PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DAUR BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI Kolmiati, Astin Lukum, Hendri Iyabu Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Kolmiati, 2013. “Pengaruh Penggunaan Model Daur Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi “(Suatu Penelitian di SMA Negeri 2 Gorontalo ). Skripsi, Jurusan pendidikan kimia dibimbing oleh Dr. Hj Astin P. Lukum, M.Si dan Hendri Iyabu, S.Pd, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model daur belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 104 orang. Sampel ditentukan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian terbagi 2 kelas yang terdiri atas kelas XI IPA2kelas kontrol dan kelas XI IPA3 sebagai kelas eksperimen, dengan masing-masing kelas berjumlah 34 siswa. Pengumpulan data menggunakan instrument tes berbentuk pilihan ganda. Data penelitian diperoleh dari tes kemampuan awal (pretes) dan tes hasil belajar (posttes).Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan mencari rata-rata varians. Berdasarkan hasil analisis pengujian normalitas menunjukkan bahwa dalam taraf nyata 5% data terdistribusi normal. Dan untuk pengujian hipotesis, hasil analisis data menunjukkan bahwa pada taraf nyata 5 % dengan dk=66 diperoleh nilai Thitung=-5,52
1
Pembelajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, karena mencakup dua aspek yang saling berhubungan dan mempengaruhi yakni belajar dan mengajar yang menuntut keterampilan tertentu dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Tujuan dimaksud dapat terjadi sebagai hasil dari proses intern dan ekstern. Proses intern adalah proses yang terjadi dari orang yang belajar melalui tahapan-tahapan. Sedang yang disebut dengan proses ekstern adalah situasi yang terjadi disekeliling siswa yang melakukan pembelajaran. Seiring dengan itu tentunya guru harus dapat mengarahkan proses ekstern sedemikian rupa sebab proses ekstern adalah indikator tertentu yang mempengaruhi proses intern tadi yakni aspek disekeliling siswa yang melakukan proses intern. Olehnya dalam proses belajar mengajar perlu penciptaan lingkungan yang memungkinkan proses intern dan ekstern dapat menyatu dengan baik. Ini artinya guru dapat melakukan kegiatan sebijaksana mungkin dalam menguasai situasi kelas, yang di awali dengan kedisiplinan anak itu sendiri, pengaturan jam belajar yang sesuai dengan materi yang disampaikan, pengaturan ruangan, metode dan media yang digunakan. Jadi, berdasarkan analisis tersebut di atas, maka peran guru adalah sangat menentukan dalam keberhasilan perlakuan kegiatan proses yang diawali dari mengelola peoses pembelajaran tersebut.Pengelolaan proses pembelajaran sangat berkaitan dengan hal kemampuan guru untuk menentukan, mempertimbangkan, merancang, dan mendesain pembelajaran. Disamping itu, proses belajar mengajar di kelas, yang dilakukan oleh guru, harus dilakukan
melalui penggunaan metode, pendekatan keterampilan proses, serta penggunaan alat/media yang memadai, sehingga hasilnya dapat meningkatkan belajar siswa. Namun kenyataannya yang dialami, bahwa dalam proses pembelajaran sering berlangsung proses interaksi belajar mengajar yang kurang harmonis, sehingga mengakibatkan kegiatan siswa menjadi pasif, dan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru sehingga menampakkan hasil belajar yang kurang memadai. Masalah rendahnya aktivitas belajar siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, menurut pendapat penulis, adalah akibat dari kurang tepatnya metode keterampilan proses serta alat/media yang digunakan. Dan hal tersebut dirasa perlu diatasidengan cara meminimalkan aktivitas guru dan mengoptimalkan atau mengaktifkan kegiatan siswa melalui penerapan daur belajar siswa berdasarkan pengalaman. Dengan demikian, siswa akan menjadi aktif dan dampaknya positif bagi hasil belajar siswa. Penelitian tentang penerapan daur belajar telah dilakukan oleh Budiasih (2003) pada perkuliahan praktikum Analisis Instrumentasi. Penelitian tersebut menggunakan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan mahasiswa siklus demi siklus dalam hal kemampuan menulis data pengamatan, analisis data, diskusi, atau mahasiswa dalam melakukan praktikum, serta aspek teoritik yang melandasi kegiatan praktikum, yang terbukti dari peningkatan hasil ujian praktikum siklus demi siklus. Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru kimia di SMA 2 2
