PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN OTONOMI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA PADANG
Isroy1, Antoni SE,ME,Ph.D 1, Nurul Huda, SE., M.Si 2 1
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang Email :
[email protected]
2
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang
Abstrak Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri dan tidak bergantung subsidi dari pusat.namun hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan bahwa penerimaan daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah tidak maksimal dalam pemungutannya sehingga tidak mendatangkan manfaat bagi daerah Kota Padang Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode analisis regresi linear berganda. Uji hipotesis mengunakan pengujian secara parsial( Uji t), uji simultan (Uji F) dan Uji koefisien Determinasi (R2). Uji Asumsi Klasik dengan Uji Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Pajak Daerah, Retribusi Daerah, PAD di Kota Padang. Hasil penelitian menunjukan Bahwa Pajak dan Retribusi daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pad Kota Padang sedangan otonomi daerah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PAD Kota Padang
Kata Kunci : PAD, Pajak, Retribusi Daerah, Otonomi Selama tahun penelitian perkem-
PENDAHULUAN Otonomi
daerah
merupakan
bangan PAD kota Padang dari tahun 1995
pemberdayaan daerah dalam pengambilan
sebesar Rp.13.559.938,5 ribu meningkat
keputusan daerah yang lebih leluasa untuk
pada
mengelola sumber daya yang dimiliki
Rp.23.073.627 ribu. Dan pada tahun
dengan potensi dan kepentingan daerah itu
berikutnya total PAD kota Padang juga
sendiri dan tidak bergantung subsidi dari
mengalami
pusat.
sebesar
tahun
2000
menjadi
sebesar
peningkatan
dengan
nilai
Rp.39.351.199
ribu,
dan
peningkatan PAD kota Padang yang paling 1
tinggi
dibandingkan
dengan
tahun
pada tahun 2010 mengalami peningkatan
sebelumnya yaitu pada tahun 2008 dengan
kembali dengan nilai
nilai PAD di kota Padang mencapai
Daerah
Rp.128.469.134,95
pada
dan hingga akhir tahun 2011 jumlah pajak
tahun berikutnya yaitu tahun 2009 dan
daerah kota padang mencapai nilai sebesar
2010 mengalami penurunan dengan nilai
Rp.102.412.436,20
masing-masing sebesar Rp.113.254.710,51
Padang, Berbagai Edisi).
ribu,
namun
ribu dan Rp.124.252.133,43 juta dan kembali
mengalami
realisasi Pajak
sebesar Rp.77.639.340,56 ribu,
ribu
(BPS,
Kota
Sedangkan perkembangan retribusi
peningkatan nilai
daerah dari tahun 1995 sampai 1998
PAD di kota Padang Pada tahun 2011
mengalami
dengan nilai PAD mencapai sebesar
Rp.8.270.740 ribu meningkat menjadi
Rp.153.123.173,82
Rp.12.305.175 ribu, namun pada tahun
ribu.
(BPS.
Kota
Padang, Berbagai Edisi).
peningkatan
dari
sebesar
1999 sampai 2000 mengalami penurunan
Berdasarkan kondisi real realisasi
dari sebesar Rp7.119.033,5 ribu menjadi
pendapatan Asli Daerah Kota Padang,
Rp.5.776.211 ribu pada tahun 2000. Dan
dapat
hingga akir tahun 2011 realisasi retribusi
kita
lihat
yang
memberikan
kontribusi paling besar secara rata-rata
daerah
terhadap PAD Kota Padang adalah pajak
Rp.23.457.002,85 ribu.(BPS, Kota Padang,
daerah
Berbagai Edisi).
yang
berkontribusi
jika sebesar
dipersentasekan 65%
terhadap
di
kota
padang
mencapai
Berdasarkan latar belakang yang
realisasi PAD Kota Padang. Dari tahun
telah
1995 sampai 2004 mengalami peningkatan
permasalahan penelitian dapat dirumuskan
dari Rp. 4.538.770 ribu meningkat menjadi
sebagai berikut:
Rp.16.581.669
Namun
1. Apakah Pajak Daerah berpengaruh
perkembangan pajak daerah dari tahun
signifikan terhadap Pendapatan Asli
2006 sampai 2011 mengalami keadaan
Daerah di Kota Padang?
ribu.
dikemukakan
di
atas,
maka
yang berfluktuasi. Hal ini terlihat dari
2. Apakah Retribusi Daerah berpengaruh
perkembangan pajak daerah pada tahun
signifikan terhadap Pendapatan Asli
2006
Daerah di Kota Padang?
sebesar
Rp.63.586.171
ribu
meningkat pada tahun 2008 dengan nilai
3. Apakah Otonomi Daerah berpengaruh
sebesar Rp 76.795.691,36 ribu, namun
Signifikan terhadap Pendapatan Asli
pada tahun 2009 Pajak Daerah kota
Daerah di Kota Padang?
