PENGEMBANGAN MEDIA PETA BUDAYA INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV SDN REJOSARI GUNUNGKIDUL DEVELOPMENT OF PETA BUDAYA INDONESIA MEDIA ON SOCIAL SCIENCE FOR STUDENT AT GRADE 4 IN SDN REJOSARI GUNUNGKIDUL
ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Asma Desi Ratna Sari NIM. 11105241036
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARA OKTOBER 2015
PERSIETUJUAI\I
Artikel Jum4 yang berjudul *PENGEMBANGAN MEDIA PETA BUDAYA INDONESIA PADA MATA PELAJARA}{ ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
BAGI SISWA KELAS rV" yang disusrm oleh Asma Desi Ratna safi, NIM 1
I I 0524 I 03 6 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan.
Oktober2015
Pembimbing
/ Sungkono,Il NrP. 19611003 I
9780307 200112
t 001
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 1
PENGEMBANGAN MEDIA PETA BUDAYA INDONESIA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI SISWA KELAS IV DEVELOPMENT OF PETA BUDAYA INDONESIA MEDIA ON SOCIAL SCIENCE FOR STUDENT AT GRADE 4 IN SDN REJOSARI GUNUNGKIDUL Oleh: Asma Desi Ratna Sari, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Abstrak Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media peta budaya Indonesia pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial tentang “Keragaman Suku dan Bangsa” yang layak bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Rejosari Gunungkidul. Penelitian pengembangan ini menggunakan metode yang mengadaptasi dan memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Langkah yang ditempuh dalam penelitian pengembangan ini yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji coba lapangan awal, 5) merevisi hasil uji coba lapangan awal, 6) uji coba lapangan, 7) merevisi hasil uji coba lapangan, 8) uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir. Teknik dan pengumpulan data mengggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif ke data kualitatif. Hasil penelitian pengembangan media peta budaya Indonesia pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial bagi siswa kelas IV SD Negeri Rejosari menggunakan 9 langkah yang diadaptasi dari Borg and Gall. Pengembangan media peta budaya Indonesia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial telah memenuhi kategori layak menurut hasil validasi ahli materi, ahli media, serta uji coba. Hasil penelitian menunjukkan penilaian dari ahli materi memperoleh kategori sangat layak (rata-rata 4,5) dan penilaian dari ahli media memperoleh kategori sangat layak (rata-rata 4). Hasil penilaian pada uji coba lapangan awal memperoleh kategori layak (rata-rata 0,93), hasil uji coba lapangan memperoleh kategori layak (rata-rata 0,92), dan hasil uji pelaksanaan lapangan memperoleh kategori layak (rata-rata 0,99). Kata Kunci: Media Peta, Peta Budaya Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, SD Abstract This development research aims to produce peta budaya Indonesia media on the subjects of social sciences on "Keragaman Suku Bangsa dan Budaya" eligible for fourth grade students of SD N Rejosari Gunungkidul. The development of research was used methods that adapt and modify the steps of research and development by Borg and Gall. Steps to be taken in this development research were: 1) research and data collection, 2) planning, 3) develop preliminary form of product, 4) preliminary field testing, 5) main product revision, 6) main field testing, 7) operational product revision, 8) operation field testing, 9) refinement of the final product. Techniques and use traditional data collecting interviews, observation, documentation, and questionnaires. The data analysis technique used was the analysis of quantitative data into qualitative data. Development research results on media peta budaya Indonesia on social science for fourth grade SD N Rejosari uses 9 steps adapted from Borg and Gall. Peta budaya Indonesia media development in the subjects of Social Sciences has met the adequate category throught the results of validation of materials experts, media experts, and field. This results showed the expert assessment of material gain was very decent categories (average 4.5) and the assessment of media experts obtain highly viable category (average 4). Assessment results in preliminar field was categorised as decent categories (average 0.93), the results of main field testing was include in categories (average 0.92), and the results of the field test execution to obtained decent categories (average 0.99 ). Keywords: Media Map, Peta Budaya Indonesia, Social Sciences, SD
2 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
bertanggungjawab. Selain itu melalui
PENDAHULUAN Menururt UU No 20 tahun 2003
pelajaran ilmu pengetahuan sosial peserta
Pasal 1 tentang Sisdiknas, Pendidikan
didik dapat memperoleh pengetahuan,
adalah usaha sadar dan terencana untuk
keterampilan, sikap dan kepekaan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
menghadapi hidup dengan tantangan-
pembelajaran agar peserta didik secara
tantangannya. Pada kurikulum tingkat satuan
aktif mengembangkan potensi dirinya spiritual
pendididkan (KTSP), IPS merupakan salah
diri,
satu mata pelajaran yang diberikan mulai
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dari sekolah dasar, tetapi pelajaran IPS
serta
dianggap pelajaran yang sulit dipelajari
untuk
memiliki
kekuatan
keagamaan,
pengendalian
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
yang
bermutu
dan
membosankan,
karena
terdapat
banyak hafalan. Masa
merupakan harapan dari banyak pihak,
usia
sekolah
dasar
baik pihak pemerintah, orang tua maupun
khususnya kelas IV adalah masa kanak-
siswa itu sendiri. Salah satu bagian dari
kanak akhir yang berlangsung sembilan
pendidikan
ilmu
tahun hingga tiga belas tahun. Anak
selanjutnya
memiliki karakteristik senang bermain,
disebut IPS, diharapkan agar bermutu baik
memiliki rasa ingin tahu yang besar,
proses
Ilmu
mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan
pengetahuan sosial merupakan suatu
gemar membentuk kelompok sebaya.
kelompok
ilmu
yang
Sehingga pembelajaran di sekolah dasar
mengkaji
tentang
dan
diusahakan untuk terciptanya suasana
adalah
pengetahuan
sosial
yang
maupun
lingkungannya. memiliki
pendidikan
hasilnya.
pengetahuan manusia
Mata
ruang
pelajaran lingkup
IPS
materi
yang
kondusif
dan
menyenangkan.
