspresif, artinya bahasa berfungsi untuk menyalurkan atau mengungkapkan perasaan, sikap. Bahasa digunakan untuk melampiaskan perasaan, atau mungkin untuk membangkitkan perasaan beberapa dari orang lain. Ketika saya mengatakan, "Kamis sore yang suram," atau berteriak "Aduh!" Saya menggunakan bahasa ekspresif. Meskipun penggunaan tersebut tidak menyampaikan informasi apapun, mereka 5
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
melayani fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana hal yang kita anggap sebagai benar. 3. Fungsi direktif, bertujuan untuk menyebabkan atau mencegah beberapa tindakan yang terang-terangan oleh seseorang. Ketika saya mengatakan "Tutup pintu," atau menulis "Baca buku pelajaran," atau membuat memo untuk diri sendiri, "Jangan suka menunda pekerjaan," maka saya menggunakan bahasa direktif. Inti dari fungsi direktif ini adalah agar membuat seseorang melakukan (atau mencegah) tindakan tertentu. Ini adalah fungsi linguistik yang signifikan, tapi seperti penggunaan untuk fungsi ekspresif, tidak selalu berhubungan secara logis dengan kebenaran keyakinan kita E. Wacana melibatkan fungsi ganda Hampir setiap komunikasi yang umum mungkin akan menunjukkan semua tiga penggunaan fungsi bahasa. Jadi puisi, yang mungkin terutama ekspresif, juga mungkin memiliki pesan moral untuk disampaikan, maka dengan demikian termasuk direktif. Selain itu, sebuah puisi dapat mengandung sejumlah informasi juga. Komunikasi yang efektif sering menuntut bahasa yang melayani beberapa fungsi. Ketika bahasa digunakan untuk banyak fungsi, pembicara atau penulis harus yakin bahwa tidak akan membuat bingung. Menurut Copi dan Cohen (2001), komunikasi yang efektif menuntut kombinasi dari beberapa fungsi . Keinginan dan hasrat adalah jenis khusus dari apa yang kita telah anggap sebagai 'sikap' dan 'perasaan, dan keyakinan biasanya dipengaruhi oleh informasi yang diterima . Akibatnya, kadang-kadang kita berhasil membuat orang lain untuk bertindak dengan membangkitkan dalam diri mereka sikap yang tepat, dan kadang dengan memberikan mereka informasi yang relevan yang akan mempengaruhi keyakinan mereka. Ketika bahas digunakan ada kemungkinan orang sepakat (agreement) atau tidak sepakat (disagreement). Bentuk kesepakatan dan ketidaksepakatan ini bisa dalam hal keyakinan (belief) dan sikap (attitude). Sebuah ketidaksepakatan dalam keyakinan adalah ketidaksepakatan mengenai fakta-fakta masalah, misalnya, mengenai apakah sebuah peristiwa terjadi atau tidak. Sebuah ketidaksepakatan dalam sikap adalah ketidaksepakatan yang melibatkan perasaan tentang sesuatu, misalnya, apakah setuju atau tidak. Berdasarkan hal ini, ada 4 kemungkinan yang terjadi ketika dua pihak mendiskusikan beberapa peristiwa: 1. Mereka mungkin setuju dalam keyakinan mereka tentang terjadinya peristiwa dan juga
dalam hal sikap. 2. Mereka mungkin setuju dalam keyakinan mereka tentang peristiwa tersebut, tetapi
tidak setuju dalam hal sikap. 3. Mereka mungkin setuju dalam hal sikap, namun tidak setuju dalam keyakinan mereka
tentang fakta peristiwa itu. 6
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
4. Mereka mungkin dalam ketidakharmonisan lengkap, tidak setuju tentang fakta-fakta serta dalam sikap. Menentukan apakah suatu ketidaksepakatan adalah dalam hal keyakinan, atau sikap, atau keduanya, kadang-kadang sulit. Mungkin tergantung pada beberapa interpretasi dari kata-kata yang diperselisihkan. Perbedaan antara perselisihan sikap dan ketidaksepakatan keyakinan sangat berguna, kesadaran akan perbedaan penggunaan bahasa membantu kita untuk memahami jenis-jenis ketidaksepakatan yang mungkin kita hadapi.
