PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Made Galih Hari Cahyadi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan the nonrandomized control goup pre-test post test design. Subjek penelitian adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler bola voli SMAN 1 Selemadeg Tabanan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang. Daya ledak otot tungkai diukur dengan vertical jump. Data dianalisis dengan uji Anava dengan program SPSS 16,0 dengan hasil daya ledak otot tungkai kelompok pelatihan jump service dengan awalan serta jump service tanpa awalan pada signifikansi 0,000, signifikansi α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis “pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai” diterima. Dilanjutkan dengan uji LSD untuk memperoleh perbandingan, hasil uji LSD kelompok pelatihan jump service dengan awalan (6,80) lebih baik dibandingkan jump service tanpa awalan (2,80) terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan; (1) jump service dengan awalan dan tanpa awalan berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai, (2) terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap daya ledak otot tungkai, dimana pelatihan jump service dengan awalan lebih baik dari pelatihan jump service tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai.
Abstract This research aimed to determine the effect of jump service training with the prefix and without the prefik of the leg muscle explosive power. This research type is a quasi-experimental research design with nonrandomized control goup the pre-test post-test design. The subjects were men's students volleyball extracurricular participants in SMA Negeri 1 Selemadeg Tabanan school year 2012/2013 as many as 30 people. Explosive leg muscle power is measured by using a vertical jump test. Data were analyzed by Anava with SPSS 16.0 the results variable leg muscle explosive power to jump service training group with and without the prefix with a significance of 0.000, significance is smaller than α (Sig <0.05), so the research hypothesis " jump service training with and without prefix effect on the increase in leg muscle explosive power "acceptable. And was followed by a further LSD test for comparison, the results of group jump service training with the prefix (6.80) is better than jump service training without the prefik (2.80) to increase leg muscle explosive power. From these results it can be concluded that: (1) jump service with and without the prefix affect the increase in leg muscle explosive power, (2) there is a difference between the effect of jump service training with the prefix and jump service without the prefik to the explosive power of the leg muscles, which jump service training the prefix is better than jump service training without the prefix to increase leg muscle explosive power. Kata kunci: Pelatihan jump service dengan dan tanpa awalan, daya ledak otot tungkai 1
Servis merupakan salah satu unsur
yang artinya pola gerakan yang dipakai
yang sangat penting dalam permainan bola
sedemikian
voli
awal
golongan otot si pemain berperan secara
serangan. Tanpa didahului servis dengan
optimal (Surja Widjaja, 1998 : 29). Dari
mematuhi segala peraturan yang berlaku,
pendapat tersebut diatas maka seorang
maka sebuah permainan bola voli tidak
atlet dapat melakukan jump service tanpa
dapat dimulai. Selain merupakan pukulan
menggunakan
permulaan
memiliki timming yang tepat pada saat
karena
servis
untuk
merupakan
memulai
suatu
permainan, namun jika ditinjau dari taktik,
rupa
sehingga
awalan
tiap-tiap
tetapi
harus
memukul bola.
servis juga merupakan serangan yang
Dengan adanya fase meloncat pada
diharapkan dapat langsung menghasilkan
saat melakukan jump service, daya ledak
nilai
membuat
otot tungkai sangat berperan terhadap hasil
tekanan terhadap pertahanan lawan dan
dari jump service. Daya ledak (power)
lawan
adalah
atau
tidak
setidak-tidaknya
dapat
dengan
mudah
melakukan serangan.
kemampuan
untuk
melakukan
aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan
Dalam permainan bola voli, saat ini
mengerahkan seluruh kekuatan dalam
banyak pemain yang melakukan jump
waktu yang singkat (Nala, 1998: 8).
service, karena servis jenis ini akan
Dengan daya ledak yang maksimal maka
menghasilkan
akan dapat menghasilkan lompatan yang
pukulan
servis
yang
menukik dengan tajam dan keras sehingga
tinggi saat
dapat menimbulkan kesulitan bagi tim
Pelatihan
lawan penerima servis. Jump service
komponen kondisi fisik yaitu daya ledak
merupakan teknik servis baru yang perlu
otot tungkai perlu berhubungan langsung
dilatihkan dan dapat digunakan untuk
dengan
memulai serangan dalam permainan bola
dikembangkan
voli. Selain itu dalam melakukan jump
Hal ini bertujuan agar pelatihan tidak
service
tanpa
menyimpang jauh dari olahraga bola voli
dapat
dan juga tidak mengakibatkan kejenuhan
juga
menggunakan
dapat
dilakukan
awalan.
