PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP SUKU BUNGA DEPOSITO DAN DANA DEPOSITO BANK UMUM INDONESIA TAHUN 2003 – 2012
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh:
Ratna Damayanti 0910210013
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP SUKU BUNGA DEPOSITO DAN DANA DEPOSITO BANK UMUM INDONESIA TAHUN 2003 – 2012 Ratna Damayanti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:
[email protected]
ABSTRAK
Adanya hubungan antara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,suku bunga deposito, dan dana deposito. Dimana dana merupakan salah satu indikator pentingbagi perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi. Dan peran perbankan saat ini sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain menjalani fungsi intermediasi sebagai fungsi yang utama, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter. Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan suku bunga deposito berpengaruh terhadap dana deposito. Dengan menggunakan metode TSLS (Two Stage Least Square), sehingga dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif terhadap suku bunga deposito. Hal ini berlaku juga untuk uji selanjutnya yaitu uji antara variabel suku bunga deposito dan dan deposito, dimana dalam pengujian tersebut bisa di lihat bahwa suku bunga deposito berpengaruh positif terhada dana deposito perbankan. Dan, untuk persamaan yang ketiga terjadi perbedaan yaitu pengaruh variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh negative terhahap dana deposito. Namun, dari hasil uji tstatistic dan F-statistic variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan suku bunga deposito berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap dana deposito.
Kata kunci:
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Suku bunga deposito, dana deposito, TSLS (Two Stage Least Square)
A. LATAR BELAKANG Peran perbankan saat ini sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan keuangan selalu membutuhkan jasa perbankan. Sehingga. diperlukan suatu industri perbankan yang sehat, tangguh dan efisien dengan peranan yang semakin meningkat pula. Bank memiliki fungsi yang penting dalam perekonomian, selain menjalani fungsi intermediasi sebagai fungsi yang utama, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter. Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Menurut Dendawijaya (2000:25) bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Definisi lain mengenai bank adalah lembaga keuangan yang usaha
1
pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan salah satu faktor penting untuk menjalakan kegiatan usahanya. Ketika dana tidak tersedia maka fungsi bank sebagai lembaga keuangan tidak akan dapat berjalan. Menurut Siamat (dikutip oleh Dendawijaya, 2000), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu – waktu akan diambil kembali, baik sekaligus maupun secara berangsur – angsur, salah satunya berasal dari dana pihak ketiga atau simpanan masyarakat yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito (Dendawijaya, 2000:53). Deposito memiliki tingkat bunga yang lebih besar jika dibandingkan tingkat bunga giro dan tabungan. Hal ini disebabkan deposito mempunyai tenggang waktu yang pasti dan penarikannya dapat diperkirakan berdasarkan tanggal jatuh temponya. Kepastian tenggang waktu ini memberikan kesempatan bagi pemimpin bank untuk merencanakan penyaluran kredit kepada debitornya. Semakin lama deposito, suku bunganya seharusnya akan semakin besar pula (Hasibuan, 2001 : 79). Namun, hal ini tergantung pada bagaimana masing – masing bank menentukan kebijakan tingkat suku bunga depositonya. Suku bunga yang ditetapkan oleh suatu bank tentunya sangat berpengaruh pada besar kecilnya dana yang dapat dihimpun oleh bank yang bersangkutan, termasuk dalam hal ini pengaruh tsuku bunga deposito terhadap besar kecilnya jumlah deposito yang diinvestasikan oleh masyarakat pada bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan investor yang mempunyai dana lebih akan menginvestasikan dananya untuk memperoleh tambahan pendapatan. Ketika sebuah bank kekurangan dana (dalam arti dana masyarakat yang dihimpun) maka yang pertama ditinjau adalah suku bunganya. Hal ini disebabkan semakin tinggi suku bunga yang ditetapkan oleh suatu bank, maka semakin besar pula dana yang akan berhasil dihimpun dari masyarakat pada bank tersebut. Untuk mengatur suku bunga perbankan nasional, bank sentral salah satunya menggunakan mekanisme moneter, dalam hal ini adalah SBI, ini yang nantinya mempengaruhi suku bunga deposito dan kredit di perbankan nasional. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah suatu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan berdasakan mekanisme BI Rate, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan untuk pelelangan pada masa periode tertentu. Sehingga, dengan adanya SBI diharapkan Bank Indonesia dapat menjaga agar suku bunga perbankan di Indonesia wajar dan stabil serta menjadi acuan bank – bank di Indonesia dalam menentukan suku bunga. Perubahan suku bunga SBI akan berpengaruh terhadap suku bunga deposito dan selanjutnya perubahan suku bunga deposito akan mempengaruhi dana deposito. Namun pada kenyataan di lapangan atau data yang ada, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Seharusnya, perubahan dalam kondisi moneter berimplikasi pada terjadinya fluktuasi suku bunga deposito berjangka pada bank di Indonesia. Dan yang menjadi permasalahan yang patut diteliti adalah apakah ada pengaruh antar ketiga variabel secara simultan. Sehingga bisa diketahui faktor mana saja yang saling mempengaruhi. Seperti contohnya: Perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh terhadap suku bunga deposito, yaitu apabila suku bunga SBI mengalami penurunan, apakah suku bunga deposito juga akan mengalami penurunan, dan sebaliknya ketika suku bunga SBI naik apakah suku bunga deposito akan naik. B. KERANGKA TEORI Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Suku Bunga Kebijakan moneter suatu bank sentral atau otoritas moneter dimaksudkan untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi riil dan harga melalui mekanisme transmisi yang terjadi. Untuk itu, otoritas moneter harus memiliki pemahaman yang jelas tentang mekanisme transmisi di negaranya. Mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat bekerja melalui berbagai saluran, seperti suku bunga, agregat moneter, kredit, nilai tukar, harga aset, dan ekspektasi Sehingga, pemahaman tentang transmisi kebijakan moneter menjadi kunci agar dapat mengarahkan kebijakan moneter untuk mempengaruhi arah perkembangan ekonomi riil dan harga di masa yang akan datang. Mekanisme kebijakan moneter dimulai dari tindakan bank sentral dengan
2
menggunakan instrument moneter. Dan kemudian berpengaruh terahadap aktivitas ekonomi keuangan melalui berbagai saluran trasmisi kebijakan moneter, salah satunya adalah melalui jalur suku bunga. Jalur suku bunga lebih menekankan pentingnya aspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 1 Mekanisme Transmisi Jalur Suku Bunga
Sumber: Warjiyo (2004: 20)
Dalam konteks interaksi antara bank sentral dengan perbankan dan para pelaku ekonomi proses perputaran uang, mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Tahap pertama, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan berpengaruh terhadap suku bunga jangka pendek (misalnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Pasar Uang Antar Bank) di pasar uang rupiah. Perkembangan ini selanjutnya akan mempengaruhi suku bunga deposito yang diberikan perbankan pada simpanan masyarakat dan suku bunga kredit yang dibebankan bank kepada para debiturnya. Proses transmisi suku bunga tersebut biasanya tidak berlangsung secara segera, artinya ada tenggat waktu, terutama karena kondisi internal perbankan dalam manajemen aset dan kewajibannya. b. Tahap kedua, transmisi suku bunga dari sektor keuangan ke sektor riil akan tergantung pada pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi terjadi terutama karena bunga deposito merupakan komponen dari pendapatan masyarakat (income effect) dan bunga kredit sebagai pembiayaan konsumsi (substitution effect). Sementara itu, pengaruh suku bunga terhadap permintaan investasi terjadi karena suku bunga kredit merupakan komponen biaya modal (cost of capital), di samping yield obligasi dan dividen saham, dalam pembiayaan investasi. Pengaruh melalui investasi dan konsumsi tersebut selanjutnya akan berdampak pada besarnya permintaan agregat dan pada akhirnya akan menentukan tingkat inflasi dan output riil dalam ekonomi. Teori Suku Bunga Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Teori Keynes tentang suku bunga dikenal dengan teori liquidity preference. Keynes mengatakan bahwa suku bunga semata-mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Menurut teori Keynes tentang tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima oleh seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya (permintaan uang). Makin besar liquidity preference seseorang makin besar keinginan orang tersebut untuk menahan uang tunai, makin besar suku bunga yang diterima orang tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.
