ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU PRODUKTIF PEMASARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI TINGKAT XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 TANJUNG
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : A S E R A N I, S. P d NIP. 196302031994031005
PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 TANJUNG 2 0 11
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU PRODUKTIF PEMASARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI TINGKAT XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 TANJUNG
Oleh: A s e r a n i, S. P d NIP. 196302031994031005
Proposal ini telah disetujui oleh Kepala SMK Negeri 1 Tanjung untuk dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
Tanjung, 01 Juli 2011 Peneliti,
Aserani, S.Pd NIP. 196302031994031005
Menyetujui : Kepala SMK Negeri 1 Tanjung,
Drs. Bambang Wahono, MM. NIP. 195703131987101001 ii
KATA PENGANTAR
F Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT. yang mana berkat rahmat dan izin-Nya jualah sehingga dapatlah peneliti menyusun proposal PTK ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Penyusunan proposal PTK ini adalah dalam rangka memenuhi tugas tindak lanjut dari mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berbasis PTK yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Tanjung dari tanggal 14 sampai dengan 16 Juni 2011, sekaligus juga merupakan sebuah upaya peneliti untuk mengembangkan diri khususnya berkaitan dengan upaya peningkatan profesionalitas guru. Harapan peneliti, kiranya proposal ini layak diajukan untuk ditindaklanjuti ke kegiatan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadual yang telah disusun. Atas segala perhatian dan dukungan semua pihak, khususnya bapak Kepala SMK Negeri 1 Tanjung yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan fasilitas sehingga proposal ini bisa terselesaikan, dan selanjutnya nanti melakukan penelitian tindakan kelas, kami haturkan banyak terimakasih. Juga kepada bapak nara sumber pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berbasis PTK yang telah memberikan pembekalan ilmu dan keterampilan tentang pembimbingan penyusunan PTK, kami haturkan penghargaan dan terimakasih. Kepada Allah jualah kita berserah diri, semoga kita mampu terus berkarya menoreh kebaikan buat negeri ini. Amin. Tanjung, 01 Juli 2011 iii
Peneliti,
DAFTAR ISI
HAL :
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
I.
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan Masalah
2
C. Rumusan Masalah
2
D. Tujuan Penelitian
3
E. Manfaat Penelitian
3
II. KAJIAN PUSTAKA
5
A. Kajian Teori
5
B. Kerangka Pikir
11
B. Hipotesis Tindakan
12
III. METODOLOGI PENELITIAN
13
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
13
B. Setting Penelitian
13
C. Faktor Yang Diteliti
14
D. Prosedur dan Skenario Tindakan
15
E. Data dan Cara Penggalian Data
17
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
18
G. Analisis Data
18
H. Jadual Waktu Penelitian
18
IV. DAFTAR PUSTAKA
20
iv
DAFTAR GAMBAR
HAL :
Gambar 1: Empat Langkah Dalam PTK
13
Gambar 2: Prosedur Pelaksanaan PTK
15
Gambar 3: Spiral Tindakan Kelas (Adaptasi dari Hopkins, 1993:48)
15
v
ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU PRODUKTIF PEMASARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI TINGKAT XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 TANJUNG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa sarana prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Menurut Neni Utami (2003:1) dikatakan bahwa, “Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal”. Peningkatan prestasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagai pengembang kurikulum. 1
2 Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intern (internal motivation) dan motivasi ekstern (external motivation). Motivasi intern muncul karena adanya faktor dari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi ekstern muncul karena adanya faktor dari luar, terutama dari lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran faktor eksternal yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kinerja guru.
