PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk
M. DIMAS PRAWITA KOMANDAN, TUTIE HERMIATI ILMU ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kinerja Karyawan Divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Variabel Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diukur dengan perencanaan, penerapan, audit, sertifikasi, pembinaan dan pengawasan, sedangkan variabel kinerja karyawan diukur dengan kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan pekerjaan, kerjasama, inisiatif, dapat dipercaya atau diandalkan, dan kualitas personal. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan teknik Total Sampling terhadap karyawan divisi K3 PT. Adhi Karya yang berjumlah 35 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Kata Kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); Kinerja Karyawan; Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
ABSTRACT This research aims to know the Influence of The Management System of Occupational Safety and Health Division Employee Performance Against K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Variable management system occupational safety and health (SMK3) measured by planning, implementing, auditing, certification, coaching and supervision, while the variable performance of employees is measured by the quality of work, the quantity of work, job knowledge, cooperation, initiative, can be trusted or relied upon, and the quality of the personal. This research used quantitative approach with survey method using the technique of Total Sampling of employees Division K3 PT Adhi Karya, which totaled 35 respondents. The results of this study indicates the Management system of occupational safety and health has a positive and significant impact on the performance of employees. Keywords: Employee Performance; Health and Safety Management System (SMK3); Occupational Health and Safety (K3).
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
PENDAHULUAN Persaingan bisnis di era globalisasi, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk mempertahankan eksistensinya. Persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Dengan kondisi persaingan bisnis seperti saat ini, perusahaan harus melakukan berbagai strategi bisnis untuk meningkatkan produksinya. Perusahaan yang baik, tidak hanya memikirkan hasil produksinya, akan tetapi perusahaan juga harus memikirkan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawannya untuk lebih menunjang proses produksi. Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Simanjuntak (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai” digolongkan ke dalam 3 kelompok yaitu, kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen”. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benarbenar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan (T. Lestari, 2010). Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) karyawan merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan suatu perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung (Kusuma, 2001). Pada kenyataannya, tingkat kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi di bandingkan negara lain. Bahkan dari tahun-ketahun, angka kecelakaan kerja terus meningkat. Hasil penelitian yang diadakan ILO (Organisasi Perburuhan Internasional) mengenai standar kecelakaan kerja menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan ke-152 dari 153 negara yang ditelitinya. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia, tingkat kepedulian sektor industri terhadap K3 masih rendah, padahal karyawan merupakan aset penting perusahaan. Dilihat dari jumlah kecelakaan kerja yang meingkat dari tahun ketahun menunjukan bahwa penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja belum benar-benar diterapkan dan sesuai dengan kapasitasnya. K3 menurut Hendara (2002) upaya untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tinggi dan terbebas dari faktor-faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dijadikan sebagai aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi aset perusahaan yang bertujuan sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi yang aman dan sehat kepada setiap karyawan. Sektor konstruksi menjadi salah satu jenis pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan. Hal ini dikarenakan pekerja sektor konstruksi hampir selalu berada di tempat terbuka, serta memiliki kemudahaan akses untuk dimasuki orang yang berbeda, dimana kondisi tersebut tidak mendukung K3, sehingga berpotensi untuk terjadi kecelakaan kerja (Hinze, 1997 dalam Shinta 2009). PT. Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan jasa konstruksi terbesar yang ada di Indonseia yang mana PT. Adhi Karya merupakan Perseroan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta). Dengan munculnya tekanan pada jasa konstruksi akibat intensitas persaingan dan perang harga, pada tahun 2006 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki visi dan misi: Menjadi salah satu Perseroan terpilih
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
(company of choice) dalam lini jasa konstruksi, rekayasa, dan investasi infrastruktur. Visi ini menciptakan tagline “Beyond Construction” yang menggambarkan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait dengan core business Perseroan di bidang konstruksi yakni bisnis EPC, dan Investasi. ∑
∑
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, pokok permasalahan yang bisa diambil yaitu: Bagaimana Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kinerja Karyawan Divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk? Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan : “Untuk mengetahui Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kinerja Karyawan Divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk”.
