eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (1): 193-204 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MHE MAINTENANCE DEPARTMENT BADAK NGL DI BONTANG Dewi Ratna Kemala 1 Abstrak Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variable Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Y). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menguji Pengaruh Keselamatan Kerja ( 1) dan Kesehatan Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan kuesioner. Sedangkan untuk analisis data menggunakan metode regresi linier berganda. Pada uji determinasi (R2) terdapat pengaruh sebesar 73,3% dari variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerj a(X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Sedangkan, sebanyak 26,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disertakan di dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil ipenelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Variabel keselamatan kerja (X1) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan (Y). Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) berada pada tingkat hubungan yang sangat kuat. Kata Kunci : Keselamatan kerja, kesehatan kerja, kinerja karyawan Pendahuluan Dalam dewasa ini Sumber Daya Manusia memegang peran penting bagi kelangsungan produksi di suatu perusahaan. Keberadaan Sumber Daya manusia menganggap bahwa karyan adalah sebuah kekayaan (asset) utama organisasi yang harus di jaga dengan baik. Di mana karyawan merupakan sumber daya yang paling penting bagi perusahaan, karena memiliki akal, bakat, tenaga, keinginan, pengetahuan, perasaan dan kreatifitas yang sangat di butuhkan perusahaan. Oleh sebab itu bagi perusahan/lembaga dalam pengelola, megatur, mengurus, dan menggunakan Sumber Daya Manusia bisa terlaksanakan dengan benar, sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 1-7
Keselamatan kerja adalah melindungi para karyawan dari luka-luka akibat kecelakaan yang di sebabkan pekerjaan (Mondy, 2008). Berbagai penyebab kecelakaan kerja dapat terjadi baik pemberi kerja yang bertanggung jawab akan memerhatikan untuk memberikan perlindungan bagi karyawannya atas risiko kecelakaan kerja.kesehatan kerja pekerja biasa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk meciptakan keselamatan dan kesehatan kerjadengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam mengurangi kecelakaan. Kesehatan kerja menyangkut kesehatan fisik dan mental kesehatan mencangkup seluruh aspek kehidupan manusia termasuk lingkungan kerja (Swasto, 2011:110). Jika suatu perusahaan keselamatan dan kesehatankerha dari para karyawan tidak diperhatikan maka timnul hal-hal yang merugikan si pekerja maupun kepada perusahaan. Salah satu dampak pada perusahaan yaitu adanya kecelakaan, sehingga akan timbul dampak bagi para pekerja yaitu dapat menurunya kinerja karyawan tersebut. Pada variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja observasi awal ditemukan beberapa indikasi permasalahannya yaitu terdapat oli yang berserakan ditempat kerja, salah seorang karyawan tidak menggunakan APD dan tidak mengikuti peraturan yang ada. Lalu, kecelakaan yang terjadi pada tahun 20132015. Dari data tersebut bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi sewaktu-waktu secara umum dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi berbahaya dari peralatan yang digunakan dalam bekerja dan kecelakaan yang disebabkan oleh manusianya itu sendiri yang pada akhirnya merugikan semua pihak. Pada variabel kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang ditemukan permasalahan antara lain pada kuantitas kerja karyawan, dimana target dalam realisasi kerja tidak tercapai yaitu pada bulan februari, hasil tersebut menandakan dari sudut kuantitas kerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL tidak mencapai target dikarenakan harus menunggu peralatan atas waktu pengerjaan yang kurang. Hal ini terkadang, menyebabkan karyawan harus tetap lembur. Berdasarkan uraian di atas penelitian merasa tertarik untuk mengambil judul penelitian ”Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang”. Kerangka Dasar Teori Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu factor yang penting dalam organisasi atau perusahaan, di samping faktor lain seperti aktiva dan modal. Oleh karena itu Sumber Daya Manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Marihot Tua
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja karyawan (Dewi)
