PENGELOLAAN OBJEK WISATA PERTANIAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN, P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, SEMARANG
HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Objek Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip baik dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014 Hasdevi Agrippina Dradjat NIM A44100074
ABSTRAK HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT. Pengelolaan Objek Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Manusia ingin memiliki pengalaman yang berbeda dari rutinitas kehidupan mereka sehari-hari dengan cara menikmati area wisata terutama agrowisata. Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) merupakan agrowisata kopi, karet, dan kakao yang mengutamakan pemanfaatan lahan pertanian sebagai tempat wisata. Kakoba memiliki beberapa potensi geografis, seperti lokasi strategis di kawasan Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang) dan perkebunan kopi sebagai visual lanskap. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung, mengetahui kegiatan pengelolaan lanskap untuk membuat rekomendasi rencana pengelolaan, dan menyusun rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan mengenai keadaan ideal dan aktual. Kegiatan magang ini meliputi observasi, wawancara, pengumpulan studi literatur, dan penyusunan log book. Hasil dari kegiatan magang ini adalah rekomendasi saran berdasarkan karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi rencana pengelolaan lanskap, dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan. Kata kunci: agrowisata, analisis kesenjangan, Kampoeng Kopi Banaran, harapan pengunjung, pengelolaan lanskap
ABSTRACT HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT. Management of Agrotourism Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang. Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH. People want an experience that’s completely different from their daily lives which can be done by enjoying agrotourism area. Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) is an agrotourism of coffee, rubber and cacao which main priority is to utilize its agriculural land as a tourism area. Kakoba has some geographically potencies, such as located in a strategic area among the triangle of Joglosemar (Jogjakarta, Solo and Semarang) and has a coffee plantation as a visual landscape. Main goals of this internship are to understand the users’ characteristics and expectations, to make the recommendation of landscape management plan and to make the recommendation to reduce the gap between ideal and actual conditions. This internship consists of observation, interviews, collecting literature study, and reporting the study in a final log book. The results of this internship are the understanding of the user’s characteristic and perceptions, a recommendation for Kakoba’s management plan, and recommendation to reduce the gap between ideal and actual conditions for agritourism management. Keywords: agrotourism, gap analysis, Kampoeng Kopi Banaran, landscape management plan, users’ characteristics and perception
PENGELOLAAN OBJEK WISATA PERTANIAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN, P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, SEMARANG
HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pengelolaan Objek Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang” dapat terlaksana dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M. Agr. selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini; 2. Ir. Adi Sasongko, M.M. selaku Direktur Utama P.T. Perkebunan Nusantara IX, Widya Banu Ali, S.P. selaku Manajer Unit Usaha Wisata Agro dan Kopi, Ibu Rahmasari Andriyani selaku Manajer Operasional dan Petrus Budiman, S.P. selaku General Manager atas segala informasi dan bimbingan selama kegiatan magang, serta rekan-rekan staf Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran atas bantuannya; 3. Dr. Alinda F. M. Zain, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini; 4. Dr. Ir. Aris Munandar, M.S. dan Dr. Kaswanto, S.P., M.Si selaku dosen penguji atas masukan bagi perbaikan skripsi penulis; 5. seluruh staf pengajar Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian yang telah mendidik penulis selama ini; 6. Dr. Ir. H. Bambang Dradjat, M.Ec. dan Dra. Hj. Azlinda A. Dradjat sebagai orang tua atas segala dukungan, doa, dan motivasi yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik; 7. Febina Talitha Dradjat sebagai adik atas bantuan doa dan semangat; 8. keluarga besar (Alm.) H. Soerjo Sediono dan (Alm.) H. Azahari atas motivasinya; 9. para sahabat Sarastika, Diba, Zahra, Fifi, Fildza, dan Atana atas dukungan yang diberikan selama ini; 10. Agnisaa, Tarmizi, Wisnu, Jaka, Dea, Vivi, serta teman-teman Departemen Arsitektur Lanskap angkatan 47 atas kebersamaan dan kenangan yang tidak akan terlupakan; 11. teman-teman dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat sebagai rekan penulis dalam menyelesaikan studi minornya; 12. seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu; Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan arsitektur lanskap, khususnya terkait pengelolaan objek wisata pertanian. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bernilai positif bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2014 Hasdevi Agrippina Dradjat
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
Manfaat
2
Kerangka Pikir
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Wisata dan Agrowisata
3
Jenis Agrowisata
4
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata
5
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
6
Analisis Kesenjangan
7
Penelitian Mengenai Agrowisata, Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang
8 8 8
Batasan Studi
10
Alat dan Bahan
10
Tahapan Magang
10
Metode Pelaksanaan Magang
11
Metode
12
Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
13
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
13
Analisis Kesenjangan
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Latar Belakang dan Profil Perusahaan
18
Kondisi Biofisik Tapak
19
Letak Geografis dan Batas Tapak
19
Aksesibilitas dan Sirkulasi
20
Topografi dan Tanah
21
Iklim
21
Hidrologi
23
Drainase
23
Vegetasi dan Satwa
24
Visual Lanskap
25
Kondisi Sosial Tapak
25
Karyawan Perusahaan
25
Pengunjung
27
Masyarakat Sekitar
29
Lanskap Agrowisata
29
Perkebunan Kopi
29
Perkebunan Karet
30
Perkebunan Kakao
31
Fasilitas
31
Hardscape
31
Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
32
Karakteristik Pengunjung
32
Persepsi Pengunjung
33
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
36
Jenis Pemeliharaan
37
Kegiatan Pemeliharaan
37
Pemeliharaan Hardscapes
40
Struktur Organisasi Pemeliharaan
40
Jadwal Pemeliharaan
41
Efektifitas Tenaga Kerja
42
Alat dan Bahan
44
Rencana Anggaran Biaya
45
Kegiatan Magang dan Evaluasi
47
Analisis Kesenjangan Analisis Kesenjangan menurut Pihak Karyawan
49 49
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Masyarakat
50
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Manajemen
52
Pembahasan
54
SIMPULAN DAN SARAN
56
Simpulan
56
Saran
57
DAFTAR PUSTAKA
57
LAMPIRAN
59
RIWAYAT HIDUP
80
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jenis data, sumber data dan cara pengambilan Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan Format kuesioner analisis kesenjangan Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual Format klasifikasi interval kesenjangan Format klasifikasi kesenjangan menurut responden Format gabungan rata-rata kesenjangan Kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba Perbedaan antara commuter dan wisatawan Jenis dan jumlah hardscape Perbandingan kegiatan pemeliharaan Hama/penyakit dan tanaman yang diserang Jenis pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba Perbandingan kondisi ideal dan aktual jadwal pemeliharaan taman Perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman Perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun Kondisi alat dan bahan Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan Rekomendasi pengadaan bahan pemeliharaan per satu kali kegiatan Beban anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan Rekomendasi anggaran biaya untuk alat pemeliharaan Rekomendasi anggaran biaya untuk bahan pemeliharaan Klasifikasi interval kesenjangan menurut karyawan Klasifikasi interval kesenjangan menurut masyarakat Klasifikasi interval kesenjangan menurut manajemen Persepsi kesenjangan terbesar Gabungan rata-rata kesenjangan Rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape
12 14 14 15 15 16 17 17 17 18 26 27 31 37 39 40 41 42 43 44 45 45 46 47 47 50 51 53 54 55 56
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kerangka pikir magang Pengukuran kerja analisis kesenjangan Peta lokasi magang Skema kegiatan magang Peta batas wilayah Grafik curah hujan bulanan Kecamatan Bawen (dalam mm) Grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen (dalam %) Grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen (dalam °C) Sumur di Agrowisata Kakoba Saluran drainase Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba Peta visual lanskap
3 7 9 10 20 21 22 22 23 24 25 25
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang) Tanaman kopi robusta di Agrowisata Kakoba Perkebunan karet di Agrowisata Kakoba Tanaman kakao (Theobroma cacao) di Agrowisata Kakoba Grafik asal responden pengunjung (%) Grafik frekuensi kedatangan responden (%) Grafik kenyamanan menurut responden Grafik aksesibilitas menurut responden (%) Grafik kondisi fasilitas dan hardscape menurut responden (%) Grafik kondisi vegetasi menurut responden (%) Grafik harapan pengunjung Struktur organisasi pemeliharaan Rekomendasi struktur organisasi pemeliharaan Site plan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran Grafik analisis kesenjangan menurut karyawan Grafik analisis kesenjangan menurut masyarakat Grafik analisis kesenjangan menurut manajemen
28 30 30 31 32 33 33 34 35 35 36 40 41 48 49 51 53
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner Analisis Kesenjangan 2 Kuesioner Pengunjung 3 Vegetasi di Agrowisata Kakoba 4 Fasilitas di Agrowisata Kakoba 5 Struktur Organisasi 6 Analisis kesenjangan menurut karyawan 7 Analisis kesenjangan menurut masyarakat 8 Analisis kesenjangan menurut manajemen 9 Check list Kegiatan Pemeliharaan 10 Paket Wisata di Agrowisata Kakoba
60 63 67 69 71 72 74 76 78 79
PENDAHULUAN Latar Belakang Rutinitas kehidupan manusia yang dipenuhi kemacetan lalu lintas, telepon selular, dan suasana kantor yang hiruk-pikuk seringkali menciptakan kejenuhan. Manusia ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda dari rutinitas kesehariannya. Wisata merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk mendapatkan pengalaman berbeda tersebut (Utama 2011). Menurut Sihite (2000), wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Menurut Suwantoro (2001), istilah wisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya. Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai daya tarik kuat sebagai objek agrowisata. Pemanfaatan wisata dan potensi pertanian di suatu tempat disebut agrowisata sebagaimana disampaikan oleh Sutjipta (2001). Secara lebih jelas didefinisikan oleh Sutjipta (2001), agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan lanskap yang baik pada agrowisata bukan hanya dapat membuat wisatawan merasa nyaman di tempat tersebut, tetapi juga membuat wisatawan ingin kembali ke tempat tersebut. Hal ini akan berdampak baik bagi perolehan devisa dari objek wisata tersebut jika wisatawan berasal dari luar negeri. Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri dari struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal pemeliharaan serta rencana anggaran biaya. Rencana pengelolaan lanskap yang baik sebaiknya terdiri dari aspek-aspek tersebut. Secara geografis, Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) merupakan salah satu agrowisata yang memiliki beberapa potensi. Potensi tersebut adalah (i) lokasi yang strategis di kawasan Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang), (ii) aksesibilitas yang mudah dijangkau, dan (iii) pemanfaatan lanskap kebun kopi sebagai visual lanskap. Sebagaimana agrowisata yang telah berkembang, fasilitas wisata yang terdapat di Agrowisata Kakoba meliputi kereta wisata, kolam renang, outbond, flying fox, tenis lapangan, dan kuda tunggangan.
2
Tujuan Dalam kegiatan magang di Agrowisata Kakoba ini dipelajari dan dipahami kegiatan pengelolaan lanskap agrowisata dengan tujuan untuk 1. mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung mengenai pengelolaan agrowisata; 2. mengetahui pengelolaan agrowisata dengan cara terlibat secara langsung dalam kegiatan lapang guna menyusun rekomendasi rencana pengelolaan lanskap; 3. menyusun rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap di Agrowisata Kakoba. Manfaat
1. 2. 3. 4.
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan magang, antara lain adalah menambah ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan agrowisata serta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada kegiatan perkuliahan; mengetahui tata cara pengelolaan dan pemeliharaan kawasan agrowisata; menjalin hubungan baik mahasiswa dengan institusi terkait; memahami teori dan praktik yang terkait dengan pengelolaan kawasan agrowisata. Kerangka Pikir
Pelaksanaan kegiatan magang terdiri dari inventarisasi kondisi umum, pengelolaan lanskap, serta pemeliharaan lanskap. Jenis aspek yang dianalisis berdasarkan kondisi umum tapak meliputi aspek biofisik, promosi, sosial, pengelolaan, dan pemeliharaan lanskap. Hasil dari inventarisasi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis keinginan dan persepsi pengunjung, deskriptif, serta kesenjangan. Aspek biofisik meliputi profil perusahaan, letak geografis, aksesibilitas, topografi, iklim, hidrologi, drainase, vegetasi, satwa, visual lanskap, dan fasilitas. Aspek promosi meliputi promosi dan paket wisata. Aspek sosial meliputi pengunjung, masyarakat dan karyawan. Aspek pengelolaan meliputi struktur organisasi, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal pemeliharaan dan rencana anggaran biaya. Aspek pemeliharaan meliputi pemeliharaan hardscape dan softscape. Aspek-aspek tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis persentase (%), analisis deskriptif serta analisis kesenjangan. Analisis persentase (%) digunakan untuk mengolah data karakteristik dan persepsi pengunjung. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data pengelolaan lanskap agrowisata. Analisis kesenjangan digunakan untuk mengolah data rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan ideal yang diharapkan dengan keadaan aktual di lapang. Hasil analisis digunakan untuk menyusun simpulan dan saran. Penggambaran urutan kerangka pikir magang adalah sebagai berikut (Gambar 1).
3 Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
Inventarisasi
Aspek Biofisik: 1. Profil Perusahan 2. Letak geografis 3. Aksesibilitas 4. Topografi 5. Iklim 6. Hidrologi 7. Drainase 8. Vegetasi satwa 9. Visual lanskap 10. Fasilitas
Pemeliharaan
Pengelolaan
Kondisi Umum
Aspek Sosial: 1. Pengunjung 2. Masyarakat 3. Karyawan
Aspek Promosi: 1. Promosi 2. Paket wisata
1. Struktur Organisasi 2. Jadwal Pemeliharaan 3. Tenaga Kerja 4. Alat dan Bahan 5. Rencana Anggaran Biaya
Hardscape: 1. Pengontrolan 2. Pembersihan 3. Pengecatan
Softscape: 1. Penyapuan 2. Pengelolaan sampah 3. Penyiraman 4. Pemangkasan 5. Pemupukan 6. Pendangiran 7. Pengendalian HPT
Analisis: 1. Presentase (%) 2. Deskriptif 3. Kesenjangan
Simpulan Rekomendasi Rencana Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
Gambar 1 Kerangka pikir magang
TINJAUAN PUSTAKA Wisata dan Agrowisata Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Sihite, 2000). Berpariwisata adalah suatu proses
4 kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, atau untuk kepentingan lain, seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman, dan untuk belajar (Suwantoro 2001). Menurut Suwantoro (2001), istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk keperluan kegiatan yang menghasilkan upah. Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai daya tarik kuat sebagai objek agrowisata. Menurut Subowo (2002), agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu agrowisata ruang terbuka alami dan agrowisata ruang terbuka buatan. Agrowisata ruang terbuka alami adalah agrowisata yang berada pada areal dengan kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Agrowisata ruang terbuka buatan adalah agrowisata yang dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Sutjipta (2001) menganggap bahwa agrowisata dapat berkembang dengan baik jika terjadi tri mitra dan tri karya pembangunan agrowisata yang meliputi pemerintah sebagai pembuat aturan, rakyat/petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai penggerak perekonomian rakyat. Jenis Agrowisata Menurut Deptan (2005), pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lanskap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan atau pun liar, teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Menurut Utama (2011), selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut. 1. Agrowisata ruang terbuka alami Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal dengan kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai
5 dengan kehidupan keseharian mereka. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian. 2. Agrowisata ruang terbuka buatan Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata Menurut Departemen Pertanian (2005), terdapat berbagai faktor-faktor yang berhubungan dengan dinamika agrowisata. Pengembangan agrowisata secara garis besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, promosi, dukungan sarana, dan kelembagaan. a. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat berperan penting dalam keberhasilan pengembangan agrowisata. Kemampuan pengelola agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi yang terus-menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini keberadaan/peran pemandu wisata dinilai sangat penting. Kemampuan pemandu wisata yang memiliki pengetahuan ilmu dan keterampilan menjual produk wisata sangat menentukan. b. Sumber Daya Alam Sebagai bagian dari usaha pertanian, usaha agrowisata sangat mengandalkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan. Sumber daya alam dan lingkungan tersebut mencakup sumber daya objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu, upaya mempertahankan kelestarian dan keasrian sumber daya alam dan lingkungan yang dijual sangat menentukan keberlanjutan usaha agrowisata. c. Promosi Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel, restoran, bandara, dan lainnya). Dalam kaitan ini kerja sama antara objek agrowisata dan biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan sangat berperan. Salah satu metoda promosi yang dinilai efektif dalam mempromosikan objek Agrowisata adalah metoda "tasting", yaitu memberi kesempatan kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan konsumsi dan menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga
6 wisatawan merasa betah. Kesan yang dialami promosi ini akan menciptakan promosi tahap kedua dan berantai dengan sendirinya. d. Sarana Prasarana Kehadiran konsumen/wisatawan juga ditentukan oleh kemudahankemudahan yang diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi dan transportasi sampai kepada kesadaran masyarakat sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang bersifat formal dan kaku serta menciptakan suasana santai, kesan bersih, dan aman merupakan aspek penting yang perlu diciptakan. e. Kelembagaan Pengembangan agrowisata memerlukan dukungan semua pihak pemerintah, swasta terutama pengusaha agrowisata; lembaga yang terkait seperti perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya; perguruan tinggi serta masyarakat. Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengelolaan lanskap adalah pengelolaan lingkungan yang termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya alam. Secara spesifik juga dijelaskan bahwa pengelolaan lanskap yang berkelanjutan adalah usaha manusia untuk mengatur, mengubah, dan menata ekosistem agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya, dan karena keberadaannya yang dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu dan energi. Pengelolaan lanskap merupakan suatu upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup agar tercipta lanskap yang bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri dari struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal pemeliharaan serta rencana anggaran biaya. Rencana pengelolaan lanskap yang baik sebaiknya terdiri dari aspek-aspek tersebut. Pemeliharaan taman terdiri dari pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Oleh karenanya, pada periode tertentu perlu dilakukan evaluasi. Pemeliharaan fisik taman meliputi pekerjaan untuk menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pekerjaan tersebut mencakup kegiatan pembersihan taman, penggantian elemenelemen taman yang rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, penyiangan gulma (weeding), pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman. Menurut Arifin dan Arifin (2005) berdasarkan bentuk desain dan penggunaan elemen keras dan lunaknya, tingkat pemeliharaan taman dapat diklasifikasikan menjadi pemeliharaan tingkat tinggi (intensif), pemeliharaan sedang (semi-intensif), dan pemeliharaan rendah (ekstensif). Semakin rumit suatu desain taman dan semakin banyak penggunaan tanaman eksotis (tanaman yang memiliki daya tarik khas karena belum dikenal umum) serta elemen buatan, biasanya semakin tinggi tingkat pemeliharaannya, yang berarti semakin memerlukan perhatian, tenaga, dan biaya. Menurut Lestari dan Kencana (2011), pemeliharaan tanaman dibutuhkan agar tanaman tumbuh optimal. Pemeliharaan
7 tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit. Analisis Kesenjangan Menurut Seputro (2012), analisis kesenjangan atau gap analysis dapat didefinisikan sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi. Dengan kata lain, analisis kesenjangan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Dalam kondisi umum, kinerja suatu institusi dapat tercermin dalam sistem operasional dan strategi yang digunakan oleh institusi tersebut (Gambar 2).