3
Gambar 2 Teori Keynes Mengenai Keseimbangan Suku Bunga
Sumber: Boediono (1980)
Jika jumlah uang beredar ditambah dari MS0 ke MS1, maka akan diikuti penurunan suku bunga dari i0 ke i1. Dari sisi permintaan, Keynes menganggap ada 2 faktor penting yang mempengaruhi suku bunga deposito yaitu tingkat pendapatan dan harga (sebagai ongkos memegang uang). Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan suku bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila suku bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi. Keynes berbeda dengan pendapat aliran Klasik, dimana suku bunga menurut Klasik adalah premi yang akan diterima karena menunda konsumsinya pada masa yang akan datang. Menurut teori Klasik tabungan adalah fungsi dari suku bunga, makin tinggi suku bunga makin besar keinginan masyarakat untuk menabung. Investasi juga merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi suku bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kesil. Alasannya, seseorang akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk penggunaan dana investasi tersebut. Suku bunga adalah salah satu indikator dalam memutuskan apakah seseorang menabung atau melakukan investasi. Suku bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Secara grafik keseimbangan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. Teori Klasik Mengenai Keseimbangan Suku Bunga
Sumber : Nopirin (1992)
Pada gambar keseimbangan suku bunga berada di i0 yaitu pada saat S0 = I0. Keseimbangan di posisi tersebut bersifat stabil, karena kekuatan – kekuatan ekonomi tersebut akan mengarahkan ketidakseimbangan kembali pada posisi keseimbangannya. Jika terjadi kenaikan sumber dana yang ditawarkan lebih besar daripada permintaan (i1), sehingga suku bunga akan
4
menurun dan berada di i0. Turunnya suku bunga ini disebabkan karena sumber dana yang ditawarkan berlebihan. Oleh karena itu untuk menghindarkan kerugian yang lebih besar, perbankan menurunkan suku bunganya. Menurunnya suku bunga dengan sendirinya akan meningkatkan permintaan terhadap sumber dana untuk diinvestasi. Dua kekuatan tersebut pada akhirnya membawa suku bunga kembali pada keseimbangannya yaitu di titik E. Keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada suku bunga. Makin tinggi suku bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat terdorong untuk mengorbankan pengerluarnya guna menambah besarnya tabungan. Oleh karena itu, masyarakat akan lebih memilih menahan atau menyimpanan uang untuk keuntungan yang lebih daripada menggunakan dana tersebut untuk kegiatan konsumsi. Teori Investasi Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Halim: 2003). Menurut teori Klasik tabungan atau investasi adalah fungsi dari suku bunga, makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung dalam bentuk deposito. Artinya, pada suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah keuntungan. Suku bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan pada perbankan. Menurut para ahli, suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi. Pada dasarnya manusia melakukan investasi untuk memperoleh peningkatan hasil dimasa yang akan datang. Investasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai pengorbanan sejumlah uang dimasa sekarang untuk sejumlah uang dimasa yang akan datang. Pengorbanan itu dilakukan pada masa sekarang dan bersifat pasti. Investasi dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama, investasi yang dilakukan dalam bidang usaha yang meliputi investasi riil dan investasi finansial. Dan yang kedua investasi yang dilakukan dalam diri manusia. Investasi yang dilakukan dalam diri manusia dinamakan dengan human capital. Investasi sumber daya manusia memiliki prinsip yang tidak berbeda jauh dengan investasi yang dilakukan dalam bidang usaha. Prinsip investasi dalam bidang usaha adalah mengorbankan konsumsi pada saat investasi dilakukan untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Sedangkan prinsip investasi dalam bidang sumber daya manusia yang dikorbankan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Yang diperoleh sebagai imbalannya adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Pertimbangan-pertimbangan utama yang perlu dilakukan dalam melakukan investasi adalah tingkat bunga yang berlaku, tingkat pengembalian (Rate of Return) dari investasi yang dilakukan dan prospek investasi waktu yang akan datang. Kaitan Antara Suku Bunga SBI dan Suku Bunga Deposito Terhadap Dana Deposito Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan sebuah instrumen Operasi Pasar Terbuka yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pembuat kebijakan moneter dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi termasuk juga sektor perbankan melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga) termasuk suku bunga deposito berjangka. Hubungan antara suku bunga SBI dan suku bunga deposito dapat dilihat dari salah satu instrumen kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral yaitu melalui Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Ketika terjadi kelebihan uang yang ada di masyarakat dan perbankan maka bank sentral akan menyerap kelebihan uang tersebut dengan menjual SBI. Dalam hal ini perbankan akan membeli obligasi tersebut dimana bank sentral menawarkan suku bunga SBI yang tinggi, sehingga menyebabkan likuiditas perbankan berkurang. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas maka perbankan bersaing untuk mendapatkan dana yang sebesar – besarnya dari masyarakat dengan meningkatkan suku bunga deposito. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara suku bunga SBI dan suku bunga deposito. Artinya, apabila terjadi peningkatan pada suku bunga SBI maka suku bunga deposito perbankan cenderung meningkat pula. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada suku bunga SBI maka suku bunga deposito perbankan cenderung menurun. Perubahan suku bunga deposito yang disebabkan oleh pengaruh suku bunga SBI, selanjutnya akan mempengaruhi perbankan dalam penghimpunan dana, dan akhirnya dapat
5
mengurangi penawaran kredit para pengusaha kepada pihak perbankan karena dana yang ditawarkan sangat rendah. Hubungan antara suku bunga dengan deposito bersifat positif. Menurut teori klasik, semakin tinggi suku bunga, maka semakin tinggi pula keinginan seseorang atau masyarakat untuk menabung uangnya. Artinya, pada tingkst suku bunga yang tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi atau mengorbankan pengeluaran konsumsinya guna menambah tabungannnya. Semakin besar suku bunga akan meningkatkan ketersediaan masyarakat untuk menyimpan dana pada bank, sehingga jumlah simpanan masyarakat pada bank akan meningkat. Dengan demikian suku bunga bank dapat menjadi faktor yang menarik minat seseorang dalam menyimpan uangnya.
