PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY MATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(skripsi)
Oleh Revania Putri Utami
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY MATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Oleh Revania Putri Utami
Penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan anak muda, sehingga hal tersebut mendukung pembelajaran online yaitu media yang saat ini dekat dengan mereka. Oleh karena itu, dilakukan penelitian E-Learning dengan Schoology dalam pembelajaran fisika materi Hukum Gravitasi Newton terhadap hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan di SMAN 13 BandarLampung, dengan desain penelitian quasy experimental. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan E-Learning dengan Schoology memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Adanya perbedaan rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,76 dan kelas kontrol 0,66. Pemahaman konsep siswa pada pembelajaran menggunakan Schoology termasuk kedalam kategori paham konsep yaitu 0% yang menebak, 67,57% yang tidak paham konsep 30%, dan miskonsepsi 2,43%. Kata kunci: e-learning, hasil belajar, gravitasi Newton, pemahaman konsep, schoology.
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY MATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Oleh Revania Putri Utami Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Curup, Bengkulu pada tanggal 18 Maret 1996, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, buah hati pasangan bapak Redo Halim dan ibu Eva Diana.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Al-Qur’an Rabbi Rhadhiyya Curup yang diselesaikan tahun 2001. Penulis meneruskan pendidikan di SD Negeri 2 Sukajawa Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (Undangan).
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja NyataKependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Negara Aji Tua Kecamatan Anak Tuha, dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Anak Tuha, Lampung Tengah.
.
MOTTO
Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri ( Al- Ankabut : 6) Seberat apapun permasalahan yang kamu hadapi, ingatlah bahwa Allah selalu bersama hambanya yang berusaha dekat dengannya. Berikhtiar dan berdoalah , maka Allah akan memudahkan segala langkahmu. Tidak ada yang tidak mungkin selama kamu berusaha untuk memungkinkan itu ( Revania Putri Utami) Kehidupan ini dipenuhi dengan seribu macam kemanisan tetapi untuk mencapainya perlu seribu macam pengorbanan ( 5 cm ) Hidup itu pilihan, apapun yang membuatmu sedih, tinggalkan. Dan apapun yang membuatmu tersenyum dan bahagia, Pertahankan ( Raditya Dika ) Berkacalah sebelum bertindak ( The Mirror )
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan dengan kerendahan hati, penulis persembahkan karya sederhana ini untuk Kedua Orang tua tercinta, jika bukan karena ridho-mu, jika bukan karena doamu, dan jika bukan karena jerih payahmu, aku tidak akan bisa menyelesaikan semua ini. Terimakasih atas semua yang telah kau lakukan kepadaku. Kasih sayang yang tiada henti. Untaian doa yang selalu kau panjatkan untuk anak-anakmu, serta beribu nasehat yang kau sampaikan, agar aku bisa jadi orang yang lebih baik. Bagiku, kau lah sang penyemangat terbaik yang selalu ada ketika aku terjatuh, dan menghapus setiap air mataku, taktala aku merasa terpuruk. Tiada kata yang bisa menggambarkan betapa berarti nya kau dalam hidupku, dan takkan terbalas oleh apapun semua yang telah kau lakukan kepadaku. Hanya doa yang dapat aku panjatkan, serta selalu berusaha untuk membuat kau bahagia. Terimakasih kepada Adikku tersayang Annisa Zakira Qur’ani yang selalu memberikan dukungan dan menantikan keberhasilanku Terimakasihku juga ku persembahakka kepada para sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku. Almamater tercinta.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan E-learning dengan Schoology Materi Gravitasi Newton Terhadap Hasil Belajar Siswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA; 3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika; 4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini; 5. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis. selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini; 6. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd selaku Pembahas yang selalu memberikan bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini;
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA; 8. Bapak Triyatmo, M.Pd. selaku Kepala SMAN 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian; 9. Bapak Drs. Agus Sugianto selaku guru mata pelajaran fisika SMAN 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian; 10. Siswa-siswi SMAN 13 BandarLampung khususnya kelas X MIA 4 dan X MIA 5 atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung; 11. Teman seperjuangan keluarga yapu 13, Isna, Oji, Anita, Arwi, Dede, Deni M, Dian, Dwi, Fadel, fince, Gita, Herwin, Ika, Ismal, Kartika, Nuzul, Fira, Ica, Nengah, Nova, Nurul, Radha, Retno, Riky, Safura, Ningrum, Soleha, Sundari, Timel, Wanda, Winda, Yeni, Yuni, Aday, Clara, Lulu, Nopian, Abi, Adella, Ardi, Citra, Deni Kurniawan, Dewi, Dina, Dini, Eka , Geo, Alex, Illa, Intan, Khusnul, Kurnia, Dayat, Marisa, Manda, Nurlia, Oki, Rahma, Ria, Salma, Septian, Aisyah, Sovia, Suhaesti, Susi, Tiara Novi, Uswatun, Vita, Witri, Yulia, Yunita, Dewa, Tiya, dan Maryanti atas kebersamaan dan kekompakannya. Semoga kita menjadi generasi yang sukses; 12. Terimakasih kepada sahabatku The Mirror, Dina, Radha, dan Soleha. Kalian selalu menghadirkan pelangi setelah hujan datang, meskipun itu singkat namun sangat indah. Kita bertemu bukan karena banyak kesamaan, namun karena kebersamaan yang banyak mengajarkan kita apa arti sebuah sahabat;
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK................................................................................................. COVER DALAM……………………………………………………….. MENYETUJUI…………………………………………………………. LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………. SURAT PERNYATAAN………………………………………………. RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. MOTTO…………………………………………………………………. PERSEMBAHAN……………………………………………………….. SANWACANA………………………………………………………….. DAFTAR ISI. ............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. I.
ii iii iv v vi vii viii xi xii xiii xiv xv xvi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................
5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................
6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis………………………………………………..
8
1. E-Learning...............................................................................
8
2. Blended Learning................................................................... .
11
3. Schoology................................................................................
14
4. Hukum Gravitasi Newton.......................................................
17
5. Hasil Belajar...........................................................................
28
6. Pemahaman Konsep...............................................................
30
B. Kerangka Pikir.............................................................................
35
C. Anggapan Dasar...........................................................................
37
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................
38
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................
39
B. Desain Penelitian........................................................................
39
C. Variabel Penelitian.....................................................................
41
D. Prosedur Penelitian.....................................................................
41
E. Instrumen Penelitian...................................................................
41
F. Analisis Instrumen 1. Uji Validitas............................................................................
42
2. Uji Reliabilitas........................................................................
43
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
44
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data...........................................................................
44
2. Uji Normalitas Data................................................................
45
3. Uji Homogenitas.....................................................................
46
4. Independent Sample T Test.....................................................
46
5. Metode CRI............................................................................
47
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... ........................................................................
48
1. Tahap Pelaksanaan Penelitian ................................................
48
2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ..................................
60
3. Uji N-Gain .............................................................................
63
4. Uji Normalitas. .......................................................................
63
5. Uji Homogenitas .....................................................................
64
6. Uji Hipotesis dengan Independent Sample T Test ..................
65
7. Uji Pemahaman Konsep Dengan CRI ....................................
66
B. Pembahasan .................................................................................
67
ii
V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan...................................................................................... B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
75 76
13. Sahabat dari Lahir Dewi Fatmawati, Riya Anisa, dan Sophi Rahma Uma. Terimakasih karena kalian tetap hadir dan membuatku tersenyum ketika aku merasa rapuh; 14. Terimakasih kepada Geng Setia Menunggu Gita, Safura, Radha, Ila, Eka, Dewi, Sun, Hesti, Fince, Dini, Tika, Mar, Ning, Ria, Uus, Tiara, Oji, Fadel. Karena kalian adalah motivasiku berlomba dengan penjaga gedung untuk datang ke kampus, demi urutan bimbingan. Aku akan selalu merindukan saatsaat itu; 15. Rekan-rekan KKN-PPL SMP Negeri 1 Anak Tuha, Danu, Doni, Fiska, Linda, Vee, Sita, Yeyen dan Defika, terimakasih untuk dukungan dan semangat kalian; 16. Terimakasih untuk Almafika Tercinta; 17. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas kebaikan yang diberikan kepada Penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat di kemudian hari.