Gambar 2 Pengukuran kerja analisis kesenjangan Menurut Seputro (2012), secara singkat, analisis kesenjangan bermanfaat untuk 1. menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dan suatu standar kinerja yang diharapkan; 2. mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut; 3. menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan. Menurut Seputro (2012), ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan analisis gap. Hal-hal tersebut, antara lain: (i) identifikasi komponen pelayanan yang akan dianalisis, (ii) penentuan standar pelayanan, (iii) penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus, (iv) analisis data dengan statistik deskriptif, dan (v) follow up. Menurut Parasuraman et al. (1985), analisis kesenjangan menunjukkan sebagai berikut:
8 (a)
(b) (c)
jika kondisi ideal (expected service) > kondisi aktual (perceived service), maka kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan akan membawa pada kualitas tidak bisa diterima secara total, sehingga masih terjadi kesenjangan; jika kondisi ideal = kondisi aktual, maka kualitas diterima adalah memuaskan; jika kondisi ideal < kondisi aktual, kualitas diterima lebih dari yang diharapkan dan akan membawa pada kualitas ideal, dengan meningkatkan kesenjangan antara expected service dan perceived service. Kesenjangan adalah selisih antara kondisi ideal dan kondisi aktual. Penelitian Mengenai Agrowisata, Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan
Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha-usaha di bidang pertanian telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satu penelitian mengenai strategi pengembangan Agrowisata Kakoba dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal. Menurut Purba (2009), Agrowisata Kakoba berada pada wilayah Kuadran I (pertama). Peluang untuk meningkatkan kemampuannya serta didukung oleh kekuatan yang dimiliki sehingga menempatkan agrowisata tersebut pada posisi yang menguntungkan untuk berkembang. Perusahaan memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Penelitian tentang pengelolaan agrowisata di kawasan Taman Mekarsari (Kurniawati 2012) menghasilkan rekomendasi berupa rencana pemeliharaan yang meliputi standar, kegiatan pemeliharaan, metode, frekuensi, jumlah bahan, jumlah alat, dan hari orang kerja (HOK). Rencana pemeliharaan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi Taman Wisata Mekarsari dalam mempertahankan dan menjaga integritas lanskap agrowisata sesuai fungsinya. Penelitian yang menggunakan analisis kesenjangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan mengembangkan metode tersebut untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang diharapkan dan kondisi aktual baik menurut pihak perusahaan maupun masyarakat (Maharani 2011). Hasil dari analisis tersebut kemudian akan disimpulkan dan diikuti oleh rekomendasi yang sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini sehingga sistem yang selanjutnya digunakan mampu memenuhi seluruh keinginan pengguna tanpa mengurangi standardisasi yang ada pada sebuah sistem yang seharusnya.
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang telah dilaksanakan di Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, Jalan Raya Bawen, Solo Km. 1,5, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran berada di bawah P.T. Perkebunan Nusantara IX. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
9 terletak di kawasan strategis Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang) (Gambar 3). Waktu kegiatan magang telah berlangsung selama 80 hari kerja terhitung dari mulai bulan Februari hingga Juni 2014. Pengolahan data dilakukan di Kampus IPB Darmaga pada bulan Juli 2014.
(a)
(b)
(c) Gambar 3 Peta lokasi magang: (a) peta Jawa Tengah, (b) peta Kabupaten Semarang, dan (c) peta Agrowisata Kakoba dengan inset peta keseluruhan kawasan agrowisata
10 Batasan Studi Dalam kegiatan magang ini, ruang lingkup pengelolaan dibatasi pada struktur organisasi, alat dan bahan, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan dan rencana anggaran biaya. Ruang lingkup pemeliharaan dibatasi pada pemeliharaan lanskap pada taman di Agrowisata Kakoba. Pembatasan di atas didasarkan pada pertimbangan keterbatasan sumberdaya (biaya, tenaga serta waktu). Hal ini menyebabkan pembatasan dilakukan secara lebih spesifik. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam kegiatan magang ini meliputi kamera digital, alat tulis, dan software. Bahan yang diperlukan adalah perangkat lunak komputer untuk mengolah data dan visual editing, antara lain Microsoft Word 2007, Microsoft Excel 2007, Adobe Photoshop CS3, Google Sketchup 7, dan AutoCad 2010. Tahapan Magang Tahapan magang terdiri atas tahap persiapan, pengenalan agrowisata, pengumpulan data melalui partisipasi aktif dalam kegiatan administrasi, dan partisipasi aktif di lapangan (pengelolaan lanskap dan pemeliharaan lanskap). Setelah seluruh data terkumpul, dilakukan pengolahan dan analisis data yang dilanjutkan dengan penyusunan rencana pengelolaan lanskap (Gambar 4). Persiapan
Pengenalan Perusahaan
Pengambilan Data Partisipasi aktif pada pelaksanaan administrasi dan pengelolaan agrowisata
Pengolahan dan Analisis Data
Rencana Pengelolaan Lanskap
Gambar 4 Skema kegiatan magang
11 1. Persiapan Pada tahap persiapan, mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing magang dalam menentukan lokasi magang. Persiapan dilanjutkan dengan survei lokasi magang, pembuatan surat izin magang, pembuatan proposal magang, dan permohonan magang di Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ke P.T. Perkebunan Nusantara IX. 2. Pengenalan Tempat Agrowisata Pengenalan tempat agrowisata terdiri dari orientasi tempat agrowisata dengan pengenalan staf, struktur organisasi, dan kondisi umum lokasi. Pengenalan tempat agrowisata bertujuan memudahkan mahasiswa dalam menyusun analisis data. 3. Pengambilan Data Pengambilan data selama kegiatan magang dilakukan dengan cara partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan administrasi dan dalam kegiatan pengelolaan agrowisata. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan administrasi antara lain ditujukan untuk mengetahui sejarah berdirinya tempat agrowisata, visi misi perusahaan, grafik pengunjung, uraian tugas dan struktur organisasi. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan pengelolaan agrowisata dilakukan dengan melakukan kegiatan pengelolaan lanskap baik hardscape maupun softscape, mewawancarai pengunjung dalam rangka mengetahui harapan pengunjung, dan mengetahui paket wisata. Partisipasi mahasiswa dapat digunakan untuk keperluan penyusunan rekomendasi untuk rencana pengelolaan lanskap agrowisata. 4. Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah didapat kemudian diolah dan dianalisis yang selanjutnya dijadikan bahan utama untuk menyusun rencana pengelolaan lanskap agrowisata. Analisis yang digunakan adalah presentase karakteristik dan persepsi pengunjung, deskriptif dan kesenjangan. 5.Hasil Pengolahan Data Hasil pengolahan data menghasilkan rekomendasi mengenai harapan pengunjung berdasarkan karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi rencana pengelolaan lanskap dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap. Metode Pelaksanaan Magang Metode kerja yang digunakan mahasiswa dalam melaksanakan magang di Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran adalah sebagai berikut: 1. melakukan partisipasi aktif di lapang yakni turut serta mengamati pelaksanaan kegiatan agrowisata serta pemeliharaan taman; 2. melakukan wawancara dengan manajer operasional di Kampoeng Kopi Banaran terkait dengan pengelolaan lanskap, pemeliharaan lanskap, administrasi, dan pelaksanaan wisata di Kampoeng Kopi Banaran. 3. membaca literatur melalui studi pustaka yang dilakukan dengan cara mencari jurnal-jurnal, buku, dan data di website guna menambah informasi yang dibutuhkan mengenai lanskap agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
12 4. membuat log book yang berisi pencatatan seluruh kegiatan magang guna membantu mahasiswa dalam pembuatan tugas akhir. Metode Metode yang digunakan selama kegiatan magang pengelolaan objek wisata pertanian di Agrowisata Kakoba ialah (a) inventarisasi, (b) analisis, dan (c) sintesis. Secara lebih rinci, metode tersebut dijelaskan sebagai berikut: (a) inventarisasi yang merupakan proses pengumpulan data-data meliputi data biofisik, data promosi, data sosial, data pengelolaan lanskap dan data pemeliharaan lanskap. (b) analisis yang merupakan proses pengolahan data. Analisis yang digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu (i) presentase untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung melalui pengisian kuesioner oleh 100 responden secara random sampling dengan kuesioner terlampir pada Lampiran 1, (ii) deskriptif untuk memperbaiki rencana pengelolaan lanskap di lapang sesuai dengan literatur Arifin dan Arifin (2005) yang terdiri dari struktur organisasi, alat dan bahan, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan dan rencana anggaran biaya, serta (iii) kesenjangan untuk memperkecil kesenjangan antara kondisi ideal dan aktual berdasarkan wawancara secara purposive sampling dengan responden masyarakat, karyawan dan manajemen. Penyusunan analisis gap diawali dengan penentuan faktor-faktor yang akan dianalisis. Faktor-faktor tersebut adalah pengelolaan lanskap, fasilitas dan hardscape, softscape, sosial dan promosi. Menurut Parasuraman et al. (1985), penyusunan faktor-faktor yang akan dianalisis dengan analisis kesenjangan dapat disesuaikan dengan kondisi di lapang. Kuesioner analisis kesenjangan terlampir pada Lampiran 2. (c) sintesis yang merupakan gabungan rekomendasi akhir berupa hasil pemaparan karakteristik dan keinginan pengunjung, rencana pengelolaan lanskap serta rekomendasi untuk memperkecil gap bagi pengelolaan agrowisata. Pengambilan data seperti data biofisik, promosi, pemeliharaan dan pengelolaan lanskap dibutuhkan untuk melengkapi data analisis. Data tersebut kemudian diolah hingga menghasilkan rekomendasi rencana pengelolaan dengan dasar analisis kesenjangan yang disusun secara deskriptif bagi pengelola agrowisata. Jenis, bentuk, sumber dan cara pengambilan data magang terlampir pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data, sumber data dan cara pengambilan No.
Jenis Data
Data Biofisik 1 Profil Perusahaan 2 Letak Geografis 3 Aksesibilitas 4 Topografi dan Tanah 5 Hidrologi
Sumber Data
Cara Pengambilan
Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan
Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka
13 Tabel 1 Jenis data, sumber data, dan cara pengambilan (lanjutan) No.
Jenis Data
Sumber Data
Cara Pengambilan
6
Iklim
BMKG Semarang
Wawancara, Studi Pustaka
7 8
Drainase Vegetasi
Perusahaan Perusahaan
Wawancara, Survei Lapang Survei Lapang, Studi Pustaka
Satwa Visual Lanskap
Perusahaan Perusahaan
Wawancara, Studi Pustaka Survei Lapang, Studi Pustaka
Perusahaan
Survei, Wawancara
Perusahaan Perusahaan Perusahaan
Wawancara, Survei, Studi Pustaka Wawancara Wawancara, Studi Pustaka
Perusahaan Perusahaan
Wawancara Wawancara
Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan
Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka Wawancara, Studi Pustaka
Perusahaan Perusahaan
Survei Lapang, Wawancara Survei Lapang, Studi Pustaka
9 10
11 Fasilitas Data Sosial 11 Pengunjung 12 Masyarakat 13 Karyawan Data Promosi 14 Paket Wisata 15 Promosi Data Pengelolaan 16 Alat dan Bahan 17 Struktur Organisasi 18 Ketenagakerjaan 19 Rencana Anggaran Biaya 20 Jadwal Pemeliharaan Data Pemeliharaan 21 Pemeliharaan Fisik 22 Tenaga Kerja (Efektifitas)
Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Menurut Widianingrum (1999) dalam Pambudi (2011), karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur, serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya. Allport (1962) diacu dalam Apriyanti (2011) menyebutkan bahwa persepsi berhubungan dengan kesadaran terhadap suatu objek atau keadaan. Persepsi seseorang tergantung kepada seberapa jauh kesan suatu objek membuat arti terhadap seseorang. Karakteristik responden meliputi identitas dan minat kepariwisataan. Persepsi responden meliputi kenyamanan, aksesibilitas, fasilitas, hardscape, serta harapan. Pengolahan data mengenai karakteristik dan persepsi pengunjung akan dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh 100 orang responden pengunjung dengan metode random sampling. Penentuan responden berjumlah 100 orang berdasarkan sampel minimum penelitian survei. Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Aspek-aspek mengenai rencana pengelolaan lanskap yang dianalisis, meliputi struktur organisasi, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan, serta rencana anggaran biaya. Keseluruhan aspek ini mengacu pada rencana pengelolaan lanskap sesuai Arifin dan Arifin (2005).
14 (a) Struktur Organisasi Pemeliharaan taman biasanya terdiri dari beberapa seksi yang bekerja secara spesifik dan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas tenaga kerja. Seksi-seksi tersebut terdiri dari seksi pemeliharaan taman, pemeliharaan bangunan taman, teknik perpipaan dan utilitas, dan bengkel dan pergudangan (Arifin dan Arifin 2005). (b) Jadwal Pemeliharaan Pembandingan mengenai jadwal pemeliharaan dilakukan dengan merujuk pada literatur. Jadwal pemeliharaan dibandingkan antara keadaan ideal menurut literatur dengan keadaan aktual di lapang. Tabel 2 merupakan format kondisi ideal dan kondisi aktual jadwal pemeliharaan. Tabel 2 Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman No.
Jenis Kegiatan
Jadwal Ideal
...
...
Aktual
...
...
(c) Ketenagakerjaan Perhitungan ketenagakerjaan dilakukan dengan cara perhitungan mengenai kapasitas kerja dan hari orang kerja. Perhitungan jumlah tenaga kerja untuk pemeliharaan ini menggunakan satuan HOK (Hari Orang Kerja) sehingga dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Tabel 3 merupakan format perhitungan HOK pemeliharaan selama setahun. Tabel 3 Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun No
Parameter1
KK2 (m2/ jam)
...
...
Jumlah 3
...
HOK4
Kebutuhan
2
(m )
waktu (jam) ...
...
1
Frekuensi per tahun
...
5
HOK Setahun
...
...
Total HOK
...
2
3
Keterangan: Kegiatan pemeliharaan lanskap.; Kapasitas kerja.; Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005).; 4Hari orang kerja, dengan ketentuan 8 jam/orang/hari.; 5Perhitungan total 312 hari kerja selama satu tahun (6 hari/minggu)
Rumus perhitungan: 1. Kebutuhan waktu
=
Jumlah (m2) KK (
m2 ) jam
Kebutuhan waktu (jam)
2. Hari Orang Kerja (HOK) = Ketentuan kerja per hari 3. HOK setahun 4. Jam kerja perminggu 5. KTK
= HOK x Frekuensi per tahun HOK 1 tahun x jam kerja efektif per orang per hari = jam kerja produktif per minggu
jam efektif kerja⁄minggu
= jam kerjaproduktif⁄minggu ×
efektifitas kerja optimum efektifitas kerja lapang
15 (d) Alat dan Bahan Inventarisasi mengenai alat dan bahan dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas alat dan bahan pemeliharaan di lapang. Tahap selanjutnya yaitu penyusunan rekomendasi penambahan alat dan bahan yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di Agrowisata Kakoba. (e) Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibutuhkan untuk menghitung efisiensi biaya yang perlu dialokasikan mengenai pemeliharaan taman. RAB meliputi RAB beban tenaga pemelihara lanskap, rekomendasi penambahan alat serta rekomendasi penambahan bahan. Tabel 4 merupakan format perhitungan RAB beban tenaga pemeliharaan lanskap. Tabel 5 merupakan format perhitungan RAB rekomendasi penambahan alat dan bahan pemeliharaan lanskap. Tabel 4 Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan No
Parameter ...
HOK setahun
...
Harga HOK 1 tahun
Harga HOK
...
...
...
TOTAL
...
Keterangan: 1. Harga HOK sesuai dengan UMR Kabupaten Semarang tahun 2014, yaitu Rp 1.208.200,00 (Anonim, 2014) dibagi hari efektif kegiatan pemeliharaan anggaran biaya tahunan 2. Gaji tenaga kerja pemeliharaan/bulan = jumlah tenaga kerja × jumlah bulan
Tabel 5 Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan No
...
Alat
...
Jumlah
Harga
Harga
Masa
Harga/
(buah)
satuan (Rp)
total (Rp)
susut (tahun)
tahun (Rp)
...
...
...
...
...
TOTAL
...
Analisis Kesenjangan Proses pengolahan data mengenai analisis kesenjangan dimulai dengan pengisian kuesioner melalui wawancara intensif terhadap 3 pihak. Metode yang digunakan merupakan metode purposive sampling dimana pemilihan responden disesuaikan dengan tujuan tertentu. Tiga pihak tersebut meliputi manajemen, karyawan dan masyarakat. Tabel 6 merupakan format kuesioner analisis kesenjangan.
16
Tabel 6 Format kuesioner analisis kesenjangan No
Nilai
Faktor dan Sub-Faktor 1
PENGELOLAAN
Kondisi Aktual
Kondisi Ideal
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
SOSIAL
...
...
...
...
...
2 PROMOSI P
...
...
...
...
...1 FASILITAS F DAN HARDSCAPE
1
... SOFTSCAPE
1
... 2
... 1
2
Sumber: Arifin dan Arifin (2005).; Deptan (2011) diisi dengan skor berikut: 1 = Sangat buruk sekali; 2 = Sangat buruk; 3 = Buruk; 4 = Agak buruk; 5 = Rata- rata; 6 = Agak baik; 7 = Baik; 8 = Sangat baik; 9 = Sangat baik sekali
Menurut Parasuraman et al. (1985), analisis kesenjangan menitikberatkan pada pihak manajemen karena pihak ini diasumsikan sebagai pihak yang paling mengerti dengan kondisi di lapang. Responden analisis kesenjangan terdiri dari 5 responden mewakili manajemen (pengelola Agrowisata Kakoba dan direksi P.T. Perkebunan Nusantara IX), 20 responden karyawan Agrowisata Kakoba dan 5 responden masyarakat sekitar. Proses pengolahan data dilakukan dengan mengikuti tahapan perhitungan data analisis kesenjangan sesuai Seputro (2012). Menurut Seputro (2012), analisis data dengan statistik deskriptif diperoleh dengan cara sebagai berikut. 1. perhitungan rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor yang sedang dikalkulasi kesenjangannya.
2. perhitungan kesenjangan untuk masing-masing dimensi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Kesenjangan (G) = Rata-rata expected service (E) – rata-rata perceived service (P) = selisih kondisi ideal dan aktual 3. perhitungan rata-rata kesenjangan, yang menggunakan rumus berikut untuk tingkat kepentingan yang berbeda.
17
Data kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam tabel. Tabel 7 merupakan format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual, baik menurut manajemen, masyarakat maupun karyawan. Tabel 7 Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual
No.
Faktor dan Sub-Faktor
PENGELOLAAN ... ...
Perceptual Gap
Kondisi Ideal Mean SD
...
...
Kondisi Aktual Mean SD
...
...
...
Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan penghitungan klasifikasi kesenjangan berdasarkan median (nilai tengah). Penghitungan dengan median digunakan untuk menghindari terjadinya pencilan. Rumus median yang digunakan adalah sebagai berikut.
Keterangan: Me = median Xii = batas bawah median n = jumlah data fkii = frekuensi kumulatif data bawah kelas median fi = frekuensi data pada kelas median p = panjang interval kelas
Penghitungan klasifikasi interval digunakan untuk membagi data menjadi kesenjangan tinggi dan rendah. Tabel 8 merupakan format klasifikasi interval kesenjangan. Tabel 9 merupakan format klasifikasi interval masing-masing menurut manajemen, masyarakat dan karyawan. Tabel 8 Format klasifikasi interval kesenjangan Interval Kesenjangan ... ...
Klasifikasi Rendah (...%) Tinggi (...%)
Tabel 9 Format klasifikasi kesenjangan menurut responden Kesenjangan Terbesar menurut Manajemen ....
Nilai Kesenjangan ...
Persepsi Karyawan ...
Persepsi Masyarakat ...
Simpulan ...
18 Tahap penyelesaian dilakukan dengan cara penggabungan dari keseluruhan kesenjangan baik menurut manajemen, karyawan maupun masyarakat. Tabel 10 merupakan format gabungan rata-rata kesenjangan. Tabel 10 Format gabungan rata-rata kesenjangan Faktor
Sampel Pengelolaan ...
Hardscape ...
...
Softscape
Sosial
...
Ratarata
Promosi ...
...
...
Pada tahap kesimpulan, hasil keseluruhan rata-rata kemudian disesuaikan dengan kesimpulan analisis kesenjangan yang merujuk pada Parasuraman et al. (1985). Kesenjangan terbesar kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan mengenai kegiatan pengelolaan di Agrowisata Kakoba.
HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang dan Profil Perusahaan P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan sebuah perusahaan yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1996 Tanggal 14 Februari 1996. P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) juga mengelola komoditi sampingan seperti pala, kapuk, dan kelapa dalam luasan areal yang terbatas serta agrowisata. Salah satu agrowisata yang dimiliki oleh P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah Kampoeng Kopi Banaran yang terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Agrowisata tersebut merupakan agrowisata yang memiliki potensi pemandangan yang indah berupa hamparan kebun kopi dengan latar belakang Rawa Pening dan Gunung Merbabu. Visi dari P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah menjadi perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra. Misi dari P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero), adalah sebagai berikut: 1. memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula, dan tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan; 2. mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja perusahaan; 3. mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Tujuan perusahaan adalah menumbuhkembangkan perusahaan guna memberikan nilai kepada stakeholder dan shareholder dengan menghasilkan laba yang semakin meningkat (growing profit). Tujuan lain perusahaan adalah memperhatikan keseimbangan lingkungan dan masyarakat.
19 P.T. Perkebunan Nusantara IX pada awalnya hanya menjual kopi dalam bentuk biji kopi (green beans). Kemudian, pada tahun 2002, perusahaan ini membuat suatu terobosan dengan cara memperkenalkan produk hilirnya tersebut bukan hanya dalam bentuk biji kopi (green bean), tetapi juga dalam bentuk kopi bubuk yang kemudian berkembang menjadi “Banaran Coffee”. Melihat tanggapan positif dari konsumen, pihak pengelola kemudian berinisiatif untuk mengembangkan “Banaran Coffee Shop” menjadi kawasan agrowisata dengan nama Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba). Perubahan ini dilakukan pada tahun 2005 dimana direksi sepakat untuk merubah kebun percontohan aneka tanaman perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan, terdapat di Jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5 Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang menjadi sebuah kawasan agrowisata. Nilai jual utama dari kawasan agrowisata ini adalah kebun kopi. Kawasan agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan berbagai macam tambahan fasilitas penunjang. Diferensiasi produk dan jasa terus dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa. Pada tahun 2013, fasilitas akomodasi berupa resort ditambahkan guna mempermudah pengunjung yang ingin bermalam di Kakoba. Nama Kakoba sendiri memiliki sejarah yang unik. Pengambilan nama Kampoeng Kopi Banaran berasal dari gabungan kata “Banaran” dan “Kampoeng Kopi”. Banaran merupakan sebuah dusun di sebuah desa yang tepatnya di Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Tempat ini merupakan tempat berdirinya pabrik pengolahan kopi yang mengolah buah kopi merah menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Kampoeng Kopi merupakan kawasan perkebunan kopi yang terletak di Desa Assinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Perkebunan kopi inilah yang menjadi nilai jual utama dari Kakoba. Inovasi terhadap pengembangan kawasan Agrowisata Kakoba terus dilakukan. Pada tahun 2006, terdapat penambahan fasilitas bagi agrowisata ini. Penambahan fasilitas berupa kolam renang, gazebo, tempat outbond, flying fox, serta kereta wisata. Kondisi Biofisik Tapak Letak Geografis dan Batas Tapak Kampoeng Kopi Banaran terletak pada Jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5 Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Secara administratif Kakoba terletak di Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Kakoba terletak di sebelah timur laut Magelang dan sebelah barat Salatiga. Secara geografis, Kabupaten Semarang terletak pada posisi 1100 14' 54,74" - 1100 39' 3" Bujur Timur dan 70 3’ 57” – 70 30’0” Lintang Selatan (Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Semarang, 2011) Luas kawasan wisata Kakoba saat ini adalah sekitar 10 ha. Batas utara Kakoba adalah Terminal Bawen, dengan pemukiman penduduk sebagai batas timur. Batas selatan Kakoba adalah Sungai Tuntang dengan batas baratnya adalah Rawa Pening (Gambar 5).
20
U 0
217 m
Gambar 5 Peta batas wilayah Aksesibilitas dan Sirkulasi Aksesibilitas menuju Kakoba tergolong tidak begitu sulit karena Kakoba terletak pada jalur utama pantai utara atau Jalur Pantai Utara (Pantura). Hal ini menyebabkan banyak pengunjung yang melewati Pantura kemudian memilih untuk singgah sementara untuk melepas penat di Kakoba. Kakoba juga terletak di kawasan strategis Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang) yang mengakibatkan banyak pengunjung yang datang ke sini. Pengunjung yang datang dari arah Semarang menuju Solo akan melihat bahwa Kakoba terletak di bagian kanan jalan, beberapa kilometer setelah Terminal Bawen (pertigaan menuju arah Yogyakarta). Pengunjung yang datang akan melihat Kakoba melalui arah yang berlawanan, yaitu bagian kiri jalan. Selain itu, terdapat pula jalur jalan tol Bawen yang semakin mempermudah aksesibilitas pengunjung menuju Agrowisata Kakoba. Gerbang tol ini mulai beroperasi sejak awal bulan April 2014. Pengunjung yang hendak mengunjungi Kakoba dapat menggunakan sarana transportasi berupa kendaraan pribadi atau umum. Kendaraan umum yang dapat digunakan untuk menuju lokasi, antara lain bus umum, dan bus berukuran sedang yang biasanya beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB. Terminal yang terdekat dengan Kakoba adalah Terminal Bawen, sedangkan stasiun terdekat dengan Kakoba adalah Stasiun Tawang Semarang. Jarak antara Agrowisata Kakoba dan Kota Ambarawa adalah 12 km. Jarak antara Agrowisata Kakoba dan Kota Semarang adalah 36 km. Jarak antara Agrowisata Kakoba dan Kota Salatiga adalah 19 km. Jarak antara Agrowisata Kakoba dan Kota Solo adalah 72 km.
21 Sirkulasi yang terdapat di dalam Kakoba, antara lain, berupa jalur sirkulasi utama, jalur pejalan kaki, jalur ATV, serta jalur kereta wisata. Jalur sirkulasi utama merupakan jalur yang biasa dilalui oleh kendaraan bermotor. ATV memiliki jalurnya tersendiri yang dapat digunakan sebagai sirkulasi khusus bagi ATV. Jalur kereta wisata memiliki lebar sekitar 3-4 meter biasanya digunakan sebagai jalur kereta wisata untuk mengelilingi kebun kopi yang menjadi daya tarik utama dari agrowisata ini. Topografi dan Tanah Ketinggian wilayah Kakoba adalah 300 hingga 800 mdpl dengan pemanfaatan berupa kebun kopi sebagai nilai jual utama. Secara umum, Kakoba merupakan daerah yang memiliki topografi datar sampai bergelombang dengan kemiringan lahan sekitar 2-15%. Kakoba juga memiliki topografi yang sedikit bergelombang. Sekitar 41% luas wilayahnya masuk dalam kategori datar-landai, sekitar 35% wilayahnya termasuk dalam kategori agak curam, dan sekitar 9,24% wilayahnya termasuk dalam kategori curam (Purba, 2009). Jenis tanah yang terdapat pada agrowisata Kakoba adalah aluvial, regosol, mediteran latosol, dan andosol. Jenis tanah tersebut memiliki pH 6-7 dengan struktur tanah yang remah (PTPN IX, 2013) Iklim Menurut data iklim Kecamatan Bawen yang didapat dari Stasiun Klimatologi Semarang periode Februari 2013-Januari 2014, curah hujan rata-rata di Kecamatan Bawen adalah 148, 17 mm per bulan. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April 2013 dengan nilai 431 mm. Curah hujan terendah terdapat pada bulan September 2013 dengan nilai 0 mm. Curah hujan rata-rata ini termasuk curah hujan menengah (Gambar 6). 500
450 400 350 300 250 200 150
100 50 0 Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nov
Des Jan-14
Gambar 6 Grafik curah hujan bulanan Kecamatan Bawen (dalam mm) Kelembaban relatif rata-rata di tapak tersebut adalah 79,5%. Kelembaban relatif tertinggi di tapak adalah 89% pada bulan Januari 2014. Kelembaban relatif
22 terendah di tapak adalah 66% pada bulan Agustus dan September 2013. Grafik berikut merupakan grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen periode Februari 2013-Januari 2014 (Gambar 7). 100 90 80 70 60 50 40 30
20 10
0 Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop
Des Jan-14
Gambar 7 Grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen (dalam %) Suhu rata-rata di Kecamatan Bawen adalah 26,22°C. Suhu tertinggi di tapak terdapat pada bulan September 2013 dengan 27,1°C dan suhu terendah di tapak terdapat pada bulan Januari 2014 dengan 24,8°C. Grafik berikut merupakan grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen periode Februari 2013-Januari 2014 (Gambar 8). 28 27.5 27 26.5
26 25.5 25 24.5 24 23.5 23 Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop
Des Jan-14
Gambar 8 Grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen (dalam °C)
23 Menurut PTPN IX (2013), penyinaran matahari di tapak adalah sekitar 6065%. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, tipe curah hujan termasuk kelas B dengan curah hujan berkisar 2.288-3.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 160-210 hari per tahun dan memiliki tipe iklim C. Hidrologi Sistem hidrologi yang terdapat di Agrowisata Kakoba berasal dari sumur tersendiri yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Sumber air utama yang mengaliri seluruh bagian agrowisata Kakoba adalah air yang berasal dari sumur. Sumur tersebut terletak di tengah bagian Kakoba, yaitu di dekat area outbond serta di tengah kebun karet di dalam area Kakoba (Gambar 9).
Gambar 9 Sumur di Agrowisata Kakoba Drainase Drainase yang terletak di Agrowisata Kakoba merupakan jenis drainase yang terbuka. Drainase ini berbentuk selokan yang berguna untuk menampung air hujan dan menyalurkannya pada Sungai Tuntang. Saluran drainase dari Sungai Tuntang akan mengalir menuju ke Rawa Pening. Saluran drainase ini diberi grill agar daun-daun kering yang jatuh ke dalam selokan dapat diambil oleh para petugas pemelihara taman (Gambar 10).
24
Gambar 10 Saluran drainase Menurut jenis konstruksinya, drainase tersebut termasuk drainase saluran terbuka. Drainase tersebut cocok untuk menampung air hujan serta terletak di daerah dengan luasan yang cukup. Menurut jenisnya, drainase tersebut termasuk drainase buatan (artificial drainage) yang dibuat oleh manusia dengan tujuan tertentu. Vegetasi dan Satwa Kakoba memiliki beragam vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman perkebunan, peneduh, pengarah, display plant, dan penutup tanah. Vegetasi tersebar di seluruh area Kakoba, namun dapat dibagi menjadi tanaman perkebunan dan tanaman hias (Gambar 11). Tanaman kopi sebagai nilai jual utama Kakoba dipanen setiap setahun sekali, yaitu pada bulan Juli-Agustus setiap tahunnya. Tanaman karet disadap setiap hari. Hasil penyadapan dibawa menuju Kebun Getas dan diolah lebih lanjut. Tabel jenis tanaman di Agrowisata Kakoba terdapat pada Lampiran 3.
(a)
(b)
25
(c) Gambar 11 Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba, seperti Coleus sp. (a), Rhoeo discolor (b) dan Alamanda sp. (c) Beberapa satwa yang terdapat di agrowisata Kakoba, antara lain adalah rusa (Cervus unicolor), burung merak (Pavo cristatus), bebek peking (Anas moscha) dan burung beo (Gracula religiosa). Satwa-satwa tersebut memiliki kandang tersendiri yang berada di dalam kawasan Kakoba. Visual Lanskap Daya tarik utama dari agrowisata Kakoba adalah potensi panorama indah yang berasal dari pemandangan lingkungan perkebunan kopi. Selain itu, terdapat pula saujana atau potensi alam di luar tapak yang berada di sekitar Kakoba. Potensi alam tersebut, antara lain, adalah pemandangan Rawa Pening, Gunung Merbabu, dan Gunung Telomoyo (Gambar 12).
Gambar 12 Peta visual lanskap Kondisi Sosial Tapak Karyawan Perusahaan Sistem penggolongan tenaga kerja di Agrowisata Kakoba terbagi menjadi manajer, supervisor, asisten supervisor, pelaksana, dan karyawan kerja waktu
26 tertentu (karyawan harian lepas/outsourcing). Manajer terdiri dari manajer operasional dan manajer keuangan dengan golongan IIIA-IIIC (level 3); Supervisor dari berbagai divisi yang setara dengan golongan IA-ID (level 4); Asisten supervisor merupakan karyawan organik Kakoba (level 5); Pelaksana merupakan karyawan organik Kakoba (level 6); Karyawan kerja waktu tertentu merupakan karyawan outsourcing. Fasilitas yang diberikan kepada karyawan Agrowisata Kakoba, antara lain, adalah Jamsostek, THR, uang lembur, insentif tahunan, hak cuti tahunan 12 hari kerja, seragam, dan uang makan. Saat ini tenaga kerja yang bekerja di Agrowisata Kakoba adalah 65 orang. Tingkat pendidikan terakhir karyawan yang bekerja di Agrowisata Kakoba bervariasi dari Sekolah Dasar hingga Sarjana Perguruan Tinggi, tetapi kebanyakan pekerja lapang khususnya bagian pemeliharaan taman memiliki tingkat pendidikan terakhir setara SD bahkan ada yang tidak tamat SD. Meskipun demikian, mereka mampu mengerjakan pekerjaan pemeliharaan taman dengan baik. Menurut bagian administrasi pengelola Agrowisata Kakoba, terdapat 65 orang tenaga kerja yang bekerja di Kakoba. Status kepegawaian para pekerja di Kakoba terbagi menjadi tiga bagian, yaitu karyawan pelaksana (golongan 1A-1D), harian lepas teratur, dan harian lepas borong. Tabel 11 merupakan kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba. Tabel 11 Kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba No
Sub-unit SD
1
Pemeliharaan dan Fasilitas
4
2 3
Event Administrasi
4
Kafe
5
Total
9
Pendidikan Terakhir SMU/ SMP SMK D3
Status S1
HLT2
Gol 1A-1D
Total
HLB1 11
8
2
21
3 1
1 1
4 2
6
10
1
1
3 1
1
7
22
3
1
18
18
2
38
14
36
5
1
29
30
6
65
Sumber : Bagian administrasi Agrowisata Kakoba Keterangan : 1Harian Lepas Borong; 2Harian Lepas Teratur
Jadwal libur bagi karyawan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran adalah pada hari-hari tertentu di hari efektif, yaitu hari Senin hingga Jumat. Sementara pada akhir pekan diharuskan untuk masuk. Hal ini terjadi karena pada akhir pekan, jumlah pengunjung justru lebih banyak dan melebihi pada hari biasa. Pihak pengelola agrowisata telah menyiapkan jadwal libur secara bergiliran atau shift sehingga tidak ada hari libur khusus bagi seluruh karyawan Agrowisata Kakoba. Berikut adalah jam kerja yang disusun oleh pihak pengelola Agrowisata Kakoba. 1. Pimpinan dan Staf Hari kerja : Senin – Minggu (libur di hari efektif secara bergiliran) Jam kerja : 08.00 – 16.30 WIB 2. Karyawan Coffee House Hari kerja : Senin – Minggu (libur di hari efektif secara bergiliran)
27 : Shift 1 pada pukul 06. 30 – 13.00 WIB Shift 2 pada pukul 13.00 – 21.00 WIB 3. Karyawan Harian Lepas Hari kerja : Senin – Minggu (libur di hari efektif secara bergiliran) Jam kerja : 06.00 – 14.00 WIB Jam kerja
Pengunjung Karakteristik pengunjung Agrowisata Kakoba tidak terbatas pada wisatawan saja, tetapi juga para commuter (orang yang pulang pergi setiap harinya untuk bekerja) kota Semarang-Jogja-Solo. Keberadaan para commuter bersifat kontinu sehingga diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar Agrowisata Kakoba. Tabel 12 menjelaskan tentang perbedaan antara commuter dan wisatawan. Tabel 12 Perbedaan antara commuter dan wisatawan Perbedaan Motivasi Waktu kunjungan Lama kunjungan Jumlah Rotasi kunjungan Kegiatan
Commuter Sebagai ampiran, melepaskan lelah Harian Singkat (< 1 jam) Perorangan atau rombongan kecil Harian-mingguan Makan/minum, sholat, melepaskan lelah
Wisatawan Berwisata atau rekreasi Hari libur/akhir pekan Relatif lama (> 2 jam) Perorangan atau rombongan kecil-besar (50 orang) Periodik (hari libur) Berwisata, menikmati pemandangan, makan/minum
Sumber: Data sekunder profil Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran 2009
Pengunjung yang seringkali datang ke Agrowisata Kakoba antara lain, adalah rombongan murid TK maupun SD. Mereka biasanya datang untuk mengikuti kegiatan outbond. Gambar 13 merupakan grafik pengunjung Agrowisata Kakoba tahun 2013.