TINJAUAN TEORITIS Penelitian yang berjudul Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kinerja Karyawan Divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ini menggunakan tiga penelitian lain yang memiliki keterkaitan dengan tema yang diangkat oleh Peneliti sebagai referensi. Peneliti merujuk pada tiga penelitian yang memiliki tema sejenis. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Wieke Yuni Christiana, Ludfi Djakfar, Armanu Thoyib (2012) yang berjudul “Pengaruh Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi”. Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan dan kesehatan kerja kususnya pada pekerja proyek konstruksi, dan juga menganalisa pengaruh faktor-faktor budaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja proyek konstruksi. Penelitian kedua adalah penelitian yang berjudul “Pengaruh Sistem Manajemen K3 Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT “XX” oleh Nita Sri Handayani (2010). Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode serta pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan kuisioner dari kinerja dan sistem manajemen K3 yang berbentuk skala likert. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh sistem manajemen K3 terhadap kinerja karyawan pada PT “XX”, menambah pengetahuan serta memberikan pengalaman praktis. Penelitian ketiga yang berjudul “Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT PG. Gempol Kerep Mojokerto)” oleh M. Rifai (2008). Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Dengan kata lain penelitian survei dapat dikatakan sebagai penelitian eksplanotory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel penelitian melalui pengujian hipotesa (Singarimbun, 1995). Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh signifikansi antara variabel lingkungan kerja, metode kerja, preventive, dan kurative dari proses yang simultan pada kinerja karyawan PT PG. Gempol Kerep Mojokerto. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa analisis statistik deskriptif, maka deskripsi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri atas variabel lingkungan kerja, cara kerja, upaya preventif, upaya kuratif dan kinerja
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
karyawan di PT PG. Gempol Kerep Mojokerto cukup baik dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Pada bagian ini, peneliti menggunakan teori keselamatan dan kesehatan kerja milik Soehatman Ramli (2009). Konsep tersebut terdiri dari Perencanaan (planning), Penerapan (implementation), Audit, Sertifikasi, Pembinaan dan Pengawasan. Konsep teori utama dari kinerja karyawan yang digunakan oleh peneliti adalah teori yang diambil dari teori John M. Ivancevich (2001) dalam bukunya yang berjudul “Human Resource Management”: Quality of Work (Kualitas Kerja), Quantity of Work (Kuantitas Kerja), Knowledge of Job (Pengetahuan Tentang Pekerjaan), Cooperation (Kerjasama), Initiative (Inisiatif), Dependability (Dapat Dipercaya), Personal Qualities (Kualitas Personal).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metodemetode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel (Creswell,2010 : 5). Berdasarkan pada teori di atas peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, karena analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada teori-teori yang sudah ada dan berhubungan dengan topik penelitian. Oleh karena itu teori yang digunakan oleh peneliti adalah teori sistem manajemen k3 dan kinerja karyawan. Dalam jenis penelitian ini terdapat beberapa pembagian tipe penelitian, berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dimensi waktu, dan tehnik pengumpulan data. Untuk melihat jenis penelitian yang digunakan dapat melalui aspek, yakni: berdasarkan tujuan penelitian yang dapat dikategorikan kedalam penelitian eksplanatif, yaitu, Penelitian yang bertujuan menjelaskan bagaimana sebuah fenomena sosial terjadi untuk menghasilkan penelitian yang lebih lengkap dibandingkan penelitian deskriptif (Sanapiah, 2005). Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini merupakan penelitian murni yang merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama, lamanya manfaat ini lebih karena penelitian ini biasanya dilakukan karena kebutuhan peneliti sendiri, penelitian murni juga mencakup penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis (Prasetyo dan Jannah, 2005:38). Berdasarkan dimensi waktu penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Penelitian cross-Sectional adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu, penelitian ini hanya digunakan karena informasi yang dikumpulkan hanya pada saat-saat tertentu dan peneliti tidak akan melakukan penelitian lain untuk perbandingan di waktu yang berbeda (Prasetyo dan Jannah, 2005 : 45). Berdasarkan metode penelitian, penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah sebuah desain yang memberikan uraian kuantitatif maupun numeric sejumlah pecahan populasi sampel melalui proses penggumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada orang (Creswell: 2002 : 11). Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Adhy Karya (Persero) Tbk kantor pusat yang berada di alamat Adhi Karya Building, Jl. Raya Pasar Minggu Km. 18, Pasar Minggu. Populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Atau keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan diduga (Hastono S. Priyo : 2008). Sedangkan Obyek penelitian dapat berupa mahluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain (Ronny Kountur: 2003). Dalam penelitian ini, populasi
