PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN
Skripsi
Oleh INTAN DESLINATIKA PUTRI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRACT
THE EFFECT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS) IMPLEMENTATION ON EMPLOYEES’ PERFORMANCE AT PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN
By INTAN DESLINATIKA PUTRI
PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan which based in JL. Soekarno Hatta km. 15 Tarahan, Lampung is a mining industry and one of the best coal suppliers in Indonesia, which include processing, transporting and materials trading – minerals especially coal has high potential dangers and risks. Daily production activities of PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan using a variety of chemicals, dangerous machinery and high-tech equipment which can result in an accident or disease. Problems which occurred at PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan is that there is still many working accidents, which results in high number of employees visit a clinic, so the realization of coal sales have yet to reach the target. The purpose of this research is to know the effect of Occupational Health and Safety (OHS) on employees’ performance at PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. The sample used in this study are 125 employees of PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. Data collection method using likert scale questionnaire. Analysis tool used is a simple linear regression analysis. The results of this study indicate that the Occupational Health and Safety (OHS) has a positive and significant effect on the employees’ performance. A suggestion for PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan is that they should encourage employees’ understanding to the procedure of each task given by the company, and to improve new challenges in the work even further, so that the employees will increase their experience as well as their ability.
Keywords: Occupational Health, Occupational Safety, Employee Performance.
ABSTRAK
PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN
Oleh INTAN DESLINATIKA PUTRI
PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berpusat di Jl. Soekarno Hatta KM. 15 Tarahan, Bandar Lampung merupakan salah satu industri pertambangan dan merupakan salah satu pemasok batubara terbaik di Indonesia, yang meliputi pengolahan, pengangkutan dan perdagangan bahan – bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko yang tinggi. Kegiatan produksi sehari – hari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan menggunakan berbagai bahan kimia, mesin dan peralatan yang berbahaya dan berteknologi tinggi sehingga dapat mengakibatkan resiko kecelakaan atau penyakit kerja. Permasalahan yang terjadi pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yaitu masih terdapat karyawan kontrak yang mengalami kecelakaan kerja, masih banyaknya kunjungan klinik oleh karyawan, sehingga realisasi penjualan batubara belum mencapai target. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 125 karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Saran bagi PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan adalah sebaiknya karyawan lebih memahami prosedur yang relevan dari setiap tugas yang diberikan perusahaan, lebih meningkatkan tantangan baru dalam pekerjaan, sehingga dapat menambah pengalaman yang dapat melatih kemampuan.
Kata kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Kinerja Karyawan.
PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN
Oleh INTAN DESLINATIKA PUTRI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 5 Juli 1995 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hi. Ardiansyah, S.E., M.M. (Alm) dan Ibu Hj. Desniwati, SKM., M.Kes. Peneliti mempunyai kakak perempuan bernama Feby Ardiantika Putri, SAN., M.Si dan adik laki – laki bernama M. Iqbal Ardiansyah Putra. Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Islam Alina Bandar Lampung diselesaikan tahun 2001, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Langkapura Bandar Lampung pada Tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 23 Bandar Lampung lulus pada Tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 10 Bandar Lampung lulus pada Tahun 2013. Pada Tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dengan mengambil konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Peneliti telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2016 selama 60 hari di Desa Mulyo Sari, Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran.
MOTTO “sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Q.S Ar-Ra’d : 11)
“barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga” (H.R Muslim)
“seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan, berarti tidak pernah mencoba sesuatu yang baru” (Albert Einstein)
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. AL-Insyirah ; 6 – 7) “jangan berkata masalahmu sungguh besar, berkatalah Tuhanmu lebih besar dari masalahmu” (Intan Deslinatika Putri)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan, Skripsi ini ku persembahkan kepada Keluarga tercinta, Ayahanda Hi. Ardiansyah, S.E., M.M. (Alm) dan Ibunda Hj. Desniwati, SKM., M.Kes. Kakak serta Adikku tersayang Feby Ardiantika Putri, SAN., M.Si. dan M. Iqbal Ardiansyah Putra atas dukungan moril maupun materil, curahan cinta dan kasih sayang, motivasi, semangat, doa yang tulus dan tak pernah putus mereka berikan kepada ku untuk menyelesaikan skripsi ini.
SANWACANA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan” Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung. Proses pembelajaran yang penulis alami selama ini memberikan kesan dan makna mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas. Bimbingan, keteladanan, dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. R. R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajeman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajeman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah berjasa meluangkan waktu, tenaga, fikiran, bimbingan, pengarahan, saran serta masukan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Zainnur M. Rusdi, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah berjasa memberikan arahan, motivasi, waktu, tenaga, fikiran dan sarannya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Ribhan, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama dalam ujian skripsi yang telah berjasa memberikan masukan dan saran untuk memperbaiki penelitian ini dengan benar, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Ibu Dwi Asri Siti Ambarwati, S.E., M.Sc. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan arahan selama perkuliahan. 7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 8. Seluruh pihak PT Bukit Asam (persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan terimakasih atas izin yang diberikan kepada peneliti, bantuan, arahan serta seluruh responden yang telah membantu dalam pengisian kuesioner. 9. Keluargaku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku baik secara moril maupun materil. Kepada kedua orang tua yang kusayangi yang telah menjadi inspirasi terbesar peneliti, Ayahku yang kubanggakan Almarhum Hi. Ardiansyah, S.E., M.M. yang telah menjadi alasan terbesar peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, walaupun belum dapat melihat peneliti menyelesaikan pendidikan sampai sarjana, terimakasih untuk semua keringat pengorbanan yang telah ayah berikan, doa kami selalu menyertaimu. Wanita terhebat Ibuku
Hj. Desniwati, SKM., M.Kes.
terimakasih selalu memberikan semangat dan terimakasih atas doa yang tidak pernah putus, maaf masih menjadi beban ibu, tapi percayalah anakmu tidak pernah berhenti berjuang untuk membahagiakan kalian.
10. Kakak dan Adikku Feby Ardiantika Putri, SAN., M.Si. dan M. Iqbal Ardiansyah Putra, terimakasih telah menemani, menghibur dan berbagi canda tawa disaat penulis sedang mengalami keputusasaan, sehingga penulis dapat semangat kembali untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga kelak kita bisa menjadi orang yang sukses dunia akhirat serta dapat membanggakan ayah dan ibu tercinta. 11. M.F.F yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta perhatian kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini, terima kasih banyak. 12. Kepada Sahabatku Ayura Gadwina, Aisyah Almitra Affery, Nabilah Rafidiyah, Merinda Putri dan Ayu Fatmasari yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti, semoga kita bisa sukses bersama. 13. Teman-teman seperjuangan sejak bangku perkuliahan dimulai, Tirra Ammerinda, Dita Sari Aryani, Reviana Paramitha dan Aninda Nur Kumalasari, terimakasih telah berbagi cerita dan kebersamaan selama ini. 14. Teman-teman seperjuangan skripsi, Riri, Anandha, Elsa, Neneng, Ilma, Fessy, Andi, Dio, Musi, Eno, Ajeng, Liyana, Neva dan semua yang tidak bisa disebut satu persatu terimakasih atas dukungannya semoga kelak kita sukses selalu dan menjadi kebanggaan keluarga serta alamamater kita. 15. Semua teman-teman Manajemen Paralel 2013 dan teman-teman konsentrasi Manajemen SDM, yang tidak bisa disebut satu persatu, terimakasih untuk kerjasamanya selama ini.
Semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayang dan perlindungannya kepada kita semua. Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini bisa dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Bandar Lampung, Maret 2017. Peneliti,
Intan Deslinatika Putri
DAFTAR ISI Halaman COVER ............................................................................................................... DAFTAR ISI....................................................................................................... i DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii DAFTAR TABEL............................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................. C. Tujuan Penelitian............................................................................... D. Manfaat Penelitian.............................................................................
1 17 19 19
II. TINJAUAN PUSTAKA RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................... 1. Pengertian Keselamatan Kerja..................................................... 2. Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.............................. 3. Pengertian Kesehatan Kerja......................................................... 4. Penyebab dan Penanggulangan Kesehatan Kerja ........................ 5. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................ 6. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja............ ...................... 7. Dimensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja............ .................... B. Kinerja Karyawan ............................................................................ 1. Pengertian Kinerja Karyawan ...................................................... 2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ............ 3. Indikator Kinerja .......................................................................... C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ D. Rerangka Pikir.................................................................................. E. Hipotesis Penelitian..........................................................................
21 21 21 26 27 30 35 38 39 39 41 42 46 47 48
III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ............................................................................... B. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................... C. Sumber Data..................................................................................... D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................... 1. Variabel Penelitian ....................................................................... 2. Definisi Operasional dan Variabel ............................................... F. Metode Pengumpulan Data ..............................................................
49 49 50 51 52 52 53 54
i
G. Uji Instrumen Penelitian................................................................... 1. Uji Validitas ................................................................................ 2. Uji Reliabilitas............................................................................. 3. Uji Normalitas ............................................................................. H. Analisis Data .................................................................................... 1. Analisis Deskripsi Hasil Survey.................................................. 2. Analisis Kuantitatif ..................................................................... I. Uji Hipotesis .................................................................................... 1. Uji t (Parsial) ...............................................................................
56 56 56 57 58 58 58 59 59
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden........... ....................................................... B. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas....................................... 1. Uji Validitas ................................................................................ 2. Uji Reliabilitas............................................................................. 3. Uji Normalitas............................................................................. C. Pembahasan...................................................................................... 1. Deskripsi Pernyataan Responden ................................................ 2. Analisis Data Kuantitatif ............................................................. 3. Uji Hipotesis dan Pembahsan...................................................... 1. Uji t (Parsial)...........................................................................
60 62 62 64 66 67 67 81 82 82
V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan............ .............................................................................. B. Saran................................................................................................. C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................
