J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3, Hal.: 193 - 198 ISSN 1978-1873
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
PENGARUH KONDISI TERHADAP KENYAMANAN THERMAL DALAM BANGUNAN UMUM PASCA TSUNAMI DI BANDA ACEH
Formatted
Muslimsyah, Ahmad Syuhada* dan Zulfian Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syech Abdur Rauf no.7, Darussalam. Banda Aceh, 23111 Telp.: (0651) 7412609, Fax: (0651) 752222 Alamat untuk surat menyurat e-mail:
[email protected] Diterima 28 Agustus 2007, perbaikan 10 Desember 2007, disetujui untuk diterbitkan 27 Desember 2007
ABSTRACT Earthquake and tsunami at date ofon 26 dDecember 2006 was broken the town of coastal area of aceh resulting the happening of environmental condition change of balmy thermal becoming not comfort. That thermal comfort itself is interpreted by complacence expression to air condition in a environmental, if changing will make the people feel is not balmy again reside in the the environment. This study is conducted at two different place that is Countryside of Kahju of Subdistrict Baitussalam at aid house founded by RSS-BRR and supported with OXFAM aparting 1 km from coastal lips. Other dissimilar Countryside is Punge of Subdistrict Meraxa at schoolhouse of SMP Negeri I banda aceh aparting 5 km from coastal lips, as a mean to compare the value humidity at house and schoolhouse whether changing or do not with the environmental condition fall to pieces the effect of ordinary and tsunami earthquake was showing in the form of % RH. Data was taken at 24 - 25 April 2007 with the fair wheater condition (is not overcast) with the clean sky of blue chromatic so that as according to expected cloud standard. Thermal comfort according to ASHRAE (ASHRAE Standard 55-1994) for the temperature of 24C – 26C by 40% - 60% RH in column (indoor). Pursuant to measurement result conducted at house in Countryside of Kahju of Subdistrict Baitussalam indicate that temperature culminate 34.1C reached relative humidity 61.4% while at schoolhouse in Countryside of Punge of Subdistrict Meraxa 65.66% with the temperature 31.20C. From second of building condition hence solution which can be weared naturally by vegetation to environment. Keywords: temperature, Thermal Comfort, Earthquake and tsunami, ASHRAE
1. PENDAHULUAN Gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter (SR) yang disusul dengan Tsunami tanggal 26 Desember 2004 telah menghancurkan kota-kota pesisir Aceh, serta mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan thermal, dan masyarakat yang masih selamat dari bencana tersebut telah kehilangan tempat tinggal. Kondisi ini menyebabkan mereka harus bertahan di tenda-tenda dan barak-barak pengungsian untuk sementara waktu. Hal ini tidak bisa dibiarkan terjadi dalam waktu yang lama, karena dapat menyebabkan terganggunya kesehatan dan dapat mengancam keselamatan jiwanya. Atas dasar inilah banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Non Goverment Organization (NGO) baik dari luar maupun dalam negeri telah berupaya membangun rumah untuk mereka tempati. Upaya untuk membangun perumahan bagi masyarakat ini harus memperhatikan faktor kenyamanan thermal bagi masyarakat yang akan tinggal di tempat tersebut. Kondisi yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa, banyak rumah yang dibangun asal jadi, tanpa menjadikan kenyamanan thermal sebagai tolak ukurnya. Oleh karena itu perlu adanya suatu evaluasi yang dapat memberi informasi atau menilai kondisi tersebut secara pasti, yaitu dengan melakukan pengukuran langsung di lokasi-lokasi tempat rumah itu dibangun kembali. Kenyamanan thermal juga merupakan parameter penting untuk menyatakan kelayakan huni suatu bangunan. Rumah yang mempunyai nilai kenyamanan yang tinggi dapat menjadi penyokong bagi kesehatan dan produktifitas kerja dari orang yang akan tinggal di dalamnya. Kenyamanan thermal itu sendiri diartikan sebagai ungkapan perasaan kepuasan terhadap kondisi udara didalam suatu lingkungan, apabila berubah akan membuat orang merasa tidak nyaman lagi berada dilingkungan tersebut (ASHRAE Standard, 1995:3)1-3). Kondisi kenyamanan juga diartikan sebagai kenetralan thermal, yang berarti bahwa seseorang merasa tidak terlau dingin atau terlalu panas.
