PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Oleh: Aji Pangestu NIM: 1111081000123
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: AJI PANGESTU NIM: 1111081000123
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
i
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Aji Pangestu NIM : 1111081000123 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Suhendra, MM NIP. 19711206 2003 12 1 001
Lili Supriyadi, MM NIP. 19600505 198903 1 005
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini kamis, 09 April 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
: Aji pangestu
2. NIM
: 1111081000123
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap ujian skipsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 April 2015 1. M. Hartana I.Putra., M.Si. NIP. 150409504
(
2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. NIP. 19731221 2005 01 2 002
(
3. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM. NIP. 19780307 201101 2 003
(________________________) Penguji Ahli
) Ketua
) Sekretaris
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa: 1. Nama
: Aji Pangestu
2. NIM
: 1111081000123
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 26 Januari 2016 1. Dr. Ade Sofyan Mulazid 19750101 200501 1 008
(
2. Ela Patriana, Ir., MM 19690528 200801 2 010
(
3. Dr. Suhendra, S.Ag, MM 19711206 2003 12 1 001
(
4. Lili Supriyadi, MM 19600505 198903 1 005
(
) Ketua ) Sekertaris ) Pembimbing I ) Pembimbing II
5. Bahrul Yaman, M.Si 19620818 198603 1 001
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Aji Pangestu
Nomor Induk Mahasiswa
: 1111081000123
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Ciputat, 13 Janurai 2016 Yang Menyatakan
( Aji Pangestu )
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Data Pribadi a. Nama Lengkap
: Aji Pangestu
b. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 07 Mei 1993
II.
III.
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Alamat
: Jl. Agung Raya II No.77 Rt. 006 / 004 , Leteng
f. Telepon
Agung, Jagakarsa, Jakarta-Selatan : 083870527460
g. Motto
: Hilangkan segala rasa malas, karena malas akan
h. E-mail
menghancurkan semua perencanaan dan strategi hidup kita. :
[email protected]
Latar Belakang Pendidikan a. SD
: SDN Kertijayan 03, Pekalongan (1999-2005)
b. SMP
: SMP N 14 Pekalongan, Pekalongan (2005-2008)
c. SMK
: SMK YAPIMDA, Jakarta-Selatan (2008-2011)
d. S1
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2016)
Latar Belakang Keluarga a. Ayah
: M. Lukman hakim
b. Ibu
: Jumrotun
c. Anak ke/dari
: 3/4 bersaudara
d. Alamat
: Kertijayan Gg. 05 Buaran, Pekalongan
vi
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park) Aji Pangestu ABSTRACT This study aims to (1) determine whether the occupational health and safety program (K3) and disciplines of team works have significant impact on employee productivity; (2) determine whether the safety and health program has significant impact on employee productivity. The population in this study were all employees of the Castle Hive Development Project Office Park PT. Wika Realty located at Jl. DI Panjaitan Kav 2, East Jakarta, which amounted to 43 respondents. Data collection techniques used in this study is a questionnaire / kuosioner, documentation method and interview method. Analysis of the data used in this study using multiple regression analysis with a level of sig <0.05. Results of multiple regression analysis regression coefficient (R) of 0.626 (F = 12.890; sig 0.000 <0.05); and the determination coefficient of 0.392. This shows that the program K3 and discipline together have a significant impact on employee productivity together. As well as each independent variable positive effect on employee productivity variable which is equal to 4.333 and 2.033 with a significance level <0.05 through regression equation Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e. These results indicate that the safety and health program ( K3 ) and work discipline, have a significant effect both partially and simultaneously to employee productivity. Keywords : Occupational Health and Safety (K3) ,Work Discipline and Employee Productivity
vii
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park) Aji Pangestu ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) mengetahui apakah program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty yang berada di Jl. DI Panjaitan Kav 2, Jakarta Timur yang berjumlah 43 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket/ kuosioner, metode dokumentasi, dan metode interviu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda dengan taraf sig < 0,05. Hasil analisis regresi ganda diperoleh koefisien regresi (R) sebesar 0,626 (F = 12,890; sig 0,000 < 0,05); dan koefisien determinasi sebesar 0,392. Hal ini menunjukkan bahwa Program K3 dan disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap produktivitas kerja karyawan secara bersama-sama. Serta masing-masing variabel independent berpengaruh positif terhadap variabel produktivitas kerja karyawan yakni sebesar 4,333 dan 2,033 dengan tingkat signifikansi <0,05 melalui Persamaan regresi Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja, memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial dan simultan terhadap produktivitas kerja karyawan. Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja, dan Produktivitas Kerja Karyawan.
viii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tua, alm Abah Lukman dan ibunda Jumrotun dan juga kepada kedua orang tua angkat saya alm Hj. Sholihah dan H. Thohari yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada hentihentinya kepada penulis. 2. Segenap kerabat dekat yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. 6. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
ix
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan. 8. Seluruh teman-teman jurusan Manajemen 2011 yang selalu kompak di dalam kelas maupun luar kelas. 9. Kepada seluruh sahabat-sahabati organisasi PMII KOMFEIS dan PC PMII CIPUTAT yang senantiasa menyemangati saya. 10. Kepada teman-teman dekat saya dan teman-teman saya sekalian yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat, tak lupa juga terimakasih kepada tukang jajan dan jajanannya. 11. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi manajemen.
Jakarta, 13 Januari 2016 Penulis
(Aji Pangestu)
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHANKOMPRE ...............................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................
iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................
vi
ABSTRACT.............................................................................................
vii
ABSTRAK..............................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ............................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
15
C. Rumusan Masalah....................................................................
16
D. Tujuan Penelitian .....................................................................
16
E. Manfaat Penelitian ..................................................................
17
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................
18
A. Produktivitas Kerja ..................................................................
18
1.
Pengertian Produktivitas Kerja ..........................................
xi
18
2.
Dimensi dan Indikator Produktivitas Kerja ........................
20
3.
Faktor-faktor Produktivitas................................................
22
4.
Pengukuran Produktivitas..................................................
26
5.
Peran Pimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan
26
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........................................
28
1.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...................
28
2.
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .........................
31
3.
Dimensi dan Indikator Kelesamatan dan Kesehatan Kerja .
32
4.
Faktor Penyebab Kecelakaan Dalam Kerja ........................
34
5.
Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................................................................
6.
35
Peranan Pemimpin dalam meningkatkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................
36
Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........
38
C. Disiplin Kerja ..........................................................................
41
7.
1.
Pengertian Disiplin Kerja ..................................................
41
2.
Pembentukan Disiplin Kerja ..............................................
43
3.
Indikator Meningatkan Kedisiplinan..................................
44
4.
Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja ................................
45
5.
Peranan Pemimpin dalam Meningkatkan Disiplin Kerja ...
46
D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu...............................................
48
E. Kerangka Penelitian .................................................................
52
F. Hipotesis ..................................................................................
53
xii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................
54
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
54
1.
Lokasi Penelitian...............................................................
54
2.
Fokus Penelitian................................................................
54
3.
Waktu Penelitian ...............................................................
54
4.
Populasi ............................................................................
55
5.
Sampel ..............................................................................
55
B. Metode Pengumpulan Data ......................................................
56
1.
Data Primer .......................................................................
56
2.
Data Sekunder...................................................................
57
C. Metode Analisis .......................................................................
58
1.
Statistik Deskriptif ............................................................
58
2.
Uji Kualitas Data...............................................................
58
3.
Uji Asumsi Klasik .............................................................
59
4.
Uji Hipotesis .....................................................................
60
D. Operasional Variabel Penelitian ...............................................
62
1.
Variabel Independen .........................................................
62
2.
Variabel Dependen............................................................
63
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN........................
66
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................
66
1.
Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan ......................
66
2.
Karakteristik Profil Responden..........................................
67
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................
76
xiii
1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................
76
2.
Hasil Uji Kualitas Data......................................................
78
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................
81
4.
Hasil Uji Hipotesis ............................................................
84
BAB V PENUTUP .................................................................................
90
A. Kesimpulan..............................................................................
90
B. Implikasi..................................................................................
91
C. Saran........................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
93
LAMPIRAN ...........................................................................................
95
xiv
DAFTAR TABEL No. Tabel
Keterangan
Halaman
1.1 Data Kasus Kecelakaan Kerja di Indonesia Dari th 2001-2010 ..........
6
1.2 Rekap Laporan Kecelakaan Kerja Proyek..........................................
11
1.3 Temuan-temuan Ketidak Taatan Karyawan Pada Peraturan Kerja .....
13
1.4 Rekap Absensi Kehadiran Bulan September 2015 .............................
14
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu........................................................
51
3.1 Kriteria Skala Penelitian....................................................................
57
3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................................
63
4.1 Data Sampel Penelitian .....................................................................
68
4.2 Jabatan Responden ...........................................................................
68
4.3 Jenis Kelamin Responden .................................................................
69
4.4 Usia Responden ................................................................................
69
4.5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ...........................................
70
4.6 Pengalaman Kerja Responden ...........................................................
71
4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ..................................................................................................
72
4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja ...................
73
4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja...........
75
4.10Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................
77
4.11Hasil Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................
78
4.12Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja......................................................
79
4.13Hasil Uji Validitas Produktivitas Kerja..............................................
80
xv
4.14Hasil Uji Reliabilitas .........................................................................
81
4.15 Hasil Uji Multikolonieritas...............................................................
82
4.16 Hasil Uji Normalitas ........................................................................
83
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi.......................................................
85
4.18 Hasil Uji Statistik F..........................................................................
86
4.19 Hasil Uji Statistik T..........................................................................
87
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Keterangan
1.1 Tingkat Resiko kecelakaan kerja pada kantor Wika Realty................
Halaman 9
1.2 Tingkat Resiko Kecelakaan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty .............................................................
10
2.1 Skema Kerangka Penelitian...............................................................
52
4.1 Struktur Organisasi Unit Konstruksi..................................................
67
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................
84
DAFTAR LAMPIRAN No. Lamp.