28 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000
2.000 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
Gambar 13 Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang) Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pengunjung tertinggi terdapat pada bulan Mei hingga Juni 2013. Kondisi tersebut terjadi sebab pada periode tersebut merupakan masa liburan sekolah. Total pengunjung tahun 2013 adalah 76.726 orang. Agrowisata Kakoba memiliki beberapa paket wisata yang diberi nama “Funtastic (Fun dan Asyik)”. Paket wisata ini ditujukan untuk anak-anak Playgroup, Taman Kanak-Kanak serta Sekolah Dasar. Paket wisata terdiri dari Funtastic 1 hingga 10 yang memiliki variasi harga berkisar antara Rp 13.000,00 hingga Rp 42.500,00 per orang. Lampiran mengenai paket wisata di Agrowisata Kakoba terdapat pada Lampiran 10. Adapun penjelasan terkait dengan beberapa jenis paket wisata di Agrowisata Kakoba antara lain sebagai berikut. 1. Funtastic 1 Funtastic 1 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis wisata, meliputi wisata kebun kopi dengan kereta wisata, wisata outbond kids, wisata flying fox kids, dan wisata berenang. Harga paket wisata ini adalah Rp 42.500,00 per orang. 2. Funtastic 2 Funtastic 2 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis wisata, meliputi wisata kebun kopi dengan kereta wisata, wisata outbond kids, dan wisata berenang. Harga paket wisata ini adalah Rp 32.500,00 per orang. 3. Funtastic 3 Funtastic 3 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis wisata, meliputi wisata outbond kids, dan wisata flying fox kids. Harga paket wisata ini adalah Rp 29.000,00 per orang. 4. Funtastic 4 Funtastic 4 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis wisata, meliputi wisata edukasi (tanaman kopi, karet dan kakao), dan
29 wisata tur kebun dengan kereta wisata. Harga paket wisata ini adalah Rp 26.500,00 per orang. 5. Funtastic 5 Funtastic 5 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis wisata, meliputi wisata tur kebun dengan kereta wisata, dan wisata outbond kids. Harga paket wisata ini adalah Rp 26.500,00 per orang. Masyarakat Sekitar Keberadaan Agrowisata Kakoba dinilai mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar serta dapat meningkatkan sosial dan ekonomi dari masyarakat yang tinggal di sekitar Agrowisata Kakoba. Banyak karyawan yang bekerja di Agrowisata Kakoba, baik manajer, ketua divisi hingga tenaga harian berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar daerah Agrowisata Kakoba. Daerah-daerah tersebut, meliputi Bawen, Tuntang, Ungaran, Rawa Pening hingga Salatiga. Pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Juli-Agustus biasanya dilakukan kegiatan pemetikan biji kopi di Agrowisata Kakoba. Kegiatan ini mampu memberikan dampak positif dari segi ekonomi bagi kebanyakan tenaga pemetik biji kopi yang berasal dari masyarakat sekitar Agrowisata Kakoba. Lanskap Agrowisata Perkebunan Kopi Tanaman kopi yang terletak di Agrowisata Kakoba memiliki luas sebesar 387,44 hektar dan merupakan tanaman kopi robusta (Coffea robusta) yang dapat tumbuh optimal pada ketinggian 400-700 mdpl, dengan suhu 20°C. Curah hujan yang optimum untuk kopi adalah pada daerah dengan curah hujan rata-rata 2.0003.000 mm per tahun, curah hujan rata-rata <100 mm per bulan. Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang agak masam dengan pH 5,5-6,5 serta gembur, subur, dan kaya bahan organik (Syahroni 2012). Persyaratan agroklimat tersebut relatif sesuai dengan yang terdapat di Agrowisata Kakoba, yakni tipe curah hujan Kakoba adalah 2.288-3.000 mm per tahun, dengan curah hujan rata-rata 50 mm per bulan. Agrowisata Kakoba memiliki tanah dengan pH 6-7 dan suhu berkisar 23-26°C (PTPN IX 2013). Proses pemetikan kopi di Agrowisata Kakoba dilakukan selama satu kali dalam setahun, yaitu pada periode bulan Juli-Agustus. Pada periode waktu tersebut, biasanya pihak pengelola Agrowisata Kakoba merekrut ratusan masyarakat di sekitar agrowisata untuk menjadi tenaga kerja musiman sebagai pemetik kopi. Biji-biji kopi yang telah dipetik kemudian disatukan untuk selanjutnya diolah di Pabrik Pengolahan Kopi di Jambu, Jawa Tengah. Pada masa-masa tersebut, pengunjung mampu menyaksikan secara langsung proses pemetikan kopi. Bahkan pengunjung juga diperbolehkan mencicipi biji kopi yang telah matang, biasanya biji kopi tersebut akan terasa manis (Gambar 14).
30
Gambar 14 Tanaman kopi robusta di Agrowisata Kakoba Perkebunan Karet Vegetasi karet yang terdapat di Agrowisata Kakoba masih bersifat aktif, yakni setiap harinya masih dilakukan penyadapan terhadap pohon-pohon karet tersebut. Penyadapan terhadap pohon-pohon karet di Agrowisata Kakoba dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 hingga 10.00. Sebuah mangkuk ditaruh di setiap pohon, untuk kemudian hasil sadapan karet dibawa menuju Pabrik Pengolahan Karet Getas dan diolah untuk menjadi lateks (Gambar 15).
Gambar 15 Perkebunan karet di Agrowisata Kakoba
31
Perkebunan Kakao Perkebunan kakao yang terdapat di Agrowisata Kakoba memiliki luas sebesar 1 hektar namun saat ini sudah tidak berproduksi secara aktif. Perkebunan kakao di Agrowisata Kakao tersebut saat ini digunakan sebagai perkebunan contoh (Gambar 16).
Gambar 16 Tanaman kakao (Theobroma cacao) di Agrowisata Kakoba Fasilitas Agrowisata yang baik memiliki berbagai fasilitas pendukung guna memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang mengunjungi agrowisata. Uraian mengenai fasilitas yang terletak di Agrowisata Kakoba terlampir pada Lampiran 4. Hardscape Selain fasilitas, Agrowisata Kakoba juga memiliki hardscape guna mendukung kenyamanan pengunjung yang berkunjung di Agrowisata Kakoba. Tabel 13 merupakan jenis dan jumlah hardscape di Agrowisata Kakoba. Tabel 13 Jenis dan jumlah hardscape No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jenis1 Pos satpam Pintu masuk dan keluar Tempat sampah Bangku taman Lampu taman Signage ‘Dilarang Memasuki Areal Kebun’ Peta fasilitas Signage ‘Jagalah Kebersihan’ Gazebo saung Tempat Kasir Ban untuk bermain
Jumlah2 2 buah 2 buah 15 buah 200 buah 16 buah 2 buah 2 buah 6 buah 4 buah 1 buah 6 buah
32 Tabel 13 Jenis dan jumlah hardscape (lanjutan) No. Jenis1 12. Saung resto 13. Saung besar 14. Kandang beo 15. Shelter 16. Signage ‘Menyediakan Lahan Parkir’ 17. Shelter kereta wisata 18. Lampu penerangan jalan 19. Pergola 20. Planter box 21. Portal 22. Tiang listrik
Jumlah2 10 buah 10 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 9 buah 4 buah 42 buah 2 buah 17 buah
Sumber: 1Pengelola Agrowisata Kakoba (2014),; 2Pengamatan lapang (2014)
Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Karakteristik Pengunjung Berdasarkan hasil kuesioner, kebanyakan responden pengunjung Agrowisata Kakoba berasal dari Kota Semarang (45%), Kabupaten Semarang (22%) dan Kota Salatiga (25%). Hal ini disebabkan secara geografis, Agrowisata Kakoba berjarak 19 km dengan Kota Salatiga serta berjarak 36 km dengan Kota Semarang. Selain itu, Agrowisata Kakoba juga dapat menjadi alternatif wisata tersendiri bagi pengunjung yang kebanyakan terdiri dari keluarga dan merupakan wisata yang baik bagi pengunjung anak-anak (Gambar 17). 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Kota Salatiga Kabupaten Semarang
Kota Semarang
Kota Kota Jakarta Jogjakarta dan Sekitarnya
Asal Responden
Gambar 17 Grafik asal responden pengunjung (%) Berdasarkan hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan (55%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki (44%). Responden sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa (37%) berusia 17-21 tahun (34%) dengan pendidikan terakhir SMA/sederajat (53%). Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden datang pada akhir pekan atau hari libur pada pukul 08.00-16.00 WIB (47%). Frekuensi kedatangan responden sebagian besar tidak tentu (89%) dan 1-2 kali (10%) (Gambar 18).
33 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1-2 kali
3-4 kali
5-6 kali
Setiap Hari Tidak Tentu
Frekuensi Kedatangan
Gambar 18 Grafik frekuensi kedatangan responden (%) Berdasarkan hasil kuesioner, kebanyakan pengunjung datang ke Agrowisata Kakoba dengan tujuan melakukan kegiatan rekreasi bersama keluarga (65%). Selain itu, para pengunjung juga datang untuk melihat pemandangan visual berupa hamparan kebun kopi robusta serta potensi pemandangan visual lain berupa pemandangan Rawa Pening, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu. Persepsi Pengunjung Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat keamanan dan kenyamanan di Agrowisata Kakoba termasuk sudah baik (83%). Hal ini dapat dibuktikan dari tidak adanya kerusakan hardscape pada kawasan agrowisata yang disebabkan oleh tindakan tidak bertanggung jawab pengunjung. Selain itu, keberadaan vegetasi yang ditunjang dengan suhu lingkungan yang sejuk menyebabkan responden merasa nyaman berada di Agrowisata Kakoba (Gambar 19). 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
Kenyamanan
Gambar 19 Grafik kenyamanan menurut responden
34 Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar pengunjung datang ke Agrowisata Kakoba dengan menggunakan kendaraan pribadi (94%). Selain itu, menurut pengunjung kondisi jalanan menuju ke lokasi agrowisata tergolong baik (54%). Akan tetapi, sebagian besar responden berpendapat bahwa lokasi agrowisata tergolong kurang dekat dicapai dari rumah para responden (74%). Lokasi pintu masuk menuju agrowisata yang terletak persis di tikungan menyebabkan pengunjung seringkali mengalami kesulitan untuk menyeberang masuk menuju lokasi (Gambar 20). 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Kurang Dekat
Dekat
Sangat Dekat
Aksesibilitas
Gambar 20 Grafik aksesibilitas menurut responden (%) Namun, agrowisata ini memiliki kelebihan berkat lokasinya yang terletak persis di kawasan Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang). Sehingga, banyak pengunjung yang hendak melakukan perjalanan jauh menuju ke Jogjakarta, Solo atau Semarang dapat singgah untuk beristirahat di agrowisata ini. Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar pengunjung beranggapan bahwa Agrowisata Kakoba memiliki fasilitas wisata dan hardscape yang tergolong baik (68%). Pengontrolan terhadap fasilitas yang terdapat di Agrowisata Kakoba dilakukan setiap hari. Setiap hari sebelum Agrowisata Kakoba dibuka, pada pagi hari dilakukan kegiatan pembersihan lokasi sekaligus pengontrolan terhadap fasilitas di Agrowisata Kakoba. Pengontrolan fasilitas yang dilakukan, berupa pengecekan terhadap setiap fasilitas yang ada (Gambar 21).
35 80 70 60 50 40 30 20
10 0 Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
Kondisi Fasilitas dan Hardscape
Gambar 21 Grafik kondisi fasilitas dan hardscape menurut responden (%) Selain fasilitas dan hardscape, terdapat pula vegetasi di Agrowisata Kakoba. Sebanyak 65% responden berpendapat bahwa vegetasi di Kakoba sudah baik dan perlu memaksimalkan pemeliharaan terhadap vegetasi di Kakoba (Gambar 22). 70 60 50 40 30 20 10 0 Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
Kondisi Vegetasi
Gambar 22 Grafik kondisi vegetasi menurut responden (%) Sebanyak 57% responden berharap terdapat peningkatan promosi pada agrowisata ini. Pada saat ini, pengunjung memang merasa sudah cukup puas akan tetapi akan lebih baik lagi jika di masa depan terdapat peningkatan promosi guna menambah kenyamanan pengunjung (Gambar 23).
36 70 60 50 40 30 20 10 0 a
b
c
d
e
Harapan
Gambar 23 Grafik harapan pengunjung dengan (a) peningkatan promosi; (b) penambahan fasilitas berteduh; (c) penambahan fasilitas mini zoo; (d) penambahan fasilitas fountain; (e) pengelolaan dan pemeliharaan taman Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai karakteristik dan persepsi pengunjung, dapat diketahui bahwa secara garis besar pengunjung telah merasa puas dengan kondisi di Agrowisata Kakoba. Rekomendasi untuk Agrowisata Kakoba menurut pengunjung adalah peningkatan promosi. Selain itu, kondisi softscape dan hardscape di Agrowisata Kakoba tergolong cukup baik dan diperlukan adanya peningkatan pemeliharaan guna menjaga agar pemeliharaan lanskap Agrowisata Kakoba tetap baik. Menurut Departemen Pertanian (2005), salah satu metode yang efektif digunakan dalam promosi adalah metode tasting. Dengan metode itu, pengunjung dibiarkan untuk mencoba produk agrowisata tanpa pengawasan berlebih dari pihak pengelola. Metode terebut dapat diaplikasikan pada Agrowisata Kakoba agar pengunjung dapat mencoba kopi hasil olahan Agrowisata Kakoba. Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan yang baik dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk menjaga agar kondisi Agrowisata Kakoba tetap baik dan nyaman. Pemeliharaan lanskap Agrowisata Kakoba terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan lanskap kebun dan lanskap taman. Pemeliharaan lanskap kebun terdiri dari kebun kopi, kakao dan karet. Pemeliharaan lanskap taman terdiri dari wilayah-wilayah taman dalam agrowisata yang seringkali digunakan oleh pengunjung. Pemeliharaan lanskap kebun biasanya dilakukan oleh karyawan Kebun Getas yang berada di luar Agrowisata Kakoba. Kegiatan pemupukan dan lainnya dilakukan oleh karyawan kebun. Sementara pemeliharaan taman dilakukan oleh karyawan Agrowisata Kakoba. Pemeliharaan pada bagian taman dilakukan lebih intensif mengingat banyaknya intensitas pengunjung yang mengunjungi bagianbagian ini. Kegiatan magang lebih berfokus pada pengelolaan taman. Program pemeliharaan taman terbagi menjadi dua, yaitu program pemeliharaan rutin dan insidental. Program pemeliharaan rutin dilakukan secara berkala sementara program insidental dilakukan pada saat dan waktu tertentu serta membutuhkan pemeliharaan khusus.
37
Jenis Pemeliharaan Menurut Arifin dan Arifin (2005), berdasarkan bentuk desain dan penggunaan elemen keras maupun lunak maka tingkat pemeliharaan taman dapat dikasifikasikan menjadi pemeliharaan tingkat tinggi (intensif), pemeliharaan sedang (semi intensif), dan pemeliharaan rendah (ekstensif). Semakin rumit suatu desain taman dan semakin banyak penggunaan tanaman eksotis (tanaman yang memiliki daya tarik khas karena belum dikenal umum), serta elemen buatan, biasanya semakin tinggi tingkat pemeliharaannya berarti semakin memerlukan perhatian, tenaga dan biaya. Semakin banyak user yang mengunjungi daerah tersebut, maka semakin intensif pula pemeliharannya. Agrowisata Kakoba yang berada di daerah pedesaan tidak begitu membutuhkan pemeliharaan yang intensif, sehingga dapat dikategorikan sebagai kawasan dengan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin 2005). Kegiatan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang terdapat di Agrowisata Kakoba terdiri dari penyapuan, pengelolaan sampah, penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pendangiran gulma, pengendalian hama dan penyakit tanaman dan pemeliharaan paving. Tabel 14 menjelaskan tentang perbandingan keadaan aktual dan ideal kegiatan pemeliharaan di Agrowisata Kakoba. Tabel 14 Perbandingan kegiatan pemeliharaan No. 1.
Kegiatan Penyapuan areal taman
2.
Pengelolaan sampah
Keadaan Aktual1 Pembersihan areal taman berupa pembersihan daun kering dilakukan rutin setiap hari pada pukul 05.3006.30 WIB. Sampah berupa daun-daun kering dimasukkan ke dalam trashbag. Tersedia berbagai tempat sampah untuk jenis sampah organik dan inorganik di dalam tapak. Sampah ranting hasil pangkasan diangkut dengan menggunakan drum truck, sementara sampah hasil daun kering dijual kepada pemulung sampah.
Keadaaan Ideal2 Frekuensi kegiatan penyapuan areal taman bersifat rutin. Jenis tanaman yang merontokkan daun memiliki intensitas pekerjaan lebih tinggi (Arifin dan Arifin 2005)
Ket. Sesuai
Tersedia tempat sampah yang memadai dan dibersihkan rutin setiap hari. Adapun sisa sampah dapat digunakan sebagai pupuk kompos (Arifin dan Arifin 2005).
Cukup sesuai
38 Tabel 14 Perbandingan kegiatan pemeliharaan (lanjutan) No. 3.
Kegiatan Penyiraman
4.
Pemangkasan
5.
Pemupukan
6.
Pendangiran gulma
Keadaan Aktual1 Penyiraman secara intensif dilakukan pada pagi dan sore hari di bulan kemarau. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang dan sprinkler. Pemangkasan rumput dilakukan setiap hari dengan menggunakan grass mower. Pemangkasan semak dilakukan setiap dua bulan sekali menggunakan arit. Pemupukan dilakukan selama dua bulan sekali menggunakan pupuk kandang. Pemupukan dilakukan dengan metode broadcast atau disebar langsung di atas permukaan tanah. Pupuk kandang digunakan karena mudah didapat.
Pendangiran gulma dilakukan hampir setiap hari. Pendangiran gulma dilakukan dengan cara manual, yaitu dicabut langsung hingga ke akar.
Keadaaan Ideal2 Penyiraman dilakukan dua hari sekali pada pagi dan sore dengan selang dan sprinkler. Penyiraman dilakukan secara langsung (Arifin dan Arifin 2005). Pemangkasan rumput dilakukan minimal satu minggu satu kali. Pemangkasan semak dilakukan dua bulan satu kali (Arifin dan Arifin 2005)
Ket. Sesuai
Pemupukan dengan pupuk inorganik, seperti KCL, NPK, Urea, TSP, dan KCN sebaiknya dilakukan tiga bulan sekali. Pemupukan dengan pupuk organik (kandang atau kompos) sebaiknya dilakukan satu bulan satu kali (Arifin dan Arifin 2005). Menurut Tjia (2013), untuk tanah lempung, dosis penggunaan pupuk NPK 15-1515 adalah 1,5 kg per 10 m2 diberikan satu kali disesuaikan dengan kemampuan tanah. Pendangiran gulma adalah kegiatan membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekitar tanaman inti, secara manual atau dengan herbisida bergantung gulma.
Tidak sesuai
Sesuai
Cukup sesuai
39 7.
Pengendalian hama penyakit tanaman
8.
Pemeliharaan paving
dan
Hama yang terdapat di Agrowisata Kakoba sebagian besar disebabkan oleh belalang dan ulat. Pengendalian hama dilakukan secara manual.
Pemeliharaan paving dilakukan minimal satu bulan satu kali bertujuan untuk mengendalikan gulma
Pengendalian hama dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Selain itu, pestisida dapat pula digunakan selama masih sesuai dengan jenis hama (Arifin dan Arifin 2005). Pemeliharaan paving dilakukan secara insidental sesuai dengan keadaan gulma (Arifin dan Arifin 2005).