B. Pembatasan Masalah Mengingat adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1 yang dibatasi pada kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa pada SMK Negeri 1 Tanjung untuk pembelajaran semerter ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Seberapa tinggi kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa SMK Negeri 1 Tanjung; 2. Adakah pengaruh positif dan signifikan dari kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa terhadap motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung; 3. Seberapa besar sumbangan kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi
3 Pemasaran Barang dan Jasa terhadap motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini akan mengungkapkan tentang : 1. Kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa SMK Negeri 1 Tanjung; 2. Motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung; 3. Besarnya sumbangan kinerja guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa terhadap motivasi belajar siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh dua manfaat utama, yaitu : 1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya; 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu antara lain bagi guru dan sekolah. a. Bagi Guru Bagi guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa khususnya dan guru-guru produktif pemasaran lainnya, bahkan semua guru yang ada di SMK Negeri 1 Tanjung, baik guru normatif, adaptif maupun produktif,
4 hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau bahan acuan di dalam melakukan proses pembelajaran di kelas dan terlebih-lebih dalam rangka meningkatkan kinerja guru. b. Bagi Sekolah Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga dapat mendukung tujuan dari program sekolah khususnya dan program pendidikan pada umumnya.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Pembelajaran atau sering disebut belajar mengajar merupakan terjemahan dari istilah “instruction” yang terdiri dari dua kata, belajar dan mengajar (teaching and learning). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ormrod (2003:188) yang mengatakan bahwa : “Learning is a relatively permanent change in behavior due to experience”. Belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen sebagai akibat adanya pengalaman. Pengalaman dalam kegiatan belajar dapat merupakan sesuatu yang dialami sendiri maupun pengalaman orang lain. Dalam konteks program pelatihan (training program), Kirkpatrick (1988:20) mendefinisikan belajar sebagai “...... participant change attitudes, improve knowledge, and/or increase skill as a result of attending the program”. Inti pengertian belajar dari dua pendapat tersebut adalah sama, yaitu adalah perubahan yang relatif permanen di dalam diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, dara reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada diri individu. Seperti juga belajar, mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa bersedia melakukan kegiatan belajar. Nana Sudjana (2002:29) menyatakan bahwa: “Mengajar adalah suatu proses mengatur dan mengorganisasi 5
6 lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar”. Dalam proses pembelajaran terdapat dua kegiatan yang terjadi dalam satu kesatuan waktu dengan pelaku yang berbeda. Pelaku belajar adalah siswa, sedangkan pelaku mengajar adalah guru. Kegiatan siswa dan kegiatan guru berlangsung dalam proses yang berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Jadi, dalam proses pembelajaran terjadi hubungan yang interaktif antara guru dengan siswa dalam ikatan tujuan pembelajaran. Karena pelaku dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa, maka keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari faktor guru dan siswa tersebut. Menurut Cruickshank (1990:10-11) disebutkan bahwa: “Faktor-faktor yang memperngaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi empat variabel, yaitu : a. Variabel Guru Faktor variabel guru ini meliputi tingkat jenjang pendidikan (ijazah yang dimiliki) guru, kemampuan mengajarnya, IQ dan motivasi; b. Variabel Konteks Faktor variabel konteks dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) variabel siswa, yang meliputi: kemampuan, pengetahuan dan sikap yang telah ada pada diri siswa; b) variabel sekolah, meliputi: iklim, keramaian (kebisingan), ukuran/luas sekolah dan komposisi etnik; c) variabel konteks kelas, meliputi: ukuran kelas, buku-buku yang tersedia dan lingkungan fisik kelas (suhu, cahaya, ukuran ruang, kebisingan). c. Variabel Proses Faktor variabel proses pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: a) kinerja guru dalam kelas, yang meliputi:
7 kejelasan dalam menyampaikan pelajaran, semangat dalam mengajar, sikap yang menyenangkan, dan variasi dalam menggunakan strategi belajar mengajar; b) perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang dibedakan menjadi sikap dan motivasi belajar siswa. d. Variabel Produk Variabel produk ini dibedakan antara hasil jangka pendek (segera) seperti sikap terhadap mata pelajaran dan perkembangan dalam kecakapan serta hasil jangka panjang seperti kecakapan profesional atau kecakapan dalam bidang tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor proses pembelajaran. Dari faktor proses pembelajaran yang meliputi kinerja guru, sikap dan motivasi belajar siswa ini, maka guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan sikap positif dan meningkatkan motivasi belajar bagi para siswanya.