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
penelitian adalah karyawan divisi K3 kantor pusat PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Dergibson Siagian dan Sugiarto:2000) . Sampel pada penelitian ini adalah karyawan divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) yang berjumlah 35 orang. Pada penelitian ini sampel ditentukan berdasarkan teknik total sampling, karena sampel yang diambil semua karyawan yang ada pada divisi K3 yang berjumlah 35 orang di kantor pusat PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, yaitu mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Beberapa contoh sumber data primer (primary data) adalah responden individu, kelempok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti, dan juga internet yang dapat dijadikan sebagai sumber data primer apabila kuesioner di sebarkan melalui media tersebut (Uma Sekeran, 2006:60). Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada melalui studi kepustakaan, dengan cara membaca dan mengutip data-data yang terdapat dalam buku, artikel, jurnal, skripsi, thesis, situs internet, penelitian terdahulu, dan berbagai literature yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini, penelitian ini mengumpulkan data dengan melakukan survey, kuesioner, studi kepustakaan dan studi lapangan. Menurut Walize dan Wienir, survey didefinisikan sebagai rancangan yang tergantung pada jawaban orang terhadap pertanyaan. Definisi survei dapat diperluas untuk mencakup suatu data yang telah dikumpulkan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu unit atau sekelompok unit. Dalam penelitian survei ini, data di lapangan di kumpulkan dengan cara mengajukan pertanyaan baik yang tersusun dalam kuesioner maupun wawancara lisan yang hasilnya direkam untuk mendapatkan gambaran mengenai pemikiran subjek penelitian mengenai topik yang diberikan yang mana berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memiliki intervensi dalam hal memanipulasi kondisi penelitian yang merupakan ciri utama penelitian survei. Data dari hasil penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner diolah dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 17.0 for Windows Release yang dikhususkan untuk penelitian-penelitian sosial. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi (Moh. Nazir: 2003). Perangkat ukur yang digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya tingkat pengaruh Skala Likert. Dalam penelitian ini, setiap jawaban responden yang masuk melalui kuisioner akan diberikan skor. Skor yang diberikan setiap jawaban yang masuk melalui kuisioner berkisar antara 1 hingga 5. Alternatif jawaban yang diberikan oleh peneliti menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik dalam variebel-variabel penelitian (Buchari Alma 2004). Penelitian ini menggunakan uji validitas, yaitu tingkat sejauh mana suatu definisi operasional benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas ini
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap indicator dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment (pearson’s coefficient correlation) melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science) 17.0 for Windows Release. Uji validitas menggunakan prosedur menentukan tingkat signifikasi, menentukan kriteria penerimaan dan penolakan dan menghitung koefisien korelasi. Uji reliabilitas berarti keterandalan atau konsistensi. Uji reabilitas adalah untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuaran diu;lang dua kali atau lebih pada kondisi yang serupa. Konsistensi disini dimaksudkan bahwa angka numeric yang dihasilkan oleh sebuah indicator tidak bervariasi karenakarakteristik proses pengukuran atau instrument pengukuran itu sendiri. Reabilitas adalah the consistency of measurement. Uji reliabilitas menggunakan prosedur menentukan tingkat signifikansi, menentukan tingkat penerimaan dan penolakan, dan menghitung statistik Cronbach Alpha. Regresi adalah bentuk hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (Gujarati, 2006). Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisiensi regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikansi ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk kepentingan tersebut, maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yang disebut dengan Uji-F (Uji secara serempak) dan Uji-t (Uji Parsial). Uji-F digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersama-sama, sedangkan Uji-t untuk menguji koefisien regresi, termasuk intercept secara individu (Nachrowi, 2006).