Cukup sesuai
Cukup sesuai
Sumber: 1 Pengamatan lapang (2014).; 2Arifin dan Arifin (2005).; 3Tjia (2013)
Hama dan penyakit tanaman merupakan faktor yang juga harus diperhatikan dalam kegiatan pemeliharaan taman. Uraian lebih lanjut tentang hama penyakit tanaman yang terdapat di Agrowisata Kakoba disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15 Hama/penyakit dan tanaman yang diserang Ordo2
Famili/ Spesies2
Orthoptera (Belalang dan jangkrik)
Acrididae dan Tetgonidae (Belalang)
Lepidoptera (Kupu-kupu dan ngengat)
Belalang Chloracris prasina Ulat bulu Suana concolor
Daun dan kulit ranting muda Daun
Bentuk larvanya
Batang dan daun
Diptera (Lalat dan nyamuk)
Bagian Tanaman yang Diserang2 Daun dan akar
Gejala Serangan2
Jenis Tanaman1
Pengendalian3
Daun berlubanglubang atau pinggiran daun seperti tergunting Kulit ranting mengelupas
Palem merah, palem raja
Ditangkap secara manual saat masih pagi
Pohonpohon besar Semak berbunga
Puru, mengorok daun, menggerek batang
Macammacam tanaman
Ditangkap secara manual saat masih pagi Membuang telur kupu-kupu di bagian bawah daun Ditangkap secara manual
Sumber: 1Pengelola Agrowisata Kakoba (2014).; 2Arifin dan Arifin (2005).; 3Pengamatan lapang (2014)
40 Pemeliharaan Hardscapes Pemeliharaan hardscapes di Agrowisata Kakoba terdiri menjadi dua bagian, yaitu pemeliharaan rutin dan insidental. Tabel 16 menjelaskan tentang pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba. Tabel 16 Jenis pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba Jenis Hardscape2 Lampu taman
Keadaan Aktual1 Rutin Insidental Pengontrolan Perbaikan bila terhadap fasilitas masih dapat ini dilakukan ditangani sendiri setiap malam. akan ditangani sendiri, tetapi jika beresiko akan menghubungi petugas Kebun Getas atau pihak PLN.
2.
Gazebo Shelter
3.
Pergola
Pembersihan dilakukan rutin setiap hari dengan cara penyapuan. Pembersihan rutin dilakukan pada pergola.
No. 1.
dan
Pengecatan dilakukan secara insidental dengan target sekali setahun. Pengecatan dilakukan secara insidental dengan target sekali setahun serta pengontrolan tiang penyangga.
Keadaan Kesimpulan Ideal3 Penjagaan Sesuai dan pengecekan sambungan kabel secara teratur. Pengontrolan terhadap lampu taman dilakukan secara insidental. Pengecatan Sesuai ulang dilakukan secara insidental. Pengecatan Sesuai ulang dilakukan secara insidental.
Sumber: 1Pengelola Agrowisata Kakoba (2014).; 2Pengamatan lapang (2014).; 3Arifin dan Arifin (2005)
Struktur Organisasi Pemeliharaan Divisi yang memiliki tugas khusus bagian pemeliharaan, baik fasilitas maupun taman adalah divisi pemeliharaan (Gambar 24). Struktur organisasi secara keseluruhan terdapat pada Lampiran 5. Manajer Operasional Koord. Fasilitas dan Pemeliharaan
Pemeliharaan
Pemeliharaan Fasilitas
Pemeliharaan Taman
Kebersihan Taman
Pemeliharaan Taman Buah
Unit Kegiatan Magang Mahasiswa
Gambar 24 Struktur organisasi pemeliharaan
41 Agrowisata Kakoba telah memiliki struktur organisasi yang baik, namun belum memiliki divisi khusus pemeliharaan taman. Menurut Arifin dan Arifin (2005), dalam struktur organisasi dapat ditambahkan divisi khusus pemeliharaan taman dengan subdivisi pemeliharaan taman dan pemeliharaan bangunan taman. Divisi ini dapat lebih mengontrol kegiatan khusus pemeliharaan taman di Agrowisata Kakoba. Penambahan divisi pada struktur organisasi pemeliharaan ini disesuaikan dengan kondisi di lapang (Gambar 25). Pemeliharaan
Pemeliharaan Fasilitas
Pemeliharaan Taman
Pemeliharaan Softscape
Kebersihan Taman
Pemeliharaan Taman Buah
Pemeliharaan Hardscape
Gambar 25 Rekomendasi struktur organisasi pemeliharaan sesuai konsep Arifin dan Arifin (2005) disesuaikan dengan keadaan lapang Jadwal Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan taman yang dilakukan pihak pengelola Agrowisata Kakoba sudah cukup baik, tetapi pihak pengelola belum memiliki jadwal khusus pemeliharaan taman. Pembuatan jadwal pemeliharaan taman diharapkan dapat menambah kualitas pemeliharaan taman di Agrowisata Kakoba. Perbandingan terhadap kondisi ideal dan kondisi aktual di lapang disajikan dalam bentuk tabel (Tabel 17). Tabel 17 Perbandingan kondisi ideal dan aktual jadwal pemeliharaan taman No.
Jenis Kegiatan
Jadwal Ideal1
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
Pembersihan area taman Pemangkasan a. Rumput b. Semak dan Perdu Penyiraman Pemupukan Pendangiran gulma Pencegahan hama penyakit tanaman Pemeliharaan paving a. Penyapuan b. Perbaikan kerusakan Pembersihan hardscape Pengecatan ulang
Aktual2
Harian
Harian
Bulanan Bulanan Harian 3-6 Bulanan Bulanan Bulanan
Harian Bulanan Harian Tahunan Harian Insidental
Bulanan Harian Insidentil Bulanan Tahunan
Bulanan Harian Insidental Insidental Tahunan
Sumber: 1Arifin dan Arifin (2005).; 2Pengamatan lapang (2014)
42 Memperhatikan jadwal kerja Tabel 17 di atas, jadwal kegiatan pemeliharaan yang perlu diperbaiki adalah: (i) pemupukan tidak terjadwal secara teratur dan perlu diterapkan per tiga hingga enam bulan; (ii) pencegahan hama penyakit tanaman secara teratur dan perlu diterapkan per bulan; (iii)pendangiran gulma secara teratur dan perlu diterapkan per bulan; (iv)pembersihan hardscape secara teratur dan perlu diterapkan per bulan. Efektifitas Tenaga Kerja Tenaga kerja pemeliharaan di Agrowisata Kakoba saat ini berjumlah empat orang. Keseluruhan tenaga kerja pemeliharaan ini berstatus outsourcing atau buruh harian lepas. Tabel 18 merupakan perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman. Tabel 19 merupakan perhitungan HOK selama setahun. Tabel 18 Perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman No. 1 2
Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Pembersihan/penyapuan rumput Penyapuan perkerasan
Satuan per jam m2
Kapasitas kerja per jam 1 Ideal Aktual2 400 313
Efektivitas kerja per jam (%) 78,2
m2
800
800
100
pohon
15
10
66,7
3
Penyiraman pohon dengan selang plastik
4
Pemangkasan rumput dengan mesin gendong
m2
250
200
80
5
Pemangkasan tanaman semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas
m2
10
10
100
6
Pemangkasan tanaman perdu dan pohon kecil dengan gunting pangkas
pohon
5
3
60
7
Pemupukan organik pada tanaman penutup tanah
m2
100
80
80
8
Pemupukan organik pada pohon Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah dan semak dengan sprayer gendong
pohon
7
5
71
m2
500
450
90
9
Sumber: 1. Arifin dan Arifin (2005) 2. Pengamatan lapang (2014)
43
Tabel 19 Perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun No
Parameter 1
Pembersihan dan
KK1 (m2/
Jumlah
Kebutuhan
jam)2
(m2)
waktu (jam)
HOK per kegiatan3
Frekuensi
HOK
per tahun4
1 tahun
550
10 000
18,18
2,27
312
709
800
2 848
3,56
0,445
312
138,84
150
10 000
66,67
8,33
156*
1 300
15
684
45,6
5,7
156*
889,2
250
10 000
40
5
12
60
10
2 445,5
2 44,55
30,56
12
366,82
5
684
136,8
17,1
12
205,2
100
10 000
100
12,5
4
50
200
10 000
50
6,25
4
25
7
684
97,72
12,21
6
73,28
penyapuan rumput 2
Pembersihan dan penyapuan paving
3
Penyiraman rumput dengan selang plastik 3/4 inch
4
Penyiraman pohon dengan selang plastik 3/4 inch
5
Pemangkasan rumput dengan mesin rumput gendong
6
Pemangkasan semak dengan gunting pangkas
7
Pemangkasan pohon
8
Pemupukan pupuk organik pada rumput
9
Pemupukan pupuk anorganik pada rumput
10
Pemupukan pupuk organik pada pohon
11
Pemupukan pupuk
7
684
97,72
12,21
6
73,28
anorganik pada pohon 12
Pemeliharaan hardscape utama
12,6
18,8
1,49
0,19
3
0,56
5
TOTAL HOK 1 TAHUN
3891,28
Keterangan: 1Kapasitas kerja.; 2Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005).; 3Hari orang kerja, dengan ketentuan 8 jam/orang/hari.; 4Perhitungan total 312 hari kerja selama satu tahun (6 hari/minggu).; *Hanya dikerjakan pada musim kemarau saja; 5Dihitung dengan pendekatan pemeliharaan paving
Contoh pengerjaan perhitungan pembersihan areal rumput: 1. Kebutuhan waktu (jam) = Jumlah (m2) : KK (m2/jam) = 1000 : 550 = 18,18 2.Hari Orang Kerja (HOK) = Kebutuhan waktu (jam) : ketentuan kerja perhari = 18,18 :8 = 2,27
44 3.HOK setahun
= HOK x Frekuensi per tahun = 2,27 x 312 = 709
Kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah jam kerja efektif berdasarkan efektifitas kerja lapang 70%. Efektifitas kerja ini diperoleh berdasarkan efektifitas kerja pada umumnya karena kondisi Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran yang belum memiliki rencana pengelolaan. Jam kerja/minggu
= HOK 1 tahun x jam kerja efektif/orang/hari Jam kerja produktif per minggu = 3 891,28 hari/orang x 8 jam/orang/hari 52 jam/minggu/orang = 598,66 jam/minggu
Kebutuhan tenaga
= Jam kerja/minggu x Jam kerja produktif/minggu = 598,66 jam/minggu x 36 jam/minggu = 23,75 orang = 24 orang
efektifitas kerja optimum efektifitas kerja lapang 100 70
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk mengurus bagian pemeliharaan taman adalah 24 orang. Tenaga kerja ini merupakan rekomendasi ideal jumlah tenaga kerja di Agrowisata Kakoba. Namun, untuk menekan anggaran biaya dan meningkatkan efektifitas kerja, maka jumlah tenaga kerja dapat dikurangi menjadi setengahnya atau sekitar 12 orang dengan asumsi jam kerja efektif 8 jam/hari dan hari kerja 6 hari/minggu. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan pemeliharaan taman sehari-harinya merupakan alat yang dimiliki sendiri oleh pihak pengelola Agrowisata Kakoba. Kondisi dari alat dan bahan yang digunakan dalam memelihara taman tergolong baik meskipun ada beberapa alat yang sudah tidak dapat difungsikan kembali (Tabel 20). Uraian mengenai inventarisasi alat dan bahan yang dimiliki oleh pihak pengelola Agrowisata Kakoba adalah sebagai berikut. Tabel 20 Kondisi alat dan bahan No. 1. 2. 3.
Jenis Barang1 Gunting rumput Gunting kecil Mesin pemotong rumput gendong
Jumlah1 2 buah 1 buah 6 buah
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sapu lidi Pengki Kored Cangkul Selang plastik Sprinkler
8 buah 3 buah 1 buah 1 buah 3 roll 7 buah
Kondisi1 Baik Baik Empat buah dalam kondisi baik, sementara dua lainnya rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Masa Efektif2 6 bulan 6 bulan 3 tahun
1 bulan 1 bulan 6 bulan 6 bulan 1 tahun
45 Tabel 20 Kondisi alat dan bahan (lanjutan) No. 10. 11. 12.
Jenis Barang1 Arit Truk sampah motor Tangga
Jumlah1 1 buah 1 buah 1 buah
Kondisi1 Baik Baik Baik
Masa Efektif2 6 bulan 5 tahun 3 bulan
Sumber: 1Pengamatan lapang (2014).; 2Arifin dan Arifin (2005)
Pemeliharaan terhadap alat dan bahan perlu dilakukan guna menjaga agar alat dan bahan pemeliharaan lanskap di Agrowisata Kakoba tetap baik dan awet. Alat-alat tersebut biasanya disimpan di dalam gudang dan baru akan dikeluarkan ketika hendak dipergunakan. Alat-alat yang telah selesai digunakan dapat dicuci dan dilap lalu disimpan dengan rapi dalam gudang peralatan. Untuk menunjang kegiatan pemeliharaan lanskap, maka diperlukan penyesuaian jumlah alat dan bahan pemeliharaan lanskap. Jumlah alat disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pemeliharaan lanskap dan jumlah alat yang telah tersedia di Agrowisata Kakoba. Tabel 21 dan Tabel 22 menjelaskan tentang rekomendasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan bagi Agrowisata Kakoba. Tabel 21 Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Alat Gunting rumput Gunting kecil Sapu lidi Pengki Kored Cangkul Selang plastik Sprinkler Arit
Jumlah 10 11 4 9 10 10 9 5 11
Satuan Buah Buah Buah Buah Buah Buah Roll Buah Buah
Tabel 22 Rekomendasi pengadaan bahan pemeliharaan per satu kali kegiatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bahan Pupuk urea Pupuk kandang Herbisida Insektisida Fungisida Cat eksterior (per 1 kg)
Jumlah 450 1 000 10 10 10 8
Satuan Kg Kg Liter Liter Liter Kaleng
Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibuat pada awal tahun dan diperuntukkan biaya per tahun. RAB dibuat oleh Koordinator Divisi Keuangan/Administrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba saat ini belum memiliki anggaran khusus pemeliharaan taman dimana anggaran untuk pemeliharaan taman masih bergabung dengan anggaran fasilitas. Gaji tenaga kerja pemeliharaan taman per bulan saat ini adalah Rp 948.000,00/orang. Untuk itu, perlu dibuat rencana anggaran biaya khusus pemeliharaan taman bagi Agrowisata Kakoba (Tabel 23).
46 Tabel 23 Beban anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan No
Parameter 1 2 3 4
5 6
7 8 9
Pembersihan dan penyapuan rumput Pembersihan dan penyapuan paving Penyiraman rumput Penyiraman pohon dengan selang plastik 3/4 inch Pemangkasan rumput dengan mesin Pemangkasan semak dengan gunting Pangkas Pemangkasan pohon Pemupukan pupuk organik pada rumput Pemupukan pupuk anorganik pada rumput
HOK setahun
Harga HOK1
Harga HOK satu tahun
709
50 500
35 804 500
138.84
50 500
7 011 420
1 300 889.2
50 500 50 500
65 650 000 44 904 600
60
50 500
3 030 000
366,82
50 500
18 524 410
205,2 50
50 500 50 500
10 362 600 2 525 000
25
50 500
1 262 500
10
Pemupukan pupuk organik pada pohon
73,28
50 500
3 700 640
11
Pemupukan pupuk anorganik pada pohon
73,28
50 500
3 700 640
11
Pemeliharaan hardscape
0,56
50 500
28 280
TOTAL
196 504 590
Keterangan : 1Harga HOK sesuai dengan UMR Kabupaten Semarang tahun 2014 Rp 1.208.200,00 (Centro 2014) dibagi dengan hari efektif kegiatan pemeliharaan 6 hari/minggu dengan pembulatan
Gaji tenaga kerja pemeliharaan/bulan = =
anggaran biaya tahunan jumlah tenaga kerja × jumlah bulan Rp 196.504.000,00 12 × 12
= Rp 1.365.000,00/orang Berdasarkan Tabel 23 maka rencana anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan selama satu tahun adalah Rp 196.504.000,00 (dengan pembulatan). Rekomendasi gaji tenaga kerja per bulan adalah Rp 1.365.000,00/orang. Adapun rekomendasi anggaran biaya untuk alat dan bahan adalah sebagai berikut (Tabel 24 dan Tabel 25).
47 Tabel 24 Rekomendasi anggaran biaya untuk alat pemeliharaan No
Alat
Jumlah
Harga
Harga
Masa
Harga/
(buah)
satuan (Rp)
Total (Rp)
susut (tahun)
tahun (Rp)
1 2 3 4
Gunting pangkas Gunting kecil Sapu lidi Pengki
10 11 4 9
50 000 40 000 20 000 20 000
500 000 440 000 80 000 180 000
0,5 0,5 0,083 0,083
1 000 000 880 000 963 800 2 168 000
5 6 7 8 9
Kored Cangkul Selang plastik Sprinkler Arit
11 11 9 5 11
10 000 25 000 10 000 20 000 35 000
110 000 275 000 90 000 100 000 385 000
0,5 0,5 0,5 3 0,5
220 000 550 000 180 000 33 000 770 000
TOTAL
6 764 800
Tabel 25 Rekomendasi anggaran biaya untuk bahan pemeliharaan No
Bahan
Jumlah 450 1 000
Satuan
1 2
Pupuk urea Pupuk kandang
Kg Kg
3 4
Herbisida Insektisida
10 10
Liter Liter
5 6
Fungisida Cat
10 8
Liter Kaleng
Harga satuan (Rp)
Harga total (Rp)
4 000 2 000
1 800 000 2 000 000
140 000 50 000
1 400 000 500 000
92 000 57 000
920 000 456 000
TOTAL
7 076 000
Kegiatan Magang dan Evaluasi Unit kegiatan magang mahasiswa berada di bawah divisi pemeliharaan fasilitas. Uraian tugas mahasiswa adalah mengamati kegiatan pemeliharaan taman baik rutin maupun insidentil serta memberikan masukan terkait pemeliharaan taman di Agrowisata Kakoba. Selama mengikuti kegiatan magang, mahasiswa memberikan beberapa masukan bagi pengelola Agrowisata Kakoba. Masukan tersebut antara lain pembuatan site plan Agrowisata Kakoba (Gambar 26), pembuatan check list rencana kegiatan pemeliharaan di Agrowisata Kakoba (Lampiran 9), pendokumentasian seluruh fasilitas, vegetasi dan hardscape di Agrowisata Kakoba, dan rekomendasi rencana pengelolaan lanskap. Rapat bulanan diselenggarakan setiap tanggal 10, 17 dan 25 setiap bulan di Kebun Getas. Namun rapat bulanan ini hanya diikuti oleh manajer operasional dan kepala-kepala divisi Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba sendiri tidak memiliki rapat khusus yang harus diikuti oleh karyawannya. Kegiatan evaluasi di Agrowisata Kakoba dilakukan setiap dua bulan sekali oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) PT. Perkebunan Nusantara IX. Tugas dari SPI adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua satuan kerja,
48 baik struktural, fungsional agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi mengenai empat divisi yang terdapat di Agrowisata Kakoba (coffee house, pemeliharaan, keuangan dan event). Selain itu, dilakukan pemantauan kegiatan di Agrowisata Kakoba. Proses evaluasi diakhiri dengan penilaian mengenai kondisi pengelolaan di Agrowisata Kakoba. Mahasiswa memberikan sejumlah masukan bagi pihak pengelola Agrowisata Kakoba. Salah satu masukan yang diberikan oleh mahasiswa adalah inventarisasi vegetasi yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba memiliki data yang cukup lengkap mengenai jenis tanaman perkebunan yang terdapat di lokasi, namun belum memiliki data mengenai jenis tanaman hias di lokasi. Data inventarisasi tanaman hias terdapat pada Lampiran 3. Mahasiswa mengamati keadaan lapang mengenai jadwal pemeliharaan dan membandingkannya dengan literatur. Terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yang belum sesuai, namun secara keseluruhan kegiatan pemeliharaan lanskap sudah cukup baik. Mahasiswa menyusun inventarisasi mengenai alat dan bahan yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba sebelumnya belum memiliki daftar tertulis mengenai inventarisasi alat dan bahan. Alat dan bahan disimpan di dalam sebuah kotak yang ditaruh di gudang. Alat dan bahan pemeliharaan secara keseluruhan memiliki kondisi yang cukup baik dan masih layak untuk digunakan.
