AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
KEPUASAN KERJA MEMEDIASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
KRISTIN JUWITA Sekolah Tinggi Ilmi Ekonomi PGRI Dewantara Jombang
[email protected] Abstact This study to determine the effect of occupational health and safety and work environment on performance of employees through job satisfaction. This study uses a quantitative approach with the method of collecting data through questionnaires, observation, documentation, and interviews. Total population in this study are 250 production employees with 69 respondents as sample and using random sampling techniques. Data analysis technique using path analysis, the results indicating the important role of safety and health and work environment on employee job satisfaction, there are influence of occupational safety and health and work environment on employee performance. However, the results showed that there is a weak influence between safety and health and work environment on performance of employees through job satisfaction. Keywords: occupational health and safety, work environment, job satisfaction, employee performance
Pendahuluan Sumber daya manusia berperan penting bagi keberhasilan suatu organisasi, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipertahankan dan dikembangkan.Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.Dalam pengelolaan sumber daya manusia diperlukan manajemen yang mampu mengelola secara sistematis, terencana, dan efisien.Namun demikian, pemberian jaminan keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilakukan untuk sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap karyawan.Pelaksanaan program ini bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Kecelakaan ini biasanya terjadi akibat kontak dengan suatu mesin
atau zat kimia atau sumber energi yang berbahaya. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Kecelakaan industri yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya potensi bahaya yang melekat pada bagian tersebut 2) Kecelakaan dalam perjalanan yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja saat berangkat atau perjalanan pulang kerja. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Mangkunegara (2006) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dankuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawandalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil penelitian Bulannurdin (2013)membuktikan bahwakeselamatan dan kesehatan kerja (K3) berperan dalam peningkatan kinerja pekerja konstruksi pada proyek pembangunan The Park Solo Baru. Salah satu faktor keberhasilan yang tidak terlihat dari implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja serta dukungan lingkungan kerja yang kondusif, namun hal ini bisa dirasakan langsung oleh
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
22
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
para karyawan adalah adanya perasaan puas dalam diri karyawan. Kepuasan terjadi apabila karyawan merasakan kebutuhannya telah terpenuhi sehingga berdampak positif pada sikap atau perilaku karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya yang terlihat pada hasil kerja yang dicapai baik secara kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu penyelesaian kerja. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara program keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja terhadap kepuasan dan kinerja karyawan PT. Sumber Barokah Sidoarjo baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Handoko (2008), indikator keselamatan dan kesehatan kerja adalah: (a) Membuat kondisi kerja yang aman, (b) Pendidikan dan pelatihan kesehatan & keselamatan kerja, (c) Penciptaan lingkungan kerja yang sehat, (d) Pelayanan kebutuhan karyawan, dan (e) Pelayanan Kesehatan. Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan manusia / pegawai, diantaranya adalah :
(a) Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja.Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga pekerjaan akan berjalan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
(b) Temperatur di Tempat Kerja Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda.Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
(c) Kelembaban di Tempat Kerja Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa dinyatakan dalam presentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara,dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak, dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu di sekitarnya.
(d) Sirkulasi Udara di Tempat Kerja Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kotornya udara dapat dirasakan dengan sesak napas, dan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terlalu lama, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
23
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
(e) Kebisingan di Tempat Kerja Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga.Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: lamanya kebisingan, intensitas kebisingan, dan frekuensi kebisingan.
(f) Getaran Mekanis di Tempat Kerja Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh pegawai dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekuensinya. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal konsentrasi bekerja, datangnya kelelahan, timbulnya beberapa penyakit diantaranya karena gangguan terhadap: mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.
(g) Bau-bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggangu di sekitar tempat kerja.
(h) Tata Warna di Tempat Kerja Menata warna di tempat kerja perlu dopelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya.Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi.Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lainlain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.Selain warna merangsang emosi atau perasaan, warna dapat memantulkan sinar yang diterimanya.Banyak atau sedikitnya pantulan dari cahaya tergantung dari macam warna itu sendiri.