PEMBAHASAN DAN HASIL Agar variabel-variabel penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka perlu dilakukan uji instrumentasi. Uji instrumentasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah menguji validitas dan reliabilitas atas kuesioner yang akan dijadikan alat ukur. Menurut Malhotra (2004), jumlah sampel untuk uji instrumentasi berkisar antara 15 hingga 30 responden dan pada penelitian ini jumlah yang digunakan sebanyak 20 responden. Pre-test juga dilakukan karena ada perbedaan pemahaman antar responden terhadap isi kuesioner, sehingga data yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya adalah data yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Antara uji validitas dan uji reliabilitas memiliki saling keterkaitan indikasi, sehingga hasil uji validitas yang baik akan menghasilkan uji reliabilitas yang baik pula. Sebaliknya apabila pengukuran menghasilkan reliabilitas yang tidak reliabel bukan berarti mengindikasikan pengukuran tersebut tidak valid (Malhotra, 2004). Uji validitas merupakan model pengujian menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan kuesioner yang disusun dalam bentuk skala. Untuk menentukan apakah sebuah
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
item dinyatakan valid atau tidak maka para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah ítem (Sugiono, 2000). Artinya, sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30 mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai. Berdasarkan hasil Pre-test terhadap 15 responden besarnya R tabel adalah 0.514 untuk menentukan indikator dari masing-masing variabel valid atau tidak. Tabel 4.1 Uji Validitas No A
Total Correlation
Keterangan
Variabel Sistem Manajemen K3 Perusahaan melakukan
1
Corrected item-
Indikator
tempat
saya
identifikasi
bekerja bahaya,
penilaian dan pengendalian Risiko
0.626
Valid
0.685
Valid
0.876
Valid
0.958
Valid
0.958
Valid
0.905
Valid
sebelum menerapkan K3 kepada para karyawan Perusahaan
tempat
saya
bekerja
memiliki prosedur K3 yang sesuai 2
dangan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan Tenaga kerja, masyarakat disekitar
3
perusahaan
dan
masyarakat
luas
merupakan sasaran dari K3 Perusahaan 4
tempat
saya
bekerja
membuat perencanaan SMK3 secara berkelanjutan Perusahaan
5
tempat
saya
bekerja
merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia Lokasi kegiatan atau tempat saya
6
bekerja
memiliki
tingkat
resiko
kecelakaan kerja yang tinggi
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Perusahaan
tempat
saya
bekerja
memiliki sistem K3 yang menjadi 7
acuan kegiatan kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan
yang
0.876
Valid
0.572
Valid
0.546
Valid
0.538
Valid
0.580
Valid
0.452
Valid
0.890
Valid
0.553
Valid
telah
ditetapkan Aktivitas 8
tempat
saya
bekerja
senantiasa berhubungan dan bergelut denga alat-alat berat dan berbahaya Adanya kebijakan K3 di perusahaan
9
tempat saya bekerja yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal organisasi Adanya identifikasi risiko bahaya
10
yang
terjadi
di
lingkungan
perusahaan tempat saya bekerja Adanya
audit
sistem
K3
yang
dilakukan secara berkala, sistematik 11
dan independen di perusahaan tempat saya
bekerja,
untuk
mengetahui
keefektifan penerapan K3
12
Perusahaan
tempat
saya
mendapat
penghargaan
bekerja berupa
sertifikar dari menteri tenaga kerja yang berlaku selama 3 bulan Di perusahaan tempat saya bekerja, terdapat pengawasan untuk menjamin
13
bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan sesuai dengan prosedur petunjuk kerja yang telah ditentukan Di perusahaan tempat saya bekerja
14
setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat
kemampuan
mereka
dan
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
tingkat resiko tugas
Di perusahaan tempat saya bekerja 15
Pengawas
ikut
serta
dalam
identifikasi bahaya dan membuat
0.554
Valid
0.958
Valid
upaya pengendalian. Di perusahaan tempat saya bekerja 16
Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi
B
Variabel Kinerja Karyawan Sistem Manajemen K3 yang ada di
17
perusahaan membuat saya berusaha meminimalkan
tingkat
kesalahan
0.538
Valid
0.958
Valid
0.844
Valid
0.749
Valid
0.570
Valid
0.449
Valid
dalam bekerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di 18
perusahaan membuat saya berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di
19
perusahaan membuat saya berusaha untuk menyelesaikan tugas sesuai target. Sistem Manajemen K3 yang ada di
20
perusahaan membuat saya berusaha untuk melayani klien sesuai dengan target. Saya memiliki pengetahuan yang
21
baik mengenai pekerjaan yang saya lakukan. Saya memiliki pengetahuan yang
22
diperlukan untuk mengatasi masalah dalam pekerjaan
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Sistem Manajemen K3 yang ada di 23
perusahaan
membuat saya dapat
bekerjasama dengan tim dalam unit
0.471
Valid
0.573
Valid
0.530
Valid
0.958
Valid
0.958
Valid
0.640
Valid
0.954
Valid
0.958
Valid
kerja saya. Sistem Manajemen K3 yang ada di perusahaan 24
membuat
saya
dapat
memberikan dukungan kepada rekan kerja sebagai wujud teamwork dalam pelaksanaan tugas. Sistem Manajemen K3 yang ada di
25
perusahaan membuat saya berusaha menghindari
munculnya
konflik
dengan sesama rekan kerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di 26
perusahaan membuat saya memiliki sikap kerja yang baik. Sistem Manajemen K3 yang ada di
27
perusahaan menjalin
membuat komunikasi
saya
dapat
yang
baik
dengan sesama rekan kerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di 28
perusahaan membuat saya siap sedia untuk
hadir
jika
perusahaan
membutuhkan. Sistem Manajemen K3 yang ada di 29
perusahaan
membuat saya dapat
dipercaya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Sistem Manajemen K3 yang ada di
30
perusahaan
membuat saya tidak
menunggu perintah pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Sistem Manajemen K3 yang ada di 31
perusahaan
membuat saya mampu
0.685
Valid
melakukan pekerjaan secara mandiri Sumber : Diolah peneliti menggunakan SPSS 17.0, Desember 2012
Cronbach’s Alpha Reliability digunakan untuk uji reliabilitas. Konstruk yang dianggap reliabel adalah lebih besar dari 0.6 (Hair et al., 1998). Konstruk yang reliabel selanjutnya akan digunakan sebagai konstruk dalam penelitian sesungguhnya. Perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan setelah melakukan uji validitas dan mereduksi indikator-indikator yang tidak valid. Tabel 4.2 Uji Reliabilitas No
Indikator
A
Keterangan
Variabel Sistem Manajemen K3 Perusahaan
tempat
melakukan 1
Cronbach’s Alpha
saya
identifikasi
bekerja bahaya,
penilaian dan pengendalian Risiko
0.972
Reliabel
0.972
Reliabel
0.971
Reliabel
0.970
Reliabel
0.970
Reliabel
0.971
Reliabel
sebelum menerapkan K3 kepada para karyawan Perusahaan
tempat
saya
bekerja
memiliki prosedur K3 yang sesuai 2
dangan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan Tenaga kerja, masyarakat disekitar
3
perusahaan
dan
masyarakat
luas
merupakan sasaran dari K3 Perusahaan 4
tempat
saya
bekerja
membuat perencanaan SMK3 secara berkelanjutan Perusahaan
5
tempat
saya
bekerja
merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia Lokasi kegiatan atau tempat saya
6
bekerja
memiliki
tingkat
resiko
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