2. Kinerja Guru Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah variabel guru. Guru mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap kualitas pembelajaran, karena gurulah yang bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran di kelas, bahkan penyelenggara pendidikan di sekolah. Menurut Dedi Supriadi (1999:178) disebutkan bahwa : “Diantara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru. Faktor guru yang paling dominan mempenagaruhi kualitas pembelajaran adalah kinerja guru”. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nana Sudjana (2002:42)
8 menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Menurut Cruickshank (1990:5) disebutkan bahwa: “.....yang mempengaruhi secara langsung terhadap proses pembelajaran adalah kinerja guru dalam kelas (teacher classroom perfomance)”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas diketahui bahwa kinerja guru merupakan faktor yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya, kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang baik, akan mampu meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebalikmya. Kinerja guru yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah kinerja guru di dalam kelas. Meningkatkan kualitas pembelajaran akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai kinerja yang baik dalam kelas akan mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru. Istilah kinerja dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah “performance”. Menurut Kane (1986:237), “Kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, seperti bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan yang diusahakan dari bakat atau kemampuan itu sendiri dalam bentuk karya nyata”. Jadi, bakat dan kemampuan
9 akan berubah bentuk menjadi kinerja jika diwujudkan dalam bentuk aktivitas atau karya nyata. Suryadi Prawirosentono (1999:2) mendefinikasi kinerja sebagai “......hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka upaya mencapai tujuan secara legal”. Menurut Muhammad Arifin (2004:9), “.......kinerja dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi. Kemampuan menunjukkan pada kecakapan seseorang dalam mengerjkan tugastugas tertentu, sementara motivasi menunjuk pada keinginan (desire) individu untuk menunjukkan perilaku dan kesediaan berusaha. Orang akan mengerjakan tugas yang terbaik jika memiliki kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas itu dengan baik”. Berdasarkan uraian tersebut di atas berarti kinerja guru (teacher performance) berkaitan dengan kompetensi guru, artinya untuk memiliki kinerja yang baik guru harus didukung oleh kompetensi yang baik pula. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja yang baik. Kendati demikian, seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik, belum tentu memiliki kinerja yang baik, karena kinerja guru tidak semata diperoleh melalui kemampuan kompetensi, tetapi kinerja guru juga berkaitan dengan kemampuan memotivasi diri untuk menunaikan tugas dengan baik dan memotivasi diri untuk terus berkembang. Oleh karena itu, kinerja guru merupakan perwujudan dari kompetensi guru plus kemampuan diri dan motivasi untuk mengerjakan tugas dengan baik serta memacu diri secara terus menerus untuk berkembang. Esensi dari kinerja guru ini tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang digelutinya, dalam hal ini proses pembelajaran di sekolah khususnya
10 dan dunia pendidikan pada umumnya.
3. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari para siswa. Dalam pengertian umum, motivasi merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan tertentu. Woolfolk dan Nicolich (1984:270) menyatakan bahwa: “Motivasi pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan”. McClelland dalam Teevan dan Birney (1964:98) mengartikan, “motif sebagai suatu dorongan yang menggerakkan, mengarahkan dan menentukan atau memilih perilaku”. Manullang (1991:34) menyatakan bahwa: “Motif adalah suatu faktor internal yang menggugah, mengarahkan dan mengintegrasikan tingkah laku seseorang yang didorong oleh kebutuhan, kamauan dan keinginan yang menyebabkan timbulnya suatu perasaan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu potensi yang ada pada individu yang sifatnya laten atau potensi yang terbentuk dari pengalaman, sedangkan motivasi adalah kondisi yang muncul dalam diri individu yang disebabkan oleh adanya interaksi antara motif dengan kejadian-kejadian yang diamati oleh individu, sehingga dapat mendorong mengaktifkan perilaku tindakan nyata. Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa difokuskan pada motivasi untuk
11 berprestasi. Motivasi untuk berprestasi diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekedar dorongan untuk berbuat, tetapi juga mengacu pada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan seseorang. Motivasi berprestasi merupakan dorongan memperoleh suatu hasil dengan sebaikbaiknya agar tercapai perasaan kesempurnaan pribadi. Dengan demikian, perilaku disini berkaitan dengan harapan (expectation). Harapan seseorang terbentuk melalui belajar dan selalu mengandung standar keunggulan. Standar tersebut mungkin berasal dari tuntutan orang lain atau lingkungan tempat seseorang bertempat tinggal. Oleh karena itu, standar keunggulan merupakan kerangka acuan bagi individu yang bersangkutan pada saat ia belajar, menjalankan tugas, memecahkan masalah maupunmempelajari sesuatu. Adapun ciri-ciri motivasi berprestasi adalah sebagai berikut : a. Berorientasi pada keberhasilan; b. Bertanggungjawab; c. Inovatif dan; d. Mengantisifasi kegagalan.