(i) Lay out di Tempat Kerja Lay out ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan dan lainnya untuk bekerja. Robbins (2007) menjelaskan bahwa para ahli mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek berikut: a. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil, b. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan, c. Rekan sekerja, yaitu teman-teman dimana seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan.Seseorang dapat merasakan rekan sekerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan, d. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
24
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dalam memimpin dapat tidak menyenangkan atau menyenangkan dan hal ini mempengaruhi kepuasan kerja bagi seseorang, e. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui adanya kenaikan jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan tertutup atau terbuka. Menurut Jackson & Mathis (2009), faktor yang mempengaruhi kinerja individu adalah: a) Kemampuan individu dalam melakukan pekerjaan tersebut meliputi bakat, minat, dan faktor kepribadian individu, b) Tingkat usaha yang dicurahkan meliputi adanya motivasi, etika kerja, kehadiran, dan rancangan tugas, c) Dukungan organisasi meliputi pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja. Dalam penelitian ini mengacu pada teori Mangkunegara (2006), mengukur kinerja dengan indikator: a) Kuantitias hasil kerja, b) Kualitas hasil kerja, dan c) Tanggung jawab kerja yang terlihat dari ketepatan waktu penyelesaian kerja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bulannurdin (2013) membuktikan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Lingkungan Kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel kinerja pekerja konstruksi pada proyek pembangunan The Park Solo Baru. Demikian juga dengan hasil penelitian Iskandar(2013) menunjukkan bahwa pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat Dan Banten. Bebearapa hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara kepuasan kerja dan kinerja , (Robbins, 2008). Organisasi yang mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas. Selain itu, didukung hasil penelitian Yasa (2014) pada 118 responden menunjukkan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Namun demikian, dari hasil penelitian Crossman (2003) pada 202 karyawan bank swasta komersial di Lebanon menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepuasan
kerja dan kinerja karyawan. Dalam hal ini, kepuasan dengan satu pekerjaan akan mempengaruhi kepuasan terhadap yang lain dan kinerja akan meningkat sesuai dengan masa jabatan.
Metode Penelitian Rancangan penelitian initermasuk penelitian eksplanasi (explanatory research).Adapun teknik analisis data menggunakan path analysisyang merupakan suatu bentuk terapan dalam analisis regresi berganda (multiple regression analysis), dimana teknik tersebut akan menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel intervening (X3) dan variabel intervening (X3) terhadap variabel terikat (Y) serta pengaruh tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat melalui variabel interveningsesuai dengan model penelitian yang dibangun dengan bantuan program SPSS versi 15,00.Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian produksi pada PT. Sumber BarokahSidoarjo yang berjumlah 250 karyawan. Dalam hal ini, digunakan rumus slovin untuk mengambil sampel sehingga diperoleh sampel 69 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan carasimple random sampling
Temuan Penelitian dan Pembahasan Tabel1.Hasil Analisis Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (X1) dan lingkungan kerja (X2)terhadap Kepuasan kerja (X3) dengan taraf signifikansi 5% secara langsung Variabel Bebas
Standardized Coefficients t Beta (β) (X1) 0,452 3,265 (X2) 0,296 2,141 R 0,707 R Square (R2) 0,501 e1 0,706
Sig. 0,002 0,036
Berdasarkan tabel1di atas maka dapat diperoleh persamaan regresi, sebagai berikut: X3 = ρX3X1 + ρX3X2 + ρX3ɛ1 X3 = 0,452 X1 + 0,296 X2 + 0,706
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
25
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
Adapun pengaruh error ditempuh dengan rumus : e1 =
1 R12 1 0,501 = 0,706
