FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMKAB SUMENEP (Periode 2009-2013) Astri Furqani1, Titimmah2 Fakultas Ekonomi, Universitas Wiraraja Sumenep
[email protected] 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Wiraraja Sumenep 1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemkab Sumenep. Sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan Realisasi APBD dan data pertumbuhan ekonomi (PDRB) Sumenep dari tahun 2009-2013. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif deskriptif dan model análisis yang digunakan untuk menguji hipótesis adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pada analisa secara simultan hasilnya variabel independen (pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Belanja Modal). (2) analisa secara parsial pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal, sedangkan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Keywords: tax compliance, education level, income level menjalankan
PENDAHULUAN Tingkat menjadi
salah
pertumbuhan satu
berbagai
ekonomi
Anggaran
daerah
penting
keuangan
yang
tujuan
aktivitasnya.
merupakan menjadi
dasar
rencana dalam
pemerintah daerah maupun pemerintah
pelaksanaan pelayanan publik. Seluruh
pusat.Otonomi
untuk
penerimaan dan pengeluaran Pemerintahan
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
Daerah baik dalam bentuk uang, barang
pembangunan
dan/jasa
daerah
bertujuan
daerah,
mengurangi
pada
tahun
anggaran
yang
kesenjangan antar daerah, meningkatkan
berkenaan harus dianggarkan dalam APBD.
kuantitas pelayanan publik agar lebih
APBD merupakan satu kesatuan yang
efisien dan responsif terhadap kebutuhan,
terdiri dari pendapatan daerah, belanja
potensi maupun karakteristik di daerah
daerah dan pembiayaan daerah.
masing-masing(Bastian,
2006
Dalam
era
desentralisasi
:354).Otonomi daerah yang berlaku di
diharapkan
Indonesia didasarkan pada UU No. 22
pelayanan diberbagai sektor terutama sektor
Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU
publik. Peningkatan layanan publik ini
No. 32 Tahun 2004.
diharapkan dapat meningkatkan daya tarik
terjadinya
fiskal
peningkatan
Dalam penyelenggaraan pemerintahan,
bagi investor untuk membuka usaha di
Pemerintah Daerah menyusun anggaran
daerah. Harapan ini tentu saja dapat
yang kemudian dijadikan pedoman dalam
terwujud apabila ada upaya pemerintah
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
35
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
dengan
memberikan
untuk
investasi.
pemerintah
perlu
berbagai
fasilitas
dalam Pemerintah Daerah saat ini adalah
Konsekuensinya,
peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak
memberikan
alokasi
selalu diikuti dengan peningkatan belanja
belanja yang lebih besar untuk tujuan ini.
modal, hal tersebut dapat dilihat dari
Salah satu belanja yang dilakukan oleh
kecilnya
jumlah
belanja
modal
yang
pemerintah daerah adalah belanja modal.
dianggarkan dengan total anggaran belanja
Anggaran ini sebenarnya dimaksudkan
daerah.
untuk memenuhi kebutuhan publik akan sarana
dan
prasarana
yang
2004, Pendapatan Asli Daerah merupakan
disediakan oleh pemerintah daerah. Namun,
sumber penerimaan Pemerintah Daerah
adanya keterlibatan dari lembaga legislatif
yang berasal dari daerah itu sendiri
terkadang
proses
berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
anggaran menyebabkan alokasi belanja
Dengan adanya peningkatan PAD dan
modal
penerimaan PAD yang semakin bertambah
dalam
umum
Menurut Undang-undang No.32 Tahun
penyusunan
terjadikurang
efektif
dalam
memecahkan masalah di masyarakat. Putro
(2010)
pertumbuhan
menyatakan ekonomi
diharapkan
Kabupaten
Sumenep
dapat
bahwa
meningkatkan investasi dan alokasi belanja
adalah
modal
pemerintah
daerah
sehingga
perkembangan dari kegiatan perekonomian
pemerintah memberikan kualitas pelayanan
dimana hal tersebut berdampak pada jumlah
publik yang semakin baik.
produksi barang dan jasa yang semakin
Berdasarkan uraian di atas, maka
bertambah
sehingga
kemakmuran
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
masyarakat
meningkat.
Pertumbuhan
dengan
ekonomi
dapat
pelaksanaan
tercapai
otonomi
memberikan
melalui
daerah
keleluasaan
Pemerintah
Daerah
untuk
dimiliki
karena
terhadap
kepada
Belanja Modal pada Pemkab Sumenep
mengurus,
masing-masing
Pertumbuhan
Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah Pengalokasian
Anggaran
(Periode 2009-2013)”.
mengembangkan, dan menggali potensi yang
judul“Pengaruh
Rumusan Masalah
daerah.