Keterangan
Halaman
1. Kuisioner Penelitian ..........................................................................
96
2. Surat Keterangan Dari Perusahaan ....................................................
100
3. Tabulasi Data ....................................................................................
101
4. Output Hasil Pengujian Data .............................................................
104
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu organisasi yang menghimpun orangorang yang biasa disebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan kegiatan rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan dan nilai bagi perusahaan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan. Oleh sebab itu karyawan merupakan salah satu modal sumber daya manusia yang sangat penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional karena sumber daya manusia adalah salah satu aset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Setiap perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, berkompeten dan tekun adalah kunci bagi perusahaan dalam pencapaian tujuannya. (Ravianto, 1986:3) berpendapat bahwa kunci kesuksesan sebuah perusahaan bukan hanya terletak pada keunggulan teknologi dan ketersediaan dana saja, tapi faktor Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting pula. Sumber Daya Manusia dengan tingkat produktivitas yang maksimal sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan dan produktivitas menjadi salah satu sorotan utama ketika sebuah perusahaan mengalami kemunduran. Produktivitas merupakan indikator utama bagi kemajuan sebuah
1
perusahaan, sehingga peningkatan produktivitas pada semua bagian sistem merupakan suatu cara untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi perusahaan tersebut (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita Harapan Volume i dan ii, 2000). (Anoraga, 2004:102) Berpendapat bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain adalah mengenai pekerjaan yang menarik, upah yang baik, keamanan
dan
perlindungan dalam pekerjaan, penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan, lingkungan dan suasana kerja yang baik, promosi karyawan dan pengembangan diri, serta tingkat kedisiplinan dan kesetiaan kepada pimpinan pekerja. Memperhatikan hal tersebut, maka pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kedisiplinan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat memengaruhi produktivitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Pada penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis
hubungan
karyawan
antara program
K3 dan
produktivitas kerja karyawan unit
kedisiplinan
konstruksi Proyek
dengan
Pembangunan
Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty. Wika Realty didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Wika Realty No. 17 tanggal 20 Januari 2000, dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, sebelumnya merupakan salah satu unit bisnis di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Wika Realty mengubah statusnya menjadi Perusahaan terbuka berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 11 tanggal 7
2
Desember 2004, namun sesuai dengan kebijakan pemegang saham utama (Wika) untuk melakukan penawaran umum terlebih dahulu, maka penawaran umum perdana saham-saham Wika Realty kepada masyarakat tersebut ditunda pelaksanaannya. Pada tahun 2001, Wika Realty melakukan diversifikasi usaha yang semula fokus pada bisnis Realty sebagai developer berkembang menjadi tiga bidang usaha yaitu pengembangan bisnis Realty, manajemen properti dan jasa konstruksi. Disamping itu untuk mendukung bisnis properti khususnya Building Management, PT Wijaya Karya menyerahkan berbagai aset tetap Wika, seperti Gedung Perkantoran dan Kawasan Industrinya untuk dikelola. Sampai saat ini bidang usaha properti juga mengelola aset selain milik Wika dan juga mulai mengelola apartemen. Pembentukan unit bisnis jasa konstruksi pada tahun 2001 terbentuk karena adanya peluang memasuki bidang usaha ini. Hal ini terjadi karena disamping memiliki sumber daya yang memadai, gedung yang dibangun masih berkaitan dengan unit bisnis Realty seperti Mall, Trade Center, Perkantoran dan Rumah Susun. Pada Perkembangannya, bidang usaha Realty selain mengembangkan hunian Landed House juga merambah ke hunian Vertikal atau High Rise Building (http://www.wikarealty.co.id). PT. Wika Realty adalah salah satu anak perusahaan PT. Wijaya Karya (persero) Tbk, yang bergerak dibidang konstruksi bangunan yang pada pelaksanaanya menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Wika Realty
3
sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Pada penelitian ini ditetapkan lima faktor keselamatan kerja yaitu: pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja,
kontrol lingkungan kerja,
pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Sedangkan produktivitas kerja dapat dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas kerja karyawan yang terdiri dari kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial, dan hubungan kerja. Tidak mudah bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman guna memotivasi karywan agar mereka terdorong untuk melaksanakan tugasnya dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh. Faktor keamanan dan perlindungan dalam bekerja menjadi salah
satu faktor produktivitas kerja karyawan. Ketika karyawan
memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa mendapatkan perlindungan yang baik dari perusahaan, maka karyawan tersebut juga akan bekerja dengan perasaan yang tenang dan akan bekerja secara baik. Diharapkan karyawan
perusahaan yang
seperti ini
akan
memiliki
produktivitas kerja yang maksimal. Salah satu upaya dalam menerapkan perlindungan bagi karyawan
adalah dengan melaksanakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal - hal yang berpotensi
4
menimbulkan kecelakaan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian (Lubis, 2011:3). Di indonesia angka kecelakaan kerjanya masih tinggi. Pada tahun 2011, tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan mengalami cacat sebanyak 42 orang. Berdasarkan data ILO (International Labour Organization) organisasi perburuhan nasional, kerugian akibat kecelakaan kerja di indonesia mencaai Rp. 280 triliun pertahun. Dengan budaya keselamatan dan kesehatan kerja kita harapkan dapat menurunkan biaya risiko dan perusahaan akan lebih untung. Keterangan resmi pemerintah mengatakan bahwa dalam satu hari terdapat lebih dari sembilan orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Angka kematian tersebut diperkirakan jauh lebih besar. Karena PT Jamsostek sebagai badan pemerintah hanya mendasarkan perhitungan kecelakaan kerja pada buruh-buruh yang menjadi anggotanya. Padahal, masih
banyak
perusahaan yang tidak mendaftarkan buruhnya kepada Jamsostek. Seperti diakui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, dari dua ribu industri di Kabupaten Bogor, hanya dua perusahaan yang disiplin melaporkan aktivitas K3-nya. Saat ini Jumlah tenaga kerja di Indonesia untuk sektor formal diperkirakan mencapai 30 juta orang, sekitar 9 juta pekerja telah diikutsertakan dalam program Jamsostek, sedangkan sisanya lebih dari 20 juta orang tenaga kerja formal yang belum tergabung dalam program jamsostek. Begitu pun dengan pekerja informal yang jumlahnya mencapai 70
5
juta orang, hanya satu persen yang telah terlindungi oleh polis asuransi. Secara umum, angka yang dilaporkan pemerintah mengenai kecelakaan kerja sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Kasus Kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun 2008-2013 Tahun
Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja
Meninggal
Cacat Total
Cacat Sebagian
Cacat Fungsi
Sembuh
2008
93.823
2.124
44
2.547
4.018
85090
2009
96.314
2.144
42
2.713
4.380
87.035
2010
98.711
1.965
31
2.313
3.662
78.722
2011
109.696
31.195
45
35.285
108.945
86.354
2012
117.949
29.544
43
39.704
128.312
95.746
2013
93.578
23.384
51
27.054
104.976
98.632
Sumber : PT. Jamsostek dan Depnaker RI. Dari data di atas, rata-rata kecelakaan kerja mencapai lebih dari 100.000 kasus per tahun. Data di atas diambil dari 9 juta orang pekerja formal yang menjadi anggota program jamsostek dari total 100 juta orang pekerja di seluruh Indonesia. Artinya, terdapat 90 juta buruh Indonesia yang tidak dilindungi keselamatan dan kesehatan kerjanya. Para buruh tersebut bekerja di berbagai sektor informal. Untuk diketahui, para buruh informal mengalami hubungan kerja yang lebih buruk dibanding buruh formal, baik dari segi upah maupun kondisi kerjanya. Kondisi di beberapa daerah di Indonesia, sampai semester pertama tahun 2011
menujukan skala yang meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya seperti di Karawang sampai dengan bulan Mei 2011 telah terjadi
6
kasus kecelakaan kerja sebanyak 1.355 kasus terdiri dari, kecelakaan proses produksi sebanyak 883 kasus, kecelakaan lalu lintas sebanyak 472 kasus, meninggal dunia di tempat kerja sebanyak empat kasus dan meninggal dunia di jalan raya sebanyak 12 kasus. Sedangkan di daerah Jawa Timur Angka kecelakaan kerja Hingga Agustus 2011 ini terjadi 9.846 kasus. Bila dilihat secara per sektor jenis usaha, angka kecelakaan kerja di sektor jasa kontruksi paling tinggi dibandingkan dengan sector lainnya. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat hingga tahun 2010, kecelakaan kerja masih didominasi bidang jasa kontruksi (31,9%), disusul sektor Industri manufaktur (31,6%), transport (9,3%), pertambangan (2,6%), kehutanan (3,6%), dan lain-lain (20%). Berdasarkan dari hasil penelitian, telah terungkapkan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, secara umum dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri unsafe action adalah sebesar 78% dan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi berbahaya dari peralatan yang digunakan dalam bekerja unsafe condition adalah sebesar 20% serta faktor lainnya adalah sebesar 2% (Fathoni, 2008: 4). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja.
Dampak yang
dihasilkan dari kecelakaan kerja ini pun dapat berakibat buruk, seperti adanya korban jiwa, cacat, kerusakan hasil produksi, yang pada akhirnya merugikan semua pihak.
7
Berbagai tuntutan tentang masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini, menyadarkan perusahaaan harus memberi perhatian lebih dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan perlindungan pada karyawan. Memperhatikan hal tersebut, maka pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena faktor tersebut dapat memengaruhi produktivitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Pada penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh antara program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan unit konstruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty. Penelitian diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan program K3 dan disiplin kerja di proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty melalui wawancara langsung, pengamatan, dan beberapa dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada seluruh karyawan unit kontruksi proyek pembangunan Taman Sari Hive Office Park. Karyawan dibagian unit konstruksi dituntut memiliki produktivitas kerja yang tinggi agar tercapai hasil yang optimal. Proyek Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbagi menjadi dua bagian, yaitu area kantor untuk karyawan Wika Realty dan area pembangunan gedung Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty.
8
Gambar 1.1 Tingkat Resiko kecelakaan kerja pada kantor Wika Realty
Sumber: Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control (HIRARC) proyek. Pada area kantor karywan proyek terdapat lokasi kegiatan yaitu kantor seperti penggunaan alat-alat kantor, pantry tempat pencucian alat makan dan pemilihan sampah, tangga darurat ketika terjadi keadaan darurat, toilet dan tempat wudhu aktifitas menuju toilet dan tempat wudhu. Pada area kantor karyawan proyek peluang terjadinya kecelakaan kerja mungkin dapat terjadi dan cenderung akan terjadi. Akibat kecelakaan kerja tersebut yaitu cidera ringan (P3K) kerugian material sedang dan hilang hari kerja kerugian material cukup besar. (Sumber: Dari hasil wawancara dan data “Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control (HIRARC) proyek” dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer, Agustus 2015).
9
Pada area pembangunan gedung tamansari hive office park terdapat beberapa lokasi kegiatan yaitu bagian pekerjaan, pos keamanan, pekerjaan galian, (pekerjaan shorsceat) pencampuran material dan penyempotan shorscreat, (pekerjaan struktur) pengecoran, dan (pemasangan precast) erection kolom dan balok.
Pada area pembangunan gedung peluang
terjadinya kecelakaan kerja mungkin dapat terjadi dan cenderung akan terjadi. Akibat kecelakaan kerja tersebut cidera ringan (P3K) kerugian material sedang dan hilang hari kerja kerugian cukup besar. (Sumber: Dari hasil wawancara dan data “Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control (HIRARC) proyek” dari
Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab
bagian SHE Officer, Agustus 2015) Gambar 1.2 Tingkat Resiko Kecelakaan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty
10
Sumber: Form Hazard Identification, Risk Analysis & Risk Control (HIRARC) proyek.
11
Tabel 1.2 REKAP LAPORAN KECELAKAAN KERJA PROYEK Kejadian
Hari Hilang
s.d. Bulan
Jml Tenaga Kerja
Jumlah Manhours
Ringan
STMB
Oktober 2014
116
39.578
1
0
0
0
0
0
November 2014
149
88.847
1
0
0
0
0
Desember 2014
183
151.206
4
0
0
0
Januari 2015
166
207.669
2
0
0
Februari 2015
181
263.527
0
0
Maret 2015
148
0
April 2015
204
313.940 381.139
Mei 2015
223
Juni 2015
Total Meninggal
Kejadian
Hari Hilang
FR
SR
0
0
1
0
25,27
0,00
0
0
0
1
0
11,26
0,00
0
0
0
0
4
0
26,45
0,00
0
0
0
0
0
2
0
9,63
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
3
0
0
0
0
0
0
0
3
0
7,87
0,00
457.281
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
201
563.409
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
3,55
0,00
Juli 2015
129
564.905
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
Agustus 2015
205
623.194
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
September 2015
254
706.860
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
Keterangan :
Berat Meninggal
STMB
: Sementara Tak Mampu Bekerja
Jml Manhours
: Jumlah pekerja x Jam kerja orang x waktu pelaksanaan proyek
FR
: Jumlah kejadian / jumlah jam kerja orang x 1.000.000
SR
: Jumlah hari hilang / jumlah jam kerja orang x 1.000.000
Ringan
STMB Berat
Sumber: Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer
12
Berkaitan dengan
bahaya yang akan timbul dalam bekerja,
kedisiplinan dalam bekerja menjadi salah satu sorotan ketika keteledoran yang terjadi dapat mempengaruhi keselamatan karyawan. Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2002:199). Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer karena semakin disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan
yang
berkualitas dan
berproduktivitas tinggi (Helmi, Buletin Psikologi Tahun IV No. 2, 2006). Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan seperti pakaian pelingdung, dan alat pelindung lainnya, dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan produktivitas. Pada Proyek Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty mengenai tingkat kedisiplinan kerjanya adalah beberapa kali terlihat pegawai tidak bertugas pada waktu jam kerja, beberapa karyawan tidak memakai baju pelindung dan helm pelindung diarea proyek, dan beberapa karyawan merokok diarea proyek. Adanya karyawan yang berkeliaran pada waktu jam kerja, mengobrol yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pada saat jam kerja,
13
dan tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas. Hal ini merupakan salah satu masalah yang terhadap dala program disiplinan kerja karyawan. (Sumber: Dari hasil wawancara dan pengamatan dengan Bpk. Badru Tamam penanggung jawab bagian Kasi Keuangan dan Personalia, September 2015). Tabel 1.3 Temuan-temuan Ketidak Taatan Karyawan Pada Peraturan Kerja No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Temuan Pekerja tidak lengkap APD+ROKOK Pengelasan tidak ada APAR+Rompi 2 pekerja tidak memakai APD lengkap Pekerja tidak lengkap APD Sampah Bekas pipa besi berantakan Sampah pekerjaan Sampah potongan habel
Lokasi
Data dari
Lantai 8
Picture PT MPM
Lantai 12
Picture PT MPM
Lantai 6
Picture Mandor Amin
Lantai 9
Picture PT CTM
Lantai 9
Picture PT CTM
Lantai B3
Picture PT MPM
Tangga B dari Lantai 3-2
Picture Mandor Fauzan Picture Mandor Fauzan
Tangga B dari Lt 2-1
Sumber : Hasil Safety Patrol dari Bpk. Anas Septiadi penanggung jawab bagian SHE Officer, Agustus 2015.
14
Tabel 1.4 Rekapitulasi Absensi Kehadiran Bulan September 2015 Bulan September Jabatan
Jumlah karyawan
Hadir
Tidak Hadir
Sakit
Izin
Cuti
Weekend
Lembur
Staff keuangan 2 41 1 0 0 2 16 0 Qa 1 15 5 0 0 1 8 0 Me 3 82 2 0 0 2 13 7 Surveyor 2 56 2 0 0 1 0 16 Drafter 3 69 2 0 0 3 16 8 Gudang 2 48 4 0 0 2 7 9 Pelaksana 3 67 11 0 0 2 11 13 Staff 1 23 1 0 0 1 4 3 So 2 53 1 0 0 2 4 12 Driver 1 15 6 0 0 1 8 0 Qc 2 46 1 0 0 2 10 6 SHE 1 14 10 0 0 1 5 3 Storing 2 48 4 0 0 2 7 9 Staff teknik 2 38 8 0 0 2 12 4 K3 9 123 100 0 0 9 36 0 gudang 3 52 16 0 0 2 20 1 fauzy 4 65 40 0 0 4 17 7 TOTAL 43 855 214 0 0 39 194 98 Sumber : Bpk. Badru Tamam (data absensi karyawan unit kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Jumlah 60 29 106 75 98 70 104 32 72 30 65 33 70 64 268 91 133 1400
15
Dari data diatas, peneliti memiliki tujuan untuk melihat pengaruh antara program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya program K3 dan Disiplin kerja, diharapkan karyawan akan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan produktivitas
kerja
karyawan meningkat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti merasa tertarik untuk membuat suatu kajian yang lebih mendalam mengenai masalah tersebut yang berbentuk karya ilmiah yang penulis beri judul “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)”. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park? 2. Bagaimanakah pelaksanaan program disiplin kerja yang ada pada PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park? 3. Bagaimanakah pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty dalam proyek pembangunan Tamansari Hive Office Park?
16
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan berpengaruh tehadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty? 2. Apakah penerapan program Disiplin Kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty? 3. Apakah penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan disiplin Kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty?
D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan. 2. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh penerapan program disiplin Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
17
3. Untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana besarnya pengaruh penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis : a. Bagi penulis atau peneliti Penelitian ini dapat digunakan membandingkan teori manajemen yang di dapat di bangku kuliah dengan yang terjadi dilapangan. Sebagai upaya lebih mndalami masalah sumber daya
manusia serta
menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap praktek dilapangan. b. Bagi akademisi Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi penelitian berikut, serta memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu sumber daya manusia. 2. Secara praktis : c. Bagi perusahaan Dapat digunakan untuk melihat kebutuhan karyawan dalam program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja karyawan agar produktivitas kerja karyawan meningkat.