Padang mengalami penurunan dengan nilai sebesar Rp.71.666.752,25 ribu. Sedangkan 2
Yang
menjadi
tujuan
dalam
X2 = Retribusi Daerah(Ribu Rupiah)
melakukan penelitian ini adalah sebagai
X3= Variabel Dummy (Otonomi Daerah)
berikut: 1. Untuk Daerah
mengetahui
pengaruh
Pajak
terhadap
Pendapatan
Asli
Sebelum = 0 Sesudah = 1
Daerah di Kota Padang. b0 = koefisien konstanta
2. Untuk mengetahui pengaruh Retribusi Daerah
terhadap
Pendapatan
Asli
b1= koefisien regresi Pajak Daerah
Daerah di Kota Padang. b2= koefisien regresi Retribusi Daerah
3. Untuk mengetahui pengaruh Variabel Dummy (Otonomi Daerah) terhadap Pendapatan
Asli
Daerah
di
b3= koefisien regresi Variabel Dummy
Kota
(Otonomi Daerah)
Padang. u = Disturbance Terms METODE PENELITIAN Berdasarkan
studi
Sedangkan empiris
variable bebas yaitu untuk menunjukan
Otonomi Daerah, Pajak Daerah, dan
presentase perubahan pada variable bebas
Retribusi Daerah sebagai variabel-variabel dan
Pendapatan
mengukur
elastisitas dari variable terikat terhadap
sebelumnya, untuk mengetahui pengaruh
Independennya
untuk
maka dibentuk logaritma, dari persamaan
Asli
(2)
Daerah di Kota Padang sebagai variabel
ditransformasikan
dalam
bentuk
persamaan (3) yang berbentuk logaritma
dependen dapat dinyatakan dalam fungsi
sebaagi berikut:
sebagai berikut: Log Y =b0 + b1 Log X1 + b2 Log X2 + b3
Y = f(X1, X2,,X3) .....................(1.1)
Log X3 + U........................(1.3) Dengan dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana:
Y =b0+b1X1 +b2X2 +b3 X3+ μ....(1.2)
Log Y = Elastisitas PAD Kota Padang
Dimana:
b0 = konstanta
Y = Pendapatan Asli Daerah (Ribu
b1 = Nilai Elastisitas Pajak Daerah
Rupiah)
X1 = Pajak Daerah
X1 = Pajak Daerah (Ribu Rupiah)
b2 = Nilai Elastisitas Retribusi Daerah 3
X2= Retribusi Daerah
Uji Koefisien Determinasi (R2) R2
Pengujian
b3 = Nilai Elastisitas Variabel Dummy
detreminasi
(Otonomi Daerah)
seberapa
X3 = Variabel Dummy (Otonomi Daerah)
atau
berguna besar
koefisien
untuk
proporsi
melihat
sumbangan
seluruh variable bebas terhadap naik turunnya varibla tidak bebas.
U = disturbance terms
R2 = Selanjutnya
untuk
mengetahui
Dimana:
keakuratan data maka perlu dilakukan
R2 = Koefisien determinasi
beberapa pengujian (Gujarati, 2003).
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu R2 sebesar 1 berarti ada kecocokan
Uji Parsial ( t-test) Uji koefisien regresi (t statistik) melihat
pengaruh
antara
sempurna, sedangkan yang bernilai 0
variabel
berarti tidak ada hubungan antara variabel
indipenden secara individual terhadap
independen dan dependen.
variabel dependen. Pengujian F (F-test)
t test =
Untuk
dimana:
ada
tidaknya
pengaruh seluruh variable bebas terhadap
t test = Nilai t yang dihitung bi
menguji
variable terikat :
= Elastisitas varibla (i)
F test =
se(bi)= Standar error (i) dengan ketentuan :
Dimana ;
1. t hitung < t tabel
F test = Nilai F yang dihitung
hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa
R2
= Koefisisien Determinasi
alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada
k
= Jumlah variable
hubungan yang berarti antara variable
n
= Jumlah tahun pengamatan
bebas dengan variable terikat.
dengan ketentuan:
2. t hitung > t tabel
1.