Formatted: Font: Arial Narrow
Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan empiris untuk dapat menentukan apakah rumah yang telah didirikan itu sudah memenuhi standar kenyamanan thermal atau tidak, dalam hal ini penulis mengambil Standar Nasional Indonesia (SNI T14-1993-03) sebagai acuan4).
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
2007 FMIPA Universitas Lampung
193
Formatted: Normal Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France)
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
Muslimsyah dkk... Pengaruh Kondisi terhadap Kenyamanan Thermal
Formatted: Right, Right: -0.05 cm Formatted: Font: Bold
Dalam kaji ini, penulis ingin melakukan penilaian terhadap humidity dan temperatur yang merupakan salah satu dari parameter yang mempengaruhi kenyamanan thermal dalam bangunan hunian yang berada di kawasan bencana tsunami. Setelah mengetahui kondisi aktual udara dalam bangunan ini, diharapkan nantinya dapat dijadikan sebagai data acuan untuk memberi perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga kondisi kenyamanan thermal dapat terwujud. Pengukuran ini dilakukan pada daerah yang terkena kontak langsung dengan tsunami desa kahju kecamatan baitussalam aceh besar dan desa punge kecamatan meraxa kota banda aceh.informasi bagi penulis
2. METODOE PENELITIAN 2.1. Cara Kerja Untuk melakukan suatu evaluasi yang dapat memberi informasi atau menilai kondisi kenyamanan thermal dalam suatu ruangan dengan tinjauan humidity, maka parameter yang akan diukur adalah kelembaban udara. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Architectes de l’urgence (Emergensi Arsitek) dari Perancis terhadap tingkat kerusakan yang terjadi pada bangunan publik di Banda Aceh, dan Aceh Besar untuk dapat dinyatakan kehancuran bangunan dan kondisi alam sejauh 7 km dari garis pantai. Kehancuran ini diperkirakan kurang lebih dari 97% bangunan yang hancur dikarenakan oleh terjangan Tsunami. Untuk dapat mengetahui kondisi kenyamanan dalam bangunan umum (sekolah) pasca tsunami, untuk itulah pengambilan data penelitian ini dilakukan di daerah yang kondisi alamnya telah rusak parah akibat tsunami, yaitu desa Punge kecamatan Meraxa pada sebuah Gedung Sekolah SMP Negeri I Banda Aceh yang didirikan oleh Gudang Garam (Gambar. 2). Dan masing-masing bangunan di ambil satu titik pengukuran yaitu di ruang tamu dan kantor. Lokasi wilayah pengukuran dapat dilihat pada gambar peta daerah Aceh (Gambar. 1).
Gambar 1. Peta kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam
a. Bentuk Sekolah
b. Posisi Alat Ukur Gambar 2. Gedung sekolah SMP 1 di kota Banda Aceh
Pengambilan data untuk studi kasus ini dilakukan pada tanggal 24-26 desember 2005, karena pada hari saat dilakukan pengukuran ini, kondisi cuaca cerah (tidak mendung) sehingga sesuai dengan standar awan yang di harapkan untuk penelitian ini. Mulai pukul 12.00-15.00 di desa Punge kecamatan Meraxa, menurut SNI4).
