PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO
Junira Hilumalo 911409106 Yulianto Kadji Irawati Abdul S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif, yaitu metode secara sistematis menggambarkan pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang berkaitan dengan penggunaan metode diskusi dan hasil belajar siswa dengan anggota populasi adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 203 orang dan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 44 siswa. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan dari penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan dapat diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa penggunaan metode diskusi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Bahwa penggunaan metode diskusi mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Variabel penggunaan metode diskusi memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa sebesar 44%dan sisanya 56% ditentukan oleh faktor-faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun diluar diri siswa. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru hendaknya dapat memanfaatkan metode belajar yang ada dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci : Penggunaan Metode Diskusi. Hasil Belajar Siswa
PENDAHULUAN Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen pada dirinya sebagai hasil pengalaman. Mengajar adalah hal yang kompleks dan karena siswa itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Banyak upaya yang harus dilakukan baik terhadap tenaga Pendidikan ataupun kependidikan, maupun sarana dan prasarana. Salah satu upaya juga dapat ditempuh melalui siswa-siswinya. Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, harus ada kerjasama baik oleh guru kelas maupun guru bidang studi dalam suatu satuan pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok, yang akan menentukan berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh bagaimana cara belajar peserta didik baik pada saat ia belajar di sekolah maupun pada saat ia belajar diluar jam sekolah. Dalam hal ini khususnya materi pelajaran Produktif 1 yang disampaikan guru di sekolah. Dengan kedisiplinan belajar diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasinya. Keberhasilan dalam belajar Produktif 1 dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa. Komunikasi yang terjadi hendaknya merupakan komunikasi timbal balik yang diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pelajaran berlangsung efektif dan efisien. Mata pelajaran Produktif I di SMK biasanya hanya menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya mendengar suara guru sehingga siswa mengantuk dan tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Seperti kita ketahui mata pelajaran Produktif I banyak mengerjakan soal latihan. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran produktif I, sebab disamping untuk pencapaian tujuan juga harus mempertimbangkan karakteristik dan setting pembelajaran Produktif I tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SMK Negeri 1 Gorontalo, pada kelas X Ak 6 diperoleh bahwa kondisi obyektif yang terjadi dilapangan, ada sebagian siswa masih memiliki nilai dibawah rata-rata khususnya pada mata pelajaran Produktif 1. Selain itu, dalam pembelajaran siswa tidak bersungguh–sungguh dalam mengikuti pembelajaran karena guru kurang mampu menciptakan kondisi belajar menyenangkan bagi siswa yang interaktif. Guru belum dapat membelajarkan siswa dengan baik dan mempersiapkan bahan ajar yang baik dengan mengorganisasikan materi pembelajaran dengan jelas dan terarah, selama proses pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan, guru jarang menggunakan metode.
Proses pembelajaran sering terjadi kegagalan komunikasi, artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan tidak diterima oleh siswa secara baik, guru tidak dapat mengarahkan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kurangnya keaktifan siswa dalam belajar sering menyebabkan kegagalan dalam belajar dan hasil belajar yang tidak optimal. Keberhasilan guru dalam mengaktifkan siswa, mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar masih belum maksimal. Siswa tidak memiliki sifat positif dan tidak aktif terhadap pelajaran Produktif 1 yang disampaikan oleh guru, mereka sering beranggapan bahwa belajar itu susah dan membosankan, sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung menjadi kurang menyenangkan dan tidak berkesan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru masih belum bisa merubah cara mengajar, dan proses pembelajaran masih bersifat teacher centered. Guru masih kurang mengelolah kelas, memilih metode dan strategi yang tepat dalam pembelajaran untuk pembentukan karakter siswa terhadap pelajaran produktif I. Proses pembelajaran sekarang ini menuntut guru tidak lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun pengetahuannya. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sesuai dengan konstruktivisme, siswa dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru berperan sebagai manajer di kelas agar siswa belajar. Pengelolaan proses pembelajaran dalam kelas oleh guru, hendaknya menciptakan situasi dikelas yang menyenangkan, menciptakan situasi kehidupan dimasyarakat dalam kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga siswa merasakan bahwa yang dipelajarinya adalah yang akan dihadapinya suatu kelak. Pengelolaan proses pembelajaran dalam kelas oleh guru, hendaknya menciptakan situasi dikelas yang menyenangkan, menciptakan situasi kehidupan dimasyarakat dalam kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga siswa merasakan bahwa yang dipelajarinya adalah yang akan dihadapinya suatu kelak. Hasil belajar siswa kelas X Ak 6 SMK Negeri I Gorontalo sangat dipengaruhi oleh penggunaan dan penerapan metode pembelajaran oleh guru yang bersangkutan, yang dalam hal ini adalah guru mata pelajaran Produktif 1. Pendekatan metode diskusi merupakan salah satu langkah alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas tersebut. Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah, (Arifin 2007:23-24).