kecelakaan kerja yang tinggi
Perusahaan
tempat
saya
bekerja
memiliki sistem K3 yang menjadi 7
acuan kegiatan kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan
yang
0.971
Reliabel
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.971
Reliabel
telah
ditetapkan Aktivitas 8
tempat
saya
bekerja
senantiasa berhubungan dan bergelut denga alat-alat berat dan berbahaya Adanya kebijakan K3 di perusahaan
9
tempat saya bekerja yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal organisasi Adanya identifikasi risiko bahaya
10
yang
terjadi
di
lingkungan
perusahaan tempat saya bekerja Adanya
audit
sistem
K3
yang
dilakukan secara berkala, sistematik 11
dan independen di perusahaan tempat saya
bekerja,
untuk
mengetahui
keefektifan penerapan K3
12
Perusahaan
tempat
saya
mendapat
penghargaan
bekerja berupa
sertifikar dari menteri tenaga kerja yang berlaku selama 3 bulan Di perusahaan tempat saya bekerja, terdapat pengawasan untuk menjamin
13
bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan sesuai dengan prosedur petunjuk kerja yang telah ditentukan
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Di perusahaan tempat saya bekerja 14
setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat
kemampuan
mereka
dan
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.970
Reliabel
tingkat resiko tugas Di perusahaan tempat saya bekerja 15
Pengawas
ikut
serta
dalam
identifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian. Di perusahaan tempat saya bekerja
16
Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi
B
Variabel Kinerja Karyawan Sistem Manajemen K3 yang ada di
17
perusahaan membuat saya berusaha meminimalkan
tingkat
kesalahan
0.973
Reliabel
0.970
Reliabel
0.971
Reliabel
0.972
Reliabel
0.973
Reliabel
0.974
Reliabel
dalam bekerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di 18
perusahaan membuat saya berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di
19
perusahaan membuat saya berusaha untuk menyelesaikan tugas sesuai target. Sistem Manajemen K3 yang ada di
20
perusahaan membuat saya berusaha untuk melayani klien sesuai dengan target. Saya memiliki pengetahuan yang
21
baik mengenai pekerjaan yang saya lakukan. Saya memiliki pengetahuan yang
22
diperlukan untuk mengatasi masalah dalam pekerjaan
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Sistem Manajemen K3 yang ada di 23
perusahaan
membuat saya dapat
bekerjasama dengan tim dalam unit
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.973
Reliabel
0.970
Reliabel
0.970
Reliabel
0.973
Reliabel
0.970
Reliabel
0.970
Reliabel
kerja saya. Sistem Manajemen K3 yang ada di perusahaan 24
membuat
saya
dapat
memberikan dukungan kepada rekan kerja sebagai wujud teamwork dalam pelaksanaan tugas. Sistem Manajemen K3 yang ada di
25
perusahaan membuat saya berusaha menghindari
munculnya
konflik
dengan sesama rekan kerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di 26
perusahaan membuat saya memiliki sikap kerja yang baik. Sistem Manajemen K3 yang ada di
27
perusahaan menjalin
membuat komunikasi
saya
dapat
yang
baik
dengan sesama rekan kerja. Sistem Manajemen K3 yang ada di 28
perusahaan membuat saya siap sedia untuk
hadir
jika
perusahaan
membutuhkan. Sistem Manajemen K3 yang ada di 29
perusahaan
membuat saya dapat
dipercaya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Sistem Manajemen K3 yang ada di
30
perusahaan
membuat saya tidak
menunggu perintah pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Sistem Manajemen K3 yang ada di 31
perusahaan
membuat saya mampu
0.972
Reliabel
melakukan pekerjaan secara mandiri Sumber : Diolah peneliti menggunakan SPSS 17.0, Desember 2012.