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal, Right Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France) Formatted: Font: Arial Narrow, 9 pt, Bold
194
2007 FMIPA Universitas Lampung
J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3
Formatted: Font: Italic Formatted: Left, Indent: Left: 0 cm, Right: 0.05 cm, Tab stops: 14.84 cm, Right
Gambar 3. Titik Pengukuran Yang Diizinkan oleh ISO 7301 2.2. Peralatan Ukur Badan utama artikel hasil penelitian berisi: (1) pendahuluan (memuat latar belakang, sedikit tinjauan pustaka. Adapun alat ukur yang digunakan dalam studi kasus ini adalah thermal comfort data logger type 1221 dan aplikasi software type 7301 serta comfort module UA1276, Air Tech Instrumentation, INNOVA, Denmark. (Gambar. 4a) dan Center 310 RS 222 Humidity Temperature Meter (Gambar 4b).
a. Thermal Comfort Data Logger 1221 b.Transducer Carrying Case KE0357 Gambar 4. Thermal comfort data logger 1221 Adapun Transducer yang digunakan seperti yang tertera pada Gambar 5a.
a. Transducer MM 0037 B
b. Air Temperature Tranducer MM0034 Gambar 5. Thermal comfort data logger 1221
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France) Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
2007 FMIPA Universitas Lampung
195
Muslimsyah dkk... Pengaruh Kondisi terhadap Kenyamanan Thermal
Formatted: Right, Right: -0.05 cm Formatted: Font: Bold
Gambar. 6. Center 310 RS 222 Humidity Temperature Meter
Formatted: Font: Bold Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
2.3. Metodea Pengolahan Data
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Setelah semua titik ukur selesai diukur, kemudian data yang didapat dipindahkan ke personal computer (PC) dari alat ukur (thermal comfort data logger type 1221) dengan menggunakan software type 7301 yang dikonversi menjadi data dalam format excel.
Formatted: Normal, Justified
Berdasarkan data pengukuran yang diperoleh, yaitu humidity udara kemudian digunakan untuk menentukan berapa besar perbedaan kondisi aktual hasil pengukuran dengan standar kenyamanan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Formatted: Font: Arial Narrow, Bold
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Formatted: Font: Arial Narrow, Bold, Indonesian (Indonesia)
3.1. Hasil Pengukuran
Formatted: Indent: First line: 0 cm
Pengambilan data untuk studi kasus ini dilakukan pada tanggal 24-26 April 2005, karena pada hari saat dilakukan pengukuran ini, kondisi cuaca cerah (tidak mendung). Pengukuran di desa Kahju kecamatan Baitussalam dan desa Punge kecamatan Meraxa dilakukan dari pukul 09.00-10.00 WIB untuk stage pertama dan pukul 12.00-15.00 pada stage kedua.
Formatted: Font: Bold Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Bold Formatted: Font: Arial Narrow, Bold
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal, Justified, Line spacing: single Formatted: Font: Arial Narrow, 12 pt, Bold
3.2. Pengolahan dan Analisa Data
Formatted: Font: Not Bold
Pengambilan data pada pengukuran ini ini dilakukan dalam 2 (dua) stage. Stage pertama dimulai dari pukul 09.00-15.00 WIB sedangkan stage kedua pada pukul 12.00-15.00 yang direkam setiap 10 (sepuluh) menit sekali. Untuk mengetahui solusi apa yang cocok diterapkan terhadap bangunan publik dan bangunan privat, maka data hasil pengukuran humidity ditunjukkan dalam bentuk grafik. Pengukuran Yang Dilakukan di Punge Kecamatan Meraxa, Adapun kondisi thermal yang mencakup temperatur dan humidity yang terjadi di rumah hunian di Punge Kecamatan Meraxa ditunjukkan pada gGambar 7a dan 7b. Dari Grafik pada gambar 7a bahwa terjadi perubahan yang sangat mencolok dari antara temperatur dan humidity, walaupun pada akhirnya terjadi penurunan humidity dengan RHawal = 64.39 % pada Tawal = 30.7 ºC pada Waktu Matahari = 09.00 WIB dan RHakhir = 81.31 % pada Takhir = 27.8 ºC dengan Waktu Matahari = 10.00 WIB. Sedangkan grafik pada gambar 4.1b terjadi perbedaan yang mencolok pada dibeberapa tempat dimana RH = 65.66 % dengan T = 31.2 ºC pada Waktu Matahari = 13.00 WIB pada stage pertama dan pada stage kedua dimana RH = 61.33 % dengan T Comfort ZoneT = 30.3 ºC pada = 30.7 ºC pada Waktu Matahari = 13.50 WIB sedangkan pada stage ketiga RH = 63.13 % dengan Waktu Matahari = 14.30 WIB.