Disamping itu Darajat (dalam Engkoswara 2007:47), mengemukakan bahwa metode diskusi adalah bagian terpenting dalam memecahkan suatu masalah (Problem Solving). Dengan demikian metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama-sama. Dalam kegiatan metode diskusi sering dilakukan kelompok belajar yang anggotanya terdiri dari tiga sampai lima orang siswa di sekolah. Metode diskusi ini sangat tepat untuk memberikan motivasi dan semangat belajar tinggi kepada siswa. Menurut Sumantri (dalam Arikunto 2009:23) bahwa penerapan metode diskusi dalam proses belajar mengajarn di kelas akan lebih efektif apabila dilakukan dan dirancang berdasarkan masalah dan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaanya antara lain: Mempersilakan masing-masing anggota mengajukan pendapatnya, Merangkum pendapat masing-masing anggota, Menyusun kesimpulan, Merumuskan tindak lanjut, dan Mengevaluasi pengalaman belajar. Dalam hal ini bentuk-bentuk diskusi adalah dialog, diskusi mengembang, membahas dan berdiskusi sering dilakukan oleh pesert didik tingkat pendidikan lanjutan (SMA/SMK). Dengan metode pembelajaran ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah Hasil belajar adalah prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina, dkk, 2004:4) Perolehan aspek-aspek perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajaran. Sudjana (2008:22) juga mengatakan hasil belajar terbagi atas tiga ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris: Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam aspek,yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi, dan Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Dari ketiga ranah tersebut menjadi penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi dalam pengajaran. Arikunto (2009:6-7) menjelaskan bahwa “hasil belajar yang diperoleh siswa terdapat dua kemungkinan yaitu: memuaskan dan tidak memuaskan”. Memuaskan jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu yang menyenangkan tentu kepuasaan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan waktu. Akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar mendapat hasil yang lebih memuaskan. Tidak
memuaskan jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar hal itu tidak terulang lagi, maka ia giat untuk belajar. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Menurut Sudjana (2005:3) fungsi hasil belajar yaitu : Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa strategi mengajar guru, Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya. Purwanto (2007:102) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:Faktor
dari
diri
organisme
itu
sendiri
yang
disebut
faktor
individual
(kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi), dan Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial (keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang diperlukan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan memotivasi. Berdasarkan kedua pendapat di atas, pada hakikatnya terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, namun pada intinya pendataan belajar dapat diklasifikasikan atas dua faktor, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa maupun dari luar dirinya.
METODE PENULISAN Penlitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo. dilaksanakan di kelas X SMK Negeri 1 Gorontalo pada smester genap Tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 3 bulan terhitung sejak bulan April-Juni 2013. Adapun yang menjadi populasi pada penelitan ini
adalah Kelas X SMK Negeri 1 Gorontalo. Yang berjumlah 203 orang dan terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah masing-masing kelas 30-44 orang. Pengambilan Sampel pada penelitian ini di tentukan dengan mengunakan teknik pengumpulan data, Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini ditempuh dengan langkahlangkah sebagai berikut : Menurut Kuswardoyo (2006:9), “Observasi adalah metode pengumpulan data dalam penelitian sosial yang pelaksanaannya peneliti dapat secara langsung mengamati kondisi objek yang diteliti”. Menurut Sugiyono (2011:137) bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabilah peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Sugiyono (2011:142) menyatakan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif
untuk
mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode Disikusi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif I di Kelas X Ak 6 SMK Negeri I Gorontalo. Adapun desain penelitian sebagai berikut :
X
Y
Ket : X = Penggunaan Metode Diskusi Y = Hasil Belajar Siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN Data dari hasil penelitian ini berupa skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang pengaruh penggunaan metode diskusi dan hasil belajar siswa. Deskripsi hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan statistik data berupa tabel distribusi frekuensi, grafik, nilai mean, modus, median dan standar deviasi. Deskripsi data masing-masing untuk variabel penggunaan metode diskusi (X) dan hasil belajar siswa (Y) adalah sebagai berikut: Deskripisi tentang frekuensi skor data (Variable X) dapat dilihat pada lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 74,5 dengan frekuensi 12. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.
