PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI Bernard Sianipar Bina Nusantara University, Jl. Pustaka Kencana 2 Blok U2 No.16 Sektor 12.5 Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan, 0812-1897-6330,
[email protected]
Dennisius Bina Nusantara University, Tmn. Pabuaran Blok A5 No. 19 Tangerang, 0897 – 8557 – 455,
[email protected]
Reymon Bina Nusantara University, Villa Pamulang Mas Blok C1 No.43 Pamulang Tangerang Selatan, 08128923-6050,
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah memberikan solusi yang tepat kepada PT Union Jaya Pratama, tepatnya solusi sistem kerja ergonomi pada bagian pembungkusan kasur dengan cara merancang sebuah desain meja kerja sebagai fasilitas yang ergonomi bagi operator. Metode penelitian yang diterapkan yaitu dengan melakukan observasi langsung di PT Union Jaya Pratama kemudian merumuskan beberapa masalah melalui beberapa pengamatan yang telah dilakukan, lalu mempelajari masalah serta mencari solusi yang tepat dengan beberapa teori yang mendukung seperti teori ergonomi, antropometri, kesehatan dan keselamatan kerja. Analisis yang dilakukan terhadap proses pembungkusan kasur di PT Union Jaya Pratama berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari. Bahwa, proses pembungkusan belum ergonomis karena tidak ada fasilitas yang mendukung (meja kerja) oleh karena itu, akan dirancang sebuah meja kerja yang ergonomis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, PT Union Jaya Pratama tidak mempunyai meja kerja pada proses pembungkusan kasur yang menyebabkan operator tidak merasa nyaman sehingga proses dikatakan tidak ergonomis. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi operator yang disebabkan oleh kelelahan dan sakit pada bagian pinggang. (BDR) Kata kunci: ergonomi, antropometri, keselamatan dan kesehatan kerja, K3
PENDAHULUAN PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan distributor Kasur Busa, yang melibatkan proses Penjahitan Sarung Kasur, Penyarungan Kasur, dan Pembungkusan Kasur. Tingkat kecelakaan kerja yang terjadi, pada umumnya dilaporkan dari bagian Pembungkusan Kasur, yang melibatkan proses penyarungan kasur yang sudah siap pakai dengan plastik. Besar kemungkinannya, bahwa kecelakaan kerja yang sering dilaporkan, disebabkan oleh keterbatasan penyediaan fasilitas proses kerja yang kurang ergonomis Kondisi kerja yang kurang memperhatikan faktor-faktor ergonomis, meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cedera bagi para operator. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mendesain meja kerja yang akan digunakan dalam proses pembungkusan kasur, guna mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi kerja pada bagian Proses Pembungkusan Kasur.
METODE PENELITIAN Dengan diawali dengan mengamati langsung proses produksi di PT Union Jaya Pratama fokusnya proses pembuatan kasur, dilakukan perumusan masalah yang terdapat pada proses produksi di perusahaan tersebut. Didalam observasi lapangan ditemukan indikasi penghambatan pada proses produksi yaitu pada
proses pembungkusan kasur. Pada proses tersebut dilakukan dengan manual oleh dua operator dengan fasilitas yang kurang mendukung. Saat ini hanya menggunakan tumpukan busa yang dijadikan sebagai meja dengan tinggi tidak sesuai dengan tinggi operator. Oleh karena itu operator menjadi cepat lelah kemudian berakibat terhadap tingkat efisiensi. Dampak tersebut berpengaruh pada produktivitas. Perancangan meja pembungkus kasur dibuat berdasarkan ilmu ergonomi tepatnya antropometri untuk perhitungan ukuran meja yang sesuai dengan operator. Selain itu perancangan meja pembungkus kasur dipertimbangkan pula pada sisi kenyamanan dan keamanannya. Pada sisi keamanannya digunakan ilmu K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Untuk merancang meja pembungkus kasur, data yang dikumpulkan yaitu dimensi tubuh operator dan dimensi ruangan tersedia untuk meletakkan meja pembungkus kasur. Setelah data yang dikumpulkan sudah lengkap, data dari dimensi operator diolah untuk menemukan persentil dengan menggunakan ilmu antropometri. Setelah data diolah, data tersebut digunakan untuk perancangan meja pembungkus kasur yang ergonomi, nyaman, dan aman. Pada sisi ergonomi, meja pembungkus kasur dirancang berdasarkan dimensi tubuh operator yang bekerja pada proses pembungkusan kasur. Pada sisi kenyamanan dan keamanan, meja pembungkus kasur ditambahkan fitur-fitur pendukung agar operator yang bekerja merasa nyaman dan aman saat bekerja. Tahap terakhir yaitu menarik kesimpulan dari semua hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan tujuan menjawab semua rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
HASIL DAN BAHASAN Pengertian Ergonomi Menurut teori pengertian ergonomi, analisis dibedakan menjadi empat kelompok yaitu analisis tentang tampilan, analisis tentang kekuatan fisik manusia, anlisis tentang ukuran tempat kerja, dan analisis tentang lingkungan kerja. Semua analisis bertujuan untuk menciptakan sebuah rancangan yang cocok dengan situasi dan kondisi sekitarnya (ergonomis). Dibawah ini akan dibahas analisa rancangan produk berdasarkan 4 analisis ergonomi tersebut.