Pendidik perlu memperhatikan beberapa
pembahasan yang sangat luas, antara lain
prinsip
mengkaji perstiwa, fakta, konsep dan
suasana
generalisasi yang berkaitan dengan isu
menyenangkan
sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa
pembelajaran, seperti prinsip motivasi,
diarahkan untuk dapat menjadi warga
latar belakang, pemusatan perhatian,
negara
keterpaduan,
yang
demokratis,
dan
pembelajaran yang
agar kondusif
dalam
pemecahan
tercipta dan prroses
masalah,
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 3
menemukan, belajar
belajar
sambil
sambil
bermain,
bekerja,
kata-kata oleh guru, sehingga peserta
perbedaan
didik tidak pasif. 4) perserta didik lebih
indvidu dan hubungan sosial.
banyak melakukan kegiatan belajar atau
Salah satu cara untuk membantu kelancaran,
efektivitas
dan
lebih
aktif,
sebab
tidak
hanya
efisiensi
mendengarkan uraian dari guru, tetapi
pencapaian tujuan pembelajaran, adalah
juga aktivitas lain seperti mengamati,
melalui
melakukan, dan mendemonstrasikan.
penggunaan
media
yang
diharapkan dapat mempertinggi kualitas
Hasil
penelitian
kemampuan
belajar siswa. Pada proses pembelajaran,
membaca pemahaman siswa kelas IV Se-
media pembelajaran digunakan sebagai
Kecamatan Tanjungsari tahun 2013/2014
alat untuk mempermudah dan membantu
menunjukkan kategori sedang. (Elvionita,
guru
2015).
dalam
pelajaran,
menyampaikan
serta
materi
hasil
penelitian
dan
tersebut, maka peneliti memilih salah satu
mengefisienkan siswa dalam memahami
SD di Kecamatan Tanjungsari untuk lokasi
materi pelajaran. Media pembelajaran
penelitian yaitu SD Negeri Rejosari. Di
yang digunakan dikemas dengan cara yang
daerah ini SD Negeri Rejosari dipandang
menarik
memiliki
dan
mengefektifkan
Berdasarkan
disesuaikan
dengan
kualitas
karakteristik peserta didik, begitu pula
dibangdingkan
penyampaiannya.
Berdasarkan
Penggunaan
kurang
SD
lainnya.
dengan observasi
awal
dan
dapat
wawancara kepada guru kelas IV SD
mempertinggi proses belajar dan hasil
Negeri Rejosari pada tanggal 30 Januari
belajar siswa. Ada beberapa alasan,
2015 di SD Negeri Rejosari, Kemadang,
mengapa
Tanjungsari
media
media
yang
pembelajaran
dapat
Gunungkidul,
pada
saat
mempertinggi prestasi belajar peserta
pembelajaran sedang berlangsung dengan
didik antara lain, 1) pembelajaran akan
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial,
lebih menarik perhatian siswa, sehingga
diketahui bahwa siswa disini memiliki
dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2)
karakteristik yaitu, minat dan motivasi
bahan pembelajaran akan lebih jelas
belajar cenderung rendah, mereka malas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami
untuk menulis, membaca dan sulit untuk
oleh para siswa. 3) metode mengajar akan
menghafal materi pelajaran, khususnya
lebih
semata-mata
mata pelajaran IPS . Siswa lebih mudah
komunikasi verbal melalui penuturan
memahami mata pelajaran lain, seperti
bervariasi,
tidak
4 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
matematika,
IPA,
bahasa
Indonesia,
agama dan bahasa jawa. Sedangkan untuk mata pelajaran IPS dan PKN sulit dipahami bagi
siswa.
Peneliti
temannya. Fasilitas yang ada di sekolah ini
mata
yaitu ruang perpustakaan dan ruang
pelajaran IPS dan menentukan materi
komputer, tetapi belum terdapat jaringan
yaitu keragaman suku bangsa dan budaya.
internet.
Pemanfaatan
ruang
Pemilihan materi ini karena siswa perlu
perpustakaan
dan
komputer
belum
mengenal budaya Indonesia. Di daerah
optimal
ketersediaan
buku
lokasi penelitian, dan tempat peneliti
perpustakaan
tinggal, masih kental dengan adat istiadat
komputer hanya 11 unit. Guru sesekali
dan budaya daerah setempat seperti reog,
melakukan
tari-tari,
komputer
jathil,
memilih
main baik sendiri maupun bersama
kuda
lumping
dan
karena
sedikit
dan
pembelajaran
di
jumlah
ruang
jika menyampaikan materi
sebagainya. Dengan materi keragaman
menggunakan powerpoint, karena di kelas
suku bangsa dan budaya ini, para siswa
belum ada LCD. Media pembelajaran yang
agar tidak hanya mengenal budaya yang
terdapat di sekolah ini pun sangat minim,
ada didaerahnya sendiri, tetapi dapat
yaitu berupa alat peraga. Media untuk
mengenal
menyampaikan pembelajaran khususnya
budaya
di
Indonesia
dan
diharapkan dapat melestarikannya. Pada
proses
pembelajaran
mata pelajaran IPS hanya peta umum. Metode
pembelajaran IPS yang sering
khususnya mata pelajaran IPS, siswa pasif
dilakukan guru yaitu ceramah dengan
atau kurang terlibat aktif disebabkan
menerangkan materi yang terdapat pada
pembelajaran hanya IPS disampaikan
buku pelajaran dan menggunakan lembar
dengan ceramah, sehingga siswa hanya
kerja siswa (LKS). Guru belum berusaha
mendengarkan uraian dari guru. Jika
mengembangakan media pembelajaran
diajak berdiskusi, belum seluruh siswa
dan metode pembelajaran yang dilakukan
dapat
belum bervariasi, sehingga pembelajaran
menyalurkan
maupun
mengungkapkan pendapatnya. Siswa tidak
kurang menarik.
fokus dalam mengikuti pembelajaran IPS.