Formatted: Line spacing: single Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal, Justified Formatted: Font: Bold Formatted: Font: Arial Narrow, Bold Formatted: Normal, Justified, Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal, Right Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France) Formatted: Font: Arial Narrow, 9 pt, Bold
196
2007 FMIPA Universitas Lampung
J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3
Formatted: Font: Italic Formatted: Left, Indent: Left: 0 cm, Right: 0.05 cm, Tab stops: 14.84 cm, Right
%RH
% RH
Temperatur
85
75
75
65
.0 0
.2 0
.0 0
.4 0
.4 0
15
14
14
14
.2 0
13
.0 0
13
.4 0
13
12
.0 0
10 .0 0
09 .5 0
09 .4 0
09 .3 0
09 .2 0
25 09 .1 0
35
25 09 .0 0
45
35
.2 0
55
45
12
55
12
%RH
65 %RH
Temperatur
85
time (menit)
time (menit)
Gambar 7 a. Pengukuran Di Desa Punge Yang Dilakukan Pada Jam 09.00-10.00
Gambar 7b. Pengukuran Di Desa PungeYang Dilakukan Pada Jam 12.00-15.00
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
Dari Grafik pada Gambar 7a bahwa terjadi perubahan yang sangat mencolok dari antara temperatur dan humidity, walaupun pada akhirnya terjadi penurunan humidity dengan RHawal = 64.39 % pada Tawal = 30.7 ºC pada Waktu Matahari = 09.00 WIB dan RHakhir = 81.31 % pada Takhir = 27.8 ºC dengan Waktu Matahari = 10.00 WIB. Sedangkan grafik pada gambar 4.1b terjadi perbedaan yang mencolok pada dibeberapa tempat dimana RH = 65.66 % dengan T = 31.2 ºC pada Waktu Matahari = 13.00 WIB pada stage pertama dan pada stage kedua dimana RH = 61.33 % dengan T = 30.7 ºC pada Waktu Matahari = 13.50 WIB sedangkan pada stage ketiga RH = 63.13 % dengan T = 30.3 ºC pada Waktu Matahari = 14.30 WIB.
Formatted: Left Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt Formatted: Left Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Justified, Indent: First line: 0 cm
% RH
Temperatur
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
%RH
85 75
Formatted: Justified
65
Formatted: Font: Bold
55
Formatted: Font: Arial Narrow, Bold
45
Formatted: Indent: First line: 0 cm
35
Formatted: Font: Arial Narrow .0 0
.4 0
Formatted: Superscript
15
.2 0
14
.0 0
14
14
.4 0 13
.0 0
.2 0 13
13
.2 0
.4 0 12
12
12
.0 0
25
Formatted: Font: Arial Narrow
time (menit)
Formatted: Font: Not Italic
Gambar 7b. Pengukuran Di Desa PungeYang Dilakukan Pada Jam 12.00-15.00
Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic
Gambar 7 Distribusi % RH Desa Punge Kecamatan Meraxa Pada Gedung Sekolah 3.3. Pembahasan
Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic
Dalam hal ini di kaji distribusi temperatur dan humidity hasil pengukuran dengan grafik temperatur dan humidity pada standar kenyamanan5-7) didalam ruangan hunian untuk masing-masing lokasi pengambilan data yang telah dilakukan. 3.3.1. Pengukuran %RH Ppada Bbangunan uUmum
Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow
Dari gGambar 8 memperlihatkan bahwa terjadi kenaikan humidity selama pengukuran dilakukan, hal ini disebabkan oleh pergerakan molekul air diudara dalam ruangan yang di bawa dari laut, walaupuin ada pada saat tertentu mendekati titik kenyamanan. Jadi pada hasil keseluruhannya masih diluar batas kenyamanan, sebagai acuan adalah ASHRAE yang berada pada batasan relative humidity 40%-60%. Pengukuran humidity ini dilakukan pada bangunan umum (Gedung Sekolah) di desa Punge kecamatan Meraxa dan bangunan rumah di desa Kahju Kecamatan Baitussalam. Adapun perbedaan % relative humidity hasil pengukuran dengan batasan %RH untuk kenyamanan secara keseluruhan dapat dilihat pada tTablel 1