Tabel 1. Data Pengukuran Dimensi Tubuh Operator Pada Posisi Berdiri OPERATOR KODE B4 B13 B14
X1 73 98 75
X2
X3
X4
X5
81 102 77
82 106 85
73 103 72
79 102 77
Contoh perhitungan simpangan baku (S) Dik :n=5 B4
=
73 + 81+ ... + 79 5
= 77 cm
Tabel 2. Rekapitulasi Standar Deviasi Kode
(cm)
B4
77,6
B13
102,2
Tabel 3. Persentil P 50 Kode B4 B13
P50 (cm) 77,6 102,2
Contoh perhitungan persentil _
P 50th B4
=
x = 77 cm
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja adalah sebuah proses yang merencanakan dengan tujuan mengendalikan situasi yang mempunyai peluang untuk terjadinya kecelakaan kerja dengan cara membuatkan sistem baru. Proses yang sedang direncanakan yaitu merancang sebuah meja untuk proses pembungkusan yang disebut dengan meja pembungkus, dirancangnya meja pembungkus ini memiliki tujuan untuk menambahkan fasilitas yang sebelumnya tidak ada. Dengan tidak adanya fasilitas untuk proses pembungkusan, para pekerja saat ini terpaksa harus memilih alternatif seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Area Kerja.
Dapat dilihat pada gambar diatas tersebut, area kerja sangat terbatas dan tidak terlihat adanya tempat gunting yang biasa digunakan untuk memotong plastik pembungkus dan juga setrika yang biasa digunakan untuk merekatkan plastik pembungkus tersebut. Sehingga dengan keadaan seperti itu sangat besar kemungkinan terjadi kecelakaan berupa kontak fisik dengan alat setrika. Menurut data yang didapat dari perusahaan, terjadi kecelakaan berupa kaki yang tertimpa oleh alat setrika dan tangan yang tekena alat setrika. Berikut data kecelakaan yang terjadi selama tahun 2013 (Januari-Juni):
No 1. 2.
Tabel 4. Kecelakan Kerja Pada Tahun 2013 (Januari-Juni) Jenis Kecelakaan Tangan terkena setrika Kaki tertimpa setrika Total
Frekuensi 9 11 20
Kecelakaan tersebut terjadi karena tidak adanya fasilitas pendukung untuk meletakkan alat setrika. Operator meletakkan alat setrika di sembarang tempat yang akhirnya menimbulkan kemungkinan
terjadinya kecelakaan. Antisipasi untuk menghindari terjadinya kecelakaan seperti disebutkan diatas, dalam perancangan meja pembungkus telah dibuatkan tempat setrika dan gunting. Hal tersebut dibuatkan dengan tujuan setrika mempunyai tempat khusus agar tidak ada kemungkinan terjatuh sehingga adanya kecelakaan. Analisis Rancangan Berdasarkan Kesehatan Kerja Kesehatan kerja merupakan sebuah kondisi dimana operator merasa sehat dan tidak mengalami gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan sekitar. Dalam proses pembungkusan saat ini sangat tidak mendukung kesehatan operator. Hal tersebut terbukti dengan metode REBA, setelah menganalisa postur tubuh berdasarkan hasil rekaman proses kerja telah dinilai dan menunjukkan hasil untuk segera ditindaklanjut secepatnya karena beresiko sangat tinggi.
Gambar 2. Input REBA sebelum aplikasi desain Meja Kerja Ergonomis.
Dengan adanya penilaian diatas dapat dijelaskan bahwa postur tubuh operator tidak benar, dan hal itu terjadi karena tidak ada fasilitas yang menunjang seperti: • Tinggi meja alternatif (tumpukan busa) terlalu rendah sehingga operator cenderung membungkuk selama bekerja yang akan mengakibatkan nyeri dan pegal-pegal setelah bekerja. Tinggi tumpukan busa adalah 56 cm. • Gulungan plastik diletakkan diatas lantai, sehingga pada saat operator ingin memulai proses pembungkusan operator harus membungkuk untuk mengambil ujung dari gulungan plastik tersebut. Selain itu beban berat ketika menarik gulungan plastik pembungkus yang diletakkan di lantai sehingga tenaga untuk menarik plastik keluar dari gulungan cukup berat. Beban diperhitungkan lebih dari 10 kg. • Hal yang akan ditimbulkan apabila terlalu sering membungkuk dengan sudut berlebihan akan terjadi gangguan system musculoskeletal yang terjadi sebab adanya tekanan pada discus intervertebralis (tulang punggung). Tekanan yang terjadi pada tulang punggung terlalu sering akan mengakibatkan low back pain (nyeri pinggang). • Low back pain merupakan gangguan yang seharusnya dapat hilang apabila orang yang mengalaminya telah istirahat, tetapi apabila hal ini dialami terlalu sering maka akan mengakibatkan rasa nyeri tidak hilang walaupun sudah istirahat. Nyeri ini terjadi ketika bergerak secara repetitive, sehingga sulit untuk melakukan pekerjaan, terkadang tidak sesuai dengan kapasitas kerja.
