PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Ahmad Nazarudin 107016300842
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
AHMAD NAZARUDIN NrM 107016300842
Di bawah Bimbingan:
2070t1979030 1 009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1435 H I 2014:rll{
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH Skripsi yarlg berjudul *PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERI{ADAP PEMAIIAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS (penelitian kuasi eksperimen di SMA Islam Cikal Harapan I BSD, Tangerang Selatan)" disusun oleh Ahmad Nazarudin, NIM 107016300842, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada Ujian Munaqasyah tanggal 26 Juni 2014 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak mernperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada bidang Pendidikan Fisika.
Jakuta,26 Agustus 2014 Panitia Uj ian Munaqasyah
Tanggal Ketua Sidang (Ketua Prodi Pendidikan Fisika) Iwan Permana Suwarna. M. Pd. NIP. 1978 0504 200901 1013 Penguji I, Erina Hertanti. M. Si NIP. 1978 0406 2006042003 Penguji II, Fathiah Alatas. M. Si NIP. 1983 0215200901 2008
T
'rr*u
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurlena Rifa'i. MA.. Ph.D. NrP. 1959 1020 198603 2001
TandaTangan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl
: Tgl. Terbit : No. Revisi: :
01
Hal
1t1
No.
FORM (FR)
1r H. JLtanda No 95 CtpLttat 15112 ln.lane-.ia
Dokumen
FITK-FR-AKD-088 1 Maret 2010
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Ahmad Nazarudin
Tempat/Tgl.Lahir
: Pandeglang, 19 Desember 1988
NIM
:107016300842
Jurusan / Prodi
:IPA/Fisika
Judul
: Pengaruh Penggunaan Multimedia
Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep
Listrik Dinamis Dosen Pebimbing
:
1. Hasian Pohan,
M.Sc
2.lwan Permana Suwarna, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertaggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, Mahasiswe-
NIM. 1070t6300842
ABSTRAK
Ahmad, Nazarudin. 2014. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing : Hasian Pohan, M. Si dan Iwan Permana Suwarna, M. Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggnaan multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis. Penelitian dilaksanakan di SMA Islam Cikal Harapan I BSD tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain nonrandomized control group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X-2 sebagai kelompok eksperimen yang memanfaatkan multimedia pembelajaran dan siswa kelas X-4 sebagai kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Sampel penelitian berjumlah 17 siswa untuk kelas eksperimen dan 17 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif tipe pilihan ganda dengan lima pilihan (option) yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep fisika siswa pada listrik dinamis. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, penggunaan multimedia ineraktif dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang tidak memanfaatkan multimedia interaktif (konvensional) pada konsep listrik dinamis.
Kata kunci: Multimedia Interaktif, Pemahaman Konsep Siswa.
i
ABSTRACT
Ahmad, Nazaruddin. , 2014. Influence of Interactive Multimedia Students Against Understanding Concepts In Dynamic Electrical Concepts. Thesis, Physical Education Studies Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Hasian Pohan, M. Si and Iwan Permana Suwarna, M. Pd. This study aims to determine the effect of interactive multimedia penggnaan to understanding the concept of students on the concept of dynamic electricity. The experiment was conducted at the SMA Islam Cikal Harapan I BSD academic year 2013/2014. This study uses a quasi-experiment with the design of nonrandomized control group pretest-posttest design. Samples were students of class X-2 as the experimental group and the use of multimedia teaching class X-4 as a control group using conventional methods. Sample was 17 students for grade 17 students to experimental and control classes. The instrument used in this study is an objective type multiple-choice test with five options (option) is used to measure the level of student understanding of physics concepts in dynamic electricity. From these results it can be concluded, ineraktif use of multimedia to enhance understanding of physics concepts students better than the group of students who did not take advantage of interactive multimedia (conventional) on the concept of dynamic electricity. Keywords: Interactive Multimedia, Concept Understanding Students.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya kejalan yang hak dan membawa agama kebenaran yaitu Islam. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.d, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Hasian Pohan, M.Si, selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu penulis dengan mencurahkan tenaga, pikiran, arahan, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini.
4.
Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. dan selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan bimbingan kepada penulis sehigga skripsi ini dapat diselesaikan.
iii
5.
Bapak Hadi Prana Abadi, M.Pd,. Selaku Kepala Sekolah SMA Islam Cikal Harapan I BSD, beserta jajarannya.
6.
Ibu Nurazizah, S. Pd. Selaku guru mata pelajaran fisika yang telah membantu penulis selama kegiatan penelitian.
7.
Seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama menuntut ilmu di program studi S1 Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Orang tua dan sanak keluarga tercinta yang telah memberikan doa serta dukungannya baik moril maupun materil.
9.
Seluruh Sahabat-sahabat di program studi S1 Pendidikan Fisika angkatan 2007.
10. Seluruh Sahabat-sahabat di program studi lain yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memerlukan saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini mendekati kesempurnaan, hal itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan penulis untuk perbaikan penulisan karya-karya ilmiah yang akan datang. Akhir kata disertai rasa kerendahan hati penulis sajikan dengan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Juni 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritis .................................................................................. 6 1. Hakikat Belajar ............................................................................ 6 2. Pemahaman Konsep .................................................................... 8 3. Multimedia Interaktif .................................................................. 14 4. Listrik Dinamis ............................................................................ 27 B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 34 C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 36 D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 38
v
B. Metode Penelitian .............................................................................. 38 C. Desain Penelitian ............................................................................... 38 D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 39 E. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 40 F. Variabel Penelitian ............................................................................ 40 G. Instrumen Penelitian ......................................................................... 40 H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46 I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................ 50 B. Pembahasan ...................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 59 B. Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 60 LAMPIRAN ...................................................................................................... 63
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 63 Lampiran II Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .......................................... 73 Lampiran III Instrumen Penelitian ..................................................................... 75 Lampiran IV Kisi-kisi ......................................................................................... 83 Lampiran V Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 84 Lampiran VI Nilai Pretest dan Posttest .............................................................. 91 Lampiran VII Tabel Distribusi Frekuensi ........................................................... 93 Lampiran VIII Uji Normalitas ............................................................................ 101 Lampiran IX Uji Homogenitas ........................................................................... 105 Lampiran X Uji Hipotesis .................................................................................. 109 Lampiran XI Tabel Distribusi Normal ............................................................... 113 Lampiran XII Tabel Harga Quantil Statistik Liliefors Distribusi Normal ......... 115 Lampiran XIII Surat Izin Penelitian ................................................................... 116 Lampiran XIV Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................... 117
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Revisi teori kognitif B. Bloom .......................................................... 10 Tabel 3.1. Skema desain Non Randomized Control Group Pretest-Posttest Desain .............................................................................................. 39 Tabel 3.2. Kriteria penafsiran tingkat korelasi ................................................... 42 Tabel 3.3. Kriteria penafsiran reliabilitas ............................................................ 44 Tabel 3.4. Interpretasi Kriteria tingkat kesukaran .............................................. 44 Tabel 3.5. Interpretasi kriteria daya pembeda ..................................................... 45 Tabel 4.1. Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol ..................................................................................... 50 Tabel 4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol ................................................................... 51 Tabel 4.3. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol ................................................................... 52 Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol ................................................................. 54 Tabel 4.5. Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol ................................................................. 55 Tabel 4.6. Tabel hasil pengujian hipotesis data hasil belajar ........................... 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup ........................................ 27 Gambar 2. Ilustrasi arah arus listrik .................................................................... 27 Gambar 3. Amperemeter ..................................................................................... 29 Gambar 4. Voltmeter .......................................................................................... 31 Gambar 5. Cara memasang ammeter dan Voltmeter ......................................... 31 Gambar 6. Rangkaian seri .................................................................................. 32 Gambar 7. Rangkaian Paralel .............................................................................. 33 Gambar 8. Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 37 Gambar 9. Data nilai Pretest ............................................................................... 51 Gambar 10. Data nilai posttest .......................................................................... 52 Gambar 11. Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest ..................................... 53
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan
teknologi
informasi
beberapa
tahun
belakangan
berkembang dengan sangat cepat, semuanya dipicu karena temuan-temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika sehingga terciptanya perangkat komputer dan perangkat-perangkat lunaknya (software), perkembangan ini terus berlanjut hingga hampir seluruh bidang kehidupan terkena dampak dari perkembangan teknologi, Salah satu bidang yang mendapat dampak cukup berarti dari perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pengetahuan, dan media berfungsi sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) telah menetapkan bahwa materi yang disampaikan pada proses pembelajaran harus sesuai dengan kondisi siswa, siswa harus terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus memiliki kompetensi dalam materi yang diberikan dan juga seorang guru diharuskan bisa memberdayakan komponen pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan mencapai tujuan dari pembelajaran. Dalam memeperbaiki proses pembelajarana maka pemanfaatan teknologi akan sangat penting, pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi minat dan ketertarika siswa dalam belajar sehingga meningkatkan daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan. Proses belajar mengajar yang ada di sekolah saat ini sebagian besar didominasikan oleh guru (teacher centre). Siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran, dengan kata lain, siswa kurang aktif dalam belajar. Hal ini akan mengakibatkan kebosanan pada diri siswa sehingga siswa tidak termotifasi untuk belajar. Metode konvensional yang digunakan guru pada Proses
1
2
pembelajaran saat ini berjalan kurang efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa, begitupun untuk mempelajari fisika yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Pada mata pelajaran fisika, siswa dituntut untuk bisa memahami apa yang dipelajari. Salah satu alasan kenapa materi pelajaran fisika sulit untuk dipahami dan kurang menyenangkan adalah dikarenakan guru kurang kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat memperjelas materi dalam proses pembelajaran. Guru menyajikan pembelajaran hanya dengan berdasarkan text book saja dan tidak menggunakan media atau metode pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran secara verbalisme ini mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang termotifasi dalam pembelajaran sehingga kurang dapat memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran fisika. Kondisi demikian tentu memerlukan adanya upaya strategi agar dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan hasil belajar fisika sehingga lebih baik dan siswa dapat secara aktif terlibat dalam setiap proses pembelajaran. Konsep listrik dinamis merupakan salah satu materi fisika yang cukup sulit sehingga
membutuhkan tingkat
pemahaman
yang cukup tinggi
dalam
mempelajarinya, karena pada konsep listrik dinamis terkandung terkandung banyak materi-materi yang sifatnya abstrak sehingga perlu visualisai dan simulasi. Pemahaman konsep untuk memahami hukum ohm, hambatan listrik, rangkaian hambatan, beda potensial dan arus listrik membutuhkan suatu multimedia pembelajaran interaktif yang dapat memvisualisasikannya, itu semua ditujukan agar siswa lebih mudah memahami materi, menikmati proses pembelajaran yang mereka lakukan, serta membekas lama dalam memori. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan model pembelajaran yang menarik, yaitu berupa penggunaan multimedia interaktif yang dapat menarik minat dan memotifasi siswa dalam belajar sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Sehingga diharapkan tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. Hamalik mengemukakan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
3
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran sehingga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman karena penyajian informasi secara menarik dan terpercaya. Selain itu media pembelajaran juga dapat memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar1. Pembelajaran dengan multimedia interaktif dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa secara umum, yaitu konsep-konsep yang bersifat konkrit. Selain dapat digunakan dalam pembelajaran yang mengandung konsep-konsep yang bersifat konkrit, pembelajaran multimedia interaktif ini juga sangat baik digunakan dalam konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa. Pada prinsipnya pembelajaran multimedia interaktif dapat menampilkan berbagai animasi dan simulasi dari beberapa konsep yang bersifat abstrak menjadi konkrit, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna. Para ahli memiliki pandangan bahwa belajar dengan menggunakan indera ganda (pandangan dan pendengaran) akan membuat siswa lebih banyak belajar bila dibandingkan kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 5% diperoleh dengan indera dengar dan 5% lagi dengan indera yang lain (Baugh dalam Achsin)2. Oleh karena itu pembelajaran multimedia interaktif ini diharapkan dapat menjadikan siswa lebih tertarik untuk memperhatikan pelajaran fisika pada konsep listrik dinamis, serta labih mudah dalam memahami konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak dan rumit, sehingga siswa dapat lebih memahami dan menguasai konsep fisika dan meningkatkan hasil belajarnya dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dibidang fisika.
1 2
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 15-16 Ibid h. 9-10
4
Merujuk pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian ini kan dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat SMA dengan fokus penelitian mengenai pengaruh pembelajaran multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis, dengan identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Pembelajaran fisika dengan metode konvensional (ceramah) yang lebih ke verbalisme, tidak bisa memvisualisasikan objek yang terlalu kecil, contohnya menggambarkan pergerakan elektron pada suatu penampang penghantar.
2.
Pembelajaran selama ini kurang interaktif, sehingga pembelajaran tidak memotivasi siswa dalam belajar.
3.
Pembelajaran yang terjadi di kelas saat ini belum mampu memetakan dasardasar yang konkrit dari konsep yang bersifat abstrak.
C. Pembatasan Masalah Mengingat begitu banyak masalah yang teridentifikasi, maka penulisan ini hanya dibatasi pada masalah sebagai berikut: 1.
Pembelajaran fisika pada konsep Listrik Dinamis dengan menggunakan multimedia interaktif dilakukan di kelas X pada semester genap
2.
Multimedia interaktif yang digunakan adalah berupa media pembelajaran yang dibuat menggunakan software tertentu dengan pemanfaatan komputer.
3.
Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa tes hasil
belajar
siswa
pada ranah
kognitif tingkat
C2
antara
lain:
menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, menyimpulkan, meringkas dan menjelaskan. 4.
Materi-materi yang diambil dari konsep listrik dinamis pada penelitian ini antara lain: arus listrik, beda potensial, hukum Ohm, hambatan listrik dan rangkaian hambatan listrik.
5
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan di atas penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep siswa dalam mempelajari konsep listrik dinamis?”.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemanfaatan multimedia interaktif pada pembelajaran konsep arus listrik terhadap pemahaman konsep siswa di kelas X.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa, guru, sekolah maupun instansi pendidikan lainnya. 1.
Siswa, melalui penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadapa konsep-konsep fisika.
2.
Guru, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai model pembelajaran dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran.
3.
Sekolah dan instansi pendidikan lainnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan informasi dan kajian dalam pengembangan pembelajran IPA khususnya fisika, dan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya.
4.
Stake holder, meningkatkan keterampilan guru untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1.
Hakikat belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Prinsip belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan empat pilar pendidikan universal seperti dirumuskan UNESCO yaitu:2
Learning to how
Belajar itu didasarkan tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada proses belajar. Dengan proses belajar siswa tidak hanya sadar akan apa yang harus dipelajari, tetapi juga memiliki kesadaran dan kemampuan bagaimana cara mempelajari yang harus dipelajari itu.
Learning to do
Belajar tidak hanya sekedar mendengarkan dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
Learning to be
Belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.
Learning to live Belajar untuk bekerjasama.
1
Muhibbidin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.87 2 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 108-109
6
7
together
Belajar menurut James O.Wittaker, adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.3 Sedangkan menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.4 Secara tidak langsung apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan satu bagian dari sebuah proses belajar, apa yang kita lakukan dengan baik maka akan merubah tingkah kita menjadi lebih baik. Menurut Gagne belajar adalah kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memeliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timulnya kapabilitas tersebut merupakan hasil dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.5 Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana terjadinya perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman. Belajar itu tidak hanya tidak hanya sekedar pengalaman namun belajar adalah proses dan bukan suatu hasil, karena belajar itu berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian perubahan tingkah laku pada diri individu merupakan hasil dari suatu proses belajar. Suatu proses memperoleh pengetahuan yang dapat mengubah kemampuan berkreasi seseorang yang bersifat permanen jika dilakukan dengan suatu latihan. Proses belajar tidak dapat dilihat dengan nyata dan bersifat internal, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Dalam kehidupan 3
Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003). h.104 4 Syaiful B. Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), cet ke-3, hal. 13 5 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). h.10
8
sehari-hari tidak ada seseorang berbuat tanpa melibatkan pikiran dan perasaan walaupun hanya sedikit melakukannya. Setiap orang merespon dalam berbagai bentuk aktivitas sebagai makhluk yang utuh. Kategori jenis belajar ini disusun untuk menentukan cara-cara pendidik mengevalusi hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang mereka lakukan.
2.
Pemahaman Konsep Pemahaman diartikan dari kata understanding yang diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi yang dipelajari, hal ini sejalan dengan pendapat B. Bloom yang mendefinisikan pemahaman sebagai kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari.6 Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dariinformasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis
atau
sebaliknya,
meramalkan
berdasarkan
kecenderungan
tertentu(ekstrapolasi dan interpolasi), serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri.7 Pengertian pemahaman juga dapat diartikan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan
dan
dapat
memanfaatkan
isinya
tanpa
keharusan
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.
6
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter w. Airasian (et.al), A taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing, (New York: Longman, 2001), h. 63 7 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2006), h. 15.
9
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingatmemahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: menerjemahkan (translation), menginterpretasi (interpretation), mengekstrapolasi (extrapolation). Menurut Oemar Hamalik, konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut) umum. Misalnya konsep demokrasi, konsep kuda, konsep bangunan, mobil, dan sebagainya. Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah suatu yang sangat luas.8 Dalam pengertian lain, konsep dapat didefinisikan dalam berbagai hal seperti berikut:9 a.
Konsep adalah gambaran dari ciri-ciri sesuatu objek sehingga dapat membedakannya dengan objek lainnya (Good, dalam Resna, dkk).
b.
Konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Rosser dalam Ratna W.D).
c.
Konsep merupakan pembentukan mental dalam dalam mengelompokan katakata dengan penjelasan tertentu yang dapat diterima secara umum (Klausmier).
d.
Konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili suatu kelas stimulus-stimulus (Ratna WD).
8
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bandung: Bumi Aksara, 2010), h. 161-162 9 Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2002), h.50-51.
10
e.
Konsep merupakan definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala (Koentjaraningrat). Berdasarkan pengertian tentang konsep di atas, dapat kita simpulkan
bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. Tidak selamanya siswa dapat belajar konsep langsung dari pada definisi, misalnya bagi mereka yang masih berada di bawah taraf berfikir normal. Oleh karna itu, diperlukan contoh-contoh dalam rangka memahami suatu konsep yang ada pada suatu definisi. Menurut Ausubel, konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep dan asimilasi konsep, formasi konsep merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak masuk sekolahh, formasi konsep dapat disamakan dengan belajar konsep konkret menurut gagne. Asimilasi konsep merupakan cara utama memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah.10 Revisi teori kognitif yang dikemukakan oleh B. Bloom terhadap enam kategori proses, yaitu satu kategori yang berhubungan dengan ingatan (mengingat) dan lima kategori lainnya yang berhubungan dengan transfer (memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta). Tabel 2.1 Revisi Teori Kognitif B. Bloom No. 1. 2. 3. 4. 5.