Masalah
yang
diteliti
selanjutnya
dalam
bentuk
pertanyaan-
Pertumbuhan ekonomi daerah diproksikan
dirumuskan
dengan menggunakan Produk Domestik
pertanyaan sebagai berikut:
Regional Bruto (PDRB). Pembangunan
1)
Apakah
pertumbuhan
ekonomi
ekonomi ditandai dengan meningkatnya
berpengaruhterhadap
produktivitas dan pendapatan perkapita
anggaran belanja modal pada Pemkab
penduduk
Sumenep?
sehingga
kesejahteraan.
terjadi
Kenyataan
perbaikan
yang
pengalokasian
terjadi
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
36
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
2)
Apakah
Pendapatan
Asli
Daerah
meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
berpengaruh terhadap pengalokasian
distribusi pendapatan.
anggaran belanja modal pada Pemkab
Pendapatan Asli Daerah
Sumenep? 3)
Apakah
Menurut berpengaruh
ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah
penerimaan yang diperoleh daerah dari
terhadap
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri
pengalokasian
anggaran
yang
dipungut
berdasarkan
peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-
Adapun tujuan penelitian ini antara
undangan yang berlaku. Sektor pendapatan
lain:
daerah memegang peranan yang sangat Untuk
mengetahui
penting, karena melalui sektor ini dapat
pengaruhpertumbuhan
ekonomi
dilihat sejauh mana suatu daerah dapat
terhadap
anggaran
membiayai
pengalokasian
belanja modal pada Pemkab Sumenep. Untuk
mengetahui
pendapatan
3)
(2001:94),
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
Tujuan Penelitian
2)
Halim
pertumbuhan
belanja modal pada Pemkab Sumenep?
1)
Abdul
dan
pembangunan daerah.
pengaruh
daerah
pemerintah
Menurut
Abdul
Halim
(2001:96),
terhadap
kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pengalokasian anggaran belanja modal
dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan,
pada Pemkab Sumenep.
yaitu:
Untuk
asli
kegiatan
mengetahui
pengaruh
1. Pajak Daerah
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
2. Retribusi Daerah
asli daerah terhadap pengalokasian
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
anggaran belanja modal pada Pemkab
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Sumenep.
Dipisahkan 4. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah
TINJAUAN TEORITIS
Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Menurut Mardiasmo (2004) anggaran
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan
diartikan
merupakan pernyataan mengenai estimasi
sebagai proses kenaikan output per kapita
kinerja yang hendak dicapai selama periode
dalam
Pertumbuhan
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
ekonomi tersebut merupakan salah satu
finansial, sedengkan penganggaran adalah
indikator
proses atau metode untuk mempersiaapkan
jangka
ekonomi
panjang.
keberhasilan
pembangunan.Dengan
demikian
makin
suatu anggaran. Penganggaran mempunyai
tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
tiga tahapan:
makin tinggi pulakesejahteraan masyarakat,
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
37
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
1.
Perumusan proposal anggaran
melebihi 1 tahun anggaran dan akan
2.
Pengesahan proposal anggaran
menambah aset atau kekayaan daerah dan
3.
Pengimplementasian anggaran yang
selanjutnya akan menambah belanja yang
telah
besifat rutin seperti biaya pemeliharaan
ditetapkan
sebagai
produk
hukum.
pada kelompok belanja administrasi umum.
Anggaran daerah merupakan salah satu
Belanja
modal
digunakan
untuk
alat yang memegang peranan penting dalam
memperoleh aset tetap pemerintah daerah
rangka meningkatkan pelayanan publik dan
seperti perlatan, infrastruktur, dan harta
didalamnya
tetap lainnya.
tercermin
kebutuhan
masyarakat dengan memperhatikan potensi
PSAP
dan sumber-sumber kekayaan daerah.
Anggaran berbasis kas mengklasifikasikan
Anggaran sektor publik dibagi menjadi
02
tentang
Laporan
Realisasi
belanja modal dalam enam kelompok:
dua (Mardiasmo, 2004) :
1.
Belanja tanah
2.
Belanja peralatan mesin
untuk
3.
Belanja gedung dan bangunan
sehari-hari
4.
Belanja jalan, irigasi, dan jaringan
pemerintahan.
5.
Belanja aset tetap lainnya
Pengeluaran yang termasuk operasional
6.
Belanja aset lainnya
antara lain belanja umum, belanja
Hipotesis
operasi dan belanja pemeliharaaan.