Gambar 3. Tinggi tumpukan kasur sebagai meja kerja.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan dari analisa yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan berupa : 1. Proses pembungkusan kasur yang dilakukan operator di PT Union Jaya Pratama belum ergonomis, karena meja yang digunakan adalah busa yang ditumpuk menjadi meja sehingga tingginya tidak sesuai dengan tinggi operator. Selain itu plastik pembungkus kasur diletakkan di lantai, sehingga operator harus membungkuk untuk menggapai plastik tersebut. Alat-alat pelengkap untuk membungkus kasur seperti setrika, gunting, dan label juga tidak diletakkan dekat dengan meja tempat proses pembungkusan. Sehingga perlu adanya fitur tambahan untuk meletakkan perlengkapan tersebut. 2. Unsur-unsur K3 yang dapat menghambat proses pembungkusan kasur di PT Union Jaya Pratama antara lain meja yang dipakai sekarang terlalu rendah sehingga operator cenderung membungkuk selama bekerja yang akan mengakibatkan nyeri dan pegal-pegal setelah bekerja. Selain itu gulungan yang diletakkan di lantai, membuat operator membungkuk untuk mengambil plastik pembungkus. Hal yang akan ditimbulkan apabila terlalu sering membungkuk dengan sudut berlebihan akan terjadi gangguan system musculoskeletal yang terjadi sebab adanya tekanan pada discus intervertebralis (tulang punggung). Tekanan yang terjadi pada tulang punggung terlalu sering akan mengakibatkan low back pain (nyeri pada bagian pinggang). 3. Fasilitas meja kerja dalam proses pembungkusan kasur belum ergonomis, karena masih menggunakan busa yang ditumpuk sebagai meja pembungkus kasur. Busa-busa yang ditumpuk tersebut sangat tidak ergonomis untuk digunakan sebagai meja. Dilihat dari ketinggian busa yang ditumpuk tersebut, tingginya belum sesuai yang menyebabkan operator harus membungkuk ketika membungkus kasur. Sehingga meja kerja dibuat berdasarkan unsur ergonomis (kenyamanan) dan K3. Unsur kenyamanan dipertimbangkan berdasarkan teori antropometri sehingga meja kerja yang dibuat sesuai dengan operator yang bersangkutan. Selain itu unsur K3 dipertimbangkan berdasarkan teori K3 yang dimaksudkan untuk mengurangi terjadi kecelakaan yang sering terjadi. Saran Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, disarankan kepada PT Union Jaya Pratama untuk : • Meja kerja ini perlu diuji peranannya dalam meningkatkan produktivitas kerja operator, dan menurunkan jumlah kecelakaan kerja. • Perlu dipikirkan disain alternatif dari meja kerja yang di disain dalam penelitian ini, agar dapat lebih memenuhi keterbatasan tempa kerja yang ada. • Sistem pengaturan tinggi rendahnya meja kerja perlu dipikirkan dengan menggunakan sistem lain yang lebih ergonomis, misalnya dengan sistem hidrolik.
REFERENSI Haslindah. (2007). Analisis Ergonomis dalam Perancangan Fasilitas Kerja untuk Proses Perontok Padi (Thresher) dengan Pendekatan Biomekanika, Volume II, Halaman 1-3. Luthfianto,Saufik. (2008). Pengujian Ergonomi Dalam Perancangan Desain Produk. Volume 7. Halaman 2-4.
Kusuma, Ibrahim Jati. (2010). Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan PT Bitratex Industries Semarang. Halaman 3 Mulyati, Guntarti Tatik. (2012). Aplikasi Ergonomi dan Kansei Engineering pada Proses Produksi ‘Snack GNP’. Volume 7. Halaman 1-2. Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya; Guna Widya.
RIWAYAT PENULIS Bernard Sianipar lahir di kota Medan pada 21 Oktober 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Teknik Industri pada 2013. Dennisius lahir di kota Jakarta pada 21 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Teknik Industri pada 2013. Reymon lahir di kota Pontianak pada 24 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Teknik Industri pada 2013.