B. Kerangka Pikir Kinerja guru dalam kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan menentukan motivasi belajar siswa serta kualitas pembelajaran. Artinya, kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat
12 dipahami karena guru yang mempunyai kinerja yang baik dalam kelas akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki semangat dan motivasi dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti dan merasa mudah dalam memahami materi pelajaran yang disajikan guru.
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu : “Kinerja guru dalam mengelola pembelajaran di kelas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa”.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan ini dipilih karena masalah yang dikaji adalah masalah yang bersifat praktis dan terfokus pada proses belajar mengajar, dimana guru dan siswa terlibat di dalamnya, bahkan keduanya mempunyai peranan yang sangat penting. Proses PTK yang akan dilaksanakan ini menggunakan model Kurt Lewin dimana dalam model ini dilakukan empat langkah/tahapan dalam setiap siklus, yaitu : 1. Perencanaan (planning); 2. Aksi dan tindakan (acting); 3. Observasi (observing), dan; 4. Refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut : Perencanaan
Reflesi
Aksi dan Tindakan
Observasi Gambar 1 : Empat langkah dalam PTK
B. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di tingkat XI Pemasaran 1 13
14 SMK Negeri 1 Tanjung Kabupaten Tabalong. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah, karena : 1. SMK Negeri 1 Tanjung merupakan tempat bertugas peneliti sebagai guru, sejak Maret 1994 hingga sekarang; 2. Lokasi SMK Negeri 1 Tanjung dengan rumah tempat tinggal peneliti sangat dekat sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian; 3. Peneliti pernah menjabat sebagai ketua program keahlian penjualan/pemarasan selama dua tahun, juga merupakan salah seorang tenaga pengajar produktif pemasaran sejak awal bertugas di SMK Negeri 1 Tanjung tahun 1994 hingga sekarang; Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan September 2011 sampai dengan Nopember 2011 (Jadual terlampir). Subyek yang diteliti adalah guru produktif pemasaran bidang kompetensi Pemasaran Barang dan Jasa dan siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
C. Faktor Yang Diteliti. Faktor yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor siswa, yaitu mengamati aktivitas kegiatan belajar siswa dengan sorotan pada faktor motivasi belajar terhadap mata pelajaran/diklat produktif bidang kompetensi pemasaran barang dan jasa; 2. Faktor Guru, yaitu mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar produktif pemasaran bidang kompetensi pemasaran barang dan jasa
15 dengan konsentrasi pada kemampuan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas; 3. Faktor hasil belajar, yaitu nilai proses dan nilai evaluasi;
D. Prosedur dan Skenario Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu : Perencanaan
Aksi/Tindakan
Observasi
Refleksi
Gambar 2 : Prosedur pelaksanaan PTK
Dari gambar (bagan) prosedur pelaksanaan PTK di atas, disusun skenario tindakan dengan menggunakan sistem Spiral Tindakan Kelas berdasarkan adabtasi dari Hopkins, 1993:48 seperti gambar/bagan berikut ini : Rumusan Masalah
Perencanaan Refleksi
Aksi/Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan Ulang
Observasi Aksi/Tindakan
dan seterusnya
Gambar 3 : Spiral tindakan kelas (adaptasi dari Hopkins, 1993:48)
16 Tindakan dilakukan dalam tiga siklus dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Siklus I dari rumusan masalah, perencanaan, aksi/tindakan, observasi dan refleksi; 2. Silus II dan III dimulai dengan melakukan perencanaan ulang/penyempurnaan, aksi/tindakan, observasi dan refleksi;
1. Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi : a. Membuat persiapan dan skenario pembelajaran; b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, berbagai instrumen pengamatan, termasuk bagaimana cara membuatnya, siapa yang akan menggunakan, bagaimana cara menggunakannya serta kapan digunakan; c. Membuat berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan; d. Melaksanakan simulasi tindakan kelas dan perbaikannya.