86 86 87
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Jumlah Karyawan PT Bukit Asam............................................................... 8 2. Data Kecelakaan Kerja PT Bukit Asam....................................................... 10 3. Potensi Penyakit Berdasarkan Kunjungan Klinik PT Bukit Asam .............. 12 4. Rencana dan Realisasi Penerimaan Batubara PT Bukit Asam..................... 14 5. Rencana dan Realisasi Penjualan Batubara PT Bukit Asam........................ 15 6. Jumlah Absensi Karyawan PT Bukit Asam ................................................. 16 7. Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.............................................. 26 8. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 46 9. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................... 53 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 60 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................................. 61 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................... 61 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja...................................... 62 14. Hasil Uji KMO MSA Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Kinerja Karyawan ..................................................................................................... 63 15. Koefisien Nilai r Cronbach’s Alpha ............................................................ 64 16. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................... 65 17. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................... 66 18. Persentase Pernyataan Responden Tentang Pencegahan Bahaya Kerja............................................................................................................. 67 19. Persentase Pernyataan Responden Tentang Prosedur Keselamatan dan Manajemen Resiko....................................................................................... 69 20. Persentase Pernyataan Responden Tentang Mendukung Keselamatan Kerja Perusahaan ................................................................................................... 71 21. Persentase Pernyataan Responden Tentang Pertolongan Pertama dan Pelatihan....................................................................................................... 72 22. Persentase Pernyataan Responden Tentang Peraturan Keselamatan dan Kesehatan ..................................................................................................... 74 23. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Tugas ......................... 76 24. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Kontekstual ................ 78 25. Persentase Pernyataan Responden Tentang Perilaku Kerja Tidak Produktif ...................................................................................................... 79 26. Nilai R2 ......................................................................................................... 82 27. Hasil Uji t untuk Hipotesis .......................................................................... 83 28. Hasil Regresi Indikator K3 (X) terhadap Kinerja (Y).................................. 84
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Rerangka Pemikiran ........................................................................................
iv
47
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian .................................................................................... L-1 2. Hasil Kuesioner K3 (X) ............................................................................... L-6 3. Hasil Kuesioner Kinerja (Y) ........................................................................ L-11 4. Uji Validitas Variabel K3 (X) ...................................................................... L-16 5. Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)............................................................... L-22 6. Uji Reliabilitas K3 (X) ................................................................................. L-25 7. Uji Reliabilitas Kinerja (Y).......................................................................... L-26 8. Uji Normalitas.............................................................................................. L-27 9. Hasil Uji t untuk Hipotesis I ........................................................................ L-28 10. Tabel Frekuensi K3 (X) ............................................................................... L-29 11. Tabel Frekuensi Kinerja (Y) ........................................................................ L-35 12. Hasil Regresi Indikator K3 (X) terhadap Kinerja (Y).................................. L-40 13. Tabel t........................................................................................................... L-42
v
1
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis membutuhkan berbagai sumber daya seperti modal, material dan mesin. Perusahaan juga membutuhkan sumber daya manusia, yaitu karyawan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mempunyai peran yang paling besar dalam suatu perusahaan, karena tanpa sumber daya manusia yang baik maka perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Perusahaan sangat membutuhkan SDM yang profesional, terpercaya, dan berkompeten sebagai kunci bagi perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
Salah satu yang dapat mempengaruhi terciptanya SDM yang baik yaitu adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dalam perusahaan. Menurut Thompson (1997) dalam Nunez dan Villanueva (2011) penelitian terbaru tentang ekonomi bisnis mengungkapkan bahwa sumber keunggulan bersaing dalam perusahaan berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan perusahaan. Pelaksanaan K3 tidak pernah dipertimbangkan dalam sumber – sumber modal intelektual perusahaan. Secara luas diakui bahwa tempat kerja yang lebih aman dan sehat dapat dengan mudah memperoleh keuntungan. Hal ini adalah salah satu
2
tujuan utama perusahaan, karena perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan moral dan mengurangi biaya karyawan.
Kesadaran mengenai pentingnya pelaksanaan K3 harus diterapkan di kalangan para karyawan. Hal ini berkaitan dengan masalah perlindungan karyawan terhadap kecelakaan kerja, guna meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Selain karyawan pelaksanaan K3 juga penting bagi perusahaan karena perusahaan dapat mengurangi biaya karyawan.
Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 ayat 1 yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan, menjelaskan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: 1. Keselamatan dan kesehatan kerja 2. Moral dan kesusilaan; dan 3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai – nilai agama.
Perusahaan diwajibkan untuk memberikan jaminan K3 terhadap karyawan di tempat kerja. Menurut Tawiah dan Baah (2011) dalam Dwomoh, et al. (2013) pernyataan Kofi Annan (mantan Sekretaris Jenderal PBB) bukan hanya kebijakan sosial ekonomi dan politik tetapi lebih merupakan suatu dasar hak manusia, baik di seluruh tempat kerja, aktivitas dan pengaturan harus berada dalam posisi yang tepat untuk melindungi serta menjaga karyawan dari terjadinya kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.
3
Nwachukwu dan Okerekeke (2007) dalam Funmilayo, et al. (2014) pemilik perusahaan wajib untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi karyawan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta untuk menjaga terhadap kemungkinan cedera yang timbul akibat kelalaian karyawan. Kesehatan kerja dari literatur Abdullah, et al. (2009) dalam Dwomoh, et al. (2013) dapat digambarkan sebagai suatu kondisi tubuh dan pikiran tentang penyakit karyawan yang dihasilkan dari bahan atau proses prosedur yang digunakan di lingkungan kerja. Keselamatan kerja merupakan perlindungan karyawan dari cedera fisik.
Dikutip dalam Dwomoh, et al. (2013) menjelaskan yang dimaksud dengan K3 yaitu kegiatan, proses, atau strategi prosedural untuk melindungi karyawan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kondisi berbahaya bagi karyawan. Kaynak, et al. (2016) sistem manajemen K3 merupakan gabungan antara perencanaan dan pembahasan, pengaturan manajemen perusahaan, pengaturan forum konsultasi, dan unsur – unsur program khusus yang bekerja sama secara terpadu dalam meningkatkan pelaksanaan K3.
Pelaksanaan K3 memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan suatu perlindungan kerja terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan agar terhindar dari kondisi berbahaya seperti kecelakaan atau penyakit kerja, jadi karyawan dapat bekerja dalam keadaan aman dan nyaman, sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan. Sangat penting tindakan dalam mencegah kecelakaan kerja, karena masalah K3 di Indonesia masih sering diabaikan, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya
4
angka kecelakaan kerja. Dikutip dari data BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2015 menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang. Pelaksanaan K3 telah menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pelaksanaan K3 bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian Departemen Sumber Daya Manusia saja, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Perusahaan diharuskan untuk memberikan tempat kerja yang aman bagi karyawan, dengan meningkatkan pelaksanaan K3 perusahaan dapat mengurangi pengeluaran sekaligus dapat memenuhi kebutuhan karyawan.
Pihak perusahaan diharuskan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Kepmenaker Nomor Kep. 187/Men/1999 dalam Bangun (2012) tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja, meliputi: 1.
Penyediaan lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet) dan label.
2.
Memiliki ahli dan petugas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di bidang kimia.
3.
Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia berbahaya.
4.
Membuat dokumen pengendalian instalasi potensi bahaya besar dan menengah.
5.
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
6.
Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.
5
7.
Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja.
8.
Rencana dan prosedur tanggap darurat.
9.
Prosedur kerja aman.
10. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia sekurang – kurangnya enam bulan sekali. 11. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi sekurang – kurangnya dua tahun sekali. 12. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang – kurangnya satu tahun sekali.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Pasal 2 tujuan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu: 1. Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur dan terintegrasi. 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja atau buruh, dan serikat pekerja atau serikat buruh. 3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktivitas.
Wibowo (2016) Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18.000 adalah suatu spesifikasi internasional sistem manajemen K3. Sistem manajemen K3 digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengontrol resiko – resiko K3. Keuntungan menggunakan K3 adalah:
6
1. Mengurangi resiko K3 yang berkaitan dengan aktivitas – aktivitas perusahaan. 2. Pengurangan potensial terhadap biaya. 3. Jaminan yang sangat besar terhadap kesesuaian dengan kebijaksanaan K3. 4. Konsistensi dan pembuktian pendekatan manajemen terhadap resiko K3.
Pelaksanaan K3 menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, karena perusahaan dapat menghasilkan SDM yang lebih produktif. Ketika karyawan memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa mendapatkan perlindungan yang baik dari perusahaan, maka karyawan tersebut akan bekerja dengan perasaan yang tenang dan akan bekerja dengan baik. Oleh sebab itu, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Menurut Soeprihanto (2003) dalam Umar (2010) kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Priansa (2014) kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan job performance yang merupakan tingkat keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Benardin dan Russel (2000) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan – kegiatan pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil dari kemampuan, keahlian, dan keinginan yang dicapai. Kinerja individu menurut
7
Koopmans, et al. (2014) adalah perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan perusahaan.
Definisi – definisi tersebut pada dasarnya menjelaskan bahwa kinerja karyawan yang baik dapat memberikan dampak yang positif untuk perusahaan secara keseluruhan. Salah satunya adalah peningkatan penyelesaian tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan akan memuaskan, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan suasana yang tidak kondusif maka akan menghasilkan output yang jauh dari memuaskan. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan selalu memperhatikan faktor K3 karena K3 dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berpusat di Jl. Soekarno Hatta KM. 15 Tarahan, Bandar Lampung merupakan salah satu industri pertambangan dan merupakan salah satu pemasok batubara terbaik di Indonesia, yang meliputi pengolahan, pengangkutan dan perdagangan bahan – bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko yang tinggi. Kegiatan produksi sehari – hari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan menggunakan berbagai bahan kimia, mesin dan peralatan yang berbahaya dan berteknologi tinggi sehingga dapat mengakibatkan resiko kecelakaan atau penyakit kerja.
8
Upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan atau penyakit akibat kerja serta menciptakan tempat kerja yang aman dan produktif, PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. K3 adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera, dan melakukan kegiatan operasional sesuai peraturan yang berlaku. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan dalam mewujudkan hal tersebut berkomitmen untuk: a. Menciptakan keteladanan dalam penerapan disiplin yang dimulai dari diri sendiri, membudayakan perilaku aman dan mengembangkan kompetensi melalui pembinaan sikap kerja yang efektif. b. Mencegah insiden melalui identifikasi, analisis dan eliminasi bahaya secara terencana. c. Mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku baik nasional maupun internasional. d. Melakukan
pengukuran
kinerja
K3
dan
perbaikan
secara
berkesinambungan.