Dari uraian latar belakang, untuk
Jika guru menyampaikan materi, yang
memecahkan permasalahan belajar maka
sering dilakukan siswa yaitu mengobrol
peneliti
sendiri dengan temannya, asik bermain-
pengembangan media pembelajaran yang
tertarik
melibatkan
unsur
untuk
melakukan
permainan.
Pada
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 5
observasi
kedua,
peneliti
melakukan
diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri
digunakan untuk mempermudah belajar para siswa.
Rejosari, bahwa akan membuat media pembelajaran
yang
permainannya.
Yusufhadi
dalam
Dina
ada
unsur
Indriana (2011: 14) menyatakan bahwa
Kemudian
guru
media merupakan segala sesuatu yang
menyetujui usulan peneliti, karena di
dapat
sekolah
ini
Miarso
digunakan
untuk
menyalurkan
belum
ada
media
pesan yang dapat merangsang pikiran,
yang
ada
unsur
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
permainannya. Dengan demikian, peneliti
untuk belajar. Menurut kamus besar
mengembangkan
pembelajaran
bahasa Indonesia, “Kebudayaan” berasal
dengan judul “ Pengembangan Media
dari kata Sanskerta ”buddhayah”, yaitu
Peta
Mata
bentuk jamak dari buddhi yang berarti
Pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial bagi
“budi” atau “akal”. E.B Tylor dalam Djoko
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Widagdho (2010: 19) berpendapat bahwa
Rejosari Gunungkidul”. Pengembangan
kebudayaan adalah keseluruhan kompleks
media peta budaya Indonesia disesuaikam
yang
berdasarkan faktor media pembelajaran
pengetahuan lain, serta kebiasaan yang
yang
didapat
pembelajaran
Budaya
ada
media
Indonesia
disekolah
Pada
sangat
minim,
didalamnya
manusia
terkandung
sebagai
ilmu
anggota
karakteristik siswa yang masih senang
masyarakat. Menurut Koentjaraningrat
bermain
(1987: 181) bahwa kebudayaan adalah
ketika
pelajaran
sedang
berlangsung, dan siswa yang malas untuk
hal-hal
menulis, membaca serta sulit memahami
gagasan dan karya manusia akal yang
atau mengingat kembali materi yang telah
harus dibiasakan dengan belajar beserta
disampaikan
mata
dari hasil budi pekertinya. Kebudayaan
pelajaran IPS. Metode pembelajaran yang
ada 3 wujud yaitu: koentjaraningrat
digunakan oleh guru belum melibatkan
(1989: 186) a. Wujud kebudayaan sebagai
unsur permainan, siswa kurang terlibat
suatu kompleks dari ide-ide,
dalam proses pembelajaran IPS. Siswa
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
baru mengenal budaya daerah tempat
sebagainya. b. Wujud kebudayaan sebagai
tinggalnya. Pengembangan media peta
suatu kompleks aktivitas serta tindakan
budaya
berpola dari manusia dalam masyarakat.
guru,
Indonesia
khususnya
diharapkan
layak
yang
bersangkutan
dengan
gagasan,
6 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
c. Wujud kebudayaan sebagai hasil karya
kertas dan lainnya yang menunjukkan
manusia.
letak tanah, laut, sungai, gunung dan
Ada 7 unsur kebudayaan pada semua
bangsa
di
dunia
yaitu:
sebagainya.
Sedangkan
menurut
I
Nyoman Sudana Degeng (1993: 39) peta
Koentjaraningrat (1989: 202-204)
datar
bahasa, sistem pengetahuan, organisasi
merupakan
sosial,
dan
permukaan bumi atau sebagian dari
teknologi, sistem mata pencaharian hidup,
padanya dengan menggunakan titik-titik,
sistem religi, kesenian.
garis-garis, dan simbol visual yang lainnya,
sistem
peralatan
hidup
Budaya yang dimaksud pada media
adalah
sehingga
penyajian gambaran
dapat
visual
yang
datar
dari
menggambarkan
peta budaya Indonesia yaitu meliputi
kedudukan
unsur peralatan hidup dan teknologi dan
perbandingan dengan menggunakan skala
wujudnya hasil karya manusia berupa
tertentu.
berupa rumah adat, dan pakaian adat
lokasi
Berdasarkan
suatu
tempat,
kegunaannya,
peta
yang ada di provinsi Indonesia. Unsur
dibagi menjadi dua, yaitu peta umum dan
kesenian
dan
wujudnya
hasil
karya
peta khusus (tematik). Peta tematik
manusia
yang
berupa
alat
musik
merupakan
peta
khusus
atau
tema
tradisional, dan tarian tradisional yang ada
tertentu dan bukan peta umum, sehingga
di provinsi Indonesia. Selain itu, terdapat
dalam keseharian kita jarang menemukan
unsur sosial dan wujudnya aktivitas
peta tematik. Peta yang memperlihatkan
manusia yaitu sikap bhinneka tunggal ika
informasi
seperti menghargai budaya Indonesia,
kuantitatif dari suatu tema, maksud, atau
kerukukan
beragama,
konsep tertentu, dalam hubungannya
melestarikan
dengan unsur atau detail-detail topografi
persatuan
antar antar
umat suku,
budaya Indonesia dan sebagainya. Menurut Tantya (2008: 3), peta
atau
data
kualitatif
atau
yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut.
atau map adalah gambar seluruh atau
Media peta budaya Indonesia yang
sebagian dari permukaan bumi yang
dikembangkan termasuk peta tematik,
dilukiskan ke suatu bidang datar dengan
karena
perbandingan atau skala tertentu. Pada
tertentu yaitu kebudayaan Indonesia.
kamus besar bahasa indonesia, peta
Media peta budaya Indonesia disini
adalah suatu gambaran atau lukisan pada
berupa media cetak yang bergambar peta
menggambarkan
suatu
tema
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 7
Indonesia, dan dilengkapi kartu macam-
permasalahan pembelajaran yang di kelas
macam budaya Indonesia yaitu rumah
maupun diluar kelas.
adat, pakaian adat, alat musik tradisional, tarian
tradisional,
sikap
yang
dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata
tunggal
ika.