Gambar 26 Site plan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
49
Analisis Kesenjangan Analisis Kesenjangan menurut Pihak Karyawan Hasil pengolahan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner menunjukkan terdapat beberapa kesenjangan yang termasuk dalam kesenjangan tinggi. Adapun hasil pengolahan data terdapat pada Lampiran 7. Secara spesifik, tabel pada Lampiran 7 diolah dalam bentuk grafik (Gambar 27).
8
8
6
6
Skor
10
Skor
10
4
4
2
2
0
0 1
2
3
4
5
6
7
8 101214161820222426283032
Subfaktor Pengelolaan
Subfaktor Fasilitas dan Hardscape
10
10
6 Skor
Skor
8 4
5
2 0
0 333435363738394041424344
Subfaktor Softscape
45
46
47
48
Subfaktor Sosial
10
Skor
8 6
Gap
4
Ideal
2
Aktual
0 49 50 51 52 53 54 Subfaktor Promosi
Gambar 27 Grafik analisis kesenjangan menurut karyawan Selanjutnya, disusunlah suatu klasifikasi mengenai tinggi atau rendahnya suatu kesenjangan. Berdasarkan median pada data kesenjangan, maka tabel klasifikasi mengenai tinggi rendahnya suatu kesenjangan disajikan pada Tabel 26.
50 Tabel 26 Klasifikasi interval kesenjangan menurut karyawan Interval Kesenjangan 0 – 0,475 0,475 – 1,65
Klasifikasi Rendah (50%) Tinggi (50%)
Berdasarkan klasifikasi interval kesenjangan tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 5 kesenjangan terbesar yang termasuk dalam klasifikasi tinggi (di atas 0,475). Adapun penjabaran terkait kesenjangan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kesenjangan terbesar terdapat pada pemeliharaan outbond kids, yaitu 1,65. Hal ini berarti bahwa kualitas yang diharapkan karyawan lebih tinggi daripada kualitas yang dirasakan karyawan. Pemeliharaan terhadap outbond kids diharapkan dapat meningkat, salah satunya dengan cara pengecatan secara berkala minimal setahun sekali. 2. Kesenjangan yang cukup besar juga terdapat pada bagian anggaran biaya pemeliharaan, yaitu 1,6. Selama ini tidak dilakukan pencatatan secara khusus terkait anggaran biaya pemeliharaan, semua anggaran biaya baru disiapkan jika dibutuhkan. Anggaran biaya sebaiknya dipersiapkan sejak awal sehingga pihak pengelola dapat mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pemeliharaan, khususnya pemeliharan taman. 3. Kesenjangan yang cukup besar juga terjadi pada jadwal pemeliharaan, yaitu 1,6. Selama ini tidak terdapat jadwal pemeliharaan terhadap softscape dan hardscape yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Penyusunan jadwal pemeliharaan dapat memudahkan para petugas pemeliharaan taman agar dapat mengerjakan kegiatan pemeliharaan taman sesuai dengan teori yang seharusnya. 4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada kegiatan penyiangan gulma, yaitu 1,55. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan pada tanaman-tanaman yang ditumbuhi oleh gulma secara liar. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan rutin tetapi masih terkendala jumlah tenaga kerja yang kurang memadai serta terbatasnya kemampuan tenaga kerja dalam menyiangi gulma. 5. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada kegiatan pemeliharaan pergola, yaitu 1,5. Pergola yang terletak di Agrowisata Kakoba tidak dipelihara secara khusus. Pemeliharaan pergola seharusnya mencakup pengontrolan kekuatan tiang pergola serta kondisi tanaman merambat pada pergola. Analisis Kesenjangan menurut Pihak Masyarakat Hasil pengolahan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner menunjukkan terdapat beberapa kesenjangan yang termasuk dalam kesenjangan tinggi. Adapun hasil pengolahan data terdapat pada Lampiran 8. Secara spesifik, tabel pada Lampiran 8 diolah dalam bentuk grafik (Gambar 28).
10
10
8
8
6
6
Skor
Skor
51
4 2
4 2
0
0 1
2
3
4
5
6
7
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 Subfaktor Fasilitas dan Hardscape
10
10
8
8
6
6
Skor
Skor
Subfaktor Pengelolaan
4
4 2
2 0
0 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
45
Subfaktor Softscape
46
47
48
Subfaktor Sosial
10
Skor
8 6
Gap
4
Ideal
2
Aktual
0 49
50
51
52
53
54
Subfaktor Promosi
Gambar 30 Gambar 28 Grafik analisis kesenjangan menurut masyarakat Berdasarkan Lampiran 8, kemudian disusunlah suatu klasifikasi mengenai tinggi atau rendahnya suatu kesenjangan. Berdasarkan median pada data kesenjangan, tabel klasifikasi mengenai tinggi rendahnya suatu kesenjangan dijelaskan pada Tabel 27. Tabel 27 Klasifikasi interval kesenjangan menurut masyarakat Interval Kesenjangan 0 – 0,6 0,6 – 1,8
Klasifikasi Rendah (57,4%) Tinggi (42,6%)
Berdasarkan klasifikasi interval kesenjangan tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 5 kesenjangan terbesar yang termasuk dalam
52 klasifikasi tinggi (di atas 0,6). Penjabaran mengenai kesenjangan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kesenjangan terbesar terdapat pada pemeliharaan kolam renang, yaitu 1,8. Hal ini berarti bahwa kualitas yang diharapkan lebih tinggi daripada kualitas yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Menurut masyarakat, kondisi kolam renang sudah cukup baik, hanya saja airnya keruh dan lantainya licin. Pemeliharaan lebih lanjut terhadap kolam renang dapat meningkatkan kenyamanan masyarakat yang mengunjungi Agrowisata Kakoba. 2. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada aspek kerja sama dengan pihak lain, yaitu 1,6. Menurut masyarakat, saat ini kurang terjadi kerja sama yang terjalin antara pihak pengelola agrowisata dengan pihak lain, seperti biro perjalanan tertentu. Hal ini mengakibatkan masih sedikitnya informasi berupa promosi yang diterima oleh masyarakat mengenai tempat wisata ini. 3. Kesenjangan yang cukup besar juga terdapat pada bagian metode oral untuk promosi, yaitu 1,6. Metode oral merupakan metode penyampaian secara lisan dan bersifat personal. Metode oral dapat diwujudkan misalnya dengan cara penyampaian promosi dalam pelatihan, rapat, seminar, simposium, wawancara, dan forum-forum komunikasi yang lain. Metode ini sangat efektif untuk menyampaikan informasi kepada penonton secara dua arah. 4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada penggunaan media elektronik untuk promosi, yaitu 1,6. Media elektronik adalah media penyampaian sesuatu informasi dalam bentuk elektronik, misalnya televisi, radio, dan internet. Promosi yang telah dibuat oleh Agrowisata Kakoba saat ini telah diwujudkan dengan penggunaan situs web yang sempat mengalami perbaikan (www.kampoengkopibanaran.co.id). 5. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada pemeliharaan outbond kids, yaitu 1,6. Fasilitas ini kurang memiliki variasi terkait dengan jenis-jenis permainan yang tersedia di Agrowisata Kakoba. Selain itu, pemeliharaan rutin seperti pembersihan areal outbond kids sebaiknya lebih diperhatikan. Analisis Kesenjangan menurut Pihak Manajemen Hasil pengolahan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner menunjukkan terdapat beberapa kesenjangan yang termasuk dalam kesenjangan tinggi. Adapun hasil pengolahan data terdapat pada Lampiran 9. Secara spesifik, tabel pada Lampiran 9 diolah dalam bentuk grafik (Gambar 29).
10
10
8
8
6
6
Skor
Skor
53
4 2
4 2
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 Subfaktor Fasilitas dan Hardscape
10
10
8
8
6
6
Skor
Skor
Subfaktor Pengelolaan
4
4 2
2 0
0 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
45
Subfaktor Softscape
46
47
48
Subfaktor Sosial
10
Skor
8 6
Gap
4
Ideal
2
Aktual
0 49
50
51
52
53
54
Subfaktor Promosi
Gambar 29 Grafik analisis kesenjangan menurut manajemen Berdasarkan Lampiran 9, kemudian disusunlah suatu klasifikasi mengenai tinggi atau rendahnya suatu kesenjangan. Berdasarkan median pada data kesenjangan, tabel klasifikasi mengenai tinggi rendahnya suatu kesenjangan dijelaskan pada Tabel 28. Tabel 28 Klasifikasi interval kesenjangan menurut manajemen Interval Kesenjangan 0 – 0,4 0,4 – 1
Klasifikasi Rendah (55,5%) Tinggi (45,5%)
Berdasarkan klasifikasi interval kesenjangan tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 5 kesenjangan terbesar yang termasuk dalam
54 klasifikasi tinggi (di atas 0,5). Penjabaran mengenai kesenjangan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kesenjangan terbesar terjadi pada penggunaan metode iklan untuk promosi. Kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang diharapkan dan kondisi aktual yang dirasakan adalah sebesar 1. Peningkatan metode promosi dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas situs web dan melakukan kerja sama dengan pihak lain seperti agen perjalanan. 2. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada ketentuan syarat menjadi pegawai, yaitu 1. Biasanya memang dibutuhkan waktu lama serta tidak ada standar waktu yang tetap bagi para pekerja yang belum tetap untuk menjadi pekerja tetap. Pembukaan rekruitmen bagi pekerja di agrowisata ini sudah tidak lagi terjadi sejak 5 tahun terakhir. 3. Kesenjangan yang cukup besar juga terjadi pada kegiatan pemeliharaan toilet, yaitu 0,9. Toilet utama yang terdapat di dekat kantor pengelola dan di dalam restoran memang telah cukup rapi dan bersih, tetapi pemeliharaan terhadap toilet lain yang terletak tidak begitu jauh dari kebun karet membutuhkan pemeliharaan yang juga rutin. 4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada pemeliharaan shelter, yaitu 0,9. Pengecatan terhadap shelter ditargetkan akan dilakukan minimal setahun sekali. Pengontrolan serta pembersihan sebaiknya dilakukan secara rutin agar shelter tetap bersih dan rapi. 5. Paket wisata yang tersedia memiliki kesenjangan yang cukup besar, yaitu 0,8. Pihak manajemen menyadari bahwa paket wisata yang tersedia masih bersifat monoton sehingga membutuhkan inovasi. Inovasi dapat diwujudkan salah satunya dengan cara penambahan fasilitas pendukung agrowisata. Pembahasan Terdapat 5 kesenjangan terbesar menurut manajemen berdasarkan hasil pengolahan data analisis kesenjangan. Subfaktor dengan kesenjangan terbesar kemudian dibandingkan dengan persepsi menurut karyawan dan masyarakat (Tabel 29). Penetapan 5 kesenjangan terbesar disesuaikan dengan penelitian sejenis mengenai analisis kesenjangan (Maharani, 2011). Tabel 29 Persepsi kesenjangan terbesar 5 Kesenjangan Terbesar menurut Manajemen Metode iklan untuk promosi
Nilai Kesenjangan
Persepsi Karyawan
Persepsi Masyarakat
Kesimpulan
1
Kesenjangan tinggi (0,55)
Kesenjangan tinggi
Ketentuan syarat menjadi pegawai Pemeliharaan toilet
1
Pemeliharaan shelter
0,9
Kesenjangan tinggi (1,55) Kesenjangan tinggi (1,35) Kesenjangan tinggi (0,75)
Paket wisata tersedia
0,8
Kesenjangan tinggi (1,4) Kesenjangan rendah (0) Kesenjangan tinggi (1,6) Kesenjangan rendah (0,6) Kesenjangan tinggi (1,4)
yang
0,9
Kesenjangan rendah (0,35)
Kesenjangan tinggi Kesenjangan tinggi Kesenjangan tinggi Kesenjangan tinggi
55 Persepsi manajemen terhadap faktor pengelolaan, hardscape, softscape, sosial dan promosi relatif sama dengan persepsi karyawan dan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kesenjangan yang bernilai positif (Tabel 30). Tabel 30 Gabungan rata-rata kesenjangan Faktor
Sampel Pengelolaan Manajemen Karyawan Masyarakat
0,657 1,164 0,685
Hardscape 0,396 0,504 0,528
Softscape 0,333 0,679 0,583
Sosial 0,5 0,55 0,4
Promosi
Ratarata
0,583 0,467 1,5
0,444 0,627 0,659
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa baik manajemen, masyarakat maupun karyawan memiliki kesenjangan rata-rata > 0 atau bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa ketiga pihak tersebut belum merasa puas terhadap kegiatan pengelolaan agrowisata dan masih terjadi kesenjangan. Namun, sisi positif dari kesimpulan ini dimana keadaan ideal masih lebih besar dari pada keadaan aktual adalah pihak pengelola Agrowisata Kakoba masih memiliki target untuk terus memperbaiki kegiatan pengelolaan di agrowisata tersebut. Peningkatan kinerja dan evaluasi terkait kegiatan pengelolaan di agrowisata ini akan terus dilakukan. Berdasarkan pengolahan data, terdapat beberapa rekomendasi guna meningkatkan kinerja pengelolaan lanskap Agrowisata Kakoba. Untuk mencapai kondisi ideal, perlu dilakukan peningkatan kinerja beberapa aspek. Penjelasan mengenai rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut. 1. Peningkatan penggunaan iklan untuk promosi Iklan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara, atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung (Nitisemo 2003). Penggunaan media elektronik dan cetak untuk iklan dapat digunakan untuk kegiatan promosi, misalnya dengan peningkatan kualitas situs web maupun pembuatan akun-akun media sosial yang lain. Informasi yang tersedia di situs web sebaiknya senantiasa diperbarui. 2. Peninjauan ulang terkait ketentuan syarat menjadi pegawai Ketentuan syarat menjadi pegawai sebaiknya dapat kembali dikaji terutama bagi para buruh harian lepas agar dapat menjadi pegawai mengingat durasi lama pekerjaan para buruh lepas yang rata-rata sudah bekerja lebih dari 4 tahun, mengingat masa kerja para buruh harian lepas yang sudah lebih dari masa percobaan trainee (6 bulan). 3. Peningkatan kualitas fasilitas umum Pemeliharaan fasilitas umum (toilet dan mushola) sudah dilakukan dengan baik setiap pagi terutama sebelum Agrowisata Kakoba dibuka. Namun terdapat beberapa toilet di tempat-tempat yang bukan menjadi fokus utama yang terkadang luput untuk dibersihkan. Peningkatan kualitas pemeliharaan toilet diharapkan dapat dilakukan.