TABEL 1.1 JUMLAH KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 No
1 2 3
Jabatan / Bagian
Unit Pelabuhan Tarahan - General Manager Kajian Operasi dan Teknik (KOT) - KOT K3L dan Security - K3L dan Security
Jenis Kelamin (orang) L P
Usia (tahun) 20-29
1
30-39
Jumlah (orang) >40 1
1
4
2
2
4
6
16
3
3
16
19
9
TABEL 1.1 JUMLAH KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 (LANJUTAN) No
Jabatan / Bagian
SDM, Umum dan Keuangan - Manager SDM, Umum dan Keuangan - SDM dan Umum - Hukum, Humas dan Bina Lingkungan - Keuangan 5 Logistik - Manager Logistik - Logistik - Pergudangan 6 Kendali Produk - Manager Kendali Produk - Informasi Teknologi (IT) - Kendali Kualitas - Laboratorium 7 Operasi - Manager Operasi - Group A - Group B - Group C - Group D - Penunjang Operasi 8 Perawatan - Manager Perawatan - Pejabat Fungsional - Perawatan Perencanaan dan Inspeksi (PP & I) - Perawatan Listrik - Perawatan Mesin - Bengkel - Troubleshoting Group A – D Jumlah
Jenis Kelamin (orang) L P
Usia (tahun) 20-29
30-39
Jumlah (orang) >40
4
1 8 5
1 1
6
1
1 11 12
2
1 3 14 9
1 4
1 19 20 20 19 16
1 2
1 5 4
5 5 6 5 5
1 3 13
3
15 27 27 29 302
3 9 11 8 78
15
1
1
9 6
9 6
1
6
7
1
1 12 9
1 13 12
3
1 2 10 6
1 3 15 13
1 1
1 13 15 14 13 10
1 19 20 20 19 16
1 2
1 2 8
1 3 13
10 17 14 21 223
15 27 27 29 317
1
2 1 2 16
Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016
Data Tabel 1.1 menunjukkan jumlah karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan selama satu tahun terakhir dari bulan Agustus 2015 sampai Agustus 2016 dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 302 orang dan karyawan perempuan sebanyak 15 orang. Tabel 1.1 juga menunjukkan jumlah karyawan berdasarkan usia tertinggi yaitu usia >40 tahun sebanyak 223 orang.
10
TABEL 1.2 DATA KECELAKAAN KERJA PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bulan Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
Ringan -
Jumlah Kecelakaan Berat 1 orang -
Fatal 1 orang -
Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016
Data Tabel 1.2 menunjukkan data kecelakaan kerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan pada bulan Agustus 2015 sampai Agustus 2016. Terjadi kecelakaan kerja pada bulan Mei sebanyak dua orang, yang pertama tergolong cidera berat yaitu korban mengalami patah tulang paha pada bagian atas kaki sebelah kanan dan korban kedua tergolong cidera fatal yaitu meninggal dunia. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Pembina K3L korban kecelakaan bukan berasal dari karyawan tetap PT Bukit Asam melainkan karyawan kontrak yaitu karyawan yang sedang bekerjasama dari perusahaan lain. Kecelakaan kerja diakibatkan oleh perilaku karyawan itu sendiri yaitu kelalaian karyawan tidak mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu menggantikan karyawan tanpa sepengetahuan pihak Bukit Asam. Kedua, diakibatkan oleh kondisi yang tidak aman yaitu karyawan kontrak tidak melakukan pengecekan secara rutin terhadap peralatan yang digunakan. Pihak Bukit Asam hanya melakukan pengecekan peralatan pada awal kontrak.
11
KEPMEN 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum Pasal 40 yaitu: 1. Cidera Ringan Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas rutin semula lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu, termasuk hari Minggu dan hari libur. 2. Cidera Berat a. Menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas rutin semula lebih dari 3 minggu, termasuk hari Minggu dan hari libur. b. Menyebabkan pekerja tambang cacat tetap yang tidak mampu menjalankan tugas semula. c. Mengalami cidera seperti salah satu dibawah ini: a. Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas, paha atau kaki. b. Pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen. c. Luka
berat
atau
luka
terbuka
atau
terkoyak
yang dapat
mengakibatkan ketidakmampuan tetap. d. Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi. 3. Fatal atau Mati Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan.
12
TABEL 1.3 POTENSI PENYAKIT BERDASARKAN KUNJUNGAN KLINIK KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 No 1
Bulan Agustus 2015
2
September 2015
3
Oktober 2015
4
November 2015
5
Desember 2015
6
7
Januari 2016
Februari 2016
Jenis Penyakit GE (diare) Obs. Febris (demam) Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) Neuralgia (sakit kepala) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) Haemoroid (wasir) Furunkulitis (bisul) Vulnus Eksoriatum (luka lecet) Obs. Febris (demam) GE (diare) Myalgia (nyeri otot) Neuralgia (sakit kepala) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) Konjungtivitis (iritasi pada mata) Vulnus Eksoriatum (luka lecet) Nyeri gigi Konjungtivitis (mata merah) Neuralgia (sakit kepala) Nyeri gigi Hematom (bengkak) Myalgia (nyeri otot) Haemoroid (wasir) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) GE (diare) GE (diare) Konjungtivitis (mata merah) Hematom (bengkak) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) Myalgia (nyeri otot) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) Vulnus Eksoriatum (luka lecet) Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) Hematom (bengkak) Vulnus Eksoriatum (luka lecet) Myalgia (nyeri otot) Konjungtivitis (mata merah) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) Konjungtivitis (mata merah) Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) Furunkulitis (bisul / infeksi pada kulit) Myalgia (nyeri otot) GE (diare) Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) Konjungtivitis (mata merah) Dislipidemia (asam urat tinggi) Haemoroid (wasir) Combustio (luka bakar)
Jumlah Pasien 6 orang 2 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 4 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 3 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 7 orang 4 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 2 orang 2 orang 1 orang 4 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang
13
TABEL 1.3 POTENSI PENYAKIT BERDASARKAN KUNJUNGAN KLINIK KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 (LANJUTAN) No 8
9
Bulan Maret 2016
April 2016
10
Mei 2016
11
Juni 2016
12
Juli 2016
13
Agustus 2016
Jenis Penyakit Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) GE (diare) Konjungtivitis (mata merah) Neuralgia (sakit kepala) Hipertensi (darah tinggi) Haemoroid (wasir) Hematom (bengkak) Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) Konjungtivitis (mata merah) Nyeri gigi Hematom (bengkak) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) Hipertensi (darah tinggi) Neuralgia (sakit kepala) Obs. Febris (demam) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) Vulnus Eksoriatum (luka lecet) Haemoroid (wasir) Combustio (luka bakar) Hematom (bengkak) GE (diare) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) Konjungtivitis (mata merah) Hematom (bengkak) GE (diare) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) Konjungtivitis (mata merah) Myalgia (nyeri otot) Neuralgia (sakit kepala) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) GE (diare) Hematom (bengkak) Paronkia (infeksi kuku) ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) Neuralgia (sakit kepala) GE (diare) Vulnus Eksoriatum (luka lecet) Nyeri gigi Konjungtivitis (mata merah) Myalgia (nyeri otot) Hipertensi (darah tinggi) Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) Dislipidemia (kolesterol & asam urat tinggi) Hematom (bengkak)
Jumlah Pasien 4 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 7 orang 5 orang 3 orang 3 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 5 orang 4 orang 3 orang 3 orang 3 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Sumber: Klinik PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016.
14
Data Tabel 1.3 menunjukkan potensi penyakit berdasarkan kunjungan klinik karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan tahun 2015 – 2016. Kunjungan klinik tertinggi terjadi pada bulan April sebanyak 28 orang, dan kunjungan klinik terendah terjadi pada bulan Mei dan Juni sebanyak 7 orang. Rata – rata penyakit yang paling sering terjadi yaitu ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan), kanjungtivitis (mata merah) dan hematom (bengkak).
TABEL 1.4 RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN BATUBARA PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 Bulan Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 Jumlah Rata – rata
Rencana 1.497.500 1.445.870 1.497.500 1.445.970 1.497.500 1.615.000 1.500.000 1.615.000 1.642.000 1.700.750 1.642.000 1.800.000 1.800.000 20.699.090 1.592.238
Realisasi 1.338.558 1.243.110 1.113.447 980.548 1.268.288 1.299.132 1.225.650 1.237.333 1.224.042 1.113.724 1.349.831 1.281.300 1.011.600 15.686.563 1.206.659
% 89% 86% 74% 68% 85% 80% 82% 77% 75% 65% 82% 71% 56% 76,1%
Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016
Tabel 1.4 menunjukkan data rencana dan realisasi penerimaan batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan pada tahun 2015 – 2016. Penerimaan batubara berasal dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim. Target tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 sebesar 89% dan terendah terjadi pada bulan Agustus 2016 yaitu 56%. Rata – rata rencana selama 1 tahun terakhir adalah 1.592.238 dan realisasi sebesar 1.206.659 dengan rata – rata target yaitu
15
76,1%. Data menunjukkan bahwa realisasi penerimaan batubara belum mencapai target.
TABEL 1.5 RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN BATUBARA PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 Bulan Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 Jumlah Rata – rata
Rencana 1.560.000 1.525.000 1.575.000 1.532.000 1.460.000 1.472.250 1.537.250 1.632.250 1.716.750 1.703.250 1.685.250 1.841.250 1.874.750 21.115.000 1.624.230
Realisasi 1.326.774 1.286.823 1.165.301 1.048.897 1.210.615 1.062.465 1.316.502 1.439.194 1.250.171 1.171.692 930.929 977.955 1.238.525 15.425.834 1.186.603
% 85% 84% 74% 68% 83% 72% 86% 88% 73% 69% 55% 53% 66% 73,5%
Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016
Tabel 1.5 menunjukkan data rencana dan realisasi penjualan batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan pada tahun 2015 – 2016. Target tertinggi terjadi pada bulan Maret 2016 sebesar 88%, sedangkan target terendah terjadi pada bulan Juli 2016 yaitu 53%. Rata – rata rencana selama 1 tahun terakhir adalah 1.624.230 dan realisasi sebesar 1.186.603 dengan rata – rata target yaitu 73,5%. Data menunjukkan bahwa realisasi penjualan batubara belum mencapai target. Penjualan pada bulan September 2015, Oktober 2015, November 2015, Februari 2016, Maret 2016, April 2016, Mei 2016 dan Agustus 2016 tingkat penjualan batubara melebihi jumlah penerimaan dikarenakan terdapat stok batubara pada bulan sebelumnya yang belum terjual.