18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prduktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas Kerja a. Secara Harfiah Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang. Menurut Encyclopedia Britanica (1982:27) disebutkan bahwa produktivitas dalam ekonomi berarti rasio dari hasil yang dicapai dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu. Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Konsep produktivitas dikembangkan untuk
mengukur besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas komponen masukan yang digunakan (Cahyono, 1996: 281). Secara sederhana produktivitas yang dimaksud disini adalah perbandingan ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang digunakan selama kegiatan berlangsung. Dewan Produktivitas Nasional Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dalam kaitannya dengan pengertian produktivitas
18
tenaga kerja sebagai berikut: Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dipakai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas. Karena produksi dapat meningkatkan walaupun
produktivitasnya
tetap
ataupun
menurun.Sedangkan
menurut formulasi National Productivity Board (NPB) Singapore, dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan (Sedarmayanti 2001:56). b. Secara teorits Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi (Gaspersz, 2000). Efisiensi lebih menekankan pada daya guna dari penggunaan sumber daya, yang berarti penghematan dan meniadakan segala pemborosan yang tidak diperlukan, sehingga tenaga, pikiran, waktu dan biaya dalam proses produksi dapat dihemat. Efisiensi adalah pengertian sampai sejauh mana sumber daya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya dapat menjadi hasil yang sebesra-besarnya. Dari
19
uraian ini dapat dikatakan bahwa efisiensi lebih memperhatikan kecermatan penggunaan sumber daya. Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan tugas agar tercapai suatu tujuan dari penggunaan sumber daya untuk memberikan hasil guna, serta bagaimana sumber daya digunakan sesuai fungsi dari sumber daya tersebut, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Efektivitas
berfokus pada keluaran sehingga
merupakan petunjuk seberapa besar hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya yang ada digunakan untuk mencapai hasil (keluaran) yang optimal, sehingga efektivitas dapat dikatakan sebagai ketepatan penggunaan sumber daya (Umar, 2004). 2. Dimensi dan Indikator Produktivitas Kerja Banyak dimensi dan indikator yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan (Sedarmayanti 2001). Ada enam dimensi serta indikator utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah : a. Sikap kerja. Sikap kerja adalah Kesediaan untuk bekerja bergiliran, dapat
menerima
tambahan tugas,
bekerja
dalam suatu
tim
(Sedarmayanti, 2001 : 71). Adapun indikator dari sikap kerja adalah sebagai berikut :
20
1) Kesediaan untuk bekerja bergiliran 2) Dapat menerima tambahan tugas 3) Bekerja dalam suatu tim b. Tingkat ketrampilan. Tingkat ketrampilan adalah kemampuan melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia. (Sedarmayanti, 2001 : 71) Adapun indikator dari tingkat ketrampilan adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan formal dan informal 2) Adanya pelatihan dalam manajemen dan superviser 3) Ketrampilan dalam teknik c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi merupakan hubungan yang
terjadi
antara
tenaga
kerja
dan
pimpinan
organisasi
(Sedarmayanti, 2001 : 71) . Adapun indikator dari Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi ini adalah sebagai berikut : 1) Adanya pengawasan mutu terhadap produk 2) Pengawasan karyawan mengenai pekerjaan d. Manajemen
produktivitas.
Manajemen
produktivitas
adalah
manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktifitas. (Sedarmayanti, 2001 : 72) Adapun indikator dari manajemen produktivitas adalah sebagai berikut :
21
1) Efesiensi sumber daya manusia 2) System kerja yang terdapat dalam organisasi e. Efesiensi tenaga kerja. Efesiensi tenaga kerja di definisikan sebagai efesiensi yang mencakup perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas (Sedarmayanti, 2001 : 72). Adapun indikator dari efesiensi tenga kerja Sedarmayanti adalah sebagai berikut : 1) Perencanaan tenaga kerja 2) Tambahan tugas dari organisasi f. Kewiraswastaan. Kewiraswataan adalah sikap yang mencerminkan kemandirian seseorang dalam suatu organisasi. (Sedarmayanti, 2001 : 72) Adapun indikator dari kewiraswastaan ini adalah sebagai berikut : 1) Pengambilan resiko 2) Kreatifitas dalam berusaha 3) Berada dalam jalur yang benar dalam berusaha 3. Faktor-Faktor Produktivitas Kerja Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah (Sedarmayanti, 2001:71-78): a. Sikap mental, berupa : 1) Motivasi kerja 2) Disiplin kerja 3) Etika kerja
22
b. Pendidikan Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif. c. Keterampilan Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup. d. Manajemen Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif. e. Hubungan industrial pancasila Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan : 1) Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktifitas meningkat. 2) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dinamis sehingga menumbuhkan
partisipasi
dalam
usaha
meningkatkan
produktivitas.
23
3) Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas. f. Tingkat penghasilan Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. g. Gizi dan kesehatan Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apalagi bila mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. h. Jaminan sosial Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan
pengabdian dan
semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong pemanfaatan
kemampuan
yang
dimiliki untuk
meningkatkan
produktivitas kerja. i. Lingkungan dan iklim kerja Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab
24
untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas. j. Sarana produksi Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadangkadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai. k. Teknologi Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih
maju
tingkatannya maka akan memungkinkan: 1) Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi 2) Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu 3) Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas. l. Kesempatan berprestasi Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya
akan
bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
25
4. Pengukuran Produktivitas Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat
dibedakan dalam tiga jenis yang sangat
berbeda
(Muchdarsyah Sinungan, 2003:56). a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak pelaksanaan
sekarang
mengetengahkan
apakah
ini
menunjukkan apakah
memuaskan meningkat
atau
–
namun
hanya
berkurang
serta
tingkatannya. b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif. c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan. 5. Peranan Pimpinan Organisasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja perlu diingat bahwa faktor manusia menjadi dasar penentuan dalam meningkatkan produklivitas kerja. Tujuan sebuah program peningkalan produktivitas kerja harus
mencapai perubahan yang
signifikan, yailu untuk
memperoleh perbandingan yang lebih antara keluaran (output) dan masukan (input).
26
SB.Handayani (2000) mengatakan bahwa hal utama yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja ini adalah mengatasi sikap "tidak peduli" baik manajer maupun karyawan. Mereka sebenarnya sama-sama memiliki kepenlingan dalam meningkalkan produktivilas kerja, oleh karena itu mereka perlu komilmen bersama lerhadap
peningkalan
produklivitas
kerja.
Dalam
meningkalkan
produklivitas kerja membuluhkan tindakan yang memerlukan kekualan kepemimpinan yang besar dari manajemen puncak. Menurul Panji Anoraga (2001) peningkatan produktivilas dapat berarti peningkatan hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Pada umumnya, strategi yang diterapkan untuk meningkatkan produktivitas, antara lain: a. Penyempurnaan manajemen, melalui : 1) Peningkatan kemampuan manejerial dalam bidang perencanaan dan pengambilan keputusan, 2) perbaikan prosedur dan sistem manajemen (termasuk kemampuan pimpinan dalam merancang dan menggunakan sistem yang ada). 3) peningkatan "personal and interpersonal skill". b. Perbaikan manajemen sumber daya manusia, melalui : 1) Peninjauan kembali peraturan kepegawaian, 2) Perumusan kembali tata cara dalam meningkatkan motivasi pegawai, 3) Menyempurnakan penilaian prestasi kerja,
27
4) Penyempurnaan hubungan antara pegawai dan organisasi kerja. c. Perbaikan kualitas kerja, melalui : 1) Perbaikan Iingkungan kerja (dalam arti lingkungan fisiknya), 2) Penerapan prinsip-prinsip pengembangan organisasi dalam praktek kerja dan menciptakan budaya organisasi yang dapat menaikkan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap organisasi kerjanya. Yulis Rasul (1996) mengatakan
bahwa usaha mengatasi
rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja dimana perlu ditemukan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja yaitu dengan memberikan penggajian yang baik, pendidikan, peningkatan partisipasi karyawan, perbaikan komunikasi dan perbaikan kondisi kerja. Dari penjelasan diatas adapun faktor yang menghambat produktivitas kerja adalah ketika semua faktor pendukung tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, baik dari sistem perencanaan dan strategi yang telah disusun tidak dilaksanakan oleh karywan dan komunikasi pimpinan organisasi yang tidak menerapkan sistem tersebut dengan baik. B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Secara Harfiah Dalam manajemen SDM konsep keselamatan dan kesehatan kerja selalu disatukan dan dibahas secara bersamaan, meskipun pada praktiknya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Dilihat dari sisi difinisi bahasa keselamatan adalah terbebas
28
dari bahaya, bencana, dan malapetaka. Kesehatan adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). (kamus bahasa indonesia:2011) Dalam pembahasan SDM konsep keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan ligkungan dan situasi kerja dalam america safety and engineering society of (ASSE). b. Secara teorits Pendapat
Mangkunegara
(2002,
p.163).
Mengenai
kesealamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah khususnya tenaga kerja dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Pendapat
Pandji
Anoraga,
2005.
Mengatakan
bahwa
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah usaha mencegah kecelakaan kerja dan memberikan perasaan yang aman bagi para karyawan dengan memperhatikan aspek lingkungan, mesin dan alat, dan manusianya sendiri. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada kondisikondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan
melaksanakan
tindakan-tindakan
keselamatan
dan
kesehatan kerja yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang
29
menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan berulang-ulang, sakit punggung, sindrom carpal tunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukimia, emphysema, serta arthritis. Kondisi-kondisi lain yang diketahui sebagai dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputi penyakit paru-paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan sistem syaraf pusat, dan bronhitis kronis. Kondisi-kondisi psikologis di akibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasaan, sikap apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan, dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Schuler, Randall S 1999, p. 222). Dengan demikian
kesimpulan bahwa
kesehatan kerja pada dasarnya
keselamatan dan
mencari dan mengungkapkan
kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat
30
suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak. 2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Menurut AA Anwar Prabumangkunegara (1993) tujuan dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam perusahaan adalah sebagai berikut : a. Setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik secara fisik , sosial dan psikologis. b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin. c. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya d. Adanya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja. g. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Diterbitkannya Undang-undang tentang Keselamatan Kerja, bertujuan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja
terlindungi
keselamatan
Keselamatan dan Kesehatan
dan
kesehatannya.
Pelaksanaan
Kerja juga telah ditujukan untuk
mengidentifikasi kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act). Tindakan tidak aman bisa terjadi karena pekerja kurang mengenal bahaya yang berasal dari pekerjaannya.
31
Menurut Undang-undang, manajemen hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja setelah yakin tenaga kerja tersebut telah memahami syaratsyarat keselamatan kerja, karena itu manajemen wajib melakukan pembinaan dan memberikan penjelasan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (Soekotjo, dkk, 2000). 3. Dimensi dan Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Berdasarkan teori "tiga faktor" yang menyebutkan bahwa aspekaspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Pandji Anoraga, 2005), antara lain: a. Lingkungan kerja Lingkungan kerja ialah segala sesuatu yang berada disekitar karywan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Keadaan Iingkungan kerja memberikan pengarug yang besar terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dapat mempertinggi efisien dan efektifitas kerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting untuk diperhatikan antara lain: 1) Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat objek yang dikerjakannya dengan jelas dan cepat. Penerangan yang tidak sempurna, sehingga gelap atau dapat membuat silau, yang berpengaruh negatif terhadap ketrampilan kerja. Warna ruang kantor yang serasi dapat meningkatkan produksi dan semangat kerja (AA Anwar, 1993).
32
2) Suhu dan sirkulasi udara yang tidak sempurna, sehingga ruangan kerja berdebu dan lembab. Temperatur dan kelembaban yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik, semangat kerja dan emosi karyawan. 3) Kebisingan merupakan bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki dan mengganggu serla dapat merusak pendengaran dan penggunaan musik di
tempat kerja
pada
waktu-waktu terlentu
dapat
menciptakan suasana kerja yang lebih serasi. 4) Ketentuan-ketentuan kerja yang sering dilanggar, seperli fasilitas umum didalam perusahaan yang tidak terpelihara, contohnya wc yang tidak dibersihkan, lantai licin dan kotor yang memungkinkan orang tergelincir, tempat pembuangan sisa-sisa bahan pembuangan yang tidak sempurna, cara penempatan mesin dan bahan baku yang tidak tepat, jalur lalu lintas digunakan untuk menempatkan bahanbahan baku, dan ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. b. Mesin dan alat-alat kerja Kondisi mesin dan peralatan kerja dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemungkinan timbulnya kasus kecelakaan kerja. Peralatan dan mesin kerja yang tidak ergonomis dapat cepat menimbulkan kelelahan bagi karyawan. Peralatan yang baik adalah yang senantiasa siap dipergunakan oleh karyawan. Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (1993) kesalahan dapat terletak pada mesin yang letaknya salah, tidak
33
dilengkapi dengan alat pelindung, dan alat-alat kerja yang telah rusak atau terlalu tua dan alat-alat perlindungan perseorangan telah rusak. c. Manusia Dibawah ini merupakan kesalahan-kesalahan manusia yang dapat menimbulkan kecelakaan, meliputi: 1) Sikap yang tidak wajar, seperti sembrono, tidak mengindahkan instruksi, lalai, melamun, tidak memakai alat pelindung diri, tidak kooperatif serta tidak sabar. 2) Kondisi fisik yang kurang sehat cenderung mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja, cepat mengalami kelelahan dan kurang konsentrasi. Kuang sehat secara fisik maupun psikis, seperti cacat badan, tuli, kurang penglihatan, reaksi yang lamban dan kekuatan fisik umum yang kurang, emosi yang tidak stabil, kepribadian yan rapuh, cara berpikir serta motivasi kerja yang rendah memberikan peluang yang lebih besar pada terjadinya kecelakaan kerja. 3) Kurangnya kecakapan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dapat dikarenakan belum cukup latihan, salah mengerti instruksi, tidak mendapat pelajaran terlebih dahulu mengenai suatu pekerjaan, serta merasa asing dalam pekerjaan. 4. Faktor Penyebab Kecelakaan Dalam Kerja Secara terperinci, pada sekitar tahun 1930, H. W.Heinrich menyebutkan suatu rangkaian faktor penyebab kecelakaan yang berkaitan
34
satu dengan yang lainnya. Teori yang dikenal sebagai teori domino ini menganggap faktor asal usul seseorang dan Iingkungan sosialnya akan mempengaruhi sikap serta perilaku dalam melakukan pekerjaan, sehingga mengakibatkan seseorang cenderung untuk bekerja ceroboh, tidak berhati-hati dan menjurus kearah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam bekerja. Kondisi demikian ditambah faktor lainnya seperti bahaya Iingkungan kerja
dan peralatan mekanik,
mengakibatkan suatu
kecelakaan kerja beserta seluruh akibatnya. Teori tersebut sekaligus memperluas prinsip penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, bahkan upaya yang perlu dilakukan tidak sekedar memperbaiki suatu "unsafe condition", melainkan juga mengoreksi tindakan
manusia yang
berbahaya (unsafe action) 5. Usaha-usaha dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Usaha-usaha
yang
perlu
dilakukan
untuk
meningkatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Mutiara, 2002) guna mengurangi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecenderungan karyawan untuk berperilaku dan bersikap yang tidak diinginkan (ubsafe act), adalah sebagai berikut: a.