C. METODE PENELITIAN
Metode Analisis Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta di publikasikan pada masyarakat pengguna data. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil publikasi Bank Indonesia berupa laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Laporan Kebijakan Moneter, dan dari sumber –sumber lain yang dipublikasikan. Data berbentuk data triwulanan periode 2003 – 2012. Selain itu juga didukung dengan teori – teori yang menyatakan adanya hubungan dengan volume deposito bank. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis. Variabel tergantung (dependent) adalah dana deposito bank. Sedangkan variabel bebas (independent) terdiri dari 2 variabel yang terdiri dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan suku bunga deposito. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana TSLS (Two Stage Least Square). Penggunaan metode analisis Two Stage Least Square (TSLS) pada penelitian ini disebabkan karena model persamaan yang digunakan mempunyai hubungan sebab akibat lebih dari satu arah. Menurut Gujarati (2006) dalam persamaan yang mengandung hubungan simultanitas seandainya dianalisis dengan menggunakan regresi biasa (ordinary least square) akan sangat berpotensi mengasilkan taksiran yang bias dan tidak konsisten. Hal ini dikarenakan, bahwa dalam persamaan simultan sangat besar kemungkinan variabel endogen berkorelasi dengan error term. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana TSLS (Two Stage Least Square) dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel bebas suku bunga deposito dan suku bunga SBI terhadap variabel terikat dana deposito, maka digunakan uji statistik diantaranya yaitu: 1. Pengujian identifikasi 2. Pengujian simultanitas 3. Penguji TSLS (Two Stage Least Square). Model Penelitian Untuk mengetahui hubungan suku bunga SBI (X1) dan suku bunga deposito (X2) terhadap dana Deposito (Y), secara matematis model persamaan TSLS (Two Stage Least Square dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, melihat pengaruh suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito. Adapun persamaannya: X2= α0 + α1X1 + µ……………………………………………….……………...(2.1) Kedua, melihat pengaruh suku bunga deposito terhadap dana deposito. Adapun persamaannya: Y= β0 + β1X2 + µ……………………………………………………………....( (2.2) Ketiga, untuk melihat pengaruh suku bunga SBI terhadap dana Deposito, maka persamaan (2.2) disubtitusikan ke persamaan (1.1). Y= γ0 + γ1X1 + γ2 X2 + µ ……………………………………………..………....(2.3) Di mana : Y X1 X2 α0, β0, γ0 α1, β1, γ1, γ2
= Dana Deposito = Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) = Suku Bunga Deposito = Bilangan konstanta = Koefisien variabel
6
µ
= Trem of Eror
Hipotesis Untuk dapat mengarahkan hasil penelitian, disampaikan suatu hipotesis penelitian. Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dan hasil ujian ini akan dapat dipakai sebagai masukan dalam menentukan kebijakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dikemukakan dan masih lemah kebenarannya.Hipotesis juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara. Sesuai dengan masalah di atas dapat diambil hipotesa sebagai berikut : 1. Perubahan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berpengaruh positif terhadap suku bunga deposito. 2. Perubahan suku bunga deposito berpengaruh positif terhadap dana deposito bank. 3. Perubahan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berpengaruh positif terhadap dana deposito. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Indentifikasi Sebelum melakukan uji TSLS (Two Stage Least Square), setiap persamaan harus memenuhi persyaratan identifikasi. Suatu persamaan dikatakan identified hanya jika persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk statistik unik dan menghasilkan taksiran parameter yang unik. Masalah identifikasi berkaitan dengan apakah estimasi numerik parameter persamaan struktural dapat diperoleh dari mengestimasi koefisien persamaan reduced form. Jika dapat memperoleh estimasi numerik parameter persamaan struktural, maka persamaan tersebut disebut identified. Sebaliknya, jika tidak dapat memperoleh hasil estimasi parameter persamaan struktural, maka persamaan ini disebut unidentified atau underidentified. Tabel 1 Identifikasi Persamaan Model Simultan Persamaan K k m Identifikasi 2.1