F hitung< Ftabel
hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa
Hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa
alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat
alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada
hubungan yang berarti antara variable
hubungan yang berarti antara variable
bebas dengan variable terikat.
bebas dengan variable terikat. 2.
4
F hitung > F tabel
Hipoteas nol (Ho) ditolak dan hipotesa
Model untuk mengetahui uji normalitas
alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat
adalah:
hubungan yang berarti antara variable bebas dengan variable terikat.
Uji Asumsi Klasik
dimana:
Analisis data dengan menggunakan Ordinary
Least
Square
S = Skewness statistik
(OLS)
K = Kurtosis
memerlukanasumsi-asumsi dalam Model
Jika nilai J – B hitung > J-B tabel,
Regresi Linear Klasik digunakan dalam
maka hipotesis yang menyatakan bahwa
penlitian ini. OLS merupakan model yang
residual Ut terdistribusi normal ditolak dan
paling
sebaliknya
popular
digunakan
untuk
mempelajari hubungan di antara variabel ekonomi. Menurut Gujarati (2003) bahwa asumsi-asumsi
dalam
Model
Multikolinieritas
Regresi
Imam Ghozali (2002) menyatakan
Linear Klasik yang perlu diuji adalah :
bahwa
Normalitas
pengertian bahwa ada hubungan linear
multikolinearitas
mempunyai
Uji normalitas bertujuan untuk
yang “sempurna” atau pasti diantara
menguji apakah dalam model regresi,
beberapa atau semua variabel independen
variabel
(variabel yang menjelaskan) dari model
terikat
dan
variabel
bebas,
keduanya mempunyai distribusi normal
regresi.
ataukah tidak. Model regresi yang baik
multikolinearitas adalah koefisien regresi
adalah yang mempunyai distribusi normal
variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi
atau mendekati normal (Imam Ghozali,
tidak
2002).
untuk
bertujuan untuk menguji apakah dalam
mengetahui normal atau tidak gangguan
model regresi ditemukan adanya korelasi
(μ) antara lain J-B test dan metode grafik.
antar variabel bebas (independen). Model
Penelitian ini akan mengg-unakan
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
metode J-B test yang dilakukan dengan
korelasi di antara variabel independen.
menghitung skweness dan kurtosis, apabila
Jika variabel bebas saling berkorelasi,
J-B hitung < nilai X² (Chi Square) tabel,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
maka nilai residual berdistribusi normal.
Variabel
Ada
beberapa
metode
Konsekuensi
terhingga.
Uji
ortogonal
adanya
multikolinieritas
adalah
variabel
independen yang nilai korelasi antar
5
sesama variabel independen sama dengan
dilakukan dengan uji park, uji whaite, uji
nol.
glejtser, dan uji brusch-pagan-godfrey
Salah
satu
munculnya
multiko-
linearitas adalah R² sangat tinggi dan tidak
(Gujarati, 2003)
satupun koefisien regresi yang memiliki pengaruh
yang
signifikan
Dalam
terhadap
untuk
mengetahui
Hasil Dan Pembahasan
Pad = F (Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Berdasarkan hasil analalisis regresi,
Dummy) …....…...… (1.3)
maka dapat dilihat pengaruh pajak daerah,
Pajak Daerah = F (Retribusi Daerah,
retribusi daerah, dan otonomi daerah
Dummy) .............…........… (1.4) Daerah
=
F
terhadap Pendapatan asli daerah di Kota
(Pajak
Padang.
Daerah,Dummy) ..........…...… (1.5)
Persamaan regresi linear berganda
Dummy = F (Pajak Daerah, Retribusi
diperoleh hasil sebagai berikut :
Daerah) .......…..…........… (1.6)
Y = -0,27456 + 0,579304 Log X1+
Penelitian ini akan menggunakan
0,510157 Log X2 + 0,019738 Log X3
Auxiliary Regression untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas.
Kriterianya Beberapa pengujian telah dilakukan
adalah jika R2 regresi persamaan utama
sebelumya ternyata menunjukan bahwa
lebih besar dari R2 regresi auxiliary maka di
dalam
model
untuk
dilakukan dengan uji glejtser.
uji
multikolinearitas adalah:
Retribusi
ini
mengetahui adanya heteroskedas-tisitas
variabel tidak bebas secara skolastik. Model
penelitian
tidak
model regresi yang digunakan sudah baik,
terdapat
terbebas dari penyakit asumsi klasik.
multikolinearitas.