16
TABEL 1.6 JUMLAH ABSENSI KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016 Jumlah Pegawai (orang)
Bulan Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 Jumlah Rata-rata
347 344 344 344 336 331 330 328 329 323 320 319 318
Jumlah Hari Kerja (hari) 20 21 21 21 20 20 20 22 21 20 22 16 22
Total Hari Kerja
Jumlah Absensi* (hari)
6.940 7.224 7.224 7.224 6.720 6.620 6.600 7.216 6.909 6.460 7.040 5.104 6.996
33 29 22 23 21 16 7 23 24 20 17 14 8
Tingkat Absensi % 0,47 0,40 0,30 0,32 0,31 0,24 0,11 0,32 0,35 0,31 0,24 0,27 0,11 3,75 0,28
Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016.
Cara perhitungan tingkat absensi pada Tabel 1.6 menggunakan perhitungan menurut Hasibuan (2007) dengan rumus sebagai berikut: Jumlah Absensi Tingkat Absensi =
x 100% Total Hari Kerja
Data Tabel 1.6 menunjukkan persentase absensi karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan tahun 2015 – 2016. Persentase absensi tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 yaitu sebesar 0,47% dan persentase absensi terendah terjadi pada bulan Februari 2016 dan Agustus 2016 sebesar 0,11%. Jumlah persentase absensi selama 1 tahun terakhir yaitu sebesar 3,75% dengan rata – rata 0,28 %. Absensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, apabila tingkat absensi tinggi maka kinerja karyawan tidak maksimal dan sebaliknya.
Absensi
yang
juga
merupakan
bukti
kehadiran
karyawan
17
mencerminkan ketepatan waktu karyawan dalam melaksanakan peraturan perusahaan maupun ketepatan dalam menyelesaikan tugas. Komitmen karyawan diuji dalam tanggung jawab karyawan tersebut dalam menyelesaikan tugas dan pada akhirnya dinilai berdasarkan kuantitas serta kualitas dari hasil pencapaian tugas setiap karyawan. K3 berpengaruh terhadap absensi karyawan dan absensi karyawan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan.
Adanya pola hubungan antara variabel keselamatan dan kesehatan kerja yang secara mendasar berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian
Data Tabel 1.1 menunjukkan data kecelakaan kerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan pada bulan Agustus 2015 sampai Agustus 2016. Terjadi kecelakaan kerja pada bulan Mei sebanyak dua orang, yang pertama tergolong cidera berat yaitu korban mengalami patah tulang paha pada bagian atas kaki sebelah kanan dan korban kedua tergolong cidera fatal yaitu meninggal dunia. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), korban kecelakaan bukan berasal dari karyawan PT Bukit Asam melainkan karyawan yang sedang bekerjasama dari perusahaan lain. Kecelakaan kerja diakibatkan oleh perilaku karyawan itu sendiri yaitu kelalaian karyawan tidak mengikuti
Standar Operasional Prosedur (SOP),
yaitu
menggantikan karyawan tanpa sepengetahuan pihak Bukit Asam. Kedua,
18
diakibatkan oleh kondisi yang tidak aman yaitu karyawan kontrak tidak melakukan pengecekan secara rutin terhadap peralatan yang digunakan. Pihak Bukit Asam hanya melakukan pengecekan peralatan pada awal kontrak. Hasil observasi peneliti mengungkapkan bahwa kurangnya pengawasan terhadap karyawan kontrak dan kurangnya pengecekan terhadap peralatan tersebut.
Data Tabel 1.3 potensi penyakit berdasarkan kunjungan klinik PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan dapat dilihat dari tabel tersebut terdapat jenis – jenis penyakit yang dialami karyawan setiap bulan. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan fisik karyawan atau karena lingkungan perusahaan. Penyakit yang sering terjadi yaitu, ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan), kanjungtivitis (mata merah) dan hematom (bengkak). Kunjungan klinik tertinggi terjadi pada bulan April sebanyak 28 karyawan, dan kunjungan klinik terendah terjadi pada bulan mei dan juni sebanyak 7 orang. Hasil observasi peneliti mengungkapkan bahwa dilihat dari data penyakit yang sering terjadi yaitu ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan), kanjungtivitis (mata merah) dan hematom (bengkak) dikarenakan karyawan tersebut tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Tabel 1.5 menunjukkan data rencana dan realisasi penjualan batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan 2015 – 2016. Target tertinggi terjadi pada bulan Maret 2018 sebesar 88%, sedangkan target terendah terjadi pada bulan Juli 2016 yaitu 53%. Rata – rata rencana selama 1 tahun terakhir adalah 1.624.230 dan realisasi sebesar 1.186.603 dengan rata – rata target yaitu 73,5%. Penjualan pada bulan September 2015, Oktober 2015, November 2015, Februari 2016, Maret 2016, April 2016, Mei 2016 dan Agustus 2016 tingkat
19
penjualan batubara melebihi jumlah penerimaan dikarenakan terdapat stok batubara pada bulan sebelumnya yang belum terjual. Hasil observasi peneliti mengungkapkan bahwa realisasi penjualan batubara belum mencapai target dikarenakan masih banyaknya kunjungan klinik oleh karyawan yang mengalami sakit, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan produktivitas perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: Apakah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pengaruh pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan?
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Bagi perusahaan, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan lebih khusus sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam mengelola pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan.
20
2. Bagi Universitas Lampung, sebagai referensi guna membantu para mahasiswa dalam melakukan penelitian tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.
21
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja sangat penting dalam sebuah perusahaan karena bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Menurut Bangun (2012) keselamatan kerja yaitu perlindungan atas keamanan kerja yang
dialami
karyawan,
baik
fisik
maupun
mental
dalam
lingkungan
pekerjaannya. Mangkunegara (2009) dalam Anjani, et al. (2014) keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga karyawan dapat merasakan kondisi yang aman dan selamat dari kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Usaha pencegahan tersebut dapat ditinjau dari dua faktor yaitu, faktor lingkungan secara fisik dan faktor lingkungan secara psikologis.
22
2.
Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja
Kejadian – kejadian yang telah terjadi pada berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja, menurut Bangun (2012) terdapat tiga penyebab timbulnya kecelakaan kerja, antara lain: a. Perilaku karyawan itu sendiri Sering terjadi perlakuan karyawan, seperti mengerjakan pekerjaan dengan ceroboh, tidak mematuhi peraturan kerja, tidak mematuhi standard operation procedure (SOP), dan tidak menggunakan alat pelindung diri, yang kebanyakan sebagai penyebab timbulnya kecelakaan kerja. b. Kondisi yang tidak aman Kondisi yang tidak aman merupakan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang bersumber dari lingkungan pekerjaan. Faktor-faktor tersebut antara lain peralatan yang rusak, peralatan yang tidak diamankan dengan baik, penerangan yang tidak baik, tempat penyimpanan barang atau peralatan yang tidak aman, dan penempatan letak barang atau peralatan yang tidak aman. Kebanyakan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja adalah tidak menggunakan alat pelindung dan peralatan yang semestinya digunakan, kecerobohan, bekerja tidak sesuai prosedur kerja, dan kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja. Supervisor dituntut agar dapat mengawasi pekerja untuk melakukan seluruh petunjuk kerja dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja.
23
c. Tindakan tidak aman Faktor ini merupakan tindakan manusia sebagai penyebab kecelakaan kerja. Kebanyakan karyawan mengalami kecelakaan kerja diakibatkan oleh tindakan manusia atau karyawan itu sendiri, seperti dalam melaksanakan pekerjaan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat atau material, tidak menggunakan pelindung diri, membuang benda sembarangan, tidak mengamankan peralatan dengan baik, bekerja pada posisi dan kecepatan tidak aman, dan bekerja dengan ceroboh.
Menurut uraian penyebab timbulnya kecelakaan kerja di atas, suatu keharusan bagi setiap perusahaan untuk melakukan pencegahan atas kecelakaan kerja dalam menjamin keamanan dan kenyamanan kerja. Menurut Bangun (2012) terdapat enam tindakan mencegah kecelakaan kerja, yaitu: a. Pendidikan Karyawan Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya kecelakaan kerja yang dialami karyawan. Karyawan perlu diberikan pendidikan untuk mengetahui prosedur kerja yang benar dan memahami peraturan – peraturan tentang keselamatan kerja. Kebanyakan karyawan di Indonesia mengalami kecelakaan kerja disebabkan kurangnya pengetahuan tentang pekerjaan, sehingga kurang memahami prosedur kerja dan penggunaan peralatan dengan baik.
24
b. Mengurangi kondisi yang tidak aman Kebanyakan
timbulnya
kecelakaan
kerja
diakibatkan
situasi
di
lingkungan kerja, seperti menggunakan peralatan yang tidak layak pakai, kondisi gudang yang tidak aman, kurangnya penerangan, dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini berkaitan dengan kondisi fisik, merupakan tanggung jawab supervisor dan manajer memperbaiki untuk memperkecil tingkat kecelakaan. c. Seleksi dan penempatan karyawan Seleksi karyawan merupakan proses untuk mencari karyawan yang sesuai dengan sifat – sifat pekerjaan. Karyawan akan berhasil mengerjakan pekerjaannya jika memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Kesalahan dalam memilih karyawan pada suatu pekerjaan dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan kerugian bukan hanya sepihak. d. Pelatihan karyawan Pelatihan sebagai pengganti pengalaman kerja. Kurangnya keterampilan karyawan merupakan salah satu penyebab timbulnya kecelakaan kerja. Karyawan baru dalam sebuah perusahaan perlu diberikan pelatihan agar dapat memahami pekerjaannya dengan baik. Karyawan lama perlu diberikan pelatihan untuk tujuan peningkatan pekerjaan atau perpindahan pekerjaan lain. e. Kualitas supervisor Pengawasan atas pekerjaan karyawan dalam perusahaan sangat menentukan hasil kerja dan keamanan kerja karyawan. Tidak sedikit
25
bahwa kurangnya kualitas supervisor dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja. Karyawan sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari supervisor untuk dapat memahami pekerjaan mereka. f. Ergonomik Berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk memperoleh hasil kerja yang diinginkan, kesalahan dalam menggunakan peralatan dan lingkungan lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan itu melalui ergonomik, yaitu menyesuaikan mesin dan lingkungan dengan keahlian yang dimiliki karyawan.
