PENGARUH FASILITAS MASKAPAI PENERBANGAN DOMESTIK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET (STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA)
Monica Susanto Jurusan Hotel Management Fakultas Ekonomi dan Komunikasi BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia Tel: (+62-21) 534-5830 Fax: (+62-21) 530-0244 Email Penulis:
[email protected] Dosen Pembimbing: Teguh
Amor Patria, A.Par., PGDip, MPPar.
ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect between facilities of domestic airlines in Indonesia and ticket buying decision. The method used is quantitative with questionnaires as measurement tool in this study. The analysis will be made to examine the effect of an airline facilities on buying decisions which are made by Bina Nusantara University students. Sample include 50 students from Hotel Management and 50 students from Non-Hotel Management majors. The finding generated in this study is airline facilities affect the airline ticket buying decision. The conclusion is aircraft facility in effect on ticket buying decisions. Any increase in the airline facilities will improve ticket buying decisions. (MS) Keywords: Domestic, Airlines, Facilities, Indonesian, Ticket Buying Decision, Bina Nusantara University Students ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fasilitas maskapai penerbangan domestik terhadap keputusan pembelian tiket. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat pengukuran. Analisis yang akan dilakukan adalah meneliti pengaruh fasilitas dalam pesawat terbang terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara. Oleh karena jumlah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang banyak maka penelitian ini dibatasi kepada 50 mahasiswa Jurusan Hotel Management dan 50 mahasiswa Jurusan Non-Hotel Management. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu fasilitas di dalam pesawat terbang berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket pesawat. Setiap kenaikan fasilitas akan meningkatkan keputusan pembelian. (MS) Kata Kunci: Fasilitas, Maskapai Penerbangan, Domestik, Indonesia, Keputusan Pembelian Ticket, Mahasiswa Universitas Bina Nusantara I.
Latar Belakang Di Indonesia, penggunaan pesawat terbang untuk melakukan perjalanan bukanlah hal yang baru. Banyak alasan yang membuat seseorang melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat. Menurut Nusaresearch (2013, 23), faktor seseorang menggunakan pesawat adalah faktor liburan keluarga, urusan pekerjan, kenyamanan perjalanan, dan untuk alasan pendidikan. Saat ini pendidikan adalah bidang yang ingin diraih oleh banyak orang. Pendidikan yang ingin diperoleh bukan pendidikan yang biasa saja, akan tetapi semua
orang menginginkan pendidikan yang terbaik dari yang ada. Dengan permintaan akan pendidikan yang tinggi juga mendorong para pengusaha swasta dan pemerintah negeri melakukan pembangunan fasilitas perguruan tinggi tersebut. Maskapai penerbangan domestik itu sendiri terbagi menjadi dua menurut kepemilikannya, yaitu milik pemerintah dan milik swasta. Dengan persaingan yang sangat ketat maka para maskapai harus memberikan nilai lebih kepada konsumennya. Kelebihan yang dapat diberikan mencakup fasilitas,
kemudahan dalam mengakses tiket, banyaknya jam terbang, kemudahan dalam pembayaran dan lain-lain, tergantung pada level atau standar yang ditetapkan maskapai tersebut. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 49 Tahun 2012, terdapat tiga level pesawat menurut fasilitas yang diberikan, yaitu full service (pesawat yang memberikan fasilitas maksimum kepada penumpangnya), medium service (pesawat yang memberikan fasilitas menengah kepada penumpangnya), dan no frills (pesawat yang memberikan fasilitas dengan standar minimum kepada penumpangnya). Menurut data DIKTI, yang difokuskan kepada perguruan tinggi swasta di Jakarta lebih dari 300 institusi. Banyaknya jumlah perguruan tinggi swasta ini memberi kemudahan memilih perguruan tinggi swasta yang diinginkan para pelajar dari berbagai daerah. Salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta yaitu Universitas Bina Nusantara. Pada saat ini Universitas Bina Nusantara memiliki 3 kampus yaitu Kampus Anggrek, Kampus Syahdan dan Kampus Kijang serta kampus baru yang sedang dalam tahap pembangunan di daerah alam sutra. Dari jumlah gedung untuk perkuliahan saat ini sebanyak 3 (tiga) dapat menampung ribuan mahasiswa. Mahasiswa Universitas Bina yang memiliki kriteria domisili beragam, pernyataan