Sebelum Direvisi Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis
6.
Evaluasi
10
Setelah Direvisi Mengingat (knowledge) Memahami (understanding) Menerapkan (apply) Menganalisis (analysis) Mengevaluasi (evaluation) Menciptakan/membuat hasil karya (create)
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 81.
11
Berdasarkan dari definisi pemahaman dan konsep, bisa kita simpulkan bawha pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dalam proses kognitif terutama yang berhubungan dengan salah satu bagian kategori transfer yaitu memahami (understand). “memahami, membangun pengertian dari pesan instruksional termasuk pesan secara lisan, tulisan, dan komunikasi secara grapis”.11 Siswa telah dianggap paham ketika mereka telah mampu membangun hubungan antara pengetahuan “baru” yang mereka dapat dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya (prior knowledge). Proses kognisi pada kategori memahami termasuk menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, membuat kesimpulan, meringkas, membandingkan, dan menjelaskan.
Menginterpretasi
Menginterpretasi terjadi ketika siswa dapat mengganti satu bentuk
(Interpretasi)
informasi ke bentuk informasi lainnya. Menginterpretasi termasuk mengganti suatu bentuk tulisan kebentuk tulisan lainnya, suatu bentuk gamabar ke bentuk tulisan, suatu bentuk tulisan ke bentuk gambar, bentuk angka ke bentuk tulisan, bentuk tulisan ke bentuk angka, dan sebagainya. Dalam menginterpretasi, jika siswa diberikan suatu bentuk informasi mereka dapat merubah ke dalam bentuk lainnya. Dalam bidang sains misalnya, suatu bentuk objektif dari berbagai fenomena alam dapat dipelajari dengan menghadirkan bentuk objek gambar. Item soal evaluasi yang cocok adalah dengan meminta siswa
untuk
menggambarkan
suatu
ilustrasi,
misalnya
menggambarkan ilustrasi terjadinya fenomena gerhana bulan atau matahari.
11
h.70.
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy…,
12
Mencontohkan
Mencontohkan terjadi ketika siswa diberikan contoh yang spesifik
(Exemplifying)
dari konsep atau aturan yang bersifat umum. Mencontohkan termasuk mengidentifikasi yang dibatasi oleh tanda-tanda dari konsep atau aturan yang bersifat umum. Siswa diberikan konsep atau aturan dan diharuskan memilih atau membuat contoh yang spesifik dari konsep atau aturan tersebut yang tidak diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam sains, sebagai contoh yang objektif, siswa harus dapat memberikan contoh dari beberapa macam senyawa kimia. Tes yang diberikan meminta siswa untuk dapat menempatkan senyawa anorganik dalam studi lapangan yang dilakukan dan menjelaskan mengapa senyawa tersebut termasuk kedalam senyawa anorganik.
Mengkalasifikasi Mengklasifikasi terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu (Classifying)
termasuk ke dalam kategori tertentu, sebagai contoh konsep atau aturan. Mengklasifikasi termasuk mendeteksi tanda-tanda relevan yang “cocok” dengan dua hal yaitu contoh spesifik atau dengan konsep (aturan). Mengkalisifikasi merupakan pelengkap dari proses mencontohkan. Mencontohkan dimulai dengan konsep aturan umum dan menuntun siswa untuk menemukan contoh spesifik dan kemudian menuntut siswa untuk menemukan konsep atau aturan yang lebih umum.
Membuat
Membuat kesimpulan terjadi ketika siswa menyarankan sebuah
kesimpulan
pertanyaan yang menggambarkan informasi yang ada atau
(summarizing)
gambaran dari tema umum. Membuat kesimpulan termasuk di dalamnya membangun suatu pertunjukan, dan penggambaran dari menyimpulkan itu sendiri seperti menentukan sebuah tema atau pikiran utamanya. Bentuk alternatif dari menyimpulakan adalah menggeneralisasi dan penggambaran. Contoh objektif dalam sains, menyimpulkkan kontribusi utama dari ilmuan terkenal setelah membaca karya tulis yang ditentukan missal tentang Charles Darwin dan menyimpulkan pikiran utamanya.
Meringkas
Meringkas termasuk di dalamnya menemukan suatu bentuk dari
13
(Inferring)
suatu komponen contoh. Meringkas terjadi ketika siswa dapat menggambarkan sebuah konsep atau aturan yang berupa dana hitung dari seperangkat
contoh dengan
memasukan
kode
(Encoding) tanda-tanda yang relevan dari setiap contoh dan yang paling penting adalah dengan mencatat hubungan antara mereka. Proses dari meringkas termasuk membuat perbandingan antara contoh samapai hubungan antar kalimat dari seluruh set. Sebagai contoh, untuk menentukan nomor berapa yang akan muncul nantinya, siswa harus bisa mendefinisikan pola-pola bilangan terlebih dahulu. Membandingkan
Membandingkan berisi menemukan satu demi satu hubungan
(Comparing)
anatara bagian dan pola dari suatu objek, kejadian, atau ide. Dalam membandingkan, ketika siswa diberikan informasi baru, siswa mendeteksi hubungan dengan berbagai pengetahuan lainnya. Sebagai contoh dalam sains, sampel yang objektif dapat belajar untuk membandingkan rangkaian listrik dengan beberapa system yang sama. Dalam penilaianm pertanyaan yang disampaikan ke siswa “Bagaimana suatu rangkaian listrik seperti aliran air melalui sebuah pipa?” Membandingkan juga melibatkan penentuan hubungan antara dua atau lebih objek yang ditampilkan, kejadian, atau ide. Teknik utama untuk penilaian pada tingkat proses kognitif dari membandingkan adalah pemetaan. Dalam pemetaan, siswa harus menunjukan bagaimana setiap bagian dari suatu objek, ide, masalah atau situasi yang berhubungan masing-masing bagiannya dengan yang lain. Contoh, siswa diminta secara terperinci bagaimana batere, kabel, dan resistor dalam suatu rangkaian listrik sama seperti pompa, pipa, dan konstruksi pipa dalam sistem aliran air.
Menjelaskan
Menjelaskan
terjadi
ketika
siswa
dapat
membangun
dan
(Eksplaining)
menerapkan prinsip sebab-akibat dari suatu sistem. Dalam menjelaskan, ketika diberikan penggambaran dari suatu sistem, siswa mengembangkan dan menggunakan model sebab-akibat dari sistem tersebut. Sebagai contoh dalam sains, suatu objek dapat
14
dijelaskan prinsip kerjanya berdasarkan hukum fisika. Penilaian yang berhubungan meminta siswa yang telah belajar hokum Ohm untuk menjelaskan apa yang terjadi pada aliran arus batere yang kedua ditambahkan ke dalam rankaian, atau meminta siswa yang pernah ,elihat video dengan lampu badai untuk menjelaskan bagaimana perbedaan dalam hal efek temperature dibandingkan dengan video menggunakan lampu biasa.
3.
Multimedia Interaktif
a.
Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara” atau “pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.12 Menurut menurut Martin dan Briggs, media adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer, televisi, proyektor dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut.13 Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.14 Komunikasi tidak dapat berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media apabila dipahami secara garis besar hakikatnya adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Bisa juga dikatakan media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis 12
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 3. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional). (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 9. 14 Daryanto. Media Pembelajaran : Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. (Yogyakarta : Gava Media, 2010). h. 7 13
15
dan elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara sadar siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan tahapan kemampuannya, Jadi pengertian dari media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar sehingga siswa terangsang minat dan perhatiannya untuk belajar. Pada
proses
pembelajaran,
media
pembelajaran
berguna
untuk
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan katakata tertulis dan penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya indera, membuat siswa lebih aktif dan mengurangi sifat pasifnya, mengakomodir perbedaan individu siswa, dan membuat pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Ada tiga keistimewaan yang dimiliki media sebagai media pembelajaran yaitu: 1) Media
memiliki
kemampuan
untuk
menangkap,
menyimpan
dan
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. 2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. 3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan suatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Dari peran media yang telah dipaparkan disini, harus juga memperhatikan beberapa tujuan dari penggunaan media pembelajaran diantaranya harus meningkatakan motivasi belajar siswa. Sehingga menghapus paradigma dari fisika yang sulit. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajaran dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pembelajaran untuk melakukan praktik dengan benar.
16
b. Macam-Macam Media Media yang kita kenal tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya dapat dilihat dari jenisnya, daya liputannya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semuanya dijelaskan berikut ini.15 1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam: a) Media auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran. b) Media visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. c) Media audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media pertama dan kedua. 2) Dilihat dari liputannya, media dibagi ke dalam: a) Media dengan daya liput luas dan serentak Penggunaan media ini tidak terbatas oleh ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
15
Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), ed.revisi, h. 124-126
17
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
c) Media untuk pengajaran individual Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui computer. 3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam: a) Media sederhana Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. b) Media kompleks Media ini adalah media yang bahan pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
c.
Multimedia Interaktif Pembelajaran Multimedia merupakan media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Secara etimologis multimedia berasal dari kata “multi” (Bahasa latin, nouns yang berarti banyak, bermacam-macam), dan “medium”. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi. Jadi subjek multimedia adalah informasi yang bisa dipresentasikan kepada manusia.16 Multimedia terbagi menjadi dua ketegori, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioprasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah multimedia yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang 16
Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 1
18
menghubungkan pengguna dengan program, baik melalui penekanan tombol, klik atau pergerakan mouse, pergerakan track ball, pergerakan joystick, maupun sentuhan pada layar sentuh (touch screen). Contohnya adalah interaksi dalam bentuk teks atau pertanyaan yang kemudian setelah pengguna menjawab makna program mengeluarkan respon atau umpan balik (feedback).17 Multimedia adalah piranti teknologi yang terdiri dari piranti keras (hardware) dan piranti lunak (software). Piranti keras (hardware) adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, TV dan sebagainya. Sedangkan piranti lunak (software) adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, dan lain sebagainya. Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.18 Dengan demikian multimedia pembelajaran adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai macam kombinasi grafis, teks, suara, video, dan animasi, penggabungan ini merupakan kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi dari pada pembelajaran itu sendiri. Joyce dan Weil mengatakan bahwa model mengajar adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang mengembangkan perencanaan kurikulum, kursuskursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan pembelajaran, buku-buku pembelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer.19 Multimedia interaktif dapat menyediakan alat-alat yang dibutuhkan siswa dalam mengajar sehingga siswa dapat memahami bagaimana cara belajar dan memperoleh informasi. Sesuai dengan hakikat mengajar menurut Joyde dan Weil 17
Gatot Pramono, “Interaktifitas dan Learning Kontrol Pada Multimedia Interaktif”, dalam Jurnal Teknologi Pendidikan. No. 19/X/TEKNODIK/DES/2006, h. 42. 18 Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia……….. h. 26. 19 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke-6
19
yaitu membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, serana dalam mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara belajar.20
d. Konsep Multimedia Interaktif Pada tahun 90-an, konsep multimedia mulai bergeser sejalan dengan perkembangan teknologi komputasi yang demikian cepat. Saat ini istilah multimedia diartikan bentuk transmisi teks, audio dan grafis dalam periode bersamaan (Simonson dan Thompson) dimaknai sebagai suatu sistem komunikasi iteraktif berbasis komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, menyajikan dan mengakses kembali informasi berupa teks, grafis, suara, video atau animasi (Gayestik). Dengan teknologi komputer saat ini, sudah memungkinkan untuk menyimpan, mengolah dan menyajikan kembali sumber suara dan video dalam format digital. Rob Philips menjelaskan makna interaktif sebagai suatu proses pemberdayaan mahasiswa untuk mengendalikan lingkungan belajar. Dalam konteks ini lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer. Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Kualitas interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan oleh kecanggihan program komputer.
Schweir dan Misanchuk menyatakan,
sedikitnya ada tiga tingkatan yaitu: (a) reaktif, (b) proaktif, dan (c) mutual interaksi.
e.
Peran Multimedia dalam Pembelajaran Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia
pendidikan memerlukan tenaga profesional yang memanfaatkan kemajuan tersebut. Dunia pendidikan tidak berorientasi pada suatu pendekatan yang tradisional, misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah atau diskusi saja. Pada masa kini, proses belajar mengajar membutuhkan berbagai pendekatan 20
Ibid
20
multimedia. Artinya proses belajar mengajar yang dapat menimbulkan semangat. Motifasi peserta didik dan tidak menimbulkan verbalisme pada diri siswa. Penggunaan salah satu pendekatan tadi (metode ceramah) tidak berarti kurang baik, akan tetapi jika menggunakan metode yang bervariasi hasilnya akan berbeda dan bisa jadi lebih efektif dan efisien. Ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar dan diamati melalui panca indera. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan siswa. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik dari dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran mengandung aspekaspek alat dan teknik yang erat pertaliannya dengan metode mengajar.
f.
Manfaat Media dalam Pembelajaran Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
lebih menarik, lebih kreatif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja serta sikap belajar dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu: 1) Memetakan dasar-dasar konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi
kepahaman
yang
bersifat
verbalisme.
Misalnya,
untuk
menjelaskan bagaimana sistem peredaran darah pada manusia, digunakan film. 2) Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin untuk dibawa ke dalam kelas. Misalnya pesawat, hewan-hewan besar, alat-alat perang. 3) Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang terlalu lambat. Misalnya gerak planet-planet, perubahan wujud suatu zat, metamorphosis. 4) Membangkitkan motivasi belajar siswa. 5) Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar.
21
6) Bahan pelajaran dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain. 7) Memungkinkan untuk menampilkan objek langka seperti peristiwa gerhana matahari total atau binatang yang hidup di kutub. 8) Menampilkan objek yang sulit diamati telanjang mata, misalnya mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop. Multimedia pembelajaran memiliki banyak keunggulan, multimedia pembelajaran melibatkan hampir semua unsur-unsur indra. Penggunaan multimedia dapat mempermudah siswa dalam belajar dan juga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan multimedia akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa.
g.
Karakteristik Pembelajaran Multimedia Interaktif Salah satu komponen dalam sistem pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik multimedia pembelajaran itu sendiri adalah: 1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. 2) Bersifat
interaktif,
dalam
pengertian
memiliki
kemampuan
untuk
mengakomodasi respon pengguna. 3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain. Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut: 1) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. 2) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. 3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.
22
4) Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain. Ada beberapa tahapan pengembangan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran multimedia, yaitu: 1) Concept Tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audience, dalam hal ini tentunya siswa). Selain itu menentukan macam aplikasi (presentasi, interaktif, dll) dan tujuan aplikasi (hiburan, pelatihan, pembelajaran, dan lainnya). 2) Design. Tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk program. 3) Material connecting. Tahap ini dimana pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan dilakukan. Tahap ini dapat dikerjakan parallel dengan tahap assembly atau dengan tahap linier. 4) Assembly. Tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Proses pembuatan/produksi melibatkan tenaga spesialis yang terampil atau mampu memanfaatkan berbagai jenis software. Pembuatan aplikasi multimedia ini berdasarkan struktur navigasi yang berasal dari tahap desain. 5) Testing. Dilakukan setelah tahap pembatas (assembly) dengan menjalankan aplikasi/program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini disebut juga dengan tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. 6) Distribution. Tahap ini dimana aplikasi disimpan dalam suatu media penyimpanan. Pada tahap ini jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut. Pemanfaatan multimedia untuk kegiatan pembelajaran dapat dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada disekolah.
23
h. Format Pembelajaran Multimedia Interaktif Format sajian pembelajaran multimedia interaktif dapat dikategorikan kedalam lima kelompok sebagai berikut:21 1) Tutorial Pembelajaran tutorial dengan multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara turorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Program tutorial ini memperkenalkan materi pelajaran baru kepada siswa dan kemudian ditindak lanjuti dengan latihan dan praktek. Program ini pada umumnya juga menyediakan tes awal dan tes akhir berkenaan dengan materi yang diajarkan. Program ini digunakan sebagai review terhadap pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya guru mengecek dan menambah retensi konsep-konsep. 2) Drill dan Practice Drill dan practice ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep.22 Program ini menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan soal dan pertanyaan yang tampil selalu berbeda atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar, lengkap dengan penjelasanny sehingga diharapkan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir pengguna bisa melihat skor yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soalsoal yang diajukan. 3) Simulasi Dalam program ini situasi-situasi kehidupan nyata disajikan kepada siswa. Mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk memanipulasi pesawat terbang, atau pengendalian pembangkit tenaga listrik, tenaga nuklir dan lain-lain, pada dasarnya format ini mencoba memberikan
21 22
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, (1997), h. 158 Ibid h.160.
24
pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko. 4) Percobaan atau eksperimen Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditunjukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain
berdasarkan
petunjuk tersebut. Dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut. 5) Permainan Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.
i. CAI (computer Assisted Instruction) Dalam kegiatan pembelajaran dengan pamanfaatan multimedia interaktif, tentu saja tidak terlepas dari perangkat kerasnya yaitu berupa perangkat komputer, pemanfaatan komputer dalam pembelajaran ini sebagai pencipta proses belajar dan pembelajaran itu sendiri. Pemanfaatan komputer dalam penelitian ini dikenal dengan istilah CAI (computer Assisted Instruction)23. Dalam pemanfaatan komputer ini meskipun computer secara mutlak tidak dapat menggantikan proses pembelajaran dengan tatap muka, namun antara peserta didik dengan komputer dapat berkomunikasi dan terjadi interaksi secara mandiri, dengan demikian dapat menghasilkan sebuah hasil belajar yang efektif. Secara umum jenis CAI dalam proses pembelajaran memiliki dua peranan yaitu24:
23
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2009),
24
Ibid h. 82.
h. 77.
25
1). Sebagai tutor pengganti. Pada jenis ini para siswa dapat berpartisipasi dalam suatu dialog secara interaktif. Dalam model ini para siswa berinteraksi langsung dengan komputer yang diprogram secara khusus untuk memberikan reaksi atau respon dari stimulus atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. Komputer tersebut kemudian dapat menyediakan informasi belajar tambahan sebagai pelengkapnya, yang selanjutnya menghendaki adanya jawaban segera oleh para siswa yang bersangkutan. 2). Jenis yang kedua adalah laboratorium simulasi, yang menyediakan kemudahan bagi para siswa yang hendak melaksanakan eksperimen berdasarkan sistem model yang telah diprogramkan ke dalam komputer melalui CAI tersebut. CAI memiliki keluwesan dan kemampuan untuk memberikan pelajaran dan penanaman konsep secara bervariasi, maka model tersebut dianggap sebagai seorang tutor pengganti yang sabar tanpa batas sekaligus dapat memberikan bantuan kepada para siswa bahan referensi yang diperlukan dan menarik perhatian serta kreatifitas siswa. W.S. Winkel mengemukakan, penggunaan media komputer di lingkungan sekolah dapat membuka peluang-peluang baru yang akan mempunyai dampak terhadap cara mengelola administrasi sekolah, administrasi pengajaran dan pengajaran di dalam kelas. Secara singkat manfaat penggunaan media komputer adalah sebagai berikut25: 1) Memperlancar administrasi sekolah, misalnya menyimpan dan mengolah data identifikasi siswa, penyusunan jadwal pelajaran, registrasi dan peminjaman buku-buku di perpustakaan. 2) Memperlancar administrasi pengajaran (computer- managed istruction), misalnya registrasi dan pengolahan data evaluasi belajar untuk masing-masing siswa dan untuk satuan-satuan kelas, registrasi dan pengolahan data testing. Dengan demikian, dalam waktu singkat, tenaga pengajar dan tenaga pembimbing dapat memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemajuan masing-masing siswa dan perbedaan-perbedaan antara satuan-satuan kelas.