Seleksi dan alat yang lain
b.
Penyebaran poster dan propaganda
c.
Pelatihan keselamatan
d.
Program insentif dan program penguatan yang positif 35
e.
Komitmen manajer puncak
f.
Penentuan kebijaksanaan dalam keselamatan
g.
Penetapan tujuan keselamatan dan mengendalikannya
h.
Melakukan pengawasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
i.
Memonitor pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat (overload).
6. Peranan Pemimpin Dalam Meningkatkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Berikut akan dijelaskan elemen-elemen dasar kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam meningkatkan program K3 (Ismail. A, 2010): a. Komunikasi yang jelas, transparan dan memiliki visi yang jauh kedepan. K3 harus dikomunikasikan secara jelas, sederhana dan terdapat pengembangan visi. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk mengembangkan visi dan memastikan pesan yang dibuat jelas dan dimengerti oleh semua pihak. Disamping adanya kebijakkan K3, menajemen puncak dapat mengembangkan sendir istilah-istilah yang secara spesifik memeberikan arahan dan tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan tinkat personel di dalam perusahaan. Misalnya, ”Safety adalah prioritas utama”. Istilah ini sangat sederhana tetapi siapapun yang membacanya akan dapat memahami dan mengingatnya disaat melakukan aktifitas kerja. b. Rencana yang ringkas, jelas untuk mencapai visi. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk memastikan penyusunan manual sistem manajemen K3 yang terdiri dari penjelasan singkat struktur dan program SMK3 yang telah dilakukan. Untuk setiap manajemen 36
K3, sebaiknya terdiri dari: alur yang dapat dipahami, matriks tanggung jawab yang jelas, dan indikator pengukuran kinerja (KPI). Manajemen puncak dapat menunjuk siapa saja yang diberi tanggung jawab menerapkan program tersebut. c. Secara aktif ikut mendukung dan terlibat dalam pencapaian program. Ini mencakup setting standar kinerja bagi manajer dan supervisor pada aktifitas seperti safety patrol, investigasi kecelakaan, diskusi kelompok K3 dan proyek-proyek khusus. Para manajer dan supervisor
secara
aktif
menyingkirkan
berbagai
hambatan,
mempromosikan pentingnya K3 disamping kualitas dan produktifitas, dan berpartisipasi dalam inspeksi, investigasi, dan lain-lain. d. Dapat mempertanggungjawabkan semua program K3 kepada semua level didalam perusahaan. Ini memerlukan keterlibatan aktif semua pihak dengan memberikan peluan yang luas bagi staff untuk memberikan masukkan dan menerima tanggung jawab K3. Hal ini sangat penting dan menunjukkan bahwa standar K3 dan aturannya diketahui, ditaati bersama-sama, dan bila ada pelanggaran, diperkuat dengan tindakkan pendisiplinan. e. Mengintegrasikan elemen K3 kedalam fungsi inti
pengelolaan
bisnis. K3 jangan dianggab sebagai tambahan pekerjaan, atau menjadi sistem diluat aktifitas sehari-hari. K3 harus menjadi bagian dari setiap pekerjaan. Organisasi yang berkomitmen kuat kepada K3 memiliki batas yang luas bagi SMK3 didalam organisasinya. Bentuk yang biasa
37
dilakukan adalah dengan mengintegrasikan SMK3 kedalam sistem manajemen lainnya seperti ISO 9001 dan ISO 14001. f. Komitmen kepada K3 sebagai prioritas. Memiliki SMK3 yang meliputi banyak
hal, terstruktur,
meningkatkan kompetensi
dan adanya
sumberdaya
proses dalam
manusianya merupakan
sebuah pesan bahwa K3 menjadi prioritas didalam organisasi. Pelatihan sebaiknya tidak dipandang sebagai pengganti tapi sebagai tambahan untuk keterlibatan. Pemimpin dalam K3 mengambil setiap peluang dalam memperkuat SMK3, dan menemukan dukungan, keterlibatan pekerja dan mengakui hal tersebut sebagai prestasi positif mereka. g. Fokus pada perbaikkan berkelanjutan (continous improvement) dari sistem manajemen K3. Mengelola SMK3 adalah sama dengan mengelola produktivitas, kualitas atau area-area lain dalam organisasi. Peningkatan dan perbaikkan sistem dapat dijadikan sebagai bagian dari aktifitas sehari-hari. 7. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dibuatkannya Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sesuatu yang sangat penting dan harus. Karena hal ini akan menjamin dilaksanakannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara baik dan benar. Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja. 38
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk
mengantisipasi
permasalahan
tersebut,
maka
dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada. Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang
tersebut
juga
mengatur
syarat-syarat
keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan,
pemasangan,
pemakaian,
penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
39
terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang
ada.
Oleh karena
itu,
masih diperlukan
upaya untuk
memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan baik. Sesuai dengan ketentuan pemerintah agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan lingkungan yang aman bagi karyawan dan masyarakat maka diperlukannya AMDAL. AMDAL adalah singkatan
dari
Analisis
Dampak
Lingkungan.
Pengertian AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 yang berbunyi bahwa pengertian AMDAL adalah Kajian atas
dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh. Alasan diperlukannya AMDAL untuk diperlukannya studi kelayakan karena dalam undang-undang dan peraturan pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Komponen-komponen AMDAL adalah PIL (Penyajian informasi lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis dampak
40
lingkungan), RPL ( Rencana pemantauan lingkungan), RKL (Rencana pengelolaan lingkungan). Tujuan AMDAL merupakan penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Adapun Fungsi AMDAL adalah sebagai berikut : a. Bahan perencanaan pembangunan wilayah. b. Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan. c. Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan. d. Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. e. Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan. f. Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha. g. Merupakan Scientific Document dan Legal Document. h. Izin Kelayakan Lingkungan C. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja a. Secara harfiah Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat.” Disiplin muncul sebagai usaha untuk 41
memperbaiki perilaku individu sehingga taat azas dan selalu patuh pada aturan atau norma yang berlaku. Disiplin diartikan bilamana pegawai selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peratran perusahaan yang berlaku. Dan dalam disiplin kerja pegawai diperlukan peraturan dan hukuman. Peraturan itu sangat diperlukan untuk memberi bimbingan dan penyeluruhan bagi pegawai dalam menciptakan tatatertib yang baik diperusahaan. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, dan pegawai. Perusahaan sulit mecapi tujuannya,
jika
pegawai
tidak
mematuhi
peraturan-peraturan
perusahaan tersebut. Disiplin suatu perusahaan dikatakan baik,jika sebagian besar pegawai mematuhi peraturan-peraturan yang ada. b. Secara teoritis Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi (Mangkunegara, 2001:129). Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan. Disiplin kerja menurut Husain (2005) adalah karyawan yang taat dan patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan dari kelompok maupun perusahaan.
42
Disiplin juga merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal (Sedarmayanti, 2001:10). Melalui disiplin pula timbul keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial. Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan. Menurut pendapat ahli lain disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturanperaturan perusahaan dan norma yang berlaku (Hasibuan, 2003:193). 2. Pembentukan Disiplin Menurut Cenzo & Robbins (2005), Disiplin berdasarkan faktor terjadinya dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu: a. Disiplin Intrinsik Disiplin intrinsik adalah disiplin yang muncul atas kesadaran dan kesukarelaan untuk taat dan patuh terhdap nilai-nilai, normanorma, dan peraturan, khususnya yang ditetapkan oleh suatu organisas dan kesukarelaan itu muncul dilingkungan dimana seseorang itu berada. Kesadaran dan kesukarelaan itu muncul karena adanya motivasi yang tinggi dalam diri seseorang untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Seseorang yang berperilaku disiplin karena adanya motivasi yang kuat dapat
mengembangkan
dirinya ke arah
penyelesaian yang lebih baik dalam bekerja. Dengan demikian, seseorang yang memiliki disiplin diri secara sukarela dan senang hati untuk bekerja dengan semangat yang tinggi dan penuh tangung jawab.
43
b. Disiplin ekstrinsik Disiplin ekstrinsik adalah disiplin yang muncul karena dipaksa oleh pihak luar untuk mematuhi nilai, norma, dan aturan yang ada. Disiplin ini terjadi karena adanya reward dan punishment yang diberlakukan oleh organisasi atau lingkungannya. Seseorang yang mematuhi dan menjalankan aturan dengan baik, akan mendapat pujian dan penghargaan, sedangkan bagi yang melanggar aturan akan mendapat hukuman. Hal ini dapat mendorong karyawan untuk mematuhi peraturan dalam bekerja. Tujuan akhir yang akan dicapai dari dua faktor disiplin adalah terbentuknya perilaku disiplin karyawan. Dimana karyawan dapat mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Indikator Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Menurut Hasibuan (2000), untuk menjaga dan meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam bekerja, terdapat beberapa indikator yang harus diperhatikan, yaitu: a. Tujuan dan kemampuan, tujuan dari pekerjaan yang dibebankan harus sesuai dengan kemampuan, agar karyawan dapat bekerja dengan baik. b. Teladan pemimpin, adanya pimpinan yang dapat dijadikan contoh karyawan dalam berperilaku disiplin. c. Balas jasa, adanya balas jasa atau imbalan akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya. d. Keadilan, Penerapan disiplin pada karyawan tanpa membeda-bedakan pangkat dan jabatan.
44
e. Pengawasan, tindakan untuk mencegah atau mengetahui terjadinya kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peran atasan bawahan, mengali sistem kerja yang efektif, menciptakan sistem kerja yang efektif, menciptakan sistem internal kontrol yang baik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. f. Sanksi, adanya sanksi (punishment) bila ada karyawan yang melanggar aturan. g. Ketegasan, adanya ketegasan pimpinan dalam menegur. h. Hubungan kemanusian, lingkungan kerja yang menyenangkan dalam memotivasi kedisiplinan karyawan. Dari penjelasan diatas
adapun faktor
yang
menghambat
produktivitas kerja adalah ketika semua faktor pendukung tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, baik dari sistem perencanaan dan strategi yang telah disusun tidak dilaksanakan oleh karywan dan komunikasi pimpinan organisasi yang tidak menerapkan sistem tersebut dengan baik. 4. Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja Husain (2005) berpendapat, seorang karyawan yang dianggap melaksankan prinsip-prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan halhal sebagai berikut: a.
Hadir ditempat kerja sebelum waktu mulai kerja.
b.
Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan perusahaan.
c.
Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan. 45
d.
Ruang kerja dan perlengkapannya selalu di jaga dengan bersih dan rapih.
e.
Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien.
f.
Mengunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat jam kerja.
g.
Tidak pernah menunjukan sikap malas kerja.
h.
Selama bekerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.
5. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Karyawan Sudarsono
Merto
Prawiro
(dalam Siagian, 2001)
untuk
meningkatkan disiplin perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Memberikan pujian kepada pegawai yang telah menyelesaikan tugas. b. Memberikan teguran kepada pegawai yang berbuat salah. c. Memberikan penjelasan yang penerangan mengenai hal-hal yang belum diketahui untuk menghilangkan rasa ragu-ragu. d. Memberikan latihan dan kegiatan yang berkesenimbungan untuk menambah keterampilan dan rasa percaya diri. D. Penelitian Terdahulu Beberapa penalitian di Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh K3 dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja perusahaan, namun hasilnya tidaklah selalu signifikan. Peneltian berikut merupakan kelanjutan penelitian-penelitian terdahulu yang telah memperoleh kesimpulan mengenai pengaruh K3 dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja 46
perusahaan. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan referensi dan kontribusi pada penelitian ini. Berikut ini peneliti tampilkan tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan produktivitas
kerja
sertabeberapa
faktor
yang
mempengaruhinya.
47
Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No. 1
2
Peneliti (Tahun) & Judul Penelitian T. Lestari, Erlin Trisyulianti (2007) “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor).”
Nia Malinasari (2015) “Pengaruh Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja
Metodelogi Penelitian
Persamaan dan Perbedaan
Hasil Penelitian
Jenis Penelitian: Kuantitatif Sumber Data: PTPN VIII Gunung Mas Bogor Sampel: 75 Responden (karyawan bagian pengolahan) Metode Analisis: Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian: Kesehatan dan keselamatan kerja Produktivitas kerja karyawan Jenis Penelitian: Kuantitatif Sumber Data: Karyawan PT PJB UP Brantas Karangkates Sampel: 45 Responden
Persamaan: 1. Variabel K3 dan Produktivitas kerja 2. Jenis penelitian Kuantitatif 3. Menggunakan Regresi Linier Berganda 4. Hasil yang signifikan Perbedaan: 1. Jumlah responden 2. Tempat penelitian 3. Tidak terdapat variable disiplin kerja
5. Secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara program kesehatan dan keselamatan kerja (X1) terhadap produktivitas karyawan (Y).