𝐻𝑜1 = tidakada
1. Anggaran
operasional,
anggaran
yang
merencanakan dalam
merupakan
digunakan
kebutuhan
menjalankan
2. Anggaran modal, merupakan anggaran
pengaruh
signifikan
antara
positif
dan
pertumbuhan
yang menunjukkan anggaran jangka
ekonomi terhadap pengalokasian
panjang dan pembelajaran atas aktiva
anggaran belanja modal.
tetap
seperti
gedung,
𝐻𝑎1 = ada pengaruh positif dan signifikan
peralatan,
kendaraan, perabot, dan sebagainya.
antara
Belanja modal adalah pengeluaran yang
terhadap pengalokasian anggaran
manfaatnya cenderung melebihi satu
belanja modal. 𝐻𝑜2 = tidakada
tahun dan akan menambah aset atau
pertumbuhan
pengaruh
ekonomi
positif
dan
kekayaan pemerintah, selanjutnya akan
signifikan antara pendapatan asli
menambah anggaran rutin untuk biaya
daerah
operasional dan biaya pemeliharaan.
anggaran belanja modal.
Belanja Modal
modal
pemerintah
daerah
pengalokasian
𝐻𝑎2 = ada pengaruh positif dan signifikan
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja
terhadap
merupakan yang
antara
belanja
pendapatan
asli
daerah
terhadap pengalokasian anggaran
manfaatnya
belanja modal.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
38
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
𝐻𝑜3 = tidakada
pengaruh
signifikan ekonomi daerah
positif
antara dan
Purposive
dan
dengan
kriteria
sebagai berikut :
pertumbuhan asli
1. Laporan relisasi APBDtahun 2009-2013,
pengalokasian
dapat diperoleh data mengenai jumlah
pendapatan
terhadap
Sampling,
anggaran belanja modal dan pendapatan
anggaran belanja modal. 𝐻𝑎3 = ada pengaruh positif dan signifikan
asli daerah.
antara pertumbuhan ekonomi dan
2. Data pertumbuhan ekonomi (PDRB)
pendapatan asli daerah terhadap
tahun 2009-2013 yang diperoleh dari
pengalokasian
badan pusat statistik (BPS).
anggaran
belanja
Sumber data
modal.
Sumber data yang di ambil dalam
1) Diduga terdapat pengaruh positif antara terhadap
penelitiann ini yaitu sumber data primer,
pengalokasian anggaran belanja modal.
Yaitu sumber data yang langsung diperoleh
pertumbuhan
ekonomi
dari
2) Diduga terdapat pengaruh positif antara
Dinas
Pendapatan
pendapatan asli daerah terhadap
Keuangan
pengalokasian anggaran belanja modal.
Laporan Realisasi APBD (data mengenai jumlah
3) Diduga terdapat pengaruh positif antara
dan
anggaran
Aset
Pengelolaan
(DPPKA)meliputi
belanja
modal
dan
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
Pendapatan Asli daerah dari Tahun 2009-
asli daerah terhadap pengalokasian
2013) dan diperoleh dari Badan Pusat
anggaran belanja modal.
Statistik (BPS) yaitu data pertumbuhan ekonomi (PDRB) dari Tahun 2009-2013.
METODE PENELITIAN Variabel Independen
Jenis dan objek Penelitian
1.
Penelitian ini bersifat kuantitatif, Objek
penelitiannya
adalah
X1)
Dinas
Pertumbuhan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Ekonomi
merupakan
suatu proses kenaikan output perkapita
Aset (DPPKA), Jalan Kamboja No.29
dengan Produk Domestik Regional
Sumenep.
Bruto (PDRB) perkapita dalam jangka
Teknik Pengambilan Sampel
panjang.
Populasi dalam penelitian ini adalah
(Indikator
Laporan Keuangan realisasi APBD dan data pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Sumenep.Sampel
penelitian
Pertumbuhan Ekonomi (Variabel
ini,
peneliti
yang
ada
X1)
yang
mendekati
meliputi:Produk Domestik Regional
di
Bruto (PDRB) perkapita, yang dapat
dalam
dihitung dengan rumus:
menggunakan
Pertumbuhan Ekonomi = (PDRBtPDRBt-1)/(PDRBt-1) x 100% Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
39
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
2.
Pendapatan Asli Daerah (Variabel
Analisis Kuantitatif-Deskriptif
X2).
Hasil analisis disajikan dalam bentuk
Indikator
X2
yang
mendekati
angka-angka yang kemudian dijelaskan dan
meliputi:
diinterprestasikan
1) Hasil Pajak Daerah (HPD)
uraian (dideskriptifkan).