25
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), h. 288.
26
3) Menyajikan permasalahan (problem) kepada siswa untuk dipecahkan. Sebagaimana terjadi dalam rangka latihan menerbangkan pesawat terbang (simulator), dan pendidikan tenaga medis yang harus menentukan diagnosis berdasarkan data yang disajikan oleh komputer pada layar TV. 4) Berperan sebagai guru/dosen. Materi pelajaran telah diprogram dan terdapat dalam ingatan komputer (memory). Siswa tidak lagi berinteraksi dengan seorang manusia yang menjadi guru, melainkan berinteraksi dengan komputer yang berperan sebagai guru dan memberikan tanggapan terhadap jawaban atau gagasan dari siswa (computer assisted instruction). Bahkan, dimungkinkan sejumlah siswa mempelajari materi yang sama pada waktu yang sama pula; masing-masing siswa menangani suatu terminal yang dihubungkan dengan komputer pusat. Dengan demikian, tercipta variasi program pembelajaran bagi masing-masing siswa (pembelajaran individual) yang merupakan terobosan baru dalam suatu pembelajaran. Penggunaan CAI yang telah dirakit dan direncanakan sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan media pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut, antara lain26: 1) Penggunaan komputer dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai, yaitu menciptakan program pembelajaran individual bagi siswa. 2) Kelebihan media komputer dalam menyajikan konsep, prosedur dan prinsip yang tidak dimiliki oleh media lain selama ini. 3) Kelebihan dalam bentuk format yang dapat digunakan secara langsung secara interaktif oleh siswa. format ini antara lain dilihat dari sistematika materi, penampilan bagian-bagian penting, kejelasan huruf, keserasian warna, termasuk juga kualitas audio sebagai pendukung. Sebagai media pembelajaran format sangatlah penting sebagai salah satu daya tarik siswa untuk melakukan eksplorasi. Semakin tinggi tingkat interaksi siswa dengan media komputer diharapkan semakin tinggi pula pemahamannya terhadap konsep dalam media komputer tersebut.
26
Ibid h. 289.
27
4) Kemampuannya dalam menyusun suatu pola kerja, kemampuan dasar, pemahaman pokok, keterampilan aplikasi, sesuai dengan kebutuhan individual siswa, sehingga guru dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.
4.
Listrik Dinamis Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian
listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka yaitu suatu rangkaia yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian tertutup adalah rangkaian yang telah dihubungkan dengan sumber tegangan.
(A)
(B)
Gambar 2.1 (A) Rangkaian Terbuka dan (B) Rangkaian Tertutup
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran muatan listrik identik dengan aliran air, perhatikan gambar di bawah! A
B
a) Aliran listrik
A
B
b) Aliran air
Gambar 2.2 Ilustrasi Arah Arus Listrik Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air di bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A ke bejana B atau dikatan
28
bahwa potensial di A lebih tinggi dari pada potensial di B sehingg terjadi aliran muatan listrik dari A ke B. jadi, dapat dikatakan bahwa mutan listrik positif mengalir dari titik potensial tinggi ke titik potensial rendah. Selanjutnya aliran muatan listrik positif dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan listrik positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila terdapat beda potensial. Pada perkembangan selanjutnya setelah elektron ditemukan oleh ilmuan fisika J.J Thompson (1856-140) ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukan muatan listrik positif melainkan muatan listrik negative yang disebut elektron. Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi (berlawanan dengan arah aliran muatan listrik positif), namun hal ini tidak menjadikan suatu masalah, karna banyaknya elektron yang mengalir pada suatu penghantar sama dengan muatan positif yang mengalir, hanya arahnya saja yang berlawanan. Jadi, arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut arus konvensional.
a.
Kuat arus listrik Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan
banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu. Jika jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan
:
I
: kuat arus listrik (A)
q
: banyaknya muatan listrik yang mengalir (C)
t
: waktu yang diperlukan (s)
29
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb adalah muatan listrik yang melalui sebuah titik pada suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu amper dan mengalir selama satu sekon.
b. Mengukur kuat arus listrik Arus listrik hanya mengalir pada suatu rangkaian tertutup yaitu suatu rangkaian yang tidak berpangkal dan tidak berujung. Untuk menentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik, digunakan alat ukur amperemeter. Cara penggunaan ampere meter: 1) Dipasang seri pada rangkaian yang akan diukur kuat arusnya. 2) Untuk amperemeter yang batas ukurnya lebih dari satu, pilihlah terlebih dahulu batas ukur yang terbesar. 3) Bila amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus searah, kutub (+) amperemeter dihubungkan dengan kutub (+) pada rangkaian, dan kutub (-) dengan kutub (-) pada rangkaian.
Gambar 2.3 Amperemeter Cara membaca skala amperemeter:
30
c. Beda potensial Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat pada suatu benda. Suatu benda dikatan memiliki potensial potensial listrik lebih tinggi jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak. Beda potensial listrik timbul akibat dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik yang lain. Secara matematis beda potensial dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan
:
V
: Beda potensial (Volt)
W
: usaha/energy (Joule)
q
: muatan listrik (Coulomb)
d. Mengukur Beda potensial Untuk mengukur beda potensial listrik pada rangkaian digunakan alat voltmeter. Cara penggunaan voltmeter: 1) Dipasang paralel dengan rangkaian yang akan diukur tegangannya (beda potensialnya). 2) Posisi awal sebelum digunakan pada angka nol. 3) Untuk voltmeter yang memiliki batas ukur lebih dari satu, pilihlah terlebih dahulu batas ukur terbesar, bila jarum tidak menyimpang baru diganti dengan batas ukur di bawahnya.
31
Gambar 2.4 Voltmeter Cara membaca voltmeter:
Gambar 2.5 Cara Memasang Ammeter dan Voltmeter
e.
Hukum ohm dan hambatan Listrik Dalam rangkaian tertutup, arus yang mengalir ditimbulkan oleh sumber
tegangan. Semakin besar sumber tegangan, semakin besar kuat arus yang mengalir. Menurut Simon Ohm hubungan antara sumber tegangan dengan kuat arus listrik dapat dinyatakan bahwa “kaut arus yang mengalir pada suatu rangkaian sebanding dengan beda potensial (tegangan) pada ujung-ujung penghantar, atau ditulis dengan persamaan:
32
Keterangan
:
I
: Kuat arus listrik (A)
V
: Beda potensial (V)
R
: Hambatan (Ohm)
Besar kecilnya hambatan suatu penghantar bergantung antara lain pada panjang kawat penghantar, luas penampang penghantar, dan jenis kawat penghantar yang dipakai, persamaan dari hambatan suatu penghantar dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan
f.
:
R
: Hambatan (Ohm)
ρ
: Hambat jenis kawat penghantar (Ohm.m)
l
: Panjang kawat penghantar (meter)
A
: Luas penampang penghantar (m2)
Rangkaian hambatan listrik
1) Rangkaian hambatan seri
Gambar 2.6 Rangkaian Seri
Hambatan-hambatan rangkaian seri dapat disederhanakan dengan satu buah hambatan pengganti, yang besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
RS = Besar hambatan pengganti rangkaian hambatan seri Pada hambatan rangkaian seri berlaku:
33
a) Kuat arus pada masing-masing hambatan bernilai sama. I1 = I2 = Itotal b) Tegangan pada masing-masing hambatan merupakan jumlah dari tegangan total. V1 + V2 = Vtotal V1 = Itotal. R1 V2 = Itotal. R2 2) Hambatan rangkaian paralel
Gambar 2.7 Rangkaian Paralel
Beberapa rangkaian yang disusun secara paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan pengganti dengan nilai:
Pada rangkaian hambatan paralel berlaku: Kuat arus pada masing-masing hambatan berbeda. Besarnya arus masingmasing arus cabang ditentukan dengan menggunakan Hukum I Kirchoff yang berbunyi: “pada suatu titik percabangan, jumlah arus yang masuk pada titik cabang sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik cabang”.
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian penerapan multimedia interaktif pada pembelajaran telah dilakukan oleh: 1.
Mohammad Noor Faizin (2009) dengan judul penelitiannya Penggunaan Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Pada Konsep Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap.
2.
Achmad Samsudin (2008) dengan judul penelitiannya Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Optika Geometri Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa.
3.
Isep Budiman (2008) dengan judul Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Dualisme Gelombang Partikel Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis.
4.
Henrica Chrisri Astuti (2008) dengan judul penelitian Praktikum Mandiri Tekanan Osmotic Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generic Sains Siswa.
5.
Ade Sartono (2008) dengan judul penelitian Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Struktur Atom Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA.
6.
Jorge Foncese E Triandade (2005) dengan judul penelitiannya Improving Physics Learning with Virtual Enviorenment: An Example on the Phase of Water. Berikut laporan dari masing-masing hasil penelitian setelah multimedia
interaktif diterapkan pada pembelajaran: 1.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Noor Faizin menunjukan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menjadikan sikap siswa saat belajar menjadi lebih baik.
2.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad Samsudin menunjukan bahwa model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep Optika Geometri dibanding model pembelajaran konvensional. Selain itu, penggunaan model pembelajaran MMI Optika Geometri juga dapat memperbaiki sikap belajar siswa.
35
3.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Isep Budiman menunjukan bahwa model pembelajaran multimedia interaktif dualism gelombang partikel dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pada setiap aspek pemahaman konsep, yaitu: translasi, iinterpretasi dan ekstrapolasi. Disamping itu, model pembelajaran multimedia interaktif dualism gelombang partikel dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
4.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Henrica Christi Astuti menunjukan bahwa pembelajaran praktikum mandiri berbasis multimedia komputer dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Pembelajaran praktikum mandiri berbasis multimedia komputer ini juga dapat meningkatkan kemampuan generi siswa. Selain itu, model pembelajaran ini mendapat respon positif dari guru dan siswa, karena model pembelajaran yang dikembangkan mudah dioprasikan, dan dapat mengaktifkan siswa, mendukung teori dan praktikum di laboratorium, membangkitkan motivasi, meningkatkan penguasaan konsep, melatih berpikir karena harus memahami teks/tabel/grafik, dan menyadari peranan praktikum mandiri dalam mendukung praktikum di laboratorium.
5.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ade Sartono menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran struktur atom (MPSA) berbasis multimedia untuk meningkatkan literasi sains direspon positif oleh siswa. Hal ini ditunjukan oleh keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sangat aktif, antusias, tekun, kerjasama baik oleh kelompok, dan menunjukan kejujuran, serta menunjukan suasana belajar yang sangat kondusif. Demikian pula, respon guru sangat positif terhadap model pembelajaran yang telah diterapkan.
6.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jorge Fonsece E Triandade menunjukan bahwa siswa bisa memperbaiki jawaban yang dimana sering terjadi miskonsepsi sebelum menggunakan multimedia dan miskonsepsi tidak terjadi ketika menggambarkan materi dengan virtual grafik 3-D.
36
C. Kerangka Berpikir Dewasa ini proses pembelajaran di kelas didominasi oleh metode konvensional, metode ini tidak buruk namun membuat proses belajar mengajar menjadi menjenuhkan, dominannya verbalisme dalam pembelajaran membuat siswa bosan untuk mengikuti pembelajaran. Metode konvensional kurang mampu untuk menjelaskan konsep-konsep yang abstrak saat pembelajaran, akan terjadi kesalahpahaman pada siswa jika guru memaksakan untuk menjelaskan konsep abstrak hanya dengan metode konvensional, sehingga mempengaruhi pada pemahaman konsep siswa. Untuk itu dibutuhkan sebuah alternatif agar pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan
dan
dapat
mengurangi
kesalahpahaman dalam pembelajaran. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat menjadi suatu alat bantu pembelajaran. Konsep listrik dinamis merupakan salah satu konsep abstrak yang terdapat pada pelajaran fisika, materi ini cukup rumit jika hanya dijelaskan tanpa menggunakan media. Tampilan menarik dan kemudahan dalam pengoprasian multimedia interaktif akan membuat siswa menjadi lebih aktif dan lebih jelas untuk memahami materi. Multimedia interaktif pada skripsi ini berbentuk software animasi pembelajaran dengan menitikberatkan pada konsep listrik dinamis. Melalui penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran diharapkan mampu untuk menjadi alternatif dalam pengatasi kekurangan dalam pembelajaran terlebih untuk menjelaskna konsep-konsep abstrak pada materi dan sebagai alternatif agar siswa lebih aktif dan tidak cepat bosan saat belajar sehingga siswa mengalami kemudahan untuk memahaman konsep.
37
Dari penjelasan tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut: Materi Listrik Dinamis merupakan salah satu materi yang kurang diminati siswa, karena materi tersebut bersifat abstrak dan rumus-rumusnya sebagian besar dianggap rumit oleh para siswa, maka diperlukan media yang bisa membuat siswa menjadi mudah untuk memahami materi tersebut
Proses pembelajaran dengan metode konvensional membuat siswa cepat bosan untuk mengikuti pembelajaran, konsep-konsep abstrak tidak cukup hanya dijelaskan secara verbalisme saja.
Pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran fisika khususnya pada konsep-konsep yang bersifat abstrak masih rendah
Rancangan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
Metode pembelajaran rancangan siap di terapkan
Pretest
Penerapan Multimedia interaktif dalam KBM
Posttest
Data hasil belajar siswa
Pengolahan data
Kesimpulan
Gambar 2.8 bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Penggunaan multimedia interaktif tidak berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis H1 : Penggunaan multimedia interaktif berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD kelas X semester genap tahun ajaran 2013-2014, dari bulan Februari 2014 sampai dengan Maret 2014.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen berbeda dengan penelitian eksperimen karena tidak memenuhi tiga karakteristik atau syarat utama dari suatu penelitian eksperimen yaitu manipulasi, kontrol dan randomisasi.1 Pelaksanaannya melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dan kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran dengan metode konvensional.
C. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian berbentuk Non Randomized Control Group Pretest-Posttest Design, dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dan pengaruh dari perlakuan diukur berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir kedua kelompok. Desain penelitian ini tampak pada tabel berikut:2 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008), cet ke-8, hal.114 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), .186.
38
39
Tabel 3.1 Skema Desain Non Randomized Control GroupPretest-Posttest Design Kelompok
Pretest
Perlakuan
Postest
Eksperimen
T1
XM
T2
Kontrol
T1
Xm
T2
Keterangan
: T1
: Tes pemahaman konsep yang diberikan sebelum proses
belajar mengajar dimulai dan diberikan kepada kedua kelompok. XM
: Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk kelompok
eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif. Xm
: Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk kelompok
kontrol dengan menggunakan metode konvensional. T2
:
Tes prestasi yang diberikan setelah proses belajar
mengajar berlangsung dan diberikan kepada kedua kelompok.
D. Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,3 sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah empat kelas. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diambil dua kelas dari 4 kelas yang ada. Adapun sampel yang terpilih adalah kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan X-4 sebagai kelas kontrol.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.11, h. 115 4 Ibid, h. 117.
40
E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. “Probablity Sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.5
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sifat yang akan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas merupakan varabel yang mempengaruhi varabel dependen (terikat). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas pada penelitian ini: Variabel Bebas (X)
: Pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif
Variabel Terikat (Y) : Pemahaman konsep siswa
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian diartikan sebagai alat ukur dalam penelitian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kurikiulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran fisika SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD kelas X semester genap pada konsep Listrik Dinamis. 2. Menulis soal tes berdasarkan kisi-kisi. 3. Mengkonsultasikan instrumen soal dan melakukan revisi kepada dosen pembimbing sebagai perbaikan awal. 4. Melakukan uji instrumen disalah satu kelas di sekolah yang menjadi populasi dalam subjek penelitian berlangsung, yaitu pada kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas penelitian. Pertimbangannya adalah kelas yang
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ……….. hal. 120.
41
lebih tinggi telah mengalami pembelajaran konsep yang sama (Listrik Dinamis) akan digunakan dalam penelitian. 5. Menganalisis hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas butir soal, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrumen, kemudian melakukan revisi ulang melalui konsultasi dengan dosen pembimbing. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif berjumlah 35 soal untuk mengukur tingkat pemahaman konsep fisika siswa pada pokok materi Listrik Dinamis tipe pilihan ganda dengan lima pilihan (option), hal ini dimaksudkan agar dapat mencakup materi yang luas. Sebelum soal dianalisis, terlebih dahulu diuji coba instrumen untuk diketahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen yang akan digunakan dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya. 1.
Validitas Instrumen Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.6 Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan penilaian terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik, yaitu teknik korelasi pearson product moment.7 ∑ √( ∑
6
(∑ ) )( ∑
(∑ ) )
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 65. 7
(∑ )(∑ )
Ibid, h. 72.
42
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X
: skor tiap butir soal
Y
: skor total butir soal
N
: jumlah siswa
Setelah nilai korelasi diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan statistika uji-t dengan rumus: √ √ Keterangan: thitung
: nilai hitung koefisien validitas
rxy
: koefisien korelasi tiap butir soal
n
: jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi 5% (
) dan derajat kebebasan (dk)= n-2. Kaidah keputusannya:
Jika t hitung> t tabel berarti valid, sebaliknya; Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid. Jika instrument valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) pada tabel sebagai berikut:8 Tabel 3.2 Kriteria penafsiran tingkat korelasi
8
Ibid, h. 75.
Interval koefisien
Tingkat Hubungan
0,81-1,00
Sangat tinggi
0,61-0,800
Tinggi
0,41-0,600
Cukup
0,21-0,400
Rendah
0,00-0,200
Sangat rendah
43
Reliabilitas Instrumen
2.
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan rumus KR-20, yaitu:9 (
∑
)(
)
Dimana: r11
: koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
Q
: proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)
∑pq
: jumlah hasil perkalian p dan q
K
: banyaknya item
S
: standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t, dengan rumus: √ √ Keterangan: thitung
: nilai hitung koefisien validitas
rxy
: koefisien korelasi tiap butir soal
n
: jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi 5% (
) dan derajat kebebasan (dk)= n-2. Jika thitung > ttabel maka instrumen
dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada tabel sebagai berikut:
9
Ibid, h. 101.