Uji Heteroskedatisitas
Koefisien
Determinasi
digunakan untuk melihat seberapa besar
Heteroskedastisida muncul apa bila
proporsi
sumbangan
seluruh
variabel
kesalahan atau residual dari model yang
bebas/ independen terhadap naik turunya
diamati tidak memiliki varians yang
variabel bebas/ dependen yang dilihat
konstan dari satu observasi lainnya. Jika
melalui R square. Dari perhitungan Nilai R
varians dari residual satu pengamatan ke
square adalah 0.992503. Variasi
pengamtan lain konstan, maka disebut
turunya Pendapatan Asli Daerah di Kota
homokesdatisitas. Untuk menguji model
Padang
regresi
Daerah, retribusi daerah, dan Otonomi
yang
heteroskedastisida
digunakan atau
tidak,
terdapat dapat 6
dapat
dijelaskan
oleh
naik
Pajak
Daerah Sebesar 99,25 persen sedangkan
Pendapatan Asli Daerah Kota Padang pada
0,75 persen dijelaskan oleh variabel-
tingkat kepercayaan 95%.
variabel lain di luar model.
nilai
Uji
F-
hitung/statistik
secara
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
serempak ditunjukan oleh perbandingan F-
t-hitung
untuk
Pajak
Daerah
hitung dengan F-tabel. F-tabel (F α/2 k-1(n-k),
dan
t-tabel
dengan
dengan derajat kepercayaan sebesar 95%.
tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df =
Adalah F0,025,(3)(13) = 3,806. Sedangkan F-
13 diperoleh 2,160. Terlihat t- tabel lebih
hitung sebesar 573.6586. karena F-hitung
kecil dari t-hitung, maka H0 ditolak, Ha
lebih besar dari F-tabel (573.6586>3,806).
diterima yang berarti bahwa Pajak Daerah
Ini berarti bahwa Pajak Daerah, Retribusi
berpengaruh
Daerah, dan Otonomi Daerah berpengaruh
sebesar12,40110
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Padang
signifikan
pada tingkat kepercayaan 95%.
perkembangan Pendapatan Asli Daerah
nilai t-hitung Retribusi Daerah sebesar dan
t-tabel
dengan
menjelaskan
Kota Padang
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
6,91544
dalam
Salah satu asumsi dalam model
tingkat
regresi linier adalah distribusi probabilitas
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 13
gangguan μi memiliki rata-rata yang
diperoleh 2,160. Terlihat t- hitung lebih
diharapkan
besar dari t-tabel, maka Ho ditolak, Ha
berkorelasi dan mempunyai varians yang
diterima yang berarti Retribusi Daerah
konstan. Uji Normalitas bertujuan untuk
berpengaruh signifikan terhadap Terhadap
menguji apakah dalam model regresi
Pendapatan Asli Daerah Kota Padang pada
variabel
tingkat kepercayaan 95%.
memiliki distribusi normal atau tidak
besar dari t-hitung, maka H0 diterima, Ha Otonomi
menguji
residual
apakah
dilihat pada Gambar 4.1 berikut.
diperoleh 2,160. Terlihat t- tabel lebih
diberlakukannya
atau
tidak
data
Uji Jarque-Bera. Hasil Uji J-B Test dapat
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 13
bahwa
nol,
terdistribusi normal atau tidak, dilakukan
sebesar 0,4756 dan t-tabel dengan tingkat
berarti
pengganggu
Untuk
nilai t-hitung untuk Otonomi Daerah
yang
dengan
(Imam Ghozali, 2002).
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
ditolak
sama
dengan Daerah
berpengaruh tidak signifikan terhadap 7
regression) lebih besar dibandingkan nilai
Gambar 1.1 Hasil Uji Jarque-Bera Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Otonomi Daerah terhadap PAD di Kota Padang Tahun 1995- 2011
R2 regresi utama, maka dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan tersebut terjadi multikolinearitas. Tabel 4.6 menunjukkan
8
Series: Residuals Sample 1995 2011 Observations 17
7
perbandingan antara nilai R2 regresi
6 5 4 3
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.48e-15 0.005472 0.058318 -0.065322 0.031446 -0.131362 2.529492
Jarque-Bera Probability
0.205701 0.902262
parsial (auxiliary regression) dengan nilai R2 regresi utama.