TABEL 2.1 PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA No 1
Penyebab kecelakaan Prosedur tidak lengkap menimbulkan karyawan dapat merubah sendiri Karyawan tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan
No 1
3
Karyawan kurang memahami prosedur
3
4
Karyawan kurang meyadari akan bahaya Karyawan tidak menggunakan peralatan sesuai waktunya
4
Kesalahan dalam mengambil tindakan, terutama pada saat mengalami tekanan Penyimpangan dari keadaan normal
6
Terganggunya aktivitas karena terlalu banyak yang campur tangan
8
2
5
6
7
8
2
5
7
Pencegahan Menetapkan bahwa para karyawan menerima prosedur yang lengkap Melakukan peminjauan terhadap prosedur untuk memastikan bahwa karyawan dapat mengikutinya dengan mudah Memastikan bahwa para karyawan dapat memahami petunjuk yang sudah ditetapkan Pencegahan: memberitahu kepada karyawan tentang tanda-tanda bahaya Memastikan karyawan mengetahui bahwa harus menghindari penggunaan alat pengaman Memberi petunjuk kepada para karaywan tentang tindakan yang harus diambil dalam keadaan luar biasa atau darurat Melakukan pemeriksaan terhadap peralatan baru, hindari peralatan yang menyimpang dari keadaan normal yang mudah menimbulkan kecelakaan Hindari agar tidak terlalu banyak pekerja yang campur tangan dalam suatu tempat pada saat yang sama
26
TABEL 2.1 PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA (LANJUTAN) No 9
Penyebab kecelakaan Kesalahan atau terlambat membaca instrumen
No 9
10
Kurang hati-hati dalam menggunakan alat kontrol
10
11
Kurangnya pemahaman tentang deskripsi instrumen karena petunjuk yang tidak jelas Kelelahan
11
12
12
Pencegahan Instrumen diberi label yang mudah dibaca, lalu periksa apakah sudah tersedia penerangan yang cukup untuk dapat membaca label tersebut Karyawan diharuskan mengetahui alatalat kontrol yang secara tidak sengaja dapat mengaktifkan peralatan sehingga usaha perlindungan tidak dapat dilakukan Instrumen yang paling penting harus dipahami dengan jelas agar dapat mengoperasikan peralatan yang ada Lakukan pemeriksaan terhadap tingkat kebisingan, getaran, temperatur, kelembaban, yang menyebabkan kelelahan pegawai secara tidak normal
Sumber: Bangun (2012) Muchemedzi dan Charamba (2006) dalam Katsuro, et al. (2010) menjelaskan bahwa kecelakaan tidak timbul dari penyebab tunggal tetapi dari kombinasi faktor yang bertindak secara bersamaan. Situasi yang berpotensi
tidak
aman
akan
menyebabkan
terjadinya
kecelakaan.
Kecelakaan disebabkan oleh hasil tindakan tidak aman atau praktek (unsur manusia dari sikap yang buruk, kondisi fisik dan kurangnya pengetahuan atau keterampilan untuk memungkinkan seseorang untuk bekerja dengan aman), dan disebabkan oleh hasil dari kondisi yang tidak aman dari peralatan atau bahan.
3.
Pengertian Kesehatan kerja
Kesehatan kerja sangat penting bagi karyawan agar karyawan terhindar dari penyakit kerja, sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Muchemedzi dan Charamba (2006) dalam Katsuro, et al. (2010)
27
mendefinisikan kesehatan kerja sebagai ilmu yang bersangkutan dengan kesehatan dalam kaitannya untuk bekerja pada lingkungan kerja. Bangun (2012) kesehatan kerja adalah seseorang yang sehat, tidak bermasalah tentang kondisi fisik atau mental dan emosional, yang dapat melaksanakan aktivitasnya secara normal. Menurut Soepomo dalam Ilfani dan Nugraheni (2013) kesehatan kerja adalah aturan – aturan dan usaha – usaha untuk menjaga karyawan dari kejadian atau keadaan yang merugikan kesehatan dan kesusilaan karyawan dalam melakukan pekerjaan.
Definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah suatu usaha dan aturan – aturan untuk menjaga kondisi karyawan dari kejadian atau keadaan yang merugikan kesehatan, baik keadaan sempurna fisik, mental maupun emosional sehingga memungkinkan seseorang dapat bekerja dengan optimal.
4.
Penyebab dan Penanggulangan Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja dibentuk karena tingginya masalah – masalah kesehatan karyawan baik kesehatan fisik maupun mental. Melalui pertimbangan ekonomi, biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurus kesehatan karyawan relatif besar. Jumlah hari kerja yang relatif tinggi karena alasan penyakit yang diderita karyawan sehingga mereka tidak dapat bekerja. Hal tersebut merupakan akibat dari masalah kesehatan, tingginya tingkat absensi, perputaran kerja, dan produktivitas yang rendah menyebabkan kerugian yang dialami perusahaan.
28
Menurut Bangun (2012) terdapat dua penyebab masalah kesehatan kerja yaitu: a. Kesehatan fisik Perusahaan – perusahaan besar memiliki suatu bagian khusus yang menangani masalah K3. Hal ini berkaitan dengan kompleksnya permasalahan tentang penanganan K3, mulai dari penyelidikan penyebab timbulnya kecelakaan kerja sampai pada masalah itu dapat diatasi. Masalah kesehatan paling banyak ditangani perusahaan adalah kesehatan jasmani atau fisik akibat kecelakaan kerja. Perusahaan menyediakan tenaga medis dan obat – obatan untuk keperluan penyembuhan penyakit yang dialami karyawan. Kesehatan akan ditempuh melalui keselamatan lingkungan, perubahan organisasional dan gaya hidup yang sehat, seperti mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Kebanyakan perusahaan besar
telah
menawarkan
program
–
program
kesehatan
bagi
karyawannya. Kebanyakan karyawan tidak dapat mengendalikan diri dalam kebebasan mengkonsumsi makanan sehingga menimbulkan kegemukan, penyalahgunaan alkohol, obat dan merokok. Keadaan ini bila tidak diimbangi dengan olahraga secara teratur dan makanan yang bergizi dapat menyebabkan terkena penyakit diabetes, kanker paru – paru, dan stroke. Unit program kesehatan perusahaan perlu memberikan pengetahuan kepada karyawannya agar dapat hidup sehat. Perusahaan – perusahaan
besar
pada
umumnya
telah
mensosialisasikan
dan
mengkampanyekan tentang hidup sehat kepada karyawannya, karena
29
dalam pelaksanaannya karyawanlah yang lebih tahu secara langsung dalam penerapannya. b. Kesehatan mental Kesehatan mental karyawan menjadi suatu perhatian khusus karena semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan. Tekanan mental atau stres kerja (work stres) bukan suatu hal yang sedikit terjadi karena perkembangan teknologi yang menimbulkan tuntutan berbagai perubahan yang harus dilakukan dalam suatu perusahaan. Program ini sama halnya seperti penanganan pada pemeliharaan kesehatan fisik. Kebanyakan perusahaan sudah menaruh perhatian pada penanganan ketegangan dan tekanan kehidupan modern, yang pada gilirannya berakibat pada gangguan-gangguan mental yang dihadapi banyak karyawan. Kebanyakan karyawan yang mengalami stres diakibatkan oleh empat faktor: a. Supervisor Sempitnya wawasan supervisor dibarengi dengan aturan – aturan yang kaku dan tekanan – tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produksi tinggi dapat menimbulkan stres. Atasan memaksa karyawan untuk bekerja tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dan tidak memenuhi kebutuhan – kebutuhan karyawan. Akibat desakan waktu yaitu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari standar waktu yang ditentukan mengakibatkan karyawan secara
30
tergesa – gesa bekerja sehingga hasil pekerjaan tidak sesuai dengan harapan. b. Gaji (salary) Penyebab stress yang ditimbulkan bila karyawan merasa jasa yang disumbangkan tidak dihargai secara adil. Persoalan ini biasanya timbul pada karyawan golongan tingkat bawah, karena gaji merupakan faktor penentu kepuasan kerja. Berbeda dengan karyawan pada golongan menengah ke atas, faktor kepuasan ditentukan oleh prestasi dan pengembangan diri. c. Keamanan (security) Karyawan mengalami stres ketika mereka berada pada ketidakpastian atas pekerjaan mereka di masa yang akan datang. Ketidakamanan kerja menimbulkan stres yang lebih besar dibandingkan dengan faktor– faktor lain, karena faktor lain pekerjaan karyawan masih dalam keadaan aman di masa yang akan datang. Dikutip berdasarkan teori hirarki kebutuhan oleh Maslow, keamanan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia setelah kebutuhan fisiologis. Faktor keamanan merupakan salah satu faktor untuk menentukan masa depan seseorang dalam perusahaan. d. Keselamatan (safety) Suatu faktor penting lainnya penyebab stres adalah keselamatan (safety), karena setiap pekerja akan selalu dibayangi rasa takut akan kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cidera – cidera ringan dan berat bahkan kematian.
31
Menurut Bangun (2012) akibat daripada stres yaitu sebagian karyawan menggunakan alkohol dan obat-obat melebihi dosis untuk mengatasi masalah yang dialami, namun akan muncul masalah lain yaitu timbulnya kecelakaan kerja yang lebih besar. Sebagai penanggulangan masalah kesehatan
kerja
yaitu,
pimpinan
perusahaan
harus
melakukan
pengembangan agar pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan karyawan dapat diatasi.