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow, Bold Formatted: Normal Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Tabel 1. Selisih hasil pengukuran dengan ASHRAE di desa Punge kecamatan Meraxa dan desa Kahju kecamatan Baitussalam. 1 Sumber : Data hasil pengolahan
Formatted Table Formatted: Font: Arial Narrow
Daerah Desa Punge
Hasil Pengukuran %RHmax 81.31% %RHavg 71.32%
ASHRAE 40%60%
Selisih 31.31% 21.32%
Formatted: Normal Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France) Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
2007 FMIPA Universitas Lampung
197
Muslimsyah dkk... Pengaruh Kondisi terhadap Kenyamanan Thermal
Formatted: Right, Right: -0.05 cm Formatted: Font: Bold
%RHmin %RHmax Desa Kahju %RHavg %RHmin Tabel 1 Selisih hasil pengukuran dengan ASHRAE Baitussalam. 1 Sumber : Data hasil pengolahan
61.33% 21.33% 75.80% 15.80% 68.15% 18.15% 60.50% 20.50% di desa Punge kecamatan Meraxa dan desa Kahju kecamatan
Dari gGambar 9a memperlihatkan bahwa keadaan temperatur di desa Punge terjadi penurunan disebabkan oleh sinar matahari yang ditutupi oleh awan tebal, sedangkan di desa Kahju terjadi kenaikan temperatur selama pengukuran dilakukan. Pada Gambar 9b memperlihatkan bahwa keadaan temperatur di desa Punge terjadi penurunan sedangkan di desa Kahju terjadi kenaikan temperature. Jadi pada hasil keseluruhannya baik temperatur pada gGambar 9a maupun gambar 4.3b maka temperatur dari hasil pengukuran masih diluar batas kenyamanan, sebagai acuan adalah ASHRAE yang berada pada batasan 24 oC – 26 oC. Adapun perbedaan temperatur hasil pengukuran dengan batasan temperatur untuk kenyamanan secara keseluruhan dapat dilihat pada tTable 2
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow
%RHmax
%RH Kahju
%RHPunge 80
75
70 %RH
85
55
60
12 .0 0 12 .2 0 12 .4 0 13 .0 0
10 .0 0
09 .5 0
09 .4 0
09 .3 0
30 09 .2 0
35 09 .1 0
45
%RHKahju
time (menit)
tim e (m enit)
Gambar 8a. Distribusi Relative Humidity Pada Bangunan Umum dan Rumah terhadap waktu dengan humidity kenyamanan berdasarkan ASHRAE pada pukul 09.00-10.00 WIB pada. %RHPunge
%RHmax
Comfort Zone
50 40
09 .0 0
%RH
65
%RHmin
15 .0 0
%RHmin
13 .2 0 13 .4 0 14 .0 0 14 .2 0 14 .4 0
%RHPunge
%RHmin
%RHmax
Gambar 8b. Distribusi Relative Humidity Pada Bangunan Umum dan Rumah terhadap waktu dengan humidity kenyamanan berdasarkan ASHRAE
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
%RHKahju
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt Formatted: Indent: Left: 0 cm, First line: 0 cm
70 %RH
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
Formatted: Indent: Left: 0 cm, First line: 0 cm, Right: -0.37 cm
80
60
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
50 40
Formatted: Left Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
15 .0 0
13 .2 0 13 .4 0 14 .0 0 14 .2 0 14 .4 0
30 12 .0 0 12 .2 0 12 .4 0 13 .0 0
Formatted: Indent: Left: 0 cm, First line: 0 cm
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
time (menit)
Gambar 8b. Distribusi Relative Humidity Pada Bangunan Umum dan Rumah terhadap waktu dengan humidity kenyamanan berdasarkan ASHRAE pada pukul 12.00-15.00 WIB.