Berdasarkan dimensi diatas total mean dari SMK3 adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Nilai Rata-rata mean Variabel SMK3 No
Dimensi
Mean
Arti
1
Perencanaan
2.74
Cukup Baik
2
Penerapan
3.13
Cukup Baik
3
Audit
3.69
Baik
4
Sertifikasi
3.57
Baik
5
Pembinaan dan Pengawasan
3.12
Cukup Baik
3.24
Cukup Baik
Total
Dari tabel diatas dapat dilihat variabel SMK3 memiliki mean sebesar 3.24 hal ini berarti SMK3 di PT. Adhi Karya sudah dijalankan dengan cukup baik.
Berdasarkan dimensi diatas maka, kinerja karyawan memiliki total mean sebagai berikut: Tabel 4.4 Nilai Rata-rata mean Variabe Kinerja Karyawan No
Dimensi
Mean
Arti
1
Kualitas Karyawan
2.60
Rendah
2
Kuantitas Karyawan
2.78
Cukup Tinggi
3
Pengetahuan Tentang
3.27
Cukup Tinggi
Pekerjaan 4
Kerjasama
3.42
Tinggi
5
Inisiatif
2.61
Cukup Tinggi
6
Dapat Diandalkan
3.23
Cukup Tinggi
7
Kualitas Personal
2.93
Cukup Tinggi
2.97
Cukup
Total
Tinggi
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan memiliki nilai mean sebesar 2.97. Hal ini berarti bahwa kinerja karyawan pada PT. Adhi Karya cukup tinggi. Besaran koefisien determinasi (R2) menunjukkan persentase variabilitas observasi dari variabel dependen yaitu kinerja karyawan yang dijelaskan oleh variabel independennya yaitu Sistem Manajemen K3. Koefisien determinasi yang bernilai nol tidak selalu berarti tidak ada pengaruh, akan tetapi hanya menunjukkan tidak adanya pengaruh linier. Analisis regresi dapat dilihat melalui tabel 4.28 berikut ini:
Tabel 4.5 Model Summary Model
R
1
.941a
Adjusted R Square
R Square .886
Std. Error of the Estimate
.883
3.263
a. Predictors: (Constant), Sistem Manajemen K3 Sumber: Diolah peneliti menggunakan SPSS 17.0, Desember 2012.
Dari tabel model summary di atas terlihat bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,886 atau 88.6% yang berarti bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 88.6% variabel sistem manajemen k3 dapat menjelaskan variabel kinerja karyawan atau memberikan pengaruh sebesar 88.6% terhadap kinerja karyawan divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Kemudian untuk menguji hipotesis, pembuktiannya dapat dilihat dari tabel 4.29 dan 4.30 di bawah ini. Tabel 4.6 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
df
Mean Square
2655.197
1
340.803
32
2996.000
33
F
Sig.
2655.197 249.312
.000a
10.650
a. Predictors: (Constant), Sistem Manajemen K3 b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Diolah peneliti menggunakan SPSS 17.0, Desember 2012.
Tabel ANOVA melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menjawab apakah terdapat pengaruh antara variabel Sistem Manajemen K3 dengan variabel kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel 4.29. Pada tabel tersebut dapat dilihat nilai p (kolom sig) signifikansi adalah 0.000 di mana nilai tersebut lebih
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
kecil dari 0.05. Dapat disimpulkan bahwa regresi sederhadna cocok (fit) atau Sistem Manajemen K3 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Tabel 4.7 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Sistem Manajemen K3
Standardized Coefficients
Std. Error 1.939
2.784
.872
.055
Beta
t
.941
Sig. .697
.491
15.790
.000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Diolah peneliti menggunakan SPSS 17.0, Desember 2012.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai t variabel Sistem Manajemen K3 sebesar 15.790 dengan nilai signifikansi 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Sistem Manajemen K3 berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Dengan kata lain, hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Ho: “Tidak Terdapat pengaruh signifikan antara Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap kinerja Karyawan di PT Adhi Karya (persero) Tbk” Ha: “Terdapat pengaruh signifikansi antara Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap kinerja Karyawan di PT Adhi Karya (persero) Tbk” Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh Sistem Manajemen K3 terhadap kinerja karyawan. Pembuktian ini menguatkan beberapa pendapat dan penelitian terdahulu, untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusianya. Seperti, yang dijelaskan James A.F Stoner.dkk teori sistem juga meramalkan bahwa aktivitas setiap segmen organisasi mempengaruhi aktifitas segmen lainnya, dengan tingkat pengaruh yang berbeda (James A.F Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert JR, 1996:46). Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu keamanan dan kenyamanan dalam bekerja yang sangat diperlukan oleh karyawan dalam meningkatkan kinerja adalah Sistem Manajemen K3. Pada dasarnya Sistem manajemen K3 harus ada pada setiap perusahaan terutama perusahaan yang memiliki tingkat kecelakaan kerja dan yang beresiko tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem manajemen K3 berpengaruh secara signifikan dengan kinerja karyawan. Hal ini juga dinyatakan oleh Rukhviyanti (2007) yang menyatakan seiring dengan meningkatnya kecelakaan kerja pada suatu perusahaan, maka akan meningkat pula karyawan yang absen atau tidak masuk kerja dikarenakan sakit. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan kinerja. Hal lain juga dinyatakan oleh kusuma (2001) yang mengatakan Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: ∑
Sistem Manajemen K3 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan divisi K3 pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Kantor Pusat Pasar Minggu.