2) Retribusi daerah (RD)
Uji Asumsi Klasik
3) Pendapatan dari Laba Perusahaan
Uji Normalitas
Daerah (PLPD) 4) Lain-lain
Uji
Pendapatan
yang
normalitas
dalam
dalam
suatu
bentuk
penelitian
ini
menggunakan uji statistik non parametrik
disahkan (LPS)
Kolmogorov - Smirnov (K-S). Uji K-S
dan Lain-lain
dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual berdistribusi normal
Rumus = HPD + RD + PLPD + LPS
HA : Data residual tidak berdistribusi Variabel Dependen Variabel
terikat
iniadalahBelanja
normal dari
Modal
penelitian
(Variabel
Jika besarnya nilai Kolmogorov Smirnov<
Y).
0,05 maka data residual berdistribusi
Belanja modal merupakan pengeluaran
normal.Selain menggunakan Komogorov
anggaran untuk perolehan aset tetap dan
Smirnov uji normalitas dapat juga di uji
aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dengan menggunakan uji analisis statistik
dari satu periode akuntansi.(Indikator Y)
dengan melihat nilai kurtosis dan Skewness
yang mendekati meliputi :
dari residual. Nilai z statistik untuk
1) Belanja tanah
Skewness dan Kurtosis dapat dihitung
2) Belanja peralatan dan mesin
dengan rumus:
3) Belanja gedung dan bangunan
Zskewness =
4) Belanja jalan, irigrasi, dan jaringan 5) Belanja aset tetap lainnya.
Z kurtosis =
Teknik Analisis Data
𝑠𝑘𝑒𝑤𝑛 𝑒𝑠𝑠 √6 𝑁
𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 √24 𝑁
Dimana N adalah jumlah sampel , jika
Pengelolaan menggunakan SPSS versi 20.
nilai Z hitung > Z tabel maka distribusi tidak normal.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
40
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
5 -0,0000385 1,03E+10 0,226 0,14 -0,226 0,506 0,96
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: output uji Asumsi Klasik dengan SPSS 20 (diolah) 1. Menentukan
Uji Multikolinearitas Ghozali
(2006)
pengujian
menjelaskan
bahwa
dilakukan
untuk
yang
dengan rumus : d= 3. Untuk
melihat nilai tolerance dan VIF (Variance
berarti
∑(𝑒𝑡 − 𝑒𝑡 −𝑖 )2 ∑𝑒 2 t
melihat
autokorelasi
Inflation Factor).apabila nilai koefisien (5%)
dan
2. Menghitung besarnya nilai statistik DW
pada suatu model regresi adalah dengan
0,05
nol
alternatifnya.
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas
VIF>
hipotesis
ada
dapat
tidaknya
menggunakan
ketentuan tidak terjadi autokorelasi
terjadi
antar variabel bebas terhadap variabel
multikolinearitas, sebaliknya apabila nilai
terikat, jika koefisien DB berada
koefisien VIF < 0,05 (5%) dan nilai
diantara -2 hingga +2.
toleransi di atas 0,1 berarti data bebas
Uji Heterokedastisitas
multikolinearitas.
Penyimpangan terhadap faktor pengganggu
1 VIF (1 rij2 )
disebut
Dimana:
tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi
VIF = Variance inflation Factor
dengan melihat Grafik Plot antara nilai
Rij = Besarnya korelasi antara variabel i
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
dengan variabel j
ZPRED
(heteroscedasticity).
Uji Autokorelasi Uji
autokorelasi
heteroskedastisitas
dengan
Uji
terhadap
residualnya
ada
SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan
dapat
dilakukan
dengan
melihat
ada
menggunakan uji Durbin-Watson (D-W),
tidaknya
dengan tingkat = 5% , maka rumus yang
scatterplot antara SRESID dan ZPRED
digunakan yaitu :
dimana sumbu Y adalah Y yang telah
pola
tertentu
pada
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
41
grafik
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
Uji Statistik F (f-test)
prediksi -Y sesungguhnya) yang telah di
Untuk menguji signifikan atau tidaknya
studentized. Selain menggunakan grafik
secara simultan digunakan uji f, dengan
plot uji heteroskedastisitas dapat juga di uji
rumus :
dengan menggunakan uji korelasi Rank
𝑅 2 /𝑘 1 − 𝑅2 / 𝑛 − 𝑘 − 1
𝐹𝑜 =
Spearman dengan menggunakan rumus : 𝑟𝑠 =
Dimana :
6 ∑𝑛𝑖=1 𝑑2 𝑗 𝑛(𝑛2 − 1)
R = koefisien korelasi berganda
Dimana :
n = jumlah sampel
d = menunjukkan perebedaan setiap
k = jumlah variabel bebas untuk uji hipotensis dengan uji distribusi f
pasang rank
sebagai berikut :
n = menunjukkan jumlah
Ho =
Bila rs mendekati ± maka kemungkinan
tidak ada hubungan antara variabel terkait dengan variabel bebas.
besar terdapat heteroskedastisitas dalam
Hi = ada hubungan antara variabel bebas
model itu, sedangkan bila rs mendekati 0 maka
kemungkinan
dan variabel terikat.
adanya
heteroskedastisitas (Firdaus,2004:106).