Bandar Lampung, 16 Mei 2017 Penulis,
Revania Putri Utami
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Klasifikasi Model Pembelajaran E-Learning.......................... 2. Neraca Cavendis..................................................................... 3. Medan Gravitasi...................................................................... 4. Lintasan Planet Berbentuk Elips............................................. 5. Luas Daerah Arisan OAB Sama dengan Luas Daerah Arsiran OCD........................................................................... 6. Bagan Paradigma Pemikiran................................................... 7. Desain Eksperimen Non Equivalent Control Group Design .. 8. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen............................................................. 9. Grafik pemahaman konsep siswa............................................
v
11 20 20 26 27 37 40 74 76
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Kriteria CRI............................................................................... 2. Kriteria Interpretasi N-gain....................................................... 3. Kategori CRI............................................................................. 3. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar kognitif......................... 4. Hasil Uji Reliabilitas................................................................. 5. Perolehan N-Gain...................................................................... 6. Uji Normalitas Data Hasil Belajar kognitif............................... 7. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar kognitif............................ 8. Uji independent sample t test..................................................... 9. Kategori siswa yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep, dan paham konsep pada konsep gravitasi newton.........................................................................
iv
34 45 47 61 62 63 64 64 65
67
1
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kemajuan tekonologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya teknologi komputer dan internet, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak, memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran (Syaefudin, 2008: 1). Perkembangan teknologi informasi mampu mengolah, menampilkan, serta menyebarkan informasi pembelajaran, baik secara audiovisual maupun multimedia. Teknologi komputer dan internet sudah mulai dimanfaatkan oleh siswa untuk mengakses materi pelajaran dan menambah pengetahuan. Bahkan seorang guru akan dengan mudah mencari bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya dan siswa dapat mendalami ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari informasi tambahan diluar yang diajarkan oleh guru. Teknologi dan informasi komputer memfasilitasi siswa dalam transfer ilmu pengetahuan melalui berbagai aplikasi, sehingga jarak dan waktu tidak menjadi penghambat dalam pembelajaran.
Salah satu fasilitas teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yaitu Electronic Learning atau e-learning. E-learning merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar kepada
2
siswa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pendidik dapat menggunakan e-learning yang mewadahi peran dari teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran, yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan pembelajaran dengan tidak terbatas oleh ruang maupun waktu. Siswa dapat belajar mandiri dengan penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran, sehingga akitivitas siswa menjadi pusat dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam belajar, dengan demikian pembelajaran dengan e-learning dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia (Badan Litbang Kominfo: 2016). Studi ini menemukan bahwa 98% dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5% diantaranya adalah pengguna internet. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa inernet telah menjadi bagian dari keseharian anak-anak dan remaja. Sehingga mendukung pembelajaran secara online jika menggunakan media yang saat ini dekat dengan dunia mereka.
E-learning tidak hanya dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh. Terdapat model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran elektronik atau e-learning dengan pembelajaran konvensional yang disebut dengan Blended Learning. Hasil penelitian yang dilakukan Yapici dan Akbayin (2012) menyatakan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model blended learning memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
3
bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dengan blended learning dapat menambah pengetahuan siswa, karena mereka dapat mengakses e-learning diluar jam pelajaran tatap muka. Sehingga penggunaan blended learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Terdapat beberapa situs yang dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran, salah satunya yaitu schoology. Schoology merupakan suatu situs yang menggabungkan fitur jejaring sosial dan LMS ( Learning Management System ), dengan Schoology kita dapat berinteraksi sosial sekaligus belajar. Terdapat banyak fitur yang dimiliki oleh Schoology yaitu Courses (Kursus), yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata pelajaran, Groups (Kelompok) yaitu fasilitas untuk membuat kelompok, dan Resources (Sumber Belajar). Schoology memberikan kebebasan kepada guru dan siswa untuk dapat mengelola pembelajaran secara gratis,namun pc atau gadget yang digunakan harus terkoneksi dengan internet. Ketika menggunakan Schoology, guru dapat membuat pertanyaan diskusi, membuat forum diskusi, dan penugasan agar terjadi interaksi guru dan siswa. Schoology memiliki fasilitas yang memadai apabila digunakan dalam pembelajaran.
Penggunaan schoology dalam pembelajaran dapat mengatasi kendala yang sering terjadi dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika yang bersifat abstrak, salah satunya yaitu materi fisika mengenai Hukum Gravitasi Newton.
4
Dengan adanya schoology guru dapat memanfaatkan fitur yang ada,salah satunya yaitu dengan menambahkan animasi pada situs schoology. Sehingga penggunaan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran pada materi Hukum Gravitasi Newton dapat membantu siswa dalam menyelesaikan kesulitan memahami konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, dengan memberikan pengalaman yang lebih konkret dan membantu dalam mengarahkan imajinasi siswa.
SMAN 13 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang telah memiliki fasilitas teknologi yang cukup tersedia dengan baik, seperti lab computer, wifi, dan LCD. Siswa juga telah mampu mengoperasikan komputer dengan baik, namun fasilitas serta kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer tersebut belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh guru sebagai penunjang dalam pembelajaran. SMA Negeri 13 Bandar Lampung belum menggunakan e-Learning dalam pembelajaran. Pemanfaatan fasilitas belajar seperti wifi, komputer dan LCD pun masih terbatas sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif. Apabila digunakan e-Learning dengan schoology pada pembelajaran materi Hukum Gravitasi Newton, maka siswa dapat lebih mudah memahami materi terutama pemahaman konsep fisika yang bersifat abstrak. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan e-Learning akan melatih siswa untuk belajar mandiri dengan fasilitas yang ada di dalamnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan E-learning dengan Schoology dalam
5
Pembelajaran Fisika Materi Hukum Gravitasi Newton terhadap Hasil Belajar Siswa”
B.
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh E-Learning dengan Schoology dalam Pembelajaran fisika materi Hukum Gravitasi Newton terhadap hasil belajar siswa? 2. Bagaimanakah pemahaman konsep siswa pada materi Hukum Gravitasi Newton dalam pembelajaran menggunakan E-Learning dengan Schoology?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui pengaruh E-Learning dengan Schoology dalam pembelajaran fisika materi Hukum Gravitasi Newton terhadap hasil belajar siswa
2.
Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa pada materi Hukum Gravitasi Newton dalam pembelajaran menggunakan E-Learning dengan Schoology
D.
Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan treatment pada kelas eksperimen menggunakan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran. Sehingga penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana menyusun perangkat pembelajaran berbasis e-learning, bagaimana membelajarkan konsep Hukum Gravitasi
6
Newton menggunakan e-learning dengan schoology, dan bagaimana pengaruh penggunaan e-learning dengan schoology terhadap hasil belajar siswa pada materi Hukum Gravitasi Newton
E.
Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi berbagai macam perbedaan penafsiran penelitian ini, maka diberikan batasan sebagai berikut: 1. Pengaruh yang dimaksud dari penelitian ini yaitu pengaruh dari penggunaan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Untuk menunjukkan pengaruh tersebut merupakan benar-benar pengaruh dari treatment tersebut, maka digunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas Eksperimen menggunakan blended learning yang mengombinasikan pembelajaran dengan tatap muka dan pembelajaran online. Sedangkan, kelas kontrol hanya melakukan pembelajaran tatap muka. 2. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif, yaitu pada Komepetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini (3.8) menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton khususnya pada sub-sub Hukum Gravitasi Newton. Hasil belajar tersebut ditinjau dari pemahaman konseptual siswa yang dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu, tidak paham konsep, miskonsepsi, dan paham konsep. Hal tersebut dapat teridentifikasi dengan menggunakan instrumen soal pilihan ganda yang disertai dengan derajat keyakinan menjawab metode CRI.