E.H (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah aktivitas yang dilakukan menrangsang, mengembangkan, memotivasi, dan memelihara kinerja yang tinggi dalam organisasi. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara umum, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan menunjukkan kondisi fisiologis fisik dan psikologis tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakantindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka penderita cidera atau penyakit-penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang. Namun, pada kenyataannya masih banyak dijumpai perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan tentang faktor keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga sering dijumpai kasus-kasus kecelakaan kerja yang merugikan pihak karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja merujuk pada kondisi fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja yang di sediakan oleh perusahaan (Rivai, 2005:411). Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja di artikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan (Slamet, 2012:240). Secara umum keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu di laksanakan. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut : a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja b. adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja c. teliti dalam bekerja d. melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan kemananan dan kesehatan kerja. Unsur-unsur penunjang kemanan yang bersifat yang bersifat nonmaterial di antaranya sebagai berikut : a. buku petunjuk penggunaan alat/buku manual b. rambu-rambu dan isyarat bahaya c. adanya himbuan-himbauan d. petugas keamanan Pengertian Kesehatan Kerja Kesehatan kerja menyatakan bahwa kesehatan kerja di samping merupakan faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat megakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan pada manusia pekerja tersebut (Mia, 2011:244). Bekerja di perlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara, 2011:162) adalah sebagai berikut :
195
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 1-7
a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna atau ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah kebisingan. b. mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit. c. memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja baik secara kuantitas maupun kualitas yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang di berikan (Mangkunegara, 2002:22). Kinerja karyawan di definisikan sebagai kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu (Sinambela, 2012). Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja menurut (Keith Davis dalam Mangkunegara, 2009:67) adalah - Human Performance = Ability + Motivation - Motivation = Attitude + Situation - Ability = Knowledge + Skill Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penilitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Definisi Operasional a. Variabel Bebas (Independent) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus prediantecedent .Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010:39). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja. b. Variabel Terikat (Dependent) Variabel dependent sering disebut dengan variabel output kriterikonsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:39). Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel kinerja karyawan. Hasil Penelitian Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen, uji validitas dan uji reliabilitas yang digunakan adalah metode konsistensi internal dengan menggunakan cronbach alpha.
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja karyawan (Dewi)
a. Uji Validitas Sub Variabel
Keselamatan Kerja (X1)
Kesehatan Kerja (X2)
Hasil Pengujian Validitas Indikator Corrected Item Persyaratan Total Correlation X1a X1b X1c X1d X1e X1f X1g X1h X1i X1j X1k X1l X1m X1n X1o X1p X1q X1r X1s X1t X2a X2b X2c X2d X2e X2f X2g X2h X2i X2j X2k X2l X2m X2n Ya Yb Yc
0,502 0,378 0,399 0,503 0,531 0,375 0,368 0,468 0,470 0,452 0,443 0,419 0,401 0,379 0,475 0,504 0,475 0,364 0,485 0,488 0,537 0,499 0,488 0,556 0,515 0,512 0,447 0,475 0,517 0,514 0,509 0,514 0,481 0,501 0,552 0,540 0,492
Keterangan
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 197
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 1-7
Hasil Pengujian Validitas (lanjutan) Yd 0,465 Valid Ye 0,551 Valid Kinerja Yf 0,604 Valid Karyawan (Y) Yg 0,515 Valid Yh 0,518 Valid Yi 0,564 Valid Yj 0,529 Valid Yk 0,557 Valid Sumber : Data Primer diolah dari SPSS 21 Tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing indicator dari variable mempunyai nilai korelasi > 0,235 dan probability statistic lebih kecil 0,05 sehingga seluruh pernyataan indikator dalam kuesioner variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang dinyatakan valid. b, Uji Reliabilitas Hasil Pengujian Reliabilitas Hasil Pernyataan Cronbach Alpha Kesimpulan Keselamatan Kerja (X1) 0,780 Reliabel Kesehatan Kerja (X2) 0,772 Reliabel Kinerja (Y) 0,747 Reliabel Sumber : Data Primer diolah dari SPSS, 21 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang dinyatakan reliabel. Kriteria suatu instrument dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila cronbach alpha > 0,06 namun sebaliknya apabila cronbach alpha < 0,06 hal ini menunjukkan tidak adanya konsistensi. Sehingga disimpulkan semua variabel yang diteliti adalah reliabel. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Grafik Normal Probability Plot
Sumber : Data Hasil Penelitian dari SPSS 21 Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa data residual dari variabel keselamatan dan kesehatan kerja (independen) yang diteliti adalah data