Persamaan: 5. Penerapan program kesehatan dan 1. Variabel K3 dan Produktivitas Keselamatan Kerja kerja di lingkungan kerja 2. Jenis penelitian kuantitatif PT Pembangkitan 3. Menggunakan regresi liner Jawa-Bali Malang berganda berpengaruh 4. Hasil yang signifikan
48
3
Karyawan (Studi Pada PT PJB UP Brantas Karangkates – Kab. Malang)”
Metode Analisis: Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian: Kesehatan dan keselamatan kerja Jaminan sosial Produktivitas kerja karyawan
Perbedaan: 1. Tidak terdapat variabel Disiplin kerja 2. Jumlah responden 3. Tempat penelitiannya
signifikan terhadap peningkatan Produktivitas Kerja karyawan. Semakin baik tingkat Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan maka semakin baik pula Produktivitas karyawan, begitu sebaliknya.
Ary Trianto, Toto Sugiharto S., Ir., M.Sc., Ph.D. (2010) “Effect Of Compensation, Discipline, And Work Motivation On Employee Productivity Of PT Kukdong International”.
Jenis Penelitian: Kuantitatif Sumber Data: PT Kukdong International Sampel: 100 Responden Metode Analisis: Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian: Compensation Discipline Work Motivation Productivity
Persamaan: 1. Variabel disiplin kerja dan variabel Prouktivitas kerja 2. Jenis penelitian kuantitatif 3. Menggunakan regresi liner berganda 4. Hasil yang signifikan Perbedaan: 1. Jumlah responden 2. Tidak terdapat vaariabel K3 3. Tempat penelitian
5. The results showed that compensation, discipline, and work motivation partially and simultaneously affect employee productivity. 6. Discipline is the most dominant variable in affectivity of work productivity that
49
follows work motivation and compensation.
4
5
Sebastian Buhai, Elena Cottini and Niels Westerg ÂrdNielsen (2015) “How productive is workplace health and safety”.
Leni Diana, Dartu dan Sri Kustilah (2014) “ Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Kp-Ri Mekkar Kecamatan
Jenis Penelitian: Kuantitatif Sumber Data: Danish longitudinal Sampel: 2 Responden Metode Analisis: Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian: Occupational health and safety work environment firm performance production function estimation Jenis Penelitian: Kuantitatif Sumber Data: Kp-Ri Mekkar Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Sampel: 9 Responden
Persamaan: 1. variabel K3 dan Produktivitas kerja 2. jenis penelitian kuantitatif 3. menggunaka Regresi liner berganda 4. Hasil yang signifikan Perbedaan: 1. Jumlah responden 2. Tidak terdapat variabel disiplin kerja 3. Tempat dan waktu penelitian
5. positive and large
Persamaan: 1. Variabel disiplin kerja dan produktivitas kerja 2. Jenis enelitian kuantitatif 3. Menggunakan analisis regresi linier berganda 4. Hasil yang signifikan Perbedaan:
5. Disiplin kerja dan
productivity e¤ects of improved physical dimensions of the health and safety environment
motivasi kerja secara bersamasama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap produktivitas kerja karyawan secara
50
Metode Analisis: Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian: Disiplin Kerja Motivasi Kerja Produktivitas Kerja Karyawan Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber Kutoarjo Kabupaten Purworejo”.
1. Tidak terdapat variabel K3 2. Jumlah responden 3. Tempat dan waktu penelitian
bersama-sama
51
E. Kerangka Penelitian Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian Fenomena yang terjadi pada PT. Wika Realty Unit kontruksi proyek pembangunan tamansari hive office park
Basis Teori: Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3), Disiplin kerja, dan Produktivitas kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (X1) (Pandji Anoraga, 2005) Produktivitas kerja (Sedarmayanti 2001) Disiplin kerja (X2) (Husain 2005)
Metodologi Penelitian : -Uji Kualitas data -Uji Asumsi Klasik -Uji Hipotesis
Kesimpulan dan Implikasi
52
F. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Abdul Hamid, 2010:16). Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, maka hipotesis sebagai berikut: 1. Pengaruh variabel program K3 terhadap variabel produktivitas kerja. Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel program K3 terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial. Ha
: Terdapat pengaruh antara variabel program K3 terhadap variabel
produktivitas kerja secara parsial. 2. Pengaruh variabel disiplin kerja terhadap variabel produktivitas kerja. Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial. Ha
: Terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap variabel
produktivitas kerja secara parsial. 3. Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel K3 dan Disiplin kerja
terhadap variabel produktivitas kerja secara simultan. Ha
: Terdapat pengaruh antara varialer K3 dan Disiplin kerja terhadap
variabel produktivitas kerja secara simultan.
53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park PT. Wika Realty yang berada di Jl. DI Panjaitan Kav 2, Jakarta Timur. Dimana objek penelitian ini adalah karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. 2. Fokus Penelitian Penelitian ini di fokuskan pada hal-hal yang terkat dengan program K3 dan Disiplin kerja terhadap Produktivitas kerja karyawan. Yang dianalisis dari aspek manajemen sumber daya manusia. Karena perusahaan ini bergerak dibidang kontruksi maka penelti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh program K3 dan Disiplin kerja terhadap Produktivita kerja. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang penulis miliki. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 sampai 07 Desember 2016. Untuk mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas tinggi, kuesioner didistribusikan secara langsung kepada responden,
54
selain itu pendistribusian kuesioner juga dilakukan melalui email. Periode penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 15 November 2015 sampai dengan tanggal 17 November 2015. 4. Populasi Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti supaya dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:119). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui jumlah karyawan tetap 43 orang, dan karyawan kontraktor 100 orang jumlah populasi adalah 143. 5. Sampel Merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Jadi sampel dapat dikatakan sebagai wakil dari seluruh populasi yang akan diteliti. Sampel yang diambil adalah karyawan tetap PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park berjumlah 43 orang karyawan. Sedangkan karyawan kontraktor yag berjumlah 100 orang tidak termasuk dalam sampel karena sudah terwakilkan oleh 43 karyawan tetap dimana karyawan kontraktor tersebut diawasi oleh karyawan tetap. Berdasarkan karakteristik sampel yang sudah diuraikan, maka teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. 55
Teknik sampling jenuh menurut Sugiyono (2007:96) adalah sampel yang diambil apabila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber dan bersifat mentah atau belum diolah. Data primer belum mampu memberikan informasi dalam pengambilan keoutusan sehingga perlu diolah lebih lanjut (Wijaya, 2013:19). Data primer ini dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner. a. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2013:188). Dalam penelitian ini dilakukan wawancara terbuka, tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2013:191) wawancara tidak terstruktur adalah hanya pada garis-garis besar permasalahan yang akan dinyatakan. Wawancara terbuka adalah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya. Wawancara dilakukan dengan Bpk. Anas Septiadi
56
penanggung jawab bagian SHE Officer dan Bpk. Badru Tamam penanggung jawab bagian Kasi Keuangan dan Personalia. b. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:192). Jawaban responden yang diberikan melalui angket dapat diukur dengan dua cara menggunakan skala likert dan ordinal. Menurut Ghozali (2011:47) skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria skala penilaian Keterangan Bobot Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai (Wijaya, 2013:19). Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi atau mendukung data primer. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan yang dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dengan cara : Studi Kepustakaan; 57
Jurnal-jurnal ilmiah; Internet; Serta sumber lainnya yang berkaitan dengan objek yang diteliti. C. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2011:52). Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor masing- masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011:52). 58
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah
kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60 (Ghozali, 2009:46). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikoloniearitas Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2011:105). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat besarnya variance invelations factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF >10 dan tolerance <0,1, hal ini berarti terjadi korelasi antar variabel independen dan sebaliknya jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel (Ghozali, 2009:96).
59
b. Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2011:139). c. Uji Normalitas Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160). 4. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena ingin mengetahui bagaimana variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel dependen (Y) secara langsung. Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi
besar
variabel
dependen dengan
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:154). Analisis regresi ini mempuyai persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan: Y
= Produktivitas kerja
a
= Konstanta
X1
= K3
X2
= Disiplin Kerja
b1 b2 = Koefisien Regresi e
= Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
60
a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti
variabel-variabel
independen memberikan hampir semua variabel yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97). b. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji secara signifikan dengan nilai 0,05 (Ghozali, 2011:88). c. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2009:88).
61
D. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan. 1. Variabel Independen (X) a. Keselamatan dan kesehatan kerja (X1) Dalam pembahasan SDM konsep keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan ligkungan dan situasi kerja dalam america safety and engineering society of (ASSE). Pendapat Mangkunegara (2002, p.163). Mengenai kesealamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah khususnya tenaga kerja dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. b. Disiplin Kerja (X2) Disiplin kerja menurut Husain (2005) adalah karyawan yang taat dan patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan dari kelompok maupun perusahaan. Disiplin juga merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal (sedarmayanti, 2001:10). Melalui disiplin pula timbul keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial. Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan. 62
2. Variabel Dependen (Y) a. Produktivitas Kerja (Y) Menurut Encyclopedia Britanica (1982:27) disebutkan bahwa produktivitas dalam ekonomi berarti rasio dari hasil yang dicapai dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu. Sedangkan menurut formulasi National Productivity Board (NPB) Singapore, dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan (Sedarmayanti 2001:56). Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi (Gaspersz, 2000). Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Variabel
Dimensi a. 1. Lingkungan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (X1) (Pandji Anoraga, 2005)
b. c. d.
2. Mesin dan alat kerja
3. Manusia
a. b. c. a. b. c. d.
Indikator indikator Penerangan dan penataan ruang Suhu dan sirkulasi udara Kebisingan ketentuanketentuan kerja Peletakan mesin Perawatan mesin Alat pelindung Sikap kerja Kesehatan Keahlian dan pengetahuan K3 Pelatihan K3
No. Pertanyaan 1
Skala Ordinal
2 3 4 5 6 7 8 9 10, 11 12 63
1. Kehadiran
2. Ketaatan pada peraturan kerja
Disiplin kerja (X2) (Husain 1997)
3. Ketaatan pada standar kerja
4. Bekerja etis
Produktivitas kerja (Y) (Sedarmayanti 2001)
1. Sikap Kerja
a. Hadir ditempat kerja sebelum waktu kerja dimulai b. Selama bekerja tidak pernah absen/tidak masuk dengan alasan, dan hampir tidak pernah absen karena sakit a. Bekerja sesuai prosedur maupun aturan kerja perusahaan b. Patuh dan taat terhadap saran maupun perintah atasan a. Ruang kerja dan perlengkapan selalu di jaga bersih dan rapi, b. Mengunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien a. Mengunakan waktu istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat kerja setelah lewat jam kerja b. Tidak pernah menunjukan sikap malas selama bekerja a. Kesediaan untuk bekerja bergiliran b. Dapat menerima tambahan tugas c. Bekerja dalam suatu tim
Ordinal
1
2, 3
4
5, 6
7, 8
9
10, 11
12 1
Ordinal
2 3
64
2. Tingkat Ketrampilan
a. Pendidikan formal dan informal b. Adanya pelatihan dalam manajemen dan superviser c. Ketrampilan dalam teknik 3. Hubungan a. Adanya antara pengawasan tenaga kerja mutu terhadap dan produk b. Pengawasan pimpinan organisasi karyawan mengenai pekerjaan 4. Manajemen a. Efesiensi sumber daya manusia Produktivita b. System kerja s yang terdapat dalam organisasi 5. Efisiensi a. Perencanaan Tenaga tenaga kerja Kerja b. Tambahan tugas dari organisasi 6. Kewiraswast a. Pengambilan aan resiko b. Kreatifitas dalam berusaha c. Berada dalam jalur yang benar dalam berusaha Sumber : diolah dari berbagai referensi
4, 5 6
7 8
9
10 11
12 13 14 15
65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah dan Struktur Organisasi Perusahaan Wika Realty didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Wika Realty No. 17 tanggal 20 Januari 2000, dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, sebelumnya merupakan salah satu unit bisnis di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Wika Realty mengubah statusnya menjadi perusahaan terbuka berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 11 tanggal 7 Desember 2004, namun sesuai dengan kebijakan pemegang saham utama (Wika) untuk melakukan penawaran umum terlebih dahulu, maka penawaran umum perdana saham-saham Wika Realty kepada masyarakat tersebut ditunda pelaksanaannya. Pada tahun 2001, Wika Realty melakukan diversifikasi usaha yang semula fokus pada bisnis Realty sebagai developer berkembang menjadi tiga bidang usaha yaitu pengembangan bisnis Realty, manajemen properti dan jasa konstruksi.
66
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit Konstruksi
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. Berikut ini adalah deskripsi mengenai jumlah data responden dan identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden. 67
a. Data jumlah kuisioner yang disebarkan Tabel
4.1 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang
disebarkan kepada responden. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1 Jumlah kuesioner yang disebar 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer
Jumlah Presentase 43 100% 0 0% 0 0% 43 100%
b. Deskripsi responden berdasarkan jabatan Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan. Tabel 4.2 Jabatan Responden Jabatan Frekuensi Manajer Proyek 1 Kasi teknik 13 Kasi Keuangan & Personalia 7 Pelaksana Utama 12 Pelaksana Utama ME 5 SHE Officer 5 Jumlah 43 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 2,3 % 30,2 % 16,2 % 27,9 % 11,6 % 11,6 % 100 %
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 43 responden karyawan wika realty dari berbagai jabatan memberikan jawaban pada pada kuisioner yang peneliti sebarkan.