2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya.
3. Pengamatan/Observasi Pada tahap pengamatan/observasi ini dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dari observasi ini adalah untuk
17 mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
4. Refleksi Pada tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
E. Data dan Cara Penggalian Data Jenis data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data empiris yaitu data yang berhubungan dengan perbuatan, pengalaman, peristiwa, kejadian dalam kegiatan tindakan kelas. Sumber datanya adalah guru dan siswa tingkat XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung. Disamping itu, data juga diperoleh melalui : 1. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dinayatakan atau diuji dengan bilangan/ angka yang diwujudkan dalam bentuk nilai evaluasi, misalnya pre-test, post-test, ulangan harian dan sebagainya. 2. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dinyatakan atau diuji dengan bilangan/angka, seperti motivasi belajar siswa, aktivitas kelas dan sebagainya. Cara penggalian data dalam penelitian ini adalah melalui : 1. Observasi, yaitu dengan melakukan peninjauan dan pengamatan ke lokasi penelitian (ruang kelas) serta melihat dan megamati langsung bagaimana kinerja guru dalam proses pembelajaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Tanjung.
18 2.
Test, yaitu melakukan evaluasi dari hasil pengamatan kinerja guru di kelas dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Evaluasi ini dilakukan baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil akhir kegiatan pembelajaran;
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan tes kemampuan. Alat pengumpul datanya berupa lembar observasi, pedoman wawancara, lembar kerja siswa dan soal-soal.
G. Analisis Data Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak menggunakan uji statistik; 2. Menggunakan analisis deskriptif; 3. Observasi maupun test menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, penilaian dan refleksi/aplikasi;
H. Jadual Waktu Penelitian
No.
Uraian Kegiatan
1.
Penyusunan rancangan penelitian Persiapan sarana dan alat Pelaksanaan tindakan 1 Pelaksanaan tindakan 2 Pelaksanaan tindakan 3 Pengumpulan data
2. 3. 4. 5. 6.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan (bulan - minggu ke) September Oktober Nopember 2011 2011 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x x x x x
19
No.
Uraian Kegiatan
7. 8.
Analisa data Penyusunan konsep hasil dan laporan PTK Pengetikan laporan PTK
9.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan (bulan - minggu ke) September Oktober Nopember 2011 2011 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x
x
x x
x
IV. DAFTAR PUSTAKA
Cruickshank, D.R. (1990). Research that informs teachers and teacher educators. Bloomington: Phi Delta Kappa Educational Foundation. Dedi Supriadi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Kane, J.S. (1986). Perfommance Distribution Assessment. Dalam Berk, R.A. (Eds). Perfomance Assessment (pp.237-273). Baltimore: The Johns Hopkins University Press. Kirkpatrick, D.L. (1998). Evaluating Training Programs: The four Levels (2nd ed.). San Francisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc. Manullang. (1991). Pengembangan Motivasi Berprestasi. Jakarta: Pusat Produktivitas Nasional. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. McClelland, D.C. (1977). The Achieving Society. New York: McMillan Publishing Co. Inc. Muhammad Arifin Ahmad. (2004). Kinerja Guru Pembimbing Sekolah Menengah Umum. Disertasi doctor, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Jakarta. Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung; Sinar Baru. Neni Utami. (2003). Kualitas dan Profesionalisme Guru. Artikel diambil pada tanggal 30 Juni 2011 dari http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/102/15/0802/htm. Ormrod, J.E. (2003). Educational Psychology, Developing Learners. (4d ed.). Merrill: Pearson Education, Inc. Suryadi Prawirosentono. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas. Yogyakarta: BPFE. Wolfolk, A.E. & Nocolich, Cune L. (1984). Educational Psychology for Teachers. Englewood Cliffs: Prentice Hill Inc.
20