44
Tabel 3.3 Kriteria penafsiran reliabilitas Kriteria
Koefisien korelasi
3.
reliabilitas
0,00
r 0,20
Kecil
0,20
r 0,40
Rendah
0,40
r 0,60
Sedang
0,60
r 0,80
Tinggi
0,80
r 1,00
Sangat tinggi
Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa
yang menjawab benar butir pada soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan:10
Keterangan: P
: indeks kesukaran
B
: banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh digunakan tabel sebagai berikut:11 Tabel 3.4 Interpretasi kriteria tingkat kesukaran
10
Indeks tingkat kesukaran
Kriteria tingkat kesukaran
0,00-0,25
Sukar
0,26-0,75
Sedang
0,76-1,00
Mudah
Ibid, h.208. Ibid, h. 210
11
45
4.
Daya pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemempuan tinggi dengan siswa yang kemmpuannya rendah.12 Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan ganda adalah.13
Keterangan: DP
: indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA
: banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar : banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan
BB
benar JA
: banyaknya peserta kelompok atas
JB
: banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah
indeks
daya
pembeda
diketahui,
maka
nilai
tersebut
diinterpretasikan pada criteria daya pembeda seperti tertera pada tabel sebagai berikut:14 Tabel 3.5 Interpretasi kriteria daya pembeda
12
Indeks daya pembeda
kriteria daya pembeda
Negatif
Sangat buruk, harus dibuang
0,00-0,20
Jelek (poor)
0,21-0,40
Cukup (satisfactory)
0,41-0,70
Baik (good)
0,71-1,00
Baik sekali (excellent)
Ibid, h. 211 Ibid, h. 213-214. 14 Ibid, h. 218. 13
46
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep.Tes pemahaman konsep merupakan tes yang digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep fisika yang diperoleh siswa setelah diterapkannya multimedia interaktif dalam pembelajaran.Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai.Soal-soal tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda tentang konsep listrik dinamis. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest).
I.
Teknik Analisis Data Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrument penelitian diolah dan dianalisis denagn maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah: 1.
Uji normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak.15 Uji kenormalan yang digunakan adalah uji liliefors. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:16 a.
Menentukan hipotesis: H0: data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: data sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b.
Pengamatan
dijadikan bilangan baku z1,z2,… … . .zn dengan
menggunakan rumus
̅
( ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel). c.
Untuk tiap tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang ( ) 15
(
)
Supardi dan Darwan, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media, 2009), ed.revisi, cetakan ke-2, hal. 82. 16 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2005), cet. II, h. 466.
47
d.
Selanjutnya dihitung preposisi z1, z2,… … . .zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. jika preposisi ini dinyatakan oleh ( ) maka rumusnya adalah: ( )
e.
Hitung selisih ( )
f.
Tentukan nilai
( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
. Nilai ini diambil dari harga yang paling besar diantara
harga-harga mutlak selisih ( )
( ) dan bandingkan dengan nilai
dari
tabel Liliefors. g.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Terima H0 jika L hitung (L0)
L tabel (Lt) 2.
Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
keadaan atau populasi.Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. Penguji menggunakan uji fisher (F) langkah-langkahnya sebagai berikut:17 a.
Menentukan hipotesis H0: H0:
b.
Cari F hitung dengan menggunakan rumus:
c.
Tetapkan taraf signifikan ( )
d.
Hitung Ftabel dengan rumus: Ftabel=F
e.
⁄
(
)
Tentukan kriteria pengujian H0 yaitu: Jika F hitung< F tabel, maka H0 maka H0 diterima (homogen) dan Ha ditolak Jika F
hitung>
F
tabel,
maka H0 maka H0 ditolak (tidak homogen) dan Ha
diterima Adapun pasang hipotesis yang akan diajukan adalah: 17
Ibid, h. 249
48
H0 : kedua kelompok sampel barasal dari populasi yang sama. Ha : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda. 3.
Uji hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk menguji
data yang diperoleh menggunakan rumus uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis: a.
Jika varians populasi homogen, uji statistik yang digunakan adalah :18 ̅
̅ )
√(
Dimana: ( √ b.
)
(
)
Jika varians populasi heterogen, uji statistik yang digunakan adalah ̅
̅
√ Keterangan: ̅
: nilai rata-rata kelompok eksperimen
̅
: nilai rata-rata kelompok kontrol
nA
: jumlah sampel pada kelompok eksperimen
nB
:
jumlah
sampel pada kelompok kontrol
: varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol Sgab
18
: simpang baku gabungan
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ………………..h.273
49
Untuk pengujian hipotesis pada dua kelompok yang homogen, ada beberapa tahap yang harus di tempuh, antara lain : 1) Mencari standar deviasi gabungan 2) Menentukan harga t hitung 3) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus, dk = n1 + n2 - 2 4) Menentukan t tabel 5) Pengujian hipotesis Jika t hitung < t tabel, maka terima Ho, Jika t hitung > t tabel, maka tolak Ho.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan menjelaskan gambaran umum dari data yang terkumpul yang diperoleh pada saat penelitian, meliputi data skor pretest dan posttest dari 34 siswa yang terdiri dari kelas eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif sebanyak 17 siswa dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional sebnyak 17 siswa. Gambaran tentang data-data ini meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, dan nilai standar deviasi. Data skor pretest dan posttest dapat diliahat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol No
Kode
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kode
Siswa
Pretest
Posttest
Siswa
Pretest
Posttest
1
X4-1
20
92
X2-1
20
48
2
X4-2
20
92
X2-2
20
48
3
X4-3
24
60
X2-3
20
64
4
X4-4
24
64
X2-4
24
60
5
X4-5
24
68
X2-5
24
60
6
X4-6
28
68
X2-6
28
80
7
X4-7
28
72
X2-7
28
52
8
X4-8
32
44
X2-8
28
52
9
X4-9
32
52
X2-9
28
36
10
X4-10
32
80
X2-10
32
40
11
X4-11
36
80
X2-11
32
68
12
X4-12
36
84
X2-12
36
60
13
X4-13
36
92
X2-13
40
60
14
X4-14
40
80
X2-14
40
60
15
X4-15
40
92
X2-15
40
88
16
X4-16
48
96
X2-16
40
88
50
51
17
X4-17
48
76
X2-17
48
84
1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan statistik, hasil pretest kelas ekperimen dan kelas kontrol, maka di dapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari pretest tersebut yang disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretest
Data
Eksperimen
Kontrol
Nilai tertinggi
48
48
Nilai terendah
20
20
Rata-rata
32,38
31,68
SD
7,95
7,73
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada gambar 4.1 berikut.
60 50
48 48
40
32.32 31.68 Eksperimen
30 20 20
Kontrol
20 7.95 7.73
10 0 Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
SD
Gambar 4.1 Data Nilai Pretest Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai pretest maksimum kelas ekperimen dan kontrol sebesar 48. Nilai pretest minimum kelas ekperimen dna
52
kontrol sebesar 20. rata-rata nilai pada kelas ekperimen sebesar 32,38, sedangkan nilai rata-rata nilai pada kelas kontrol adalah sebesar 31,68. Standar deviasi pada kelas ekperimen sebesar 7,95, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 7,73.
2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan statistik hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka didapat beberapa nilai pemusatan penyebaran data dari posttest tersebut yang disajikan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Posttest
Data
Eksperimen
Kontrol
Nilai tertinggi
96
88
Nilai terendah
44
36
Rata-rata
76,18
63
SD
14,67
14,12
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada gambar 4.2 berikut.
120 100
96
88 76.78
80 60 40
63 44
Eksperimen Kontrol
36 14.67 14.12
20 0 Nilai tertinggi Nilai terendah
Rata-rata
SD
Gambar 4.2 Data Nilai Posttest
53
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai posttest maksimum kelas eksperimen sebesar 96, sedangkan kelas kontrol adalah sebesar 88. Nilai posttest minimum kelas eksperimen sebesar 44, sedangkan kontrol sebesar 36. rata-rata nilai pada kelas ekperimen sebesar 76,76, sedangkan nilai rata-rata nilai pada kelas kontrol adalah sebesar 63. Standar deviasi pada kelas eksperimen sebesar 14,67, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 14,12.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Berikut ini adalah diagram rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian. 120 96
100 80
Rata-rata Pretest
88
Rata-rata Posttest
76.18
Nilai tertinggi Pretest
63
Nilai Terendah Pretest
60 40
48
44
32.38
Nilai Tertinggi Posttest 36
31.68 20
20
48
14.67 7.95
20
Nilai Terendah Posttest SD Pretest
14.12 7.73
SD Posttest
0 Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Gambar 4.3 menunjukan rekapitulasi data hasil pretest dan posttest pada kedua kelas, yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Untuk data hasil pretest, skor maksimum pada kelas eksperimen adalah 48, skor minimum sebesar 20, rata-rata kelas (mean) sebesar 32,38, dan standar deviasi sebesar 7,95. Sedangkan pada kelas kontrol, skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 48, skor minimum sebesar 20, rata-rata kelas (mean) sebesar 32,68 dan standar deviasi sebesar 7,73.
54
Untuk data hasil posttest, skor maksimum pada kelas eksperimen adalah 96, skor minimum sebesar 44, rata-rata kelas (mean) sebesar 76,18 dan standar deviasi sebesar 14,67. Sedangkan pada kelas kontrol, skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 88, skor minimum sebesar 36, rata-rata kelas (mean) sebesar 63 dan standar deviasi sebesar 14,12 . 4. Hasil Uji Prasyarat Analisi Hasil Belajar a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, untuk menguji normalitas pemahaman konsep siswa dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors pada taraf signifikansi (α) 0,01 dengan kriteria H0 ditolak jika Lhitung lebih besar dari Ltabel dan jika Lhitung lebih kecil dari Ltabel maka H0 diterima. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran. Hasil uji normalitas Pretest dan Posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelas Kontrol Eksperimen
Nilai Pretest Posttest Pretest Posttest
N 17 17 17 17
L hitung
L tabel 0,254 0,254 0,254 0,254
0,2102 0,2303 0,1472 0,0885
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kelas eksperimen dan kontrol baik pretest maupun posttest yaitu Lhitung < Ltabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher varians terkecil banding varians terbesar pada taraf signifikansi α = 0,01. Adapun kriteria pengujian Ho adalah – Ftabel sampel homogen.
kiri
≤ Fhitung
kini
≤ Ftabel
kanan
maka Ho diterima atau
55
Hasil uji homogenitas Pretest dan Posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Homogenitas Varians Terkecil Varians Terbesar -FTabel kiri Fhitung kini Ftabel kanan
Pretest
Posttest
6 3,37 Ho diterima (sampel homogen)
Keterangan
3,37 Ho diterima (sampel homogen)
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai pretest varians terkecil adalah dan nilai varians terbesar adalah
sehingga diperoleh nilai
Fhitung kini = 0,94. Dengan taraf signifikansi 2% (α = 0,02) untuk Ftabel semula dengan dk pembilang = 16 dan dk penyebut = 16 didapat Ftabel semula = 3,37. Sedangkan untuk Ftabel semula
kanan
dengan dk pembilang = 16 dan dk penyebut = 16 didapat Ftabel
= 3,37. Selanjutnya untuk Ftabel kiri = 1/ Ftabel semula = 1/3,37 = 0,296. Karena –
0,296 ≤
≤ 3,37 atau – F
tabel kiri
≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima.
Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen). Pada nilai posttest varians terkecil adalah terbesar adalah
sehingga diperoleh nilai Fhitung
signifikansi 2% (α = 0,02) untuk Ftabel
semula
dan nilai varians kini
= 0,93. Dengan taraf
dengan dk pembilang = 16 dan dk
penyebut = 16 didapat Ftabel semula = 3,37. Sedangkan untuk Ftabel
kanan
dengan dk
pembilang = 16 dan dk penyebut = 16 didapat Ftabel kanan = 3,37. Selanjutnya untuk Ftabel kiri = 1/ Ftabel kanan, yaitu 1/3,00 = 0,296. Karena – 0,296 ≤ Ftabel
kiri
≤ 3,37 atau –
≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen. Karena – Ftabel kiri ≤ Fhitung
kini
≤ Ftabel
kanan
maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen).
56
c. Uji Hipotesis Berdasarkan analisis data berupa uji normalitas dan homogenitas diperoleh kesimpulan bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Data Hasil Belajar Variabel
Sampel
thitung
ttabel
Kesimpulan
Pretest
34
0,267
2,566
Ho diterima
Posttest
34
2,566
Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa thitung Pretest adalah
. dengan
merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi (α = 0,01) dan df sebesar 32 {(17 + 17) -2} diperoleh ttabel sebesar 2,566. Apabila dibandingkan thitung dengan ttabel, maka thitung < ttabel dengan demikian hipotesis nihil (Ho) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif dengan siswa yang menggunakan metode konvensional. Pada uji t posttest diketahui bahwa thitung = dan dengan merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,01 dan df sebesar 32 {(17 + 17) - 2} diperoleh ttabel sebesar 2,566. Apabila dibandingkan thitung dengan ttabel, maka thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep fisika siswa.
B. Pembahasan Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 32,38 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol adalah sebesar 31,68. Sedangkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 76,178 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah sebesar 63, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
57
rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dari pada nilai rata-rata kelas kontrol. Hasil diatas juga diperkuat oleh hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji-t dimana diperoleh thitung ≥ ttabel, dalam hal ini harga ttabel untuk taraf 1% dengan jumlah siswa sebanyak 34 (df = (17+17)-2=32) adalah 2,556, sedangkan hasil penelitian pada konsep Listrik Dinamis diperoleh thitung sebesar 2,675. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti penggunaan multimedia interaktif pada konsep listrik dinamis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep siswa. Keadaan diatas menunjukan bahwa meningkatnya hasil belajar fisika siswa pada konsep listrik dinamis lebih baik dengan menggunakan multimedia interaktif, ini berarti digunakannya multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep yang dialami siswa merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang menggunakan multimedia interaktif lebih menarik dan tidak membuat siswa menjadi cepat bosan, multimedia interaktif juga memperjelas penyampaian materi yang disampaikan guru terlebih yang berisfat abstrak yang dimana tidak cukup jika hanya disampakan dengan kata-kata yang dapat menimbulkan kesalahan dalam penafsiran. Hasil analisis data tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Achamd Samsudin, bahwa penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep dan juga dapat memperbaiki sikap belajar siswa,1 itu dikarenakan handalnya multimedia interaktif dan stimulus yang digunakan, adapun stimulus yang digunakan berupa animasi, variasi warna dan suara-suara yang di rekam di dalam program sehingga membangkitkan semangat belajar siswa. Selain itu Ade Sartono dalam jurnalnya mengungkapakan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat memberikan kepuasan atau pemahaman secara tuntas (masteri learning) kepada siswa 1
Achmad Samsudin, Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Optic Geometri Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa, (Jurnal penelitian pendidikan IPA Vol. II No. 3, November 2008, Bandung: Institut Teknologi Bandung), h. 249
58
mengenai materi yang dipelajari.2 Namun keutamaan yang paling mendasar dari penggunaan multimedia interaktif adalah mempermudah konsep yang kompleks dan bersifat abstrak menjadi lebih sederhana sekaligus mudah dimengerti, dengan demikian penggunaan multimedia interaktif berfungsi untuk meningkatkan pemahaman kosep siswa terahadap pelajaran. Hal di atas juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan Jorge Fonseca e Tridante, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa penggunaan multimedia berupa animasi virtual 3D meningkatkan pemhaman siswa terhadap materi yang disampaikan.3 Dari penjelasan-penjelasan ini maka penggunaan multimedia interaktif memang sangat berpengaruh dalam pembelajaran, terutama untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi yang cukup rumit jika hanya dijelaskan tanpa menggunakan media sama sekali.
2
Ade Sartono, Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Struktur Atom Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. II No. 2, Juli 2008, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia), h. 123. 3 Jorge Fonseca e Tridante, improving physic learning with virtual environments: an example on the phase of water, (Interactive Educational Multimedia, number 11, October 2005, Coimbra: University of Coimbra), h. 224
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep siswa dalam mempelajari konsep listrik dinamis. Hal ini terbukti dengan hasil uji t pada nilai posttest yang diketahui bahwa thitung =
dan dengan
merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,01 dan df sebesar 32 {(17 + 17) - 2} diperoleh ttabel sebesar 2,566. Apabila dibandingkan thitung dengan ttabel, maka thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat menggunakan multimedia interaktif sebagai salah satu alat pendukung untuk lebih memahami konsep-konsep abstrak pada mata pelajaran fisika khususnya. 2. Guru disarankan dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa, hal ini dikarenakan penggunaan multimedia interaktif dapat merangsang minat belajar siswa dan mengatasi kebosanan dalam pembelajaran. 3. Sekolah sebaiknya menyediakan alat-alat pendukung penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran di kelas, agar maksimalnya proses belajar mengajar. 4. Mengingat penelitian ini masih sederhana, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut guna memvaliditas hasil penelitian ini khusunya pengaruh penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran fisika.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010. Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta, 2010. B. Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011. Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1996. Daryanto. Media Pembelajaran : Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media, 2010. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006. Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (ed.revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 2006. E. Slavin, Robert Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks, 2009. Fahslihu, Zain. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI Semester Ganjil. Jakarta : Star Idola, 2012.
60
61
Hamalik, Oemar.
Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bandung: Bumi Aksara, 2010. Jorge Fonseca e Tridante, improving physic learning with virtual environments: an example on the phase of water, (Interactive Educational Multimedia, number 11, October 2005, Coimbra: University of Coimbra), h. 224 Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biolog. Malang: UM Press, 2002. Pramono, Gatot. “Interaktifitas dan Learning Kontrol Pada Multimedia Interaktif”, dalam Jurnal Teknologi Pendidikan. No. 19/X/TEKNODIK/DES/2006, h.42. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2008. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Sartono, Ade. Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Struktur Atom Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. II No. 2, Juli 2008, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia), h. 123. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003. Sofyan, Ahmad dkk.. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetisi. Jakarta : UIN Jakarta Press. 2006. Sudjana, Metoda Statistika, (cet. II) Bandung: Penerbit Tarsito, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. (cet ke-8) Bandung:Alfabeta, 2008.
62
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005. Supardi dan Darwan, Pengantar Statistik Pendidikan. (ed.revisi, cetakan ke-2) Jakarta: Diadit Media, 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara, 2010. W. Anderson, Lorin (et.al), A taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing. New York: Longman, 2001. W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996.