(2013: 169-170), terdapat 10 langkah
Media ini dikemas dengan menyertakan
dalam penelitian pengembangan, yaitu (1)
unsur permainan yang terdapat materi di
penelitian
dalamnya,
(research dan information collecting), (2)
mencerminkan
dan
Menurut Borg and Gall yang
bhinneka
sehingga
menarik
dan
dan
pengumpulan
menyenagkan untuk digunakan dalam
perencanaan
pembelajaran.
budaya
pengembangan produk awal (develop
Indonesia dirancang untuk kelas IV SD
preliminary form of product), (4) uji coba
mengenai materi IPS dengan
lapangan (preliminary field testing), (5)
Media
peta
topik
keragaman suku bangsa dan budaya.
(planning),
data
(3)
merevisi hasil uji coba (main product
Perumusan masalah dalam penelitian
revision), (6) uji coba lapangan utama
ini yaitu bagaimana mengembangkan peta
(main field testing), (7) penyempurnaan
budaya Indonesia yang layak untuk mata
produk hasil uji lapangan (operasional
pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri
product revision), (8) uji coba pelaksanaan
Rejosari Gunungkidul.
(operasional
Tujuan penelitian pengembangan ini untuk
dihasilkannya
Indonesia
yang
peta
layak
untuk
budaya mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial bagi siswa
kelas
IV
SD
Negeri
field
testing),
(9)
Ppenyempurnaan produk Akhir (final product revision), (10) diseminasi dan implementasi
(dissemination
and
implementasion).
Rejosari
Gunungkidul
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
dilakukan
pada
METODE PENELITIAN
semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D).
Rejosari,
Kemadang,
Gunungkidul. Yogyakarta.
Penelitian ini berorientasi pada produk. Produk
media
yang
dikembangkan
bertujuan untuk mengatasi permasalahan-
Target/Subjek Penelitian
Tanjungsari,
8 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
Subjek
penelitian
dalam
saat penelitian awal untuk mengumpulkan
pengembangan ini adalah siswa kelas IV
informasi berkaitan dengan pembelajaran
SD Negeri Rejosari. Jumlah subjek uji coba
yang
lapangan awal sebanyak 3 orang siswa, uji
Wawancara
coba lapangan 7 siswa dan uji pelaksanaan
mendapatkan informasi yang berkaitan
lapangan 14 siswa.
dengan
ada
di
SD
Negeri
dilakukan
analisis
Rejosari.
guru
untuk
kebutuhan
dan
karakteristik siswa di sekolah. 2) metode Prosedur
observasi dilakukan pada saat penelitian
Penelitian menggunakan
pengembangan
awal
dengan
mengamati
kegiatan
atau
pembelajaran di kelas terutama saat mata
prosedural Research and development
pelajaran IPS. 3) angket digunakan untuk
(R&D) yang dikemukakan Borg and Gall,
mengumpulkan data penilaian produk
tetapi telah dimodifikasi. Pada penelitian
yang dikembangkan dari ahli materi, ahli
pengembangan ini hanya sampai tahapan
media, dan siswa kelas IV sekolah dasar.
yang ke-9 atau hanya sampai pada
4) dokumentasi, yaitu memperoleh silabus
pengembangan produk akhir.
dan foto-foto kegiatan.
Data,
langkah-langkah
ini,
Instrumen,
dan
Teknik
Pengumpulan Data Data
yang
pengembangan
Teknik Analisis Data Teknik
diperoleh
media
peta
dalam
pengembangan
analisis
data
dalam
media
peta
budaya
budaya
Indonesia ini menggunakan teknik analisis
Indonesia ini berupa data kuantitatif yang
data deskriptif kuantitatif. Analisis data ini
dilengkapi dengan data kualitatif.
Data
digunakan untuk menentukan kelayakan
kuantitatif untuk menentukan kelayakan
produk melalui hasil penilaian ahli materi
produk. Data kuantitatif diperoleh dari
dan ahli media. Data yang diperoleh
hasil penilaian ahli materi, ahli media dan
dikategorikan berdasarkan konversi Anas
subjek uji coba. Sedangkan data kualitatif
Sudijono (2009:329) sebagai berikut:
diperoleh dari catatan dan masukan subjek
peneliti
pengembangan
selama
modul
ini.
proses Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah 1) metode wawancara dilakukan pada
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 9
Tabel 1. Pedoman Hasil Konversi Data Kuantitif ke Data Kualitatif Skor
Rentang
Kategori
5
X > 4,01
Sangat Layak
sebagai media pembelajaran IPS untuk siswa kelas IV SD.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan
4
3,34 < X ≤ 4,01
Layak
3
2,26 < X ≤ 3,34
Cukup Layak
2
1,99 < X ≤ 2,26
Kurang Layak
1
X ≤ 1,99
Sangat kurang
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Rejosari,
Layak
berdasarkan analisis kebutuhan yang
Data Pengembangan
media
peta
budaya Indonesia pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial bagi siswa
dilakukan dengan cara observasi dan Media peta budaya Indonesia ini
wawancara dengan guru kelas IV. Data
dikatakan layak digunakan apabila hasil
yang diperoleh dari analisis kebutuhan
penilaian
tersebut antara lain:
yang
didapatkan
minimal
dengan kategri “Layak”.
a. Motivasi dan tingkat pemahaman
Sedangkan teknik analisis data
mata
pelajaran
IPS
untuk subjek ujicoba menggunakan skala
daripada
mata
Guttman yang dapat dilihat pada tabel
matematika,
bahasa
dibawah ini.