7
3. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMAN 13 Bandar Lampung, semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. E-Learning
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat pada era globalisasi, dan tidak dapat dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Perkembangan teknologi komputer kini telah membentuk suatu jaringan yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar dalam jangkauan yang lebih luas. Salah satunya yaitu pembelajaran dengan berbasis web atau yang disebut dengan E-learning. Pengertian pembelajaran bebasis web atau yang lebih dikenal E-Learning (Electronic Learning) menurut Siregar dan Nara (2010: 103) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan peragkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
Definisi E-Learning menurut Salma, dkk (2013: 314) E-Learning adalah suatu konsep belajar berbasiskan teknologi,baik itu teknologi informasi, telekomunikasi, maupun digital. Adapun online/internet learning mempunyai batasan yang lebih sempit, di mana teknologi yang digunakan adalah teknologi informasi khususnya internet , misalnya belajar melalui e-mail, situs web tertentu, dan semua aplikasi berbasis internet.
9
E-learning didefinisikan secara umum menurut Smaldino,dkk (2011: 235):
E-learning merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara elektronik menggunakan media berbasis komputer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs web, internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, meletakkan halaman web), tetapi juga membantu para pemelajar dengan hasil-hasil yang spesifikasi (misalnya,meletakkan halaman web). Perkembangan teknologi pendidikan e-learning telah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan kita. Apabila pada waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara bersamaan, kondisi tersebut kini telah diperkaya dengan berkembangnya pembelajaran melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta didik berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat (Anurrahman, 2009: 238)
Sebagai media pembelajaran, e-learning memiliki beberapa kelebihan. Menurut Wena (2008: 213) Pembelajaran elektronik (e-learning) bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait a. Bagi siswa, dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning dimungkinkan berkembangnya fasilitas belajar siswa yang optimal b. Bagi Guru, guru lebih mudah melakukan permutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya.
E-learning memiliki banyak kelebihan untuk pembelajaran. Penggunaan e-learning tidak terbatas oleh jarak dan waktu, sehingga e-learning dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang efisien dan dapat
10
memperkaya pengetahuan siswa. Selain itu, dengan adanya fitur-fitur pada e-learning siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran karena sumber belajar yang dapat diakses secara online seperti simulasi dan video pembelajaran.
E-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan TIK untuk mengakses bahan pembelajaran yang akan memungkinkan terjadi interakasi pembelajaran, baik antar siswa maupun dengan guru yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Penggunaan e-learning dapat membantu guru dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran, sehingga hasil akhir yang diharapkan yaitu terjadinya peningkatan prestasi dan kompetensi akademik pada peserta didik.
Meskipun demikian, E-Learning atau pembelajaran dengan memanfaatkan internet juga memiliki berbagai kekurangan, yaitu pada pembelajaran jarak jauh interaksi antara guru dan murid menjadi kurang intens. Selain itu, dalam pembelajaran online teknologi merupakan bagian utama, sehingga cenderung lebih memerhatikan aspek teknis. Oleh karena itu, aspek akademis, prilaku siswa dan sikap sosial siswa menjadi terabaikan.
E-learning sebagai media pembelajaran tidak terlepas dari beberapa kelemahan, sehingga banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru ketika menggunakan e-learning untuk pembelajaran. Fasilitas pendukung pembelajaran, materi yang menarik untuk didiskusikan, startegi pembelajaran, dan memberikan petunjuk jelas terkait dengan penggunaan
11
e-learning kepada siswa agar tidak mengalami hambatan dalam penggunaan e-learning.
Model pembelajaran E-learning dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk Adjunct Continuing tradisional learning processes, but enhancing them beyonf classroom hour with online resources particularly using computer mediated comunication (CMC)
Mixed/Blended Beaming as integral part of curricula. Mixing delivery of content, CMC, or online collaboration with face to face session. Determining the appropriateness of online or face to face to deliver different aspects of curricula
Fully Online All learning interaction takes place online and all learning materials delivered online. e.g. CMS. Streaming video, audio hyperlinked course materials, text, and images,online collaboration is the key features of this
Gambar 2.1 Klasifikasi Model Pembelajaran E-Learning. Rashty dalam Salma, dkk (2013: 36)
Berdasarkan pemaparan di atas, yang digunakan pada penelitian ini yaitu model Mixed/Blended. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online yang merupakan satu kesatuan yang utuh, dengan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini, memperhatikan relevansi materi, yaitu materi yang cocok digunakan untuk pembelajaran online,dan materi yang cocok digunakan untuk pembelajaaran tatap muka.
2. Blended Learning
Salah satu model pembelajaran E-Learning yaitu Blended Learning. Menurut Bhonk dan Graham dalam Rusman dan Riyana (2011: 244) Blended learning adalah gabungan dari dua sejarah model perpisahan
12
mengajar dan belajar: sistem pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran, yang menekankan peran pusat teknologi berbasis komputer dalam blended learning. Penggunaan e-learning dalam Blended Learning berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dengan tatap muka di kelas. Pembelajaran akan lebih berkualitas dengan menggunakan e-learning yang di kombinasikan dengan pembelajaran tradisional.
Blended Learning memiliki banyak kelebihan, terbukti dari beberapa hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitiannya Yapici dan Akbayin (2012) menyatakan bahwa siswa yang mengikiuti pembelajaran dengan model Blended Learning memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran tradisional. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Poon (2013) yang melakukan penelitian dengan membandingkan pembelajaran yang menggunakan Blended Learning dengan pembelajaran tatap muka. Hasil yang diperoleh yaitu setelah 14 minggu, kelas yang diberi pembelajaran dengan model Blended Learning memiliki hasil tes yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran dengan Blended Learning membuat siswa dapat memperkaya pengetahuan mereka dengan cara mengakses e-learning meskipun saat di luar jam tatap muka. Kurangnya alokasi waktu pada pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penggunaan Blended Learning yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan e-learning.
13
Ketika terdapat materi pembelajaran yang belum sempat dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran tatap muka, maka siswa dapat menggunakan E-learning sebagai media untuk menambah pemahaman tentang materi pelajaran. E-learning juga mampu membuat siswa tertarik dan bahkan antusias untuk belajar, karena sumber belajar yang dapat diakses oleh siswa secara online. Seperti simulasi, video, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penggunaan e-learning dalam pembelajaran baik digunakan untuk pendukung pembelajaran tradisional.
Penggunaan e-learning dalam pembelajaran membuat pengelolaan pembelajaran lebih mudah untuk dilakukan, terlebih dari segi penempatan, materi, pengelolaan, dan penilaian. Sehingga, e-learning oleh sebagian besar orang sering dikaitkan dengan LMS (Learning Management System). LMS menurut Mahnegar (2012), “A learning management system (LMS) is software used for delivering, tracking, and managing training or education”. Learning Management System ini berisi materi-materi dalam kompetensi pedagogik dan profesional, yang dibuat dengan kemasan multimedia ( teks, animasi, video, sound, FX). Diberikan sebagai supplement dan enrichment bagi pengembangan kompetensi pembelajar (Munir, 2009: 230). Sehingga, guru dapat menggunakan LMS dalam pembelajaran, yang didalamnya terdapat materi-materi pembelajaran.
Karakteristik LMS menurut Henderson (2003: 182) yaitu: a. An LMS helps you manage complexity
14
b. An LMS handles the administrative tasks for e-learning; things like tracking students, enrolling student, ect c. That administrative end can become very complex if you hundreds of courses and hundreds of stusents to manage d. An LMS will automate the handling of course catalog, course delivery, students enrollment and tracking, assessments an quizzes. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa LMS membantu dalam mengatur pembelajaran secara menyeluruh, serta menjalankan tugas administrasi, seperti pendaftaran siswa, penilaian dan kuis. Sehingga dapat didefinisikan bahwa LMS adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk mengelola pembelajaran online baik dari segi materi, penempatan, pengelolaan, maupun penilaian. LMS dapat digunakan ketika pendidik dan peserta didik terhubung dengan koneksi internet.