63
۞
NILAI
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN MATA PELAJARAN POKOK MATERI NAMA SEKOLAH KELAS HARI/TANGGAL WAKTU
: FISIKA : LISTRIK DINAMIS : …………………………………………………. : …………………………………………………. : …………………………………………………. : …………………………………………………. : 60 MENIT
Petunjuk Pengerjaan Soal : 1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap paling benar. 2. Beri tanda silang (x) pada jawaban Anda. 3. Jika Anda ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah Anda beri tanda silang (x) kemudian beri tanda silang (x) kembali pada jawaban Anda yang baru. Misal : a. b. c. d. e. SELAMAT MENGERJAKAN 1. Dalam tinjauan mikroskopik sebuah benda dikatakan bermuatan listrik jika benda tersebut kelebihan atau kekurangan elektron, maka benda bermuatan negatif adalah….. a. Benda yang kelebihan elektron b. Benda yang kekurangan elektron c. Benda yang kelebihan muatan positif d. Benda yang kadang kekurangan dan kadang kelebihan elektron e. Benda yang kadang kelebihan dan kadang kekurangan muatan positif 2. Dari gambar di bawah ini, yang akan terjadi pada dua buah benda bermuatan berikut adalah…..
a. b. c. d. e.
Tidak terjadi apa-apa Muatan positif bergerak dari benda B ke benda A seluruhnya Muatan positif dari masing-masing benda saling menghilangkan Muatan positif bergerak dari benda A ke benda B sehingga jumlahnya sama banyak Muatan di benda A berpindah ke benda B dan muatan di benda B akan berpindah ke benda A
3. Doni mengukur sebuah besaran dari sebuah hambatan dan hasilnya adalah 3,5 mA. Dari hasil pengukuran tersebut Doni sedang mengukur …. dengan alat ….
64
a. b. c. d. e.
Tegangan listrik ….. ohmmeter Hambatan ….. amperemeter Arus listrik ….. voltmeter Tegangan listrik ….. voltmeter Arus listrik ….. amperemeter
4. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Satuan dinyatakan dalam ampere, disingkat A 2. Hasil perkalian dari banyaknya elektron dan nilai dari elektron (n.e-) 3. I=Q.t 4. 1 A=1 C/s 5. Hasil bagi antara banyaknya muatan persatuan waktu Pernyataan yang benar tentang kuat arus listrik adalah ….. a. 1, 2, dan 3 b. 1, 4, dan 5 c. 2, 3, dan 4 d. 2, 4, dan 5 e. 3, 4, dan 5 5. Perhatikan gambar dibawah ini! Kedua gambar di bawah merupakan fenomena dari dua buah benda bermuatan listrik positif dan negatif yang dihubungkan melalui kawat seperti tampak pada gambar.
Pernyataan yang benar dari kedua gambar tersebut adalah ….. a. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus listrik b. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus elektron c. Arah arus listrik dan arah arus elektron akan bergerak dari arah yang sama d. Pada gambar a menunjukan arah arus listrik dan gambar b menunjukan arah arus elektron e. Pada gambar a menunjukan arah arus elektron dan gambar b menunjukan arah arus listrik 6. Ketika sebuah rangkaian tertutup memiliki tegangan tertentu, maka arus listrik akan mengalir sehingga lampu pada rangkaian menyala. Jika sumber tegangan ditambahkan, maka lampu menyala menjadi lebih terang. Penjelasan dari peristiwa ini adalah ….. a. Bertambahnya tegangan mengurangi waktu tempuh muatan listrik b. Bertambahnya tegangan menyebabkan elektron bergerak lebih cepat c. Bertambahnya tegangan mengakibatkan panas yang berlebih pada filament lampu d. Bertambahnya tegangan berbanding lurus dengan banyaknya muatan yang mengalir pada rangkaian persatuan waktu e. Bertambahnya tegangan berbanding terbalik dengan banyaknya muatan yang mengalir pada rangkaian persatuan waktu 7. Hasil pengukuran sebuah rangkaian didapat kuat arus listrik 3x lipat lebih besar dari hasil pengukuran rangkaian yang lainnya. Perbandingan banyaknya muatan yang mengalir di masing rangkaian adalah …..
65
a. b. c. d. e.
1:3 -1 : 3 3:1 -3 : -1 -3 : 1
8. Potensial listrik merupakan banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi dari pada benda lain jika benda tersebut ….. a. Lebih pendek dari benda lain b. Lebih panjang dari benda lain c. Memiliki muatan positif lebih sedikit dari benda lain d. Memiliki muatan positif lebih banyak dari benda lain e. Memiliki muatan negatif lebih banyak dari benda lain 9. Beda potensial listrik adalah energi tiap satuan muatan, jika energinya habis, maka yang terjadi adalah ….. a. Alat listrik akan tetap bekerja karna energi listrik didapat dari elektron b. Alat listrik akan bekerja seperti biasa karna masih ada beda potensialnya c. Alat listrik tidak akan bekerja secara optimal karna tidak ada muatan yang mengalir d. Alat listrik tidak akan berfungsi, karna muatan listrik tidak mengalir dalam rangkaian e. Alat listrik akan tetepa bekerja optimal karena didalam rangkaian masih terdapat muatan listrik 10. Urutkan benda dibawah ini dari yang memiliki potensial tertinggi hingga yang memiliki potensial terendah!
a. b. c. d. e.
A, B, C, dan D A, C, B, dan D B, A, D, dan C C, A, B, dan D C, A, D, dan B
11. Anton akan melakukan pengukuran beda potensial dari sebuah rangkaian, voltmeter akan bekerja ketika pemasangannya benar. dari gambar di bawah yang menunjukan pemasangan voltmeter yang benar adalah …..
66
a.
c.
b.
d.
e.
12. Pada hukum ohm, jika tegangan pada penampang dibuat tetap maka nilai hambatan pada penampang adalah ….. a. Selalu konstan b. Berbanding lurus dengan kuat arus c. Berbanding terbalik dengan kuat arus d. Selalu bernilai sama dengan tegangan e. Selalu bernilai sama dengan kuat arus 13. Pada kehidupan sehari-hari kita sering melihat misalkan pada sebuah lampu tertera tulisan 220V/2A. jika lampu dipasang pada tegangan 440V dan 110V, jelaskan apa yang terjadi ….. a. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang begitupun ketika lampu dipasang pada tegangan 110V b. Ketika dipasang pada tegangan 110V, lampu sama sekali tidak menyala karena tegangan tersebut menghasilkan arus di bawah arus yang dibutuhkan lampu c. Tulisan 220V/2A menunjukan nilai hambatan lampu, jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih besar atau lebih kecil maka lampu tidak menyala dengan maksimal d. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang dan lampu akan bertahan lebih lama karna tegangan yg diberikan menghasilkan arus yang lebih besar e. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V lampu akan menyala lebih terang, namun lampu akan cepat rusak. Dan ketika lampu dipasang pada tegangan 110V lampu akan menyala lebih redup
67
14. Hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus (I) dalam rangkaian yang tegangan listriknya tetap dinyatakan oleh grafik nomor ….. R
a. R
I
b. R
c.
I
I R
d. R
I
e. I
15. Jika kita menggandakan arus melalui sebuah baterai, apakah perbedaan potensial antara ujung-ujung baterai akan menjadi 2 kali ….. a. Ya, karna hukum Ohm mengatakan V=I.R b. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari baterai c. Ya, karena jika kamu menaikan resistensi, maka kamu menaikan beda potensial d. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari semua yang ada dalam rangkaian e. Tidak, karena jika kamu menggandakan arus, kamu mengurangi ½ kalinya beda potensial 16. Urutan konduktor terbaik adalah perak murni, berikutnya tembaga, kemudian aluminium, tungsten dan seng. Dari konduktor-konduktor tersebut, manakah yang hambatannya terbesar, kemudian terkecil dan mana yang lebih besar antara besi dan aluminium…… a. Perak, seng, besi lebih kecil b. Seng, perak, besi lebih kecil c. Perak, seng, besi lebih besar d. Seng, perak, besi lebih besar e. Seng, perak, besi dan aluminium sama besar
68
17. Setiap penghantar pasti memiliki hambatan, begitupun pada kawat jaringan listrik. Pada siang hari yang terik, resistensi kawat jaringan listrik akan meningkat, hal itu disebabkan oleh ….. a. Tegangan listrik meningkat b. Kawat menjadi lebih panjang c. Hambat jenis kawat meningkat d. Luas penampang kawat membesar e. Arus listrik menurun pada siang hari 18. Gambar di bawah ini menunjukan tiga buah konduktor tembaga dengan luas penampang dan panjang seperti pada gambar.
Jika ujung konduktor diberi tegangan yang sama sebesar V, maka kuat arus yang mengalir melalui ketiga konduktor adalah .…. a. 1>2>3 b. 2>1>3 c. 3>2>1 d. 1=2<3 e. 1=3>2 19. Urutan hambatan jenis bahan di bawah ini dari urutan terkecil ke yang tersebesar! a. Konduktor, semikonduktor, isolator b. Konduktor, isolator, semikonduktor c. Isolator, konduktor, semikonduktor d. Isolator, semikonduktor, konduktor e. Semikonduktor, isolator, konduktor 20. Tabel di bawah merupakan hasil percobaan dari 5 kawat penghantar yang berbeda jenis, luas dan penampangnya. no Panjang (m) Luas Penampang (m2) Hambatan (ohm) 1 l 2A 5 x 102 2 2l 2A 5 x 102 3 l A 5 x 102 4 2l A 5 x 102 5 2l 0,5A 5 x 102 Penghantar yang mempunyai hambat jenis terbesar adalah ….. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
69
21. Tiga buah kawat penghantar sejenis panjangnya sama tapi diameternya berbanding 1:2:3 dihubungkan dengan sumbu tegangan V seperti pada gambar maka perbandingan beda potensial ujung-ujung penghantar tersebut adalah ….. 1
a. b. c. d. e.
2
3
1:1:1 1:2:3 1:4:9 3:2:1 9:4:1
22. Suatu kawat mempunyai hambatan R1. Kawat lain yang panjangnya sama dengan kawat pertama, tetapi diameternya 2 kali diameter kawat pertama mempunyai hambatan ….. a. 1/4 R b. ½ R c. 2 R d. 4 R e. 5 R 23. Dua kawat penghantar A dan B memiliki hambatan listrik masing-masing RA dan RB. Jika luas penampang A dua kali luas penampang B, panjang A setengah kali panjang B, sedangkan hambat jenis A satu setengah kali hambat jenis B, maka perbandingan RA dan RB adalah ..... a. 3 : 2 b. 4 : 3 c. 3 : 4 d. 8 : 3 e. 3 : 8 24. Suatu kawat penghantar ohmik dihubungkan paralel dengan ggl variabel (sumber tegangan yang nilai tegangan keluarnya dapat diubah-ubah) sehingga kawat penghantar itu dialiri arus listrik. Jika tegangan keluaran ggl dilipat tigakan maka .... a. Suhu kawat menjadi 3 kali lipat b. Panjang kawat menjadi 3 kali lipat c. Arus pada kawat menjadi 3 kali lipat d. Hambatan kawat menjadi 3 kali lipat e. Luas penampang kawat menjadi 3 kali lipat 25. Rangkaian berikut menunjukan sebuah susunan resistor dengan tiap resistor memiliki hambatan R. hambatan ekivalen antara titik-titik X dan Y adalah …..
a. b. c. d. e.
2/7 R ½R 2/3 R ¾R R
R
70
71
b. Lampu pada rangkaian 1, karena 2 baterai dengan rankaian seri menyediakan tegangan yang lebih besar c. Lampu pada rangkaian 1, karena 2 baterai dengan rangkaian seri menyediakan tegangan yang lebih kecil d. Lampu pada rangkaian 2, karena 2 baterai dengan rangkaian parallel menediakan tegangan yang lebih besar e. Lampu pada rangkaian 2, karena 2 baterai dengan rangkaian paralel menyediakan tegangan yang lebih kecil 30. Rangkaian di bawah ini menunjukan 2 buah titik, titik yang memiliki arus lebih besar adalah …..
a. b. c. d.
Titik 1 Titik 2 Tidak ada yang lebih besar Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, arus mengalir dalam satu arah mengelilingi rangkaian e. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, karena arus mengalir dalam dua arah mengelilingi rangkaian 31. Mengapa ketika saklar dihidupkan, lampu di rumah kita menyala ….. a. Muatan dalam konduktor berjalan dengan cepat b. Muatan menyimpan energi, ketika rangkaian lengkap, energi dilepaskan c. Ketika rangkaian lengkap, terjadi proses penataan permukaan muatan dalam suatu rangkaian d. Rangkaian di rumah menggunakan rangkaian hubungan paralel, oleh karena itu muatannya selalu mengalami pelepasan e. Muatan di kabel yang mirip marmer/serbuk putih kecil dalam tabung ketika rangkaian lengkap, maka terjadi muatan penghubung konduktor 32. Diagram skematis yang paling baik untuk menyatakan rangkaian realistic di bawah ini adalah …..
72
73
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Reliabilitas : 0,65 (Tinggi) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Validitas r-hitung Kriteria 0,37 Valid 0,04 Tidak Valid 0,33 Valid -0,03 Tidak Valid 0,24 Valid 0,4 Valid 0,6 Valid 0,2 Valid 0,4 Valid 0 Tidak Valid 0,5 Valid 0 Tidak Valid 0,4 Valid 0,2 Valid 0,5 Valid 0 Tidak Valid 0 Tidak Valid 0,4 Valid 0,3 Valid 0,3 Valid
Taraf Kesukaran TK Kriteria 0,90 mudah 0,87 mudah 0,77 mudah 0,77 mudah 0,83 mudah 0,80 mudah 0,67 mudah 0,70 mudah 0,57 sedang 0,70 mudah 0,27 sukar 0,10 sukar 0,80 mudah 0,23 sukar 0,53 sedang 0,63 sedang 0,17 sukar 0,20 sukar 0,23 sukar 0,53 sedang
Daya Pembeda DB Kriteria 0,2 Cukup 0 Jelek 0,2 Cukup -0,1 Sangat Jelek 0,2 Cukup 0,3 Cukup 0,5 Baik 0,2 Cukup 0,3 Cukup 0,1 Jelek 0,4 Baik 0,1 Jelek 0,4 Baik 0,2 Cukup 0,4 Baik -0,1 Sangat jelek 0,1 Jelek 0,3 Cukup 0,2 Cukup 0,3 Cukup
Keterangan
Keputusan
Diterima Ditolak Diterima Ditolak Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Ditolak Diterima Ditolak Diterima DIterima Diterima Ditolak Ditolak Diterima Diterima Diterima
Digunakan Dibuang Digunakan Dibuang Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Dibuang Digunakan Dibuang Digunakan Digunakan Digunakan Dibuang Dibuang Digunakan Digunakan Digunakan
74
No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Validitas r-hitung Kriteria 0,3 Valid 0,2 Valid 0,4 Valid -0,2 Tidak Valid 0 Tidak Valid 0,4 Valid 0,5 Valid 0,6 Valid -0,3 Tidak Valid 0,4 Valid 0,4 Valid 0,3 Valid 0,3 Valid 0 Tidak Valid 0,3 Valid
Taraf Kesukaran TK Kriteria 0,37 sedang 0,43 sedang 0,17 sukar 0,80 mudah 0,10 sukar 0,27 sukar 0,50 sedang 0,30 sukar 0,70 mudah 0,37 sedang 0,40 sedang 0,63 sedang 0,43 sedang 0,23 sukar 0,67 mudah
Daya Pembeda DB Kriteria 0,3 Cukup 0,2 Cukup 0,3 Cukup -0,1 Sangat jelek -0,1 Sangat jelek 0,3 Cukup 0,3 Cukup 0,6 Baik -0,1 Sangat jelek 0,5 Baik 0,3 Cukup 0,2 Cukup 0,2 Cukup 0,1 Jelek 0,3 Cukup
Keterangan
Keputusan
Diterima Diterima Diterima Ditolak Ditolak Diterima Diterima Diterima Diitolak Diterima Diterima Diterima Dterima Ditolak Diterima
Digunakan Digunakan Digunakan Ditolak Ditolak Digunakan Digunakan Digunakan Dibuang Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Dibuang Digunakan
75
۞
NILAI
INSTRUMEN PENELITIAN MATA PELAJARAN POKOK MATERI NAMA SEKOLAH KELAS HARI/TANGGAL WAKTU
: FISIKA : LISTRIK DINAMIS : …………………………………………………. : …………………………………………………. : …………………………………………………. : …………………………………………………. : 60 MENIT
Petunjuk Pengerjaan Soal : 1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap paling benar. 2. Beri tanda silang (x) pada jawaban Anda. 3. Jika Anda ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah Anda beri tanda silang (x) kemudian beri tanda silang (x) kembali pada jawaban Anda yang baru. Misal : a. b. c. d. e. SELAMAT MENGERJAKAN 1. Dalam tinjauan mikroskopik sebuah benda dikatakan bermuatan listrik jika benda tersebut kelebihan atau kekurangan elektron, maka benda bermuatan negatif adalah….. a. Benda yang kelebihan elektron b. Benda yang kekurangan elektron c. Benda yang kelebihan muatan positif d. Benda yang kadang kekurangan dan kadang kelebihan elektron e. Benda yang kadang kelebihan dan kadang kekurangan muatan positif 2. Doni mengukur sebuah besaran dari sebuah hambatan dan hasilnya adalah 3,5 mA. Dari hasil pengukuran tersebut Doni sedang mengukur …. dengan alat …. a. b. c. d. e.
Tegangan listrik ….. ohmmeter Hambatan ….. amperemeter Arus listrik ….. voltmeter Tegangan listrik ….. voltmeter Arus listrik ….. amperemeter
3. Perhatikan gambar dibawah ini! Kedua gambar di bawah merupakan fenomena dari dua buah benda bermuatan listrik positif dan negatif yang dihubungkan melalui kawat seperti tampak pada gambar.
Pernyataan yang benar dari kedua gambar tersebut adalah ….. a. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus listrik b. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus elektron c. Arah arus listrik dan arah arus elektron akan bergerak dari arah yang sama
76
d. Pada gambar a menunjukan arah arus listrik dan gambar b menunjukan arah arus elektron e. Pada gambar a menunjukan arah arus elektron dan gambar b menunjukan arah arus listrik 4. Ketika sebuah rangkaian tertutup memiliki tegangan tertentu, maka arus listrik akan mengalir sehingga lampu pada rangkaian menyala. Jika sumber tegangan ditambahkan, maka lampu menyala menjadi lebih terang. Penjelasan dari peristiwa ini adalah ….. a. Bertambahnya tegangan mengurangi waktu tempuh muatan listrik b. Bertambahnya tegangan menyebabkan elektron bergerak lebih cepat c. Bertambahnya tegangan mengakibatkan panas yang berlebih pada filament lampu d. Bertambahnya tegangan berbanding lurus dengan banyaknya muatan yang mengalir pada rangkaian persatuan waktu e. Bertambahnya tegangan berbanding terbalik dengan banyaknya muatan yang mengalir pada rangkaian persatuan waktu 5. Hasil pengukuran sebuah rangkaian didapat kuat arus listrik 3x lipat lebih besar dari hasil pengukuran rangkaian yang lainnya. Perbandingan banyaknya muatan yang mengalir di masing rangkaian adalah ….. a. b. c. d. e.