SARAN ∑
∑
Walaupun Sistem Manajemen K3 yang ada PT. Adhi karya (Persero) Tbk Kantor Pusat Ps. Minggu dapat menghasilkan karyawan yang berkinerja baik, akan tetapi perusahaan disarankan untuk melakukan sosialisasi mengenai Perencanaan dan pelaksanaan K3 diperusahaan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan dalam bekerja. Meskipun Sistem Manajemen K3 yang ada di PT. Adhi Karya (Persero) menghasilkan karyawan yang berkinerja tinggi, alangkah baiknya pihak perusahan untuk melakuakan sistem manajemen K3 secara berkelanjutan sehingga, dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU: Gibson, James L., John M. Ivancevich & James H. Donelly Jr. (2002). Edisi Kelima ORGANISASI: Perilaku, Struktur, Process. Jilid 1(Agus Dharma, Penerjemah). Jakarta: Erlangga. Hinze, J. W. (1997). Construction Safety. Prentice- Hall, Inc, New Jersey John W. Creswell.(2002). Research Desingn : Pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: KIK Press. Kountur, Ronny. (2003). Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia), 346 Prasetyo, Bambang dan Lina M. Jannah. (2005) Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), 42. Ramli, Soehatman. (2009). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Siagian, Dergibson dan Sugiarto. (2000) Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), Halaman : 8.
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
Suma’mur P. K. (1989). Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT Gunung Agung.
Jurnal: Christina, Wieke Yuni, dkk. Pengarug Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Ternadap Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal : Teknik Sipil Universitas Brawijaya (Rekayasa Sipil) Volume 6, No. 1 – 2012 ISSN 1978 – 5658. Handayani, Nita Sri. Pengarug Sistem Manajemen K3 Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT “XX”. Jurnal : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. 2010. Rifai. M. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Pengaruh Terhadap Kinerja ( Studi Pada Karyawan PT PG Gempol Kerep Mojokerto). Terakreditasi SK Dirjen Dikti NO. 43/Dikti/kep/2008. Kusuma, I.J. (2001). Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PT. Bitratex Industries Semarang. Jurnal : Universitas Diponegoro. Lestari1, T. Erlin Trisyulianti (2010). Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Jurnal : IPB. Rukhviyanti, N (2007). Pengaruh penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kiinerja karyawan melalui motivasi pada perusahaan Garmen di kawasan industry Rancaekek. Jurnal. Bandung : STIE Indonesia Mandiri. Tanggal akses : 20 Mei 2010. Simanjuntak, P.J. (2005). Manajemen dan evaluasi kinerja. Jakarta : UI Press
INTERNET: Hendra, (2000). Intro to OHS (K3). (http://smkyadika3.sch.id/pembelajaran/IntrotoK3.pdf).
December
Pengaruh sistem manajemen..., M. Dimas Prawita, FISIP, 2013
30,
2011.