3. Schoology
Salah satu laman web yang dapat digunakan sebagai media interaktif adalah schoology. Schoology merupakan situs yang menggabungkan media sosial dan LMS (Learning Management System) yang menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara gratis dan mudah digunakan seperti media sosial Facebook. Menurut Islamiyah dan Widayanti
(2016),
Schoology
memiliki
kelebihan
yang
perlu
dipertimbangkan, antara lain adalah schoology mendukung pembelajaran jarak jauh, mampu menghemat biaya karena tidak perlu adanya hardcopy materi, tidak perlu biaya transportasi untuk menuju ke tempat pembelajaran, dan mengajarkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri.
15
Oleh karena itu, penggunaan schoology membawa dampak positif ketika digunakan dalam pembelajaran.
Kelebihan yang dimiliki Schoology menurut Amiroh (2013) adalah pada Schoology tersedia fasilitas Attandance/absensi, yang digunakan untuk mengecek kehadiran siswa dan fasilitas Analityc untuk melihat semua aktivitas siswa pada setiap course, assignment, discussion, dan aktivitas lain yang kita siapkan untuk siswa. Terdapat lima alasan mengapa menggunakan Schoology menurut Juniarti (2014), LMS Schoology menawarkan sarana yang digunakan oleh guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran online, menyediakan “resources” kurikuler dan kelompok kolaboratif bagi siswa, dapat dijalankan pada web browser apa saja, termasuk pada aplikasi mobile seperti, android dan Ios.
Schoology merupakan pembelajaran (Learning Management System) yang berbasis web (web-based tool). Aplikasi ini merupakan pendatang baru di bidang pembelajaran online. Schoology membantu guru dalam membuka kesempatan komunikasi yang luas kepada siswa agar siswa dapat lebih mudah untuk mengambil peran/bagian dalam diskusi dan kerja sama dalam tim. Selain itu, Schoology juga didukung oleh berbagai bentuk media seperti video, audio dan gambar yang dapat menarik minat siswa. Schoology mengarahkan siswa mengaplikasikan penggunaan tekonologi dalam pembelajaran.
Terdapat fitur-fitur dari Schoology yang dapat dimanfaatkan guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Fitur tersebut mempermudah guru
16
dalam membuat pertanyaan diskusi, kelompok kolaboratif, atau penugasan yang memungkinkan terciptanya interaksi antara siswa dan guru-guru mereka. Guru dapat berpartisipasi dalam memantau diskusi yang dilaksanakan siswa. Aspek lain yang dimiliki Schoology ialah dapat memberikan informasi akademik kepada siswa. Siswa dapat mengakses nilai-nilai mereka, catatan kehadiran, dan umpan balik guru pada tugaselektronik yang disampaikanBerdasarkaan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan lain schoology adalah tersedianya fasilitas Attandance/absensi, yang digunakan untuk mengecek kehadiran siswa, dan juga fasilitas Analityc untuk melihat semua aktivitas siswa pada setiap course, assignment, discussion, dan aktivitas lain yang kita siapkan untuk siswa. Melalui fitur Analytic ini, pengguna juga bisa melihat di mana saja atau pada aktivitas apa saja seorang siswa biasa menghabiskan waktu mereka ketika sedang login.
Sehingga, dengan adanya schoology siswa dapat berkolaborasi dengan siswa lain dalam pembelajaran online, sehingga siswa dpaat bertukar pikiran mengenai materi pembelajaran yang disajikan di halaman schoology.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Aminoto dan Pathoni (2014) menunjukan bahwa penerapan media schoology dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Kota Jambi dengan peningkatan rata-rata aktivitas 34,84%. Schoology memiliki beberapa kelebihan untuk digunakan dalam pembelajaran seperti, schoology dapat
17
menjadi wadah untuk kelompok kolaboratif siswa, dengan guru dapat tertlibat didalamnya. Schoology dapat dijalankan pada web browser apa saja, serta dapat terhubung dengan aplikasi lain. Media schoology menurut Wayan,dkk (2014), schoology dikatakan sangat baik karena isi media pembelajaran secara keseluruhan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dan cara penyajian materi yang bervariasi serta pemberian latihan untuk pemahaman konsep yang tepat.
Penggunaan schoology pada pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep. Fitur-fitur yang ada pada schoology dapat dimanfaatkan guru untuk menampilkan konsep-konsep materi esensial, sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahami konsep.
4. Hukum Gravitasi Newton
a. Perumusan Hukum Gravitasi Newton Sebelum tahun 1686, sudah banyak data terkumpul tentang gerakan bulan dan planet-planet pada orbitnya yang mendekati bentuk lingkaran, tetapi belum ada suatu penjelasan mengapa benda-benda angkasa bergerak seperti itu. Sir Issac Newton memberikan kunci pada tahun tersebut untuk menguak rahasia itu, yaitu dengan menyatakan hukum tentang gravitasi.
Selain menemukan ketiga hukum tentang gerak, Newton juga menyelidiki tentang gerakan-gerakan benda-benda angkasa, yaitu planet dan bulan.Newton mendapatkan inspirasi tentang gravitasi ketika
18
melihat buah apel yang jatuh dari puncak pohon. Berdasarkan ide gravitasi inilah, Newton menyusun hukum gravitasi umumnya yang sangat terkenal.
Newton membandingkan antara besar gaya gravitasi bumi yang menarik bulan dan menarik benda-benda pada permukaan bumi. Gaya sentripetal yang menjaga bulan tetap pada orbitnya dapat ditentukan sebagai berikut: =
=
(
)
=
Nilai R= jari-jari orbit bulan =3,84.108 m dan T= periode bulan = 27,3 hari = 2,36 . 106s maka dapat diperoleh as = 0,0027 ms-2 atau jika dinyatakan dalam percepatan gravitasi g = 9,8ms-2
Menurut Newton jika ada dua benda bermassa didekatkan maka antara kedunya itu akan timbul gaya gravitasi atau gaya tarik menarik antar massa. Besar gayagravitasi ini sesuai dengan hukum Newton yang bunyinya sebagai berikut. “Semua benda di alam akan menarik benda lain dengan gaya yang besarnya sebanding dengan hasil kali massa partikel tersebut dan sebanding terbalik dengan kuadrat jaraknya” Besarnya gaya gravitasi, secara matematis dituliskan:
Keterangan:
=
=
=
= = F= Besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N) G = Tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2)
19
= Massa benda 1 (kg) = Massa benda 2 (kg) R = Jarak antara kedua benda (m)
Nilai konstanta gravitasi G ditentukan dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Henry Cavendish pada tahun 1798 dengan menggunakan peralatan yang disebut Neraca Cavendish.
Neraca Cavendish terdiri dari dua buah bola kecil bermassa m yang ditempatkan pada ujung-ujung sebuah batang horizontal yang ringan. Batang tersebut digantung di tengah-tengahnya dengan serat yang halus. Sebuah cermin kecil diletakkan pada serat penggantung yang memantulkan berkas cahaya ke sebuah mistar untuk mengamati puntiran serat. Dua bola besar bermassa M didekatkan pada bola kecil m. Adanya gaya gravitasi antara kedua bola tersebut menyebabkan serat terpuntir.