F hitung > F table ada hubungan antara
Uji Hipotesis
variabel bebas dengan variabel terikat.
Analisis Regresi Linier Berganda
F hitung < F table tidak ada hubungan
Analisis regresi linear berganda biasanya
antara variabel bebas dengan variabel
digunakana untuk mendeteksi dua variabel
terikat.
bebas atau lebih terhadap satu variabel
Uji Statistik T (t-test)
terikat.Sedangkan
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi
dalam
penelitian
terdapat dua variabel dependen, maka satu
pengaruh
persatu di masukkan dalam persamaan
terhadap variabel dependen dengan rumus :
regresi
𝑡ℎ = 𝑠𝑏
berganda.
Adapun
regresinya ialah sebagai berikut :
th = besarnya t hitung
Keterangan : α
= konstanta
β1,2
= koefisien regresi
PE
= Pertumbuhan Ekonomi
PAD
= Pendapatan Asli daerah
e
= koefisien eror
independen
Dimana :
Y = α + β1PE + β2PAD + e
= Belanja Modal
variabel
𝑏
persamaan
Y
parsial
b = parameter estimasi dari X sb = standar error dari X untuk uji hipotensis dengan uji distribusi t sebagai berikut : Ho = tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
42
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Hi = ada hubungan antara variabel bebas
independen terhadap variabel dependen,
dengan variabel terikat.
R2
bila
semakin
besar
mendekati
1
Jika t hitung > t table berarti Ho ditolak dan
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh
Hi diterima, yang artinya terdapat pengaruh
variabel
signifikan antara variabel bebas (X) dengan
dependen dan bila R2 semakin kecil
variabel terikat (Y).
mendekati
Jika t hitung < t berarti Ho diterima Hi
semakin
ditolak,
independen terhadap variabel dependen.
yang
artinya
tidak
terdapat
independen
nol
terhadap
maka
kecilnya
dapat
pengaruh
variabel
dikatakan variabel
pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Koefisien Determinan
Untuk
Koefisien
determinan
melihat
pertumbuhan
ekonomi,
berkisar
pendapatan asli daerah, dan belanja modal
antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1 ).
dari tahun 2009 – 2013 dapat dilihatpada
Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan
tabel dibawah ini:
tidak adanya pengaruh antara variabel Tabel Data Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Belanja Modal Tahun Pertumbuhan Ekonomi (X1) PAD (X2) Belanja Modal (Y) 2009
4,44%
44.292.310.517,31 148.315.173.556,75
2010
5,64%
46.702.756.751,92
2011
6,24%
57.940.353.705,10 132.179.249.804,47
2012
6,33%
85.886.851.769,04 194.361.188.002,77
2013
6,44%
97.052.073.113,06 221.374.320.440,64
93.227.959.695,00
Sumber : Data diolah Peneliti Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
2. Pendapatan Asli daerah mengalami
tingkat kenaikan pertumbuhan ekonomi,
peningkatan yang cukup signifikan
pendapatan asli daerah, dan belanja modal.
yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp.
1. Pertumbuhan
97.052.073.113,06.
ekonomi
di
Pemkab
Peningkatan
Sumenep secara umum mengalami
Pendapatan Asli Daerah ini akibat
peningkatan.PDRB
perkembangan pesat pajak daerah dan
pada
tahun
tertinggi
terjadi
yaitu
sebesar
2013
retribusi daerah.
6,44%.hal ini disebabkanperkembangan
3. Belanja modal tertinggi terjadi pada
kegiatan dalam perekonomian yang
tahun
menyebabkan barang dan jasa yang
221.374.320.440,64. Sedangkan belanja
diproduksikan
modal terendah terjadi pada tahun 2010
dalam
masyarakat
bertambah.
2013
yaitu
sebesar
yaitu Rp. 93.227.959.695,00.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
43
Rp.
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Uji Korelasi Tabel Hasil Uji Korelasi X1 Y Pearson Correlation ,427 Sig. (2-tailed) ,236 N 5 N 5 Sumber: output uji korelasi dengan SPSS 20 (diolah)
X2 ,902 ,018 5 5
Sig ≤ α
Hipotesis: H0 : tidak terdapat korelasi antara X dan Y
Secara statistik variabel X1 signifikan
H1 : terdapat korelasi antara X dan Y
berkorelasi dengan variabel Y dengan
Tolak H0 jika:
berkorelasi
ρ >ρ hit
atau
lemah.Sedangkan
X2
berkorelasi dengan variabel Y dengan
tabel,
berkorelasi
sangat
kuat.