ini juga didukung dengan fakta terdapat banyaknya akomodasi tempat tinggal sementara (kost) di daerah sekitar kampus. Banyaknya mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah membuat mereka membutuhkan transportasi, salah satunya adalah pesawat terbang. Dari beberapa data terkait di atas dan fenomena yang ada (beragam fasilitas yang ditawarkan pesawat terbang dan kebutuhan mahasiswa yang berasal dari daerah akan pesawat terbang), maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH FASILITAS MASKAPAI PENERBANGAN DOMESTIK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET (STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA)” Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah untuk penelitian ini, yaitu: 1. Fasilitas apakah yang ditawarkan masingmasing maskapai penerbangan ? 2. Bagaimana keputusan pembelian tiket pesawat oleh mahasiswa/i di Universitas Bina Nusantara? 3. Bagaimana pengaruh fasilitas maskapai penerbangan domestik terhadap keputusan
pembelian tiket pesawat, mahasiswa/i di Universitas Bina Nusantara? II. Tinjauan Pustaka Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 49 (2012, 15-17) dijelaskan secara rinci perbedaan ketiga fasilitas tersebut, yaitu: Pasal 36 menyatakan bahwa: Standar pelayanan selama penerbangan (inflight) meliputi: a. Fasilitas dalam pesawat, dan b. Awak kabin Pasal 37 menyatakan bahwa: Fasilitas dalam pesawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a, meliputi: a. Bagasi tercatat, b. Lavatory (toilet), c. Interior dan fasilitas, d. Media hiburan, majalah atau surat kabar, e. Makanan dan minuman, dan f. Informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan Pasal 38 menyatakan bahwa: Bagasi tercatat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 37 huruf a, merupakan ketersedian bagasi tercatat bagi seluruh kelompok pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Full Service : Paling banyak 20 kg tanpa dikenakan biaya b. Medium Service : Paling banyak 15 kg tanpa dikenakan biaya c. No frills : Dikenakan biaya Pasal 39 menyatakan bahwa: Lavatory (toilet) sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 37 huruf b, meliputi: a. Kondisi toilet yang bersih dan berfungsi dengan baik, dan b. Tersedianya perlengkapan toilet (air, tissue, sabun cair) Pasal 40 menyatakan bahwa: Interior dan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf c, meliputi ketersediaan: a. Lampu baca, bel pramugari, ventilasi AC, b. First aid kits dan oxygen mask, dan c. Buku doa Pasal 41 menyatakan bahwa: Media hiburan dan majalah atau surat kabar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf d merupakan ketersediaan dan berfungsinya media hiburan dan majalah atau surat kabar sesuai dengan kelompok pelayanannya sebagai berikut: a. Kelo mpok full service: tersedia fasilitas media hiburan, majalah, atau surat kabar yang disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di pesawat b. Kelompok medium service: tersedia fasilitas majalah atau surat kabar, dan
c. No frills: tidak wajib disediakan fasilitas media hiburan, majalah atau surat kabar Pasal 42 menyatakan bahwa: Standar makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf e adalah ketersediaan makanan dan minuman yang ada di pesawat sesuai dengan kelompok pelayanan sebagai berikut: a. elompok full service: tersedia makanan dan minuman tanpa biaya tambahan, dengan ketentuan sebagai berikut: ntuk penerbangan sampai dengan 90 menit, tersedia minuman dan makanan ringan (snack box) ntuk penerbangan lebih dari 90 menit, tersedia minuman dan makanan berat (heavy meal) b. elompok medium service: tersedia makanan ringan (snack box) dan minuman mineral tanpa biaya tambahan c. o frills : tersedianya makanan dan minuman, dengan biaya tambahan. Pasal 43 menyatakan bahwa: Informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f meliputi: a. ersedianya informasi dan buku petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan, dan b. agi pesawat udara yang memiliki televisi, wajib memperagakan secara audio visual tentang petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan. Pasal 44 menyatakan bahwa: Awak kabin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b wajib memiliki kemampuan komunikasi dan jelas dalam menyampaikan informasi selama penerbangan, tanggap, terampil, ramah, rapi dan sopan. Seperti yang telah penulis jabarkan pada sub bab 2.1, yang termasuk dalam kategori fasilitas penerbangan adalah sarana yang menunjang atau melancarkan perjalanan penerbangan. Awak kabin atau lebih dikenal dengan pramugari bukanlah sarana namun dimasukkan dalam indikator variabel fasilitas maskapai penerbangan domestik karena awak kabin atau pramugari adalah pendukung agar segala fasilitas yang disediakan dalam