Puntiran ini menggeser berkas cahaya pada mistar. Melalui pengukuran gaya antara dua massa serta massa masing-masing bola, Cavendish mendapatkan nilai G sebesar: G= 6,67 x 10-11 Nm2/Kg2
20
Berikut ini adalah gambar Neraca Cavendish:
Gambar 2.2 Neraca Cavendish Sumber : Anonim (2010)
b. Medan Gravitasi Medan gravitasi didefinisikan sebagai ruang di sekitar suatu benda bermassa di mana benda bermassa lainnya dalam ruang itu akan mengalami gaya gravitasi, sehingga massa dapat kita anggap sebagai sumber medan gravitasi. Berikut adalah gambar Medan Gravitasi:
Gambar 2.3 Medan Gravitasi Sumber: Widodo, Tri (2009:31)
Medan gravitasi termasuk medan vektor, yaitu medan yang setiap titiknya memiliki besar dan arah. Hal ini divisualisasikan sebagai anak
21
panah. Cara lain memvisualisasikan yaitu dengan diagram garis-garis medan (garis-garis gaya). Garis-garis medan adalah garis-garis bersambungan (kontinu) yang selalu berarah menuju ke massa sumber medan gravitasi.
c. Kuat Medan Gravitasi
Kuat medan gravitasi pada titik apa saja dalam ruang didefinisikan sebagai gaya gravitasi per satuan massa pada suatu massa uji m. =
Keterangan: g = Kuat medan Gravitasi (N/kg) F = Gaya gravitasi (N) M = Massa uji (kg) Gaya gravitasi yang dikerjakan suatu benda bermassa diam M pada benda bermassa uji m yang seolah-olah bergerak keberbagai titik dalam medan gravitasi dirumuskan dengan: =
Keterangan: F = Gaya gravitasi ( N) G = tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2) M = massa diam( kg) m = massa uji (kg) R = Jarak ( m) Kuat medan gravitas ioleh sumber M pada berbagai titik dalam medan gravitasi dirumuskan dengan: =
22
Keterangan: g = kuat medan gravitasi (N/kg) G = tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2) M = massa (kg) r = jarak antara kedua benda (m)
Berdasarkan rumus tersebut, misalnya jari-jari Bumi r = 6400 km = 6,4 x 106 m dan bermassa M = 6,4 x 1024 kg, maka akan diperoleh percepatan gravitasi di permukaan Bumi sebesar 9,8 N/Kg. Berat adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada suatu benda. Masaa m adalah besaran yang tetap dimana saja, faktor g lah yang berbeda-beda disetiap tempat, sehingga menyebabkan benda sedikit berbeda diberbagai tempat di muka bumi.
Percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu dipermukaan Bumi dirumuskan dengan: =
+ℎ
Keterangan: = percepatan gravitasi (m/s2) = percepaan gravitasi Bumi (m/s2) = jari-jari Bumi (m) + ℎ = ketinggian dari pusat bumi (m) Perbandingan percepatan gravitasi antara sebuah planet (gp) dengan percepatan gravitasi Bumi (gb) yaitu: =
Keterangan: gb = percepatan gravitasi Bumi (m/s2) gp = percepatan gravitasi Planet (m/s2)
23
mb mp rb rp
= massa Bumi (kg) = massa Planet (kg) = jari-jari Bumi (m) = jari-jari Planet (m)
d. Kelajuan Benda untuk Mengorbit Planet Kelajuan benda yang diperlukan untuk mengorbit bumi dirumuskan dengan:
=
=
atau
Keterangan: FG = Kelajuan benda ( N) G = Tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2) M = Massa diam( kg) m = Massa uji (kg) R = Jarak ( m) Gaya gravitasi inilah yang berperan sebagai gaya sentripetal
=
Sehingga satelit dapat mengorbit bumi, Jadi,
=
=
=
atau
=
=
Percepatan gravitasi tempat-tempat dekat permukaan planet dinyatakan sebagai:
Sehingga,
= =
(
atau GM = gR2
)
atau
=
24
e. Orbit Geostasioner Orbit geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi (lintang 0°), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Apabila dari permukaan Bumi, obyek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di angkasa dari permukaan bumi karena periode orbit obyek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi.
Satelit geostasioner memiliki posisi tetap yaitu pada lintang 0°, perbedaan lokasi satelit ini hanya pada letak bujurnya saja. Satelit geostasioner memiliki kecepatan orbit yang sama dengan kecepatan rotasi bumi. Oleh karena itulah, satelit ini seakan-akan terlihat diam pada satu titik jika dipantau dari permukaan bumi. Ide satelit geostasioner untuk kegunaan komunikasi dipublikasikan pada tahun 1928 oleh Herman Potočnik. Orbit geostasioner dipopulerkan pertama kali oleh penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke pada tahun 1945 sebagai orbit yang berguna untuk satelit komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang disebut sebagai orbit Clarke. Dikenal pula istilah Sabuk Clarke yang menunjukkan bagian angkasa 35.786 km dari permukaan laut ratarata di atas ekuator dimana orbit yang mendekati geostasioner dapat dicapai.
Ketinggian satelit sebesar 35.768 km (atau jari-jari orbit 42.164 km) memperoleh periode sebesar 23 jam 56 menit 4 detik, yang mana tepat sama dengan periode rotasi Bumi. Satelit akan memiliki kecepatan
25
sebesar 3,07 km/detik (11.052 km/jam). Pada orbit ini satelit dengan ketinggian kira-kira 35.800 km, bergerak dari arah Barat ke Timur dan dengan inklinasi 0° disebut dengan orbit geostasioner. Satelit dengan orbit geostasioner memiliki.beberapa keuntungan, karena periodenya tepat sama dengan periode rotasi Bumi dan inklinasinya 0°, sehingga satelit akan tetap di ruang angkasa jika dilihat dari permukaan Bumi. Oleh sebab itu, tracking hampir tidak perlu dilakukan dan bukan merupakan masalah. Selain itu, satelit dengan ketinggian tersebut mampu mencakup hampir separuh permukaan bumi (± 42%), sehingga untuk mencakup seluruh titik di permukaan Bumi hanya diperlukan tiga buah satelit.
Sementara itu, jika inklinasi tidak sama dengan nol, maka groundtrack satelit akan membentuk pola seperti, angka delapan. Orbit yang demikian dinamakan orbit geosynchronous. Jadi, orbit geostasioner adalah merupakan kasus khusus orbit geosynchronous dengan inklinasi 0°. Orbit geostasioner sangat berguna karena dapat menyebabkan sebuah satelit seolah-olah diam terhadap satu titik di permukaan Bumi yang berputar. Akibatnya, sebuah antena dapat menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap berhubungan dengan satelit. Satelit mengorbit searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 km (22.240 statute miles) di atas permukaan tanah.
26
f. Hukum Kepler Sebelum Newton menjelaskan tentang hukum gravitasi, gerak-gerak planet pada tata surya kita telah dijelaskan oleh Kepler. Penjelasan Kepler ini kemudian dikenal sebagai Hukum Kepler.
1) Hukum I Kepler: Hukum I Kepler menyatakan bahwa semua planet bergerak dalam orbit elips dengan matahari sebagai salah satu fokusnya. Seperti pada gambar dibawah ini
Gambar 2.4 Lintasan planet berbentuk elips Sumber : Sarwono,dkk (2009: 31)
Pada gambar tersebut menunjukkan lintasan elips dari planet dengan matahari berada salah satu titik fokusnya (F). Titik P merupakan titik dimana planet paling dekat dengan matahari dan dinamakan dengan Perihelion. Sedangkan titik A adalah titik terjauh planet degan matahari yang dinamakan dengan Aphelion. 2) Hukum II Kepler Hukum II Kepler menyatakan bahwa garis yang menghubungkan tiap planet ke matahari menyapu luasan yang sama dalam waktu yang sama.
27
Berikut ini merupakan gambar luas daerah arsiran OAB sama dengan luas daerah arsiran OCD
Gambar 2.5 Luas daerah arsiran OAB sama dengan luas daerah arsiran OCD. Sumber : Sarwono,dkk (2009: 33)
Gambar tersebut menjelaskan hukum II Kepler. Pada waktu yang sama yaitu ∆t, maka luasan OAB sama dengan luasan OCD. Sebuah planet bergerak lebih cepat ketika lebih dekat dengan matahari dibandingkan ketika saat jauh dengan matahari.
3) Hukum III Kepler Pada hukum III Kepler menyatakan bahwa kuadrat periode tiap planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet dari matahari. Hukum III Kepler menunjukkan hubungan antara periode dengan jarak rata-rata planet ke matahari. Jika r adalah jarak rata-rata antarplanet dan matahari, sedangkan ∆T adalah periode revolusi planet, maka secara matematis hukum III Kepler dapat ditulis sebagai berikut.