Tabel Kriteria koefisien korelasi Korelasi NILAI R 0,0 – 0,29
Sangat lemah
0,3 – 0,49
Lemah
0,5 – 0,69
Cukup
0,7 – 0,79
Kuat
0,8 – 1,00
Sangat kuat
Asumsi Klasik
multikolinieritas antara variabel independen
Uji Normalitas
dalam model regresi.Hal tersebut sudah
Hipotesis:
memenuhi prasyarat untuk dilanjutkan pada
H0: data berdistribusi normal
analisa model regresi.
H1 : data berdistribusi tidak normal
Uji Autokorelasi
Dengan
nilai
signifikan
0,960
dapat
Uji autokoUji autokorelasi dalam penelitian
dikatakan > 0,05, maka tidak dapat tolak
ini menggunakan uji Durbin-Watson
H0 yang artinya nilai residu terstandarisasi
dengan ketentuan tidak terjadi autokorelasi
menyebar secara normal sehingga dapat
antar variabel bebas terhadap variabel
disimpulkan data menyebar secara normal.
terikat, jika koefisien DB berada diantara -2
Uji Multikoliniearitas
hingga +2.Output SPSS yang dihasilkan
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai VIF
adalah koefisien DB yang dihasilkan
(Variance Inflation Factor) < 10 dan nilai
besarnya 1,255 mendekati 2. Dengan
Tolerance < 1, maka artinya tidak terjadi
demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
44
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
regresi antara variabel bebas X1 dan X2
jelas serta titik menyebar secara acak diatas
terhadap Y tidak terjadi Autokorelasi.
dan dibawah angka nol pada sumbu y,
Uji Heterokedastisitas
maka
Dari gambar dibawah ini, dalam Scatterplot
Heterokedastisitas.
dapat
dinyatakan
tidak
terjadi
dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang Gambar Uji Heterokedastisitas
Sumber: output uji Klasik dengan SPSS 20 (diolah) Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Parsial ( Uji Statistik t )
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik
Untuk menguji masing-masing variabel
F)
independen secara parsial terhadap belanja
Dari uji ANOVA atau F didapat nilai F
modal
hitung sebesar 23,301 dengan probabilitas
dengan menguji nilai t pada tingkat
0,041. Karena probabilitas jauh lebih < dari
signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Uji t
0,05, maka model regresi dapat digunakan
digunakan
untuk memprediksi belanja modal atau
konstanta dan setiap variabel independen
dapat
Dari kedua variabel independen yang
dikatakan
bahwa
pertumbuhan
(variabel
dependen)
untuk
menguji
signifikansi
ekonomi dan pendapatan asli daerah secara
dimasukkan
bersama-sama berpengaruh positif terhadap
ditemukan
belanja modal. Hal tersebut dapat juga
signifikan berpengaruh terhadap Y karena
dilihat dari perhitungan SPSS dengan nilai
nilai signifikan
Signifikansi
signifikan berpengaruh terhadap Y.
0,041
dengan
kriteria
dalam
dilakukan
bahwa
>
model variabel
regresi, X1
tidak
0,05. Sedangkan X2
penolakan H0 .jika tingkat Signifikansi <
Dalam analisis ini digunakan analisis
0,05.
0,041
regresi linear berganda dan untuk mengolah
menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0
data yang ada digunakan alat bantu
ditolak.
komputer dengan program SPSS (Statistic
Maka
dengan
Sig.
Program For Social Science) versi 20.0. Berdasarkan
hasil
analisis
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
45
diperoleh
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
persamaan regresi linear berganda sebagai
berpengaruh negatif, dapat diartikan
berikut :
apabila ada kenaikan pertumbuhan
Y = 1,740E11 – 3,524E10X1 + 2,846X2
ekonomi 1 persen maka belanja
Berdasarkan persamaan tersebut diatas,
modalakan
maka dapat dijelaskan melalui penjelasan
mengalami
penurunan
sebesar 3,524E10. β2 =2,846 menunjukkan bahwa pendapatan
sebagai berikut : β0 = Nilai konstanta sebesar 1,740E11
asli daerah (X2) berpengaruh positif,
menunjukkan bahwa apabila jumlah
dapat diartikan apabila ada kenaikan
pertumbuhan ekonomi (X1) dan PAD
pendapatan asli daerahditingkatkan
(X2)
maka pendapatan asli daerah akan
konstan
maka
mengalami
peningkatan sebesar 1,740E11.
mengalami
β1 = -3,524E10 menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi
peningkatan
sebesar
2,846.