1:3 -1 : 3 3:1 -3 : -1 -3 : 1
6. Potensial listrik merupakan banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi dari pada benda lain jika benda tersebut ….. a. Lebih pendek dari benda lain b. Lebih panjang dari benda lain c. Memiliki muatan positif lebih sedikit dari benda lain d. Memiliki muatan positif lebih banyak dari benda lain e. Memiliki muatan negatif lebih banyak dari benda lain 7. Beda potensial listrik adalah energi tiap satuan muatan, jika energinya habis, maka yang terjadi adalah ….. a. Alat listrik akan tetap bekerja karna energi listrik didapat dari elektron b. Alat listrik akan bekerja seperti biasa karna masih ada beda potensialnya c. Alat listrik tidak akan bekerja secara optimal karna tidak ada muatan yang mengalir d. Alat listrik tidak akan berfungsi, karna muatan listrik tidak mengalir dalam rangkaian e. Alat listrik akan tetepa bekerja optimal karena didalam rangkaian masih terdapat muatan listrik 8. Anton akan melakukan pengukuran beda potensial dari sebuah rangkaian, voltmeter akan bekerja ketika pemasangannya benar. dari gambar di bawah yang menunjukan pemasangan voltmeter yang benar adalah …..
77
a.
b.
c.
d.
e.
9. Pada kehidupan sehari-hari kita sering melihat misalkan pada sebuah lampu tertera tulisan 220V/2A. jika lampu dipasang pada tegangan 440V dan 110V, jelaskan apa yang terjadi ….. a. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang begitupun ketika lampu dipasang pada tegangan 110V b. Ketika dipasang pada tegangan 110V, lampu sama sekali tidak menyala karena tegangan tersebut menghasilkan arus di bawah arus yang dibutuhkan lampu c. Tulisan 220V/2A menunjukan nilai hambatan lampu, jika lampu dipasang pada tegangan yang lebih besar atau lebih kecil maka lampu tidak menyala dengan maksimal d. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang dan lampu akan bertahan lebih lama karna tegangan yg diberikan menghasilkan arus yang lebih besar e. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V lampu akan menyala lebih terang, namun lampu akan cepat rusak. Dan ketika lampu dipasang pada tegangan 110V lampu akan menyala lebih redup 10. Hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus (I) dalam rangkaian yang tegangan listriknya tetap dinyatakan oleh grafik nomor ….. R
a. R
I
78
b. R
c.
I
I
R
d. R
I
e. I
11. Jika kita menggandakan arus melalui sebuah baterai, apakah perbedaan potensial antara ujung-ujung baterai akan menjadi 2 kali ….. a. Ya, karna hukum Ohm mengatakan V=I.R b. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari baterai c. Ya, karena jika kamu menaikan resistensi, maka kamu menaikan beda potensial d. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari semua yang ada dalam rangkaian e. Tidak, karena jika kamu menggandakan arus, kamu mengurangi ½ kalinya beda potensial 12. Gambar di bawah ini menunjukan tiga buah konduktor tembaga dengan luas penampang dan panjang seperti pada gambar.
Jika ujung konduktor diberi tegangan yang sama sebesar V, maka kuat arus yang mengalir melalui ketiga konduktor adalah .…. a. 1>2>3 b. 2>1>3 c. 3>2>1 d. 1=2<3 e. 1=3>2 13. Urutan hambatan jenis bahan di bawah ini dari urutan terkecil ke yang tersebesar!
79
a. b. c. d. e.
Konduktor, semikonduktor, isolator Konduktor, isolator, semikonduktor Isolator, konduktor, semikonduktor Isolator, semikonduktor, konduktor Semikonduktor, isolator, konduktor
14. Tabel di bawah merupakan hasil percobaan dari 5 kawat penghantar yang berbeda jenis, luas dan penampangnya. no Panjang (m) Luas Penampang (m2) Hambatan (ohm) 1 l 2A 5 x 102 2 2l 2A 5 x 102 3 l A 5 x 102 4 2l A 5 x 102 5 2l 0,5A 5 x 102 Penghantar yang mempunyai hambat jenis terbesar adalah ….. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 15. Tiga buah kawat penghantar sejenis panjangnya sama tapi diameternya berbanding 1:2:3 dihubungkan dengan sumbu tegangan V seperti pada gambar maka perbandingan beda potensial ujung-ujung penghantar tersebut adalah ….. 1
a. b. c. d. e.
2
3
1:1:1 1:2:3 1:4:9 3:2:1 9:4:1
16. Suatu kawat mempunyai hambatan R1. Kawat lain yang panjangnya sama dengan kawat pertama, tetapi diameternya 2 kali diameter kawat pertama mempunyai hambatan ….. a. 1/4 R b. ½ R c. 2 R d. 4 R e. 5 R 17. Rangkaian berikut menunjukan sebuah susunan resistor dengan tiap resistor memiliki hambatan R. hambatan ekivalen antara titik-titik X dan Y adalah …..
a. 2/7 R b. ½ R R
81
c. Tidak ada yang lebih besar d. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, arus mengalir dalam satu arah mengelilingi rangkaian e. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, karena arus mengalir dalam dua arah mengelilingi rangkaian 22. Mengapa ketika saklar dihidupkan, lampu di rumah kita menyala ….. a. Muatan dalam konduktor berjalan dengan cepat b. Muatan menyimpan energi, ketika rangkaian lengkap, energi dilepaskan c. Ketika rangkaian lengkap, terjadi proses penataan permukaan muatan dalam suatu rangkaian d. Rangkaian di rumah menggunakan rangkaian hubungan paralel, oleh karena itu muatannya selalu mengalami pelepasan e. Muatan di kabel yang mirip marmer/serbuk putih kecil dalam tabung ketika rangkaian lengkap, maka terjadi muatan penghubung konduktor 23. Diagram skematis yang paling baik untuk menyatakan rangkaian realistic di bawah ini adalah …..
24. Dari rangkaian-rangkaian di bawah ini, apakah semua lampu kecerahannya sama…..
a. b. c. d.
Tidak, karena hanya rangkaian 2 yang akan menyala Tidak karena hanya rangkaian 1 dan 4 yang akan menyala Tidak, karena hanya rangkaian 4 dan 5 yang akan menyala Ya, karena seluruhnya memiliki tipe pengkabelan yang sama
83
KISI-KISI TES PEMAHAMAN KONSEP Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester
Materi Pelajaran
Standar Kompetensi
Listrik Dinamis
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi
Kompetensi Dasar
Menggunakan alat ukur listrik
Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)
Menginterpretasi
1*,2,8*,9*
24,25*,26*,33*,34
Keterangan: *Soal yang digunakan dalam penelitian
Mencontohkan
3*,11*
27
: SMA/MA : FISIKA : X/ Genap
Mengklasifikasi
Tingkatan C2 Menyimpulkan
Membandingkan
4,10,16,19*
5*
7*,18*
14*,32*
12,15*,20*,22*,30*,35*
21*,28*
Menjelaskan
Σ Soal
13
6*,13*,17,23,27*,31*
22
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan keAlokasi Waktu
: : : : :
SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD FISIKA X (sebelas) / II (Dua) 1 (satu) 1 x Pertemuan (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi
:
5.
Kompetensi Dasar
:
Indikator
:
1. 2.
A. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan fungsi amperemeter. 2. Menjelaskan cara menggunakan amperemeter. 3. Menjelaskan cara mengukur arus yang melebihi batas maksimum kemampuan amperemeter. 4. Menentukan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. 5. Menjelaskan fungsi voltmeter. 6. Menjelaskan cara menggunakan voltmeter.
B. Materi Ajar
:
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. 5.1 Menggunakan alat ukur listrik. Menggunakan amperemeter dalam rangkaian. Menggunakan voltmeter dalam rangkaian.
Alat ukur listrik Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Amperemeter dipasang secara seri dengan rangkaian yang akan diukur kuat arusnya. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk
85
mengukur tegangan listrik pada suatu komponen listrik. Voltmeter dipasang secara paralel dengan komponen
listrik
yang
akan
diukur
beda
potensialnya. Pada prinsipnya cara pembacaan kedua alat ukur tersebut adalah sebagai berikut: HP
skala yang ditunjuk x nilai maksimum skala maksimum
Dengan HP adalah hasil pengukuran.
C. Kegiatan Pembelajaran : Langkah Kegiatan Pendahuluan
Uraian Kegiatan Aktivitas Siswa Siswa menjawab Guru mengucapkan salam salam Guru mengkondisikan Siswa mengkondisikan diri siswa untuk belajar untuk belajar. Siswa menjawab Guru mengabsen siswa absen guru Guru menjelaskan cara Siswa membuka menggunakan multimedia web interaktif Guru membimbing siswa Siswa menginput untuk memasukan data diri data diri agar dapat agar dapat login. login.
Alokasi Waktu
Aktivitas Guru
± 50’
± 25’
Inti Guru melalui web melakukan apersepsi: Dengan membimbing siswa membaca penjelasan tentang listrik
Siswa menjawab pertanyaan guru:
86
dinamis pada multimedia Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pada multimedia interaktif Guru melalui multimedia memberi simulasi dan contoh.
Penutup
Siswa mempelajari materi pada multimedia interaktif Siswa melalui multimedia memperhatikan simulasi dan mempraktekan.
Guru merencanakan Siswa materi yang akan memperhatikan dipelajari di pertemuan penjelasan guru. berikutnya Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam
D. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran 2. Metode
E. Alat, Bahan dan Sumber 1. Sumber belajar 2. Alat infokus.
: :
± 5’
Direct Instruction Presentasi Simulasi Tanya jawab
: Buku IPA Fisika semester genap. : Papan tulis, Spidol, Komputer/Laptop,
F. Penilaian Hasil Belajar Kognitif : Tes Tertulis
Guru Mata Pelajaran
Jakarta, Maret 2014 Peneliti
Nurazizah, S. Pd NIP.
Ahmad Nazarudin NIM.107016300842
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan keAlokasi Waktu
: : : : :
SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD FISIKA X (sebelas) / II (Dua) 2 (Dua) 1 x Pertemuan (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi
:
5.
A. Tujuan Pembelajaran
:
B. Materi Ajar
:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian kuat arus listrik. 2. Menjelaskan pengertian hukum Ohm. 3. Menjelaskan pengertian sumber potensial listrik atau gaya gerak listrik. 4. Menjelasknan faktor yang mempengaruhi hambatan listrik. 5. Menentukan nilai hambatan pada resistor. 6. Membedakan susunan hambatan listrik secara seri dan secara paralel. 7. Menentukan nilai hambatan total yang disusun secara campuran (seri dan paralel). 8. Menentukan nilai arus pada rangkaian yang memiliki beberapa hambatan dan sumber tegangan. Arus listrik dan hambatan listrik
Kompetensi Dasar Indikator
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. : 5.2 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop). : 1. Memformulasikan besaran kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana. 2. Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri dan paralel.
Kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu. Hubungan antara kuat arus dengan tegangan pada
88
suatu penghantar diberikan oleh persamaan Ohm:
V IR
Dengan V : tegangan (volt), I : kuat arus (A), dan R : hambatan penghantar (ohm) Hambatan juga dimiliki oleh sebatang logam yang besarnya ditentukan oleh besaran hambat jenis (), panjang (L), luas penampang batang (A) menurut persamaan: L R A Aliran muatan listrik analog dengan aliran air dalam hal: 1. mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. 2. pada suatu titik cabang, jumlah arus listrik yang masuk akan sama dengan jumlah arus yang keluar (Hukum I Kirchoff)
C. Kegiatan Pembelajaran : Langkah Kegiatan Pendahuluan
Uraian Kegiatan Aktivitas Siswa Siswa menjawab salam Guru mengucapkan salam Siswa mengkondisikan diri Guru mengkondisikan untuk belajar. siswa untuk belajar Siswa menjawab absen guru Guru mengabsen siswa Siswa membuka Guru membimbing siswa multimedia untuk membuka multimedia interaktif interaktif Guru membimbing siswa Siswa mengisi data untuk kembali mengisi data diri agar dapat diri agar dapat login. login.
Alokasi Waktu
Aktivitas Guru
± 25’
89
Inti
Penutup
Guru melakukan apersepsi Siswa menjawab dengan sebuah pertanyaan guru: pertanyaan: “Bila air mengalir dari tempat yang sangat tinggi ke tempat yang rendah apakah aliran arusnya lebih cepat daripada air yang mengalir dari tempat tidak terlalu tinggi ke tempat lain yang rendah? Apakah perbedaan potensial menentukan kuat arus yang mengalir? Berlakukah hal ini pada aliran air dan aliran arus listrik?” Guru membimbing dan Siswa mempelajari memberikan kesempatan materi melalui kepada siswa untuk multimedia mempelajari materi interaktif melalui multimedia interaktif Siswa melalui Guru melalui multimedia multimedia memberi simulasi dan memperhatikan latihan. simulasi dan mengerjakan latihan Guru mengevaluasi apa Siswa yang telah dipelajari dan memperhatikan menjelaskan fungsi dari penjelasan guru. multimedia interaktif Guru mengucapkan salam. Siswa menjawab salam
D. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran 2. Metode
: Direct Instruction : Presentasi Simulasi Tanya jawab
± 50’
± 15’
90
E. Alat, Bahan dan Sumber 1. Sumber belajar : Buku IPA Fisika semester genap. 2. Alat : Papan tulis, Spidol, Komputer/Laptop, infokus. F. Penilaian Hasil Belajar Kognitif : Tes Tertulis
Guru Mata Pelajaran
Jakarta, Maret 2014 Peneliti
Nurazizah, S. Pd NIP.
Ahmad Nazarudin NIM.107016300842
91
LAMPIRAN VI Kode siswa dan nilai (pretest dan posttest) Kelas Kontrol (X-2) No
Kode Siswa
Pretest
Posttest
1
X2-1
20
48
2
X2-2
20
48
3
X2-3
20
64
4
X2-4
24
60
5
X2-5
24
60
6
X2-6
28
80
7
X2-7
28
52
8
X2-8
28
52
9
X2-9
28
36
10
X2-10
32
40
11
X2-11
32
68
12
X2-12
36
60
13
X2-13
40
60
14
X2-14
40
60
15
X2-15
40
88
16
X2-16
40
88
17
X2-17
48
84
92
Kode siswa dan nilai (pretest dan posttest) Kelas Eksperimen (X-4) No
Kode Siswa
Pretest
Posttest
1
X4-1
20
92
2
X4-2
20
92
3
X4-3
24
60
4
X4-4
24
64
5
X4-5
24
68
6
X4-6
28
68
7
X4-7
28
72
8
X4-8
32
44
9
X4-9
32
52
10
X4-10
32
80
11
X4-11
36
80
12
X4-12
36
84
13
X4-13
36
92
14
X4-14
40
80
15
X4-15
40
92
16
X4-16
48
96
17
X4-17
48
76
93
LAMPIRAN VII Tabel Distribusi Frekuensi A. Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol 1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar 20,20,20,24,24,28,28,28,28,32,32,36,40,40,40,40,48. 2. Rentang kelas (R) R = data tertinggi – data terendah R = 48 – 20 = 28 3. Banyaknya kelas Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges. K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 17 K = 1 + 3,3 (1,23) K = 1 + 4,059 K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5) 4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 6) 5. Interval kelas Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu). Kelas I → 20 + 6 – 1 = 25 Kelas II → 26 + 6 – 1 = 31 Kelas III → 32 + 6 – 1 = 37 Kelas IV → 38 + 6 – 1 = 43 Kelas V → 44 + 6 – 1 = 49 No. Nilai 1 20 – 25 2 26 – 31 3 32 – 37 4 38 – 43 5 44 – 49 Jumlah
f 5 4 3 4 1 17
Xi 22,5 28,5 34,5 40,5 46,5
f Xi 112,5 114 103,5 162 46,5 538,5
Xi - ̅ -9,176 -3,176 2,824 8,824 14,824
(Xi - ̅ 2 84,208 10,090 7,972 77,855 219,737
f(Xi - ̅ 2 421,038 40,360 23,917 311,419 219,737 1016,471
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2 6. Rata-rata ( ̅ )
94
̅
∑ ∑
̅
7. Varians (S2) ̅
∑ ∑
8. Standar Deviasi (SD) √ √
̅
∑ ∑
95
B. Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar 20,20,24,24,24,28,28,32,32,32,36,36,36,40,40,48,48. 2. Rentang kelas (R) R = data tertinggi – data terendah R = 48 – 20 = 28 3. Banyaknya kelas Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges. K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 17 K = 1 + 3,3 (1,23) K = 1 + 4,059 K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5) 4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 6) 5. Interval kelas Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu). Kelas I → 20 + 6 – 1 = 25 Kelas II → 26 + 6 – 1 = 31 Kelas III → 32 + 6 – 1 = 37 Kelas IV → 38 + 6 – 1 = 43 Kelas V → 44 + 6 – 1 = 49 No. Nilai 1 20 – 25 2 26 – 31 3 32 – 37 4 38 – 43 5 44 – 49 Jumlah
f 5 2 6 2 2 17
Xi 22,5 28,5 34,5 40,5 46,5
f Xi 112,5 57 207 81 93 550,5
Xi - ̅ -9,88 -3.88 2,12 8,12 14,12
(Xi - ̅ 2 97,61 15,05 4,49 65.93 199,37
f(Xi - ̅ 2 488,05 30,1 26,94 131,86 398,74 1075.69
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( ̅ )
96
̅
∑ ∑
̅
7. Varians (S2) ̅
∑ ∑
8. Standar Deviasi (SD) √ √
̅
∑ ∑
97
C. Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol 1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar 36,40,48,48,52,52,60,60,60,60,60,64,68,80,84,88,88 2. Rentang kelas (R) R = data tertinggi – data terendah R = 88 – 36 = 52 Banyaknya kelas 3. Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges. K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 17 K = 1 + 3,3 (1,23) K = 1 + 4,059 K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5) 4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 11) 5. Interval kelas Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu). Kelas I → 36 + 11 – 1 = 46 Kelas II → 47 + 11 – 1 = 57 Kelas III → 58 + 11 – 1 = 68 Kelas IV → 69 + 11 – 1 = 79 Kelas V → 80 + 11 – 1 = 90 No. Nilai 1 36 – 46 2 47 – 57 3 58 – 68 4 69 – 79 5 80 – 90 Jumlah
f 2 4 7 0 4 17
Xi 41 52 63 74 85
f Xi 82 208 441 0 340 1071
Xi - ̅ -22 -11 0 11 22
(Xi - ̅ 484 121 0 121 484
2
f(Xi - ̅ 968 484 0 0 1936 3388
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( ̅ )
2
98
∑ ∑
̅ ̅
7. Varians (S2) ̅
∑ ∑
8. Standar Deviasi (SD) ∑ √ √
̅ ∑
99
D. Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen 1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar 44,52,60,64,68,68,72,76,80,80,80,84,92,92,92,92,96 2. Rentang kelas (R) R = data tertinggi – data terendah R = 96 – 44 = 52 3. Banyaknya kelas Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges. K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 17 K = 1 + 3,3 (1,23) K = 1 + 4,059 K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5) 4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 11) 5. Interval kelas Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu). Kelas I → 44 + 11 – 1 = 54 Kelas II → 55 + 11 – 1 = 65 Kelas III → 66 + 11 – 1 = 76 Kelas IV → 77 + 11 – 1 = 87 Kelas V → 88 + 11 – 1 = 98 No. Nilai 1 44 – 54 2 55 – 65 3 66 – 76 4 77 – 87 5 88 – 98 Jumlah
f 2 2 4 4 5 17
Xi 49 60 71 82 93
f Xi 98 120 284 328 465 1295
Xi - ̅ -27,176 -16,176 -5,176 5,824 16,824
(Xi - ̅ 2 738,561 261,678 26,796 33,913 283,031
f(Xi - ̅ 2 1477,121 523,356 107,183 135,654 1415,156 3658,471
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( ̅ )
100
̅
∑ ∑
̅ 7. Varians (S2) ̅
∑ ∑
8. Standar Deviasi (SD) √
̅
∑ ∑
√
8
Penentuan Kategori Nilai Rata-Rata Tersebut Dapat Dilihat Pada Konversi Skor Bawah Ini.1
1
245
Angka 100
Angka 10
Huruf Keterangan
80 – 100
8,0 – 10,0
A
Baik sekali
66 – 79
6,6 – 7,9
B
Baik
56 – 65
5,6 – 6,5
C
Cukup
40 – 55
4,1 – 5,5
D
Kurang
20 – 39
0 – 4,0
E
Gagal
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Eveluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. h.