Formatted: Font: Bold Formatted: Font: Arial Narrow, Bold Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic
3.3.2.
Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Font: Arial Narrow, Not Italic Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal, Right
Pengukuran Ttemperatur Ppada bBangunan Ppublik dan Pprivat
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France) Formatted: Font: Arial Narrow, 9 pt, Bold
198
2007 FMIPA Universitas Lampung
J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 3
Formatted: Font: Italic Formatted: Left, Indent: Left: 0 cm, Right: 0.05 cm, Tab stops: 14.84 cm, Right
T Punge
T min
T max
T Punge
T Kahju
T min
T max
Formatted: Left, Indent: First line: 0 cm
T Kahju
36 34 32 30 Comfort 28Zone 26 24 22
Formatted: Font: Arial Narrow
time (menit)
T min
15 .0 0
14 .4 0
14 .2 0
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow
time (menit)
Gambar 9a. Distribusi Temperatur Pada Bangunan Umum dan Rumah terhadap waktu dengan temperature kenyamanan berdasarkan ASHRAE pada pukul 09.00-10.00 WIB T Punge
14 .0 0
Formatted: Justified, Indent: First line: 0 cm 13 .4 0
10 .0 0
09 .5 0
09 .4 0
09 .3 0
09 .2 0
09 .1 0
09 .0 0
22
Formatted: Font: Arial Narrow, Bold
13 .2 0
24
13 .0 0
26 Zone Comfort
12 .4 0
28
12 .2 0
Temperatur (ºC)
30
12 .0 0
Temperatur (ºC)
32
T max
Gambar 9b. Distribusi Temperatur Pada bangunan Umum dan Rumah terhadap waktu dengan temperature kenyamanan berdasarkan ASHRAE
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Justified, Indent: First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow
T Kahju
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Justified, Indent: Left: 0 cm, First line: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow, Bold
15 .0 0
14 .4 0
14 .2 0
14 .0 0
13 .4 0
13 .2 0
13 .0 0
12 .4 0
Formatted: Font: Arial Narrow, 8 pt 12 .2 0
12 .0 0
Temperatur (ºC)
Formatted: Font: Arial Narrow, Bold 36 34 32 30 28 26 24 22
Formatted
time (menit)
Gambar 9b. Distribusi Temperatur Pada bangunan Umum dan Rumah terhadap waktu dengan temperature kenyamanan berdasarkan ASHRAE pada puku12.00-15.00 WIB.
Formatted: Font: Arial Narrow
Tabel 2. Selisih hasil pengukuran dengan ASHRAE di desa Punge kecamatan Meraxa dan desa Kahju kecamatan Baitussalam. Sumber : Data Hasil Pengolahan
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
...
Formatted: Font: Arial Narrow, 8 pt
Formatted Table Formatted: Font: 8 pt
Daerah Desa Punge Desa Kahju
Hasil Pengukuran Temperatur max 31.2 oC Temperatur avg 29.5 oC Temperatur min 27.8 oC Temperatur max 34.1 oC Temperatur avg 30.65 oC Temperatur min 27.2 oC
ASHRAE
24 oC -26 oC
Formatted: Normal, Justified
Selisih 5.2 oC 4.5 oC 3.8 oC 8.1 oC 5.65 oC 3.2 oC
Formatted: Font: 12 pt, Bold Formatted: Font: Arial Narrow, 12 pt, Bold Formatted
...
Formatted: Normal, Justified Formatted: Font: 8 pt Formatted
...