4
1
1
Overidentified
2.2
4
1
2
Overidentified
2.3
4
2
2
Overidentified
Sumber: Persamaan TSLS, (diolah)
Hasil ketiga persamaan menunjukkan menunjukkan kondisi overidentified. Kondisi ini memenuhi persyaratan identifikasi persamaan simultan TSLS (Two Stage Least Square). Uji TSLS (Two Stage Least Square) Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi sederhana dengan metode Two Stage Least Square (TSLS). dengan menggunakan bantuan program komputer eviws. Uji Two Stage Least Square (TSLS). dilakukan untuk melihat lebih jelas mengenai hubungan simultan yang terbentuk yaitu apakah hanya berpengaruh pada satu arah atau pada dua arah sekaligus. Model Ini dipilih karena ada hubungan simulatan antara suku bunga SBI dan suku bunga deposito terhadap jumlah dana deposito Bank Umum, sehingga untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi maka regresi dilakukan Two Stage Least Square (TSLS). Hasil pengujian Two Stage Least Square (TSLS) sebagai berikut:
7
Tabel 2. Hasil Regresi TSLS (Two Stage Least Square) X2
Y
Intercept X1 X2 R – Squared
0.024409 0.846882 0.746805
44060.68 0.453489
Std. eror
0.117475
20253.45
DW
1.478830
1.591228
t-statistic
5.952745 (0.0407
2.175465 (0.0359)
5.435182
4.732648
12221.52 -112908.6 44536.29 0.583014 13814.90 16361.11 1.394268 -8.172955 (0.0176) 2.722083 (0.0099) 9.862322
(0.000351)
(0.035884)
(0.001079)
F-statistic
10095.13
Y
Sumber : Lampiran 1
Keterangan: Y = Dana Deposito X1 = Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) X2 = Suku Bunga Deposito
Hasil analisis regresi Two Stage Least Square (TSLS) diatas menujukan adanya hubungan simulatan antar variabel. Berikut persamaan hasil estimasi : Persamaan 2.1: X2 = 0.024409 + 0.846882 X1 Persamaan 2.2: Y = 10095.13 + 44060.68 X2 Persamaan 2.3 : Y = 12221.52 – 112908.6 X1 + 44536.29 X2
Dari hasil analisis persamaan pertama (2.1) bisa dilihat bahwa suku bunga SBI (Sertifikat bank Indonesia) memiliki hubungan simultan antar variabel dan antar persamaan. Nilai probabilitas t-statistic sebesar 0.0407 pada α (level of significance) 5%, sehingga secara parsial suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito. Dari uji F diperoleh bahwa nilai probabilitas F-statistic sebesar 0.000351 dengan α (level of significance) 5% yang menunjukkan bahwa secara bersama ‐ sama semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil persamaan pertama (2.1) dengan pengujian Two Stage Least Square (TSLS) di peroleh hasil yaitu: nilai koefisien variabel X1 (suku bunga SBI) sebesar 0.846882 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0.024409. Artinya setiap kenaikan satu persen suku bunga SBI secara rata-rata akan meningkatkan suku bunga deposito sebesar 0.846882 atau 84% dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap. Sehingga bisa dikatakan suku bunga SBI berpengaruh terhadap suku bunga deposito. Dengan melihat, nilai R - Squared persamaan pertama (2.1) sebesar 0.746805atau 74%, artinya dalam model tersebut variabel bebas suku bunga SBI dapat menjelaskan variabel terikat suku bunga deposito sebesar 74%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dwiastuti (2006) dan Widjajanto (2002) meneliti tentang pengaruh suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito memberikan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini yaitu, adanya pengaruh signifikan dari perubahan suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito. Dengan adanya keterkaitan suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito membuat bank – bank umum di Indonesia harus lebih berhati-hati dalam menentukan suku bunga deposito. Dengan begitu, hipotesis yang mengatakan adanya keterkaitan antara suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito terbukti. Artinya apabila suku bunga SBI mengalami kenaikan maka suku bunga deposito juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya jika suku bunga SBI mengalami penurunan maka suku bunga deposito juga akan mengalami penurunan. Kebijakan moneter yang
8