101
LAMPIRAN VIII Uji Normalitas Pretest-Posttest Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen Uji Normalitas Pretest Pada Kelas Kontrol ̅
SD = 7,73 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode Siswa X2-1 X2-2 X2-3 X2-4 X2-5 X2-6 X2-7 X2-8 X2-9 X2-10 X2-11 X2-12 X2-13 X2-14 X2-15 X2-16 X2-17 ̅
Xi 20
Zi -1,5100
Tabel Zi 0,4345
f (Zi) 0,0655
S (Zi) 0,1765
Lo Hitung -0,1110
20 20 24 24 28 28 28 28 32 32 36 40 40 40 40 48
-1,5100 -1,5100 -0,9927 -0,9927 -0,4755 -0,4755 -0,4755 -0,4755 0,0418 0,0418 0,5591 1,0764 1,0764 1,0764 1,0764 2,1110
0,4345 0,4345 0,3389 0,3389 0,1808 0,1808 0,1808 0,1808 0,0160 0,0160 0,2088 0,3577 0,3577 0,3577 0,3577 0,4826
0,0655 0,0655 0,1611 0,1611 0,3192 0,3192 0,3192 0,3192 0,5160 0,5160 0,7088 0,8577 0,8577 0,8577 0,8577 0,9826
0,1765 0,1765 0,2941 0,2941 0,5294 0,5294 0,5294 0,5294 0,6471 0,6471 0,7059 0,9412 0,9412 0,9412 0,9412 1,0000
-0,1110 -0,1110 -0,1330 -0,1330 -0,2102 -0,2102 -0,2102 -0,2102 -0,1311 -0,1311 0,0029 -0,0835 -0,0835 -0,0835 -0,0835 -0,0174
f (Zi) dilihat dari tabel ( ) | ( )
( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,2102 L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254. Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal 0,2102 < 0,254 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
102
Uji Normalitas Pretest Pada Kelas Eksperimen ̅
SD = 7,95 No. 1
Kode Siswa X4-1
Xi 20
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
X4-2 X4-3 X4-4 X4-5 X4-6 X4-7 X4-8 X4-9 X4-10 X4-11 X4-12 X4-13 X4-14 X4-15 X4-16 X4-17
20 24 24 24 28 28 32 32 32 36 36 36 40 40 48 48
Zi -1,5566
Tabel Zi 0,4394
f (Zi) 0,0606
S (Zi) 0,1176
Lo Hitung -0,0570
-1,5566 -1,0537 -1,0537 -1,0537 -0,5509 -0,5509 -0,0481 -0,0481 -0,0481 0,4548 0,4548 0,4548 0,9576 0,9576 1,9633 1,9633
0,4394 0,3531 0,3531 0,3531 0,2088 0,2088 0,0160 0,0160 0,0160 0,1736 0,1736 0,1736 0,3289 0,3289 0,4750 0,4750
0,0606 0,1469 0,1469 0,1469 0,2912 0,2912 0,4840 0,4840 0,4840 0,6736 0,6736 0,6736 0,8289 0,8289 0,9750 0,9750
0,1176 0,2941 0,2941 0,2941 0,4118 0,4118 0,5882 0,5882 0,5882 0,7647 0,7647 0,7647 0,8824 0,8824 1,0000 1,0000
-0,0570 -0,1472 -0,1472 -0,1472 -0,1206 -0,1206 -0,1042 -0,1042 -0,1042 -0,0911 -0,0911 -0,0911 -0,0535 -0,0535 -0,0250 -0,0250
̅ f (Zi) dilihat dari tabel ( ) | ( )
( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,1472 L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254. Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal 0,1472 < 0,254 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
103
Uji Normalitas Posttest Pada Kelas Kontrol ̅
SD = No.
Kode Siswa
Xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
X2-9 X2-10 X2-1 X2-2 X2-7 X2-8 X2-4 X2-5 X2-12 X2-13 X2-14 X2-3 X2-11 X2-6 X2-17 X2-15 X2-16
36 40 48 48 52 52 60 60 60 60 60 64 68 80 84 88 88
Zi
Tabel Zi
f (Zi)
S (Zi)
Lo Hitung
-1,9126 -1,6292 -1,0625 -1,0625 -0,7792 -0,7792 -0,2125 -0,2125 -0,2125 -0,2125 -0,2125 0,0708 0,3542 1,2042 1,4876 1,7709 1,7709
0,4719 0,4474 0,3554 0,3554 0,2794 0,2794 0,0832 0,0832 0,0832 0,0832 0,0832 0,0279 0,1368 0,3849 0,4306 0,4616 0,4616
0,0281 0,0526 0,1446 0,1446 0,2206 0,2206 0,4168 0,4168 0,4168 0,4168 0,4168 0,5279 0,6368 0,8849 0,9306 0,9616 0,9616
0,0588 0,1176 0,2353 0,2353 0,3529 0,3529 0,6471 0,6471 0,6471 0,6471 0,6471 0,7059 0,7647 0,8235 0,8824 1,0000 1,0000
-0,0307 -0,0650 -0,0907 -0,0907 -0,1323 -0,1323 -0,2303 -0,2303 -0,2303 -0,2303 -0,2303 -0,1780 -0,1279 0,0614 0,0482 -0,0384 -0,0384
̅ f (Zi) dilihat dari tabel ( ) | ( )
( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,2303 L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254. Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal 0,2303 < 0,235 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
104
Uji Normalitas Posttest Pada Kelas Eksperimen ̅
SD = No.
Kode Siswa
Xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
X4-8 X4-9 X4-3 X4-4 X4-5 X4-6 X4-7 X4-17 X4-10 X4-11 X4-14 X4-12 X4-1 X4-2 X4-13 X4-15 X4-16
44 52 60 64 68 68 72 76 80 80 80 84 92 92 92 92 96
Zi
Tabel Zi
f (Zi)
S (Zi)
Lo Hitung
-2,1934 -1,6480 -1,1027 -0,8300 -0,5574 -0,5574 -0,2847 -0,0120 0,2606 0,2606 0,2606 0,5333 1,0786 1,0786 1,0786 1,0786 1,3513
0,4857 0,4495 0,3643 0,2967 0,2088 0,2088 0,1103 0,0040 0,1026 0,1026 0,1026 0,2019 0,3577 0,3577 0,3577 0,3577 0,4115
0,0143 0,0505 0,1357 0,2033 0,2912 0,2912 0,3897 0,4960 0,6026 0,6026 0,6026 0,7019 0,8577 0,8577 0,8577 0,8577 0,9115
0,0588 0,1176 0,1765 0,2353 0,3529 0,3529 0,4118 0,4706 0,6471 0,6471 0,6471 0,7059 0,9412 0,9412 0,9412 0,9412 1,0000
-0,0445 -0,0671 -0,0408 -0,0320 -0,0617 -0,0617 -0,0221 0,0254 -0,0445 -0,0445 -0,0445 -0,0040 -0,0835 -0,0835 -0,0835 -0,0835 -0,0885
̅ f (Zi) dilihat dari tabel ( ) | ( )
( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,0885 L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254. Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal 0,0885 < 0,254 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
105
LAMPIRAN IX Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Uji Homogenitas Untuk Pretest Siswa Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher 1.
Buat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat Ho: Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen) Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel tidak homogen)
2.
Buat Ho dan Ha dalam bentuk statistik Ho: Ha :
3.
Hitung F hitung
Keterangan: : Uji Fisher
4.
S2kecil
: Varians data terkecil
S2besar
: Varians data terbesar
Tentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan adalah 2 % atau α = 0,02
5.
Cari Ftabel semula dengan rumus Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1) Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1) Ftabel semula = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1) Ftabel semula = F 0,01 (16, 16) Ftabel semula = 3,37
106
6.
Cari Ftabel kanan dengan rumus Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1) Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1) Ftabel kanan = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1) Ftabel kanan = F 0,01 (16, 16) Ftabel kanan = 3,37
7.
Cari Ftabel kiri dengan rumus Ftabel kiri = F tabel kiri =
8.
Pengujian Ho. Jika – F
tabel kiri
≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima atau
sampel homogen. 9.
Ternyata – 0,296 ≤
≤ 3,37 atau – F
tabel kiri
≤ Fhitung
kini
≤ Ftabel
kanan
sehingga Ho diterima. 10. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen).
107
Uji Homogenitas Untuk Posttest Siswa Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher 1.
Buat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat Ho: Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen) Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel tidak homogen)
2.
Buat Ho dan Ha dalam bentuk statistik Ho: Ha :
3.
Hitung F hitung
Keterangan: : Uji Fisher
4.
S2kecil
: varians data terkecil
S2besar
: varians data terbesar
Tentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan adalah 2 % atau α = 0,02
5.
Cari Ftabel semula dengan rumus Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1) Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1) Ftabel semula = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1) Ftabel semula = F 0,01 (16, 16) Ftabel semula = 3,37
6.
Cari Ftabel kanan dengan rumus Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1) Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1)
108
Ftabel kanan = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1) Ftabel kanan = F 0,01 (16, 16) Ftabel kanan = 3,37 7.
Cari F tabel kiri dengan rumus F tabel kiri = F tabel kiri =
8.
Pengujian Ho. Jika – F
tabel kiri
≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima atau
sampel homogen. 9.
Ternyata – 0,296 ≤
≤ 3,37 atau – F
tabel kiri
≤ Fhitung
kini
≤ Ftabel
kanan
sehingga Ho diterima. 10. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen).
109
LAMPIRAN X UJI HIPOTESIS Setelah sampel berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji “t”. 1.
Uji t Untuk Pretest Siswa ̅
̅
S12 =
S22 =
n1 = 17
n2 = 17 ̅
̅ √
Dimana, ( √
)
( √
)
√
√ √
Sehingga,
(
)
(
)
110
̅
̅ √
̅
̅ √
√
√
√ )
(
Derajat kebebasan dengan rumus, dk = n1 + n2 – 2 → dk = 17 + 17 – 2 = 32. Taraf signifikansi (α) = 0,01 untuk uji dua pihak. t tabel = 2,566. Jika t
hitung
tabel,
yaitu
< 2,566 maka Ho diterima atau pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif tidak berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis.
111
2.
Uji t Untuk Posttest Siswa ̅
̅
S12 =
S22 =
n1 = 17
n2 = 17 ̅
̅ √
Dimana, ( √
)
( √
)
√
√
√
Sehingga, ̅
̅ √
̅
̅ √
(
)
(
)
112
√
√
√ (
)
Derajat kebebasan dengan rumus, dk = n1 + n2 – 2 → dk = 17 + 17 – 2 = 32 Taraf signifikansi (α) = 0,01 untuk uji dua pihak. t tabel = 2,566 Jika t
hitung
dengan
>t
tabel,
yaitu
menggunakan
> 2,566 maka Ho ditolak atau pembelajaran multimedia
interaktif
berpengaruh
pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis..
terhadap
113
LAMPIRAN XI Tabel Distribusi Normal Z
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
-3,4 -3,3 -3,2 -3,1 -3,0
0,0003 0,0005 0,0007 0,0010 0,0013
0,0003 0,0005 0,0007 0,0009 0,0013
0,0003 0,0005 0,0006 0,0009 0,0013
0,0003 0,0004 0,0006 0,0009 0,0012
0,0003 0,0004 0,0006 0,0008 0,0012
0,0003 0,0004 0,0006 0,0008 0,0011
0,0003 0,0004 0,0006 0,0008 0,0011
0,0003 0,0004 0,0005 0,0008 0,0011
0,0003 0,0004 0,0005 0,0007 0,0010
0,0002 0,0003 0,0005 0,0007 0,0010
-2,9 -2,8 -2,7 -2,6 -2,5
0,0019 0,0026 0,0033 0,0047 0,0062
0,0018 0,0025 0,0034 0,0045 0,0060
0,0017 0,0024 0,0033 0,0044 0,0059
0,0017 0,0023 0,0032 0,0043 0,0057
0,0016 0,0023 0,0031 0,0041 0,0055
0,0016 0,0022 0,0030 0,0040 0,0054
0,0015 0,0021 0,0029 0,0039 0,0052
0,0015 0,0021 0,0028 0,0038 0,0051
0,0014 0,0020 0,0027 0,0037 0,0049
0,0014 0,0019 0,0026 0,0036 0,0048
-2,4 -2,3 -2,2 -2,1 -2,0
0,0082 0,0107 0,0139 0,0179 0,0228
0,0080 0,0104 0,0136 0,0174 0,0222
0,0078 0,0102 0,0132 0,0170 0,0217
0,0075 0,0099 0,0129 0,0166 0,0212
0,0073 0,0096 0,0125 0,0162 0,0207
0,0071 0,0094 0,0122 0,0158 0,0202
0,0069 0,0091 0,0119 0,0154 0,0197
0,0068 0,0089 0,0116 0,0150 0,0192
0,0066 0,0087 0,0113 0,0146 0,0188
0,0064 0,0084 0,0110 0,0143 0,0183
-1,9 -1,8 -1,7 -1,6 -1,5
0,0287 0,0359 0,0446 0,0548 0,0668
0,0281 0,0352 0,0436 0,0537 0,0655
0,0274 0,0344 0,0427 0,0526 0,0643
0,0268 0,0336 0,0418 0,0516 0,0630
0,0262 0,0329 0,0409 0,0505 0,0618
0,0256 0,0322 0,0401 0,0495 0,0606
0,0250 0,0314 0,0392 0,0485 0,0594
0,0244 0,0307 0,0384 0,0475 0,0582
0,0239 0,0301 0,0375 0,0465 0,0571
0,0233 0,0294 0,0367 0,0455 0,0559
-1,4 -1,3 -1,2 -1,1 -1,0
0,0808 0,0968 0,1151 0,1357 0,1587
0,0793 0,0951 0,1131 0,1335 0,1562
0,0778 0,0934 0,1112 0,1314 0,1539
0,0764 0,0918 0,1093 0,1292 0,1515
0,0749 0,0901 0,1075 0,1271 0,1492
0,0735 0,0885 0,1056 0,1251 0,1469
0,0722 0,0869 0,1038 0,1230 0,1446
0,0708 0,0853 0,1020 0,1210 0,1423
0,0694 0,0838 0,1003 0,1190 0,1401
0,0681 0,0823 0,0985 0,1170 0,1379
-0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5
0,1841 0,2119 0,2420 0,2743 0,3085
0,1814 0,2090 0,2389 0,2709 0,3050
0,1788 0,2061 0,2358 0,2676 0,3015
0,1762 0,2033 0,2327 0,2643 0,2981
0,1736 0,2005 0,2296 0,2611 0,2946
0,1711 0,1977 0,2266 0,2578 0,2912
0,1685 0,1949 0,2236 0,2546 0,2877
0,1660 0,1922 0,2206 0,2514 0,2843
0,1635 0,1894 0,2177 0,2483 0,2810
0,1611 0,1867 0,2148 0,2451 0,2776
-0,4 -0,3 -0,2 -0,1 -0,0
0,3446 0,3821 0,4207 0,4602 0,5000
0,3409 0,3783 0,4168 0,4562 0,4960
0,3372 0,3745 0,4129 0,4522 0,4920
0,3336 0,3707 0,4090 0,4483 0,4880
0,3300 0,3669 0,4052 0,4443 0,4840
0,3264 0,3632 0,4013 0,4404 0,4801
0,3223 0,5394 0,3974 0,4364 0,4761
0,3192 0,3557 0,3936 0,4325 0,4721
0,3156 0,3520 0,3897 0,4286 0,4681
0,3121 0,3483 0,3859 0,4247 0,4641
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4
0,5000 0,5398 0,5793 0,6179 0,6554
0,5040 0,5438 0,5832 0,6217 0,6591
0,5080 0,5478 0,5871 0,6255 0,6628
0,5120 0,5517 0,5910 0,6293 0,6664
0,5160 0,5557 0,5948 0,6331 0,6700
0,5199 0,5596 0,5987 0,6368 0,6736
0,5239 0,5636 0,6026 0,6406 0,6772
0,5279 0,5675 0,6064 0,6443 0,6808
0,5319 0,5714 0,6103 0,6480 0,6844
0,5359 0,5753 0,6141 0,6517 0,6879
114 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
0,6915 0,7257 0,7580 0,7881 0,8159
0,6950 0,7291 0,7611 0,7910 0,8186
0,6985 0,7324 0,7642 0,7939 0,8212
0,7019 0,7357 0,7673 0,7967 0,8238
0,7054 0,7389 0,7704 0,7995 0,8264
0,7088 0,7422 0,7734 0,8023 0,8289
0,7123 0,7454 0,7764 0,8051 0,8315
0,7157 0,7486 0,7794 0,8078 0,8340
0,7190 0,7517 0,7823 0,8106 0,8365
0,7224 0,7549 0,7852 0,8133 0,8389
1,0 1,1 1,2 1,3 1,4
0,8413 0,8643 0,8849 0,9032 0,9192
0,8438 0,8665 0,8869 0,9049 0,9207
0,8461 0,8686 0,8888 0,9066 0,9222
0,8485 0,8708 0,8907 0,9082 0,9236
0,8508 0,8729 0,8925 0,9099 0,9251
0,8531 0,8749 0,8944 0,9115 0,9265
0,8554 0,8770 0,8962 0,9131 0,9278
0,8577 0,8790 0,8980 0,9147 0,9292
0,8599 0,8810 0,8997 0,9162 0,9306
0,8621 0,8830 0,9015 0,9177 0,9319
1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
0,9332 0,9452 0,9554 0,9641 0,9713
0,9345 0,9463 0,9564 0,9649 0,9719
0,9357 0,9474 0,9573 0,9656 0,9726
0,9370 0,9484 0,9582 0,9664 0,9732
0,9382 0,9495 0,9591 0,9671 0,9738
0,9394 0,9505 0,9599 0,9678 0,9744
0,9406 0,9515 0,9608 0,9686 0,9750
0,9418 0,9525 0,9616 0,9693 0,9753
0,9429 0,9535 0,9625 0,9699 0,9761
0,9441 0,9545 0,9633 0,9706 0,9767
2,0 2,1 2,2 2,3 2,4
0,9772 0,9821 0,9861 0,9893 0,9918
0,9778 0,9826 0,9864 0,9869 0,9920
0,9783 0,9830 0,9868 0,9898 0,9922
0,9788 0,9834 0,9871 0,9901 0,9925
0,9793 0,9838 0,9875 0,9904 0,9927
0,9798 0,9842 0,9878 0,9906 0,9929
0,9703 0,9846 0,9881 0,9909 0,9931
0,9808 0,9850 0,9884 0,9911 0,9932
0,9813 0,9854 0,9887 0,9913 0,9934
0,9817 0,9857 0,9890 0,9916 0,9936
2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
0,9938 0,9953 0,9965 0,9974 0,9981
0,9940 0,9955 0,9966 0,9975 0,9982
0,9941 0,9956 0,9967 0,9976 0,9982
0,9943 0,9957 0,9968 0,9977 0,9983
0,9945 0,9959 0,9969 0,9977 0,9984
0,9946 0,9960 0,9970 0,9978 0,9984
0,9946 0,9961 0,9971 0,9979 0,9985
0,9949 0,9962 0,9972 0,9979 0,9985
0,9951 0,9963 0,9973 0,9980 0,9986
0,9952 0,9964 0,9974 0,9981 0,9986
3,0 3,1 3,2 3,3 3,4
0,9987 0,9990 0,9993 0,9995 0,9997
0,9987 0,9991 0,9993 0,9995 0,9997
0,9987 0,9991 0,9994 0,9995 0,9997
0,9988 0,9991 0,9994 0,9996 0,9997
0,9988 0,9992 0,9994 0,9996 0,9997
0,9989 0,9992 0,9994 0,9996 0,9997
0,9989 0,9992 0,9994 0,9996 0,9997
0,9989 0,9992 0,9995 0,9996 0,9997
0,9990 0,9993 0,9995 0,9996 0,9997
0,9990 0,9993 0,9995 0,9997 0,9998
Sumber: Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistik (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia
115
LAMPIRAN XII Tabel Harga Quantil Statistik Liliefors Distribusi Normal Ukuran sampel
p = 0,80
p = 0,85
p = 0,90
p = 0,95
p = 0,99
N
α = 0,20
α = 0,15
α = 0,10
α = 0,05
α = 0,01
4
0,300
0,319
0,352
0,381
0,417
5
0,285
0,299
0,315
0,337
0,405
6
0,265
0,277
0,294
0,319
0,364
7
0,247
0,258
0,276
0,300
0,348
8
0,233
0,244
0,261
0,285
0,331
9
0,223
0,233
0,249
0,271
0,311
10
0,215
0,224
0,239
0,258
0,294
11
0,206
0,217
0,230
0,249
0,284
12
0,199
0,212
0,223
0,242
0,275
13
0,190
0,202
0,214
0,234
0,268
14
0,183
0,194
0,207
0,227
0,261
15
0,177
0,187
0,201
0,220
0,257
16
0,173
0,182
0,195
0,213
0,250
17
0,169
0,177
0,189
0,206
0,245
18
0,166
0,173
0,184
0,200
0,239
19
0,163
0,169
0,179
0,195
0,235
20
0,160
0,166
0,174
0,190
0,231
25
0,142
0,147
0,158
0,173
0,200
30
0,131
0,136
0,144
0,161
0,187
n > 30
√
√
√
√
√
Sumber: Conover, W. J. 1980. Practical Nonparametric Statistics second edition. New York: John Wiley & Sons.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN Nomor Item Pertanyaan
No. Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Σ
Skor Siswa
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
2
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
57
0
13
3
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
37
0
1
15
43
4
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
5
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
12
34
1
1
0
23
6
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
66
1
0
0
1
19
7
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
54
1
1
1
0
1
17
49
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
20
57
1
0
1
1
0
1
25
10
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
71
0
0
0
0
0
1
0
15
43
11
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
12
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
14
40
0
1
0
1
0
1
0
0
13
13
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
37
0
1
0
1
0
0
1
1
0
19
14
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
54
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
12
34
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
16
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
25
71
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
22
17
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
63
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
20
57
18
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
19
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
15
43
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
12
20
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
34
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
16
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
46
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
19
54
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
23
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
24
69
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
15
24
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
43
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
19
54
25
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
26
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