pesawat dapat sampai kepada penumpang pengguna pesawat terbang. Dari beberapa pasal di atas, dapat diketahui fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam sebuah pesawat penerbangan domestik disesuaikan dengan kelasnya masing-masing. Semakin tinggi kelas sebuah pesawat penerbangan semakin lengkap fasilitas yang disediakan K tanpa biaya tambahan. Berbeda dengan kelas no frills yang tidak diwajibkan memberikan fasilitas yang lengkap, akan tetapi bila tersedia fasilitas tersebut maka penumpang diwajibkan untuk menanggung biaya atas U fasilitas tersebut. Sedangkan sistematika proses pembelian konsumen dalam model lima tahap menurut Kotler & Keller (2009,185): U 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau rangsangan K eksternal. Rangsangan internal ini berasal dari dalam diri pembeli seperti rasa haus dan lapar, sedangkan rangsangan eksternal berasal dari luar diri pembeli seperti melihatN kerabat menggunakan ponsel baru. 2. Pencarian Informasi Dalam bukunya, Kotler & Keller menjelaskan bahwa dalam pencarian informasi ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: - Sumber informasi Sumber informasi utama yakni konsumen dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: T a. Pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan) b. Komersial (iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan) c. Publik (media massa, organisasi pemeringkat B konsumen) d. Eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk) - Dinamika pencarian Dinamika pencarian menjelaskan bahwa konsumen terus berubah-ubah tiap masanya dalam membuat daftar merek barang yang akan dibeli. Di sini dijelaskan bahwa konsumen dulu mungkin akan membuat daftar sesuai dengan merek dagang yang ada, tetapi sekarang konsumen lebih beragam dalam membuat daftar sebuah brand disesuaikan dengan trend yang ada. 3. Evaluasi Alternatif Konsumen akan memberikan perhatian terbesar terhadap atribut yang mengantarkan manfaat dalam memenuhi kebutuhan. Konsumen akan melakukan evaluasi alternatif tersebut menurut: - Keyakinan dan Sikap Melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat mendapatkan keyakinan dan sikap. Selanjutnya, keyakinan dan sikap
memengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dipegang seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap (attitude) yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide. - Model Ekspektasi Nilai Model ekspektasi nilai (expectancy value model) yaitu pembentukan sikap menduga bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek produsen secara positif dan negatif. 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah proses setelah konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Setelah itu konsumen akan membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan pembelian konsumen dapat membentuk lima sub-keputusan di antanya merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam jurnalnya, Yuliana (2010,1196) menyatakan adanya kelompok kelas fasilitas penerbangan, yaitu orang akan menentukan keputusan pembelian sesuai dengan tingkatan pendapatan yang dimilikinya. 5. Perilaku Pasca Pembelian Tugas pemasaran tidak berakhir dengan pembelian. Pemasaran harus mengamati: - Kepuasan pasca pembelian - Tindakan pasca pembelian - Penggunaan dan penyingkiran pasca pembelian Dalam jurnalnya, Aslam (2011, 7-8) mengatakan bahwa ketika seseorang mengalami pengalaman buruk terhadap sebuah produk atau jasa, maka mereka akan cenderung menolak pendapat orang lain yang positif terhadap produk atau jasa tersebut. Menurut Purnama dalam jurnalnya (2011, 835), terdapat tiga faktor yang memengaruhi seseorang dalam memilih angkutan udara. Faktor pertama yaitu waktu, dengan penggunaan angkutan udara maka waktu yang ditempuh menjadi lebih singkat atau lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Faktor kedua adalah kenyamanan, termasuk di dalamnya yaitu fasilitas. Fasilitas adalah segala aspek yang keberadaannya memperlancar suatu kegiatan, dengan tujuan meningkatkan kenyamanan penggunanya. Faktor ketiga atau yang terakhir adalah tarif, yaitu apabila semua telah sesuai dengan faktor pertama dan kedua, poin ketiga bisa dikesampingkan. Fasilitas dalam keseluruhan penggunaan pesawat terbang sendiri terbagi atas tiga fase, yaitu sebelum penerbangan, selama penerbangan, dan setelah penerbangan. Tetapi untuk penelitian ini,