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja karyawan (Dewi)
berdistribusi normal. Dengan demikian uji kenormalitas ini menunjukkan terpenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinieritas Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian VIF Tollerance Keselamatan (X1) 2,436 0,411 Kesehatan (X2) 2,436 0,411 Sumber : Data Penelitian diperoleh dari SPSS, 21 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai VIF (Variance Inflation Factor) adalah > 10. Keselamatan kerja sebesar 0,436, dan nilai VIF dari kesehatan kerja sebesar 2,436. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas. Artinya bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara sesama variabel independen dalam penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
Sumber : Data Hasil Penelitian dari SPSS, 21 Dari hasil grafik scatterplot dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of the DurbinSquare Square Estimate Watson a 1 .856 .733 .725 .13979 1.827 a. Predictors: (Constant), Ksehatan Kerja, Keselamatan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Hasil Penelitian SPSS, 21 Berdasarkan tabel sebelumnya dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,827 berada di antara -2 sampai 2 diindikasikan tidak ada autokorelasi. Maka disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi antara sesama variabel independen dalam penelitian ini.
199
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 1-7
Persamaan Regresi Hasil Analisis Linier Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.238
.290
Keselamatan Kerja
.528
.101
Ksehatan Kerja
.417
.104
T
Sig.
Beta .821
.415
.514
5.208
.000
.396
4.014
.000
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS, 21 Berdasarkan hasil perhitungan di atas di peroleh persamaan regresi linier berganda dari variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja klaryawan (Y) adalah sebagai berikut : Y= 0,238 + 0,528 X1 + 0,417 X2 + 0,267 Persamaan regresi di atas memiliki pengertian sebagai berikut : a. Konstanta (α) Nilai konstanta adalah 0,238 ini dapat diartikan jika keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja karyawan 0,238. b. Koefisien Regresi Variabel Keselamatan (b1) Variabel keselamatan mempengaruhi kinerja karyawan MHE Maintenance Department badak NGL di Bontan sebesar 0,528 atau berpengaruh positif terhadap variabel Y (kinerja karyawan). c. Koefisien Regresi Variabel Kesehatan (b2) Variabel kesehatan kerja mempengaruhi kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang sebesar 0,417 atau berpengaruh positif terhadap variabel Y (kinerja karyawan). Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2) Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate a 1 0.856 0.733 0.725 0.13979 a. Predictors: (Constant), Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS, 21 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa besarnya nilai R atau tingkat hubungan antara variabel adalah sebesar 0,856 atau sebesar 85,6% artinya
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja karyawan (Dewi)
variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara keseluruhan mempunyai korelasi yang sangat kuat dengan kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Sedangkan besarnya angka R square atau tingkat pengaruh antar variabel adalah 0,733 atau sebesar 73,3%. Sedangkan sisanya sebesar 26,7% telah dipengaruhi oleh faktor lain. Pengujian Hipotesis a. Uji F (Simultan) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah perubahan variabel independen (keselamatan dan kesehatan kerja) secara simultan atau serentak berpengaruh siginifikan variabel dependen (kinerja karyawan) MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang yakni dengan membandingkan Fhitung pada alpha (α) = 0,05. Uji F (Simultan)
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan b. Predictors: (Constant), Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS 21 Berdasarkan tabel perhitungan terlihat bahwa Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi diperoleh hasil 0,000 > α = 0,05, dengan demikian menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara simultan atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. b. Uji t (Parsial) Uji ini digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Dengan cara membandingkan thitung dan α < 0,05. Uji t (Parsial) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
(Constant)
.238
.290
Keselamatan Kerja
.528
.101
Ksehatan Kerja
.417
.104
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta .821
.415
.514
5.208
.000
.396
4.014
.000
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan Sumber: Data Hasil Penelitian SPSS 21 201
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 1-7