(X1)
Koefisien Determinasi Tabel Koefisien Determinasi Model
R
R Squere
1 ,979a a. Predictors: (Constant), X2, X1
,959
Adjusted R Square ,918
Std. Error of the Estimate 1,45537E10
b. Dependent Variable: Y Dari nilai koefiesien determinasi
asli daerah (X2) signifikan berpengaruh
(Adjusted R Square) hasil analisa regresi
terhadap variabel dependen (belanja modal
secara keseluruhan menunjukkan besarnya
(Y)) di level 5% (0,05) . Terbukti dengan
R = 0,979 artinya korelasi antar variabel
hasil signifikansinya 0,041 < 0,05. Maka
independen
dependen
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau
sebesar 97,9%.R-square = 0,959 artinya X1
Ha diterima, artinya variabel independen
dan X2 secara bersama-sama mampu
secara simultan signifikan berpengaruh
menjelaskan Y sebesar 95,9% selebihnya
terhadap variabel dependen.
dengan
variabel
4,1% dijelaskan oleh variabel lain dan juga
Berdasarkan hasil Uji t, variabel
error.
pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel belanja modal dengan tingkat signifikansi variabel
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dari hasil ANOVA atau uji F
0,118 (>0,05). Berdasarkan program SPSS
diketahui bahwa secara simultan semua
yang terdapat dalam tabel 4.10 diperoleh
variabel independen yang dalam hal ini
tingkat signifikansi 0,118. Nilai tersebut
pertumbuhan ekonomi (X1) dan pendapatan
lebih besar dari nilai α (0,05). Dengan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
46
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
demikian dapat disimpulkan bahwa Ha1
sehingga Pemerintah memberikan kualitas
ditolak
diterima.Dengan
pelayanan publik yang semakin meningkat
diterimanya H01 menunjukkan bahwa tidak
serta dapat meningkatkan investasi dan
terdapat pengaruh yang signifikan antara
alokasi
variabel independen yaitu pertumbuhan
daerah.Maka dapat disimpulkan pendapatan
ekonomi dengan belanja modal sebagai
asli daerah berpengaruh terhadap belanja
variabel dependen. Pertumbuhan ekonomi
modal.
(X1)
signifikan
Hal ini didukung dari nilai koefiesien
terhadap anggaran belanja modal pada
determinasi (Adjusted R Square) hasil
Kabupaten
analisa
atau
H01
tidak berpengaruh
Sumenep,
pertumbuhan
belanja
regresi
modal
secara
pemerintah
keseluruhan
ekonomi dari tahun 2009-2013 tidak diikuti
menunjukkan besarnya R = 0,979 artinya
oleh
yang
korelasi antar variabel independen dengan
oleh
variabel dependen sebesar 97,9%.R-square
terlalu
= 0,959 artinya X1 dan X2 secara bersama-
acuan utama
sama mampu menjelaskan Y sebesar 95,9%
belanja modal.
selebihnya 4,1% dijelaskan oleh variabel
anggaran
signifikan.
belanja
Hal
pertumbuhan
ini
disebabkan
ekonomi
tidak
dipertimbangkan dalam
sebagai
penyusunan
Sehingga
modal
Pemkab
Sumenep
harus
lain dan juga error.
memperhatikan kondisi makro ekonomi daerah, mempertimbangkan kondisi sosial
KESIMPULAN DAN SARAN
politik di daerahnya, dan Pemkab Sumenep
Kesimpulan
harus mengubah komposisi pengalokasian
Berdasarkan hasil analisis datatentang
anggaran belanja modalnya.
pengaruh
Sedangkan untuk pengujian secara
pertumbuhan
pendapatan
asli
ekonomi
daerah
dan
terhadap
parsial antara pendapatan asli daerah (X2)
pengalokasian anggaran belanja modal,
terhadap belanja modal dapat dilihat dari
maka
perhitungan
kesimpulan, sebagai berikut:
SPSS
dengan
kriteria
penolakan H02 jika tingkat signifikansi < 0,05.