68
c. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki 37 Perempuan 6 Jumlah 43 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 86,1% 13,9% 100%
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang atau 86,1% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 6 orang atau 13,9% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menjelaskan bahwa mayoritas sebagian besar responden adalah lakilaki. Karena perusahaan ini bergerak dibidang konstruksi maka dibutuhkan banyak pekerja laki-laki guna meningkatkan produktivitas kerja. d. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia. Tabel 4.4 Usia Responden Usia Frekuensi < 30 tahun 19 31-40 tahun 18 > 40 tahun 6 Jumlah 43 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 44,2% 41,9% 13,9% 100%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari
69
Hive Office Park sebesar 44,2% diantaranya dalam rentang usia dibawah 30 tahun sedangkan yang berusia antara dari 31-40 tahun sebanyak 41,9%, dan sisanya adalah responden yang berusia diatas 40 tahun sebesar 13,9%. Rata-rata responden yaitu berusia dibawah 30 tahun dan 31-40 tahun dimana usia tersebut adalah usia yang ideal untuk menghasilkan produktivitas kerja yang maksimal. Umur antara 25-40 tahun mampu berfikiran maju, pandai, pengetahuan luas, usahanya
rata-rata
maju,
penghasilan
tinggi
dan
memiliki
produktivitas yang tinggi (Moekijad, 1992:36). e. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel berkut ini: Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Frekuensi SMA 13 D3 19 S1 11 S2 0 S3 0 Jumlah 43 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 30,2% 44,2% 25,6% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 19 orang atau sebesar 44,2% mempunyai pendidikan terakhir D3, sedangkan sisanya yaitu mempunyai pendidikan terakhir S1 sebesar 11 orang atau sekitar 25,6% dan SMA sebesar 13 orang atau sekitar 30,2%. Pendidikan 70
yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan oleh sebab itu memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi juga (Simanjuntak dalam Susilowati: 2008). f. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 4.6 Pengalaman Kerja Responden Pengalaman Kerja Frekuensi < 3 tahun 10 3-5 tahun 12 > 5 tahun 21 Jumlah 43 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 23,3% 27,9% 48,8% 100%
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 48,8% atau sekitar 21 orang karyawan memiliki pengalaman bekerja lebih dari 5 tahun. Responden yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun sebanyak 10 orang atau 23,3% dan sisanya 27,9% atau sekitar 12 orang karyawan memiliki pengalaman bekerja antara 3-5 tahun. Semakin lama masa kerja karyawan pada sebuah perusahaan, maka semakin banyak pula pengalaman yang ia dapatkan. Dengan pengalaman kerja yang banyak, maka tingkat produktivitas yang dihasilkanpun juga akan semakin tinggi. Simanjuntak dalam Susilawati (2008:37) menyatakan bahwa orang yang baru mulai bekerja kurang berpengalaman dan biasanya memiliki produktivitas yang rendah pula. Sedangkan
71
menurut istilah umum ketenagakerjaan, pengalaman kerja adalah pengetahuan atau kemampuan karyawan yang terserap oleh seorang pekerja karena melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. g. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 12 pertayaan yang disebarkan ke 43 responden dan mempresentasikan indikatorindikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dijelaskan pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) STS TS N S SS No. Pernyataan % % % % % Penerangan yang terdapat di tempat 1 kerja saya memadai untuk 4,7 9,3 16,3 39,5 30,2 pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Saya yakin perusahaan telah 2 menyediakan fasilitas pembuangan 7 11,6 39,5 34,9 7 udara kotor (exhaust). Perusahaan menyediakan peredam 3 suara untuk menghindari 4,7 13,9 53,5 18,6 9,3 kebisingan kerja. Saya selalu mentaati ketentuan4 ketentuan kerja agar tidak terjadi 0 0 2,3 55,8 41,9 kecelakaan kerja. Peletakaan mesin produksi 5 diperusahaan memudahkan saya 2,3 2,3 16,3 53,5 25,6 dalam pekerjaan. Perusahaan selalu melakukan 6 4,7 4,7 11,6 39,5 39,5 perawatan mesin produksi. Saya selalu menggunakaan alat 7 0 0 4,7 27,9 67,4 pelindung dalam bekerja. Saya berhati-hati dalam 8 0 0 2,3 25,6 72,1 menyelesaikan pekerjaan saya. Perusahaan memberikan jaminan 9 0 7 30,2 30,2 32,6 kesehatan bagi para pegawai. 72
Total % 100 100 100 100 100 100 100 100 100
10 11 12
Saya mengetahui risiko pekerjaan yang saya lakukan. Saya dapat mengatasi kemungkinan resiko yang akan terjadi. Perusahaan memberikan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) kepada karyawan. Total %
0
0
9,3
60,5
30,2
100
0
2,3
20,9
46,5
30,2
100
0
2,3
23,3
16,3
58,1
100
3,9
4,5
19,2
37,4
35
100
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 37,4 %. Dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 8, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.8 menjawab “sangat setuju” sebesar 72,1 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator sikap kerja karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, dimana perusahaan dan pimpinan organisasi diharapkan memperhatikan sikap kerja karyawannya. h. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja. Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 12 pertayaan yang disebarkan ke 43 responden dan mempresentasikan indikatorindikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap disiplin kerja dijelaskan pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja No.
Pernyataan
STS %
TS %
N %
S %
SS %
Total %
1
Saya selalu hadir ditempat kerja lebih awal sebelum waktu kerja dimulai.
0
0
7
55,8
37,2
100
2
Selama bekerja saya tidak pernah
0
0
0
60,5
39,5
100
73
absen atau tidak masuk tanpa alasan. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Saya hampir tidak pernah absen karena sakit. Saya selalu bekerja sesuai aturan kerja perusahaan. Saya patuh dan taat terhadap saran atasan. Saya patuh dan taat terhadap perintah atasan Saya biasa membersihkan dan menjaga ruang kerja saya. Saya biasa membersihkan dan menjaga perlengkapan kerja saya. Saya mengunakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan produksi. Saya mengunakan waktu istirahat saya tepat waktu. Saya meninggalkan tempat kerja setelah lewat jam kerja. Saya tidak pernah menunjukan sikap malas selama bekerja. Total %
0
0
7
23,2
69,8
100
0
0
0
69,8
30,2
100
0
0
0
30,2
69,8
100
0
0
0
37,2
62,8
100
0
0
0
46,5
53,5
100
0
0
0
46,5
53,5
100
0
0
0
60,5
39,5
100
0
0
2,3
62,8
34,9
100
0
0
0
62,8
37,2
100
0
0
0
60,5
39,5
100
0
0
1,4
51,4
47,2
100
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel disiplin kerja mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 51,4 %. Dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 5, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.5 menjawab “setuju” sebesar 30,2 % “sangat setuju” sebesar 69,8 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator patuh dan taat terhadap saran maupun perintah atasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, dimana perusahaan dan pimpinan organisasi diharapkan memperhatikan saran dan masukan kepada karyawannya guna meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
74
i. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja. Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 15 pertayaan yang disebarkan ke 43 responden dan mempresentasikan indikatorindikator
dari
variabel
tersebut.
Hasil
tanggapan
terhadap
produktivitas kerja dijelaskan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pernyataan Saya bersedia untuk bekerja bergiliran. Saya tidak masalah jika ada tambahan tugas kerja saya. Setiap pekerja saling bekerja sama untuk memudahkan pekerjaan. Saya selalu mengikuti pendidikan formal yang diberikan perusahaan. Saya selalu mengikuti pendidikan informal yang diberikan perusahaan. Perusahaan mengadakan pelatihan manajemen superviser. Saya memahami bagaimana teknik kerja yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Adanya pengawasan mutu terhadap pekerjaan saya. Pimpinan selalu melakukan pengawasan mengenai pekerjaan saya. Jumlah karyawan yang terdapat dibagian saya sudah sesuai dengan kebutuhan kerja. Saya ditempatkan sesuai dengan keahlian saya. Perusahaan biasa memberikan tugas tambahan kepada karyawan. Saya berani mengambil resiko untuk hasil yang maksimal dalam pekerjaan saya.
STS %
TS %
N %
S %
SS %
Total %
0
0
32,5
60,5
7
100
0
0
41,9
44,2
13,9
100
0
0
16,3
44,2
39,5
100
0
0
18,6
62,8
18,6
100
0
0
27,9
62,8
9,3
100
0
0
30,2
48,9
20,9
100
0
0
23,2
48,9
27,9
100
0
0
13,9
44,2
41,9
100
0
0
2,3
55,8
41,9
100
0
0
18,6
44,2
37,2
100
0
0
4,7
58,1
37,2
100
0
0
23,2
48,9
27,9
100
0
0
37,2
39,5
23,2
100
75
14 15
Terkadang saya berkreatifitas menggunakan cara lain untuk hasil yang maksimal. Walaupun saya sering berinovasi namun saya tetap pada peraturan perusahaan. Total %
0
0
23,2
48,9
27,9
100
0
2,3
18,7
39,5
39,5
100
0
0,15
22,16
50
27,6
100
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.9 menunjukan bahwa pada variabel produktivitas kerja mayoritas responden manjawab “setuju” sebesar 50 %. Dan pertanyaan yang paling berpengaruh adalah pertanyaan no. 9, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pertanyaan no.9 menjawab “setuju” sebesar 55,8 % “sangat setuju” sebesar 41,9 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator adanya pengawasan karyawan mengenai pekerjaannya berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, dimana perusahaan dan pimpinan organisasi diharapkan selalu
memberikan
pengawasan
pada
karyawannya
guna
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja dan Produktivitas kerja akan diuji secara statistik deskriptif seperti pada tabel 4.10.
76
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
K3
43
34
60
48,49
6,177
DK
43
47
60
53,53
3,473
PK
43
48
75
60,81
6,537
Valid N (listwise)
43
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.10 menjelaskan bahwa pada variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 34 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 60, dengan rata-rata total jawaban 48,49 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 6,177. Variabel Disiplin Kerja memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 47 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 60, dengan rata-rata total jawaban 53,53 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
standar deviasi sebesar 3,475. Sedangkan variabel
Produktivitas Kerja memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 48 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 75, dengan rata-rata total jawaban sebesar 60,81 (rata-rata jawaban
77
responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 6,537. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Disiplin Kerja (DK) dan Produktivitas Kerja (PK) dengan 43 sampel responden. Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nomor Pearson Sig Keterangan Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) K3 1 0,782** 0,000 Valid K3 2 0,573** 0,000 Valid K3 3 0,689** 0,000 Valid K3 4 0,376* 0,013 Valid K3 5 0,716** 0,000 Valid K3 6 0,772** 0,000 Valid K3 7 0,319* 0,037 Valid K3 8 0,386** 0,011 Valid K3 9 0,735** 0,000 Valid K3 10 0,376* 0,013 Valid 78
K3 11 0,716** K3 12 0,589** Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.11
menunjukkan
0,000 0,000
variabel
Valid Valid
Keselamatn
dan
Kesehatan Kerja (K3) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian. 2) Uji Validitas Disiplin Kerja (DK) Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja Nomor Pearson Butir Pertanyaan Corelation DK 1 0,527** DK 2 0,664** DK 3 0,505** DK 4 0,487** DK 5 0,516** DK 6 0,653** DK 7 0,371* DK 8 0,526** DK 9 0,664* DK 10 0,624** DK 11 0,609** DK 12 0,664** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000 0,014 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.12 menunjukkan variabel Disipin Kerja (DK) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukan bahwa
79
masing-masing pertanyaan pada variabel disiplin kerja dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian. 3) Uji Validitas Produktivitas Kerja (PK) Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Produktivitas Kerja Nomor Pearson Butir Pertanyaan Corelation PK 1 0,789*** PK 2 0,321** PK 3 0,719** PK 4 0,555** PK 5 0,685** PK 6 0,702** PK 7 0,703** PK 8 0,697** PK 9 0,452** PK 10 0,619** PK 11 0,538** PK 12 0,703** PK 13 0,715** PK 14 0,703** PK 15 0,624** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,000 0,036 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.13 menunjukkan variabel Produktivitas Kerja (PK) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel Produktivitas kerja dapat diandalkan dan layak sebagai diajukan sebagai penelitian. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan 80
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Disiplin Kerja Produktivitas Kerja Sumber : Data primer yang diolah
Cronbach’s Alpha
Keterangan
0,843
Reliabel
0,805 0,894
Reliabel Reliabel
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel keselamatan dan kesehatan kerja manajemen sebesar 0,843, disiplin kerja sebesar 0,805, dan produktivitas kerja sebesar 0,894. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
81
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini. Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
7,661
13,297
K3
,571
,132
DK
,476
,234
Collinearity Statistics t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
,576
,568
,539
4,333
,000
,981
1,019
,253
2,033
,049
,981
1,019
a. Dependent Variable: PK
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance kesehatan dan keselamatan kerja sebesar 0,981, dan disiplin kerja sebesar 0,981. Selain itu nilai VIF untuk keselamatan dan kesehatan kerja sebesar 1,019, dan disiplin kerja sebesar 1,019. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
82
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 43 ,0000000 Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation 5,09718673 Most Extreme Differences Absolute ,085 ,055 Positive -,085 Negative ,085 Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel 4.16 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,200 atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka signifikan diatas 0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara normal. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2
83
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediks produktivitas kerja karyawan berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu keselamatan dan kesehatan kerja, dan disiplin kerja. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang 84
mendekati satu berarti variabel-varabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97). Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,626a
1
Adjusted R
,392
,362
5,223
a. Predictors: (Constant), DK, K3 b. Dependent Variable: PK
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.17 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,392 atau 39,2%, ini menunjukkan bahwa variabel produktivitas kerja yang dapat dijelaskan oleh variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan disiplin kerja adalah sebesar 39,2%. Sedangkan sisanya sebesar 0,608 atau 60,8%. b. Hasil Uji Statistik F Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji secara simultan. Tabel 4.18 berikut menggambarkan hasil uji statistik F.
85
Tabel. 4.18 Hasil Uji Statistik F ANOVAa
Model 1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
703,297
2
Residual
1091,215
40
Total
1794,512
42
F
351,648 12,890
Sig. ,000b
27,280
a. Dependent Variable: PK b. Predictors: (Constant), DK, K3
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.18 didapat nilai F hitung sebesar 12,890 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dan Disiplin Kerja mempunyai pengaruh terhadap Produktivitas Kerja karyawan. Hipotesis 3 : Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel K3 dan Disiplin
kerja terhadap variabel produktivitas kerja secara simultan. Ha
: Terdapat pengaruh antara varialer K3 dan Disiplin kerja
terhadap variabel produktivitas kerja secara simultan. Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F diperoleh sebesar 12,890 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disipln kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja.