IPA, dan Agama.
Tabel 2. Pedoman Kriteria Penilaian Respon Siswa
rendah pelajaran Indonesia,
b. Siswa pasif atau kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran IPS. c. Siswa tidak fokus dalam mengikuti
Persentase
Kriteria
0,5 < X ≤ 1
Layak
0 ≤ X ≤ 0,5
Tidak layak
pelajaran IPS, sering mengobrol dan bermain bersama temannya. d. Kuantitas
media
pembelajaran
khususnya mata pelajaran kurang, Jika hasil analisis data penilaian
sehingga
IPS
pembelajaran
kurang menarik.
siswa layak, maka media peta budaya
e. Guru condong pada buku panduan
Indonesia “layak” dan dapat dijadikan
dan LKS, belum berinovasi dalam
produk akhir serta siap untuk digunakan
10 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
mengembangkan
media
untuk
pembelajaran. f. Belum ada
didukung oleh guru pengampu kelas IV.
media peta budaya
Media
peta
budaya
Indonesia
Indonesia yang digunakan dalam
diproduksi dengan mendesain gambar
pembelajaran.
terlebih dahulu menggunakan aplikasi
Berdasarkan analisis kebutuhan
corel draw, sedangkan bentuk fisiknya
tersebut perlu dikembangkan media
papan peta, dan reward yang terbuat
pembelajaran yang dapat membantu
dari kayu, serta kartu yang terbuat
guru menyampaikan materi khususnya
dari kertas.
mata pelajaran IPS. Melihat fasilitas dan sarana di sekolah yang kurang memadai, maka peneliti melakukan perencanaan pengembangan produk yang praktis dan mudah digunakan, tidak memerlukan media elektronik. Dengan demikian peneliti membuat peta budaya Indonesia yang memuat materi keragaman suku bangsa dan budaya untuk siswa kelas IV SD.
meliputi beberapa tahapan pengembangan yang terdiri dari beberapa segi antara lain: a. Segi Materi Materi yang disajikan pada peta budaya
Indonesia
materi
ini
adalah
pelajaran
Ilmu
Sosial
dengan
materi tentang keragaman suku
Peta budaya Indonesia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas IV SD mengacu pada analisi kebutuhan siswa dan sekolah, serta saran dari guru kelas IV. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini dipilih karena merupakan salah satu pelajaran
Proses pengembangan produk
Pengetahuan
2. Hasil Perencanaan
mata
3. Hasil Pengembangan Produk Awal
yang
banyak
mengandalkan hafalan. Materi yang dipilih yaitu keragaman suku bangsa dan budaya, pemilihan materi ini
dan
bangsa.
berdasarkan
Materi hasil
dipilih analisis
kebutuhan dan diskusi dengan guru
kelas
IV.
Materi
yang
terdapat pada media ini meliputi rumah adat, pakaian adat, alat musik
tradisional,
tarian
tradisional, suku, lagu daerah dan sikap
yang
mencerminkan
bhinneka tunggal ika. b. Desain gambar
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 11
Gambar
peta
didesain
Setelah
pembuatan
produk
menggunakan aplikasi corel draw
selesai, maka peneliti melakukan
dan dicetak stiker. Sedangkan
langkah selanjutnya yaitu melakukan
gambar
validasi ahli materi dan ahli media.
kartu
internet
diunduh
kemudian
dari
didesain
Hasil validasi ahli materi tahap I
menggunakan corel draw, dan
memperoleh
dicetak
kertas
dilaminasi mudah
agar
rusak.
kategori
skor
“Layak”
ivory
serta
dengan
rata-rata
gambar
tidak
Berdasarkan
Gambar
kartu
terdapat beberapa komentar dan
validasi
3,5.
ahli
materi
antara lain rumah adat, pakaian
saran yang harus direvisi antara lain:
adat, alat musik tradisional, tarian
a. Materi diperluas, yang awalnya
tradisional,
dan
sikap
hanya mencakup rumah adat,
mencerminkan bhinneka tunggal
pakaian
ika.
tradisional dan tarian tradisional
c. Bentuk fisik
adat,
alat
musik
diperluas agar mencakup sikap
Pembuatan peta budaya Indonesia
rasa persatuan, sikap menghargai,
ini terdiri dari papan lipat, kartu,
sikap menerima keanekaragaman,
tiruan
burung
bhineka tunggal ika. Oleh karena
garuda, piala dan buku panduan.
itu peneliti menambah indikator
Papan lipat yaitu papan yang terbuat
yang
dari kayu triplek untuk menempelkan
budaya indonessia.
rumah
adat
dan
gambar peta dan sebagai tempat penyimpanan
komponen
disarankan
b. Produk
lainnya.
indikator
pada
peta
disesuaikan
dengan
yang
dicapai.
akan
Ukuran papan yaitu 60 cm x 45 cm.