=
atau
=C
Dengan C adalah konstan, sehingga untuk dua buah planet berlaku:
28
= Keterangan : T1 : Periode planet ke-1 T2 : Periode planet ke-2 r1 : Jarak rata-rata planet ke-1 dengan matahari r2 : Jarak rata-rata planet ke-2 dengan matahari.
5. Hasil Belajar Setelah melakukan proses pembelajaran maka akan diperoleh hasil belajar, yang merupakan tujuan akhir dari pembelajaran. Hasil yang didapat dari pembelajaran dapat ditingkatkan oleh usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis yang mengacu kepada perubahan yang positif. Menurut Susanto (2012: 5) Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memproleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sumiati dan Asra (2007:39 ) Hasil belajar tidak terjadi tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha. Usaha memerlukan waktu, cara dalam hal ini metode pembelajaran. Metode pembelajaran secara umum dapat dipraktekkan pada siapapun namun dalam memodifikasi metode pembelajaran haruslah sesuai dengan keadaan khusus dari setiap individu. Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006: 21) bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
29
Hasil belajar yang diperoleh dapat berupa kemampuan akademik, sikap, dan psikomotorik. Hal tersebut dikemukakan oleh Usman dalam Jihad dan Haris (2008: 16)
Hasil belajar yang oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pada hasil belajar, terdapat ranah kognitif menurut Gunawan dan Palupi (2016) taksonomi bloom ranah kognitif yang telah direvisi yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami atau menyerap suatu materi yang disampaikan, yang dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan belajar oleh guru. Hasil belajar diperoleh setelah dilakukan pembelajaran. Hasil belajar fisika merupakan hasil belajar pada mata pelajaran fisika yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh siswa ketika dapat memahami konsep-konsep serta prinsip fisika dengan baik, melakukan percobaan, serta dapat mengaplikasikan prinsip fisika yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
30
Cara untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu salah satunya dengan melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh guru dengan mengukur hasil belajar siswa.
Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive)
6. Pemahaman Konsep Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan (Sagala, 2003: 71). Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuat, ini berarti bahwa seseorang yang telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi atau menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada disekitarnya, ia mampu menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan datang. (Susanto, 2012: 7)
31
Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Setiap orang membentuk konsepkonsep yang mereka terima mungkin berbeda dengan yang lain, ini dikarenakan konsep-konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman-pengalaman berarti yang selanjutnya ditampilkan dalam perilakunya.
Seorang siswa dikatakan telah mempunyai kemampuan mengerti atau memahami apabila siswa tersebut dapat menjelaskan suatu konsep tertentu dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat membedakan, dan dapat mempertentangkan konsep tersebut dengan konsep lain.
Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga menurut Daryanto (2010: 106), yaitu: a.
Menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain.
b.
Menginterpretasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan.
c.
Mengekstrapolasi (extrpolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Evaluasi menurut Susanto (2012: 8), Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun
32
tertulis. Dalam pembelajaran umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semster, maupun ulangan umum.
Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk tidak hanya sekedar menyebutkan atau menghapal obyek-obyek yang dipelajari, melainkan mampu memahami, menganalisis, menyederhanakan, serta menerapkan dalam berbagai situasi dan persoalan, sehingga yang dimaksud dengan pemahaman konsep adalah tingkatan kemampuan seorang siswa yang tidak hanya sekedar mengetahui dan menghapal konsep-konsep fisika, melainkan juga benar-benar memahaminya dengan baik, serta mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan baik yang terkait dengan konsep itu, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian adalah pemahaman instrumental dan pemahaman relasional, dalam hal ini, untuk memahami konsep dan rumus dalam perhitungan yang sederhana. Sementara dalam pemahaman relasional, siswa diarahkan untuk memahami suatu struktur yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih luas dan bermakna karena adanya keterkaitan antar konsep.
Guru dapat mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep dengan melakukan evaluasi produk. Evaluasi dilakukan untuk megetahui pemahaman konsep siswa, sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dari materi yang telah disampaikan, sehingga siswa
33
yang pemahaman konsepnya masih rendah dapat di berikan bantuan, agar mereka dapat dengan mudah memahami konsep materinya.
Pemahaman konsep siswa dapat diukur melalui metode CRI (Certainty of Response Index). Penggunaan metode CRI membantu peneliti untuk membedakan antara siswa yang tahu konsep dan siswa yang tidak tahu konsep. Menurut Mustaqim, dkk (2014), terdapat suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa yaitu menggunakan metode Certainty of Response Index. Suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang presisi menurut Wahyudi dan Maharta (2013) yaitu menggunakan model analisis Certainty of Response Index (CRI) model analisis ini mampu membedakan antara kategori keberuntungan/ menebaknya saja, pemahaman konsep lemah, pemahaman konsep benar ataupun tergolong kategori miskonsepsi.
Metode Certainty of Response Index merupakan teknik untuk mengukur miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur tingkat keyakinan atau kepastian seseorang dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
Tingkat keyakinan atau kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI yang diberikan bersamaan dengan tiap pertanyaan (soal) yang diberikan. CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban soal. Tingkat kepastian jawaban soal tercermin dalam skala CRI yang diberikan.
Jika tingkat keyakinan seorang mahasiswa tinggi dalam menjawab
34
suatu soal adalah tinggi dan ternyata jawabannya benar, maka dikatakan mahasiswa tersebut memahami konsep dengan baik (paham konsep). Tetapi jika jawabannya salah, maka siswa tersebut dikatakan miskonsepsi.CRI biasanya didasarkan pada suatu skala, sebagai contoh, skala enam (0 - 5) seperti berikut: 0 jika Totally guessed answer, 1 jika Almost guess, 2 jika Not Sure, 3 jika Sure, 4 jika Almost certain, dan 5 jika Certain. Tabel 2.1 Kriteria CRI, Kriteria Jawaban Jawaban benar
Jawaban Salah
CRI Rendah
CRI Tinggi
Jawaban benar tapi CRI Jawaban benar dan CRI rendah berarti tidak tinggi berarti memahami paham konsep (lucky konsep dengan baik guess) Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak paham konsep
Jawaban salah tapi CRI tinggi berarti terjadi miskonsepsi
Tayubi dalam Mutia,dkk (2016)
Certainty of Response Index (CRI) merupakan tingkat keyakinan siswa dalam mmenjawab soal. Melalui instrumen CRI ini siswa diberikan gambaran mengenai keyakinannya terhadap jawaban yang dipilih berdasarkan skala. Pilihan tingkat keyakinan ini dengan skala enam (0-5) seperti berikut : 0 jika totally guessed answer, 1 jika Almost guess, 2 jika Not sure, 3 Jika Sure, 4 jika Almost certain, dan 5 jika certain.
35
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran dengan Blended Learning mengombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran elektronik atau e-learning. Penggunaan elearning yaitu sebagai pendukung pembelajaran dengan tatap muka di kelas. Sehingga e-learning dapat membuat pembelajaran lebih efisien dan fleksibel. Ketika pembelajaran dengan blended learning siswa dapat menambah pengetahuan dengan mengakses e-learning di luar jam tatap muka. Blended learning merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan guru untuk mengatasi berbagai hambatan dari pembelajaran yang hanya dilakukan dengan tatap muka yaitu kurangnya alokasi waktu pembelajaran. Ketika terdapat materi pembelajaran yang belum sempat dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran tatap muka, maka siswa dapat mengakses e-learning untuk menambah pemahaman tentang materi pelajaran.
Pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan online. Pada saat pembelajaran online yaitu menggunakan schoology, yang didalamnya terdapat banyak fitur. Fitur tersebut dapat dimanfaatkan siswa untuk menambah pengetahuan siswa, misalnya video, simulasi, bahkan siswa dapat berdisuksi dengan sesama pengguna untuk bertukar informasi. Sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan siswa dapat lebih mudah dalam memahami konsep, dengan demikian akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pada penelitian ini, menggunakan kelas kontrol untuk menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar tersebut merupakan benar-benar pengaruh dari
36
schoology. Kemudian, hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas eksperimen yang menggunakan schoology dalam pembelajaran.