gorontalo , rendahnya aktivitas belajar siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada nilai ujian semester siswa masih banyak yang tidak tuntas atau berada di bawah nilai rata-rata.Salah satu penyebabnya adalah masih banyak guru yang menggunakan pendekatan pembelajaran dengan metode ceramah, penyampaian konsep-konsep dan penerapannya secara expository dan explanatory. Pendekatan pembelajaran seperti demikian masih bersandarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan dapat ditransfer dari pikiran guru ke pikiran siswa. Menurut Hidayati (2008), pembelajaran demikian bernuansa “teacher centered” dan siswa sebagai “passive receiver”. Proses pembelajaran cenderung hanya berlangsung satu arah, siswa terkesan pasif, yang tidak berbuat apapun bila tidak diintruksikan oleh guru. Menurut informasi dari guru, bahwa siswa di sekolah ini umumnya mempunyai minat dan motivasi rendah selama pembelajaran. Hal ini kemungkinan disebabkan cara mengajar guru yang cenderung monoton. Hal ini seharusnya tidak terjadi, mengingat kurikulum yang tengah berlangsung menganjurkan pembelajaran yang bersifat mengaktifkan siswa. Demikian halnya dengan pemberian materi pada pembelajaran Kimiabagi siswa kelas XI.IPA di SMA Negeri 2 Gorontalo, pada umumnya hasil belajar siswa relatif rendah. Untuk itu, diperlukan suatu metode yang dapat mengatasi masalah tersebut, antara lain mengganti model pembelajaran. Salah satunya adalah model daur belajar, mengingat fase-fase pembelajaran yang terdapat dalam model daur belajar sangat menekankan pada keaktifan siswa dalam
membangun pengetahuan, terkait konsep-konsep dasar.
utamanya
METODE Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah pre test dan post test.Desain ini dapat digambarkansebagai berikut. Tabel : Desain Penelitian No
Kelas
Pretest Perlakuan Postest
1
Kontrol
O1
-
O3
2
Eksperimen
O2
X
O4
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa. Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA2 sebagai kelas kontrol. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar siswa yang diukur dengan menggunakan instrument berupa tes yang berbentuk pilihan ganda berjumlah 30 item yang disesuaikan dengan kompetensi dasar, indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran dan materi yang dibelajarkan.Selain itu juga tekhnik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan Analisis Statistik Deskriptif. Padapenelitian ini setiap instrument tes yang digunakan di uji 3
validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat kevalidan tes dan tingkat kesalahan tes.
X1merupakan data dari kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini, sedangkan data X2 adalah data dari kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, penggunaan model daur belajar bertujuan untuk mendapatkan data hasil pembelajaran serta untuk mengetahui sejauhmana tingkat keterpengaruhan model belajar ini terhadap hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan, yaitu uji chi kuadrat dan analisis varians dua ratarata.Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang pengaruh model daur belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo. Dari pengolahan ini, akan didapat tingkat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Teknik Analisis Data Pengujian Normalitas Data Setelah data hasil penelitian diperoleh, data akan diuji apakah berdistribusi normal atau tidak, dengan menggunakan pengujian statistik dengan persamaan sebagai berikut : (Oi Ei ) .........(6) Ei Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan sebagai objek penilaian. Pengujian homogenitas varians ini diuji dengan menggunakan uji barttlet dengan menggunakan persamaan berikut ini x 2 hitung ik1
x 2 (ln 10)( B (ni 1) log Si 2 ).....(7)
Deskripsi Data Kelas Kontrol (Variabel X1) Data variabel X1 dalam penelitian ini pada dasarnya diperoleh melalui proses belajar mengajar di kelas XI IPA 2. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Deskripsi tentang frekuensi hasil belajar siswa pada kelas control (X1) menunjukkan bahwa; lebih banyak siswa yang memperoleh skor antara 13 – 16, yakni 12 orang siswa.