Peneliti menambah gambar yang
Kartu
mencakup dengan indikator.
bergambar
menggunakan
kertas ivory ukuran 6 cm x 7 cm.
c. Membuat
kisi-kisi
soal,
pada
Tiruan rumah adat dan burung garuda
awalnya peneliti hanya membuat
terbuat dari kayu triplek berukuran 3
soal tidak dengan kisi-kisinya.
cm x 3 cm yang dibentuk segitiga
Setelah produk selesai direvisi maka
seperti atap rumah dan ditempel
selanjutnya dilakukan penilaian tahap II.
gambar. Kemudian piala terbuat dari
Hasil
kayu 29 cm x 10 cm.
kategori “Sangat Layak” dengan skor rata-
validasi
tahap
II
memperoleh
12 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
rata 4,5. Hasil validasi ahli media tahap I
peneliti memberikan angket kepada
memperoleh
para siswa tersebut. Angket tersebut
dengan
kategori
skor
“Cukup
rata-rata
4,
Layak” sehingga
dimaksudkan
untuk
menilai
peta
terdapat beberapa revisi antara lain:
budaya Indonesia. Hasil uji coba
Bahan diganti yang lebih awet, papan peta
lapangan awal memperoleh skor 28
tetap berbahan kayu lapis tetapi ditambah
dan rata-rata 0,93 dengan kategori
lapisan plastik pada papan agar tidak
layak.
mudah tergores dan rusak. Ketebalan
5. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal
papan peta diperbaiki atau dipertipis dari
Berdasarkan uji coba lapangan
ketebalan 6 cm menjadi 4 cm. Papan peta
awal mendapatkan kategori layak dan
diberi pegangan (handle) agar lebih
para siswa senang dengan adanya
mudah dibawa. Ukuran kartu diperkecil
peta budaya Indonesia, maka tidak
dari 10 cm x 10 cm menjadi 7 cm x 6 cm.
ada revisi terhadap produk. Dengan
Kemudian desain kartu diganti dari 4
demikian
objek gambar setiap kartu menjadi 1
digunakan untuk uji coba pada tahap
objek. Bahan Piala diganti yang awalnya
selanjutnya.
terbuat dari kain flanel menjadi berbaha n kayu, serta saran ahli media pada piala
produk
tersebut
dapat
6. Hasil Uji Coba Lapangan Uji
coba
coba
dilakukan
diberi tulisan. Hasil validasi ahli media
setelah
tahap II memperoleh kategori “Sangat
terlaksana. Pada uji coba lapangan
Layak” dengan skor rata-rata 4.
melibatkan 7 siswa kelas IV. Peneliti
4. Hasil Uji Coba Awal
terlebih dahulu mengenalkan dan
Uji coba lapangan awal melibatkan
uji
lapangan
lapangan
awal
menjelaskan cara menggunakan peta
3 siswa kelas IV. Peneliti terlebih
budaya
dahulu mengenalkan dan menjelaskan
dengan
cara
budaya
memberi contoh cara bermain peta
Indonesia kepada siswa. Selanjutnya
budaya Indonesia kepada para siswa.
para siswa memulai menggunakan
Selanjutnya para siswa membuat 2
peta
Mereka
kelompok yang terdiri dari 3 orang dan
menikmati
4 orang, dan memulai menggunakan
permainan peta budaya Indonesia.
peta budaya Indonesia. Para siswa
Setelah
terlihat
menggunakan
terlihat
budaya
peta
Indonesia.
senang
permainan
dan
selesai,
maka
Indonesia
kepada
mempraktekkan
senang
dan
siswa, atau
menikmati
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 13
permainan peta budaya Indonesia.
pelaksanaan lapangan mendapatkan
Hasil uji coba lapangan mendapatkan
skor 139 dan rata-rata 0,99 dengan
skor 65 dan rata-rata 0,92 dengan
kategori layak.
kategori layak.
9. Penyempurnaan Produk Akhir
7. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan
Hasil yang didapat pada penelitian
Berdasarkan uji coba lapangan
media peta budaya Indonesia adalah
mendapatkan kategori layak dan para
sebagai berikut.
siswa senang serta menerima adanya
a. Produk yang dibuat bernama peta
peta budaya Indonesia, maka tidak ada revisi terhadap produk. Dengan demikian
produk
tersebut
dapat
digunakan untuk uji coba pada tahap
budaya Indonesia b. Sasaran dari media ini adalah siswa kelas IV SD c. Isi dari media ini adalah materi
selanjutnya, yaitu uji pelaksanaan
tentang
keanekaragaman
lapangan.
bangsa
dan
8. Hasil Uji Pelaksanaan Lapangan Uji
pelaksanaan
budaya
memvisualkan
peta
suku
dengan Indonesia,
lapangan
rumah adat, pakaian adat, tarian
dilakukan setelah uji coba lapangan
tradisional, alat musik tradisional,
terlaksana.
dan sikap yang mencerminkan
Pada
uji
pelaksanaan
lapangan melibatkan 14 siswa kelas IV. Peneliti terlebih dahulu mengenalkan
bhinneka tunggal ika. d. Peta budaya Indonesia ini dapat
dan menjelaskan cara menggunakan
digunakan
peta budaya Indonesia kepada siswa,
pembelajaran
Selanjutnya para siswa membuat 3
pelajaran ilmu pengetahuan sosial
kelompok yang terdiri dari 4 orang 1
secara berkelompok.
kelompok dan 5 orang 2 kelompok.
e. Media
sebagai pada
setelah
media mata
diujicobakan
Permaianan dimulai oleh 2 kelompok,
memberikan dampak antara lain:
karena peta budaya Indonesia hanya
1) Memberi rasa senang dan
ada 2 buah, sehingga kelompok yang 1
memotivasi
menunggu
meningkatkan aktivitas siswa
selesainya
permainan
serta
kelompok lain. Mereka terlihat senang
dalam
dan
pengetahuan sosial.
menikmati
budaya
permainan
Indonesia.