86
c. Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011). Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
7,661
13,297
K3
,571
,132
DK
,476
,234
(Constant)
Std. Error
t
Beta
Sig. ,576
,568
,539
4,333
,000
,253
2,033
,049
a. Dependent Variable: PK
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.19, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 7,661 + 0,571X1 + 0,476X2 + e Hipotesis 1 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel program K3
terhadap variabel produktivitas kerja secara parsial. Ha
: Terdapat pengaruh antara variabel program K3 terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial. Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai tingkat signifikansi
87
sebesar 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa
berpengaruh positif
dan secara signifikan terhadap produktivitas kerja karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel keselamatan dan kesehatan kerja lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh T. Lestari, Erlin Trisyulianti (2007) dimana faktorfaktor Keselamatan dan Kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap Produktivitas kerja karyawan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Nia Malinasari (2015) bahwa Penerapan program kesehatan dan
Keselamatan
Kerja di
lingkungan kerja
PT
Pembangkitan Jawa-Bali Malang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Produktivitas Kerja karyawan. Semakin baik tingkat Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan maka semakin baik pula Produktivitas karyawan, begitu sebaliknya. Hipotesis 2 : Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja
terhadap variabel produktivitas kerja secara parsial. Ha
: Terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap
variabel produktivitas kerja secara parsial. Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.19, variabel disiplin kerja mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,049. Hal ini mengindikasikan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan secara
88
signifikan terhadap produktivitas kerja karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel disiplin kerja lebih kecil dari 0,05. Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin besarnya tingkat kedisiplinan yang dimiliki karyawan maka semakin baik pula tingkat Produktifitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini seseuai dengan penelitian terdahulu oleh Leni Diana, Dartu dan Sri Kustilah (2014) dimana tingkat Disiplin kerja karyawan memberikan
pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja karyawan pada KPRI Mekkar Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
89
BAB V PENUTUP
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada. A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja para karyawan PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. 2. Disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. 3. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja secara bersamasama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
90
produktivitas kerja karyawan PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park. B. Implikasi Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan yang telah diuraikan menyatakan bahwa kedua variabel independen, yakni keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yakni produktivitas kerja baik secara parsial maupun simultan. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu berimplikasi terhadap perusahaan pada khususnya, dan terhadap perkembangan dunia pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian yang serius bagi perusahaan, PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja para karyawannya, terutama mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan juga disiplin kerja. Sesuai dengan hasil yang didapatkan melalui kuesioner, para pimpinan harus lebih memperhatikan seluruh aspek yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sikap kerja para karyawannya agar berhati-hati dalam meneyelesaikan pekerjaannya. Serta kelengkapan alat-alat pelindung dan penyediaan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi para karyawan. Sedangkan terkait dengan disilin kerja, ialah dengan kesadaran pimpinan untuk mampu menciptakan karyawan-karyawan yang selalu rajin masuk kerja dan hampir jarang masuk tanpa alasan, ketaatan pada peraturan kerja dan bekerja secara etis.
91
Dari beberapa indikator yang penulis jelaskan berdasarkan hasil kuisioner diharapkan semangkin ditingkatkan oleh perusahaan agar tingkat produktivitas PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park semankin meningkat dan meningkatkan profitabilitas serta kapabilitas karyawan. C. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, ialah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti selanjutnya Dengan telah selesainya penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi, dengan model penelitian yang berbeda dan pada objek yang berbeda. Misalnya pada perusahaan lain atau industri
lain sehingga dapat
dilihat
perbedaannya. Selain itu, sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan jumlah responden yang lebih banyak agar hasil perhitungannya lebih akurat, dengan menggunakan atau menambahkan variabel lain untuk diteliti serta didukung oleh teori-teori atau penelitian terbaru. 2. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park lebih memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan produktivitas kerja seluruh karyawannya. Seperti melalui keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang lebih baik, dengan meningkatkan kompetensi, pengawas, dan
92
pengelolaan keselamatan sesuai regulasi yang ada. Selain itu, yang tidak kalah penting ialah PT. Wika Realty Unit Kontruksi Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park sebaiknya menanamkan unsur-unsur disiplin kerja yang kuat agar seluruh pekerja memahami aturan dan ketentuanketentuan kerja perusahaan, sehingga membuat karyawan menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan target perusahaan.
93
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 2005. Psikotogi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Buhai Sebastian, Elena Conttini and Niels Westerg Ard-Nielsen, 2015. “How Productive is workplace health and safety” Jurnal Produktivitas Kerja Christina, Wieke Yuni. 2012 “Pengaruh budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi” Jurnal Teknik sipil, Vol 6 De Cenzo,David & Robbins.(1996). Human resource management. Universitas Indiana: Wiley Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit UNDIP, Semarang Hamid, Abdul. 2007. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Hasbullah, Husain.(1997). Manajemen menurut Islamologi. Jakarta: Biro Konsultasi Managemen Hasibuan, Malayu SP.(2005). Managemen sumber daya manausia. Jakarta: Bumi Aksara Perkasa Lestari, T 2010. “hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas kerja karyawan” Jurnal Ekonomi. Melissa Akmal, 2013. “Pengaruh Kepemimpinan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (studi kasus: PT. PUTRA ABADI JAYA MANDIRI) Skripsi Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas UIN Syarif Hidayatullah. Moekijad, 1992. Asas-Asas Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama, Bandung: PT. Alumni.
91
Muchdarsyah Sinungan, 2003. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Bandung: Mandar Maju Mutiara.S. (2002). Manajemen SOM. Jakarta: Ghalia Indonesia Nia Malinasari. (2015). “Pengaruh Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan”, Malang: PT PJB UP Brantas Karangkates Prabu Mangkunagara, AA Anwar. 2001. Manajemen SOM . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Randall S. Schuler, Susan E. Jackson, 1999. “Manajemen Sumber Daya Manusia” Erlangga, Jakarta. Sama’mur, 1986. “Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan”, Gunung Agung, Jakarta. Sedarmayanti, 2001. “Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, Cet. Ke-2 Mandar Maju, Bandung Simanjuntak, J. Payaman, 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: LPFE UI. Sinungan, Muchdarsyah, “Produktivitas : apa dan bagaimana” T. Lestari, Erlin Trisyulianti 2007. “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)” Jurnal K3 Trianto ary, Toto Sugiarto S., Ir., M.Sc., Ph.D, 2010. “Effect Of Compensation, Discipline, And Work Motivation On Employee Productivity Of PT Kukdong International” Jurnal Disiplin Kerja http://www.hrcentro.com/peraturan_naker/Undang_Undang_RI_No13_Tahun_20 03_Tentang_Ketenagakerjaan_100915.html
92
LAMPIRAN - LAMPIRAN
95
KUISIONER PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)
Oleh: Aji Pangestu NIM: 1111081000123 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460) Email:
[email protected], terima kasih. Page 96
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti) IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ……………………. (boleh tidak diisi)
Jabatan
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Laki-laki
Pendidikan Terakhir :
SMA
Pengalaman Kerja
< 3 tahun
BAGIAN I
:
Perempuan D3
S1
S2
3-5 tahun
S3 > 5 tahun
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Petunjuk pengisian : Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih! 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Pernyataan
5 = Sangat Setuju (SS)
STS
TS
N
S
SS
Penerangan yang terdapat di tempat kerja saya memadai untuk pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Saya yakin perusahaan telah menyediakan fasilitas pembuangan udara kotor (exhaust). Perusahaan menyediakan peredam suara untuk menghindari kebisingan kerja. Saya selalu mentaati ketentuan-ketentuan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Peletakaan mesin produksi diperusahaan memudahkan saya dalam pekerjaan. Perusahaan selalu melakukan perawatan mesin produksi. Saya selalu menggunakaan alat pelindung dalam bekerja. Saya berhati-hati dalam menyelesaikan pekerjaan saya.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460) Email:
[email protected], terima kasih. Page 97
9 10 11 12
Perusahaan memberikan jaminan kesehatan bagi para pegawai. Saya mengetahui risiko pekerjaan yang saya lakukan. Saya dapat mengatasi kemungkinan resiko yang akan terjadi. Perusahaan memberikan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) kepada karyawan.
BAGIAN II DISIPLIN KERJA Petunjuk pengisian : Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai Dsiplin Kerja. Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih! 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
No.
Pernyataan
1
Saya selalu hadir ditempat kerja lebih awal sebelum waktu kerja dimulai. Selama bekerja saya tidak pernah absen atau tidak masuk tanpa alasan. Saya hampir tidak pernah absen karena sakit. Saya selalu bekerja sesuai aturan kerja perusahaan. Saya patuh dan taat terhadap saran atasan. Saya patuh dan taat terhadap perintah atasan Saya biasa membersihkan dan menjaga ruang kerja saya. Saya biasa membersihkan dan menjaga perlengkapan kerja saya. Saya mengunakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan produksi. Saya mengunakan waktu istirahat saya tepat waktu. Saya meninggalkan tempat kerja setelah lewat jam kerja. Saya tidak pernah menunjukan sikap malas selama bekerja.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5 = Sangat Setuju (SS) STS
TS
N
S
SS
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460) Email:
[email protected], terima kasih. Page 98
BAGIAN III PRODUKTIVITAS KERJA Petunjuk pengisian : Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai Produktivitas Kerja. Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih! 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
No.
Pernyataan
1
Saya bersedia untuk bekerja bergiliran. Saya tidak masalah jika ada tambahan tugas kerja saya. Setiap pekerja saling bekerja sama untuk memudahkan pekerjaan. Saya selalu mengikuti pendidikan formal yang diberikan perusahaan. Saya selalu mengikuti pendidikan informal yang diberikan perusahaan. Perusahaan mengadakan pelatihan manajemen superviser. Saya memahami bagaimana teknik kerja yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Adanya pengawasan mutu terhadap pekerjaan saya. Pimpinan selalu melakukan pengawasan mengenai pekerjaan saya. Jumlah karyawan yang terdapat dibagian saya sudah sesuai dengan kebutuhan kerja. Saya ditempatkan sesuai dengan keahlian saya. Perusahaan biasa memberikan tugas tambahan kepada karyawan. Saya berani mengambil resiko untuk hasil yang maksimal dalam pekerjaan saya. Terkadang saya berkreatifitas menggunakan cara lain untuk hasil yang maksimal. Walaupun saya sering berinovasi namun saya tetap pada peraturan perusahaan.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
5 = Sangat Setuju (SS) STS
TS
N
S
SS
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Aji Pangestu (083870527460) Email:
[email protected], terima kasih. Page 99
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
K3.1 K3.2 K3.3 5 3 3 5 4 3 5 3 3 5 4 3 5 4 4 5 1 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 5 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 5 4 5 3 3 2 1 1 1 5 5 5 2 2 2 3 3 3 1 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 5 3 3
K3.4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5
K3.5 K3.6 K3.7 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 4 5 4 2 5 5 1 1 5 4 4 4 5 2 5 4 4 5 4 1 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 2 5 3 4 3 4 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4
K3.8 K3.9 K3.10 K3.11 K3.12 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 5 2 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 3 5 3 5 3 4 5 3 4 4 3 5 2 5 2 3 5 3 5 1 5 5 3 4 4 3 5 3 5 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 5 3 5 3 3 5 3 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5