2 1 0 -0.075
-0.050
-0.025
0.000
0.025
0.050
Tabel 1.1 R2 Auxiliary Regression Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Otonomi Daerah terhadap PAD di Kota Padang Tahun 1995- 2011
0.075
Sumber ; Hasil Eviews, 7 Pada model persamaan Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
No Persamaan 1 Pajak Daerah = F (Retribusi Daerah, Dummy) 2 Retribusi Daerah = F (Pajak Daerah, Dummy 3 Dummy = F (Pajak Daerah, Retribusi Daerah Sumber ; Hasil Eviews,7
Otonomi Daerah terhadap PAD di Kota Padang dengan n =17 dan k = 3, maka diperoleh degree of freedom (df) = 14 (nk), dan menggunakan α = 5 persen diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 24,34. Dibandingkan dengan nilai Jarque Bera pada Gambar 5.1 sebesar 0,205701, dapat
R2* 0.83 0873 0.66 9782 0.81 7927
R2 0.9 925 03 0.9 925 03 0.9 925 03
ditarik kesimpulan bahwa probabilitas
R2 = R2 hasil regresi utama
gangguan μ1 regresi tersebut terdistribusi
R2* = R2 hasil auxiliary regression
secara normal karena nilai Jarque Bera
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa
lebih kecil dibanding nilai χ2 tabel. Multikolinearitas
model persamaan Pengaruh Pajak Daerah,
merupakan
Retribusi Daerah, dan Otonomi Daerah
keadaan dimana terdapat hubungan linear
terhadap PAD di Kota Padang Tahun
atau
1995-
terdapat
korelasi
antar
variabel
2011
tidak
mengandung
independen. Dalam penelitian ini untuk
multikolinearitas karena tidak ada nilai R2*
menguji ada tidaknya multikolinearitas
regresi parsial (auxiliary regression) yang
dilihat dari perbandingan antara nilai R2
lebih besar dibandingkan nilai R2 regresi
regresi
utama.
parsial
(auxiliary
regression)
2
dengan nilai R regresi utama. Apabila nilai
R
2
regresi
parsial
Heteroskedastisitas muncul apabila
(auxiliary
kesalahan atau residual dari model yang 8
diamati tidak memiliki varians yang
Kesimpulan
konstan dari satu observasi ke observasi lainnya.
Artinya,
mempunyai
setiap
reliabilitas
Berdasarkan hasil diatas maka dapat
observasi
yang
disimpulkan :
berbeda
akibat perubahan dalam kondisi yang
1. Koefisien dari Pajak Daerah adalah
melatarbelakangi tidak terangkum dalam
0,579304 dan nilai tersebut positif,
spesifikasi model (Imam Ghozali, 2002).
maka
Dalam penelitian ini digunakan Glejser
untuk
mengetahui
ada
peningkatan
berpengaruh
tidak
Pendapatan
Pajak
Daerah
positif Asli
terhadap
Daerah
di
Kota
nyaheteroskedastisitas yang dapat dilihat
Padang. Artinya setiap kenaikan Pajak
pada Tabel 1.2
Daerah
Pendapatan
Tabel 1.2 Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejtser) Variable T-Statistic Prob. C
0.493517
sebesar
1
Asli
persen,
maka
Daerah
akan
meningkat sebesar 0,579304 persen. 2. Koefisien dari Retribusi Daerah adalah 0,510157 dan nilai tersebut adalah
0.6299
positif , maka peningkatan Retribusi Log Pajak Daerah
-0.844572
Daerah berpengaruh positif terhadap
0.4136
Pendapatan
Log Retribusi Daerah
0.113884
0.9111
Dummy
1.632163
0.1266
Asli
Daerah.
Jika
Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar
1
persen,
maka
akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Sumber ; Hasil Eviews,7
sebesar 0,510157 persen. Dari
hasil
dengan
3. Koefisien dari Otonomi Daerah adalah
mengunakan eviews diatas dapat diketahui
0,019738 dan nilai tersebut positif,
bahwa semua t-statistik untuk setiap
maka dengan diberlakukannya Otonomi
variabel bebas (logpajak, logretribusi,dan
Daerah berpengaruh positif terhadap
dummy) lebih besar dari α= 0,05 yang,
Pendapatan Asli Daerah. Jika Otonomi
sehingga dapat mengidentifikasikan tidak
Daerah dilaksanakan di Kota Padang,
terjadi adanya heteroskedisitas dan model
maka Pendapatan Asli Daerah
regresi
meningkat sebesar 0,019738 persen.
layak
analisis
digunakan
untuk
memprediksi Perkembangan Pendapatan
akan
4. Dari perhitungan Nilai R square adalah
Asli Daerah Kota Padang.
0.992503.