Kita
melakukan gerakan vertical jump dalam
melakukan jump service. dalam
cabang
upaya
olahraga
peningkatan
yang
akan
yaitu olahraga bola voli.
saat berlatih.
melakukan jump service tanpa harus
Di
Bali,
khususnya
menggunakan awalan. Dikatakan bahwa
Kabupaten
seorang yang memukul bola tenis (tennis
prestasi siswa menurun
serve) atau melakukan smash bola voli
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
membutuhkan waktu yang tepat (timming)
Salah satu yang bisa dipakai acuan adalah 2
Tabanan,
didaerah
perkembangan terutama di
SMA Negeri 1 Selemadeg. Pada tahun
Selemadeg Tabanan tahun
2012 prestasi dari siswa SMA Negeri 1
2012/2013, karena siswa-siswa tersebut
Selemadeg
olahraga,
sedang berada pada masa adolesensi
khususnya pada cabang olahraga bola voli
(rentangan umur 15-17 tahun) dimana
mengalami penurunan ini terbukti dengan
pada masa menjelang adolensensi dan
menurunnya perolehan prestasi pada saat
adolensensi yang berkisar dari umur 12
Pekan
sampai 20 tahun, gerak yang makin
dalam
Olahraga
bidang
dan
Seni
Pelajar
(Porsenijar) Kabupaten Tabanan tahun
kompleks
2012 dan SMAKER CUP VII tahun 2012
kemampuan memanfaatkan keterampilan
berlangsung. Menurut pengamatan yang
gerak sesuai dengan kebutuhannya. Selain
dilakukan pada saat observasi, penurunan
itu
prestasi
oleh
mencapai
puncak
kurangnya pembinaan teknik-teknik dalam
Disinilah
berbagai
permainan
memerlukan keterlibatan fisik secara total
siswa
ini
bola
peningkatan
disebabkan
voli
komponen
serta
pelatihan
kondisi
fisik.
dikuasai
berbagai organ
dapat
Seperti yang diketahui pencapaian prestasi
bisa
pelajaran
dilakukan
tubuh
dengan
dan
fisik
kematangannya. prestasi
secara
yang
maksimal
(Swadesi, 2009: 6).
yang optimal akan dapat dicapai dengan
Dengan melihat fenomena yang
penguasaan teknik-teknik permainan yang
ada, peneliti mencoba menawarkan suatu
maksimal dan tingkat kondisi fisik yang
pelatihan fisik agar dapat memberikan
baik
solusi dari permasalahan yang ada di
tersebut
dapat
dimiliki
dengan
dilakukannya pelatihan yang mengarah
sekolah
pada penguasan teknik permainan bola
Tabanan dengan pelatihan fisik yang
voli khususnya pada penguasaan teknik
sesuai dengan cabang olahraga yang akan
servis serta pelatihan komponen kondisi
dikembangkan. Salah satu pelatihan fisik
fisik. Pelatihan teknik yang diberikan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
masih
yang
daya ledak otot tungkai adalah pelatihan
mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Hal
jump service dengan awalan dan jump
tersebut secara tidak langsung berdampak
service tanpa menggunakan awalan.
pada
umum
dan
penurunan
monoton
prestasi
olahraga
SMA
Negeri
1
Selemadeg
Pelatihan jump service dengan
khususnya bola voli di SMA Negeri 1
awalan
Selemadeg.
menggunakan awalan merupakan suatu
Pada
penelitian
ini,
dan
jump
service
tanpa
peneliti
bentuk pelatihan yang dapat meningkatkan
mengambil data pada siswa putra peserta
salah satu komponen kondisi fisik yaitu
ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1
komponen daya ledak otot tungkai. Daya 3
ledak otot tungkai dalam permainan bola
memperoleh informasi yang merupakan
voli sangat berperan penting dalam hasil
perkiraan bagi informasi yang dapat
gerakan jump service, smash (pukulan
diperoleh
serang), dan block (bendungan). Selain itu
sebenarnya dalam keadaan yang tidak
pelatihan jump service dengan awalan dan
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau
jump service tanpa menggunakan awalan
memanipulasi semua variabel yang relevan
dapat meningkatkan kemampuan siswa
(Kanca, 2010: 93). Subjek
dalam
penelitian
melakukan
servis
yang
dapat
dengan
eksperimen
ini adalah
yang
dalam
putra peserta
menguntungkan dan menghasilkan poin
ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1
dalam permainan bola voli.