Frekuensi
Kelas Interval 14 12 10 8 6 4 2 0 56,5
62,5
68,5
74,5
80,5
86,5
Kelas Interval
Gambar 2 Histogram distribusi pengamatan penggunaan metode diskusi Deskripsi tentang frekuensi skor data Hasil belajar siswa ( Variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 5. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 59,5 dengan frekuensi 10. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik di bawah ini.
Kelas Interval 12 Frekuensi
10 8 6 4 2 0 45,5
52,5
59,5
66,5
73,5
80,5
kelas interval
Gambar 3 Histrogram distribusi pengamatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan sebelumnya, serta rumusan hipotesis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Antara Signifikan Penggunaan Metode Diskusi
Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Perlu ditentukan statistika uji yang digunakan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan,dan hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari fhitung ≥ ftabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo. Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 35,82 + 0,44X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Penggunaan Metode Diskusi ), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Hasil Belajar Siswa) sebesar 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 44% variasi yang terjadi pada hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode diskusi, sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti dalam penelitian ini. Indikator penggunaan metode diskusi yang telah diuji dalam penelitian ini adalah metode belajar diskusi yang mencakup mengajukan pendapat saat diskusi, merangkum pendapat masing-masing anggota, menyusun kesimpulan hasil diskusi, mengevaluasi pengalaman diskusi. Sedangkan indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah melalui prose pembelajaran diharapkan adanya hasil yang diperoleh siswa melalui beberapa ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Dari hasil pengolahan data setelah dilakukan penelitian, membuktikan bahwa penggunaan metode diskusi sebagaimana terdapat pada indikator dalam penelitian ini, memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru dalam pengajaran berlangsung akan mendapat penilaian yang tinggi dari berbagai pihak, khususnya
siswa sehingga pada gilirannya guru dapat
mengintropeksi diri tentang kekurangan yang dimilikinya. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan dari penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan dapat diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa penggunaan metode diskusi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, antara penggunaan metode diskusi dengan hasil belajar siswa pada kelas Akuntansi di SMK Negeri 1 kota Gorontalo memiliki pengaruh yang positif.
2. Penggunaan metode diskusi mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Variabel penggunaan metode diskusi memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa sebesar 44% dan sisanya 56% ditentukan oleh faktor-faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun diluar diri siswa.
SARAN Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti menyarankan dalam kegiatan pembelajaran seorang guru hendaknya dapat memanfaatkan metode belajar yang ada dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi, (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara, Jakarta Arikunto, Suharsimin. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta, Jakarta Arifin, Zaenal, (2007). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. PT Remaja Rosdakarya, . Bandung: Chatrina, Tri Anni, dkk.(2004). Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri, (2006) Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta Engkoswara, (2007). Dasar-Dasar Metode Pengajaran. PT Bina Aksara, Jakarta Jihad Asep dan Haris Abdul, (2008). Evaluasi Pembelajaran.Multi Pressindo,Yogyakarta Kuswardoyo. (2006). Sosiologi dan Antropologi Sebagai Ilmu tentang Perilaku Sosial dalam Masyarakat. PT Pabelan, Surakarta Moedjiono, Hasibuan, (2008). Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung Mansyur, dkk. (2009). .Assesmen Pembelajaran Di Sekolah. Multi Pressindo, Jogyakarta
Morgono, (2006). Evaluasi Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Nana Sudjana, (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Menggajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung Purwanto,(2007). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Setia, Yogyakarta Sardiman, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Sugiyono Prof, Dr, (2011). Metode Penelititan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta Widoyoko, Eko putro,( 2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Pustaka Belajar, Yogyakarta Wina, Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media, Jakarta