5.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu program yang ada di dalam perusahaan. Pelaksanaan K3 sangat penting bagi karyawan maupun perusahaan karena dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan penyakit kerja. Menurut Munandar, et al. (2014) K3 merupakan salah satu cara untuk melindungi para karyawan dari bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja selama bekerja. Menurut Rivai (2004) dalam Munandar, et al. (2014) K3 merujuk kepada kondisi – kondisi fisiologis–fiskal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melakukan tindakan-tindakan K3 yang efektif, maka akan lebih sedikit karyawan yang menderita cidera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Anjani, et al. (2014) program K3 adalah suatu sistem program yang dibuat bagi karyawan maupun atasan sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
32
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja serta tindakan antisipasi bila terjadi hal demikian.
Menurut Fathoni (2008) dalam Anjani, et al. (2014) berdasarkan dari hasil penelitian telah diungkapkan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi secara umum dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri adalah sebesar 78% dan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi berbahaya dari peralatan yang digunakan dalam bekerja adalah sebesar 20% serta faktor lainnya adalah sebesar 2%. Anjani, et al. (2014) mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Dampak yang dihasilkan dari kecelakaan kerja ini pun dapat berakibat buruk, seperti adanya korban jiwa, cacat, dan kerusakan hasil produksi, yang pada akhirnya merugikan semua pihak.
Menurut Dewi (2006) K3 dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Menurut Okky (2011) dalam Ilfani dan Nugraheni (2013) K3 adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan pengusaha maupun pekerja sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja, dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya
33
adalah untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
Menurut Fajar dan Heru (2010) K3 yaitu merujuk pada kondisi fisiologisfisik dan psikologis karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan –tindakan K3 dengan efektif, maka penderita cedera atau penyakit – penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang. Pemeliharaan K3 merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi atau lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat serta bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan tersebut, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.
Koskela (2014) K3 terdiri dari kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi K3 karyawan atau pekerja lainnya (termasuk karyawan sementara dan kontraktor personil), pengunjung, atau orang lain di tempat kerja. Alli (2008) dalam Koskela (2014) melihat K3 sebagai antisipasi, pengakuan, evaluasi dan pengendalian bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan atau kesejahteraan karyawan. Tadarera (2012) K3 adalah disiplin yang berhubungan dengan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit, serta perlindungan dan promosi kesehatan karyawan. Hal ini bertujuan untuk perbaikan kondisi kerja dan lingkungan.
34
Towlson (2003) dalam Khan, et al. (2014) mengemukakan bahwa K3 adalah daerah lintas disiplin yang berkaitan dengan menjaga keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan. Kesehatan dikaitkan dengan kondisi fisik baik pikiran dan tubuh di tempat dan perlindungan mereka dari bahaya baik itu cedera atau penyakit. Keselamatan yang berlaku di tempat kerja terkait dengan kondisi fisik untuk mengurangi resiko bahaya dan kerusakan. Perlindungan lingkungan biasanya terdiri dari dua jenis, pertama adalah lingkungan internal di tempat kerja dan hal itu berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan di tempat kerja. Kedua adalah kondisi berbahaya yang hadir dalam lingkungan eksternal di luar tempat kerja.
Dikutip dalam Funmilayo (2014) perusahaan harus menyediakan cara sistematis mengelola K3 dengan perbaikan terus-menerus. Hal ini tidak hanya mengurangi kerugian biaya kecelakaan dan biaya kesehatan, tetapi juga meningkatkan kinerja karyawan. Bangun (2012) sistem manajemen K3 adalah pengoperasian fungsi – fungsi manajemen ke dalam pelaksanaan K3 untuk terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Kaynak, et al. (2016) sistem manajemen K3 merupakan gabungan antara perencanaan
dan
pembahasan,
pengaturan
manajemen
perusahaan,
pengaturan forum konsultasi, dan unsur – unsur program khusus yang bekerja sama secara terpadu dalam menigkatkan pelaksanaan K3.
35
Menurut pengertian dan pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas mengenai K3 dapat disimpulkan yaitu suatu perlindungan kerja terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan agar terhindar dari kondisi berbahaya seperti kecelakaan atau penyakit kerja, agar karyawan dapat bekerja dalam keadaan aman dan nyaman, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
6.
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program K3 merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, berikut tujuan K3 menurut para ahli.
Menurut Fajar dan Heru (2010) terdapat lima tujuan K3: 1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen. 3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi. 4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan. 5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan Menurut Bangun (2012), terdapat tiga tujuan program K3, yaitu: a. Moral Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam perusahaan. Manusia memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas
36
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Para pemberi kerja melaksanakan perlindungan atas pekerjaannya atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan itu untuk membantu dan memperingan beban permintaan atas musibah kecelakaan kerja yang dialami para karyawan dan keluarganya. b. Hukum Alasan lain yang sama pentingnya dengan moral yaitu terdapat juga alasan hukum yang berkaitan dengan K3. Undang-undang tentang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap karyawan untuk menghadapi risiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan. Setiap negara memiliki undang – undang tentang ketenagakerjaan, tetapi memiliki perbedaan mengenai tanggung jawab atas bagian-bagian yang menjadi beban yang harus ditanggung para pemberi kerja, namun memiliki kesamaan dalam hal tujuan yaitu melindungi pekerja atas K3 karyawan dalam menjalankan tugasnya. Tertera pada undang – undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja untuk melindungi para karyawan pada segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekusasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa perusahaan berkewajiban melaksanakan pemeriksaan atas kesehatan fisik dan mental para pekerjanya. Karyawan berkewajiban untuk menggunakan alat
37
pelindung diri sesuai peraturan serta mematuhi semua persyaratan tentang K3 yang diwajibkan oleh perusahaan. c. Ekonomi Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan biaya – biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Pelaksanaan K3 menjadi perhatian penting pada berbagai perusahaan, karena semakin tingginya tingkat kecelakaan kerja yang dialami para pekerja. Hal ini akan berdampak pada rendahnya produktivitas yang berakibat pada kerugian yang dialami pihak perusahaan. Selain biaya pengobatan yang merupakan tanggungan perusahaan, terdapat biaya lain seperti hilangnya hari kerja karyawan, waktu kerja karyawan lain hilang karena menjenguk karyawan yang cidera, biaya pemeriksaan lanjutan dan gaji dibayar penuh walaupun tidak bekerja. Oleh karena itu, suatu kewajiban bagi pemberi kerja untuk melindungi para karyawannya dari kecelakaan kerja.
Menurut Rachmawati (2008) adapun uraian dari tujuan manajemen K3 antara lain: 1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas. 2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaankecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, gizi tenaga kerja, perawatan dan meningkatkan efisiensi dan daya
38
produktivitas
karyawan,
pemberantasan
kelelahan
kerja,
melipat
gandakan kegairahan serta kenikmatan kerja.
7.
Dimensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Kaynak, et al. (2016) terdapat lima dimensi K3, yaitu: 1. Pencegahan Bahaya Kerja Dimensi ini mengontrol situasi – situasi membahayakan sesuai dengan kondisi pekerjaan fisik, penghargaan dan pengakuan, membangun pertemanan serta kekerabatan, dan kebugaran karyawan dalam bekerja menciptakan lingkungan kerja yang efisien dan kompeten. 2. Prosedur Keselamatan dan Manajemen Resiko Dimensi ini merupakan keseluruhan sistem yang terpadu dalam perusahaan dan bersifat mengikat. Kebijakan yang tersedia, strategi dan prosedur di dalam perusahaan yang memberikan standar – standar dan kesesuaian. 3. Mendukung Keselamatan Kerja Perusahaan Dimensi ini menjelaskan perusahaan dengan suasana kerja yang baik dapat meningkatkan potensi karyawan ke arah yang lebih baik. 4. Mendukung Pertolongan Pertama dan Pelatihan Dimensi ini dapat meningkatkan motivasi karyawan di dalam perintah untuk mencegah kecelakaan serta penyakit kerja dan menciptakan lingkungan pada karyawan sehingga dapat menunjukkan perilaku yang positif.
39
5. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan merupakan komitmen yang kuat di perusahaan terhadap keselamatan kerja, karena dapat memungkinkan bertambahnya keinginan karyawan dalam mengurangi masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja melalui perilaku dan sikap.
B.
Kinerja Karyawan 1.
Pengertian Kinerja Karyawan
Priansa (2014) kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan job performance atau actual performance atau level of performance, yang merupakan
tingkat
keberhasilan
karyawan
dalam
menyelesaikan
pekerjaannya. Kinerja bukan merupakan karakteristik individu seperti bakat atau kemampuan, yaitu merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Kinerja adalah perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata yang merupakan hasil kerja yang dicapai karyawan dalam mengembang tugas dan pekerjaan yang berasal dari perusahaan.
Bangun (2012) kinerja (Performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang
berdasarkan
persyaratan
–
persyaratan
pekerjaan
(job
requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan. Menurut Suyadi, (2003) dalam Umar (2010) kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu perusahaan, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka upaya
40
mencapai tujuan perusahaan bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Benardin dan Russel (2000) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan – kegiatan pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil dari kemampuan, keahlian, dan keinginan yang dicapai. Milkovich dan Boudreau (1997) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat dimana karyawan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan syarat – syarat yang telah ditentukan. Kinerja individu menurut Koopmans, et al.(2014) adalah perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi.