2
Dengan B = (log s ) Σ(n -1) dan : i
(ni 1) s i ...........................(8) (ni 1) 2
S2
Pengujian hipotesis pengujian hipotesis menggunakan uji statistik parametrik, dan jika data tidak terdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik non parametrik. _
_
x1 x 2
t S
1 1 n1 n 2
Deskripsi Data Kelas Eksperimen (Variabel X2) Data variabel X2 merupakan hasil belajar siswa pada kelas XI IPA 3, dimana dalam penelitian ini menjadi kelas eksperimen.Metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen ini adalah model daur belajar.
………..(9)
Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari tes kemampuan awal (X1) dan tes kemampuan akhir (X2). Data 4
Deskripsi tentang frekuensi hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (X2) menunjukkan bahwa; lebih banyak siswa yang memperoleh nilai 25-28, yakni 12 orang siswa.
chi kuadrat dilakukan, maka persyaratan analisis pada tahap ini adalah melakukan langkah-langkah statistik yang sistematis.Langkah pertama yang digunakan adalah pencarian varins gabungan.Langkah kedua adalah pencarian barlet.Langkah ketiga adalah pencarian varians populasi. Berdasarkan hasil analisis, pada varians gabungan; untuk simpangan baku (S) sebesar 4,76. Kemudian, untuk harga barlet (B) didapatkan sebesar 89.8. Dan varians populasinya (χ) sebesar 0,92. Dari hasil perhitungan ini, jika α 0,05 dari daftar distribusi Chi-Kuadrat dengan dk = 1 didapat X2(0,95) (1) = 3,84. Untuk itu, kesimpulan sementara yang didapat oleh peneliti adalah: X2hitung lebih kecil dari X2daftar atau 0,92< 3,84. Dengan demikian, hipotesis Ho diterima, dalam arti kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian benar-benar homogen.
Berdasarkan hasil di atas, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model daur belajar dan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran langsung yakni pada kelas eksperimen lebih banyak siswa menjawab soal dengan benar dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Instrument yang digunakan dalam pengambilan data adalah test, dengan jumlah 30 nomor. Dari instrument, seluruh data yang didapat baik pada kelas control maupun pada kelas eksperimen, dinyatakan valid. Disini terlihat dari hasil uji bahwa seluruh data telah berada di atas 0,25. Proses pengolahan ini dilakukan melalui program Mc. Excel 2007, dengan rumus: =correl (data_item; sumX).
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model daur belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Gorontalo, maka dilakukan analisis varians dua rata-rata dan uji-t. Secara statistik, untuk pengujian hipotesis pada penelitian eksperimen ini menggunakan uji t dengan kriteria pengujian -t(1-½α)< t(1½α) pada taraf nyata α 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2). Berdasarkan hasil analisisnya, maka harga thitung didapatkan sebesar -5,52 dan tdaftar sebesar 2,00. Sehingga diperoleh thitung -5,52< tdaftar 2,00. Dari sini dapat diketahui bahwa harga thitung berada di luar daerah penerimaan Ho. Hasil analisis ini, dapat dipastikan bahwa model daur belajar berpengaruh terhadap peningkatan
Berdasarkan hasil pada lampiran 15 , maka dapat dinyatakan bahwa data hasil belajar reliabel, karena nilainya 0,93 atau lebih besar dari 0,7. Capaian berada pada kuliatas reliabilitas sempurna. Pengujian Homogenitas Data Pengujian homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah gabungan data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol benar-benar homogen atau tidak. Oleh karena itu, pengujian normalitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji chi kuadrat pada taraf nyata α 0,05 dengan hipotesis bahwa skor pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Akan tetapi, sebelum pengujian 5
hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo. Pembahasan Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, yakni dalam proses pengambilan data; peneliti memberikan respons atau pengaruh agar objek (sampel) memperoleh reaksi (perubahan) terhadap fokus yang diteliti.Artinya, agar hasil belajar siswa pada materi laju reaksi meningkat, maka peneliti bersama guru mitra menerapkan model daur belajar pada materi tersebut. Sebagai bahan pengontrol, peneliti melakukan pembelajaran di kelas lain dengan materi yang sama namun model pembelajarannya berbeda. Melalui kegiatan ini, peneliti dapat menganalisis data secara statistik untuk mendapatkan nilai numerik tentang hasil belajar siswa pada kedua kelas tersebut. Dalam penelitian ini, hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki perbedaan yang cukup siginifikan. Dimana, pada hasil tes akhir dapat dimengerti bahwa hasil belajar siswa lebih tinggi jika proses pembelajarannya menerapkan model daur belajar, bila dibandingkan penerapan model pembelajaran langsung. Secara deskriptif statistik, perbedaan hasil belajar yang paling mencolok terlihat dari nilai rata-rata siswa, dimana pada kelas kontrol (X1) sebesar 15,68 dan pada kelas eksperimen (X2) sebesar 22,15. Selanjutnya, dalam perhitungan statistiknya, diperoleh bahwa X2hitung lebih kecil dari X2daftar atau 0,92< 3,84. Dengan demikian, hipotesis Ho diterima; yang berarti kedua alat uji yang dijadikan sampel benar-benar homogen. Selanjutnya, hipotesis, kriteria
digunakan adalah -t(1-½α)< t(1-½α) pada taraf nyata α 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2). Sehingga diperoleh t hitung -5,52< tdaftar 2,00, harga thitung berada di luar daerah penerimaan Ho. Sehingga disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis ini, maka dapat digambarkan daerah penerimaan hipotesis, adalah sebagai berikut.
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa model daur belajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar laju reaksi. Ini berdasarkan analisis statistik; diperoleh harga thitung sebesar -5,52 sedangkan tdaftar berada di daerah penerimaan Ho. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi: “terdapat pengaruh signifikan model daur belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi di SMA Negeri 2 Gorontalo” diterima. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan, penulis dapat disimpulkan bahwa hipotesis: “ada pengaruh penggunaan model daur belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi di SMA Negeri 2 Gorontalo”, diterima. Hal ini ditunjukkan oleh: 1) X2hitung lebih kecil dari X2daftar(0,92 < 3,84), yang berarti setiap kelas sampel benar-benar homogen.2) thitung berada di luar daerah penerimaan Ho, sehingga Ho ditolak dan ha diterima.
dalam pengujian pengujian yang 6
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, B. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika. SkripsiJurusan Pendidikan Fisika UPI: Tidak Diterbitkan. Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. ------. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Bumi Aksara. ------. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta. Azhie. 2008. Teori Belajar. Online. Tersedia: http://neozonk.blogspot.com/2008/02/teoribelajar.html [15 Okt. 2009]. Brady, James E. 1999.Kimia Universitas Asas dan Struktur . Binarupa Aksara: Jakarta Budiasih, E. Widarti, HR. 2003. Penerapan Pendekatan Daur Belajar (Learning Cycle) dalam Pembelajaran Matakuliah Praktikum Kimia Analisis Instrumen.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.Vol. 10 (1), hal.70-78. Corburn. 2004. The Learning Cycle. http://www.interconetions.co.uk/market/ pcfg/learning. Djahiri, Kosasi. 2002. Desain Pembelajaran. Universitas Terbuka : Jakarta. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algesindo : Bandung. Hidayati, Ririn Eva. 2008. Peran Lesson Study dalam Meningkatkan Profesionalitas Pendidik dan Kualitas Pembelajaran secara Berkelanjutan. Seminar Nasional Lesson Study 4 Kimia. Jombang. Ibrahim, Nurdin. 2005. Jurnal Teknodik. Pusat Terknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Depdiknas : Jakarta. Purwanto. 2005. Jurnal Teknodik. Pusat Terknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.Depdiknas : Jakarta. Permana, Ivan. 2009. Kimia untuk SMA dan MA kelas XI.Bandung : Armico. Sudiatmika, Istri Rai. 2005. Prosiding Seminar Nasional. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeta. Sukardi.2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Bumi Aksara: Jakarta. Sunardi.2008. Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya. 7
User, Usman. 1989. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya: Bandung. Wardani I Gak. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta.
8