Hasil
peta uji
belajar
ilmu
14 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
2) Meningkatkan
pengetahuan
ilmu pengetahuan sosial yang layak bagi
siswa
tentang
siswa
keanekaragaman
budaya
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
Indonesia
kelas IV
SD Negeri
Rejosari.
kelayakan produk diperoleh melalui data
3) Memudahkan
siswa
untuk
penilaian responden yaitu, ahli materi
mempelajari berbagai budaya
pelajaran IPS, ahli media pembelajaran,
Indonesia
dan
PEMBAHASAN
siswa
sebagai
pengguna.
Data
penilaian responden tentang kelayakan
Berdasarkan
hasil penelitian
dan
produk
diperoleh
menggunakan
pengumpulan data dapat disimpulkan
instrumen angket, komentar dan saran.
bahwa perlu dikembangkan media peta
Uji kelayakan produk dalam penelitian
budaya Indonesia pada mata pelajaran
pengembangan
ilmu pengetahuan sosial bagi siswa kelas
beberapa tahap uji, guna memperoleh
IV SD Negeri Rejosari. Menurut Daryanto
penilaian, komentar dan saran, sehingga
(2010: 6), media pembelajaran adalah
media
segala sesuatu yang dapat merangsang
dikembangkan layak digunakan sebagai
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
media
siswa
tentang keragaman suku bangsa dan
dalam
mencapai
kegiatan belajar untuk tujuan
peta
ini
dilakukan
budaya
pembelajaran
melalui
indonesia
IPS
yang
khususnya
pembelajaran.
budaya. Uji kelayakan produk terbagi ke
peta
budaya
dalam beberapa tahap yaitu, 1) tahap
diharapkan dapat digunakan siswa sabagai
validasi ahli materi, 2) tahap validasi ahli
media belajar.
media, 3) tahap uji coba lapangan, 4)
Pengembangan
media
Hasil produk awal media peta budaya Indonesia memperhatikan prinsip-prinsip desain pembelajaran yang diuraikan di bab II yaitu,
prinsip kesiapan dan
motivasi,
prinsip
pemusat
perhatian,
siswa,
prinsip
penggunaan prinsip
umpan
balik,
tahap uji coba lapangan awal, 5) tahap uji coba pelaksanaan lapangan. Validasi oleh ahli materi dilaksanakan untuk menilai 3 aspek yaitu, aspek
alat
ketepatan materi, aspek kejelasan materi
keaktifan
dan aspek cakupan materi. Hasil validasi
prinsip
tahap I secara keseluruhan memperoleh
perulangan. Tujuan dari penelitian ini
kategori
”layak”.
Hasil
dari
validasi
adalah untuk menghasilkan media peta
terdapat beberapa kekurangan yang harus
budaya Indonesia pada mata pelajaran
direvisi yaitu, 1) memperluas materi, 2)
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 15
menyesuaikan materi pada peta budaya
kepraktisan, keluwesan, dan ketahanan.
Indonesia dengan indikator, 3) membuat
2) ukuran kartu terlalu besar dan objek
kisi-kisi soal. Setelah dilakukan revisi
gambar pada setiap kartu terlalu banyak,
sesuai
dilakukan
maka ukuran kartu diperkecil dari 10 cm x
penilaian tahap II. Penilaian tahap II
10 cm dan dibuat 1 kartu menjadi 1
mengalami
yaitu
gambar atau objek. 3) bahan piala kurang
memperoleh kategori “Sangat Layak”. Ahli
baik atau kurang awet, maka piala diganti
materi sudah tidak memberikan komentar
dari bahan flanel menjadi kayu dan diberi
dan saran perbaikan, sehingga materi
tulisan. Setelah produk direvisi maka
pada media peta budaya Indonesia yang
langkah selanjutnya produk divalidasikan
dikembangkan layak tanpa revisi.
kembali. Hasil validasi tahap II mengalami
saran
ahli
materi
peningkatan
Validasi ahli media meliputi 5 aspek
peningkatan yaitu memperoleh kategori
yang dinilai oleh dosen ahli media, yaitu
“Sangat Layak”. Dengan demikian media
aspek fisik, aspek pemanfaatan, aspek
peta budaya Indonesia dinyatakan layak
ilustrasi gambar, aspek warna dan aspek
untuk digunakan dan diujicobakan kepada
tulisan. Validasi ahli media dilakukan
pengguna.
melalui 2 tahap. Hasil penilaian tahap I
Tahap uji coba dilaksanakan 3 tahap
memperoleh kategori “Cukup Layak”.
yaitu uji coba awal, uji coba lapangan, dan
Hasil
terdapat
uji pelaksanaan lapangan. Aspek yang
beberapa komentar dan saran untuk
dinilai pada tahap uji coba yaitu aspek isi,
perbaikan media peta budaya Indonesia.
aspek pembelajaran, dan aspek media.
Adapun kekurangan yang harus direvisi
Berdasarkan uji coba lapangan awal
yaitu, 1) bentuk papan peta kurang tipis,
memperoleh kategori “Layak”, pada tahap
kurang rapi dan kurang praktis, maka
ini tidak ada revisi. Siswa merasa senang
papan peta dipertipis dari ketebalan 6 cm
dalam menggunakan media peta budaya
menjadi 4 cm dan dilapisi plastik agar
Indonesia. Kemudian uji coba lapangan
tidak mudah tergores atau rusak, serta
memperoleh kategori “Layak”, tidak ada
papan
atau
revisi pada tahap ini. Siswa sangat
pegangan agar mudah untuk dibawa.
antusisas dalam menggunakan media peta
Revisi tersebut sesuai pada bab II yang
budaya
dikemukakan Azhar Arsyad bahwa kriteria
selanjutnyaa uji pelaksanaan lapangan
pemilihan media harus memperhatikan
memperoleh
penilaian
peta
tersebut
ditambah
handle
Indonesia.
kategori
Kemudian
“Layak”.
tahap
Siswa
16 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
sangat antusias dan merasa senang, serta
pelajaran ilmu pengetahuan sosial bagi
terlihat aktif dalam menggunakan media
siswa kelas IV SD Rejosari mempunyai
peta budaya Indonesia. Pelaksanaan uji
keterbatasan, yaitu:
coba tidak mengalami kendala dan respon
Tidak
dibuat
indikator
tentang
para siswa sangat baik, mereka senang
penilaian validasi ahli materi dan validasi
dan antusisa dalam menggunakan media
ahli media yang menyatakan sangat layak,
peta budaya Indonesia.
layak, cukup layak, dan kurang layak,
Setiap selesai uji coba, siswa diberi angket untuk penilaian produk dan soal pilihan
ganda
untuk
sehingga penilaian dimungkinkan masih subjektif.
mengetahui
pemahaman siswa. Hasil post test dari 24
KESIMPULAN DAN SARAN
siswa
85.