penulis memfokuskan pada fasilitas selama penerbangan yang menjadi tahap utama dalam sebuah penerbangan. Fasilitas selama penerbangan terdiri dari fasilitas seperti bagasi, toilet, interior dan fasilitas lain, media hiburan, makanan dan minuman, informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan, serta awak kabin. Setiap komponen yang telah disebutkan merupakan suatu kesatuan yang akan saling mempengaruhi dan akan memberikan nilai lebih untuk indikator lainnya. Menurut Charoensettasilp (2014, 9), beberapa faktor yang memengaruhi ekspektasi konsumen terhadap sebuah barang atau jasa hingga melakukan pembelian adalah ekspektasi yang konsumen peroleh dari lingkungan dan juga dari pengalaman dirinya sendiri. Seseorang akan memutuskan membeli tiket perjalanan dipengaruhi oleh pengalaman diri sendiri dan atas dorongan lingkungan atau kelompok. Artinya keputusan pembelian seseorang akan dipengaruhi oleh memori atau ingatan masa lalu saat menggunakan jasa sejenis akan terjadi bila seseorang pernah menggunakannya, akan tetapi bila konsumen tersebut belum memiliki memori di masa lalu akan memutuskan melakukan pembelian atas pertimbangan yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya, seperti teman, keluarga, lingkungan kerja, komunitas, dan lain-lain. III. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan konfirmasi mengenai hubungan perbandingan antara beberapa sampel yang telah dipilih. yang biasa digunakan untuk memperoleh pola dari masalah yang timbul. Bentuk rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumusan masalah asosiatif. Menurut Sugiyono (2013:36), rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu rumusan masalah penelitian memiliki hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat pada variabel bebas (fasilitas maskapai penerbangan) dengan variabel terikat keputusan pembelian (pembelian tiket). Menurut Sugiyono (2013, 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara. Menurut Sugiyono (2013, 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini yang menjadi sampel yaitu mahasiswa/i jurusan Hotel Management dan mahasiswa/i jurusan non-Hotel Management. Untuk mendapat hasil yang mewakili
pendapat mahasiswa Universitas Bina Nusantara maka penulis akan menganalisa mahasiswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dalam melihat fenomena penelitian ini. Dari data yang diperoleh dari Layanan Informasi Mahasiswa dengan data terbaru pada tanggal 23 Mei 2014 diketahui jumlah mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara berjumlah 24.400 orang, yang merupakan jumlah siswa aktif pada saat ini. Menurut Sugiyono (2013, 81), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Karena populasi dari data yang akan diambil cukup besar, yaitu mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara, maka penulis mengambil teknik sampling secara acak distratifikasi. Pertama, mahasiswa/i dibagi menjadi 2 sub-populasi sehingga setiap sub-populasi menjadi homogen, yaitu mahasiswa/i Hotel Management dan NonHotel Management. Kemudian, diambil sampel dari masing-masing sub-populasi. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil, penulis menggunakan rumus Slovin dalam menentukan jumlah sampel yang relevan. Berikut perhitungan rumus Slovin.
N n= 1 + Ne 2 24400 n= = 99.59orang 1 + 24400(0,1) 2 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi seluruhnya e = persentase taraf signifikansi yang dapat ditolerir (e = 0,1) Dari perhitungan rumus Slovin di atas diketahui responden yang akan diambil berjumlah 100 orang. Kemudian jumlah sampel di atas dibagi menjadi dua untuk mewakili tiap sub-populasi, sehingga untuk sub-populasi Hotel Management diperoleh responden sebanyak 50 orang dan untuk sub-populasi non-Hotel Management akan diperoleh responden sebanyak 50 orang. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2011:192) kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut Siregar (2013, 379), salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi permintaan di masa yang akan datang dengan berdasarkan data masa lalu, atau untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel terikat (dependent) adalah
menggunakan regresi linear. Tujuan penggunaan metode ini untuk meramalkan atau memprediksikan besaran nilai variabel terikat (dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent).