Formatted: Font: Arial Narrow
4. Tabel 2. Selisih hasil pengukuran dengan ASHRAE di desa Punge kecamatan Meraxa dan desa Kahju kecamatan Baitussalam. Sumber : Data Hasil Pengolahan KESIMPULAN 1.Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan: (1) Kenyamanan termal yang diizinkan oleh ASHRAE (ASHRAE Standard 55-1994) untuk temperatur 24 oC – 26 oC dengan 40% -60%RH dalam ruangan (indoor); (2) 2. Dari data hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa humidity di Desa Kahju Kecamatan Baitussalam pada bangunan privat dan di Desa Punge Kecamatan Meraxa pada bangunan publik, terjadi kenaikan temperatur dan humidity yang tinggi; (3). 3. Dari kedua kondisi bangunan maka solusi yang dapat dipakai adalah secara alami dengan vegetasi terhadap lingkungan.
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Font: 8 pt Formatted: Indent: Left: 0 cm Formatted: Font: Arial Narrow, 8 pt Formatted: Left, No widow/orphan control Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal Formatted Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt, Bold
2007 FMIPA Universitas Lampung
199
...
Muslimsyah dkk... Pengaruh Kondisi terhadap Kenyamanan Thermal
Formatted: Right, Right: -0.05 cm Formatted: Font: Bold
DAFTAR PUSTAKA
Formatted: Font: Arial Narrow, 12 pt
1.
Formatted: Justified, Indent: Hanging: 0.63 cm
ISO 7730, 1995, Moderate Thermal Environments-Determination of The PMV and PPD Indices and Specification of The Conditions for Thermal Comfort,
Formatted: Font: Arial Narrow
2.
Technical Documentation, 1999, 1221Thermal Comfort Data Logger, 7301 Application Software, INOVA Air Tech Instruments.
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, No bullets or numbering, No widow/orphan control
3.
Threlkeld, 1970, Thermal Environmental Engineering. 2nd edition Prentice-Hall International.
Formatted: Font: 8 pt
4.
Standar, SK.SNI I-14-1993, Tata Cara Perancangan Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum.
5.
Ismail A.M, 1993, Peningkatan Temperatur Dalaman, Bulletin HBP Malaysia.
6.
Noh, K.-C. Jang, J.-S. Oh, M.-D. 2005. Thermal comfort and indoor air quality in the lecture room with 4-way cassette air-conditioner and mixing ventilation system, Departement of Mechanical and Information Engineering, University of Seoul.
1.
7. Emmanue, R. 2004. Thermal comfort implications of urbanization in a warm-humid city: the Colombo Metropolitan Region (CMR), Department of Architecture, University of Moratuwa, Sri Lanka.ISO 7730, 1995, Moderate Thermal Environments-Determination of The PMV and PPD Indices and Specification of The Conditions for Thermal Comfort, Technical Documentation, 1999, 1221Thermal Comfort Data Logger, 7301 Application Software, INOVA Air Tech Instruments. Threlkeld, 1970, Thermal Environmental Engineering. 2nd edition Prentice-Hall International. Standar, SK.SNI I-14-1993, Tata Cara Perancangan Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum. Ismail A.M, 1993, Peningkatan Temperatur Dalaman, Bulletin HBP Malaysia. Kwang-Chul Noh, Jae-Soo Jang, Myung-Do Oh (2005), Thermal comfort and indoor air quality in the lecture room with 4-way cassette air-conditioner and mixing ventilation system, Departemeen of Mechanical and Information Engineering, University of Seoul. R. Emmanue, (2004) Thermal comfort implications of urbanization in a warm-humid city: the Colombo Metropolitan Region (CMR), Department of Architecture, University of Moratuwa, Sri Lanka.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, No bullets or numbering, No widow/orphan control Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0.63 cm, No widow/orphan control
Formatted: Font: Arial Narrow Formatted: Normal, Right Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, French (France) Formatted: Font: Arial Narrow, 9 pt, Bold
200
2007 FMIPA Universitas Lampung