Menurut definisi – definisi diatas bahwa kinerja merupakan cara kerja karyawan dalam suatu perusahaan yang diukur selama periode tertentu. Kinerja yang baik dapat memberikan dampak yang positif untuk perusahaan secara keseluruhan. Salah satunya adalah peningkatan penyelesaian tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Apabila dikerjakan dengan sungguh – sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan akan memuaskan, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan suasana yang tidak kondusif maka akan menghasilkan output yang jauh dari memuaskan. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan selalu memperhatikan faktor pelaksanaan K3 karena hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
41
2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Terdapat banyak pakar yang menguraikan faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja. Menurut Gibson, et al. (2010) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah variabel individu, variabel psikologis, maupun variabel perusahaan. Variabel individu meliputi kemampuan dan keterampilan baik fisik maupun mental; latar belakang, seperti keluarga, tingkat sosial dan pengalaman; demografi, menyangkut umur, asal usul dan jenis kelamin.Variabel psikologis meliputi presepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel perusahaan meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Menurut Mangkunegara (2006) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: 1. Faktor kemampuan secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi yang disebut IQ (Intelligent Quotient) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, karyawan dengan IQ tinggi dan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. 2. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Sikap mental itu sendiri merupakan kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang karyawan harus
42
siap secara psikosifisik (sikap mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap secara mental, maupun secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, juga mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
3.
Indikator Kinerja
Kinerja karyawan pada dasarnya diukur sesuai dengan kepentingan perusahaan, sehingga indikator dalam pengukurannya disesuaikan dengan kepentingan perusahaan itu sendiri. Mondy, et al. (1999) dalam Priansa (2014) menyatakan bahawa pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan dimensi: a. Kuantitas pekerjaan (Quantity of Work) Kuantitas pekerjaan berhubungan dengan volume pekerjaan dan produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu. b. Kualitas pekerjaan (Quality of Work) Kualitas pekerjaan berhubungan dengan pertimbangan ketelitian, presisi, kerapian, dan kelengkapan di dalam menangani tugas-tugas yang ada di organisasi. c. Kemandirian (Dependability) Kemandirian berkenaan dengan pertimbangan derajat kemampuan karyawan untuk bekerja dan mengemban tugas secara mandiri dengan meminimalisir bantuan orang lain. Kemandirian juga menggambarkan kedalam komitmen yang dimiliki oleh pegawai.
43
d. Inisiatif (Initiative) Inisiatif berkenaan dengan pertimbangan kemandirian, fleksibilitas berfikir, dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab. e. Adaptabilitas (Adaptability) Adaptabilitas
berkenaan
dengan
kemampuan
untuk
beradaptasi,
mempertimbangkan kemampuan untuk bereaksi terhadap mengubah kebutuhan dan kondisi – kondisi. f. Kerjasama (Cooperation) Kerjasama
berkaitan
dengan
pertimbangan
kemampuan
untuk
bekerjasama, dan dengan orang lain.
Menurut Wibowo (2016) terdapat tujuh indikator kinerja, yaitu: a. Tujuan Tujuan yaitu suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa akan datang yang menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan. b. Standar Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. c. Umpan balik Antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas, dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. Umpan balik
44
merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan, dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja. d. Alat atau sarana Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan. e. Kompetensi Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan
yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi
memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. f. Motif Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan
45
pekerjaan,
menyediakan
sumber
daya
yang
diperlukan
dan
menghapuskan tindakan yang mengakibatkan disintensif. g. Peluang Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.
Koopmans, et al. (2014) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kinerja, yaitu: 1. Kinerja tugas, dimensi ini mengukur kecakapan atau kompetensi individu terkait tugas utama mereka. Contohnya kuantitas, kualitas dan pengetahuan tentang pekerjaan. 2. Kinerja kontekstual, yaitu perilaku yang mendukung lingkungan perusahaan, lingkungan sosial, dan lingkungan psikologis tempat mereka bekerja.
Contohnya
mengerjakan
tugas
tambahan,
kemampuan
berkomunikasi dan melatih karyawan baru. 3. Perilaku kerja tidak produktif, yaitu perilaku yang mengganggu dan dapat membahayakan perusahaan atau instansi. Contohnya absen, mencuri di tempat kerja, penyalahgunaan jabatan, dan tidak mengerjakan tugas.
46
Adanya ukuran pencapaian kinerja yang sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam mengukur kinerja karyawan adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal tersebut selama periode tertentu, dengan membandingkan hasil ini dengan standar yang dibuat oleh periode waktu yang bersangkutan, maka dapat diketahui kinerja dari seorang karyawan. Pengukuran tentang kinerja karyawan tergantung kepada jenis pekerjaannya dan tujuan dari perusahaan yang bersangkutan.
C.
Penelitian Terdahulu
TABEL 2.2 PENELITIAN TERDAHULU No 1.
Peneliti Anjani, et al. (2014)
2.
Dewi (2006)
3.
Ilfani dan Nugraheni (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Karyawan Bagian Produksi PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance Indonesia Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Ecerogen Oleochemicals Medan Plant. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Apac Anti Corpora Bawen Jawa Tengah Unit Spinning 2)
Hasil Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan SPSS Versi 16. Sampel berjumlah 41 karyawan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Secara parsial variabel Keselamatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan dan Variabel Kesehatan Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel berjumlah 37 karyawan. Penelitian ini menggunakan SPSS Versi 12. Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel berjumlah 81 karyawan. Keselamatan dan Kesehatan kerja, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan. secara parsial variabel Keselamatan dan Kesehatan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan.
47
TABEL 2.2 REFERENSI PENELITIAN TERDAHULU (LANJUTAN) No 4.
Peneliti Kaynak, et al. (2016)
5.
Koopmans, et al. (2014)
D.
Judul Penelitian Effects of Occupational Health and Safety Practices on Organizational Commitment, Work Alienation, and Job Performance: Using the PLS-SEM Approach Construct Validity of the Individual Work Performance Quistionnaire
Hasil Membahas tentang Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Praktek Komitmen Organisasi, Kerja Alienasi, dan Prestasi Kerja: Menggunakan Pendekatan PLS-SEM pada 389 karyawan.
Membahas tentang validitas Individual Work Performance Quistionnaire (IWPQ) pada 1.424 pegawai dari berbagai sektor pekerjaan di Belanda. Secara keseluruhan, IWPQ mengindikasikan gagasan validitas yang dapat diterima. Para peneliti diberikan sebuah instrumen pengukuran kinerja yang valid dan reliabel, serta dapat digunakan untuk pegawai dengan sektor pekerjaan yang berbeda.
Rerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan teori tentang keselamatan dan kesehatan kerja serta kinerja karyawan diatas, berikut kerangka pikir penelitian ini:
Keselamatan dan kesehatan kerja 1. Pencegahan bahaya kerja 2. Prosedur keselamatan dan manajemen resiko 3. Mendukung keselamatan kerja perusahaan 4. Mendukung pertolongan pertama dan pelatihan 5. Peraturan keselamatan dan kesehatan (Kaynak, et al. 2016)
Kinerja Karyawan 1. Kinerja tugas 2. Kinerja kontekstual 3. Perilaku kerja tidak produktif (Koopmans, et al. 2014)
Gambar 2.1 : Bagan Rerangka Pikir Pengaruh pelaksanaan K3 terhadap kinerja karyawan
48
E.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan
PT
Bukit
Asam
(Persero)
Tbk.
Unit
Pelabuhan
Tarahan.
40
III.
A.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian ini akan mengambil populasi pada karyawan Satuan Kerja K3L dan Security, SDM dan Umum, Humas dan Bina Lingkungan, Keuangan, Pergudangan, Laboratorium, Operasi Group A, Perawatan Perencanaan dan Inspeksi (PP & I), dan Bengkel pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta KM. 15 Tarahan, Bandar Lampung.
B.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (2010) yang mengemukakan pendekatan kuantitatif disusun untuk membangun atau memperoleh ilmu pengetahuan keras (hard science) yang berbasis pada objektivitas dan kontrol yang beroperasi dengan aturan-aturan ketat, termasuk mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, aksioma, dan prediksi. Penelitian harus mendefinisikan variabel penelitian, mengembangkan instrumen, mengumpulkan data, melakukan analisis atas temuan, melakukan generalisasi dengan cara pengukuran yang sangat hati-hati dan objektif. Menurut Sugiyono (2013) peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang
50
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
C.
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua, dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui observasi, pembagian angket atau kuesioner kepada karyawan. Data primer berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam, yaitu: a) Data kualitatif Bersifat tidak terstruktur sehingga variasi data dari sumbernya mungkin sangat beragam. Data ini diperoleh langsung dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan seperti gambaran umum perusahaan, hasil kuesioner, dan informasi-informasi lainnya yang menunjang penelitian ini. b) Data kuantitatif Bersifat terstruktur sehingga mudah dibaca peneliti. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung berupa angka-angka yang diperoleh langsung dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan seperti jumlah karyawan, absensi karyawan, dan data – data lainnya yang menunjang penelitian ini.
51
2. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada atau data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan pendukung bagian dari penelitian yang dilakukan, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan tempat dilakukannya penelitian. Data sekunder dibagi menjadi dua, yaitu: a.
Data internal, yaitu data yang sifatnya internal atau dari dalam perusahaan yang bersangkutan.
b.
Data eksternal, yaitu data yang sifatnya eksternal atau data yang telah disediakan oleh pihak tertentu diluar perusahaan.
D.
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili). Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang membatasi kriteria – kriteria khusus
52
seseorang yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Sampel dalam penelitian ini mempunyai kriteria tertentu, adapun kriteria tersebut sebagai berikut: a. Responden yang berada dalam 9 satuan kerja yang menerapkan K3, yaitu K3L dan Security, SDM dan Umum, Humas dan Bina Lingkungan, Keuangan, Pergudangan, Laboratorium, Operasi Group A, Perawatan Perencanaan dan Inspeksi (PP & I), dan Bengkel. b. Minimal lama bekerja responden 2 tahun.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 125 responden sesuai dengan jumlah karyawan pada 9 Satuan Kerja tersebut yaitu 125 karyawan.
E.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Sugiyono (2013) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian yang digunakan adalah: 1. Variabel bebas (Independent variable) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
53
Sistem manajemen K3 merupakan gabungan antara perencanaan dan pembahasan, pengaturan manajemen perusahaan, pengaturan forum konsultasi, dan unsur – unsur program khusus yang bekerja sama secara terpadu dalam menigkatkan pelaksanaan K3 (Kaynak, et al. 2016). 2. Variabel terikat (Dependent variable) Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varabel bebas. Kinerja individu merupakan perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan perusahaan (Koopmans, et al. 2014).