Koefisien determinasi (R2) diketahui sebesar 0,501 yang artinya, variabel keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja mampu menjelaskan model sebesar 50,1% sedangkan 49,9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain di luar model ini. Sedangkan pengaruh masingmasing variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja adalah sebagai berikut: a. Variabel keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai thitung3,265 dan signifikansi 0,002 pada taraf signifikansi p <0,05. Sedangkan nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel ini sebesar 0,452. Hal ini berarti keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja. b. Variabel lingkungan kerja mempunyai thitung2,141 dan signifikansi 0,036 pada taraf signifikansi p<0,05. Sedangkan nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel ini sebesar 0,296 yang menunjukkan lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja. a) Hasil analisis regresi ke-2 menghasilkan persamaan sebagai berikut: Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ρYɛ2 Tabel2.Hasil Analisis Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (X1) dan lingkungan kerja (X2) serta kepuasan kerja (X3) terhadap Kinerja (Y) dengan taraf signifikansi 5% secara langsung Variabel Standardized t Bebas Coefficients Beta (X1) 0,170 2,208 (X2) 0,188 2,539 (X3) 0,663 10,440 R 0,932 R Square 0,869 (R 2) e2 0,362
Sig. 0,031 0,014 0,000
Berdasarkan tabel2maka dapat diperoleh persamaan regresi, sebagai berikut: Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ρYɛ2 Y = = 0,170 X1+ 0,188 X2+ 0,663 X3+ 0,362 Adapun pengaruh error ditempuh melalui : e2 =
1 R22 1 0,869 = 0,362
Koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,869 yang berarti,variabel keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja mampu mempengaruhi sebesar 86,9% sedangkan sisanya sebesar 13,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebagai berikut: a. Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai thitung 2,208 dengan signifikansi0,031 pada taraf signifikansi p<0,05. Sedangkan nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel keselamatan dan kesehatan kerja sebesar0,170. Hal ini berarti keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. b. Lingkungan kerja mempunyai thitung 2,539 dengan signifikansi 0,014 pada taraf signifikansi p<0,05. Sedangkan nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel lingkungan kerja sebesar0,188. Hal ini berarti lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. c. Kepuasan kerja mempunyai thitung 10,440 dengan signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi p<0,05. Sedangkan nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel kepuasan kerja sebesar0,663. Hal ini berarti kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan analisis data, ada tujuh hipotesis yang diuji dalam penelitian ini. Secara rinci, masing-masing hipotesis yang akan diuji terdapat dalam tabel 3 sebagai berikut:
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
26
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
Tabel 3.Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung dari Jalur Penelitian No
Keterangan Jalur
1
X 1 X3
2
X 2 X3
3
X1Y
4
X2Y
5
X3 Y
6
X 1 Y melalui X3 X 2 Y melalui X3
7
Pengaruh Keteranga Tidak n Total Langsung Ha 1 0,452 diterima Ha 2 0,296 diterima Ha 4 0,170 diterima Ha 5 0,188 diterima Ha 3 0,663 diterima Ha 6 0,299 1,115 diterima Ha 7 0,196 0,929 diterima
Langsung 0,452 0,296 0,170 0,188 0,663 -
Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial menggambarkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berperan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Sumber BarokahSidoarjo. Diharapkan semakin baik perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan akan semakin meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan program perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja PT. Sumber BarokahSidoarjopada karyawan bagian produksi dirasa masih kurang memuaskan baik dari aspek kondisi kerja masih belum memberi rasa aman bagi karyawan, kebutuhan karyawan masih belum terpenuhi, dan pelayanan kesehatan yang kurang memenuhi standar. Jika program keselamatan dan kesehatan kerja tidak segera diperbaiki oleh perusahaan maka akan berdampak pada ketidakpuasan karyawan dalam bekerja karena merasa tidak nyaman dengan pekerjaan mereka yang beresiko terjadi kecelakaan kerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Angkasa Duta (2014) yang menunjukkan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PLN Kediri, yang berarti bahwa kepuasan kerja karyawan akan optimal apabila karyawan selalu terjamin keselamatan kerjanya, karena para karyawan yang bekerja mengharapkan mendapat kepuasan dari tempat karyawan bekerja.
Pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial menggambarkan bahwa lingkungan kerjafisik maupun non fisik berperan terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi PT. Sumber BarokahSidoarjo.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik dirasa masih kurang memadai khususnya dari aspek keamanan terlihat masih ada tindak pencurian di tempat kerja dan ventilasi udara yang jarang dibersihkan. Sedangkan dari aspek lingkungan kerja non fisik dinilai masih rendah dalam hal kerjasama, kurangnya komunikasi kerja, dan hubungan dengan atasan kurang terjalin dengan baik karena atasan sering keluar perusahaan untuk mengontrol penjualan krupuknya dan diwakilkan pada mandor bagian produksi. Jika lingkungan kerja tidak diperbaiki oleh pemilik atau pimpinan maka akan berdampak pada ketidakpuasan karyawan dalam bekerja karena selain kurang ada dukungan antara rekan kerja juga kurang ada dukungan dari pimpinan. Oleh karena itu penciptaan lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yasa (2014) yang menunjukkan kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja secara signifikan dan positif. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial menggambarkan bahwa kepuasan kerja berperan terhadap peningkatankinerja karyawan bagian produksi pada PT. Sumber BarokahSidoarjo.Dalam hal ini, karyawan merasa cukup puas dengan gaji yang diterima karena sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, namun demikian hubungan kerjasama antar rekan kerja amsih dirasa kurang.Selain itu, mandor sebagai atasan langsung dirasa kurang membantu anak buah dalam menyelesaikan masalah pekerjaan. Dalam hal pekerjaan, karyawan merasa beban kerja mereka berat apalagi jika kondisi cuaca kurang mendukung dalam proses produksi krupuk walaupun sudah ada
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
27
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
bantuan mesin oven, namun hasilnya masih lebih baik jika krupuk di panaskan dibawah matahari langsung. Dengan kepuasan kerja karyawan berdampak pada penurunan kinerja karyawan melalui ketidakmampuan pencapaian target produksi, masih banyak krupuk tidak sesuai standar, dan tidak mampu menyelesaikan produksi sesuai waktu yang telah ditetapkan. Adapun kepuasan kerja merupakan hal yang penting diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hezberg (1966) bahwa bila kualitas kepuasan penunjang kurang memadai maka akan terjadi ketidakpuasan diantara karyawan dan hal ini dapat berpengaruh pada semangat kerja maupun produktivitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara kepuasan kerja dan kinerja Robbins, 2008). Organisasi yang mempunyai karyawan lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas.Adapun penelitian ini didukung oleh penelitian Yasa (2014) yang menunjukkan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial menggambarkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berperan terhadap peningkatankinerja karyawan pada PT. Sumber BarokahSidoarjo. Dapat dijelaskan bahwa dari aspek kondisi kerja masih belum memberi rasa aman bagi karyawan. Penggunaan peralatan kerja yang belum sesuai standar keselamatan. Seringkali karyawan sendiri yang kurang menaati aturan seperti tidak menggunakan perlengkapan pelindung tubuh (sarung tangan/masker/sepatu boot). Selain itu, karaywan belum merasa aman bekerja karena walaupun ada fasilitas tabung pemadam untuk antisipasi kebakaran besar namun hanya ada satu tabung di bagian produksi. Dalam hal pelayanan kebutuhan karyawan, perusahaan ternyata dinilai jarang mengganti jika peralatan kerja tersebut expiered atau rusak, padahal jika tidak diganti akan berbahaya bagi karyawan dalam proses produksi. Namun demikian,
perusahan bersedia memenuhi kebutuhan perlengkapan kerja (sarung tangan/masker/sepatu boot) namun karyawan sendiri yang jarang manggunakan perlengkapan tersebut.Dari aspek pelayanan kesehatan, perusahaan sudah menyediakan klinik untuk karyawan yang sakit atau mengalami kecelekaan kerja dengan fasilitas kesehatan yang cukup memadai untuk memeriksa kesehatan karyawan (timbangan badan, alat ukur darah tinggi, kolesterol, diabetes, Nebulizer/oksigen) namun tidak ada fasilitas ambulance. Jika program keselamatan dan kesehatan kerja tidak segera ditindaklanjuti oleh perusahaan maka akan berdampak pada penurunan kinerja karyawan yang meliputi ketidakmampuan pencapaian target produksi, masih banyak krupuk tidak sesuai standar, dan tidak mampu menyelesaikan produksi sesuai waktu yang telah ditetapkan. Adapun sistem keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting bagi perusahaan serta pekerja yang bekerja didalamnya. Dalam PermenakerNomor : PER.18/MEN/XI/2008, Sistem Manajemen K3 yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian sistem manajemen secara menyeluruh termasuk struktur organisasi, aktivitas perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan pengembangan sumber daya untuk membangun, menerapkan, mencapai, mengkaji dan mengembangkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya mengendalikan resiko kecelakaan ditempat kerja. Adanya programkeselamatan dan kesehatan kerja oleh perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bulannurdin (2013) membuktikan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Lingkungan Kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel kinerja pekerja konstruksi pada proyek pembangunan The Park Solo Baru. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial menggambarkan bahwa lingkungan kerjafisik maupun non fisik
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
28