Selemadeg Tabanan Tahun
Tujuan yang ingin dicapai dalam
Pelajaran
2012/2013. Rancangan penelitian yang
penelitian ini adalah :
digunakan dalam penelitian ini adalah: the
a. Tujuan umum
nonrandomized control goup pre-test post
Untuk
mengetahui
adakah
test design (Kanca, 2010: 94). Rancangan
pengaruh pelatihan jump service dengan
yang dimaksud adalah
awalan dan tanpa awalan terhadap daya K1
X1 T2
ledak otot tungkai. X2
b. Tujuan khusus S
T1
OP
T2
K2
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pelatihan jump service dengan awalan
terhadap
peningkatan
X0 K0
ledak otot tungkai.
Keterangan:
2. Untuk mengetahui apakah terdapat
S T1 OP K1 K2 K3 X1
pengaruh pelatihan jump service tanpa awalan
terhadap
T2
daya
peningkatan
daya
ledak otot tungkai. 3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap
X2
peningkatan daya ledak otot tungkai.
X0 T2
: Subjek Penelitian : Tes awal (pre-test) : Ordinal pairing : Kelompok perlakuan 1 : Kelompok perlakuan 2 : Kelompok kontrol : Perlakuan pelatihan jump service dengan awalan : Perlakuan pelatihan jump service tanpa awalan : Kontrol (Kegiatan olahraga yang konvensional, bermain bola voli) : Tes akhir (post-test)
METODE Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
Subjek penelitian dibagi kedalam tiga
eksperimen semu yaitu bertujuan untuk
kelompok setelah dilakukan pre-test (tes 4
awal) dengan teknik pembagian kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN
secara
Hasil
ordinal
pairing.
Kelompok
I
diberikan perlakuan berupa pelatihan jump
Berdasarkan
service dengan awalan, kelompok II
dilaksanakan selama 12 kali pertemuan
diberikan perlakuan berupa pelatihan jump
dan pelaksanaan tes akhir (post_test)
service tanpa awalan, dan kelompok III
diperoleh data beda (gaint score) yang
merupakan kelompok kontrol. Instrumen
akan dianalisis untuk mengadakan uji
yang digunakan dalam penelitian ini
hipotesis
adalah Loncat Tegak (vertical jump)
Perlakuan Pelatihan Jump Service dengan
untuk mengukur daya ledak otot tungkai
Awalan dengan nilai pre-test
Teknik pengumpulan data dilakukan dari
nilai rata-rata 51,9 dan nilai rata-rata 60,9
data tes awal (pre-test), dan tes akhir (post-
post-test dengan demikian nilai rata-rata
test) pada masing-masing kelompok yaitu
kelompok perlakuan dengan pelatihan
kelompok
kelompok
jump service dengan awalan meningkat 9.
perlakuan. Tes akhir dilaksanakan setelah
Pada kelompok perlakuan pelatihan jump
kelompok perlakuan diberikan pelatihan
service tanpa awalan dengan nilai pre-test
jump service dengan awalan dan tanpa
memiliki nilai rata-rata 51,5 dan nilai rata-
awalan selama 12 kali latihan dengan tes
rata 56,5 post-test dengan demikian nilai
yang sama seperti tes awal (pre-test).
rata-rata kelompok kontrol meningkat 5.
Selanjutnya dianalisis berdasarkan hasil
Dan pada kelompok kontrol diperoleh nilai
pengukuran
pre-test memiliki nilai rata-rata 51,5 dan
kontrol
dari
dan
masing-masing
kelompok.
Analisis
Kelompok
memiliki
post-test dengan
Dari hasil uji normalitas data dengan Instrumen
Tabanan Tahun Pelajaran 2012/2013 yang orang.
Pada
yang
meningkat 2,20.
SMA Negeri 1 Selemadeg
30
pelatihan
demikian nilai rata-rata kelompok kontrol
adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler
berjumlah
penelitian.
nilai rata-rata 53,7
Subjek penelitian dari penelitian ini
bola voli
hasil
Uji
Lilliefors
Kolmogorof-
Smirnov program SPSS 16,0 diperoleh
data
hasil untuk kelompok jump service dengan
dilakukan dengan uji persyaratan yang
awalan 0,200 dengan signifikansi 0,200,
harus dipenuhi yaitu uji normalitas data
sedangkan untuk kelompok jump service
dan uji homogenitas data. Untuk hasil dari
tanpa awalan 0,198 dengan signifikansi
penelitian digunakan Uji Hipotesis yaitu
0,200. Hasil untuk kelompok kontrol 0,151
terdiri dari uji Anava satu arah dan uji
dengan signifikansi 0,200. Pada taraf
Least Significant Difference (LSD).