tepat juga harus dilakukan, agar perubahan suku bunga SBI tidak berpengaruh negatif terhadap suku bunga di Perbankan. Kebijakan melalui Jalur Suku Bunga telah bekerja dengan efektif, yakni perubahan suku bunga SBI sebagai instrument moneter berpengaruh terhadap perubahan suku bunga deposito. Perubahan kebijakan moneter melalui perubahan suku bunga SBI akan menimbulkan efek likuiditas terhadap suku bunga pasar uang sehingga mendorong suku bunga deposito bergerak naik atau turun. Kebijakan moneter yang kontraktif direspons positif oleh suku bunga di pasar uang. Jika BI melakukan kontraksi moneter melalui peningkatan suku bunga SBI, maka akan direspons positif oleh suku bunga deposito. Persamaa kedua (2.2), dari hasil Two Stage Least Square (TSLS) diperoleh hasil bahwa pengaruh suku bunga deposito terhadap dana deposito, jika dilihat dari nilai probabilitas t-statistic sebesar 0.0359 pada α (level of significance) 5%, sehingga secara parsial suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito. Hasil dari uji F diperoleh bahwa nilai probabilitas F-statistic sebesar 0.035884 dengan α (level of significance) 5%, yang menunjukkan bahwa secara bersama‐sama semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Nilai R - Squared persamaan kedua (2.2) sebesar 0.4534 atau 45%, artinya dalam model tersebut variabel bebas suku bunga deposito dapat menjelaskan variabel terikat dana deposito sebesar 45%. Hasil persamaan kedua dengan pengujian Two Stage Least Square (TSLS) di peroleh hasil yaitu: nilai koefisen variabel X2 (suku bunga deposito) sebesar 44060.68 dan nilai koefisien korelasi sebesar 10095.13. Artinya setiap kenaikan satu persen suku bunga deposito secara rata-rata akan menaikan jumlah perolehan dana deposito sebesar 44060.68 dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap. Dari hasil koefisien korelasi didapat koefisien bertanda positif yang artinya bahwa suku bunga deposito akan berpengaruh langsung terhadap besarnya simpanan masyarakat pada bank Umum di Indonesia. Yang artinya dari hasil pengujian Two Stage Least Square (TSLS) disebutkan bahwa pengaruh perubahan suku bunga deposito berpengaruh terhadap dana deposito terbukti. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori suku bunga, dimana suku bunga dan hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2007) dan Triardiyanto (2009), yang meneliti tentang pengaruh suku bunga Deposito terhadap dana deposito memberikan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini yaitu, adanya pengaruh signifikan dari perubahan suku bunga deposito terhadap dana deposito. Oleh karena itu, suku bunga deposito sangat berpengaruh terhadap perolehan dana deposito. Dengan adanya keterkaitan suku bunga deposito dan dana deposito membuat bank – bank umum di Indonesia harus lebih berhati – hati dalam menentukan suku bunga deposito. Peningkatan suku bunga instrumen moneter yang diikuti oleh kenaikan suku bunga deposito berjangka akan mendorong terjadinya peningkatan simpanan masyarakat di perbankan, khususnya simpanan deposito. Perolehan dana pihak ketiga, terutama dana deposito keberadaanya sangat besar dipengaruhi oleh suku bunga simpanan yang diberikan. Hal yang melandasi pemikiran masyarakat untuk memilih simpanan deposito dibandingkan simpanan giro dan tabungan atau berpekulasi pada surat berharga. Maka dari keseluruhan penelitian ditemukan bahwa penggunaan suku bunga deposito memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dana deposito, besar kecilnya suku bunga deposito mempengaruhi perolehan dana deposito. Untuk persamaan yang terakhir, yaitu persamaan ketiga (2.3), hasil pneletian diperoleh bahwa nilai probabilitas t-statistic sebesar 0.0176 pada α (level of significance) 5%, sehingga secara parsial suku bunga SBI berpengaruh terhadap dana Deposito. Dan nilai probabilitas Fstatistic sebesar 0.001079 dengan α (level of significance) 5%, yang menunjukkan bahwa secara bersama ‐ sama semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. hasil pengujian Two Stage Least Square (TSLS), nilai R - Squared persamaan ketiga (2.3) sebesar 0.583014 atau 58%, artinya dalam model tersebut variabel bebas suku bunga SBI dan suku bunga deposito dapat menjelaskan variabel terikat dana deposito sebesar 58%. Hasil persamaan ketiga (2.3) dengan pengujian Two Stage Least Square (TSLS) di peroleh hasil yaitu: pengaruh tidak langsung variabel suku bunga terhadap dana deposito sebesar 30811.5 X1, dan pengaruh langsung variabel suku bunga terhadap dana deposito sebesar -112908.6 X1. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa pengaruh total suku bunga SBI terhadap dana deposito sebesar 82097.1 X1. Sehingga setiap kenaikan satu persen suku bunga SBI secara rata-rata akan menurunkan dana deposito sebesar -82097.1. Namun, nilai koefisen variabel X1 (suku bunga SBI) sebesar -112908.6 dan nilai koefisien korelasi didapat koefisien bertanda negatif yang artinya bahwa tingkat suku bunga SBI negatif signifikan terhadap besarnya dana deposito masyarakat pada bank, walupun pengaruh suku bunga SBI melalui suku bunga deposito. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini juga didukung oleh penelitian
9
Wibowo & Susi (2008), dan Triardiyanto (2009) dengan hasil penelitian bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh berlawanan arah (negatif), artinya penurunan suku bunga SBI akan mengakibatkan kenaikan jumlah dana deposito. Dengan begitu, hipotesis yang mengatakan adanya keterkaitan antara suku bunga SBI terhadap dan deposito tidak terbukti. Menurut Halim (2003), investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah untuk mengatur suku bunga harus dilakukan dengan tepat dan berhati-hati, agar perubahan suku bunga tidak merugikan bagi usaha perbankan. Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral (BI), khususnya kebijakan moneter dalam hal suku bunga akan direspon oleh bank – bank di Indonesia. Kebijakan moneter telah bekerja dengan efektif, yakni perubahan suku bunga SBI sebagai instrument moneter berpengaruh terhadap perubahan suku bunga deposito. Perubahan kebijakan moneter melalui perubahan suku bunga SBI akan menimbulkan perubahan terhadap suku bunga pasar uang sehingga mendorong suku bunga bergerak naik atau turun. Penurunan atau kenaikan suku bunga pada perbankan akan menyebabkan referensi masyarakatkan dalam menyimpan dananya. Adanya perubahan suku bunga SBI pada tahun 2010 hingga 2012 menyebabkan suku bunga deposito bank cenderung mengalami penurunan diakibatkan kebijakan moneter dalam penurunan suku bunga SBI. Namun, dana deposito yang berhasil dihimpun oleh Bank Umum relatif meningkat. Hal ini menyebabkan bank mendapat dana lebih banyak dalam bentuk deposito. Kondisi ini menyebabkan masyarakat cenderung untuk menyimpan dananya pada deposito di bank – bank dibandingkan membeli surat – surat berharga. Karena menyimpan modal dalam bentuk deposito memiliki resiko lebih kecil dibandingkan dalam bentuk investasi lain. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, teori – teori yang telah dipaparkan, dan pembuktian hipotesis melalui data penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah, serta analisis pembahasan dari hasil pengujian. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1.
2.
3.
4.
Intervensi kebijakan moneter melalui suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sangat berpengaruh di sektor perbankan Indonesia, khusunya penentuan suku bunga pada perbankan. Kebijakan Bank Indonesia dalam hal ini menurunkan atau menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sudah cukup efektif untuk menurunkan atau menaikkan suku bunga perbankan secara umum, khususnya suku bunga deposito. Perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia direspon oleh suku bunga deposito dan dana deposito. Secara umum, suku bunga deposito yang paling responsif terhadap perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa suku bunga deposito berfungsi secara efektif sebagai salah satu indikator penting bagi perbankan dalam penghimpunan dana melalui simpanan deposito. Perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, baik penurunan atau kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah penghimpunan dana oleh perbankan malalui deposito.
Saran Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan pertimbangan, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan untuk senantiasa menjaga atau mengawasi efisiensi lembaga keuangan (perbankan) agar reaksi optimal atau respons
10
2.