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
berperan terhadap peningkatankinerja karyawan bagian produksi PT. Sumber BarokahSidoarjo. Dari aspek lingkungan kerja fisik terdapat beberapa hal yang dinilai karyawan masih kurang memadai meliputi adanya penerangan yang kurang mendukung, kamera cctv yang hanya ada di tempat parkir saja, petugas kebersihan yang sedikit sehingga di bagian produksi hanya di bersihkan satu kali sehari, serta kurangnya fasilitas kipas angin di tempat produksi sehingga karyawan banyak yang merasa gerah. Sedangkan dari aspeklingkungan kerja non fisik dinilai masih rendah dalam hal kerjasama, kurangnya komunikasi kerja, dan hubungan dengan atasan kurang terjalin dengan baik.Hal, ini dikarenakan atasan sering keluar perusahaan untuk mengontrol penjualan krupuknya dan diwakilkan pada mandor bagian produksi. Jika lingkungan kerja kurang diperhatikan oleh pemilik atau pimpinan maka akan berdampak pada penurunan kinerja karyawan secara kontinyu yang meliputi ketidakmampuan pencapaian target produksi, banyak krupuk tidak sesuai standar, dan tidak mampu menyelesaikan produksi sesuai waktu yang telah ditetapkan. Lingkungan kerjamerupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan kinerja karyawan. Karena Lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Oleh karena itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya apabila lingkungan kerja yang tidak baik akan dapat menurunkan semangat kerja dan akhirnya dapat menurunkan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Penelitian yang dilakukanPutra(2013) membuktikan bahwa secaraparsial dan simultanlingkungankerjafisik
danlingkungankerjanonfisikmemiliki pengaruhsignifikanterhadapkinerjakaryawan. Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja karyawan. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja merupakan hubungan langsung. Model jalur langsung tersebut ditambahkan dengan model jalur hubungan tidak langsung melalui penambahan variabel intervening kepuasan kerja. Dengan penambahan variabel tersebut dapat diteliti seberapa besar kemampuannya mempengaruhi variabel kinerja karyawan. Berdasar hasil analisa menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja mampu meningkatkan kinerja karyawan dengan dukungan kepuasan kerja. Dengan adanya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja melalui pemberian fasilitas kesehatan untuk karyawan yang sakit atau pertolongan peryama pada kecelakaan kerja dan perlengkapan kerja yang sesuai standar akan mampu memberikan kepuasan kerja bagi karyawan karena mereka merasa aman bekerja sehingga dapat fokus pada pekerjaan mereka dan diharapkan mampu mendukung kelancaran kerja. Hasil penelitian ini mampu mendukung Angkasa Duta (2014) menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PLN Kediri, yang berarti bahwa kepuasan kerja karyawan akan optimal apabila karyawan selalu terjamin keselamatan kerjanya, karena para karyawan yang bekerja mengharapkan mendapat kepuasan dari tempat karyawan bekerja. Demikian juga dengan hasil penelitian Iskandar(2013) yang menunjukkan bahwa pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat Dan Banten. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja karyawan Hubungan antara lingkungan kerja terhadap kinerja merupakan hubungan langsung. Model jalur langsung tersebut ditambahkan dengan model jalur hubungan tidak langsung melalui penambahan variabel
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
29
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
intervening kepuasan kerja. Dengan penambahan variabel tersebut dapat diteliti seberapa besar kemampuannya mempengaruhi variabel kinerja karyawan. Berdasar hasil analisa menunjukkan bahwa lingkungan kerja mampu meningkatkan kinerja karyawan dengan dukungan kepuasan kerja. Kondisi lingkungan secara fisik (penerangan, keamanan, kebersihan, dan ventilasi udara) serta kondisi lingkungan kerja non fisik (hubungan antar rekan kerja dan atasan) di bagian produksi PT. Sumber BarokahSidoarjo sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan karena apabila lingkungan kerja kurang mendukung maka karyawan tidak akan nyaman dalam bekerja sehingga berdampak pada aktifitas kerja yang terhambat. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Yasa (2014) yang menunjukkan kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja secara signifikan dan positif dan hasil penelitian Ollukkaran (2012) yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja seperti adanya hubungan interpersonal, manajemen partisipatif, adanya pelatihan dan pengembangan, pengawasan, dan keamanan kerja, serta dukungan fasilitas kerja yang memadai dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Uji kesesuaian model (Goodness of fit test) Uji kesesuaian model (Goodness of fit test) digunakan untuk melihat apakah model yang diusulkan sudah memiliki kesesuaian dengan data. Untuk menguji kesesuaian model dalam analisis path dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi total (Rm2) yang diketahui hasilnya sebesar 0,935 yang berarti keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja memberikan sumbangan pengaruh 93,5% terhadap kinerja karyawan bagian produksi.sedangkan sisanya 6,5% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terdapat dalam model dan error.Variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah loyalitas dan gaya kepemimpinan. Simpulan