Kesimpulan
Menurut pendapat para siswa, peta
Hasil
mendapat
nilai
rata-rata
penelitian
budaya Indonesia ini mudah digunakan,
pengembangan
pembelajaran lebih menyenangkan atau
Indonesia pada mata pelajaran Ilmu
menarik, sehingga mudah memahami
Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas IV
materi. Sedangkan pendapat dari guru
Sekolah Dasar Negeri Rejosari, Kemadang,
kelas IV tentang peta budaya Indonesia
Tanjungsari, Gunungkidul melalui
yaitu pembelajaran lebih menarik, dan
langkah yang diadaptasi dari langkah-
waktu
untuk
langkah penelitian dan pengembangan
memepelajari materi ini menjadi lebih
(Research and Development) Borg and
singkat.
Gall.
yang
diperlukan
Dengan
demikian
dapat
media
Pengembangan
peta
dan
peta
budaya
9
budaya
disimpulkan bahwa pengembangan peta
Indonesia pada mata pelajaran IPS telah
budaya Indonesia layak sebagai media
memenuhi kategori layak menurut hasil
untuk membantu proses pembelajaran
validasi ahli materi, ahli media, serta uji
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
coba. Hasil validasi ahli materi tahap akhir
khususnya materi tentang keragaman
secara keseluruhan memperoleh kategori
suku dan bangsa.
“Sangat Layak” dengan rata-rata 4,5. Hasil validasi ahli media tahap akhir secara
KETERBATASAN PENELITIAN
peta
keseluruhan
memperoleh
kategori
Penelitian pengembangan media
“Sangat Layak” dengan rata-rata 4. Tahap
budaya
uji coba dilaksanakan 3 tahap yakni uji
Indonesia
pada
mata
Pengembangan Media Peta... (Asma Desi R) 17
coba awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan. Hasil uji coba lapangan
awal
memperoleh
kategori
“Layak” dengan rata-rata 0,93, kemudian uji coba lapangan memperoleh kategori “Layak” dengan rata-rata 0,92, serta untuk uji pelaksanaan lapangan memperoleh kategori “Layak” dengan rata-rata 0,99. Saran Berdasarkan
hasil
pembahasan
Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada Arief S. Sadiman, dkk. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud Arif
Achmad. (2005). Pembelajaran Pendidikan IPS di Tingkat Sekolah Dasar. Diakses pada tanggal 20 Februari 2015, Jam 20:10 WIB dari researchenginers.com/0805arief7.ht ml
dapat
Asri Budiningsih, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cip-ta
1. Bagi guru, agar dapat memanfaatkan
Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
penelitian
dan
kesimpulan
disarankan hal-hal sebagai berikut:
peta budaya Indonesia ini sebagai salah
satu
media dalam
proses
khususnya
mata
pembelajaran
pelajaran ilmu pengetahuan sosial. 2. Bagi siswa, agar sering memanfaatkan peta budaya Indonesia untuk belajar ilmu pengetahuan sosial. 3. Bagi
peneliti
selanjutnya,
atau
pengembang
diharapkan
dapat
meneliti keefektivitasan media peta budaya
Indonesia
yang
telah
Borg, Walter R & Gall, Meredith D. (1983). Educational Research An Introduc-tion. New York & London.Logman. Cecep Kustandi. (2013). Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Daryanto. (2010). Media pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Murani Sejahtera Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press
dikembangkan.
Djoko Widagdho, dkk. (2010). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA
Elvionita Sunarti. (2015). Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri SeKecamatan Tanjungsari Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Diakses pada tanggal
Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Ahmad Susanto. (2014). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
18 Artikel Teknologi Pendidikan...Edisi..Ke..Tahun..20
17 Januari 2015, Jam 19.10 WIB dari upy.ac.id.article I Nyoman Sudana Degeng. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdiknas Direktoral Pendidikan Tinggi Jamil Suprihatiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Januszewski,Alan and Molenda, Michael. (2008). Educational Technology. New York: Routledge Koentjaraningrat. Antropologi Aksara Baru
(1989). Budaya.
Ilmu Jakarta:
Marthen Pali, dkk. (2000). Perkembangan Peserta Didik. Malang: FIP UNM Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, mainan, dan permainan untuk pendidikan usia dini. Jakarta: Grasindo Musfiqon, HM. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Seels, Barbara B & Richey, Rita C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan UNJ Smaldino, Sharon E, dkk. (2011). Instructional Technology and Media for Learning.Jakarta: Kencana Sudarwan Danim. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syamsul Yusuf L.N. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers Yamin.
(2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Yatna. (2008). Meningkatkan prestasi pembelajaran dengan model pembelajaran IPS di kelas 3 SD N Sumber agung 1 kec pleret, bantul. Skripsi. Yogyakarta: FIP UNY Yurnalis Nurdin. (2014). Peta, Atlas dan Globe Makanan Pokok IPS Geografi. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 Jam 11.25 WIB dari yurnalis.com