signifikansi α = 0,05 signifikansi pada 5
kelompok jump service dengan awalan
Dari hasil uji anava didapat nilai
kelompok jump service tanpa awalan lebih
Fhitung sebesar 38,647 dengan signifikansi
besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga
hitung (0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig
data yang diuji merupakan data yang
< 0,05). Karena signifikansi hitung ke dua
berdistribusi normal.
pelatihan adalah (0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Program SPSS 16,0
penelitian pelatihan jump service dengan awalan dan pelatihan jump service tanpa awalan berpengaruh terhadap daya ledak
Kolmogorov-smirnov
otot tungkai diterima.
Sumber Data Statistik Daya Ledak Otot Tungkai 1. Perlakuan jump service dengan awalan 2. Perlakuan jump service tanpa awalan 3. Kontrol
Df
Sig
Keterangan
Tabel 4.3. Hasil Uji Anava
0,200
10
0,200
Normal
0,198 0,151
10 10
0,200 0,200
Normal Normal
Between Groups Within Groups Total
df 2 27 29
F 38.647
Sig. 0,000
uji
Karena terdapat perbedaan pengaruh dari
homogenitas menggunakan instrumen uji
masing-masing kelompok tersebut maka
levene dengan bantuan program SPSS 16,0
dilakukan uji lanjut atau uji pembanding
diperoleh nilai uji 0,094 dan signifikansi
Least Significant Difference (LSD) dengan
0,911 untuk variabel daya ledak otot
bantuan SPSS 16,0.
tungkai. Nilai signifikansi levene untuk
Tabel 4.3 Hasil Uji LSD
Sedangkan
dari
hasil
variabel daya ledak otot tungkai lebih 95% Confidence
besar dari α (sig > 0,05) sehingga data
Interval Mean
yang diuji berasal dari data yang homogen. Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas Data dengan Instrument Uji Levene Levene Statistic Gain t_sco re
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
df1
df2
(I) gaint
(J) gaint
score
Score
dengan
tanpa awalan
awalan kontrol
2
27
.100
2
27
.905
.100
2
26.444
.905
.084
2
27
.920
Lower
Upper
Error
Sig.
Bound
Bound
4.00*
.777
.000
2.40
5.60
6.80*
.777
.000
5.20
8.40
dengan
awalan
awalan
-4.00*
.777
.000
-5.60
-2.40
kontrol
2.80*
.777
.001
1.20
4.40
.777
.000
Sig. .911
Std.
(I-J)
tanpa
Kontrol
.094
Difference
dengan awalan
-6.80*
tanpa awalan
-2.80*
.777
.001
-8.40 -4.40
-5.20 -1.20
Dari hasil Mean Difference (I-J) pada uji LSD daya ledak otot tungkai antar kelompok dapat disimpulkan : 6
- Pelatihan jump service dengan awalan
pelatihan adalah sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan.
lebih baik dibandingkan pelatihan jump service tanpa awalan kontrol
terhadap
dan kelompok
daya
ledak
Pelatihan Jump Service dengan Awalan dan Jump Service tanpa Awalan Berpengaruh Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai
otot
tungkai. -
Pelatihan jump service tanpa awalan Dari hasil analisis uji anava untuk
lebih baik dibandingkan kelompok kontrol
terhadap
daya
ledak
kelompok jump service dengan awalan dan
otot
jump service tanpa awalan diperoleh nilai
tungkai.
Fhitung = 38.647 dengan nilai signifikansi PEMBAHASAN
0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai
Hasil analisis dari penelitian untuk
signifikansi hitung ke dua pelatihan lebih
variabel terikat penelitian menunjukkan
kecil dari nilai signifikansi α (Sig < 0,05),
adanya peningkatan nilai rata-rata (mean)
dengan
untuk variabel daya ledak otot tungkai.