Berdasarkan tujua penelitian, maka penelitian ini dapat di simpulkan sebagai berikut: a) Keselamatan dan kesehatan kerja berperan dalam peningkatan kepuasan kerja karyawan. b) Lingkungan kerja berperan dalam peningkatan kepuasan kerja karyawan. c) Kepuasan kerja berperan dalam peningkatan kinerja karyawan. d) Keselamatan dan kesehatan kerja berperan dalam peningkatan kinerja karyawan. e) Lingkungan kerja berperan dalam peningkatan kinerja karyawan. f) Keselamatan dan kesehatan kerja berperan dalam peningkatan kinerja melalui kepuasan kerja karyawan secara tidak langsung. g) Lingkungan kerja berperan dalam peningkatan kinerja melalui kepuasan kerja karyawan secara tidak langsung. Daftar Referensi Angkasa Duta Sisna, dkk. 2014. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan (Studi pada Karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 1 Oktober 2014 . Diakses: www.google.co.id pada 20 Oktober 2016 Bernardin, H. Jhon and Joyoe E. A. Russel. 1995. Human Resources Management. Mc. Graw Hill, Inc, Singapore BulannurdinR.Nugrahaning. 2013. Analisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3)Terhadap kinerja pekerja konstruksi(studi kasus proyek pembangunan The Park Solo Baru).eJurnalMatriksTeknikSipil/Juni20 13/30UniversitasSebelasMaret. GitahiNjenga Samson et al, 2015. Effect of Workplace Environment on the Performance ofCommercial Banks Employees in Nakuru Town. International Journal of Managerial Studies and Research (IJMSR) Volume 3, Issue 12, December 2015, PP 76-89 ISSN 2349-0330 (Print) & ISSN 2349-
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
30
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
0349 (Online). www.arcjournals.org. Diakses pada 20 Oktober 2016. Crossman, Alf., dan Zaki, BassemAbou. 2003. Job satisfaction and employee performance of Lebanese banking staff. Journal of Managerial Psychology Vol. 18 No. 4.www.emeraldinsight.com/02683946.htm. Diakses: 2 Nopember 2010 Handoko,T. Hani. 2008. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia edisi 2. Yogyakarta: BPFE Iskandar, Dahliana. 2013. Pengaruh Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT PLN ( persero ) Distribusi Jawa Barat Dan Banten. Jurnal Manajemen dan Bisnis Jackson, John .H., and Mathis, Robert. L. 2006. Human Resource Management: Jakarta: Salemba Empat. Jackson, John .H., and Mathis, Robert. L. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10. Angelica, Diana (penterjemah). Jakarta: Salemba Empat Kasan, Mulyono. (2013). Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara. DIE, Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen Januari 2013, Vol. 9 No.1, hal. 71-81. Diakses: 22 Oktober 2016. Keith Davis.1985.Human Behavior at Work:OrganizationalBehavior.New Delhi: McGraw-Hill Publishing Company Koesmono, Teman., H. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur.http://puslit.petra.ac.id/~puslit /journals. Diakses: 20 Oktober 2016
Mangkuprawira, Sjafri Tb. 2007.Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Anggota IKAPI, Bogor Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional.Konsep dan Aplikasi.Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Mondy dan Noe. 2005. Human Resource Management, Jakarta: PT Bumi Aksara MuktiWibowo, dkk. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Kandatel Malang). Jurnal administrasi Bisnis (JAB) Vol.16 No.1 November 2014.http://administrasibisnis.studentjo urnal.ub.ac.id. Diakses pada: 20 Oktober 2016 Ollukkaran, Bindu Anto., and Gunaseelan, Rupa. 2012. A Study on The Impact of Work Environment on Employee Performance.Namex International Journal of Management Research Vol. 2, Issue No. 2, July –December 2012. Putra,FarizRamanda, dkk. 2013. Pengaruh Lingkungan Kerja TerhadapKinerja (Studi Pada Karyawan PT. Naraya TelematikaMalang). Jurnal Administrasi UniversitasBrawijaya. Robbins, S.P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I dan II. Jakarta: Prinhalindo Sedarmayanti.2009.Sumber daya Manusia dan Produktivitas kerja.Penerbit: Mandar Maju Yasa, I PutuSedhana dan Utama, WayanMudiartha.2014. Pengaruh Kompensasi dan lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada Karma Jimbaran.
Mangkunegara, A. A. Anwar,Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: RefikaAditama
Kepuasan Kerja Memediasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja…
31