20
57
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
14
27
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
40
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
20
28
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
57
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
25
71
29
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
30
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
12
34
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
14
Jumlah
28
26
23
23
25
24
20
21
17
21
8
3
24
7
40
16
19
5
6
7
16
11
13
5
24
3
8
15
9
21
11
12
19
13
7
20
530
1514
rhitung
0.37
0.04
0.33
-0.03
0.26
0.35
0.56
0.22
0.37
0.01
0.54
0.00
0.41
0.24
0.54
0.02
thitung
2.1
0.19
1.84 -0.156 1.42
2
3.6
1.2
2.13
0.06
3.38
0.01
2.4
1.29
3.39
0.08
0.04
0.50
0.26
0.28
0.35
0.20
0.38
-0.16
0.03
0.41
0.52
0.63
-0.30
0.41
0.38
0.31
0.32
0.01
0.34
0.21
3.06
1.4
1.57
1.96
1.11
2.18 -0.874 0.15
2.4
3.2
4.29
-1.664
2.4
2.17
1.74
1.77
0.06
1.93 0.34
ttabel
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
vldts
V
I
V
I
V
V
V
V
V
I
V
I
V
V
V
I
I
V
V
V
V
V
V
I
I
V
V
V
I
V
V
V
V
I
V
p
0.93
0.87
0.77
0.767
0.83
0.8
0.67
0.7
0.57
0.7
0.27
0.1
0.8
0.23
0.53
0.63
0.17
0.2
0.23
0.53
0.37
0.43
0.17
0.8
0.1
0.27
0.5
0.3
0.7
0.37
0.4
0.63
0.43
0.23
0.67
q
0.07
0.13
0.23
0.233
0.17
0.2
0.33
0.3
0.43
0.3
0.73
0.9
0.2
0.77
0.47
0.37
0.83
0.8
0.77
0.47
0.63
0.57
0.83
0.2
0.9
0.73
0.5
0.7
0.3
0.63
0.6
0.37
0.57
0.77
0.33
Σpq
0.06
0.12
0.18
0.179
0.14
0.16
0.22
0.21
0.25
0.21
0.2
0.09
0.16
0.18
0.25
0.23
0.14
0.16
0.18
0.25
0.23
0.25
0.14
0.16
0.09
0.2
0.25
0.21
0.21
0.23
0.24
0.23
0.25
0.18
0.22
2
s r11 thitung ttabel rlblts
18.17 0.65 4.57 0.34 reliabel
Tinggi
6.64
Tingkat Kesukaran Σ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
2
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
3
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
15
4
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
12
5
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
23
6
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
19
7
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
17
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
20
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
25
10
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
15
11
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
14
12
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
13
13
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
19
14
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
12
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
25
16
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
22
17
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
20
18
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
15
19
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
12
20
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
16
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
19
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
24
23
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
15
24
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
19
25
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
20
26
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
14
27
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
20
28
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
25
29
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
12
30
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
14
Σ
27
26
23
23
25
24
20
21
17
21
8
3
24
7
16
19
5
6
7
16
11
13
5
24
3
8
15
9
21
11
12
19
13
7
20
529
0.10
0.80 mudah
Nomor Item Pertanyaan
sukar
No. Resp
sedang
sukar
sedang
sedang
0.40 0.63 0.43 0.23 0.67 sedang
0.37 sedang
sedang
sukar
sedang
sukar
sukar
mudah
sukar
sedang
sedang
sedang
sukar
sukar
sukar
sedang
sedang
0.23 0.53 0.63 0.17 0.20 0.23 0.53 0.37 0.43 0.17 0.80 0.10 0.27 0.50 0.30 0.70 sukar
sukar
sedang
sedang
sedang
sedang
0.80 0.67 0.70 0.57 0.70 0.27 mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
0.90 0.87 0.77 0.77 0.83 Mudah
Kategori
p
20
Klasifikasi Kelompok Siswa No. Resp
Nomor Item Pertanyaan
Σ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
20
2
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
3
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
15
4
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
12
5
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
23
6
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
19
7
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
17
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
20
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
25
10
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
15
11
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
14
12
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
13
13
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
19
14
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
12
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
25
16
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
22
17
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
20
18
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
15
19
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
12
20
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
16
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
19
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
24
23
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
15
24
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
19
25
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
20
26
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
14
27
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
20
28
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
25
29
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
12
30
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
14
Jumlah
27
26
23
23
25
24
20
21
17
21
8
3
24
7
16
19
5
6
7
16
11
13
5
24
3
8
15
9
21
11
12
19
13
7
20
529
Skor siswa 57 37 43 34 66 54 49 57 71 43 40 37 54 34 71 63 57 43 34 46 54 69 43 54 57 40 57 71 34 40
Kelompok Atas Bawah Bawah Bawah Atas Atas Bawah Atas Atas Bawah Bawah Bawah Atas Bawah Atas Atas Atas Bawah Bawah Bawah Atas Atas Bawah Atas Atas Bawah Atas Atas Bawah Bawah
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0.1
26 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 6 0.4
27 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10 0.7
28 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 9 0.6
29 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 10 0.7
30 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 9 0.6
31 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 0.5
32 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 11 0.7
33 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8 0.5
34 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0.3
35 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 0.8
24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 0.9
25 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0.1
26 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0.1
27 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 0.3
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0
29 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 0.7
30 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0.1
31 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0.3
32 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 0.5
33 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0.3
34 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 0.2
35 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 8 0.5
0.27 0.20 0.20 0.07 0.27 Cukup
-0.07 0.47
Jelek
Baik
Cukup
Cukup
Sanagat Jelek
Sangat Jelek
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Jelek
Sangat Jelek
Baik
0.07 0.40 0.07 0.40 0.20 0.40 -0.07 0.07 0.27 0.20 0.27 0.33 0.20 0.33 -0.13 -0.07 0.27 0.33 0.60
Cukup
13 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9 0.6
Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar (PB) Nomor item pertanyaan 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 5 10 2 1 2 6 3 5 0 0.1 0.3 0.7 0.1 0.1 0.1 0.4 0.2 0.3 0.0
24 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 0.7
Cukup
14 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 0.3
Cukup
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1.0
Baik
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0.1
Proporsi kelompok atas yang menjawab benar (PA) Nomor Item Pertanyaan 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 11 9 3 5 5 10 8 8 5 0.7 0.6 0.2 0.3 0.3 0.7 0.5 0.5 0.3
Sangat Jelek
10 11 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 1 0.7 0.1
12 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0.1
Cukup
0.53 0.20 0.33
11 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 7 0.5
Baik
9 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 0.4
10 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 11 0.7
Jelek
8 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 0.6
9 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 0.7
Baik
Cukup
Cukup
0.20 0.00 0.20 -0.07 0.20 0.27
7 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 6 0.4
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 12 0.8
Jelek
6 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 0.7
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 0.9
Cukup
5 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 0.7
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 0.9
Cukup
4 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 0.8
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 0.9
Baik
3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 10 0.7
4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11 0.7
Sangat Jelek
Kriteria
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12 13 0.8 0.9
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0.9
Cukup
DP
2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0.9
Jelek
No. Resp 2 3 4 7 10 11 12 14 18 19 20 23 26 29 30 Σ PB
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1.0
Cukup
No. Resp 1 5 6 8 9 13 15 16 17 21 22 24 25 27 28 Σ PA
Σ 19 23 18 20 25 18 25 21 20 18 22 19 20 18 25
Σ 13 15 12 17 16 14 13 12 16 14 16 17 15 12 14
Skor siswa 54 66 51 57 71 51 71 60 57 51 63 54 57 51 71
Skor siswa 37 43 34 49 46 40 37 34 46 40 46 49 43 34 40
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
Ahmad Nazarudin
NIM
107076300842
Judul Skripsi
Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Sislva Pada Konsep Listrik Dinamis
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT
Raja
Grafindo Persada, 1997),h. 15-16
Azhar Arsyad, Media Pengejaran. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1997), h. 9 -rc
Raja
MuhibbiCin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.87
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada l,{edia Group, 2009),
h.108-109 Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003 h.1
04
Syaiful B. Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,20ll), cet ke-3, hal. l3 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta PT Rineka Cipta, 2006). h.10
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter Airasian (et.al),
w,
A
taxonomy for Learning, Teaching, Assesing, Q.{ew York: Longman, 2001), h. 63 Ahmad Sofyan, dld<, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasi Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2006), h. 15.
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bandung: Bumi Aksara, 2010), h. 161162
Nuryani R, Strategi Belajar Mengajor Biologi, (Malang: UM Press,2002), h.50-51. Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 81.
'ilErjA
flYtI
ffi l1
t2
t3
Aksara, 201l), h. 9.
Daryanto. Media Pembelajaran t4
:
Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran.
Djamarah dan Zain, Strategi Belcjar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), ed.revisi, h. 124-126 Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimediq di Sekolah
t6
(Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan
17
Prospektifl. (Jakarta: Prestasi Pustaka), h. 1. Gatot Pramono, "Interaktifitas dan Learning Kontrol Pada Multimedia Interaktif '. dalarn Jurnal Tel*to I o si P end i dikan. No. I 9/X/TEKNODII?DES12006, h. 42. Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah
18
(Pedonmn Pembelajaran Inspiratif, Konstruhif, d"4 P r o sp ekt if) . ( Jakarta: Prestasi Pustaka),h.
l9 20
2t 22 27
28
29 30
2
6.
Syaiful Sagala, Konsep dan Malom
Pembelajaran,
(Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke-6
Syaiful Sagala, Konsep dan Mal*ta (Bandung: Alfabeta, 2008), cet
ke-6
1*,v I
n,
4,2
aI
'k
Pembelajaran,
'
Grafindo Persada, (1997), h. 158
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, (1997), h. 160
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Iakarta: PT. Indeks, 2009),h.11 . Robeft E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks,2009), h. 82.
W.S. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), h. 288.
W.S. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia 199
6), h. 289.
*, il , \ // \
u
-w" x .>
v
Ue,
J
t/
1
()
w d
)
w
,H
{c
-w,
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT. Raja
Widiasarana Indonesia,
k
Peranannya Sangat
(Yogyakarta : Gava Media, 2010).h.7 15
p
#iliii.
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter w. Airasian (et.al), A taxonomyfor Learuing, Teaching, and Assesing, (New York: Longman, 2001),h.70. Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakafta: PT Raja Grafindo Persada, 1997),h.3. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovattf Kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional). (Jakarta: PT Bumi
44K 0
)
4 A\
\
7Y
qN ('
V
q.
A w W
',/
&
nv
)
r)
L
V
'.'',:.
?-r{.rW
!//////M1
-
W
i(
BAB
;., \sffi'o 1"",.""../ " ;*
:-
III
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kaalitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008), cet ke-3, hal.1 l4 2
J
Sukardi, Metodologi Peneliticut Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), .186. Suharsimi Arikunto, Pro sedur P enelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.1 l,
tr
{/
t /, V\
q/
h. 115 4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatil Pendekatqn Prahik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.l3,
h. 5
6 7
8
9
t0 l1 t2 13
t4
15
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 65.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evqluasi Pendidikan,
17
2
w % 2 w (v
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasctr Eyalttasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 75.
!
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 101. Suharsimi Arikunto, Dasor-Dasqr Evaluasi Pendidikan,
*
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evqluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.210..
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluqsi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h.2ll.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.213-214.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarla: Bumi Aksara, 2008), h. 218
Supardi dan Darwan, Pengantar Statistik Pendidikqn, (Jakarta: Diadit Media, 2009), ed.revisi, cetakan ke-2, hal. 82.
t6
f Y\
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 72.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 208.
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2005), cet.Il,h.466.
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2005), cet.1I,h.249
U
g ry
rt7.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kua litatif, dan R&D, (Bandung :Alfabeta, 2008 ), cet ke-3, hal.120. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Eyaluasi Pendidikan,
v
2 v\
U
)
L
k"
)
th
{l^ 2{
(
I (x> C 4
W" V a,
k
7 il\
I,
&
YL J)
1W
W
rI
I
t
,h,. (
I ,,/
Sugiyono, Metode Penelitian
Kualilatif Kuantitatif dan R &
D. Bandung : Alfabeta. 2010. h.191
Achmad Samsudin, Penggunaan Model Pentbelajaran Multintedia Interaktif (MMQ Optic Geometri (Jntuk Meningkatkan Pengtrasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa, (Jwnal penelitian pendidikan IpA Vol. II N 3, November 2008, Bandung: Institut Teknologi Bandung),
h.249
Ade Sartono, Penggunaan Multimedia Interahif Dalam Pembelajaran Struktur Atom Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, (Iumal Penelitian Pendidikan
No. 2, Juli 2008, Bandung: Universitas
IpA Vol. II pendidikan
Indonesia), h.123. Jorge Fonseca e Tridante, improving physic learning with viriual environments: an example on the phase of water,
(Interactive Educational Multimedia, number 2005, Coimbra: University of Coimbra), h. 224
ll,
October
Jakafta, Juni2014 Pembimbing
11979030
I
009
II
,M ffi1 I
ffXl\
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FtrK
i
Jt.
tr.
H. Juanda No
FORM (FR)
s5 ciputat 15412 tndonesia
: Tgl. Terbit : No.
Dokumen
FITK-FR-AKD-082
No.
Revisi: :
01
Hal
1 Maret 2010 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.O1/F. 1 /KM.01 .SI\!?|{X1ZOM Lamp. . Outline/Proposal : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 27 Maret2014
Hal
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMA lslam Gika! Harapan 1 BSD di
Tempat Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
:Ahmad Nazarudin
Semester
: 14 (Empat Belas)
Judu!
: 107016300842 : Pend. IPA/Fisika
Skripsi :Pengaruh Penggunaan Multimedia lnteraktif Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik dinamis
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat
mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al aiku m wr.wb.
Tembusan; Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1. 2. 3.