56 4. Peningkatan kualitas pemeliharaan shelter Shelter yang terletak di Agrowisata Kakoba berasal dari material beton yang dicat dengan warna hijau dan oranye. Pembersihan terhadap shelter sebaiknya rutin dilaksanakan mengingat shelter tersebut seringkali digunakan bagi para pengunjung untuk menunggu. Pengecatan terhadap shelter juga dapat dilaksanakan secara insidentil pada saat warna shelter sudah mulai kusam dan memudar dengan target pengecatan minimal setahun sekali pada setiap fasilitas dapat direalisasikan. Tabel 31 menjelaskan tentang rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape lainnya. Tabel 31 Rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian Cat Tiner Cat genteng Kuas Sikat kawat Amplas
Jumlah (buah) 8 10 2 8 2 1
Harga 57 000 8 000 150 000 6 000 10 000 15 000 TOTAL
Jumlah 456 000 80 000 300 000 48 000 20 000 15 000 919 000
5. Peningkatan kualitas paket wisata Paket wisata adalah program perjalanan wisata yang telah disusun dan diramu oleh penyelenggara secara tetap, dengan kondisi, harga, tempat tempat kunjungan, penginapan, transportasi, sightseeing, atraksi wisata dalam perjalanan telah dicantumkan dalam program. Perlu adanya peningkatan terhadap kualitas paket wisata yang tersedia di Agrowisata Kakoba, terutama terkait inovasi agar pengunjung tidak mudah merasa jenuh. Inovasi dapat berupa penambahan fasilitas, pemasukan penggunaan fasilitas resort, pengenalan mutu jenis kopi serta pengenalan pengolahan kopi dalam paket wisata yang tersedia. Penjelasan mengenai paket wisata terlampir pada Lampiran 10.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pada hasil pengolahan data karakteristik dan persepsi pengunjung, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pengunjung merasa puas dengan kondisi pengelolaan lanskap Agrowisata Kakoba. Pengunjung menginginkan adanya peningkatan promosi bagi Agrowisata Kakoba. Salah satu inovasi yang dapat menjadi alternatif promosi adalah metode tasting. 2. Pengetahuan dengan cara pengamatan langsung ke lapang sangat berguna untuk mengetahui kondisi pengelolaan di Agrowisata Kakoba. Pengamatan lapang yang ditunjang dengan literatur yang valid dapat menghasilkan rekomendasi rencana pengelolaan lanskap yang baik berupa
57 jadwal pemeliharaan, alat dan bahan, tenaga kerja, struktur organisasi dan rencana anggaran biaya. 3. Peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan antara keadaan ideal dan aktual pada kawasan agrowisata diwujudkan dengan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan sesuai lima kesenjangan terbesar menurut manajemen. Kesenjangan tersebut meliputi peningkatan penggunaan iklan untuk promosi, peninjauan ulang syarat menjadi pegawai, peningkatan kualitas pemeliharaan fasilitas umum, peningkatan pemeliharaan shelter dan hardscape, dan peningkatan kualitas paket wisata. Saran Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran-saran untuk pengelolaan Agrowisata Kakoba yang berkelanjutan, yaitu perlu diadakannya peningkatan promosi bagi Agrowisata Kakoba. Peningkatan promosi ini guna menginformasikan kepada calon pengunjung tentang Agrowisata Kakoba. Selain itu, peningkatan pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba. Pemeliharaan ini dapat berupa pengontrolan secara berkala, pembersihan secara rutin serta pengecatan berkala minimal setahun sekali. Pengontrolan berfungsi untuk melihat kondisi kelayakan hardscape, pembersihan berfungsi untuk memelihara kebersihan serta pengecatan untuk mencegah bagian hardscape yang sudah luntur catnya. Pembuatan jadwal pemeliharaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta estimasi alat dan bahan juga diharapkan dapat menjadi rekomendasi guna membuat pengelolaan lanskap agrowisata menjadi lebih efektif di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA Apriyanti H. 2011. Persepsi dan Sikap Pengunjung Kebun Raya Bogor Terhadap Koleksi Tumbuhan Obat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Arifin HS, Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Departemen Pertanian. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani [Internet]. Diunduh pada 5 Februari 2014. Tersedia dalam http://database.deptan.go.id. Centro. 2014. UMR/UMK Indonesia [Internet]. Diunduh pada 1 April 2014. Tersedia dalam http://www.hrcentro.com/umr. Kurniawati D. 2012. Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Taman Mekarsari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lestari G, Kencana I. 2011. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Maharani K, Riyanti S. 2011. Analisa Efektifitas dan Efisiensi Investasi Sistem BPCS Pada P.T. XYZ [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bina Nusantara. [Internet]. Diunduh pada 20 Maret 2014. Tersedia dalam eprints.binus.ac.id/6219. Nitisemo AS. 2003. Manajemen Personalia. Jakarta (ID): Ghaha Indonesia. Pambudi MKI. 2011. Hubungan Karakteristik Responden dengan Motivasi untuk
58 Berobat Herbal di Klinik Herbal Insani Depok 2011 [Internet]. Diunduh pada 22 Maret 2014. Tersedia dalam www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1keperawatan/2073112-033. Pamulardi B. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah) [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. [Internet]. Diunduh pada 5 Februari 2014. Tersedia dalam eprints.undip.ac.id/15372/1/Bambang_Pamulardi. Parasuraman A, Zeithaml VA dan Berry LL. 1985. A Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future Research. Journal of Marketing, Fall [Internet]. Diunduh pada 21 Maret 2014. 49: 41-44. Tersedia dalam http://faculty.mu.edu.sa/public/uploads.pdf. Portal Resmi Kabupaten Semarang. 2011. Selayang Pandang Kondisi Umum Kabupaten Semarang [Internet]. Diunduh pada 21 Maret 2014. Tersedia dalam www.semarang.kab.go.id/utama/selayang-pandang/kondisiumum/geologi-topografi.html. Purba I. 2009. Strategi Pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran PTPN IX (Persero) Semarang [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. PTPN IX. 2013. Profil PTP Nusantara IX (Persero). Salatiga (ID): PTPN IX. Seputro. 2012. Modul 7 Gap Analysis [Internet]. Diunduh pada 21 Maret 2014. Tersedia dalam www.scribd.com/doc/2908253/Modul-7-Gapanalysis Sihite R. 2000. Tourism Industry. Surabaya (ID): Penerbit SIC. Subowo. 2002. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan Indonesia. 24, (1), 13-16. Sutjipta IN. 2001. Agrowisata. Magister Manajemen Agribisnis: Universitas Udayana. [Diktat] Suwantoro G. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. Syahroni. 2013. Jenis dan Karakteristik Kopi Robusta [Internet]. Diunduh pada 23 Maret 2014. Tersedia dalam www.alamtani.com/kopi-robusta.html. Tjia B. 2013. Taman Tropis Berbunga. Jakarta (ID): PT. Gaya Favorit Press. Utama IG. 2011. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif [Internet]. Diunduh pada Februari 2014. Tersedia dalam research.amikom.ac.id/index.php/kim/article/1853.
59
LAMPIRAN
60 Lampiran 1 Kuesioner Analisis Kesenjangan
Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ________________________________________________________
KUESIONER ANALISIS KESENJANGAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan judul “Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran” maka saya melakukan pengambilan data berbentuk kuesioner kepada pihak pengelola Kampoeng Kopi Banaran. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Hasdevi A. Dradjat A44100074 Pendahuluan Wisata merupakan salah satu kegiatan untuk menyegarkan pikiran. Salah satu kegiatan wisata yang kita ketahui adalah agrowisata. Agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan pemanfaatan objek wisata pertanian dengan tujuan untuk wisata. Pemanfaatan objek wisata pertanian dapat berupa persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Wisatawan bahkan dapat pula mendapatkan hasil akhir olahan produk agrowisata untuk dibawa pulang. Salah satu objek wisata pertanian yang memiliki potensi luas dalam pengembangan wisata pertaniannya adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. Objek wisata pertanian ini memiliki banyak fasilitas agrowisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan dari berbagai usia dan kalangan. Wisatawan dapat mengunjungi kebun kopi dengan fasilitas wisata berupa kereta wisata dengan pemandu khusus, berbagai macam wahana permainan dan edukasi seperti kolam renang, outbond, flying fox, wahana golf skala kecil, tenis lapangan, kereta wisata, dan kuda tunggangan. Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah mengidentifikasi masalah guna mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan antara keadaan ideal dan aktual pada kawasan agrowisata untuk menjadi masukan pengelolaan Agrowisata Kakoba ke depan.
61 KUESIONER ANALISIS KESENJANGAN RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN No
Faktor dan Sub-Faktor
Nilai Aktual
Ideal
PENGELOLAAN 1 Struktur organisasi pengelola 2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja 3 Jadwal pemeliharaan 4 Anggaran biaya pemeliharaan 5 Memiliki jadwal penugasan 6 Ketentuan syarat menjadi pegawai 7 Alat dan bahan pemeliharaan FASILITAS DAN HARDSCAPE 8 Pemeliharaan shelter 9 Pemeliharaan gazebo 10 Pemeliharaan pergola 11 Pemeliharaan kolam renang 12 Pemeliharaan lapangan tenis 13 Pemeliharaan restoran 14 Pemeliharaan toilet 15 Pemeliharaan outbond kids 16 Pemeliharaan musholla 17 Pemeliharan keramik 18 Pemeliharaan flying fox 19 Pemeliharaan playground 20 Pemeliharaan kereta wisata 21 Pencegahan perlakuan vandalisme 22 Pengelolaan sampah 23 Sistem perairan dan drainase taman 24 Pemeliharaan fasilitas pagar 25 Fasilitas pencahayaan lampu 26 Pemeliharaan ATV 27 Jalan penghubung fasilitas 28 Aksesibilitas menuju lokasi 29 Transportasi menuju lokasi 30 Fasilitas akomodasi bagi pengunjung SOFTSCAPE Pemilihan komoditas utama agrowisata 31 sesuai dengan lokasi ____________________________________________________________
62
No 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 Skor
Faktor dan Sub-Faktor
Nilai Aktual
Ideal
Fasilitas yang tersedia sesuai dengan lokasi agrowisata Pembersihan areal taman dan tanaman Perlakuan terhadap penyiangan gulma Penggemburan dan aerasi tanah Penyiraman tanaman Pemangkasan tanaman Pengendalian hama dan penyakit tanaman Pemupukan tanaman Penyapuan areal taman Pengontrolan terhadap vegetasi di taman Penggantian tanaman Pemetikan kopi Pemanfaatan agrowisata sebagai konservasi lingkungan SOSIAL Karakteristik pengunjung Kepuasan pengunjung Ketrampilan pemandu wisata Keterlibatan masyarakat sekitar PROMOSI Paket wisata yang tersedia Penggunaan media cetak untuk promosi Penggunaan media elektronik untuk promosi Penggunaan metode iklan untuk promosi Penggunaan metode oral untuk promosi Kerjasama dengan pihak lain : 1 = Sangat buruk.; 2 = Sangat buruk.; 3 = Buruk.; 4 = Agak buruk.; 5 = Rata-rata.; 6 = Agak baik.; 7 = Baik.; 8 = Sangat baik.; 9 = Sangat baik sekali
63 Lampiran 2 Kuesioner Pengunjung
Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ________________________________________________________
KUESIONER PENGUNJUNG AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan judul “Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran” maka saya melakukan pengambilan data berbentuk kuesioner kepada pihak pengelola Kampoeng Kopi Banaran. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Hasdevi A. Dradjat A44100074 Pendahuluan Wisata merupakan salah satu kegiatan untuk menyegarkan pikiran. Salah satu kegiatan wisata yang kita ketahui adalah agrowisata. Agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan pemanfaatan objek wisata pertanian dengan tujuan untuk wisata. Pemanfaatan objek wisata pertanian dapat berupa persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Wisatawan bahkan dapat pula mendapatkan hasil akhir olahan produk agrowisata untuk dibawa pulang. Salah satu objek wisata pertanian yang memiliki potensi luas dalam pengembangan wisata pertaniannya adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. Objek wisata pertanian ini memiliki banyak fasilitas agrowisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan dari berbagai usia dan kalangan. Wisatawan dapat mengunjungi kebun kopi dengan fasilitas wisata berupa kereta wisata dengan pemandu khusus, berbagai macam wahana permainan dan edukasi seperti kolam renang, outbond, flying fox, wahana golf skala kecil, tenis lapangan, kereta wisata, dan kuda tunggangan. Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung Agrowisata Kakoba.
64
IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Alamat : 3. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 4. Usia : a. 7 - 11 tahun f. 32 - 36 tahun b. 12 - 16 tahun g. 37 - 41 tahun c. 17 - 21 tahun h. 42 - 46 tahun d. 22 - 26 tahun i. 47 - 51 tahun e. 27 - 31 tahun j. > 51 tahun 5. Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah b. SD dan sederajat c. SMP dan sederajat d. SMA dan sederajat e. Akademi/perguruan tinggi f. Lainnya/sebutkan: ............................................. 6. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta c. Pelajar d. Wiraswasta e. Lainnya/sebutkan: ...................................... MINAT KEPARIWISATAAN 7. Kapan biasanya Anda mengunjungi Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran? a. Hari kerja (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB) b. Hari kerja (di atas pukul 16.00 WIB) c. Akhir pekan (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB) d. Akhir pekan (di atas pukul 16.00 WIB) e. Hari libur nasional (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB) f. Hari libur nasional (di atas pukul 16.00 WIB) 8. Berapa kali dalam seminggu Anda mengunjungi Kampoeng Kopi Banaran? a. 1 - 2 kali d. Setiap hari b. 3 - 4 kali e. Jarang/tidak tentu c. 5 - 6 kali 9. Apakah tujuan Anda berkunjung ke Kampoeng Kopi Banaran? a. Rekreasi d. Bersantai b. Belajar e. Meminum kopi c. Menikmati pemandangan f. Lainnya/sebutkan:............. 10. Bagaimanakah kondisi Kampoeng Kopi Banaran saat ini? a. Kurang bagus b. Bagus c. Sangat bagus AKTIVITAS YANG BAIK UNTUK KELUARGA 11. Bagaimanakah fasilitas yang telah tersedia di Kampoeng Kopi Banaran? a. Kurang baik b. Baik
65 c. Sangat baik 13. Fasilitas agrowisata apakah yang paling baik di Kampoeng Kopi Banaran dan perlu ditingkatkan? a. Wahana kereta wisata b. Flying fox c. Coffee walk d. Coffee house e. Lainnya/sebutkan: ........................................ 14. Fasilitas apa sajakah yang Anda inginkan di Kampoeng Kopi Banaran? a. Olahraga (kolam renang, lapangan tenis, badminton, dan lain-lain) b. Tempat berteduh (pergola, shelter, dan lain-lain) c. Kolam ikan d. Taman e. Hotspot/Wi-fi f. Lainnya/sebutkan: ......................................... 15. Atraksi apa sajakah yang Anda inginkan di Kampoeng Kopi Banaran? a. Melihat ikan (penambahan fasilitas kolam ikan) b. Memberi makan ikan (penambahan fasilitas kolam ikan) c. Melihat secara langsung proses pengolahan kopi (dari pemetikan hingga penyajian dalam bentuk kopi) d. Pengenalan mutu jenis kopi e. Belajar memetik kopi KEAMANAN DAN KENYAMANAN 16. Menurut pendapat Anda, bagaimanakah kondisi akses di dalam Kampoeng Kopi Banaran? a. Kurang baik b. Baik c. Sangat baik 16. Menurut pendapat Anda, apakah Kampoeng Kopi Banaran aman untuk dijadikan sebagai tempat wisata? a. Kurang aman b. Aman c. Sangat aman AKSESIBILITAS 17. Bagaimana letak lokasi Kampoeng Kopi Banaran dari rumah Anda? a. Kurang dekat b. Dekat c. Sangat dekat 18. Apakah transportasi yang Anda gunakan untuk mencapai Kampoeng Kopi Banaran? a. Kendaraan pribadi c. Jalan kaki b. Kendaraan umum d.Lainnya/sebutkan:........................... 19. Bagaimanakah aksesibilitas menuju Kampoeng Kopi Banaran? a. Kurang baik b. Baik c. Sangat baik
66
FASILITAS 20. Apakah ada kelebihan dari Kampoeng Kopi Banaran dibandingkan dengan agrowisata yang lain? a. Iya b. Tidak c. Tidak tahu 21. Bagaimanakah kondisi fasilitas seperti restoran, musholla, dan tempat parkir di Kampoeng Kopi Banaran? a. Kurang baik b. Baik c. Sangat baik 22. Menurut pendapat Anda, bagaimanakah kondisi fasilitas pendukung di Kampoeng Kopi Banaran? a. Kurang baik b. Baik c. Sangat baik 22. Bagaimanakah kondisi hard material seperti perkerasan, lampu taman, bangku, kolam dan bak tanaman di Kampoeng Kopi Banaran? a. Kurang baik b. Baik c. Sangat baik 26. Apakah tanaman yang terdapat di Kampoeng Kopi Banaran telah sesuai dengan kondisi kenyamanan Anda? a. Kurang sesuai b. Sesuai c. Sangat sesuai 27. Jika kurang nyaman, menurut Anda apakah jenis vegetasi yang perlu ditambahkan di Kampoeng Kopi Banaran? a. Pohon b. Perdu c. Semak d. Penutup tanah 28. Menurut Anda, apakah fasilitas dan vegetasi yang terdapat di Kampoeng Kopi Banaran telah terpelihara dengan baik? a. Kurang terpelihara b. Terpelihara c. Sangat terpelihara 29. Apakah saran Anda untuk pengelola Kampoeng Kopi Banaran agar menjadi agrowisata yang semakin nyaman?
67 Lampiran 3 Vegetasi di Agrowisata Kakoba Nama Tanaman No Nama Lokal Nama Latin Tanaman Merambat 1 Alamanda Merah Alamanda sp Penutup Tanah 2 Adam Hawa Rhoeo discolor 3 Alang-alang Putih Imperata cylindrica 4 Amarilis Hippeastrum hybrida 5 Bayam-bayaman Coleus sp 6 Airis Iris sp 7 Kacang-kacangan Arachis pintoi 8 Krokotan Merah Althernantera sp 9 Kucai Carrex morrowii 10 Never-never Plant Ctenanthe oppenheimiana 11 Simbang Darah Iresine herbstii 12 Lidah Mertua Sansevieria sp 13 Taiwan Beauty Cuphea hyssopifolia 14 Rumput Teki Cyperus rotundus Semak Rendah 14 Sambang Colok Aerva sanguinolenta 15 Agave Agave angustifolia 16 Soka Ixora sp 17 Spider Lily Hymenocallis speciosa 18 Walisongo Schefflera sp 19 Iler Coleus scutellarioides Semak Sedang 20 Palem Wregu Rhapis excelsa Semak Tinggi 21 Bambu Arundinaria sp 22 Kastuba Euphorbia pulcherrima 23 Teh-tehan Acalypha macrophyla 24 Pangkas Kuning Duranta sp Perdu Rendah 25 Euphorbia Euphorbia mili 26 Pisang Hias Heliconia sp 27 Puring Codiaeum sp Perdu Sedang 28 Pucuk Merah Syzygium luehmannii Perdu Tinggi 29 Drasena Dracaena 30 Drasena tricolor Dracaena tricolor
68 No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Nama Tanaman Nama Lokal Hanjuang Lolipop Pohon Rendah Bunga Merak Palem Ekor Tupai Palem Merah Phoenix Pohon Sedang Dadap Merah Jambu Air Lengkeng Rambutan Sawo Kecik Pohon Tinggi Cempedak Durian Kerai Payung Mangga Matoa Palem Raja Asam Jawa Cempaka Tanaman Perkebunan Kopi Robusta Karet Kakao
Nama Latin Cordyline sp Pachystachys lutea Caesalpinia pulcherrima Wodyetia bifurcata Cyrtostachis renda Phoenix roebelenii Erythrina cristagali Eugenia aquea Dimocarpus longan Nephelium lappaceum Manilkara kauki Arthocarpus campeden Durio zibenthinus Filicium decipiens Mangifera indica Pometia pinnata Roystonea regia Tamarindus indica Michelia alba Coffea robusta Hevea brasiliensis Theobroma cacao
69 Lampiran 4 Fasilitas di Agrowisata Kakoba No 1.
Fasilitas Kolam renang
Harga Tiket Rp 7.000,00
2.
Lapangan tenis
Rp 30.000,00 – Rp 40.000,00 per jam
3.
Outbond kids
Rp 20.000,00
4.
Playground
-
5.
Kereta Wisata
Rp 40.000,00
6.
Flying fox
Rp 10.000,00 – Rp 20.000,00
Gambar
Keterangan Memiliki kedalaman 30 cm, 50 cm dan 150 cm. Fasilitas yang tersedia, antara lain perosotan bermain, ember berisi air, kamar ganti, toilet, kafetaria, loket, shelter untuk menunggu, serta signage untuk terus menjaga kebersihan. Lapangan tenis dilengkapi dengan jadwal penggunaan lapangan, kamar ganti serta toilet. Outbond Kids merupakan permainan yang terdiri dari 9 jenis permainan. Jenis-jenis permainan tersebut antara lain adalah panjat jaring, marine bridge, jaring laba-laba, perut ular, lompatan tarzan, lompatan batu, jembatan kera, panjat dinding, dan sepeda udara. Playground merupakan fasilitas wisata bagi anakanak yang terdapat di tengah kawasan Agrowisata Kakoba. Playground terletak di luar ruangan, tepatnya di taman tengah Agrowisata Kakoba yang juga sering dilewati oleh pengunjung. Kereta wisata akan berjalan pada lintasan sejauh 5 km hingga memasuki bagian tertentu perkebunan kopi dan melihat pemandangan lanskap berupa Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Rawa Pening. Tersedia bagi pengunjung dewasa dan anak-anak. Panjang lintasan sekitar 125 m dan ketinggian 200 mdpl.
70 No 7.
Fasilitas Griya Robusta
Harga Tiket Sesuai Pesanan
Gambar
Keterangan Gedung serbaguna dengan fasilitas yang disediakan antara lain AC 4 jam, sound system dengan solo organ, kursi lipat serta perizinan dari kepolisian. Wisata berkuda dikelola oleh penduduk desa sekitar yang memiliki kuda tunggangan. Wisata ini tersedia pada akhir pekan dan hari libur.