Rumus persamaan regresi:
Y = a + bx Keterangan: Y = Keputusan pembelian X = Fasilitas penerbangan a = Konstanta b = Koefisien Regresi IV. Analisis dan Pembahasan Berikut dijabarkan hasil pengolahan kuesioner dan pembahasannya: Tabel Hasil SPSS Mean Variabel Fasilitas Maskapai Penerbangan Indikator
Max
Mean
Bagasi membuat saya nyaman
Mi n 2
5
4.30
Kebersihan toilet penting diperhatikan
2
5
4.29
Lampu baca, bel pramugari, dan kontrol suhu pendingin Masker oksigen adalah perlengkapan keselamatan
2 1
5 5
3.99 4.45
Media hiburan
1
5
3.88
Makanan dan minuman
2
5
3.89
Buku petunjuk keselamatan
2
5
4.09
Pramugari yang ramah, sopan, dan dapat berkomunikasi dengan baik Kemampuan pramugari dalam menanggapi permintaan penumpang
2
5
4.20
2
5
4.29
Sumber: Hasil Olahan Kuesioner Dari kesembilan indikator di atas indikator yang memiliki nilai tertinggi (dengan highlight berwarna kuning) yaitu yang dianggap penting oleh responden adalah masker oksigen dengan rata-rata (mean) sebesar 4.45. Responden akan merasa nyaman apabila perlengkapan keselamatan dirinya diperhatikan oleh maskapai penerbangan. Sedangkan media hiburan memiliki rata-rata terendah (dengan highlight berwarna merah) sebesar 3.88 yang dianggap tidak terlalu penting dalam perjalanan menggunakan pesawat terbang. Para pengelola maskapai penerbangan yang memberikan jasa angkutan transportasi umum kepada para penumpang perlu memperhatikan halhal di atas. Dari yang dianggap paling penting terlebih dahulu baru kemudian memperhatikan fasilitas pelengkap seperti media hiburan serta makanan dan minuman. Tabel Hasil SPSS Mean Variabel Keputusan Pembelian Tiket Indikator
Min
Max
Mean
Fasilitas pesawat sebagai kebuthan
2
5
4.22
Pencarian Informasi lewat website
3
5
4.26
Pencarian Informasi melalui kerabat
2
5
3.48
Fasilitas menjadi alternatif evaluasi
2
5
3.82
Pendapat orang lain menjadi alternatif evaluasi
1
5
3.62
Keputusan pembelian sesuai situasi
3
5
4.38
Puas akan fasilitas yang lengkap Pembelian kembali saat merasa puas
2 2
5 5
4.29 4.30
Merekomendasikan saat merasa puas
2
5
4.00
Sumber: Hasil Olahan Kuesioner Dari kesembilan indikator di atas, indikator yang memiliki nilai tertinggi (dengan highlight berwarna kuning) atau dianggap penting oleh responden yaitu pembelian tiket pesawat disesuaikan dengan kalender akademik dengan rata-rata sebesar 4.38. Sedangkan pencarian informasi melalui kerabat memiliki rata-rata terendah (dengan highlight berwarna merah), seperti yang dianalisis di atas bahwa responden menganggap bahwa pencarian informasi melalui kerabat membutuhkan waktu yang cukup lama dan informasi yang dihasilkan tidak seakurat yang didapatkan melalui website maskapai penerbangan tersebut. Tabel Model Summary Model Summaryb Model 1
R
R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate .655 .423 2.574 .429 a. Predictors: (Constant), Fasilitas Penerbangan a
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil SPSS Dari hasil pengolahan SPSS diketahui bahwa R square adalah 0.429 (sama dengan 42.9%). R square adalah koefisien determinasi untuk melakukan pengukuran seberapa besar kemampuan variabel bebas (X) dalam menjelaskan varians variabel terikatnya (Y). R square biasanya berkisar nol hingga satu, menunjukkan hubungan kedua variabel, semakin mendekati satu semakin tinggi kemampuan variabel bebas (X) menjelaskan varian variabel terikat (Y). Dari hasil di atas menunjukkan hubungan antara fasilitas maskapai penerbangan domestik dengan keputusan pembelian tiket memiliki hubungan menengah atau tidak terlalu rendah atau tinggi fasilitas penerbangan dapat menjelaskan varian dari keputusan pembelian tiket. Tabel Coefficients Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Std. Error 2.168 17.8 95 B
1
(Constant)
Fasilitas .052 .444 Penerbanga n a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil SPSS
Standardized Coefficients Beta
.655
t
Sig.