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dijelaskan pengaruh antara variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang adalah sebagai berikut : a. Variabel keselamatan kerja (X1) Nilai Sig-thitung menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja (X1) sebesar 0,000 < α = 0,05. Artinya variabel keselamatan kerja (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). b. Variabel kesehatan kerja (X2) Nilai Sig-thitung menunjukkan bahwa variabel kesehatan kerja (X2) sebesar 0,000 < α = 0,05. Artinya variabel kesehatan kerja (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Uji Dominan Dari hasil perhitungan uji t, nilai (Standardized Coefficients) pada menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja (X1) memiliki nilai koefisien regresi baku tertinggi yaitu sebesar 0,528 yang berarti bahwa variabel keselamatan kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan. Pembahasan Analisis secara simultan (Uji F) Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slamet (2011:240), mendefinisikan keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya yang timbul dalam lingkungan pekerjaan. Artinya bahwa keselamatan kerja dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja, dan memiliki pengaruh positif pada kinerja karyawan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi Destanti (2012), dimana variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT Kitadin Tenggarong Sebrang. Temuan ini juga diperkuat dengan hasil kuesioner, dimana keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diterapkan oleh perusahaan Badak NGL khususnya pada MHE Maintenance Department dinilai sudah baik dan benar, terbukti bahwa hasil tanggapan responden mengenai indikator-indikator variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja karyawan sudah cukup paham. Analisis Secara Parsial (Uji t) Pada uji t menunjukkan bahwa dari kedua variabel independen tersebut secara parsial keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang.
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja karyawan (Dewi)
a. Keselamatan kerja (X1) Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Fakta yang ditemukan dilapangan pada saat penelitian adalah ditemukan oli yang berserakan dilantai, disaat tempat ketinggian tidak menggunakan tali atau sabuk pengaman, tidak menggunakan sepatu safety saat melakukan pekerjaan serta tingkat polusi udara yang tinggi sehingga mengganggu kesehatan para karyawan pada saat bekerja. Sedangkan dari kinerja karyawan masih ditemukan kurang kerjasama antar karyawan dan kurangnya penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar sehingga pekerjaan tidak dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Namun dari hasil responden menunjukkan bahwa keselamatan kerja sudah baik dan dimana responden menyatakan paham pada setiap indikator-indikator. Hal tersebut terbukti bahwa keselamatan kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. b. Kesehatan kerja (X2) Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Pada penelitian yang dilakukan dilapangan ditemukan fakta yang menunjukkan bahwa kesehatan kerja bersifat positif pada karyawan. Kesehatan kerja sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, karena adanya sistem ini para karyawan bisa bekerja lebih baik, lebih aman sepanjang waktu, terhindar dari bahaya serta merasa diperhatikan pada saat melakukan pekerjaan dengan memiliki rasa tanggung jawab dalam bidangnya masing-masing. Penutup Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Variabel Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Variabel Keselamatan Kerja merupakan variabel yang besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan MHE Maintenance Department Badak NGL di Bontang. Sebaiknya perusahaan memberikan breafing setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas kerja agar para karyawan selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja. Sebaiknya memperbanyak ventilasi udara di tempat kerja agar para karyawan merasa nyaman dan terhindar dari polusi udara yang kurang baik.
203
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 1-7
Sebaiknya perusahaan mengadakan kegiatan atau aktivitas diluar jam kerja dengan mengadakan jalan sehat, sepeda santai, family gahtering yang dijadwalkan secara rutin untuk menciptakan kekompakan dan kerjasama antar karyawan. Daftar Pustaka Bangun. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga. Burtanto. 2015. “Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk industri”. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Fajar dan Tri Heru. 2010. “Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Mangkunegara. 2005. “Evaluasi Kinerja SDM. Bandung”: PT Refika Aditama. Mangkunegara. 2002.“Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Misbahuddin, Hasan. 2013. “Analisis Data Penelitian Dengan Statistik Edisi ke2”. Jakarta: Bumi Aksara. Slamet, 2012. “Pengertian tentang keselamatan kerja”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sujarweni, Wiratna. 2014. “Metodologi Penelitian”. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Sunyoto. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service). Sunyoto. 2014. “Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service). Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Widodo. 2014. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______. 2014. “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.