F. Bentuk-bentuk dari Wacana Kalimat secara umum dibagi menjadi empat bentuk gramatikal (tata bahasa), yaitu: 1. 2. 3. 4.
Pernyataan (Declarative) Tanya (Interogative) Perintah (Imperative) Seruan (Exclamatory)
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang membentuk sebuah pernyataan, misalnya: • • • • •
Besok aku akan pergi ke toko. Kemarin aku meninggalkan sekolah lebih awal. Aku menyuruhnya memakai rok biru. Dia tidak ingin makan pizza yang saya berikan kepadanya. Kami berjalan ke mal bersama-sama.
Kalimat interogatif adalah kalimat yang membentuk sebuah pertanyaan, misalnya: • • •
Menurut Anda, apa aku harus memakai sepatu warna pink atau putih? Apa yang guru katakan kepadamu kemarin? Apakah Anda pergi ke bioskop nanti sore?
Kalimat imperatif adalah kalimat yang membuat perintah atau permintaan, misalnya: • • • •
Ambilkan saya air minum. Tinggalkan kucing itu. Pergilah ke toko dan belikan baju untuk saya. Ambilkan es.
7
Modul 2.1.
Ilmu Alamiah Dasar
Penggunaan Bahasa
Sebuah kalimat eksklamatif atau seruan dilepaskan untuk mengekspresikan emosi yang kuat. Mereka berkali-kali merasa seperti reaksi spontan terhadap suatu situasi, namun mereka secara teknis dapat menahan jika perlu. Seruan sebagian besar biasanya menampakkan diri sebagai satu atau dua kata seru, namun juga bisa muncul sebagai kalimat utama. Mereka pada dasarnya tanpa filter vokalisasi perasaan kita, dan suatu bentuk self-talk karena mereka diarahkan baik pada dirinya sendiri pembicara atau pada siapa pun secara khusus. Dalam tanda baca, kalimat ekslamatif diakhiri dengan tanda seru. • • •
Aduh! Ya ampun! Aku tidak akan pernah menyelesaikan paper ini pada waktunya!
G. Bahasa yang netral secara emosi Banyak wacana dimaksudkan untuk melayani dua atau mungkin semua tiga fungsi bahasainformatif, ekspresif, direktif-sekaligus. Namun bahasa netral lebih disukai ketika kebenaran faktual merupakan tujuan kita. Bahasa emotif bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah tetapi bagaimana seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap sesuatu untuk bisa mengalami dan terlibat didalamnya. Ketika kita mencoba untuk belajar apa yang benar-benar terjadi, atau mencoba untuk mengikuti argumen, gangguan akan membuat frustasi, dan emosi merupakan gangguan yang sangat kuat. Oleh karena itu, ketika kita mencoba untuk memikirkan tentang fakta-fakta, jika menggunakan dengan bahasa emosi akan bisa menjadi hambatan. Bahasa yang sama sekali netral mungkin sulit saat kita berurusan dengan beberapa hal yang sangat kontroversial. Bahasa yang sangat ditekankan dengan makna emosional tidak mungkin untuk memajukan pencarian kebenaran. Jika tujuan kita adalah untuk mengkomunikasikan informasi, dan jika kita ingin menghindari salah paham, kita harus menggunakan bahasa dengan pengaruh emosi paling sedikit. Ahli logika paling peduli dengan kebenaran dan kepalsuan serta gagasan terkait dengan ketepatan dan kekeliruan argumen. Jadi, untuk mempelajari logika kita harus dapat membedakan wacana yang fungsi informatif dari wacana yang tidak. ***
8