8.25 5
.000
8.58 4
.000
Persamaan regresi Y = 17.895 + 0.444X Dari tabel di atas, dapat diketahui konstanta dan koefisien regresi. Konstanta yang diperoleh dari hasil SPSS yaitu sebesar 17.895, berarti apabila tidak terdapat fasilitas maskapai penerbangan, maka keputusan pembelian yaitu 17.895. Untuk koefisien regresi diperoleh sebesar 0.444 artinya setiap penambahan fasilitas akan meningkatkan keputusan pembelian sebanyak 0.444. V. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara fasilitas maskapai penerbangan dengan keputusan pembelian tiket yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Fasilitas Maskapai Penerbangan Domestik Pada Bab 4, telah dianalisis hasil pengolahan kuesioner yang disertai hasil SPSS yang ada. Untuk variabel fasilitas maskapai penerbangan domestik dapat dilihat bahwa bagi mahasiswa skor yang paling tinggi berdasarkan mean, dengan indikator keselamatan penerbangan (masker oksigen) sebagai faktor yang memiliki rata-rata tertinggi (4.45) dan fasilitas tambahan seperti media hiburan memiliki skor rata-rata terendah (3.88). Jawaban responden menunjukkan bahwa fasilitas yang ada memiliki peranan pada saat responden berada di dalam pesawat. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara mahasiswa jurusan Hotel Management yang memiliki latar belakang pendidikan hospitality dan mahasiswa jurusan non-Hotel Management yang tidak memiliki latar belakang hospitality dapat diketahui bahwa memiliki harapan atau ekspektasi yang sama akan jasa yang mereka terima saat berada di dalam perjalanan penerbangan. 2. Keputusan Pembelian Tiket Sedangkan untuk hasil pengolahan jawaban kuesioner, keputusan pembelian tiket memiliki jawaban dengan bobot skor rata-rata 4 untuk setiap indikator. Keputusan pembelian berdasarkan perencanaan kalender akademik memiliki nilai rata-rata tertinggi (4.38). Kalender akademik ini adalah kalender perkuliahan yang tercantum hari libur, pembelajaran lewat forum (GSLC), waktu ujian dan sebagainya, sehingga mahasiswa dapat melakukan perencanaan pembelian tiket
3.
pesawat diawal. Sedangkan pencarian informasi melalui kerabat memiliki nilai rata-rata terendah (3.48). Indikator pencarian informasi melalui kerabat memiliki rata-rata skor terendah, karena dianggap membutuhkan waktu yang lama dan informasi yang dihasilkan kurang cukup bagi calon konsumen dalam membuat alternatif pilihan. Keputusan pembelian tiket merupakan inti dari rangkaian tahap pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, hingga pada perilaku pasca pembelian. Hubungan antara Fasilitas Maskapai Penerbangan Domestik dengan Keputusan Pembelian Tiket Menurut hasil pengolahan SPSS terdapat pengaruh antara fasilitas maskapai penerbangan domestik dengan keputusan pembelian tiket. Pada pengujian yang menggunakan regresi linear sederhana, dapat diketahui bahwa setiap penambahan fasilitas penerbangan akan terjadi kenaikan sebesar 0.44 terhadap keputusan pembelian tiket. Hasil pengolahan SPSS, tentang pengujian hipotesis diperoleh nilai dari tabel coefficients sebesar
adalah sebesar 8.584 dan nilai 1.984, maka nilai > yaitu 8.584 > 1.984, yang artinya hipotesis nol ditolak sehingga pengujian hipotesis tersebut menerima hipotesis satu yaitu, terdapat pengaruh fasilitas maskapai penerbangan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Referensi Buku Kementerian Perhubungan Angkutan Udara. (2012). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 49 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Jakarta : Kementerian Perhubungan Angkutan Udara. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Santoso, S. (2014). SPSS 22 from Essential to Expert Skills. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dengan Aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Jurnal Aslam, S., Jadoon, E., Zaman, K., & Gondal, S. (2011). Effect of Word of Mouth on Consumer Buying Behavior. 7-8. Charoensettasilp, S., & Chong, W. (2014). Thai Consumer's Expectations and Satisfaction of Services Obtained from Domestic Low- Cost. Journal of Applied Sciences , 14, 1-9. Nusaresearch team. (2013). Passengers Satisfaction Toward Airline Services Quality.26. Purnama, M. H. (2011). Kajian Tentang Elastisitas Permintaan Penumpang Angkutan Udara Rute Jakarta Denpasar Terhadap Perubahan Tarif. 23, 825-836. Website Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2012). http://dikti.go.id/id/direktori-pt/daftar-pts-kopwil-iii/. Diperoleh October 2, 2014, dari dikti.go.id: http://dikti.go.id Indonesia, B. P. (2012). Badan Pusat Statistik . Diperoleh April 2, 2014, dari www.bps.go.id