2. Definisi Operasional dan Variabel Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Variabel Keselamatan dan kesehatan kerja
Definisi Variabel Gabungan antara perencanaan dan pembahasan, pengaturan manajemen perusahaan, pengaturan forum konsultasi, dan unsur – unsur program khusus yang bekerja sama secara terpadu dalam menigkatkan pelaksanaan K3 (Kaynak, et al. 2016).
Indikator 1. Pencegahan bahaya kerja 2. Prosedur keselamatan dan manajemen resiko 3. Mendukung keselamatan kerja perusahaan 4. Mendukung pertolongan pertama dan pelatihan 5. Peraturan keselamatan dan kesehatan Kaynak, et al. (2016)
Pengukuran Skala Likert
54
TABEL 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL (LANJUTAN) Variabel Kinerja karyawan
F.
Definisi Variabel Perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi. Koopmans, et al.(2014)
Indikator 1. Kinerja tugas 2. Kinerja kontekstual 3. Perilaku kerja tidak produktif Koopmans, et al. (2014)
Pengukuran Skala Likert
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, peneliti menggunakan berbagai metode, yaitu: 1. Penelitian kepustakaan (Library research) Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur dari buku bacaan yang berhubungan dengan penulisan skripsi. 2. Penelitian lapangan (Field research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan dengan metode: a. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) adalah wawancara yang diadakan dengan sejumlah pertanyaan yang tidak berurutan atau dengan pertanyaan yang tidak terencana untuk ditanyakan pada responden. b. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang karyawan, tingkat absensi, serta hal-hal yang berkaitan dengan penulisan skripsi. c. Kuesioner Menurut Sugiyono (2011) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
55
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Bagian pertama berisi pernyataan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang mengadopsi dari
“Effects
of
Occupational
Health
and
Safety
Practices
on
Organizational Commitment, Work Alienation, and Job Performance: Using the PLS-SEM Approach” (Kaynak, et al. 2016). Bagian kedua berisi pernyataan
tentang
kinerja
karyawan
yang
mengadopsi
dan
mengembangkan dari Individual Work Performance Questionaire atau IWPQ (Koopmans, et al. 2014). Penyebaran kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien, karena kuesioner dapat dibagikan langsung, disuratkan atau disebarkan melalui email kepada responden. Pengukuran kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala likert, skor yang diberikan pada setiap jawaban responden adalah:
Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
Jawaban Setuju (S) diberi skor 4
Jawaban Netral (N) diberi skor 3
Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
d. Observasi Sugiyono (2011) observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observsi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek – obyek alam yang lain.
56
G.
Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Umar (2010) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Pengujian dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan melalui bantuan SPSS. Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis faktor dengan bantuan software SPSS versi 17. Pengukuran tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat atau tidaknya dilakukan analisis faktor menggunakan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Bila nilai faktor loading lebih besar dari 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan. Validitas suatu butir kuesioner dapat diketahui jika nilai faktor loading > 0,5. Bila terdapat nilai faktor loading < 0,5 maka variabel dengan nilai tersebut harus dikeluarkan dan begitu seterusnya sampai tidak ada lagi nilai faktor loading < 0,5.
2. Uji Reliabilitas Umar (2010) uji reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Misalnya seseorang yang telah mengisi kuesioner dimintakan mengisi lagi karena kuesioner pertama hilang. Isian kuesioner pertama dan kedua haruslah sama atau dianggap sama. Pengujian reliabilitas terhadap semua item atau pernyataan yang dipergunakan pada penelitian ini akan menggunakan formula Cronbach
57
Alpha dengan bantuan SPSS versi 17, yang secara umum dianggap reliabel apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6.
R=
1−
∑ ²
Keterangan:
²
R
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya jumlah pertanyaan
∑ ²
= jumlah varian butir
²
= varian total
Uji reliabilitas diukur dengan kriteria berikut: a. b.
Apabila r
Apabila r
> rtabel, maka instrumen dapat dikatakan reliabel. > rtabel, maka instrumen dapat dikatakan tidak
reliabel.
3. Uji Normalitas Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa statistik parametris mensyaratkan bahwa setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, untuk itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan pada kedua variabel yang akan diteliti dan distribusi normal jika Sig > 0,05.
58
H.
Analisis Data 1. Analisis Deskripsi Hasil Survei Sugiyono (2013) analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi diantara variabel keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Kinerja karyawan pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan dengan terlebih dahulu menyebar kuesioner. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner tersebut, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus analisis regresi linier sederhana, yaitu: Y=a+βX Keterangan: Y
= Kinerja Karyawan
a
= Konstanta atau bila harga X = 0
β
= Koefisien regresi
X
= Keselamatan dan Kesehatan Kerja
59
I.
Uji Hipotesis 1. Uji t (parsial) Ghozali (2009) rumus uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau masing-masing terhadap variabel dependen, dikatakan berpengaruh signifikan apabila sig < α Pengujian ini dilakukan dengan tingkat keyakinan 95%, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: t= Keterangan: t
= besarnya t hitung
b
= koefisien regresi variabel independen
n
= standar deviasi koefisien regresi variabel independen
Kriteria pengujiannya sebagai berikut: a.
Jika t hitung> t tabel (0,05), maka H₀ tidak didukung, Ha didukung.
b.
Jika t hitung< t tabel (0,05), maka H₀ didukung, Ha tidak didukung.
V.
A.
SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. K3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. (Hipotesis didukung) 2. Indikator K3 yang paling berpengaruh adalah indikator pencegahan bahaya kerja dan indikator peraturan keselamatan dan kesehatan.
B.
Saran
Beberapa hal yang dapat menjadi masukan pada penelitian ini berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan adalah: 1. Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan sebaiknya lebih memahami prosedur yang relevan dari setiap tugas yang diberikan perusahaan, sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja. 2. Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan sebaiknya lebih meningkatkan tantangan baru dalam pekerjaan, sehingga dapat menambah pengalaman yang dapat melatih kemampuan.
87
C.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terdapat keterbatasan yang perlu disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya: 1. Lingkup penelitian ini terbatas pada satu tempat saja yaitu PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berada pada 9 satuan kerja, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. 2. Pengukuran variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner, sehingga kemungkinan jawaban dari responden tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dikarenakan kondisi-kondisi tertentu para responden.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, M., Utami Hamidah Nayati, Prasetya Arik. 2014. “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance Indonesia (IPMOMI) Palton)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9, No.1, Hal.1-9. Anonim. 2012. “Undang – Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”. http://www.hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm. Diakses 20 September 2016. Bakti, Zainal. 2014. “Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Sesuai PP No.50 Tahun 2012”. http://www.a2k4-ina.net/informasi/163-sistim-manajemen-keselamatandan-kesehatan-kerja-smk3-sesuai-pp-no-50-tahun-2012. Diakses 20 September 2016. Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Erlangga. BPJS. 2016. “Jumlah Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih Tinggi”. http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaankerja-di-Indonesia-masih-tinggi.html. Diakses 5 September 2016. Dewi, Rijuna. 2006. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Dwomoh, G., Owusu Eric Edwin, Addo Mabel. 2013. “Impact of Occupational Health and Safety Polices on Employees Performance in the Ghana’s Timber Industry: Evidence From Lumber and Logs Limited”. International Journal of Education and Research. Vol.1, No.12, Hal.1-14. Fajar, Siti Al dan Heru, Tri. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia Sebagai Dasar Meraih Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Funmilayo, Oketunji Serah. 2014. “Influence of Occupational Health and Safety (OHS) Information Availability and Use on Job Performance of Library Personnel in Public Universities in South-West Nigeria”. Europan Scientific Journal. Vol.10, No.14, Hal.337-350.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. BP- Universitas Diponegoro. Ilfani, Grisma dan Nugraheni, Rini. 2013. “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Apac Inti Corpora Bawen Jawa Tengah Unit Spinning 2)”. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Vol.10, No.2, Hal.160-166. Katsuro, P., Gadzirayi C. T., M. Taruwona, Mupararano Suzanna. 2010. “Impact of Occupational Health and Safety on Worker Productivity : A Case of Zimbawe Food Industry”. Journal of Business Management. Vol.4, No.13, Hal.2644-2651. Kaynak, R., Toklu Arzu Tuygun, Elci Meral, Toklu Ismail Tamer. 2016. “Effects of Occupational Health and Safety Practices on Organizational Commitment, Work Alienation, and Job Performance: Using the PLSSEM Approach”. International Journal of Business and Management. Vol.11, No.5, Hal.146-166. Khan, W.A., Mustaq Talha, Tabassum Anmol. 2014. “Occupational Health, Safety and Risk Analysis”. International Journal of Science, Environment and Technology. Vol.3, No4, Hal.1336-1346. Koopmans, L., Claire M. Bernaards, Vincent H. Hildebrandt, Henrica C.W. Vet, Allard J. Beek. 2014. “Construct Validity of the Individual Work Performance Quistionnaire”. Journal of Occupational and Environmental Medicine. Vol.56, No.3, Hal.331-337. Koskela, Marileena. 2014. “Occupational Health and Safety in Corporate Social Responsibility Reports”. Journal Safety Science. Vol.68, Hal.294-308. Munandar, M.R,. Astuti Endang Siti, Hakam M. Soe’oed. 2014. “Pengaruh Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Insentif Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan Studi pada Pekerja bagian Produksi PT. Sekawan Karyatama Mandiri Sidoarjo”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9, No.1, Hal.1-9. Nunez, Imanol dan Villanueva, Mikel. 2011. “Safety Capital: the Management of Organizational Knowledge on Occupational Health and Safety”. Journal of Workplace Learning. Vol. 23, No.1, Hal.56-71. Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Bandung: Alfabeta. Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi. Setiawan, Darmawan Saputra. 2014. “KEPMEN 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum”. http://www.darmawansaputra.com/2014/09/kepmen-555k26mpe1995tentang-keselamtan.html. Diakses 5 September 2016.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Tadarera, Hope. 2012. “Occupational Health and Safety Management Systems: Onstitutional and Regulatory Frameworks in Zimbawe”. International Journal of Human Resource Studies. Vol.2, No.4, Hal.99-117. Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Edisi 5. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.