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran fisika materi hukum gravitasi newton. Sedangkan, variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Penelitian ini untuk menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar yang dilihat melalui pemahaman konsep pada kelas eksperimen berpengaruh akibat penggunaan e-learning dengan schoology, dibandingkan kelas control yang menggunakan LKS konvensional dan BSE. Hal tersebut dilihat dari nilai N-gain kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti gambar berikut
37
Siswa
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Tes Pengetahuan Awal
Tes Pengetahuan Awal
Materi BSE
Pembelajaran dengan tatap muka
Latihan Soal
Materi BSE
Materi LKS Diskusi
Pembelajaran dengan Blended Learning
Uji Kompetensi
Diskusi
Schoology
Hasil Belajar
Uji Kompetensi Latihan
Animasi Power Point
Latihan Soal
Animasi dan Video Pembelajaran
Video Pembelajaran
Hasil Belajar
Gambar 2.6 Bagan Paradigma Pemikiran
38
C.
Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Setiap sampel penelitian memperoleh materi yang sama. 2. Nilai rata-rata dari kemampuan awal tentang materi Hukum Gravitasi Newton siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. 3. Kurikulum yang dilaksanakan pada kedua kelas sama
D. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan e-learning dengan schoology yang diidentifikasi berdasarkan hasil belajar siswa melalui tes sebelum dan sesudah pembelajaran, dengan demikian dirumuskan hipotesisnya “Terdapat pengaruh penggunaan e-leraning dengan schoology pada materi Gravitasi Newton terhadap hasil belajar fisika”.
39
III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas 6 kelas yang diambil 2 kelas sebagai sampel. Penelitian ini melihat pengaruh penerapan e-learning dengan schoology terhadap hasil belajar siswa. Untuk melihat pengaruh tersebut hanya benarbenar ditimbulkan dari penggunaan e-learning dengan schoology maka digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan pada kelas yang memiliki rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan sebelumnya, materi pembelajaran yang sama, waktu belajar yang sama, guru yang sama dan dianggap homogen atau relatif homogen, sehingga digunakan teknik purposive sampling.
B. Desain Penelitian Penelitian ini memerlukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, tetapi tidak memungkinkan diadakannya pengembilan subjek penelitian secara acak dari populasi yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Quasy Experimental.
40
Pada penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang tidak dipilih secara random. Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran tatap muka. Sebelum diberikan perlakuan maka terlebih dahulu siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest, setelah itu diakhir pembelajaran siswa diberikan soal posttest. Perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai indikator keberhasilan belajar siswa menggunakan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran. Sehingga pada penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
O1
X1
O2
O3
X2
O4
Gamba 3.1 Desain Eksperimen Non Control Grup Design O3 Equivalent X2 O4 (Sugiyono, 2011: 79) Keterangan: O1 : Tes awal (pretest) Kelas Eksperimen O2 : Tes akhir (posttest) Kelas Eksperimen O3 : Tes awal (pretest) Kelas Kontrol O4 : Tes akhir (posttest) Kelas Kontrol X1 : Perlakuan pembelajaran dengan tatap muka dan menggunakan e-learning dengan schoology X2 : Perlakuan pembelajaran tatap muka dengan buku siswa dan lks konvensional
41
C. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan e-learning dengan schoology. Sedangkan, variabel terikatnya yaitu hasil belajar fisika siswa. D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: 1. Menetapkan sampel. 2. Melakukan penilaian terhadap pengetahuan awal siswa melalui pretest. 3. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning dengan schoology 4. Mengadakan posttest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada ranah kognitif. 5. Menilai hasil posttest untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa. 6. Menganalisis hasil observasi mengenai pengaruh penggunaan e-learning dengan schoology terhadap hasil belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes berbentuk pilihan jamak yang beralasan digunakan untuk mengukur pemahaman konsep fisika siswa. Tes ini digunakan pada saat pretest dan posttest dengan menggunakan metode CRI (Certainty of Response Index),
42
F. Analisis Instrumen Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, harus diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya, dengan menggunakan program SPSS 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk melihat valid atau tidaknya instrumen evaluasi yang digunakan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Pengujian validitas instrument menggunakan rumus korelasi productmoment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
= Keterangan:
{ ∑
∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) } { ∑
(∑ ) }
rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X = Skor butir soal Y = Skor total n = Jumlah sampel Arikunto (2016: 87) Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0
43
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabel atau tidaknya instrumen evaluasi yang digunakkan. Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Pada penelitian ini, perhitungan reliabilitas tes menggunakan rumus Alpha, yaitu: 2 b n 1 r11 2 t n 1
Keterangan:
r11 k
t
2 b
2
: koefisien reliabilitas instrumen : banyaknya butir : jumlah varians dari tiap-tiap item : varians total Arikunto (2016: 122)
Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas. Arikunto (2016: 89) mengatakan bahwa kriteria indeks reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi c.
Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan SPSS.21.0 yakni apabila nilai sig pada Guttman Split-Half Coefficient lebih dari 0,05 maka data disimpulkan reliabel, jika nilai sig pada Guttman Split-Half Coefficient kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak reliabel.
44
G. TeknikPengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan bentuk tes berupa pilihan jamak. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu tes penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda yang digunakan pada saat pretest dan posttest dengan menggunakan metode CRI (Certainty of Response Index), pada instrumen CRI ini siswa diberikan gambaran mengenai tingkat keyakinan responden terhadap jawaban yang dipilihnya
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa ranah kognitif yang ditunjukkan pada proses pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan
1.
Analisis Data Untuk menganalisis kategori tes hasil belajar siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari pengurangan skor post-test dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah N-gain ( ) =
45
Keterangan: g = N-gain S post
= Skor posttest
S pre
= Skor pretest
S max
= Skor maksimum
Kriteria interperensi N-gain dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi N-gain N-gain 0,7 ≤ N-gain ≤ 1 0,3 ≤ N-gain< 0,7 N-gain < 0,3
Kriteria Interpretasi Tinggi Sedang Rendah (Meltzer, 2002)
2.
Uji Normalitas Data Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik KolmogrovSmirnov. Data yang diuji kenormalitasannya adalah data hasil tes akhir (pretest) dan data hasil tes akhir (posttest) hasil belajar siswa. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program SPSS 21.0 Untuk pengambilan keputusan, data dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas atau terdistribusi normal jika pada Kolmogorov-Smirnov nilai sig> 0.05 dan data yang tidak terdistribusi normal memiliki nilai sig <0.05.
3.
Uji Homogenitas Untuk mengetahui sama atau tidaknya varian dari populasi, maka dilakukan uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan analisis uji paired sample t test, dengan bantuan program SPSS 21.0. Jika nilai
46
signifikasi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua kelompok pupulasi data adalah tidak sama. Sebaliknya, jika nilai signifikasi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari kelompok populasi data adalah sama.
4.
Independent Sample T-Test Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas). Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Rumus perhitungan Independent Sample T Test adalah sebagai berikut : ____
t
_____
X1 X 2
(n1 1) s12 (n2 1) s 22 n1 n2 2
1 1 n1 n2
(Sugiyono, 2011: 273) Keterangan: T = nilai t-hitung X1= rata-rata nilai kelas eksperimen X2= rata-rata nilai kelas kontrol n1= banyaknya anggota sampel di kelas eksperimen n2= banyaknya anggota sampel di kelas kontrol = rata-rata varians kelas eksperimen = rata-rata varians kelas kontrol Penelitian ini menguji Independent Sample T Test dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 21.0. Berpedoman berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas: (1) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka H O diterima; (2) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka H O ditolak Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
47
H0: tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika antarsiswa yang belajar menggunakan e-learning dengan schoology dengan siswa yang belajar menggunakan BSE dan LKS konvensional. H1: terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika antarsiswa yang belajar menggunakan e-learning dengan schoology dengan siswa yang belajar menggunakan BSE dan LKS konvensional.