Variasi
naik
turunya
Pendapatan Asli Daerah di Kota Padang dapat dijelaskan oleh Pajak Daerah, 9
retribusi daerah, dan Otonomi Daerah
Ucapatn Terima Kasih
Sebesar 99,25 persen sedangkan 0,75
Antoni SE, ME., Ph.D dan Nurul Huda,
persen dijelaskan oleh variabel-variabel
SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang
lain di luar model. karena F-hitung
telah meluangkan waktu untuk membim-
lebih
F-tabel
bing saya dalam mengerja-kan skripsi ini
(573.6586>3,806). Ini berarti bahwa
serta telah memberi-kan banyak masukan
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
dan saran kepada saya.
besar
dari
Otonomi
Daerah
berpengaruh
signifikan
dalam
menjelaskan
DAFTAR PUSTAKA
perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Padang.
Anonymous., UU No 34 Tahun 2000
5. Berdasarkan hasil regresi diperoleh
tentang
nilai t-hitung untuk Pajak Daerah dan
Daerah.
Pajak
dan
Retribusi
retribusi daerah sebesar (12,40110 dan 6,91544) sedangkan t-tabel dengan
__________. UU No 33 Tahun 2004
tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df =
tentang
Perimbangan
13 diperoleh 2,160. Terlihat t- tabel
antara
Pemerintah
lebih kecil dari t-hitung, maka H0
Daerah.
Keuangan Pusat
dan
ditolak, Ha diterima yang berarti bahwa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh
signifikan
__________. UU No 28 Tahun 2009
terhadap
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Pendapatan Asli Daerah Kota Padang pada
tingkat
Sedangkan
kepercayaan
nilai
t-hitung
Daerah.
95%. untuk
Gujarati,
Damodar
N.
Otonomi Daerah sebesar 0,4756 dan t-
Econometrics,
tabel dengan tingkat kepercayaan 95%
McGraw Hill, USA.
2003.
Fourth
Basic Edition.
(α =5%) , df = 13 diperoleh 2,160. Terlihat t- tabel lebih besar dari t-
Hakki, D. 2008. Analisis Penerimaan
hitung, maka H0 diterima, Ha ditolak
Pajak
yang
berarti
diberlakukannya
dan
Retribusi
Daerah
bahwa
dengan
Sebelum Dan Pada Masa Otonomi
Otonomi
Daerah
Daerah di Kota Bogor [skripsi].
berpengaruh tidak signifikan terhadap
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pendapatan Asli Daerah Kota Padang pada tingkat kepercayaan 95%. 10
Setyadharma, Andryan. 2010. “Uji Asumsi
Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate
dengan
Klasik
program
SPSS,
Dengan
Fakultas
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
SPSS
Ekonomi,
16.0”.
Universitas
Negeri Semarang. Semarang.
Semarang Mardiasmo. 2002. Perpajakan Edisi Revisi 2002.
Andi
Sinaga, B. M. dan H. Siregar. 2005.
Yogyakarta,
Dampak Kebijakan Desentralisasi
Yogyakarta.
Fiskal
terhadap
Pembangunan
Ekonomi Daerah di Indonesia. Rahdina, D. P. 2008. Analisis FaktorFaktor
Yang
Direktorat
dan
Pengabdian
pada
Masyarakat,
Penerimaan Pajak Daerah dan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Retribusi Daerah di Kota Depok
Tinggi. Institut Pertanian Bogor,
Pada
Bogor.
Era
Mempengaruhi
Penelitian
Otonomi
Daerah
[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Suparmoko, 2002.”Ekonomi Publik untuk
Bogor.
Keuangan
&
Pembangunan
Daerah, Edisi pertama”.Penerbit
Rosdiana, H., dan R. Tarigan. 2005. Perpajakan: Teori dan Aplikasi.
Andi Yogyakarta. Yogyakarta.
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mardiasmo. Rahmawati
Ruswandi,
Rina
(2009).
2003.
Perpajakan.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Analisis Pengaruh Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
Widhi Ardiasyah, Indra.2005. Analisis
(PAD) di Kabupaten Sumedang.
Kontribusi
Departemen
Restoran Terhadap
Ilmu
Ekonomi,
Pajak
Hotel
Dan
Pendapatan
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
Asli Daerah Kabupaten Purworejo
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tahun 1989-2003.Sripsi, Fakultas Ekonomi
Saragih, J. P. 2003. Desentralisasi Fiskal dan
Keuangan
Otonomi.
Daerah
Ghalia
Universitas
Indonesia, Yogyakarta
dalam
Indonesia,
Jakarta.
11
Islam
12