100
Disiplin Kerja Responden DK1 DK2 DK3 1 5 5 5 2 3 5 5 3 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 6 4 4 5 7 4 4 5 8 5 5 5 9 5 5 5 10 4 4 5 11 4 5 5 12 4 4 4 13 4 4 3 14 4 5 4 15 5 4 5 16 4 4 5 17 4 4 3 18 5 4 5 19 5 4 5 20 4 5 5 21 4 4 5 22 5 5 5 23 5 5 5 24 4 5 4 25 4 4 5 26 5 5 5 27 4 4 5 28 3 4 5 29 5 4 4 30 4 4 5 31 5 5 5 32 4 5 4 33 4 5 5 34 4 4 5 35 5 4 5 36 4 4 4 37 5 4 4 38 4 5 4 39 3 4 5 40 5 4 5 41 4 5 5 42 4 4 5 43 5 4 5
DK4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
DK5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
DK6 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5
DK7 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5
DK8 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5
DK9 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
DK10 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4
DK11 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5
101
DK12 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
Produktivitas Kerja Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
PK1 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
PK2 5 4 5 4 4 4 4 5 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 5 3 5 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4
PK3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
PK4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
PK5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
PK6 4 4 5 5 4 5 4 5 5 3 3 4 3 4 5 3 5 3 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4
PK7 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4
PK8 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 3 5 5 5 4 5
PK9 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5
PK10 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 5
PK11 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5
PK12 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4
PK13 4 4 5 5 4 5 4 5 5 3 3 4 3 4 5 3 5 3 3 5 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4
PK14 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4
102
PK15 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 5 5 5 3 4 3 3 3 5 4 4 4 5 3 4 5 3 3 5 5 5 4 5
Uji Kualitas Data Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Correlations K31 K31
K32
K33
K34
K35
K36
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
K32 1
43 ,638
**
,000 43 ,727
**
K33
K34
K35
**
,006
,000
,000
,967
43
43
43
1
**
,638
**
43 ,701
**
K36
K37
K38
K39
**
-,036
,107
,002
,000
,819
43
43
43
-,131
,173
**
,000 43
,404 43
,266 43
1
-,017
,358
,727
,701
,006
,494
,002
,967
43
43
-,136
-,139
,354
*
,000 43
,386 43
,375 43
**
-,034
,139
,018 43
,000 43
,831 43
*
,625
,571
,515
,001
,000
43
43
43
43
-,131
,173
,235
,573**
,020 43
,404 43
,266 43
,130 43
,000 43
**
-,017
,358
*
,227
,689**
,375 43
,006 43
,912 43
,018 43
,144 43
,000 43
**
,183
**
,174
,138
,376*
,240 43
,000 43
,264 43
,378 43
,013 43
**
,174
**
,252
,716**
,001 43
,264 43
,000 43
,103 43
,000 43
**
,174
*
,772**
,000 43
,266 43
,021 43
,000 43
43
,006
-,131
-,017
1
,174
,174
,967 43
,404 43
,912 43
43
,264 43
,266 43
,000 43
,000 43
**
,173
,358
*
,174
1
**
,270
,308
,002 43
,266 43
,018 43
,264 43
,003 43
,080 43
,045 43
**
**
**
,174
1
,106
,200
,000 43
,266 43
43
,500 43
,199 43
,000 43
,571
,000 43
,515
43 ,443
**
,003 43
,443
**
,527
*
,469
,415
,489
,542
1,000
,466
1,000
,443
**
K3TOT
,002
,912 43
,558
K312
,782**
,000 43
,625
K311
**
,000 43
,466
K310 **
,466
**
**
,003 43
,476
,351
104
Correlations K31 K37
K38
K39
K310
K311
K312
K3TO T
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
K32
K33
K34
K35
K36
K37
K38
**
,270
,106
1
,000 43
,080 43
,500 43
43
*
,200
,045 43
,199 43
K39
,000 43
,755 43
1
,024
,000 43
43
,880 43
,000 43
**
,049
,024
1
,183
,755 43
,880 43
43
,240 43
**
,183 ,240 43
-,136
-,034
,819 43
,386 43
,831 43
,107
-,139
,139
,494 43
,375 43
,375 43
,000 43
**
,183 ,240 43
,001 43
,000 43
**
,174
,174
,264 43
,266 43
,000 43
,000 43
**
,270
,308
,469
**
,354
*
,415
,527
**
,308
,489
**
,542
,574
**
,574
,002 43
,020 43
,006 43
,006
-,131
-,017
,967 43
,404 43
,912 43
,000 43
**
,173
,358
*
,174
,002 43
,266 43
,018 43
,264 43
,000 43
,003 43
,080 43
,045 43
**
,235
,227
,138
,252
,351
*
,083
,098
,001 43
,130 43
,144 43
,378 43
,103 43
,021 43
,598 43
,532 43
,466
,476
,782
**
,573
**
,689
**
,000 ,000 ,000 N 43 43 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1,000
,376
*
,013 43
1,000
,716
**
**
,000 43
,443
,772
K311
,049
-,036
,558
K310
**
**
,000 43
,558
**
,319
*
,037 43
,527
,386
*
*
,011 43
K312
K3TOT
**
,270
,083
,319*
,000 43
,080 43
,598 43
,037 43
*
,098
,386*
,045 43
,532 43
,011 43
**
,735**
,001 43
,000 43
,000 43
1
,174
,138
,376*
43
,264 43
,378 43
,013 43
**
,174
1
,252
,716**
,001 43
,264 43
43
,103 43
,000 43
**
,138
,252
1
,589**
,000 43
,378 43
,103 43
43
,000 43
,489
,722
,735
**
,000 43
,558
,527
**
,376
*
,013 43
,308
,489
,716
**
**
,000 43
,722
,589
**
1
,000 43
43
105
Displin Kerja Correlations DK1 DK1
DK2
DK3
DK4
DK5
DK6
DK7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
DK2 1
43
DK3
DK4
DK5
DK6
DK7
DK8
DK9
DK10
DK11
*
,138
,240
,149
,135
DK12
DKTOT
**
,149
,527**
,149
,054
,177
,080
,312
,339
,732
,256
,612
,042
,378
,121
,339
,389
,000
,339
,000
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
**
**
,165
**
,664**
,907
,149
1
,025
,193
,014
,130
,049
,182
,339 43
43
,872 43
,216 43
,927 43
,404 43
,755 43
,243 43
,000 43
,000 43
,291 43
,000 43
,000 43
,054
,025
1
,235
**
,071
,195
,025
,089
,154
,025
,505**
,732 43
,872 43
43
,129 43
,000 43
,000 43
,650 43
,210 43
,872 43
,569 43
,325 43
,872 43
,001 43
,177
,193
,235
1
,323
**
,178
,106
,193
,173
,227
,193
,487**
,256 43
,216 43
,129 43
43
,035 43
,008 43
,254 43
,498 43
,216 43
,266 43
,144 43
,216 43
,001 43
,080
,014
**
,026
,097
,014
,121
,192
,014
,516**
,612 43
,927 43
,000 43
,868 43
,537 43
,927 43
,440 43
,216 43
,927 43
,000 43
*
,130
1
,187
,343
*
,130
,206
**
,130
,653**
,042 43
,404 43
,000 43
,008 43
,000 43
43
,230 43
,024 43
,404 43
,185 43
,009 43
,404 43
,000 43
,138
,049
,071
,178
,026
,187
1
**
,049
,108
,201
,049
,371*
,378 43
,755 43
,650 43
,254 43
,868 43
,230 43
43
,001 43
,755 43
,492 43
,197 43
,755 43
,014 43
,312
,925
**
,000 43 ,555
**
,323
*
,035 43 ,402
**
,925
**
*
1 43 ,646
**
,555
,402
,646
,485
1,000
,688
,394
1,000
106
DK8
DK9
DK10
DK11
DK12
DKTO T
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
*
1
,182
,227
,332
*
,182
,526**
,001 43
43
,243 43
,143 43
,030 43
,243 43
,000 43
,130
,049
,182
1
**
,165
**
,664**
,927 43
,404 43
,755 43
,243 43
,000 43
,291 43
,000 43
,000 43
,173
,121
,206
,108
,227
1
,167
**
,624**
,266 43
,440 43
,185 43
,492 43
,143 43
,000 43
43
,284 43
,000 43
,000 43
**
,201
,332
*
,165
,167
1
,165
,609**
,009 43
,197 43
,030 43
,291 43
,284 43
43
,291 43
,000 43
**
**
,165
1
,240
,182
,195
,106
,097
,343
,121 43
,243 43
,210 43
,498 43
,537 43
,024 43
**
,025
,193
,014
,339 43
,000 43
,872 43
,216 43
,135
**
,089
,000 43
,569 43
,149
,389 43
1,000
,688
,485
**
43 ,688
**
,688
**
,165
,154
,227
,192
,000 43
,291 43
,325 43
,144 43
,216 43
,149
**
,025
,193
,014
,130
,049
,182
,339 43
,000 43
,872 43
,216 43
,927 43
,404 43
,755 43
,243 43
,000 43
,000 43
,291 43
**
**
**
**
**
**
*
**
**
**
**
,907
,527
,000
1,000
,664
,505
,000
N 43 43 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,487
,516
,394
,653
,371
,526
1,000
,664
,688
,624
,609
1,000
,688
43 ,664
**
,001
,001
,000
,000
,014
,000
,000
,000
,000
,000
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
**
,664
,000 43 1
43
107
Produktivitas Kerja Correlations PK1 PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK6
PK7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK2 1
43
PK3
,113
PK4
,545
**
PK5
,664
**
PK6
,833
**
PK7
,512
**
PK8
,483
**
**
,549
**
,483
**
,501
PK14
**
,483
**
PKTO T
PK15 ,359
*
,789**
,000
,000
,000
,001
,006
,007
,009
,000
,001
,001
,001
,018
,000
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
**
,172
,150
,054
-,021
,190
-,021
**
,321*
,002 43
,269 43
,337 43
,729 43
,895 43
,223 43
,895 43
,004 43
,036 43
**
,219
,300
**
,300
**
,719**
-,013
,184
-,021
,472 43
43
,076 43
1,000 43
,932 43
,238 43
,895 43
**
,274
1
**
,300
,000 43
,076 43
43
,001 43
,001 43
,051 43
**
,000
**
,269
,214
,000 43
1,000 43
,000 43
,081 43
,169 43
**
-,013
,000 43
,932 43
**
,184
,000 43
,430
**
,004 43 ,500
**
,430
**
,004 43 1 43 ,525
**
,001 43
,000 43
**
,269
,238 43
,001 43
,081 43
**
-,021
,300
,214
,001 43
,895 43
,051 43
,169 43
,483
,394
PK13
43
,000
,512
**
PK12
,000 ,274
,833
,405
PK11
43 1
,664
**
PK10
,472 ,113
,545
,413
PK9
,505
,500
,525
**
1 43 ,522
**
,000 43 ,413
**
,006 43
,505
,522
**
,000 43 1 43 ,468
**
,002 43
,413
**
,006 43
,453
,577
**
,432
**
,434
,004 43
,001 43
,158 43
,051 43
,000 43
,051 43
,004 43
,000 43
**
,214
,263
,341
*
,214
,349
*
,214
,324
*
,555**
,003 43
,168 43
,088 43
,025 43
,169 43
,022 43
,169 43
,034 43
,000 43
**
,179
,685**
,006 43
,251 43
,000 43
**
,193
,702**
,002 43
,216 43
,000 43
**
,300
,703**
,000 43
,050 43
,000 43
,440
,360
*
,312
*
,042 43
*
,097
,002 43
,011 43
1 43
**
,531
,000 43
,018 43
,468
,504
,429
,359
*
,473
**
,018 43
,001 43
**
,194
,536 43
,009 43
,213 43
,256
,074
,253
,098 43
,638 43
,101 43
,384
,396
,428
**
,004 43
,413
**
,006 43 ,468
**
,002 43 1,000
**
,000 43
,465
**
,002 43 ,919
**
,000 43 ,438
**
,003 43
,413
,468
1,000
108
PK8
PK9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N PK10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PK11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PK12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PK13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PK14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PK15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,413
**
,453
**
,006 43
,002 43
**
,172
,007 43
,577
**
,440
**
,360
*
,384
*
,256
1 43
,518
**
,186
,256
,381
*
,256
**
,697**
,002 43
,233 43
,098 43
,012 43
,098 43
,000 43
,000 43
**
,114
,074
,078
,074
**
,452**
,001 43
,467 43
,638 43
,619 43
,638 43
,003 43
,002 43
1
,310
*
,253
**
,253
,364
*
,619**
,043 43
,101 43
,002 43
,101 43
,016 43
,000 43
**
,269
*
,538**
,004 43
,081 43
,004 43
,045 43
,000 43
**
,300
,703**
,000 43
,050 43
,000 43
**
,231
,715**
,003 43
,136 43
,000 43
1
,300
,703** ,000 43
,672
,000 43
,003 43
,018 43
,011 43
,098 43
**
,214
,312
*
,097
,074
,269 43
,004 43
,168 43
,042 43
,536 43
,638 43
,000 43
**
,150
**
,263
,359
*
**
,253
**
,009 43
,337 43
,001 43
,088 43
,018 43
,009 43
,101 43
,002 43
,001 43
43
**
,054
,219
,341
**
,194
**
,186
,114
,310
,000 43
,729 43
,158 43
,025 43
,001 43
,213 43
,004 43
,233 43
,467 43
,043 43
**
-,021
,300
,214
**
,256
,074
,253
,001 43
,895 43
,051 43
,169 43
,000 43
,098 43
,638 43
,101 43
,004 43
**
,190
*
,078
**
,269
,001 43
,223 43
,000 43
,022 43
,003 43
,012 43
,619 43
,002 43
,081 43
**
-,021
,300
,214
**
,256
,074
,253
,001 43
,895 43
,051 43
,169 43
,000 43
,098 43
,638 43
,101 43
,004 43
,000 43
,003 43
43
,050 43
*
**
**
*
,179
,193
,300
**
**
*
*
,300
,231
,300
1
,624**
,034 43
,251 43
,216 43
,050 43
,045 43
,050 43
,136 43
,050 43
43
,000 43
,405
,394
,549
,483
,501
,483
,359
,018 43
,429
,004 43
,432
,504
,531
,434
**
,004 43
,349
,324
*
*
,473
,413
**
,006 43 ,465
**
,002 43 ,413
**
,006 43
,396
,468
**
,002 43 ,919
**
,000 43 ,468
**
,002 43
,428
1,000
,438
1,000
**
,518
,453
**
,381
,672
,000 43
,000 43
**
,453
1 43 ,471
,446
**
,003 43
,471
,467
,364
*
,016 43
1 43 ,428
,428
**
**
,307
,428
1 43 ,438
**
,003 43 1,000
**
,467
,438
**
,003 43 1 43 ,438
**
,428
1,000
,438
**
,446
,307
109
PKT OT
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,789
**
,321
*
,719
**
,555
**
,000 ,036 ,000 ,000 N 43 43 43 43 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,685
**
,702
**
,703
**
,697
**
,452
**
,619
**
,538
**
,703
**
,715
**
,703
**
,624
**
,000
,000
,000
,000
,002
,000
,000
,000
,000
,000
,000
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
1
43
110
Uji Reliabilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Reliability Statistics Cronbach's N of Items
Alpha ,843
12
Disiplin Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,805
12
Produktivitas Kerja Reliability Statistics Cronbach's N of Items
Alpha ,894
15
111
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolonieritas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 7,661
13,297
K3
,571
,132
DK
,476
,234
Collinearity Statistics
Coefficients t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
,576
,568
,539
4,333
,000
,981
1,019
,253
2,033
,049
,981
1,019
a. Dependent Variable: PK
Uji Hetrokedastisitas
112
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
43 a,b
Normal Parameters
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 5,09718673
Absolute
,085
Positive
,055
Negative
-,085
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,085 ,200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
113
Uji Hipotesis Uji Determinasi (R2) Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,626a
1
Adjusted R
,392
,362
5,223
a. Predictors: (Constant), DK, K3 b. Dependent Variable: PK
Uji Statistik F ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
703,297
2
351,648
Residual
1091,215
40
27,280
Total
1794,512
42
Sig.
12,890
,000b
a. Dependent Variable: PK b. Predictors: (Constant), DK, K3
Uji Statistik t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 7,661
13,297
K3
,571
,132
DK
,476
,234
Coefficients t
Beta
Sig. ,576
,568
,539
4,333
,000
,253
2,033
,049
a. Dependent Variable: PK
114