“pelatihan jump service dengan awalan
Pada variabel daya ledak otot tungkai,
dan
kelompok
berpengaruh terhadap
kelompok
kontrol
maupun
perlakuan
kedua
mengalami
demikian
jump
hipotesis
service
penelitian
tanpa
awalan
daya ledak otot
tungkai ” diterima.
peningkatan nilai rata-rata. Secara teoritis hasil pelatihan jump Dari deskripsi di atas, diketahui
service dengan awalan dan jump service
adanya peningkatan nilai variabel daya
tanpa awalan berpengaruh terhadap daya
ledak otot tungkai baik pada kelompok
ledak otot tungkai dapat dijelaskan sebagai
kontrol maupun dari kedua kelompok
berikut: Daya ledak, terjemahan dari kata
perlakuan, dengan peningkatan kedua nilai
power, merupakan salah satu komponen
rata-rata kelompok perlakuan yang lebih
biomotorik, yang diidentikkan dengan
tinggi
kontrol.
kekuatan explosive (explosive strength)
Peningkatan yang dialami oleh kedua
(Nala, 1998: 58). Menurut Widiastuti
kelompok perlakuan disebabkan pelatihan
(2011:16) daya ledak otot merupakan
yang dilakukan. Bentuk pelatihan yang
gabungan antara kekuatan dan kecepatan
dilakukan adalah pelatihan jump service
atau pengerah gaya otot maksimum. Power
dengan awalan dan jump service tanpa
diartikan sebagai kemampuan otot untuk
awalan dengan frekuensi dan lamanya
berkontraksi
dari
pada
kelompok
dengan
kekuatan
yang
optimal dengan waktu yang singkat dalam 7
mengatasi beban yang diterima. Power
tungkai menyebabkan hasil lompatan lebih
adalah
maksimal
kemampuan
otot
untuk
sehingga
mendukung
mengerahkan kekuatan yang maksimal
kemampuan atlet dalam melakukan teknik
dalam waktu yang sangat cepat (Yoda,
jump service, smash, dan block dalam
2006: 27).
permainan bola voli. Pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan
Daya ledak sangat penting dalam cabang-cabang mengharuskan
olahraga untuk
secara
yang
menolak
meningkatkan
seperti
akan
disimpulkan bahwa daya ledak adalah
awalan dan tanpa metode
yang tepat
terjadinya
Ada Perbedaan Pengaruh Antara Pelatihan Jump Service dengan Awalan dan Jump Service tanpa Awalan Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai
dengan
awalan merupakan digunakan
mengakibatkan
secara maksimal.
sangat cepat. service
atau
peningkatan dalam daya ledak otot tungkai
megerahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang
jump
kontraksi
tungkai akan meningkat yang nantinya
pengertian yang di paparkan, maka dapat
Pelatihan
dapat
demikian power yang dimiliki oleh otot
akselerasinya (percepatan). Dari beberapa
untuk
tingkat
akan
tingkat kontraksi atau kinerja otot dengan
smash), dan nomor-nomor yang diukur
otot
langsung
kinerja otot. Melalui peningkatan dalam
nomor lari sprint, voli (untuk melakukan
kemampuan
tidak
untuk
Dari hasil analisis uji Anava satu
meningkatkan kualitas fisik olahragawan
arah diperoleh Fhitung = 38.647 dengan
khususnya peningkatan daya ledak otot
signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi
tungkai. Pada metode latihan jump service
0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil
dengan awalan terdapat fase melangkah
dari nilai signifikansi α (Sig < 0,05), maka
kedepan dan lompatan menyongsong bola
dapat disimpulkan terdapat perbedaan
yang akan di pukul dan pada metode
pengaruh dari masing-masing kelompok.
latihan jump service tanpa awalan terdapat
Hasil
gerakan loncatan dari posisi berdiri untuk
Difference (LSD). Kriteria pengambilan
menyongsong bola yang akan di pukul.
keputusan bisa dilihat pada output pada
Dengan melakukan pelatihan jump service
kolom ‘Mean Difference’.
dengan awalan dan tanpa akan
meningkatkan
daya
uji
lanjut
Least
Significant
awalan maka ledak
Dari hasil Mean Difference rata-
otot rata
khususnya peningkatan daya ledak otot
antar
kelompok
diperoleh
perbandingan yaitu untuk pelatihan jump
tungkai. Peningkatan daya ledak otot 8
service dengan awalan dengan jump
Pelatihan jump service dengan awalan dan
service tanpa awalan sebesar 4,00 dan
tanpa awalan memiliki mekanisme gerakan
dengan kelompok kontrol sebesar 6,80.
yang berbeda. Pelatihan jump service
Untuk kelompok pelatihan jump service
dengan awalan
tanpa awalan jika dibandingkan dengan
gerakan jump sevice yang pada awalannya
pelatihan jump service dengan awalan
terdapat
diperoleh sebesar – 4,00, dan dengan
mengambil
kelompok kontrol sebesar 2.80, sedangkan
melakukan
untuk kelompok kontrol jika dibandingkan
memukul bola.