8.
Wisata Berkuda
Rp 35.000,00
9.
Camping ground
Sesuai Pesanan
Lokasi yang datar dan luas menyebabkan daerah dengan fasilitas ini sangat cocok untuk digunakan oleh banyak peserta.
10.
Taman Buah
-
11.
ATV
Rp 20.000,00
Jenis buah yang ditanam antara lain aneka jeruk, jambu, durian, markisa, buah naga dan lain-lain. Sayangnya, fasilitas ini masih terlihat belum maksimal sebab selain ditanam di daerah dengan kontur yang cukup curam, kondisinya juga agak kurang terawat. Fasilitas ini dapat digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa.
12.
Restoran
Merupakan icon utama Agrowisata Kakoba yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman terutama kopi.
13.
Resort
Resort yang menyajikan pemandangan berupa Rawa Pening dan Gunung Merbabu.
71 Lampiran 5 Struktur Organisasi
72 Lampiran 6 Analisis kesenjangan menurut karyawan No.
Faktor dan Sub-Faktor
Perceptual Gap
PENGELOLAAN 1 Struktur organisasi pengelola 2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja 3 Jadwal pemeliharaan 4 Anggaran biaya pemeliharaan 5 Memiliki jadwal penugasan 6 7
Ketentuan syarat menjadi pegawai Alat dan bahan pemeliharaan
FASILITAS DAN HARDSCAPE 8 Pemeliharaan shelter
Ideal Mean
Aktual SD
Mean
SD
0,25 0,75 1,6 1,6 1,55
8 8 8 8 8
0 0 0 0 0
7,75 7,25 6,4 6,4 6,45
0,716 0,805 1,187 0,82 1,19
1,5 0,9
8 8
0 0
6,5 7,1
0,76 0,447
0,75
8
0
7,25
0,444
9 10 11 12
Pemeliharaan gazebo Pemeliharaan pergola Pemeliharaan kolam renang Pemeliharaan lapangan tenis
1,35 1,5 0,15 0,35
8 8 8,35 8,35
0 0 0,489 0,489
6,65 6,5 8,2 8
1,308 1,192 0,695 0,858
13 14
Pemeliharaan restoran Pemeliharaan toilet
0 1,35
8,35 8
0,489 0
8,35 6,65
0,489 1,348
15 16 17 18 19 20 21 22
Pemeliharaan outbond kids Pemeliharaan musholla Pemeliharan keramik Pemeliharaan flying fox Pemeliharaan playground Pemeliharaan kereta wisata Pencegahan perlakuan vandalisme Pengelolaan sampah
1,65 0,2 0,3 1,1 0,35 0,25 0 0,15
8 8,35 8,35 8 8,35 8 8 8
0 0,489 0,489 0 0,489 0 0 0
6,35 8,15 8,05 6,9 8 7,75 8 7,85
1,039 0,745 0,825 0,788 0,917 0,444 0 0,489
23 24 25
Sistem perairan dan drainase taman Pemeliharaan fasilitas pagar
0,5 0,7
8 8
0 0
7,5 7,3
0,688 0,657
26
Fasilitas pencahayaan lampu di malam Pemeliharaan ATV
0,2 0,45
8 8
0 0
7,8 7,55
0,523 0,686
27 28 29 30 31
Jalan penghubung fasilitas Aksesibilitas menuju lokasi Transportasi menuju lokasi Fasilitas akomodasi bagi pengunjung Pemilihan komoditas utama agrowisata
0,1 0,05 0,05 0,15 0,1 0,85
8 8 8 8 8 8
0 0 0 0 0 0
7,9 7,95 7,95 7,85 7,9 7,15
0,327 0,223 0,223 0,366 0,307 0,988
0,95
8
0
7,05
0,887
32
Fasilitas yang tersedia sesuai dengan SOFTSCAPE 33 Pembersihan areal taman dan tanaman 34 35
Perlakuan terhadap penyiangan gulma Penggemburan dan aerasi tanah
1,5 0,45
8 8
0 0
6,5 7,55
1,235 0,604
36 37 38
Penyiraman tanaman Pemangkasan tanaman
0,3 0,55
8 8
0 0
7,7 7,45
0,47 0,51
Pengendalian hama dan penyakit
1,15
8
0
6,85
0,745
73 No.
Faktor dan Subfaktor
Perceptual Gap
39
Pemupukan tanaman
40 41 42 43 44
Penyapuan areal taman Pengontrolan terhadap vegetasi di taman Penggantian tanaman Pemetikan kopi Pemanfaatan agrowisata untuk konservasi SOSIAL 45 46
Karakteristik pengunjung Kepuasan pengunjung
47 48
Ketrampilan pemandu wisata Keterlibatan masyarakat sekitar
PROMOSI 49 Paket wisata yang tersedia 50 Penggunaan media cetak untuk promosi Penggunaan media elektronik untuk 51 promosi 52 Penggunaan metode iklan untuk promosi 53 Penggunaan metode oral untuk promosi 54 Kerjasama dengan pihak lain
Ideal Mean
Aktual SD
Mean
SD
0,55
8
0
7,45
0,604
0,4 0,3 1,1 0,5 0,4
8 8 8 8 8
0 0 0 0 0
7,6 7,7 6,9 7,5 7,6
0,598 0,572 0,64 0,513 0,502
0,25 0,75
8 8
0 0
7,75 7,25
0,444 0,444
0,4 0,8
8 8
0 0
7,6 7,2
0,598 0,615
0,3 0,45
8 8
0 0
7,7 7,55
0,656 0,604
0,7 0,55 0,55 0,25
8 8 8 8
0 0 0 0
7,3 7,45 7,45 7,75
0,732 0,759 0,604 0,444
74 Lampiran 7 Analisis kesenjangan menurut masyarakat No.
Faktor dan Subfaktor
Perceptual Gap
PENGELOLAAN 1 Struktur organisasi pengelola Kapasitas dan efektivitas tenaga 2 kerja 3 Jadwal pemeliharaan 4 Anggaran biaya pemeliharaan 5 Memiliki jadwal penugasan 6 Ketentuan syarat menjadi pegawai 7 Alat dan bahan pemeliharaan FASILITAS DAN HARDSCAPE 8 Pemeliharaan shelter 9 Pemeliharaan gazebo
Ideal Mean
Aktual SD
Mean
SD
0,4
7,8
0,447
7,4
0,547
1,4 1 1
8 8 8
0 0 0
6,6 7 7
0,894 0 0
0,4 0 0,6
8 8 8
0 0 0
7,6 8 7,4
0,547 0 0,547
0,6 0,6
8 8
0 0
7,4 7,4
0,547 0,547
10 11
Pemeliharaan pergola Pemeliharaan kolam renang
0,6 1,8
8 8
0 0
7,4 6,2
0,547 0,447
12 13
Pemeliharaan lapangan tenis Pemeliharaan restoran
0,8 0
8 8
0 0
7,2 8
0,447 0
14 15
Pemeliharaan toilet Pemeliharaan outbond kids
1,6 1,6
8 8
0 0
6,4 6,4
0,547 0,547
16 17 18 19 20 21
Pemeliharaan musholla Pemeliharan keramik Pemeliharaan flying fox Pemeliharaan playground Pemeliharaan kereta wisata Pencegahan perlakuan vandalisme
0,6 1 0,2 0,8 0,8 0
8 7,8 8 8 8 8
0 0,447 0 0 0 0
7,4 6,8 7,8 7,2 7,2 8
0,547 0,447 0,447 0,447 0,447 0
22 23
Pengelolaan sampah Sistem perairan dan drainase taman
0 0,8
8 8
0 0
8 7,2
0 0,447
24 25
Pemeliharaan fasilitas pagar Fasilitas pencahayaan lampu di malam Pemeliharaan ATV Jalan penghubung fasilitas Aksesibilitas menuju lokasi Transportasi menuju lokasi Fasilitas akomodasi bagi pengunjung Pemilihan komoditas utama agrowisata
0,4
8
0
7,6
0,547
0,6 0,4 0 0 0
8 8 7,8 8 8
0 0 0,447 0 0
7,4 7,6 7,8 8 8
0,547 0,547 0,447 0 0
0
8
0
8
0
0
8
0
8
0
0
8
0
8
0
0,8 0,6 0,8 0,8
8 8 8 8
0 0 0 0
7,2 7,4 7,2 7,2
0,447 0,547 0,447 0,447
26 27 28 29 30 31
32 Fasilitas yang tersedia sesuai dengan SOFTSCAPE 33 Pembersihan areal taman dan tanaman 34 Penyiangan gulma 35 Penggemburan dan aerasi tanah 36 Penyiraman tanaman
75 No.
Faktor dan Subfaktor
Perceptual Gap
Ideal Mean
Aktual SD
Mean
SD
37
Pemangkasan tanaman
0,8
8
0
7,2
0,447
38 39
Pengendalian hama dan penyakit Pemupukan tanaman Penyapuan areal taman Pengontrolan terhadap vegetasi di taman Penggantian tanaman
0,6 0,6 0,6
8 8 8
0 0 0
7,4 7,4 7,4
0,547 0,547 0,547
0,6 0,8
8 7,8
0 0,447
7,4 7
0,547 0
0 0
8 8
0 0
8 8
0 0
Karakteristik pengunjung Kepuasan pengunjung Ketrampilan pemandu wisata
0 0,8 0,4
8 8 8
0 0 0
8 7,2 7,6
0 0,447 0,547
Keterlibatan masyarakat sekitar
0,4
8
0,707
7,6
0,547
Paket wisata yang tersedia Penggunaan media cetak untuk promosi Penggunaan media elektronik untuk promosi Penggunaan metode iklan untuk promosi Penggunaan metode oral untuk promosi Kerjasama dengan pihak lain Rata-rata Median
1,4
8
0
6,6
0,894
1,4
8
0
6,6
0,894
1,6
7,8
0,447
6,2
0,447
1,4
7,8
0,447
6,4
0,894
1,6 1,6 0,527 0,6
8 8
0 0
6,4 6,4
0,894 0,894
40 41 42 43 44 SOSIAL 45 46 47 48 PROMOSI 49 50 51
52 53 54
Pemetikan kopi Pemanfaatan agrowisata sebagai
76 Lampiran 8 Analisis kesenjangan menurut manajemen No.
Faktor dan Sub-Faktor
Perceptual Gap
PENGELOLAAN 1 Struktur organisasi pengelola 2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja 3 Jadwal pemeliharaan 4 Anggaran biaya pemeliharaan 5 Memiliki jadwal penugasan 6 7
Ketentuan syarat menjadi pegawai Alat dan bahan pemeliharaan
FASILITAS DAN HARDSCAPE 8 Pemeliharaan shelter
Ideal Mean
Aktual SD
Mean
SD
0,4 0,4 0,8 0,8 0,6
7,8 7,8 7,8 7,8 7,8
0,447 0,447 0,447 0,447 0,447
7,4 7,4 7 7 7,2
0,547 0,547 0 0 0,836
1 0,6
7,8 7,8
0,447 0,447
6,8 7,2
0,447 0,836
0,9
7,8
0,447
6,9
0,547
9 10 11 12
Pemeliharaan gazebo Pemeliharaan pergola Pemeliharaan kolam renang Pemeliharaan lapangan tenis
0,6 0,6 0,5 0,5
7,8 7,8 7,8 7,8
0 0 0,447 0,447
7,2 7,2 7,3 7,3
0,836 0,836 0,447 0,447
13 14
Pemeliharaan restoran Pemeliharaan toilet
0 0,9
7,8 8
0,447 0
7,8 7,1
0,447 0,223
15 16 17 18 19 20 21 22
Pemeliharaan outbond kids Pemeliharaan musholla Pemeliharan keramik Pemeliharaan flying fox Pemeliharaan playground Pemeliharaan kereta wisata Pencegahan perlakuan vandalisme Pengelolaan sampah
0,7 0,2 0,2 0,4 0,4 0,5 0,4 0,2
7,8 7,8 7,8 7,8 7,8 7,8 7,8 8
0 0,447 0,447 0,447 0,447 0,447 0,447 0
7,1 7,6 7,6 7,4 7,4 7,3 7,4 7,8
0,223 0,547 0,894 0,547 0,547 0,447 0,894 0,447
23 24 25
Sistem perairan dan drainase taman Pemeliharaan fasilitas pagar Fasilitas pencahayaan lampu di malam
0,5 0,4
7,8 7,8
0,447 0,447
7,3 7,4
0,447 0,547
0,2
7,8
0,447
7,6
0,547
26 27 28 29 30 31
Pemeliharaan ATV Jalan penghubung fasilitas Aksesibilitas menuju lokasi Transportasi menuju lokasi Fasilitas akomodasi bagi pengunjung Pemilihan komoditas utama agrowisata Fasilitas yang tersedia sesuai dengan
0,6 0,2 0,2 0,2 0,4
7,8 7,8 8 8 7,8
0,447 0,447 0,707 0,707 0,447
7,2 7,6 7,8 7,8 7,4
0,447 0,547 0,836 0,836 0,547
0 0,2
8,2 8
0,836 0,707
8,2 7,8
0,836 0,836
0,6 0,2 0,8 0
7,8 7,8 8 7,8
0,447 0,447 0 0,447
7,2 7,6 7,2 7,8
0,447 0,547 0,447 0,447
0,2
7,8
0,447
7,6
0,547
32
SOFTSCAPE 33 Pembersihan areal taman dan tanaman 34 Perlakuan terhadap penyiangan gulma 35 Penggemburan dan aerasi tanah 36 Penyiraman tanaman 37
Pemangkasan tanaman
77 No.
Faktor dan Subfaktor
Perceptual Gap
Ideal Mean
Aktual SD
Mean
SD
38
Pengendalian hama dan penyakit
0,2
7,8
0
7,6
0,547
39 40
Pemupukan tanaman Penyapuan areal taman Pengontrolan terhadap vegetasi di taman Penggantian tanaman Pemetikan kopi
0,2 0,2
7,8 7,8
0,447 0,447
7,6 7,6
0,547 0,547
0,4 0,8 0,2
7,8 7,8 7,8
0,447 0,447 0,447
7,4 7 7,6
0,547 0 0,547
Pemanfaatan agrowisata sebagai
0,2
8
0
7,8
0,447
Karakteristik pengunjung Kepuasan pengunjung Ketrampilan pemandu wisata Keterlibatan masyarakat sekitar
0,4 0,8 0,5 0,3
7,6 8 8 8
0,547 0 0,5 0,67
7,2 7,2 7,8 7,8
0,447 0,447 0 0,707
Paket wisata yang tersedia Penggunaan media cetak untuk promosi Penggunaan media elektronik untuk promosi Penggunaan metode iklan untuk promosi Penggunaan metode oral untuk promosi Kerjasama dengan pihak lain Rata-rata Median
0,8
8,2
0,447
7,4
0,547
0,5
7,8
0,447
7,3
0,447
0,6
7,8
0,447
7,1
0,223
1
7,8
0,447
6,8
0,836
0,4 0,2
7,8 7,8 0,444 0,4
0,447 0,447
7,4 7,6
0,547 0,547
41 42 43 44 SOSIAL 45 46 47 48 PROMOSI 49 50 51 52 53 54
78 Lampiran 9 Check list Kegiatan Pemeliharaan
79
Lampiran 10 Paket Wisata di Agrowisata Kakoba Paket Wisata Funtastic 1
Funtastic 2
Harga Per Orang Rp 42.500,00
1.
Rp 32.500,00
2. 3. 4. 1.
Funtastic 3
Rp 29.000,00
Funtastic 4
Rp 26.500,00
2. 3. 1. 2.
1.
2.
Funtastic 5
Rp 26.500,00
1.
Funtastic 6
Rp 26.000,00
Funtastic 7
Rp 22.500,00
2. 1. 2. 1.
Funtastic 8
Rp 16.500,00
2. 3. 1.
Funtastic 9
Rp 16.000,00
Funtastic 10
Rp 13.000,00
2. 1. 2. 1.
2.
Jenis Wisata Wisata kebun kopi dengan kereta wisata Outbond kids Flying fox kids Berenang Wisata kebun kopi dengan kereta wisata Outbond kids Berenang Outbond kids Flying fox kids
Wisata edukasi (tanaman kopi, karet dan kakao/coklat) Kereta wisata tur kebun kopi
Wisata tur kopi dengan wisata Outbond kids Outbond kids Berenang Wisata tur kopi dengan wisata Flying fox kids Berenang Wisata tur kopi dengan wisata Flying fox kids Flying fox kids Berenang Wisata tur kopi dengan wisata Berenang
kebun kereta
kebun kereta
kebun kereta
kebun kereta
Keterangan Pihak pengelola memberikan souvenir cantik bagi pengunjung dengan paket wisata ini. Pihak pengelola memberikan souvenir cantik bagi pengunjung dengan paket wisata ini. Pihak pengelola memberikan souvenir cantik bagi pengunjung dengan paket wisata ini. Wisata edukasi dan kereta wisata tur kebun kopi merupakan paket wisata yang mengenalkan kepada anak tentang komoditas perkebunan, yaitu tanaman kopi, karet dan kakao (coklat).
80
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Oktober 1992 dari ayah Dr. Ir. H. Bambang Dradjat, M.Ec. dan ibu Dra. Hj. Azlinda A. Dradjat. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di TK Kartika III Bogor pada tahun 1996-1998, kemudian melanjutkan ke SDN Polisi IV Bogor pada tahun 1998-2004. Penulis lalu melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Bogor pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bogor dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM). Selama mengikuti perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan keorganisasian. Pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai pengurus Divisi Badan Pengawas dan pada tahun 2012-2013, penulis menjabat sebagai pengurus Divisi Sosial Lingkungan pada Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) IPB. Pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai pengurus Divisi Event Organizer pada Music Agriculture Expression (MAX) IPB. Penulis juga mengikuti berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himaskap dan MAX. Tahun 2013, penulis mengikuti kegiatan magang dalam rangka mengisi liburan di Wisata Agro Wonosari P.T. Perkebunan Nusantara XII, Malang, Jawa Timur. Pada tahun yang sama, penulis juga mengikuti kegiatan PKM-KC di tingkat IPB dengan judul “Desain Taman Kuburan Tsunami sebagai Taman Memorial di Siron, Provinsi Aceh”. Pada akhir tahun 2013, paper yang dibuat oleh penulis bersama tim berhasil lolos dalam rangka mengikuti acara International Conference on South East Asian Weather and Climate dengan judul “Pekarangan Based-Agriculture as A Solution to Fulfill Family Food Security in Curug Bitung Village, West Java, Indonesia” di Chiang Mai, Thailand. Pada pertengahan tahun 2014, penulis menjadi salah satu presenter paper presentation dalam rangka mengikuti acara International Federation of Landscape Architects Asia Pasific Congress dengan paper yang berjudul Diversification of Local Food from Landscape Management of “Pekarangan” Household to Improve the Indonesian Economic Growth di Kuching, Malaysia.