Maka
dengan
nilai
1.
signifikansi
peneliti
membuat
beberapa
Berdasarkan hasil Uji t, variabel pertumbuhan
ekonomi
(X1)
tidak
sebesar 0,025 < 0,05, dapat dikatakan
berpengaruh secara signifikan terhadap
bahwa H02 ditolak. Dengan kata lain bahwa
variabel belanja modal (Y). Sedangkan
pendapatan
pendapatan
asli
daerah
mempunyai
asli
daerah
(X2)
pengaruh yang signifikan terhadap belanja
mempunyai pengaruh yang signifikan
modal. Dari hasil SPPS sesuai dengan
terhadap belanja modal (Y).
objek yang ada, dimana pendapatan asli daerah
pertahunnya
terus
2.
meningkat
Hasil analisis data secara simultan menunjukkan
bahwa
pertumbuhan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
47
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
ekonomi (X1) dan pendapatan asli
dan mampu memberikan pendapatan
daerah (X2) signifikan berpengaruh
bagi daerah
terhadap belanja modal. 3.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
Hasil dari nilai koefiesien determinasi
untuk menggunakan alat ukur dan
(Adjusted R Square) hasil analisa
variabel yang berbeda, atau populasi
regresi
penelitian dapat meliputi keseluruhan
secara
keseluruhan
menunjukkan besarnya R = 0,979
Pemkab
artinya
variabel
memperoleh hasil yang lebih baik
independen dengan variabel dependen
menggambarkan pangaruh pertumbuhan
sebesar 97,9%. R-square = 0,959
ekonomi dan pendapatan asli daerah
artinya X1 dan X2 secara bersama-
terhadap
sama mampu menjelaskan Y sebesar
belanja modal.
korelasi
antar
Se-Jawa
Timur,
pengalokasian
agar
anggaran
95,9% selebihnya 4,1% dijelaskan oleh variabel lain dan juga error.
REFERENSI Abdullah, Syukriy. 2004. Perilaku Oportunistik Legislatif dalam Penganggaran Daerah: Pendekatan Principal-Agent Theory. Makalah disajikan pada Seminar Antarbangsa di Universitas Bengkulu. Bengkulu. 4-5 Oktober 2004.
Saran 1. Bagi
Pemkab
untuk
Sumenep
meningkatkan
diharapkan
pengalokasian
anggaran belanja modal agar pemerintah mampu untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik terhadap pembangunan daerah
Darwanto dan Yustikasari, Yulia. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli 2007.
yang tercermin dari adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah. 2. Pemerintah daerah diharapkan dapat menggunakan
pendapatan asli daerah
dengan sebaik mungkin untuk alokasi belanja
modal
penelitian pendapatan
karena
dari
menunjukkan asli
daerah
Firdaus, Muhammad. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara.
hasil bahwa
Halim, Abdul. 2001. Analisis Deskriptif Pengaruh Fiscal Stress Pada APBD Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Yogyakarta: STIE.
mempunyai
pengaruh signifikan terhadap belanja modal,
serta
dilakukan
belanja
harus
dapat
modal
yang
memberikan
Halim, Abdul & Abdullah, Syukriy. 2006. Hubungan dan masalah keagenan
pelayanan yang maksimal kepada publik
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
48
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
di pemerintahan daerah: sebuah peluang penelitian anggaran dan akuntansi. Jurnal Akuntansi Pemerintah 2(1): 53-64.
Modal (Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Iskandar, Maolana Amin. 2012. Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan, dan kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi Empiris pada pemerintahan Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Periode 2006-2010). Salemba: Fakultas Ekonomi Program Eksetensi Akuntansi.
Standar Akuntansi Pemerintahan PP 71 tahun 2010 Fokusmedia Siahaan, Marihot P. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada. Sianipar,
Jaya, Putu Ngurah Panji Kartika dan Dwirandra. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah pada Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Pemoderasi. Bali: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud).
Ronald. “Format Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang Mengacu pada Pencapaian Tujuan Nasional”. Seminar Nasional “Public Sector Scorecord”. Jakarta, 17-18 April 2002.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2005. Makroekonomi Modern. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.
Jhingan. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA.
Sukirno,
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI.
Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suparmoko. 2002. “Keuangan dan Pembangunan Daerah”. Ekonomi Publik. Yogyakarta: Andi.
Prakosa, Kesit Bambang. 2004. Analisa Pengaruh Dana Alokasi Umum, dan Pendapatan Asli daerah terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empirik di Propinsi Jawa Tengah dan DIY). JAAI Vol. 8 No. 2, 101-118.
Syaiful. 2006. Pengertian dan Perlakuan Akuntansi Belanja Modal dalam Kaidah Akuntansi pemerintahan. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Purwanto. 2007. Instrument Penelitian Sosial dan PendidikanPengembangan dan Manfaat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Putra.
Undang-Undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2009. Definisi Pertumbuhan Ekonomi dan Penjelasannya. Artikel.
Putro, Nugroho Suratno. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume V, No.2, September 2015
49