dengan pelatihan jump service dengan
service dengan awalan
awalan diperoleh – 6,80, dan dengan
adalah melatih daya ledak pada saat
kelompok pelatihan jump service tanpa
melakukan
awalan sebesar – 2,80. Dimana pelatihan
service
jump service dengan awalan
lebih baik
meningkatkan kemampuan otot tungkai
dibandingkan pelatihan jump service tanpa
untuk menghasilkan daya ledak yang
awalan dan kelompok kontrol terhadap
maksimal. Prinsip pelatihan jump service
peningkatan daya ledak otot tungkai.
dengan awalan adalah lama kerja ±60
jump
terhadap peningkatan daya ledak otot
merupakan
suatu
gerakan
gerakan
pelatihan fisik
pembebanan
yang
meningkat
Pelatihan
awalan
akan
jump dapat
service
tanpa
awalan
menyongsong jump
service
adalah
bola
dalam
tanpa
adanya
Penekanan pelatihan ini adalah pada
secara
tingginya loncatan. Pola pelatihan jump service tanpa awalan bertujuan untuk meningkatkan
fisiologi dan psikologi tubuh agar pada
menghasilkan
waktu melakukan aktivitas olahraga dapat yang
lompatan.
yang ditekankan
mungkin, sebagai tujuan utama latihan ini.
dengan
untuk memperbaiki sistem serta fungsi
penampilan
Pada pelatihan jump
untuk melakukan lompatan semaksimal
progresif dan individual, yang bertujuan
mencapai
melompat
berpindah posisi. Hal ini mendorong atlet
sistematis berulang-ulang (repetitif) dalam (durasi) lama,
untuk
untuk
pengambilan ancang – ancang berlari atau
atau
aktivitas mental yang dilakukan secara
jangka waktu
tumpuan
dengan
melompat
tungkai dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
ancang-ancang
kali., dan mekanisme gerakan pelatihan
service dengan awalan dan tanpa awalan
(1998:
berlarisebelum
pemulihan 2 menit, dengan repetisi 10 - 14
perbedaan pengaruh antara pelatihan jump
Nala
gerakan
menit, intensitas kerja 70% - 80%, waktu
Secara teoritis hasil penelitian ada
Menurut
mekanismenya adalah
kemampuan lompatan
tanpa
untuk awlan
semaksimal mungkin. Dengan perbedaan
optimal.
mekanisme gerakan ini, maka terdapat 9
perbedaan pengaruh antara pelatihan jump
dibandingkan pelatihan jump service
service dengan awalan dan tanpa awalan
tanpa awalan.
terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai.
DAFTAR RUJUKAN
Pelatihan jump service dengan
Kanca,
awalan dan tanpa awalan dilaksanakan
I
Nyoman,
2010.
Penelitian Pengajaran Pendidikan
selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan
Jasmani Dan Olahraga. Singaraja:
dengan frekuensi 3 kali per minggu.
Undiksha.
Dengan frekuensi dan lamanya pelatihan
Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan
yang telah diprogramkan tersebut, maka
Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD.
penelitian ini sudah mampu menjawab
Swadesi, I Ketut Iwan. 2009. Buku Ajar
beberapa hipotesis yang ada.
Perkembangan SIMPULAN
Olahraga. Jakarta. PT Bumi Timur Jaya.
dapat disimpulkan sebagai berikut: pengaruh dengan
pelatihan awalan
Widjaja, Surja.1998, Kinesiologi. Jakarta:
jump
Fakultas Kedokteran Universitas
terhadap
Indonesia.
peningkatan daya ledak otot tungkai (p Yoda,
= 0,000). 2. Terdapat service
pengaruh tanpa
pelatihan
awalan
pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap peningkatan tungkai,
dimana
pelatihan jump service dengan awalan pengaruh
2006.
Buku
Singaraja:
Negeri Singaraja.
3. Terdapat perbedaan pengaruh antara
otot
Ketut.
diterbitkan).
terhadap
= 0,001).
ledak
I
Ajar
Peningkatan Kondisi Fisik. (Tidak
jump
peningkatan daya ledak otot tungkai (p
daya
Belajar
Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran
pembahasan maka dalam penelitian ini
service
dan
Motorik. Singaraja.
Berdasarkan hasil analisis data dan
1. Terdapat
Metode
yang signifikan terhadap
peningkatan daya ledak otot tungkai
10
IKIP