5.
Metode CRI (Certainty of Response Index) Pemahaman konsep siswa dapat diukur melalui metode CRI (Certainty of Response Index). Penggunaan metode CRI membantu peneliti untuk membedakan antara siswa yang tahu konsep dan siswa yang tidak tahu konsep. Metode Certainty of Response Index (CRI) ini mampu membedakan antara kategori keberuntungan/ menebaknya saja, pemahaman konsep lemah, pemahaman konsep benar ataupun tergolong kategori miskonsepsi. CRI biasanya didasarkan pada suatu skala, sebagai contoh, skala enam (0 5) seperti berikut: 0 jika Totally guessed answer, 1 jika Almost guess, 2 jika Not Sure, 3 jika Sure, 4 jika Almost certain, dan 5 jika Certain. Tabel 3.2 Kategori CRI Kriteria Jawaban Jawaban benar
Jawaban Salah
CRI Rendah
CRI Tinggi
Jawaban benar tapi CRI rendah berarti tidak paham konsep (lucky guess) Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak paham konsep
Jawaban benar dan CRI tinggi berarti memahami konsep dengan baik Jawaban salah tapi CRI tinggi berarti terjadi miskonsepsi
Tayubi dalam Mutia,dkk (2016)
75
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat pengaruh penggunaan E-Learning dengan Schoology menggunakan LKS konvensional dan BSE terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada materi gravitasi newton yang ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata nilai N-Gain pada kelas eksperimen yakni 0,766 dengan kategori peningkatan tes yang tinggi 2. Pemahaman konsep fisika siswa pada pembelajaran menggunakan ELearning dengan Schoology mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan sebagian besar siswa termasuk kedalam kategori paham konsep yaitu 67,57%, sedangkan yang tidak paham konsep hanya 30%, dan miskonsepsi 2,43%.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
76
1. Diharapkan guru selalu mengecek semua yang dikerjakan siswa pada schoology, untuk memastikan semua siswa aktif dan mengerjakan apa yang telah diperintahkan pada pembelajaran online dengan schoology dan pembelajaran dapat terpantau dengan baik. Hal tersebut penting dalam pembelajaran karena dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai.
2. Diharapkan guru selalu memberikan latihan soal pemahaman konsep di akhir pembelajaran, sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa mengenai materi tersebut, dan meminimalisir miskonsepsi terutama pada materi gravitasi newton yang sifatnya abstrak.
3. Bagi guru atau calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan e-learning dengan schoology, agar dapat mempertimbangkan alokasi efektif yang dibutuhkan, guru memberikan petunjuk roundown waktu kegiatan yang jelas pada schoology, sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Amiroh. 2013. Under E-Learning, Edmodo, Moodle and Schoology (Online). Tersedia di http://amiroh.web.id. di akses pada tanggal 29 September 2016. Aminoto, Tugiyo., dan Pathoni, Hairul. 2014. Penerapan Media E-Learning Berbasis Schoology untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Usaha dan Energi di Kelas XI SMA N 10 Kota Jambi. Jurnal Sainmatika. Vol. 8 No. 1, 13-29. (Online). Tersedia di http://online.journal.unja.ac.id/index/php pada 28 September 2016. Anonim. 2010. Hukum Gravitasi Newton (Online). Tersedia di http://id.wikipedia.org di akses pada 29 September 2016. Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Litbang Kominfo. 2016. Kominfo Dorong Anak-anak Remaja Gunakan Internet untuk Membantu Pendidikan (Online). Tersedia di http:// Kementerian Komunikasi dan Informatika.html di akses pada 20 September 2016. Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Gunawan, Imam, dan Palupi, Angggarini Retno. 2016. Taksonomi Bloom Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. JurnalIKIP PGRI. Vol 2 No.2, 98-117. (Online). Tersedia di http://ejournal.ikippgrimadiun.ac.iddiakses pada 28 September 2016. Henderson, Allan. 2003. The E-Learning Questions And Answer Book. New York: American Management Association, Inc. Islamiyah, Mufidatul., dan Widayanti, Lilis. 2016. Efektivitas Pemanfaatan Elearning Berbasis Website terhadap Hasil Belajar Mahasiswa STMIK Asia Malang pada Mata Kuliah Fisika Dasar. Jurnal Ilmiah Tekonologi dan Informatika. Vol. 10 No. 1, 41-46 (Online). Tersedia di http://lp3m.asia.ac.id/e-journal-stmik-asia diakses pada 28 September 2016
Jihad, Asep., dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo. Juniarti, Rani Dwi. 2014. Pengembangan Media Mobile Learning dengan Aplikasi Schoology pada Pembelajaran Geografi Materi Hidrosfer Kelas X SMA Negeri 1 Karang anyar. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol. 3 No. 1, 212-217. (Online). Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id. diakses pada 28 September 2016. Mahnegar, Furshad. 2012. Learning Management System. International Journal of Business and Social Science Vol. 3 No. 12, 144-150. [Online]. Tersedia di http://ijbssnet.com diakses pada 28 September 2016. Meltzer D. E. 2002. The Relationship Between Mathemathics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A possible Hidden Variable in Diagnostics Pretest Score. American Journal Physics.Vol 70 No.2, 12591268. [Online]. Tersedia di http://physicseducation.net diakses pada 26 September 2016 Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Mustaqim, Tri Ade., Zulfiani., dan Herlanti, Yanti. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) pada Konsep Fotosintesis. Jurnal Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah.Vol VI No. 2, 146-152. (Online). Tersedia di http://Journal.uinjkt.ac.id. diakses pada 24 Oktober 2016. Mutia, Moni Liza., Soewarno., dan Marwan, AR. 2016. Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Getaran dan Gelombang Kelas VIII di MTsN Rukoh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Unsyiah. Vol 1 No 4, 212-217. (Online). Tersedia di http://jim.unsyiah.ac.id. diakses pada 26 Oktober 2016. Poon, Joanna. 2013. Blended Learning : An Institutional Approach For Enhancing Students’ Learning Experiences. Journal of Online Leaning and Teaching. Vol 9 No.2, 271-288. [Online]. Tersedia di http://jolt.merlot.org/vol9no2/poon_0613.html diakses 27 September 2016. Rusman, Deni Kurniawan., dan Riyana, Cepi. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers. Sagala, S. 2003 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Salma, Dewi Prawiradilaga., Diana Ariani., dan Andoko. 2013. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning. Jakarta: Kencana Sarwono., Sunarroso., dan Suyatman. 2009. Fisika 2 Mudah dan Sederhana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Siregar, Eveline., dan Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Smaldino, Sharon., Lowther, Deborah L., dan Russel, James D. 2011. Intructional Technology and Media for Learning. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta. Sumiati., dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syaefudin, Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wahyudi, Ismu., dan Maharta, Nengah. 2013. Pemahaman Konsep dan Miskonsepsi Fisika pada Guru Fisika SMA RSBI di Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan MIPA Universitas Lampung. Vol. 14, No. 1, 18-32. (Online). Tersedia di http://download.portalgaruda.org diakses pada 26 Oktober 2016. Wayan, Mei Ananda Putri., Jampel, Nyoman., dan Suartama, Kadek. 2014. Pengembangan E-learning Berbasis Schoology pada Mata Pelajaran IPA Kelas VII di SMP Negeri 1 Seririt. Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2 No. 1, 150-161 (Online). Tersedia di http:// ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJTP/ diakses pada 26 Oktober 2016. Wena, Made. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Yapici, Umit I., dan Akbayin, Hasan. 2012. The Effect of Blended Learning Model On High School Students’ BiologyAchievement And On Their Attitudes Towards The Internet. The Turkish Online Journal Of Edeucational Technology Vol. 11 No. 2, 228-237. [Online]. Tersedia di http://eric.ed.gov di akses pada 26 September 2016