3.
lembaga tersebut terhadap perubahan kebijakan moneter. Agar kebijakan moneter yang dilakukan dapat optimal untuk mempengaruhi suku bunga perbankan. Bagi perbankan diharapkan ketika terdapat sinyal – sinyal perubahan kebijakan dari pemerintah dan BI, perbankan harus merespon positif perubahan tersebut, agar fungsi intermediasi perbankan bias tetap stabil dan terjaga. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisis tingkat penghimpunan dana dari masyarakat dengan menambah jangka waktu (periode) penelitian dan menggunakan variabel – variabel yang lain dengan upaya bank untuk menghimpun dana pihak ketiga khususnya dana deposito, sehingga hasil berikutnya lebih berkembang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, 1980. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga Jogyakarta: BPFE Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dwiastuti, Febri. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Deposito pada Bank-bank Umum Pemerintah di Indonesia. Skripsi Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10256/H06fdw.pdf?sequence=3 . Diakses tanggal 14 Oktober 2012. Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Terjemahan. Jakarta : Erlangga. Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Karl E. Case, Fair, Ray C. 2001. Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: Prenhalindo. Malayu, Hasibuan 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara. Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Jilid 1. Yogyakarta : BPFE. Tambunan, Yustina. 2007. Analisis Pengaruh Suku Bunga LIBOR, Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/10271. Diakses tanggal 07 Januari 2013. Triardiyanto, Tulus. 2009. Pengaruh suku bunga SBI dan tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap penghimpunan jumlah dana deposito berjangka pada 10 bank go public. Skripsi Publikasi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1manajemen09/202111074/bab4.pdfDi akses tanggal 07 Januari 2013. Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. No 11. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Wibowo, Aldrin & Susi, Suhendra.2011. Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia (Periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008). Paper Ekonomi Universitas Gunadarma. http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/mmanagement/article/view/15792. Diakses tanggal 11 Januari 2013. Widjajanto, Nugroho. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito di Indonesia (Periode 1999-2001). Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/8973/1/2002MM1575.pdf. Diakses tanggal 18 Januari 2013. Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Bank Indonesia . Statistik Perbankan Indonesia. Bank Indonesia . Laporan Kebijakan Moneter.
12
LAMPIRAN 1 HASIL REGRESI TSLS (Two Stage Least Square)
Persamaan I : X2= α0 + α1X1 + µ Dependent Variable: X2 Method: Two-Stage Least Squares Date: 04/27/13 Time: 12:31 Sample: 2003Q1 2012Q4 Included observations: 40 Instrument specification: Y C X2 Variable C X1 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) J-statistic Prob(J-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.024409 0.846882
0.010196 0.074227
2.393882 5.952745
0.0058 0.0407
0.074227 0.740142 0.015732 5.435182 0.000351 29.14230 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Second-Stage SSR Instrument rank
0.083273 0.020243 0.009404 1.478830 0.007212 4
Persamaan II : Y= β1 + β2X2 + µ Dependent Variable: Y Method: Two-Stage Least Squares Date: 04/27/13 Time: 12:34 Sample: 2003Q1 2012Q4 Included observations: 40 Instrument specification: Y C X1 X2 Variable C X2 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) J-statistic Prob(J-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
10095.13 44060.68
1734.464 20253.45
5.820317 2.175465
0.0015 0.0359
0.453489 0.402002 2560.445 4.732648 0.035884 38.00000 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Second-Stage SSR Instrument rank
6426.090 2680.174 2.49E+08 1.591228 2.49E+08 4
Keterangan: Y = Dana Deposito X1 = Suku Bunga SBI X2 = Suku Bunga Deposito
13
Persamaan III : Y= β1 + β1X1 + β2 X2 + µ
Dependent Variable: Y Method: Two-Stage Least Squares Date: 04/27/13 Time: 12:33 Sample: 2003Q1 2012Q4 Included observations: 40 Instrument specification: X2 C X1 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2
12221.52 -112908.6 44536.29
1081.226 13814.90 16361.11
11.30339 -8.172955 2.722083
0.0000 0.0176 0.0099
0.583014 0.565880 1549.225 9.862322 0.001079 1.550767 0.201232
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Second-Stage SSR Instrument rank
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) J-statistic Prob(J-statistic)
6426.090 2680.174 88803615 1.394268 88803615 3
Keterangan: Y = Dana Deposito X1 = Suku Bunga SBI X2 = Suku Bunga Deposito
14